Makalah DO (Autosaved)

23
PENDAHULUAN Kehidupan organisme di perairan, sangat tergantung pada kualitas air dimana tempat organisme tersebut hidup. Air yang berkualitas baik akan sangat menunjang masa pertumbuhan pada organisme perairan, baik hewan maupun tumbuhan, termasuk salah satunya pada kualitas air dilihat dari segi kimia, dimana unsur kimia dalam air berfungsi sebagai pembawa unsur-unsur hara, mineral, vitamin dan gas-gas terlarut dalam air seperti Oksigen terlarut (DO). Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen =DO) dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi

description

tyghgjyfutfy

Transcript of Makalah DO (Autosaved)

PENDAHULUAN

Kehidupan organisme di perairan, sangat tergantung pada kualitas air dimana tempat organisme tersebut hidup. Air yang berkualitas baik akan sangat menunjang masa pertumbuhan pada organisme perairan, baik hewan maupun tumbuhan, termasuk salah satunya pada kualitas air dilihat dari segi kimia, dimana unsur kimia dalam air berfungsi sebagai pembawa unsur-unsur hara, mineral, vitamin dan gas-gas terlarut dalam air seperti Oksigen terlarut (DO).

Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen =DO) dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan. Disamping itu, oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik dalam proses aerobik. Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal sari suatu proses difusi dari udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan tersebut (Salmin, 2000). Kecepatan difusi oksigen dari udara, tergantung dari beberapa faktor, seperti kekeruhan air, suhu, salinitas, pergerakan massa air dan udara.

Atas dasar penjelasan di atas, maka dari itu perlu dilakukan praktikum mengenai O2 terlarut dalam air agar dapat mengetahui serta memahami lebih jelas tentang pengaruh baik buruknya kandungan O2 terlarut terhadap organisme perairanPEMBAHASANKandungan oksigen terlarut di dalam air merupakan faktor penting bagi kehidupan ikan, karena oksigen dibutuhkan dalam proses respirasi, proses pembakaran makanan untuk melalukan aktifitas seperti berenang, pertumbuhan, reproduksi dan lain-lain (Zonneveld et al., 1991). Kadar oksigen terlarut dalam perairan alami bervariasi tergantung pada suhu, salinitas, turbulensi air dan tekanan atmosfer. Kadar oksigen berkurang dengan meningkatnya suhu, ketinggian (altitude) dan berkurangnya tekanan atmosfer (Jeffries dan Mills, 1996 dalam Effendi, 2000).

Sebagai catatan, suhu air pending diperhatikan karena naik-turunnya atau tinggi-rendah suhu bisa mempengaruhi kelarutan oksigen (O2) dan Nitrogen (N2) di dalam air pada tekanan 1 Atm (atmosfer). Tabel berikut memperlihatkan hal itu.

Suhu Air dalam CelciusOksigen dalam ppmNitrogen dalam ppm

238,614,1

248,413,9

258,213,6

268,113,4

277,913,2

287,813,0

297,712,8

307,512,6

Menurut Swingle dalam Boyd (1982) konsentrasi oksigen terlarut yang dapat menunjang pertumbuhan dan peruses reproduksi yaitu lebih dari 5 ppm. Sedangkan menurut Wardoyo, kadar oksigen yang baik bagi kehidupan organisme perairan adalah antara 2-10 ppm. Sedangkan ikan lele termasuk jenis ikan yang mampu hidup di perairan yang kandungan oksigen terlarutnya sedikit karena ikan ini memiliki alat pernapasan tambahan yang memungkinkan untuk mengambil oksigen dari udara diluar air (Suyanto, 1995).

Untuk kebutuhan bakteri dalam proses nitrifikasi, ketersediaan oksigen tidak boleh kurang dari 2 mg/liter (Van Gorder dalam Timmons dan Lossordo, 1994). Menurut Muir (1982), jika kandungan oksigen tinggi maka kerja filter biologis dalam mengelimiri ammonia juga akan relative lebih efisien.

Sumber Oksigen terlarut bisa berasal dari difusi oksigen yang terdapat di atmosfer sekitar 35% dan aktivitas fotosintesis oleh tumbuhan air dan fitoplankton. Difusi oksigen ke air bisa terjadi secara langsung pada kondisi air diam (stagnant) atau terjadi karena agitasi atau pergolakan massa air akibat adanya gelombang atau ombak dan air terjun. Difusi oksigen dari atmosfer ke perairan pada hakekatnya berlangsung relative lambat meskipun terjadi pergolakan massa air. Oleh karena itu sumber utama oksigen di perairan adalah fotosintesis.SIFAT FISIKA AIR

1. KecerahanKecerahan merupakan parameter fisika yang erat kaitannya dengan proses fotosintesis dalam lingkup perairan terutama pada tumbuhan. Kecerahan yang tinggi menunjukkan daya tembus cahaya matahari yang jauh ke dalam perairan. Kecerahan sangat penting dalam kehidupan ekositem perairan terutama ikan (Erikarianto, 2008).Pada perairan kecerahan merupakan ukuran transparansi perairan dan pengukuran cahaya sinar matahari didalam air dapat dilakukan dengan menggunakan alat pengukur kecerahan yang biasanya di sebut dengan Secchi disk. Satuan untuk nilai kecerahan dari suatu perairan dengan alat tersebut adalah satuan meter. Jumlah cahaya yang diterima oleh fitoplankton diperairan asli bergantung pada intensitas cahaya matahari yang masuk kedalam permukaan air dan daya perambatan cahaya didalam air. Secara umum kecerahan perairan dalam media budidaya yang baik berkisar antara 30 40 cm (Effendi, 2003).

2. Suhu

Menurut Susanto (1991), suhu adalah salah satu sifat fisik yang dapat mempengaruhi nafsu makan dan pertumbuhan pada ikan. Suhu juga dapat mempengaruhi makhluk hidup dalam pertukaran zat-zat atau metabolisme. Keadaan ini jelas terlihat pada jumlah plankton yang beriklim sedang lebih banyak dibanding yang beriklim tropis. Ini karena pada daerah yang beriklim panas, proses perombakannya berlangsung lebih cepat sehingga tidak memungkinkan plankton untuk tumbuh dalam jumlah yang besar.Menurut Achmad (2004), pengaruh suhu sangat penting dalam kasus oksigen. Kelarutan oksigen dalam air pada berbagai suhu berpengaruh terhadap kelarutan gas-gas dalam air. Dengan kenaikan suhu air, terjadi penurunan kelarutan oksigen (O2) yang dibarengi dengan naiknya kecepatan pernapasan organisme perairan, sehingga sering menyebabkan adanya suatu keadaan naiknya kebutuhan oksigen diikuti oleh turunnya kelarutan gas tersebut dalam air.SIFAT KIMIA AIR1. Sumber Oksigen Terlarut (DO) Dalam Perairan.Oksigen merupakan salah satu unsur yang keberadaannya sangat dibutuhkan oleh semua mahluk hidup. Oksigen yang terdapat di atmosfir bumi sekitar 210 mg/liter. Dalam perairan oksigen merupakan gas terlarut yang kadarnya bervariasi dalam setiap perairan. Dalam perairan, oksigen dapat bersumber antara lain dari aktifitas fotosintesis, tumbuhan air maupun fitoplankton dengan bantuan energi matahari serta dari proses difusi oksigen yang berasal dari bumi (Effendi, 2003).Menurut Susanto (1991), oksigen juga dapat bersumber dari adanya aliran air baru yang masuk ke dalam suatu kolam air yang terjadi oleh adanya turbelensi dan terjadi arus sehingga kadar O2 di perairan meningkat. 2. Standar Kadar Oksigen Terlarut ( DO) yang Baik.Menurut Susanto (1991), Kadar oksigen terlarut dalam air sebanyak 5 6 ppm dianggap paling ideal untuk tumbuh dan berkembang biak ikan di kolam, sedangkan batas minimum oksigen dalam perairan adalah 3 ppm. Namun ada beberapa jenis ikan yang mampu hidup pada konsentrasi oksigen 3 ppm. Namun konsentrasi minimum yang masih dapat diterima oleh sebagian besar biota untuk dapat tetap bertahan hidup adalah sebesar 5 ppm. Pada konsentrasi 4 ppm beberapa jenis masih dapat bertahan hidup namun nafsu makannya mulai menurun. Untuk konsentrasi yang baik bagi budidaya perairan yaitu antara 5 7 ppm. Menurut Kordi (2005), batas minimum oksigen dalam perairan adalah 3 ppm. Namun ada beberapa jenis ikan yang mampu hidup pada konsentrasi oksigen 3 ppm. Namun konsentrasi minimum yang masih dapat diterima oleh sebagian besar biota untuk dapat tetap bertahan hidup adalah sebesar 5 ppm. Pada konsentrasi 4 ppm beberapa jenis masih dapat bertahan hidup namun nafsu makannya mulai menurun. Untuk konsentrasi yang baik bagi budidaya perairan yaitu antara 5 7 ppm. 3. Dampak Kelebihan Serta Kekurangan Oksigen Terlarut (DO).Kelebihan serta kekurangan oksigen dalam air, akan berdampak negatif pada organisme yang berada dalam perairan. Organisme dalam perairan khususnya ikan, akan mengalami stres bahkan terjadi kematian apabila kadar oksigen terlarut dalam air akan menurun atau lebih (Sitanggang dan Sarwono, 2006).Menurut Asmawi (1986), saat kadar oksigen terlarut dalam perairan berkurang kecepatan makan ikan pun akan berkurang. Atau jika kadar oksigen kurang dari 1 ppm ikan akan berhenti makan. Tetapi saat kadar oksigen terlarut berada dalam jumlah yang sangat banyak ikan-ikan memang jarang mati, namun pada saat tertentu hal yang demikian dapat mematikan ikan, sebab di dalam pembuluh-pembuluh darah terjadi emboli gas yang mengakibatkan tertutupnya pembuluh-pembuluh rambut dalam daun-daun insang ikan. 4. Sebab-Sebab Kenaikan dan Penurunan Kadar Oksigen Terlarut (DO).Kenaikan kadar oksigen di perairan secara umum disebabkan oleh berlangsungnya proses fotosintesis. Pada siang hari saat terjadi proses fotosintesis kadar oksigen dalam perairan mencukupi untuk kebutuhan respirasi. Namun pada saat suhu yang tinggi yang kemudian mempengaruhi aktifitas biota budidaya akan mengakibatkan kadar oksigen berkurang. Proses respirasi tumbuhan dan hewan pada malam hari juga mengakibatkan hilangnya oksigen (Afrianto dan Liviawaty, 1991).Pada umumnya perairan yang telah tercemar kandungan oksigennya sangat rendah, hal ini karena oksigen terlarut di dalam air diserap oleh mikroorganisme untuk memecah/mendegradasi bahan buangan organik sehingga menjadi bahan yang mudah menguap. Selain itu bahan buangan organik juga dapat bereaksi dengan oksigen yang terlarut di dalam air sehingga makin sedikit sisa kandungan oksigen yang terlarut di dalamnya (Lesmana dan Bambang, 2001).5. Hubungan Antara Oksigen Terlarut (DO) Terhadap Parameter Lainya.Menurut Fujaya ( 2000), tingkat kelarutan oksigen dalam perairan kadarnya bertolak belakang dengan beberapa parameter kualitas air lainnya. Kadar oksigen akan meningkat pada suhu yang rendah dan akan berkurang seiring dengan naiknya suhu. Kelarutan oksigen juga akan menurun bila terjadi kenaikan salinitas, pH, dan kadar CO2.Kadar oksigen (O2) dalam perairan tawar akan bertambah dengan semakin rendahnya suhu dan berkurangnya kadar alkalinitas. Pada lapisan permukaan, kadar oksigen akan lebih tinggi karena adanya proses difusi antara air dengan udara bebas. Dengan bertambahnya kedalaman akan mengakibatkan terjadinya penurunan kadar oksigen terlarut dalam perairan (Salmin, 2000).Kehadiran karbon dioksida (CO2) sangat erat kaitanya dengan kuantitas atau jumlah keberadaan kadar oksigen dalam air, dimana kenaikan kadar karbondioksida akan selalu diikuti oleh penurunan kadar oksigen sehingga ini akan mempengaruhi kelangsungan hidup suatu organisme yang hidup dalam lingkup perairan (Susanto, 1991).6. pHDerajat keasaman atau pH dalam air menunjukan aktifitas ion hidrogen dalam larutan tersebut dan dinyatakan sebagai konsentrasi ion hidrogen (dalam mol per liter) pada suhu tertentu atau dapat ditulis pH = log (H+). Jika pH dalam perairan < 4,5 maka air bersifat racun bagi ikan, sedangkan pH > 9,0 pertumbuhan ikan sangat terhambat. Maka dari itu pH yang diperlukan agar ikan mengalami pertumbuhan yang optimal yaitu 6,5 9,0 (Kordi, 2004).Menurut Efendi (2003), pH 7 dikatakn netral, pH di atas 7 dikatakan basa, dan pH di bawah 7 dikatakn asam. Kisaran pH yang baik dalam perairan untuk proses budidaya yaitu berkisar antara 7 8. Dengan kondisi kisaran tersebut akan dapat membantu pertumbuhan yang baik pada organisme perairan. Tetapi apabila dalam perairan mengalami kisaran dibawah dan di atas nilai kisaran pH yang baik maka akan dapat menghambat laju pertumbuhan pada organisme perairan.Air Yang Tercemar>DO/ Dissolved Oxygen (Oksigen Terlarut) turunYang dimaksud adalah oksigen terlarut yang terkandung di dalam air, berasal dari udara dan hasil proses fotosintesis tumbuhan air. Oksigen diperlukan oleh semua mahluk yang hidup di air seperti ikan, udang, kerang dan hewan lainnya termasuk mikroorganisme seperti bakteri.

Agar ikan dapat hidup, air harus mengandung oksigen paling sedikit 5 mg/ liter atau 5 ppm (part per million). Apabila kadar oksigen kurang dari 5 ppm, ikan akan mati, tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya lebih rendah dari 5 ppm akan berkembang.

Apabila sungai menjadi tempat pembuangan limbah yang mengandung bahan organik, sebagian besar oksigen terlarut digunakan bakteri aerob untuk mengoksidasi karbon dan nitrogen dalam bahan organik menjadi karbondioksida dan air. Sehingga kadar oksigen terlarut akan berkurang dengan cepat dan akibatnya hewan-hewan seperti ikan, udang dan kerang akan mati. Lalu apakah penyebab bau busuk dari air yang tercemar? Bau busuk ini berasal dari gas NH3 (nitrit) dan H2S (Hidrogen Sulfida) yang merupakan hasil proses penguraian bahan organik lanjutan oleh bakteri anaerob.

Kenaikan suhu air akan menimbulkan akibat sebagai berikut:

1) Jumlah oksigen terlarut di dalam air menurun;

2) Kecepatan reaksi kimia meningkat;

3) Kehidupan ikan dan hewan air lainnya terganggu Kenaikan suhu menyebabkan berkurangnya kandungan oksigen terlarut dalam air. Pada tambak yang terjadi kematian massal jumlah oksigen terlarut yang ditemukan hanya >1 ppm -1 ppm. Hal ini sangat memperburuk kondisi tambak karena ideal suatu tambak udang harus memiliki kandungan oksigen 5-8 mg/l. Kandungan oksigen terlarut untuk menunjang usaha budidaya adalah 5 8 mg/l (Mayunar et al., 1995; Akbar, 2001) Tambak yang dangkal juga mendorong pertumbuhan lumut didasar tambak (klekap), menurunkan produksi hewan renik (ukuran sangat kecil) dalam air dan hasilnya menurunkan hasil udang maupun biota akuatik budidaya lain sehingga terjadi penurunan hasil produksi biota akuatik bahkan mortalitas atau kematian mendadak pada budidaya udang tersebut.Cara menaikan DO saat DO turun

1. Penggunaan kincir pada tambak

2. Menurunkan suhu air dengan cara melakukan pendalaman atau upaya menaikan permukaan air dengan memaskukan air baru yang suhunya lebih rendah/ air dingin dari inlend pada musim kemarau sedangkan pada musim hujan yang bersuhu dingin lapisan bawah adalah air suhu panas maka kincir (aerator) harus segera dioperasikan supaya suhu merata.3. Membuat Plankton tumbuh secara stabil dengan cara memberikan kesempatan bibit bibit plankton tumbuh setelah di pupuk dengan ( TON, Ursal, super PS, monodon, linex/lodan, ARIAKE dll) tergantung kemantapan dan kesesuaian anjuran pakai. Plankton mudah mati saat mendung dan hujan karena kurang cahaya dan pupuk air menjadi encer atau berubah. Solusi mengatasi aplikasi kapur kapan cukup intensifDAFTAR PUSTAKA

http://3superelektron.wordpress.com/pencemaran-air/http://www.wattpad.com/46529301-air-tambak-nyala-pada-malam-harikikisyafii.blogspot.com/2012/10/makalah-ddbdp.htmlhttp://3superelektron.wordpress.com/pencemaran-air/