Makalah Sk 5 Pbl 4 Pedo (Autosaved)

62
MAKALAH BLOK IKGK 2.2 SKENARIO 5 PREMATURE LOSS Disusun Oleh Kelompok 4 Khalisah Hannah Wajong (1206207653) Cymilia Gityawati (1206207741) Devina Rahma Dwiputri (1206207855) Hana Tania Rahmaputri (1206207861) Farahdillah (1206237183) Fanny Anduari Dianty (1206239005) Fatma Karima (1206241956) Hudzaifah Muhammad (1206256390) Hafshah Samrotul Mahabbah (1206256610) FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS INDONESIA 2014

Transcript of Makalah Sk 5 Pbl 4 Pedo (Autosaved)

Page 1: Makalah Sk 5 Pbl 4 Pedo (Autosaved)

MAKALAH BLOK IKGK 2.2

SKENARIO 5

PREMATURE LOSS

Disusun Oleh Kelompok 4

Khalisah Hannah Wajong (1206207653)

Cymilia Gityawati (1206207741)

Devina Rahma Dwiputri (1206207855)

Hana Tania Rahmaputri (1206207861)

Farahdillah (1206237183)

Fanny Anduari Dianty (1206239005)

Fatma Karima (1206241956)

Hudzaifah Muhammad (1206256390)

Hafshah Samrotul Mahabbah (1206256610)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS INDONESIA

2014

Page 2: Makalah Sk 5 Pbl 4 Pedo (Autosaved)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya

makalah ini dapat terselesaikan.

Dengan disusunnya makalah ini, tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada

dosen fasilitator yang telah memberikan banyak masukan kepada kami, seluruh staf pengajar

mata kuliah IKGK 2.2, seluruh anggota kelompok 4 yang telah berkontribusi secara

maksimal dalam penyusunan laporan ini, dan pihak-pihak lain yang telah turut membantu

dalam penyusunan laporan ini

Penyusun telah berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan yang terbaik melalui

laporan ini. Namun, sebagai manusia biasa yang tak luput dari kesalahan, tentu masih banyak

kesalahan yang terdapat dalam laporan ini. Laporan ini tentu masih jauh dari kesempurnaan.

Untuk itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran dari staf pengajar, teman-teman, dan

siapapun yang membaca laporan ini agar makalah berikutnya dapat dibuat lebih baik

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan ilmu

pengetahuan khususnya.

Depok, 18 Mei 2014

Penulis

2

Page 3: Makalah Sk 5 Pbl 4 Pedo (Autosaved)

DAFTAR ISI

Judul...................................................................................................................................1

Kata pengantar .................................................................................................................2

Daftar isi.............................................................................................................................3

BAB I

1.1 Kasus………...........................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………….4

1.3 Hipotesis…..............................................................................................................4

1.4 Sasaran Belajar........................................................................................................4

BAB II

2.1 Etiologi maloklusi…………............................................................................6

2.2 Premature loss………..………………………...................................................11

2.3 Patofisiologi maloklusi akibat premature loss....................................................14

2.4 Tingkatan perawatan orthodontic

2.4.1. Preventif..............................................................................................16

2.4.2. Interseptif……………………………………………………………………16

2.4.3. Kuratif……………………………………………………………………….17

2.5 space maintainer

2.5.1 Lepasan………………………………………………………………………27

2.5.2 Cekat…………………………………………………………………………31

2.5.3 Space regainer………….........................................................................33

2.6 Pertimbangan radiografis premature loss......................................................... 35

BAB III

Kesimpulan..........................................................................................................43

Daftar pustaka........................................................................................................44

3

Page 4: Makalah Sk 5 Pbl 4 Pedo (Autosaved)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 KASUS

Seorang ibu datang ke klinik gigi membawa 2 orang anaknya.

1. Tanti, 8 tahun, mengalami kehilangan gigi sulung bawah geraham kedua kanan

karena diekstraksi.

2. Nina, 6 tahun, geraham sulung sebelah kiri bawah sering bengkak dan berlubang

besar. Nampaknya Nina malas gosok gigi padahal gemar makanan manis dan

lengket. Profil wajah agak cembung, gigi geligi di rahang atas berjejal ringan.

Hasil pemeriksaan gigi geraham sulung tersebut tidak dapat dipertahankan lagi,

sedangkan gigi 36 mulai erupsi.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. apa saja etiologi maloklusi? (local, sistemik)

2. Bagaimana pengaruh premature loss terhadap erupsi gigi tetap?

3. Bagaimana perawatan yang dilakukan untuk mencegah migrasi gigi akibat premature

loss?

4. Factor apa saja yang dapat menyebabkan premature loss?

5. Bagaimana gambaran radiograf pada premature loss?

6. Bagaimana pertimbangan rencana perawatan gigi sulung terhadap pertumbuhan gigi

permanen berdasarkan gambaran radiograf?

1.3 HIPOTESIS

1. Tanti (8 tahun) mengalami premature loss karena ekstraksi gigi 85 sehingga

diperlukan perawatan preventif ortho berupa space maintainer

2. Nina (6 tahun) mengalami maloklusi karena gigi berjejal dan indikasi ekstraksi pada

gigi geraham sulung bawah kiri sehingga diperlukan perawatan interseptif ortho

namun sebelum dilakukan perawatan ortho diperlukan pertimbangan radiografis

1.4 SASARAN BELAJAR

1. Menjelaskan etiologi maloklusi (local & sistemik)

2. Menjelaskan akibat yang dapat disebabkan oleh premature loss

4

Page 5: Makalah Sk 5 Pbl 4 Pedo (Autosaved)

3. Menjelaskan patofisiologi maloklusi akibat premature loss

4. Menjelaskan perawatan orthodontic

a. Preventif

b. Interseptif

c. Kuratif

d. Rehabilitative

5. menjelaskan space maintainer

a. macam-macam

b. indikasi & kontraindikasi

c. pertimbangan desain alat

6. menjelaskan pertimbangan radiograf pada premature loss gigi sulung

a. benih gigi permanen : akar, mahkota

b. waktu erupsi

c. resorpsi akar

d. pertimbangan ruang

5

Page 6: Makalah Sk 5 Pbl 4 Pedo (Autosaved)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Etiologi maloklusi

Maloklusi terjadi karena faktor hereditas dan faktor lokal.

Faktor hereditas dapat muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari yang normal hingga yang

memang merupakan kelainan, dan memberikan dampak terhadap skeletal, jaringan lunak,

gigi, dan bahkan kombinasi, yang berlanjut pada maloklusi.

Penyakit-penyakit sistemik yang berpengaruh terhadap rongga mulut sehingga mengubah

lengkung gigi atau susunannya, merupakan penyakit yang berinvestasi terhadap jaringan

periodontalnya.

Penyakit sistemik yang kongenital, berdampak terhadap bentuk skleletal dan gigi, yang

kemudian muncul sebagai anomali-anomali gigi, baik itu terhadap jumlah, bentuk, maupun

struktur.

Faktor Lokal

1. Anomali Jumlah Gigi

a. Developmental missing teeth

i. Anodontia

ii. Oligodontia

iii. Hypodontia

Anodontia dan oligodontia prevalensinya kecil, namun biasanya terkait

dengan penyakit ectodermal dysplasia.

b. Supernumerary teeth

i. Konus

Muncul gigi tambahan dengan bentuk konus, tidak sesuai dengan gigi

apapun

ii. Tuberkel

Muncul cusp tambahan yang tidak pada tempatnya yang normal (dapat

muncul pada buccal dan palatal) yang dapat mengganggu oklusi

iii. Supplemental

Gigi tambahan yang bentuknya sama dengan salah satu gigi yang ada.

iv. Odontomes

6

Page 7: Makalah Sk 5 Pbl 4 Pedo (Autosaved)

Gigi supernumerary yang muncul menyerupai benih gigi dan tidak

erupsi sehingga menghalangi gigi yang sebenarnya untuk erupsi

c. Early loss dari deciduous atau permanen

Kehilangan gigi sebelum waktunya dapat disebabkan oleh:

i. Lesi karies yang meluas

ii. Trauma yang menyebabkan vitalitas gigi hilang dan terjadi

pembentukan abses sehingga menjadikan gigi tersebut akhirnya

memiliki indikasi ekstraksi

iii. Anak mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga terjadi

pembentukan abses multiple dan hal itu dapat menyebabkan premature

loss

iv. Resorpsi akar gigi yang lebih cepat dari seharusnya

v. Ekstraksi prematur pada rangkaian terapi

vi. Penyakit seperti Rickets

Premature loss

Istilah “premature” digunakan apabila gigi hilang lebih cepat 6 bulan lebih

dari yang seharusnya atau secara fisiologis.

Berikut merupakan dampak yang dapat terjadi terhadap lengkung gigi atau

susunan gigi apabila gigi-gigi tertentu yang mengalami premature loss:

- Incisor --> dampak minimal, jarak-jarak yang tercipta dari

premature loss incisor bisa tertutupi lagi setelah tumbuh gigi

permanen

7

Page 8: Makalah Sk 5 Pbl 4 Pedo (Autosaved)

- Canines --> akan terjadi pergeseran centerline apabila

hilangnya unilateral

- Molar pertama --> terjadi pergeseran centerline namun sedikit

dan molar yang erupsi akan bergeser ke arah mesial dan

menjadi crowding

- Molar kedua --> tidak terjadi pergeseran centerline dan molar

yang erupsi akan bergerak ke mesial dan ruang untuk premolar

hilang

d. Gigi deciduous yang persisten

i. Karena gigi permanennya secara kongenital hilang

ii. Apabila gigi permanennya ada, maka akan menyebabkan gigi

permanen impaksi atau bergeser dari jalur normalnya

8

Page 9: Makalah Sk 5 Pbl 4 Pedo (Autosaved)

2. Anomali Ukuran dan Bentuk Gigi

a. Makrodontia/mikrodontia

Mikrodontia merupakan gigi yang lebih kecil dari ukuran normal. Mikrodontia

dapat menjadi faktor predisposisi dari spacing.

Makrodontia merupakan gigi yang lebih besar dari ukuran normal.

Makrodontia dapat menjadi faktor predisposisi dari crowding.

b. Peg lateral incisors

c. Dilaceration

i. Dapat menjadi sulit untuk erupsi karena akarnya tertahan

ii. Gigi menjadi sulit bergerak

iii. Menghalangi atau menyulitkan pembentukan akar dari gigi di

sebelahnya

d. Twin teeth (geminasi / fusi)

Dapat menjadi faktor predisposisi dari crowding.

e. Dens evagenatus

3. Anomali Posisi

a. Ektopik --> karena tooth bud berada pada posisi yang salah

b. Infraoklusi --> konsekuensi dari kegagalan sebuah gigi untuk erupsi karena

ankylosis.

Gigi yang mengalami ankylosis menjadi tidak erupsi dengan baik dan

menyebabkan gigi di sebelahnya menjadi tipping dan atau deviasi dental

centerline pada bagian dengan gigi yang mengalaminya, sebagai dampak dari

serat periodontal transseptal yang menghubungkan antar gigi yang tertarik

pada gigi yang infraoklusi karena ankyosis

9

Page 10: Makalah Sk 5 Pbl 4 Pedo (Autosaved)

c. Impaksi

d. Transposisi

10

Page 11: Makalah Sk 5 Pbl 4 Pedo (Autosaved)

4. Kebiasaan

a. Thumb sucking

b. Tongue thrusting

c. Mouth breathing

5. Lain-lain

a. Trauma

i. Dapat menyebabkan kerusakan pada benih gigi permanen -->

disturbance in enamel formation dan anomali pada gigi

ii. Menyebabkan pergeseran dari gigi permanen disertai atau tidak disertai

premature loss dari gigi deciduous --> dilaserasi

iii. Kerusakan secara langsung terhadap gigi permanen

b. Abnormalitas bawaan lahir --> abnormal frenulum

Frenulum yang normal, seratnya tidak masuk ke sutura premaksilaris, namun

frenulum yang abnormal, seratnya masuk ke sutura intermaksilaris yang

berbentuk V dan menempel pada kedalaman yang berbeda pada jaringan

penghubung dan periosteum.

11

Page 12: Makalah Sk 5 Pbl 4 Pedo (Autosaved)

2.2

Premature loss

Definisi

Premature loss pada gigi sulung adalah tanggalnya gigi geligi sulung sebelum waktunya.

Biasanya disebabkan oleh premature ekstraksi.

Etiologi

1. Trauma atau kecelakaan

Trauma sering terjadi pada anak-anak karena anak-anak cenderung lebih aktif dan

kurang dapat mengontrol diri daripada orang dewasa. Trauma gigi lebih sering pada gigi

anterior. Trauma m

2. Karies besar pada gigi yang tidak dapat dirawat lagi

Karies gigi merupakan penyebab utama terjadinya premature loss pada gigi posterior.

3. Resorpsi akar yang terlalu dini

4. Adanya penyakit atau kondisi yang menyebabkan prematur ekstraksi

5. Toksisitas:

- Acrodynia

- Radiasi

6. Penyakit mulut:

- Acatalasia

- Chediak-Higashi

- Hypophosphatasia

- Malignancies

7. Penyebab lain:

- Dentin dysplasia

- Aplastic anemia

- Cherubism

- Odontodysplasia

12

Page 13: Makalah Sk 5 Pbl 4 Pedo (Autosaved)

Dampak

1. Dampak terhadap fungsi dan kesehatan rongga mulut

Tanggalnya gigi sebelum waktunya dapat mempengaruhi fungsi mastikasi, karena

dengan hilangnya gigi geligi pada lengkung rahang maka tekanan kunyah akan

berkurang dan menyebabkan proses pencernaan makanan di rongga mulut kurang

maksimal sehingga menyebabkan timbulnya masalah pencernaan. Tanggalnya gigi

anterior dapat mempengaruhi cara bicara, walaupun efek ini hanya bersifat sementara.

Namun sebenarnya hilangnya gigi susu juga berpengaruh baik, yaitu menghilangkan

daerah penimbunan makanan dan sepsis oral sehingga mengurangi resiko karies gigi.

Namun terdapat metode-metode lain untuk menangani sepsis oral dan mencegah karies

tanpa perlu dilakukan ekstraksi gigi sulung mengingat pentingnya fungsi gigi sulung.

Sehingga perlu dipertimbangkan.

2. Dampak psikologis terhadap anak dan orang tua

Tanggalnya gigi sulung anterior akan mengubah penampilan anak, sehingga dapat

menimbulkan dampak psikologis yang tidak diinginkan. Biasanya orang tua dan anak

dapat menerima tanggalnya gigi pada usia di atas 6 tahun, namun bila gigi tanggal lebih

cepat orang tua akan mencemaskan penampilan gigi geligi yang tersisa.

Selain itu, terdapat perasaan “kalah” terhadap penyakit. Apabila premature loss terjadi

karena faktor karies dan sudah dilakukan perawatan semaksimal mungkin namun

perawatan tidak berhasil dan dilakukan ekstraksi, akan tercermin kesan bahwa terjadi

kegagalan perawatan. Jika gigi-gigi susu harus dicabut, lebih baik gigi tersebut dicabut

sebagai bagian dari rencana perawatan demi kebaikan si anak, dari pada sebagai akibat

dari gagalnya perawatan gigi.

3. Dampak terhadap gigi antagonis

Tanggalnya gigi dari lengkung rahang selalu diikuti dengan terjadinya ekstrusi gigi

antagonisnya. Keadaan ini juga terjadi sesudah tangganya gigi sulung, tetapi secara

kesuluruhan damoak ini hanya bersifat sementara sampai erupsi gigi permanen yang

menggantikan.

4. Dampak terhadap gigi-gigi tetap

13

Page 14: Makalah Sk 5 Pbl 4 Pedo (Autosaved)

Dampak paling penting dari tanggalnya gigi sulung terhadap oklusi dan posisi gigi yaitu

penutupan ruang tempat tumbuh gigi permanen berikutnya. Sebenarnya hilangnya gigi

pada rahang dengan gigi berjejal itu baik, karena dapat menyebabkan gigi menjadi tidak

terlalu berjejal.

Dilihat dari faktor-faktor yang terlibat pada penutupan ruang, bisa ditentukan kategori-

kategori kondisi berikut ini, dimana tanggalnya gigi susu yang terlampau cepat bisa

memberikan efek merugikan atau tidak member efek merugikan terhadap posisi gigi-gigi

tetap.

a) Jika ada cukup banyak ruang dilengkung gigi

Untuk mengakomodasi semua gigi tetap penggantinya,   hanya sedikit atau bahkan

tidak ada ruang yang hilang akibat pergerakan spontan sesudah tanggalnya gigi-gigi

susu, dan tidak akan terjadi susunan gigi tetap yang berjejal.

b) Jika hanya ada cukup ruangan bagi erupsi gigi-gigi pengganti tanpa perlu berjejal

Hilangnya hanya sedikit ruangan sekalipun akibat pergerakan gigi-gigi ke ruang

bekas pencabutan akan bisa menimbulkan susunan gigi tetap yang berjejal-jejal. Oleh

karena itu, oklusi juga perlu dipertimbangkan di samping pertimbangan lain dalam

merencanakan penanganan untuk gigi geligi susu.

c) Jika ada sedikit kemungkinan susunan berjejal pada lengkung gigi untuk gigi tetap

pengganti

Keadaan ini hanya bisa diperbaiki dengan mencabut gigi tetap. Pada keadaan ini

biasanya perlu mencabut gigi secara simetris dari kedua sisi rahang. Oleh karena itu,

susunan gigi geligi tetap yang sedikit berjejal pada salah satu rahang biasanya

diperbaiki dengan cara mencabut dua gigi tetap dari rahang tersebut. Ini akan bisa

mengakibatkan terbentuknya ruang yang lebih besar dari pada yang diperlukan utnuk

memperbaiki susunan yang berjejal. Tanggalnya gigi-gigi susu yang terlalu cepat

pada kondisi dimana ada sedikit potensi berjejal  akan menghasilkan penutupan ruang

sebagian, dan naiknya potensi susunan berjejal. Meskipun demikian, pencabutan dua

gigi tetap dari rahang sudah cukup untuk menghilangkan susunan gigi yang berjejal,

dan kelihatannya tidak ada efek yang merugikan terhadap posisi gigi-gigi tetap akibat

tanggalnya gigi-gigi susu pada situasi ini. Sekalipun demikian, seringkali ada efek

yang menguntungkan, karena kondisi  berjejal seringkali terlokalisir pada region

premolar sesudah tanggalnya molar susu, dan pergerakan dari gigi-gigi di dekatnya,

serta pada posisi ini, susunan gigi yang berjejal biasanya dapat dengan mudah

diperbaiki.

14

Page 15: Makalah Sk 5 Pbl 4 Pedo (Autosaved)

d) Jika ada potensi berjejal yang hebat pada lengkung gigi bagi gigi-gigi tetap

penggantinya,

maka pencabutan sebuah gigi tetap dari masing-masing sisi lengkung gigi akan bisa

memberikan ruang yang memadai untuk gigi-gigi yang tersisa. Pada situasi seperti

ini, tanggalnya gigi susu yang terlalu cepat bisa diharapkan akan bisa mendorong

terjadinya pergerakan gigi-gigi ke ruang bekas gigi yang tanggal, dengan akibat

makin besarnya potensi susunan yang berjejal. Oleh karena itu, tanggalnya gigi-gigi

susu pada kondisi ini akan memberikan efek yang merugikan terhadap perkembangan

oklusi gigi.

5. Asimetris lengkung rahang

Pada lengkung rahang yang berjejal, jika tanggalnya gigi susu hanya terjadi pada satu sisi

rahang, pergerakan ke distal dari gigi-gigi yang terletak di depan ruang bekas gigi yang

tanggal tersebut akan bisa mengakibatkan  asimetris dari lengung gigi, dengan disertai

penyimpanagn garis tengah, yang sulit dirawat. Oleh karena itu, pada rahang yang

berjejal sebaiknya rencanakan untuk melakukan pencabutan gigi susu yang simetris jika

ada gigi susu yang memang perlu dicabut (Avramaki & Stephens, 1988).

2.3 Patofisiologi maloklusi akibat premature loss

Maloklusi adalah penyimpangan letak gigi dan atau malrelasi lengkung geligi

(rahang) diluar rentang kewajaran yang dapat diterima. Maloklusi dapat disebabkan oleh

beberapa faktor intrinsik seperti presistensi gigi sulung, gangguan erupsi gigi tetap, restorasi

yang tidak baik, frenulum labial yang abnormal, serta premature loss.

Saat gigi sulung mengalami premature loss, tulang alveolar yang awalnya sudah

terdapat soket akan membentuk kembali di atas gigi permanen, sehingga terjadi

keterlambatan erupsi pada gigi permanen. Saat erupsi gigi permanen terlambat, terdapat

waktu lebih untuk gigi sebelahnya terjadi drifting ke space yang seharusnya sudah ditempati

oleh gigi permanen yang terlambat erupsi. Sehingga terjadi maloklusi pada gigi sulung.

Besarnya derajat kehilangan ruangan bergantung pada proporsi ukuran gigi terhadap rahang,

usia saat gigi tanggal, dan jenis gigi yang tanggal. Selain itu, karies proximal juga berperan

penting dalam pemendekan panjang rahang. Pengurangan lebar mesiodistal menyebabkan

drifting gigi sebelahnya.

Bila gigi yang tanggal tidak memiliki kontak proksimal atau spacing, maka

pergeseran gigi sebelahnya ke arah ruangan kosong tersebut sedikit atau tidak ada. Bila gigi

15

Page 16: Makalah Sk 5 Pbl 4 Pedo (Autosaved)

saling berkontak atau bahkan crowding, maka pengisian ruang akan berjalan seiring

berjalannya waktu. Semakin dini gigi sulung tanggal, maka semakin besar kemungkinan

hilangnya ruang bagi gigi permanen.

a. Premature loss gigi I sulung

Premature loss pada gigi insisiv jarang menyebabkan maloklusi, kecuali pada rahang

yang crowding. Karena tanggalnya gigi insisiv sulung sebelum gigi permanen diperlukan

untuk menghindari erupsi insisiv permanen yang drifting.

b. Premature loss gigi C sulung

Tanggalnya gigi C sulung sebelum waktunya mungkin akan berdampak menjadi

masalah besar. Gigi C permanen merupakan gigi anterior yang terakhir erupsi, sehingga

apabila gigi C sulung sudah tanggal sebelum waktunya, maka akan ada space kosong

yang berlangsung lama dan menyebabkan drifting gigi I lateral dan gigi M1 ke arah

space kosong teresebut. Sehingga terjadi oklusi yang salah dengan gigi antagonisnya atau

maloklusi.

Premature loss gigi C seringkali unilateral sehingga gigi insisivus yang crowded

tergeser ke sisi tersebut dengan disertai pergeseran garis tengah. Keadaan ini merupakan

akibat paling serius dari tanggalnya gigi kaninus sulung karena dapat menyebabkan

oklusi yang tidak simetris. Bila gigi C sulung tanggal sebelum erupsi gigi I permanen,

maka akan terdapat diastem permanen antara gigi insisiv permanen dengan gigi caninus

permanen.

Apabila gigi C mandibula mengalami premature loss, dapat menyebabkan gigi I

drifting ke lingual karena adanya pergerakan dari otot mentalis.

c. Premature loss gigi M sulung

Pada premature loss gigi M1 sulung, gigi M2 akan bergerak ke mesial bersamaan

dengan erupsi gigi M1 tetap. Hal ini akan berdampak pada erupsi gigi premolar permanen

yang terhambat dan mesialisasi gigi M1 permanen yang mengakibatkan maloklusi. Namun

mesialisasi gigi M1 permanen tidak terjadi secara signifikan.

Pada premature loss gigi M2 sulung, gigi M1 tetap akan erupsi lebih ke mesial secara

signifikan dibandingkan apabila yang hilang adalah M1 sulung. Hal ini sangat berpengaruh

pada hilangnya ruangan bagi gigi premolar untuk tumbuh dan mesialisasi gigi M1 permanen

yang menyebabkan maloklusi.

16

Page 17: Makalah Sk 5 Pbl 4 Pedo (Autosaved)

2.4 Tingkatan perawatan orthodontic

Salah satu bentuk perawatan maloklusi adalah perawatan ortodonti yang merupakam salah

satu jenis perawatan yang dilakukan di bidang kedokteran gigi yang bertujuan mendapatkan

penampilan dentofasial yang menyenangkan secara estetika yaitu dengan menghilangkan

susunan gigi yang berjejal, mengoreksi penyimpangan rotasional dan apikal dari gigi-geligi,

mengoreksi hubungan antar insisal serta menciptakan hubungan oklusi yang baik.

Tingkatan perawatan orthodontic sebagai berikut:

2.4.1 Preventive Orthodontic

Pengertian Preventive Orthodontic

Preventive orthodontic merupakan bagian dari praktik orthodontik yang fokus

terhadap edukasi pasien dan orangtua, pengawasan pertumbuhan dan

perkembangan gigi geligi dan struktur kraniofasial, prosedur diagnostik

dilakukan untuk memprediksi penampakan maloklusi dan prosedur perawatan

untuk mencegah terjadinya maloklusi

Preventif orthodontik itu dilakukan sebagai antisipasi dari kemungkinan akan

terjadinya atau berkembangnya maloklusi

Definisi

Graber (1966): preventive orthodontic sebagai tindakan yang dilakukan untuk

menjaga integritas keadaan gigi yang ada dan dianggap oklusi normal pada suatu

waktu tertentu.

Profitt dan Ackermann (1980): preventive orthodontic sebagai pencegahan suatu

intervensi yang potensial mengganggu perkembangan oklusal.

Tujuan Preventive Orthodontic

1. Gigi geligi permanen dengan semua gigi berada pada susunan yang baik dan

kontak baik yang kompatibel secara anatomis dengan jaringan periodonsium yang

sehat

2. Hubungan lengkung gigi yang baik dalam tiga plane of space (Frankfurt

Horizontal plane, orbital plane, mid-sagital plane) dengan interkuspal optimal

dimana oklusi sentris dan relasi sentris identik

17

Page 18: Makalah Sk 5 Pbl 4 Pedo (Autosaved)

3. Pertumbuhan gigi harmonis secara estetis dalam penampakan frontal maupun

profil

4. Stabilitas antara komponen skeletal, dental, dan muscular

2.4.2 Interceptive Orthodontic

Menurut Council on Orthodontic Education of the American Association of

Orthodontics, orthodontic interseptif adalah bagian dari ilmu dan seni orthodontik

yang berfungsi untuk mengenali dan mengeliminasi kemungkinan iregularitas dan

malposisi dalam perkembangan kompleks dentofasial.

Interceptive ortho akan menghilangkan oral habit dan efek buruknya tidak

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan normal pasien. Juga memastikan

tidak ada kehilangan panjang lengkung rahang karena kehilangan dini gigi sulung

atau karena gigi rotasi atau crowding dan menuntun pertumbuhan mandibula dengan

menggunakan alat myofungsional untuk memberikan keuntungan pada pasien.

Macam-macam Orthodontik Interseptif :

a. Koreksi Crossbite Anterior dan Posterior

b. Masalah yang Berkaitan dengan Erupsi Gigi

c. Space Regainer

d. Eliminasi Oral Habit

e. Muscle Excercises

f. Resolution of Crowding

g. Serial Extraction

Perbedaan preventive dan interceptive orthodontic

Preventive Orthdontic adalah tindakan saat gigi dan oklusi masih normal, sedangkan

interceptive orthodontic adalah tindakan saat tanda dan gejala maloklusi telah ada.

Interceptive orthodontic juga dijelaskan sebagai fase dimana art dan science

mengenali dan mengeliminasi kelainan potensial dan maloklusi perkembangan OKF.

Tidak selamanya interceptive orthodontic harus dimulai dengan preventive

orthodontic, karena sulit dibedakan dalam kasus maloklusi yang mana yang harus

didahulukan preventive atau interceptive. Preventive orthodontic adalah upaya

pencegahan supaya tidak terjadi kelainan seperti maloklusi dan premature loss.

18

Page 19: Makalah Sk 5 Pbl 4 Pedo (Autosaved)

Interceptive orthodontic adalah usaha yang dilakukan supaya kelainan yang sudah ada

tidak bertambah buruk. Preventive orthodontic adalah pencegahan terhadap gangguan

berpotensi dalam perkembangan oklusal. Interceptive orthodontic adalah eliminasi

gangguan yang telah ada dengan faktor kunci yang terlibat dalam perkembangan

dentition.

2.4.3 Curative Orthodontic

Perawatan ini merupakan tingkat perawatan ortodontik untuk menghilangkan kelainan gigi geligi yang telah berkembang yang telah menyebabkan keluhan secara estetik maupun fungsi yang melibatkan maloklusi klas I, klas II, dan klas III.

Macam Tindakan Pencegahan

a. Kontrol Karies

Karies yang terdapat pada permukaan proksimal menjadi penyebab

utama terjadinya maloklusi. Karies di permukaan proksimal membuat

hilangnya sebagian panjang lengkung rahang karena pergerakan gigi di

sebelahnya. Kehilangan panjang lengkung rahang juga dapat disebabkan

karena pergerakan mesial akibat selisih panjang rahang dengan gigi ketika gigi

permanen yang lebih besar erupsi pada oral cavity. Karies harus segera

direstorasi secara akurat dan sesegera mungkin. Untuk kasus pulpektomi atau

pulpotomi, restorasi di akhiri dengan pemasangan Stainless Steel Crown.

Inisiasi karies dapat dicegah dengan anjuran makanan, aplikasi fluoride

topikal, pit and fissure sealant, dan educating parents. (prenatal dan postnatal).

b. Konseling Orang tua

19

Page 20: Makalah Sk 5 Pbl 4 Pedo (Autosaved)

Ini merupakan cara yang paling banyak diabaikan padahal merupakan

yang paling efektif untuk preventive orthodontic. Konseling pada orang tua ini

dibagi menjadi :

a. Prenatal counseling

Adalah waktu yang paling efektif, karena orang tua akan terbuka terhadap

saran dan ide yang baik untuk bayi atau anaknya. Konseling masa prenatal ini

meliputi :

Pentingnya menjaga OH ibu

Makan yang tidak teratur dan maag pada ibu dapat mengakibatkan gigi

membusuk, melibatkan pulpa, khusunta masa trisemester kehamilan

Adanya penelitian yang mengindikansikan hubungan yang mungkin

antara OH ibu yang buruk dengan kelahiran premature

Ibu dengan DM, cendenrung punya OH yang lebih buruk

Meningkatnya resiko ibu yang OH buruk , dan bakterinya akan

menular ke anaknya

Mengkonsumsi makanan yang mengandung kalsium, posfor, cth : susu

dan olahannya, telur,dll dapat memberikan pengaruh untuk

pembentukan mahkota gigi sulung anak yang baik .

Ibu yang sedang mengandung sebaiknya memenuhi kebutuhan

nutrisinya untuk memberikal lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan

fetus.

b. Postnatal counseling

Setelah melahirkan, ibu harus diedukasi mengenai perawatan dan

pemberian ASI bagi anak. Jika anak terpaksa harus diberikan susu botol, lebih

baik menggunakan physiologic nipple dan bukan conventional nipple. Karena

conventional nipples bersifat non-fisiologis dan anak tidak dapat menyusui

melalui pergerakan lidah dan rahang bawah. Bahkan hal ini menyebabkan

anak menyusui namun menyebabkan masalah orthodonti pada gigi. Sedangkan

physiologic nipples didesain agar anak dapat menyusui kurang lebih sama

seperti aktivitas fungsi normal seperti ASI.

20

Page 21: Makalah Sk 5 Pbl 4 Pedo (Autosaved)

Orang tua juga perlu menghindari anak penggunakan pacifiers terlalu

lama, karena dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan gigi. Selain itu,

perlu dihindari juga nursing bottle syndrome.

Dianjurkan dengan pemeriksaan klinis pada anak. Cara ini dibagi menjadi

beberapa tahapan :

1. Usia 6 bulan sampai 1 tahun

Merupakan periode konseling yang paling penting. Orang tua dibuat sadar

akan :

Penumbuhan dari gigi, gangguan yang terkait, slight loose motion are

possible in mildly elevated febrile condition

Kebanyakan orang tua panik atau heboh melihat gigi anak yang

tumbuhnya rotasi. Makanya harus diberi pengetahuan tentang posisi

tumbuhnya dan posisi nya yang akan baik lagi setelah erupsi sempurna

Tidak memberi gula tambahan pada susu, namun ASI merupakan yang

terbaik untuk perkembangan TMJ dan tidak menyebabkan tongue

trusting habits

Menyikat dengan bantuan sikat jari selama mandi perlu diperkenalkan.

Membersihkan gigi susu dengan saline hangat dan kapas juga

direkomendasikan, untuk mencegah nursing / rampant caries.

Anak harus dibiasakan untuk minum melalui gelas pada usai 2 tahun

2. Usia 2 tahun

Bottle-feeding , harusnya tidak diberikan menjelang tidur. Bottle-

feeding juga harus diberhentikan setelah usia 18-24 bulan. Ini akan

menurunkan resiko gigi busuk ataupun karies rampan.

Menyikat gigi setelah sarapan dan setelah makan malam

21

Page 22: Makalah Sk 5 Pbl 4 Pedo (Autosaved)

Pemeriksaan klinis untuk memeriksa karies tahap awal ataupun status

erupsi dari gigi

3. Usia 3 tahun

Pemeriksaan klinis – umumnya gigi susu sudah lengkap, menilai

oklusi, molar dan kaninus, jika ada gangguan dari normalnya.

Anak harus makan 3 kali sehari.

Oral habit seperti thumb sucking, lip sucking, oral breathing, etc dan

efeknya pada masa perkembangan oklusi harus diperhatikan. Orang tua

harus diinformasikan mengenai hal ini.

Menilai secara klinis erupsi yang tidak sempurna dari gigi dm2 , dapat

menyebabkan gigi menjadi busuk.

Anak dimotivasi untuk meulai menyikat gigi paling tidak 1x sehari ,

baiknya setelah sarapan.

4. Usia 5 sampai 6 tahun

Orang tua harus diinformasikan tentang tanggalnya gigi sulung dan

akan berlangsung sampai usia 12-13 tahun

Pemeriksaan klinis

Kebutuhan reviem dan recall yang teratur

Kasus ekstraksi gigi sulung yang karena pembusukan misalnya,

mempertimbangkan kebutuhan, keuntungan dan pentingnya diberikan

space maintainers.

c. Menjaga gigi Primer

Gigi primer merupakan space maintainer alami dari sampai erupsinya

gigi permanen pada rongga mulut. Prosedur pencegahan yang dilakukan yaitu

dengan pencegahan karies dan restorasi yang tepat pada gigi primer. Selain itu

dapat dilakukan pula pemberian topical fluoride dan pit fissure sealant untuk

mencegah karies.

22

Page 23: Makalah Sk 5 Pbl 4 Pedo (Autosaved)

d. Ekstraksi supernumerary teeth

Supernumerary teeth dan supmplemental teeth dapat menggangu

erupsi padagigi normal. Sehingga dapat menyebabkan gigi yang berdekatan

menjadi erupsi pada posisi yang abnormal. Contohnya pada gigi mesiodens

yang tidak tumbuh, membuat celah antara gigi I1. Perawatan yang dilakukan

adalah melakukan ekstraksi untuk mencegah displacement gigi.

e. Penghilangan Oklusal Interferance

Fungsi premature dihilangkan karena dapat menyababkan deviasi jalur

penutupan mandibula dan merupakan faktor predisposisi bruksisme.

Dilakukan deteksi kontak premature dan pengasahan selektif. Anatomi

abnormal seperti enamel pearl juga dapat menyebabkan peremature kontak

maka dihilangkan dengan pengasahan.

f. Manajemen Gigi Ankylosed

Gigi ankylosed dapat mencegah erupsi gigi permanen atau

menghambat gigi permanen erupsi pada lokasi normal, harus didiagnosis dan

diekstraksi secara bedah pada waktu yang tepat untuk mebiarkan gigi

permanen erupsi.

23

Page 24: Makalah Sk 5 Pbl 4 Pedo (Autosaved)

g. Cek kebiasaan dan Edukasi pasien serta orang tua

Kebiasaan yang menyebabkan maloklusi seperti finger dan thumb

sucking, nail biting, dan lip biting harus diidentifikasi dan dihentikan.

h. Space Maintenence

Space maintainer dengan bentu yang berbeda-beda dibutuhkan untuk

mendapatkan space pada gigi yang premature loss.

i. Eksfoliasi gigi sulung

Biasanya gigi sulung akan tanggal 3 bulan setelah gigi di rahang

kontralateral tanggal. Penundaan biasanya disebabkan oleh:

- Over retained deciduous/root stumps

- Fragmen gigi sulung yang tidak resorpsi

- Kista dan tumor

- Gingiva fibrosa

- Gigi yang ankilosis dilihat secara radiograf.

- Restorasi yang overhanging pada gigi sulung

- Supernumerary teeth

- Gigi primer ankylosis

Gigi ankylosis merupakan kondisi gigi dengan tidak adaknya

membrane periodontal pada area kecil atau seluruh permukaan gigi.

Gigi sulung ankylosis tidak teresorpsi sehingga mencegah gigi

permanen untuk erupsi.

j. Perlekatan frenum abnormal

24

Page 25: Makalah Sk 5 Pbl 4 Pedo (Autosaved)

Pada maxillary labial frenum yang tebal dan fleshly dapat

menyebabkan diastema, dan menghambat erupsi gigi permanen pengganti,

perlu koreksi bedah. Lidah juga dapat dinilai adanya ankyloglossia/tongue-tie

atau tidak yang menyebabkan terhambatnya perkembangan fungsional normal

karena posisi lidah yang lebih rendan dan abnormalitas pada saat berbicara

dan menelan. Kebanyakan penyebab utamanya adalah faktor herediter.

k. Abnormal oral musculature

Kebiasaan seperti menghisap jari, menggigit kuku, tongue thrusting dan lip

biting haris dihentikan sedini mungkin. Pencegahandapat dilakukan dengan

menyusui dengan tepat dan penggunaan physiologically desgined nursing

nipple dan pacifier untuk meningkatkan fungsi normal dan aktivitas

deglutational.

Dapat dicegah dengan:

a. Mencegah kebiasaan tongue thrusting berhubungan dengan proses

menyususi yang lama atau fedding-botol yang lama. Harusnya keduanya

diberhentikan pada usia 18-24 bulan.

b. Tindakan hipermentalis yang menyebabkan inklinasi lingual insisiv

mandibua yang berakibat pada penurunan lengkung rahang dan

meningkatnya crowding oada gigi anterior.

Tindakan pada oral habit:

- Kebiasaan thumb/digit/lip sucking harus didistraksi

- Mouth breathing, anak dapat diberikan perhatian medis,

mempertimbangkan infeksi saluran nafas bagian atas, bantuan alat oral

seperti pre-ortodoctics trainer, dapat membiasakan anak untuk bernafas

25

Page 26: Makalah Sk 5 Pbl 4 Pedo (Autosaved)

melaui hidung, sehingga berdampak baik bagi perkembangan hidung,

adenoid, dan palatum.

l. Locked Permanent First Molar

Gigi molar 1 permanen dapat terkunci atau menyangkut pada distal

gigi dm2 . Slicing pada permukaan distal dm2 dapat membantu guiding erupsi

gigi M1.

2.5 Space maintainer

space maintainer adalah perawatan yang tepat karena erupsi gigi permanen penggantinya

masih lama. Bila sudah terjadi space loss, diperlukan evaluasi untuk menentukan apakah

diperlukan perawatan dengan space maintainer, space regainer atau tidak dilakukan

perawatan (space control) (Wibowo & Nuraini, 2008).

Space maintainer merupakan alat yang

digunakan untuk menjaga ruang akibat kehilangan dini gigi sulung, alat ini yang dipasang

diantara dua gigi. Ruang yang terjadi akibat gigi tanggal prematur perlu dipertahankan

sebelum gigi tetangga bergeser ke diastema. Untuk mencegah agar ruangan tersebut tidak

ditempati gigi-gigi yang berdekatan perlu dipasang piranti yang disebutspace maintainer

Fungsi:

1. Mencegah pergeseran dari gigi ke ruang yang terjadi akibat pencabutan dini.

2. Mencegah ekstrusi gigi antagonis dari gigi yang dicabut dini.

3. Memperbaiki fungsi pengunyahan akibat pencabutan dini.

4. Memperbaiki fungsi estetik dan bicara setelah pencabutan dini.

26

Page 27: Makalah Sk 5 Pbl 4 Pedo (Autosaved)

Klasifikasi space maintainer menurut Snawder 1980 adalah (a) space

maintainer cekat dengan band, (b) space maintainer cekat tanpa band atau dengan etsa

asam, (c) space maintainer lepasan dengan band atau semi-cekat, (d) space

maintainer lepasan tanpa band, (e) space maintainer fungsional atau dapat dikunyah, dan

(f) space maintainer non fungsional (Hprimaywati, 2008; AAPD, 2009).

Menurut Finn (1962), tipe space maintainer dapat dikelompokkan menjadi 5 (lima) jenis

space maintainer yaitu;

1. Space maintainer lepasan (removable), cekat (fixed) dan semi cekat (semi-fixed)

2. Space maintainer dengan band dan tanpa band

3. Space maintainer fungsional dan non fungsional

4. Space maintainer aktif dan pasif

5. Space maintainer kombinasi dari tipe di atas

INDIKASI

1. Adanya tanggal premature gigi sulung

2. Benih gigi pengganti lengkap

3. Ruang untuk gigi pengganti cukup (analisis model)

4. Relasi molar kelas I atau end to end yang akan mejadi kelas I

5. Relasi insisif baik

6. Gigi pengganti masih lama erupsinya

7. Belum terjadi maloklusi

8. Pada gambar ini terlihat kehilangan gigi molar kedua sulung rahang bawah kanan yang merupakan indikasi penggunaan space maintainer

27

Page 28: Makalah Sk 5 Pbl 4 Pedo (Autosaved)

9. Gambaran ini memperlihatkan penggunaan distal shoe space maintainer yang meluas ke begian mesial dari gigi M1 yg sedang erupsi, untuk mencegah gigi M1 mengalami tipping dan berada di atas gigi P2 pada saat erupsi

10. Pada gambar ini, gigi m2 missing pada anak berumur 9 tahun dan gigi M1 telah erupsi

seluruhnya sehingga dibutuhkan penggunaan space maintainer

11. Dalam gambar ini gigi i1 dan i2 kanan dan kiri missing pada anak 4 tahun sehingga

dibutuhkan penggunaan space maintainer

12. Penggunaan space maintainer unilateral dalam gambar pada anak berumur 6 tahun ini

diperlukan karena jika tidak gigi m2 akan mengalami mesial drifting, dan akan bertambah

parah jika alat tidak digunakan selama fase aktif dari erupsi gigi M1.

28

Page 29: Makalah Sk 5 Pbl 4 Pedo (Autosaved)

SYARAT-SYARAT SPACE MAINTAINER

1. dapat menjaga ruang dimensi proksimal

2. tidak menggangu erupsi gigi antagonisnya

3. tidak menggangu erupsi gigi permanen

4. tidak mempengaruhi fungsi bicara, pengunyahan, dan fungsi pergerakan mandibula

5. dapat mencegah ekstrusi gigi lawan

6. tidak memberikan tekanan abnormal pada gigi penyangga

7. tidak mengganggu jaringan lunak

8. disain yang sederhana, ekonomis dan mudah dibersihkan.

KONTRA INDIKASI

1. Tidak terdapat tulang alveolar yang menutup mahkota gigi tetap yang akan erupsi.

2. Kekurangan ruang untuk erupsi gigi permanen

3. Ruangan yang berlebihan untuk gigi tetapnya erupsi

4. Kekurangan ruang yang sangat banyak sehingga memerlukan tindakan pencabutan dan

perawatan orthodonti

5. Gigi permanen penggantinya tidak ada

2.5.1 Space Maintainer Lepasan

Digunakan jika gigi hilang dalam satu kuadran lebih dari gigi, dan biasanya digunakan

karena tidak adanya gigi penyangga yang sesuai untuk alat cekat.

KLASIFIKASI SPACE MAINTAINER LEPASAN

1. Kelas 1 : Unilateral maxilarry posterior

2. Kelas 2 : Unilateral mandibular posterior

3. Kelas 3 : Bilateral maxilarry posterior

4. Kelas 4 : Bilateral mandibular posterior

5. Kelas 5 : Bilateral maxilarry anterior posterior

6. Kelas 6 : Bilateral mandibular anterior posterior

7. Kelas 7 : Telah kehilangan satu atau lebih geligi anterior sulung

29

Page 30: Makalah Sk 5 Pbl 4 Pedo (Autosaved)

8. Kelas 8 : Semua gigi sulung hilang

Macam-macam Space Maintainer Lepasan

1. Mandibular Removable Bilateral Space Maintainer

Space maintainer tipe ini digunakan pada anak usia 6 tahun. Ini digunakan untuk

premature loss pada dm1 dan dm2 kanan dan kiri mandibula.

Tampak dari luar mulut pasien ketika

dilepas. Kawat didesain untuk meningkatkan

retensi alat.

2. Removable Unilateral Space Maintainer

Space maintainer ini dianggap cukup bahaya dan sudah tidak digunakan lagi karena

bendanya yang terlalu kecil dan menyebabkan pembengkkan buat anak

3. Maxillary Removable Bilateral Space Maintenance

Space

maintainer tipe ini dikenal juga sebagai nance Holding Arch or a nance Appliance.

30

Page 31: Makalah Sk 5 Pbl 4 Pedo (Autosaved)

Alat ini sebetulnya dapat menyebabkan jaringan menjadi iritasi, tetapi penting untuk

diinstuksikan kepada pasien anak dan orang tuanya untuk penggunaan yang benar.

Alat ini digunakan pada situasi dimana kehilangan bilateral dari primary teet pada

maksila.

4. Prosthetics For Maxillary Anterior Teeth

Alat ini digunakan untuk

menggantikan kehilangan primary teeth pada anterior maksila.

Desain Alat Space Maintainer Lepasan

Perencanaan

1. Untuk rahang atas, landasan akrilik harus menutupi seluruh bagian palatum sampai

daerah getar.

2. Bila ada perluasan kearah labial, maka perluasan tersebut relatif harus pendek dan

warnanya sesuai dengan jaringan sekitar.

3. Jika memakai retensi pada gigi kaninus, maka penempatan retensi harus disesuaikan

dengan umur anak.

4. Untuk rahang bawah, pada pemakaian untuk jangka waktu lama sebaiknya dibuat

”lingual bar” dari logam. Letak lingual bar ini pada landasan rahang bawah harus 2

mm lebih ke lingual dari jaringan lunak. Hal ini perlu unutk memberi tempat bagi

erupsi gigi penggantinya.

5. Retensi, Jenis retensi yang umum dipakai yaitu : cengkram adam, circumferential

clasp dan balls clasp.

Pemasangan

1. Pada pemasangan space maintainer lepasan, anak dan orangtuanya harus diberitahu

cara memasang, melepaskan dan memeliharanya.

2. Pemasangan dilakukan di depan kaca, sehingga pasien dapat melihatnya, kemudian

pasien diminta untuk mencoba memasang sendiri di depan operator dan orangtuanya.

3. Alat ini harus dilepas pada waktu tidur dan direndam dalam air, setiap hari alat ini

harus dibersihkan.

31

Page 32: Makalah Sk 5 Pbl 4 Pedo (Autosaved)

Kerugian alat space maintainer removable.

1. Alat removable dapat dilepas oleh pemakai, maka ada kemungkinan alat tersebut

dilepas dan diletakkan disembarang tempat, sehingga ada kemungkinan hilang karena

lupa meletakkannya. Sering juga saat makan di rumah makan alat tersebut dilepas

dan lupa membawanya. Yang namanya anak, seringkali alat tersebut menjadi bahan

mainan atau untuk melucu dihadapan teman sekolah atau teman bermain sehingga

ada kemungkinan terjatuh entah dimana.

2. Banyak anak yang kurang menyadari kegunaan alat space maintainer, yang

dirasakannya adalah tersiksa bila menggunakan alat mi maka seringkali anak tidak

mau memakainya.

3. Alat yang mudah dipasang dan dilepas sendiri , bahkan untuk dipermainkan akan

menyebabkan rusak.

4. Alat removable terutama yang bilateral, apabila dipergunakan dalam waktu yang lama

tanpa kontrol yang ketat dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan rahang

kearah lateral.

5. Dalam pembuatan alat removable hendaknya dipenuhi kriteria yang ada, seperti

sederhana dan agar tidak mengiritasi jaringan maka hendaknya dibuat pas dan halus.

Permukaan yang kasar akan mempermudah penempelan plak yang akan menimbulkan

masalah lain.

6. Alat removable yang sering hilang atau rusak atau tidak pernah dipakai menunjukkan

bahwa pasien tersebut kurang kooperatif, maka sebaiknya alat fixed yang dipasang.

Alat spacemaintainer yang fixed memiliki keuntungan lebih banyak namun

pembuatannya yang sukar.

2.5.2 Space maintainer cekat

Band and loop maintainer

Sebagai space maintainer jika terjadi kehilangan dm1 atau dm2

secara dini untuk mencegah pergeseran gigi M1 ke mesial dan

impaksi gigi P2 serta digunakan untuk kehilangan gigi caninus

primer dini untuk mencegah pergeseran gigi insisivus lateral

permanen.

Kelebihan :

Pembuatannya mudah dan murah

32

Page 33: Makalah Sk 5 Pbl 4 Pedo (Autosaved)

Pengaplikasiannya mudah

Waktu kerja singkat

Crown and loop maintainer

Digunakan jika jika terjadi kehilangan dm1 atau dm2 secara dini untuk mencegah

pergeseran gigi M1 ke mesial dan impaksi gigi P2. Digunakan jika gigi penyangga

memiliki karies besar dan memerlukan restorasi crown atau jika gigi penyangga dalam

masa terapi pulpa vital yang mana memerlukan perlindungan mahkota secara menyeluruh

Sebelum sementasi, cetakan gigi dibuat, crown dilepas dari gigi dan dipasang di cetakan,

lalu baja 0,036 inchi dipersiapkan untuk membuat loopnya. Namun, karena sulit untuk

melepas crown dan menyesuaikan dengan loop, beberapa dokter gigi lebih memilih untuk

mengadaptasikan band di atas restorasi crown dan megkonstruksikan aplikasi band and

loop konvensional

Kelebihan :

konstruksinya tampak lebih ringan

ekonomis

memperbaiki fungsi kunyah

tidak menghalangi over erupsi gigi antagonis

distal shoe maintainer

digunakan pada kasus jika terjadi kehilangan dm2 secara dini sebelum erupsi M1 untuk

mencegah pergeseran gigi M1 ke mesial (very premature loss) dan gigi penyangganya

memiliki karies besar dan memerlukan restorasi crown atau jika gigi penyangga dalam

masa terapi pulpa vital yang mana memerlukan perlindungan mahkota secara menyeluruh

Ditemukan oleh Roche berupa modifikasi crown and loop dengan ekstensi distal

intragingiva.

Namun, ketika M1 telah erupsi, distal shoe harus segera dilepas dan digantikan dengan

band and loop maintainer.

33

Page 34: Makalah Sk 5 Pbl 4 Pedo (Autosaved)

Pengaplikasian distal shoe mirip seperti pengaplikasian crown and loop maintainer.

Namun sebelum penempatan akhir dari maintainerdalam mulut, harus dilakukan foto alat

untuk menentukan apakah panjang alat telah sesuai dengan M1 yang belum erupsi.

Penyesuaian akhir panjang dan kontur harus dibuat saat itu juga.

Kontraindikasi:

jika beberapa gigi telah hilang, maka kurang adanya penyangga yang dapat

menyokong alloy

oral hygiene yang buruk

kooperasi pasien dan orang tua yang kurang baik

kondisi medsi tertentu, ex : blood dyscrasias, imunosupresi, kongenital, kerusakan

jantung, rematik, diabetes

Pada keadaan saat distal shoe merupakan kontra indikasi, perawatan yang dapat dilakukan

yaitu dengan menggunakan alat yang removable atau cekat yang tidak memasuki jaringan

tetapi memberi tekanan pada ridge mesial molar permanen yang belum erupsi atau

menunggu M1 erupsi dan memperbaiki space setelahnya.

Lingual arch

Digunakan jika terjadi kehilangan gigi secara bilateral atau jika terjadi kehilangan banyak

gigi pada lengkung RA/RB. Dapat dimodifikasi dengan crown, band atau distal shoe.

Lingual arch yang diaplikasikan pada gigi-gigi maksila disebut alat nance, alat ini mirip

dengan lingual arch namun bedanya pada bagian anterior kawat tidak menyentuh

permukaan lingual pada gigi anterior. Namun kawat direkatkan pada palatum dengan

menggunakan akrilik kecil.

Kelebihan:

Mudah dipelihara

stabil

Tidak mudah lepas, rusak atau hilang

34

Page 35: Makalah Sk 5 Pbl 4 Pedo (Autosaved)

Dapat mengatasi masalah ketidakkooperatifan pasien

Kekurangan:

Insisivus permanen dapat erupsi di belakang lingual arch jika lingual arch diaplikasikan

sebelum erupsi gigi insisivus permanen. Cara mengatasi hal ini adalah dengan

menggunakan bilateral band and loop sebelum gigi insisivus permanen erupsi lalu diganti

dengan lingual arch jika gigi insisivus permanen telah erupsi.

2.5.3 Space regainer

didesign untuk menggerakan gigi permanent yang mengalami displacement agar kembali

ke posisi normal didalam lengkung rahang, sehingga ruang erupsi yang awalnya tertutup

akibat pergeseran gigi tersebut dapat terbuka dan menyediakan ruang bagi benih gigi

permanent yang akan erupsi.

Indikasi

space regainer diindikasikan untuk kasus dimana ruang tempat gigi permanent

yang akan erupsi sudah tidak ada lagi karena telah terjadi displacement dari gigi

tetangganya.

Fungsi

space regainer berfungsi mempersiapkan ruang untuk erupsi gigi permanent.

Waktu penggunaan

Space regainer digunakan setelah terjadi penutupan ruang yaitu ± setelah 6 bulan

kehilangan gigi.

Intro

maloklusi bila dideteksi sedini mungkin dapat terhindar dari konsisi yang lebih buruk

dengan menginisiasi prosedur interceptive orthodontics.

Konsil kedokteran gigi amerika mendefinisikan ‘interceptive orthodontics as that phase of

the science and art of orthodontics employed torecogniza and eliminated potential

irregularities and malpositions in the developing dentofacial complex’

Interceptive procedure:

1. space regaining

35

Page 36: Makalah Sk 5 Pbl 4 Pedo (Autosaved)

2. correction of anterior and posterior cross bites

3. elimination of oral habits

4. muscle exercise

5. removal of soft or hard tissue impediments in the pathway of eruption

6. resolution of crowding

7. interception of developing skeletal malocclusions

space regaining

bila space maintenance tidak diaplikasikan pada premature loss gigi sulung M2, gigi

permanen M1 dapat bergerak secara tipping atau drifting kearah mesial yg berakibat pada

berkurangnya ruang pada lengkung rahang. Berkurangnya lengkung rahang dapat

menghambat gigi permanen P1 untuk erupsi.

Penyebab:

1. lesi karies

2. erupsi ectopic

3. extraksi premature tanpa space maintenance

waktu diztalization

bila anak dirawat sebelum umur 9 tahun, akar dari M1 permanen belum terbentuk

sehingga normalisasi lebih mudah. Jika watu perawatan terlambat dan M2 permanen

mulai erupsi menyebabkan M1 bergerak mesial menyebabkan dokter mengalami

kesulitan untuk menggerakkan 2 molar kearah distal yang membutuhkan tenaga lebih

besar, karenanya dibutuhkan corrective orthodontics.

Metode space regaining:

1. fixed appliances

a. open coil (herbst space regainer)

pada tipe ini band berdiameter 0,7mm yang ditekuk menjadi U shape

b. jackscrew space regainer

hasil dapat cepat terealisasi, buatan pabrik

c. gerber space regainer

tipe ini dapat dibuat langsung didalam mulut dalam satu kali pertemuan dan tanpa

pekerjaan laboraturium.

2. removable appliances

a. upper/lower hawley’s appliances dengan helical spring

b. hawley’s appliance dengan split acrylic dumb-bell spring

c. hawley’s appliance dengan slingshot elastic

36

Page 37: Makalah Sk 5 Pbl 4 Pedo (Autosaved)

d. hawley’s appliance dengan palatal spring

e. hawley’s appliance dengan expansion screw

2.6 Pertimbangan radiografis pada premature loss

1. Pertimbangan Ruang

Apabila terjadi kehilangan gigi sulung dini maka kita harus memperhatikan beberapa hal

dalam melakukan interpretasi radiograf. Salah satunya adalah menentukan jumlah ruang yang

tersedia pada rahang untuk erupsi gigi permanen. Perbandingan lebar ruang (kecukupan

ruangan) tulang alveolar untuk erupsi dibandingkan ukuran mesiodistal benih gigi tetap di

bawahnya. Terdapat analisis Nance (1947) yang mengembangkan metode radiograf untuk

memprediksi lebar mesiodistal gigi permanen yang belum erupsi. Nance mengukur gigi C,

P1, dan P2 permanen, hal ini digunakan ketika gigi geligi I rahang bawah permanen terlihat

tumbuh berdesakan, untuk itu dilakukan pengukuran untuk memprediksi apakah gigi geligi

C, P1 dan P2 permanen yang belum erupsi akan mendapat tempat yang cukup pada lengkung

rahang. Terdapat tiga faktor yang perlu diperhatikan yaitu ukuran seluruh gigi anterior

permanen sampai gigi molar pertama permanen, perimeter rahang, dan perkiraan perubahan

perimeter rahang akibat pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini dapat membantu kita untuk

memprediksi apakah akan terdapat gigi berjejal atau diastema pada saat gigi permanen erupsi.

Metode untuk menentukan lebar mesiodistal gigi permanen yang belum erupsi (kecukupan

ruang)

Metode radiografi

Metode non radiografi dengan rumus

Metode Radiografis

Teknik radiograf periapikal merupakan teknik radiograf yang paling sering digunakan untuk

melihat lebar mesiodistal gigi yang belum erupsi. Pada metode ini sangat penting untuk

melakukan teknik pengambilan gambar yaitu jarak target film dengan tepat, ada tidaknya

distorsi pada film, kejelasan batas mahkota, dan overlapping. Sehingga dapat menghasilkan

37

Page 38: Makalah Sk 5 Pbl 4 Pedo (Autosaved)

kualitas gambar yang baik dan tidak kabur. Namun penggunaan metode ini akan sulit

dilakukan pengukuran lebar mesiodistal gigi secara depat apabila terdapat gigi yang rotasi.

Nance’s mixed dentition analysis

Perlengkapan yang diperlukan : dental cast, penggaris milimeter, boley gauge,

periapikal radiograph. Cara menggunakan metode ini :

Jarak yang diperlukan

Ukur lebar mesio distal dari gigi permanen yang telah erupsi

Ukur lebar gigi yang belum erupsi, caninus dan premolar dari IOPA (intra-oral

peri apikal)

Total lebar mesiodistal dari semua gigi dalam setiap kuadran akan

mengingikasikan ruang yang diperlukan untuk mengakomodir gigi permanen

Jarak yang tersedia

Menggunakan brass wire, ukurlah lengkung rahang dari permukaan mesial

pada gigi molar satu permanen sampai ke permukaan mesial dari gigi molar

satu permanen pada sisi sebelahnya

Bandingkan ruang yang diperlukan dan ruang yang tersedia hingga ditemukan

perbedaan panjang rahang.

Huckaba’s mixed denition analysis

Pada analisis ini menggunakan foto radiograph dan study cast untuk menentukan

lebar gigi yang belum erupsi

Rumusnya adalah:

Y 1= X 1 x Y 2X 2

Keterangan

Y1 = lebar gigi yang belum erupsi

Y2 = lebar gigi yang belum erupsi, pada radiograf

X1 = lebar gigi yang telah erupsi, diukur dari model

X2 = lebar gigi yang telah erupsi, diukur dari radiograf

Metode Non-Radiografis

Analisis Moyers

38

Page 39: Makalah Sk 5 Pbl 4 Pedo (Autosaved)

Cara menggunakan analisis moyers adalah sebagai berikut :

Lebar mesiodistal keempat gigi insisivus permanen mandibula diukur dan

dijumlahkan.

Jumlah lebar mesiodistal keempat gigi insisivus mandibula dibandingkan

dengan nilai pada tabel proporsional dengan tingkat kepercayaan 75% untuk

memprediksi lebar gigi kaninus dan premolar maksila dan mandibula yang

akan erupsi pada satu kuadran.

Bandingkan jumlah ruang yang tersedia dengan ruang yang diprediksi (dari

tabel) pada kedua rahang. Jika diperoleh nilai negatif, maka dapat disimpulkan

adanya kekurangan ruang.

Analisis Tanaka-Johnston

2. Folikel Benih Gigi Tetap

Pada saat gigi belum erupsi benih gigi tetap akan dikelilingi oleh garis radiopak yang utuh

dan tidak terputus. Namun saat gigi sudah saatnya erupsi dimana benih gigi sudah mencapai

puncak tulang alveolar garis radiopak tipis tersebut akan mulai menghilang.

39

Page 40: Makalah Sk 5 Pbl 4 Pedo (Autosaved)

3. Lokasi/jarak benih gigi tetap sampai ke puncak tulang alveolar

Lokasi/jarak benih gigi tetap dilihat melalui gambaran radiograf panoramic sehingga dapat

ditentukan apakah kasus termasuk indikasi perawatan ortho (space maintainer) atau tidak

dengan melihat jarak antara benih gigi dengan puncak tulang alveolar.

Gambar 1. Gambaran radiograf menunjukkan benih gigi yang belum erupsi

Gambar 2. Penggunaan space maintainer

40

Page 41: Makalah Sk 5 Pbl 4 Pedo (Autosaved)

Gambar 3. Gigi M1 mandibula tipping ke arah mesial.

4. Posisi benih gigi tetap

Setelah gigi desidui mulai erupsi, letak benih gigi permanen:

o Sebelah lingual akar gigi desidui

o Sebelah bawah akar gigi desidui

Gambar A. Pada periode mix dentition terlihat benih gigi permanen di bawah gigi sulung dan

terjadi resorpsi akar.

41

Page 42: Makalah Sk 5 Pbl 4 Pedo (Autosaved)

Gambar B. Panah menunjukkan gigi sulung yang tidak memiliki benih gigi pengganti (gigi

permanen).

Gambar C. Indikasi ekstraksi dan space maintenance karena resistensi gigi sulung (DM2)

dan posisi benih gigi permanen P2 (partial impaction). Dengan pemasangan space maintainer,

P2 akan erupsi pada posisi normal.

5. Pembentukan ujung apikal akar gigi tetap

42

Page 43: Makalah Sk 5 Pbl 4 Pedo (Autosaved)

Keterangan:

Tahap A: Kalsifikasi titik oklusal, tanpa disertai fusi dari kalsifikasi bagian lain

Tahap B: Fusi dari titik mineralisasi; kontur permukaan oklusal sudah terlihat

Tahap C: Kalsifikasi mahkota gigi telah selesai dan dimulai proses disposisi dentin

Tahap D: Pembentukan mahkota sudah selesai

Tahap E: Panjang akar gigi lebih pendek daripada tinggi mahkotanya

Tahap F: Panjang akar gigi melebihi tinggi mahkota

Tahap G: Pembentukan akar sudah selesai, tetapi foramen apikalnya masih terbuka

Tahap H: Foramen apikal sudah tertutup

43

Page 44: Makalah Sk 5 Pbl 4 Pedo (Autosaved)

Pembentukan akar pada premolar 1 (maksila dan mandibula) yang dapat dilihat pada

gambaran radiograf di bawah ini.

BAB III

KESIMPULAN

- Tanti (8 tahun) mengalami premature loss pada gigi 85 sehingga diperlukan

perawatan preventive orthodontic berupa penggunaan band and loop space

maintainer

44

Page 45: Makalah Sk 5 Pbl 4 Pedo (Autosaved)

- Nina (6 tahun) mengalami maloklusi karena gigi berjejal & indikasi ekstraksi pada

gigi geraham sulung bawah kiri sehingga diperlukan perawatan preventive

orthodontic berupa:

o Edukasi orang tua

o Observasi perkembangan rahang

o Identifikasi kebiasaan buruk

o Latihan menggigit, dsb

Daftar pustaka

1. R E, Moyers. Handbook of Orthodontics 4th ed Year Book Medical, 1988

2. McDonald, Ralph E. Dentistry for the Child and Adolescent 8 th ed.2004. USA:

Mosby

3. http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/06/space_maintainer.pdf

45

Page 46: Makalah Sk 5 Pbl 4 Pedo (Autosaved)

4. elisa.ugm.ac.id/user/archive/.../1388b367b83c20b40c6ba8c7b155e8fe

5. http://www.columbia.edu/itc/hs/dental/d7710/client_edit/space-mgmt.pdf

6. http://depts.washington.edu/peddent/AtlasDemo/space012.html

46