makalah blok 3
-
Upload
anggraini-hertanti -
Category
Documents
-
view
9 -
download
0
description
Transcript of makalah blok 3
Pembelahan Sel Normal dan Abnormal dalam Tubuh Manusia
Anggraini Hertanti
102012440
Fakultas Kedokteran Umum
Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Terusan Arjuna No.6 Kebon Jeruk, Jakarta Barat
Email: [email protected]
Pendahuluan
Kita tahu bahwa seiring berjalannya waktu dari janin hingga dewasa tubuh kita
mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan adalah bertambah besarnya
ukuran dan struktur sel, sedangkan perkembangan adalah bertambah banyaknya jumlah sel.
Sel-sel yang tumbuh dan berkembang meliputi sel seluruh organ tubuh, seperti organ dalam
(hati, paru-paru, ginjal, usus, dan kelenjar), alat gerak (tangan dan kaki), sampai ke susunan
saraf yang berpusat di otak.1 Dengan berkembang dan bertumbuhnya tubuh manusia itu
berarti sel-sel yang ada dalam tubuh terus-menerus memperbanyak diri melalui pembelahan
sel. Hal ini membuktikan bahwa pembelahan sel sangat penting bagi tubuh kita. Tetapi
bagaimana proses pembelahan sel itu sendiri? Dengan adanya makalah ini kita akan
membahas lebih lanjut bagaimana proses pembelahan sel pada tubuh manusia.
Struktur dan Fungsi Sel
Sel adalah unit kehidupan struktural dan fungsional terkecil dari tubuh. Sebagaian
besar reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan, berlangsung dalam sel. Sel memiliki
bentuk yang berbeda, bentuk dasar dari sel adalah bulat, seperti sel darah, sel lemak, dan sel
telur. Bentuk sferikal, biasanya berubah karena spesialisasi sel berdasarkan fungsinya,
contoh: sebuah sel saraf berbentuk seperti bintang dengna prosesus yang panjang dan sel otot
polos berbentuk seperti spindel. Penggepengan, terjadi karena kontak dengan permukaan.
Bentuk permukaan sel terjadi akibat tekanan dari banyak permukaan.1
Ukuran sel tubuh manusia adalah sel mikroskopik yang berdiameter 10µm–30. Fungsi
dari sel adalah mempertahankan suatu membran plasma diantara sitoplasma dan lingkungan
ekstraselular. Semua zat yang masuk atau keluar sel harus melewati membran plasma. Sel
yang berisi materi hereditas membawa instruksi dalam bentuk kode untuk proses sintesis
sebagian besar komponen selular. Sel melakukan aktifitas metabolik yang dikatalis reaksi
kimia sehingga terjadi proses sintesis dan penguraian molekul organik.
Komponen se terdiri dari badan sel memiliki empat bagian dasar yaitu membran
plasma, sitoplasma yang merupakan protoplasma sel, berbagai organel sitoplasma dan
nukleus yang merupakan tempat materi genetik berada. Membran plasma dari sel
memisahkan bagian interior sel dari lingkangan ekstraselular.
Struktur
Membran plasma tersusun dari lapisan ganda molekul lipid dengan beberapa protein
globular yang tertanam didalamnya. Tebal lapisan ini sekitar 6-10nm.
a. Fosfolipid adalah lipid yang paling sering ditemukan dalam membran. Lipid lainnya
adalah kolesterol dan likolipid yang merupakan gabungan karbohidrat dan lipid. Molekul
ini disusun dalam dua lapisan ganda. Bagian kepala molekul berupa fosfatpolar yang
dapat larut dalam air mengarah pada dua permukaan. Bagian ekor molekul berupa asam
lemak nonpolar yang tidak dapat larut dalam air mengarah kepusat lapisan ganda.
b. Protein dibagi dalam beberapa bagian
Protein integral membentuk mayoritas protein membran, protein ini menembus dan
tertanam dalam lapisan ganda.
Protein perifer terikat longgar pada permukaan membran dan dapat dengan mudah
terlepas dari membran tersebut
Karbohidrat juga berkaitan dengan molekul lipid atau protein. Glikolipid dan
glikoprotein dapat memberikan sisi pengenal permukaan untuk interaksi antar sel,
seperti mempertahankan sel-sel darah merah agar tetap terpisah.1
Fungsi membran plasma.
Selain fungsi sisi reseptor dan komunikasi sel membran plasma juga berfungsi
sebagai suatu membran permeabel yang selektif untuk mengatur aliran zat kedalam dan
keluar sel.
Komponen sitoplasma
1. Organel adalah komponen tetap sitoplasma
Mitokondria
Mitokondria ditemukan pada hampir semua sel, tetapi tidak dalam sel darah merah.
Organel ini merupakan pabrik energi sel pada eukriotik. Mitokonria tampak seperti
batang atau filmen yang bergerak dengan konstan dalam sebuah sel hidup. Setiap
mitokondria terdiri dari membran terluar halus dan membran terdalam yang
membentuk lipatan disebut krista. Krista menonjol menyerupai rak ke dalam
mitokondria dan menambah bidang permukaan membran bagian dalam. Ruang antar
krista tersebut dipenuhi matriks yang berisi protein, DNA, RNA, dan ribosom.
Berfungsi sebagai pembangkit tenaga sel karena fungsi terpentingnya adalah
memproduksi energi dalam bentuk ATP. Energi tersebut dihasilkan dari pengurai
nutrien seperti glukosa, asam amino, dan asam lemak. Enzim dibutuhkan untuk
melepas energi secara kimia, terlokalosasi dalam matriks mitokondrial dan partikel
kecil pada krista.1
Ribosom
Struktur ribosom adalah granula kecil berwarna hitam (berdiameter 25nm), yang
tersusun dari RNA, ribosomal dan hampir 80 jenis protein. Ribosom ditemukan sebagai
granula individual atau dalam kelompok disebut poliribosom. Ribosom bisa bebas
dalam sitoplasma atau melekat pada membran RE.
Berfungsi, ribosom merupakan tempat sintesis protein. Ribosom bebas terlibat
dalam sintesis protein untuk dipakai sel itu sendiri, misalnya dalam pembaharuan enzim
dan membran. Ribosom yang berikatan merupakan tempat berlangsungnya sintesis
protein yang merupakan produk sekretori yang akan dikeluarkan sel.
Retikulum endoplasma
Struktur, RE tersusun dari jaring-jaring rongga (sisterna) datar yang dilapisi
membran, yang menyambung membran plasma dan membran nuklear. Ada dua jenis
RE yaitu RE kasar (granular), yang membrannya memiliki ribosom, dan RE halus
(agranular) yang tidak memiliki ribosom. Dalam sel yang memiliki kedua tersebut, RE
kasar dan halusnya saling bersambungan.
Berfungsi, RE merupakan tempat utama sintesis produk sel dan juga berperan
dalam transpor dan penyimpananya. RE kasar menonjol dalam sel yang khusus untuk
sekresi protein seperti enzim pencernaan. RE halus banyak terdapat dalam sel, beberapa
kelenjar endokrin yang menyintesis hormon dan dalam sel hati, tempat RE terlibat
dalam sintesis lipid dan kolesterol serta pemecah glikogen. Pada sel otot, RE halus
disebut Retikulum Sarkoplasma dan turut berperan dalam proses kontraksi.
Badan golgi
Struktur, mengandung 6-7 kantong datar yang terikat membran atau sisterna,
masing-masing bentuknya agak melekuk. Kantong tersebut tersusun seperti mangkuk
terbalik. Permukaan konveks susunan menghadap ke RE dan nukleus; permukaan
konkaf menghadap ke permukaan eksternal sel. Biasanya ada banyak vesikel transpor
di sisi perifer tonjolan dan ada sedikit penebalan vakuola yang berukuran lebih besar
pada salah satu kutub.
Berfungsi, merupakan tempat akumulasi, konsentrasi, pembungkusan dan
modifikasi kimia produk sekretori yang disintesis dalam RE kasar. Dan memproses
protein yang berfungsi secara intraselular, seperti enzim lisosom.
Lisosom
Ditemukan pada sel kecuali sel-sel darah merah dan sel kulit yang telah
terkeratinisasi sempurna pada permukaan tubuh. Struktur, lisosom adalah vesikel kecil
yang terikat membran, mengandung hampir 50 jenis enzim hidrolitik, yang mampu
menguraikan hampir semua jenis makromolekul (protein, lipid, karbohidrat, asam
nukleat, dl).
Berfungsi untuk pencernaan intraselular, yang memegang peranan dalam proses
normal dan patologis. Sel fagositik yang membahayakan (bakteri, toksin) dimakan oleh
lisosom. Agens tersebut akan melebur dengan lisosom primer untuk membentuk
lisosom sekunder yang kemudian dicerna. Berperan dalam pertumbuhan dan perbaikan
selular normal dengna cara memindahkan komponen selular yang sudah rusak atau
berlebihan.
Peroksisom (mikrobodi)
Struktur, merupakan organel kecil, sferikal yang terikat pada membran serta
mengandung enzim destruktif. Berfungsi, melindungi sel dari pengaruh hidrogen
perioksida yang merusak dan metabolisme lipid.
Nukleus
Merupakan organel terbesar. Terdapat dalam semua anggota sel tubuh kecuali pada
sel darah merah yang matang, yang kehilangan intinya saat berkembang. Struktur,
membran nuklear disusun atas membran ganda yang dipisah oleh ruang perinuklear.
Membran dalam halus, sedangkan membran luar biasanya mengandung ribosom dan
menyatu dengan RE. Membran dalam dan luar bergabung dalam interval jarak yang
tidak beraturan di sekitar nukleus untuk membentuk pori-pori nuklear, sehingga
memungkinkan terjadinya pertukaran zat antara nukleus dan sitoplasma.
Kromatin terlihat seperti gumpalan tidak beraturan atau granula basofilik kuat atau
benda berwarna biru yang menyebar ke seluruh nukleus. Nukleoplasma merupakan
matriks yang menyelubungi kromatin.Matriks ini tersusun atas protein, metabolit, dan
ion. Nukleolus merupakan struktur sferikal yang tersusun atas RNA dan protein. Pada
sel yang tidak mensintesis protein misalnya spermatozoa, tidak ditemukan nukleolus.
Berfungsi, Nukleus sangat penting untuk keseluruhan aktifitas selular.
Mengandung materi genetik sel (DNA) yang mengkode informasi untuk mengontrol
sintesis protein dan reproduksi sel, dua fungsi sel yang sangat penting.
Pembelahan Sel
Kita mengetahui bahwa organ tubuh kita tersusun oleh bagian-bagian terkecil yang
disebut sel. Setiap sel dapat memperbanyak diri dengan membentuk sel-sel baru melalui
proses yang disebut pembelahan sel atau reproduksi sel. Pembelahan sel adalah urutan
lengkap proses yang terjadi di dalam sel sehingga sebuah sel akan memproduksi dirinya
sendiri. Pembelahan sel memungkinkan suatu organisme multiseluler, termasuk manusia,
dapat tumbuh dan berkembang dari satu sel tunggal.2
Oleh karena itu, terjadilah proses pertumbuhan pada mahkluk hidup. Pembelahan sel
juga berlangsung pada sel kelamin atau gamet yang bertanggung jawab dalam proses
perkawinan antar individu. Setelah dewasa, kelenjar kelamin pada tubuh manusia membelah
dan membentuk sel-sel kelamin. Menurut sifat dan letak terjadinya pembelahan, pembelahan
sel dibagi menjadi dua, yaitu mitosis dan meiosis. Mitosis adalah proses pembelahan sel
somatik (sel tubuh), sementara meiosis adalah proses pembelahan sel gamet (sel kelamin)
yang berupa sperma dan ovum.1
1. Mitosis
Mitosis adalah tahapan penting dalam siklus kehidupan sel. Mitosis adalah proses
pembelahan nukleus (inti sel), biasanya diikuti oleh pembelahan sitoplasma (sitokinesis),
ditandai oleh sel tubuh (somatik) yang mereplikasi dirinya sendiri.4 Dalam mitosis 2 sel anak
yang secara genetik identik dihasilkan dari satu sel tunggal. Dapat diartikan bahwa mitosis
adalah pembelahan sel tubuh yang memperbanyak sel itu sendiri dengan memastikan bahwa
setiap sel anak menerima jumlah yang sama dengan sel induk. Mitosis menghasilkan sel
duplikat yang sama seperti sel induk dan bertujuan untuk pertumbuhan, perbaikan, serta
reproduksi aseksual.5 Dengan begitu jika ada bagian tubuh yang terluka atau rusak maka sel
akan melakukan pembelahan sel atau reproduksi sel untuk memperbaiki sel-sel yang rusak
tersebut.
Pembelahan sel secara mitosis meliputi empat fase, yaitu profase, metafase, anafase, dan
telofase. Sebenarnya, pembelahan mitosis hanyalah sebagian kecil dari siklus sel. Siklus sel
yaitu peristiwa pertumbuhan dalam sel yang diikuti reproduksi sel secara berulang-ulang
mengikuti suatu ritme tertentu.1 Siklus sel terdiri dari fase pembelahan mitosis (M) dan
periode pertumbuhan yang disebut interfase. Interfase merupakan bagian terbesar dari siklus
sel. Interfase terdiri dari tiga sub fase, yaitu fase G1 (pertumbuhan primer), fase S (sintesis) ,
dan fase G2 (pertumbuhan sekunder)
Interfase
Interfase adalah peride pertumbuhan sel saat DNA di dalam nukleus bereplikasi.4 Dapat
tikatakan bahwa pada tahap interfase, sel dalam keadaan tidak aktif membelah. Pada akhir
interfase, kromosom tereplikasi daam persiapan untuk mitosis. Seperti yang sdah disebutkan
diatas. Interfase merupakan bagian terbesar dari siklus sel. Interfase membutuhkan waktu
sekitar 90% dari seluruh waktu reproduksi sel. Terdapat tiga standar interfase: G1, S, dan G2.
Tahap keempat, Go adalah tahap istitrahat khusus. Pada tahap ini, G berfungsi sebagai gap,
yaitu mengacu pada waktu yang dihabiskan sel untuk memeriksa dan meninjau kembali
langkah sebelumnya.
G1 adalah tahap persiapan sel untuk replikasi DNA dengan mensintesis protein baru dan
mengaktifkan komponen sitoskeletal. Pada fase ini, sel akan aktif tumbuh. Pertumbuhan sel
ditandai oleh bertambahnya sitoplasma, organela dan sintesis bahan-bahan yang dibutuhkan
untuk fase S.
S adalah tahap selanjutnya, yang ditandai dengan terjadinya replikasi (duplikasi) DNA.
Setiap kromosom kemudian berisi dua dobel heliks DNA identik yang disebut kromatid,
menyatu pada sentromer.
G2 merupakan tahap ketiga sebelum pembelahan sel, dan pada tahap ini sel kembali
mensintesis protein yang dipersiapkan untuk pembelahan. Pada fase ini bentuk benang-
benang gelendong (spindel) disintesis dan jumlah DNA sudah berlipat.
Go merupakan tahap istirahat ketika sel yang pada tahap G1 tidak melakukan replikasi
DNA, dapat terhenti sementara. Sel yang baru saja mengalami pembelahan berada dalam
keadaan diam. Umum terjadi beberapa melakukan pertumbuhan (dorman) dan mati.1
Profase
Kromosom menebal menjadi pilinan yang kuat dan besar. Kromosom berisi dua
kromatid yang disatukan oleh sentromer. Kemudian pasangan sentriol berpisah dan mulai
bergerak ke sisi nukleus yang berlawanan. Setelah sampai di sisi nukleus sentriol membentuk
benang spindel mitosis polar. Setelah itu nukleus melebur dan membran nuklear menghilang
sehingga memungkinkan spindel masuk ke nukleus. Mikrotubulus pendek yang muncul dari
kinctochorea struktur pada sentromer, sekarang dapat berinteraksi dengan benang spindel
polar, menyebabkan kromosom bergerak dengan cepat. Lalu mikrotubulus lain menyebar ke
luar sentriol untuk membentuk aster.1
Metafase
Kromosom (pasangan kromatid) berbaris pada bidang metafase atau bidang ekuator sel
disebut demikian karena posisinya bersilangan dari satu sel ke sisi lainnya pada spindel.
Setelah itu sentromer pada semua kromosom saling berikatan. Kemudian kinetochore
memisah dan kromatid bergerak menjauh.1
Anafase
Akibat perubahan panjang mikrotubulus di tempat perlekatannya, pasangan kromatid
(sekarang dianggap sebagai satu kromosom) bergerak dari bidang ekuator ke setiab kutub.
Kemudian akhir anafase ditandai dengan adanya dua set kromosom lengkap yang berkumpul
pada kedua kutub sel. Organel sitoplasma sebelumnnya telah bereplikasi, juga tersebar
merata di kedua kutub.2
Telofase
Dua nuklei kembali terbentuk di sekitar kromosom. Kromosom kemudian terurai dan
melebur. Membran nuklear dan nukleolus terbentuk kembali. Setelah itu proses sitokinesis
adalah pembelahan sitoplasma. Alur pembelahan yang berada tepat di pertengahan antara
kedua mass kromosom, mulai membelah sitoplasma berlanjut di sekitar sel dan membelah sel
tersebut menjadi dua sel terpisah.
2. Meiosis
Meiosis adalah proses sel benih pada ovarium (oosit primer) atau testis (spermatosit
primer) menghasilan sel telur atau sperma yang matang.7 Makhluk hidup yang sejenis
mempunyai jumlah kromosom yang sama pada setiap sel. Manusia mempunyai 46
kromosom, kecuali pada sel reproduksi atau sel kelaminnya. Sel kelamin pada manusia hanya
mempunyai setengah jumlah kromosom sel tubuh lainnya, yaitu 23 kromosom. Jumlah
setengah kromosom (haploid) ini diperlukan untuk menjaga agar jumlah kromosom anak
tetap 46. Kita telah mengetahui bahwa anak terbentuk dari perpaduan antara sel kelamin
betina (sel telur) dan sel kelamin jantan (sperma). Perpaduan kedua sel kelamin yang masing-
masing memiliki 23 kromosom ini akan menghasilkan sel anak (calon janin) yang
mempunyai 46 kromosom. Oleh sebab itu, pembelahan meiosis sangat berpengaruh dalam
perkembangan makhluk hidup.2
Pada dasarnya tahap pembelahan meiosis siklus sel yang terjadi serupa dengan
pembelahan mitosis yang diaawali oleh interfase kemudian proses pembelahan itu sendiri.
Hanya saja, pada meiosis terdiri dari dua pembelahan nuklear dan selular, disebut meiosis I
dan meiosis II yang menghasilkan empat sel.8 Masing-masing pembelahan meiosis terdiri
dari tahap-tahap yang sama, yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase. Istirahat antara
kedua tahap meiosis disebut interkinesis.
Meiosis I
Tahap pada meiosis I meliputi interfase, profase I, metafase I, anafase I, telofase I, dan
sitokinesis I.
Interfase
Pada Interfase, sel berada pada tahap persiapan untuk mengadakan pembelahan.
Perisapannya berupa penggandaan DNA dari satu salinan menjadi dua salinan (sama seperti
pada interfase mitosis). Selama interfase sebelum pembelahan meiosis pertama, setiap
kromosom bereplikasi untuk membentuk kromatid yang diikat sentromer sama seperti
meiosis.1,2
Profase I
Profase I merupakan tahap terpanjang dibandingkan tahapan lainnya. Hal ini dikarenakan
profase I mempunyai lima tahap yaitu leptoten, zigoten, pakiten, diploten, dan diakinesis.
Pada tahap leptoten, kromatin berubah menjadi kromosom yang mengalami kondensasi dan
terlihat sebagai benang tunggal yang panjang. Pada tahap zigoten, sentrosom membelah
menjadi dua, kemudian bergerak menuju kutub yang berlawanan. Kromosom homolog yang
berasal dari gamet kedua orang tua termasuk bagan bagian kromomer saling berdekatan dan
berpasangan, atau disebut melakukan sinapsis. Pada tahap pakiten tiap kromosom melakukan
penggandaan atau replikasi menjadi dua kromatis dengan sentromer yang masih tetap
menyatu dan belum membelah. Tiap kromosom yang berpasangan mengandung empat
kromatid disebut tetrad atau bivalen.2
Pada tahap diploten kromosom homolog terlihat saling menjauhi. Saat kromosom
homolog menjauh, terjadi perlekatan berbentuk X pada suatu tempat tertentu di kromosom
yang disebut (jamak: kiasmata). Kiasma merupaan bentuk persilangan dua dari empat
kromatid suatu kromosom dengan pasangan kromosom homolognya. Kiasma juga merupakan
tempat terjadinya peristiwa pindah silang (crossing over) pada kromosom. Pada tahap
diakinesi terbentuk benang-benang spindel dari pergerakan dua sentriol (hasil pembelahan)
ke arah kutub yang berlawanan. Diakinesis diakhiri dengan menghilangnya nukleolus dan
membran nukleolus serta tetrad mulai bergerak ke bidang ekuator.2
Metafase I
Pada tahap metafase pasangan kromosom homolog, masing-masing dengan dua pasang
kromatid yang akan disatukan sentromer, berbaris pada bidang ekuator. Kedua kromatid
dalam satu kromosom pada setiap pasangan homolog menghadap ke kutub sel yang sama.
Sehingga kromososm homolognya menghadap kutub yang berlawanan. Benang-benang
spindel darinsalah satu kutub melekat pada sentromer setiap kromosom. Kemudian sentromer
tidak membelah seperti yang terjadi pada metafase I pembelahan mitosis.2
Anafase I
Pada tahap anafase setiap kromosom (terdiri dari dua kromatid) ditarik ke salah satu
kutub. Dengan demikian, satu kelompok kromosom haploid telah tersusun di setiap kutub.2
Telofase I
Seperti dalam pembelahan mitosis, telofase membalik peristiwa yang terjadi dalam
profase. Kromosom melebur, membran nuklear kembali terbentuk, nukleolus kembali muncul
dan spindel terurai. Kemudian sitokinesis terjadi dan kedua sel terpisah.2
Interkinesis
Interkinesis adalah tahap di antara dua pembelahan meiosis. Pada tahap interkinesis tidak
terjadi perbanyakan (replikasi) DNA. Hasil pembelahan meiosis I menghasilkan dua sel
anakan yang haploid (karena kini sel anakan mengandung setengah pasang kromosom
homolog). Tetapi perlu diingat bahwa kromosom tersebut masih berisi sepasang kromatid,
yang berarti kandungan DNA-nya masih rangkap (2c). Tujuan meiosis II adalah membagi
kedua salinan tersebut pada sel anakan yang baru.2
Meiosis II
Pada tahap meiosis II proses yang terjadi serupa dengan tahap pada mitosis. Peristiwa
profase II sama dengan peristiwa pada profase mitosis. Senteriol memisah bergerak ke kutub
yang berlawanan dan mikrotubulus dari setiap sentromer melekat pada benang dari sentriol di
kutub yang berlawanan. Tahap metafase II kromatid berbaris pada bidang equator sel
kemudian kromatid tersusun berpasangan, bukan dalam bentuk tetrad seperti metafase I,
disebut dyad. Pada tahap anafase II sentromer membelah dan kromatid yang terpisah menjadi
kromosom. Kemudian yang terpisah pada anafase II bukanlah kromatid berpasangan.
Berlawanan dengan kromatid pada pembelahan mitosis, kromatid tersebut secara genetik
tidak identik akibat persilangan atau kombinasi ulang. Dan terakhir telofase II membran
nuklear terbentuk kembali, kromosom melebur, dan terjadi sitokinesis. Setiap sel baru berisi
satu dari setiap jenis kromosom. Jumlah kromosom adalah haploid.2
Perbedaan Mitosis dan Meiosis
Perbedaan mitosis dan meiosis dalam pembelahan sel sebenarnya cukup jelas karena
keduannya memiliki fungsi dan cara yang berbeda dalam prosesnya. Untuk lebih jelasnya
kita dapat melihat tabel dibawah ini.
Tabel 1. Perbedaan antara Meiosis dan Mitosis10
Sifat Mitosis Meiosis
Jumlah pembelahan inti Satu Dua
Jumlah total sel saat
selesai pembelahan
Dua Empat
Jumlah kromosom (n) 2n dengan jumlah sama seperti
jumlah kromosom sel induk
(manusia 46)
1n, setengah jumlah sel
induk (manusia 23)
Jenis sel Sel tubuh (somatik) Sel-sel germinal pada
testis dan ovarium
Kejadian pada manusia Seumur hidup Setelah pubertas
Fungsi Pemeliharaan dan perbaikan
sel, pertumbuhan;
menghasilkan sel-sel yang
identintik secara genetik
Produksi sel telur dan sel
sperma; mungkin terjadi
rekombinasi genetik
Pembelahan Sel Abnormal
Kadang-kadang dalam keadaan tertentu, sel kehilangan kemampuan untuk
menanggapi faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan. Seperti sebuah sel yang akan
terus membelah secara tidak terkendali. Pembelahan sel secara tidak terkendali ini dikenal
dengan nama pembelahan sel abnormal. Sel yang diciptakan oleh pembelahan sel yang
abnormal juga mengalami pembelahan yang tidak teratur. Akhirnya masa padat dari sel-sel
abnormal atau tumor terbentuk. Tumor tidak selalu mengancam nyawa. Beberapa tumor yang
disebut tumor jinak, cukup sering terjadi. Salah satu contoh dari tumor jinak adalah kutil.
Meskipun kutil sangat mengganggu, mereka tidak berbahaya. Tumor jinak biasanya tidak
mengancam tuan rumahnya. Sel-sel tumor tumbuh disau bagian tubuh, dan tidak menyerang
jaringan lain.3
Komunikasi Sel
Berhasilnya sel-sel itu membelah tidak terhindar dari terjadinya komunikasi sel satu
dengan sel yang lainnya. Komunikasi sel adalah hubungan / interaksi antara satu sel dgn sel
yg lain ataupun antara sel dgn lingkungannya. Tujuannya adalah agar setiap organ ditubuh
kita dapat menjalankan tugasnya dengan baik sehingga dapat menjaga kelangsungan hidup
seseorang. Sinya-sinyal antar sel jauh lebih sederhana daripada bentuk-bentuk pesan yang
biasanya dirubah oleh manusia. Pada komunikasi khas antar sel, sel pemberi sinyal
menghasilkan tipe khusus dari molekul sinyal yang dapat dideteksi oleh sel target. Sel target
memiliki protein reseptor yang mampu mengenali dan berespon secara spesifik terhadap
molekul sinyal. Transduksi sinyal dimulai ketika protein reseptor pada sel target menerima
sinyal ekstraselular yang baru masuk dan merubahnya menjadi sinyal intraselular yang
memerintah perilaku sel. Terdapat empat bentuk pensinyalan sel, yaitu sinyal parakrin, sinyal
autokrin, sinyal endokrin, sinyal sinaptik.
Sinyal Parakrin merupakan tipe komunikasi sel jarak dekat, dan molekul pesan
disekitarnya disampaikan melalui proses difusi. Tipe lain dari pensinyalan jarak dekat yang
lebih terspesialisasi terjadi pada sistem saraf. Selain parakrin ada juga autokrin yaitu
komunikasi sel dengan dirinya sendiri yang berarti reseptor pada sel yang sama.
Sinyal Autokrin adalah variasi sinyal parakrin, namun molekul sinyal yang dihasilkan
dipakai oleh sel itu sendiri karena mempunyai reseptor untuk sinyal yang dihasilkannya.
Mekanisme ini digunakan oelh sekelompok sel untuk menjalankan fungsinya secara
bersamaan.3
Sinyal Endokrin, molekul sinyalnya disebut hormon. Hormon dilepaskan kedalam
aliran darah, dalam kadar yang rendah akan beraksi pada sel target yang tersebar diseluruh
tubuh. Sel target memiliki reseptor dengan daya ikat tinggi sehingga dapat menarik hormon
dari aliran rendah. Sinyal hormon umumnya bersifat menahun, dalam artian akan bekerja
dalam jangka waktu yang lama.3
Sinyal Sinaptik, merupakan kombinasi sinyal parakrin dan endokrin. Neurotransmiter
dilepaskan kedalam celah sinaps yang berjarak hanya beberapa nanometer dari membran sel
pascasinaps. Namun ada juga yang membentuk sinyal jarak jauh karena akson yang
menghubungkan sel sebelum dan pascasinaps berjarak beberapa sentimeter. Pada umumnya
reseptor neurotransmiter mempunyai daya ikat yang rendah dibandingkan dengan reseptor
untuk hormon. Dicelah sinaps, konsentrasi neurotransmiter harus sangat tinggi, dan sinyalnya
beraksi dalam waktu singkat karena segera diakhiri dengan cepat oleh hidrolisis atau
ditangkap kembali oleh prasinaps.3
Transportasi Sel
Transportasi sel dibagi menjadi dua cara yaitu transport aktif dan transport pasif.
Transportasi pasif adalah perpindahan zat-zat mengikuti aliran perbedaan konsentrasi.
Transportasi pasif berlangsung melalui proses difusi, dialisis, difusi terfasilitasi, filtrasi dan
osmosis. Transportasi aktif adalah perpindahan zat-zat melawan aliran perbedaan konsentrasi
dan memerlukan energi. Transportasi aktif berlangsung melalui proses Transport aktif,
endositosis, dan eksositosis.4
Difusi
Difusi merupakan perpindahan molekul-molekul suatu zat dari bagian yang
berkonsentrasi tinggi menuju bagian yang berkonsentrasi rendah atau gerakan “downhill”
(turun bukit). Difusi dapat berlangsung dalam suatu cairan, gas, atau zat padat melalui
membran hidup atau membran tak hidup yang permeabel untuk molekul tersebut. Difusi
terbagi dalam beberapa macam, yaitu:
1. Difusi dalam cairan
Difusi dalam cairan adalah gerakan partikel zat terlarut dan pelarut ke semua arah
melalui suatu larutan, atau dua arah melalui membran yang permeabel.5
2. Difusi saring
Difusi saring adalah pergerakan partikel dari area berkonsentrasi tinggi menuju ke
area yang berkonsentrasi lebih rendah yaitu sejalan dengan gradien konsentrasinya
sendiri. Partikel-partikel yang bergerak lebih banyak ke satu arah dibandingkan arah
lainnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi saring adalah gradien konsentrasi
yang tinggi, Berat molekul rendah, dan peningkatan suhu.4
3. Difusi setara
Difusi setara terjadi setelah ekuilibrium tercapai, yaitu setelah difusi saring zat
terlarut ke suatu arah dan pelarut (solven) ke arah yang berlawanan mengakibatkan
hillangnya gradien konsentrasi. Jumlah partikel yang berdifusi ke satu arah setara
dengan yang berdifusi ke arah lainnya.4
Difusi terfasilitasi
Difusi terfasilitasi disebut difusi diperantai carrier. Difusi terfasilitasi adalah suatu
bentuk transport pasif, meningkatkan laju difusi dengan menggunakan protein pembawa.
Difusi terfasilitasi tidak mengeluarkan energi karena molekul yang menurunkan gradien
konsentrasinya. Masing-masing jenis protein pembawa adalah bentuk untuk mengenali, atau
terikat dengannya satu jenis molekul. Ketika molekul glukosa terikat pada permukaan protein
pembawanya, protein akan mulai merubah bentuknya. Kemudian satu pori-pori atau lubang
mulai terbentuk pada sisi ikatan. Lubang ini nantinya akan menjadi suatu saluran yang dapat
dilewati molekul glukosa. Setelah glukosa masuk ke dalam sel, protein pembbawa akan
kembali ke bentuk aslinya dan melakukannya ke glukosa yang lainnya. Protein pembawa
memiliki kekhususan dengan selektif dalam membedakan molekul-molekul yang
berhubungan erat. Difuusi terfasilitasi dapat dihambat oleh molekul inhibitor kompetitif atau
non kompetitif yang sangat menyerupai molekul zat terlarut.4,5
Dialisis
Dialisis adalah pemisahan zat terlarut kristaloid yang berdiameter kurang dari 1nm
dengan berdifusi melalui membran yang permeabel untuk partikel tersebut, tetapi tidak
permeabel untuk partikel zat terlarut koloid. Prinsip dialisis dipakai dalam ginjal
artifisial(buatan).5
Osmosis
Osmosis adalah difusi saring molekul air melalui membran permeabel selektif atau
semipermeabel. Proses osmosis tidak membutuhkan energi dari sel oleh karena dihasilkan
dari energi kinetik molekul molekul yang bergerak. Suatu larutan dikatakan hipotonik jika
mengandung konsentrasi yang lebih rendah dari bahan terlarut atau larutan dibandingkan
suatu larutan yang ada sebelumnya. Sedangkan dikatakan hipertonik jika mengandung larutan
dengan konsentrasi lebih tinggi dibandingkan larutan pembandingnya. Molekul air cenderung
bergerak ke larutan hipertonik. Larutan dikatakan isotonik jika memiliki konsentrasi yang
sama dengan konsentrasi partikel yang tidak dapat berdifusi.4,5
Filtrasi
Filtrasi adalah kekuatan gerakan air dan molekul yang dapat berdifusi melewati
membran plasma akibat tekanan mekanik atau tekanan cairan yang tinggi, misalnya tekanan
hidrostatik atau tekanan darah. Tekanan darah menyebabkan terjadinya filtrasi yang melewati
pembuluh darah khusus di ginjal sebagai langkah awal produksi urin.5
Transport aktif
Transport aktif terjadi apabila sel secara aktif memindahkan zat-zat melalui membran
sel dengan menggunakan energi metabolik. Transport aktif digunakan untuk menggerakan
ion atau molekul melawan gradien konsentrasinya (uphill) dri area berkonsentrasi rendah ke
area konsentrasi tinggi.5 Transport aktif melibatkan mekanisme diperantai carrier. Carrier
tersebut adalah protein integral yang disebut pompa. Energi yang digunakan dalam transport
aktif adalah pemecahan ATP menjadi Adenosin difosfat(ADP).4,5 Contoh dari transport aktif
adalah pompa ion natrium/kalium dan pompa kalsium. Transport aktif juga terjadi pada
kotransport. Kotransport sendiri adalah gabungan antara difusi dan transport aktif. Pada
kotransport, suatu transport protein khusus dapat memasangkan transport aktif suatu zat
melawan gradien konsentrasinya sendiri dengan difusi pasif zat kedua. Salah satu contonhnya
adalah kotransport natrium dalam ginjal.4
Eksositosis
Eksoitosis merupakan mekanisme transport molekul keluar dari sel dengan cara
membentuk vesikula. Eksositosis terjadi apabila molekul-molekul berukuran besar tidak
dapat ditransportasi melalui mekanisme transport aktif. Suatu sel akan membentuk vesikula
apabila akan mengeluarkan suatu molekul. Vesikula akan melingkupi molekul yang akan
dibawa keluar dan bergerak menuju membran sel. Setelah melekat dengan membran sel,
molekul yang dibawa vesikula akan keluar dari dalam sel. Contoh proses eksositosis adalah
pelepasan produk dari sel-sel sekretori dan pelepasan transmitter kimia dari sel-sel saraf di
ujung saraf.4
Endositosis
Endositosis merupakan mekanisme masuknya molekul berukuran besar ke dalam sel
dengan bantuan vesikula. Mekanismenya, suatu sel akan membentuk vesikula dengam cara
menjulurkan bagian luar membran sel. Bagian luar sel tersebut akan mengurung atau
menangkap molekul yang akan dibawa masuk. Kemudian, vesikula akan menelan molekul
tersebut sehingga masuk ke dalam sel. Terdapat tiga jenis endositosis yaitu fagositosis,
pinositosis, dan endositosis yang diperantai reseptor. Pada fagositosis, sel menelan suatu
partikel dengan pseudopod yang membalut disekeliling partikel tersebut dan
membungkuusnya di dalam kantong berlapis membran yang cukup besar untuk digolongkan
sebagai vakuola. Partikel itu dicerna setelah vakuola bergabung dengan lisosom yang
mengandung enzim hidrolitik. Pada pinositosis, sel meneguk tetesan flluida ekstraseluler
dalam vesikula kecil. Karena adalah satu atau seluruh zat terlarut yang larut dalam tetesan
tersebut dimasukkan ke dalam sel, pinositosis tidak bersifat spesifik dalam substansi yang
ditransportnya. Endositosis diperantai reseptor mengacu pada proses pengikatan molekul
reseptor dipermukaan sel dengan zat tertentu yang disebut ligan. Protein reseptor biasanya
mengelompok dalam daerah membran yang disebut lubang terlapisi, yang sisi
sitoplasmiknyya dilapisi oleh lapisan protein samar. Protein pelapis ini mungkin membantu
memperdalam lubang dan membentuk vesikula. Endositosis yang diperantai reseptor
memungkinkan sel dapat memperoleh substansi spesifik dalam jumlah yang melimpah,
sekalipun substansi itu mungkin saja konsentrasinya tidak tinggi dalam fluida ekstraseluler.4,5
Kesimpulan
Pertumbuhan adalah bertambah besarnya ukuran dan struktur sel, sedangkan
perkembangan adalah bertambah banyaknya jumlah sel. Sel-sel yang tumbuh dan
berkembang meliputi sel seluruh organ tubuh, seperti organ dalam (hati, paru-paru, ginjal,
usus, dan kelenjar), alat gerak (tangan dan kaki), sampai ke susunan saraf yang berpusat di
otak. Dengan demikian sel juga dapat dikatakan penyusun organ tubuh manusia. Sel itu
sendiri dapat memperbanyak dirinya dengan reproduksi atau yang kita sebut dengan
pembelahan sel. Pembelahan sel itu sendiri terbagi atas dua yaitu sel tubuh (somatik) yang
disebut mitosis dan sel kelamin atau gamet yang disebut meiosis. Pembelahan mitosis
berfungsi perbaikan dan pertumbuhan sedangkan sel kelamin atau gamet berfungsi untuk
menghasilkan sel telur dan sel sprema. Baik mitosis dan meiosis mempunyai fungsi masing-
masing untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh manusia. Jadi dapat dikatakan bahwa
pertumbuhan dan perkembangan tubuh manusia terjadi melalui proses pembelahan sel.
Daftar Pustaka
1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2004.h.34-52.
2. James J, Baker C, Swain H. Prinsip-prinsip sains untuk keperawatan. Jakarta: Penerbit
Erlangga; 2011.h.88-90.
3. Kliegman B, Nelson A. Ilmu kesehatan anak Nelson. Edisi 15 (1). Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2000.h.391.
4. Corwin JE. Buku saku patofisiologi. Edisi 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2009.h.43-6.
5. Suryo. Genetika Manusia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2008.h.57, 60-3.