Makalah Bayi Tabung

10
TUGAS MAKALAH BAYI TABUNG DALAM BIOETIKA OLEH : KELOMPOK 5 1. RUSDIANTO 2. SUHARTINI AZIS 3. SUDARMIAH SALINRINGI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI MAKASSAR 2011

description

bayi tabung

Transcript of Makalah Bayi Tabung

Page 1: Makalah Bayi Tabung

TUGAS MAKALAH

BAYI TABUNG DALAM BIOETIKA

OLEH :

KELOMPOK 5

1. RUSDIANTO 2. SUHARTINI AZIS3. SUDARMIAH SALINRINGI

PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIMAKASSAR

2011

Page 2: Makalah Bayi Tabung

BAYI TABUNG DALAM BIOETIKA

A. BAYI TABUNG

In vitro vertilization (IVF) atau yang lebih dikenal dengan sebutan bayi tabung

adalah proses pembuahan sel telur dan sperma di luar tubuh wanita. In vitro adalah

bahasa latin yang berarti dalam gelas/tabung gelas dan vertilization berasal dari bahasa

Inggris yang artinya pembuahan. Maka dari itu disebut bayi tabung.

Proses pembuahan dengan metode bayi tabung dilakukan antara sel sperma suami

dengan sel telur isteri, dengan bantuan tim medis untuk mengupayakan sampainya sel

sperma suami ke sel telur isteri. Sel sperma tersebut kemudian akan membuahi sel telur

bukan pada tempatnya yang alami. Setelah itu, sel telur yang telah dibuahi ini kemudian

diletakkan pada rahim isteri dengan cara tertentu sehingga kehamilan akan terjadi secara

alamiah di dalamnya.

Dalam melakukan Fertilisasi-in-virto transfer embrio dilakukan dalam tujuh

tingkatan dasar yang dilakukan oleh petugas medis, yaitu :

1. Isteri diberi obat pemicu ovulasi yang berfungsi untuk merangsang indung telur

mengeluarkan sel telur yang diberikan setiap hari sejak permulaan haid dan baru

dihentikan setelah sel – sel telurnya matang.

2. Pematangan sel – sel telur di pantau setiap hari melalui pemeriksaan darah isteri dan

pemeriksaan ultrasonografi.

3. Pengambilan sel telur dilakukan dengan penusukan jarum ( pungsi ) melalui vagina

dengan tuntunan ultrasonografi.

4. Setelah dikeluarkan beberapa sel telur, kemudian sel telur tersebut dibuahi dengan

sperma suaminya yang telah diproses sebelumnya dan dipilih yang terbaik.

5. Sel telur dan sperma yang sudah dipertemukan di dalam tabung petri kemudian

dibiakkan di dalam lemari pengeram. Pemantauan dilakukan 18 – 20 jam kemudian

dan kemudian keesokan harinya diharapkan sudah terjadi pembuahan sel.

6. Embrio yang berada dalam tingkat pembelahan sel ini. Kemudian diimplantasikan ke

dalam rahim isteri. Pada periode ini tinggal menunggu terjadinya kehamilan.

Page 3: Makalah Bayi Tabung

7. Jika dalam waktu 14 hari setelah embrio diimplantasikan tidak terjadi menstruasi,

dilakukan pemeriksaan air kemih untuk kehamilan, dan seminggu kemudian

dipastikan dengan pemeriksaan ultrasonografi.

B. BAYI TABUNG DALAM FILSAFAT ILMU

1. Sudut pandang Ontologis

Secara ontologis bayi tabung merupakan jalan keluar untuk mengatasi

masalah pada pasutri (pasangan suami istri) yang tidak dianugerahi keturunan.

Fenomena ini dapat diperbolehkan karena terdesak dan memang benar- benar

ingin memperoleh keturunan dari hasil perkawinannya meskipun dilakukan diluar

perkawinan.

Bagi orang-orang yang beriman, proses rasionalitas dan spriritualitas

dalam ilmu bagaikan keping mata uang, antara satu sisi dengan sisi yang lain

merupakan satu kesatuan yang bermakna. Bila kesadarannya menyentuh realitas

alam semesta maka biasanya sekaligus kesadarannya menyentuh alam spiritual

dan begitupun sebaliknya.

Hal ini berbeda dengan kalangan yang hanya punya sisi pandangan

material alias sekuler. Mereka hanya melihat dan menyadari keutuhan alam

semesta dengan paradigma materialistik sebagai suatu proses kebetulan yang

memang sudah ada cetak birunya pada alam itu sendiri. Manusia lahir dan

kemudian mati adalah siklus alami dalam mata rantai putaran alam semesta. Atas

dasar paradigma tersebut, memunculkan kesadaran tentang realitas alam sebagai

obyek yang harus dieksploitasi dalam rangka mencapai tujuan-tujuan hedonistis

yang sesaat. Alam menjadi laboratorium sebagai tempat uji coba keilmuan

atheistik, di mana kesadaran tentang Tuhan atau spiritualitas tidak tampak bahkan

sengaja tidak dihadirkan dalam wacana pengembangan ilmu.

2. Sudut Pandang Epistemologis

Secara epistemologis adanya teknik reproduksi buatan (bayi tabung)

merupakan usaha untuk menjembatani manusia agar menyadari bahwa

sebenarnya teknik itu dijadikan sebagai pengetahuan ketidaktahuannya.

Pengetahuan itu dianggap sah dan biasa saja yang akan dibandingkan

Page 4: Makalah Bayi Tabung

kebenarannya dan semua itu berawal dari benar ketika benar menurut

pengetahuan tersebut. Terkadang manusia melakukan trial and error untuk

mengetahui sesuatu, dengan harapan akan mendapatkan kebenaran. Dari sinilah

manusia ingin menggapai suatu hakikat dan berupaya mengetahui sesuatu yang

tidak diketahuinya.

Manusia sangat memahami dan menyadari bahwa:

a) Hakikat itu ada dan nyata

b) Kita bisa mengajukan pertanyaan tentang hakikat itu

c) Hakikat itu bisa dicapai, diketahui, dan dipahami

d) Manusia bisa memiliki ilmu, pengetahuan, dan makrifat atas hakikat itu.

Akal dan pikiran manusia bisa menjawab persoalan-persoalan yang

dihadapinya, dan jalan menuju ilmu dan pengetahuan tidak tertutup bagi manusia.

3. Sudut Pandang Aksiologis

Aksiologi merupakan cabang filsafat yang berkaitan dengan nilai seperti

etika, estetika, atau agama. Sehingga pandangan bayi tabung dalam cabang fisafat

khususnya aksiologi membahas value (nilai-nilai) dari perspektif sosial maupun

budaya dapat mengurangi nilai yang ada sebagai manusia yang berakal.

Secara aksiologi bayi tabung sangat dilarang keras untuk dilegalkan

karena dalam agama - khususnya agama Islam- tidak dianjurkan untuk

memproduksi bayi tabung. Dalam agama telah diajarkan etika, dan etika

merupakan nilai perbuatan manusia, maka lebih tepat dikatakan bahwa obyek

formal etika adalah norma-norma kesusilaan manusia, dan dapat dikatakan pula

bahwa etika mempelajari tingkah laku manusia ditinjau dari segi baik dan tidak

baik di dalam suatu kondisi yang normatif, yaitu suatu kondisi yang melibatkan

norma- norma. Sedangkan estetika berkaitan dengan nilai tentang pengalaman

keindahan yang dimiliki oleh manusia terhadap lingkungan dan fenomena

disekelilingnya.

Apabila seorang manusia melanggar hal tersebut, maka manusia tersebut

dapat dikatakan sebagai manusia yang tidak beretika dan melanggar norma-

norma batasan agama yang telah ditetapkan. Baik dari perspektif sosial maupun

Page 5: Makalah Bayi Tabung

budaya akan merusak keestetikan suatu agama. Dalam perspektif sosial, bayi

tabung banyak menimbulkan kontroversi. Hal ini disebabkan karena jika ini

dilakukan dan dilegalkan maka akan terjadi perdagangan bayi secara ilegal, para

wanita tidak membutuhkan seorang laki- laki sebagai pasangan hidupnya, akan

menguntungkan sebagian pihak saja, baik secara etika, moral, dan hukum.

Dalam perspektif budaya, dengan adanya teknik reproduksi buatan (bayi

tabung) akan menimbulkan adanya kebiasan budaya dalam suatu daerah. Hal ini

hanya semata- mata untuk kepentingan manusia saja dan merupakan pelanggaran

dalam budaya apabila hal ini masih dilakukan.

Nilai moral tidak berdiri sendiri, tetapi ketika ia berada pada atau menjadi

milik seseorang, ia akan bergabung dengan nilai yang ada seperti nilai agama,

hukum, budaya, dan sebagainya. Yang paling utama dalam nilai moral adalah

yang terkait dengan tanggung jawab seseorang. Norma moral menentukan apakah

seseorang berlaku baik ataukah buruk dari sudut etis. Bagi seorang ilmuwan, nilai

dan norma moral yang dimilikinya akan menjadi penentu, apakah ia sudah

menjadi ilmuwan yang baik atau belum.

C. BAYI TABUNG DALAM PANDANGAN ISLAM

Untuk mengkaji masalah bayi tabung ini digunakan metode ijtihad yang lazim

dipakai oleh para ahli ijtihad agar ijtihadnya sesuai dengan prinsip-prinsip dan jiwa

Al-Qur’an dan Sunah yang menjadi pegangan umat Islam. Selain itu, ulama yang

akan melaksanakan pengkajian ijtihad tentang bayi tabung ini memerlukan informasi

yang cukup tentang teknik dan proses terjadinya bayi tabung dari cendekiawan

Muslim yang ahli dalam bidang studi yang bersangkutan dengan masalah ini,

misalnya ahli kedokteran dan ahli biologi.

Adapun pandangan islam tentang hukum bayi tabung diantaranya :

1. Islam membenarkan bayi tabung / inseminasi buatan apabila dilakukan antara sel

sperma dan ovum suami istri yang sah dan tidak ditransfer embrionya ke dalam

rahim wanita lain termasuk istrinya sendiri yang lain (bagi suami yang

berpoligami), baik dengan cara mengambil sperma suami kemudian disuntikkan

ke dalam vagina atau uterus istri, maupun dengan cara pembuahan dilakukan

Page 6: Makalah Bayi Tabung

diluar rahim, kemudian buahnya (vertilized ovum) ditanam di dalam rahim istri,

asal keadaan kondisi suami istri yang bersangkutan benar-benar memerlukan cara

inseminasi buatan untuk memperoleh anak, karena dengan cara pembuahan alami

suami istri tidak berhasil memperoleh anak. Hal ini sesuai dengan hukum Fiqih

Islam :“Hajat (kebutuhan yang sangat penting itu) diperlukan seperti dalam

keadaan terpaksa (emergency). Padahal keadaan darurat/terpaksa itu

membolehkan melakukan hal-hal terlarang”.

2. Islam mengharamkan jika inseminasi buatan itu dilakukan dengan bantuan donor

sperma dan atau ovum, maka hukumnya sama dengan zina (prostitusi). Sebagai

akibat hukumnya, anak hasil inseminasi tersebut tidak sah dan nasabnya hanya

berhubungan dengan ibu yang melahirkannya.

Dalil-dalil syar’i yang dapat menjadi landasan hukum untuk mengharamkan

inseminasi buatan dengan donor, ialah sebagai berikut :

Al-Qur’an Surat Al-Isra ayat 70 :

“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkat mereka

di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami

lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk

yang telah Kami ciptakan”.

Surat Al-Tin ayat 4 :

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik –

baiknya”.

Dari segi etika, pembuatan bayi tabung tidak melanggar, tapi dengan

syarat sperma dan ovum berasal dari pasangan yang sah. Jangan sampai sperma

berasal dari bank sperma, atau ovum dari pendonor. Sementara untuk kasus,

sperma dan ovum berasal dari suami-istri tapi ditanamkan dalam rahim wanita

lain alias pinjam rahim, masih banyak yang mempertentangkan. Bagi yang setuju

mengatakan bahwa si wanita itu bisa dianalogikan sebagai ibu susu karena si bayi

di beri makan oleh pemilik rahim. Tapi sebagian yang  menentang mengatakan

bahwa hal tersebut termasuk zina karena telah menanamkan gamet dalam rahim

yang bukan muhrimnya.

Page 7: Makalah Bayi Tabung

DAFTAR PUSTAKA

Hardono, Hadi. 1994. Epistemologi : Filsafat Pengetahuan,Yogyakarta: Kanisius

Suriasumantri, Jujun S. 1998. Filsafat Ilmu Suatu Pengantar Populer, Jakarta: Sinar Harapan,

Nadzifah. 2009. http:// nadzifah _nadieincredible.blogspot.com/2009/12/09/filsafat-ilmu- perspektif-sosial-budaya/ dikunjungi 08 Desember 2011.

Yosep, Iyus. 2010. http://srikandipuspaamanditi.wordpress.com/2010/12/17/bayi- tabung-dalam-pandangan-islam/ dikunjungi 09 Desember 2011