Makalah Asuhan Keperawatan Pada Placenta Previa

31
MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PLACENTA PREVIA DI SUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH KEPERAWATAN MATERNITAS II Dosen Pembimbing : Ns. Ikha Ardianti, S.Kep Oleh : EKO BUDI UTOMO PRODI : S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA HUSADA BOJONEGORO

Transcript of Makalah Asuhan Keperawatan Pada Placenta Previa

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PLACENTA PREVIA

DI SUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS

MATA KULIAH KEPERAWATAN MATERNITAS II

Dosen Pembimbing :

Ns. Ikha Ardianti, S.Kep

Oleh :

EKO BUDI UTOMO

PRODI : S1 KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA HUSADABOJONEGORO

LEMBAR PENGESAHAN

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA

KLIEN DENGAN PLACENTA PREVIA

DI SUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS

MATA KULIAH KEPERAWATAN MATERNITAS II

Telah disetujui dan disahkan pada :

Hari :

Tanggal :

Mengetahui

Mahasiswa Dosen Pembimbing

(Eko budi utomo) (Ns. Ikha Ardianti, S.Kep)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah

Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Placenta previa Di Susun Untuk Memenuhi

Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas II oleh dosen pembimbing mata kuliah

keperawatan maternitas II, dan merupakan salah satu tugas individu yang harus

dipenuhi oleh mahasiswa.

Dalam pembuatan makalah ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan

arahan dari berbagai pihak, oleh sebab itu penulis mengucapkan banyak terimakasih

kepada dosen pembimbing mata kuliah yakni  ibu IKHA ARDIANTI, S.Kep, Ns dan

Rekan-rekan mahasiswa yang telah membantu dan memberikan dorongan dalam

pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih belum sempurna, oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi

kesempurnaan makalah ini.

Penulis mengharapkan semoga makalah  ini  bermanfaat bagi kita semua.

Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

                                                                                      

Bojonegoro,7 Oktober 2013

PENULIS

iii

DAFTAR ISI

COVER HALAMAN........................................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................... ii

KATA PENGANTAR....................................................................................................... iii

DAFTAR ISI..................................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................................. 1

B. Tujuan........................................................................................................................... 2

C. Manfaat Penulisan........................................................................................................ 2

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Anatomi Fisiologi......................................................................................................... 3

B. Definisi......................................................................................................................... 4

C. Etiologi......................................................................................................................... 5

D. Patofisiologi.................................................................................................................. 5

E. Pathway........................................................................................................................ 6

F. Manifestasi Klinis......................................................................................................... 7

G. Klasifikasi .................................................................................................................... 7

H. Komplikasi.................................................................................................................... 8

I. Penatalaksanaan............................................................................................................ 8

J. Pemeriksaan Diagnostik............................................................................................... 8

K. Asuhan Keperawatan Teori.......................................................................................... 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................................... 15

B. Saran............................................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 16

iv

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perdarahan pada kehamilan harus dianggap sebagai kelainan yang berbahaya .

Perdarahan pada kehamilan muda disebut sebagai abortus sedangkan perdarahan pada

kehamilan tua disebut perdarahan anterpartum. Batas teoritis antara kehamilan muda

dengan kehamilan tua adalah 22 minggu mengingat kemungkinan hidup janin diluar

uterus .

Perdarahan anterpartum biasanya berbatas pada perdarahan jalan lahir setelah

kehamilan 22 minggu tapi tidak jarang terjadi pula pada usia kandungan kurang dari 22

minggu dengan patologis yang sama. Perdarahan saat kehamilan setelah 22 minggu

biasanya lebih berbahaya dan lebih banyak daripada kehamilan sebelum 22 minggu .

Oleh karena itu perlu penanganan yang cukup berbeda . Perdarahan antepartum yang

berbahaya umumnya bersumber pada kelainan plasenta, sedangkan perdarahan yang tidak

bersumber pada kelainan plasenta umpamanya kelainan serviks biasanya tidak seberapa

berbahaya. Pada setiap perdarahan anterpartum pertama-tama harus selalu dipikirkan

bahwa hal itu bersumber pada kelainan plasenta .

Perdarahan anterpartum yang bersumber dari kelainan plasenta yang secara klinis

biasanya tidak terlampau sukar untuk menentukannya ialah plasenta previa dan solusio

plasenta serta perdarahan yang belum jelas sumbernya. Perdarahan anterpartum terjadi

kira-kira 3 % dari semua persalinan yang terbagi atas plasenta previa, solusio plasenta dan

perdarahan yang belum jelas penyebabnya.

Pada umumnya penderita mengalami perdarahan pada triwulan tiga atau setelah usia

kehamilan,namun beberapa penderita mengalami perdarahan sedikit-sedikit kemungkinan

1

tidak akan tergesa-gesa datang untuk mendapatkan pertolongan karena disangka sebagai

tanda permulaan persalinan biasa. Baru setelah perdarahan yang berlangsung banyak,

mereka datang untuk mendapatkan pertolongan.

Setiap perdarahan pada kehamilan lebih dari 22 minggu yang lebih banyak pada

permulaan persalinan biasanya harus lebih dianggap sebagai perdarahan anterpartum

apapun penyebabnya, penderita harus segera dibawah ke rumah sakit yang memiliki

fasilitas untuk transfusi darah dan operasi.Perdarahan anterpartum diharapkan

penanganan yang adekuat dan cepat dari segi medisnya maupun dari aspek

keperawatannya yang sangat membantu dalam penyelamatan ibu dan janinnya.

B. Tujuan

1. Mampu untuk menjelaskananatomi fisiologi PLACENTA PREVIA

2. Mampu untuk menjelaskan definisi PLACENTA PREVIA

3. Mampu untuk menjelaskan etiologi PLACENTA PREVIA

4. Mampu untuk menjelaskanpatofisiologi PLACENTA PREVIA

5. Mampu untuk menjelaskanpathway PLACENTA PREVIA

6. Mampu untuk menjelaskanmanifestasi klinis PLACENTA PREVIA

7. Mampu untuk menjelaskanklasifikasi PLACENTA PREVIA

8. Mampu untuk menjelaskankomplikasi PLACENTA PREVIA

9. Mampu untuk menjelaskanpenatalaksanaan PLACENTA PREVIA

10. Mampu untuk menjelaskanpemeriksaan diagnostik PLACENTA PREVIA

11. Mampu untuk menjelaskanasuhan keperawatan teori PLACENTA PREVIA

C. Manfaat Penulisan1. Manfaat Teoritis

Makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan kita tentang placenta previa

2. Manfaat PraktisSebagai bahan masukan dan informasi dalam memberikan asuhan

keperawatan pada ibu placenta previa

2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi Fisiologi

Uterus

Organ yang tebal,berotot dan berbentuk buah pir,terletak di dalam pelvis antara

rectum di belakang dan kandung kemih di depan,ototnya di sebut miometrium.Uterus

terapung di dalam pelvis dengan jaringan ikat dan ligament.Panjang uterus ± 7½ cm,lebar

5 cm,tebal 2 ½ cm,berat 50 g.Pada Rahim wanita dewsa yang belum pernah menikah

(bersalin) panjang uterus adalah 5-8 cm dan beratnya 30-60 g.Uterus terdiri dari:

Fundus uteri.Bagian uterus yang terletak antara kedua pangkal saluran telur.

Korpus uteri.Bagian uterus yang terbesar pada kehamilan,bagian ini berfungsi

sebagai tempat janin berkembang.Rongga yang terdapat pada korpus uteri di sebut

kavum uteri.

Serviks uteri.Ujung serviks yang menuju puncak vagina di sebut porsio,hubungan

antara kavum uteri dan kanalis servikalis di sebutostium uteri inetrnum.

Dinding uterus terdiri:

Endometrium,merupakan lapisan dalam uterus yang mempunyai arti penting

dalam siklus haid.

Miometrium (lapisanototpolos),tersusun sedemikian rupa sehingga dapat

mendorong isinya keluar pada waktu persalinan.

Lapisan serosa (peritoneum viseral),trediri dari ligamentum yang menguatkan

uterus.

Fungsi uterus untuk menahan ovum yang talah di buahi selama perkembangan,ovum

yang telah keluar dari ovarium di hantarkan melalui tuba uterine ke uterus.Pembuahan

ovum secara normal terjadi di dalam tuba uterine,endometrium di siapkan untuk

menerima ovum yanag telah di buhai dan ovum tertanam di endometrium.Pada waktu

hamil uterus bertambah besar,dinding yang menjadi tipis tetapi kuat dan besar sampai

keluar pelvis masuk ke dalam rongga abdomen pada masa pertumbuhan janin.Pada saat

melahirkan uterus berkontraksi mendorong bayi dan placenta keluar.

3

Ovarium

Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletek kiri dan kanan uterus di bawah

tuba uterine dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latumuterus.Setiap bulan

sebuah folikel berkembang dan sebuah ovum di lepaskan pada saat kira-kira pertengahan

(hari ke-14) siklus menstruasi.Ovulasi yaitu pematangan folikel Graaf dan mengeluarkan

ovum.Bila folikel Graaf robek maka terjadi perdarahan yang kemudian terjadi

penggumpalan darah pada ruang folikel.Ovarium mempunyai tiga fungsi:

Memproduksi ovum

Memproduksi hormone estrogen

Memproduksi progesterone

Tuba falopi

Berjalan kearah lateral kiri dan kanan.Ada 2 saluran telur kiri dan kanan.Panjang kira-

kira 12 cm diameter 3-8 mm.Tuba falopi terdiri atas:

Pars interstitialis,bagian yang terdapat di dinding uterus.

Pars ismika/ismus,merupakan bagian medial tuba yang sempit seluruhnya.

Pars ampularis,bagian yang berbentuk saluran leher tempat konsepsi agak lebar.

Infundibulum,bagian ujung tuba yang terbuka kearah abdomen dan mempunyai

umbai yang di sebut fimbria untuk menangkap tlur kemudian menyalurkan telur

ke dalam tuba.

Fungsi tuba uterina mengantarkan ovum dari ovarium ke uterus,menyediakan tempat

untuk pembuahan.Ovum yang di buahi dalam saluran tuba ini menimbulkan kehamilan

etopik,karena ovum tidak dapat bergerak terus maka ovum tertanam dalam tempat yang

abnormal,hal ini bias berlangsung 8-10 minggu.

(Syaifuddin,2006:252-254)

B. Definisi

4

Placenta previa adalah placenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah

uterus, sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir

(Mansjoer, dkk, 2002:276)

Placenta previa adalah placenta yang berimplantasi pada segmen bawah Rahim

demikian rupa sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum

(Sarwono,2006:495)

C. Klasifikasi

1.Plasenta previa totalis atau komplit adalah plasenta yang menutupi seluruh ostium uteri

internum

2. Plasenta previa parsialis adaalaah plasenta yang menutupi sebagian ostium uteri

internum

3. Plasenta previa marginalis adalah plasenta yang tepinya berada pada pinggir ostium

uteri internum

4.plasenta letak rendah adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah Rahim

demikian rupa sehingga tepi bawahnya beradaa pada jarak lebih kurang 2 cm dari osteum

uteri internum.jarak yang lebih dari 2 cm di anggap placenta letak normal

(Sarwono,2006:495-496 )

D. Etiologi

etiologi plasenta previa belum diketahui pasti tetapi meningkat pada:

1.grandemultipara :kehamilan yang melahirkan lebih dari 5 kali baik lahir hidup atau

mati,karena proses penuaan sehingga terjadi atrofi di endometrium beresiko placenta

previa

2 primigravida tua:kehamilan pertama kali di usia tua juga karena karena proses

penuaan sehingga terjadi atrofi di endometrium beresiko placenta previa

3.bekas section sesarea dan bekas aborsi : adanya jaringan parut pada endometrium

karena bekas operasi dan aborsi juga beresiko placenta previa.

5

4. bekas operasi, dan

5.mioma uteri : perubahan endometrium adnya tumor sehingga menyebabkan placenta

previa

6.Kehamilan ganada :placenta yang terlalau besar beresiko placenta previa.

(Mansjoer, dkk, 2002:276)

E. Patofisiologi

Perdarahan antepartum akibat placenta previa terjadi sejak kehamilan 20 minggu saat

segmen bawah uterus telah terbentuk dan mulai melebar serta menipis. Umumnya terjadi

pada trimester ketiga karena segmen bawah uterus lebih banyak mengalami perubahan,

pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan serviks menyebabkan sinus uterus robek

Karena lepasnya placenta dari dinding uterus atau karena robekan sinus marginalis dari

placenta. Perdarahan tak dapat dihindarkan karena ketidakmampuan serabut otot segmen

bawah uterus untuk berkontraksi seperti pada placenta letak normal

(Mansjoer, dkk, 2002:276)

6

F. PATHWAY

Grande multipara,primi gravida tua,bekas sc,bekas aborsi,kelainan janin,

Leiomyoma uteri,ovulasi terlambat,kehamilan ganda

Placenta previa

Nifas

Uterus Psikologis

Segmen bawah uterus melebar dan menipis Ancaman kematian diri sendiri dan janin

Sinus uterus robek Kurang informasi tentang penyakit

Perdarahan

Hipovolemik Anemia

Suplai O2 menurun

Hb O2 menurun

Metabolisme anaerob

7

ANSIETASKURANG

PENGETAHUAN

KEKURANGAN VOLUME CAIRAN

GANGGUAN PERFUSI

JARINGAN

Asam laktat meningkat

Keletiahan

F. Manifestasi Klinis

Pendarahan jalan lahir berwarana merah segar tanpa rasa nyeri,tanpa sebab,terutama pada multi gravida pada kehamilan setelah 20 minggu.

Pemeriksaan Fisik:

- Pemeriksaan luar bagian terbawah janin biasanya belum masuk pintu atas pintu atas

panggul., ada kelainan letak janin

Pemeriksaan inspekulo : Perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum

(Mansjoer,dkk, 2002:277)

G. Komplikasi

Pada ibu dapat terjadi perdarahan sehingga syok akibat perdarahan, anemia karena

perdarahan plasentitis dan endometris pasca persalinan. Pada janin biasanya terjadi

persalinan prematur dan komplikasinya seperti asfiksia berat.

(Mansjoer,dkk, 2002:277)

H. Penatalaksanaan

Harus dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas operasi sebelum dirujuk, anjurkan

pasien untuk tirah baring total dengan menghadap kekiri, tidak melakukan senggama,

menghindari peningkatan tekanan rongga perut (mis. Batuk, mengedan karena sulit buang

air besar)

8

INTOLERANSI AKTIFITAS

Pasang infuse cairan NaCl.Bila tidak memungkinkan,beri cairan peroral.pantau

tekanan darah dan frekuensi nadi pasien secara teratur tiap 15 menit untuk mendeteksi

adanya hipotensi atau syok akibat perdarahan.pantau juga DJJ dan pergerakan janin.

Bila terjadi renjatan,segera lakukan resusitasi cairan dan transfusi darah.Bila tidak

teratasi,upayakan penyelamatan optimal.Bila teratasi,perhatikan usia kehamilan.Bila

terdapat renjatan usia gestasi<37 minggu,taksiran berat janin<2.500 g,maka:

Bila perdarahan sedikit,rawat sampai usia kehamilan 37 minggu,lalu lakukan

Mobilisasi.Beri kortikosteroid 12 mg IV/hari selama 3 hari.

Bila perdarahan berulang,lakukan PDMO.Bila ada kontraksi tangani seperti

persalinan preterm

Bila tidak ada renjatan,usia gestasi 37 minggu atau lebih,taksiran berat janin 2.500 mg

atau lebih,lakukan PDMO.Bila ternyata plasenta previa,lakukan persalinan per

abdominam.Bila bukan,usahakan partus pervagina.

I. Pemeriksaan diagnostik

USG untuk diagnosis pasti,yaitu untuk menentukan letak placenta.

Pemeriksaan darah: hemoglobin,hematocrit.

(Mansjoer dkk,2000:277)

J. Asuhan keperawatan teori

1.Pengkajian

a. Biodata

Identitas klien: Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan,

alamat, medicalrecord dll.

Keluhan utama : Gejala pertama; perdarahan pada kehamilan setelah 28

minggu/trimester III.

Sifat perdarahan; tanpa nyeri, berulang

Sebab perdarahan; placenta dan pembuluh darah yang robek.

Sedikit banyaknya perdarahan; tergantung besar atau kecilnya robekan

pembuluh darah dan placenta.

b. Riwayat Kesehatan

Riwayat Obstetri

9

Memberikan imformasi yang penting mengenai kehamilan sebelumnya

agar  perawat dapat menentukan kemungkinan masalah pada kehamilan

sekarang. Riwayat obstetri meliputi:

Gravida, para abortus, dan anak hidup (GPAH)

Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi

Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan penolong

persalinan

Jenis anetesi dan kesulitan persalinan.

Komplikasi maternal seperti diabetes, hipertensi, infeksi, dan perdarahan.

Komplikasi pada bayi.

Rencana menyusui bayi

Riwayat mensturasi

Riwayat yang lengkap di perlukan untuk menetukan taksiran

persalinan(TP). TP ditentukan berdasarkan hari pertama haid terakhir (HPHT).

Untuk menentukan TP berdasarkan HPHt dapat digunakan rumus naegle, yaitu

hari ditambah tujuh, bulan dikurangi tiga, tahun disesuaikan.

Riwayat Kontrasepsi

Beberapa bentuk kontrasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu, atau

keduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didapatkan pada saat

kunjungan pertama. Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahiran dan berlanjut

pada kehamilan yang tidak diketahui dapat berakibat buruk pada pembentukan

organ seksual pada janin.

Riwayat penyakit dan operasi:

Kondisi kronis seperti dibetes melitus, hipertensi, dan penyakit ginjal bisa berefek

buruk pada kehamilan. Oleh karena itu, adanya riwayat infeksi, prosedur operasi,

dan trauma pada persalinan sebelumnya harus di dokumentasikan

c. Pemeriksaan fisik

Rambut

Laju pertumbuhan rambut berkurang

10

Mata : pucat, anemis

Hidung

Gigi dan mulut

Leher

Buah dada / payudara

Peningkatan pigmentasi areola putting susu

Bertambahnya ukuran

Jantung dan paru

Volume darah menurun

Peningkatan frekuensi nadi

Penurunan resistensi pembuluh darah sistemik dan pembulu darah

pulmonal.

Terjadi hiperventilasi selama kehamilan.

Abdomen

Menentukan letak janin

Menentukan tinggi fundus uteri

Vagina

Peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna kebiruan ( tanda

Chandwick)

Hipertropi epithelium

musculoskeletal

Persendian tulang pinggul yang mengendur

Gaya berjalan yang canggung

Terjadi pemisahan otot rectum abdominalis dinamakan dengan diastasis

rectal

d. Khusus

Tinggi fundus uteri

Posisi dan persentasi janin

Panggul dan janin lahir

Denyut jantung janin

2.Prioritas Diagnosa Keperawatan

11

1.Gangguan perpusi jaringan b.d perdarahan

2.Kekurangan volume cairan b.d kehilangan vaskuler berlebihan.

3.Intoleransi aktifitas b.d suplai O2 menurun

4.Ansietas b.d Ancaman kematian pada diri sendiri, janin

5.Kurang pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang penyakit.

3.Rencana keperawatan

DX TUJUANDANKH

INTERVENSI RASIONAL TTD

1 Setelah di

lakukan

tindakan

keperawatan

1X24 jam

perfusi

jaringan

adekuat.

KH:

-Tanda vital

normal

-Membran

mukosa warna

merah

muda,tidak

ada sianosis

1.Monitor tanda-tanda

vital,warna kulit / membran

mukosa, dasar kuku.

2.Monitor upaya pernafasan:

auskultasi bunyi nafas.

3. Kaji respon verbal

melambat, mudah terangsang,

agiatasi, gangguan memori,

bingung.

4. Berikan oksigen.

5. Kolaborasi dengan dokter

didalam pemeriksaan

laboratorium darah, peroduk

darah.

6.Transfusi darah

1.Mengetahui derajat /

keadekuatan perfusi

jaringan.

2.Dispnea, gemericik

menunjukkan GJK karena

regangan jantung lama /

peningkatan kompensasi

curah jantung.

3.Dapat mengidentifikasikan

gangguan fungsi serebral

karena hipoksia

4.Memaksimalkan trasfer

oksigen ke jaringan.

5.Mengidentifikasi

defisiensi darah dan

kebutuhan pengobatan

6.Mengganti darah yang

hilang.

2 Setelah di

lakukan

tindakan

keperawatan

1.Monitor tanda vital

2.Monitor tanda-tanda anemia:

1.Tekanan darah menurun

dan nadi meningkat

perkiraan kehilangan darah

2.Mengukur berat atau

12

1X24 jam

volume cairan

adekuat

KH:

-Tanda vital

normal

-Membran

mukosa

lembab

-Tidak ada

tanda-tanda

anemia:pucat,

lemah

,hipotensi,

takikaradi

pucat,lemah,hipotensi,

Takikaradi

3.Monitor kehilangan darah

4.Pertahankan tirah baring

5. Transfusi darah

tidaknya anemia

3.Memberikan pedoman

untuk penggantian cairan

4.Mencegah pendrahan

lebih parah

5.Mengganti darah yang

hilang.

3 Setelah di

lakukan

tindakan

keperawatan

1X24 jam

klien dapat

melakukan

aktivitas tanpa

ada keletihan.

KH:

-Tanda vital

normal

-Membran

mukosa warna

merah muda

-Melaporkan

toleransi

1.Monitoring gangguan

keseimbangan gaya jalan,

kelemahan otot.

2.Berikan lingkungan tenang,

pertahankan tirah baring.

3.Ubah posisi pasien dengan

perlahan

4.Observas tanda-tanda vital.

5.Berikan bantuan aktifitas pada pasien

1.Menunjukkan perubahan

neurologi karena defisiensi

Vitamin B12 resiko cidera

2.Meningkatkan istirahat

menurunkan oksigen tubuh

3.Membantu mobilasi

pasien

4. Deteksi sedini mungkin

adanya perubahan tanda-

tanda vital.

5.Mengurangi resiko cidera.

13

aktivitas

(termasuk

aktivitas

sehari-hari)

4 Setelah di

lakukan

tindakan

keperawatan

1X24 jam

klien dan

keluarga tidak

mengalami

kecemasan

KH :

-Klien tenang,

-Klien mampu

bersosialisasi.

1.Monitor tingkat kecemasan

dan reaksi fisik pada tingkat

kecemasan

2.Jelaskan prosedur tindakan

operasional yang akan

dilakukan pada pasien

3.Tenangkan pasien

4.Beri dukungan pada pasien

5.Libatkan keluarga dalam

pemberian dukungan dan

motivasi.

6.Kolaborasi dengan dokter

untuk penjelasan tentang

penyakitnya.

1.Mengetahui sejauh mana

rasa cemas yang dialami

pasien

2.Memberi informasi pada

pasien

3.Menciptakan perasaan

tenanag pada pasien

4.Menciptakan perasaan

tenanag

5.Meningkatkan perasaan

berbagi pada pasien

6.Dengan penjelasan dari

petugas kesehatan akan

menambah kepercayaan

terhadap apa yang

dijelaskan sehingga cemas

klien berkurang.

5 Setelah di

lakukan

tindakan

keperawatan

1X24 jam

klien dan

keluarga

mengerti

tentang

1.Tanyakan tingkat pendidikan

keluarga dank lien.

2.Tanyakan tingkat

pengetahuan keluarga dan

pasien.

3.Jelaskan pada keluarga dan

pasien tentang penyakit

1.memberikan kemudahan

dalam menjelaskan tentang

proses penyakit

2.untuk mengetahui sampai

mana keluarga dan pasien

mengetahui penyebab dan

tentang penyakit yang

dialami oleh klien

3.untuk menurunkan tingkat

kecemasan keluarga dan

14

placenta previa

KH:

-Keluarga dan

pasien

mengerti

dengan

penyakit

placenta

previa,

-Keluarga dan

pasien mampu

menjelaskan

kembali apa

yang di

jelaskan

perawat.

placenta previa

4.Beri kesempatan pada

keluarga dan pasien untuk

menanyakan hal yang belum

dimengerti.

5.Libatkan keluarga dalam

setiap tindakan pada klien.

pasien

4.memberikan kemudahan

dan menambah pengetahuan

keluarga dan pasien tentang

proses penyakit

5.keterlibatan keluarga

dapat mempercepat proses

penyembuhan penyakit.

15

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah :

Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah

uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir. Pada

keadaan normal plasenta terletak dibagian atas uterus.

Etiologi belum diketahui pasti. Frekuensi plasenta previa meningkat pada grande

multipara, primigravida tua, bekas seksio sesarea, bekas aborsi, kelainan janin, dan

leiomioma uteri.

B. Saran1. Bagi Mahasiswa

Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam

mengenali placenta previa.

2. Bagi Petugas Kesehatan

Diharapkan dengan makalah placenta previaini dapat meningkatkan pelayanan

kesehatan dan mampu memberikan referensi yang berguna untuk meningkatkan

penanganan dan pengetahuan bagi petugas medis untuk merawat ibu hamil .

16

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marlyn. E. 1999. RencanaAsuhanKeperawatan. Ed 3. Jakarta : EGC.

Mansjoer Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III, Jilid I. Media

Aesculapius FKUI

Syaifuddin,2006.AnatomiFisiologiUntukMahasiswaKeperawatan.Edisi 3.jakarta:EGC...

Sarwono, 2008 Ilmu kebidanan. Edisi 4. Jakarta: PT Bina Pustaka.

17