LP Solution Placenta

25
SOLUSIO PLASENTA A. Definisi Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya yang normal pada uterus sebelum janin dilahirkan. Pada kehamilan dengan masa gestasi diatas 22 minggu/ berat janin diatas 500 gr (saifuddin,2007) Abrupsio plasenta adalah pemisahan prematur plasenta yang terimplantasi normal di dalam dinding uterus, yang mengakibatkan perdarahan retroplasenta setelah gestasi minggu ke-20 dan sebelum janin dilahirkan (Walsh, 2008). sulosio plasenta adalah lepasnya plasenta dari insersi sebelum waktunya (FKUI.2001). B. Klasifikasi solusio plasenta 1.Solusio plasenta ringan : terlepasnya sebagian kecil plasenta yang tidak berdarah banyak akan menyebabkan perdarahan pervaginam berwarna kehitaman dan sedikit perut agak terasa sakit atau terus – menerus agak tegang. Bagian janin masih mudah teraba 2.Solusio plasenta sedang : plasenta telah terlepas lebih dari seperempat.tanda dan gejala dapat timbul perlahan/ mendadak dengan gejala sakit perut terus – menerus lalu terjadi perdarahan pervaginam. Dinding uterus terasa tegang terus – menerus dan nyeri tekan. Sehingga bagian janin sukar diraba,telah ada tanda persalinan. 3.Sulosio plasenta berat : plasenta terlepas lebih dari dua pertiga permukaannya penderita jatuh sock dan janinnya telah

Transcript of LP Solution Placenta

Page 1: LP Solution Placenta

SOLUSIO PLASENTA

A. Definisi

Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya yang normal pada

uterus sebelum janin dilahirkan. Pada kehamilan dengan masa gestasi diatas 22 minggu/

berat janin diatas 500 gr (saifuddin,2007)

Abrupsio plasenta adalah pemisahan prematur plasenta yang terimplantasi normal di

dalam dinding uterus, yang mengakibatkan perdarahan retroplasenta setelah gestasi

minggu ke-20 dan sebelum janin dilahirkan (Walsh, 2008).

sulosio plasenta adalah lepasnya plasenta dari insersi sebelum waktunya (FKUI.2001).

B. Klasifikasi solusio plasenta

1.Solusio plasenta ringan : terlepasnya sebagian kecil plasenta yang tidak berdarah banyak

akan menyebabkan perdarahan pervaginam berwarna kehitaman dan sedikit perut agak

terasa sakit atau terus – menerus agak tegang. Bagian janin masih mudah teraba

2.Solusio plasenta sedang : plasenta telah terlepas lebih dari seperempat.tanda dan gejala

dapat timbul perlahan/ mendadak dengan gejala sakit perut terus – menerus lalu terjadi

perdarahan pervaginam. Dinding uterus terasa tegang terus – menerus dan nyeri tekan.

Sehingga bagian janin sukar diraba,telah ada tanda persalinan.

3.Sulosio plasenta berat : plasenta terlepas lebih dari dua pertiga permukaannya penderita

jatuh sock dan janinnya telah meninggal. Uterus sangat tegang, nyeri, perdarahan

pervaginam, adanya kelainan pembekuan darah dan kelainan ginjal

C. Etiologi

Penyebab primer solusio plasenta belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa

faktor yang menjadi predisposisi :

1. Faktor kardio-reno-vaskuler

Glomerulonefritis kronik, hipertensi essensial, sindroma preeklamsia dan

eklamsia. Pada penelitian di Parkland, ditemukan bahwa terdapat hipertensi pada

separuh kasus solusio plasenta berat, dan separuh dari wanita yang hipertensi

tersebut mempunyai penyakit hipertensi kronik, sisanya hipertensi yang

disebabkan oleh kehamilan. Dapat terlihat solusio plasenta cenderung

berhubungan dengan adanya hipertensi pada ibu.

Page 2: LP Solution Placenta

2. Faktor trauma

Trauma yang dapat terjadi antara lain :

- Dekompresi uterus pada hidroamnion dan gemeli.

- Tarikan pada tali pusat yang pendek akibat pergerakan janin yang banyak/bebas,

versi luar atau tindakan pertolongan persalinan.

- Trauma langsung, seperti jatuh, kena tendang, dan lain-lain.

3. Faktor paritas ibu

Lebih banyak dijumpai pada multipara dari pada primipara. Holmer mencatat

bahwa dari 83 kasus solusio plasenta yang diteliti dijumpai 45 kasus terjadi pada

wanita multipara dan 18 pada primipara.

4. Faktor usia ibu

Dalam penelitian dilaporkan bahwa terjadinya peningkatan kejadian solusio

plasenta sejalan dengan meningkatnya umur ibu. Hal ini dapat diterangkan karena

makin tua umur ibu, makin tinggi frekuensi hipertensi menahun.

5. Leiomioma uteri (uterine leiomyoma) yang hamil dapat menyebabkan solusio

plasenta apabila plasenta berimplantasi di atas bagian yang mengandung

leiomioma.

6. Faktor pengunaan kokain

Penggunaan kokain mengakibatkan peninggian tekanan darah dan peningkatan

pelepasan katekolamin, yang mana bertanggung jawab atas terjadinya vasospasme

pembuluh darah uterus dan dapat berakibat terlepasnya plasenta

7. Faktor kebiasaan merokok

Ibu yang perokok juga merupakan penyebab peningkatan kasus solusio plasenta

sampai dengan 25% pada ibu yang merokok ≤ 1 (satu) bungkus per hari. Ini dapat

diterangkan pada ibu yang perokok plasenta menjadi tipis, diameter lebih luas dan

beberapa abnormalitas pada mikrosirkulasinya. Deering dalam penelitiannya

melaporkan bahwa resiko terjadinya solusio plasenta meningkat 40% untuk setiap

tahun ibu merokok sampai terjadinya kehamilan.

8. Riwayat solusio plasenta sebelumnya

Hal yang sangat penting dan menentukan prognosis ibu dengan riwayat solusio

plasenta adalah bahwa resiko berulangnya kejadian ini pada kehamilan berikutnya

jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ibu hamil lainnya yang tidak memiliki

riwayat solusio plasenta sebelumnya.

Page 3: LP Solution Placenta

9. Pengaruh lain, seperti anemia, malnutrisi/defisiensi gizi, tekanan uterus pada vena

cava inferior dikarenakan pembesaran ukuran uterus oleh adanya kehamilan, dan

lain-lain

D.Tanda dan Gejala

Gambaran klinis dari kasus-kasus solusio plasenta diterangkan atas pengelompokannya

menurut gejala klinis:

1. Solusio plasenta ringan

Solusio plasenta ringan ini disebut juga ruptura sinus marginalis, dimana terdapat

pelepasan sebagian ke

cil plasenta yang tidak berdarah banyak. Apabila terjadi perdarahan pervaginam,

warnanya akan kehitam-hitaman dan sedikit sakit. Perut terasa agak sakit, atau terasa

agak tegang yang sifatnya terus menerus. Walaupun demikian, bagian-bagian janin

masih mudah diraba. Uterus yang agak tegang ini harus selalu diawasi, karena dapat

saja menjadi semakin tegang karena perdarahan yang berlangsung. Salah satu tanda

yang menimbulkan kecurigaan adanya solusio plasenta ringan ini adalah perdarahan

pervaginam yang berwarna kehitam-hitaman.

2. Solusio plasenta sedang

Dalam hal ini plasenta telah terlepas lebih dari satu per empat bagian, tetapi belum dua

per tiga luas permukaan. Tanda dan gejala dapat timbul perlahan-lahan seperti solusio

plasenta ringan, tetapi dapat juga secara mendadak dengan gejala sakit perut terus

menerus, yang tidak lama kemudian disusul dengan perdarahan pervaginam. Walaupun

perdarahan pervaginam dapat sedikit, tetapi perdarahan sebenarnya mungkin telah

mencapai 1000 ml. Ibu mungkin telah jatuh ke dalam syok, demikian pula janinnya

yang jika masih hidup mungkin telah berada dalam keadaan gawat. Dinding uterus

teraba tegang terus-menerus dan nyeri tekan sehingga bagian-bagian janin sukar untuk

diraba. Apabila janin masih hidup, bunyi jantung sukar didengar. Kelainan pembekuan

darah dan kelainan ginjal mungkin telah terjadi, walaupun hal tersebut lebih sering

terjadi pada solusio plasenta berat.

Page 4: LP Solution Placenta

3. Solusio plasenta berat

Plasenta telah terlepas lebih dari dua per tiga permukaannnya. Terjadi sangat tiba-tiba.

Biasanya ibu telah jatuh dalam keadaan syok dan janinnya telah meninggal. Uterusnya

sangat tegang seperti papan dan sangat nyeri. Perdarahan pervaginam tampak tidak

sesuai dengan keadaan syok ibu, terkadang perdarahan pervaginam mungkin saja belum

sempat terjadi. Pada keadaan-keadaan di atas besar kemungkinan telah terjadi kelainan

pada pembekuan darah dan kelainan/gangguan fungsi ginjal.

Page 5: LP Solution Placenta

E. PATOFISIOLOGI

v

• Hipertensi

• riwayat trauma,

• kebiasaan merokok,

• usia ibu <20 atau >35 tahun

• multiparitas

• tali pusat yang pendek

• defisiensi asam folat

• perdarahan retroplasenta

• penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan

Perdarahan pada

pembuluh darah

plasenta

Perdarahan

pervaginam yang

kehitaman

Plasenta terdesak

Solusio plasenta

ringan

Otot uterus

meregang

Otot tidak mampu berkontraksi

Hematoma

retroplasenter

bertambah besar

Perdarahan

Plasenta terlepas

Solusio plasenta sedang

Solusio plasenta Berat

Darah masuk ke ketuban

Darah kluar melalui vagina

Darah terekstravasasi diantara serabut-serabut

uterus

Ekstravasasi sangat hebat

Terasa sangat tegang dan nyeri

MK : Penurunan CO

MK : Resiko infeksi

MK : Kekurangan volume cairan

MK : Penurunan perfusi jaringan

Bedrest dan pembatasan

aktivitas

MK :Ansietas

MK : Kurang pengetahuan

Mk: Nyeri akut

Page 6: LP Solution Placenta

F. KOMPLIKASI

Komplikasi bisa terjadi pada ibu maupun pada janin yang dikandungnya dengan criteria :

1) Komplikasi pada ibu

1. Perdarahan yang dapat menimbulkan : variasi turunnya tekanan darah sampai keadaan

syok,perdarahan tidak sesuai keadaan penderita anemis sampai syok,kesadaran

bervariasi dari baik sampai syok.

2. Gangguan pembekuan darah : masuknya trombosit ke dalam sirkulasi darah

menyebabkan pembekuan darah intravaskuler dan diserti hemolisis,terjadinya

penurunan fibrinogen sehingga hipofibrinogen dapat mengganggu pembekuan darah.

3. Oliguria menyebabkan terjadinya sumbatan glomerulus ginjal dan dapat menimbulkan

produksi urin makin berkurang.

4. Perdarahan postpartum : pada solusio plasenta sedang sampai berat terjadi infiltrasi

darah ke otot rahim,sehingga mengganggu kontraksi dan menimbulkan perdarahan

karena atonia uteri,kegagalan pembekuan darah menambah bertanya perdarahan.

5. Koagulopati konsumtif,DIC: solusio plasenta merupakan penyebab koagulopati

konsumtif yang tersering pada kehamilan.

6. Utero renal reflex

7. Ruptur uteri

2)      Komplikasi pada janin

1. Asfiksia ringan sampai berat dan kematian janin,karena perdarahan yang tertimbun

dibelakang plasenta yang mengganggu sirkulasi dan nutrisi kearah janin. Rintangan

kejadian asfiksia sampai kematian janin dalam rahim tergantung pada beberapa

sebagian placenta telah lepas dari implantasinya di fundus uteri.

2. Kelainan susunan system saraf pusat

3. Retardasi pertumbuhan

4. Anemi

Page 7: LP Solution Placenta

G. PENATALAKSANAAN

1. Harus dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas operasi .

2. Sebelum dirujuk , anjurkan pasien untuk tirah baring total dengan menghadap ke kiri ,

tidak melakukan senggama , menghindari eningkatan tekanan rongga perut .

3. Pasang infus cairan Nacl fisiologi . Bila tidak memungkinkan, berikan cairan peroral .

4. Pantau tekanan darah & frekuensi nadi tiap 15 menit untuk mendeteksi adanya

hipotensi / syk akibat perdarahan . pantau pula BJJ & pergerakan janin .

5. Bila terdapat renjatan , segera lakukan resusitasi cairan dan tranfusi darah , bila tidak

teratasi , upayakan penyelamatan optimal dan bila teratsi perhatikan keadaan janin .

6. Setelah renjatan diatasi pertimbangkan seksio sesarea bila janin masih hidup atau

persalinan pervaginam diperkirakan akan berlangsung lama . bila renjatan tidak dapat

diatasi , upayakan tindakan penyelamatan optimal .

7. Setelah syok teratasi dan janin mati , lihat pembukaan . bila lebih dari 6 cm pecahkan

ketuban lalu infus oksitosin . bila kurang dari 6 cm lakukan seksio sesarea .

8. Bila tidak terdapat renjatan dan usia gestasi kurang dari 37 minggu / taksiran berat

janin kurang dari 2.500 gr . penganganan berdasarkan berat / ringannya penyakit yaitu

:

a)      Solusi plasenta ringan .

Ekspektatif , bila ada perbaikan ( perdarahan berhenti , kontraksi uterus tidak

ada , janin hidup ) dengan tirah baring atasi anemia , USG & KTG serial , lalu

tunggu persalinan spontan .

Aktif , bila ada perburukan ( perdarahan berlangsung terus , uterus

berkontraksi , dapat mengancam ibu / janin ) usahakan partus pervaginam

dengan amnintomi / infus oksitosin bila memungkinan . jika terus perdarahan

skor pelvik kurang dari 5 / ersalinan masih lama , lakukan seksi sesarea

b)      Slusio plasenta sedang / berat .

Page 8: LP Solution Placenta

Resusitasi cairan .

Atasi anemia dengan pemberian tranfusi darah .

Partus pervaginam bila diperkirakan dapat berkurang dalam 6 jam

perabdominam bila tidak dapat renjatan , usia gestasi 37 minggu / lebih /

taksiran berat janin 2.500 gr / lebih , pikirkan partus perabdominam bila

persalinan pervaginam diperkirakan berlangsung lama .

Page 9: LP Solution Placenta

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

SOLUSIO PLACENTA

1. Pengkajian

1. Biodata

Pada biodata yang perlu dikaji berhubungan dengan solusio plasenta antara lain

2. Nama

Nama dikaji karena nama digunakan untuk mengenal dan merupakan identitas untuk

membedakan dengan pasien lain dan menghindari kemungkinan tertukar nama dan

diagnosa penyakitnya.

3. Jenis kelamin

Pada solusio plasenta diderita oleh wanita yang sudah menikah dan mengalami

kehamilan.

4. Umur

Solusio plasenta cenderung terjadi pada usia lanjut (> 45 tahun) karena terjadi

penurunan kontraksi akibat menurunnya fungsi hormon (estrogen) pada masa

menopause.

5. Pendidikan

Solusio plasenta terjadi pada golongan pendidikan rendah karena mereka tidak

mengetahui cara perawatan kehamilan dan penyebab gangguan kehamilan.

6. Alamat

Solusio plasenta terjadi di lingkungan yang jauh dan pelayanan kesehatan, karena

mereka tidak pernah dapat pelayanan kesehatan dan pemeriksaan untuk kehamilan.

7. Riwayat persalinan

Page 10: LP Solution Placenta

Riwayat persalinan pada solusio plasenta biasanya pernah mengalami pelepasan

plasenta.

8. Keluhan utama

Pasien mengatakan perdarahan yang disertai nyeri

Rahim keras seperti papan dan nyeri tekan karena isi rahim bertambah dengan

dorongan yang berkumpul dibelakang plasenta, sehingga rahim tegang.

Perdarahan yang berulang-ulang.

9. Riwayat penyakit sekarang

Darah terlihat merah kehitaman karena membentuk gumpalan darh, darah yang keluar

sedikit banyak, terus menerus. Akibat dari perdarahan pasien lemas dan pucat.

Sebelumnya biasanya pasien pernah mengalami hypertensi esensialis atau pre

eklampsi, tali pusat pendek trauma, uterus yang sangat mengecil (hydroamnion

gameli) dll.

10. Riwayat penyakit masa lalu

Kemungkinan pasien pernah menderita penyakit hipertensi / pre eklampsi, tali pusat

pendek, trauma, uterus / rahim feulidli.

11. Riwayat psikologis

Pasien cemas karena mengalami perdarahan disertai nyeri, serta tidak mengetahui asal

dan penyebabnya.

2. Pemeriksaan fisik

a)      Keadaan umum

Kesadaran : composmetis s/d coma

Postur tubuh : biasanya gemuk

Page 11: LP Solution Placenta

Cara berjalan : biasanya lambat dan tergesa-gesa

Raut wajah : biasanya pucat

b)      Tanda-tanda vital

Tensi : normal sampai turun (syok)

Nadi : normal sampai meningkat (> 90x/menit)

Suhu : normal / meningkat (> 370 c)

RR : normal / meningkat (> 24x/menit)

c)      Pemeriksaan cepalo caudal

Kepala : kulit kepala biasanya normal / tidak mudah mengelupas rambut

biasanya rontok / tidak rontok.

Muka : biasanya pucat, tidak oedema ada cloasma

Hidung : biasanya ada pernafasan cuping hidung

Mata : conjunctiva anemis

Dada : bentuk dada normal, RR meningkat, nafas cepat da dangkal,

hiperpegmentasi aerola.

 Abdomen

-          Inspeksi : perut besar (buncit), terlihat etrio pada area perut, terlihat

linea alba dan ligra

-          Palpasi rahim keras, fundus uteri naik

-          Auskultasi : tidak terdengar DJJ, tidak terdengar gerakan janin.

Genetalia

Hiperpregmentasi pada vagina, vagina berdarah / keluar darah yang merah

kehitaman, terdapat farises pada kedua paha / femur.

Page 12: LP Solution Placenta

Ekstimitas

Akral dingin, tonus otot menurun.

d)     pemeriksaan penunjang

Darah : Hb, hemotokrit, trombosit, fibrinogen, elektrolit.

USG untuk mengetahui letak plasenta,usia gestasi, keadaan janin

3. Diagnosa Keperawatan

1) Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan ditandai dengan

conjungtiva anemis , acral dingin , Hb turun , muka pucat & lemas .

2) Resiko tinggi terjadinya letal distress berhubungan dengan perfusi darah ke plasenta

berkurang .

3) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus di tandai terjadi

distress / pengerasan uterus , nyeri tekan uterus .

4) Gangguan psikologi ( cemas ) berhubungan dengan keadaan yang dialami .

5) Potensial terjadinya hypovolemik syok berhubungan dengan perdarahan .

6) Kurang pengetahuan klien tentang keadaan patologi yang dialaminya berhubungan

dengan kurangnya informasi .

4. Intervensi Keperawatan

1) Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan ditandai dengan

conjunctiva anemis, acrar dingin, Hb turun, muka pucat, lemas.

- Tujuan : suplai / kebutuhan darah kejaringan terpenuhi

- Kriteria hasil

Page 13: LP Solution Placenta

Conjunctiva tida anemis, acral hangat, Hb normal muka tidak pucat, tida lemas.

- Intervensi

1. Bina hubungan saling percaya dengan pasien

Rasional : pasien percaya tindakan yang dilakukan

2. Jelaskan penyebab terjadi perdarahan

Rasional : pasien paham tentang kondisi yang dialami

3.Monitor tanda-tanda vital

Rasional : tensi, nadiyang rendah, RR dan suhu tubuh yang tinggi menunjukkan

gangguan sirkulasi darah.

4.Kaji tingkat perdarahan setiap 15 – 30 menit

Rasional : mengantisipasi terjadinya syok

5.Catat intake dan output

Rasional : produsi urin yang kurang dari 30 ml/jam menunjukkan penurunan fungsi

ginjal.

6.Kolaborasi pemberian cairan infus isotonik

Rasional : cairan infus isotonik dapat mengganti volume darah yang hilang akiba

perdarahan.

7.Kolaborasi pemberian tranfusi darah bila Hb rendah

Rasional : tranfusi darah mengganti komponen darah yang hilang akibat perdarahan.

 

2)      Resiko tinggi terjadinya fetal distres berhubungan dengan perfusi darah ke placenta

berkurang.

Page 14: LP Solution Placenta

- Tujuan : tidak terjadi fetal distress

- Kriteria hasil : DJJ normal / terdengar, bisa berkoordinasi, adanya pergerakan bayi,

bayi lahir selamat.

- Intervensi

1. Jelaskan resiko terjadinya dister janin / kematian janin pada ibu

Rasional : kooperatif pada tindakan

2. Hindari tidur terlentang dan anjurkan tidur ke posisi kiri

Rasional : tekanan uterus pada vena cava aliran darah kejantung menurun sehingga

terjadi perfusi jaringan.

3. Observasi tekanan darah dan nadi klien

Rasional : penurunan dan peningkatan denyut nadi terjadi pad sindroma vena cava

sehingga klien harus di monitor secara teliti.

4.Oservasi perubahan frekuensi dan pola DJ janin

Rasional : penurunan frekuensi plasenta mengurangi kadar oksigen dalam janin

sehingga menyebabkan perubahan frekuensi jantung janin.

5.Berikan O2 10 – 12 liter dengan masker jika terjadi tanda-tanda fetal distress

Rasional : meningkat oksigen pada janin.

 

3)      Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kontraksi uteres ditandai terjadi

distrensi uterus, nyeri tekan uterus.

- Tujuan : klien dapat beradaptasi dengan nyeri

- Kriteria hasil :

Page 15: LP Solution Placenta

* Klien dapat melakukan tindakan untuk mengurangi nyeri.

* Klien kooperatif dengan tindakan yang dilakukan.

- Intervensi

1. Jelaskan penyebab nyeri pada klien

Rasional : dengan mengetahui penyebab nyeri, klien kooperatif terhadap tindakan

2. Kaji tingkat nyeri

Rasional : menentukan tindakan keperawatan selanjutnya.

3. Bantu dan ajarkan tindakan untuk mengurangi rasa nyeri.

- Tarik nafas panjang (dalam) melalui hidung dan meng-hembuskan pelan-pelan

melalui mulut.

Rasional : dapat mengalihkan perhatian klien pada nyeri yang dirasakan.

- Memberikan posisi yang nyaman (miring kekiri / kanan)

Rasional : posisi miring mencegah penekanan pada vena cava.

- Berikan masage pada perut dan penekanan pada punggung

Rasional : memberi dukungan mental.

 

4)      Gangguan psikologis (cemas) berhubungan dengan keadaan yang dialami

- Tujuan : klien tidak cemas dan dapat mengerti tentang keadaannya.

- Kriteria hasil : penderita tidak cemas, penderita tenang, klie tidak gelisah.

- Intervensi

Page 16: LP Solution Placenta

1. Anjurkan klilen untuk mengemukakan hal-hal yang dicemaskan.

Rasional : dengan mengungkapkan perasaannyaaka mengurangi beban pikiran.

2. Ajak klien mendengarkan denyut jantung janin

Rasional : mengurangi kecemasan klien tentag kondisi janin.

3.Beri penjelasan tentang kondisi janin

Rasional : mengurangi kecemasan tentang kondisi / keadaan janin.

4.Beri informasi tentang kondisi klien

Rasional : mengembalikan kepercayaan dan klien.

5.Anjurkan untuk manghadirkan orang-orang terdekat

Rasional : dapat memberi rasa aman dan nyaman bagi klien

6.Anjurkan klien untuk berdo’a kepada Tuhan

Rasional : dapat meningkatkan keyakinan kepada Tuhan tentang kondisi yang

dilami.

7.Menjelaskan tujuan dan tindakan yang akan diberikan

Rasional : penderita kooperatif.

5)      Potensial terjadinya hypovolemik syok berhubungan dengan perdarahan

- Tujuan : syok hipovolemik tidak terjadi

- Kriteria hasil :

* Perdarahan berkurang

*  Tanda-tanda vital normal

Page 17: LP Solution Placenta

* Kesadaran kompos metit

- Intervensi

1.Kaji perdarahan setiap 15 – 30 menit

Rasional : mengetahui adanya gejala syok sedini mungkin.

2.Monitor tekanan darah, nadi, pernafasan setiap 15 menit, bila normal observasi

dilakukan setiap 30 menit.

Rasional : mengetahui keadaan pasien

3.Awasi adanya tanda-tanda syok, pucat, menguap terus keringat dingin, kepala

pusing.

Rasional : menentkan intervensi selanjutnya dan mencegah syok sedini mungkin

4.Kaji konsistensi abdomen dan tinggi fundur uteri.

Rasional : mengetahui perdarahan yang tersembunyi

5.Catat intake dan output

Rasional : produksi urine yang kurang dari 30 ml/jam merupakan penurunan

fungsi ginjal.

6.Berikan cairan sesuai dengan program terapi

Rasional : mempertahanka volume cairan sehingga sirkulasi bisa adekuat dan

sebagian persiapan bila diperlukan transfusi darah.

6)      Kurangnya pengetahuan klien tentang keadaan patologi yang dialaminya

berhubungan dengan kurangnya informasi

- Tujuan : penderita dapat mengerti tentang penyakitnya.

- Kriteria hasil : dapat menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan penyakitnya.

Page 18: LP Solution Placenta

- Intervensi

1. Kaji tingkat pengetahuan penderita tentang keadaanya

Rasional : menentukan intervensi keperawatan selanjutnya.

2. Berikan penjelasan tentang kehamilan dan tindakan yang akan dilakukan.

a. Pengetahua tentang perdarahan antepartum.

b. Penyebab

c. Tanda dan gejala

d. Akibat perdarahan terhadap ibu dan janin

e. Tindakan yang mungkin dilakukan

Rasional : penderita mengerti dan menerima keadaannya serta pederita menjadi

kooperatif.

 

Page 19: LP Solution Placenta