Placenta Previa

24
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Implantasi plasenta normalnya terletak di bagian fundus (bagian puncak atau atas rahim). Bisa agak ke kiri atau ke kanan sedikit, tetapi tidak sampai meluas ke bagian bawah apalagi menutupi jalan lahir . Patahan jalan lahir ini adalah ostium uteri internum , sedangkan dari luar dari arah vagina disebut ostium uteri eksternum . Perdarahan pada kehamilan harus dianggap sebagai kelainan yang berbahaya. Perdarahan pada kehamilan muda disebut keguguran atau abortus, sedangkan pada kehamilan tua disebut perdarahan antepartum. Plasenta previa merupakan salah satu penyebab utama perdarahan antepartum pada trimester ketiga. Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat 1

Transcript of Placenta Previa

Page 1: Placenta Previa

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Implantasi plasenta normalnya terletak di bagian fundus (bagian puncak

atau atas rahim). Bisa agak ke kiri atau ke kanan sedikit, tetapi tidak sampai meluas

ke bagian bawah apalagi menutupi jalan lahir. Patahan jalan lahir ini adalah ostium

uteri internum, sedangkan dari luar dari arah vagina disebut ostium uteri eksternum.

Perdarahan pada kehamilan harus dianggap sebagai kelainan yang

berbahaya. Perdarahan pada kehamilan muda disebut keguguran atau abortus,

sedangkan pada kehamilan tua disebut perdarahan antepartum. Plasenta

previa merupakan salah satu penyebab utama perdarahan antepartum pada trimester

ketiga.

Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen

bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan

lahir (Mochtar, 1998).

B. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :

1. Menjelaskan definisi dan klasifikasi placenta previa

2. Menjelaskan etiologi dari placenta previa

3. Menjelaskan tanda dan gejala dari placenta previa

1

Page 2: Placenta Previa

4. Menjelaskan diagnosis dari placenta previa

5. Menjelaskan komplikasi dari placenta previa

6. Menjelaskan penanganan dari placenta previa

7. Menjelaskan prognosis dari placenta previa

C. Manfaat Penulisan

Manfaat yang diharapkan dari makalah ini adalah dengan mempelajari

tentang placenta previa, yaitu penulis dapat menambah informasi tentang definisi,

penyebab, maupun penanganan perdarahan akibat placenta previa.

2

Page 3: Placenta Previa

BAB II

ISI

A. Definisi dan Klasifikasi

Placenta previa adalah placenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen

bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh permukaan jalan lahir.

Pada keadaan normal, placenta terletak pada bagian atas uterus.

Klasifikasi placenta previa didasarkan atas terabanya jaringan placentamelalui

pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu. Berikut beberapa klasifikasi plasenta

previa :

1. Placenta previa totalis, apabila seluruh pembukaan tertutup oleh jaringan

placenta

2. Placenta previa parsialis, apabila sebagian pembukaan tertutup oleh

jaringan placenta

3. Placenta previa marginalis, apabila pinggir placenta berada tepat pada

pinggir permukaan

4. Placenta letak rendah, adalah placenta yang letaknya abnormal pada

segmen bawah uterus, akan tetapi belum sampai menutupi pembukaan

jalan lahir. Pinggir placenta berada kira-kira 3 atau 4 cm di atas pinggir

pembukaan, sehingga tidak akan teraba pada pembukaan jalan lahir.

B. Etologi

3

Page 4: Placenta Previa

Beberapa faktor dan etiologi dari plasenta previa tidak diketahui. Tetapi

diduga hal tersebut berhubungan dengan abnormalitas dari

vaskularisasi endometrium yang mungkin disebabkan oleh timbulnya parut

akibat trauma operasi/infeksi (Mochtar, 1998). Perdarahan berhubungan dengan

adanya perkembangan segmen bawah uterus pada trimester ketiga. Plasenta yang

melekat pada area ini akan rusak akibat ketidakmampuan segmen bawah rahim.

Kemudian perdarahan akan terjadi akibat ketidakmampuan segmen

bawah rahim untuk berkonstruksi secara adekuat. Faktor risiko plasenta

previa termasuk:

1. Riwayat plasenta previa sebelumnya

2. Riwayat seksio sesarea

3. Riwayat aborsi

4. Kehamilan ganda

5. Umur ibu yang telah lanjut, wanita lebih dari 35 tahun

6. Multiparitas

7. Adanya gangguan anatomis/tumor pada rahim, sehingga mempersempit

permukaan bagi penempatan plasenta

8. Adanya jaringan rahim pada tempat yang bukan seharusnya. Misalnya

dari indung telursetelah kehamilan sebelumnya atau endometriosis

9. Adanya trauma selama kehamilan

10. Sosial ekonomi rendah/gizi buruk

11. Mendapat tindakan kuretase

4

Page 5: Placenta Previa

C. Tanda Dan Gejala

1. Gejala  Utama

Perdarahan yang terjadi bisa sedikit atau banyak. Perdarahan yang berwarna

merah segar, tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri.

2. Gejala Klinik

a) Perdarahan  yang terjadi bisa sedikit atau banyak. Perdarahan yang terjadi

pertama kali biasanya tidak banyak dan tidak berakibat

fatal. Perdarahan berikutnya hampir selalu lebih banyak dari

sebelumnya. Perdarahan pertama sering terjadi pada triwulan ketiga.

b) Pasien yang datang dengan perdarahan karena plasenta previa tidak

mengeluh adanya rasa sakit.

c) Pada uterus tidak teraba keras dan tidak tegang.

d) Bagian terbanyak janin biasanya belum masuk pintu atas panggul dan

tidak jarang terjadi letak janin letak janin (letak lintang atau letak

sungsang)

e) Janin  mungkin masih hidup atau sudah mati, tergantung

banyaknya perdarahan, sebagian besar kasus, janinnya masih hidup.

5

Page 6: Placenta Previa

D. Diagnosis

Pada setiap perdarahan antepartum, pertama kali harus dicurigai bahwa

penyebabnya adalah placenta previa sampai kemudian ternyata dugaan itu salah.

Beberapa cara dalam menegakkan diagnosis terjadinya placenta previa yaitu:

a) Anamnesis

Perdarahan jalan lahir pada kehamilan setelah 22 minggu berlangsung

tanpa nyeri, tanpa alas an, terutama pada multigravida. Banyaknya

perdarahan tidak dapat dinilai dari anamnesis, melainkan dari

pemeriksaan hematokrit.

b) Pemeriksaan luar

Bagian terbawah janin biasanya belum masuk pintu atas panggul (PAP).

Apabila presentasi kepala, biasanya kepala masih terapung di atas PAP

atau melongak ke samping, dan sukar didorong ke dalam PAP. Tidak

jarang terdapat kelainan letak janin, seperti letak lintang atau letak

sungsang.

c) Pemeriksaan inspekulo

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah perdarahan berasal

dari ostium uteri eksternum atau dari kelainan serviks dan vagina, seperti

erosion porsionis uteri, karsinoma porsionis uteri, polypus serviks uteri,

varises vulva, dan trauma.

d) Penentuan letak placenta tidak langsung

6

Page 7: Placenta Previa

Penentuan letak placenta secara tidak langsung dapat dilakukan dengan

radiografi, radioisotope, dan ultrasonografi. Namun penentuan letak

placenta yang dinilai paling aman bagi ibu maupun bayi adalah dengan

ultrasonografi.

e) Penentuan letak placenta secara langsung

E. Komplikasi

Menurut Sarwono, 2005, beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat

placenta previa adalah:

1. Prolaps tali pusat

2. Prolaps plasenta

3. Plasenta  melekat, sehingga harus dikeluarkan manual dan kalau perlu

dibersihkan dengan kerokan

4. Robekan-robekan jalan lahir karena tindakan

5. Perdarahan  post portum

6. Infeksi  karena perdarahan yang banyak

7. Bayi  premature atau lahir mati

F. Penanganan

Prinsip dasar penanganan adalah setiap ibu dengan perdarahan antepartum

harus segera dikirim ke rumah sakit yang memiliki fasilitas untuk melakukan

transfusi darah & operasi.

7

Page 8: Placenta Previa

Menurut Sarwono, 2005, penanganan kejadian placenta previa dapat berupa:

1. Penanganan pasif

a) Jika perdarahan diperkirakan tidak membahayakan

b) Janin masih premature dan masih hidup

c) Umur kehamilan kurang dari 37 Minggu

d) Tafsiran berat janin belum sampai 2500 gram

e) Tanda persalinan belum mulai dapat dibenarkan untuk

menunda persalinan sampai janin dapat hidup di luar kandungan lebih

baik.

f) Tidak boleh dilakukan pemeriksaan dalam (VT)

g) Tangani anemia

h) Untuk menilai banyaknya perdarahan harus lebih didasarkan

pada pemeriksaan hemoglobin & hematokrit secara berkala, daripada

memperkirakan banyaknya darah yang hilang pervaginam.

Tujuan penanganan pasif : Pada kasus tertentu sangat bermanfaat untuk

mengurangi angka kematian neonatus yang tinggi akibat prematuritas.

Pada penanganan pasif ini tidak akan berhasil untuk angka kematian

perinatal pada kasus plasenta previa sentralis.

2. Penanganan aktif

a) Perdarahan di nilai membahayakan

b) Terjadi pada kehamilan lebih dari 37 Minggu

8

Page 9: Placenta Previa

c) Tafsiran berat janin lebih dari 2500 gram tanda persalinan sudah

mulai

d) Pemeriksaan dalam boleh dilakukan di meja operasi.

Terdapat 2 pilihan cara persalinan :

1. Persalinan pervaginam

Bertujuan agar bagian terbawah janin menekan plasenta & bagian plasenta

yang berdarah selama persalinan berlangsung. Sehingga perdarahan

berhenti.

Dilakukan dengan cara :

a) Pemecahan selaput ketuban karena

1) Bagian terbawah janin menekan plasenta dan bagian

plasenta yang berdarah

2) Bagian plasenta yang berdarah dapat bebas mengikuti

regangan segmen bawah uterus sehingga pelepasan plasenta dapat

dihindari

b) Pemasangan Cunam Willett

1) Kulit kepala janin di klem dengan Cunam Willet Gausz

2) Cunam diikat dengan kassa/tali dan diberi beban 50-100 gram/1

batu bata seperti katrol, dengan jalan ini diharapkan perdarahan

berhenti dan persalinan diawasi dengan teliti

c) Versi Braxton Hiks

9

Page 10: Placenta Previa

Versi dilakukan pada janin letak kepala untuk mencari kaki supaya

dapat ditarik keluar. Bila janin letak sungsang atau letak kaki, menarik

kaki keluar akan lebih mudah. Kaki diikat dengan kain kassa, dikatrol

dan diberi beban 50 – 100 gram.

2. Seksio caesarea

Prinsip utama dalam melakukan seksio sesarea adalah untuk

menyelamatkan ibu, sehingga walaupun janin meninggal atau tak punya

harapan untuk hidup, tindakan ini tetap dilakukan.

G. Prognosis

Pada plasenta previa dengan penanggulangan yang baik maka kematian ibu

rendah sekali,tapi jika keadaan janin buruk menyebabkan kematian perinatal

prematuritas.

10

Page 11: Placenta Previa

H. Contoh Kasus Kejadian Placenta Previa

ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PADA NY.D G2P1A0H1 USIA

KEHAMILAN 37 – 38 MINGGU DENGAN PLACENTA PREVIA DI

RUANGAN KEBIDANAN RUMAH SAKIT

DR. AHMAD MUCHTAR BUKITTINGGI

TANGGAL 27 APRIL 2011

Pengumpulan Data Dasar

Tanggal : 27 April 2011

Pukul :16.00 WIB

A.    Data Subjektif

1. Identitas

Nama ibu : Ny.D Nama suami : Tn.M

Umur : 21 tahun Umur : 25 tahun

Suku : Minang Suku : Minag

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan :

SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Pedagang

Alamat : Jln. Alamat : Jln.

11

Page 12: Placenta Previa

2.   Keluhan utama : Ibu  hamil 9 bulan, anak kedua mengeluh keluar darah yang

banyak berwarna merah segar sejak pukul 06.00 WIB pagi tadi disertai nyeri

pinggang menjalar ke ari-ari sejak 3 hari yang lalu.

3. Riwayat kehamilan ini :

HPHT : 10 – 08 – 2010

TP : 17 – 05 – 2011

4. Tanda-Tanda Persalinan

a.       His             : Ada (+)

b.      Frekuensi   : 2 x/10 menit

c.       Lamanya   : 20-30 detik

d. Pengeluaran Pervaginam : Ada (+)

5. Riwayat imunisasi : Tidak ada imunisasi selama kehamilan ini

6. Riwayat persalinan yang lalu

N

o.

Tgl

La

hir

Jns

Prsli

nan

U.Khm

ilan

Pnlo

ng

Bayi Ibu Kompli

kasi

Menyusui

JK BB/

PB

Kead

aan

Lakt

asi

Loch

ea

ASI

Ekskl

usif

Disa

pih

1. 200

9

Oper

asi

Ckp

bln

Dok

ter

LK 320

0

Hidu

p

Lanc

ar

Nor

mal

- 4

bulan

2 thn

2. INI

7.  Pergerakan janin dalam rahim : Ada, sejak 5 bulan yang lalu

8. Makan, minum terakhir :

Ibu makan terakhir pukul 10.00 WIB, tapi hanya sedikit karena nafsu makan ibu

berkurang

9.  Eliminasi terakhir

BAB    : 1 x sehari

BAK   : 6-7 x sehari

10.  Istirahat dan tidur :

12

Page 13: Placenta Previa

Setiap hari ibu tidur + 8 jam

11. Psikologi

Ibu hmengalami kegelisahan dan ketakutan dalam menghadapi persalinan

B. Data Objektif

1. Pemeriksaan umum

a. Keadaan umum : Sedang

b. Kesadaran : CMC

c. Tanda-tanda vital

TD : 120/80 mmHg

Pernapaan : 20 x/menit

Nadi : 85 x/menit

Suhu : 37o C

d. BB : 58 kg

e. TB : 154 cm

2. Pemeriksaan fisik

a. Rambut : bersih, tidak mudah dicabut

b. Muka : terdapat cloasma gravidarum

c. Mata : simetris kanan kiri, sklera tidak ikterik,

konjungtiva agak pucat

d. Hidung : bersih, tidak ada pembesaran polip

e. Mulut : bersih, gigi terdapat caries, tidak ada stomatitis  

f. Telinga : normal, fungsi pendengaran baik

g. Leher : tidak ada pembesaran thyroid dan kelenjar limphe

h. Dada : simetris, pergerakan nafas teratur

i. Mamae : simetris kana kiri, tidak ada benjolan yang

abnormal, puting susu menonjol, hyperpigmentasi, pada aerola mamae,

kolostrum keluar

j. Perut : ada bekas operasi

k. Punggung :lordosis

13

Page 14: Placenta Previa

l. Ekstremitas

Atas : pergerakan baik, simetris kana kiri, tidak ada oedema,

jari-jari lengkap.

Bawah : pergerakan baik, simetris kana kiri, tidak ada oedema

dan jari-jari lengkap

3. Pemeriksaan Kebidanan

a. Inspeksi

Pada genetalia perineum elastis, tidak haemoroid, dan belum menonjol.

Vagina tidak ada varises, tidak ada oedema

b. Palpasi

Leopold I      : TFU 4 jari bawah pro.xyfoideus

Leopold II     : Pu-ki

Leopold III   : presentasi kepala

Leopold  IV  : bagian belum masuk PAP

MC. Donald : TFU : 33 cm

TBJ : 3100 gram

c. Auskultasi :DJJ (+), frekuensi 136 x/menit, teratur dan kuat di kuadran kiri

bawah perut ibu

d. Periksa dalam : tidak dilakukan

14

Page 15: Placenta Previa

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Placenta previa adalah placenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen

bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh permukaan jalan

lahir.

2. Klasifikasi placenta previa terdiri dari:

a) Placenta previa totalis

b) Placenta previa parsialis

c) Placenta previa marginalis

d) Placenta letak rendah

3. Etiologi.

Beberapa faktor dan etiologi dari plasenta previa tidak diketahui. Tetapi

diduga hal tersebut berhubungan dengan abnormalitas dari

15

Page 16: Placenta Previa

vaskularisasi endometrium yang mungkin disebabkan oleh timbulnya parut

akibat trauma operasi/infeksi.

4. Tanda dan gejala placenta previa antara lain:

a. Gejala  Utama. Perdarahan yang berwarna merah segar, tanpa alasan

dan tanpa rasa nyeri.

b. Gejala Klinik

1) Perdarahan  yang terjadi bisa sedikit atau banyak

2) Pasien yang datang dengan perdarahan karena plasenta

previa tidak mengeluh adanya rasa sakit

3) Pada uterus tidak teraba keras dan tidak tegang.

5. Beberapa cara dalam menegakkan diagnosis terjadinya placenta previa yaitu:

a) Anamnesis

b) Pemeriksaan luar

c) Pemeriksaan inspekulo

d) Penentuan letak placenta tidak langsung

e) Penentuan letak placenta secara langsung

Prinsip dasar penanganan adalah setiap ibu dengan perdarahan

antepartum harus segera dikirim ke rumah sakit yang memiliki fasilitas untuk

melakukan transfusi darah & operasi Penanganan kejadian placenta previa

dapat dilakukan dengan penanganan pasif dan penanganan aktif.

B. Saran

16

Page 17: Placenta Previa

Jika terjadi perdarahan antepartum akibat placenta previa sebagai tenaga

kesehatan harus melakukan penanganan sesegera mungkin. Bila perlu harus

melakukan rujukan ke rumah sakit yang memiliki fasilitas operasi dan tranfusi darah

untuk menghindari kemungkinan terburuk yang dapat dialami ibu maupun janin.

DAFTAR PUSTAKA

Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta:Yayasan Bina Pustaka

Mochtar, Rustam.1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta:EGC

www.google.com

17