Makalah Askep Sistem Endokrin
-
Upload
budi-usmanto -
Category
Documents
-
view
263 -
download
9
description
Transcript of Makalah Askep Sistem Endokrin
MAKALAH SISTEM ENDOKRINHIPOPARATIROIDISME
Disusun Oleh :
1. DINA MELISA
2. SITI NURBAITI
3. ULFA INDAH SUCIANA
4. DONI WAHYU SAPUTRA
SEKOLAH TINGGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MUHAMMADIYAH
PRINGSEWU LAMPUNG
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
. sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Sistem Endokrin dengan baik dan
tepat pada waktunya. Dalam penyusunan makalah mungkin ada sedikit hambatan.
Namun berkat bantuan dukungan dari teman-teman serta bimbingan dari dosen
pembimbing. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses pembelajaran dan
dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca. Penulis juga tidak lupa
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak, atas bantuan,dukungan dan doa
nya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca makalah
ini dan dapat mengetahui tentang sejarah perkembangan keperawatan dunia dan
Indonesial. Makalah ini mungkin kurang sempurna, untuk itu kami mengharap
kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah ini.
Pringsewu, Februari 2015
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Tujuan............................................................................................ 2
C. Manfaat.......................................................................................... 2
BAB II KONSEP TEORI
A. Definisi Hipertirod............................................................................. 3
B. Etiologi............................................................................................... 5
C. Manisfestasi klinis............................................................................. 5
D. Patofisiologi....................................................................................... 6
E. Komplikasi......................................................................................... 8
F. Penatalaksanaan................................................................................. 8
G. Pemeriksaan Penunjang..................................................................... 9
BAB III TEORI ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian............................................................................................... 11
B. Diagnosa Keperawatan........................................................................... 12
C. Rencana Keperawatan............................................................................ 13
D. Implementasi Keperawatan.................................................................... 13
E. Evaluasi.................................................................................................. 14
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................ 17
B. Saran....................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertiroidisme dan tirotoksikosis sering dipertukarkan. Tirotoksikosis
berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi yang
ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan.
Sedangkan hipertiroidisme adalah tirotoksikosis sebagai akibat produksi
tiroid itu sendiri.
Tirotoksikosis terbagi atas kelainan yang berhubungan dengan
hipertiroidisme dan yang tidak berhubungan dengan hipertiroidisme.
Tiroid sendiri diatur oleh kelenjar lain yang berlokasi di otak, disebut
pituitari. Pada gilirannya, pituitari diatur sebagian oleh hormon tiroid
yang beredar dalam darah (suatu efek umpan balik dari hormon tiroid
pada kelenjar pituitari) dan sebagian oleh kelenjar lain yang disebut
hipothalamus, juga suatu bagian dari otak.
Hipothalamus melepaskan suatu hormon yang disebut thyrotropin
releasing hormone (TRH), yang mengirim sebuah sinyal ke pituitari
untuk melepaskan thyroid stimulating hormone (TSH).
Pada gilirannya, TSH mengirim sebuah signal ke tiroid untuk melepas
hormon-hormon tiroid. Jika aktivitas yang berlebihan dari yang mana saja
dari tiga kelenjar-kelenjar ini terjadi, suatu jumlah hormon-hormon tiroid
yang berlebihan dapat dihasilkan, dengan demikian berakibat pada
hipertiroid. Pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi
hormon tiroid yang berlebihan dengan cara menekan produksi (obat
antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi
subtotal).
1
B. Tujuan
Tujuan umum
· Memberikan penjelasan mengenai hipertiroid
Tujuan Khusus
· Menjelaskan teori dan konsep terkait dengan hipertiroid
· Memaparkan proses terjadinya hipertiriod
· Menerapkan teori dan konsep tersebut dan memberikan asuhan
keperawatan pada pasien yang menderita hipertiriod
C. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dengan diperolehnya materi-materi pada
makalah ini adalah:
· Sebagai suatu sarana untuk meningkatkan pengetahuan yang telah
didapat dari materi hipertiriod yang sebenarnya.
· Sebagai masukan bagi semua mahasiswa dalam upaya menjelaskan
maupun berdiskusi dalam perkuliahan.
· Dapat digunakan sebagai acuan dan referensi dalam pembelajaran
2
BAB II
KONSEP TEORI
A. Definisi Hipertirod
Hipertiroid atau Hipertiroidesme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis
akibat produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang
terlalu aktif. Karena tiroid memproduksi hormon tiroksin dari lodium, maka
lodium radiaktif dalam dosis kecil dapat digunakan untuk mengobatinya
(mengurangi intensitas fungsinya).
Kelenjar tiroid adalah subtansi kimia yang diproduksi oleh kelenjar tiroid
dan dilepaskan kedalam aliran darah. Hormon tiroid saling berinteraksi
dengan hampir seluruh sel tubuh, yang menyebabkan sel tubuh untuk
meningkatkan aktivitas metabolisme mereka. Kelainan banyaknya hormon
tiroid ini yang secara khas mempercepat metabolisme tubuh. Metabolisme
adalah proses kimia dan fisika yang menciptakan unsur dan menghasilkan
energi yang diperlukan untuk fungsi sel, pertumbuhan dan divisi.
Hipertiroid atau Hipertiroidisme biasanya dapat diatasi dengan obat-obatan.
Pilihan lainnya adalah pembedahan untuk mengangkat kelenjar tiroid atau
pemberian yodium radiaktif. Setiap pengobatan memiliki kelebihan dan
kekurangan.
Agar bekerja sebagaimana mestinya, kelenjar tiroid memerlukan sejumlah
kecil yodium : Jumlah yodium yang berlebihan bisa menurunkan jumlah
hormon yang dibuat dan mencegah pelepasan hormon tiroid. Karena itu
untuk menghentikan pelepasan hormon tiroid yang berlebihan, bisa
diberikan yodium dosis tinggi. Pemberian yodium terutama bermanfaat jika
hipertirodisme harus segera dikendalikan (misalnya jika terjadi badai tiroid
atau sebelum dilakukan tindakan pembedahan). Yodium tidak digunakan
pada pengobatan rutin atau pengobatan jangka panjang.
3
Propiltiourasil atau metimatol merupakan obat yang paling sering
digunakan untuk mengobati hipertiroidisme. Obat ini memperlambat fungsi
tiroid dengan cara mengurangi pembentukan hormon tiroid oleh kelenjar.
Kedua obat tersebut diberikan per-oral (ditelan), dimulai dengan dosis
tinggi. Selanjutnya disesuaikan dengan hasil pemeriksaan darah terhadap
hormon tiroid.
Tiroiditis adalah radang kelenjar tiroid yang biasanya diikuti dengan gejala
hipertiroid. Penyakit ini lebih banyak ditemukan pada wanita setelah
melahirkan, yang beberapa bulan kemudian timbul gejala hipotiroid.
Sebagian besar akan pulih kembali menjadi normatiroid. Setelah
pengobatan dengan radiasi yodium radiaktif, atau setelah tindakan beda,
jaringan tiroid menjadi tidak berdungsi atau terambil semua oleh operasi
mata akan timbul gejala hipotiroid.
Obat-obatan beta bloker (misalnya prapanolol) membantu mengendalikan
beberapa gejala Hipertiroid. Obat ini efektif dalam memperlambat denyut
jantung yang cepat, mengurangi gemetar dan mengendalikan kecemasan.
Beta broker terutama bermanfaat dalam mengatasi badai tiroid dan
penderita yang dikendalikan oleh obat lain. Sebagian besar pemakaian
yodium radiaktif pada akhirnya menyebabkan hipotiroidlisme sekitar 25%
penderita mengalamai hipoteroidisme dalam waktu 1 tahun setelah
pemberian radioaktif.
Pada riroldektomi, kelenjar tiroid diangkat melalui pembedahan.
Pembedahan merupakan terapi pilihan bagi penderita muda, penderita yang
gondoknya sangat besar, penderita yang alergi, terhadap obat atau
mengalami efek samping akibat obat. Setelah menjalani pembedahan, bisa
terjadi hipotiroidisme kepada penderita ini diberikan terapi salih hormon
sepanjang hidupnya.
4
B. Etiologi
Penyebab Hipertiroidisme, antara lain :
1. Over fungsi keseluruhan kelenjar.
2. Pengobatan migedema dengan hormone tiroid yang berlebih.
3. Goiter nodular toksik
4. Adenoma toksik (jinak)
5. Karsinoma tiroid
6. Tiroiditis sub akut dan kronik
7. Ingesti Tiroid Hormon
8. Pengangkatan kelenjar tiroid
9. Pengobatan tirotoksitosis dengan RAI
10. infeksi kronis kelenjar tiroid
11. atropi kelenjar tiroid yang bersifat idiopatik
C. MANISFESTASI KLINIS
1. Sistem kardiovaskuler
Meningkatnya heart rate, stroke volume, kardiak output, peningkatan
kebutuhan oksigen otot jantung, peningkatan vaskuler perifer resisten,
tekanan darah sistole dan diastole meningkat 10-15 mmHg, palpitasi,
disritmia, kemungkinan gagal jantung, edema.
2. Sistem pernafasan; pernafasan cepat dan dalam, bernafas pendek,
penurunan kapasitas paru
3. Sistem perkemihan; retensi cairan, menurunnya output urin
4. Sistem gastrointestinal; meningkatnya peristaltik usus, peningkatan
nafsu makan, penurunan berat badan, diare, peningkatan penggunaan
cadangan adipose dan protein, penurunan serum lipid, peningkatan
sekresi gastrointestinal, hiponatremia, muntah dan kram abdomen
5. Sistem muskuloskeletal; keseimbangan protein negatif, kelemahan
otot, kelelahan, tremor
6. Sistem integumen; berkeringat yang berlebihan, kulit lembab, merah
hangat, tidak toleran panas, keadaan rambut lururs, lembut, halus dan
mungkin terjadi kerontokan rambut
5
7. Sistem endokrin; biasanya terjadi pembesaran kelenjar tiroid
8. Sistem saraf; meningkatnya refleks tendon dalam, tremor halus, gugup
gelisah, emosi tidak stabil seperti kecemasan, curiga tegang dan
emosional
9. Sistem reproduksi; amenorahea, anovulasi, mens tidak teratur,
menurunnya libido, impoten
D. PATOFISIOLOGI
Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter
toksika. Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid
membesar dua sampai tiga kali dari ukuran normalnya, disertai dengan
banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke dalam folikel,
sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan
dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan
sekresinya beberapa kali lipat dengan kecepatan 5-15 kali lebih besar
daripada normal.
Pada hipertiroidisme, kosentrasi TSH plasma menurun, karena ada
sesuatu yang “menyerupai” TSH, Biasanya bahan – bahan ini adalah
antibodi immunoglobulin yang disebut TSI (Thyroid Stimulating
Immunoglobulin), yang berikatan dengan reseptor membran yang sama
dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan – bahan tersebut merangsang
aktivasi cAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme.
Karena itu pada pasien hipertiroidisme kosentrasi TSH menurun, sedangkan
konsentrasi TSI meningkat. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang
panjang pada kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek
TSH yang hanya berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon tiroid
yang disebabkan oleh TSI selanjutnya juga menekan pembentukan TSH
oleh kelenjar hipofisis anterior.
hipertiroidisme, kelenjar tiroid “dipaksa” mensekresikan hormon
hingga diluar batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel
sekretori kelenjar tiroid membesar. Gejala klinis pasien yang sering
berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat hormon tiroid
6
yang kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas
normal. Bahkan akibat proses metabolisme yang menyimpang ini,
terkadang penderita hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur.
Efek pada kepekaan sinaps saraf yang mengandung tonus otot sebagai
akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya tremor otot yang
halus dengan frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami
gemetar tangan yang abnormal. Nadi yang takikardi atau diatas normal juga
merupakan salah satu efek hormon tiroid pada sistem kardiovaskuler.
Eksopthalmus yang terjadi merupakan reaksi inflamasi autoimun yang
mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot ekstraokuler, akibatnya
bola mata terdesak keluar.
PATHWAY
7
E. KOMPLIKASI
1. Eksoftalmus
Keadaan dimana bola mata pasien menonjol keluar. Hal ini disebabkan karena penumpukan cairan pada rongga orbita bagian belakang bola mata. Biasanya terjadi pasien dengan penyakit graves
2. Penyakit jantungTerutama kardioditis dan gagal jantung
3. Stroma tiroid (tirotoksitosis)Pada periode akaut pasien mengalami demam tinggi, takhikardi berat, derilium dehidrasi dan iritabilitas yang ekstrem. Keadaan ini merupakan keadaan emergensi, sehingga penanganan harus lebih khusus. Faktor presipitasi yang berhubungan dengan tiroksikosis adalah hipertiroidisme yang tidak terdiagnosis dan tidak tertangani, infeksi ablasi tiroid, pembedahan, trauma, miokardiak infark, overdosis obat. Penanganan pasien dengan stroma tiroid adalah dengan menghambat produksi hormon tiroid, menghambat konversi T4 menjadi T3 dan menghambat efek hormon terhadap jaringan tubuh. Obat-obatan yang diberikan untuk menghambat kerja hormon tersebut diantaranya sodium ioded intravena, glukokortokoid, dexsamethasone dan propylthiouracil oral. Beta blokers diberikan untuk menurunkan efek stimulasi sarap simpatik dan takikardi.
F. PENATALAKSANAAN
1. Konservatif
Tata laksana penyakit Graves
a. Obat Anti-Tiroid. Obat ini menghambat produksi hormon tiroid.
Jika dosis berlebih, pasien mengalami gejala hipotiroidisme.Contoh
obat adalah sebagai berikut :
1) Thioamide
2) Methimazole dosis awal 20 -30 mg/hari
3) Propylthiouracil (PTU) dosis awal 300 – 600 mg/hari, dosis
maksimal 2.000 mg/hari
4) Potassium Iodide
5) Sodium Ipodate
6) Anion Inhibitor
8
b. Beta-adrenergic reseptor antagonist. Obat ini adalah untuk
mengurangi gejalagejala hipotiroidisme. Contoh: Propanolol
Indikasi :
1) Mendapat remisi yang menetap atau memperpanjang remisi pada
pasien muda dengan struma ringan –sedang dan tiroktosikosis
2) Untuk mengendalikan tiroktosikosis pada fase sebelum
pengobatan atau sesudah pengobatan yodium radioaktif
3) Persiapan tiroidektomi
4) Pasien hamil, usia lanjut
5) Krisis tiroid
Penyekat adinergik ß pada awal terapi diberikan, sementara
menunggu pasien menjadi eutiroid setelah 6-12 minggu pemberian
anti tiroid. Propanolol dosis 40-200 mg dalam 4 dosis pada awal
pengobatan, pasien kontrol setelah 4-8 minggu. Setelah eutiroid,
pemantauan setiap 3-6 bulan sekali: memantau gejala dan tanda
klinis, serta Lab.FT4/T4/T3 dan TSHs. Setelah tercapai eutiroid,
obat anti tiroid dikurangi dosisnya dan dipertahankan dosis terkecil
yang masih memberikan keadaan eutiroid selama 12-24 bulan.
Kemudian pengobatan dihentikan , dan di nilai apakah tejadi
remisi. Dikatakan remisi apabila setelah 1 tahun obat antitiroid di
hentikan, pasien masih dalam keadaan eutiroid, walaupun kemidian
hari dapat tetap eutiroid atau terjadi kolaps.
2. Surgical
a. Radioaktif iodine.
Tindakan ini adalah untuk memusnahkan kelenjar tiroid yang
hiperaktif
b. Tiroidektomi.
Tindakan Pembedahan ini untuk mengangkat kelenjar tiroid yang
membesar
9
G. Pemeriksaan Penunjang
TSH serum (biasanya menurun
T3, T4 (biasanya meningkat)
Test darah hormon tiroi
X-ray scan, CAT scan, MRI scan (untuk mendeteksi adanya
tumor)
10
BAB III
TEORI ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Aktivitas atau istirahat
Gejala : Imsomnia, sensitivitas meningkat, Otot lemah,gangguan
koordinasi, kelelahan berat
Tanda : Atrofi otot
2. Sirkulasi
Gejala : Palpitasi, nyeri dada (angina)
Tanda : Distritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur, peningkatan
tekanan darah dengan tekanan nada yang berat. Takikardia saat istirahat,
sirkulasi kolaps, syok (krisis tirotoksikosis)
3. Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria, nocturia), rasa nyeri/terbakar,
kesulitan berkemih (infeksi), infeksi saluran kemih berulang, nyeri tekan
abdomen, diare, urine encer, pucat, kuning, poliuria (dapat berkembang
menjadi oliguria atau anuria jika terjadi hipovolemia berat), urine berkabut,
bau busuk (infeksi), bising usus lemah dan menurun, hiperaktif (diare).
4. Integritas / Ego
Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang
berhubungan dengan kondisi.
Tanda : Ansietas peka rangsang
5. Makanan / Cairan
Gejala : Hilang nafsu makan, mual atau muntah, tidak mengikuti diet,
peningkatan masukan glukosa atau karbohidrat, penurunan berat badan
lebih dari periode beberapa hari/minggu, haus, penggunaan diuretik (tiazid)
Tanda : Kulit kering atau bersisik, muntah, pembesaran thyroid
(peningkatan kebutuhan metabolisme dengan pengingkatan gula darah),
bau halitosis atau manis, bau buah (napas aseton)
11
6. Neurosensori
Gejala : Pusing atau pening, sakit kepala kesemutan, kelemahan pada
otot parasetia, gangguan penglihatan.
Tanda : Disorientasi, mengantuk, lethargi, stupor atau koma (tahap
lanjut), gangguan memori baru masa lalu ) kacau mental.
Refleks tendon dalam (RTD menurun;koma), aktivitas kejang
( tahap lanjut dari DKA).
7. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Abdomen yang tegang atau nyeri (sedang / berat), wajah meringis
dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati.
8. Pernapasan
Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa sputum
purulen (tergantung adanya infeksi atau tidak)
Tanda : Sesak napas, batuk dengan atau tanpa sputum purulen (infeksi),
frekuensi pernapasan meningkat
9. Keamanan
Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit
Tanda : Demam, diaforesis, kulit rusak, lesi atau ulserasi, menurunnya
kekuatan umum/rentang gerak, parastesia atau paralysis otot
termasuk otot pernapasan (jika kadar kalium menurun dengan
cukup tajam)
10. Seksualitas
Gejala : Rabas wanita ( cenderung infeksi ), masalah impotent pada pria.
Tanda : Glukosa darah meningkat 100-200 mg/ dl atau lebih, aseton
plasma positif secara mencolok, asam lemak bebas kadar lipid
dengan kolosterol meningkat.
12
B. Diagnosa Keperawatan.
Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada klien yang mengalami
hipertiroidisme adalah sebagai berikut :
1. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
hipertiroid
tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja
jantung.
2. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan
kebutuhan energi.
3. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu
makan/pemasukan dengan penurunan berat badan).
4. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis: status hipermetabolik.
C. RENCANA KEPERAWATAN
1. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban
kerja jantung
Tujuan dan Kriteria hasil:
Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan
kebutuhan tubuh, dengan kriteria :
- Nadi perifer dapat teraba normal
- Vital sign dalam batas normal.
- Pengisian kapiler normal
- Status mental baik
- Tidak ada disritmia
13
Intervensi:
a. Pantau tekanan darah pada posisi baring, duduk dan berdiri jika
memungkinkan. Perhatikan besarnya tekanan nadi
Rasional:
Hipotensi umum atau ortostatik dapat terjadi sebagai akibat dari
vasodilatasi perifer yang berlebihan dan penurunan volume
sirkulasi
b. Periksa kemungkinan adanya nyeri dada atau angina yang dikeluhkan
pasien
Rasional:
Merupakan tanda adanya peningkatan kebutuhan oksigen oleh otot
jantung atau iskemia
c. Auskultasi suara nafas, perhatikan adanya suara yang tidak normal
(seperti krekels).
2. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan
kebutuhan energi.
Tujuan dan Kriteria hasil:
Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan
tingkat Energy.
Intervensi:
a. Pantau tanda vital dan catat nadi baik istirahat maupun saat
aktivitas
Rasional : Nadi secara luas meningkat dan bahkan istirahat,
takikardia mungkin ditemukan.
b. Ciptakan lingkungan yang tenang
Rasional: Menurunkan stimulasi yang kemungkinan besar dapat
menimbulkan agitasi, hiperaktif dan insomnia
3. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu
makan/pemasukan dengan penurunan berat badan).
Tujuan dan criteria hasil:
14
Klien akan menunjukkan berat badan stabil dengan kriteria :
- Nafsu makan baik.
- Berat badan normal
- Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
Intervensi:
a. Catat adanya anoreksia, mual dan muntah
b. Pantau masukan makanan setiap hari, timbang berat badan setiap
hari
c. Kolaborasi untuk pemberian diet tinggi kalori, protein, karbohidrat
dan vitamin
4. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis: status
hipermetabolik
Tujuan dan criteria hasil:
Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi
dengan kriteria : Pasien tampak rileks.
Intervensi:
a. Observasi tingkah laku yang menunjukkan tingkat ansietas
b. Bicara singkat dengan kata yang sederhana
c. Kurangi stimulasi dari luar
D. IMMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Setelah rencana tindakan keperawatan disusun secara sistemik. Selanjutnya
rencana tindakan tersebut diterapkan dalam bentuk kegiatan yang nyata dan
terpadu guna memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan yang
diharapkan. Ansietas ringan dapat ditunjukkan dengan peka rangsang dan
insomnia. Rentang perhatian mungkin menjadi pendek,konsentrasi
berkurang, yang membatasi kemampuan untuk mengasimilasi informasi,
memberikan informasi yang akurat yang dapat menurunkan kesalahan
interpretasi dan menciptakan lingkungan yang terapeutik.
15
E. EVALUASI
Hasil yang diharapkan adalah :
1. Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan
kebutuhan tubuh
2. Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat
energy
3. Klien akan menunjukkan berat badan stabil
4. Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi
BAB IV
16
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tiroid sendiri diatur oleh kelenjar lain yang berlokasi di otak, disebut
pituitari.Pada gilirannya,pituitari diatur sebagian oleh hormon tiroid yang
beredar dalam darah (suatu efek umpan balik dari hormon tiroid pada
kelenjar pituitari) dan sebagian oleh kelenjar lain yang disebut
hipothalamus,juga suatu bagian dari otak.pengobatan hipertiroidisme
adalah membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan dengan cara
menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium
radioaktif,tiroidektomi subtotal).
B. Saran
Dari penyakit ini, dapat dihindarkan dengan cara tidak stress, tidak
merokok, tidak mengkonsumsi obat-obatan sembarangan dan tidak
mengkonsumsi yodium secara berlebihan karena dapat terjadi radiasi
pada leher dan organism-organisme dapat menyebabkan infeksi karena
ada virus.
DAFTAR PUSTAKA
17
1. Mansjoer Arif,dkk.2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I.Jakarta : Media
Aesculapius
2. Santosa, Budi. 2005-2006. Diagnosa Keperawatan NANDA. Jakarta : Prima
Medikal.
3. Closkey, Mc, et all. 2007. Diagnosa Keperawatan NOC-NIC. St-Louis.
4. Anonim. 2008. Hipertiroidisme. http://www.medica store.com
5. Anonim. 2008. Mengenal Tiroid. http://www.demomedical.com
6. Carpenito, Linda Juall. 2001. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC.
18