Makalah Askep Sistem Endokrin

30
MAKALAH SISTEM ENDOKRIN HIPOPARATIROIDISME Disusun Oleh : 1. DINA MELISA 2. SITI NURBAITI 3. ULFA INDAH SUCIANA 4. DONI WAHYU SAPUTRA

description

AE

Transcript of Makalah Askep Sistem Endokrin

Page 1: Makalah Askep Sistem Endokrin

MAKALAH SISTEM ENDOKRINHIPOPARATIROIDISME

Disusun Oleh :

1. DINA MELISA

2. SITI NURBAITI

3. ULFA INDAH SUCIANA

4. DONI WAHYU SAPUTRA

SEKOLAH TINGGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MUHAMMADIYAH

PRINGSEWU LAMPUNG

2015

Page 2: Makalah Askep Sistem Endokrin

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya

. sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Sistem Endokrin dengan baik dan

tepat pada waktunya. Dalam penyusunan makalah mungkin ada sedikit hambatan.

Namun berkat bantuan dukungan dari teman-teman serta bimbingan dari dosen

pembimbing. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses pembelajaran dan

dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca. Penulis juga tidak lupa

mengucapkan terimakasih kepada semua pihak, atas bantuan,dukungan dan doa

nya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca makalah

ini dan dapat mengetahui tentang sejarah perkembangan keperawatan dunia dan

Indonesial. Makalah ini mungkin kurang sempurna, untuk itu kami mengharap

kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah ini.

Pringsewu, Februari 2015

Penyusun

ii

Page 3: Makalah Askep Sistem Endokrin

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i

KATA PENGANTAR................................................................................... ii

DAFAR ISI.................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................... 1

B. Tujuan............................................................................................ 2

C. Manfaat.......................................................................................... 2

BAB II KONSEP TEORI

A. Definisi Hipertirod............................................................................. 3

B. Etiologi............................................................................................... 5

C. Manisfestasi klinis............................................................................. 5

D. Patofisiologi....................................................................................... 6

E. Komplikasi......................................................................................... 8

F. Penatalaksanaan................................................................................. 8

G. Pemeriksaan Penunjang..................................................................... 9

BAB III TEORI ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian............................................................................................... 11

B. Diagnosa Keperawatan........................................................................... 12

C. Rencana Keperawatan............................................................................ 13

D. Implementasi Keperawatan.................................................................... 13

E. Evaluasi.................................................................................................. 14

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................ 17

B. Saran....................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA

iii

Page 4: Makalah Askep Sistem Endokrin

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertiroidisme dan tirotoksikosis sering dipertukarkan. Tirotoksikosis

berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi yang

ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan.

Sedangkan hipertiroidisme adalah tirotoksikosis sebagai akibat produksi

tiroid itu sendiri.

Tirotoksikosis terbagi atas kelainan yang berhubungan dengan

hipertiroidisme dan yang tidak berhubungan dengan hipertiroidisme.

Tiroid sendiri diatur oleh kelenjar lain yang berlokasi di otak, disebut

pituitari. Pada gilirannya, pituitari diatur sebagian oleh hormon tiroid

yang beredar dalam darah (suatu efek umpan balik dari hormon tiroid

pada kelenjar pituitari) dan sebagian oleh kelenjar lain yang disebut

hipothalamus, juga suatu bagian dari otak.

Hipothalamus melepaskan suatu hormon yang disebut thyrotropin

releasing hormone (TRH), yang mengirim sebuah sinyal ke pituitari

untuk melepaskan thyroid stimulating hormone (TSH).

Pada gilirannya, TSH mengirim sebuah signal ke tiroid untuk melepas

hormon-hormon tiroid. Jika aktivitas yang berlebihan dari yang mana saja

dari tiga kelenjar-kelenjar ini terjadi, suatu jumlah hormon-hormon tiroid

yang berlebihan dapat dihasilkan, dengan demikian berakibat pada

hipertiroid. Pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi

hormon tiroid yang berlebihan dengan cara menekan produksi (obat

antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi

subtotal).

1

Page 5: Makalah Askep Sistem Endokrin

B. Tujuan

Tujuan umum

· Memberikan penjelasan mengenai hipertiroid

Tujuan Khusus

· Menjelaskan teori dan konsep terkait dengan hipertiroid

· Memaparkan proses terjadinya hipertiriod

· Menerapkan teori dan konsep tersebut dan memberikan asuhan

keperawatan pada pasien yang menderita hipertiriod

C. Manfaat

Manfaat yang diharapkan dengan diperolehnya materi-materi pada

makalah ini adalah:

· Sebagai suatu sarana untuk meningkatkan pengetahuan yang telah

didapat dari materi hipertiriod yang sebenarnya.

· Sebagai masukan bagi semua mahasiswa dalam upaya menjelaskan

maupun berdiskusi dalam perkuliahan.

· Dapat digunakan sebagai acuan dan referensi dalam pembelajaran

2

Page 6: Makalah Askep Sistem Endokrin

BAB II

KONSEP TEORI

A. Definisi Hipertirod

Hipertiroid atau Hipertiroidesme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis

akibat produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang

terlalu aktif. Karena tiroid memproduksi hormon tiroksin dari lodium, maka

lodium radiaktif dalam dosis kecil dapat digunakan untuk mengobatinya

(mengurangi intensitas fungsinya).

Kelenjar tiroid adalah subtansi kimia yang diproduksi oleh kelenjar tiroid

dan dilepaskan kedalam aliran darah. Hormon tiroid saling berinteraksi

dengan hampir seluruh sel tubuh, yang menyebabkan sel tubuh untuk

meningkatkan aktivitas metabolisme mereka. Kelainan banyaknya hormon

tiroid ini yang secara khas mempercepat metabolisme tubuh. Metabolisme

adalah proses kimia dan fisika yang menciptakan unsur dan menghasilkan

energi yang diperlukan untuk fungsi sel, pertumbuhan dan divisi.

Hipertiroid atau Hipertiroidisme biasanya dapat diatasi dengan obat-obatan.

Pilihan lainnya adalah pembedahan untuk mengangkat kelenjar tiroid atau

pemberian yodium radiaktif. Setiap pengobatan memiliki kelebihan dan

kekurangan.

Agar bekerja sebagaimana mestinya, kelenjar tiroid memerlukan sejumlah

kecil yodium : Jumlah yodium yang berlebihan bisa menurunkan jumlah

hormon yang dibuat dan mencegah pelepasan hormon tiroid. Karena itu

untuk menghentikan pelepasan hormon tiroid yang berlebihan, bisa

diberikan yodium dosis tinggi. Pemberian yodium terutama bermanfaat jika

hipertirodisme harus segera dikendalikan (misalnya jika terjadi badai tiroid

atau sebelum dilakukan tindakan pembedahan). Yodium tidak digunakan

pada pengobatan rutin atau pengobatan jangka panjang. 

3

Page 7: Makalah Askep Sistem Endokrin

Propiltiourasil atau metimatol merupakan  obat yang paling sering

digunakan untuk mengobati hipertiroidisme. Obat ini memperlambat fungsi

tiroid dengan cara mengurangi pembentukan hormon tiroid oleh kelenjar.

Kedua obat tersebut diberikan per-oral (ditelan), dimulai dengan dosis

tinggi. Selanjutnya disesuaikan dengan hasil pemeriksaan darah terhadap

hormon tiroid.

Tiroiditis adalah radang kelenjar tiroid yang biasanya diikuti dengan gejala

hipertiroid. Penyakit ini lebih banyak ditemukan pada wanita setelah

melahirkan, yang beberapa bulan kemudian timbul gejala hipotiroid.

Sebagian besar akan pulih kembali menjadi normatiroid. Setelah

pengobatan dengan radiasi yodium radiaktif, atau setelah tindakan beda,

jaringan tiroid menjadi tidak berdungsi atau terambil semua oleh operasi

mata akan timbul gejala hipotiroid.

Obat-obatan beta bloker (misalnya prapanolol) membantu mengendalikan

beberapa gejala Hipertiroid. Obat ini efektif dalam memperlambat denyut

jantung yang cepat, mengurangi gemetar dan mengendalikan kecemasan.

Beta broker terutama bermanfaat dalam mengatasi badai tiroid dan

penderita yang dikendalikan oleh obat lain. Sebagian besar pemakaian

yodium radiaktif pada akhirnya menyebabkan hipotiroidlisme sekitar 25%

penderita mengalamai hipoteroidisme dalam waktu 1 tahun setelah

pemberian radioaktif.

Pada riroldektomi, kelenjar tiroid diangkat melalui pembedahan.

Pembedahan merupakan terapi pilihan bagi penderita muda, penderita yang

gondoknya sangat besar, penderita yang alergi, terhadap obat atau

mengalami efek samping akibat obat. Setelah menjalani pembedahan, bisa

terjadi hipotiroidisme kepada penderita ini diberikan terapi salih hormon

sepanjang hidupnya.

4

Page 8: Makalah Askep Sistem Endokrin

B. Etiologi

Penyebab Hipertiroidisme, antara lain :

1. Over fungsi keseluruhan kelenjar.

2. Pengobatan migedema dengan hormone tiroid yang berlebih.

3. Goiter nodular toksik

4. Adenoma toksik (jinak)

5. Karsinoma tiroid

6. Tiroiditis sub akut dan kronik

7. Ingesti Tiroid Hormon

8. Pengangkatan kelenjar tiroid

9. Pengobatan tirotoksitosis dengan RAI

10. infeksi kronis kelenjar tiroid

11. atropi kelenjar tiroid yang bersifat idiopatik

C. MANISFESTASI KLINIS

1. Sistem kardiovaskuler

Meningkatnya heart rate, stroke volume, kardiak output, peningkatan

kebutuhan oksigen otot jantung, peningkatan vaskuler perifer resisten,

tekanan darah sistole dan diastole meningkat 10-15 mmHg, palpitasi,

disritmia, kemungkinan gagal jantung, edema.

2. Sistem pernafasan; pernafasan cepat dan dalam, bernafas pendek,

penurunan kapasitas paru

3. Sistem perkemihan; retensi cairan, menurunnya output urin

4. Sistem gastrointestinal; meningkatnya peristaltik usus, peningkatan

nafsu makan, penurunan berat badan, diare, peningkatan penggunaan

cadangan adipose dan protein, penurunan serum lipid, peningkatan

sekresi gastrointestinal, hiponatremia, muntah dan kram abdomen

5. Sistem muskuloskeletal; keseimbangan protein negatif, kelemahan

otot, kelelahan, tremor

6. Sistem integumen; berkeringat yang berlebihan, kulit lembab, merah

hangat, tidak toleran panas, keadaan rambut lururs, lembut, halus dan

mungkin terjadi kerontokan rambut

5

Page 9: Makalah Askep Sistem Endokrin

7. Sistem endokrin; biasanya terjadi pembesaran kelenjar tiroid

8. Sistem saraf; meningkatnya refleks tendon dalam, tremor halus, gugup

gelisah, emosi tidak stabil seperti kecemasan, curiga tegang dan

emosional

9. Sistem reproduksi; amenorahea, anovulasi, mens tidak teratur,

menurunnya libido, impoten

D. PATOFISIOLOGI

Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter

toksika. Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid

membesar dua sampai tiga kali dari ukuran normalnya, disertai dengan

banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke dalam folikel,

sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan

dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan

sekresinya beberapa kali lipat dengan kecepatan 5-15 kali lebih besar

daripada normal.

Pada hipertiroidisme, kosentrasi TSH plasma menurun, karena ada

sesuatu yang “menyerupai” TSH, Biasanya bahan – bahan ini adalah

antibodi immunoglobulin yang disebut TSI (Thyroid Stimulating

Immunoglobulin), yang berikatan dengan reseptor membran yang sama

dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan – bahan tersebut merangsang

aktivasi cAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme.

Karena itu pada pasien hipertiroidisme kosentrasi TSH menurun, sedangkan

konsentrasi TSI meningkat. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang

panjang pada kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek

TSH yang hanya berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon tiroid

yang disebabkan oleh TSI selanjutnya juga menekan pembentukan TSH

oleh kelenjar hipofisis anterior.

hipertiroidisme, kelenjar tiroid “dipaksa” mensekresikan hormon

hingga diluar batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel

sekretori kelenjar tiroid membesar. Gejala klinis pasien yang sering

berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat hormon tiroid

6

Page 10: Makalah Askep Sistem Endokrin

yang kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas

normal. Bahkan akibat proses metabolisme yang menyimpang ini,

terkadang penderita hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur.

Efek pada kepekaan sinaps saraf yang mengandung tonus otot sebagai

akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya tremor otot yang

halus dengan frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami

gemetar tangan yang abnormal. Nadi yang takikardi atau diatas normal juga

merupakan salah satu efek hormon tiroid pada sistem kardiovaskuler.

Eksopthalmus yang terjadi merupakan reaksi inflamasi autoimun yang

mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot ekstraokuler, akibatnya

bola mata terdesak keluar.

PATHWAY

7

Page 11: Makalah Askep Sistem Endokrin

E. KOMPLIKASI

1.  Eksoftalmus

Keadaan dimana bola mata pasien menonjol keluar. Hal ini disebabkan karena penumpukan  cairan pada rongga orbita bagian belakang bola mata. Biasanya terjadi pasien dengan penyakit graves

2. Penyakit jantungTerutama kardioditis dan gagal jantung

3.  Stroma tiroid (tirotoksitosis)Pada periode akaut pasien mengalami demam tinggi, takhikardi berat, derilium dehidrasi dan iritabilitas yang ekstrem. Keadaan ini merupakan keadaan emergensi, sehingga penanganan harus lebih khusus. Faktor presipitasi yang berhubungan dengan tiroksikosis adalah hipertiroidisme yang tidak terdiagnosis dan tidak tertangani, infeksi ablasi tiroid, pembedahan, trauma, miokardiak infark, overdosis obat. Penanganan pasien dengan stroma tiroid adalah dengan menghambat produksi hormon tiroid, menghambat konversi T4 menjadi T3 dan menghambat efek hormon terhadap jaringan tubuh. Obat-obatan yang diberikan untuk menghambat kerja hormon tersebut diantaranya sodium ioded intravena, glukokortokoid, dexsamethasone dan propylthiouracil oral. Beta blokers diberikan untuk menurunkan efek stimulasi sarap simpatik dan takikardi.

F. PENATALAKSANAAN

1. Konservatif

Tata laksana penyakit Graves

a. Obat Anti-Tiroid. Obat ini menghambat produksi hormon tiroid.

Jika dosis berlebih, pasien mengalami gejala hipotiroidisme.Contoh

obat adalah sebagai berikut :

1) Thioamide

2) Methimazole dosis awal 20 -30 mg/hari

3) Propylthiouracil (PTU) dosis awal 300 – 600 mg/hari, dosis

maksimal 2.000 mg/hari

4) Potassium Iodide

5) Sodium Ipodate

6) Anion Inhibitor

8

Page 12: Makalah Askep Sistem Endokrin

b. Beta-adrenergic reseptor antagonist. Obat ini adalah untuk

mengurangi gejalagejala hipotiroidisme. Contoh: Propanolol

Indikasi :

1) Mendapat remisi yang menetap atau memperpanjang remisi pada

pasien muda dengan struma ringan –sedang dan tiroktosikosis

2) Untuk mengendalikan tiroktosikosis pada fase sebelum

pengobatan atau sesudah pengobatan yodium radioaktif

3) Persiapan tiroidektomi

4) Pasien hamil, usia lanjut

5) Krisis tiroid

Penyekat adinergik ß pada awal terapi diberikan, sementara

menunggu pasien menjadi eutiroid setelah 6-12 minggu pemberian

anti tiroid. Propanolol dosis 40-200 mg dalam 4 dosis pada awal

pengobatan, pasien kontrol setelah 4-8 minggu. Setelah eutiroid,

pemantauan setiap 3-6 bulan sekali: memantau gejala dan tanda

klinis, serta Lab.FT4/T4/T3 dan TSHs. Setelah tercapai eutiroid,

obat anti tiroid dikurangi dosisnya dan dipertahankan dosis terkecil

yang masih memberikan keadaan eutiroid selama 12-24 bulan.

Kemudian pengobatan dihentikan , dan di nilai apakah tejadi

remisi. Dikatakan remisi apabila setelah 1 tahun obat antitiroid di

hentikan, pasien masih dalam keadaan eutiroid, walaupun kemidian

hari dapat tetap eutiroid atau terjadi kolaps.

2.    Surgical

a.  Radioaktif iodine.

Tindakan ini adalah untuk memusnahkan kelenjar tiroid yang

hiperaktif

b.  Tiroidektomi.

Tindakan Pembedahan ini untuk mengangkat kelenjar tiroid yang

membesar

9

Page 13: Makalah Askep Sistem Endokrin

G. Pemeriksaan Penunjang

TSH serum (biasanya menurun

T3, T4 (biasanya meningkat)

Test darah hormon tiroi

X-ray scan, CAT scan, MRI scan (untuk mendeteksi adanya

tumor)

10

Page 14: Makalah Askep Sistem Endokrin

BAB III

TEORI ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Aktivitas atau istirahat

Gejala : Imsomnia, sensitivitas meningkat, Otot lemah,gangguan

koordinasi, kelelahan berat

Tanda : Atrofi otot

2. Sirkulasi

Gejala : Palpitasi, nyeri dada (angina)

Tanda : Distritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur, peningkatan

tekanan darah dengan tekanan nada yang berat. Takikardia saat istirahat,

sirkulasi kolaps, syok (krisis tirotoksikosis)

3. Eliminasi

Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria, nocturia), rasa nyeri/terbakar,

kesulitan berkemih (infeksi), infeksi saluran kemih berulang, nyeri tekan

abdomen, diare, urine encer, pucat, kuning, poliuria (dapat berkembang

menjadi oliguria atau anuria jika terjadi hipovolemia berat), urine berkabut,

bau busuk (infeksi), bising usus lemah dan menurun, hiperaktif (diare).

4. Integritas / Ego

Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang

berhubungan dengan kondisi.

Tanda : Ansietas peka rangsang

5. Makanan / Cairan

Gejala : Hilang nafsu makan, mual atau muntah, tidak mengikuti diet,

peningkatan masukan glukosa atau karbohidrat, penurunan berat badan

lebih dari periode beberapa hari/minggu, haus, penggunaan diuretik (tiazid)

Tanda : Kulit kering atau bersisik, muntah, pembesaran thyroid

(peningkatan kebutuhan metabolisme dengan pengingkatan gula darah),

bau halitosis atau manis, bau buah (napas aseton)

11

Page 15: Makalah Askep Sistem Endokrin

6. Neurosensori

Gejala : Pusing atau pening, sakit kepala kesemutan, kelemahan pada

otot parasetia, gangguan penglihatan.

Tanda : Disorientasi, mengantuk, lethargi, stupor atau koma (tahap

lanjut), gangguan memori  baru masa lalu ) kacau mental.

Refleks tendon dalam (RTD menurun;koma), aktivitas kejang

( tahap lanjut dari DKA).

7. Nyeri / Kenyamanan

Gejala : Abdomen yang tegang atau nyeri (sedang / berat), wajah meringis

dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati.

8. Pernapasan

Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa sputum

purulen (tergantung adanya infeksi atau tidak)

Tanda : Sesak napas, batuk dengan atau tanpa sputum purulen (infeksi),

frekuensi pernapasan meningkat

9. Keamanan

Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit

Tanda : Demam, diaforesis, kulit rusak, lesi atau ulserasi, menurunnya

kekuatan umum/rentang gerak, parastesia atau paralysis otot

termasuk otot pernapasan (jika kadar kalium menurun dengan

cukup tajam)

10. Seksualitas

Gejala : Rabas wanita ( cenderung infeksi ), masalah impotent pada pria.

Tanda : Glukosa darah meningkat 100-200 mg/ dl atau lebih, aseton

plasma positif secara mencolok, asam lemak bebas kadar lipid

dengan kolosterol meningkat.

12

Page 16: Makalah Askep Sistem Endokrin

B. Diagnosa Keperawatan.

Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada klien yang mengalami

hipertiroidisme adalah sebagai berikut :

1.    Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan

hipertiroid

tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja

jantung.

2.     Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan

kebutuhan energi.

3.     Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

berhubungan dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu

makan/pemasukan dengan penurunan berat badan).

4.     Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis: status hipermetabolik.

C. RENCANA KEPERAWATAN

1. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan

hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban

kerja jantung

Tujuan dan Kriteria hasil:

Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan

kebutuhan tubuh, dengan kriteria :

-  Nadi perifer dapat teraba normal

- Vital sign dalam batas normal.

- Pengisian kapiler normal

- Status mental baik

- Tidak ada disritmia

13

Page 17: Makalah Askep Sistem Endokrin

Intervensi:

a. Pantau tekanan darah pada posisi baring, duduk dan berdiri jika

memungkinkan. Perhatikan besarnya tekanan nadi

Rasional:

Hipotensi umum atau ortostatik dapat terjadi sebagai akibat dari  

vasodilatasi perifer yang berlebihan dan penurunan volume

sirkulasi

b. Periksa kemungkinan adanya nyeri dada atau angina yang dikeluhkan

pasien

Rasional:

Merupakan tanda adanya peningkatan kebutuhan oksigen oleh otot

jantung atau iskemia

c. Auskultasi suara nafas, perhatikan adanya suara yang tidak normal

(seperti krekels).

2. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan

kebutuhan energi.

Tujuan dan Kriteria hasil:

Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan

tingkat Energy.

Intervensi:

a. Pantau tanda vital dan catat nadi baik istirahat maupun saat

aktivitas

Rasional : Nadi secara luas meningkat dan bahkan istirahat,

takikardia mungkin ditemukan.

b. Ciptakan lingkungan yang tenang

Rasional: Menurunkan stimulasi yang kemungkinan besar dapat

menimbulkan agitasi, hiperaktif dan insomnia

3. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

berhubungan dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu

makan/pemasukan dengan penurunan berat badan).

Tujuan dan criteria hasil:

14

Page 18: Makalah Askep Sistem Endokrin

Klien akan menunjukkan berat badan stabil dengan kriteria :

-      Nafsu makan baik.

-      Berat badan normal

- Tidak ada tanda-tanda malnutrisi

Intervensi:

a. Catat adanya anoreksia, mual dan muntah

b. Pantau masukan makanan setiap hari, timbang berat badan setiap

hari

c. Kolaborasi untuk pemberian diet tinggi kalori, protein, karbohidrat

dan vitamin

4. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis: status

hipermetabolik

Tujuan dan criteria hasil:

Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi

dengan kriteria : Pasien tampak rileks.

Intervensi:

a. Observasi tingkah laku yang menunjukkan tingkat ansietas

b. Bicara singkat dengan kata yang sederhana

c. Kurangi stimulasi dari luar

D. IMMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Setelah rencana tindakan keperawatan disusun secara sistemik. Selanjutnya

rencana tindakan tersebut diterapkan dalam bentuk kegiatan yang nyata dan

terpadu guna memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan yang

diharapkan. Ansietas ringan dapat ditunjukkan dengan peka rangsang dan

insomnia. Rentang perhatian mungkin menjadi pendek,konsentrasi   

berkurang, yang membatasi kemampuan untuk mengasimilasi informasi,

memberikan informasi yang akurat yang dapat menurunkan kesalahan

interpretasi dan menciptakan lingkungan yang terapeutik.

15

Page 19: Makalah Askep Sistem Endokrin

E. EVALUASI

Hasil yang diharapkan adalah :

1. Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan

kebutuhan tubuh

2. Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat

energy

3. Klien akan menunjukkan berat badan stabil

4. Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi

BAB IV

16

Page 20: Makalah Askep Sistem Endokrin

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tiroid sendiri diatur oleh kelenjar lain yang berlokasi di otak, disebut

pituitari.Pada gilirannya,pituitari diatur sebagian oleh hormon tiroid yang

beredar dalam darah (suatu efek umpan balik dari hormon tiroid pada

kelenjar pituitari) dan sebagian oleh kelenjar lain yang disebut

hipothalamus,juga suatu bagian dari otak.pengobatan hipertiroidisme

adalah membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan dengan cara

menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium

radioaktif,tiroidektomi subtotal).

B. Saran

Dari penyakit ini, dapat dihindarkan dengan cara tidak stress, tidak

merokok, tidak mengkonsumsi obat-obatan sembarangan dan tidak

mengkonsumsi yodium secara berlebihan karena dapat terjadi radiasi

pada leher dan organism-organisme dapat menyebabkan infeksi karena

ada virus.

DAFTAR PUSTAKA

17

Page 21: Makalah Askep Sistem Endokrin

1. Mansjoer Arif,dkk.2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I.Jakarta : Media

Aesculapius

2. Santosa, Budi. 2005-2006. Diagnosa Keperawatan NANDA. Jakarta : Prima

Medikal.

3. Closkey, Mc, et all. 2007. Diagnosa Keperawatan NOC-NIC. St-Louis.

4. Anonim. 2008. Hipertiroidisme. http://www.medica store.com

5. Anonim. 2008. Mengenal Tiroid. http://www.demomedical.com

6. Carpenito, Linda Juall. 2001. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC.

18