Makalah ASKEP hipertiroid.docx

30
MAKALAH SISTEM ENDOKRIN “ Dengan Gangguan Hipertiroidisme “ Disusun oleh : 1. M. Arif Satriya 05201111092 2. Anita Arisyanti 05201111094 3. Siti Oktiya N. Soviana 05201111096 4. Mawaddah Muhayyinah 05201111098 5.Aziz Mafudi 05201111100 6. Nuri Aini Izza 05201111102 PROGAM STUDI S1 KEPERAWATAN 1

Transcript of Makalah ASKEP hipertiroid.docx

MAKALAH

SISTEM ENDOKRIN

“ Dengan Gangguan Hipertiroidisme “

Disusun oleh :

1. M. Arif Satriya 05201111092

2. Anita Arisyanti 05201111094

3. Siti Oktiya N. Soviana 05201111096

4. Mawaddah Muhayyinah 05201111098

5. Aziz Mafudi 05201111100

6. Nuri Aini Izza 05201111102

PROGAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES BINA SEHAT PPNI

MOJOKERTO

2013

1

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T atas segala karunia yang

dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyeleseikan makalah ini yang berjudul “

Makalah Sistem Endokrin dengan Gangguan Hipertiroid” yang merupakan salah satu syarat

untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Endokrin tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Endokrin. Makalah

ini menjelaskan tentang konsep medis penyakit hipertiroidsm dan asuhan keperawatannya.

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu, baik secara langsung maupun

tidak langsung dalam penulisan karya tulis ilmiah ini :

1. Ibu Lutfi Wahyuni S.Kep Ns. , Selaku dosen dan koordinator mata kuliah sistem

Endokrin

2. Serta teman-teman Prodi S1 Keperawatan kelas IIC yang telah membantu penulis

menyelesaikan karya ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa pasti terdapat kekurangan - kekurangan dalam penulisan

karya tulis ilmiah ini, berhubung dengan keterbatasan – keterbatasan yang penulis miliki.

Namun dengan keyakinan dan keseriusan dalam penulisan makalah ini berharap makalah ini

dapat bermanfaat penulis, pihak institusi, dan pembaca pada umumnya.

Mojokerto, 30 Maret 2013

Penyusun

2

Daftar Isi

Halaman Judul........................................................................................................................i

Kata Pengantar.......................................................................................................................ii

Daftar Isi................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

I. Latar Belakang..............................................................................................................1

II. Rumusan Masalah ........................................................................................................1

III. Tujuan ..........................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI

I. Definisi.............................................................................................................3

II. Etiologi.............................................................................................................3

III. Klasifikasi.........................................................................................................4

IV. Patofisiologi......................................................................................................5

V. Manifestasi Klinis ............................................................................................5

VI. Pemeriksaan Penunjang ...................................................................................6

VII. Penatalaksanaan ..............................................................................................7

VIII. Komplikasi ......................................................................................................8

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

I. Pengkajian......................................................................................................12

II. Diagnosa Keperawatan ...................................................................................13

III. Intervensi Keperawatan...................................................................................14

BAB III PENUTUP

I. KESIMPULAN............................................................................................................21

II. SARAN........................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................23

3

5

2.5 Komplikasi......................................................................................................................5

2.6 Pemeriksaan penunjang....................................................................................................5

2.7 Penatalaksanaan...............................................................................................................6

BAB III Asuhan Keperawatan dengan gangguan Hipertiroid

3.1 Pengkajian........................................................................................................................7

3.2 Diagnosa...........................................................................................................................8

3.3 Intervensi..........................................................................................................................8

BAB IV Penutup

4.1 Simpulan..........................................................................................................................11

4.2 Saran.................................................................................................................................11

Daftar Pustaka .......................................................................................................................12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelenjar tiroid merupakan organ yang bentuknya seperti kupu-kupu dan terletak

pada leher bagian bawah di sebelah anterior trakea. Kelenjar ini terdiri atas dua lobus

lateral yang dihubungkan oleh sebuah istmus. Kelenjar tiroid mempunyai panjang kurang

lebih 5 cm serta lebar 3 cm dan berat kurang-lebih 30 gram. Kelenjar tiroid menghasilkan

tiga jenis hormon yang berbeda yaitu tiroksin (T4) serta triiodotironin (T3) yang

keduanya disebut dengan satu nama yaitu hormon tiroid, dan kalsitonin. Pelepasan

hormon tiroid juga dipengaruhi oleh TSH (Thyroid Stimulating-Hormone) dan hipofisis.

Penyakit akibat gangguan kelenjar tiroid umum terjadi, namun untungnya dapat

didiagnosa dengan cepat dan diobati dengan hasil yang sangat baik. Penyakit tiroid timbul

sebagai gangguan fungsi (hipofungsi atau hiperfungsi) atau sebagai lesi massa

(pembesaran neoplasma atau nonneoplastik, yang dikenal sebagai goiter).

4

Istilah hipertiroidsm dan tirotoksikosis sering dipertukarkan. Hipertiroksikosis

berhubungan dengan suatu komplek fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu

jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan. Sedangkan hipertiroidsm adalah

tirotoksitosis sebagai akibat produksi tiroid itu sendiri. Tirotoksikosis terbagi atas

kelainan yang berhubungan dengan hipertiroidsm dan yang tidak berhubungan dengan

hipertiroidsm.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagiamana Konsep penyakit tentang Hipertiroidisme ?

1.2.2 Bagaimana Asuhan Keperawatan tentang Hipertiroidisme ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk memahami tentang gangguan

hipertiroidisme dan hipotiroidisme pada klien. Sedangkan untuk tujuan khususnya adalah

1.3.1 Untuk memahami tentang konsep penyakit hipertiroidisme.

1.3.2 Untuk memahami tentang konsep asuhan keperawatan pada gangguan

Hipertiroidisme.

1.4 Manfaat Penulisan

Dengan adanya penyusunan makalah ini mampu mempermudah penyusun dan

pembaca guna memahami materi tentang sistem endokrin dengan gangguan

hipertiroidsm. Kemudian penyusunan makalah ini menambah pengalaman dan

kemampuan penulis dalam membuat sebuah makalah.

5

BAB II

TINJAUAN TEORI

1. PENGERTIAN

Hipertiroidisme (hipersekresi hormon tiroid) adalah peningkatan produksi dan

sekresi hormon tiroid oleh kelenjar tiroid. (Mary.B,dkk. 2009).

Hipertiroidisme digambarkan sebagai suatu kondisi dimana terjadi kelebihan

sekresi hormon tiroid. Kelainan ini menyerang wanita 4 kali lebih banyak daripada

pria, terutam wanita muda yang berusia antara 20 – 40 tahun. ( Hotma Rumahorbo,

1999 ).

Hipertiroid merupakan hormon tiroid yang berlebihan diperkirakan terjadi

akibat stimulasi abnormal kelenjar tiroid oleh imunoglobulin dalam darah.

Stimulator tiroid kerja-panjang ( LATS : Long-Acing Thyroid Stimulator )

ditemukan dalam serum dengan konsentrasi yang bermakna pada banyak penderita

6

penyakit ini dan mungkin berhubungan dengan defek sistem pengawasan

kekebalan pasien. ( Brunner&Suddarth, 2001 ).

2. ETIOLOGI

Hipertiroidisme

a Penyakit Grave.

b Goiter multinodular toksik (penyakit plummer).

c Tirotoksikosis T3.

d Over fungsi kelenjar tyroid.

e Peradangan pada kelenjar tyroid (Tyroiditis)

f Penyinaran pada pasien Adenoma kanker tyroid.

g Pengobatan hipotyroid yang berlebihan tanpa pemantauan ketat.

PATOFISIOLOGI

7

4. MANIFESTASI KLINIS

Tanda dan gejala Hipertiroidisme

a Sistem integumen seperti diaphoresis, rambut halus dan jarang, dan kulit

lembab.

b Sistem pencernaan seperti berat badan menurun, nafsu makan meningkat dan

diare.

c Sistem muskuloskeletal seperti kelemahan.

d Sistem pernapasan seperti dispnea dan takipnea.

e Sistem kardiovaskuler seperti palpitasi, nyeri dada, sistolik meningkat, tekanan

nadi meningkat, takikardi, dan disritmia.

f Metabolik seperti peningkatan laju metabolisme tubuh, intoleransi terhadap

panas dan suhu sub febris.

g Sistem nuerologi seperti mata kabur, mata melotot, mata lelah, insomnia, infeksi

atau ulkus kornea, sekresi air mata meningkat, konjungtiva merah, fotopobia,

tremor.

8

h Sistem reproduksi seperti amenorhe, volume menstruasi berkurang, dan libido

meningkat.

i Psikologis/ emosi seperti gelisah, iritabilitas, gugup/nervous, emosi labil.

5. KOMPLIKASI

Komplikasi pada Hipertiroidisme

a Kerusakan saraf laringeal

b edema atau spasme pita suara

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan penunjang pada Hipertiroidisme

a Test kadar serum T4 : Mengukur tiroksin sirkulasi yang bebas dan terikat ;

normalnya 3 – 7 mg / 100 ml.

b Test kadar serum T3 : Mengukur T3 terikat; normal 100 – 170 ug / 100 ml.

c Test T3 Resin Uptake (T3U) : Mengukur perubahan kadar tiroid binding protein;

normal 25% - 30% - T3 Radioaktif berikatan dengan Resin.

d Test TSH Radiomunoassay : membantu membedakan hipertiriodisme primer

dan sekunder.

e Scan tiroid : mengetahui ukuran, bentuk dan fungsi anatomi kelenjar dan area.

f BMR : untuk mengevaluasi terapi, normal – 15% - + 15% pada pasien

hipertiroidisme > + 15%, < - 15%.

g Radiologi :RAIU dan thyroid scan digunakan untuk menentukan etiologi

tirotositosis pada penderita penyakit graves yang kurang nyata. RAIU yang

tinggi ( lebih dari 35 % ) dengan scan yang menunjukkan pembesaran tiroid yng

difus adalah ciri khas penyakit graves, sementara RAIU yang rendah ( kurang

dari 5 % ) terlihat pada tiriditis akut atau asupan hormon tiroid eksogen.

h Tes ambilam RAI : Meningkat pada penyakitt graves dan toksik goiter noduler,

menurun pada tiroiditis.

i EKG :Fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek, kardiomegali

7. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan pada Hipertiroidisme

9

a Pengobatan jangka panjang dengan obat-obat antitiroid seperti propiltiourasil

atau metimazol, yang diberikan paling sedikit selama 1 tahun. Obat ini

menghambat sintesis dan pelepasan tiroksin.

b Pembedahan tiroidektomi subtotal sesudah terapi propiltiourasil pra bedah.

c Pengobatan dengan yodium radioaktif.

d Radiasi.

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN GANGGUAN HIPERTIROIDISME

3.1 Pengkajian

a. Identitas pasien : nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, alamat.

b. Keluhan utama :

biasanya px mengeluh seperti BB turun meskipun nafsu makan meningkat,

diare, tidak tahan terhadap panas, berkeringat banyak, palpitasi, nyeri dada.

c. Riwayat kesehatan sekarang

Menanyakan proses terjadinya penyakit tersebut seperti, mulai kapan

merasakan sakitnya, apakah pasien mempunyai riwayat mudah marah atau

10

tersinggung, serta apakah pernah memperoleh pengobatan sebelumnya dan apa

saja terapi yang sudah diberikan.

d. Riwayat kesehatan dahulu

Biasanya pasien pernah memperoleh pengobatan dengan hormon tiroid yang

berlebihan.

e. Riwayat kesehatan keluarga

Tanyakan apakah keluarga px pernah mengalami penyakit yang sama, atau

penyakit lainnya seperti DM, HT, dll.

f. Riwayat psikososial

Psikologi px sangat gelisah, emosilabil, nervous/gugup.

g. Pola-pola fungsi kesehatan

- Pola nutrisi : biasanya terjadi perubahan nutrisi seperti nafsu makan

meningkat. Dan BB menurun.

- Pola tidur dan istirahat: biasanya pasien mengalami gangguan tidur.

- Pola aktivitas

Pasien biasanya mengeluh cepat lelah bila melakukan aktifitas.

h. Pemeriksaan:

- Keadaan umum : lemah

TD : tekanan darah biasanya meningkat

BB : pada pasien hipertiriodisme biasanya terjadi BB yang turun

N : meningkat

- Pemeriksaan fisik

a. Status mental seperti perhatian pendek, emosi labil, tremor, gelisah, gugup/nervous.

b. Perubahan Sistem kardiovaskuler seperti palpitasi, nyeri dada, sistolik meningkat, tekanan nadi meningkat, takikardi, dan disritmia.

c. Perubahan sistem integumen seperti hangat, kemerahan, dan basah,

perubahan pada rambut ; halus dan menipis

d. Perubahan pada mata seperti Lid lag, glove lag, diplopia, dan

penglihatan kabur.

e. Perubahan muskuloskeletal seperti otot lemah, tonus otot kurang, dan

sulit berdiri dari posisi duduk.

f. Sistem pernapasan seperti Dispnea, frekuensi pernapasan meningkat .

11

3.2 Diagnosa Keperawatan

1. Penurunan curah jantung b/d penurunan waktu pengisian diastol akibat

peningkatan frekuensi jantung.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d efek hiperkatabolisme.

3. Perubahan persepsi sensori (penglihatan) b/d gangguan perpindahan impuls

sensoris akibat oftalmopati.

4. Intoleransi aktifitas b/d keletihan akibat metabolisme yang meningkat.

5. Gangguan pola tidur b/d peningkatan suhu tubuh akibat peningkatan

metabolisme

6. Gangguan proses berfikir b/d emosi yang tidak stabil dan perhatian yang

menyempit.

3.3 Intervensi Keperawatan

1. Dx : Penurunan curah jantung b/d penurunan waktu pengisian diastol akibat

peningkatan frekuensi jantung.

Tujuan : Fungsi kardiovaskuler kembali normal.

Intervensi Keperawatan:

a. Observasi setiap ± 4 jam tekanan darah, nadi dan suhu tubuh.

R/ : Hipotensi umum atau ortostatik dapat terjadi sebagai akibat dari

vasodilatasi perifer yang berlebihan dan penurunan volume sirkulasi.

b. Anjurkan klien dan keluarga melapor jika mengalami nyeri

dada,dispnea.

R/ : Merupakan tanda adanya peningkatan kebutuhan oksigen oleh otot

jantung atau iskemia

c. Upayakan klien dapat istirahat,tempatkan klien di ruang yang tenang

dan jauh dari stimulus.

R/ : dengan istirahat dapat memulihkan keadaan px.

d. Kolaborasi dalam pemberian obat dan kalau perlu tindakan

pembedahan.

R/ : dengan pemberian terapi dapat mempercepat penyembuhan pasien,

serta pada tindakan pembedahan dilakukan bila perawatan dan

pengobatan yang diberikan tidak memberikan respon yang baik.

12

2. Dx : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d efek hiperkatabolisme.

Tujuan : setelah perawatan di rumah sakit, klien akan mempertahankan status

nutrisi yang optimal.

Intervensi Keperawatan :

a. Berikan makanan sedikit tapi sering

R/ : memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.

b. Timbang BB secara teratur setiap 2 hari sekali

R/ : untuk mengetahui perkembangan pasien.

c. Kolaborasi dengan gizi.

R/ : dengan terapi dapat mempercepat penyembuhan pasien.

3. Dx : Perubahan persepsi sensori (penglihatan) b/d gangguan perpindahan

impuls sensoris.

Tujuan : Klien tidak mengalami penurunan visus yang lebih buruk dan tidak

terjadi trauma / cedera pada mata.

Intervensi Keperawatan :

a. Anjurkan pada klien bila tidur dengan posisi elevasi kepala.

b. Basahi mata dengan borwater steril.

c. Jika ada photopobia, anjurkan klien menggunakan kacamata rayben.

d. Jika klien tidak dapat menutup mata rapat pada saat tidur, gunakan

plester non alergi.

e. Berikan obat-obat steroid sesuai program. Pada kasus-kasus yang berat,

biasanya dokter memberikan obat-obat untuk mengurangi edema

seperti steroid dan diuretik.

Contoh Kasus

Ny “A” usia 31 th datang ke RS Sehat Medika dengan keluhan dada terasa

berdebar-debar, badan gemetar, napas terasa sesak sejak 1 minggu yang lalu. Pasien

mengeluh timbulnya benjolan di area leher. Nafsu makan meningkat disertai diare

kurang lebih 1 minggu yang lalu. Penglihatan mata kabur, sulit menutup mata

sehingga pasien sulit tidur yang mengakibatkan badannya terasa lelah dan lemah.

Setelah dilakukan pemeriksaan TD : 140/90 mmHg, S: 37,9° C, N: 115 x/mnt,

RR : 26 x/mnt. BB sebelum sakit 53 kg, namun selama sakit BB menjadi 45 kg. Test

13

kadar serum T3 : 0,5 mg/dl, T4 : 17 mg/dl. Mata tampak melotot (eksoftalmus) serta

kulit pasien terasa lembab (diaphoresis).

1. Pengkajian

A. Biodata

Nama : Ny “A”

Usia : 31 th

Agama : Islam

Pendidikan: SMA

Pekerjaan : IRT

Alamat : Gayaman – Mojokerto

Dx Medis : Hipertiroid

B. Keluhan Utama

Jantung berdebar-debar, badan gemetar, napas terasa sesak sejak 1 minggu

yang lalu..

C. Riwayat Kesehatan sekarang

Pasien datang ke RS Sehat Medika dengan keluhan jantung berdebar-debar,

badan gemetar, napas terasa sesak sejak 1 minggu yang lalu. Pasien mengeluh

timbulnya benjolan di area leher. Nafsu makan meningkat disertai diare kurang

lebih 1 minggu yang lalu. Penglihatan mata kabur, sulit menutup mata

sehingga pasien sulit tidur yang mengakibatkan badannya terasa lelah dan

lemah.

klien mengatakan sulit tidur beberapa minggu ini, badan terasa lemah dan

lelah, jantung berdebar ² debar,

D. Riwayat Penyakit dahulu

pasien sebelumnya belum pernah menderita penyakit seperti ini.

E. Riwayat penyakit keluarga

keluarga pasien mengatakan tidak ada yg mengalami penyakit yang sama.

F. Pola-pola kesehatan

- Pola Nutrisi : pasien mengalami gangguan nutrisi seperti nafsu makan

meningkat, BB menurun, diare.

- Pola Istirahat/tidur : pasien mengalami gangguan tidur: sulit tidur.

- Pola Aktifitas : pasien mengatakan cepat lelah saat aktifitas, badan terasa

lemah.

14

G. Pemeriksaan Fisik

B1 (Breath):

Inspeksi : RR : 26x/mnt, dispnea, otot bantu napas (+).

Palpasi : Vokal fremitus kanan/kiri sama, nyeri dada.

Perkusi : Sonor

Auskultasi : Suara napas vesikuler.

B2 (Blood):

Inspeksi : Hemoptu (-)

Palpasi : Jantung berdebar-debar (palpitasi), N : 115x/mnt

Perkusi : -

Auskultasi : TD : 140/90 mmHg.

B3 (Brain) :

Inspeksi : GCS : 4-5-6

Mata Inspeksi : Eksoftalmus

Palpasi : Kornea tembus cahaya, sklera putih, Penglihatan

mata kabur

Leher Inspeksi : Terdapat benjolan pada leher.

Palpasi : Pembesaran kelenjar tiroid.

B4 (Bladder):

Inspeksi : warna kuning jernih, bau khas, peningkatan pola berkemih.

B5 (Bowel) :

Inspeksi : Diare (+), nafsu makan meningkat. BB menurun.

Palpasi : Pembesaran Hepar (-).

Auskultasi : Bising Usus meningkat.

B6 (Bone):

Palpasi : Akral hangat, kulit lembab (diaphoresis).

KO : 3 3

3 3

ANALISA DATA

15

Data Etiologi Problem

Ds :pasien mengatakan

jantung berdebar-debar,

badan gemetar, sesak napas,

serta mengatakan mudah

lelah.

Do : - pasien terlihat lemas,

napas pendek, pasien cemas.

TD : 140/90 mmHg

N : 115 x/mnt

RR : 26 x/mnt

Produksi Hormon tiroid meningkat

Kehilangan kontrol sekresi hormon tiroid

Menstimulasi sistem kardiak

Frekuensi kerja jantung meningkat

Penurunan pengisian diastolik

Penurunan curah jantung

Penurunan Curah

Jantung

16

Data Etiologi Problem

Ds : Pasien mengatakan nafsu makan meningkat tetapi tubuhnya tambah kurus, diare.

Do : pasien tampak lemah, BB menurun.Kulit pasien terlihat lembab.TD : 140/90 mmHg S : 37,9° CBMR : meningkat sekitar ± >+50 %

Produksi Hormon tiroid meningkat

Hipermetabolisme

Proses katabolisme meningkat

Suplay nutrisi yg tidak adekuat

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

2. Diagnosa keperawatan

- Dx : Penurunan curah jantung b/d penurunan waktu pengisian diastol

akibat peningkatan frekuensi jantung.

- Dx : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d efek hiperkatabolisme.

3. Intervensi

1. Dx : Penurunan curah jantung b/d penurunan waktu pengisian diastol akibat

peningkatan frekuensi jantung.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 24 jam Fungsi kardiovaskuler

kembali normal.

Kriteria hasil :- pasien mengungkapkan rasa berdebar-debar berkurang.

- Rasa sesak dan kelelahan berkurang.

Intervensi Keperawatan:

1. Berikan posisi nyaman kepada pasien.

R/ memberikan rasa nyaman kepada pasien.

2. Berikan O2 sesuai dengan kebutuhan.

R/ : memberikan kebutuhan oksigen pasien/ mencegah hipoksia.

3. Observasi setiap ± 4 jam tekanan darah, nadi dan suhu tubuh.

R/ : Hipotensi umum atau ortostatik dapat terjadi sebagai akibat dari vasodilatasi

perifer yang berlebihan dan penurunan volume sirkulasi.

17

4. Anjurkan pasien beristirahat dan mengurangi aktifitas pasien serta

tempatkan klien di ruang yang tenang.

R/ : Istirahat dapat memulihkan kondisi pasien, mencegah kelelahan.

5. Anjurkan klien dan keluarga melapor jika mengalami nyeri dada,dispnea.

R/ : Merupakan tanda adanya peningkatan kebutuhan oksigen oleh otot jantung atau

iskemia.

6. Kolaborasi dalam pemberian obat dan kalau perlu tindakan pembedahan.

R/ : dengan pemberian terapi dapat mempercepat penyembuhan pasien, serta pada

tindakan pembedahan dilakukan bila perawatan dan pengobatan yang diberikan

tidak memberikan respon yang baik.

2. Dx : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d efek hiperkatabolisme.

Tujuan :Setelah perawatan di rumah sakit, klien akan mempertahankan status

nutrisi yang optimal, BB normal.

Intervensi Keperawatan :

1. Berikan makanan TKTP dan makanan kecil diantara waktu makan.

R/ : memenuhi kebutuhan nutrisi pasien yg adekuat.

2. Pantau masukan makanan setiap hari, serta Timbang BB secara teratur 2

hari sekali.

R/ :Penurunan berat badan terus menerus dalam keadaan masukan kalori yang

cukup merupakan indikasi kegagalan terhadap terapi antitiroid.

3. Hindari makanan atau minuman yg dapat meningkatkan peristaltik usus

(seperti teh, kopi dll).

R/ : peningkatan peristaltik usus dapat menyebabkan diare.

4. Konsultasi dengan ahli gizi untuk pemberian makanan TKTP serta

vitamin.

R/ : untuk menjamin pemasukan zat-zat makanan yang adekuat dan

mengidentifikasi makanan pengganti yang sesuai.

18

4. Implementasi

1. Memberikan Posisi nyaman bagi pasien.

2. Memberikan oksigen 4 Lpm.

3. Mengobservasi TD, Nadi, Suhu

TD : 130/90 mmHg S : 37,5°C

N : 102 x/mnt RR: 22x/mnt

4. Menyarankan pasien untuk beistirahat dan menjaga ketenangan di dalam

ruangan.

5. Nyeri dada pada pasien tidak ada

6. Kolaborasi dalam pemberian obat seperti digitalis untuk meningkatkan

kontraksi jantung, serta obat anti tiroid, dll.

1. Memberikan makanan TKTP pada pasien seperti (nasi, sayur, dan lauk serta

susu) serta makanan kecil.

2. memantau masukan pasien, dan menganjurkan pasien menghindari kopi, teh dll.

Berat badan pasien sedikit bertambah.

3. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diet yang sesuai dan vitamin serta

makanan yang cocok.

5. Evaluasi

1. Pasien mengungkapkan ada peningkatan tenaga, dapat melakukan aktifitas tanpa

rasa lelah walau sedikit-sedikit.

2. Pasien mengungkapkan rasa sesak berkurang

3. Peningkatan nadi berkurang.

4. Kecemasan berkurang.

5. Melaporkan asupan diet yang adekuat dan berkurangnya rasa lapar.

6. Berat badan pasien mulai bertambah.

7. Informasi kesehatan terpenuhi.

19

BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Hipertiroidsm adalah suatu gangguan akibat kelebihan hormon tiroid.

Hipertiroidsm ditandai oleh kegelisahan, penurunan berat badan, hiperfagia,

intoleransi panas, penngkatan tekanan nadi, tremor halus bila jari diluruskan, kulit

hangat dan lembut, dan berkeringat. Penyakit ini memiliki banyak penyebab,

namun penyebab tersering adalah penyakit graves ( hipertiroidsm graves ) yang

membentuk 60 – 80 % kasus. Penyakit ini adalah penyakit otoimun yang

mengakibatkan terbentuknua otoantibodi terhadap reseptor TSH yang merangsang

reseptor tersebut. Hal ini menyebabkan peningkatan sekresi T3 dan T4 dan

membesarnya kelenjar tiroid. Namun akibat umpan balik T3 dan T4, TSH tetap

rendah, tidak tinggi.

4.2 Saran

Setelah memperoleh kesimpulan tentang konsep penyakit pada gangguan

hipertiroidsm dan konsep asuhan keperawatannya, maka penyusun dapat

mengemukakan saran sebagai berikut :

1. Bagi Pembaca

Diharapkan penyusunan ini memberi masukan dan dapat

diaplikasikan di kehidupan

2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan pnyusunan ini dapat digunakan sebagai data dasar untuk

melakukan pembuatan makalah selanjutnya.

20

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth.2001.Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:EGC

Baradero, M, Dkk. 2009. Klien dengan gangguan endokrin. Jakarta : EGC

Doenges, E.Marylinn dan MF. Moorhouse.2001. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi

3.Jakarta:EGC

Mansjoer, Arif.2000.Kapita Selekta Kedokteran Jilid.Jakarta:FKUI

Mardiati, Ratna. 2000. Faal Endokrin. Jakarta : SAGUNG SETO

Rumahorbo, Hotma. 1999. Asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem endokrin.

Jakarta: EGC.

21