Makalah Antifungi Kelompok 4
-
Upload
la-ode-muhammad-fitrawan -
Category
Documents
-
view
344 -
download
5
Transcript of Makalah Antifungi Kelompok 4
-
7/24/2019 Makalah Antifungi Kelompok 4
1/11
TUGAS KIMIA MEDISINAL
HUBUNGAN ANTARA RESISTENSI GOLONGAN AZOL DENGAN
PERUBAHAN STRUKTUR TERHADAP TARGET PENEMUAN
AKTIVITAS ANTIFUNGI TERBARU
DISUSUN OLEH:
ERMA YUNITA 15/387415/PFA/01504
ISTIANATUS SUNNAH 15/387423/PFA/01512
LA ODE MUH. FITRAWAN 15/387430/PFA/01519
MAGISTER SAIN DAN TEKNOLOGI
PROGRAM PASCA SARJANA ILMU FARMASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015
-
7/24/2019 Makalah Antifungi Kelompok 4
2/11
2
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi di masyarakat adalah
adanya penyakit infeksi yang disebabkan oleh jamur. Beberapa jenis jamur yang
dapat menyebabkan terjadinya infeksi pada manusia seperti aspergillosis,
candidosis, coccidioidomycosis, cryptococcosis, histoplasmosis, mycetomas,
mucormycosis, dan paracoccidioidomycosis. Akibat adanya infeksi jamur
tersebut timbul penyakit seperti dermatofitik dan keratinofilik yang terjadi pada
kuku, rambut, mata dan yang paling sering pada kulit.
Sejak tahun 1960, antibiotik mulai dikembangkan untuk terapi penyakit
infeksi jamur. Penyakit infeksi ini disebabkan oleh 2 tipe mikroorganisme yaitu
mikroorganisme primer dan patogen oportunisitik. Jamur patogen juga terbagi
menjadi jamur filamen dan ragi. Beberapa penelitian didedikasikan untuk
mengembangkan strategi terapi terbaru karena baru sedikit obat yang dapat
digunakan sebagai terapi anti jamur seperti analog fluoropyrimidin, polyene,
azole danechinocandin.
Golongan Polyene seperti nistatin mempunyai mekanisme berikatan
dengan ergosterol yang merupakan komponen penting dalam membran sel
jamur. Kekurangan dari golongan ini hanya dapat digunakan pada infeksi yang
disebabkan oleh candida dan tidak efektif terhadap dermatofit. Golongan
allilamin seperti naftifin mempunyai mekanisme kerja menekan biosintesis dari
ergosterol yang terjadi pada awal proses metabolisme dan enzim sitokrom P450
sehingga menghambat aktivitas squalene epoxidase(ERG1). Akibat ergosterol
berkurang, terjadi penumpukansqualenedan sel jamur akan mati. Hampir samaseperti golongan polyene, golongan allilamin ini efektif terhadap candida dan
dermatofit. Mekanisme kerja caspofungin yang merupakan salah satu golongan
echinocandin berbeda dibandingkan golongan sebelumnya. Golongan ini
mempunyai mekanisme kerja menghambat 1,3 glucan synthase yang
merupakan komponen dinding sel jamur. Golongan ini efektif terhadap
aspergillus tetapi tidak efektif terhadap dermatofit. Griseofulvin yang merupakan
-
7/24/2019 Makalah Antifungi Kelompok 4
3/11
3
antibiotik antijamur bersifat fungistatik dengan mekanisme berikatan dengan
protein mikrotubular dan menghambat mitosis sel jamur.
Pengobatan infeksi jamur baik secara superfisial maupun sistemik telah
mengalami perkembangan yang pesat. Salah satunya golongan azol yang sudah
dikembangkan berdasarkan strukstur senyawa yang telah ada. Berdasarkan
mekanisme beberapa antijamur yang telah digunakan, maka perlu adanya
pengembangan anti jamur yang memiliki spektrum kerja yang lebih luas untuk
beberapa spesies jamur dan tidak mengalami resistensi terhadap jamur.
-
7/24/2019 Makalah Antifungi Kelompok 4
4/11
4
BAB II
ANTI FUNGI GOLONGAN AZOL
Sejauh ini golongan azol secara klinis digunakan sebagai anti jamur.
Antifungi azol dikembangkan oleh beberapa perusahaan untuk mendapatkan efek
anti jamur yang sempurna. Azol merupakan senyawa heterosiklik yang memiliki
dua heteroatom, setidaknya ada satu nitrogen dan atom yang lain dapat berupa
nitrogen, oksigen atau sulfur. Struktur utama dari turunan azol adalah aromatik
yang memiliki pasangan elektron bebas yang mempunyai kontribusi dalam
struktur senyawa tersebut. Penamaan senyawa tersebut tergantung dari jenis
heteroatom yang dimiliki sesuai posisi dalam tertentu dalam struktur senyawa
tersebut.
Gambar 1. Struktur utama golongan azol.
Berdasarkan strukturnya, azol dibagi menjadi Imidazol dan Triazol.Imidazol terdiri dari cincin segi 5 yang mengandung dua atom nitrogen dan salah
satu atom N mempunyai ikatan rangkap. Senyawa anti jamur yang termasuk
dalam golongan Imidazol antara lain Mikonazol, Clotrimazol dan Ketokonazol.
Gambar 2. Struktur golongan Imidazol
Berbeda dengan golongan Triazol yang mempunyai 3 atom nitrogen, senyawa ini
telah banyak digunakan sebagai anti jamur yang secara struktur umumnya
mempunyai bentuk dua isomer yaitu 1,2,3-triazol dan 1,2,4-triazol. Golongan
-
7/24/2019 Makalah Antifungi Kelompok 4
5/11
5
Triazol yang sampai saat ini digunakan sebagai anti jamur antara lain: flukonazol,
itraconazole, posaconazole, ravuconazol dan vorikonazol
Gambar 3. Struktur golongan Triazol.
Senyawa azol mempunyai kecenderungan terbentuk azolin dan azolidin
sebagai akibat kehilangan satu elektron pada ikatan rangkapnya. Selama dua
dekade ini golongan azol masih digunakan sebagai terapi anti fungi, dan akibat
adanya resistensi bakteri terhadap golongan azol yang disebabkan pemakaian
jangka panjang, maka perlu adanya generasi terbaru azol dengan mengubah
struktur yang yang signifikan dengan domain senyawa kimia.
Mekanisme aksi dari golongan Azol melalui pengikatan enzim sitokrom
P450 14--demethylase (ERG11) yang merupakan enzim dalam jalur biosintesis
sterol yang dimulai dari lanosterol ke ergosterol. Biosintesis ergosterol yang
merupakan komponen esensial membran sel jamur yang bila terhalangi akan
menyebabkan terjadinya kerusakan membran sel jamur. Penghambatan ini terjadi
melalui pengikatan 3 atom nitrogen bebas pada ring azol terhadap senyawa besi
(Fe3+) pada kelompok heme yang terdapat di enzim tersebut. Ergosterol adalah
sterol yang paling umum pada jamur yang terdapat di membran plasma yang
berfungsi sebagai bioregulator fluiditas membran.
-
7/24/2019 Makalah Antifungi Kelompok 4
6/11
6
Gambar 4. Mekanisme ikatan Fe3+ dengan sitokrom
Azol mengikat 14--lanosterol-demethylasesehingga terjadi penghambatan
demetilasi dari lanosterol. Lanosterol diubah menjadi ergosterol melalui
demetilasi oleh 14--lanosterol-demethylase, yaitu enzim sitokrom P450 juga
dikenal sebagai CYP51. Hal ini menyebabkan akumulasi 14--methylsterolpada
membran jamur termasuk sterol 14--termetilasi (lanosterol, 4,14-
dimethylzymosterol, dan 24 methylenedihydrolanosterol), mengakibatkan
perubahan struktur dan fungsi pada membran plasma. Dengan demikian,
berkurangnya C-4 kelompok metil di sterol membran plasma terjadi
penghambatan pertumbuhan jamur.
Gambar 5. Mekanisme aksi golongan azol.
-
7/24/2019 Makalah Antifungi Kelompok 4
7/11
7
Target utama dari azol adalah protein heme dari 14--lanosterol-
demethylase. Selanjutnya atom nitrogen yang terikat dalam cincin azol mengikat
Fe3+ yang merupakan domain dari heme enzim 14-lanosteroldemethylase.
Selain itu, sisi rantai azol berinteraksi dengan struktur CYP51 polipeptida.
Akibatnya, enzim mengkatalisis pemindahan oksidatif dari 14--metil kelompok
(C-32) lanosterol.
Selama siklus katalitik, substrat mengalami tiga monooxygenasi berturut-
turut yaitu pembentukan 14-hidroksimetil, turunan 14-carboxaldehyde, dan 14-
formil, diikuti oleh penghapusan asam format dengan bersamaan dengan
pengenalan ikatan rangkap C-14 dan C-15. Berdasarkan penelitian Xiao et al
(2004) menunjukkan bahwa rantai samping panjang posaconazole dan itrakonazol
mengikat CYP51 yang berfungsi menstabilkan supaya protein CYP51 tidak
melakukan mutasi. Mekanisme ini tidak dimiliki oleh vorikonazol dan flukonazol.
Hal ini yang menyebabkan terjadinya resistensi jamur terhadap beberapa golongan
azol seperti epoxiconazole, prochloraz, tebuconazole dan triadimenol. Perlu
adanya upaya untuk pemodelan molekuler dengan menggunakan docking dalam
rangka mencegah terjadinya resistensi.
-
7/24/2019 Makalah Antifungi Kelompok 4
8/11
8
BAB III
RESISTENSI ANTIJAMUR
Resistensi obat merupakan salah satu masalah utama pada terapi anti jamur.
Penggunaan antijamur dalam jangka waktu lama menyebabkan terjadinya
resistensi. Pada spesies Candida, terdapat empat mekanisme utama resistensi
terhadap Azol yaitu adanya active efflux dari obat, overexpressi dari target
molekul obat pengembangan lewat jalur by pass, dan perubahan struktur molekul
target obat. Menurut Sanglard et al (1998), yang menyelidiki genom dari Candida
albicans, mempunyai ketahanan terhadap obat jamur, berasal dari substitusi asam
amino pada tempat yang berbeda. Telah ditemukan lebih dari 80 asam amino yang
berbeda memiliki penghambatan ikatan azol ke target situs enzim. Sehingga perlu
adanya perkembangan baru untuk mengubah struktur molekul yang lebih poten
dibanding dengan generasi azol yang telah ada.
Salah satu penelitian yang telah dilakukan oleh Onnis et al (2009), telah
melakukan sintesis 2-acylhydrazino-5-arylpyrroles terhadap aktivitas antijamur.
Berdasarkan hasil penelitian, ada korelasi yang sangat kuat antara perubahan
struktur terhadap peningkatan aktivitas antijamur yang disebabkan oleh adanya
derivate pyrrol.
Gambar 6. Sintesis terbaru senyawa anti jamur 2-acylhydrazino-5-arylpyrrolesyang membantu
dalam prediksi struktur dengan hubungan.
Melalui penelitian ini juga ditemukan adanya aktivitas antijamur dari senyawa
yang disintesis tergantung pada menemukan substituen pada karbon kelima cincin
pirol. Selain itu penelitian Singh et al (2012), juga melaporkan sintesis senyawa
antijamur terbaru tiazol-1,3,5-triazina mempunyai hubungan struktur-aktivitas
dan optimasi sifat fisikokimia salah satunya adalah sifat hidrofobik dari fragmen.
Berdasarkan hal tersebut potensi senyawa antijamur diatas lebih baik daripada
golongan triazole.
-
7/24/2019 Makalah Antifungi Kelompok 4
9/11
9
Gambar 7. Komposisi struktur senyawa antijamur terbaru tiazol-1,3,5triazina
Penelitian lain yang dilakukan oleh Ali dkk (2012), berhasil mensintesis
ligan terbaru yaitu senyawa pyrazolin melalui reaksi kondensasi dan siklisasi dari
Chalchon (lewat reaksi Claisen-Schimdt). Peneliti mengggunakan senyawa Nikel
(Ni) dan tembaga (Cu) sebagai konjugat kompleknya dalam ligan. Senyawa
tersebut sangat poten untuk mengatasi adanya multidrug resistens terhadap
antijamur.
Gambar 8. Sintesis antijamur terbaru yang membentuk senyawa komplek dengan Ni dan Cu
-
7/24/2019 Makalah Antifungi Kelompok 4
10/11
10
BAB IV
KESIMPULAN
Adanya keragaman struktur menyebabkan terjadi overlappingstruktur yang
dapat dijadikan sebagai sarana pengembangan resistensi jamur terhadap golongan
azol. Aspek lain yang mendukung terjadinya mekanisme resistensi adalah faktor
genetic yang mengarah pada ekspresi gen target. Perlu adanya pemahaman yang
mendalam terhadap organisasi genom pada jamur. Hal ini bertujuan untuk
pengembangan antijamur terbaru dan mengatasin adanya episode berulang pada
resistensi obat. Untuk mengatasi adanya resistensi, generasi Azol kedua dan
Triazol termasuk SCH56592 (Posaconazol), T-8581, BMS207147 (sebelumnya
ER-30346), UR-0746 dan UR9751 masih dalam tahap pengembangan. Salah
satu cara yang dapat dilakukan adalah adanya upaya untuk pemodelan molekuler
dengan menggunakan dockingdalam rangka mencegah terjadinya resistensi.
-
7/24/2019 Makalah Antifungi Kelompok 4
11/11
11
DAFTAR PUSTAKA
Ghannoum M, Rice L B, 1999, Antifungal Agents: Mode of Action, Mechanisms
of Resistance, and Correlation of These Mechanisms with Bacterial
Resistance, CLINICAL MICROBIOLOGY REVIEWS, p. 501517 Vol. 12,
No.4.
Malik Parth, Chaudhry N, Kitawat B S, Kumar R ,Mukherjee T K, 2014,
Relationship of Azole Resistance with the Structural Alteration of the
Target Sites: Novel Synthetic Compounds for Better Antifungal Activities,
The Natural Products Journal, 2014, 4.