makalah alvin blok 24 (2)

download makalah alvin blok 24 (2)

of 15

Transcript of makalah alvin blok 24 (2)

  • 8/2/2019 makalah alvin blok 24 (2)

    1/15

    1

    Purpura Trombositopenia Idiopatik (PTI)

    Alvin Rodolf Diaz

    10.2008.145

    Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

    Jalan Arjuna Utara no.6 Jakarta Barat

    [email protected]

    PENDAHULUAN

    Purpura Tombositopenik Idiopatik (PTI) merupakan suatu kelainan didapat yang

    berupa gangguan autoimun yang mengakibatkan trombositopenia oleh karena adanya

    penghancuran trombosit secara dini dalam sistem retikuloendotel akibat adanya autoantibodi

    terhadap trombosit yang biasanya berasal dari imunoglobulin G.1

    Sejak Paul Gottlieb Werlhof melukiskan gambaran penyakit PTI ini dan

    menamakannya Morbus Maculous, penelitian mengenai penyebab yang spesifik masih terus

    berlanjut. Dalam tiga dekade terakhir ini telah dapat diketahui bahwa penyebab-nya berkaitan

    erat dengan proses imun dalam tubuh dan sekarang ini Purpura Trombositopenik Idiopatik

    telah sering disebut sebagai Purpura Trombositopenik Immun.2

    Penyakit PTI mempunyai 2 bentuk, yang akut dan kronik. Bentuk akut lebih sering

    terjadi pada anak, dan biasanya pada usia 26 tahun, atau rata-rata di bawah 10 tahun,

    sedangkan bentuk kronik lebih sering pada dewasa. 1,2

    Perbandingan anak laki-laki dan anak perempuan adalah 1:1.Kira-kira 80% bentuk akut

    mengalami remisi spontan setelah 46 minggu perjalanan penyakit. Beberapa kasus remisi

    dalam 6 bulan, dan sisanya setelah 612 bulan, bahkan ada yang berulang atau tidak pernah

    mengalami remisi sama sekali, sehingga menjadi kronik.1

  • 8/2/2019 makalah alvin blok 24 (2)

    2/15

    2

    ISI

    KASUS

    Seorang anak perempuan berusia 6 tahun dibawa oleh orang tuanya ke poliklinik anak

    dengan keluhan perdarahan spontan gusi yang sudah berlangsung sejak 2 hari yang lalu. Satu

    minggu yang lalu anak mengalami demam, batuk dan pilek, namun telah berobat ke dokter.

    Saat ini anak tidak demam lagi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik,

    kesadaran kompos mentis, tanda-tanda vital dalam batas normal.

    ANAMNESIS

    Mengumpulkan data-data dalam anamnesis biasanya ialah hal yang pertama dan sering

    merupakan hal yang terpenting dari interaksi dokter dengan pasien. Dokter mengumpulkan

    banyak data yang menjadi dasar dari diagnosis, dokter belajar tentang pasien sebagai manusia

    dan bagaimana mereka telah mengalami gejala-gejala dan penyakit, serta mulai membina

    suatu hubungan saling percaya.1

    Anamnesis dilakukan dan dicatat secara sistematis. Ia harus mencakup semua hal yang

    diperkirakan dapat membantu untuk menegakkan diagnosis.1

    Anamnesis sendiri terbagi 2 macam:1a. Auto anamnesis hubungan pasien dan dokterb. Allo anamnesis hubungan wakil pasien dengan dokter

    Tujuan anamnesis:11. Untuk memperoleh data dan informasi dari pasien.2. Untuk membina hubungan baik antara dokter dan pasien.

    Manfaat anamnesis:1Dapat mendiagnosis dengan tepatDapat mengelola penyakit dengan tepatPrognosis penyakit semakin membaikDapat melakukan pencegahan dan penyuluhan sehingga dari itu pertanyaan

    haruslah mengarah kepada diagnosis yang yang ditegakkan.

    Ada beberapa point penting yang perlu ditanyakan pada saat anamnesis , antara lain :1

    1. Identitas pasienIdentitas meliputi nama lengkap pasien, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin, nama

    orang tua atau suami atau isteri atau penanggung jawab, alamat pendidikan, pekerjaan,

    suku bangsa dan agama. Identitas perlu ditanyakan untuk memastikan bahwa pasien

  • 8/2/2019 makalah alvin blok 24 (2)

    3/15

    3

    yang dihadapi adalah benar pasien yang dimaksud. Selain itu identitas ini juga perlu

    untuk data penelitian, asuransi dan sebagainya.1

    2. Keluhan Utama ( Presenting Symptom)Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan pasien, yang membawa pasien tersebut

    pergi ke dokter atau mencari pertolongan. Dalam menuliskan keluhan utama, harus

    disertai dengan indikator waktu, berapa lama pasien merasakan hal tersebut.

    Contoh: keluhannya perdarahan pada gusi, sejak 2 hari yang lalu.1

    3. Riwayat penyakit sekarangRiwayat perjalanan penyakit merupakan cerita yang kronologis, terinci dan jelas

    keadaan kesehatan pasien sejak sebelum keluhan utama sampai pasien datang berobat.1

    4. Riwayat penyakit dahuluBertujuan untuk mengetahui kemungkinan-kemungkinan adanya hubungan antara

    penyakit yang pernah diderita dengan penyakit sekarang.1

    Contoh: adanya riwayat demam, batuk dan pilek menandakan adanya riwayat infeksi.

    5. Riwayat pengobatanContoh: heparin, sulfonamid, kuinidine/kuinine, aspirin.

    1

    6. Riwayat keluargaUntuk mengetahui apakah ada anggota keluarga lain yang pernah menderita penyakit

    yang sama dengan pasien tersebut.1

    PEMERIKSAAN

    1. Pemeriksaan FisikTujuan pemeriksaan fisik adalah untuk:

    3

    Menunjukan adanya penyakit lain yang dapat menyebakan terjaditrombositopenia

    Melihat tanda-tanda fisik yang menunjukan adanya perdarahan intrakranial yangserius.

    A.Tanda-tanda VitalAdanya hipertensi dan bradikardi menunjukan adanya peningkatan tekanan

    intrakranial dan adanya perdarahan intrakranial.3

    B.InspeksiUmum : adanya tanda-tanda penyakit kronis, infeksi, wasting, dan tanda-tanda

    gizi buruk menunjukan adanya penyakit lain yang menyertai.3

    Kulit dan selaput lendir 3

  • 8/2/2019 makalah alvin blok 24 (2)

    4/15

    4

    Sebuah kesan awal keparahan purpura trombositopenik idiopatik (PTI)dibentuk dengan memeriksa kulit dan selaput lendir.

    Petechiae luas dan ekimosis, mengalir dari sebuah situs venipuncture,perdarahan gingiva, dan bullae hemoragik menunjukkan bahwa pasien padarisiko komplikasi perdarahan yang serius. Jika tekanan darah pasien diambil

    baru-baru ini, petechiae dapat diamati di bawah dan distal ke daerah mana

    manset ditempatkan dan meningkat.

    Trombositopenia ringan dan resiko yang relatif rendah untuk perdarahankomplikasi

    serius dapat bermanifestasi sebagai petechiae di atas pergelangan kaki padapasien

    yang rawat jalan atau di belakang pada pasien yang terbaring di tempat tidur.C.Palpasi AbdomenPada anak-anak dengan purpura trombositopenia idopatik (PTI), adanya

    pembesaran limpa tidak khas.3

    Pada orang dewasa, hepatosplenomegali juga atipikal untuk purpuratrombositopenia idopatik (PTI) dan mungkin menunjukkan hati kronis dan

    penyakit lainnya. Bahkan, splenomegali termasuk diagnosis purpura

    trombositopenia idiopatik (PTI).3

    2. Pemeriksaan PenunjangA. Hitung darah lengkap 4,5

    Jumlah trombosit menunjukkan penurunan hemoglobin, hematokrit, trombosit(trombosit di bawah 20 ribu / mm3).

    Anemia normositik: bila lama berjenis mikrositik hipokrom.Leukosit biasanya normal.

    Bila terjadi perdarahan hebat dapat terjadi leukositosis ringan Pada keadaan lama: limfositosis relative dan leucopenia ringan.

    B. Sum-sum tulang biasanya normal, tetapi megakariosit muda dapat bertambahdengan maturation arrest pada stadium megakariosit. Jika terindikasi menunjukkan

    seri granulosit dan eritrosit yang normal dan sering kali ada eosinofilia ringan.4

    C. Masa perdarahan memanjang, masa pembekuan normal, retraksi pembekuanabnormal, prothrombin consumption memendek, test RL (+)

    5

  • 8/2/2019 makalah alvin blok 24 (2)

    5/15

    5

    DIAGNOSIS

    A.Working DiagnosisPurpura Trombotik Idiopatik Akut. Purpura Tombositopenik Idiopatik (PTI)

    merupakan suatu kelainan didapat yang berupa gangguan autoimun yang mengakibatkan

    trombositopenia oleh karena adanya penghancuran trombosit secara dini dalam sistem

    retikuloendotel akibat adanya autoantibodi terhadap trombosit yang biasanya berasal dari

    imunoglobulin G. PTI akut, sering terjadi pada anak-anak ( 2-8 thn), sembuh dalam 6 bulan.6

    Massa megakariosit total dan perputaran (turnover) trombosit meningkat secara sejajar

    menjadi sekitar lima kali normal.6

    PTI akut paling sering terjadi anak. Pada sekitar 75% pasien, episode tersebut terjadi

    setelah vaksinasi atau infeksi seperti cacar air atau mononukleosis infeksiosa. Sebagian besar

    kasus terjadi akibat perlekatan respon imun non spesisfik. Remisi spontan lazim terjadi tetapi

    5-10% kasus tersebut menjadi kronis (berlangsung > 6 bulan). Untungnya, angka morbiditas

    dan mortalitas pada ITP akut sangat rendah.6,7

    B.Differential Diagnosis.PTI harus dibedakan dari proses aplasia atau infiltratif sumsum tulang. Aplasia atau

    desakan sumsum tulang kurang mungkin jika pemeriksaan fisik dan hitung darah

    normal, kecuali trombositopenia. Pembesaran limpa yang bermakna mengesankan

    penyakit primer hati dengan splenomegali kongestif, lipodosis, atau retikuloendoteliosis.

    Purpura trombositopenia dapat merupakan manifestasi awasl lupus eritomatous sitemik

    (SLE), AIDS, atau limfoma, tetapi deretan penyakit ini jarang pada anak. Pada remaja

    kemungkinannya lebih besar, dan pemeriksaan serologi untuk SLE dan AIDS

    terindikasi. Trombositopenia yang disebabkan oleh faktor genetik harus

    dipertimbangkan pada anak (terutama laki-laki) yang dijumpai mempunyai hitung

    trombositopenia6

    Tabel 1. Differential Diagnosis berdasarkan kasus diatas

    Anemia Aplastik DIC DIT

    Perdarahan

    spontan gusi

    Anak usia 6

    tahun

  • 8/2/2019 makalah alvin blok 24 (2)

    6/15

    6

    Wanita

    Riwayat demam

    dan ISPA

    KU baik,

    compos mentis

    Disertai dengan

    penyakit penyerta

    Ada riwayat

    pengobatan

    1. Anemia AplastikAnemia aplastik adalah suatu kelainan yang ditandai oleh pansitopenia pada darah

    tepi dan penurunan selularitas sumsum tulang. 4

    ETIOLOGI

    Kurang lebih 70% penderita anemia aplastik mempunyai penyebab yang tidak jelas,

    dinamakan idiopatik. Defek sel induk yang didapat (acquired) diduga disebabkan

    oleh obat-obat: busulfan, kloramfenikol, asetaminofen, klorpromazina,

    benzenebenzol, metildopa, penisilin, streptomisin, sulfonamid dan lain-lain.

    Pengaruh obat-obat pada sumsum tulang diduga sebagai berikut :4,7

    Penekanan bergantung dosis obat, reversible dan dapat diduga sebelumnya(obat obat anti tumor)

    Penekanan bergantung dosis, reversible, tetapi tidak dapat didugasebelumnya.

    Penekanan tidak bergantung dosis obat (idiosinkrasi)Microenvironment:

    Kelainan microenvironmet memegang peranan terjadinya anemia aplastik. Akibat

    radiasi, pemakaian kemoterapi yang lama atau dosis tinggi, dapat menyebabkanmicroarchitecture mengalami sembab yang fibrinus dan infiltrasi sel. Faktor

    humoral misalnya eritropoitin, ternyata tidak mengalami penurunan.4

    Cell Inhibitors:

    Pada beberapa penderita anemia aplastik, dapat dibuktikan adanya T-limfosit yang

    menghambat pertumbuhan sel-sel sumsum tulang pada biakan.4

    GEJALA KLINIS. Gejala-gejala timbul sebagai akibat dari :4,7

    Anemia: pucat, lemah, mudah lelah, dan berdebar-debar.

  • 8/2/2019 makalah alvin blok 24 (2)

    7/15

    7

    Leukopenia ataupun granulositopenia: infeksi bakteri, virus, jamur, dankuman patogen lain.

    Trombositopenia: perdarahan seperti petekia, ekimosa, epistaksis, perdarahangusi dan lain-lain.

    2. Disseminated Intravascular Coagulation (DIC)Disseminated Intravascular Coagulation (DIC) adalah suatu keadaan dimana

    bekuan-bekuan darah kecil tersebar di seluruh aliran darah, menyebabkan

    penyumbatan pada pembuluh darah kecil dan berkurangnya faktor pembekuan yang

    diperlukan untuk mengendalikan perdarahan.4

    ETIOLOGI4

    Keadaan ini diawali dengan pembekuan darah yang berlebihan, yang biasanyadirangsang oleh suatu zat racun di dalam darah.

    Karena jumlah faktor pembekuan berkurang, maka terjadi perdarahan yangberlebihan.

    Orang-orang yang memiliki resiko paling tinggi untuk menderita DIC:7

    Wanita yang telah menjalani pembedahan kandungan atau persalinan disertaikomplikasi, dimana jaringan rahim masuk ke dalam aliran darah

    Penderita infeksi berat, dimana bakteri melepaskan endotoksin (suatu zat yangmenyebabkan terjadinya aktivasi pembekuan)

    Penderita leukemia tertentu atau penderita kanker lambung, pankreas maupunprostat.

    Orang-orang yang memiliki resiko tidak terlalu tinggi untuk menderita DIC:4,7

    Penderita cedera kepala yang hebatPria yang telah menjalani pembedahan prostatTerkena gigitan ular berbisa.GEJALA 4,7

    DIC biasanya muncul tiba-tiba dan bisa bersifat sangat berat.Jika keadaan ini terjadi setelah pembedahan atau persalinan, maka permukaan

    sayatan atau jaringan yang robek bisa mengalami perdarahan hebat dan tidak

    terkendali. Perdarahan bisa menetap di daerah tempat penyuntikan atau tusukan;

    perdarahan masif bisa terjadi di dalam otak, saluran pencernaan, kulit. Otot dan

    rongga tubuh.

    Bekuan darah di dalam pembuluh darah yang kecil bisa merusak ginjal (kadangsifatnya menetap) sehingga tidak terbentuk air kemih.

  • 8/2/2019 makalah alvin blok 24 (2)

    8/15

    8

    3. Drug Induced TrombocitopeniaPasien akibat DIT akan merasakan sensasi obat selama sekitar 1 minggu atau

    berselang- seling selama jangka waktu lama sebelum didahului dengan peteki dan

    ekimosis yang mana merupakan indikasi trombositopenia. Kadang-kadang, gejala

    timbul dalam 1-2 hari setelah benar-benar jelas adanya pengaruh pertama pada obat.4

    ETIOLOGI4,7

    Daftar Obat Sebagai Pemicu pada Drug Induced Trombocytopenia.

    Tabel 2.Kategori obat yang dapat menyebabkan DIT

    Heparin Agen antikonvulsan

    dan sedative

    Agen

    antirematik

    Agen

    antimikrobial

    Antagonis

    reseptor-

    heparin

    Agen

    analgesik

    1. Unfractionated

    heparin

    2. Heparinberatmolekul

    rendah

    Carbamazepine,Phenytoinvalproic acidDiazepam

    Garam emasD-

    penicillamine

    Linezolid,rifampin

    Sulfonamidevaricomycin

    o Cimetidine

    o Ranitidine

    Acetaminophen

    Diclofenak

    NaproxenIbuprofe

    n

    Diunduh dari Drug-Induced Immune Thrombocytopenia. (Engl Journal Med)

    GEJALA

    Seperti mengigau, dingin, demam, sakit kepala dan muntah sering mendahului gejala

    perdarahan. Pada pasien berat mempunyai purpura dan perdarahan dari hidung, gusi,

    dan gastrointestinal. DIT kadang-kadang digambarkan dengan disseminated

    intravascular coagulation (DIC) atau kegagalan ginjal dan indikasi lain pada

    hemolytic-uremic syndrome (HUS) atau thrombotic thrombocytopenic purpura

    (TTP).4,7

    4. Purpura Trombositopenia Idiopatik KronikITP kronik, sering pada orang dewasa, trombositopenik menetap lebih dari 6 bulan,

    sebagian besar dapat hidup dengan perdarahan ringan pada kulit.4

  • 8/2/2019 makalah alvin blok 24 (2)

    9/15

    9

    ITP kronik adalah sensitisasi trombosit oleh autoantibodi (biasanya IgG)

    menyebabkan disingkirkannya trombosit secara prematur dari sirkulasi oleh

    makrofag sistem retikuloendotelial, khususnya limpa. Pada banyak kasus, antibodi

    tersebut ditujukan terhadap tempat-tempat antigen pada glikoprotein IIb-IIIa atau

    kompleks Ib. Masa hidup normal untuk trombosit adalah sekitar 7 hari tetapi pada

    ITP masa hidup ini memendek menjadi beberapa jam.4,7

    Tabel.3 Perbedaan PTI akut dan kronik

    Klinis/Pemeriksaan

    laboratorium

    Akut Kronik

    Usia 2-6 tahun dewasa

    Distribusi kelamin Pria dan wanita sama Wanita: Pria = 3:1

    Didahului oleh infeksi 80 % Jarang

    Permulaan penyakit Mendadak Perlahan-lahan

    Jumlah trombosit

  • 8/2/2019 makalah alvin blok 24 (2)

    10/15

    10

    Splenektomi, bila: resisten setelah pemberian kombinasi kortikosteroid dan obatimunosupresif selama 2-3 bulan, remisi spontan tidak terjadi dalam waktu 6 bulan

    pemberian kortikosteroid saja dengan gambran klinis sedang sampai berat, atau pasien

    menunjukan respon terhadap kortikosteroid namun memerlukan dosis yang tinggi

    untuk mempertahankan keadaan klinis yang baik tanpa perdarahan.

    Kontra-indikasi splenektomi: Anak usia sebelum 2 tahun karena fungsi limpaterhadap infeksi belum dapat diambil alih oleh alat tubuh yang lain (hati, kelenjar

    getah bening dan thymus).

    ETIOLOGI1,3,6

    Penyebab pastinya belum diketahui (idiopatik) Kemungkinan disebabkan :

    1. Penyakit ini sering timbul terkait dengan sensitisasi oleh infeksi virus; pada kira-kira 70% kasus ada penyakit yang mendahului seperti rubella, rubeola, atau

    infeksi saluran napas atas virus. Jarak waktu antara infeksi dan awitan purpura

    rata-rata 2 minggu. Seperti pada bentuk dewasa, tampaknya mekanisme imun

    merupakan dasar pada trombositopenia. Antibodi trombosit dapat ditemukan

    pada beberapa kasus akut.

    2. Hipersplenisme3. Intoksikasi makanan atau obat (Asetosal, Para Amino Salisilat (PAS)4. Bahan kimia5. Pengaruh fisik (radiasi, panas)6. Kekurangan faktor pematangan (malnutrisi)7. DIC (Disseminated Intravaskular Coagulation).8. Autoimun

    EPIDEMIOLOGI

    Insiden PTI pada anak antara 4,0-5,3 per 1000.000. PTI akut pada umumnya terjadi pada

    anak-anak usia antara 2-6 tahun. 7-28% anak-anak dengan PTI akut berkembang menjadi

    kronik 15-20%. Purpura Trombositopenia Idiopatik (PTI) pada anak-anak berkembang

    menjadi kronik pada beberapa kasus menyerupai PTI dewasa yang khas. Insidensi PTI kronis

    pada anak diperkirakan 0,46 per 100.000 anak pertahun.1

    Insidensi PTI kronis dewasa adalah 58-66 kasus baru persatu juta populasi pertahun (5,8-

    6,6 per 100.000) di Amerika dan serupa yang ditemukan di inggris. Purpura Trombositopenia

  • 8/2/2019 makalah alvin blok 24 (2)

    11/15

    11

    idiopatik (PTI) kronik pada umumnya terdapat pada orang dewasa dengan median rata-rata

    usia 40-45 tahun. Rasio antara perempuan dan laki-laki 1:1 pada pasien akut sedangkan pada

    PTI kronik adalah 2-3:1.1

    PATOFISILOGI

    Sindrom PTI disebabkan oleh autoantibodi trombosit spesifik yang berikatan dengan

    trombosit autolog kemudian dengan cepat dibersihkan dari sirkulasi oleh sistem fagosit

    mononuklir melalui reseptor Fc makrofag. Pada tahun 1982 Van Leeuwen pertama

    mengindentifikasi membran trombosit glikoprotein IIb/IIIa (CD41) sebagai antigen yang

    dominan dengan mendemonstrasikan bahwa elusi autontibodi dari trombosit pasien PTI

    berikatan dengan trombosit normal.1

    Diperkirakan bahwa PTI diperantarai oleh suatu autoantibodi, mengingat kejadian

    transient trombositopeni pada neonatus yang lahir dari ibu yang menderita PTI, dan

    perkirakan ini didukung oleh kejadian transient trombositopeni pada orang sehat yang

    menerima transfusi plasma kaya igG dari seorang pasien PTI. Trombosit yang diselimuti oleh

    autoantibodi igG akan mengalami percepatan pembersihan di lien dan di hati setelah

    berikatan dengan reseptor Fcg yang diekspresikan oleh makrofag jaringan. Pada sebagian

    besar pasien, akan terjadi mekanisme kompensasi dengan peningkatan produksi trombosit.

    Pada sebagian kecil yang lain, produksi trombosit tetap terganggu, sebagian akibat destruksi

    trombosit yang diselimuti autoantibodi oleh makrofag didalam sumsum tulang

    (intramedullary), atau karena hambatan pembentukan megakariosit (mekaryocytopoiesis),

    kadar protein tidak meningkat, menunjukan adanya masa megakariosit normal.1

    Antigen pertama yang berhasil diidentifikasi berasal dari kegagalan antibodi PTI untuk

    berikatan dengan trombosit secara genetik kekurangan kompleks glikoprotein IIb/IIIa.

    Kemudian berhasil diidentifikasi antibodi yang bereaksi dengan glikoprotein Ib/IX, Ia/IIa, IV,

    dan V dan determinan trombosit yang lain. Juga dijumpai antibodi yang bereaksi terhadap

    berbagai antigen yang berbeda. Destruksi trombosit dalam sel penyaji antigen yang

    diperkirakan dipicu oleh antibodi, akan menimbulkan pacuan pembentukan neoantigen, yang

    berakibat produksi antibodi yang cukup untuk menimbulkan trombositopeni.1

    Secara alamiah, antibodi terhadap kompleks glikoprotein IIb/IIIa memperlihatkan

    restriksi penggunaan rantai ringan, sedangkan antibodi yang berasal dari displai phage

    menunjukan penggunaan gen Vh. Pelacakan pada daerah yang berikatan dengan antigen dari

    antibodi-antibodi ini menunjukan bahwa antibodi tersebut berasal dari klon sel B yang

    mengalami seleksi afinitas yang diperantarai antigen dan melalui mutasi somatik. Pasien PTI

  • 8/2/2019 makalah alvin blok 24 (2)

    12/15

    12

    dewasa sering menujukan peningkatan jumlah HLA-DR + sel T., peningkatan jumlah

    reseptor interleukin 2 dan peningkatan profil sitokin yang menujukan aktifitas prekusor sel T

    helper dan sel helper tipe 1. Pada pasien-pasien ini, sel T akan merangsang sintesis antibodi

    setelah terpapar fragmen glikoprotein IIb/IIIa tetapi bukan terpapar oleh protein alami.1

    GEJALA KLINIS1,6

    Masa prodormal, keletihan, demam dan nyeri abdomen. Biasanya didahului oleh infeksi bakteri atau virus (misalnya rubella,rubeola,varisela),

    atau setelah vaksinasi dengan virus hidup 1-3 minggu sebelum trombositopenia.

    Riwayat perdarahan. Riwayat pemberian obat-obatan, misalnya heparin, sulfonamid, kuinidin/kuinin,

    aspirin.

    Manifestasi perdarahan (ekimosis multipel, petekie, epistaksis). Anemia terjadi jika banyak darah yang hilang karena perdarahan. Hati, limpa dan kelenjar getah bening tidak membesar. Infeksi

    TATALAKSANA

    Penatalaksanaan PTI lebih ditunjukan untuk menjaga jumlah trombosit dalam kisaran

    aman seshingga mencegah terjadinya perdarahan mayor.8

    1. Non-Medikamentosa 1,3Menghindarkan pasien dari aktifitas fisik yang berat untuk mencegah trauma,

    terutama trauma kepala.

    Hindarkan pemakaian obat-obatan yang mempengaruhi fungsi trombosit.Edukasi pasien.

    2. Medikamentosa 8 Pada kasus yang ringan hanya dilakukan observasi tanpa pengobatan karena dapat

    sembuh secara spontan.

    Bila setelah 2 minggu tanpa pengobatan jumlah trombosit belum naik, maka berikankortikosteroid (prenidson atau prednisolon 1,0-1,5 mg/kgBB/hari selama 2 minggu.

    Bila tidak berespon terhadap kortikosteroid, maka berikan immunoglobulin per IVdosis 1 g/kg/hari selama 2-3 hari berturut-turut dapat mengurangi frekuensi

    trombositopenia berat. Hampir 80% pasien berespon baik dan dengan cepat

  • 8/2/2019 makalah alvin blok 24 (2)

    13/15

    13

    meningkatkan AT namun perlu pertimbangan biaya. Gagal ginjal dan insufisiensi paru

    dapat terjadi serta syok anafilatik pada pasien yang mempunyai defisiensi IgA

    kongenital.

    Bila keadaan sangat gawat (terjadi perdarahan otak atau saluran cerna), maka berikantransfuse suspensi trombosit.

    KOMPLIKASI1

    1. Anemia karena perdarahan hebat2. Perdarahan otak (intrakranial) setelah anak jatuh (rudapaksa pada kepala)3. Sepsis pasca splenektomi.

    PREVENTIF4

    Idiopatik Trombositopenia Purpura (ITP) tidak dapat dicegah, tetapi dapat dicegahkomplikasinya.

    Menghindari obat-obatan seperti aspirin atau ibuprofen yang dapat mempengaruhiplatelet dan meningkatkan resiko pendarahan.

    Lindungi dari luka yang dapaet menyebabkan memar atau pendarahan, lakukan terapiyang benar untuk infeksi yang mungkin dapat berkembang.

    Konsultasi ke dokter jika ada beberapa gejala infeksi, seperti demam. Hal ini pentingbagi pasien dewasa dan anak-anak dengan ITP yang sudah tidak memiliki limfa.

    PROGNOSIS

    ITP mempunyai prognosis amat baik, meskipun tanpa terapi. Dalam 3 bulan 75%

    penderita sembuh sempurna, sebagian besar dalam 8 minggu. Pendarahan spontan berat dan

    pendarahan intrakranial (%) penderita biasanya terbatas pada awal fase penyakit ini. Sesudah

    fase akut inisial, manifestasi spontan cenderung menurun. Kira-kira 90% dari anak yang

    terkena telah mencapai hitung trombosit normal 9-12 bulan setelah awitan dan relaps

    merupakan hal yang tidak biasa.4,8

  • 8/2/2019 makalah alvin blok 24 (2)

    14/15

    14

    KESIMPULAN

    1. Purpura Tombositopenik Idiopatik (PTI) merupakan suatu kelainan didapat yang berupagangguan autoimun yang mengakibatkan trombositopenia oleh karena adanya

    penghancuran trombosit secara dini dalam sistem retikuloendotel akibat adanya

    autoantibodi terhadap trombosit yang biasanya berasal dari imunoglobulin G.

    2. Penyakit PTI mempunyai 2 bentuk, yang akut dan kronik. Bentuk akut lebih sering terjadipada anak, dan biasanya pada usia 26 tahun, atau rata-rata di bawah 10 tahun, sedangkan

    bentuk kronik lebih sering pada dewasa.

    3. Perbandingan anak laki-laki dan anak perempuan adalah 1:1.Kira-kira 80% bentuk akutmengalami remisi spontan setelah 46 minggu perjalanan penyakit. Beberapa kasus remisi

    dalam 6 bulan, dan sisanya setelah 612 bulan, bahkan ada yang berulang atau tidak pernah

    mengalami remisi sama sekali, sehingga menjadi kronik.

    4. Penyebab pastinya belum diketahui (idiopatik)Kemungkinan disebabkan :

    a. Penyakit ini sering timbul terkait dengan sensitisasi oleh infeksi virus; pada kira-kira 70% kasus ada penyakit yang mendahului seperti rubella, rubeola, atau infeksi

    saluran napas atas virus. Jarak waktu antara infeksi dan awitan purpura rata-rata 2

    minggu. Seperti pada bentuk dewasa, tampaknya mekanisme imun merupakan

    dasar pada trombositopenia. Antibodi trombosit dapat ditemukan pada beberapa

    kasus akut.

    b. Hipersplenismec. Intoksikasi makanan atau obat (Asetosal, Para Amino Salisilat (PAS)d. Bahan kimiae. DIC (Disseminated Intravaskular Coagulation).f. Autoimun

  • 8/2/2019 makalah alvin blok 24 (2)

    15/15

    15

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Purwanto Ibnu. purpura trombositopenia idiopatik. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jilid II Edisi IV. Jakarta: Penerbitan FKUI. 2007. hal 659-664.

    2. Siregar Charles Darwin. purpura trombositopenik idiopatik khronik anakhttp://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/12PenggunaanImunoglobin086.pdf/12Pengguna

    anImunoglobin086.html 21 April 2011.

    3. Anonim. Idiopathic Trombocytopenic Purpura (ITP) diunduh darihttp://emedicine.medscape.com/article/202158-overview 21 April 20101

    4. Anonim. purpura trombositopenia idiopatik diunduh darihttp://www.klikdokter.com/illness/detail/95 21 April 20101

    5. Kosasih E.N, Kosasih A.S. Purpura trombositopenia idiopatik. Tafsiran hasilpemeriksaan laboratorium klinik. Edisi 2. Jakarta; Penerbit Kharisma: 2008. Hal 70-

    71.

    6. Corrigan James J. kelainan trombosit dan pembuluh darah. Ilmu kesehatan AnakNelson. Edisi 2. Jakarta; Balai penerbit buku kedokteran EGC: 2000. hal 1747.

    7. Price, Sylvia A. dan Lorraine M. Wilson. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-ProsesPenyakit edisi 6. Jakarta: EGC.2006. hal 199-200, 298-304

    8. Mansjoer Arif. purpura trombositopenia idiopatik. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3.Jilid 2. Jakarta; Media Aesculapius FKUI: 2001. hal 556-8.