makalah akhir porto

25
Page | 1 A. Analisis Makroekonomi Indonesia Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2007 menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan tahun 2006, bahkan merupakan pencapaian tingkat pertumbuhan tertinggi pascakrisis di Indonesia. Secara keseluruhan, perekonomian berkembang menuju kondisi yang lebih baik, meskipun masih dihadapkan pada sejumlah permasalahan yang bersumber baik dari sisi global maupun domestik. Dari sisi eksternal, daampak lonjakan harga minyak dan krisis subprime morgage di Amerika Serikat dapat diminimalkan, sehingga stabilitas nilai tukar rupiah, inflasi, dan defisit fiskal tetap terjaga. Terciptanya stabilitas makroekonomi di dalam negeri serta perbaikan daya beli masyarakat memberikan landasan yang kokoh dan kondusif bagi penguatan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2007. Setelah pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) menurun menjadi 5,5% pada tahun 2006, pertumbuhan ekonomi meningkat signifikan pada tahun 2007 hingga mencapai 6,3%. Sumber: http://www.search-ebooks.com/download/dl/pertumbuhan-ekonomi.pdf Di sisi permintaan, peningkatan pertumbuhan ekonomi yang impresif tercermin pada peningkatan pertumbuhan permintaan domestik serta tingginya ekspor. Pada tahun 2007, daya beli masyarakat menurun, namun ekspor masih tumbuh tinggi, terlebih lagi didukung oleh permintaan dunia dan harga internasional. Impor masih tumbuh tinggi sejalan dengan perbaikan permintaan domestik dan ekspor. Pulihnya daya beli masyarakat telah mendorong konsumsi swasta tumbuh tinggi. ANALISIS FUNDAMENTAL

Transcript of makalah akhir porto

Page 1: makalah akhir porto

P a g e | 1

A. Analisis Makroekonomi Indonesia

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2007 menunjukkan peningkatan

dibandingkan dengan tahun 2006, bahkan merupakan pencapaian tingkat pertumbuhan

tertinggi pascakrisis di Indonesia. Secara keseluruhan, perekonomian berkembang menuju

kondisi yang lebih baik, meskipun masih dihadapkan pada sejumlah permasalahan yang

bersumber baik dari sisi global maupun domestik. Dari sisi eksternal, daampak lonjakan

harga minyak dan krisis subprime morgage di Amerika Serikat dapat diminimalkan, sehingga

stabilitas nilai tukar rupiah, inflasi, dan defisit fiskal tetap terjaga. Terciptanya stabilitas

makroekonomi di dalam negeri serta perbaikan daya beli masyarakat memberikan landasan

yang kokoh dan kondusif bagi penguatan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2007. Setelah

pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) menurun menjadi 5,5% pada tahun 2006,

pertumbuhan ekonomi meningkat signifikan pada tahun 2007 hingga mencapai 6,3%.

Sumber: http://www.search-ebooks.com/download/dl/pertumbuhan-ekonomi.pdf

Di sisi permintaan, peningkatan pertumbuhan ekonomi yang impresif tercermin pada

peningkatan pertumbuhan permintaan domestik serta tingginya ekspor. Pada tahun 2007,

daya beli masyarakat menurun, namun ekspor masih tumbuh tinggi, terlebih lagi didukung

oleh permintaan dunia dan harga internasional. Impor masih tumbuh tinggi sejalan dengan

perbaikan permintaan domestik dan ekspor. Pulihnya daya beli masyarakat telah mendorong

konsumsi swasta tumbuh tinggi.

ANALISIS FUNDAMENTAL

Page 2: makalah akhir porto

P a g e | 2

Pada sisi penawaran, peningkatan pertumbuhan ekonomi yang impresif tercermin

pada peningkatan pertumbuhan permintaan domestik serta tingginya nilai ekpor. Pada

setengah tahun pertama tahun 2007, daya beli masyarakat yang menurun pada tahun 2006

pascakenaikan harga bahan bakar tahun 2005, berangsur membaik, sehingga mendorong

peningkatan konsumsi swasta. Investasi yang sempat melambat sejalan dengan berkurangnya

daya dorong permintaan domestik, mulai menunjukkan peningkatan yang signifikan. Ekspor

di awal tahun masih tumbuh tinggi didukung oleh permintaan dunia dan harga internasional

yang masih menarik, terutama untuk komoditas berbasis sumber daya alam. Impor masih

tumbuh tinggi sejalan dengan pernaikan permintaan domestik dan ekspor. Pada setengah

tahun akhir, pilihnya daya beli masyarakat telah mendorong konsumsi swasta tumbuh tinggi.

Investasi terus tumbuh dengan tren yang meningkat, terutama bersumber dari penguatan

permintaan dalam negeri.

Di sisi penawaran, hampir seluruh sektor mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi

dibanding dengan tahun 2006. Perkembangan tersebut didukung oleh indikasi peningkatan

utilisasi kapasitas produksi yang terjadi di hampir semua sektor. Sektor-sektor yang tumbuh

tinggi pada tahun 2007 adalah sektor-sektor nontradables, yaitu sektor pengangkutan,

komunikasi, listrik, gas, air bersih, bangunan, serta pedangangan, hotel, dan restoran.

Sementara itu, sektor-sektor yang merupakan penopang perekonomian, seperti sektor industri

pengolahan dan pertanian tumbuh lebih baik dibandingkan dengan tahun 2006.

Jumlah penduduk miskin pada tahun 2007 menurun seiring dengan turunnya

pengangguran. Secara tahunan jumlah penduduk miskin turun menjadi 37,2 juta (16,6%)

dibandingkan dengan 29,3 juta (17,8%) pada tahun 2006, atau turun sebesar 2,1 juta.

Penurunan penduduk miskin, teruma di daerah pedesaan adalah sebesar 1,2 juta orang,

sementara di perkotaan berkurang 0,9 juta orang. Kondisi ini tidak terlepas dari pertumbuhan

sektor pertanian yang tinggi pada tahun laporan yang mampu menyerap tambahan tenagan

kerja di pedesaan, sehingga pada gilirannya mampu menurunkan angka kemiskinan tersebut.

Sseiring dengan membaiknya indikator kesejahteraan di atas, pendapatan perkapita

tahun 2007 mengalamin peningkatan. Pada tahun 2007, pendapatan mencapai $1.947,1 per

kapita atau meningkat sebesar 15% dibangingkan dengan tahun 2006. Meningkatnya

pendapatan per kapita tidak lepas dari pesatnya pertumbuhan ekonomi pada tahun 2007 dan

Page 3: makalah akhir porto

P a g e | 3

pertumbuhan penduduk yang moderat. Namun, kondisi distribusi pendapatan belum

menunjukkan perbaikan yang signifikan.

Sumber: http://www.search-ebooks.com/download/dl/pertumbuhan-ekonomi.pdf

Salah satu indikator makroekonomi adalah tingkat inflasi. Tingkat inflasi tahun 2007

adalah sebesar 6,4%. Angka tersebut jauh lebih dibandingkan rata2 tingkat inflasi tahun 2006

yang mencapai 13,33%. Semakin turun tingkat inflasi menandakan bahwa daya beli

masyarakat semakin meningkat. Dengan meningkatnya daya beli masyarakat, maka

diharapkan bukan hanya kebutuhan sandang, pangan, papan saja yang terpenuhi, tetapi juga

kebutuan-kebutuhan lainnya.

Indikator lain yang akan kita lihat adalah nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika.

Sepanjang tahun 2007, nilai tukar rupiah relatif stabil pada kisaran Rp9.100-9.300. tentu saja

hal ini menjadi sentimen positif bagi dunia usaha. Nilai tukar yang stabil akan berdampak

positif bagi sektor riil yang masih mengimpor bahan baku dari luar negeri.

Dari indikator-indikator ekonomi di atas maka dapat disimpulkan secara keseluruhan,

bahwa perkembangan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2007 menunjukkan kinerja yang

membaik. Hal ini tercermin dari pencapaian pertumbuhan ekonomi tertinggi pascakrisis yang

ditopang oleh stabilitas makroekonomi yang semakin kokoh dan terjaga dengan baik. Dari

sisi permintaan, akselerasi pertumbuhan tersebut terutama didorong oleh tingginya

pertumbuhan konsumsi masyarakat dan investasi seiring dengan membaiknya daya beli

masyarakat dan prospek ekonomi. Meskipun sedikit melambat, ekspor tetap tumbuh tinggi di

tengah ancaman perlambatan ekonomi dunia sebagai akibat suprime mortgage di Amerika

Serikat dan lonjakan harga minyak mentah dunia.

Page 4: makalah akhir porto

P a g e | 4

B. Analisis Industri Telekomunikasi di Indonesia

Bisnis telekomunikasi diyakini akan terus tumbuh sejalan dengan pertumbuhan

ekonomi Indonesia yang diharapkan akan meningkatkan permintaan telekomunikasi. Migrasi

ke jaringan nirkabel akan semakin popular, sehingga menyebabkan menurunnya harga

telepon genggam dan meluasnya layanan prabayar. Selain itu, persaingan akan semakin

meningkat, sebagai dampak dari reformasi peraturan pemerintah.

Bisnis telekomunikasi merupakan bisnis yang menjanjikan. Secara total, pendapatan

perusahaan telekomunikasi di Indonesia pada tahun 2007 mencapai 90 triliun rupiah (sumber:

http://www.incomepasif.com/forex-news-n-free-signals/rilis-berita-pendukung-analisa-fundamental/15/).

Meski saat ini operator telekomunikasi yang beroperasi di Indonesia ada sepuluh, namun

sebenarnya pemain yang dominan ganya tiga, yairu PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT

Indosat Tbk, dan PT Excelcomindo Pratama Tbk (XL). Ketiga perusahaan tersebut

menguasai lebih dari 90% pasar telekomunikasi di tanah air. Pada bisnis seluler, PT

Telkomsel yang merpakan anak perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk menjadi yang

terbesar dengan menguasai 50 juta pelanggan ataau lebih dari separuh pangsa seluler di

Indonesia. Selain itu, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk juga merupakan perusahaan dengan

pangsa pasar terbesar di Indonesia.

Bagi PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, peranan Telkomsel sangat menopang usaha

perseroan karena dari menghasilkan pendapatan 36% dari keselurugan pendapatan PT

Telekomunikasi Indonesia Tbk. Di beberapa tahun mendatang, PT Telekomunikasi

Indonesia Tbk berusaha menghasilkan new generator revenue berupa peningkatan penjualan

layanan akses internet dengan brand “speedy” serta Fixed Wireless Akses CDMA yang

bernama “Flexi”.

Sementara antara Indosat dan XL bersaing ketat untuk memperoleh posisis ke deua.

Keduanya memiliki jumlah pelanggan yang tidak jauh berbeda, indosat saat ini memiliki

sekitar 25 juta pelanggan, sedangkan XL 15 juta pelanggan.

Pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat serta diikuti kemampuan daya beli yang

ikut naik menyebabkan bisnis telekomunikasi di Indonesia diyakini akan mampu terus

tumbuh di tahun-tahun mendatang. Apalagi masih besarnya potensi pasar di negeri ini yang

belum disentuh para operator.

Page 5: makalah akhir porto

P a g e | 5

Sumber: http://www.idx.co.id/__jsx.old/issuers.asp?cmd=detail&id=TLKM

Sumber: http://finance.yahoo.com/q/ta?s=TLKM.JK+Basic+Tech.+Analysis

Berdasarkan tabel dan grafik tersebut, dapat diketahui bahwa harga saham PT

Telekomunikasi Indonesia Tbk meningkat dari tahun 2006 sampai dengan 2008. Namun,

menurun di tahun 2008 disebabkan adanya krisis global. Tetapi harga saham mulai

meningkat kembali di tahun 2009. Hal tersebut mengindikasikan bahwa PT Telekomunikasi

Indonesia Tbk kembali tumbuh di tengah krisis. Walaupun di bulan Maret 2010 PT

Telekomunikasi Indonesia Tbk kembali menurun, namun tingginya pangsa pasar menjadi

alasan penulis untuk tetap memilih saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk menjadi salah

satu portofolio.

Page 6: makalah akhir porto

P a g e | 6

Analisis Sektor Perbankan

Secara fundamental, ekonomi Indonesia diperkirakan akan naik sekitar 4-4.5% tahun

ini. Hal tersebut memicu minat para investor, baik dalam dan luar negeri untuk melirik saham

di bursa Jakarta karena earning atau laba bersih perusahaan-perusahaan di sektor

pertambangan dan perbankan pada kuartal I terbukti anti-krisis dan mencetak hasil yang

cukup memuaskan di tengah badai krisis.

Secara makro, pasar akan terus mengikuti indikasi-indikasi perbaikan ekonomi

Amerika yang juga tercermin dari gerakan indeks Dow Jones (DJIA). Recovery ekonomi

Amerika sangat berdampak terhadap proses perbaikan ekonomi negara-negara lain, termasuk

Indonesia. Sebagai ilustrasi, Amerika adalah importir barang manufaktur terbesar China.

China adalah salah satu konsumen energi dan logam terbesar di dunia. Membaiknya daya beli

konsumen Amerika akan berdampak positif terhadap harga energi dan logam yang terpuruk

saat ini sehingga kemudian berdampak terhadap pendapatan perusahaan pertambangan.

Sumber: http://www.idx.co.id/__jsx.old/issuers.asp?cmd=detail&id=BBCA

Sumber: http://finance.yahoo.com/q/ta?s=BBCA.JK+Basic+Tech.+Analysis

Page 7: makalah akhir porto

P a g e | 7

Grafik dan tabel di atas menggambarkan bahwa harga saham Bank Central Asia Tbk terus

meningkat dari tahun ke tahunnya, walaupun sempat di tahun 2008 mengalami penurunan.

Namun, di tahun 2009 harga saham Bank Central Asia Tbk kembali meningkat hingga

mencapai 6.000 rupiah saat ini. Selain itu, dapat pula terlihat bahwa price earning ratio Bank

Central Asia Tbk sering berada di atas price earning ratio industri, seperti pada tahun 2008

sampai dengan awal tahun 2010. Itulah yang menjadi alasan penulis memasukkan Bank

Central Asia ke dalam portfolio sahamnya.

C. Analisis Sektor Aneka Industri

Pemulihan kondisi perekonomian akan member lebih banyak peluang bisnis. Kondisi

perekonomian global pun berangsur membaik. Realisasi berbagai perjanjian memberikan

tantangan besar dalam persaingan. Namun, optimisme pasar yang tinggi berakibat

meningkatkan inflasi, artinya fluktuasi nilai tukar akan terjadi.

Mengingan besarnya peluang bisnis pada berbagai industry, maka semakin banyak

cakupan industri yang diraup maka akan semakin baik karena akan semakin besar pula

peluang yang dimiliki. Astra Internasional addalah salah satu perusahaan yang banyak

meraup subsektor industri. Diantaranya otomofif, jasa keuangan, alat berat dan

pertambangan, agrobisnis, teknologi informasi, dan infrastruktur. Stabilitas perdagangan

Astra sejak tahun 1969 merupakan bukti yang realible bahwa Astra Internasional layak

menjadi salah satu pilihan investasi.

Sumber: http://www.idx.co.id/__jsx.old/issuers.asp?cmd=detail&id=ASII

Page 8: makalah akhir porto

P a g e | 8

Sumber: http://finance.yahoo.com/q/ta?s=ASII.JK+Basic+Tech.+Analysis

Gambar dan tabel tersebut merefleksikan kondisi saham Astra International Tbk tahun

2006 sampai dengan awal 2010. Harga saham Astra International Tbk terus meningkat

walaupun sempat mengalami penurunan di tahun 2008 akibat krisis global. Namun,

peningkatan yang signifikan terliha dari Juli 2009 sampai dengan Mei 2010. Selain itu,

terlihat dengan jelas bahwa price earning ratio Astra International Tbk selalu berada di atas

price earning ratio industri. Kinerja yang baik tersebut menjadi alasan yang kuat bagi penulis

untuk memasukkan Astra International Tbk ke dalam portofolio sahamnya.

D. Analisis Sektor Konsumsi

Bisnis pada bidang pangan (konsumsi) merupakan bisnis yang paling profitable dan

memiliki kemungkinan yang sangat kecil untuk rugi karena makanan merupakan kebutuhan

dasar. Bisnis pada sektor makanan mulai menjamur di Indonesia. Bisnis ini banyak dipilih

karena merupakan bisnis yang menjanjikan. Keuntungan dari sektor ini mencapai minimum

30% dari modal yang ditanamkan.

Sumber: http://www.idx.co.id/__jsx.old/issuers.asp?cmd=detail&id=MYOR

Page 9: makalah akhir porto

P a g e | 9

Sumber: http://finance.yahoo.com/q/ta?s=MYOR.JK+Basic+Tech.+Analysis

Berdasarkan sumber tersebut dapat diketahui bahwa Mayora Indah Tbk mengalami

pertumbuhan yang baik dan signifikan. Bahkan, di saat krisis global, Mayora Indah Tbk tetap

mengalami peningkatan harga saham. Hal tersebut mengindikasikan bahwa Mayora Indah

Tbk dapat berkinerja dengan baik, walaupun di tengah keadaan ekonomi yang tidak

mendukung. Jika dilihat dari sisi price to earning ratio, Mayora Indah berada di bawah

industri, namun melebihi 50% dari industri.

E. Analisis Sektor Pertambangan

Saat ini, sesuai dengan data BP statistical Review of World Energi, November 2009,

batubara merupakan sumber energy global kedua setelah minyak bumi. Di kawasan Asia-

Pasifik, batubara adalah sumber energi utama. Pasar batubaea global, berdasarkan

geografisnya, terbagi menjadi 2 wilayah utama, yaitu Asia-Pasifik dan Atlantik.

Kondisi perekonomian global pada 2009, lalu turut berpengaruh terhadap permintaan

batubara global. Krisis perekonomian global yang bermula di Amerika Serikat langsung

berpengaruh terhadap permintaan batubara di kawasan atlantik.

Sumber: http://www.ptba.co.id/data/AR_PTBA_2008.pdf

Page 10: makalah akhir porto

P a g e | 10

Menurut data riset McCloskey, krisis ekonomi membuat permintaan batubara global

menurun 1% di tahun 2009. Dengan penurunan batubara 5% di Atlantik dan peningkatan

2.2% di Asia-Pasifik seperti yang terlampir pada tabel di atas.

Sumber: http://www.ptba.co.id/data/AR_PTBA_2008.pdf

Sumber: http://www.ptba.co.id/data/AR_PTBA_2008.pdf

Page 11: makalah akhir porto

P a g e | 11

Tabel di atas merefleksikan kebutuhan batubara dunia dan supply batubara untuk

dunia. Dapat disimpulkan bahwa bisnis batubara memiliki prospek yang besar bagi Indonesia

di mana Indonesia merupakan negara pengekspor batubara thermal terbesar di dunia.

PTBA merupakan satu-satunya BUMN bisnis tambang batubara yang terbesar kelima

di Indoneisia. Lokasi tambang batubara PTBA berada di Sumatra, dimana perusahaan lainnya

berada di Kalimantan. Perbedaan dan prospek inilah yang membuat penulis memilih saham

PTBA menjadi salah satu pilihan investasi.

Sumber: http://www.idx.co.id/__jsx.old/issuers.asp?cmd=detail&id=PTBA

Sumber: http://finance.yahoo.com/q/ta?s=PTBA.JK+Basic+Tech.+Analysis

Tabel dan grafik tersebut merefleksikan pertumbuhan harga saham PTBA dari tahun ke

tahun. Dapat terlihat dengan jelas bahwa saham PTBA tumbuh secara signifikan, walaupun

sempat turun dengan tajam di tahun 2008 akibat krisis global. Namun, saham PTBA kembali

melonjak tajam di tahun 2009 yang menandakan baiknya kinerja perusahaan, walaupun price

to earning ratio PTBA berada di bawah price to earning ratio industri.

Saham yang telah dipilih oleh penulis, diambil dari berbagai sektor yang berbeda.

Tujuannya adalah agar setiap saham yang diambil memiliki tren industri yang berbeda.

Sehingga kenaikan atau penurunan saham yang satu, tidak akan diikuti saham yang lainnya

(tidak ada saham sejenis).

Page 12: makalah akhir porto

P a g e | 12

A. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk

sumber: http://www.telkom.co.id/hubungan-investor/laporan-laporan/laporan-tahunan2009

Rasio-rasio pada tabel di atas merefleksikan kinerja PT Telekomunikasi Indonesia

Tbk. Efektivitas perusahaan terlihat dari return on equity (dari laba bersih) dan return on

asset (dari laba bersih) perusahaan. PT Telekomunikasi Indonesia telah berkinerja cukup

efektif ditinjau dari return on assets yang terus meningkat dari tahun ke tahunnya walaupun

sempat menurun pada tahun 2007 yaitu dari 15,7% menjadi 11,6% . Begitu pula pada return

on equity yang menurun dari tahun 2007-2009 yaitu dari 38,1%, menjadi 20,9%, kemudian

menjadi 29,1%. Namun, jika dilihat dari rasio produktivitas PT Telekomunikasi Indonesia

Tbk terlihat pertumbuhan yang baik, yaitu meningkat dari tahun ke tahunnya, bahkan di

tengah krisis global. Artinya, produktivitas PT Telekomunikasi Indonesia Tbk telah efektif.

ANALISIS TEKNIKAL

Page 13: makalah akhir porto

P a g e | 13

B. Bank Central Asia Tbk

Sumber: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=2200009

Sumber: http://www.idx.co.id/__jsx.old/issuers.asp?cmd=detail&id=BBCA

Berdasarkan tabel dan grafik tersebut dapat diketahui bahwa Bank Central Asia Tbk

memiliki return on equity yang lebih baik jika dibandingkan dengan bank lainnya, seperti

Panin Bank, Bank Niaga, Bank Mandiri, dan Bank Danamon yaitu mencapai 26,09%. Selain

itu, Bank Central Asia Tbk juga memiliki price to book value yang lebih tinggi dari bank

lainnya, yaitu mencapai 3,58. Sedangkan return on equity mengindikasikan efesiensi

manajemen yang dapat menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Return on equity

dan return on asset Bank Central Asia Tbk cenderung stabil. Hal tersebut menindikasikan

kestabilan kinerja perusahaan.

Page 14: makalah akhir porto

P a g e | 14

C. Astra International Tbk

Sumber: http://www.idx.co.id/__jsx.old/issuers.asp?cmd=detail&id=ASII

Berdasarkan sumber di atas, dapat diketahui bhawa Astra International Tbk telah

berkinerja dengan baik, hal ini ditinjau dari return on equity yang cukup tinggi dan terus

meningkat yaitu hingga mencapai 46% di tahun 2008, walaupun menurun di tahun 2009

menjadi 31%. Jika dilihat dari total revenue Astra International Tbk mencapai 97 milyar

rupiah di tahun 2008, dan turun menjadi 70 di tahun 2009. Sedangkan untuk total income,

mencapai 9 milyar di tahun 2007 dan 7 milyar di 2009. Hal tersebut merupakan pencapaian

yang tinggi.

Page 15: makalah akhir porto

P a g e | 15

D. Mayora Indah Tbk

Sumber: http://www.idx.co.id/__jsx.old/issuers.asp?cmd=detail&id=PTBA

Berdasarkan sumber tersebut, dapat diketauhi bahwa kinerja dari PT Mayora Indah

Tbk menjadi lebih baik dari tahun ke tahun. Hal tersebut terefleksikan dari meningkatnya

pertumbuhan return on assets dan return on equity dari PT Mayora Indah Tbk dari tahun ke

tahun. Adanya krisis global nampaknya tidak mempengaruhi kinerja dari PT Mayora. Hal ini

terlihat dari kenaikan return on equity dan return on assets yang tetap meningkat di tahun

2008 yaitu mencapai 22,01% dan 9,38%. Kemudian jika dilihat dari total income, PT Mayora

Indah Tbk terus bertumbuh hingga mencapai 200 milyar ditahun 2009 serta total revenue

tertinggi di tahun 2008 hingga mencapai 3.900 milyar, walaupun kemudian turun menjadi

3.500 milyar di tahun 2009.

Page 16: makalah akhir porto

P a g e | 16

E. Tambang dan Batubara Bukit Asam Tbk

Sumber: http://www.idx.co.id/__jsx.old/issuers.asp?cmd=detail&id=ASII

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa kinerja dari PT Tambang dan Batubara

Bukit Asam Tbk cukup efektif. Terlihat pertumbuhan yang signifikan dari tahun ke tahunnya

pada return on equity perusahaan, apalagi di tahun 2007 yaitu dari 37,80% menjadi 63,82%.

Walapun turun menjdai 58,48% turun akibat krisis global. Namun krisis tersebut nampaknya

tidak berpengaruh pada return on assets karena return on assets perusahaan justru meningkat

yaitu dari 41,78% menjadi 41,93% di tahun 2009.

Dalam pembentukan efficient frontier, ada beberapa langkah yang harus diperhatikan, yaitu:

1. Pilih 5 saham dari sektor yang berbeda

2. Hitung return dari kelima harga 5 saham dan IHSG yang akan dibuat portofolionya

3. Hitung rata-rata, variance, standar deviasi dan kovarian dari masing-masing saham.

4. Tentukan return yang diinginkan, kemudian hitung bobot portofio dari tiap saham

5. Hitung variance portofolio dan variance deviasi dari masing-masing saham

6. Hitung beta (β).

7. Gabungkan portfolio risky asset dengan risk free asset

8. Lakukan pembobotan, variace Portofolio dan standar deviasi dengan dengan

memasukkan risk free assets.

ALASAN PEMILIHAN SAHAM

Page 17: makalah akhir porto

P a g e | 17

9. Garis efficient frontier yang menyentuh garis risk free assets yang merupakan titik

optimum portfolio asset.

10. Gambarkan grafiknya (tabel 15)

Perhitungan covariance digunakan untuk melihat hubungan pergerakan satu saham deggan

saham lainnya. Tujuan dihitungnya coefficient of correlation adalah untuk melihat efek dari

diversifikasi sedangka perhitungan beta (β) digunakan untuk menunjukkan sensitivitas return

ssaha, I terhadap return pasar. Nilainya bisa positif (negatif). Beta (β) merupakan ukuran dari

sistematic risk.

1. Rebalancing Pertama (Beli tanggal 31 may, jual 15 juni)

Saham Ri Porsi Perkalian

BBCA 0.00229 13.22% 0.00030

ASII 0.00312 48.70% 0.00152

MYOR 0.00578 96.36% 0.00557

PTBA 0.00151 -7.51% (0.00011)

PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK 0.00025 -50.77% (0.00012)

100% 0.007154

Hasil tabel tersebut menunjukkan besarnya nilai bobot portfolio saham yang telah

memasukkan faktor risky dan risk free assets. Data tersebut memperlihatkan adanya

saham yang memiliki bobot minus dalam portofolio. jika diasumsikan ada shortsale,

maka proses strategi investasi akan sebagai berikut

Saham Porsi Harga Beli/Lbr 1

Lot Nilai Pembelian Lembar Lot Dana Terpakai

BBCA 13% 5,550 500 132,164,832 23,813 47 130,425,000

ASII 49% 43,150 500 487,034,841 11,287 22 474,650,000

MYOR 96% 5,550 500 963,595,946 173,620 347 962,925,000

PTBA -8% 17,450 500 (75,070,734) (4,303) (9) (78,525,000)

PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK -51% 7,750 500 (507,724,884) (65,513) (132) (511,500,000)

100%

1,000,000,000

977,975,000

Porsi Harga jual/lbr Lot Lembar Lot Dana Terpakai

DENGAN

REBALANCING

Page 18: makalah akhir porto

P a g e | 18

BBCA 13% 5,500 500 23,813 47 129,250,000

SHORT SALE

ASII 49% 46,000 500 11,287 22 506,000,000

gain/loss

MYOR 96% 7,050 500 173,620 347 1,223,175,000

282,175,000

PTBA -8% 16,350 500 (4,303) (9) (73,575,000) TLKM -51% 7,950 500 (65,513) (132) (524,700,000)

1,260,150,000

Tidak adanya short sale membuat perusahaan harus mengalokasikan porsi minusnya pada

saham yang bernilai positif. Pengalokasikan dilakukan dan diurutkan berdasakan return

(rata-rata) terkecil. Pertama, habiskan porsi PTBA akan dihabikan oleh BBCA karena

memiliki return kecil. Sehingga PTBA akan 0% dan BBCA menjadi 5%. Setelah itu

kurangi porsi TLKM dari BBCA. Sehingga BBCA akan 0% dan TLKM menjadi -46%.

Untuk menghabiskan TLKM, ambil dari ASII (return terkecil). Sehingga TLKM akan

menjadi 0% dan ASII 3%. Sehingga porsi akhir adalah ASII 3% dan MYOR 96%.

BBCA ASII MYOR PTBA TLKM IHSG

rata2 0.00229 0.00312 0.00578 0.00151 0.00025 0.00137

variance 0.00059 0.00065 0.00067 0.00053 0.00033 0.00020

std dev 0.02422 0.02559 0.02596 0.02293 0.01817 0.01418

porsi harga beli/lbr 1Lot Nilai Pembelian Lembar Lot Dana Terpakai

BBCA 0% 5,550 500 0 0 0 0

ASII 11% 43,150 500 110,000,000 2,549 5 107,875,000

MYOR 89% 5,550 500 890,000,000 160,360 320 888,000,000

PTBA 0% 17,450 500 0 0 0 0

TLKM 0% 7,750 500 0 0 0 0

1,000,000,000 995,875,000

Porsi Harga jual/lbr Lot Lembar Lot Dana Terpakai

TANPA

BBCA 0% 5,500 500 0 0 0

SHORT SALE

ASII 11% 46,000 500 2,549 5 115,000,000

gain/loss

MYOR 89% 7,050 500 160,360 320 1,128,000,000

247,125,000

PTBA 0% 16,350 500 0 0 0 TLKM 0% 7,950 500 0 0 0 100% 1,243,000,000

2. Rebalancing kedua (beli tanggal 16 juli, jual tanggal 21 juli)

Saham Ri Porsi Perkalian

BBCA 0.00182 -1.09% (0.00002)

ASII 0.00315 56.23% 0.00177

MYOR 0.00650 99.00% 0.00644

PTBA 0.00134 -14.05% (0.00019)

Page 19: makalah akhir porto

P a g e | 19

TLKM 0.00039 -40.09% (0.00016)

100% 0.007844

Tabel tersebut menggambarkan besarnya nilai bobot portfolio saham yang telah

memasukkan faktor risky dan risk free assets. Data tersebut memperlihatkan adanya

saham yang memiliki bobot minus dalam portofolio. jika diasumsikan ada shortsale,

maka proses strategi investasi akan sebagai berikut

Saham Ri Porsi Harga Beli/Lbr 1 Lot Nilai Pembelian Lembar Lot Dana Terpakai

BBCA 0.18% -1% IDR 5,650 500 (IDR 10,853,452) (1,921) (4) (IDR 11,300,000)

ASII 0.31% 56% IDR 46,450 500 IDR 562,301,484 12,105 24 IDR 557,400,000

MYOR 0.65% 99% IDR 6,900 500 IDR 989,958,153 143,472 286 IDR 986,700,000

PTBA 0.13% -14% IDR 16,550 500 (IDR 140,498,008) (8,490) (17) (IDR 140,675,000)

TLKM 0.04% -40% IDR 7,950 500 (IDR 400,908,178) (50,429) (101) (IDR 401,475,000)

100% IDR 1,000,000,000 IDR 990,650,000

Porsi Harga jual/lbr Lot Lembar Lot Dana Terpakai

DENGAN

BBCA -1% IDR 5,800 500 (1,921) (4) (IDR 11,600,000)

SHORT SALE

ASII 56% IDR 48,250 500 12,105 24 IDR 579,000,000

gain/loss

MYOR 99% IDR 6,900 500 143,472 286 IDR 986,700,000

18,300,000

PTBA -14% IDR 17,200 500 (8,490) (17) (IDR 146,200,000)

TLKM -40% IDR 7,900 500 (50,429) (101) (IDR 398,950,000)

IDR 1,008,950,000

Tidak adanya short sale membuat perusahaan harus mengalokasikan porsi minusnya pada

saham yang bernilai positif. Pengalokasikan dilakukan dan diurutkan berdasakan return

(rata-rata) terkecil. Pertama, habiskan porsi TLKM akan dihabiskan oleh ASII karena

memiliki return kecil. Sehingga TLKM akan 0% dan ASII menjadi 16%. Setelah itu

kurangi porsi PTBA dari ASII. Sehingga PTBA akan 0% dan ASII menjadi 2%. Untuk

menghabiskan BBCA, ambil dari ASII, sehingga BBCA akan 0% dan ASII 1%. Sehingga

porsi akhir adalah ASII 1% dan MYOR 99%.

BBCA ASII MYOR PTBA TLKM IHSG

rata2 0.00182 0.00315 0.00650 0.00134 0.00039 0.00148

variance 0.00058 0.00064 0.00072 0.00053 0.00035 0.00021

std dev 0.02418 0.02524 0.02689 0.02293 0.01864 0.01440

Ri porsi harga beli/lbr 1Lot Nilai Pembelian Lembar Lot Dana Terpakai

BBCA 0.18% 0% IDR 5,650 500 IDR 0 0 0 IDR 0

ASII 0.31% 1% IDR 46,450 500 IDR 10,041,847 216 0 IDR 0

MYOR 0.65% 99% IDR 6,900 500 IDR 989,958,153 143,472 286 IDR 986,700,000

PTBA 0.13% 0% IDR 16,550 500 IDR 0 0 0 IDR 0

Page 20: makalah akhir porto

P a g e | 20

TLKM 0.04% 0% IDR 7,950 500 IDR 0 0 0 IDR 0

IDR 1,000,000,000 IDR 986,700,000

Porsi Harga jual/lbr Lot Lembar Lot Dana Terpakai

TANPA

BBCA 0% IDR 5,800 500 0 0 IDR 0

SHORT SALE

ASII 1% IDR 48,250 500 216 0 IDR 0

gain/loss

MYOR 99% IDR 6,900 500 143,472 286 IDR 986,700,000

0

PTBA 0% IDR 17,200 500 0 0 IDR 0 TLKM 0% IDR 7,900 500 0 0 IDR 0 100% IDR 986,700,000

3. Rebalancing ketiga (beli tanggal 22 juli, jual tanggal 5 juli)

Saham Ri Porsi Perkalian

BBCA 0.00232 8.90% 0.00021

ASII 0.00341 41.25% 0.00141

MYOR 0.00657 82.10% 0.00539

PTBA 0.00232 9.21% 0.00021

TLKM 0.00047 -41.46% (0.00019)

100% 0.007026

Tabel tersebut menggambarkan besarnya nilai bobot portfolio saham yang telah

memasukkan faktor risky dan risk free assets. Data tersebut memperlihatkan adanya

saham yang memiliki bobot minus dalam portofolio. jika diasumsikan ada shortsale,

maka proses strategi investasi akan sama, yaitu

Saham Ri Porsi Harga Beli/Lbr 1 Lot Nilai Pembelian Lembar Lot Dana Terpakai

BBCA 0.23% 8.90% IDR 5,850 500 IDR 89,007,658 15,214 30 IDR 87,750,000

ASII 0.34% 41.25% IDR 48,350 500 IDR 412,467,723 8,530 17 IDR 410,975,000

MYOR 0.66% 82.10% IDR 6,950 500 IDR 820,957,663 118,123 236 IDR 820,100,000

PTBA 0.23% 9.21% IDR 17,050 500 IDR 92,121,277 5,403 10 IDR 85,250,000

TLKM 0.05% -41.46% IDR 7,900 500 (IDR 414,554,320) (52,476) (105) (IDR 414,750,000)

100% IDR 1,000,000,000 IDR 989,325,000

Porsi Harga jual/lbr Lot Lembar Lot Dana Terpakai

DENGAN

BBCA 9% IDR 5,600 500 15,214 30 IDR 84,000,000

SHORTSALE

ASII 41% IDR 46,700 500 8,530 17 IDR 396,950,000

gain/loss

MYOR 82% IDR 6,900 500 118,123 236 IDR 814,200,000

(15,800,000)

PTBA 9% IDR 17,050 500 5,403 10 IDR 85,250,000 TLKM -41% IDR 7,750 500 (52,476) (105) (IDR 406,875,000) IDR 973,525,000

Page 21: makalah akhir porto

P a g e | 21

Tidak adanya short sale membuat perusahaan harus mengalokasikan porsi minusnya pada

saham yang bernilai positif. Pengalokasikan dilakukan dan diurutkan berdasakan return

(rata-rata) terkecil. Pertama, habiskan porsi TLKM akan dihabiskan oleh PTBA, BBCA,

ASII untuk menghabiskan TLKM. Sehingga porsi akhir adalah ASII 1% dan myMYOR

99%.

BBCA ASII MYOR PTBA Tlkm IHSG

rata2 0.00232 0.00341 0.00657 0.00232 0.00047 0.00186

variance 0.00057 0.00060 0.00071 0.00047 0.00034 0.00020

std dev 0.02381 0.02442 0.02665 0.02176 0.01852 0.01401

Ri porsi harga beli/lbr 1Lot Nilai Pembelian Lembar Lot Dana Terpakai

BBCA 0.23% 0% IDR 5,850 500 IDR 0 0 0 IDR 0

ASII 0.34% 18% IDR 48,350 500 IDR 179,042,337 3,703 7 IDR 169,225,000

MYOR 0.66% 82% IDR 6,950 500 IDR 820,957,663 118,123 236 IDR 820,100,000

PTBA 0.23% 0% IDR 17,050 500 IDR 0 0 0 IDR 0

TLKM 0.05% 0% IDR 7,900 500 IDR 0 0 0 IDR 0

IDR 1,000,000,000 IDR 989,325,000

Porsi Harga jual/lbr Lot Lembar Lot Dana Terpakai

TANPA

BBCA 0% IDR 5,600 500 0 0 IDR 0

SHORT SALE

ASII 18% IDR 46,700 500 3,703 7 IDR 163,450,000

gain/loss

MYOR 82% IDR 6,900 500 118,123 236 IDR 814,200,000

(11,675,000)

PTBA 0% IDR 17,050 500 0 0 IDR 0 TLKM 0% IDR 7,750 500 0 0 IDR 0 100% IDR 977,650,000

Berdasarkan ketiga rebalancing tersebut dapat diketahui bahwa MYOR memeliki

kontribusi terbesar dalam gain portofolio dan TLKM memliki kontribusi terbesar dalam

kerugian portofolio. hal ini disebabkan karena TLKM memiliki expected return terendah,

sedangkan MYOR memiliki expected return tertinggi.

Jadi, pada portofolio, pembobotan sangat dipengaruhi oleh expected return. Tingginya

pangsa pasar serta tingginya harga saham tidak menentukan tingginya expected return. Dan

hal tersebut terbukti dari ketiga rebalancing tersebut.

Page 22: makalah akhir porto

P a g e | 22

1. Dengan Short Sale

Rebalanacing Beli Jual Gain (loss)

1 977,975,000 1,260,150,000 282,175,000

2 990,650,000 1,008,950,000 18,300,000

3 989,325,000 973,525,000 (15,800,000)

Total 2,957,950,000 3,242,625,000 284,675,000

2. Tanpa Short Sale

Rebalanacing Beli Jual Gain (loss)

1 995,875,000 1,243,000,000 247,125,000 2 986,700,000 986,700,000 - 3 989,325,000 977,650,000 (11,675,000)

Total 2,971,900,000 3,207,350,000 235,450,000

Tabel di atas menunjukan profit dari 3 kali perhitungan rebalancing. Dapat diketahui

bahwa baik dengan atau tanpa short sale keuntungan maksimum terjadi saat rebalancing

pertama. Hal ini disebabkan saham-saham pada periode pertama mengalami peningkatan.

Hanya beberapa saham saja yang mengalamin penurunan. Namun penurunan tersebut lebih

kecil dibandingkan dengan kenaikan harga saham. Pada periode ini, sebaiknya menggunakan

shortsale karena memberikan keuntungan yang lebih besar.

Kemudian pada saat periode 2, semua saham bernilai sama atau stabil. Hanya saham

dari MYOR yang mengalamin peningkatan, maka saat ada short sale, strategi ini

menghasilkkan keuntungan. Sedangkan saat tidak short sale, strategi ini tidak mendatangkan

keuntungan maupun kerugian karena saham MYOR telah diambil untuk menghilangkan

proporsi yang bernilai minus. Pada periode ini, sebaiknya menggunakan metode shortsale

karena lebih mendatangkan keuntungkan.

Periode 3 merupakan periode terakhir rebalancing. Pada periode ini, baik dengan

maupun tanpa shortsale, kedua strategi memeberikan kerugian. Karena kedua strategi ini

menjual saham di saat nilai saham sedang menurun. Pada saat harga saham turun sebaiknya

investor meng-hold atau membeli saham, bukan menjual saham. Namun, dari kedua strategi,

strategi tanpa shortsale lebih sedikit mendatangkan kerugian.

SUMMARY GAIN/LOSS

Page 23: makalah akhir porto

P a g e | 23

Kerugian dan keuntungan yang terjadi dipengahuri oleh fluktuasi harga saham. Dari

ketiga rebalancing dapat diketahui bahwa MYOR memiliki performa yang baik jika

dibandingkan dengan saham lainnya. Selain itu, kerugian disebabkan saham dijual ketika

harga turun. Turunnya harga saham disebabkan karena lesunya perekonomian.

Return

portfolio 0.008440987

Beta Std deviasi

Return

Risk-free 0.00026749

0.272978 0.0251291

Return

market 0.001864486

IHSG

Index

Sharpe 0.32526 0.13305

porto>ihsg

=baik

Index

Treynor 0.02994 0.00186

porto>ihsg

=baik

Index

Jensen 0.00774

+ = bagus

a. Sharpe Index

Tabel di atas menunjukkan perhitungan dengan menggunakan sharpe index dimana

return saham dibandingkan dengan standar deviasi. Dapat diindikasikan, bahwa

kinerja portofolio kelima saham (BBCA,TLKM,ASII,MYOR, dan PTBA)

berdasarkan index sharpe tergolong baik karena memiliki nilai di atas IHSG. Pada

index ini, portofolio yang baik adalah yang memiliki nilai di atas IHSGnya.

(500,000,000)

-

500,000,000

1 2 3

Gain (loss) dengan Short Sale

(500,000,000)

-

500,000,000

1 2 3

Gain (loss) tapa shortsale

PERHITUNGAN KINERJA PORTOFOLIO (SHARPE,JENSEN,

Page 24: makalah akhir porto

P a g e | 24

b. Treynor Index

Tabel di atas menunjukkan perhitungan dengan menggunakan sharpe index dimana

return saham dibandingkan dengan standar deviasi. Dapat diindikasikan, bahwa

kinerja portofolio kelima saham (BBCA,TLKM,ASII,MYOR,dan PTBA) berdasarkan

index treynor tergolong baik karena memiliki nilai di atas IHSG. Pada index treynor,

portofolio yang baik adalah portofolio yang memiliki nilai di atas IHSG.

c. Jensen Index

Tabel di atas menunjukkan perhitungan dengan menggunakan sharpe index dimana

return saham dibandingkan dengan standar deviasi. Dapat diindikasikan, bahwa

kinerja portofolio kelima saham (BBCA,TLKM,ASII,MYOR,dan PTBA) berdasarkan

index jensen tergolong baik karena memiliki nilai yang positif. Pada index Jensen,

dapat diketahui bahwa portofolio yang baik adalah portofolio yan memiliki nilai

positif.

Selama pengerjaan tugas ini, penulis mendapatkan banyak pembelajaran. Diantaranya

adalah penulis dapat mengetahui bagaimana cara memilih saham yang baik, yaitu dengan

menganalisis makroekonomi terlebih dahulu, kemudian menganalisis setiap sektor industry

yang kemudian dapat diketahui perusahaan atau saham apa yang memiliki prospek yang baik.

Analisis harus dilakukan minimal dalam kurun 5 tahun agar fluktuasi dan performance dari

saham dapat terlihat dengan jelas.

Selain itu, penulis dapat mengetahui penyusunan dan perhitungan portofolio dari

perusahaan dan pasar dengan menggunakan Microsoft excel, dimana perhitungan menjado

lebih mudah. Perhitungan juga dilengkapi dengan pembuktian grafik dan tabel.

Penulis juga mengetahui proses pembelian dan penjualan saham, serta perhitungan

keuntungan dan kerugian dari strategi investasi yang digunakan dengan atau tanpa shortsale

terhadap portfolio yang dibuat. Sehingga penulis dapat membandingkan dengan jelas hasil

dari shortsale.

Singkatnya, dari keseluruhan manfaat yang didapat, penulis mendapatkan

pembelajaran yang sangat besar, yaitu mengenal lebih baik mengenai portfolio karena telah

mengimplementasikan secara langsung.

PEMBELAJARAN

Page 25: makalah akhir porto

P a g e | 25

Dalam berinvestasi, investor harus memperhatikan kondisi harga saham. Strategi yang

baik adalah strategi yang dapat mendatangkan keuntungan bagi investornya. Hal dasar yang

perlu diketahui adalah investor sebaiknya melakukan aktivitas pembelian saat harga turun

dan penjualan saat harga naik. Saat harga naik, sebaiknya investor menunda penjualan saham

karena jika tetap dilanjutkan akan mendatangkan kerugian seperti yang tergambar pada

periode 2 investasi.

KOMENTAR TERHADAP STRATEGI INVESTASI