Makalah 5 Ger

download Makalah 5 Ger

of 27

Transcript of Makalah 5 Ger

  • 7/27/2019 Makalah 5 Ger

    1/27

    MODUL GERONTOLOGI MEDIK

    Ny. Siti 65 tahun dibawa oleh anak perempuannya ke UGD karena di rumah

    sering menangis

    KELOMPOK IV

    030.08.101 FEMBRIYA TENNY UTAMI

    030.08.136 KARTIKA SEPTYANINGRUM S

    030.08.138 KRISNA HERDIYANTO

    030.09.168 NANDA ANESSA MINANTI

    030.09.169 NENENG MAYA

    030.09.170 NI MADE RAI WAHYUNI SETIA

    030.09.207 RINOKA WIRA PRAJA PUTRA

    030.09.209 RIYAN BUDIANOR

    030.09.210 RIYAN SANTOSA

    030.09.245 SUSI INDRAWAN

    030.09.247 SYAFINA WARDAH

    030.09.248 SYAHRIAR MUHAMMAD

    030.09.274 YENNI SUSANTY

    Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

    Jakarta, 18 Juni 2012

  • 7/27/2019 Makalah 5 Ger

    2/27

    BAB I

    PENDAHULUAN

  • 7/27/2019 Makalah 5 Ger

    3/27

    BAB II

    LAPORAN KASUS

    Ny. Siti 65 tahun dibawa oleh anak perempuannya ke UGD tempat sdr sedang tugas jaga

    karena di rumah sering menangis, tidak mau makan dan berulang kali menyatakan keinginannya

    untuk mengakhiri hidupnya. Menurut keterangan anaknya, ibunya hampir setiap malam tidak

    tidur. Dari anamnesis lebih lanjut diperoleh informasi bahwa Ny. Siti memiliki 5 orang anak

    yang sudah menikah semua. Kondisi ekonomi keluarga Ny. Siti cukup bagus, demikian juga

    dengan anak-anaknya, kecuali anaknya yang sulung, laki-laki 45 tahun, baru saja di PHK dari

    kantornya, kondisi ekonominya kurang, sedangkan istrinya selalu menuntut suaminya memenuhi

    anggaran rumah tangganya untuk menjaga penampilan agar tidak kalah dengan adik-adiknya dan

    tetangganya. Sejak suaminya meninggal setahun yang lalu, Ny. Siti tinggal di rumahnya dengan

    anak perempuannya yang bungsu yang juga sudah berkeluarga. Kondisi kesehatan Ny. Siti

    selama ini baik-baik saja, kecuali sebulan belakangan ini, terlihat menurun.

    Sebulan setelah suaminya meninggal, Ny. Siti memanggil semua anaknya dan membagi

    adil warisan yang ditinggalkan suaminya, dengan tujuan agar ia bisa hidup tenang di usia tuanya.

    Belakangan ini, Tn. Garang, anaknya yang sulung sering datang ke rumahnya marah-marah,

    merasa diperlakukan tidak adil dan selalu merongrong minta uang untuk memenuhi kebutuhan

    keluarganya, bahkan tidak segan mengancam ibunya apabila permintaan ditolak. Pada awalnya,

    permintaan Tn. Garang selalu dipenuhi ibunya karena ibunya takut terjadi keributan, tetapi

    belakangan ini, uang simpanannya sudah habis, sedangkan Tn. Garang tidak mau tahu, terus

    mengancam ibunya, bahkan minta ibunya menjual rumah tangganya, anak-anaknya yang lain

    sering memberi nasihat agar ibunya tidak takut pada Tn. Garang, bahkan menganjurkan untuk

    melaporkan ke polisi dan minta perlindungan. Ny. Siti tidak pernah mengikuti nasihat anaknya

    karena kuatir akan membuka aibnya keluarga sendiri. Sejak peristiwa ini, Ny. Siti terlihat seringmurung, kadang menangis sendiri dan sering menolak makan, tidurnya juga sulit dan kalau

    tertidur, mudah sekali terbangun dan tidak bisa tidur lagi. Dalam tidurnya, sering kali bermimpi

    bertemu suami dan ayah ibunya yang sudah meninggal, mereka selalu mengajaknya tinggal

    bersama mereka agar terlebas dari masalah yang dihadapinya. Ny. Siti mengatakan bahwa ia

    seringkali mendengar bisikan mereka dan menyatakan keinginannya untuk mengakhiri hidupnya,

  • 7/27/2019 Makalah 5 Ger

    4/27

    karema merasa hidupnya sudah tidak berguna lagi bahkan membuat anak-anaknya menjadi susah

    semua. Takut kalau kondisi ibunya menjadi lebih buruk, anaknya membawa Ny. Siti ke rumah

    sakit.

    Pada pemeriksaan ditemukan:

    Seorang wanita, 65 tahun, penampilan tampak lebih tua dari usianya, kurus, kulitnya agak

    kering. Wajahnya terlihat murung, seperti mau menangis. Bicaranya pelan, monoton, bibirnya

    bergetar. Kesadaran neurologi dan sosialnya baik, kesadaran psikologi terganggu.

    Tensi/nadi/pernapasan: normal. Jantung dan paru-parunya: normal. Abdomen: soepel. Hepar/lien

    tak teraba. Ekstremitas: tidak ada kelainan. Refleks fisiologis +/+, reflex patologis: -/-

    Pada pemeriksaan status psikogeriatri:

    Ekspresi fasial: murung, seperti mau menangis. Mood: hipotim. Expresi afektif: tidak

    stabil, pengendalian kurang, echt, dalam, adekuat, dapat dirabarasakan, serasi, dengan skala

    diferensiasi terbatas. Halusinasi auditorik +, waham nihilistic, waham tuduh diri, ada ide bunuh

    diri.

    Fungsi intelektual: perhatian dan konsentrasinya agak terganggu. Tidak ada gangguan

    orientasi. Daya ingat jangka panjang, menengah dan sesaat cukup baik. Pikiran abstrak: baik,

    tidak ada defisit kognitif. Inteligensi: di atas rata-rata. Tidak ditemukan kenunduran fungsi

    intelektual.

    Status fungsional: cukup baik, ADL dan IADL: masih baik

    Pemeriksaan lab rutin: tidak ada kelainan

  • 7/27/2019 Makalah 5 Ger

    5/27

    BAB III

    PEMBAHASAN

    IDENTITAS

    Nama : Ny. Siti

    Usia : 65 tahun

    Jenis Kelamin : Wanita

    Jumlah Anak : 5 orang

    Alamat : -

    Pekerjaan : -

    Status Pernikahan : Sudah Menikah

    Dibawa ke UGD oleh : Anak perempuan pasien yang bungsu

    KELUHAN UTAMA

    Pasien datang karena sering menangis, tidak mau makan dan berulang kali menyatakan

    keinginannya untuk mengakhiri hidupnya.

  • 7/27/2019 Makalah 5 Ger

    6/27

    HIPOTESIS

  • 7/27/2019 Makalah 5 Ger

    7/27

    Masalah Hipotesis Interpretasi

    Usia 65 tahun Lanjut usia Termasuk usia lanjut sehingga

    sudah terjadi penurunan yang

    bermakna pada fisiologi tubuh

    akibat proses degenerasi.

    Sering menangis, tidak mau

    makan, dan berulang kali

    mengatakan mengakhirihidupnya

    Depresi Merupakan dari gejala depresi

    lain yang bukan utama tapi

    sekurang-kurangnya terdapat duadari tujuh kriteria seperti yang

    terdapat pada pasien ini tidak mau

    makan, dan ingin mengakiri

    hidupnya.

    Sering menagis merupakan gejala

    depresi pada umumnya.

    Hampir tiap malam tidaktidur

    Insomnia, depresi Ketidak mampuan untuk memulaitidur atau mempertahankan

    keadaan untuk tidur yang

    disebabkan pada pasien ini karena

    pengaruh lingkuangan dan

    psikofisiologi pada pasien itu

    sendiri.

    Tidak tidur juga merupakan gejala

    depresi yang lainnya.

    Sebulan belakangan ini

    terlihat menurun

    Depresi, malnutrisi Merupakan gejala utama dari

    depresi yang lebih menurun ke

    aktivitas pada pasien itu sendiri,

    salah satunya seperti energi dari

    makanan berkurang akibat efek

    dari depresi itu sendiri.

    Sebulan menunjukkan bahwa

    gejala pada pasien ini menuju

    kronis.

    Suami

    meninggal,merongrong

    Stress Stres merupakan salah satu faktor

    pemicu timbulnya depresi pada

  • 7/27/2019 Makalah 5 Ger

    8/27

    Pada pasien pada umumnya mengalami gejala depresi hal ini terlihat dari gejala-gejala pada

    pasien seperti sering menangis, tidak tidur yang merupakan gejala depresi juga,tidak mau makan

    bahkan ingin mengniatkan untuk bunuh diri, dan sebulan terlihat menurun(1,2)

    Anamnesis Tambahan

    Riwayat Penyakit Sekarango Apakah ada keluhan penyakit lain?o Bagaimana mood nya saat bertemu orang lain?o Bagaimana kehidupan sosial dengan orang lain?o Bagaimana aktivitas fisik kesehariannya?o Bagaimana pola makannya?

    Riwayat Penyakit Dahuluo Apakah pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya?o Apakah ada penyakit lain yang diderita pasien?o Apakah pernah trauma?

    Riwayat Keluargao Apakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit seperti pasien?

    Riwayat Pengobatano Obat apa saja yang sudah diminum?o Adakah obat lain yang diminum?

    Riwayat Kebiasaano Apakah pasien merokok, minum alkohol?o Bagaimana olah raga nya?

    Pemeriksaan Fisik

    1. Seorang wanita, 65 tahun Penampilan tampak lebih tua dari usianya

    Menunjukan bahwa usia biologisnya jauh lebih tua dibandingkan usia kronologisnya,selain itu ini merupakan suatau tanda depresi

    2. Kurus, kulit agak kering

  • 7/27/2019 Makalah 5 Ger

    9/27

    seperti seperti ini terjadi karena asupan gizi kurang, tidak mau makan, salah satu gejaladari sindrom depresi

    3. Wajah terlihat murung, seperti mau menangisMenunjukan bawhwa pada pasien ini terdapat mood hipotim

    4. Bicara pelan, monotom, bibirnya bergetar

    Kemungkinan karena adanya gangguan cemas, ketakutan sehingga menimbulkan gejala gejala seperti ini

    5. Kesadaran neurologi dan sosialnya baik

    Menunjukan bahwa pada pasein tidak ada demensia

    6. Kesadaran psikologi terganggu -> depresi

    7. Tensi/nadi/pernapasan : normal

    8. Jantung dan paru-paru : normal

    9. Abdomen : soepel

    10. Hepar/lien: tak teraba

    11. Ekstremitas : tidak ada kelainan

    12. Refleks fisiologis +/+

    13. Refleks patologis -/-

    14. Tanda fisik didapatkan normal, tidak ada kelainan

    Dari hasil data pemeriksaan fisik yang didapatkan pada pasien menunjukan bahwa pasien tidakmengalami gangguan mental organik

  • 7/27/2019 Makalah 5 Ger

    10/27

    Pemeriksaan status psikogeriatri:

    Ekspresi facial : murung, seperti mau nangis

    Mood : hipotim

    Ekspresi afektif (respon emosional eksternal yang tampak saat wawancara) : tidak stabil tidak

    bisa dikendalikan, pengendalian kurang, Ecth emosi yang ditampilkan, dalam, adekuat, dapat

    dirabarasakan, serasi dengan skala diferensiasi banyak sedikitnya afek yang diperlihatkan

    pasien terbatas sedih,.

    Halusinasi auditorik = waham nihilisric, waham tuduh diri, ad aide bunuh diri.

    Fungsi intelektual : perhatian dan keonsentrasi agak terganggu akibat depresi

    Tidak ada gangguan orientasi fungsi kognitif normal

    Daya ingat jangka panjang, menengah dan sesaat cukup baik.

    Pikiran abstrak : baik, tidak ada deficit kognitif.

    Intlegensi : di atas rata-rata. Tidak ditemukan kemunduran fungsi intelektual.

    Status fungsional : cukup baik.

    ADL dan IADL: masih baik untuk menilai kemampuan aktifitas sehari-hari disini masih baik

    yang berarti pada pasien tidak ada ketergantungan kepada orang lain (mandiri)

    PEMERIKSAAN LABORATORIUM

  • 7/27/2019 Makalah 5 Ger

    11/27

    Tidak ada kelainan. Artinya kelainan pada pasien bukan disebabkan oleh gangguan organic.

    PATOFISIOLOGI

    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat kelainan pada amin biogenik, seperti: 5

    HIAA (5-Hidroksi indol asetic acid), HVA (Homovanilic acid), MPGH (5 methoxy-0-hydroksi

    phenil glikol), di dalam darah, urin dan cairan serebrospinal pada pasien gangguan mood.

    Neurotransmiter yang terkait dengan patologi depresi adalah serotonin dan epineprin. Penurunan

    serotonin dapat mencetuskan depresi, dan pada pasien bunuh diri, beberapa pasien memiliki

    serotonin yang rendah. Pada terapi despiran mendukung teori bahwa norepineprin berperan

    dalam patofisiologi depresi (Kaplan, 2010). Selain itu aktivitas dopamin pada depresi adalah

    menurun. Hal tersebut tampak pada pengobatan yang menurunkan konsentrasi dopamin seperti

    Respirin, dan penyakit dimana konsentrasi dopamin menurun seperti parkinson, adalah disertai

    1. Wanita usia 65 tahun

    2. Memikirkan anak sulungnya yang PHK serta

    menantunya yang sering menuntut

    3. Kematian suaminya 1 bulan yang lalu

    4. Tuntutan dan ancaman anak sulung terhadap dirinya

    STRESSOR

    Gangguan tidur, murung, menangis

    sendiri , menolak makan, halusinasi

    auditorik +, waham nihilistik, waham

    tuduh diri, ide ingin bunuh diri,

    DEPRESI

  • 7/27/2019 Makalah 5 Ger

    12/27

    gejala depresi. Obat yang meningkatkan konsentrasi dopamin, seperti tyrosin, amphetamine, dan

    bupropion, menurunkan gejala depresi (Kaplan, 2010). Disregulasi neuroendokrin. Hipotalamus

    merupakan pusat pengaturan Aksis neuroendokrin, neurotransmiter amin biogenik. Pada pasien

    depresi ditemukan adanya disregulasi neuroendokrin. Disregulasi ini terjadi akibat kelainan

    fungsi neuron yang mengandung amin biogenik. Sebaliknya, stres kronik yang mengaktivasi

    menimbulkan perubahan pada amin biogenik sentral. Aksis neuroendokrin yang paling sering

    terganggu yaitu adrenal, tiroid, dan aksis hormon pertumbuhan. Aksis HPA merupakan aksis

    yang paling banyak diteliti menerima input neuron yang mengandung aksis Hypothalamic-

    Pituitary-Adrenal (HPA) dapat menimbulkan perubahan pada amin biogenik sentral. Aksis

    neuroendokrin yang paling sering terganggu yaitu adrenal, tiroid, dan aksis hormon

    pertumbuhan. Aksis HPA merupakan aksis yang paling banyak diteliti. Hipersekresi CRH

    (corticotropin releasing hormone) merupakan gangguan aksis HPA yang sangat fundamentalpada pasien depresi. Hipersekresi yang terjadi diduga akibat adanya defek pada sistem umpan

    balik kortisol di sistem limpik atau adanya kelainan pada sistem monoaminogenik dan

    neuromodulator yang mengatur CRH . Sekresi CRH dipengaruhi oleh emosi. Emosi seperti

    perasaan takut dan marah berhubungan dengan Paraventriculer nucleus (PVN), yang merupakan

    organ utama pada sistem endokrin dan fungsinya diatur oleh sistem limbik. Emosi

    mempengaruhi CRH di PVN, yang menyebabkan peningkatan sekresi CRH. Pada orang lanjut

    usia terjadi penurunan produksi hormon estrogen. Estrogen berfungsi melindungi sistem

    dopaminergik negrostriatal terhadap neurotoksin seperti MPTP, 6 OHDA dan methamphetamin.

    Estrogen bersama dengan antioksidan juga merusak monoamine oxidase. Kehilangan saraf atau

    penurunan neurotransmiter. Sistem saraf pusat mengalami kehilangan secara selektif pada sel

    sel saraf selama proses menua. Walaupun ada kehilangan sel saraf yang konstan pada seluruh

    otak selama rentang hidup, degenerasi neuronal korteks dan kehilangan yang lebih besar pada

    sel-sel di dalam lokus seroleus, substansia nigra, serebelum dan bulbus olfaktorius. Bukti

    menunjukkan bahwa ada ketergantungan dengan umur tentang penurunan aktivitas dari

    noradrenergik, serotonergik, dan dopaminergik di dalam otak. Khususnya untuk fungsi aktivitas

    menurun menjadi setengah pada umur 80-an tahun dibandingkan dengan umur 60-an tahun.(8,9)

    Diagnosis Kerj a

  • 7/27/2019 Makalah 5 Ger

    13/27

    Kriteria diagnostik klinis gangguan depresi mayor menurut DSM IV-TR (Diagnostic and

    Statistical Manual of Mental Disorder, 4th edition, text revision) adalah adanya suatu keadaan

    mood yang terdepresi baik yang dirasakan sendiri atau yang diamati oleh orang lain dan

    menghilangnya atau berkurangnya minat dan kesenangan pada hampir semua aktivitas yang

    dikerjakan.

    Kedua kondisi tersebut berlangsung hampir setiap hari selama sekurangnya dua minggu berturut-

    turut. Kedua kondisi tersebut diikuti dengan sekurangnya 3 dari kondisi berikut yang juga

    berlangsung selama sekurangnya dua minggu berturut-turut dan nyaris berlangsung tiap hari:

    1. Berkurangnya berat badan secara dratis walaupun tidak sedang diet atau bertambahnya berat

    badan secara signifikan (kenaikan berat badan lebih dari 50% dalam satu bulan) akibat

    penurunan atau peningkatan nafsu makan.

    2. Insomnia atau hipersomnia.

    3. Agitasi atau retardasi psikomotor.

    4. Merasa lesu atau hilang tenaga.

    5. Merasa tidak berharga atau adanya rasa bersalah yang berlebihan atau tidak sesuai dengan

    kondisinya.

    6. Berkurangnya kemampuan untuk berpikir atau berkonsentrasi dan ketidakmampuan untuk

    memutuskan sesuatu.7. Adanya pikiran berulang mengenai kematian, atau pikiran berulang mengenai ide-ide bunuh

    diri tanpa rencana yang spesifik, atau percobaaan bunuh diri, atau rencana bunuh diri yang

    spesifik.

    Gejala-gejala tersebut harus menyebabkan suatu penderitaan atau gangguan fungsi yang

    signifikan dalam bidang sosial, pekerjaan, atau bidang lain yang penting dalam fungsi hidup

    sehari-hari. Gejala yang muncul juga bukan akibat langsung dari penggunaaan zat (contoh:

    penggunaan obat dalam jangka waktu lama) atau kondisi medis tertentu (contoh:hipotiroid).

    Gejala yang muncul juga bukan reaksi yang muncul akibat suatu reaksi berduka akibat

    kehilangan orang yang dicintai.

  • 7/27/2019 Makalah 5 Ger

    14/27

    Berdasarkana hal diatas, menurut kelompok kami hal tersebut berarti, bahwa telah

    terpenuhinya criteria MDD secara definisi maupun 3 dari hal yang telah disebutkan diatas,

    seperti, adanya insomnia (kesulitan tidur), agitasi, merasa lesu dan hilang tenaga, berkurangnya

    kemampuan berpikir dan konsenterasi, bahkan disertai pikiran berulang untuk bunuh diri. Dan

    kondisi tersebut terjadi hampir setiap hari dalam kurun waktu 2 minggu berturut-turut.

    Kriteria penentu tingkat keparahan/psikotik/remisi dari Episode Depresi Mayor:

    Ringan: adanya beberapa gejala diagnostik yang menyebabkan hambatan minor pd fungsi

    okupasional, aktifitas sosial atau hubungan dengan sesama.

    Sedang: gejala dan hambatan yg ada berada diantara ringan dan berat.

    Berat tanpa gambaran psikotik: adanya sejumlah gejala diagnostik (lebih dari ringan dan sedang)

    dimana nyata menggangu fungsi okupasional, aktifitas sosial atau hubungan dengan sesama. Berat dgn gambaran psikotik: terdapat waham atau halusinasi, jika memungkinkan tentukan:

    -gambaran psikotik sesuai mood: waham dan halusinasi yg menetap bertema khas depresi yaitu

    ketidak mampuan, rasa bersalah, penyakit, kematian, nihilistik atu berhak menerima hukuman.

    Berdasarkan hal tersebut maka kami menyimpulkan bahwa pasien ini, sedang berada

    pada Dda tingkat Depresi Berat dengan gambaran psikotik, karena telah didapatkan waham,

    halusinasi, dan perasaan bersalah.(10)

    P ENATALAKSANAAN

    Tujuan utama terapi adalah untuk mencegah relaps, rekuren, dan kronisitas. Depresi pada

    geriatri dapat lebih efektif diobati dengan kombinasi terapi psikologis dan farmakologi disertai

    pendekatan interdisiplin yang menyeluruh(4). Terapi pada pasien ini kami bagi menjadi terapi

    nonmedikamentosa dan terapi medikamentosa.

    Non Medikamentosa

    Hospitaliasai

    Hal ini diperlukan karena salah satu indikasi perwatan di RS adalah ide bunuh diri

    yang disampaikan oleh pasien.

  • 7/27/2019 Makalah 5 Ger

    15/27

    Informasi dan edukasi pada keluarga

    Informasi dan edukasi diberikan kepada keluarga pasien tentang bagaimana

    keadaan pasien yang sebenar-benarnya, apa yang menjadi faktor resiko sehingga pasien

    didiagnosis depresi, apa saja hal yang harus dilakukan (terapi) terhadap pasien,informasikan pada anak-anaknya agar tidak menjadi stressor bagi pasien, informasikan

    juga bahwa pada pasien depresi khususnya lansia memerlukan perhatian dan pendekatan

    psikologis lebih, edukasi bagaimana pemenuhan gizi untuk pasien, dan edukasikan bahwa

    pasien perlu melakukan aktivitas di siang hari agar ia dapat tertidur di malam hari.

    Psikoterapi

    Dalam psikoterapi, pasien akan berinteraksi dengan trainer profesional untukmenangani depresi, ide bunuh diri, dan masalah lainnya. Penelitian mengatakan

    kombinasi terapi farmakologis dan psikoterapi memberikan banyak keuntungan, 80 %

    pasien depresi pulih dan berkurang relapsnya dengan terapi kombinasi ini. (5)

    Sosial terapi

    Pendekatan aspek sosial dalam penangan pasien depresi meliputi antara lain

    diikutkan dalam lembaga sosial kemasyarakatan yang berperan dalam mendukung

    sosialisasi dan mengatasi beberapa masalah sosial ekonomi seperti day care centres,

    senior club, self help groups, domiciliary care, dan lain sebagainya. Selain itu diperlukan

    keterlibatan keluarga pada saat yang tepat. (4)

    Terapi kognitif dan perilaku

    Mungkin bermanfaat untuk pasien agar dapat berfikir lebih realistik dan

    mengatasi pikiran-pikiran yang membuat pasien depresi. (7)

    Home care

    Jika dirasa keadaan pasien telah membaik, mungkin diperlukan asuhan rumah

    karena terdapat resiko untuk relaps , namun pada pasien ini akan diobservasi lebih lanjut

    untuk kebutuhannya terhadap home care. Pelayanan kesehatan asuhan rumah bagia lansia

  • 7/27/2019 Makalah 5 Ger

    16/27

    adalah salah satu unsur pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk kesehatan perorangan

    atau kesehatan keluarga di tempat tunggal mereka dalam segi promotif rehabilitatif,

    kuratif, dalam upaya mempertahankan kemampuan individu untuk mandiri secara

    optimal selama mungkin.

    Idealnya home care dilaksanankan oleh suatu tim yang melibatkan dokter

    keluarga, dokter spesialis (bila diperlukan), ahli gizi, paramedis, care giver, relawan usia

    lanjut, dan lain-lain untuk meningkatkan kualitas hidup lansia.(4)

    Medikamentosa

    Antidepresi

    Saat ini golongan SSRI merupakan obat antidepresi yang dianjurkan sebagai linipertama pengobatan depresi pada lanjut usia. Dari golongan SSRI, sitalopram dan sertalin

    dianggap paling aman karena kedua obat ini sangat sedikit dimetabolisme oleh isoenzim

    cytochrom P450, sehingga mengurangi resiko interaksi obat yang merugikan.

    Pengobatan dibedakan atas tiga fase, yaitu:

    Fase akut, berlangsung 6-12 minggu diberikan dosis optimal untuk

    memperbaiki gejala depresi diharapkan telah tercapai.

    Fase lanjutan, berlangsung 4 sampai 9 bulan dengan dosis optimal untuk

    mencegah relaps.

    Teapi rumatan, bisa berlangsung hingga lebih dari 1 tahun.

    Antipsikotik

    Terapi pilihan depresi dengan gejala psikosis pada lansia adalah dengan

    kombinasi pemberian antidepresi dan antipsikotik. Antipsikotik yang menjadi pilihan

    antara lain Risperidone 1,24 3 mg perhari dan Olanzapine 5-15 mg perhari.(7)

    DIAGNOSA BANDING

  • 7/27/2019 Makalah 5 Ger

    17/27

    Gangguan depresi-cemas campuran

    A. Mood disforik terus menerus atau berulang berlangsung setidaknya 1

    bulan.

    B. Mood disforik disertai setidaknya 1 bulan empat atau lebih gejalaberikut.

    Kesulitan untuk berkonsentrasi

    atau pikiran kosong

    -

    Gangguan tidur

    Kelelahan atau kehilangan tenaga -

    Irritabilitas

    Worry Mudah menangis -

    Waspada berlebihan

    Mengantisipasi hal-hal -

    Perasaan tidak ada harapan

    Perasaan tidak berharga

    C. Gejala menyebabkann penderitaan secara klinis yang bermakna atau

    gangguan fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi bidang penting lainnya.

    D. Gejala bukan karena efek fisiologis langsung dari zat atau suatu

    kondisi medis umum

    E. Semua dari hal berikut :

    1. Kriteria tidak memenuhi Gangguan Depresi Mayor, Gangguan

    Distimik, Gangguan Panik atau Gangguan Cemas Menyeluruh.

    2. Kriteria tidak memenuhi gangguan mood atau cemas yang lain

    3. Gejala tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan mental lainnya.(3)

    Prognosis

  • 7/27/2019 Makalah 5 Ger

    18/27

    Depresi pada geriatri sering berlanjut kronis dan kambuh-kambuhan, ini berhubungan

    dengan komorbiditas medis, kemunduran kognitif, dan faktor- faktor psikososial. Hal-hal pada

    pasien yang mengarah pada prognosis yang lebih baik antara lain tidak ada riwayat episode

    berulang, onset pada usia dibawah 70 tahun, memiliki keluarga yang mendukung, tidak ada

    riwayat distimia, tidak ada penyakit fisik. Sedangkan hal-hal yang mengarahkan pada prognosis

    yang lebih buruk pada pasien ini antara lain ada ide bunuh diri (menunjukkan depresi yang sudah

    berat), keluarga sebagai stressor (anak pasien), dan ada gejala psikosis. Prognosis keseluruhan

    pada pasien ini adalah sebagai berikut:

    Ad Vitam : ad bonam

    Ad Fungsionam : ad bonam

    Ad Sanantionam : dubia ad bonam

    BAB IV

  • 7/27/2019 Makalah 5 Ger

    19/27

    TINJAUAN PUSTAKA

    DEPRESI PADA LANSIA

    Definisi

    Depresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang ditandai dengan kemurungan dan

    kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan sehingga menyebabkan hilangnya kegairahan

    hidup, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas (Reality Testing Ability/RTA masih

    baik), kepribadian yang utuh (tidak mengalami keretakan kepribadian/spliting of personality,

    perilaku dapat mengganggu tetapi masih dalam batas-batas normal.

    Manifestasi Klinis

    Mengenali depresi pada usia lanjut memerlukan suatu keterampilan dan pengalaman,

    karena manifestasi gejala-gejala depresi klasik (perasaan sedih, kurang semangat, hilangnya

    minat/hobi atau menurunya aktivitas) sering tidak muncul. Sangat tidak mudah untuk

    membedakan sekuele gejala psikologik akibat penyakit fisik dari gangguan depresi atau gejala

    somatik depresi dari efek sistemik penyakit fisik. Keduanya bisa saja terjadi pada seorang

    individu usia lanjut pada saat yang sama. Usia lanjut yang mengalami depresi bisa saja

    mengeluhkan mood yang menurun, namun kebanyakan menyangkal adanya mooddepresi, yang

    sering terlihat adalah gejala hilangnya tenaga/energi, hilangnya rasa senang, tidak bisa tidur, atau

    kehilangan rasa sakit/nyeri).

    Gejala yang sering muncul adalah anxietas atau kecemasan, preokupasi gejala fisik,

    perlambatan motorik, kelelahan, mencela diri sendiri, pikiran bunuh diri, dan insomnia.

    Sedangkan gejala depersonalisasi, rasa bersalah, minat seksual menurun agak jarang. Sebagai

    petunjuk kearah depresi perlu diperhatikan tanda-tanda berikut, seperti rasa lelah yang terus

    menerus bahkan juga sewaktu beristirahat, kehilangan kesenangan yang biasanya dapat ia

    nikmati (tidak merasa senang lagi jika dikunjungi oleh cucu-cucunya), dan mulai menarik diri

    dari kegiatan dan interaksi sosial.

    Gambaran klinis depresi pada usia lanjut dibandingkan dengan pasien yang lebih muda

    berbeda, usia lanjut cenderung meminimalkan atau menyangkal mood depresinya dan lebih

    banyak menonjolkan gejala somatiknya, disamping mengeluh tentang gangguan memori.

  • 7/27/2019 Makalah 5 Ger

    20/27

    Diagnosa Depresi

    Gangguan depresi pada usia lanjut ditegakkan berpedoman pada PPDGJ III (Pedoman

    Penggolongan Diagnosis gangguan Jiwa di Indonesia III) yang merujuk pada ICD 10(International Classification of Deseases 10). Gangguan depresi dibedakan dalam depresi ringan,

    sedang, dan berat sesuai dengan banyak dan beratnya gejala serta dampaknya terhadap

    kehidupan seseorang.

    Pedoman diagnostik lainnya adalah DSM IV (Diagnostic and Statistical Manual of

    Mental Disorders IV). Depresi berat menurut DSM IV jika ditemukan 5 atau lebih gejala-gejala

    berikut dibawah ini, yang terjadi hampir setiap hari selama 2 minggu dan salah satu dari gejala

    tersebut adalah mood terdepresi atau hilangnya rasa senang/minat.

    Gejala-gejala tersebut :

    1. Mood depresi hampir sepanjang hari

    2. Hilang minat/rasa senang secara nyata dalam aktivitas normal

    3. Berat badan menurun atau bertambah

    4. Insomnia atau hipersomnia

    5. Agitasi atau retardasi psikomotor

    6. Kelelahan dan tidak punya tenaga

    7. Rasa tidak berharga atau perasaan bersalah berlebihan

    8. Sulit berkonsentrasi

    9. Pikiran berulang tentang kematian, percobaan/ide bunuh diri.

    Menurut ICD X, pada gangguan depresi, ada tiga gejala utama yaitu :

    1. Mood terdepresi

    2. Hilang minat/semangat

    3. Hilang tenaga/mudah lelah.

    Disertai gejala lain :1. Konsentrasi menurun

    2. Harga diri menurun

    3. Perasaan bersalah

    4. Pesimis memandang masa depan

    5. Ide bunuh diri atau menyakiti diri sendiri

  • 7/27/2019 Makalah 5 Ger

    21/27

    6. Pola tidur berubah

    7. Nafsu makan menurun

    Pedoman Pengelompokan Berat Ringannya Depresi

    DepresiGejala utama

    minimal

    Gejala lain

    minimalFungsi Keterangan

    Ringan 2 3 Baik Distres

    Sedang 2 3 atau 4 TergangguBerlangsung minimal 2

    mingguBerat 3 4 Sangat terganggu Intensitas gejala berat

    Menurunnya perawatan diri, perubahan kebiasaan makan, turunnya berat badan, dapatmerupakan tanda awal depresi tapi dapat juga merupakan tanda-tanda demensia. Oleh karena itu

    perlu dilakukan juga pemeriksaan fungsi kognitif dengan Mini Mental State Examination

    (MMSE) atau Abbreviated Mental Test (AMT).

    Pemeriksaan Pasien Depresi

    Salah satu langkah penting dalam penatalaksanaan depresi adalah mendeteksi atau

    mengidentifikasi. Sampai saat ini belum ada suatu konsensus atau prosedur khusus untuk

    penapisan/skrining depresi pada populasi usia lanjut. Salah satu instrumen yang dapat membantuadalah Geriatric Depression Scale (GDS) yang terdiri dari 30 pertanyaan yang harus dijawab

    oleh pasien sendiri. GDS ini dapat dimampatkan menjadi 15 pertanyaan saja dan ini mungkin

    lebih sesuai untuk dipergunakan dalam praktek umum sebagai alat penapis depresi pada lanjut

    usia. Ada beberapa pertanyaan pokok yang harus diajukan dalam proses pemeriksaan yaitu :

    1. Apakah pada dasarnya anda merasa puas dengan kehidupan anda ?

    2. Apakah hidup anda terasa kosong ?

    3. Apakah anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada diri anda ?

    4. Apakah anda merasa bahagia pada sebagian besar waktu anda ?

    Pertanyaan tersebut dapat dilengkapi dengan mengeksplorasi hal-hal berikut :

    1. Apakah pasien mempunyai riwayat depresi ?

    2. Apakah pasien terisolasi secara sosial ?

    3. Apakah pasien menderita penyakit kronik ?

  • 7/27/2019 Makalah 5 Ger

    22/27

    4. Apakah pasien baru saja berkabung ?

    Bila ditemukan tanda-tanda yang mengarah pada depresi harus dilakukan lagi

    pemeriksaan lebih rinci tentang 1) Riwayat klinis/anamnesis, 2) pemeriksaan fisik, 3)

    Pemeriksaan kognitif, 4) Pemeriksaan status mental, 5) pemeriksaan lain (memerlukan rujukan

    ke pelayanan yang lebih spesialistik).

    Penatalaksanaan Depresi Pada Usia Lanjut

    Penatalaksanaan yang adekuat menggunakan kombinasi terapi psikologis dan

    farmakologis disertai pendekatan multidisiplin yang menyeluruh. Terapi diberikan dengan

    memperhatikan aspek individual harapan-harapan pasien, martabat (dignity) dan

    otonomi/kemandirian pasien. Problem fisik yang ada bersama-sama dengan penyakit mental

    harus diobati.

    Terapi fisik

    1. Obat (Farmakologis)

    Secara umum semua jenis obat antidepresan sama efektivitasnya. Pengobatan dimulai

    dengan dosis separuh dosis dewasa, lalu dinaikkan perlahan-lahan sampai ada perbaikan

    gejala. Beberapa kelompok anti depresan adalah Trisiklik, SSRI's (Selective Serotonin

    Re-uptake Inhibitors),MAOI's (Monoamine Oxidase Inhibitors) dan Lithium.

    2. Terapi Elektrokonvulsif (ECT)

    Terapi Psikologik

    1. Psikoterapi : Psikoterapi Individu dan kelompok paling efektif dilakukan bersama-sama

    dengan pemberian anti depresan. Perlu diperhatikan teknik psikoterapi dan kecocokan

    antara pasien dengan terapis sehingga pasien merasa lebih nyaman, lebih percaya diri dan

    lebih mampu mengatasi persoalannya sendiri.

    2. Terapi Kognitif : bertujuan mengubah pola pikir pasien yang selalu negatif (persepsi diri,

    masa depan, dunia, diri tak berguna, tak mapu, dsb) ke arah pola pikir yang netral atauyang positif.

    3. Terapi Keluarga : problem keluarga dapat berperan dalam perkembangan penyakit

    depresi, sehingga dukungan/supportterhadap pasien sangat penting. Proses penuaan

    mengubah dinamika keluarga, ada perubahan posisi dari dominasi menjadi dependen

  • 7/27/2019 Makalah 5 Ger

    23/27

    pada orang usia lanjut. Tujuan dari terapi terhadap keluarga pasien yang depresi adalah

    untuk meredakan perasaan frustrasi dan putus asa, mengubah dan memperbaiki

    sikap/struktur dalam keluarga yang menghambat proses penyembuhan pasien.

    4. Penanganan ansietas : teknik yang umum dipakai adalah program relaksasi progresif baik

    secara langsung dengan infrastruktur (psikolog atau terapis okupasional) atau melalui

    tape recorder. Teknik ini dapat dilakukan dalam praktek umum sehari-hari.

    KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT)

    Bentuk-Bentuk KDRT

    Bentuk-bentuk kekerasan dalam rumah tangga bisa dikategorikan dalam beberapa kelompok

    berikut ini :

    1. Kekerasan Fisik

    Kekerasan Fisik Berat, berupa penganiayaan berat seperti menendang; memukul,

    menyundut; melakukan percobaan pembunuhan atau pembunuhan dan semua

    perbuatan lain yang dapat mengakibatkan : cedera berat; Tidak mampu menjalankan

    tugas sehari-hari; Pingsan; Luka berat pada tubuh korban dan atau luka yang sulit

    disembuhkan atau yang menimbulkan bahaya mati; Kehilangan salah satu panca

    indera; Mendapat cacat: Menderita sakit lumpuh.; Terganggunya daya pikir selama 4

    minggu lebih; Gugurnya atau matinya kandungan seorang perempuan; Kematian

    korban.

    Kekerasan Fisik Ringan, berupa menampar, menjambak, mendorong, dan perbuatan

    lainnya yang mengakibatkan : cedera ringan; rasa sakit dan luka fisik yang tidak masuk

    dalam kategori berat;

    Melakukan repitisi kekerasan fisik ringan dapat dimasukkan ke dalam jenis kekerasan

    berat.2. Kekerasan Psikis

    Kekerasan Psikis Berat, berupa tindakan pengendalian, manipulasi, eksploitasi,

    kesewenangan, perendahan dan penghinaan, dalam bentuk pelarangan, pemaksaan dan

    isolasi sosial; tindakan dan atau ucapan yang merendahkan atau menghina;

  • 7/27/2019 Makalah 5 Ger

    24/27

    penguntitan; kekerasan dan atau ancaman kekerasan fisik, seksual dan ekonomis; yang

    masing-masingnya bisa mengakibatkan penderitaan psikis berat berupa salah satu atau

    beberapa hal berikut :

    Gangguan tidur atau gangguan makan atau ketergantungan obat atau disfungsi

    seksual yang salah satu atau kesemuanya berat dan atau menahun.

    Gangguan stress pasca trauma.

    Gangguan fungsi tubuh berat (seperti tiba-tiba lumpuh atau buta tanpa indikasi

    medis)

    Depresi berat atau destruksi diri

    Gangguan jiwa dalam bentuk hilangnya kontak dengan realitas seperti

    skizofrenia dan atau bentuk psikotik lainnya

    Bunuh diri

    Kekerasan Psikis Ringan, berupa tindakan pengendalian, manipulasi, eksploitasi,

    kesewenangan, perendahan dan penghinaan, dalam bentuk pelarangan, pemaksaan, dan

    isolasi sosial; tindakan dan atau ucapan yang merendahkan atau menghina;

    penguntitan; ancaman kekerasan fisik, seksual dan ekonomis;yang masing-masingnya

    bisa mengakibatkan penderitaan psikis ringan, berupa salah satu atau beberapa hal di

    bawah ini:

    Ketakutan dan perasaan terteror

    Rasa tidak berdaya, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk

    bertindak

    Gangguan tidur atau gangguan makan atau disfungsi seksual

    Gangguan fungsi tubuh ringan (misalnya, sakit kepala, gangguan pencernaan

    tanpa indikasi medis)

    Fobia atau depresi temporer

    3. Kekerasan Seksual

    Kekerasan Seksual Berat, berupa:

  • 7/27/2019 Makalah 5 Ger

    25/27

    Pelecehan seksual dengan kontak fisik, seperti meraba, menyentuh organ

    seksual, mencium secara paksa, merangkul serta perbuatan lain yang

    menimbulkan rasa muak/jijik, terteror, terhina dan merasa dikendalikan.

    Pemaksaan hubungan seksual tanpa persetujuan korban atau pada saat korban

    tidak menghendaki.

    Pemaksaan hubungan seksual dengan cara tidak disukai, merendahkan dan atau

    menyakitkan.

    Pemaksaan hubungan seksual dengan orang lain untuk tujuan pelacuran dan atau

    tujuan tertentu.

    Terjadinya hubungan seksual dimana pelaku memanfaatkan posisi

    ketergantungan korban yang seharusnya dilindungi.

    Tindakan seksual dengan kekerasan fisik dengan atau tanpa bantuan alat yang

    menimbulkan sakit, luka,atau cedera.

    Kekerasan Seksual Ringan, berupa pelecehan seksual secara verbal seperti komentar

    verbal, gurauan porno, siulan, ejekan dan julukan dan atau secara non verbal, seperti

    ekspresi wajah, gerakan tubuh atau pun perbuatan lainnya yang meminta perhatian

    seksual yang tidak dikehendaki korban bersifat melecehkan dan atau menghina korban.

    Melakukan repitisi kekerasan seksual ringan dapat dimasukkan ke dalam jenis

    kekerasan seksual berat.

    4. Kekerasan Ekonomi

    Kekerasan Ekonomi Berat, yakni tindakan eksploitasi, manipulasi dan pengendalian

    lewat sarana ekonomi berupa:

    Memaksa korban bekerja dengan cara eksploitatif termasuk pelacuran.

    Melarang korban bekerja tetapi menelantarkannya.

    Mengambil tanpa sepengetahuan dan tanpa persetujuan korban, merampas dan

    atau memanipulasi harta benda korban.

    Kekerasan Ekonomi Ringan, berupa melakukan upaya-upaya sengaja yang menjadikan

    korban tergantung atau tidak berdaya secara ekonomi atau tidak terpenuhi kebutuhan

    dasarnya.

  • 7/27/2019 Makalah 5 Ger

    26/27

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Mayo Staff.depression.Available at:

    http://www.mayoclinic.com/health/depression/DS00175/DSECTION=symptoms

    Acessed on June 12th 2012

    2. Anonim.Wahan.Available

    at:http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3393/1/10E00570.pdfAcessed on June

    12th

    2012

    3. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan and Sadocks Synopsis of Psychiatry: Behavioral

    Sciences/Clinical Psychiatry. 10th ed. New York: Lippincott Williams and Wilkins; 2007.

    4. Buku IPD

    http://www.mayoclinic.com/health/depression/DS00175/DSECTION=symptomshttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3393/1/10E00570.pdfhttp://www.mayoclinic.com/health/depression/DS00175/DSECTION=symptomshttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3393/1/10E00570.pdf
  • 7/27/2019 Makalah 5 Ger

    27/27

    5. NIMH. Older Adults: Depression and Suicide Facts (Fact Sheet). Available at :

    http://www.nimh.nih.gov/health/publications/older-adults-depression-and-suicide-facts-

    fact-sheet/index.shtml. Acessed on june, 16th 2012

    6. The Royal Collage on psychiatrists. Depresion on older adult. Available at:http://www.rcpsych.ac.uk/mentalhealthinfoforall/problems/depression/depressioninoldera

    dults.aspx. Acessed on june, 16th 2012

    7. AlexopoulosGS,StreimJ,CarpenterD,Docherty JP. Using antipsychotic agents in

    older patients available at :http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/14994733. Acessed

    on june, 16th 2012.

    8. Alexopoulos G.S. Mood disorders. In Sadock B.J., Sadock V.A., eds. Kaplan & Sadocks

    Comprehensive Textbook of Psychiatry, 7th ed. Philadelphia: Lippincott. Williams &

    Wilkins, 2000; p.3060-8.

    9. Dunkin J.J., Kasl-Godley J.E.: Psychological Changes with Normal Aging. In SadockB.J., Sadock V.A. Eds. Kaplan & Sadock: Comprehensive Textbook of Psychiatry, 7thEd Philadelphia, Lippincott Williams & Wilkins, 2000; p. 30.

    10. Kaplan & Sadocks Pocket Handbook. Kriteria diagnostik DSM-IV-TR. Available at:

    http://psikiatri-fds.blogspot.com . Acessed on june, 16th 2012.

    http://www.nimh.nih.gov/health/publications/older-adults-depression-and-suicide-facts-fact-sheet/index.shtmlhttp://www.nimh.nih.gov/health/publications/older-adults-depression-and-suicide-facts-fact-sheet/index.shtmlhttp://www.nimh.nih.gov/health/publications/older-adults-depression-and-suicide-facts-fact-sheet/index.shtmlhttp://www.rcpsych.ac.uk/mentalhealthinfoforall/problems/depression/depressioninolderadults.aspxhttp://www.rcpsych.ac.uk/mentalhealthinfoforall/problems/depression/depressioninolderadults.aspxhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=Alexopoulos%20GS%5BAuthor%5D&cauthor=true&cauthor_uid=14994733http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=Streim%20J%5BAuthor%5D&cauthor=true&cauthor_uid=14994733http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=Carpenter%20D%5BAuthor%5D&cauthor=true&cauthor_uid=14994733http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=Carpenter%20D%5BAuthor%5D&cauthor=true&cauthor_uid=14994733http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=Docherty%20JP%5BAuthor%5D&cauthor=true&cauthor_uid=14994733http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/14994733http://psikiatri-fds.blogspot.com/http://www.nimh.nih.gov/health/publications/older-adults-depression-and-suicide-facts-fact-sheet/index.shtmlhttp://www.nimh.nih.gov/health/publications/older-adults-depression-and-suicide-facts-fact-sheet/index.shtmlhttp://www.rcpsych.ac.uk/mentalhealthinfoforall/problems/depression/depressioninolderadults.aspxhttp://www.rcpsych.ac.uk/mentalhealthinfoforall/problems/depression/depressioninolderadults.aspxhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=Alexopoulos%20GS%5BAuthor%5D&cauthor=true&cauthor_uid=14994733http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=Streim%20J%5BAuthor%5D&cauthor=true&cauthor_uid=14994733http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=Carpenter%20D%5BAuthor%5D&cauthor=true&cauthor_uid=14994733http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=Docherty%20JP%5BAuthor%5D&cauthor=true&cauthor_uid=14994733http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/14994733http://psikiatri-fds.blogspot.com/