lp

10
BAB II KONSEP MEDIK A. PENGERTIAN Acne vulgaris (jerawat) adalah penyakit kulit yang terjadi akibat peningkatan produksi sebum oleh folikel subasea ( folikel rambut) yang rentan dan paling sering ditemukan di daerah muka leher serta badan bagian atas. Acne vulgaris merupakan penyakit kulit yang paling sering ditemukan pada remaja dan usia mudah diantara usia 12 dan 35 tahun karena pada umur tersebut merupakan masa puncak pertumbuhan dan fungsi kelenjar endocrine tertentu yang mempengaruhi sekresi kelenjar subasea mencapai aktivitas puncaknya . B. ETIOLOGI Meskipun etiologi yang pasti penyakit ini belum diketahui, namun ada berbagai factor yang berkaitan dengan pathogenesis penyakit: 1. Perubahan pola keratinisasi dalam folikel. Keratinisasi dalam folikel yang biasanya berlangsung longgar berubah menjadi padat sehingga sukar lepas dari saluran folikel tsb. 2. Produksi sebum yang meningkat yang menyebabkan peningkatan unsure komedogenik dan inflatogenik penyebab terjadinya lesi akne. 3. Terbentuknya fraksi asam lemak bebas penyebab terjadinya proses inflamasi folikel dalam sebum dan kekentalan sebum yang penting pada patogenesis penyakit. 4. Peningkatan kadar hormone androgen anabolic, kortikosteroid, gonadotropin serta ACTN (adrenocoticotropic hormone) . 5. Terjadi stress yang dapat memicu kegiatan klenjar subasea , baik secara langsung atau melalui rangsangan terhadap kelenjar hipofisis. 6. Peninkatan jumlah plora folikel (propionibakterium acnes,dulu:corynebakterium acnes,pityrosporum ovale dan staphylococcus epidermidis) yang berperan pada proses kemotaktik inflamasi serta pembentukan enzim lipolitik pengubah fraksi lipid sebum.

Transcript of lp

Page 1: lp

BAB IIKONSEP MEDIK

A.      PENGERTIAN Acne vulgaris (jerawat) adalah penyakit kulit yang terjadi akibat peningkatan

produksi sebum oleh folikel subasea ( folikel rambut) yang rentan dan paling sering ditemukan di daerah muka leher serta badan bagian atas.

Acne vulgaris merupakan penyakit kulit yang paling sering ditemukan pada remaja dan usia mudah diantara usia 12 dan 35 tahun karena pada umur tersebut merupakan masa puncak pertumbuhan dan fungsi kelenjar endocrine tertentu yang mempengaruhi sekresi kelenjar subasea mencapai aktivitas puncaknya .

B.      ETIOLOGI Meskipun etiologi yang pasti penyakit ini belum diketahui, namun ada berbagai

factor yang berkaitan dengan pathogenesis penyakit:1.       Perubahan pola keratinisasi dalam folikel. Keratinisasi dalam folikel yang biasanya

berlangsung longgar berubah menjadi padat sehingga sukar lepas dari saluran folikel tsb.2.       Produksi sebum yang meningkat yang menyebabkan peningkatan unsure komedogenik

dan inflatogenik penyebab terjadinya lesi akne.3.       Terbentuknya fraksi asam lemak bebas penyebab terjadinya proses inflamasi folikel

dalam sebum dan kekentalan sebum yang penting pada patogenesis penyakit.4.       Peningkatan kadar hormone androgen anabolic, kortikosteroid, gonadotropin serta

ACTN (adrenocoticotropic hormone) .5.       Terjadi stress yang dapat memicu kegiatan klenjar subasea , baik secara langsung atau

melalui rangsangan terhadap kelenjar hipofisis.6.       Peninkatan jumlah plora folikel (propionibakterium acnes,dulu:corynebakterium

acnes,pityrosporum ovale dan staphylococcus epidermidis) yang berperan pada proses kemotaktik inflamasi serta pembentukan enzim lipolitik pengubah fraksi lipid sebum.

C.      MANIFESTASI KLINIKTempat predileksi akne vulgaris adalah di muka , bahu,dada bagian atas dan punggung bagian atas gejala predominan salah satunya ,komedo, papul yang tidak meradang dan pustule ‘ nodus dan kista yang meradang, isi komedo adalah sebum yang kental atau padat. Isi kista biasanya pus atau darah .Dapat disertai rasa gatal ,namun umumnya keluhan penderita adalah keluhan estetis

Page 2: lp

acne di klasifikasikan atas:  Jerawat klasik (jerawat biasa): tampilannya mudah dikenali yaitu tonjolan kecil berwarna pink atau

kemerahan , kulit memproduksi minyak yang menjadi tempat berkembang biaknya bakteri akibatnya pori-pori tersumbat karena terinfeksi oleh bakteri.

  Cystic acne (jerawat batu) Bentuknya besar dengan tonjolan yang meradang hebat, berkumpul hampir diseluruh area wajah , ini terjadi karena kelenjar minyak yang over aktif yang membanjiri pori-pori dengan minyak dan terjadi penyumbatan pada duktus pilosebaseus yang menyalurkan sebum.

  KomedoTerdiri atas 2 jenis:

         Komedo yang terbuka (blookhead) terlihat seperti pori-pori yang membesar dan menghitam (yang berwarna hitam tersebut adalah penyumbatan pori-pori yang berubah warna karena akumulasi lipid, bakteri serta debris epitel )

         Komedo yang tertutup (whitehead) :adanya penumpukan sebum dibawah kulit sehingga terlihat seperti tonjolan putih kecil Acne dibagi menjadi beberapa derajat :

  Derajat I: memiliki komedo , papula atau pustula yang kurang dari 10 buah pada salah satu sisi wajah.  Derajat II: 10 hingga 20 buah komedo, papula atau pustula.  Derajat III:25 hingga 5  Derajat IV:lebih dari 50

D.      PATOFISIOLOGI

Factor penyebab

Pembesaran kelenjar subasea pengeluaran sebum ke kulit

Paningkatan sebum asam lemak bebas

Komedogonik bercampur dengan squalon

Obstruksi sal.pilosubasea komedo

Acne vulgaris

Page 3: lp

Kolonisasi bakteri dalam saluran pilosubasea 

Peradangan yang membentuk papula, postula, nodulas,kista

Acne vulgaris +peradangan

E.       PENATALAKSANAAN Tujuan penatalaksanaan acne adalah untuk mengurangi koloni bakteri, menurunkan

aktivitas kelenjar subasea , mencegah agar folikel tidak tersumbat , mengurangi inflamasi, memerangi infeksi sekunder, meminimalkan pembentukan jaringan parut dan mengeliminasi factor-faktor predisposisi terjafinya acne. Program terapiter tergantung pada tipe lesi.

Pengobatan acne meliputi penghentian pemakaian make-up dan crim pelembab yang terbuat dari minyak .terapi diet:pembatasan makanan yang dapat maningkatkan intensitas akne. Higiene kulit:menggunakan pembersi muka seperti sabun larva,dial atau netrogenaAdapun pengobatan lain seperti:

1.       Farmacoterapi topical         Benzoil peroksida         Asam vitamin A         Antibiotic topikal2.       Terapi sistemik         Antibiotic sistamik :tetrasiklin         Retinoid oral         Terapi hormon3.       Terapi bedah         Ekstraksi isi komedo         Drainase pustule dan kista         Eksisi saluran sinus dan kista         Penyuntikan kortikosteroid intra lesi

Page 4: lp

BAB IIKONSEP KEPERAWATAN

A.      Pengkajian  Aktivitas istirahat

Tanda: perasaan klien gelisa akan keadaan kulitnya   Integritas ego

Gejala: ansietas , emosi , kesal,factor stress Tanda: menolak perhatian terhadap sekitarnya ,Depresi karena memikirkan akan proses penyembuhan

  MakananPembatasan makanan sepert icoklat, yang berkola dan makanan yang dihasilkan dari susu serta mengandung yodium karena dapat memicu peningkatan intensitas acne semakin parah

  NeurosensoriGejala: dapat meningkatkan emosional seperti rasa tidak nyaman ,dan gatalTanda: perubahan diri,orientasi dan prilaku ,

  NyeriTanda : klien mengeluh nyeri pada akne

  Interaksi socialGejala: hubungan dengan orang lain kurang terbina Tanda: adanya lesi pada kulit,kemerahan dan edema

Page 5: lp

B.      penyimpangan KDM

acne vulgaris

pembentukan lesi pada kulit

gangguan kosmetik pada wajah peradangan perubahan status kesehatan

penampilan terganggu pelepasan mediator kimia kuran g terpajang infermasi tentang penyakit histamine prostaglandin bradikinin tidak tahu tentang pengobatan/perawatannya malu reseptor nyeri pada ujung saraf kurang pengetahuangangguan citra tubuh medulla spinalis cortec cerebri kecemasan nyeri/gatal ansietas

Page 6: lp

C.      diagnose keperawatan intervensidiagnose kepertawatan yang bias muncul dari acne vulgaris

1.       nyeri dan rasa gatal b/d adanya lesi kulit2.       gangguan citra tubuh b/d rasa malu dan frustasi terhadap tampilan dirinya3.       kurang pengetahuan b/d tidak mengetahui tentang pengobatan penyakitnya4.       ansietas b/d tidak tahu tentang pengobatan/perawatannya

D.      intervensi1.       nyeri dan rasa gatal b/d adanya lesi kulit   kaji keluhan nyeri , perhatikan lokasi / karakter dan intensitas

R: nyeri hamper selalu ada pada beberapa derajat beratnya kerusakan , perubahan lokasi, nyeri dapat mengidentifikasikan terjadinya komplikasi

  libatkan pasien dalam penentuan jadwal aktifitas, pengobatan dan pemberian obatR: meningkatkan rasa control pasien dan kekuatan mekanisme

  jelaskan preosedur/ berikan informasi seiring dengan tepet, khususnya selama debridemen lukaR: dukungan empati dapat membantu menghilangkan nyeri / meningkatkan relaksasi , memberikan kesempatan pada pasien untuk menyiapkan diri dan meningkatkan rasa kontrol

  barikan aktifitas terpeutik R: membantu mengurangi konsentrasi nyeri yang dialami dan memfokuskan perhatian

2.       gangguan citra tubuh b/d rasa malu dan frustasi terhadap tampilan dirinya  kaji makna kehilangan pada pasien/orang terdekat

R: episode traumatikyang mengakibatkan perubahan tiba-tiba, tidak di antisipasi, membuat perasaan kehilangan sehingga ia memerlukan dukungan dalam perbaikan optimal.

  terima dan akui ekspresi frustasi, ketergantungan, marah,perhatian , perilaku menarik diri dan penggunaan penyangkalan R: penerimaan persaan sebagai respon normal terhadap apa yang terjadi membantu perbaikan namun ini akan gagal apabila pasien belum siap menerima situasi tersebut

  bersikap realistis dan positif selama pengobatan pada penyuluhan kesehatan dan menyusun tujuan dalam keterbatasanR: meningkatkan kepercayaan dan mengadakan hubungan antara pasien dan perawat

  berikan dorongan positif terhadap kemajuan dan dorongan usaha untuk mengikuti tujuan realitas

R: dorongan positif dapat mendukung terjadinya perilaku koping positif  dorong interaksi keluarga

R: mempertahankan komunikasi dan memberikan dukungan terus menerus pada pasien dan keluarga

3.       kurang pengetahuan b/d tidak mengetahui tentang pengobatan penyakitnya

Page 7: lp

  diskusikan harapan pasien untuk kembali kerumah, bekerja dan aktifitas normalR: pasien seringkali mengalami kesulitan memutuskan pulang , masih sering terjadi yang mempengaruhi keberhasilan menilai suatu tindakan

  tekankan pentingnya melanjutkan pemasukan diet TKTPR: nutrisi optimal meningkatkan regenerasi jaringan dan penyembuhan

  kaji ulang pengobatan , termasuk tujuan , dosis, rute dan efek samping yang diharapkanR: pengulangan kemungkinanmemberi kesempatan untuk bertanya dan mnyakinkan pemahaman yang akurat.

4.       Ansietas b/d tidak tahu tentang pengobatan/perawatannya  Berikan penjelasan dengan sering dan informasi tentang prosedur perawatan

R/ pengetahuan apa yang diharapkan menurunkan ketakutan dan ansietas memperjelas tentang konsep penyakit dan meningkatkan kerja sama

  Tunjukkan keinginan untuk mendengarkandan barbicara pada pasien bila prosedur bebas nyeriR/ memberi dorongan dan dukungan dalam proses penyembuhannya

  libatkan pasien/orang terdekat dalam proses pengambilan keputusan kapan punR/meningkatkan rasa control dan kerja sama , menurunkan rasa tak berdaya /putus asa

  kaji status mental , termasuk suasana hati dan isi pikiran R/beberapa pasien menunjukkan tindakan tenang dan status mental dan waspada ,menunjukkan disosiasi kenyataan yang juga merupakan mekanisme perlindungan

  berikan orientasi konstan dan konsistenR/membantu pasien tetap berhubungan dengan lingkungandan realitas

E.       EVALUASI1.       Nyeri/rasa gatal berkurang 2.       Menyatakan penerimaan situasi diri3.       Menyatakan pemahaman kondisi ,prognosis dan pengobatan dan melakukan dengan

benar tindakan pengobatannya dan menjelaskan alas an tindakan4.       Menyatakan kesadaran perasaan dan menerimanya dengan sehat,mengatakan ansietas

menurun sampai tingkatdapat ditanganiDAFTAR PUSTAKA

Adi Djuanda; Hamzah,Mochtar;Aisah Siti:ilmu penyakit kulit dan kelamin .edisi IV . FKUI.Jakarta .2005.Brunner & Suddart.buku ajar keperawatan medical bedah.edisi 8, vol 3.EGC.Jakarta .2001Dhttp_luskiewnik_strefa_pl_user_image_acne_vulgaris 400_jpg_files.