LP WAHAM_Qu
-
Upload
ummul-mukminin -
Category
Documents
-
view
218 -
download
0
Transcript of LP WAHAM_Qu
-
8/2/2019 LP WAHAM_Qu
1/9
1
LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM
A. Masalah UtamaPerubahan isi pikir : waham
B. Proses Terjadinya Masalah1. Pengertian
Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang
salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar
belakang budaya klien.
Gangguan isi pikir dapat diidentifikasi dengan adanya waham. Waham atau delusi
adalah ide yang salah dan bertentangan atau berlawanan dengan semua kenyataan
dan tidak ada kaitannya degan latar belakang budaya (Morgon,1998).
Waham adalah suatu keyakinan yang dipertahankan secara kuat terus-menerus,
tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. (Budi Anna Keliat, 2006)
Waham adalah keyakinan yang salah dan kuat dipertahankan walaupun tidak
diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realitas sosial.
Waham adalah keyakinan tentang suatu isi pikir yang tidak sesuai dengan
kenyataan atau tidak sesuai dengan intelegensi dan latar belakang kebudayaan.
Waham timbul tanpa stimulus.
Keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah, keyakinan
klien tidak konsistensi dengan tingkat intelektual, latar belakang budaya klien
(Budi Anna Keliat, 2006). Waham merupakan salah satu tanda dari respon
perilaku yang bersifat neurobiologis berupa gangguan proses fikir atau dikenal
juga dengan penyakit psikotik.
2. PenyebabBerbagai kehilangan dapat terjadi pada pasca bencana, baik kehilangan harta
benda, keluarga maupun orang yang bermakna. Kehilangan ini menyebabkan
stress bagi mereka yang mengalaminya. Jika stress ini berkepanjangan dapat
memicu masalah gangguan jiwa dan waham. (Budi Anna Keliat, 2006)
Sampai saat ini belum jelas apa yang menjadi sebab utama dari pada waham
khususnya waham kebesaran tetapi dari berbagai literatur dijelaskan bahwa
waham sering ditemukan pada penderita skizofrenia.
Adapun faktor predisposisi dan presipitasi terjadinya waham yaitu:
-
8/2/2019 LP WAHAM_Qu
2/9
2
Faktor Predisposisi
y Genetis : diturunkan, adanya abnormalitas perkembangan sistem syaraf yangberhubungan dengan respon biologis yang maladaptif.
y Neurobiologis : adanya gangguan pada konteks pre frontal dan korteks limbic.y Neurotransmitter : abnormalitas pada dopamine, serotonin, dan glutamat.y Virus : paparan virus influensa pada trimester IIIy Psikologis : ibu pencemas, terlalu melindungi, ayah tidak peduli.Faktor Presipitasi
y Proses pengolahan informasi yang berlebihany Mekanisme penghantaran listrik abnormaly adanya gejala pemicu
3. AkibatAkibat dari waham klien dapat mengalami kerusakan komunikasi verbal.
Tanda dan gejala: Pikiran tidak realistik, flight of ideas, kehilangan asosiasi,
pengulangan kata-kata yang didengar dan kontak mata yang kurang.
Akibat yang lain yang ditimbulkannya adalah beresiko mencederai diri, orang lain
dan lingkungan.
Tanda dan gejala:
1. Usaha bunuh diri atau membunuh orang lain2. Menolak makan/obat3. Gembira atau takut4. Gerakan tidak terkontrol5. Mudah tersinggung6. Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan7. Tidak bisa membedakan antara yang nyata dan tidak nyata.8. Menghindar dari orang lain9.
Mendominasi pembicaraan
10.Mengajukan kegiatan keagamaan secara berlebihan atau sama sekali tidakmelaksanakannya
11.Permusuhan dan curiga12.Perwatan diri terganggu13.Merasa dirinya kaya, walaupun sebenarnya tidak punya
-
8/2/2019 LP WAHAM_Qu
3/9
3
4.Klasifikasi WahamTanda dan gejala waham berdasarkan jenisnya meliputi :
1. Waham kebesaran: individu meyakini bahwa ia memiliki kebesaran ataukekuasaan khusus yang diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan.
Misalnya, Saya ini pejabat di separtemen kesehatan lho! atau, Saya punya
tambang emas.
2. Waham curiga: individu meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan/mencederai dirinya dan siucapkan berulang kali, tetapi
tidak sesuai kenyataan. Contoh, Saya tidak tahu seluruh saudara saya ingin
menghancurkan hidup saya karena mereka iri dengan kesuksesan saya.
3. Waham agama: individu memiliki keyakinan terhadap terhadap suatu agamasecara berlebihan dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh, Kalau saya mau masuk surga, saya harus menggunakan pakaian putih
setiap hari.
4. Waham somatic: individu meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnyaterganggu atau terserang penyakit dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak
sesuai dengan kenyataan. Misalnya, Saya sakit kanker. (Kenyataannya pada
pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan tanda-tanda kanker, tetapi pasien
terus mengatakan bahwa ia sakit kanker).
5. Waham nihilistik: Individu meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada didunia/meninggal dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan.
Misalnya, Ini kan alam kubur ya, sewmua yang ada disini adalah roh-roh
6. Waham Siar Fikir : Klien yakin bahwa ada orang lain mengetahui apa yang dia butuhkan walaupun dia tidak menyatakan pada orang tersebut apa yang
dinyatakan secara berulang dan tidak sesuai kenyataan
-
8/2/2019 LP WAHAM_Qu
4/9
4
C. Pohon Masalah
D. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji1. Masalah keperawatan :
a. Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkunganb. Kerusakan komunikasi : verbalc. Perubahan isi pikir : wahamd. Gangguan konsep diri : harga diri rendah.
2. Data yang perlu dikaji :a. Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan
1).Data subjektifKlien memberi kata-kata ancaman, mengatakan benci dan kesal pada
seseorang, klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya
jika sedang kesal, atau marah, melukai / merusak barang-barang dan tidak
mampu mengendalikan diri
2).Data objektifMata merah, wajah agak merah, nada suara tinggi dank eras, bicara
menguasai, ekspresi marah, pandangan tajam, merusak dan melempar
barang-barang.
b. Kerusakan komunikasi : verbal1).Data subjektif
Klien mengungkapkan sesuatu yang tidak realistik
2).Data objektifFlight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang didengar
dan kontak mata kurang
KKeerruussaakkaann kkoommuunniikkaassii
RReessiikkoo ttiinnggggii mmeenncceeddeerraaii ddiirrii,,oorraanngg llaaiinn ddaann lliinnggkkuunnggaann
PPeerruubbaahhaann iissiippiikkiirr:: wwaahhaamm
GGaanngggguuaann kkoonnsseepp ddiirrii::hhaarrggaa ddiirrii rreennddaahh
CCoorree pprroobblleemm
-
8/2/2019 LP WAHAM_Qu
5/9
5
c. Perubahan isi pikir : waham ( .)1).Data subjektif :
Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya ( tentang agama,
kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan
tetapi tidak sesuai kenyataan.
2).Data objektif :Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak
(diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak
tepat menilai lingkungan / realitas, ekspresi wajah klien tegang, mudah
tersinggung.
d. Gangguan konsep diri: harga diri rendah1).Data subjektif
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri
2).Data objektifKlien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternative
tindakan, ingin mencedaerai diri/ ingin mengakhiri hidup
E. Diagnosa Keperawatana. Perubahan isi pikir : waham
b.Gagguan konsep diri : harga diri rendah
F. Rencana KeperawatanDiagnosa I:Perubahan isi pikir : waham
Tujuan umum : Klien tidak terjadi kerusakan komunikasi verbal
Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawatTindakan :
1.1. Bina hubungan. saling percaya: salam terapeutik, perkenalkan diri, jelaskantujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas
topik, waktu, tempat).
1.2. Jangan membantah dan mendukung waham klien: katakan perawatmenerima keyakinan klien "saya menerima keyakinan anda" disertai
-
8/2/2019 LP WAHAM_Qu
6/9
6
ekspresi menerima, katakan perawat tidak mendukung disertai ekspresi ragu
dan empati, tidak membicarakan isi waham klien.
1.3. Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan terlindungi: katakan perawat akan menemani klien dan klien berada di tempat yang aman,
gunakan keterbukaan dan kejujuran jangan tinggalkan klien sendirian.
1.4. Observasi apakah wahamnya mengganggu aktivitas harian dan perawatandiri
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimilikiTindakan :
2.1. Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistis.2.2. Diskusikan bersama klien kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu dan
saat ini yang realistis.
2.3. Tanyakan apa yang biasa dilakukan kemudian anjurkan untukmelakukannya saat ini (kaitkan dengan aktivitas sehari - hari dan perawatan
diri).
2.4. Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai kebutuhanwaham tidak ada. Perlihatkan kepada klien bahwa klien sangat penting.
3. Klien dapat mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak terpenuhiTindakan :
3.1. Observasi kebutuhan klien sehari-hari.3.2. Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik selama di rumah
maupun di rumah sakit (rasa sakit, cemas, marah).
3.3. Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan timbulnya waham.3.4. Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan
memerlukan waktu dan tenaga (buat jadwal jika mungkin).
3.5. Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk menggunakanwahamnya.
4. Klien dapat berhubungan dengan realitasTindakan :
4.1. Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (diri, orang lain, tempat danwaktu).
4.2. Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok : orientasi realitas.4.3. Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien
-
8/2/2019 LP WAHAM_Qu
7/9
7
5. Klien dapat menggunakan obat dengan benarTindakan :
5.1. Diskusikan dengan kiten tentang nama obat, dosis, frekuensi, efek dan efeksamping minum obat.
5.2. Bantu klien menggunakan obat dengan priinsip 5 benar (nama pasien, obat,dosis, cara dan waktu).
5.3. Anjurkan klien membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan.5.4. Beri reinforcement bila klien minum obat yang benar.
6. Klien dapat dukungan dari keluargaTindakan :
6.1. Diskusikan dengan keluarga melalui pertemuan keluarga tentang: gejalawaham, cara merawat klien, lingkungan keluarga dan follow up obat.
6.2. Beri reinforcement atas keterlibatan keluargaDiagnosaII: gangguan konsep diri : harga diri rendah
Tujuan umum
Kien dapat mengendalikan waham.
Tujuan khusus
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.1.1. Bina hubungan saling percaya dengan menerapkan prinsip komunikasi
terapeutik:
Sapa klien dengan ramah secara verbal dan nonverbal Perkenalkan diri dengan sopan Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien Jelaskan tujuan pertemuan Jujur dan menepati janji Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.2.1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.2.2. Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien.2.3. Utamakan memberi pujian yang realistik.
-
8/2/2019 LP WAHAM_Qu
8/9
8
3. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.3.1. Diskusikan kemampuan yang masih dapat dilakukan.3.2. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya.
4. Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.4.1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari.4.2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.4.3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien lakukan.
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kemampuannya.5.1. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan.5.2. Diskusikan pelaksanaan kegiatan dirumah
6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.6.1. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan
harag diri rendah.
6.2. Bantu keluarga memberiakn dukungan selama klien dirawat.6.3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan rumah.
-
8/2/2019 LP WAHAM_Qu
9/9
9
DAFTAR PUSTAKA
Aziz R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang: RSJD Dr. Amino
Gondoutomo. 2003
Keliat Budi A. Proses keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta: EGC. 2006
Tim Direktorat Keswa. Standart asuhan keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Bandung:
RSJP.2000
Townsend M.C. Diagnosa keperawatan pada keperawatan psikiatri; pedoman untuk
pembuatan rencana keperawatan. Jakarta: EGC. 1998