LP UROLITHIASIS

25
UROLITHIASIS 1) DEFINISI UROLITHIASIS Urolithiasis adalah adanya batu atau kalkulus dalam sistem urinarius. Batu tersebut dibentuk oleh kristalisasi larutan urine (kalsium oksalat, asam urat, kalsium fosfat, struvit dan sistein). (Sandra M Nettina, 2002). 1 Urolithiasis mengacu pada adanya batu (kalkuli) di traktus urinarius. Batu terbentuk di dalam traktus ketika konsentrasi substansi tertentu seperti kalsium oksalat, kalsium fosfat dan asam urat meningkat. Kondisi lain yang mempengaruhi laju pembentukan batu mencakup pH urine dan status cairan klien (batu ginjal cenderung terjadi pada klien yang dehidrasi). (Brunner & Suddarth, 2002). 4 Urolithiasis adalah terbentuknya batu (kalkulus) dimana saja pada sistem penyalur urine, tetapi batu umumnya terbentuk di ginjal. (Robbins, 2007). 1 Urolithiasis adalah batu ginjal (kalkulus) bentuk deposit mineral, paling umum oksalat Ca 2+ dan fosfat Ca 2+ , namun asam urat dan kristal lain juga membentuk batu, meskipun kalkulus ginjal dapat terbentuk dimana saja dari saluran perkemihan, batu ini paling sering ditemukan pada pelvis dan kalik ginjal (Marylin E, Doenges, 2002). 6 Jadi, urolithiasis adalah batu ginjal atau kalkulus yang terbentuk di traktus urinarius yang terbentuk karena adanya peningkatan kalsium, oksalat, asam urat, struvit dan sistein dalam air kencing serta kurangnya bahan-bahan seperti sitrat, magnesium, pirofosfat yang dapat menghambat pembentukan batu, kurangnya produksi air seni, infeksi saluran kencing, gangguan aliran air kencing dan keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap/idiopatik.

description

JJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJ

Transcript of LP UROLITHIASIS

UROLITHIASIS

1) DEFINISI UROLITHIASIS

Urolithiasis adalah adanya batu atau kalkulus dalam sistem urinarius. Batu tersebut dibentuk oleh kristalisasi larutan urine (kalsium oksalat, asam urat, kalsium fosfat, struvit dan sistein). (Sandra M Nettina, 2002).1

Urolithiasis mengacu pada adanya batu (kalkuli) di traktus urinarius. Batu terbentuk di dalam traktus ketika konsentrasi substansi tertentu seperti kalsium oksalat, kalsium fosfat dan asam urat meningkat. Kondisi lain yang mempengaruhi laju pembentukan batu mencakup pH urine dan status cairan klien (batu ginjal cenderung terjadi pada klien yang dehidrasi). (Brunner & Suddarth, 2002).4

Urolithiasis adalah terbentuknya batu (kalkulus) dimana saja pada sistem penyalur urine, tetapi batu umumnya terbentuk di ginjal. (Robbins, 2007).1Urolithiasis adalah batu ginjal (kalkulus) bentuk deposit mineral, paling umum oksalat Ca2+ dan fosfat Ca2+, namun asam urat dan kristal lain juga membentuk batu, meskipun kalkulus ginjal dapat terbentuk dimana saja dari saluran perkemihan, batu ini paling sering ditemukan pada pelvis dan kalik ginjal (Marylin E, Doenges, 2002).6

Jadi, urolithiasis adalah batu ginjal atau kalkulus yang terbentuk di traktus urinarius yang terbentuk karena adanya peningkatan kalsium, oksalat, asam urat, struvit dan sistein dalam air kencing serta kurangnya bahan-bahan seperti sitrat, magnesium, pirofosfat yang dapat menghambat pembentukan batu, kurangnya produksi air seni, infeksi saluran kencing, gangguan aliran air kencing dan keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap/idiopatik. 2) EPIDEMIOLOGI UROLITHIASIS Berdasarkan data dari Urologic Disease in America pada tahun 2000, insidens rate tertinggi kelompok umur berdasarkan letak batu yaitu saluran kemih atas (ginjal dan ureter) adalah pada kelompok umur 55 64 tahun 11,2 per 100.000 populasi, tertinggi kedua adalah kelomok umur 67 74 tahun 10,7 per 100.000 populasi. Insidens rate tertinggi jenis kelamin berdasarkan letak batu yaitu saluran kemih bawah pada kelompok umur 75 84 tahun 18 per 100.000 populasi, tertinggi kedua adalah kelompok umur 65 74 tahun 11 per 100.000 populasi. Insidens jenis kelamin laki laki 4,6 per 100.000 populasi sedangkan pada perempuan 0,7 per 100.000 populasi. 10Penelitian yang dilakukan oleh Hardjoeno dkk pada tahun 2002 2004 di RS dr. Wahidin Sudirohusodo Makasssar berdasarkan jenis kelamin proporsi tertinggi adalah jenis kelamin laki laki 79% sedangkan wanita 20,1%. Di RSUP Sanglah Denpasar pada tahun 2007 jumlah pasien rawat inap adalah 113 orang, berdasarkan kelompok umur proporsi tertinggi adalah kelompok umur 46 60 tahun 39,8% berdasarkan jenis kelamin proporsi tertinggi adalah jenis kelamin laki laki 80,5%, dan berdasarkan jenis batu proporsi yang tertinggi adalah jenis batu kalsium oksalat 100%, struvite 96,5% dan Cystine 66,4%. 103) ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO UROLITHIASISTerbentuknya urolithiasis diduga ada hubungannya dengan gangguan aliran urin, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan-keadaan lain yang idiopatik.

Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya urolithiasis pada seseorang. Faktor- faktor tersebut antara lain :

A. Faktor Intrinsik : a) Herediter (keturunan)

Penyakit ini diduga diturunkan dari orangtuanya. Dilaporkan bahwa pada orang yang secara genetika berbakat terkena urolithiasis, konsumsi vitamin C yang mana dalam vitamin C tersebut banyak mengandung kalsium oksalat yang tinggi akan memudahkan terbentuknya urolithiasis begitu pula dengan vitamin D yang dapat menyebabkan absorpsi kalsium dalam usus meningkat.

Faktor keturunan yang lain yaitu asidosis Tubulus Ginjal (ATG). ATG menunjukkan suatu gangguan ekskresi H+ dari tubulus ginjal atau kehilangan HCO3 dalam air kemih, akibatnya timbul asidosis metabolik. 9 Riwayat urolithiasis bersifat keturunan, menyerang beberapa orang dalam satu keluarga.13 Penyakit penyakit herediter yang menyebabkan urolithiasis antara lain : Dents disease yaitu terjadinya peningkatan 1,25 dehidroksi vitamin D sehingga penyerapan kalsium di usus meningkat, akibat hiperkalsiuria, proteinuria, glikosuria, aminoasiduria dan fosfaturia yang akhirnya mengakibatkan batu kalsium oksalat dan gagal ginjal. Sindroma Barter, pada keadaan ini terjadi poliuria, berat jenis air kemih rendah hiperkalsiuria dan nefrokalsinosis.14,15b) UmurUrolithiasis terbanyak di negara Barat adalah umur 20 60 tahun, sedangkan di Indonesia terdapat pada golongan usia 30 50 tahun. Penyebab pastinya belum diketahui, kemungkinan disebabkan adanya perbedaan faktor sosial, ekonomi, budaya dan diet. Berdasarkan penelitian Latvan , dkk (2005) di RS. Sedney Australia, proporsi urolithiasis 69% pada kelompok umur 20 49 tahun. Menurut Basuki (2011), urolithiasis paling sering pada usia 30 50 tahun. c) Jenis Kelamin : Urolithiasis 3x lebih sering pada laki-laki dibandingkan perempuan.3 Tingginya kejadian urolithiasis ini disebabkan oleh anatomis saluran kemih pada laki laki yang lebih panjang dibandingkan pada wanita, secara alamiah didalam air kemih laki laki kadar kalsium lebih tinggi dibandingkan pada wanita, dan pada air kemih wanita kadar sitrat (inhibitor) lebih tinggi, laki laki memiliki hormon testosteron yang dapat menigkatkan produksi oksalay endogen di hati, serta adanya hormon estrogen pada wanita yang mampu mencegah agregasi garam kalsium. B. Faktor Ekstrinsik : 12a. GeografisPrevalensi urolithiasis banyak diderita oleh masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan. Hal tersebut disebabkan oleh sumber air bersih yang dikonsumsi oleh masyarakat dimana sumber air bersih tersebut banyak mengandung mineral seperti fosfor, kalsium, magnesium. Letak geografis menyebabkan perbedaan insidens urolithiasis di satu tempat dengan tempat dengan tempat lainnya. Faktor geografi mewakili salah satu aspek lingkungan dan sosial budaya seperti kebiasaan makan, temperatur, dan kelembapan udara yang dapat menjadi predoposisi kejadian dari urolithiasis.

Pada beberapa daerah menunjukan angka kejadian urolithiasis yang lebih tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stone belt (sabuk batu), sedangkan daerah batu di Afrika Selatan hampir tidak dijumpai penyakit urolithiasis.b. Iklim dan temperatureFaktor iklim dan cuaca berpengaruh langsung namun kejadiannya banya ditemukan di daerah yang bersuhu tinggi. Temperatur yang tinggi akan meningkatkan jumlah keringat dan meningkatkan konsentrasi air kemih. Konsentrasi air kemih yang meningkat dapat menyebabkan pembentukan kristal air kemih. Pada orang yang mempunyai kadar asam urat tinggi akan lebih beresiko menderta penyakit urolithiasis. c. Asupan air yang diminumDua faktor yang berhubungan dengan kejadian urolithiasis adalah jumlah yang diminum dan kandungan mineral yang terdapat dalam air minum tersebut. Kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada air yang dikonsumsi, dapat meningkatkan insiden urolithiasis.

Pembentukan batu juga dipengaruhi oleh faktor dehidrasi. Pada orang dengan dehidrasi kronik dan asupan cairan kurang memiliki resiko tinggi terkena urolithiasis. Dehidrasi kronik menaikkan gravitasi air kemih dan saturasi asam urat sehingga terjadi penurunan pH air kemih.11 Pengenceran air kemih dengan banyak minum menyebabkan peningkatan koefisien ion aktif setara dengan proses kristalisasi air kemih. Banyaknya air yang diminum akan mengurangi rata rata umur kristal pembentuk urolithiasis dan mengeluarkan komponen tersebut dalam air kemih.

Kandungan mineral dalam air salah satu penyebab urolithiasis. Air yang mengandung sodium karbonat pada soft drink penyebab terbesar timbulnya urolithiasis.9Air sangat penting dalam proses pembentukan urolithiasis. Apabila seorang kekurangan air minum maka akan terjadi supersaturasi bahan pembentuk urolithiasis. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya urolithiasis. Pada penderita dehidrasi kronik Ph air kemih cenderung turun, berat jenis air kemih naik, saturasi asam urat naik dan menyebabkan penempelan kristal asam urat.

Dianjurkan minum 2500 ml air per hari atau minum 250 ml tiap 4 jam ditambah 250 ml tiap kali makan sehingga diharapkan tubuh menghasilkan 200 ml air kemih yang cukup untuk mengurangi terjadinya penyakit urolithiasis. Banyak ahli berpendapat bahwa yang dimaksud minum banyak untuk memperkecil kambuh yaitu bila air kemih yang dihasilkan minimal 2 liter per 24 jam.13 Berbagai jenis minuman berpengaruh berbeda dalam mengurangi atau menambah risiko terbentuknya urolithiasis. Hal ini dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.16Jenis minumanLaki lakiWanita

Teh-14-8

Kopi-10-10

Susu-13-10

Jus jeruk-6-6

Soft drink+ 6+6

Jus apel+35+6

Jus anggur+37+44

Jus tomat+41+28

Alhol banyak mengandung kalsium oksalat dan guanosin yang pada metabolisme diubah menjadi asam urat. Peminum alkohol kronis biasanya menderita hiperkalsiuria dan hiperurikosuria akan meningkatkan kemungkinan terkena batu kalsium oksalat.d. Diet / Pola makanDiperkirakan diet sebagai faktor penyebab terbesar terjadinya urolithiasis. Misalnya saja diet tinggi purine, kebutuhan akan protein dalam tubuh normalnya adalah 600mg/kg BB, dan apabila berlebihan maka akan meningkatkan risiko terbentuknya urolithiasis. Hal tersebut diakibatkan protein yang tinggi terutama protein hewani (acid ash food) dapat menurunkan kadar sitrat air kemih, akibatnya kadar asam urat dalam darah akan naik, konsumsi protein hewani yang tinggi juga akan meningkatkan kadar kolesterol dan memicu terjadinya hipertensi.Karbohidrat tidak mempengaruhi terbentuknya batu kalsium oksalat, sebagian besar buah adalahalkali ash food (Cranberry dan kismis). Alkali ash food akan menyebabkan hiperkalsiuria dan resorbsi kalsium sehingga menyebabkan hiperkalsium yang dapat menimbulkan batu kalsium oksalat. Senagian besar sayuran menyebabkan pH air kemih naik (alkali ash food) sehingga menguntungkan, karena tidak memicu terjadinya batu kalsium oksalat. Sayuran mengandung banyak serat yang dapat mengurangi penyerapan kalsium dalam usus, sehingga mengurangi kadar kalsium air kemih yang berakibat menurunkan terjadinya urolithiasis.13,1 Pada orang dengan konsumsi serat sedikit maka kemungkian timbulnya bati kalsium oksalat meningkat.

Serat akan mengikay kalsium dalam usus sehingga yang diserao akan berkurang. Sebagian besar buah merupakan alkali ash food yang penting untuk mencegah timbulnya urolithiasis seperti kismis dan cranberry. Banyak buah yang mengandung sitrat terutama jeruk yang penting sekali untuk mencegah timbulnya urolithiasis, karena sitrat merupakan inhibitor yang paling kuat. Karena itu konsumsi buah akan memperkecil kemungkinan terjadinya urolithiasis.e. PekerjaanPenyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk atau kurang aktivitas atau sedentary life karena akan mengganggu proses metabolisme tubuh.9f. StressPada orang dengan stress jangka panjang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya urolithiasis. Secara pasti mengapa stress dapat menimbulkan urolithiasis belum dapat ditentukan secara pasti. Tetapi diketahui bahwa orang stress dapat mengalami hipertensi daya tahan tubuh rendah, dan kekacauan metabolisme yang memungkinkan kenaikan terjadinya urolithiasis. 9g. Olahraga.Secara khusus untuk mengetahui hubungan antara olahraga dan kemungkinan timbul batu belum ada, tetapi memang telah terbukti urolithiasis jarang terjadi pada orang yang bekerja secara fisik dibanding orang yang bekerja di kantor dengan banyak duduk.9h. KegemukanPada penelitian kasus batu kalsium oksalat yang idiopatik didapatkan 59,2% terkena kegemukan. Pada laki laki yang berat badannya naik 15,9 kg dari berat badan waktu umur 21 tahun mempunyai RR 1,39. Pada wanita yang berat badannya naik 15, 9 kg dari berat badan waktu berumur 18 tahun, RR 1,7. Hal ini disebabkan pada orang yang gemuk pH air kemih turun, kadar asam urat, oksalat dan kalsium naik.15i. Kebiasaan menahan buang air kemihKebiasaan menahan buang air kemih akan menyebabkan statis air kemih yang berakibat timbulnya Infeksi Saluran Kemih. ISK disebabkan oleh kuman pemecah urea yang menyebabkan terbentuknya jenis batu struvite.9Sumber lain juga mengatakan bahwa terbentuknya batu bisa terjadi karena air kemih jenuh dengan garam-garam yang dapat membentuk batu atau karena air kemih kekurangan penghambat pembentukan batu yang normal. Sekitar 80% batu terdiri dari kalsium, sisanya mengandung berbagai bahan, termasuk asam urat, sistin dan mineral struvit. Batu struvit (campuran dari magnesium, amonium dan fosfat) juga disebut "batu infeksi" karena batu ini hanya terbentuk di dalam air kemih yang terinfeksi. Ukuran batu bervariasi, mulai dari yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang sampai yang sebesar 2,5 sentimeter atau lebih. Batu yang besar disebut "kalkulus staghorn". Batu ini bisa mengisi hampir keseluruhan pelvis renalis dan kalises renalis.

Penyebab dari renal calculi adalah idiopatik akan tetapi ada faktor-faktor predisposisi dan yang utama adalah UTI (Urinary Tract Infection). Infeksi ini akan meningkatkan timbulnya zat-zat organik. Zat-zat ini dikelilingi oleh mineral-mineral yang mengendap. Pengendapan mineral-mineral ini akan meningkatkan alkalinitas urin dan mengakibatkan pengendapan calsium posphat dan magnesium-amonium posphat. Stasis urin juga dapat menimbulkan pengendapan zat-zat organik dan mineral-mineral. Dehidrasi juga merupakan factor resiko terpenting dari terbentuknya batu ginjal.

Faktor-faktor lain yang dikaitkan dengan pembentukan batu adalah sebagai konsumsi Antasid dalam jangka panjang dan terlalu banyak konsumsi vitamin D dan calsium carbonate.4) PATOFISIOLOGI UROLITHIASIS Secara teoritis batu dapat terbentuk di seluruh saluran kemih terutama pada tempat-tempat yang sering mengalami hambatan aliran urine (stasis urine), yaitu pada sistem kalises ginjal atau buli-buli. Adanya kelainan bawaan pada pelvikalises (stenosis uretero-pelvis), divertikel, obstruksi infravesika kronis seperti pada hyperplasia prostat benigna, stiktura, dan buli-buli neurogenik merupakan keadaan-keadaan yang memudahkan terjadinya pembentukan batu.8Batu terdiri atas kristal-kristal yang tersusun oleh bahan-bahan organik maupun anorganik yang terlarut dalam urine. Kristal-kristal tersebut tetap berada dalam keadaan metastable (tetap terlarut) dalam urine jika tidak ada keadaan-keadaan tertentu yang menyebabkan terjadinya presipitasi kristal. Kristal-kristal yang saling mengadakan presipitasi membentuk inti batu (nukleasi) yang kemudian akan mengadakan agregasi dan menarik bahan-bahan lain sehingga menjadi kristal yang lebih besar.7Meskipun ukurannya cukup besar, agregat kristal masih rapuh dan belum cukup mampu membuntu saluran kemih. Untuk itu agregat kristal menempel pada epitel saluran kemih (membentuk retensi kristal), dan dari sini bahan-bahan lain diendapkan pada agregat itu sehingga membentuk batu yang cukup besar untuk menyumbat saluran kemih. Kondisi metastabel dipengaruhi oleh suhu, pH larutan, adanya koloid di dalam urine, laju aliran urine di dalam saluran kemih, atau adanya korpus alienum di dalam saluran kemih yang bertindak sebagai inti batu. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya renal kalkuli seperti :5,8a) Hiperparatiroidisme

b) Asidosis tubular renal

c) Malignansi

d) Penyakit granulomatosa ( sarcoidosis,tuberculosis)

e) Masukan vitamin D yang berlebihan

f) Masukan susu dan alkali

g) Penyakit mieloproliferatif ( leukaemia, polisitemia, mieloma multiple).

Serta faktor presipitasi seperti: gaya hidup, intake cairan kurang, retensi urine, konsumsi vitamin C dosis tinggi, immobilisasi, dll. Semua kondisi diatas akan mempengaruhi keadaan metastabel dari zat-zat yang terlarut dalam urine, dimana keadaan metastabel ini sangat berkaitan dengan Ph larutan, suhu, konsentrasi solut dalam urine, dan laju aliran urine yang jika tidak seimbang maka akan menimbulkan pembentukan kristal-kristal urine yang lama-kelamaan akan membesar dan menimbulkan obstruksi traktus urinarius dan menimbulkan gejala seperti nyeri kostovertebral dan gejala lain tergantung daerah batu terbentuk. Apabila sebagian dari tractus urinarius mengalami obstruksi, urine akan terkumpul dibagian atas dari obstruksi dan mengakibatkan dilasi pada bagian itu.8Otot-otot pada bagian yang kena berkontraksi untuk mendorong urine untuk melewati obstruksi. Apabila obstruksinya partial, dilatasi akan timbul dengan pelan tanpa gangguan fungsi. Apabila obstruksinya memberat, tekanan pada dinding ureter akan meningkat dan mengakibatkan dilatasi pada ureter (hydroureter). Volume urine yang terkumpul meningkat dan menekan pelvis dari ginjal dengan akibat pelvis ginjal berdilasi (hydrophrosis). Penambahan tekanan ini tidak berhenti pada pelvis saja tetapi bisa sampai ke jaringan-jaringan ginjal yang kemudian menyebabkan kegagalan renal.8Obstruksi juga bisa mengakibatkan stagnansi urine. Urine yang stragnant ini bisa bisa menjadi tempat untuk perkembangan bakteri dan infeksi. Obstruksi pada tractus urinarius bawah dapat menyebabkan distensi bladder. Infeksi bisa timbul dan pembentukan batu.8Obstruksi pada tractus urinarius atas bisa berkembang sangat cepat karena pelvis ginjal adalah lebih kecil bila dibandingkan dengan bladder. Peningkatan tekanan pada jaringan-jaringan ginjal dapat menyebabkan ischemia pada renal cortex dan medula dan dan dilatasi tabula-tabula renal. Statis urine pada pelvis ginjal bisa menyebabkan infeksi dan pembentukan batu, yang bisa menambah kerusakan pada ginjal. Ginjal yang sehat bisa mengadakan konpensasi, akan tetapi apabila obstruksi diperbaiki , ginjal yang sehat pun akan mengalami hypertrophy karena harus mengerjakan pekerjaan ginjal yang tak berfungsi. Obstrusi pada kedua ginjal bisa mengakibatkan kegagalan renal.85) MANIFESTASI KLINIS UROLITHIASISManifestasi klinis adanya urolithiasis bergantung pada adanya obstruksi, infeksi dan edema. Ketika batu menghambat aliran urine, terjadi obstruksi yang dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan tekanan hidrostatik dan distensi piala ginjal serta ureter proksimal. Infeksi biasanya desertai gejala demam, menggigil, dan dysuria. Namun, beberapa batu jika ada gejala tetapi hanya sedikit dan secara perlahan akan merusak unit fungsional (nefron) ginjal, dan gejala lainnya adalah nyeri yang luar biasa (nyeri kolik).I. Gejala klinis secara umum yang dapat dirasakan yaitu : 2a) Rasa nyeri

Lokasi nyeri tergantung dari letak batu. Rasa nyeri yang berulang (kolik) tergantung dari lokasi batu. Bila nyeri mendadak menjadi akut, disertai nyeri tekan di seluruh area kostovertebratal, tidak jarang disertai mual dan muntah, maka pasien tersebut sedang mengalami kolik ginjal. Batu yang berada di ureter dapat menyebabkan nyeri yang luar biasa, akut, dan kolik yang menyebar ke paha dan genitalia. Pasien ering ingin berkemih, namun hanya sedikit urine yang dikeluarkan, dan biasanya air kemih disertai dengan darah, maka pasien tersebut mengalami kolik ureter. b) Demam

Demam terjadi karena adanya kuman yang beredar di dalam darah sehingga menyebabkan suhu badan meningkat melebihi batas normal. Gejala ini disertai jantung berdebar, tekanan darah rendah, dan pelebaran pembuluh darah di kulit. c) Infeksi

Urolithiasis sering berhubungan dengan infeksi skunder akibat obstruksi dan statis di proksimal dari sumbatan. Infeksi yang terjadi di saluran kemih karena kuman Proteus sp, Klebsiella, Serratia, Enterobakter, Pseudomonas, dan Staphilococcus.d) Hematuria dan kristaluria

Terdapatnya sel darah bersama dengan air kemih (hematuria) dan air kemih yang berpasir (kristaluria) dapat membantu diagnosis adanya penyakit urolithiasis.

e) Mual dan muntah

Obstruksi seluran kemih bagian atas (ginjal dan ureter) seringkali menyebabkan mual dan muntah II. Gejala klinis menurut lokasi dari batu dan beberapa regio :

a) Kaliks ginjal

Memberikan rasa nyeri ringan sampai berat karena distensi dari kapsul ginjal.2 Biasanyya batu atau benda lain pada kaliks atau di vertikel kaliks dapat menimbulkan obstruksi atau kolik secara periodik akibat obstruksi yang hilang timbul. Nyeri terasa di bagian pinggang dan berkurang pada daerah panggul.b) Pelvis renalis

Menimbulkan nyeri sedang sampai berat karena distensi dari kapsul ginjal.2 Batu dengan diameter > 1 cm umumnya dapat menyebabkan obstruksi pada ureteropelvic junction, dan menimbulkan nyeri yang hebat pada sudut kostovertebra, dan juga dibawah sternum ke 12.c) Ureter

Nyeri kolik hebat terjadi di daerah pinggul dan perut bagian bawah sampai testes dan urea vulva. Nyeri mungkin lebih berat dan hilang timbul jika batu secara progresif turun ke ureter dan menimbulkan obstruksi yang hilang timbul.2d) Kandung kemih

Biasanya asimptomatis dan relatif lebih mudah lewat selama urinasi. Sekali kali pasien melaporkan pada posisi mana terjadi retensi urin (sumbatan terjadi saat berdiri dan bebas saat terlentang).26) PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK UROLITHIASISA. Pemeriksaan Fisik

Hasil pemeriksaan fisik dapat dilihat berdasarkan kelainan fisik pada daerah organ yang bersangkutan :

1. Keluhan lain selain nyeri kolik adalah takikardia, keringatan, mual, dan demam (tidak selalu).

2. Pada keadaan akut, paling sering ditemukan kelembutan pada daerah pinggul (flank tenderness), hal ini disebabkan akibat obstruksi sementara yaitu saat batu melewati ureter menuju kandung kemih.

3. Urinalisis dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi infeksi yaitu peningkatan jumlah leukosit dalam darah, hematuria dan bakteriuria, dengan adanya kandungan nitrit dalam urine. Selain itu, nilai pH urine harus diuji karena batu sistin dan asam urat dapat terbentuk jika nilai pH kurang dari 6,0, sementara batu fosfat dan struvit lebih mudah terbentuk pada pH urine lebih dari 7,2.

B. Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis urolithiasis dapat dilakukan dengan beberapa tindakan radiologis yaitu:

1. Sinar X abdomen8 Untuk melihat batu di daerah ginjal, ureter dan kandung kemih. Dimana dapat menunjukan ukuran, bentuk, posisi batu dan dapat membedakan klasifikasi batu yaitu dengan densitas tinggi biasanya menunjukan jenis batu kalsium oksalat dan kalsium fosfat, sedangkan dengan densitas rendah menunjukan jenis batu struvit, sistin dan campuran. Pemeriksaan ini tidak dapat membedakan batu di dalam ginjal maupun batu diluar ginjal.Pembuatan foto polos abdomen bertujuan untuk melihat kemungkinan adanya batu radio opak di saluran kemih. Batu-batu jenis kalsium oksalat dan kalsium fosfat bersifat radio opak dan paling sering dijumpai diantara batu lain, sedangkan batu asam urat bersifat non opak (radio lusen). Urutan radioopasitas beberapa urolithiasis seperti pada tabel.Jenis BatuRadioopositas

KalsiumOpak

MAPSemiopak

Urat/SistinNon Opak

2. Intravenous Pyelogram (IVP)

Pemeriksaan ini bertujuan menilai anatomi dan fungsi ginjal. Jika IVP belum dapat menjelaskan keadaan sistem saluran kemih akibat adanya penurunan fungsi ginjal, sebagai penggantinya adalah pemeriksaan pielografi retrograd.3. Ultrasonografi (USG)

USG dikerjakan bila pasien tidak mungkin menjalani pemeriksaan PIV, yaitu pada keadaan-keadaan: alergi terhadap bahan kontras, faal ginjal yang menurun, dan pada wanita yang sedang hamil. Pemeriksaan USG dapat menilai adanya batu di ginjal atau di buli-buli (yang ditunjukkan sebagai echoic shadow), hidronefrosis, pionefrosis, atau pengkerutan. USG juga dapat menunjukan ukuran, bentuk, posisi batu dan adanya obstruksi. Pemeriksaan dengan ultrasonografi diperlukan pada wanita hamil dan pasien yang alergi terhadap kontras radiologi. Keterbatasan pemeriksaan ini adalah kesulitan untuk menunjukan batu ureter, dan tidak dapat membedakan klasifikasi batu.

4. Computed Tomographic (CT) scan

Pemindaian CT akan menghasilkan gambar yang lebih jelas tentang ukuran dan lokasi batu.5. Pemeriksaan mikroskopik urin, untuk mencari hematuria dan Kristal.6. Renogram, dapat diindikasikan pada batu staghorn untuk menilai fungsi ginjal.7. Analisis batu, untuk mengetahui asal terbentuknya.8. Kultur urin, untuk mecari adanya infeksi sekunder. 9. DPL, ureum, kreatinin, elektrolit, kalsium, fosfat, urat, protein, fosfatase alkali serum.7) PENTALAKSANAAN UROLITHIASIS Batu yang sudah menimbulkan masalah pada saluran kemih secepatnya harus dikeluarkan agar tidak menimbulkan penyulit yang lebih berat. Indikasi untuk melakukan tindakan atau terapi pada urolithiasis adalah jika batu telah menimbulkan obstruksi, infeksi, atau harus diambil karena suatu indikasi sosial. Obstruksi karena batu saluran kemih yang telah menimbulkan hidroureter atau hidronefrosis dan batu yang sudah menimbulkan infeksi saluran kemih, harus segera dikeluarkan. Kadang kala batu saluran kemih tidak menimbulkan penyulit seperti diatas, namun diderita oleh seorang yang karena pekerjaannya (misalkan batu yang diderita oleh seorang pilot pesawat terbang) memiliki resiko tinggi dapat menimbulkan sumbatan saluran kemih pada saat yang bersangkutan sedang menjalankan profesinya dalam hal ini batu harus dikeluarkan dari saluran kemih.8

Tujuan dasar penatalaksanaan medis pada urolithiasis adalah untuk menghilangkan batu, menentukan jenis batu, mencegah kerusakan nefron, mengendalikan infeksi, dan mengurangi obstruksi yang terjadi. Batu dapat dikeluarkan dengan cara medikamentosa, pengobatan medik selektif dengan pemberian obat-obatan, tanpa operasi, dan pembedahan terbuka.

1. Terapi Konservatif / MedikamentosaSebagian besar batu ureter mempunyai diameter