LP Sarkoma Ostogenik

13
A. Definisi Malignancy adalah Sebuah istilah untuk penyakit di mana sel-sel abnormal membelah tanpa kontrol dan dapat menyerang jaringan di dekatnya. Sel-sel ganas juga dapat menyebar ke bagian lain dari tubuh melalui darah dan sistem limfe. Ada beberapa jenis utama dari keganasan. Karsinoma adalah keganasan yang dimulai di kulit atau jaringan yang melapisi atau menutupi organ internal. Sarkoma adalah keganasan yang dimulai di tulang, tulang rawan, lemak, otot, pembuluh darah, atau jaringan ikat atau pendukung lainnya. Leukemia merupakan keganasan yang dimulai di jaringan pembentuk darah, seperti sumsum tulang, dan menyebabkan sejumlah besar sel darah abnormal diproduksi dan masuk ke dalam darah. Limfoma dan multiple myeloma adalah keganasan yang dimulai pada sel-sel sistem kekebalan tubuh. Central nervous system cancers adalah keganasan yang dimulai di jaringan otak dan sumsum tulang belakang. Juga disebut kanker. Sarkoma osteogenik ( Osteosarkoma ) merupakan neoplasma tulang primer yang sangat ganas. Tumor ini tumbuh dibagian metafisis tulang tempat yang paling sering terserang tumor ini adalah bagian ujung tulang panjang, terutama lutut. Osteogenik sarkoma atau tumor tulang merupakan kelainan pada sistem muskuloskeletal yang bersifat neoplastik.

description

none

Transcript of LP Sarkoma Ostogenik

Page 1: LP Sarkoma Ostogenik

A. Definisi

Malignancy adalah Sebuah istilah untuk penyakit di mana sel-sel abnormal membelah

tanpa kontrol dan dapat menyerang jaringan di dekatnya. Sel-sel ganas juga dapat menyebar

ke bagian lain dari tubuh melalui darah dan sistem limfe. Ada beberapa jenis utama dari

keganasan. Karsinoma adalah keganasan yang dimulai di kulit atau jaringan yang melapisi

atau menutupi organ internal. Sarkoma adalah keganasan yang dimulai di tulang, tulang

rawan, lemak, otot, pembuluh darah, atau jaringan ikat atau pendukung lainnya. Leukemia

merupakan keganasan yang dimulai di jaringan pembentuk darah, seperti sumsum tulang, dan

menyebabkan sejumlah besar sel darah abnormal diproduksi dan masuk ke dalam darah.

Limfoma dan multiple myeloma adalah keganasan yang dimulai pada sel-sel sistem

kekebalan tubuh. Central nervous system cancers adalah keganasan yang dimulai di jaringan

otak dan sumsum tulang belakang. Juga disebut kanker.

Sarkoma osteogenik ( Osteosarkoma ) merupakan neoplasma tulang primer yang

sangat ganas. Tumor ini tumbuh dibagian metafisis tulang tempat yang paling sering

terserang tumor ini adalah bagian ujung tulang panjang, terutama lutut.

Osteogenik sarkoma atau tumor tulang merupakan kelainan pada sistem muskuloskeletal

yang bersifat neoplastik.

B. Epidemiologi

Osteosarkoma merupakan tumor ganas primer yang paling sering di temukan

denganyang paling sering di temukan denganpresentase 48,8 %. Di Amerika Serikat

setiap tahunnya kira kira ± kira 400 orang anak dan remaja yang menderita

osteosarkoma. Puncak insiden adalah umur 10-20 tahun yaitu 20 tahun yaitu pada saat

Page 2: LP Sarkoma Ostogenik

pertumbuhan dan jarang sekali pada saat pertumbuhan dan jarang sekali ditemukan pada

usia <5 tahun ditemukan pada usia < 5 tahun. Osteosarkoma lebih sering ditemukan pada

pria daripada wanita

C. Etiologi

a. Genetik

Beberapa kelainan genetik di kaitkan dengan terjadinya keganasan tulang. Dari data

penelitian, diduga mutasi genetik pada sel induk mesenkim dapat menimbulkan

sarkoma.

b. Radiasi

Keganasan jaringan lunak dapat terjadi pada daerah tubuh yang terpapar radiasi

seperti pada klien karsinoma mamma dan limfoma maligna yang mendapat

radioterapi.

c. Bahan kimia

Bahan kimia seperti Dioxin dan phenoxyherbicide diduga dapat menimbulkan

sarkoma, tetapi belum dapat dibuktikan.

d. Trauma

Sekitar 30% kasus keganasan pada jaringan lunak mempunyai riwayat trauma.

Walaupun sarkoma kadang-kadang timbul pada jaringan sikatriks lama, luka bakar,

dan riwayat trauma,semua ini tidak pernah dapat dibuktikan.

e. Infeksi

Keganasan pada jaringan lunak dan tulang dapat juga disebabkan oleh infeksi parasit,

yaitu filariasis.

Page 3: LP Sarkoma Ostogenik

D. Patofisiologi

Adanya tumor pada tulang menyebabkan jaringan lunak diinvasi oleh sel tumor. Timbul

reaksi dari tulang normal dengan respon osteolitik yaitu proses destruksi atau

penghancuran tulang dan respon osteoblastik atau proses pembentukan tulang. Terjadi

destruksi tulang lokal. Pada proses osteoblastik, karena adanya sel tumor maka terjadi

penimbunan periosteum tulang yang baru dekat lempat lesi terjadi sehingga terjadi

pertumbuhan tulang yang abortif.

E. Manifestasi Klinis

a. Nyeri dan/ atau pembengkakan ekstremitas yang terkena (biasanya menjadi

semakin parah pada malam hari dan meningkat sesuai dengan progresivitas

penyakit).

b. Fraktur patologik

c. Pembengkakan pada atau di atas tulang atau persendian serta pergerakan yang

terbatas.

d. Teraba massa tulang dan peningkatan suhu kulit di atas massa serta adanya

pelebaran vena.

Page 4: LP Sarkoma Ostogenik

e. Gejala-gejala penyakit metastatik meliputi nyeri dada, batuk, demam, berat badan

menurun dan malaise.

F. Pemeriksaan Fisik dan Penunjang

Pemeriksaan Fisik

1. Teraba massa tulang dan peningkatan suhu kulit di atas massa serta adanya pelebaran

vena

2. Pembengkakan pada atau di atas tulang atau persendian serta pergerakan yang

terbatas.

3. Nyeri tekan / nyeri lokal pada sisi yang sakit

4. Kaji status fungsional pada area yang sakit, tanda-tanda inflamasi, nodus limfe

regional

Pemeriksaan Penunjang

1. Laboratorium

Kebanyakan pemeriksaan laboratorium yang digunakan berhubungan dengan

penggunaan kemoterapi. Sangat penting untuk mengetahui fungsi organ sebelum

pemberian kemoterapi dan untuk memonitor fungsi organ setelah kemoterapi.

Pemeriksaan darah untuk kepentingan prognosa adalah lactic dehydrogenase (LDH)

danalkaline phosphatase (ALP). Pasien dengan peningkatan nilai ALP pada saat

diagnosis mempunyai kemungkinan lebih besar untuk mempunyai metastase pada

paru. Pada pasien tanpa metastase, yang mempunyai peningkatan nilai LDH kurang

dapat menyembuh bila dibandingkan dengan pasien yang mempunyai nilai LDH

normal.

Page 5: LP Sarkoma Ostogenik

2. X-ray

Foto polos merupakan hal yang esensial dalam evaluasi pertama dari lesi tulang

karena hasilnya dapat memprediksi diagnosis dan penentuan pemeriksaan lebih jauh

yang tepat.

3. CT Scan

CT dapat berguna secara lokal ketika gambaran foto polos membingungkan, terutama

pada area dengan anatomi yang kompleks (contohnya pada perubahan di mandibula

dan maksila pada osteosarkoma gnathic dan pada pelvis yang berhubungan dengan

osteosarkoma sekunder).

4. MRI

MRI merupakan modalitas untuk mengevaluasi penyebaran lokal dari tumor karena

kemampuan yang baik dalam interpretasi sumsum tulang dan jaringan lunak.

5. Biopsi terbuka

Biopsi bedah dilakukan untuk identifikasi histologik. Biopsi harus dilakukan untuk

mencegah terjadinya penyebaran dan kekambuhan yang terjadi setelah eksesi tumor.

G. Penatalaksanaan

a. Manajemen nyeri

Teknik manajemen nyeri secara psikologik (teknik relaksasi napas dalam,

visualisasi, dan bimbingan imajinasi ) dan farmakologi ( pemberian analgetika ).

b. Mengajarkan mekanisme koping yang efektif

Motivasi klien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan mereka, dan berikan

dukungan secara moril serta anjurkan keluarga untuk berkonsultasi ke ahli psikologi

atau rohaniawan.

c. Memberikan nutrisi yang adekuat

Berkurangnya nafsu makan, mual, muntah sering terjadi sebagai efek samping

kemoterapi dan radiasi, sehingga perlu diberikan nutrisi yang adekuat. Antiemetika

dan teknik relaksasi dapat mengurangi reaksi gastrointestinal. Pemberian nutrisi

parenteral dapat dilakukan sesuai dengan indikasi dokter.

d. Pendidikan kesehatan

Pasien dan keluarga diberikan pendidikan kesehatan tentang kemungkinan terjadinya

komplikasi, program terapi, dan teknik perawatan luka di rumah (Smeltzer. 2001).

Page 6: LP Sarkoma Ostogenik

Tujuan penatalaksanaan secara umum meliputi pembuangan tumor, penghindaran

amputasi kalau memungkinkan, pemeliharaan fungsi secara maksimal dari anggota

tubuh atau ekstremitas yang sakit. Pemberian anlgesik, tranquelizer, diet, imobilisasi

anggota tubuh yang sakit.

e. Kemoterapi

Kemoterapi merupakan pengobatan yang sangat vital pada osteosarkoma, terbukti

dalam 30 tahun belakangan ini dengan kemoterapi dapat mempermudah melakuan

prosedur operasi penyelamatan ekstremitas (limb salvage procedure) dan

meningkatkan survival rate dari penderita. Kemoterapi juga mengurangi metastase

ke paru-paru dan sekalipun ada, mempermudah melakukan eksisi pada metastase.

Kemoterapi preoperatif merangsang terjadinya nekrosis pada tumor primernya,

sehingga tumor akan mengecil. Selain itu akan memberikan pengobatan secara dini

terhadap terjadinya mikro-metastase. Keadaan ini akan membantu mempermudah

melakukan operasi reseksi secara luas dari tumor dan sekaligus masih dapat

mempertahankan ekstremitasnya. Pemberian kemoterapi postoperatif paling baik

dilakukan secepat mungkin sebelum 3 minggu setelah operasi. Obat-obat kemoterapi

yang mempunyai hasil cukup efektif untuk osteosarkoma adalah: doxorubicin

(Adriamycin), cisplatin (Platinol), ifosfamide (Ifex), mesna (Mesnex), dan

methotrexate dosis tinggi (Rheumatrex). Protokol standar yang digunakan adalah

doxorubicin dan cisplatin dengan atau tanpa methotrexate dosis tinggi, baik sebagai

terapi induksi (neoadjuvant) atau terapi adjuvant. Kadang-kadang dapat ditambah

dengan ifosfamide. Dengan menggunakan pengobatan multi-agent ini, dengan dosis

yang intensif, terbukti memberikan perbaikan terhadap survival rate sampai 60 -

80%.

f. Operasi

Saat ini prosedur operasi merupakan tujuan yang diharapkan dalam operasi pada

osteosarkoma. Maka dari itu melakukan reseksi tumor dan melakukan

rekonstrusinya kembali dan mendapatkan fungsi yang memuaskan dari ektermitas

merupakan salah satu keberhasilan dalam melakukan operasi.

H. Komplikasi

a. Amputasi

b. Metastase

c. Gizi Buruk

Page 7: LP Sarkoma Ostogenik

d. Tromboemboli paru

I. Prognosis

Pada permulaannya prognosis osteosarkoma adalah buruk, five years survival rate-nya

hanya berkisar antara 10-20%, belakangan ini dengan terapi ajuvan berupa kemoterapi

yang intensif, maka five years survival rate menjadi lebih baik, mencapai 60-70%,

bahkan ada yang mencapai 100%.

Berkat kemoterapi pra bedah maka tindakan amputasi juga sudah jauh berkurang.

Sekarang di pusat-pusat pengobatan kanker tulang yang lengkap, lebih sering dilakukan

tindakan limb salvage.

J. Pathway

Terlampir

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a. Identitas

Kajian meliputi nama, inisial, umur, jenis kelamin, agama, suku, pendidikan,

pekerjaan yang terpapar sinar matahari

b. Riwayat penyakit dahulu

Beberapa penyakit dahulu yang pernah di derita yang berhubungan dengan

keluhan sekarang

c. Riwayat penyakit sekarang

Meliputi alasan masuk rumah sakit, kaji keluhan klien, kapan mulai tanda dan

gejala

d. Riwayat kesehatan keluarga

Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama

e. Riwayat pemakaian obat-obatan dan bahan kimia

Kajian ini meliputi pemakaian obat-obatan dan bahan kimia yang berbahaya

f. Data biologis

1. Pola nutrisi ; klien mengalami anoreksia dan sering muntah

2. Pola minum : masukan cairan klien adekuat atau tidak

3. Pola eliminasi : Terjadi konstipasi dan berkemih tergantung pemasukan

cairan

Page 8: LP Sarkoma Ostogenik

4. Pola istirahat dan tidur : tidak dapat tidur nyenyak akibat nyeri post operasi

5. Pola aktivitas :Tidak dapat melakukan aktivitas seperti biasa

g. Data psikologis

1. Status emosi

2. Klien dapat merasa terganggu dengan kondisi yang dialaminya

3. Pola koping : klien cemas, menarik diri

h. Data sosial

1. Pendidikan dan pekerjaan :Tingkat pengetahuan klien minim

2. Hubungan social : hubungan social dengan keluarga dan orang terdekat

berjalan baik atau tidak

3. Gaya hidup : kebiasaan merokok, minum minuman berakohola. Identitas

2. Rumusan Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul

a. Nyeri akut.

b. Hepertermia.

c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

d. Kerusakan membran mukosa oral.

e. Gangguan pola tidur.

f. Kekurangan volume cairan.

3. Rencana Asuhan Keperawatan

Terlampir

Page 9: LP Sarkoma Ostogenik

Daftar Pustaka

Price dan Wilson, editor dr. Huriawati Hartano, dkk. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis dan

Proses-proses Penyakit Edisi 6 Vol. Jakarta : EGC

Dochterman, Joanne M. & Bulecheck, Gloria N. 2004. Nursing Interventions Classification :

Fourth Edition. United States of America : Mosby.

Guyton&Hall.2006.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta:EGC

Moorhead, Sue et al. 2008. Nursing Outcomes Classification : Fourth Edition. United States

of America : Mosby

NANDA International. 2011. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2009-2011.

Jakarta : EGC.

NCI Dictionary of Cancer. Available at http://www.cancer.gov/dictionary?cdrid=45771

Anonim. 2012. Asuhan keperawatan Sarkoma Ostegenik. Available at:

www.scribd.com/doc/49595201/a004-osteogenik- sarkoma