Lp Pneumonia

18
PNEUMONIA A. Pengertian Pneumonia adalah proses inflamasi parenkim paru yang terdapat konsolidasi dan terjadi pengisian rongga alveoli oleh eksudat yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, dan benda-benda asing (Arif, M, 2008) Pneumonia adalah peradangan yang terjadi pada jaringan paru melalui saluran pernafasan atau melalui hematogen sampai ke bronkus (Riyadi. S dan Sukarmin, 2009) B. Penyebab 1. Virus Influensa 2. Virus Synsitical respiratorik 3. Adenovirus 4. Rhinovirus 5. Rubeola 6. Varisella 7. Micoplasma (pada anak yang relatif besar) 8. Pneumococcus 9. Streptococcus 10. Staphilococcus C. Tanda dan Gejala 1. Manifestasi non sfesifik infeksi dan toksisitas berupa demam, sakit kepala, iritabilitas, gelisah, malaise, nafsu makan kurang, keluhan gastrointestinal.

Transcript of Lp Pneumonia

Page 1: Lp Pneumonia

PNEUMONIA

A. Pengertian

Pneumonia adalah proses inflamasi parenkim paru yang

terdapat konsolidasi dan terjadi pengisian rongga alveoli

oleh eksudat yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus,

jamur, dan benda-benda asing (Arif, M, 2008)

Pneumonia adalah peradangan yang terjadi pada

jaringan paru melalui saluran pernafasan atau melalui

hematogen sampai ke bronkus (Riyadi. S dan Sukarmin,

2009)

B. Penyebab

1. Virus Influensa

2. Virus Synsitical respiratorik

3. Adenovirus

4. Rhinovirus

5. Rubeola

6. Varisella

7. Micoplasma (pada anak yang relatif besar)

8. Pneumococcus

9. Streptococcus

10. Staphilococcus

C. Tanda dan Gejala

1. Manifestasi non sfesifik infeksi dan toksisitas berupa

demam, sakit kepala, iritabilitas, gelisah, malaise,

nafsu makan kurang, keluhan gastrointestinal.

2. Gejala umum saluran pernafasan bawah berupa batuk,

takipenu, ekspektosis sputum, nafas cuping hidung,

sesak nafas, merintih, dan sianosis

3. Retraksi dinding dada, perkusi pekak, tremitus

melemah, suara nafas lemah

Page 2: Lp Pneumonia

D. Clinical Pathway

Page 3: Lp Pneumonia

E. Pemeriksaan Diagnostik

1. Pemeriksaaan darah menunjukkaan leokositosis dengan

predominan PMN atau dapat ditemukan leokopenia yang

menandakan prognosis uruk. Dapat ditemukan anemia

ringan atau sedang

2. Pemeriksaan radiologis

a. Bercak konsolidasi merata pada brongkopneumonia

b. Bercak konsolidasi satu lobus pada pneumonia

lobaris

c. Gambaran bronkopnemonia difus atau infiltrate pada

pneumonia stafilakokus

3. Pemeriksaan cairan pleura

4. Pemeriksaan mikrobiologik, dapat dibiak dari specimen

usap tenggorok, sekresi nasofaring, bilasan bronkus

atau sputum, darah, aspirasi trakea, fungsi pleura

atau aspirasi paru. (Mansjoer, A. 2002)

F. Penatalaksanaan Medis

1. Bila dispnea berat berikan Oksigen

2. IVFD ; cairan DG 10 % atau caiara 24 Kcl, Glukosa 10 %

tetesan dibagi rata dalam 24 jam.

3. Pengobatan: Penicilin Prokain 50.000 unit/kgBB/hari

dan Kloramfenikol 75 mg/kgBB/hari dibagi dalam 4

dosis.

G. Komplikasi

1. Abses kulit

2. Abses jaringan lunak

3. Otitis media

4. Sinusitis

5. Meningitis purutenta

6. Perikarditis

7. Epiglotis

Page 4: Lp Pneumonia

H. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji

Masalah Keperawatan:

1. Bersihan jalan nafas inefektif

2. Pola nafas tidak efektif

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan

4. Perubahan suhu tubuh

Data Yang Perlu Dikaji:

1. Identitas :

Anak-anak cenderung mengalami infeksi virus

dibanding dewasa.

Mycoplasma terjadi pada anak yang relatif besar

Sering terjadi pada bayi & anak

Banyak < 3 tahun

Kematian terbanyak bayi < 2 bln.

2. Keluhan utama :

Sesak napas.

3. Riwayat keperawatan sekarang :

Didahului oleh infeksi saluran pernapasan atas

selama beberapa hari, kemudian mendadak timbul

panas tinggi, sakit kepala / dada (anak besar)

kadang-kadang pada anak kecil dan bayi dapat

timbul kejang, distensi addomen dan kaku kuduk.

Timbul batuk, sesak, nafsu makan menurun.

Anak biasanya dibawa ke rumah sakit setelah sesak

nafas, cyanosis atau batuk-batuk disertai dengan

demam tinggi. Kesadaran kadang sudah menurun

apabila anak masuk dengan disertai riwayat kejang

demam (seizure).

4. Riwayat keperawatan sebelumnya:

Anak sering menderita penyakit saluran pernapasan

atas.

Predileksi penyakit saluran pernafasan lain

seperti ISPA, influenza sering terjadi dalam

Page 5: Lp Pneumonia

rentang waktu 3-14 hari sebelum diketahui adanya

penyakit Pneumonia.

Penyakit paru, jantung serta kelainan organ vital

bawaan dapat memperberat klinis klien.

5. Riwayat kesehatan keluarga

Tempat tinggal: Lingkungan dengan sanitasi buruk

beresiko lebih besar

6. Nutrisi/cairan :

Nafsu makan/minum menurun, mual, muntah, kembung,

turgor jelek, kulit kering.

7. Pemeriksaan fisik :

inspeksi :

- Adanya PCH - Adanya sesak napas, dyspnea

- Sianosis sirkumoral

- Distensi abdomen

- Batuk : Non produktif Sampai produktif. Dan

nyeri dada

palpasi :

- Fremitus raba meningkat disisi yang sakit

- Hati kemungkin membesar

perkusi : Suara redup pada paru yang sakit

auskultasi : Rankhi halus Rankhi basah,

Tachicardia.

8. Sistem Pulmonal

Subyektif : sesak nafas, dada tertekan, cengeng

Obyektif : Pernafasan cuping hidung,

hiperventilasi, batuk (produktif/nonproduktif),

sputum banyak, penggunaan otot bantu pernafasan,

pernafasan diafragma dan perut meningkat, Laju

pernafasan meningkat, terdengar stridor, ronchii

pada lapang paru,

Page 6: Lp Pneumonia

9. Sistem Cardiovaskuler

Subyektif : sakit kepala

Obyektif : Denyut nadi meningkat, pembuluh

darah vasokontriksi, kualitas darah menurun

10. Sistem Neurosensori

Subyektif : gelisah, penurunan kesadaran, kejang

Obyektif : GCS menurun, refleks menurun/normal,

letargi

11. Sistem genitourinaria

Subyektif : -

Obyektif : produksi urine menurun/normal,

12. Sistem digestif

Subyektif : mual, kadang muntah

Obyektif : konsistensi feses normal/diare.

13. Sistem Musculoskeletal

Subyektif : lemah, cepat lelah

Obyektif : tonus otot menurun, nyeri

otot/normal, retraksi paru dan penggunaan otot

aksesoris pernafasan

14. Sistem Integumen

Subyektif : -

Obyektif : kulit pucat, cyanosis, turgor

menurun (akibat dehidrasi sekunder), banyak

keringat , suhu kulit meningkat, kemerahan

I. Diagnosa Keperawatan dan Prioritasnya

1. Bersihan jalan nafas tidak efektifan jalan nafas

berhubungan dengan penumpukkan sekret pada jalan

napas

2. Kersusakan pertukaran gas berhubungan dengan

peningkatan tekanan kapiler alveolus

3. Pola nafas tidak efektif berubungan dengan kerusakan

pertukaran gas

Page 7: Lp Pneumonia

4. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.

5. Hipertermi berhubungan dengan penyakit yang diderita

J. Rencana Keperawatan

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan

penumpukkan sekret pada jalan napas.

Karakteristik: pernafasan cepat dan dangkal (RR>35 X

per menit), bunyi nafas ronki basah,

terdapat retraksi dinding dada,

penggunaan otot bantu nafas, mengeluh

sesak nafas, batuk produktif dengan

produksi sputum yang cukup banyak.

Tujuan : Anak menunjukkan bersihan jalan nafas yang

efektif

Kriteria: RR normal, tidak ada suara nafas tambahan,

tidak menggunakan otot-otot pernafsan, tidak

mengeluh sesak nafas, produksi sputum tidak

ada.

Intervensi:

a. Kaji frekuensi atau kedalaman pernafasan dan

gerakan dada.

Raisonal: Takipnea, pernafasan dangkal, dan

gerakan dada tidak smetris terjadi

karena peningkatan tekanan dalam paru

dan penyempitan bronkus. Semakin

sempit dan tinggi tekanan semakin

meningkat frekuennsi pernafasan.

b. Auskultasi area paru , catat area penurunan atau

tidak ada aliran udara

Raisonal: Suara mengi mengindikasikan

terdapatnya penyempitan bronkus oleh

sputum. Penurunan aliran udara terjadi

pada area konsolidasi dengan cairan

Page 8: Lp Pneumonia

krekels terjadi pada area paru yang

banyak cairan eksudatnya.

c. Bantu pasien latihan nafs dan batuk efektif

Raisonal: nafas dalam memudahkan ekspansi

maksimum paru-paru atau jalan nafas

yang lebih kecil. Batuk cara efektif

mempermudah pengeluran dahak dan

mengurangi kelelahan akibat batuk.

d. Section sesuai indikasi

Raisonal: megeluarkan sputum secara mekanik dan

mencegah obstruksi jalan nafas.

e. Lakukan fisioterapi dada

Raisonal: merangsang gerakan mekanik lewat fibrasi

dinding dada supaya sputum mudah

keluar.

f. Berikan cairan sediknya 1000 mn/hari (kecuali

kontra indikasi). Tawarkan air hangat daripada

dingin.

Raisonal: meningkatkan hidrasi sputum. Air

hangat mengurangi kekentalan dahak

sehingga mudah untuk dikeluarkan.

g. Terapi obat-obatan bronkodilator dan mukolitik

melalui inhalasi (nebulizer).

Raisonal: Mempermudah pengenceran dan pembuangan

secret dengan cepat.

h. Memberikan obat bronkodilator, ekspektoran

mukolitik secara oral (kalau sudah memungkinkan).

Raisonal: Mengurangi spasme bronkus,

mengencerkan dahak dan mempermudah

pengeluaran dahak melalui silis mukus

pada saluran pernafasan.

i. Koalborasi pemberian antibiotic.

Raisonal : Antibiotik membunuh mikroorganisme

penyebab sehingga dapat mengurangi

Page 9: Lp Pneumonia

peningkatan produksi sputum yang

merupakan sebagai akibat timbulnya

peradangan.

2. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan tekanan

kapiler alveolus

Karakteristik: dyspnea, sianosis, takipnea dan

takikardi, gelisah atau perubahan mental,

kelemahan fisik, penurunan kesadaran,

nilai AGD menunjukkan peningkatan PCO2

(normal PCO2 35-45 MmHg, sedangkan pada

kondisi asidosis dapat menjadi 70 MmHg)

dan peurunan PH (normal PH 7,35-7,45 ,

kalu asidosis 7,25 mmHg).

Intervensi:

a. Kaji frekuensi, kedalaman dan kemudahan bernafas.

Raisonal: Distress pernafasan yang dibuktikan

dengan dyspnea dan takipnea sebagai

indikasi penurunan kemampuamenyediakan

oksigen bagi jaringan.

b. Observasi warna kulit, catat adanya sianosis pada

kulit, kuku dan jaringan sentral.

Raisonal: Sianosis kuku menunjukkan

vasokontriksi. Sedangkan sianosis

daun telinga, membrane mukosa dan

kulit sekitar mulut(membrane hangat)

menunjukkan hipoksemia sistemik.

c. Kaji status mental dan penurunan kesadaran.

Raisonal: Gelisah, mudah terangsang, bingung dan

somnolen sebagai petunjuk hipoksemia

atau oksigenasi serebral.

d. Awasi frekuensi jantung atau irama.

Raisonal: Takikardi biasanya ada sebagai akibat

demam atau dehidrasi tetapi dapat

sebagai respon terhadap hipoksemia.

Page 10: Lp Pneumonia

e. Awasi suhu tubuh

Raisonal: Demam tinggi sangat meningkatkan

kebutuhan metabolic dan kebutuhan

oksigen dan menggangggu oksigenasi

seluler.

f. Kaji tingkat ansietas, sediakan waktu untuk

berdiskusi dengan pasien atau susun bersama jadwal

pertemuan.

Raisonal: Ansietas adalah manifestasi masalah

psikologi sesuai dengan respon

fisiologis terhadao hopoksia.

Pemberian keyakinan dan meningkatkan

rasa aman dapat menurunkan komponen

psikologis, sehingga menurunkan

kebuthan oksigen dan efek merugikan

dari respon fisiologis.

g. Berikan terapi oksigen denga benar.

Raisonal: Terapi oksigen mempertahankan PAO2 di

atas 60 mmHg (normal PO2 80-100 mmHg).

h. Lakukan pemantuan AGD (Analisa Gas Darah)

Raisonal: AGD yang menunjukkan penurunan PO2

sebagai indikasi penurunan oksigen

jaringan.

3. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan

kerusakan pertukaran gas

Karakteristik : batuk (baik produktif maupun non

produktif) haluaran nasal, sesak nafas,

Tachipnea, suara nafas terbatas, retraksi,

demam, diaporesis, ronchii, cyanosis,

leukositosis

Tujuan :Anak akan menunjukkan pola nafas yang efektif

Kreteria :

RR dalam batas normal, suara nafas bersih dan

sama pada kedua sisi, suhu dalam batas normal

Page 11: Lp Pneumonia

(36,5 – 37,2OC).

Tidak ditemukan : batuk, Sianosis, haluaran

hidung, Retraksi dan diaporesis.

Jumlah sel darah putih normal.

Rontgen dada bersih

Saturasi oksigen 85 % - 100%.

Intervensi :

a. Observasi : RR, suhu, suara nafas, Saturasi oksigen

dan tanda-tanda keefektifan jalan napas.

Rasional: Evaluasi dan reassessment terhadap

tindakan yang akan/telah diberikan.

Memonitoring perkembangan keadaan

jalan napas guna pedoman tindakan

selanjutnya.

b. Kaji fungsi pernapasan (bunyi pernapasan)

Rasional: takepneu menunjukkan peningkatan

kecepatan pernafasan

c. Lakukan fioterapi dada sesuai jadwal.

Rasional: Mengeluarkan sekresi jalan nafas,

mencegah obstruksi. Melatih otot –

otot pernapasan.

d. Berikan oksigen yang dilembabkan dan kaji

keefektifan terapi

Rasional: Meningkatkan suplai oksigen jaringan

paru

e. Berikan antibiotik dan antipiretik sesuai advis dan

kaji keefektifan dan efek samping (ruam, diare).

Rasional: Pemberantasan kuman sebagai faktor

causa gangguan dan mencegah infeksi yg

lebih parah guna mempercepat proses

penyembuhan paru.

f. Lakukan pengecekan hitung SDM dan photo thoraks.

Rasional: Evaluasi terhadap keefektifan

sirkulasi oksigen, evaluasi kondisi

Page 12: Lp Pneumonia

jaringan paru

g. Lakukan suction secara bertahap.

Rasional: Membantu pembersihan jalan nafas

h. Catat hasil pulse oximeter bila terpasang, tiap 2 –

4 jam

Rasional: Evaluasi berkala keberhasilan

terapi/tindakan tim kesehatan

4. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan respiratory distress, anoreksia,

vomiting, peningkatan konsumsi kalori sekunder

terhadap infeksi.

Tujuan : Selama dalam perawatan klien tidak

kekurangan kebutuhan nutrisi dengan kriteria :

Anoreksia (-), Vomiting (-), Berat badan

Normal.

Intervensi :

a. Idnetifikasi faktor yang menimbulkan mual atau

muntah, misalnya sputum yang banyak, pengobatan

aerosol, dispnea yang berat, dll.

Rasional: sputum akan meransang nervus vagus

sehingga berakibat mual, dispnea, dapat

merangsang pusat pusat penagturan makan

di mdula obelangata.

b. Berikan wadah tertutup untuk sputum dan buang

sesering mungkin, berikan atau bantu kebersihan

mulut setelah muntah. Setelah tindakan aerosol dan

darinase postural, dan sebelum makan.

Rasional: menghilangkan tanda bahaya, rasa, bau

dari lingkungan pasien dan dapat

menurunkan mual.

c. Jadwalkan pengobatan pernafasan sedikitnya 1 jam

sebelum makan

Rasional: Menurunkan efek mual yang berhubungan

dengan pengobatan.

Page 13: Lp Pneumonia

d. Auskultasi bunyi usus, Observasi atau palpasi

distensi abdomen

Rasional: Bunyi usus mungkin menurun atau tidak

ada bila proses infeksi berat atau

memanjang. Distensi abdomen terjadi

akibat menelan udara atau menunjukkan

pengaruh toksin bakteri pada saluran GI

e. Berikan makan porsi kecildan sering termasuk

makanan kering (makanan yang menarik untuk

paisen)

Rasional: Dapat meningkatkan input meskipun nafsu

makan mungkin lambat untuk kembali

f. Kaji dan monitoring terus tentang output dan

intake nutrisi

Rasional: Untuk mengetahui perkembangan intake

dan output cairan sehingga dapat

menentukan keputusan untuk tindakan

selanjutnya.

g. Evaluasi status nutrisi umum. Ukur berat badan

dasar

Rasional: Adnya kondisi kronis (seperti: PPOM,

atau alkohilisme) atau keterbatasan

keuangan dapat menimbulkan malnutrisi,

rendahnya tahanan terhadap infeksi dan

atau lambatnya respon terhadap terapi.

5. Hipertermi berhubungan dengan invasi kuman ke pusat

pengatur panas (Hipotalamus)

Tujuan: Selama berada di RS, Klien akan merasa nyaman

dan tidak cemas dengan kriteria : Klien tidak

rewel, klien bisa bermain dengan tenang, anak

tidak ketakutan dan anak kooperatif.

Intervensi

a. Ciptakan situasi / area yang nyaman

Rasional: Mengurangi rasa takut klien..

Page 14: Lp Pneumonia

b. Berikan mainan yang sesuai.

Rasional: Memenuhi kebutuhan bermain anak,

sekaligus menggairahkan anak.

c. Berikan cerita-cerita yang lucu dan menarik anak.

Rasional: Menciptakan hubungan yang baik denga

anak.

d. Kaji suhu tubuh (temperature) setiap 2 jam

Rasional: mengetahui tingkat perkembangan

pasien, tiba-tiba kejang.

e. Pantau warna kulit dan suhu

Rasional: Sianosis menunjukkan vasokontraksi

atau respon tubuh terhadp demam

f. Berikan dorongan untuk minum sesuai pesanan

Rasional: Peneingkatan suhu tubuh mengakibatkan

IWL, sehingga banyak cairan tubuh

yang keluar daan harus diimbangai

pemasukan cairannya,

g. Lakukan tindakan pendingainan sesuai kebutuhan,

misal: kompres hangat

Rasional: Demam tinggi sangat meningkatkan

kebutuhan metabolik dan kebutuhan

oksigen dan mengganggu oksigenasi

seluler

h. Anjurkan mempertahankan lingkungan yang sejuk

seperti memakai selimut dan mempertahankan suhu

ruangan

Rasional: Lingkungan yang sejuk akan membantu

menurunkan temperature tubuh

i. Kolaborasi untuk pemberian obat antipiretik

sesuai kebutuhan

Rasional: mempercepat penurunan suhu tubuh

Page 15: Lp Pneumonia

DAFTAR PUSTAKA

Riady, S. dan Sukarmin. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Anak .

Graha Ilmu: Yogyakarta

Sylvia A. Price. (2005). Patofisiologi: Konsep Klinis

Proses-Proses Penyakit.Edisi 4 Buku 2. Penerbit Buku

Kedokteran EGC, Jakarta