LP Pemeriksaan Fisik Jantung

16
LAPORAN PENDAHULUAN Pengkajian Fisik Jantung dan Pengukuran Tekanan Darah Oleh Rosyatu Hikmiya, 1006672945 A. Pemeriksaan Fisik Jantung I. Definisi prosedur Pemeriksaan fisik pasien secara lengkap menggunakan teknik inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultrasi. Inspeksi dada terutama untuk rnencari adanya asimetri bentuk dada. Adanya asimetri bentuk rongga dada dapat menyebabkan timbulnya hipertensi pulmonal dalam jangka panjang. Asimetri dada dapat diakibatkan oleh penyebab yang sama dengan penyebab kelainan jantung (misalnya prolaps katup mitral, gangguan katup aorta pada sindroma Marfan dan sebagainya) atau menjadi akibat dari adanya kelainan jantung akibat aktifitas jantung yang mencolok semasa pertumbuhan. Kelainan dada akibat penyakit kardiovaskuler dapat berbentuk : 1. Kifosis : tulang belakang berdeviasi pada kurvatura lateral. Sering terjadi pada kelainan jantung, misalnya ASD (Atrial Septal Defect) atau PDA (Patent Ductus Arteriosus). Sering disertai dengan perubahan membusur ke belakang (kifoskoliosis), yang mempersempit rongga paru dan merubah anatomi jantung.

description

laporan pendahuluan praktikum

Transcript of LP Pemeriksaan Fisik Jantung

Page 1: LP Pemeriksaan Fisik Jantung

LAPORAN PENDAHULUAN

Pengkajian Fisik Jantung dan Pengukuran Tekanan Darah

Oleh Rosyatu Hikmiya 1006672945

A Pemeriksaan Fisik Jantung

I Definisi prosedur

Pemeriksaan fisik pasien secara lengkap menggunakan teknik inspeksi palpasi

perkusi dan auskultrasi Inspeksi dada terutama untuk rnencari adanya asimetri

bentuk dada Adanya asimetri bentuk rongga dada dapat menyebabkan timbulnya

hipertensi pulmonal dalam jangka panjang Asimetri dada dapat diakibatkan oleh

penyebab yang sama dengan penyebab kelainan jantung (misalnya prolaps katup

mitral gangguan katup aorta pada sindroma Marfan dan sebagainya) atau menjadi

akibat dari adanya kelainan jantung akibat aktifitas jantung yang mencolok semasa

pertumbuhan Kelainan dada akibat penyakit kardiovaskuler dapat berbentuk

1 Kifosis tulang belakang berdeviasi pada kurvatura lateral

Sering terjadi pada kelainan jantung misalnya ASD (Atrial Septal Defect) atau

PDA (Patent Ductus Arteriosus) Sering disertai dengan perubahan membusur ke

belakang (kifoskoliosis) yang mempersempit rongga paru dan merubah anatomi

jantung

2 Voussure cardiaque penonjolan bagian depan hemitoraks kiri

Hampir selalu terdapat pada kelainan jantung bawaan atau karena demam

rematik terutama berkaitan dengan aktifitas jantung yang berlebihan pada masa

pertumbuhan

Inspeksi juga berguna untuk mencari iktus kordis (punctum maximum) Pada

sebagian besar orang normal (20-25) dapat dilihat pulsus gerakan apeks

menyentuh dinding dada saat sistolik pada sela iga 5 di sebelah medial linea

midklavikularis sinistra

Selanjutnya yaitu palpasi jantung telapak tangan diletakkan diatas prekordium dan

dilakukan perabaan diatas iktus kordis (apical impulse) Lokasi point of masksimal

impulse normal terletak pada ruang sela iga (RSI) V kira-kira 1 jari medial dari garis

midklavikular (medial dari apeks anatomis) Pada bentuk dada yang panjang dan

gepeng iktus kordis terdapat pada RSI VI medial dari garis midklavikular sedang

pada bentuk dada yang lebih pendek lebar letak iktus kordis agak ke lateral Pada

keadaan normal lebar iktus kordis yang teraba adalah 1-2 cm2 Bila kekuatan

volum dan kualitas jantung meningkat maka terjadi systolic lift systolic heaving dan

dalam keadaan ini daerah iktus kordis akan teraba lebih melebarGetaranan bising

yang ditimbulkan dapat teraba misalnya pada Duktus Arteriosis Persisten (DAP)

kecil berupa getaran bising di sela iga kiri sternum

Perkusi dilakukan benrtujuan untuk menetapkan batas-batas jantung yaitu batas kiri

jantung dan batas kanan jantung Perkusi jantung mempunyai arti pada dua macam

penyakit jantung yaitu efusi pericardium dan aneurisma aorta Kita melakukan

perkusi dari arah lateral ke medial Perubahan antara bunyi sonor dari paru-paru ke

redup relatif kita tetapkan sebagai batas jantung kiri Perkusi juga dilakukan dari arah

lateral ke medial Disini agak sulit menentukan batas jantung karena letaknya agak

jauh dari dinding depan thorak Normalnya batas bawah kanan jantung adalah di

sekitar ruang interkostal III-IV kanandi linea parasternalis kanan Sedangkan

batas atasnya di ruang interkostal II kanan linea parasternalis kanan

Yang terakhir yaitu auskultasi Auskultasi merupakan cara pemeriksaan dengan

mendengar bunyi akibat vibrasi (getaran suara) yang ditimbulkan karena kejadian

dan kegiatan jantung dan kejadian hemodemanik darah dalam jantung Alat yang

digunakan ialah stetoskop yang terdiri atas earpiece tubing dan chespiece Macam-

macam ches piece yaitu bowel type dengan membran digunakan terutama untuk

mendengar bunyi dengan frekuensi nada yang tinggi bel type digunakan untuk

mendengar bunyi-bunyi dengan frekuensi yang lebih rendah Beberapa aspek bunyi

yang perlu diperhatikan

a) Nada berhubungan dengan frekuensi tinggi rendahnya getaran

b) Kerasnya (intensitas) berhubungan dengan ampitudo gelombang suara

c) Kualitas bunyi dihubungkan dengan timbre yaitu jumlah nada dasar dengan

bermacam-macam jenis vibrasi bunyi yang menjadi komponen-komponen bunyi

yang terdengar

Selain bunyi jantung pada auskultasi dapat juga terdengar bunyi akibat kejadian

hemodinamik darah yang dikenal sebagai desiran atau bising jantung (cardiac

murmur)

II Tujuan

Mencari adanya kelainan kardiovaskuler primer

Menemukan penyakit sistemik yang menyebabkan kelainan kardiovaskuler

Skrining kelainan kardiovaskuler

III Indikasi kontraindikasi dan komplikasi

Indikasi

Nyeri dada

Orthopnea

dyspnea paroksismal

Palpitasi

Nafas pendek

Kontraindikasi

Inflamasi kronik

Fraktur iga

IV Prinsip Tindakan

Sebelum mempelajari ketrampilan pemeriksaan fisik sistem kardiovaskuler

penting untuk diketahui bahwa

a) Termasuk dalam pemeriksaan sistem kardiovaskuler adalah pemeriksaan

tekanan vena jugularis (JVP) dan palpasi arteria karotis (lihat kembali topik

General Survey dan pemeriksaan Kepala-Leher)

b) Pada sebagian besar manusia dengan anatomi normal proyeksi bangunan-

bangunan jantung seperti ventrikel kanan dan kiri arteri pulmonalis dan

aorta berada di dada sebelah kiri kecuali pada dekstrokardia

c) Selama melakukan pemeriksaan jantung penting untuk mengidentifikasi

lokasi anatomis berdasar kelainan yang diperoleh dari hasil pemeriksaan serta

menghubungkan kelainan hasil pemeriksaan dengan waktu terjadinya pada

siklus jantung

d) Beberapa istilah yang harus difahami misalnya

- Stroke Volume volume darah yang diejeksikan dalam 1 kali kontraksi

ventrikel

- Heart Rate frekuensi denyut jantung per menit

- Cardiac Output volume darah yang dipancarkan keluar dari ventrikel

dalam 1 menit (cardiac output = stroke volume x heart rate)

- Preload volume darah yang meregangkan otot ventrikel sebelum kontraksi

Volume darah dalam ventrikel kanan pada akhir diastole merupakan volume

preload untuk kontraksi berikutnya Volume preload ventrikel kanan

meningkat bila venous return ke dalam atrium kanan meningkat misalnya

pada inspirasi dan pada aktifitas fisik beratPeningkatan volume darah dalam

ventrikel yang mengalami dilatasi pada gagal jantung kongestif juga

menyebabkan peningkatan preload Penurunan preload ventrikel kanan

disebabkan oleh ekspirasi penurunan output ventrikel kiri dan pooling darah

dalam sistem kapiler dan venosa

- Afterload menggambarkan resistensi vaskuler terhadap kontraksi

ventrikel Penyebab resistensi terhadap kontraksi ventrikel kiri adalah

peningkatan tonus aorta arteri besar arteri kecil dan arteriole Peningkatan

preload dan afterload patologis mengakibatkan perubahan fungsi ventrikel

yang akan terdeteksi secara klinis

e) Gejala sistem kardiovaskuler seperti nyeri dada (chest pain) palpitasi

nafas pendek

orthopnea dyspnea paroksismal wheezing batuk dan hemoptisis juga

sering terjadi pada kelainan-kelainan sistem Respirasi

f) Pemeriksaan dilakukan setelah pasien beristirahat minimal 5 menit

g) Pemeriksaan jantung dilakukan pada 3 posisi yaitu

1 Pasien dalam posisi berbaring terlentang dengan kepala sedikit

ditinggikan (membentuk sudut 30o) Perawat berdiri di sisi kanan

pasien

2 Pasien berbaring miring ke kiri (left lateral decubitus)

3 Pasien duduk sedikit membungkuk ke depan

V Alat dan bahan

Stetoskop

Bantal

Timer

VI Prosedur tindakan

Inspeksi

Pakaian atas paasien harus disiapkan dalam keadaan terbuka

Tetap selalu menjaga privacy pasien

Prioritaskan dan perhatikan untuk tanda-tanda kegawatan

Tanda-tanda yang diamati

- Bentuk prekordium

Pada umumnya kedua belah dada adalah simetris Prekordium yang

cekung dapat terjadi akibat perikarditis menahun fibrosis atau atelektasis

paruscoliosis atau kifoskoliosis Prekordium yang gembung dapat terjadi

akibat dari pembesaran jantung efusi epikardium efusi pleura tumor

paru tumor mediastinum

- Denyut pada apeks jantung (iktuss kordis)

Dalam keadaan normal dengan sikap duduk tidur terlentang atau berdiri

iktus terlihatdi dalam ruangan interkostal V sisi kiri agak medial dari linea

midclavicularis sinistra

Pada aak-anak iktus tmpak pada ruangan interkostal IV

Ifat iktus pada keadaan normal iktus hanya merupkan tonjolan kecil yang

sifatnya local Pada pembesaran yang sangat pada bilik kiri iktus akan

meluas Iktus hanya terjadi selama systole oleh karena itu untuk

memeriksa iktus kita adakan juga palpasi pada a carotis comunis untuk

merasakan adanya gelombang yang asalnya dari siatole

- Denyut nadi pada dada

Apabila didada bagian atas ada denyutan maka harus dicurigai adanya

kelainan pada aorta Aneurisma aorta ascenden dapat menimbulkan

denyutan di ruang interkostal II kanan sedangkan denyutan dada di daerah

rung interkostal II kiri menunjukkan adanya dilatasi a pulmonalis dan

aneurism aorta descenden

- Denyut vena

Vena yang tampak pada dada dan punggung tidak menunjukkan denytan

Vena yang menunjukkan denyutan hanyalah vena jugularis interna dan

eksterna

Palpasi

Urutan palpasi dalam rangka pemeriksaan jantung adalah sebagai berikut

Pemeriksaan iktus cordisHal yang dinilai adalah teraba tidaknya iktus dan apabila

teraba dinilai kuat angkat atau tidak Kadang-kadang kita tidak1048576 dapat melihat tetapi

dapat meraba iktus Pada keadaan normal iktus cordis dapat teraba pada ruang interkostal

kiri Vagak ke medial (2 cm) dari linea midklavikularis kiri

Pemeriksaang etaranthrill Adanya getaran seringkali menunjukkan adanya kelainan

katub bawaan atau penyakit jantung congenital Disini harus diperhatikan

1 Lokalisasi dari getaran

2 Terjadinya getaran saat systole atau diastole

3Getaran yang lemah akan lebih mudah dipalpasi apabila orang tersebut melakukan

pekerjaan fisik karena frekuensi jantung dan darah akan mengalir lebih cepat

4 Dengan terabanya getaran maka pada auskultasi nantinya akan terdengar bising

jantung

Pemeriksaan gerakan trachea Pada pemeriksaan jantung trachea harus juga

diperhatikan karena anatomi trachea berhubungan dengan arkus aorta Pada

aneurisma aorta denyutan aorta menjalar ke trachea dan denyutan ini dapat teraba

Perkusi

a Batas kiri jantung

- Kita melakukan perkusi dari arah lateral ke medial

- Perubahan antara bunyi sonor dari paru-paru ke redup relative kita tetapkan sebagai

batas jantung kiri

- Normal

Atas SIC II kiri di linea parastrenalis kiri (pinggang jantung) Bawah SIC V kiri agak

ke medial linea midklavikularis kiri(tempat Iktus)

b Batas kanan jantung

Perkusi juga dilakukan dari arah lateral ke medial Disini agak sulit menentukan batas

jantung karena letaknya agak jauh dari dinding depan thorak Normal Batas bawah

kanan jantung adalah di sekitar ruang interkostal III-IVk anandi linea parasternalis

kanan Sedangkan batas atasnya di ruang interkostal II kanan linea parasternalis

kanan Perkusi jantung mempunyai arti pada dua macam penyakit jantung yaitu efusi

pericardium dan aneurisma aorta

Auskultrasi

Letakkan stetoskop pada sela iga II kanan di dekat sternum sepanjang tepi kiri

sternum dari sela iga II sampai V dan di apeks

Bagian diafragma stetoskop dipergunakan untuk auskultasi bunyi jantung dengan

nada tinggi seperti BJ1 dan BJ2 bising dari regurgitasi aorta dan mitral serta

bising gesek perikardium

Bagian mangkuk stetoskop (bell) yang diletakkan dengan tekanan ringan lebih

sensitif untuk suara-suara dengan nada rendah seperti BJ3 dan BJ4 serta bising

pada stenosis mitral Letakkan bagian mangkuk stetostop pada apeks lalu

berpindah ke medial sepanjang tepi sternum ke arah atas

Lakukan auskultasi di seluruh prekordium dengan posisi pasien terlentang

Pasien berbaring miring ke kiri (left lateral decubitus) sehingga ventrikel kiri

lebih dekat ke permukaan dinding dada

- Tempatkan bagian mangkuk dari stetoskop di daerah impuls apeks (iktus)

- Posisi ini membuat bising-bising area katub mitral (misalnya pada stenosis

mitral) dan bunyi jantung akibat kelainan bagian kiri jantung (misalnya BJ3 dan

BJ4) lebih jelas terdengar

Pasien diminta untuk duduk dengan sedikit membungkuk ke depan

- Mintalah pasien untuk melakukan inspirasi dan ekspirasi maksimal kemudian

sejenak menahan nafas

- Bagian diafragma dari stetoskop diletakkan pada permukaan auskultasi dengan

tekanan ringan

- Lakukan auskultasi di sepanjang tepi sternum sisi kiri dan di apeks dengan

secara periodik memberi kesempatan pasien untuk mengambil nafas

- Posisi ini membuat bising-bising yang berasal dari daerah aorta lebih jelas

terdengar

B Pengukuran Tekanan Darah

I Definisi

Menurut L Sherwood tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan terhadap

dinding pembuluh dan bergantung pada volume darah yang terkandung di dalam

pembuluh dan daya regang Sedangkan dalam buku lainnya dinyatakan bahwa

tekanan darah arterial (tekanan darah) adalah kekuatan tekanan darah ke dinding

pembuluh darah dan tekanan ini berubah-ubah pada setiap tahapan siklus jantung

Laju aliran darah melintasi suatu pembuluh (yaitu volume darah yang lewat per

satuan waktu) berbanding lurus dengan tekanan dan berbanding terbalik dengan

resistensi vaskuler Gradien tekanan adalah perbedaan antara tekanan permulaan

dan akhir suatu pembuluh Faktor lain yang mempengaruhi laju aliran melalui

suatu pembuluh darah adalah resistensi yaitu ukuran hambatan terhadap aliran

darah Apabila resistensi meningkat maka gradien tekanan harus meningkat

dengan setara agar laju aliran tidak berubah Adapula faktor-faktor yang

mempertahankan tekanan darah adalah

Kekuatan memompa jantung

Banyaknya darah yang beredar

Elastisitas pembuluh darah

Tahapan tepi

Tekanan darah terdiri dari tekanan sistolik diastolik dan nadi Tekanan darah

sistolik adalah tekanan maksimum yang dikeluarkan pada aorta yang terjadi saat

ventrikel kiri jantung mengalami kontraksi Tekanan darah diastolik adalah

tekanan minimal yang dikeluarkan pada aorta yang terjadi pada saat ventrikel kiri

mengalami relaksasi Tekanan nadi adalah perbedaan tekanan antara tekanan

sistolik dengan tekanan diastolik Tekanan sistolik normal pada orang dewasa

adalah 90-130 mmhg sedangkankan tekanan diastolic normal adalah 60-90

mmHg Rata-rata tekanan darah pada orang dewasa adalah 12080 mmHg

II Tujuan

Mengetahui cara mengukur tekanan darah

Melakukan pengukuran tekanan darah

III Indikasi kontraindikasi komplikasi

Indikasi

Hipertensi

Hipotensi

Anemia

Pusing

IV Prinsip tindakan

Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah ( usia jenis

kelamin kondisi kesehatan keadaan emosional obat-obatan obesitas

aktivitas)

Pengukuran tekanan darah dapat dilkukan di lengan atas lengan bawah

kaki dan paha

Terdapat 2 metode pengukuran yaitu langsung dan tidak langsung

Metode langsung dilakukan dengan cara memasukkan kateter kedalam

arteri radialis brankhialis atau femoralis dan hasil pengukuran dapat

terlihat pada monitor oscilloskop sebagai gelombang

Metode tidak langsung dilakukan dengan auskultasi atau dengan palpasi

Metode auskultasi dilakukan dengan menggunakan stetoskop dan

spigmomanometer hingga terdengar bunyi yang mengikuti lima fase

korotkoff

V Alat dan bahan

Spigmomanometer

Stetoskop

VI Prosedur tindakan

Meminta klien berbaring tenang dalam keadaan istirahat

Letakkan manset di bagian lengan pasien

Menyiapkan stetoskop

Menentukan letak arteri brankhialis pada fossa cubiti dan meletakkan

stetoskop diatasnya

Meraba arteri radialis sambil memompa manset hingga arteri radialis sudah

tidak terabalagi Kemudian memompa kembali hingga sebesar 30 mmHg

Sambil memegang stetoskop melepaskan pompa dengan kecepatan 2-3

mmHg per detik

Memperhatikan bunyi yang terdengar melalui stetoskop Kemudian

menentukan tekanan bunyi pertama yang terdengar dan terakhir sesuai

dengan fase korotkoff

Mencatat hasil pengukuran

Mengulangi latihan hingga mendapat hasil yang serupa

Page 2: LP Pemeriksaan Fisik Jantung

impulse normal terletak pada ruang sela iga (RSI) V kira-kira 1 jari medial dari garis

midklavikular (medial dari apeks anatomis) Pada bentuk dada yang panjang dan

gepeng iktus kordis terdapat pada RSI VI medial dari garis midklavikular sedang

pada bentuk dada yang lebih pendek lebar letak iktus kordis agak ke lateral Pada

keadaan normal lebar iktus kordis yang teraba adalah 1-2 cm2 Bila kekuatan

volum dan kualitas jantung meningkat maka terjadi systolic lift systolic heaving dan

dalam keadaan ini daerah iktus kordis akan teraba lebih melebarGetaranan bising

yang ditimbulkan dapat teraba misalnya pada Duktus Arteriosis Persisten (DAP)

kecil berupa getaran bising di sela iga kiri sternum

Perkusi dilakukan benrtujuan untuk menetapkan batas-batas jantung yaitu batas kiri

jantung dan batas kanan jantung Perkusi jantung mempunyai arti pada dua macam

penyakit jantung yaitu efusi pericardium dan aneurisma aorta Kita melakukan

perkusi dari arah lateral ke medial Perubahan antara bunyi sonor dari paru-paru ke

redup relatif kita tetapkan sebagai batas jantung kiri Perkusi juga dilakukan dari arah

lateral ke medial Disini agak sulit menentukan batas jantung karena letaknya agak

jauh dari dinding depan thorak Normalnya batas bawah kanan jantung adalah di

sekitar ruang interkostal III-IV kanandi linea parasternalis kanan Sedangkan

batas atasnya di ruang interkostal II kanan linea parasternalis kanan

Yang terakhir yaitu auskultasi Auskultasi merupakan cara pemeriksaan dengan

mendengar bunyi akibat vibrasi (getaran suara) yang ditimbulkan karena kejadian

dan kegiatan jantung dan kejadian hemodemanik darah dalam jantung Alat yang

digunakan ialah stetoskop yang terdiri atas earpiece tubing dan chespiece Macam-

macam ches piece yaitu bowel type dengan membran digunakan terutama untuk

mendengar bunyi dengan frekuensi nada yang tinggi bel type digunakan untuk

mendengar bunyi-bunyi dengan frekuensi yang lebih rendah Beberapa aspek bunyi

yang perlu diperhatikan

a) Nada berhubungan dengan frekuensi tinggi rendahnya getaran

b) Kerasnya (intensitas) berhubungan dengan ampitudo gelombang suara

c) Kualitas bunyi dihubungkan dengan timbre yaitu jumlah nada dasar dengan

bermacam-macam jenis vibrasi bunyi yang menjadi komponen-komponen bunyi

yang terdengar

Selain bunyi jantung pada auskultasi dapat juga terdengar bunyi akibat kejadian

hemodinamik darah yang dikenal sebagai desiran atau bising jantung (cardiac

murmur)

II Tujuan

Mencari adanya kelainan kardiovaskuler primer

Menemukan penyakit sistemik yang menyebabkan kelainan kardiovaskuler

Skrining kelainan kardiovaskuler

III Indikasi kontraindikasi dan komplikasi

Indikasi

Nyeri dada

Orthopnea

dyspnea paroksismal

Palpitasi

Nafas pendek

Kontraindikasi

Inflamasi kronik

Fraktur iga

IV Prinsip Tindakan

Sebelum mempelajari ketrampilan pemeriksaan fisik sistem kardiovaskuler

penting untuk diketahui bahwa

a) Termasuk dalam pemeriksaan sistem kardiovaskuler adalah pemeriksaan

tekanan vena jugularis (JVP) dan palpasi arteria karotis (lihat kembali topik

General Survey dan pemeriksaan Kepala-Leher)

b) Pada sebagian besar manusia dengan anatomi normal proyeksi bangunan-

bangunan jantung seperti ventrikel kanan dan kiri arteri pulmonalis dan

aorta berada di dada sebelah kiri kecuali pada dekstrokardia

c) Selama melakukan pemeriksaan jantung penting untuk mengidentifikasi

lokasi anatomis berdasar kelainan yang diperoleh dari hasil pemeriksaan serta

menghubungkan kelainan hasil pemeriksaan dengan waktu terjadinya pada

siklus jantung

d) Beberapa istilah yang harus difahami misalnya

- Stroke Volume volume darah yang diejeksikan dalam 1 kali kontraksi

ventrikel

- Heart Rate frekuensi denyut jantung per menit

- Cardiac Output volume darah yang dipancarkan keluar dari ventrikel

dalam 1 menit (cardiac output = stroke volume x heart rate)

- Preload volume darah yang meregangkan otot ventrikel sebelum kontraksi

Volume darah dalam ventrikel kanan pada akhir diastole merupakan volume

preload untuk kontraksi berikutnya Volume preload ventrikel kanan

meningkat bila venous return ke dalam atrium kanan meningkat misalnya

pada inspirasi dan pada aktifitas fisik beratPeningkatan volume darah dalam

ventrikel yang mengalami dilatasi pada gagal jantung kongestif juga

menyebabkan peningkatan preload Penurunan preload ventrikel kanan

disebabkan oleh ekspirasi penurunan output ventrikel kiri dan pooling darah

dalam sistem kapiler dan venosa

- Afterload menggambarkan resistensi vaskuler terhadap kontraksi

ventrikel Penyebab resistensi terhadap kontraksi ventrikel kiri adalah

peningkatan tonus aorta arteri besar arteri kecil dan arteriole Peningkatan

preload dan afterload patologis mengakibatkan perubahan fungsi ventrikel

yang akan terdeteksi secara klinis

e) Gejala sistem kardiovaskuler seperti nyeri dada (chest pain) palpitasi

nafas pendek

orthopnea dyspnea paroksismal wheezing batuk dan hemoptisis juga

sering terjadi pada kelainan-kelainan sistem Respirasi

f) Pemeriksaan dilakukan setelah pasien beristirahat minimal 5 menit

g) Pemeriksaan jantung dilakukan pada 3 posisi yaitu

1 Pasien dalam posisi berbaring terlentang dengan kepala sedikit

ditinggikan (membentuk sudut 30o) Perawat berdiri di sisi kanan

pasien

2 Pasien berbaring miring ke kiri (left lateral decubitus)

3 Pasien duduk sedikit membungkuk ke depan

V Alat dan bahan

Stetoskop

Bantal

Timer

VI Prosedur tindakan

Inspeksi

Pakaian atas paasien harus disiapkan dalam keadaan terbuka

Tetap selalu menjaga privacy pasien

Prioritaskan dan perhatikan untuk tanda-tanda kegawatan

Tanda-tanda yang diamati

- Bentuk prekordium

Pada umumnya kedua belah dada adalah simetris Prekordium yang

cekung dapat terjadi akibat perikarditis menahun fibrosis atau atelektasis

paruscoliosis atau kifoskoliosis Prekordium yang gembung dapat terjadi

akibat dari pembesaran jantung efusi epikardium efusi pleura tumor

paru tumor mediastinum

- Denyut pada apeks jantung (iktuss kordis)

Dalam keadaan normal dengan sikap duduk tidur terlentang atau berdiri

iktus terlihatdi dalam ruangan interkostal V sisi kiri agak medial dari linea

midclavicularis sinistra

Pada aak-anak iktus tmpak pada ruangan interkostal IV

Ifat iktus pada keadaan normal iktus hanya merupkan tonjolan kecil yang

sifatnya local Pada pembesaran yang sangat pada bilik kiri iktus akan

meluas Iktus hanya terjadi selama systole oleh karena itu untuk

memeriksa iktus kita adakan juga palpasi pada a carotis comunis untuk

merasakan adanya gelombang yang asalnya dari siatole

- Denyut nadi pada dada

Apabila didada bagian atas ada denyutan maka harus dicurigai adanya

kelainan pada aorta Aneurisma aorta ascenden dapat menimbulkan

denyutan di ruang interkostal II kanan sedangkan denyutan dada di daerah

rung interkostal II kiri menunjukkan adanya dilatasi a pulmonalis dan

aneurism aorta descenden

- Denyut vena

Vena yang tampak pada dada dan punggung tidak menunjukkan denytan

Vena yang menunjukkan denyutan hanyalah vena jugularis interna dan

eksterna

Palpasi

Urutan palpasi dalam rangka pemeriksaan jantung adalah sebagai berikut

Pemeriksaan iktus cordisHal yang dinilai adalah teraba tidaknya iktus dan apabila

teraba dinilai kuat angkat atau tidak Kadang-kadang kita tidak1048576 dapat melihat tetapi

dapat meraba iktus Pada keadaan normal iktus cordis dapat teraba pada ruang interkostal

kiri Vagak ke medial (2 cm) dari linea midklavikularis kiri

Pemeriksaang etaranthrill Adanya getaran seringkali menunjukkan adanya kelainan

katub bawaan atau penyakit jantung congenital Disini harus diperhatikan

1 Lokalisasi dari getaran

2 Terjadinya getaran saat systole atau diastole

3Getaran yang lemah akan lebih mudah dipalpasi apabila orang tersebut melakukan

pekerjaan fisik karena frekuensi jantung dan darah akan mengalir lebih cepat

4 Dengan terabanya getaran maka pada auskultasi nantinya akan terdengar bising

jantung

Pemeriksaan gerakan trachea Pada pemeriksaan jantung trachea harus juga

diperhatikan karena anatomi trachea berhubungan dengan arkus aorta Pada

aneurisma aorta denyutan aorta menjalar ke trachea dan denyutan ini dapat teraba

Perkusi

a Batas kiri jantung

- Kita melakukan perkusi dari arah lateral ke medial

- Perubahan antara bunyi sonor dari paru-paru ke redup relative kita tetapkan sebagai

batas jantung kiri

- Normal

Atas SIC II kiri di linea parastrenalis kiri (pinggang jantung) Bawah SIC V kiri agak

ke medial linea midklavikularis kiri(tempat Iktus)

b Batas kanan jantung

Perkusi juga dilakukan dari arah lateral ke medial Disini agak sulit menentukan batas

jantung karena letaknya agak jauh dari dinding depan thorak Normal Batas bawah

kanan jantung adalah di sekitar ruang interkostal III-IVk anandi linea parasternalis

kanan Sedangkan batas atasnya di ruang interkostal II kanan linea parasternalis

kanan Perkusi jantung mempunyai arti pada dua macam penyakit jantung yaitu efusi

pericardium dan aneurisma aorta

Auskultrasi

Letakkan stetoskop pada sela iga II kanan di dekat sternum sepanjang tepi kiri

sternum dari sela iga II sampai V dan di apeks

Bagian diafragma stetoskop dipergunakan untuk auskultasi bunyi jantung dengan

nada tinggi seperti BJ1 dan BJ2 bising dari regurgitasi aorta dan mitral serta

bising gesek perikardium

Bagian mangkuk stetoskop (bell) yang diletakkan dengan tekanan ringan lebih

sensitif untuk suara-suara dengan nada rendah seperti BJ3 dan BJ4 serta bising

pada stenosis mitral Letakkan bagian mangkuk stetostop pada apeks lalu

berpindah ke medial sepanjang tepi sternum ke arah atas

Lakukan auskultasi di seluruh prekordium dengan posisi pasien terlentang

Pasien berbaring miring ke kiri (left lateral decubitus) sehingga ventrikel kiri

lebih dekat ke permukaan dinding dada

- Tempatkan bagian mangkuk dari stetoskop di daerah impuls apeks (iktus)

- Posisi ini membuat bising-bising area katub mitral (misalnya pada stenosis

mitral) dan bunyi jantung akibat kelainan bagian kiri jantung (misalnya BJ3 dan

BJ4) lebih jelas terdengar

Pasien diminta untuk duduk dengan sedikit membungkuk ke depan

- Mintalah pasien untuk melakukan inspirasi dan ekspirasi maksimal kemudian

sejenak menahan nafas

- Bagian diafragma dari stetoskop diletakkan pada permukaan auskultasi dengan

tekanan ringan

- Lakukan auskultasi di sepanjang tepi sternum sisi kiri dan di apeks dengan

secara periodik memberi kesempatan pasien untuk mengambil nafas

- Posisi ini membuat bising-bising yang berasal dari daerah aorta lebih jelas

terdengar

B Pengukuran Tekanan Darah

I Definisi

Menurut L Sherwood tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan terhadap

dinding pembuluh dan bergantung pada volume darah yang terkandung di dalam

pembuluh dan daya regang Sedangkan dalam buku lainnya dinyatakan bahwa

tekanan darah arterial (tekanan darah) adalah kekuatan tekanan darah ke dinding

pembuluh darah dan tekanan ini berubah-ubah pada setiap tahapan siklus jantung

Laju aliran darah melintasi suatu pembuluh (yaitu volume darah yang lewat per

satuan waktu) berbanding lurus dengan tekanan dan berbanding terbalik dengan

resistensi vaskuler Gradien tekanan adalah perbedaan antara tekanan permulaan

dan akhir suatu pembuluh Faktor lain yang mempengaruhi laju aliran melalui

suatu pembuluh darah adalah resistensi yaitu ukuran hambatan terhadap aliran

darah Apabila resistensi meningkat maka gradien tekanan harus meningkat

dengan setara agar laju aliran tidak berubah Adapula faktor-faktor yang

mempertahankan tekanan darah adalah

Kekuatan memompa jantung

Banyaknya darah yang beredar

Elastisitas pembuluh darah

Tahapan tepi

Tekanan darah terdiri dari tekanan sistolik diastolik dan nadi Tekanan darah

sistolik adalah tekanan maksimum yang dikeluarkan pada aorta yang terjadi saat

ventrikel kiri jantung mengalami kontraksi Tekanan darah diastolik adalah

tekanan minimal yang dikeluarkan pada aorta yang terjadi pada saat ventrikel kiri

mengalami relaksasi Tekanan nadi adalah perbedaan tekanan antara tekanan

sistolik dengan tekanan diastolik Tekanan sistolik normal pada orang dewasa

adalah 90-130 mmhg sedangkankan tekanan diastolic normal adalah 60-90

mmHg Rata-rata tekanan darah pada orang dewasa adalah 12080 mmHg

II Tujuan

Mengetahui cara mengukur tekanan darah

Melakukan pengukuran tekanan darah

III Indikasi kontraindikasi komplikasi

Indikasi

Hipertensi

Hipotensi

Anemia

Pusing

IV Prinsip tindakan

Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah ( usia jenis

kelamin kondisi kesehatan keadaan emosional obat-obatan obesitas

aktivitas)

Pengukuran tekanan darah dapat dilkukan di lengan atas lengan bawah

kaki dan paha

Terdapat 2 metode pengukuran yaitu langsung dan tidak langsung

Metode langsung dilakukan dengan cara memasukkan kateter kedalam

arteri radialis brankhialis atau femoralis dan hasil pengukuran dapat

terlihat pada monitor oscilloskop sebagai gelombang

Metode tidak langsung dilakukan dengan auskultasi atau dengan palpasi

Metode auskultasi dilakukan dengan menggunakan stetoskop dan

spigmomanometer hingga terdengar bunyi yang mengikuti lima fase

korotkoff

V Alat dan bahan

Spigmomanometer

Stetoskop

VI Prosedur tindakan

Meminta klien berbaring tenang dalam keadaan istirahat

Letakkan manset di bagian lengan pasien

Menyiapkan stetoskop

Menentukan letak arteri brankhialis pada fossa cubiti dan meletakkan

stetoskop diatasnya

Meraba arteri radialis sambil memompa manset hingga arteri radialis sudah

tidak terabalagi Kemudian memompa kembali hingga sebesar 30 mmHg

Sambil memegang stetoskop melepaskan pompa dengan kecepatan 2-3

mmHg per detik

Memperhatikan bunyi yang terdengar melalui stetoskop Kemudian

menentukan tekanan bunyi pertama yang terdengar dan terakhir sesuai

dengan fase korotkoff

Mencatat hasil pengukuran

Mengulangi latihan hingga mendapat hasil yang serupa

Page 3: LP Pemeriksaan Fisik Jantung

yang terdengar

Selain bunyi jantung pada auskultasi dapat juga terdengar bunyi akibat kejadian

hemodinamik darah yang dikenal sebagai desiran atau bising jantung (cardiac

murmur)

II Tujuan

Mencari adanya kelainan kardiovaskuler primer

Menemukan penyakit sistemik yang menyebabkan kelainan kardiovaskuler

Skrining kelainan kardiovaskuler

III Indikasi kontraindikasi dan komplikasi

Indikasi

Nyeri dada

Orthopnea

dyspnea paroksismal

Palpitasi

Nafas pendek

Kontraindikasi

Inflamasi kronik

Fraktur iga

IV Prinsip Tindakan

Sebelum mempelajari ketrampilan pemeriksaan fisik sistem kardiovaskuler

penting untuk diketahui bahwa

a) Termasuk dalam pemeriksaan sistem kardiovaskuler adalah pemeriksaan

tekanan vena jugularis (JVP) dan palpasi arteria karotis (lihat kembali topik

General Survey dan pemeriksaan Kepala-Leher)

b) Pada sebagian besar manusia dengan anatomi normal proyeksi bangunan-

bangunan jantung seperti ventrikel kanan dan kiri arteri pulmonalis dan

aorta berada di dada sebelah kiri kecuali pada dekstrokardia

c) Selama melakukan pemeriksaan jantung penting untuk mengidentifikasi

lokasi anatomis berdasar kelainan yang diperoleh dari hasil pemeriksaan serta

menghubungkan kelainan hasil pemeriksaan dengan waktu terjadinya pada

siklus jantung

d) Beberapa istilah yang harus difahami misalnya

- Stroke Volume volume darah yang diejeksikan dalam 1 kali kontraksi

ventrikel

- Heart Rate frekuensi denyut jantung per menit

- Cardiac Output volume darah yang dipancarkan keluar dari ventrikel

dalam 1 menit (cardiac output = stroke volume x heart rate)

- Preload volume darah yang meregangkan otot ventrikel sebelum kontraksi

Volume darah dalam ventrikel kanan pada akhir diastole merupakan volume

preload untuk kontraksi berikutnya Volume preload ventrikel kanan

meningkat bila venous return ke dalam atrium kanan meningkat misalnya

pada inspirasi dan pada aktifitas fisik beratPeningkatan volume darah dalam

ventrikel yang mengalami dilatasi pada gagal jantung kongestif juga

menyebabkan peningkatan preload Penurunan preload ventrikel kanan

disebabkan oleh ekspirasi penurunan output ventrikel kiri dan pooling darah

dalam sistem kapiler dan venosa

- Afterload menggambarkan resistensi vaskuler terhadap kontraksi

ventrikel Penyebab resistensi terhadap kontraksi ventrikel kiri adalah

peningkatan tonus aorta arteri besar arteri kecil dan arteriole Peningkatan

preload dan afterload patologis mengakibatkan perubahan fungsi ventrikel

yang akan terdeteksi secara klinis

e) Gejala sistem kardiovaskuler seperti nyeri dada (chest pain) palpitasi

nafas pendek

orthopnea dyspnea paroksismal wheezing batuk dan hemoptisis juga

sering terjadi pada kelainan-kelainan sistem Respirasi

f) Pemeriksaan dilakukan setelah pasien beristirahat minimal 5 menit

g) Pemeriksaan jantung dilakukan pada 3 posisi yaitu

1 Pasien dalam posisi berbaring terlentang dengan kepala sedikit

ditinggikan (membentuk sudut 30o) Perawat berdiri di sisi kanan

pasien

2 Pasien berbaring miring ke kiri (left lateral decubitus)

3 Pasien duduk sedikit membungkuk ke depan

V Alat dan bahan

Stetoskop

Bantal

Timer

VI Prosedur tindakan

Inspeksi

Pakaian atas paasien harus disiapkan dalam keadaan terbuka

Tetap selalu menjaga privacy pasien

Prioritaskan dan perhatikan untuk tanda-tanda kegawatan

Tanda-tanda yang diamati

- Bentuk prekordium

Pada umumnya kedua belah dada adalah simetris Prekordium yang

cekung dapat terjadi akibat perikarditis menahun fibrosis atau atelektasis

paruscoliosis atau kifoskoliosis Prekordium yang gembung dapat terjadi

akibat dari pembesaran jantung efusi epikardium efusi pleura tumor

paru tumor mediastinum

- Denyut pada apeks jantung (iktuss kordis)

Dalam keadaan normal dengan sikap duduk tidur terlentang atau berdiri

iktus terlihatdi dalam ruangan interkostal V sisi kiri agak medial dari linea

midclavicularis sinistra

Pada aak-anak iktus tmpak pada ruangan interkostal IV

Ifat iktus pada keadaan normal iktus hanya merupkan tonjolan kecil yang

sifatnya local Pada pembesaran yang sangat pada bilik kiri iktus akan

meluas Iktus hanya terjadi selama systole oleh karena itu untuk

memeriksa iktus kita adakan juga palpasi pada a carotis comunis untuk

merasakan adanya gelombang yang asalnya dari siatole

- Denyut nadi pada dada

Apabila didada bagian atas ada denyutan maka harus dicurigai adanya

kelainan pada aorta Aneurisma aorta ascenden dapat menimbulkan

denyutan di ruang interkostal II kanan sedangkan denyutan dada di daerah

rung interkostal II kiri menunjukkan adanya dilatasi a pulmonalis dan

aneurism aorta descenden

- Denyut vena

Vena yang tampak pada dada dan punggung tidak menunjukkan denytan

Vena yang menunjukkan denyutan hanyalah vena jugularis interna dan

eksterna

Palpasi

Urutan palpasi dalam rangka pemeriksaan jantung adalah sebagai berikut

Pemeriksaan iktus cordisHal yang dinilai adalah teraba tidaknya iktus dan apabila

teraba dinilai kuat angkat atau tidak Kadang-kadang kita tidak1048576 dapat melihat tetapi

dapat meraba iktus Pada keadaan normal iktus cordis dapat teraba pada ruang interkostal

kiri Vagak ke medial (2 cm) dari linea midklavikularis kiri

Pemeriksaang etaranthrill Adanya getaran seringkali menunjukkan adanya kelainan

katub bawaan atau penyakit jantung congenital Disini harus diperhatikan

1 Lokalisasi dari getaran

2 Terjadinya getaran saat systole atau diastole

3Getaran yang lemah akan lebih mudah dipalpasi apabila orang tersebut melakukan

pekerjaan fisik karena frekuensi jantung dan darah akan mengalir lebih cepat

4 Dengan terabanya getaran maka pada auskultasi nantinya akan terdengar bising

jantung

Pemeriksaan gerakan trachea Pada pemeriksaan jantung trachea harus juga

diperhatikan karena anatomi trachea berhubungan dengan arkus aorta Pada

aneurisma aorta denyutan aorta menjalar ke trachea dan denyutan ini dapat teraba

Perkusi

a Batas kiri jantung

- Kita melakukan perkusi dari arah lateral ke medial

- Perubahan antara bunyi sonor dari paru-paru ke redup relative kita tetapkan sebagai

batas jantung kiri

- Normal

Atas SIC II kiri di linea parastrenalis kiri (pinggang jantung) Bawah SIC V kiri agak

ke medial linea midklavikularis kiri(tempat Iktus)

b Batas kanan jantung

Perkusi juga dilakukan dari arah lateral ke medial Disini agak sulit menentukan batas

jantung karena letaknya agak jauh dari dinding depan thorak Normal Batas bawah

kanan jantung adalah di sekitar ruang interkostal III-IVk anandi linea parasternalis

kanan Sedangkan batas atasnya di ruang interkostal II kanan linea parasternalis

kanan Perkusi jantung mempunyai arti pada dua macam penyakit jantung yaitu efusi

pericardium dan aneurisma aorta

Auskultrasi

Letakkan stetoskop pada sela iga II kanan di dekat sternum sepanjang tepi kiri

sternum dari sela iga II sampai V dan di apeks

Bagian diafragma stetoskop dipergunakan untuk auskultasi bunyi jantung dengan

nada tinggi seperti BJ1 dan BJ2 bising dari regurgitasi aorta dan mitral serta

bising gesek perikardium

Bagian mangkuk stetoskop (bell) yang diletakkan dengan tekanan ringan lebih

sensitif untuk suara-suara dengan nada rendah seperti BJ3 dan BJ4 serta bising

pada stenosis mitral Letakkan bagian mangkuk stetostop pada apeks lalu

berpindah ke medial sepanjang tepi sternum ke arah atas

Lakukan auskultasi di seluruh prekordium dengan posisi pasien terlentang

Pasien berbaring miring ke kiri (left lateral decubitus) sehingga ventrikel kiri

lebih dekat ke permukaan dinding dada

- Tempatkan bagian mangkuk dari stetoskop di daerah impuls apeks (iktus)

- Posisi ini membuat bising-bising area katub mitral (misalnya pada stenosis

mitral) dan bunyi jantung akibat kelainan bagian kiri jantung (misalnya BJ3 dan

BJ4) lebih jelas terdengar

Pasien diminta untuk duduk dengan sedikit membungkuk ke depan

- Mintalah pasien untuk melakukan inspirasi dan ekspirasi maksimal kemudian

sejenak menahan nafas

- Bagian diafragma dari stetoskop diletakkan pada permukaan auskultasi dengan

tekanan ringan

- Lakukan auskultasi di sepanjang tepi sternum sisi kiri dan di apeks dengan

secara periodik memberi kesempatan pasien untuk mengambil nafas

- Posisi ini membuat bising-bising yang berasal dari daerah aorta lebih jelas

terdengar

B Pengukuran Tekanan Darah

I Definisi

Menurut L Sherwood tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan terhadap

dinding pembuluh dan bergantung pada volume darah yang terkandung di dalam

pembuluh dan daya regang Sedangkan dalam buku lainnya dinyatakan bahwa

tekanan darah arterial (tekanan darah) adalah kekuatan tekanan darah ke dinding

pembuluh darah dan tekanan ini berubah-ubah pada setiap tahapan siklus jantung

Laju aliran darah melintasi suatu pembuluh (yaitu volume darah yang lewat per

satuan waktu) berbanding lurus dengan tekanan dan berbanding terbalik dengan

resistensi vaskuler Gradien tekanan adalah perbedaan antara tekanan permulaan

dan akhir suatu pembuluh Faktor lain yang mempengaruhi laju aliran melalui

suatu pembuluh darah adalah resistensi yaitu ukuran hambatan terhadap aliran

darah Apabila resistensi meningkat maka gradien tekanan harus meningkat

dengan setara agar laju aliran tidak berubah Adapula faktor-faktor yang

mempertahankan tekanan darah adalah

Kekuatan memompa jantung

Banyaknya darah yang beredar

Elastisitas pembuluh darah

Tahapan tepi

Tekanan darah terdiri dari tekanan sistolik diastolik dan nadi Tekanan darah

sistolik adalah tekanan maksimum yang dikeluarkan pada aorta yang terjadi saat

ventrikel kiri jantung mengalami kontraksi Tekanan darah diastolik adalah

tekanan minimal yang dikeluarkan pada aorta yang terjadi pada saat ventrikel kiri

mengalami relaksasi Tekanan nadi adalah perbedaan tekanan antara tekanan

sistolik dengan tekanan diastolik Tekanan sistolik normal pada orang dewasa

adalah 90-130 mmhg sedangkankan tekanan diastolic normal adalah 60-90

mmHg Rata-rata tekanan darah pada orang dewasa adalah 12080 mmHg

II Tujuan

Mengetahui cara mengukur tekanan darah

Melakukan pengukuran tekanan darah

III Indikasi kontraindikasi komplikasi

Indikasi

Hipertensi

Hipotensi

Anemia

Pusing

IV Prinsip tindakan

Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah ( usia jenis

kelamin kondisi kesehatan keadaan emosional obat-obatan obesitas

aktivitas)

Pengukuran tekanan darah dapat dilkukan di lengan atas lengan bawah

kaki dan paha

Terdapat 2 metode pengukuran yaitu langsung dan tidak langsung

Metode langsung dilakukan dengan cara memasukkan kateter kedalam

arteri radialis brankhialis atau femoralis dan hasil pengukuran dapat

terlihat pada monitor oscilloskop sebagai gelombang

Metode tidak langsung dilakukan dengan auskultasi atau dengan palpasi

Metode auskultasi dilakukan dengan menggunakan stetoskop dan

spigmomanometer hingga terdengar bunyi yang mengikuti lima fase

korotkoff

V Alat dan bahan

Spigmomanometer

Stetoskop

VI Prosedur tindakan

Meminta klien berbaring tenang dalam keadaan istirahat

Letakkan manset di bagian lengan pasien

Menyiapkan stetoskop

Menentukan letak arteri brankhialis pada fossa cubiti dan meletakkan

stetoskop diatasnya

Meraba arteri radialis sambil memompa manset hingga arteri radialis sudah

tidak terabalagi Kemudian memompa kembali hingga sebesar 30 mmHg

Sambil memegang stetoskop melepaskan pompa dengan kecepatan 2-3

mmHg per detik

Memperhatikan bunyi yang terdengar melalui stetoskop Kemudian

menentukan tekanan bunyi pertama yang terdengar dan terakhir sesuai

dengan fase korotkoff

Mencatat hasil pengukuran

Mengulangi latihan hingga mendapat hasil yang serupa

Page 4: LP Pemeriksaan Fisik Jantung

menghubungkan kelainan hasil pemeriksaan dengan waktu terjadinya pada

siklus jantung

d) Beberapa istilah yang harus difahami misalnya

- Stroke Volume volume darah yang diejeksikan dalam 1 kali kontraksi

ventrikel

- Heart Rate frekuensi denyut jantung per menit

- Cardiac Output volume darah yang dipancarkan keluar dari ventrikel

dalam 1 menit (cardiac output = stroke volume x heart rate)

- Preload volume darah yang meregangkan otot ventrikel sebelum kontraksi

Volume darah dalam ventrikel kanan pada akhir diastole merupakan volume

preload untuk kontraksi berikutnya Volume preload ventrikel kanan

meningkat bila venous return ke dalam atrium kanan meningkat misalnya

pada inspirasi dan pada aktifitas fisik beratPeningkatan volume darah dalam

ventrikel yang mengalami dilatasi pada gagal jantung kongestif juga

menyebabkan peningkatan preload Penurunan preload ventrikel kanan

disebabkan oleh ekspirasi penurunan output ventrikel kiri dan pooling darah

dalam sistem kapiler dan venosa

- Afterload menggambarkan resistensi vaskuler terhadap kontraksi

ventrikel Penyebab resistensi terhadap kontraksi ventrikel kiri adalah

peningkatan tonus aorta arteri besar arteri kecil dan arteriole Peningkatan

preload dan afterload patologis mengakibatkan perubahan fungsi ventrikel

yang akan terdeteksi secara klinis

e) Gejala sistem kardiovaskuler seperti nyeri dada (chest pain) palpitasi

nafas pendek

orthopnea dyspnea paroksismal wheezing batuk dan hemoptisis juga

sering terjadi pada kelainan-kelainan sistem Respirasi

f) Pemeriksaan dilakukan setelah pasien beristirahat minimal 5 menit

g) Pemeriksaan jantung dilakukan pada 3 posisi yaitu

1 Pasien dalam posisi berbaring terlentang dengan kepala sedikit

ditinggikan (membentuk sudut 30o) Perawat berdiri di sisi kanan

pasien

2 Pasien berbaring miring ke kiri (left lateral decubitus)

3 Pasien duduk sedikit membungkuk ke depan

V Alat dan bahan

Stetoskop

Bantal

Timer

VI Prosedur tindakan

Inspeksi

Pakaian atas paasien harus disiapkan dalam keadaan terbuka

Tetap selalu menjaga privacy pasien

Prioritaskan dan perhatikan untuk tanda-tanda kegawatan

Tanda-tanda yang diamati

- Bentuk prekordium

Pada umumnya kedua belah dada adalah simetris Prekordium yang

cekung dapat terjadi akibat perikarditis menahun fibrosis atau atelektasis

paruscoliosis atau kifoskoliosis Prekordium yang gembung dapat terjadi

akibat dari pembesaran jantung efusi epikardium efusi pleura tumor

paru tumor mediastinum

- Denyut pada apeks jantung (iktuss kordis)

Dalam keadaan normal dengan sikap duduk tidur terlentang atau berdiri

iktus terlihatdi dalam ruangan interkostal V sisi kiri agak medial dari linea

midclavicularis sinistra

Pada aak-anak iktus tmpak pada ruangan interkostal IV

Ifat iktus pada keadaan normal iktus hanya merupkan tonjolan kecil yang

sifatnya local Pada pembesaran yang sangat pada bilik kiri iktus akan

meluas Iktus hanya terjadi selama systole oleh karena itu untuk

memeriksa iktus kita adakan juga palpasi pada a carotis comunis untuk

merasakan adanya gelombang yang asalnya dari siatole

- Denyut nadi pada dada

Apabila didada bagian atas ada denyutan maka harus dicurigai adanya

kelainan pada aorta Aneurisma aorta ascenden dapat menimbulkan

denyutan di ruang interkostal II kanan sedangkan denyutan dada di daerah

rung interkostal II kiri menunjukkan adanya dilatasi a pulmonalis dan

aneurism aorta descenden

- Denyut vena

Vena yang tampak pada dada dan punggung tidak menunjukkan denytan

Vena yang menunjukkan denyutan hanyalah vena jugularis interna dan

eksterna

Palpasi

Urutan palpasi dalam rangka pemeriksaan jantung adalah sebagai berikut

Pemeriksaan iktus cordisHal yang dinilai adalah teraba tidaknya iktus dan apabila

teraba dinilai kuat angkat atau tidak Kadang-kadang kita tidak1048576 dapat melihat tetapi

dapat meraba iktus Pada keadaan normal iktus cordis dapat teraba pada ruang interkostal

kiri Vagak ke medial (2 cm) dari linea midklavikularis kiri

Pemeriksaang etaranthrill Adanya getaran seringkali menunjukkan adanya kelainan

katub bawaan atau penyakit jantung congenital Disini harus diperhatikan

1 Lokalisasi dari getaran

2 Terjadinya getaran saat systole atau diastole

3Getaran yang lemah akan lebih mudah dipalpasi apabila orang tersebut melakukan

pekerjaan fisik karena frekuensi jantung dan darah akan mengalir lebih cepat

4 Dengan terabanya getaran maka pada auskultasi nantinya akan terdengar bising

jantung

Pemeriksaan gerakan trachea Pada pemeriksaan jantung trachea harus juga

diperhatikan karena anatomi trachea berhubungan dengan arkus aorta Pada

aneurisma aorta denyutan aorta menjalar ke trachea dan denyutan ini dapat teraba

Perkusi

a Batas kiri jantung

- Kita melakukan perkusi dari arah lateral ke medial

- Perubahan antara bunyi sonor dari paru-paru ke redup relative kita tetapkan sebagai

batas jantung kiri

- Normal

Atas SIC II kiri di linea parastrenalis kiri (pinggang jantung) Bawah SIC V kiri agak

ke medial linea midklavikularis kiri(tempat Iktus)

b Batas kanan jantung

Perkusi juga dilakukan dari arah lateral ke medial Disini agak sulit menentukan batas

jantung karena letaknya agak jauh dari dinding depan thorak Normal Batas bawah

kanan jantung adalah di sekitar ruang interkostal III-IVk anandi linea parasternalis

kanan Sedangkan batas atasnya di ruang interkostal II kanan linea parasternalis

kanan Perkusi jantung mempunyai arti pada dua macam penyakit jantung yaitu efusi

pericardium dan aneurisma aorta

Auskultrasi

Letakkan stetoskop pada sela iga II kanan di dekat sternum sepanjang tepi kiri

sternum dari sela iga II sampai V dan di apeks

Bagian diafragma stetoskop dipergunakan untuk auskultasi bunyi jantung dengan

nada tinggi seperti BJ1 dan BJ2 bising dari regurgitasi aorta dan mitral serta

bising gesek perikardium

Bagian mangkuk stetoskop (bell) yang diletakkan dengan tekanan ringan lebih

sensitif untuk suara-suara dengan nada rendah seperti BJ3 dan BJ4 serta bising

pada stenosis mitral Letakkan bagian mangkuk stetostop pada apeks lalu

berpindah ke medial sepanjang tepi sternum ke arah atas

Lakukan auskultasi di seluruh prekordium dengan posisi pasien terlentang

Pasien berbaring miring ke kiri (left lateral decubitus) sehingga ventrikel kiri

lebih dekat ke permukaan dinding dada

- Tempatkan bagian mangkuk dari stetoskop di daerah impuls apeks (iktus)

- Posisi ini membuat bising-bising area katub mitral (misalnya pada stenosis

mitral) dan bunyi jantung akibat kelainan bagian kiri jantung (misalnya BJ3 dan

BJ4) lebih jelas terdengar

Pasien diminta untuk duduk dengan sedikit membungkuk ke depan

- Mintalah pasien untuk melakukan inspirasi dan ekspirasi maksimal kemudian

sejenak menahan nafas

- Bagian diafragma dari stetoskop diletakkan pada permukaan auskultasi dengan

tekanan ringan

- Lakukan auskultasi di sepanjang tepi sternum sisi kiri dan di apeks dengan

secara periodik memberi kesempatan pasien untuk mengambil nafas

- Posisi ini membuat bising-bising yang berasal dari daerah aorta lebih jelas

terdengar

B Pengukuran Tekanan Darah

I Definisi

Menurut L Sherwood tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan terhadap

dinding pembuluh dan bergantung pada volume darah yang terkandung di dalam

pembuluh dan daya regang Sedangkan dalam buku lainnya dinyatakan bahwa

tekanan darah arterial (tekanan darah) adalah kekuatan tekanan darah ke dinding

pembuluh darah dan tekanan ini berubah-ubah pada setiap tahapan siklus jantung

Laju aliran darah melintasi suatu pembuluh (yaitu volume darah yang lewat per

satuan waktu) berbanding lurus dengan tekanan dan berbanding terbalik dengan

resistensi vaskuler Gradien tekanan adalah perbedaan antara tekanan permulaan

dan akhir suatu pembuluh Faktor lain yang mempengaruhi laju aliran melalui

suatu pembuluh darah adalah resistensi yaitu ukuran hambatan terhadap aliran

darah Apabila resistensi meningkat maka gradien tekanan harus meningkat

dengan setara agar laju aliran tidak berubah Adapula faktor-faktor yang

mempertahankan tekanan darah adalah

Kekuatan memompa jantung

Banyaknya darah yang beredar

Elastisitas pembuluh darah

Tahapan tepi

Tekanan darah terdiri dari tekanan sistolik diastolik dan nadi Tekanan darah

sistolik adalah tekanan maksimum yang dikeluarkan pada aorta yang terjadi saat

ventrikel kiri jantung mengalami kontraksi Tekanan darah diastolik adalah

tekanan minimal yang dikeluarkan pada aorta yang terjadi pada saat ventrikel kiri

mengalami relaksasi Tekanan nadi adalah perbedaan tekanan antara tekanan

sistolik dengan tekanan diastolik Tekanan sistolik normal pada orang dewasa

adalah 90-130 mmhg sedangkankan tekanan diastolic normal adalah 60-90

mmHg Rata-rata tekanan darah pada orang dewasa adalah 12080 mmHg

II Tujuan

Mengetahui cara mengukur tekanan darah

Melakukan pengukuran tekanan darah

III Indikasi kontraindikasi komplikasi

Indikasi

Hipertensi

Hipotensi

Anemia

Pusing

IV Prinsip tindakan

Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah ( usia jenis

kelamin kondisi kesehatan keadaan emosional obat-obatan obesitas

aktivitas)

Pengukuran tekanan darah dapat dilkukan di lengan atas lengan bawah

kaki dan paha

Terdapat 2 metode pengukuran yaitu langsung dan tidak langsung

Metode langsung dilakukan dengan cara memasukkan kateter kedalam

arteri radialis brankhialis atau femoralis dan hasil pengukuran dapat

terlihat pada monitor oscilloskop sebagai gelombang

Metode tidak langsung dilakukan dengan auskultasi atau dengan palpasi

Metode auskultasi dilakukan dengan menggunakan stetoskop dan

spigmomanometer hingga terdengar bunyi yang mengikuti lima fase

korotkoff

V Alat dan bahan

Spigmomanometer

Stetoskop

VI Prosedur tindakan

Meminta klien berbaring tenang dalam keadaan istirahat

Letakkan manset di bagian lengan pasien

Menyiapkan stetoskop

Menentukan letak arteri brankhialis pada fossa cubiti dan meletakkan

stetoskop diatasnya

Meraba arteri radialis sambil memompa manset hingga arteri radialis sudah

tidak terabalagi Kemudian memompa kembali hingga sebesar 30 mmHg

Sambil memegang stetoskop melepaskan pompa dengan kecepatan 2-3

mmHg per detik

Memperhatikan bunyi yang terdengar melalui stetoskop Kemudian

menentukan tekanan bunyi pertama yang terdengar dan terakhir sesuai

dengan fase korotkoff

Mencatat hasil pengukuran

Mengulangi latihan hingga mendapat hasil yang serupa

Page 5: LP Pemeriksaan Fisik Jantung

2 Pasien berbaring miring ke kiri (left lateral decubitus)

3 Pasien duduk sedikit membungkuk ke depan

V Alat dan bahan

Stetoskop

Bantal

Timer

VI Prosedur tindakan

Inspeksi

Pakaian atas paasien harus disiapkan dalam keadaan terbuka

Tetap selalu menjaga privacy pasien

Prioritaskan dan perhatikan untuk tanda-tanda kegawatan

Tanda-tanda yang diamati

- Bentuk prekordium

Pada umumnya kedua belah dada adalah simetris Prekordium yang

cekung dapat terjadi akibat perikarditis menahun fibrosis atau atelektasis

paruscoliosis atau kifoskoliosis Prekordium yang gembung dapat terjadi

akibat dari pembesaran jantung efusi epikardium efusi pleura tumor

paru tumor mediastinum

- Denyut pada apeks jantung (iktuss kordis)

Dalam keadaan normal dengan sikap duduk tidur terlentang atau berdiri

iktus terlihatdi dalam ruangan interkostal V sisi kiri agak medial dari linea

midclavicularis sinistra

Pada aak-anak iktus tmpak pada ruangan interkostal IV

Ifat iktus pada keadaan normal iktus hanya merupkan tonjolan kecil yang

sifatnya local Pada pembesaran yang sangat pada bilik kiri iktus akan

meluas Iktus hanya terjadi selama systole oleh karena itu untuk

memeriksa iktus kita adakan juga palpasi pada a carotis comunis untuk

merasakan adanya gelombang yang asalnya dari siatole

- Denyut nadi pada dada

Apabila didada bagian atas ada denyutan maka harus dicurigai adanya

kelainan pada aorta Aneurisma aorta ascenden dapat menimbulkan

denyutan di ruang interkostal II kanan sedangkan denyutan dada di daerah

rung interkostal II kiri menunjukkan adanya dilatasi a pulmonalis dan

aneurism aorta descenden

- Denyut vena

Vena yang tampak pada dada dan punggung tidak menunjukkan denytan

Vena yang menunjukkan denyutan hanyalah vena jugularis interna dan

eksterna

Palpasi

Urutan palpasi dalam rangka pemeriksaan jantung adalah sebagai berikut

Pemeriksaan iktus cordisHal yang dinilai adalah teraba tidaknya iktus dan apabila

teraba dinilai kuat angkat atau tidak Kadang-kadang kita tidak1048576 dapat melihat tetapi

dapat meraba iktus Pada keadaan normal iktus cordis dapat teraba pada ruang interkostal

kiri Vagak ke medial (2 cm) dari linea midklavikularis kiri

Pemeriksaang etaranthrill Adanya getaran seringkali menunjukkan adanya kelainan

katub bawaan atau penyakit jantung congenital Disini harus diperhatikan

1 Lokalisasi dari getaran

2 Terjadinya getaran saat systole atau diastole

3Getaran yang lemah akan lebih mudah dipalpasi apabila orang tersebut melakukan

pekerjaan fisik karena frekuensi jantung dan darah akan mengalir lebih cepat

4 Dengan terabanya getaran maka pada auskultasi nantinya akan terdengar bising

jantung

Pemeriksaan gerakan trachea Pada pemeriksaan jantung trachea harus juga

diperhatikan karena anatomi trachea berhubungan dengan arkus aorta Pada

aneurisma aorta denyutan aorta menjalar ke trachea dan denyutan ini dapat teraba

Perkusi

a Batas kiri jantung

- Kita melakukan perkusi dari arah lateral ke medial

- Perubahan antara bunyi sonor dari paru-paru ke redup relative kita tetapkan sebagai

batas jantung kiri

- Normal

Atas SIC II kiri di linea parastrenalis kiri (pinggang jantung) Bawah SIC V kiri agak

ke medial linea midklavikularis kiri(tempat Iktus)

b Batas kanan jantung

Perkusi juga dilakukan dari arah lateral ke medial Disini agak sulit menentukan batas

jantung karena letaknya agak jauh dari dinding depan thorak Normal Batas bawah

kanan jantung adalah di sekitar ruang interkostal III-IVk anandi linea parasternalis

kanan Sedangkan batas atasnya di ruang interkostal II kanan linea parasternalis

kanan Perkusi jantung mempunyai arti pada dua macam penyakit jantung yaitu efusi

pericardium dan aneurisma aorta

Auskultrasi

Letakkan stetoskop pada sela iga II kanan di dekat sternum sepanjang tepi kiri

sternum dari sela iga II sampai V dan di apeks

Bagian diafragma stetoskop dipergunakan untuk auskultasi bunyi jantung dengan

nada tinggi seperti BJ1 dan BJ2 bising dari regurgitasi aorta dan mitral serta

bising gesek perikardium

Bagian mangkuk stetoskop (bell) yang diletakkan dengan tekanan ringan lebih

sensitif untuk suara-suara dengan nada rendah seperti BJ3 dan BJ4 serta bising

pada stenosis mitral Letakkan bagian mangkuk stetostop pada apeks lalu

berpindah ke medial sepanjang tepi sternum ke arah atas

Lakukan auskultasi di seluruh prekordium dengan posisi pasien terlentang

Pasien berbaring miring ke kiri (left lateral decubitus) sehingga ventrikel kiri

lebih dekat ke permukaan dinding dada

- Tempatkan bagian mangkuk dari stetoskop di daerah impuls apeks (iktus)

- Posisi ini membuat bising-bising area katub mitral (misalnya pada stenosis

mitral) dan bunyi jantung akibat kelainan bagian kiri jantung (misalnya BJ3 dan

BJ4) lebih jelas terdengar

Pasien diminta untuk duduk dengan sedikit membungkuk ke depan

- Mintalah pasien untuk melakukan inspirasi dan ekspirasi maksimal kemudian

sejenak menahan nafas

- Bagian diafragma dari stetoskop diletakkan pada permukaan auskultasi dengan

tekanan ringan

- Lakukan auskultasi di sepanjang tepi sternum sisi kiri dan di apeks dengan

secara periodik memberi kesempatan pasien untuk mengambil nafas

- Posisi ini membuat bising-bising yang berasal dari daerah aorta lebih jelas

terdengar

B Pengukuran Tekanan Darah

I Definisi

Menurut L Sherwood tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan terhadap

dinding pembuluh dan bergantung pada volume darah yang terkandung di dalam

pembuluh dan daya regang Sedangkan dalam buku lainnya dinyatakan bahwa

tekanan darah arterial (tekanan darah) adalah kekuatan tekanan darah ke dinding

pembuluh darah dan tekanan ini berubah-ubah pada setiap tahapan siklus jantung

Laju aliran darah melintasi suatu pembuluh (yaitu volume darah yang lewat per

satuan waktu) berbanding lurus dengan tekanan dan berbanding terbalik dengan

resistensi vaskuler Gradien tekanan adalah perbedaan antara tekanan permulaan

dan akhir suatu pembuluh Faktor lain yang mempengaruhi laju aliran melalui

suatu pembuluh darah adalah resistensi yaitu ukuran hambatan terhadap aliran

darah Apabila resistensi meningkat maka gradien tekanan harus meningkat

dengan setara agar laju aliran tidak berubah Adapula faktor-faktor yang

mempertahankan tekanan darah adalah

Kekuatan memompa jantung

Banyaknya darah yang beredar

Elastisitas pembuluh darah

Tahapan tepi

Tekanan darah terdiri dari tekanan sistolik diastolik dan nadi Tekanan darah

sistolik adalah tekanan maksimum yang dikeluarkan pada aorta yang terjadi saat

ventrikel kiri jantung mengalami kontraksi Tekanan darah diastolik adalah

tekanan minimal yang dikeluarkan pada aorta yang terjadi pada saat ventrikel kiri

mengalami relaksasi Tekanan nadi adalah perbedaan tekanan antara tekanan

sistolik dengan tekanan diastolik Tekanan sistolik normal pada orang dewasa

adalah 90-130 mmhg sedangkankan tekanan diastolic normal adalah 60-90

mmHg Rata-rata tekanan darah pada orang dewasa adalah 12080 mmHg

II Tujuan

Mengetahui cara mengukur tekanan darah

Melakukan pengukuran tekanan darah

III Indikasi kontraindikasi komplikasi

Indikasi

Hipertensi

Hipotensi

Anemia

Pusing

IV Prinsip tindakan

Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah ( usia jenis

kelamin kondisi kesehatan keadaan emosional obat-obatan obesitas

aktivitas)

Pengukuran tekanan darah dapat dilkukan di lengan atas lengan bawah

kaki dan paha

Terdapat 2 metode pengukuran yaitu langsung dan tidak langsung

Metode langsung dilakukan dengan cara memasukkan kateter kedalam

arteri radialis brankhialis atau femoralis dan hasil pengukuran dapat

terlihat pada monitor oscilloskop sebagai gelombang

Metode tidak langsung dilakukan dengan auskultasi atau dengan palpasi

Metode auskultasi dilakukan dengan menggunakan stetoskop dan

spigmomanometer hingga terdengar bunyi yang mengikuti lima fase

korotkoff

V Alat dan bahan

Spigmomanometer

Stetoskop

VI Prosedur tindakan

Meminta klien berbaring tenang dalam keadaan istirahat

Letakkan manset di bagian lengan pasien

Menyiapkan stetoskop

Menentukan letak arteri brankhialis pada fossa cubiti dan meletakkan

stetoskop diatasnya

Meraba arteri radialis sambil memompa manset hingga arteri radialis sudah

tidak terabalagi Kemudian memompa kembali hingga sebesar 30 mmHg

Sambil memegang stetoskop melepaskan pompa dengan kecepatan 2-3

mmHg per detik

Memperhatikan bunyi yang terdengar melalui stetoskop Kemudian

menentukan tekanan bunyi pertama yang terdengar dan terakhir sesuai

dengan fase korotkoff

Mencatat hasil pengukuran

Mengulangi latihan hingga mendapat hasil yang serupa

Page 6: LP Pemeriksaan Fisik Jantung

denyutan di ruang interkostal II kanan sedangkan denyutan dada di daerah

rung interkostal II kiri menunjukkan adanya dilatasi a pulmonalis dan

aneurism aorta descenden

- Denyut vena

Vena yang tampak pada dada dan punggung tidak menunjukkan denytan

Vena yang menunjukkan denyutan hanyalah vena jugularis interna dan

eksterna

Palpasi

Urutan palpasi dalam rangka pemeriksaan jantung adalah sebagai berikut

Pemeriksaan iktus cordisHal yang dinilai adalah teraba tidaknya iktus dan apabila

teraba dinilai kuat angkat atau tidak Kadang-kadang kita tidak1048576 dapat melihat tetapi

dapat meraba iktus Pada keadaan normal iktus cordis dapat teraba pada ruang interkostal

kiri Vagak ke medial (2 cm) dari linea midklavikularis kiri

Pemeriksaang etaranthrill Adanya getaran seringkali menunjukkan adanya kelainan

katub bawaan atau penyakit jantung congenital Disini harus diperhatikan

1 Lokalisasi dari getaran

2 Terjadinya getaran saat systole atau diastole

3Getaran yang lemah akan lebih mudah dipalpasi apabila orang tersebut melakukan

pekerjaan fisik karena frekuensi jantung dan darah akan mengalir lebih cepat

4 Dengan terabanya getaran maka pada auskultasi nantinya akan terdengar bising

jantung

Pemeriksaan gerakan trachea Pada pemeriksaan jantung trachea harus juga

diperhatikan karena anatomi trachea berhubungan dengan arkus aorta Pada

aneurisma aorta denyutan aorta menjalar ke trachea dan denyutan ini dapat teraba

Perkusi

a Batas kiri jantung

- Kita melakukan perkusi dari arah lateral ke medial

- Perubahan antara bunyi sonor dari paru-paru ke redup relative kita tetapkan sebagai

batas jantung kiri

- Normal

Atas SIC II kiri di linea parastrenalis kiri (pinggang jantung) Bawah SIC V kiri agak

ke medial linea midklavikularis kiri(tempat Iktus)

b Batas kanan jantung

Perkusi juga dilakukan dari arah lateral ke medial Disini agak sulit menentukan batas

jantung karena letaknya agak jauh dari dinding depan thorak Normal Batas bawah

kanan jantung adalah di sekitar ruang interkostal III-IVk anandi linea parasternalis

kanan Sedangkan batas atasnya di ruang interkostal II kanan linea parasternalis

kanan Perkusi jantung mempunyai arti pada dua macam penyakit jantung yaitu efusi

pericardium dan aneurisma aorta

Auskultrasi

Letakkan stetoskop pada sela iga II kanan di dekat sternum sepanjang tepi kiri

sternum dari sela iga II sampai V dan di apeks

Bagian diafragma stetoskop dipergunakan untuk auskultasi bunyi jantung dengan

nada tinggi seperti BJ1 dan BJ2 bising dari regurgitasi aorta dan mitral serta

bising gesek perikardium

Bagian mangkuk stetoskop (bell) yang diletakkan dengan tekanan ringan lebih

sensitif untuk suara-suara dengan nada rendah seperti BJ3 dan BJ4 serta bising

pada stenosis mitral Letakkan bagian mangkuk stetostop pada apeks lalu

berpindah ke medial sepanjang tepi sternum ke arah atas

Lakukan auskultasi di seluruh prekordium dengan posisi pasien terlentang

Pasien berbaring miring ke kiri (left lateral decubitus) sehingga ventrikel kiri

lebih dekat ke permukaan dinding dada

- Tempatkan bagian mangkuk dari stetoskop di daerah impuls apeks (iktus)

- Posisi ini membuat bising-bising area katub mitral (misalnya pada stenosis

mitral) dan bunyi jantung akibat kelainan bagian kiri jantung (misalnya BJ3 dan

BJ4) lebih jelas terdengar

Pasien diminta untuk duduk dengan sedikit membungkuk ke depan

- Mintalah pasien untuk melakukan inspirasi dan ekspirasi maksimal kemudian

sejenak menahan nafas

- Bagian diafragma dari stetoskop diletakkan pada permukaan auskultasi dengan

tekanan ringan

- Lakukan auskultasi di sepanjang tepi sternum sisi kiri dan di apeks dengan

secara periodik memberi kesempatan pasien untuk mengambil nafas

- Posisi ini membuat bising-bising yang berasal dari daerah aorta lebih jelas

terdengar

B Pengukuran Tekanan Darah

I Definisi

Menurut L Sherwood tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan terhadap

dinding pembuluh dan bergantung pada volume darah yang terkandung di dalam

pembuluh dan daya regang Sedangkan dalam buku lainnya dinyatakan bahwa

tekanan darah arterial (tekanan darah) adalah kekuatan tekanan darah ke dinding

pembuluh darah dan tekanan ini berubah-ubah pada setiap tahapan siklus jantung

Laju aliran darah melintasi suatu pembuluh (yaitu volume darah yang lewat per

satuan waktu) berbanding lurus dengan tekanan dan berbanding terbalik dengan

resistensi vaskuler Gradien tekanan adalah perbedaan antara tekanan permulaan

dan akhir suatu pembuluh Faktor lain yang mempengaruhi laju aliran melalui

suatu pembuluh darah adalah resistensi yaitu ukuran hambatan terhadap aliran

darah Apabila resistensi meningkat maka gradien tekanan harus meningkat

dengan setara agar laju aliran tidak berubah Adapula faktor-faktor yang

mempertahankan tekanan darah adalah

Kekuatan memompa jantung

Banyaknya darah yang beredar

Elastisitas pembuluh darah

Tahapan tepi

Tekanan darah terdiri dari tekanan sistolik diastolik dan nadi Tekanan darah

sistolik adalah tekanan maksimum yang dikeluarkan pada aorta yang terjadi saat

ventrikel kiri jantung mengalami kontraksi Tekanan darah diastolik adalah

tekanan minimal yang dikeluarkan pada aorta yang terjadi pada saat ventrikel kiri

mengalami relaksasi Tekanan nadi adalah perbedaan tekanan antara tekanan

sistolik dengan tekanan diastolik Tekanan sistolik normal pada orang dewasa

adalah 90-130 mmhg sedangkankan tekanan diastolic normal adalah 60-90

mmHg Rata-rata tekanan darah pada orang dewasa adalah 12080 mmHg

II Tujuan

Mengetahui cara mengukur tekanan darah

Melakukan pengukuran tekanan darah

III Indikasi kontraindikasi komplikasi

Indikasi

Hipertensi

Hipotensi

Anemia

Pusing

IV Prinsip tindakan

Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah ( usia jenis

kelamin kondisi kesehatan keadaan emosional obat-obatan obesitas

aktivitas)

Pengukuran tekanan darah dapat dilkukan di lengan atas lengan bawah

kaki dan paha

Terdapat 2 metode pengukuran yaitu langsung dan tidak langsung

Metode langsung dilakukan dengan cara memasukkan kateter kedalam

arteri radialis brankhialis atau femoralis dan hasil pengukuran dapat

terlihat pada monitor oscilloskop sebagai gelombang

Metode tidak langsung dilakukan dengan auskultasi atau dengan palpasi

Metode auskultasi dilakukan dengan menggunakan stetoskop dan

spigmomanometer hingga terdengar bunyi yang mengikuti lima fase

korotkoff

V Alat dan bahan

Spigmomanometer

Stetoskop

VI Prosedur tindakan

Meminta klien berbaring tenang dalam keadaan istirahat

Letakkan manset di bagian lengan pasien

Menyiapkan stetoskop

Menentukan letak arteri brankhialis pada fossa cubiti dan meletakkan

stetoskop diatasnya

Meraba arteri radialis sambil memompa manset hingga arteri radialis sudah

tidak terabalagi Kemudian memompa kembali hingga sebesar 30 mmHg

Sambil memegang stetoskop melepaskan pompa dengan kecepatan 2-3

mmHg per detik

Memperhatikan bunyi yang terdengar melalui stetoskop Kemudian

menentukan tekanan bunyi pertama yang terdengar dan terakhir sesuai

dengan fase korotkoff

Mencatat hasil pengukuran

Mengulangi latihan hingga mendapat hasil yang serupa

Page 7: LP Pemeriksaan Fisik Jantung

- Perubahan antara bunyi sonor dari paru-paru ke redup relative kita tetapkan sebagai

batas jantung kiri

- Normal

Atas SIC II kiri di linea parastrenalis kiri (pinggang jantung) Bawah SIC V kiri agak

ke medial linea midklavikularis kiri(tempat Iktus)

b Batas kanan jantung

Perkusi juga dilakukan dari arah lateral ke medial Disini agak sulit menentukan batas

jantung karena letaknya agak jauh dari dinding depan thorak Normal Batas bawah

kanan jantung adalah di sekitar ruang interkostal III-IVk anandi linea parasternalis

kanan Sedangkan batas atasnya di ruang interkostal II kanan linea parasternalis

kanan Perkusi jantung mempunyai arti pada dua macam penyakit jantung yaitu efusi

pericardium dan aneurisma aorta

Auskultrasi

Letakkan stetoskop pada sela iga II kanan di dekat sternum sepanjang tepi kiri

sternum dari sela iga II sampai V dan di apeks

Bagian diafragma stetoskop dipergunakan untuk auskultasi bunyi jantung dengan

nada tinggi seperti BJ1 dan BJ2 bising dari regurgitasi aorta dan mitral serta

bising gesek perikardium

Bagian mangkuk stetoskop (bell) yang diletakkan dengan tekanan ringan lebih

sensitif untuk suara-suara dengan nada rendah seperti BJ3 dan BJ4 serta bising

pada stenosis mitral Letakkan bagian mangkuk stetostop pada apeks lalu

berpindah ke medial sepanjang tepi sternum ke arah atas

Lakukan auskultasi di seluruh prekordium dengan posisi pasien terlentang

Pasien berbaring miring ke kiri (left lateral decubitus) sehingga ventrikel kiri

lebih dekat ke permukaan dinding dada

- Tempatkan bagian mangkuk dari stetoskop di daerah impuls apeks (iktus)

- Posisi ini membuat bising-bising area katub mitral (misalnya pada stenosis

mitral) dan bunyi jantung akibat kelainan bagian kiri jantung (misalnya BJ3 dan

BJ4) lebih jelas terdengar

Pasien diminta untuk duduk dengan sedikit membungkuk ke depan

- Mintalah pasien untuk melakukan inspirasi dan ekspirasi maksimal kemudian

sejenak menahan nafas

- Bagian diafragma dari stetoskop diletakkan pada permukaan auskultasi dengan

tekanan ringan

- Lakukan auskultasi di sepanjang tepi sternum sisi kiri dan di apeks dengan

secara periodik memberi kesempatan pasien untuk mengambil nafas

- Posisi ini membuat bising-bising yang berasal dari daerah aorta lebih jelas

terdengar

B Pengukuran Tekanan Darah

I Definisi

Menurut L Sherwood tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan terhadap

dinding pembuluh dan bergantung pada volume darah yang terkandung di dalam

pembuluh dan daya regang Sedangkan dalam buku lainnya dinyatakan bahwa

tekanan darah arterial (tekanan darah) adalah kekuatan tekanan darah ke dinding

pembuluh darah dan tekanan ini berubah-ubah pada setiap tahapan siklus jantung

Laju aliran darah melintasi suatu pembuluh (yaitu volume darah yang lewat per

satuan waktu) berbanding lurus dengan tekanan dan berbanding terbalik dengan

resistensi vaskuler Gradien tekanan adalah perbedaan antara tekanan permulaan

dan akhir suatu pembuluh Faktor lain yang mempengaruhi laju aliran melalui

suatu pembuluh darah adalah resistensi yaitu ukuran hambatan terhadap aliran

darah Apabila resistensi meningkat maka gradien tekanan harus meningkat

dengan setara agar laju aliran tidak berubah Adapula faktor-faktor yang

mempertahankan tekanan darah adalah

Kekuatan memompa jantung

Banyaknya darah yang beredar

Elastisitas pembuluh darah

Tahapan tepi

Tekanan darah terdiri dari tekanan sistolik diastolik dan nadi Tekanan darah

sistolik adalah tekanan maksimum yang dikeluarkan pada aorta yang terjadi saat

ventrikel kiri jantung mengalami kontraksi Tekanan darah diastolik adalah

tekanan minimal yang dikeluarkan pada aorta yang terjadi pada saat ventrikel kiri

mengalami relaksasi Tekanan nadi adalah perbedaan tekanan antara tekanan

sistolik dengan tekanan diastolik Tekanan sistolik normal pada orang dewasa

adalah 90-130 mmhg sedangkankan tekanan diastolic normal adalah 60-90

mmHg Rata-rata tekanan darah pada orang dewasa adalah 12080 mmHg

II Tujuan

Mengetahui cara mengukur tekanan darah

Melakukan pengukuran tekanan darah

III Indikasi kontraindikasi komplikasi

Indikasi

Hipertensi

Hipotensi

Anemia

Pusing

IV Prinsip tindakan

Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah ( usia jenis

kelamin kondisi kesehatan keadaan emosional obat-obatan obesitas

aktivitas)

Pengukuran tekanan darah dapat dilkukan di lengan atas lengan bawah

kaki dan paha

Terdapat 2 metode pengukuran yaitu langsung dan tidak langsung

Metode langsung dilakukan dengan cara memasukkan kateter kedalam

arteri radialis brankhialis atau femoralis dan hasil pengukuran dapat

terlihat pada monitor oscilloskop sebagai gelombang

Metode tidak langsung dilakukan dengan auskultasi atau dengan palpasi

Metode auskultasi dilakukan dengan menggunakan stetoskop dan

spigmomanometer hingga terdengar bunyi yang mengikuti lima fase

korotkoff

V Alat dan bahan

Spigmomanometer

Stetoskop

VI Prosedur tindakan

Meminta klien berbaring tenang dalam keadaan istirahat

Letakkan manset di bagian lengan pasien

Menyiapkan stetoskop

Menentukan letak arteri brankhialis pada fossa cubiti dan meletakkan

stetoskop diatasnya

Meraba arteri radialis sambil memompa manset hingga arteri radialis sudah

tidak terabalagi Kemudian memompa kembali hingga sebesar 30 mmHg

Sambil memegang stetoskop melepaskan pompa dengan kecepatan 2-3

mmHg per detik

Memperhatikan bunyi yang terdengar melalui stetoskop Kemudian

menentukan tekanan bunyi pertama yang terdengar dan terakhir sesuai

dengan fase korotkoff

Mencatat hasil pengukuran

Mengulangi latihan hingga mendapat hasil yang serupa

Page 8: LP Pemeriksaan Fisik Jantung

mitral) dan bunyi jantung akibat kelainan bagian kiri jantung (misalnya BJ3 dan

BJ4) lebih jelas terdengar

Pasien diminta untuk duduk dengan sedikit membungkuk ke depan

- Mintalah pasien untuk melakukan inspirasi dan ekspirasi maksimal kemudian

sejenak menahan nafas

- Bagian diafragma dari stetoskop diletakkan pada permukaan auskultasi dengan

tekanan ringan

- Lakukan auskultasi di sepanjang tepi sternum sisi kiri dan di apeks dengan

secara periodik memberi kesempatan pasien untuk mengambil nafas

- Posisi ini membuat bising-bising yang berasal dari daerah aorta lebih jelas

terdengar

B Pengukuran Tekanan Darah

I Definisi

Menurut L Sherwood tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan terhadap

dinding pembuluh dan bergantung pada volume darah yang terkandung di dalam

pembuluh dan daya regang Sedangkan dalam buku lainnya dinyatakan bahwa

tekanan darah arterial (tekanan darah) adalah kekuatan tekanan darah ke dinding

pembuluh darah dan tekanan ini berubah-ubah pada setiap tahapan siklus jantung

Laju aliran darah melintasi suatu pembuluh (yaitu volume darah yang lewat per

satuan waktu) berbanding lurus dengan tekanan dan berbanding terbalik dengan

resistensi vaskuler Gradien tekanan adalah perbedaan antara tekanan permulaan

dan akhir suatu pembuluh Faktor lain yang mempengaruhi laju aliran melalui

suatu pembuluh darah adalah resistensi yaitu ukuran hambatan terhadap aliran

darah Apabila resistensi meningkat maka gradien tekanan harus meningkat

dengan setara agar laju aliran tidak berubah Adapula faktor-faktor yang

mempertahankan tekanan darah adalah

Kekuatan memompa jantung

Banyaknya darah yang beredar

Elastisitas pembuluh darah

Tahapan tepi

Tekanan darah terdiri dari tekanan sistolik diastolik dan nadi Tekanan darah

sistolik adalah tekanan maksimum yang dikeluarkan pada aorta yang terjadi saat

ventrikel kiri jantung mengalami kontraksi Tekanan darah diastolik adalah

tekanan minimal yang dikeluarkan pada aorta yang terjadi pada saat ventrikel kiri

mengalami relaksasi Tekanan nadi adalah perbedaan tekanan antara tekanan

sistolik dengan tekanan diastolik Tekanan sistolik normal pada orang dewasa

adalah 90-130 mmhg sedangkankan tekanan diastolic normal adalah 60-90

mmHg Rata-rata tekanan darah pada orang dewasa adalah 12080 mmHg

II Tujuan

Mengetahui cara mengukur tekanan darah

Melakukan pengukuran tekanan darah

III Indikasi kontraindikasi komplikasi

Indikasi

Hipertensi

Hipotensi

Anemia

Pusing

IV Prinsip tindakan

Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah ( usia jenis

kelamin kondisi kesehatan keadaan emosional obat-obatan obesitas

aktivitas)

Pengukuran tekanan darah dapat dilkukan di lengan atas lengan bawah

kaki dan paha

Terdapat 2 metode pengukuran yaitu langsung dan tidak langsung

Metode langsung dilakukan dengan cara memasukkan kateter kedalam

arteri radialis brankhialis atau femoralis dan hasil pengukuran dapat

terlihat pada monitor oscilloskop sebagai gelombang

Metode tidak langsung dilakukan dengan auskultasi atau dengan palpasi

Metode auskultasi dilakukan dengan menggunakan stetoskop dan

spigmomanometer hingga terdengar bunyi yang mengikuti lima fase

korotkoff

V Alat dan bahan

Spigmomanometer

Stetoskop

VI Prosedur tindakan

Meminta klien berbaring tenang dalam keadaan istirahat

Letakkan manset di bagian lengan pasien

Menyiapkan stetoskop

Menentukan letak arteri brankhialis pada fossa cubiti dan meletakkan

stetoskop diatasnya

Meraba arteri radialis sambil memompa manset hingga arteri radialis sudah

tidak terabalagi Kemudian memompa kembali hingga sebesar 30 mmHg

Sambil memegang stetoskop melepaskan pompa dengan kecepatan 2-3

mmHg per detik

Memperhatikan bunyi yang terdengar melalui stetoskop Kemudian

menentukan tekanan bunyi pertama yang terdengar dan terakhir sesuai

dengan fase korotkoff

Mencatat hasil pengukuran

Mengulangi latihan hingga mendapat hasil yang serupa

Page 9: LP Pemeriksaan Fisik Jantung

Tekanan darah terdiri dari tekanan sistolik diastolik dan nadi Tekanan darah

sistolik adalah tekanan maksimum yang dikeluarkan pada aorta yang terjadi saat

ventrikel kiri jantung mengalami kontraksi Tekanan darah diastolik adalah

tekanan minimal yang dikeluarkan pada aorta yang terjadi pada saat ventrikel kiri

mengalami relaksasi Tekanan nadi adalah perbedaan tekanan antara tekanan

sistolik dengan tekanan diastolik Tekanan sistolik normal pada orang dewasa

adalah 90-130 mmhg sedangkankan tekanan diastolic normal adalah 60-90

mmHg Rata-rata tekanan darah pada orang dewasa adalah 12080 mmHg

II Tujuan

Mengetahui cara mengukur tekanan darah

Melakukan pengukuran tekanan darah

III Indikasi kontraindikasi komplikasi

Indikasi

Hipertensi

Hipotensi

Anemia

Pusing

IV Prinsip tindakan

Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah ( usia jenis

kelamin kondisi kesehatan keadaan emosional obat-obatan obesitas

aktivitas)

Pengukuran tekanan darah dapat dilkukan di lengan atas lengan bawah

kaki dan paha

Terdapat 2 metode pengukuran yaitu langsung dan tidak langsung

Metode langsung dilakukan dengan cara memasukkan kateter kedalam

arteri radialis brankhialis atau femoralis dan hasil pengukuran dapat

terlihat pada monitor oscilloskop sebagai gelombang

Metode tidak langsung dilakukan dengan auskultasi atau dengan palpasi

Metode auskultasi dilakukan dengan menggunakan stetoskop dan

spigmomanometer hingga terdengar bunyi yang mengikuti lima fase

korotkoff

V Alat dan bahan

Spigmomanometer

Stetoskop

VI Prosedur tindakan

Meminta klien berbaring tenang dalam keadaan istirahat

Letakkan manset di bagian lengan pasien

Menyiapkan stetoskop

Menentukan letak arteri brankhialis pada fossa cubiti dan meletakkan

stetoskop diatasnya

Meraba arteri radialis sambil memompa manset hingga arteri radialis sudah

tidak terabalagi Kemudian memompa kembali hingga sebesar 30 mmHg

Sambil memegang stetoskop melepaskan pompa dengan kecepatan 2-3

mmHg per detik

Memperhatikan bunyi yang terdengar melalui stetoskop Kemudian

menentukan tekanan bunyi pertama yang terdengar dan terakhir sesuai

dengan fase korotkoff

Mencatat hasil pengukuran

Mengulangi latihan hingga mendapat hasil yang serupa

Page 10: LP Pemeriksaan Fisik Jantung

spigmomanometer hingga terdengar bunyi yang mengikuti lima fase

korotkoff

V Alat dan bahan

Spigmomanometer

Stetoskop

VI Prosedur tindakan

Meminta klien berbaring tenang dalam keadaan istirahat

Letakkan manset di bagian lengan pasien

Menyiapkan stetoskop

Menentukan letak arteri brankhialis pada fossa cubiti dan meletakkan

stetoskop diatasnya

Meraba arteri radialis sambil memompa manset hingga arteri radialis sudah

tidak terabalagi Kemudian memompa kembali hingga sebesar 30 mmHg

Sambil memegang stetoskop melepaskan pompa dengan kecepatan 2-3

mmHg per detik

Memperhatikan bunyi yang terdengar melalui stetoskop Kemudian

menentukan tekanan bunyi pertama yang terdengar dan terakhir sesuai

dengan fase korotkoff

Mencatat hasil pengukuran

Mengulangi latihan hingga mendapat hasil yang serupa