Makalah Pemeriksaan Fisik Jantung

18
PEMERIKSAAN FISIK JANTUNG Pemeriksaan fisik jantung meliputi :  Inspeksi pasien  Pengukuran tekanna darah  Pemeriksaan denyut arteri  Pemeriksaan denyut vena jugularis  Perkusi jantung  Palpasi jantung  Auskultasi jantung  Pemeriksaan edema dependen Pasien harus berbaring terlentang, dengan pemeriksa berdiri disebelah kanan tempat tidur.Bagian kepala tempat tidu r sedikit ditinggikan jika pasien merasa lebih ny aman dengan  posisi ini. INSPEKSI Secara umum hal-hal yang berkaitan dengan akibat penyakit jantung harus diamati, misal tampak kelelahan akibat cardiac output, frekuensi nafas yag meningkat, sesak yang menunjukan adanya bendungan paru atau edema paru. Sianosis sentral dengan clubbing finger dan kaki berkaita dengan adanya shunt kanan ke kiri. Inspeksi kulit Melihat ada sianosis atau tidak. Inspeksi kuku Sering kali, splinter hemorhage dapat terlihat sebagai garis kecil coklat kemerahan di dasar kuku. Perdarahan ini berjalan dari tepi bebas proksimal dan secara klasik dikaitkan dengan endokarditis bakterial sub akut. Tetapi penemuan ini tidak spesifik karena ditemukan  pula pada banyak keadaan, bahk an termasuk trauma setempat pada kuku. Inspeksi wajah Kelainan jantung dapat pula dikaitkan dengan kelainan wajah dan kepala.Stenosis aorta supravalvular, suatu kelainan kongenital, dijumpai bersama   sama dengan mata yang

Transcript of Makalah Pemeriksaan Fisik Jantung

Page 1: Makalah Pemeriksaan Fisik Jantung

7/16/2019 Makalah Pemeriksaan Fisik Jantung

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pemeriksaan-fisik-jantung 1/18

PEMERIKSAAN FISIK JANTUNG

Pemeriksaan fisik jantung meliputi :

  Inspeksi pasien

  Pengukuran tekanna darah

  Pemeriksaan denyut arteri

  Pemeriksaan denyut vena jugularis

  Perkusi jantung

  Palpasi jantung

  Auskultasi jantung

  Pemeriksaan edema dependen

Pasien harus berbaring terlentang, dengan pemeriksa berdiri disebelah kanan tempat

tidur.Bagian kepala tempat tidur sedikit ditinggikan jika pasien merasa lebih nyaman dengan

 posisi ini.

INSPEKSI

Secara umum hal-hal yang berkaitan dengan akibat penyakit jantung harus diamati,

misal tampak kelelahan akibat cardiac output, frekuensi nafas yag meningkat, sesak yang

menunjukan adanya bendungan paru atau edema paru. Sianosis sentral dengan clubbing

finger dan kaki berkaita dengan adanya shunt kanan ke kiri.

Inspeksi kulit

Melihat ada sianosis atau tidak.

Inspeksi kuku

Sering kali, splinter hemorhage dapat terlihat sebagai garis kecil coklat kemerahan di

dasar kuku. Perdarahan ini berjalan dari tepi bebas proksimal dan secara klasik dikaitkan

dengan endokarditis bakterial sub akut. Tetapi penemuan ini tidak spesifik karena ditemukan

 pula pada banyak keadaan, bahkan termasuk trauma setempat pada kuku.

Inspeksi wajah

Kelainan jantung dapat pula dikaitkan dengan kelainan wajah dan kepala.Stenosis

aorta supravalvular, suatu kelainan kongenital, dijumpai bersama  – sama dengan mata yang

Page 2: Makalah Pemeriksaan Fisik Jantung

7/16/2019 Makalah Pemeriksaan Fisik Jantung

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pemeriksaan-fisik-jantung 2/18

terletak berjauhan, strabismus, telinga letak rendah, hidung yang menengadah, dan hipoplasia

mandibula. Wajah bulat seperti bulan dan mata yang terletak berjauhan mengarah kepada

stenosis pulmonal.Wajah tanpa ekspresi dengan kelopak mata bengkak dan hilangnya

sepertiga luar alis dijumpai pada hipotiroidisme.Individu  –  individu ini mungkin menderita

kardiomiopati.  Lipatan daun telinga , atau tanda Lichtstein, adalah lipatan melintang,sering

kali bilateral,sering dijumpai pada pasien di atas usia 50 tahun dengan penyakit arteri

koronaria yang bermakna.

Inspeksi Mata

Adanya plak kekuningan pada kelopak mata, yang disebut xantelasma,harus

membangkitkan kecurigaan akan hiperlipoproteinemia,meskipun lesi ini kurang spesifik 

ketimbang xantoma. Pemeriksaan mata dapat memperlihatkan arkus senilis. Arkus yang

dijumpai pada pasien di bawah 40 tahun harus membangkitkan kecurigaan terhadap

hiperkolesterolemia. Kekeruhan kornea mungkin dijumpai pada sarkoidosis, yang mungkin

menjadi penyebab cor pulmonale atau gangguan miokard.

Inspeksi Mulut

Palatum yang melengkung tinggi mungkin berkaitan dengan gangguan jantung

kongenital seperti prolaps katup mitral.

Inspeksi Leher

Pemeriksaan leher dapat memperlihatkan webbing. Webbing dijumpai pada orang

dengan sindrom turner, yang mungkin mengalami koarktasio aorta, atau pada sindrom

 Noonan. Stenosis pulmonal merupakan kelainan jantung yang menyertai keadaan ini.

Inspeksi Konfigurasi Dada

Inspeksi dada sering kali mengungkapkan informasi mengenai jantung. Karena dada

dan jantung berkembang pada waktu yang hampir bersamaan selama embriogenesis, tidak 

mengherankan bahwa segala sesuatu yang mengganggu perkembangan dapat mengganggu

 perkembangan jantung pula. Pectus excavatum, atau dada cekung kedalam , dijumpai pada

sindrom Marfan dan pada prolaps katup mitral.  Pectus carinatum atau dada burung juga

 berkaitan dengan sindrom Marfan.

Page 3: Makalah Pemeriksaan Fisik Jantung

7/16/2019 Makalah Pemeriksaan Fisik Jantung

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pemeriksaan-fisik-jantung 3/18

Inspeksi Ekstremitas

Sebagian kelainan kongenital jantung berkaitan dengan kelainan ekstremitas. Pasien

dengan defek septum atrium mungkin mempunyai falang ekstra, jari tangan ekstra atau jari

kaki ekstra. Jari tangan yang panjang dan kurus mengarah kepada sindrom Marfan dan

kemungkinan regurgitasi aorta.

PENGUKURAN TEKANAN DARAH

Tekanan darah dapat diukur secara langsung dengan kateter intra-arterial atau secara

tidak langsung dengan sfigmomanometer. Sfigmomanometer terdiri dari kantong karet yang

dapat dikembungkan didalam satu penutup kain, bola karet untuk memompa kantong dan

manometer untuk mengukur tekanan didalam kantong karet. Pengukuran tekanan darah

secara tidak langsung meliputi deteksi timbul dan hilangnya bunyi korotkoff secara

auskultatoris diatas arteri yang ditekan.

Bunyi korotkoff adalah bunyi yang bernada rendah yang berasal dari pembuluh darah

yang berkaitan dengan turbelensi yang dihasilkan dengan menyumbat arteri secara parsial

dengan manset tekanan darah. Ada beberapa fase secara berurutan ketika tekanan

 penyumbatan turun :

  Fase 1 : tekanan penyumbat turun sampai tekanan sistolik 

  Fase 2 : 10-15mmHg dibawah fase 1.

  Fase 3 : tekanan penyumbat turun cukup banyak sehingga sejumlah besar volume

darah dapat mengalir melalui ateri yang tersumbat.

  Fase 4 : intensitas suara tiba-tiba melemah mendekati diastole

  Fase 5 : bunyi sama sekai menghilang

Tekanan darah normal untuk orang dewasa adalah sampai 140 mmHg untuk tekanan

sistolik dan sampai 95 mmHg untuk tekanan diastolik. Titik hilangnya bunyi korotkoff 

mungkin lebih tepat dibanding titik meredupnya untuk peentuan tekanan darah diastolik.

PENGUKURAN TEKANAN DARAH DENGAN PALPASI

Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan pasien berbaring dalam posisi supinasi

dengan nyaman. Kantong manset diletakkan diarteri brachialis kanan, jika lengannya terlalu

gemuk gunakan manset paha. Lengan sedikit di fleksikan, dan disokong kira-kira setinggi

Page 4: Makalah Pemeriksaan Fisik Jantung

7/16/2019 Makalah Pemeriksaan Fisik Jantung

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pemeriksaan-fisik-jantung 4/18

 jantung untuk menentukan tekanan darah sistolik secara memadai dan untuk menyingkirkan

kesalahan karena celah auskultasi, tekanan darah mula-mula diperiksa dengan palpasi.

Menurut prosedur ini , arteri brachialis atau radialis kanan dipalpasi sementara manset

di pompa diatas tekanan yang diperlukan untuk meghilangkan denyut nadi. Sekrup yang

dapat diputar dibuka perlahan-lahan untuk menguragi tekanan didalam kantong karet secara

lambat. Tekanan sistolik diketahui dengan ttimbulnya kembali denyut brachial, segera setelah

denyut teraba, sekrup itu dibuka untuk mengurangi tekanan kantong karet dengan cepat. Ini

adalah tekanan sistolik.

PENGKURAN TEKANAN DARAH DENGAN AUSKULTASI

Tekanan darah diukur secara auskultasi dilengan kanan dengan memompa manset

kira-kira 20mmHg diatas tekanan sistolik yang ditentukan dengan palpasi. Gunakan

 penjumlahan ini sebagai target untuk pemompaan.

Diafragma stetoskop harus diletakan diatas arteri sedekat mungkin dengan tepi

manset, sebaiknya dibawah tepi manset. Mansetnya dikempiskan secara perlahan, sementara

sambil mengevaluasi bunyi korotkoff. Tekanan sistolik adalah tekanan dimana terdengar 

 bunyi pertama mengetuk.

Menyingkirkan kemungkinan hipotensi ortostatik 

Hipotensi ortostatik diperiksa dengan meminta pasien duduk sementara tekanan

manset ditinggikan, kemudian tekanan darahnya di ukur kembali untuk melihat adanya

 penurunan yang berkaitan dengan posisi duduk. Penurunan tekanan darah sistolik sebesar 

15mmHG atau lebih merupakan tanda hipotensi ortostatik atau postural.

Menyingkirkan kemungkinan stenosis aorta supravalvular

Pada stenosis aorta supravalvular, terdapat perbedaan tekanan darah pada kedua

lengan, hipertensi mungkin ditemukan dilengan kanan sedangkan hipotensi mungkin ada

dilengan kiri.

Menyingkirkan kemungkinan koarktasio aorta

Tekanan darah sistolik dikedua tungkai lebih redah daripada di lengan mengarah

kepada koarktasio aorta.

Page 5: Makalah Pemeriksaan Fisik Jantung

7/16/2019 Makalah Pemeriksaan Fisik Jantung

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pemeriksaan-fisik-jantung 5/18

DENYUT ARTERI

PENENTUAN KECEPATAN DENYUT JANTUNG

Penentuan kecepatan denyut jantung ditentukan secara rutin berdasarkan palpasi

denyut radial. Pemeriksaan harus berdiri didepan pasien dan memegang kedua arteri radialis

 jari kedua, ketiga dan keempat harus diletakan diatas arteri radialis. Pemeriksa harus

menghitung denyut selama 30 detik dan mengalihkan jumlah denyut dengan angka 2 untuk 

memperoleh jumlah denyut permenit. Metode ini tepat untuk kebanyakan irama teratur. Jika

 pasien mempunyai irama yang tidak teratur, seperti fibrilasi atrium mungkin ada pulsus

defisit yaitu perbedaan antara denyut apikal dan denyut radial.

PENENTUAN IRAMA JANTUNG

Irama jantung dapat dibagi menjadi teratur, tidak teratur secara terartur atau tidak 

teratur secara tidak teratur. Irama tidak teratur secara teratur adalah denyut yang tidak teratur 

dalam pola tertentu. Denyut tidak teratur secara tidak teratur tidak mempunyai pola.

Elektrocardiagram sebenarya merupakan cara terbaik untuk mendiagnosa irama

 jantung. Tetapi diagnosa fisik dapat memberikan sejumlah petunjuk. Denyut prematur 

mungkin dapat dikenali dengan adanya denyut ekstra tersendiri selama suatu irama yangteratur. Bigeminus adalah denyut yang timbul secara berpasangan. Denyut pertama adalah

denyut sinus, yang diikuti dengan denyut prematur, biasanya ventrikuler. Jika denyut

 prematurnya timbul sangat dini selama periodik diastolik, denyut arteri karena kontraksi

 jantung ini mungkin tidak ditemukan jika pemeriksa memeriksa irama jantung berdasarkan

 palpasi saja. Irama yang timbul sangat tidak teratur tanpa pola disebut “ tidak teratur secara

tidak teratur “ dan merupakan denyut yang dijumpai pada pasien dengan fibrilasi atrium.

PALPASI ARTERI KAROTIS

Periksalah denyut arteri karotis dengan berdiri disisi kanan pasien, dengan pasien

dalam posisi telentang. Letakkanlah jari telunjuk dan jari tengah anda pada kartilago tiroid

dan geserkanlah ke arah lateral diantara trakea dan mmuskulus sternokleidomastoideus. Anda

harus dapat meraba denyut karotis tepat disebelah medial muskulus sternokleidomastoideus.

Palpasi harus dilakukan pada bagian bawah leher untuk menghindari penekanan pada sinus

karotis, yang akan menyebabkan refleks penurunan tekanan darah dan denyut jantung. Tiap

arteri karotis diperiksa secara tersendiri.

Page 6: Makalah Pemeriksaan Fisik Jantung

7/16/2019 Makalah Pemeriksaan Fisik Jantung

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pemeriksaan-fisik-jantung 6/18

MEMERIKSA KARATERISTIK DENYUT ARTERI KAROTIS

Arteri karotis dipakai untuk memeriksa kontur dan amplitudo denyut arteri. Kontur 

adalah bentuk gelombang. Kontur seringkali dilakkan sebagai kecepatan gelombang menaik,

gelombang menurun dan lamanya gelombang itu. Pemeriksa harus meletakkan tangannya

dengan kuat pada arteri karotis sampai meraba kekuatan maksimal. Pada saat itu bentuk 

gelombang seharusnya sudah dapat diketahui. Denyutnya dapat dilukiskan sebagai normal,

 berkurang, meningkat, atau berpuncak ganda. Gelombang denyut karotis yang normal adalah

halus, dengan kaki gelombang yang menaik lebih curam dan lebih cepat dibanding kaki

gelombang yang menurun. Denyut yang berkurang adalah denyut yang kecil dan lemah.

Denyut yang meningkat adalah denyut yang besar, kuat dan hiperkinetik.

DENYUT VENA JUGULARIS

Vena jugularis interna memberikan informasi

mengenai bentuk gelombang dan tekanan atrium kanan.

Pulsasi vena jugularis interna ditemukan dibawah

muskulus sternokleidomastoideus dan dapat dilihat

ketika dihantarkan ke jaringan sekitarnya. Vena itu

sendiri tidak terlihat, karena vena jugularis interna

Kanan lebih lurus daripada yang kiri, hanya vena jugularis interna kanan yang diperiksa .

sistem vena jugularis eksterna, yang lebih mudah dilihat, kurang akurat dan jarang dipakai.

Perbedaan bentuk gelombang jugular dan karotis.

Denyut jugularis interna Denyut karotis

Palpasi Tidak dapat dipalpasi Dapat dipalpasi

Bentuk gelombang Multiformis, 2 atau 3

komponen

Tunggal

Kualitas penekanan Halus, berombak 

Bentuk gelombang hilang

Kuat

Tidak ada efek 

Inspirasi Tinggi gelombang berkurang Tidak ada efek 

Duduk 

Tinggi valsava

Tinggi gelombang berkurang

Tinggi gelombang meninggi

Tidak ada efek 

Tidak ada efek 

Page 7: Makalah Pemeriksaan Fisik Jantung

7/16/2019 Makalah Pemeriksaan Fisik Jantung

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pemeriksaan-fisik-jantung 7/18

MENGUKUR TEKANAN VENA JUGULARIS

Untuk menilai tekanan dalam jantung kanan, kita perlu menentukan rujukan. Mula-

mula pemeriksa harus menentukan tingginya distensi vena dengan memperhatikan puncak 

 bentuk gelombang didalam pulsasi vena jugularis interna. Garis horizontal imaginer 

kemudian ditarik dari ketinggian ini ke angulus sternal. Pemeriksa kemudian mengukur jarak 

dari angulus sternal kegaris imaginer ini. Sudut elevasi kepala tempat tidur juga dihitung.

Kalimat pernyataan dapat sebagai berikut : pada elevasi 45º denyut jugular 7 cm diatas

angulus sternal.

Pada 45º batas atas yang normal adalah 4-5 cm diatas angulus sternal, jika pasien pada

30º batas atas yang normal adalah 6 cm. Bila tinggi kolom vena sama atau lebih daripada

angulus sternal dalam posisi terlentang, tekanan vena biasanya normal.

Tekanan atrium kanan meninggi bila ada distensi vena leher sampai tepi rahang ketika

 pasien 90º. Pada saat ini, tekana atrium kanan biasanya melebihi 15mmHg.

PEMERIKSAAN REFLUKS HEPATOJUGULAR 

Pemeriksaan yang berguna untuk menentukan tekanan vena jugularis yang tinggi

adalah refluks hepatojugular. Pemeriksaan ini dikenal pula sebagai kompresi abdominal.Dengan menekan diatas hati, fungsi ventrikel kanan secara kasar dapat dinilai. Pasien dengan

gagal ventrikel kanan mempunyai hati dengan sinusoid yang berdilatasi. Penekanan pada hati

mendorong darah keluar dari siusoid ini masuk kedalam vena kava inferior dan jantung

kanan, menyebabkan bertambahnya distensi vena leher. Prosedur ini dilakukan dengan pasien

dalam posisi berbaring ditempat tidur, mulut terbuka, bernafas biasa, ini untuk mencegah

tindakan valsava. Pemeriksaan meletakan tangan kanannya diatas hati di kuadran kanan atas

dan melakukan tekanan yang progresif menguat. Penekanannya dilakukan selama 20-30

detik. Respon normalnya adalah bertambahnya distensi sementara dari vena jugularis interna

dan eksterna selama beberapa siklus jantung, yang diikuti dengan penurunan ketingkat dasar 

selama bagian akhir dari penekanan.pada gagal ventrikel kanan distensi vena leher tetap ada

selama seluruh peroiodde penekanan , yang turun tiba-tiba kalau tangan yag menekan

dilepaskan. Jika pemeriksaan ini dilakukan secara tidak tepat yaitu dengan mulut pasien

tertutup, akan terjadi tindakan valsava yang akan memberikan hasil pemeriksaan refluks

hepatojugular yang tidak tepat.

Page 8: Makalah Pemeriksaan Fisik Jantung

7/16/2019 Makalah Pemeriksaan Fisik Jantung

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pemeriksaan-fisik-jantung 8/18

PERKUSI

PERKUSI BATAS-BATAS JANTUNG

Telapak tangan kiri berikut jari-jarinya diletakkan di dinding dada, dengan jari tengah

sebagai landasan ketok, sedangkan telapak tangan dan keempat jari lainnya agak diangkat.

Tujuannya adalah supaya tidak meredam suara ketukan. Sebagai jari pengetuk adalah jari

tengah tangan kanan. Pada waktu pengetukan hanya menggerakkan sendi pergelangan tangan

dan tidak menggerakan sendi siku.

Dengan perkusi dapat ditentukan batas-batas jantung, pinggang jantung dan contour 

 jantung. Kebanyakan klikus merasa bahwa perkusi untuk memperkirakan ukuran jantung

hanya sedikit membantu, karena sensitivitas teknik ini rendah. Pada beberapa keadaan kinis,

 perkusi mungkin berguna. Ini mencakup dekstrokardia dan tension pneumothoraks dada kiri.

Pada keadaan-keadaan ini dapat ditemukan redup pada sisi kanan sternum.

BATAS JANTUNG KANAN

Mula-mula ditentukan lebih dahulu titik tengah garis midklavikula kanan. Jari-jari

tangan kanan diletakkan sejajar dengan iga, kemudian diakukan perkusi mulai dari titik 

tengah tadi, dari arah krania kearah kaudal. Suara diteruskan sampai timbul suara redup, biasanya pada sela iga VI kanan, bnyi redup ini adalah berasal dari batas antara paru dan

 puncak hati. Puncak hati ini ditutupi leh diafragma dan masih ada jaringanparu diatas puncak 

hati itu, sehingga terdapat gabungan antara massa padat dan sedikit udara dari paru. Setelah

didapat titik batas sonor ke redup, di ukur dua jari kearah kranial. Pada titik yang baru ini

diletakkan kembali telapak tangan dengan arah jari tegak urus terhadap iga. Kemudian

dilakukan perkusi kearah medial untuk mencari perubahan suara dari sonor ke redup yang

merupakan batas relatif kanan jantung dan normal adalah pada garis sternal kanan.dari titik 

 batas ini selanjutnya dilakukan perkusi sampai mendapat suara pekak, yang merupakan batas

absolut jantung kanan biasanya pada garis midsternal.

BATAS JANTUNG KIRI

Mula-mula ditentukan garis aksila anterior kiri. Bila terdepat pembesaran jantung

kekiri, perkusi dapat dimulai dari garis aksila medial. Kemudian jari tengah kiri diletakkan

 pada titik teratas garis aksila anterior dengan arah jari sejajar dengan iga. Perkusi dari kranial

ke kaudal untuk mencari perubahan bunyi dari sonor ke thympani yang merupakan batas paru

Page 9: Makalah Pemeriksaan Fisik Jantung

7/16/2019 Makalah Pemeriksaan Fisik Jantung

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pemeriksaan-fisik-jantung 9/18

lambung, biasanya pada sela iga VIII kiri. Dari titik ini di ukur dua jari kearah kranial. Dari

titik yang baru ini, dilakukan perkusi lagi kearah medial dengan posisi jari kiri tegak lurus

terhadap iga, sampai timbul peerubahan suara dari sonor ke redup yang merupakan batas

relatif jantung kiri dan biasanya terletak pada 2 jari medial garis midclavikular kiri. Perkusi

diteruskan kemedial, sampai terjadi perubahan suara dari redup ke pekak yang merupakan

 batas absolut jantung. Pada keadaan emfisema paru batas-batas jantung absolut akan

mengecil.

Seandainya pasien sudah makan yang banyak, bunyi timpani yang merupakan batas

lambung tidak muncul, maka dilakukan teknik pemeriksaan lain untuk menentukan batas

 jantung kiri. Mula-mula dilakukan penentuan batas paru hati lebih dahulu diatas,kemudian

diukurkan 2 jari kearah kranial. Dari titik ini datarik garis lurus sejajar iga, memotong garis

aksila anterior kiri. Dari titik ini dilakukan perkusi tegak lurus iga,kearah medial untuk 

menentukan titik perubahan bunyi sonor ke redup,yang merupakan batas jantung kiri.

BATAS JANTUNG ATAS

Tentukan garis sternal kiri lebih dahulu. Dari titik teratas dilakukan perkusi dengan

kearah sejajar iga kearah caudal, sampai terjadi perubahan suara dari sonor ke redup. Normal

adalah sela iga II kiri.

PINGGANG JANTUNG

Ditentukan lebih dahulu garis parasternal kiri. Kemudian dilakukan perkusi kearah

caudal mulai dari titik teratas garis tersebut, dengan posisi jari tengah sejajar iga. Yang dicari

adalah perubahan bunyi sonor-redup, batas ini normal terletak pada sela iga III kiri. Bila titik 

 batasnya misal pada sela iga II, bearti pinggang jantung menghilang. Hal ini terjadi karena

 pembesaran atrium kiri, misalnya pada kasus mitral vitium.

CONTOUR JANTUNG

Tujuannya untuk menggambar bentuk jantung, memastikan besarnya jantung dan

apakah masih ada pinggang jantung.

Dimulai dari sela iga I kanan dilakukan dari lateral ke medial dengan posisi jari

tengah sejajar iga sampai terjadi perubahan suara dari sonor ke redup. Kemudiandilakukan

 perkusi ari sela iga II kanan dengan cara yang sama dan seterusnya sampai kaudal. Titik-titik  batas tadi ditentukan dan kemudian ditarik garis sehingga terdapat garis batas jantung kanan.

Page 10: Makalah Pemeriksaan Fisik Jantung

7/16/2019 Makalah Pemeriksaan Fisik Jantung

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pemeriksaan-fisik-jantung 10/18

Begitu juga dilakukan pada sisi jantung kiri dengan cara yang sama. Akhirnya didapatkan

gambaran garis batas jantung kanan dan kiri dan juga terlihat gambaran pinggang jantung.

PALPASI

Palpasi dilakukan untuk mengevaluasi impuls avikal, gerakan ventrikel kanan, arteri

 pulmonalis, dan ventrikel kiri. Ada tidaknya thrill juga ditentukan dengan palpasi.

Impuls apikal atau titik impuls maksimum melukiskan gerakan keluar apeks jantung

ketika berotasi berlawanan arah dengan jarum jam, ketika dilihat dari bawah,memukul

dinding dada anterior selama kontraksi isovolumetrik.

PALPASI TITIK IMPULS MAKSIMUM

Pemeriksa harus berdiri disebelah kanan pasien, dengan tinggi tempat tidur 

disesuaikan dengan kenyamanan pemeriksa. Palpasi titik impuls maksimum paling mudah

dilakukan dengan pasien dalam posisi duduk. Hanya ujung-ujung jari yang diletakkan didada

 pada sela iga ke V,garis midklavikular, karena ujung jari paling sensitif untuk menilai

gerakan setempat. Titik impuls maksimum harus dicatat. Jika impuls apikal tidak teraba,

 pemeriksa harus menggerakan ujung jari tangannya didaerah apeks jantung. Titik impuls

maksimum biasanya dalam jarak 10 cm dari garis mid sternalis dan diameternya tidak lebih

dari 2-3 cm. Titik impuls maksimum yang pindah kelateral atau teraba dalam dua sela iga

selama fase respirasi yang sama mengarah kepada kardiomegali.

Titik impuls maksimum teraba ada kira-kira 70% orang normal dalam posisi duduk.

Jika titik impuls maksimum tidak dapat diraba dalam posisi duduk, pasien harus diperiksa

kembali dalam posisi berbaring terlentang dan posisi dekubitus lateral kiri. Posisi titik impulsmaksimum dalam posisi dekubitus lateral kiri harus dinilai dengan pemahaman bahwa impuls

Page 11: Makalah Pemeriksaan Fisik Jantung

7/16/2019 Makalah Pemeriksaan Fisik Jantung

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pemeriksaan-fisik-jantung 11/18

 jantung normal sekarang sedikit berpindah ke kiri. Jika pada posisi dekubitus lateral kiri titik 

impuls maksimum tidak berpindah ke lateral, dapat diperkirakan bahwa pasien tidak 

menderita kardiomegali. Jika impuls apikal pindah ke lateral, penilaian pasti tidak dapat

dibuat.

Meskipun titik impuls maksimum biasanya sesuai dengan apeks ventrike kiri, pada

 pasien dengan pembesaran ventrikel kanan, jantung berotasi searah jarum jam. Jika dilihat

dari bawah, dan titik impuls maksimum mungkin benar-benar dihasilkan oleh ventrikel

kanan. Rotasi ini memutar ventrikel kiri ke arah posterior dan membuatnya sulit untuk 

dipalpasi. Impuls apikal yang disebabkan oleh ventrikel kanan lebih tersebar daripada yang

dihasilkan oleh ventrikel kiri, yang cenderung lebih terbatas pada tempatnya.

Pada pasien dengan penyakit paru-paru obstruktif kronis, pengembangan paru-paru

yang berlebihan memindahkan titik impuls maksimum kebawah dan ke kanan. Titik impuls

maksimum pada pasien seperti itu teraba didaerah epigastrium, pada ujung bawah sternum.

Pada pasien dengan penyakit paru obsttruktif menahun, titik impuls maksimum yang berada

 pada lokasi normal mengarah ke kardiomegali. 

PALPASI GERAKAN SETEMPAT

Pasien disuruh berbaring sehingga palpasi keempat daerah jantung utama dapat

dilakukan. Pemeriksa memakai ujung-ujung jari untuk memeriksa adanya gerakan setempat

seperti gambar dibawah.Adanya impuls

sistolik disela iga kedua disebelah kiri

sternum mengarah kepada hipertensi

 pulmonal.Impuls ini disebabkan oleh

 penutupan katup pulmonal dengan

tekanan yang meningkat. Adanya impuls

ini mengarah kepada dilatasi arteri

 pulmonal,tetapi hal ini dapat teraba pula

 pada orang tanpa hipertensi pulmonal. 

Page 12: Makalah Pemeriksaan Fisik Jantung

7/16/2019 Makalah Pemeriksaan Fisik Jantung

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pemeriksaan-fisik-jantung 12/18

PALPASI GERAKAN UMUM

Setelah mempalpasi dada dengan ujung jari, pemeriksaan memakai bagian proksimal

tangannya untuk meraba adanya gerakan keluar terus menerus pada suatu daerah yang luas

yang disebut heave atau lift. Pemeriksa kembali mempalpasi masing-masing keempat daerah

 jantung utama. Teknik pemeriksaan heave. Adanya RV rock yaitu impuls parasternal kiri

yang terus menerus yang disertai dengan retraksi laterl, mengarah kepada ventrikel kanan

yang besar.

Setiap keadaan yang memperbesar laju pengisian ventrikel selama fase awal diastole

dapat menimbulkan impuls yang dapat dipalpasi yang terjadi setelah impuls utama ventrikel

kiri. Pemakaian spatula lidah atau lidi kapas dapat membantu memperkuat visual apa yang

telah dipalpasi. Ujung lidi diletakkan tepat diatas daerah itu dan dipegang oleh jari pemeriksa.

Ini bekerja sebagai titik tumpu, dan gerakannya diperbesar oleh gerakan lidi kapas.

PALPASI THRILL

Thrill adalah sensasi getaran superfisial yang teraba pada kulit atas daerah turbulensi.

Adanya thrill menunjukan bising ( murmur ) yang kuat. Thrill paling baik diraba dengan

memakai kepala tulang metakarpal, bukannya dengan ujung jari, dan ditekankankan sangat

ringan pada kulit. Jika memakai tekanan yang terlalu besar, thrill tidak akan dapat diraba.

Palpasi thrill biasanya kurang penting karena auskultasi akan memperlihatkan adanya bising

kuat yang menimbulakn thrill tersebut. Oleh karena itu penemuan thrill hanya menambah

informasi sedikit untuk diagnosis, tetapi ini merupakan suatu tanda fisik yang harus membuat

 pemeriksa menjadi waspada akan apa yang di dengar.

Page 13: Makalah Pemeriksaan Fisik Jantung

7/16/2019 Makalah Pemeriksaan Fisik Jantung

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pemeriksaan-fisik-jantung 13/18

AUSKULTASI

Pemeriksa harus berada disisi kanan

 pasien sementara pasien berbaring terlentang,

 jika tidak pada ketinggian yang tepat, tempat

tidur harus disesuaikan sehingga pmeriksa

 berada dalam posisi nyamanpemeriksa harus

mendengarkan daerah aorta, pulmonal, trikuspid

dan mitral. Tetapi pemeriksaan tidak boleh

membatasi auskultasinya pada daerah-daerah ini

saja. Pemeriksa seharusnya mulai pada salah

satu daerah yang menggerakan stetoskopnya

sedikit demi sedikit dari satu daerah ke daerah

lain demi prekordium. Daerah-daerah ini telah

ditentukan untuk memberikan standarisasi.

Ketika mendengarkan pada apeks dan batas sternal bawah kiri dengan bel stetoskop,

 pemeriksa harus menentukan apakah S3 atau S4. Bising jantung dapat tersebar luas.Observasi yang penting adalah untuk menentuka tempat dimana bunyi tersebut paling kuat

atau paling jelas terdengar. Tidak ada dinding akustik di dada. Bising khas yang terdengar di

apeks dengan penyebaran ke aksila dapat terdengr dileher, jika cukup kuat.

POSISI AUSKULTASI STANDAR 

Empat posisi standar untuk auskultasi :

  terlentang

  dekubitus lateral kiri

  duduk tegak lurus

  duduk, membungkuk ke depan.

PENGARUH PERNAFASAN

Pemeriksa harus memberikan perhatian khusus kepada intensitas bunyi jantung.

Kebanyakan bising atau bunyi jantung yang berasal dari jantung kanan akan menguat dengan

ispirasi. Ini berkaitan dengan meningkatnya aliran kembali darah yang terjadi dengan

Page 14: Makalah Pemeriksaan Fisik Jantung

7/16/2019 Makalah Pemeriksaan Fisik Jantung

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pemeriksaan-fisik-jantung 14/18

inspirasi yang mengakibatkan meningkatnya keluaran ventrikel kanan. Disamping itu, S3

atau S4 yang berasal dari jantung kanan juga akan menguat selama inspirasi.

PENENTUAN WAKTU PERISTIWA-PERISTIWA JANTUNG

Untuk menafsirkan bunyi-bunyi jantung dengan tepat pemeriksa harus dapat

menentukan waktu peristiwa-peristiwa dalam siklus jantung. Cara yang paling dapat

diandalkan untuk mengenali S1 dan S2 adalah menentukan waktu terjadinya bunyi itu dengan

mempalpasi arteri karotis. Semetara tangan kanan pemeriksa mengubah-ubah posisi

stetoskop, tangan kiri diletakkan pada arterikarotis pasien. Bunyi jantung mendahului denyut

karotis adalah S1. S2 terdengar setelah denyut tersebut. Yang paling penting adalah memaki

denyut karotis bukan denyut radial. Keterlambatan waktu S1 sampai denyut radial adalah

 bermakna, sehingga akan terjadi kesalahan dalam penentuan waktu ini.

URAIAN MENGENAI BISING JANTUNG

Jika terdapat bising jatung, perhatian harus diarahkan kepada ciri-ciri sebagai berikut :

  waktu dalam siklus jantung

  lokasi

  penyebaran

  lamanya

  intensitas

  tinggi nada

  kualitas

  hubungannya dengan pernafasan

  hubungannya dengan posisi tubuh

URAIAN MENGENAI GESEKAN PERIKARDIAL

Gesekan friksi ( friction rub ) adalah bunyi ekstrakardial yang berlangsung singkat

yang mempunyai sifat khas seperti bunyi gesekan pada amplas. Gesekan ini dapat disebabkan

oleh iritasi pleura (yaitu gesekan pleura), atau perikardium (yaitu gesekan perikardial).

Gesekan perikardial khas mempunyai tiga komponen. Satu sistolik dan dua diastolik.

Komponen sistolik terjadi selama ejeksi, dua komponen diastolik terjadi selama pegisian

cepat dan kontraksi atrium. Gesekan perikardial paling baik di dengar pada pasien dalam

 posisi duduk sementara menahan nafasnya selama ekspirasi. Pasien dengan gesekan

Page 15: Makalah Pemeriksaan Fisik Jantung

7/16/2019 Makalah Pemeriksaan Fisik Jantung

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pemeriksaan-fisik-jantung 15/18

 perikardial biasanya mengalami nyeri dada yang berkurang dengan duduk membungkuk ke

depan. Gesekan yang menghilang apabila pasien menahan napas berasal dari pleura.

TUJUAN AUSKULTASI

Tujuan pada akhir auskultasi adalah agar dapat melukiskan hal-hal seperti ini :

  intensitas S1 disemua daerah

  intensitas S2 disemua daerah

  ciri-ciri setiap bunyi sistolik 

  ciri-ciri setiap bunyi diastolik 

dengan pengalaman, pemeriksa akan dapat mendengaran semua bagian siklus jantung pada

satu daerah dan membandingkan bunyi dan peristiwa yang terjadi pada daerah lain. Biasanya,

S1 paling kuat di apeks dan S2 paling kuat di basis. Splitting S2 menjadi A2 dan P2 selama

inspirasi paling jelas terdengar di daerah pulmonal dengan pasien berbaring terlentang,

seperti telah di uraikan diatas, hal ini meningkatkan aliran balik vena dan memperlebar 

 pemisahan A2-P2.

PEMERIKSAAN EDEMA

Bila tekanan perifer tinggi, seperti pada gagal jantung kongestif, tekanan vena

disebarkan dengan cara retrogard pada pembuluh-pembuluh yang lebih kecil. Terjadi

transudasi cairan, yang mengakibatkan timbulnya edema di daerah dependen. Penigkatan

cairan ringan ini menimbulkan edema yang cekung kalau ditekan.

UJI ADANYA EDEMA

Untuk pemeriksaan adanya pitting edema, jari ditekankan kepada daerah dependen,

seperti daeerah pretibial. Selama 2-3 detik. Jika ada pitting edema, jari-jari akan tebenam

kedalam jaringan, dan bla jari ituh diangkat bekas tekanan jari akan tetap ada.

Pitting edema biasanya di golongkan dari 1+ samapai 4+, tergantung pada lamanya

cekungan tadi bertahan. Yang paling jelas adalah 4+. Pada pasien yang terbaring di tempat

tidur, daerah dependen biasanya sakrum dan bukan pretibia. Pada pasien seperti ini pemeriksa

harus memeriksa kemungkinan ada edema di sakrum.

Page 16: Makalah Pemeriksaan Fisik Jantung

7/16/2019 Makalah Pemeriksaan Fisik Jantung

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pemeriksaan-fisik-jantung 16/18

BUNYI JANTUNG

TEMUAN KEMUNGKINAN PENYEBAB

Peningkatan bunyi S1 Takikardia, keadaan curah jantung yang

tinggi, stenosis mitral

Penurunan bunyi S2 Blok jantung derajat satu, penurunan

kontraktilitas ventrikel kiri. Katup mitral

imobil, seperti pada regustrasi mitral

Klik sistolik  Prolaps katup mitral

Penigkatan bunyi S2 pada antar iga ke 2

kanan

Hipertensi sistemik, dilatasi radiks aortik 

Bunyi S2 menurun atau tidak terdengar

pada antar iga ke 2 kanan

Katup mitral imobil, seperti pada stenosis

aortik kalsifik 

Peningkata P2 Hipertensi pulmonal, arteri pulmonal

dilatasi, defek atrium

P2 menurun atau tidak terdengar Proses penuaan, stenosis pulmonal

Opening snap Stenosis mitral

Bunyi S3

Bunyi S4

Fisiologis, gagal miokardial patologis,

beban volume ventrikel, seperti pada

regrutasi mitral.

Pengondisian fisik yang sangat baik.

Tahanan terhadap pengisian ventrikel

karena menurunnya komplian paru,

seperti pada penyakit jantung hipertensif 

atau hipertofi ventrikel kiri.

Page 17: Makalah Pemeriksaan Fisik Jantung

7/16/2019 Makalah Pemeriksaan Fisik Jantung

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pemeriksaan-fisik-jantung 17/18

BUNYI JANTUNG TAMBAHAN

   bunyi jantung III yaitu bunyi jatung yang terdengar tidak lama sesudah BJ II, 0,14-

0,16 sek dan di dengar pada daerah apeks. BJ III ini berintensitas rendah, merupakan

 bunyi yang dihasilkan karena aliran darah yang mendadak dengan jumlah banyak dari

atrium ke ventrikel kiri pada permulaan fase diastolik. Biasanya terdapat insufiesi

mitral.

  Bunyi jantung IV yaitu bunyi yang terdengar sesaat ebelum BJ I, yang dapat didengar 

di daerah apeks. Merupakan bunyi akibat kontraksi atrium yang kuat dalam

memompakan darah ke ventrikel. Hal ini terjadi karena terdapat bendungan di

ventrikel sehingga atrium harus memompa lebih kuat untuk mengosongkan atrium.

Biasanya didapat pada kasus gagal jantung.

  Split BJ II yaitu BJ II terpecah dengan intensitas yang sama dan jarak keduanya dekat.

Hal ini terjadi karena penutupan katup-katup pulmonal dan aorta tidak jatuh

 bersamaan sehingga tidak sinkron. Perbedaan ini terjadi karena ventrikel kanan lebih

 besar sehingga katup pulmonal menutup lebih lambat. Misal pada kasus ASD.

  OPENING SNAP yaitu terbukanya katup mitral yang kaku dengan mendadak,

sehingga terdengar bunyi dengan intensitas tinggi sesudah BJ II. Didapat pada kasus

stenosis mitral. Makin dekat jarak opening snap dengan BJ II, makin berat derajat

MS, berkisar antara 0,04-0,12 s.

  AORTIC CLICK adalah bunyi yang dihasilkan karena katup aorta yang membuka

secara cepat dan didapat pada keainan stenosis aorta.

  PERIKARDIAL RUB didapat pada kasus perikarditis konstruktif,terjadi gesekan

 perikard lapis viseral dan lapis parietal. Bunyi ini tidak dipengaruhi oleh pernapasan.

Bunyinya kasar dan dapat didengar di area trikuspidal dan apikal dan bisa terdengar 

 pada fase sistolik dan diastolik atau keduanya.

IRAMA JANTUNG

 Normal adalah reguler dengan denyut jantug berkisar antara 60-100 permenit.

Irreguler :

  Terdengar ekstrasistole yaitu irama dasarnya reguler tetapi diselingi oleh denyut

 jantung ekstra.

Page 18: Makalah Pemeriksaan Fisik Jantung

7/16/2019 Makalah Pemeriksaan Fisik Jantung

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pemeriksaan-fisik-jantung 18/18

  Irama dasarnya memang sudah tidak teratur, yaitu pada kelainan aritmia fibrillasi

atrial.

  Irama gallop (derap kuda), irama jantung cepat dan bunyi-bunyi jantungnya terdiri

atas tiga komponen. Yaitu BJ I – BJ II, dan BJ III. Atau terdiri atas BJ IV – BJ I – BJII, atau keduanya yaitu BJ IV – BJ I – BJ II – BJ III.

Biasanya dapat didengar di apeks dan terdapat pada kasus gagal jantung.

MENGKAJI DAN MENGGAMBARKAN MURMUR 

  Murmur kresendo-dekresendo, pertama menigkat intensitasnya kemudian turun

  Murmur plateau mempunyai intensitas sama secara keseluruhan

Dengarkan pada apeks dengan pasien mirig ke kiri untuk adanya bunyi nada rendah.

GRADASI BUNYI MURMUR 

Derajat I Sangat redup, terdengar bila hanya pendengar 

mendengarkan dengan cermat, mungkin tidak 

terdengar pada semua posisi.

Derajat II Tidak terdengar, tetapi segera terdengar 

setelah meletakkan stetoskop didada

Derajat III Keras sedang

Derajat IV Keras, dengan thrill teraba

Derajat V Sangat keras, disertai Thrill. Mungkin

terdengar ketika stetoskop menempel didada.

Derajat VI Sangat keras, disertai thrill. Mungkin

terdengar dengan stetoskop tidak menempel

di dada.

Dengarkan dari batas sternum turun ke apeks dengan pasien dalam posisi duduk,

membungkuk, dengan menahan nafas setelah ekshalasi.