GAMBARAN AKTIVITAS FISIK REHABILITASI JANTUNG FASE …eprints.ums.ac.id/70595/4/Naskah...

14
GAMBARAN AKTIVITAS FISIK REHABILITASI JANTUNG FASE IV PADA PASIEN Congestive Heart Failure Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh: ANDI KURNIAWAN J 210 140 091 PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

Transcript of GAMBARAN AKTIVITAS FISIK REHABILITASI JANTUNG FASE …eprints.ums.ac.id/70595/4/Naskah...

GAMBARAN AKTIVITAS FISIK REHABILITASI JANTUNG FASE IV PADA

PASIEN

Congestive Heart Failure

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:

ANDI KURNIAWAN

J 210 140 091

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

i

ii

1

1

GAMBARAN AKTIVITAS FISIK REHABILITASI JANTUNG FASE IV

PADA PASIEN Congestive Heart Failure

Abstrak

CHF atau Congestive Heart Failure merupakan salah satu penyakit jantung yang terus

meningkat prevelensinya setiap tahun, berkisar antara 5-10% per tahun resiko kematian akibat

penyakit CHF ringan dan sekitar 30-40% mengalami peningkatan pada penyakit CHF berat.

Program rehabilitasi jantung adalah program intervensi yang terordinasi, multidisiplin yang

digunakan untuk penderita penyakit kardiovaskular dalam meningkatkan fungsi fisik,

psikologis dan sosial, sekaligus menstabilkan, memperlambat, bahkan menghentikan proses

aterosklerosis. Tujuan dari penelitian ini untuk Untuk mengetahui gambaran aktivitas fisik

pada penderita Congestive Heart Failure secara umum tentang rehabilitasi jantung fase IV.

Desain penelitian menggunakan metode cross sectional dengan melakukan observasi atau

pengukuran variabel. Pengambilan sampel dengan cara teknik purposive sampling, sejumlah

34 responden. Hasil analisis univariat didapatkan bahwa pasien CHF di Rumah Sakit

Moewardi menunjukan pasien CHF yang menjadi responden dengan usia minimal 26 tahun

dan maksimal berusia 88 tahun. Rata-rata responden memiliki berat badan 67,91 kg dengan

berat badan minimal 47 kg dan berat badan maksimal 87 kg. Jenis kelamin pasien sebagian

besar adalah perempuan. Responden dengan kebiasaan merokok rata-rata responden tidak

merokok sebesar 76%. Sebagian besar pasien yang menjadi responden adalah pasien CHF

dengan interpretasi IPAQ ringan dan sedang. Kesimpulan penelitian ini adalah tingkat

aktifitas fisik fase IV menunjukan sebagian besar pasien yang menjadi responden adalah

pasien dengan tingkat aktifitas dengan kategori berjalan, berikutnya ada yang melakukan

olahraga sedang dan untuk yang melakukan olah raga berat tidak ada pasien yang melakukan.

Kata Kunci: Congestive Heart Failure, Aktivitas Fisik, Rehabilitasi Jantung Fase IV

Abstract

CHF or Congestive Heart Failure is one heart disease that continues to increase its prevalence

every year, ranging from 5-10% per year the risk of death from mild CHF disease and around

30-40% experience an increase in severe CHF disease. The heart rehabilitation program is a

coordinated, multidisciplinary intervention program that is used for patients with

cardiovascular disease to improve physical, psychological and social functions, while

stabilizing, slowing down, and even stopping the process of atherosclerosis. The purpose of

this study was to determine the description of physical activity in Congestive Heart Failure

patients in general regarding phase IV cardiac rehabilitation. The research design uses a cross

sectional method by making observations or measuring variables. Sampling by means of

purposive sampling technique, a number of 34 respondents. The results of univariate analysis

showed that CHF patients at Moewardi Hospital showed CHF patients who were respondents

with a minimum age of 26 years and a maximum of 88 years old. The average respondent

weighs 67.91 kg with a minimum body weight of 47 kg and a maximum weight of 87 kg. The

sex of patients is mostly women. Respondents with smoking habits on average respondents

did not smoke by 76%. Most of the patients who were respondents were CHF patients with

mild and moderate IPAQ interpretations. The conclusion of this study is that the level of

physical activity phase IV shows that the majority of patients who were respondents were

patients with a level of activity with walking categories, then there were those who were

doing moderate exercise and those who did heavy exercise no patients did.

Keywords: Congestive Heart Failure, Physical Activity, Cardiac Rehabilitation Phase IV.

2

1. PENDAHULUAN

Penyakit kardiovaskuler setiap tahunnya menjadi penyebab kematian nomer 1 di dunia.

Menurut data WHO (World Health Organization ) pada tahun 2014 diperkirakan lebih

dari 17,5 juta orang meninggal dunia karena serangan jantung pada tahun 2012 dan

diperkirakan tahun 2030 lebih dari 23,3 juta orang yang meninggal . CHF atau Congestive

Heart Failure merupakan salah satu penyakit jantung yang terus meningkat prevelensinya

setiap tahun, berkisar antara 5-10% per tahun resiko kematian akibat penyakit CHF ringan

dan sekitar 30-40% mengalami peningkatan pada penyakit CHF berat.

Menurut data American Health Association (2012), prevelensi penyakit CHF pada

tahun 2010 di Amerika sekitar 6,6 juta jiwa. Benua Asia sendiri menempati penyebab

kematian tertingi akibat penyakit jantung sekitar 712.000 orang, sedangkan Asia tenggara

sendiri angka kematian akibat jantung tertinggi terdapat pada negara Philipina, sedangkan

Indonesia sendiri menempati urutan ke dua dengan jumlah 229.696.

Di negara Indonesia penyakit jantung menempati nomer 1 penyebab kematian dan

memiliki angka yang cukup tinggi berdasarkan data yang dilakukan oleh kemenkes

(2014) prevelensi penyakit gagal jantung sendiri diperkirakan sekitar 229.696 atau

sebesar 0,13% dan sekitar 0,3 atau 530.068 orang dengan gejala atau diagnosis tersebut

oleh dokter pada tahun 2013. Berdasarkan diagnosis atau gejala, estimasi jumlah

penderita penyakit gagal jantung terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Barat sebanyak

96.487 orang (0,3%), sedangkan jumlah penderita paling sedikit ditemukan di Provinsi

Kep. Bangka Belitung, yaitu sebanyak 945 orang (0,1%). Untuk Jawa Tengah sendiri

jumlah penderita gagal jantung sebanyak 72.268 orang.

Biasanya penderita CHF mengeluh adanya keterbatasan dalam melakukan aktifitas

fisik sehingga penderita CHF takut untuk melakukan aktifitas yang pada akhirnya

memperberat kondisinya (Karyono, 2009). Pasien CHF sering mengalami kekambuhan

dan kembali dirawat di rumah sakit, hal ini disebabkan karena pasien tidak mampu

melaksanakan terapi pengobatan dengan tepat, melanggar pembatasan diet, kurangnya

kepatuhan tindak lanjut medis, berlebihan dalam melakukan aktivitas fisik dan gejala

kekambuhan yang tidak dapat di kenali (Smeltzer & Bare, 2010).

Pada pasien CHF (Congestive Heart Failure) untuk menurunkan prevelensi dan

menekan tinginya rehospitalis salah satunya dengan merubah gaya hidup dan melakukan

aktivitas fisik (rehabilitasi) yaitu dengan mobilisasi (Arovah, 2010). Menurut American

Heart Assosiation (2012) bahwa hampir 50% dari angka kejadian rehospitalis terjadi dari

total gagal jantung kongestif yang menjalani hospitalisasi sebelumnya yaitu sebanyak

3

1.094.000 pasien. Program rehabilitasi jantung merupakan penatalaksanaan medis yang

dianjurkan setelah penyakit jantung kondisi akut teratasi dan status hemodinamik stabil.

Menurut Roveny (2017) program rehabilitasi jantung didalamnya terdiri dari proses

edukasi, latihan, modifikasi faktor resiko dan menjadi konseling. Program ini ditujukan

untuk meningkatkan kualitas hidup pasien, masalah psikologis pasien akan berkurang,

fungsi jantung bisa optimal (Arovah, 2012)

Kepatuhan pasien dalam melaksanakan program rehabilitasi jantung masih

tergolong rendah (Craciun, 2009). Diperkirakan sebanyak 24-50% pasien menarik diri

dari program rehabilitasi jantung dan hanya 39% pasien yang patuh terhadap latihan

aktivitas fisik yang telah direkomendasikan (Van der Wal, 2006). Ketidakpatuhan pasien

dapat berakibat buruk pada penyakit, kematian, dan meningkatkan biaya pengobatan

(Jimmy & Jose, 2011). Lee (2013) mengidentifikasi beberapa alasan utama pasien tidak

melaksanakan program rehabilitasi jantung yaitu hambatan fisik (kurangnya transportasi

dan jarak yang terlalu jauh dari pusat rehabilitasi jantung, dan biaya rehabilitasi yang

tinggi), hambatan personal (malu berpartisipasi, rendahnya pengetahuan mengenai tujuan

program) dan kurangnya rekomendasi dari tim kesehatan.

Menurut Wartini (2011) dalam penelitiannya mengenai kepatuhan pasien dalam

melaksanakan program rehabilitasi jantung di RS Sangrah Bali menjelaskan bahwa

ketidakpatuhan pasien relatif tinggi yaitu 58%. Hal ini disebabkan karena pasien belum

memahami tentang tahapan aktivitas yang seharusnya dilakukan penderita CHF sangat

memerlukan program rehabilitatif yang komprehensif untuk mengembalikan kemampuan

fisik paska serangan serta mencegah terjadinya serangan ulang. Latihan fisik pada

penderita CHF bertujuan untuk mengoptimalkan kapasitas fisik tubuh, memberi

penyuluhan pada pasien dan keluarga dalam mencegah perburukan dan membantu pasien

untuk kembali dapat beraktivitas fisik seperti sebelum mengalami CHF (Arovah, 2010).

Secara umum program rehabilitasi dibagi menjadi beberapa fase, menurut Lubis

(2010) ada 4 fase yang dilakukan dalam program rehabilitasi jantung, fase 1 merupakan

fase yang dilakukan selama pasien masih dirawat di rumah sakit, fase 2 merupakan

program yang diberikan setelah pasien keluar dari rumah sakit yang dilakukan selama

beberapa minggu, sedangkan fase 3 dan 4 merupakan fase pemeliharaan untuk mencapai

kondisi yang optimal.

Pada fase IV sendiri merupakan fase yang tidak memerlukan pengawasan tim

rehabilitasi. Tujuan dari fase tersebut adalah mencapai kondisi pasien secara optimal.

Pada fase IV ini berfokus untuk menjaga gaya hidup agar tetap sehat, menghindari dari

4

menurunnya target yang telah dicapai seperti tingkat kesegaran fisik terjaga, berat badan

bisa dipertahankan dan tidak melakukan lagi kebiasaan merokok (lubis, 2009). Program

latihan pada fase ini pada dasarnya dengan orang normal sama hanya terdapat penekanan

pada latihan jenis aerobik. Frekuensi latihan sebaiknya dilakukan dalam seminggu sekitar

3 sampai 4 kali. Untuk durasi latihan dimulai dari 10 menit kemudian dapat ditingkatkan

secara bertahap sampai dengan 60 menit. (arovah, 2010)

Fase IV merupakan fase dimana pasien lepas atau tidak dilakukan pengawasan

yang intensiv. Hal ini mempunyai resiko yang berhubungan tingkat kepatuhan pasien

untuk melakukan rehabilitasi. Pasien yang sudah dilakukan rehabilitasi jantung pada

perubahan pola hidup seperti merokok masih ditemukan sekitar 41,8 % belum bisa

berhenti untuk melakukan kebiasaan tidak merokok, untuk program diiet yang dilakukan

pasien masih ditemukan pasien yang masih belum bisa mengontrol kebiasan untuk tidak

mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak lemak yaitu sekitar 49,1% , untuk

pengontrolan berat badan juga masih belum optimal dilakuakan untuk IMT (indeks massa

tubuh) lebih dari normal, sedangkan untuk aktivitas fisik pasien rehabilitasi jantung masih

tergolong sangat rendah sekitar 78,2% tidak melakukan olahraga dirumah secara rutin.

(handayani, 2015).

Berdasarkan data yang diperoleh dari wawancara dengan 6 orang yang mengikuti

program rehabilitasi jantung setelah 4 bulan dari RS moewardi diperoleh bahwa 4

diantaranya sebagian besar tidak rutin melakukan olahraga selama 1 minggu minimal

sekali. Berdasarkan kondisi fenomana diatas program rehabiliatasi untuk aktivitas fisik

pada pasien Congestive Heart Failure sangatlah penting, oleh karena itu peneliti tertatik

untuk melakukan penelitian dengan tema “gambaran aktivitas fisik rehabilitasi jantung

fase IV pada pasien Congestive Heart Failure”

Tujuan Penelitian ini ialah untuk mengetahui gambaran aktivitas fisik pada

penderita Congestive Heart Failure secara umum tentang rehabilitasi jantung fase IV.

2. METODE

Penelitian ini menggunakan metode desain cross sectional dengan melakukan observasi

atau pengukuran variabel. Penelitian ini dilakukan di Solo Raya dalam rentang waktu bulan

September sampai Oktober 2018. Pengambilan sample pada penelitian ini dengan

menggunakan teknik purposive sampling sejumlah 34 responden.

5

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berikut ini adalah data dari gambaran umum karakteristik responden dijelaskan

menggunakan distribusi frekuensi dengan ukuran prosentase. Hasil penelitian karakteristik

responden adalah sebagai berikut :

3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Berikut akan disajikan karakteristik responden berdasarkan usia pada tabel di bawah

ini:

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Karakteristik

Responden Mean Min Max SD

Usia 60,41 26 88 14,496

Sumber : Data diolah

Dari tabel di atas menunjukan sebagian besar pasien CHF yang menjadi responden rata-

rata memiliki usia 60,41 tahun dengan usia minimal 26 tahun, usia tengahnya 60

tahun dan usia maksimal 88 tahun.

3.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Berat Badan

Berikut akan disajikan karakteristik responden berdasarkan berat badan pada tabel di

bawah ini :

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Berat Badan

Karakteristik

Responden Mean Min Max SD

Berat badan 67,91 47 87 12,251

Sumber : Data diolah

Dari tabel di atas menunjukan sebagian besar pasien CHF yang menjadi responden rata-

rata memiliki berat badan 67,91 kg dengan berat badan minimal 47 kg dan berat

badan maksimal 87 kg.

3.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Responden dalam penelitian ini berdasarkan jenis kelamin disajikan pada

tabel berikut :

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frequency Percent

Laki-laki 16 47,1

Perempuan 18 52,9

Total 34 100

Sumber : Data diolah

Hasil tabel di atas menunjukan sebagian besar pasien CHF yang menjadi

6

responden adalah pasien dengan jenis kelamin Perempuan sebesar 52,9%.

3.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Kebiasaan Merokok

Responden dalam penelitian ini berdasarkan kebiasaan mereka merokok

disajikan pada tabel berikut :

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Merokok Frequency MinPercent

Merokok 8 24

Tidak merokok 26 76

Total 34 100

Sumber : Data diolah

Hasil tabel di atas menunjukan sebagian besar pasien CHF yang menjadi

responden adalah pasien yang tidak merokok yaitu sebanyak 76%.

3.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Aktifitas Fisik

Responden dalam penelitian ini berdasarkan aktifitas fisik disajikan pada

tabel berikut :

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Aktifitas Fisik

Aktifitas fisik Frequency Percent

Berjalan 30 88,2

Bersepeda,beban ringan, berolahraga 4 11,8

Berkebun, aerobik, beban berat 0 0

Total 34 100

Sumber : Data diolah

Hasil tabel di atas menunjukan sebagian besar pasien CHF yang menjadi

responden adalah pasien dengan aktifitas fisik berjalan sebesar 88,2%.

3.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Interpretasi IPAQ

Responden dalam penelitian ini berdasarkan interpretasi IPAQ disajikan pada

tabel berikut :

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Interpretasi IPAQ pada rehabilitasi

jantung fase IV

Interpretasi

IPAQ

Frequency Percent

Ringan 32 94,1

Sedang 2 5,9

Berat 0 0

Total 34 100

Sumber : Data diolah

Hasil tabel di atas menunjukan sebagian besar pasien CHF yang menjadi

responden adalah pasien dengan interpretasi IPAQ aktifitas ringan sebesar 94,1%.

7

Hasil penelitian ini diketahui usia maksimal responden yang menjadi responden

dalam penelitian ini adalah usia 88 tahun. Usia yang bisa dibilang usia tua yang berarti usia

semakin menua tingkat aktifitasnya semakin berkurang atau menurun. Hal ini sama dengan

hasil penelitian dari Tety (2008), yang menemukan bahwa usia 60-70 tahun mempunyai

aktifitas yang tergolong tinggi sedangkan umur >70 tahun cenderung rendah. Hasil penelitian

Triarso (2017) menunjukkan bahwa Hasil penelitian karakteritik responden berdasarkan

tingkat aktifitas fisik menunjukan sebagian besar pasien yang menjadi responden adalah

pasien dengan dengan tingkat aktifitas dengan kategori low yaitu sebesar 59,7%, moderat

sebesar 33,3%, high sebesar 5,6%, dan non clasification sebesar 1,4%. Sebgaian besar

responden tingkat aktifitas dengan kategori low karena mayoritas responden memiliki usia

rata-rata 58,6 tahun yang artinya akan memasuki usia lanjut. Penelitian tersebut didukung

oleh Rochfika, Basri, & Sutriani (2015) menjelaskan bahwa kemampuan mobilisasi yang

kurang pada pasien gagal jantung, hal tersebut dipengaruhi oleh usia responden yang sudah

tidak produktif sehingga fungsi tubuh mulai menurun dalam melakukan aktivitas sangat

lemah dan ditambah lagi jika responden sering merasakan sesak napas.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan untuk mengetahui dan

membuktikan mengenai :

1) Deskripsi karakteristik responden pasien CHF di Rumah Sakit Moewardi menunjukan

pasien CHF yang menjadi responden dengan usia minimal 26 tahun dan maksimal berusia

88 tahun. Rata-rata responden memiliki berat badan 67,91 kg dengan berat badan minimal

47 kg dan berat badan maksimal 87 kg. Jenis kelamin pasien sebagian besar adalah

perempuan. Sebagian besar pasien yang menjadi responden adalah pasien CHF dengan

interpretasi IPAQ ringan dan sedang.

2) Tingkat aktifitas fisik menunjukan sebagian besar pasien yang menjadi responden adalah

pasien dengan dengan tingkat aktifitas dengan kategori berjalan, berikutnya ada yang

melakukan olah raga sedang dan untuk yang melakukan olah raga berat tidak ada pasien

yang melakukan.Berdasarkan simpulan diatas, maka peneliti dapat memberikan beberapa

saran, yaitu sebagai berikut:

Saran pada penelitian ini adalah Saran pada penelitian ini adalah :

1) Penelitian ini diharapkan bisa menjadi dasar bagi masyarakat untuk melakukan aktifitas

fisik untuk mengurangi kemungkinan adanya pengulangan serangan penyakit CHF.

8

2) Peneliti selanjutnya bisa menjadikan penelitian ini sebagai dasar untuk menyusun

penelitian yang lebih baik dengan menambahkan faktor-faktor yang berhubungan dengan

aktifitas fisik pasien CHF.

DAFTAR PUSTAKA

Acton, A (ed.). 2013. Congestive Heart Failure: New Insights for the Healthcare

Professional. Scholarly Editions.

Adawi, K. I. T., Oldridge, N. B., Tarima, S. S., Stason, W. B., & Shepard, D.S. (2013).

Cardiac Rehabilitation Patient and Organizational Factors: What Keeps Patients in

Programs. The Journal of the American Heart Association, 2 (418).

AHA, (2012). Heart disease and stroke statistic. Diperoleh pada tanggal 08 Januari 2018 dari

http://ahajournal.org.com.

Alpert, M.A. 2001. Obesity cardiomyopathy: pathophysiology and evolution of the clinical

syndrome. Am J Med Sci; 321:225-36.

Arovah N,I. (2010). Program latihan fisik rehabilitatif pada penderita penyakit jantung.

Jurnal Medikora. 5, (I): 11-12.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Berkovitch A, Maor E, Sabbag A, Chernomordik F, Elis A, Arbel Y, Goldenberg I, et al,

(2015). Precipitating factors for acute heart failure hospitalization and long-term

survival. Medicine. 94(52):e2330.

Bunner & sudarth, 2002. Keperawatan Medikal-Bedah. Edisi 8, Jakarta EGC.

Craciun, L. (2009). Benefit of Cardiac Rehabilitation Programme in Revascularized

Coronary Patient. Timisoara Physical Education and Rehabilitation Journal. 1(2), 60-

65.

DiPiro J.T., Wells B.G., Schwinghammer T.L. and DiPiro C. V. (2015). Pharmacotherapy

Handbook. Ninth Edit. McGraw-Hill Education Companies. Inggris.

Dunlay. 2016. Activities of Daily Living and Outcomes in Heart Failure. Journal of The

American Heart Association. Figueroa.

Ford, I., Robertson, M., Komadja, M., Bohm, M., Borer, J.S., Tavazzi, L., Swedberg, K.

(2015). Top ten risk factors for morbidity and mortality in patients with

chronicsystolic heart failure and elevated heart rate: The SHIFT Risk Model. IJC.

184. 163-169.

Handayani,S., Huriani, E., Susmiati. (2013). Gambaran Tindakan Pencegahan Sekunder

pada Pasien Penyakit Jantung Koroner. Diperoleh pada tanggal 08 Januari 2018 dari

http://respiratory.unri.ac.id/.

Herdman, T . H., & Kamitsuru, S. (2015). Diagnosis KeperawatanDefinisi & Klasifikasi

2015-2017 .Edisi 10. Jakarta: EGC.

IPAQ. (2005). Guidelines For Data Processing and Analysis of The International Physical

9

Activity Questionnaire (IPAQ).

Jimmy, B. & Jose, J. (2011). Patient Medication Adherence: Measures in Daily Practice.

Oman Medical Journal, 26(3), 155–159.

Karyono. (2009). Perilaku manusia. Bandung: PT. Refika Aditama.

Kasron. (2012). Kelainan dan Penyakit Janutng. Yogyakarta : Nusa Medika.

Kehat I, Molkentin JD. (2010). Molecular pathways underlying cardiac remodeling during

pathophysiological stimulation. Circulation. PubMed, 122, 2727–2735.

Kementerian Kesehatan RI. (2014). Riset Kesehatan Dasar 2014. Diakses pada 24 Januari

2018, dari http://www.litbang.depkes.go.id.

Lee, J. Y., Kang, S. J., Cho, Y. R., Park, G. M., Ahn, J. M., Kim, W. J., Park, D. W., Lee, S.

W., Kim, Y. H., Lee, C. W., & Park, S. J. (2013). Factors Influencing a Patient’s

Decision to Participation or Completion of Cardiac Rehabilitation. Journal of

Cardiovascular Genetics and Personalized Medicine.

Lubis, A. C. (2009). Rehabilitasi Jantung Paska Infark Miokard Departemen Kardiologi dan

kedokteran vaskular FK USU. Diakses pada 24 Januari 2018, dari

http://repository.usu.ac.id.

Mann, D.L.. (2012). Braunwalds Heart Disease a textbook of Cardiovascular Medicin (9Th

eds). 487-489.

Maulana Mirza. 2007. Penyakit Jantung. Jogjakarta : Kata Hati.

McMurray JJV, Adamopoulos S, Anker SD, Auricchio A, Bohm M, Dickstein K, et al,

(2012). ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart

failure: The task force for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart

failure 2012 of the European Society of Cardiology. European Heart Journal. 33. pp:

1787-847.

Muttaqin, Arif (2009). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardioveskuler.

Jakarta : Salemba Medika.

Myers J. (2008). Principles of exercise prescription for patient with chronic heart failure.

Heart Fail Rev. 13: 61-68.

Nabila, Chairani. (2015). Hubungan Pengetahuan dengan Tingkat Kepatuhan Pasien

Penyakit Kardiovaskular dalam Melaksanakan Latihan Aktivitas Fisik Rehabilitasi

Jantung Fase I di RSUP H. Adam Malik Medan. Skripsi. Universita Sumatra Utara.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nurchayati,S. Sabriana. F, Yenni. E. (2015). Pengaruh pendidikan kesehatan latihan

rehabilitasi jantung terhadap pengetahuan dan kemampuan mobilisasi dini pasien

Congestive heart failure. Hal 662 – 669.

Nursalam. (2011). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta :

Salemba Medika.

10

Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis. Ediisi 3.

Jakarta. Salemba Medika.

Porth, M.C.. (2007). Pathophysiology Concepts of Altered Health States.Chap 20 : 429.

Riwidikdo, H. (2012). Statistik Kesehatan. Mitra Cendikia Press. Yogyakarta.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung: CV Alfa Beta.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D). Penerbit CV. Alfabeta: Bandung.

Smeltzer and Bare, 2007, Buju Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunnder dan Sudart,

EGC Jakarta.

Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2010). Keperawatan medikal-bedah. Jakarta: EGC.

Swarjana, I.K. (2016). Metodologi Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi). Yogyakarta: ANDI.

Tedjasukmana, D. (2010). Rehabilitasi Jantung. Diakses pada tanggal 12 Maret 2018, dari

http://kesehatan.kompasiana.com.

Triarso, 2017, Gmbaran Aktivitas Fisik Pasien Congestive Heart Failure (CHF) di Poliklinik

Jantung RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten, Fakultas Kesehatan UMS Surakarta.

Van der Wal, M. H. L., Jaarsma, T., Moser, D. K., Veeger, N. J. G. M., Van Gilst, W. H., &

Van Veldhuisen, D. J. (2006). Compliance in Heart Failure Patients: The Importance

of Knowledge and Beliefs. European Heart Journal, 27: 434–440.

Wartini, N. W & Mertha. I. M. (2011). Pendidikan Kesehatan Latihan Rehabilitasi Jantung

terhadap Kepatuhan Melaksanakan Mobilisasi pada Pasien Penyakit Jantung

Koroner. Diakses pada 24 januari 2018, dari http://www.jurnalkeperawatanbali.com.

WHO. (2014). About Cardiovascular diseases. World Health Organization. Geneva. Cited

january 15th

2018. Available from URL :

http://www.who.int/cardiovascular_diseases/about_cvd/en/ accessed on.

Widagdo Fatoni, 2015, Faktor-faktor yang berhubungan dengan Kejadian Rawat Inap di

Rumah Sakit pada Pasien CHF.

Yancy CW, Jessup M, Bozkurt B, Bulter J, Casey DE, Drazner MH, et al. (2013). CCF/AHA

guideline for the management of heart failure : A report of the American Guidelines

College of Cardiology Foundation/American Heart Association Task Force on

Practice. Circulation. 128: 6-126.