Lp Osteomelitis

12
LP OSTEOMELITIS BAB I KONSEP MEDIS A. Definisi Osteomielitis adalah infeksi tulang. Infeksi tulang lebih sulit disembuhkan daripada infeksi jaringan lunak karena terbatasnya asupan darah, respons jaringan terhadap inflamasi, tingginya tekanan jaringan dan pembentukan involukrum (pembentukan tulang baru di sekeliling jaringan tulang mati). Osteomielitis dapat menjadi masalah kronis yang akan mempengaruhi kualitas hidup atau mengakibatkan kehilangan ekstremitas (Brunner dan suddarth, 2001). Osteomielitis adalah infeksi entukan involukrum (pembentukan tulang baru di sekeliling jaringan tulang mati) (Smeltzer, Suzanne C, 2002). Osteomielitis adalah infeksi pada tulang dan sumsum tulang yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus atau proses spesifik (Mansjoer, 2000) B. Etiologi a. Staphylococcus aureus hemolyticus (koagulasi positif) sebanyak 90% dan jarang oleh Streptococcus hemolyticus b. Haemophilus influenzae (5-50%) pada usia di bawah 4 tahun c. Organisme lain seperti B. coli, B. aeruginosa capsulata, Proteus mirabilis, Brucella, dan bakteri anaerob yaitu Bacterioides fragilis. Osteomyelitis juga bisa terjadi melalui 3 cara (Wikipedia, the free encyclopedia, 2000) yaitu: 1) Aliran darah Infeksi bisa disebabkan oleh penyebaran hematogen (melalui darah) dari fokus infeksi di tempat lain (misalnya tonsil yang terinfeksi, lepuh, gigi terinfeksi). Aliran darah bisa membawa suatu infeksi dari bagian tubuh yang lain ke tulang. Pada anak-anak, infeksi biasanya terjadi di ujung tulang tungkai dan lengan. Sedangkan pada orang dewasa biasanya terjadi pada tulang belakang dan panggul. Osteomyelitis akibat penyebaran hematogen biasanya terjadi ditempat di mana terdapat trauma. 2) Penyebaran langsung Organisme bisa memasuki tulang secara langsung melalui fraktur terbuka, cedera traumatik seperti luka tembak, selama pembedahan tulang atau dari benda yang tercemar yang menembus tulang. 3) Infeksi dari jaringan lunak di dekatnya Osteomyelitis dapat berhubungan dengan penyebaran infeksi jaringan lunak Infeksi pada jaringan lunak di sekitar tulang bisa menyebar ke tulang setelah beberapa hari atau minggu. Infeksi jaringan lunak bisa timbul di daerah yang mengalami kerusakan karena cedera, terapi penyinaran atau 1

description

osteomelitis

Transcript of Lp Osteomelitis

Page 1: Lp Osteomelitis

LP OSTEOMELITIS

BAB I KONSEP MEDISA. Definisi

 Osteomielitis adalah infeksi tulang. Infeksi tulang lebih sulit disembuhkan daripada infeksi jaringan lunak karena terbatasnya asupan darah, respons jaringan terhadap inflamasi, tingginya tekanan jaringan dan pembentukan involukrum (pembentukan tulang baru di sekeliling jaringan tulang mati). Osteomielitis dapat menjadi masalah kronis yang akan mempengaruhi kualitas hidup atau mengakibatkan kehilangan ekstremitas (Brunner dan suddarth, 2001).

Osteomielitis adalah infeksi entukan involukrum (pembentukan tulang baru di sekeliling jaringan tulang mati) (Smeltzer, Suzanne C,  2002).

Osteomielitis adalah infeksi pada tulang dan sumsum tulang yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus atau proses spesifik (Mansjoer, 2000)

B. Etiologia. Staphylococcus aureus hemolyticus (koagulasi positif) sebanyak 90% dan jarang

oleh Streptococcus hemolyticusb. Haemophilus influenzae (5-50%) pada usia di bawah 4 tahunc. Organisme lain seperti B. coli, B. aeruginosa capsulata, Proteus mirabilis,

Brucella, dan bakteri anaerob yaitu Bacterioides fragilis.Osteomyelitis juga bisa terjadi melalui 3 cara (Wikipedia, the free encyclopedia, 2000) yaitu:

1) Aliran darahInfeksi bisa disebabkan oleh penyebaran hematogen (melalui darah) dari fokus infeksi di tempat lain (misalnya tonsil yang terinfeksi, lepuh, gigi terinfeksi). Aliran darah bisa membawa suatu infeksi dari bagian tubuh yang lain ke tulang. Pada anak-anak, infeksi biasanya terjadi di ujung tulang tungkai dan lengan. Sedangkan pada orang dewasa biasanya terjadi pada tulang belakang dan panggul. Osteomyelitis akibat penyebaran hematogen biasanya terjadi ditempat di mana terdapat trauma.

2) Penyebaran langsungOrganisme bisa memasuki tulang secara langsung melalui fraktur terbuka, cedera traumatik seperti luka tembak, selama pembedahan tulang atau dari benda yang tercemar yang menembus tulang.

3) Infeksi dari jaringan lunak di dekatnyaOsteomyelitis dapat berhubungan dengan penyebaran infeksi jaringan lunak Infeksi pada jaringan lunak di sekitar tulang bisa menyebar ke tulang setelah beberapa hari atau minggu. Infeksi jaringan lunak bisa timbul di daerah yang mengalami kerusakan karena cedera, terapi penyinaran atau kanker, atau ulkus di kulit yang disebabkan oleh jeleknya pasokan darah(misalnya ulkus dekubitus yang terinfeksi).

C. PatofisiologiPatologi yang terjadi pada ostemielitis hematogen akut tergantung pada usia, daya tahan

klien, lokasi infeksi, dan virulensi kuman. Infeksi terjadi melalui saluran darah dari focus ditempat lain dalam tubuh pada fase bakteremia dan dapat menimbulkan septikimia. Embulus infeksi kemudian masuk ke dalam juksta empifisis pada daerah metafisis tulang panjang. Proses selanjutnya adalah tejadi hyperemia dan edema di daerah metafisis di sertai dengan pembentukan pus. Terbentuknya pus ketika jaringan tulang tidak dapat bersekpensi, menyebabkan tekanan dalam tulang meningkat. Peningkatan tekanan dalam tulang menyebabkan terjadinya sirkulasi dan timbul trombosis pada pembuluh darah tulng dan akhirnya menyebabkan nekrosis tulang. Disamping proses yang di sebutkan di atas, pembentukan tulang baru yang ektensif terjadi pada dalam poreosteus sepanjang deafisis (terutam pada anak-anak) sehingga terbebtuk suatu lingkuangan tulang seperti peti mayat dengan jaringan sekuestrum di dalamnya. proses ini terlihat jelas pada akhir minggu ke dua. Apabila pus menembus tulang ,terjadi pengalian pus (discharge) keluar melalui lubang yang di sebut kloaka atau melalui sinus pada jaringan lunak dan kulit. Pada tahap selanjutnya, penyakit osteomielitis kronis. Pada daerah tulang kanselus, infeksi dapat terlokalisasi serta

1

Page 2: Lp Osteomelitis

diliputi oleh jaringan fibrosa yang membentuk abses tulang kronis (Smeltzer, Suzanne C, 2002).

D. Manifestasi Klinisa. Panas tinggi, anoreksia, malaise (adanya proses septikemia)b. Nyeri tulang dekat sendi, tidak dapat menggunakan anggota bersangkutan,

pembengkakan lokal (tanda-tanda radang akut : rubor, dolor, kalor, tumor, fungsi larsa) dan nyeri tekan

c. Pada osteomielitis kronik biasanya rasa sakit tidak begitu berat, anggota yang terkena nanah dan bengkak

d. LAB : Leukositosis, anemia, LED meningkat

E. Komplikasia. Dini :

1) Kekakuan yang permanen pada persendian terdekat (jarang terjadi)2) Abses yang masuk ke kulit dan tidak mau sembuh sampai tulang yang mendasarinya

sembuh3) Atritis septik

b. Lanjut :1) Osteomielitis kronik ditandai oleh nyeri hebat rekalsitran, dan penurunan  fungsi

tubuh yang terkena2) Fraktur patologis3) Kontraktur sendi4) Gangguan pertumbuhan

F. Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan diagnostik menurut Brunner dan suddarth (2001) yaitu :a.  Pemeriksaan darah

Sel darah putih meningkat sampai 30.000 L gr/dl disertai peningkatan laju endap darah

b. Pemeriksaan titer antibody – anti staphylococcusc. Pemeriksaan kultur darah untuk menentukan bakteri (50% positif) dan diikuti dengan

uji sensitivitasd. Pemeriksaan feses

Pemeriksaan feses untuk kultur dilakukan apabila terdapat kecurigaan infeksi oleh bakteri  salmonella

e. Pemeriksaan biopsy tulangMerupakan proses pengambilan contoh tissue tulang yang akan digunakan untuk serangkaian tes.

f. Pemeriksaan ultra soundYaitu pemeriksaan yang dapat memperlihatkan adannya efusi pada sendi

g. Pemeriksaan radiologisPemeriksaan photo polos dalam 10 hari pertama tidak ditemukan kelainan radiologik. Setelah 2 minggu akan terlihat berupa refraksi tulang yang bersifat difus dan kerusakan tulang dan pembentukan tulang yang baru.

h. Pemeriksaan tambahan :1) Bone scan : dapat dilakukan pada minggu pertama2) MRI : jika terdapat fokus gelap pada T1 dan fokus yang terang pada T2, maka

kemungkinan besar adalah osteomielitis.

G. PenatalaksanaanBeberapa prinsip penataalaksanaan klien osteomielitis yang perlu diketahui perawat

dalam melaksanakan asuhan keperwatan agar mampu melaksanakan tindakan kolaboratif adalah sebagai berikut ;

a. Istirahat dan memberikan analgesic untuk menghilangkan nyerib. Pemberian cairan intravena dan kalau perlu tranfusi darahc. Istirahat local dengan bidai dan traksi

2

Page 3: Lp Osteomelitis

d. Pemberian antibiotic secepatnya sesuai dengan penyebab utama yaitustaphylococcus aureus  sambil menunggu biakan kuman.Antibiotik diberikan selama 3-6 minggu dengan melihat keadaan umum dan endap darah klien.Antibiotik tetap diberikan hingga 2minggu setelah endap darah normal.

e. Drainase bedahApabila setelah 24 jam pengobatan local dan sistemik antibiotic gagal (tidak ada perbaikan keadaan umum),dapat dipertimbangkan drainase bedah.Pada draenase bedah, pus periosteal di evakuasi untuk mengurangi tekanan intra-useus.Disamping itu , pus jg di gunakan untuk biakan kuman.Draenase dilakukan selama beberapa hari dan menggunakan NaCL dan antibiotic.

BAB II ASKEP (NCP dari NANDA NIC dan NOC)A. Pengkajian Keperawatan

1. Riwayat Keperawatan

a. Identifikasi klienTerdiri dari nama, jenis kelamin, usia, status perkawinan, agama, suku bangsa, pendidikan,bahasa yang digunakan, pekerjaan dan alamat.

b. Riwayat keperawatan1) Riwayat kesehatan masa lalu

Identifikasi adanya trauma tulang, fraktur terbuka,atau infeksi lainnya (bakteri pneumonia,sinusitis,kulit atau infeksi gigi dan infeksi saluran kemih) pada masa lalu. Tanyakan mengenai riwayat pembedahan tulang.

2) Riwayat kesehatan sekarangApakah klien terdapat pembengkakan,adanya nyeri dan demam.

3) Riwayat kesehatan keluargaAdakah dalam keluarga yang menderita penyakit keturunan.Riwayat

4) PsikososialAdakah ditemukan depresi, marah ataupun stress.

5) Kebiasaan sehari-hari6) Pola nutrisi      : anoreksia, mual, muntah.7) Pola eliminasi  : adakah retensi urin dan konstipasi8) Pola aktivitas   : pola kebiasaan

2. Pemeriksaan Fisik Keperawatana. Kaji gejala akut seperti nyeri lokal, pembengkakan, eritema, demam dan keluarnya

pus dari sinus disertai nyeri.b. Kaji adanya faktor resiko (misalnya lansia, diabetes, terapi kortikosteroid jangka

panjang) dan cedera, infeksi atau bedah ortopedi sebelumnya.c. Identifikasi adanya kelemahan umum akibat reaksi sistemik infeksi. (pada

osteomielitis akut)d. Observasi adanya daerah inflamasi, pembengkakan nyata, dan adanya cairan purulen.e. Identisikasi peningkatan suhu tubuhf. Area sekitar tulang yang terinfeksi menjadi bengkak dan terasa lembek bila di

palpasi.

B. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa pre-operasia. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan agen cedera fisik ( inflamasi dan

pembengkakanb. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri, alat imobilisasi, dan

keterbatasan menahan beban berat badan.c. infeksi berhubungan dengan pembentukan abses tulangd. Resiko cedera berhubungan dengan rapuhnya tulang, kekuatan tulang yang

berkurang.

3

Page 4: Lp Osteomelitis

e. Kurang pengetahuan tentang regimen pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.

f. Kecemasan berhubungan dengan tindakan pembedahan dan kemungkinan dilakukannya amputasi.

g. Penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan inflamasi dan infeksi.h. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi, luka, atau ulserasi.

Diagnosa post-operasia) Nyeri berhubungan dengan agen cedera fisik (pembedahan)b) Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri post pembedahan,luka post

pembedahan.c) Gangguan gambaran diri berhubungan dengan pembedahan (amputasi).

3. Intervensi Keperawatan (NANDA, NIC, NOC)Pre-operasiDx 1 : Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan inflamasi dan

pembengkakan.NOC : Perilaku Mengendalikan NyeriTujuan : Setelah dilakukkan tindakan keperawatan penatalaksanaan nyeri selama 3

x 24 jam diharapkan nyeri berkurang

Kriteria Hasil:a. Ekspresi nyeri lisan / pada wajahb. Kegelisahan / ketegangan ototc. Posisi tubuh melindungid. Menggunakan tindakan mengurangi nyeri dengan analgesik dan non-

analgesik secara tepat.NIC: Penatalaksanaan Nyeri1. Lakukan pengkajian nyeri yang komprehensifmeliputi lokasi, karakteristik,

durasi/awitan, frekuensi, kualitas, intensitas, atau keparahan nyeri dan faktor presipitasinya.

2. Minta pasien untuk menilai nyeri / ketidaknyamanan pada skala 0-10, 10= nyeri berat, 0=tidak ada nyeri dapat juga dengan gambar alur nyeri untuk anak-anak.

3. Observasi isyarat ketidaknyamanan non verbal khususnya pada mereka yang tidak mampu mengkomunikasikannya secara efektif.

4. Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologi (contoh : relaksasi, distraksi, terapi bermain) sebelum, setelah dan jika memungkinkan semala aktivitas yang menyakitkan sebelum nyeri terjadi / meningkat dan selama penggunaan tindakan pengurangan nyeri yang lain

5. Pastikan pemberian analgesika prapenanganan dan atasi strategi non farmakologis sebelum dilakukan prosedur yang menimbulkan nyari.

Dx II : Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri, alat imobilisasi, dan keterbatasan menahan beban berat badan.NOC: Tingkat MobilitasTujuan: Setelah dilakukkan tindakan keperawatan perubahan posisi selama 3 x 24 jam diharapkan mobilitas pasien adekuKriteria Hasil:

a. Penampilan seimbangb. Pergerakan sendi dan ototc. Melakukan perpindahand. Meminta bantuan untuk aktivitas mobilitasNIC: Perubahan Posisi1. Pantau ketepatan pemasangan traksi2. Letakkan matras / tempat tidur terapeutik dengan benar3. Atur posisi pasien dengan postur tubuh yang benar

4

Page 5: Lp Osteomelitis

4. Letakkan pada posisi terapeutik ( misal ; hindari penempatan puntung amputasi pada posisi fleksi, tinggikan baian tubh yang terkena, jika diperlukan, imobilisasi / sangga bagi tubuh yang terkena).

5. Dukung latihan ROM aktif.Dx III : Resiko terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan pembentukan abses

tulang.NOC: Pengendalian ResikoTujuan: Setelah dilakukkan tindakan keperawatan pengendalian infeksi selama 3 x 24 jam diharapkan infeksi tidak terjadi Kriteria hasil:a. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksib. Menunjukkan hygiene pribadi yang adekuatc. Menghindari penjalaran terhadap ancaman kesehatanNIC: Pengendalian Infeksi1. Pantau tanda/gejala infeksi (,isalnya suhu tubuh, denyut jantung, penampilan

luka, sekresi urin, suhu kulit, lesi kulit, keletihan, malaise).2. Berikan terapi antibiotik, bila diperlukan.3. Ajarkan teknik mencuci tangan dengan benar.4. Ajarkan kepada pasien dan keluarga tanda/gejala infeksi dan kapan harus

melaporkannya ke pusat kesehatan.5. Pertahankan teknik isolasi, bila diperlukan.

Dx IV : Resiko cedera berhubungan dengan rapuhnya tulang, kekuatan tulang yang berkurang.NOC: Pengendalian ResikoTujuan: Setelah dilakukkan tindakan keperawatan mencegah jatuh selama 3 x 24

jam diharapkan cedera tidak terjadi Kriteria hasil: Menghindari cedera fisik. Pasien dan keluarga memilih permainan yang aman. Pasien dan keluarga mampu mengidentifikasi risiko yang meningkatkan

kerentanan terhadap cedera. Mengembangkan dan mengikuti strategi pengendalian resiko.NIC: Mencegah Jatuh1. Identifikasi faktor yang mempengaruhi kebutuhan keamanan, misal : defisit

motorik / sensorik (berjalan dan keseimbangan).2. Identifikasi faktor lingkungan yang memungkinkan resiko jatuh (lantai licin,

karpetyang sobek, anak tangga berlubang).3. Persiapakan lingkungan yang aman (misalnya meniadakan ketidakteraturan

dan tumpahan penempatan pegangan tangan, penggunaan tikar karet, pegangan tangan dikamar mandi).

4. Anjurkan pasien dan keluarga untuk memilih permainan yang aman.5. Naikkan penghalang tidur bila perawat berada disamping anak.

Dx V : Kurang pengetahuan tentang regimen pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.NOC : Knowledge: Proses PenyakitTujuan: Setelah dilakukkan tindakan keperawatan pengetahuan proses penyakit selama 1 x 24 jam diharapkan pasien dan keluarganya dapat mengerti / lebih paham mengenai proses penyakit dan pengobatannyaKriteria Hasil : Mengidentifikasi keperluan untuk penambahan informasi perawatan anak Menjelaskan proses penyakit Menjelaskan sebab atau faktor yang mempengaruhi Kolaborasi aktif dengan tim kesehatan dalam pengobatan anaknyaNIC : Pengatahuan Proses Penyakit1. Cek keakuratan umpan balik untuk memastikan pasien memahami penanganan

yang dianjurkan dan informasi yang relevan lainya2. Tentukan kebutuhan pengajaran pasien dan keluarga

5

Page 6: Lp Osteomelitis

3. Lakukan penilaian tingkat pengetahuan pasien dan keluarga dan pahami isinya (misal : pengetahuan atas prosedur / penanganan yang dianjurkan)

4. Tentukan motivasi pasien untuk mempelajari informasi-informasi yang khusus (contoh : mempercayai kesehatan, ketidakpatuhan, pengalaman buru dengan perawatan kesehatan)

5. Mengikutsertakan keluarga/anggota keluarga jika memungkinkan6. Merencanakan penyesuaian dalam penanganan bersama pasien dan dikter

untuk menfasilitasi kemampuan pasien mengikuti penangann yang dianjurkan.Dx VI : Kecemasan berhubungan dengan kemungkinan tindakan dalam pembedahan dan

kemungkinan dilakukannya amputasi.NOC : Kontrol CemasTujuan : Setelah dilakukkan tindakan keperawatan pengurangan cemas selama 3 x

24 jam diharapkan kecemasan pasien berkurang atau hilang Kriteria hasil : Ansietas berkurang Melaporkan tak ada manifestasi kecemasan secara fisik Memanifestasi perilaku akibat kecemasan tidak ada Tidak menuhjukkan perilaku agresifNIC : Pengurangan Cemas1. Sediakan informasi yang sesungguhnya meliputi diagnosis, treatmen dan

prognosis.2. Tetap damping pasien untuk menjaga keselamatan pasien dan mengurangi

ansietas3. Instruksikan pasien untuk melakukan ternik relaksasi4. Bantu pasien mengidentifikasi situasi yang menimbulkan ansietas.

Dx VII : Penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan inflamasi dan infeksiNOC : Perfusi jaringan : PeriferTujuan : Setelah dilakukkan tindakan keperawatan penatalaksanaan perfusi

jaringan selama 3 x 24 jam diharapkan perfusi jaringan dalam batas normal Kriteria hasil : Denyut proksimal dan perifer distal kuat dan simetris Tingkat sensasi normal Fungsi otot utuh Kulit utuh, warna normal Suhu ekstremitas hangat Tidak ada nyeri ekstremitas yang terlokalisasiNIC : Pengurangan Cemas1. Melakukan sirkulasi perifer secara komprehensif (misal : periksa nadi perifer,

edema, pengisian kapiler, warna dan suhu ekstremitas)2. Kaji tingkat rasa tidak nyaman / nyeri3. Memberikan pengobatan antitrombosit / antikoagulan, jika diperlukan4. Rendahkan ekstremitas untuk meningkatkan sirkulasi arteri dengan tepat5. Anjurkan latihan rentang gerak aktif/pasif selama tirah baring, jika diperlukan.

Dx VIII : Gangguan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi, luka, atau ulserasi.NOC : Intergritas JaringanTujuan : Setelah dilakukkan tindakan keperawatan perawatan luka selama 3 x 24 jam diharapkan integritas jaringan kulit klien baik dengan sering menunjukkan prilaku mengendalikan Kriteria hasil : Suhu, elastisitas, hidrasi, pigmentasi, dan warna jaringan dalam rentang yang

diharapkan Terbebas dari adanya lesi jaringan Keutuhan kulitNIC : Perawatan Luka1. Inspeksi luka pada setiap penggantian balutan.

a. Lokasi, luas, dan kedalaman luka.b. Karakteristik serta adanya eksudat, termasuk kekentalan, warna dan bau.

6

Page 7: Lp Osteomelitis

c. Ada tidaknya jaringan nekrotik.d. Ada tidaknya tanda-tanda infeksi luka local (misal nyeri palpasi, edema,

prurutus, indurasi, hangat, bau busuk, dan eksudat).e. Catat karakteristik luka meliputi :f. Ajarkan pasien atau keluarga tentang prosedur perawatan lukag. Konsultasikan pada ahli gizi tentang makanan tinggi protein, mineral,

kalori, dan vitamin.2. Lakukan perawatan luka / kulit secara rutin meliputi tindakan berikut :

a. Miringkan dan atur posisi kembali pasien secara sering.b. Pertahankan jaringan sekitar terbebas dari drainase dan kelembaban yang

berlebihan.c. Lindungi pasien dari luka lain dan ekskresi selang drain.

Post-operasiDx I : Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan post pembedahan

NOC: Perilaku Mengendalikan NyeriTujuan: Setelah dilakukkan tindakan keperawatan penatalaksanaan nyeri selama 3 x 24

jam diharapkan nyeri berkuraKriteria Hasil: Ekspresi nyeri lisan / pada wajah Kegelisahan / ketegangan otot Poisis tubuh melindungi Menggunakan tindakan mengurangi nyeri dengan analgesik dan non-

analgesik secara tepat. Mempertahankan tingkat nyeri pada skala 5 atau kurangNIC: Penatalaksanaan Nyeri1. Lakukan pengkajian nyeri yang komprehensifmeliputi lokasi, karakteristik,

durasi/awitan, frekuensi, kualitas, intensitas, atau keparahan nyeri dan faktor presipitasinya.

2. Minta pasien untuk menilai nyeri / ketidaknyamanan pada skala 0-10, 10=nyeri berat, 0= tidak ada nyeri yang sangat-sangat dapat juga dengan gambar alur nyeri untk anak-anak.

3. Observasi isyarat ketidaknyamanan non verbal khususnya pada mereka yang tidak mampu mengkomunikasikannya secara efektif.

4. Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologi (contoh : relaksasi, distraksi, terapi bermain) sebelum, setelah dan jika memungkinkan semala aktivitas yang menyakitkan sebelum nyeri terjadi / meningkat dan selama penggunaan tindakan pengurangan nyeri yang lain.

5. Pastikan pemberian analgesika prapenanganan dan atasi strategi non farmakologis sebelum dilakukan prosedur yang menimbulkan nyeri

Dx II : Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri post pembedahan,luka post pembedahan.NOC: Tingkat MobilitasTujuan: Setelah dilakukkan tindakan keperawatan perubahan posisi selama 3 x 24 jam diharapkan mobilitas pasien adekuat Kriteria Hasil: Penampilan seimbang Pergerakan sendi dan otot Melakukan perpindahan Meminta bantuan untuk aktivitas mobilitas, jika diperlukanNIC: Perubahan Posisi1. Pantau ketepatan pemasangan traksi2. Letakkan matras / tempat tidur terapeutik dengan benar3. Atur posisi pasien dengan postur tubuh yang benar4. Letakkan pada posisi terapeutik ( misal ; hindari penempatan puntung

amputasi pada posisi fleksi, tinggikan baian tubh yang terkena, jika diperlukan, imobilisasi / sangga bagi tubuh yang terkena).

5. Dukung latihan ROM aktif.

7

Page 8: Lp Osteomelitis

Dx III: Gangguan gambaran diri berhubungan dengan penanganan pembedahan (amputasi).NOC : Resolusi BerdukaTujuan: Setelah dilakukkan tindakan keperawatan pencapaian citra tubuh selama 3 x 24 jam diharapkan citra tubuh pasien adekuatKriteria hasil :

Gangguan citra tubuh berkurang ditunjukkan dnegan tidak ada keterlambatan dalam perkembangan anak.

Kongruen antara realitas tubuh, ideal tubuh, dan wujud tubuh. Pengakuan terhadap dampak dari situasi pada hubungan antara keberadaan personal

dan gaya hidup. Pengukuran terhadap perubahan actual pada penampilan tubuh.NIC : Pencapaian Citra Tubuh1. Kaji dan dokumentasikan respon verbal dan non verbal pasien tentang tubuh pasien2. Tentukan bagaimana respon anak terjadap reaksi orang tua sesuai dengan

kebutuhan.3. Tentukan harapan pasien tentang gambaran tubuh berdasarkan tahap

perkembangan.4. Ajarkan orang tua tentang pentingnya respon mereka terhadap perubahan tubuh

anak dan penyesuaian dikemudian hari, sesuai dengan kebutuhan.5. Dengarkan pasien dan keluarga secara aktif dan akui realitas adanya perhatian

terhadap perawatan, kemajuan dan prognosis.6. Beri dorongan pada pasien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan dan untuk

berduka.7. Berikan perawatan dengan cara tidak menghakimi, pelihara privasi dan martabat

pasien.8. Fasilitasi kontak dengan individu sebagai suatu mekanisme untuk mengevaluasi

persepsi citra tubuh anak.9. Gunakan lukisan gambaran diri sebagai mekanisme untuk mengungkapkan evaluasi

persepsi citra tubuh pada anak.10. Instruksikan anak tentang fungsi dari bermacam-macam bagian tubuh sesuai

dengan kebutuhan.

8

Page 9: Lp Osteomelitis

DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan Suddarth, 2001. Buku Ajar Keperawatan-Medikal Bedah, Edisi 8 Volume 3, EGC : Jakarta.

Mansjoer, Arif, 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculaapius FKUI : Jakarta.NANDA, 2005. Diagnosa Keperawatan: Defini & Klasifikasi 2005-2006. NANDA

International : Philadelphia.

9