Lp Oligohidramnion

24
KONSEP DASAR OLIGOHIDRAMNION A. Definisi Oligohidramnion Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal, yaitu kurang dari 500 cc. Definisi lainnya menyebutkan sebagai AFI yang kurang dari 5 cm. Karena VAK tergantung pada usia kehamilan maka definisi yang lebih tepat adalah AFI yang kurang dari presentil 5 ( lebih kurang AFI yang <6.8 cm saat hamil cukup bulan). B. Etiologi Oligohidramnion Penyebab oligohydramnion tidak dapat dipahami sepenuhnya. Mayoritas wanita hamil yang mengalami tidak tau pasti apa penyebabnya. Penyebab oligohydramnion yang telah terdeteksi adalah cacat bawaan janin dan bocornya kantung/ membran cairan ketuban yang mengelilingi janin dalam rahim. Sekitar 7% bayi dari wanita yang mengalami oligohydramnion mengalami cacat bawaan, seperti gangguan ginjal dan saluran kemih karena jumlah urin yang diproduksi janin berkurang. Masalah kesehatan lain yang juga telah dihubungkan dengan oligohidramnion adalah tekanan darah tinggi, diabetes, SLE, dan masalah pada plasenta. Serangkaian pengobatan yang dilakukan untuk

description

......

Transcript of Lp Oligohidramnion

Page 1: Lp Oligohidramnion

KONSEP DASAR OLIGOHIDRAMNION

A. Definisi Oligohidramnion

Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari

normal, yaitu kurang dari 500 cc.

Definisi lainnya menyebutkan sebagai AFI yang kurang dari 5 cm. Karena

VAK tergantung pada usia kehamilan maka definisi yang lebih tepat adalah

AFI yang kurang dari presentil 5 ( lebih kurang AFI yang <6.8 cm saat hamil

cukup bulan).

B. Etiologi Oligohidramnion

Penyebab oligohydramnion tidak dapat dipahami sepenuhnya. Mayoritas

wanita hamil yang mengalami tidak tau pasti apa penyebabnya. Penyebab

oligohydramnion yang telah terdeteksi adalah cacat bawaan janin dan

bocornya kantung/ membran cairan ketuban yang mengelilingi janin dalam

rahim. Sekitar 7% bayi dari wanita yang mengalami oligohydramnion

mengalami cacat bawaan, seperti gangguan ginjal dan saluran kemih karena

jumlah urin yang diproduksi janin berkurang.

Masalah kesehatan lain yang juga telah dihubungkan dengan

oligohidramnion adalah tekanan darah tinggi, diabetes, SLE, dan masalah

pada plasenta. Serangkaian pengobatan yang dilakukan untuk menangani

tekanan darah tinggi, yang dikenal dengan namaangiotensin-converting

enxyme inhibitor (mis captopril), dapat merusak ginjal janin dan

menyebabkan oligohydramnion parah dan kematian janin. Wanita yang

memiliki penyakit tekanan darah tinggi yang kronis seharusnya berkonsultasi

terlebih dahulu dengan ahli kesehatan sebelum merencanakan kehamilan

untuk memastikan bahwa tekanan darah mereka tetap terawasi baik dan

pengobatan yang mereka lalui adalah aman selama kehamilan mereka.

Page 2: Lp Oligohidramnion

C. Patofisiologi Oligohidramnion

Mekanisme atau patofisiologi terjadinya oligohidramnion dapat dikaitkan

dengan adanya sindroma potter dan fenotip pottern, dimana, Sindroma Potter

dan Fenotip Potter adalah suatu keadaan kompleks yang berhubungan dengan

gagal ginjal bawaan dan berhubungan dengan oligohidramnion (cairan

ketuban yang sedikit).

Fenotip Potter digambarkan sebagai suatu keadaan khas pada bayi baru

lahir, dimana cairan ketubannya sangat sedikit atau tidak ada.

Oligohidramnion menyebabkan bayi tidak memiliki bantalan terhadap dinding

rahim. Tekanan dari dinding rahim menyebabkan gambaran wajah yang khas

(wajah Potter). Selain itu, karena ruang di dalam rahim sempit, maka anggota

gerak tubuh menjadi abnormal atau mengalami kontraktur dan terpaku pada

posisi abnormal.

Oligohidramnion juga menyebabkan terhentinya perkembangan paru-paru

(paru-paru hipoplastik), sehingga pada saat lahir, paru-paru tidak berfungsi

sebagaimana mestinya. Pada sindroma Potter, kelainan yang utama adalah

gagal ginjal bawaan, baik karena kegagalan pembentukan ginjal (agenesis

ginjal bilateral) maupun karena penyakit lain pada ginjal yang menyebabkan

ginjal gagal berfungsi.

Dalam keadaan normal, ginjal membentuk cairan ketuban (sebagai air

kemih) dan tidak adanya cairan ketuban menyebabkan gambaran yang khas

dari sindroma Potter.

D. Epidemiologi Oligohidramnion

Sekitar 8% wanita hamil memiliki cairan ketuban terlalu sedikit.

Olygohydramnion dapat terjadi kapan saja selama masa kehamilan, walau

pada umumnya sering terjadi di masa kehamilan trimester terakhir. Sekitar

12% wanita yang masa kehamilannya melampaui batas waktu perkiraan lahir

(usia kehamilan 42 minggu) juga mengalami olygohydrasmnion, karena

jumlah cairan ketuban yang berkurang hamper setengah dari jumlah normal

pada masa kehamilan 42 minggu.

Page 3: Lp Oligohidramnion

E. Faktor Resiko Oligohidramnion

Wanita dengan kondisi berikut memiliki insiden oligohidramnion yang

tinggi :

1. Anomali kongenital ( misalnya : agenosis ginjal,sindrom patter ).

2. Retardasi pertumbuhan intra uterin.

3. Ketuban pecah dini ( 24-26 minggu).

4. Sindrom pasca maturitas.

F. Manifestasi Klinis Oligohidramnion

1. Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak ada ballotemen.

2. Ibu merasa nyeri di perut pada setiap pergerakan anak.

3. Sering berakhir dengan partus prematurus.

4. Bunyi jantung anak sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar

lebih jelas.

5. Persalinan lebih lama dari biasanya.

6. Sewaktu his akan sakit sekali.

7. Bila ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang

keluar.

G. Pemeriksaan Oligohidramnion

Pemeriksaan dengan USG dapat mendiagnosa apakah cairan ketuban

terlalu sedikit atau terlalu banyak. Umumnya para dokter akan mengukur

ketinggian cairan dalam 4 kuadran di dalam rahim dan menjumlahkannya.

Metode ini dikenal dengan nama Amniotic Fluid Index (AFI). Jika ketinggian

amniotic fluid (cairan ketuban) yang di ukur kurang dari 5 cm, calon ibu

tersebut didiagnosa mengalami oligohydramnion. Jika jumlah cairan tersebut

lebih dari 25 cm, ia di diagnosa mengalami polihydramnion.

Page 4: Lp Oligohidramnion

H. Prognosis Oligohidramnion

1. Semakin awal oligohidramnion terjadi pada kehamilan, semakin buruk

prognosisnya.

2. Jika terjadi pada trimester II, 80-90% mortalitas.

I. Komplikasi Oligohidramnion

Masalah-masalah yang dihubungkan dengan terlalu sedikitnya cairan

ketuban berbeda-beda tergantung dari usia kehamilan. Oligohydramnion dapat

terjadi di masa kehamilan trimester pertama atau pertengahan usia kehamilan

cenderung berakibat serius dibandingkan jika terjadi di masa kehamilan

trimester terakhir. Terlalu sedikitnya cairan ketuban dimasa awal kehamilan

dapat menekan organ-organ janin dan menyebabkan kecacatan, seperti

kerusakan paru-paru, tungkai dan lengan.

Olygohydramnion yang terjadi dipertengahan masa kehamilan juga

meningkatka resiko keguguran, kelahiran prematur dan kematian bayi dalam

kandungan. Jika ologohydramnion terjadi di masa kehamilan trimester

terakhir, hal ini mungkin berhubungan dengan pertumbuhan janin yang kurang

baik. Disaat-saat akhir kehamialn, oligohydramnion dapat meningkatkan

resiko komplikasi persalinan dan kelahiran, termasuk kerusakan pada ari-ari

memutuskan saluran oksigen kepada janin dan menyebabkan kematian janin.

Wanita yang mengalami oligohydramnion lebih cenderung harus mengalami

operasi caesar disaat persalinannya.

J. Tindakan Konservatif

1. Tirah baring.

2. Hidrasi.

3. Perbaikan nutrisi.

4. Pemantauan kesejahteraan janin (hitung pergerakan janin, NST, Bpp).

5. Pemeriksaan USG yang umum dari volume cairan amnion.

6. Amnion infusion.

7. Induksi dan kelahiran.

Page 5: Lp Oligohidramnion

ASUHAN KEPERAWATAN OLIGOHIDROMNION

A.    Pengkajian

1.    Identitas

a.    Nama :

b.    Umur :

c.    Jenis kelamin :

d.   Usia kehamilan :

e.    Pendidikan :

f.     Alamat :

2.    Keluhan utama

3.    Riwayat penyakit sekarang

4.    Riwayat penyakit sebelumnya

5.    Analisa data

·      Data subyektif :

·      Data obyektif :

6.    Pengkajian Fisik

a. Aktifitas / istirahat

Kemampuan untuk mengikuti aktivitas hidup yang

diperlukan/diinginkan (kerja dan kesenangan) dan untuk dapat

tidur/istirahat.

b. Sirkulasi

Kemampuan untuk mentranspor oksigen dan nutrien yang perlu untuk

memenuhi kebutuhan seluler.

c. Integritas Ego

Kemampuan untuk mengembangkan dan menggunakan keterampilan

dan perilaku untuk mengintegrasikan dan mengatur pengalaman hidup.

d. Eliminasi

Kemampuan untuk mengeluarkan produk sisa.

e. Makanan/Cairan

Kemampuan untuk mempertahankan masukan dan penggunakan

nutrien dan cairan untuk memenuhi kebutuhan fisiologi.

Page 6: Lp Oligohidramnion

f. Hygiene

Kemampuan untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari.

g. Neurosensori

Kemampuan untuk menerima, menggabungkan, dan berespon terhadap

isyarat internal dan eksternal.

h. Nyeri/Ketidaknyamanan

Kemampuan untuk mengontrol lingkungan internal/eksternal untuk

mempertahankan kenyamanan.

i. Pernapasan

Kemampuan untuk memberikan dan menggunakan oksigen untuk

memenuhi kebutuhan fisiologi.

j. Keamanan

Kemampuan untuk memberikan lingkungan yang meningkatkan

pertumbuhan, aman.

k. Seksualitas

Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan/karakteristik peran pria atau

peran wanita.

l. Interaksi Sosial

Kemampuan untuk menciptakan dan mempertahankan hubungan.

m. Belajar/Mengajar

Kemampuan untuk menghubungkan dan menggunakan informasi

untuk mencapai gaya hidup yang sehat/kesejahteraan optimal.

B.     Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan pergerakan bayi

2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri

3. Resiko cedera terhadap janin berhubungan dengan berkurangnya cairan

amnion

4. Ansietas berhubungan dengan resiko kelahiran posterm

5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal informasi

Page 7: Lp Oligohidramnion

C.    Intervensi

Dx1 : Nyeri berhubungan dengan pergerakan bayiTujuan : Nyeri teratasiKriteria hasil :1. Klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang2. Klien dapat mendemonstrasikan penggunaan keterampilan

relaksasi/aktifitas hiburanINTERVENSI RASIONALMandiri :

1. 1. Kaji karakteristik nyeri, skala nyeri, sifat nyeri, lokasi dan penyebaran

2. 2. Beri posisi yang menyenangkan

3. 3. Ajarkan teknik relaksasi napas dalam

4.

5. 4. Ukur tanda-tanda vital6.

Kolaborasi :5. 5. Penatalaksanaan pemberian

analgetik

6. 6. Siapkan untuk prosedur bedah bila diindasikan

1. 1. Untuk mengetahui sejauh mana perkembangan rasa nyeri yang dirasakan oleh klien sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk intervensi selanjutnya.

2.3. 2. Dapat mempengaruhi kemampuan

klien untuk rileks/istirahat secara efektif dan dapat mengurangi nyeri

4. 3. Relaksasi napas dalam dapat mengurangi rasa nyeri dan memperlancar sirkulasi O2 ke seluruh jaringan

5. 4. Peningkatan tanda-tanda vital dapat menjadi acuan adanya peningkatan nyeri

6.7. 5. Analgetik dapat memblok

rangsangan nyeri sehingga dapat nyeri tidak dipersepsikan

8.7. 6. Tindakan terhadap penyimpangan

dasar akan menghilangkan nyeri

Dx2 : Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeriKriteria hasil :1. Klien melaporkan perbaikan tidur.2. Klien melaporkan peningkatan rasa sejahtera dan perasaan segar.

Intervensi INTERVENSI RASIONALMandiri 1. Tinjau ulang kebutuhan perubahan

tidur normal berkenaan dengan 1. Membantu mengidentifikasi

kebutuhan untuk menetakan pola

Page 8: Lp Oligohidramnion

kehamilan. Tentukan pola tidur saat ini.

2. Evaluasi tingkat kelelahan : anjurkan klien untuk istirahat 1-2 jam dan dapatkan 8 jam tidur per malam. Berikan informasi tentang kelelahan sedang yang normal. Kaji ulang tanggung jawab terhadap kerja dan keluarga.

3. Kaji terhadap kejadian insomnia dan respon klien terhadap penurunan tidur. Anjurkan alat bantu untuk tidur, seperti teknik relaksasi, membaca, mandi air hangat, dan penurunan aktivitas tepat sebelum beristirahat.

4. Perhatikan keluhan kesulitan bernafas karena posisi. Anjurkan tidur pada posisi semifowler.

Kolaborasi5. Dapatkan sel darah merah (SDM)

dna kadar Hb; kesampingkan masalah-masalah organic seperti anemia.

6. Rujuk klien untuk konseling bila kekurangan tidur/kelelahan mempengaruhi aktivitas kehidupan sehari-hari.

tidur yang berbeda.

2. Peningkatan retensi cairan, penambahan berat badan, dan pertumbuhan janin semua memperberat perasaan lelah, khususnya pada multipara dengan anak lain dan atau kebutuhan lain

3. Ansietas yang berlebihan, kegembiraan, ketidaknyamanan fisik, nokturia, dan aktivitas janin dapat mempersulit tidur.

4. Pada posisi recumbent, pembesaran uterus serta organ abdomen menekan diafragma, sehingga membatasi ekspansi paru. Penggunaan posisi semi-fowler memungkinkan diafragma menurun, membantu mengembangkan ekspansi paru dengan optimal.

5. Anemia dan penurunan kadar hb/sdm, mengakibatkan penurunan oksigenasi jaringan serta mempengaruhi perasaan lelah berlebihan.

6. Mungkin perlu bagi klien menghadapi perubahan siklus tidur-terjaga, mengidentifikasi prioritas yang tepat.

Dx3 : Resiko cedera terhadap janin berhubungan dengan berkurangnya cairan AmnionKriteria hasil : Mempertahankan kehamilan sampai kelangsungan hidup janin tercapai.INTERVENSI RASIONAL1. Lakukan tes nitrazin. 1. Memeriksa pecah ketuban yang

menunjukkan peningkatan resiko inseksi serta mempengaruhu pilihan

Page 9: Lp Oligohidramnion

2. Kaji kondisi ibu yang dapat dikontraindikasikan pada terapi steroid.

3. Kaji DJJ; catat adanya aktifitas uterus atau dilatasi serviks.

4. Tekankan perlunya perawatan tindak lanjut bila pulang tanpa kelahiran.

intervensi dan waktu kelahiran

2. Pada hipertensi karena kehamilan dan karioamnionitis, terapi steroid dapat memperberat hipertensi dan menutupi tanda infeksi. Steroid dapat meningkatkan kadar glukosa darah pada klien dengan diabetes.

3. Tokolitik dapat meningkatkan DJJ. Kelahiran dapat sangat cepat dengan bayi kecil jika kontraksi uterus tetap tidak berespon terhadap tokolitik, atau jika perubahan serviks kontinu.

4. Bila janin tidak dilahirkan dalam tujuh hari pemberian steroid, dosis harus diulang setiap minggu.

Dx4 : Ansietas berhubungan dengan resiko kelahiran postermTujuan : 1. Mengungkapkan rasa takut dan masalah yang berhubungan dengan

komplikasi dan atau kehamilan2. Mengidentifikasi cara-cara sehat untuk menghadapi ansietas3. Mendemonstarasikan keterampilan pemecahan masalah4. Menggunakan sumber-sumber system pendukung secara efektifINTERVENSI RASIONALMandiri1. Perhatikan tingkat ansietas dan

derajat pengaruh terhadap kemampuan untuk berfungsi atau mengambil keputusan

2. Berikan kehangatan secara emosional dan situasi mendukung ; terima klien/pasangan seperti adanya mereka

3. Lakukan sikap tidak terburu-buru kapanpun dalam menghadapi keluarga

1. Stres yang tidak diatasi dapat mempengaruhi penyelesaian tugas-tugas kehamilan, dengan penerimaan normal dari kehamilan/janin dan dengan keputusan mengenai kehamilan masa datang versus sterilisasi.

2. Memudahkan perkembangan hubungan saling percaya. Penerimaan yang tidak menghakimi meningkatkan rasa percaya.

3. Rasa takut tentang ketidaktahuan dan rasa takut menjadi penghambat inkompatibel dengan psikologis

Page 10: Lp Oligohidramnion

4. Berikan akses 24 jam pada tim perawatan kesehatan

5. Tinjau ulang kemungkinan sumber-sumber ansietas

6. Kaji tingkat stress klien berkenaan dengan komplikasi medis, hubungan pasangan, hubungan klien dengan anggota keluarga, dan ketersediaan jaringan kerja pendukung.

7. Anjurkan klien mengekspresikan perasaan prustasi yang berkenaan dengan aturan terapi dan atau perubahan gaya hidup. Jelaskan pada klien bahwa pengungkapan dapat diterima dan penting.

8. Observasi tanda-tanda perubahan emosional, ketidakseimbangan, atau komplik dengan keluarga atau orang terdekat.

9. Kaji respon fisiologis terhadap ansietas (misalnya tekanan darah, nadi).

10. Berikan informasi yang tepat secara individu mengenai intervensi atau tindakan dan dampak potensial kondisi klien dan

dan istirahat emosional

4. Menurunkan rasa sendiri

5. Kehamilan tidak lengkap dihubungkan dengan beberapa ansietas bagi klien ; komplikasi selanjutnya memperberat keadaan tidak pasti mengenai hasil kehamilan. Penerimaan realita akan apa yang terjadi dapat memberikan dukungan.

6. Hubungan keluarga yang buruk dan tidak tersedianya system pendukung dapat meningkatkan tingkat stress

7. Klien membutuhkan lebih banyak kesempatan untuk mengungkapkan rasa marah tentang perubahan dalam hidup keluarga untuk meminimalkan tingkat ansietas. Ansietas dapat mempengaruhi pembuatan keputusan realistis.

8. Memberikan kesempatan untuk intervensi awal.

9. Ansietas atau stress dapat disertai dengan pelepasan katekolamin, menciptakan respon fisik yang mempengaruhi rasa sejahtera klien dan kemudian meningkatkan ansietas.

10. Membantu untuk menurunkan ansietas karena ketidak tahuan, meningkatkan hasil kehamilan optimal.

Page 11: Lp Oligohidramnion

janin.

11. Kuatkan aspek-aspek positif dari kondisi janin, bila ada, seperti pertumbuhan dan aktivitas janin.

Kolaborasi12. Koordinasikan tim konferehensi

termasuk klien. Buat rencana perawatan terus menerus

13. Rujuk pada kelompok pendukung komunitas, atau pada pasangan yang telah berhasil menyelesaikan kehamilan resiko tinggi.

14. Rujuk pada sumber-sumber konseling lain sesuai indikasi.

11. Meningkatkan kepercayaan dan harapan pada klien dan orang terdekat.

12. Meningkatkan kelanjutan perawatan dan pendekatan tim pada situasi. Bila perawatan dirumah sakit diperlukan, tingakat stress cenderung meningkat setelah dua minggu dan tetap tinggi selama sisa perawatan dirumah sakit.

13. Menurunkan rasa kesepian dan dapat membantu pasangan mengembangkan pandangan positif pada kehamilan.

14. Konseling atau terapi mungkin perlu untuk membantu klien mengungkapkan dengan lebih bebas dan memeriksa ansietas yang tidak teratasi.

Dx5 : Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal pengetahuanKriteria hasil : 1. Memulai perilaku yang meningkatkan kesehatan diri sendiri dan janin.2. Tidak meminum obat tanpa memberi tahu dokter kandungannya. 3. Tidak merokok, minum alcohol, dan obat-obat terlarang.INTERVENSI RASIONALMandiri1. Buat hubungan perawat-klien yang

mendukung dan terus menerus.

2. Evaluasi pengetahuan dan keyakinan budaya saat ini berkenan dengan perubahan fisiologi/psikologi yang normal pada kehamilan, serta keyakinan tentang aktivitas, perawatan diri dan sebagainya.

1. Peran penyuluh/konselor dapat memberikan bimbingan antisipasi dan meningkatkan tanggung jawab individu terhadap kesehatan.

2. Memberikan informasi untuk membantu mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan dan membuat rencana perawatan.

Page 12: Lp Oligohidramnion

3. Klarifikasi kesalahpahaman.

4. Tentukan derajat motivasi untuk belajar.

5. Identifikasi siapa yang memberikan dukungan/intruksi dalam kebudayaan klien (mis.,nenek/anggota keluarga lain, cuerandero, penyembuh lain). Kerja dengan orang yang medukung bila mungkin, menggunakan pengalih bahasa sesuai kebutuhan.

6. Pertahankan sikap terbuka terhadap keyakinan klien/pasangan.

7. Tentukan sikap klien terhadap asuhan yang diberikan oleh pria, versus bidan atau praktisi wanita.

8. Jelaskan rutinitas kunjungan kantor dan rasional dari intervensi (mis., tes urin, pemantuan TD, berat badan). Kuatkan pentingnya mempertahankan perjanjian teratur.

9. Berikanan bimbingan antisipasi,

3. Ketakutan biasa timbul dari kesalahan informasi dan dapat mengganggu pembelajaran selanjutnya.

4. Klien dapat memahami kesulitan dalam belajar kecuali kebutuhan untuk belajar tersebut jelas.

5. Membantu menjamin kualitas/kontinuitas asuhan karena orang pendukung mungkin lebih berhasil daripada dokter/perawat/bidan dalam memberikan informasi.

6. Penerimaan penting untuk mengembangkan dan mempertahankan hubungan.

7. Beberapa budaya memandang dokter medis sebagai seseorang yang menangani penyakit dan menggunakan bidan/cuerandero untuk kelahiran sehat. Tuntutan kesopanan atau budaya dapat menghambat asuhan yang dilakukan pria dan/atau dapat meminta suami tetap di ruangan selama asuhan diberikan.

8. Menguatkan hubungan antara pengkajian kesehatan dan hasil positif untuk ibu/bayi. Perbedaan budaya memberi tekanan pada fase kehamilan yang berbeda (mis., prenatal, kelahiran, atau pascanatal), dan budaya klien mungkin tidak memprtimbangkan bahwa kunjungan prenatal penting.

9. Informasi mendorong penerimaan

Page 13: Lp Oligohidramnion

meliputi diskusi tentang nutrisi, latihan yang nyaman, istirahat, pekerjaan, perawatan payudara, aktivitas seksual, dan kebiasaan/gaya hidup sehat.

10. Tinjauan ulang kebutuhan vitamin, besi sulfat, dan asam folat prenatal.

11. Diskusikan perkembangan janin dengan menggunakan gambar.

12. Jawab pertanyaan tentang perawatan dan memberikan makan bayi.

13. Identifikasi tanda bahaya kehamilan, seperti pendarahan, kram, nyeri abdomen akut, sakit punggung, edema, gangguan penglihatan, sakit kepala, dan tekanan pelvis.

14. Identifikasi hal yang membahayakan pada janin. Kaji oabt-obatan yang digunakan klien (nikotin, alcohol, kokain dan

tanggung jawab dan meningkatkan keinginan untuk melakukan perawatan diri.

10. Membantu mempertahankan kadar Hb normal. Defisiensi asam folat memperbesar kemungkinan terkena anemia megablastik, abrupsio plasenta, aborsi, dan malformasi janin. Penelitian mengindikasikan suplemen zat besi mungkin tidak dibutuhkan sampai trimester kedua dan ketiga, pada saat kebutuhan najin meningkat. (Catatan: Zat besi mungkin dikontraindikasikan pada anemia sel sabit karena kemungkinan kelebihan, namun, klien mungkin memerlukan peningkatkan asam folat selama dan setelah krisis sel sabit.)

11. Visualisasi meningkatkan realita akan anak dan menguatkan proses pembelajaran.

12. Memberikan informasi yang dapat bermanfaat untuk membuat pilihan.

13. Membantu klien membedakan yang normal abnormal sehingga membantunya dalam mencari perawatan kesehatan pada waktu yang tepat (Tanda-tanda dan gejala-gejala merugikan dapat dipandang sebagai kejadian “normal” untuk kehamilan dan bantuan mungkin tidak dicari.

14. Janin paling rentan dalam trimester pertama selam periode kritis perkembangan organ.

Page 14: Lp Oligohidramnion

sebagainya). Tekankan perlunya menghidari semua obat-obatn tersebut sampai dikonsultasikan dengan anggota tim kesehatan.

15. Rujuk klien pada kelas persiapan kelahiran anak. Berikan daftar bacaan yang di anjurkan.

15. Penamabahan pengetahuan membantu menurunkan rasa takut tentang ketidaktahuan dan meningkatkan rasa percaya diri, pasangan dapat mengatur dpersiapan kelahiran anak.

Page 15: Lp Oligohidramnion

DAFTAR PUSTAKA

Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hauth JC, Wenstorm KD. Williams

obstetric. 22nd ed. New York. McGraw-Hill Companies, Inc; 2005.

Hamilton, Persis Mary. 1995. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas/E.6. Jakarta: EGC.

Mochtar, Rustam, 1998, Sinopsis Obsetri, Jilid I, Jakarta: EGC

Prawirohardjo, Sarwono, 2005, Ilmu Kebidanan, Jakarta; Tridasa Printer

Rustam, mochtar.1998. Sinopsis Obstetri; obstetri fisiologi, obstetri patologi edisi ke 2.

Jakarta: EGC.

Sulistyawati, Ari. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta : Salemba

Medika.

Wikojosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kandungan Edisi Ke2 Cetakan Ke4. Jakarta: YBB- SP.

Page 16: Lp Oligohidramnion

LAPORAN PENDAHULUAN

IBU INPARTU DENGAN OLIGOHIDRAMNION

DI RUANG VK (BERSALIN) RSUD RATU ZALECHA

MARTAPURA

Oleh LAILI AKRAMI

PO7120111020

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN

JURUSAN KEPERAWATAN

BANJARBARU

2012