lp kad

27
A. Latar Belakang Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada pasien psikiatri yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi dan kelompok digunakan sebagai target asuhan. RS Jiwa dr. Soeharto Heerdjan, khususnya Ruang Elang 2, adalah salah satu ruangan intermediet yaitu untuk persiapan pasien pulang, yang pada umumnya mengalami gangguan kejiwaan seperti, isolasi sosial, defisit perawatan diri, waham dan halusinasi. Setelah dilakukan observasi diruangan elang 2 maka rata-rata pasien mengalami gangguan kejiwaan halusinasi. Dalam kesehariannya, sebagian besar waktu pasien dihabiskan dengan kegiatan harian yang telah dijadwalkan oleh perawat ruangan tersebut dan ada sebagian kecil yang masih belum bisa mengikuti kegiatan tersebut. Terjadinya halusinasi dapat menyebabkan klien menjadi menarik diri terhadap lingkungan sosialnya, hanyut dengan kesendirian dan halusinasinya sehingga semakin jauh dari sosialisasi dengan lingkungan disekitarnya. Selain itu, halusinasi dapat mengakibatkan resiko perilaku kekerasan ataupun resiko bunuh diri apabila stimulus yang didapatkan pasien mengarahkan dirinya untuk melakukan tindakan

description

lp kad

Transcript of lp kad

Page 1: lp kad

A. Latar Belakang

Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang

dilakukan perawat kepada pasien psikiatri yang mempunyai masalah

keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi dan kelompok

digunakan sebagai target asuhan.

RS Jiwa dr. Soeharto Heerdjan, khususnya Ruang Elang 2, adalah salah

satu ruangan intermediet yaitu untuk persiapan pasien pulang, yang pada

umumnya mengalami gangguan kejiwaan seperti, isolasi sosial, defisit

perawatan diri, waham dan halusinasi.

Setelah dilakukan observasi diruangan elang 2 maka rata-rata pasien

mengalami gangguan kejiwaan halusinasi. Dalam kesehariannya, sebagian

besar waktu pasien dihabiskan dengan kegiatan harian yang telah dijadwalkan

oleh perawat ruangan tersebut dan ada sebagian kecil yang masih belum bisa

mengikuti kegiatan tersebut.

Terjadinya halusinasi dapat menyebabkan klien menjadi menarik diri

terhadap lingkungan sosialnya, hanyut dengan kesendirian dan halusinasinya

sehingga semakin jauh dari sosialisasi dengan lingkungan disekitarnya. Selain

itu, halusinasi dapat mengakibatkan resiko perilaku kekerasan ataupun resiko

bunuh diri apabila stimulus yang didapatkan pasien mengarahkan dirinya

untuk melakukan tindakan yang dapat menciderai orang lain ataupun dirinya

sendiri.

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) adalah upaya memfasilitasi

kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial. Salah

satu gangguan hubungan social pada pasien gangguan jiwa adalah gangguan

perepsi sensori. Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana

pasien mengalami perubahan yang sebetulnya tidak ada. Gangguan sensori

persepsi : merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan,

perabaan, penghiduan, gerak, halusinasi yang terjadi sebelum tidur, halusinasi

yang terjadi sebelum bangun tidur, serta halusinasi histerik. Pasien merasakan

stimulus yang sebetulnya tidak ada. Dampak dari halusinasi yang diderita

klien diantaranya dapat menyebabkan klien tidak mempunyai teman dan asyik

Page 2: lp kad

dengan pikirannya sendiri. Salah satu penanganannya yaitu dengan melakukan

Terapi Aktivitas Kelompok yang bertujuan untuk mengidentifikasi halusinasi

dan mengontrol halusinasi yang dialaminya atas dasar tersebut, maka kami

menganggap dengan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) klien dengan

gangguan persepsi sensori halusinasi dapat tertolong dan dalam hal

sosialisasinya dengan lingkungan disekitarnya, tentu saja klien yang

mengikuti terapi ini adalah klien yang sudah mampu mengontrol dirinya dari

halusinasi sehingga pada saat TAK klien dapat bekerja sama dan tidak

mengganggu anggota kelompok yang lain.

Maka dengan data yang ada, kami mahasiswa Program Studi Profesi

Ners UPN “Veteran” Jakarta akan melakukan terapi aktivitas kelompok

(TAK) yaitu Stimulasi Sensori Persepsi : mengontrol halusinasi dengan

melakukan kegiatan.

B. Topik

Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Sensori Persepsi : mengontrol halusinasi

dengan melakukan kegiatan.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Klien dapat mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan

2. Tujuan Khusus

a. Klien dapat memahami pentingnya melakukan kegiatan untuk

mencegah munculnya halusinasi

b. Klien dapat menyusun jadwal kegiatan untuk mencegah terjadinya

halusinasi.

D. Landasan Teori

1. Pengertian Halusinasi

Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien

mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu perserapan

panca indera tanpa ada rangsangan dari luar.

Profesi Ners, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. 2015. 2

Page 3: lp kad

Halusinasi dengar merupakan persepsi sensori yang salah terhadap

stimulus dengar eksternal yang tidak mampu di identifikasi (Beck dan

Wiliam, 2003).

2. Tahap - Tahap Halusinasi

a. Comforting (Ansietas Sedang) atau Halusinasi menyenangkan.

- Karakteristik : Klien mengalami perasaan mendalam seperti

ansietas, kesepian, rasa bersalah dan takut, dan mencoba untuk

berfokus pada pikiran menyenangkan untuk meredakan ansietas.

Individu mengenali bahwa pikiran dan pengalaman sensori berada

dalam kondisi kesadaran jika ansietas dapat ditangani. (non

psikotik)

- Tanda dan Gejala : Tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai

menggerakkan bibir tanpa suara, pergerakan mata yang cepat,

respon verbal yang lambat jika sedang asyik, diam dan asyik

b. Condemning (Ansietas berat) atau halusinasi menjijikkan.

- Karakteristik : Pengalaman sensori menjijikkan dan menakutkan

atau klien mulai lepas kendali dan mungkin mencoba untuk

mengambil jarak dirinya dengan sumber yang dipersepsikan. Klien

mungkin mengalami dipermalukan oleh pengalaman sensori dan

menarik diri dari orang lain. (Psikotik ringan)

- Tanda dan gejala : Meningkatkan tanda-tanda sistem syaraf

otonom dan tekanan darah, rentang peningkatan denyut jantung.

Pernafasan dan tekanan darah, rentang perhatian menyempit, asyik

dengan pengalaman sensori dan kehilangan kemampuan

membedakan halusinasi dan realita.

c. Controlling (Ansietas berat) atau pengalaman sensori menjadi

berkuasa

- Karakteristik : Klien menghentikan perlawanan terhadap halusinasi

dan menyerahkan pada halusinasi tersebut. Isi halusinasi menjadi

menarik. Klien mungkin mengalami pengalaman kesepian jika

sensori halusinasi berhenti (Psikotik)

Profesi Ners, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. 2015. 3

Page 4: lp kad

- Tanda dan Gejala : Kemauan yang dikendalikan halusinasi akan

lebih diikuti kesukaan berhubungan dengan orang lain. Rentang

perhatian hanya beberapa detik atau menit, adanya tanda-tanda

fisik ansietas mampu mematuhi perintah.

d. Conquering (Panic) atau umumnya menjadi melebur dalam

halusinasinya

- Karakteristik : pengalaman sensori menjadi mengancam jika klien

mengikuti perintah halusinasinya. Halusinasinya berakhir dari

beberapa jam atau hari jika tidak ada intervensi terapeutik (Psikotik

berat)

- Tanda dan Gejala : perilaku terror akibat panik. Potensi buat solude

atau nomiede aktifitas perilaku kekerasan. Agitasi menarik diri

atau katatonia, tidak mampu berespon terhadap perintah kompleks,

tidak mampu berespon lebih dari satu orang.

3. Jenis Halusinasi

a. Halusinasi Pendengaran

Paling sering dijumpai dapat berupa bunyi mendenging atau suara

bising yang tidak mempunyai arti, tetapi lebih sering terdengar

sebuah kata atau kalimat yang bermakna. Suara tersebut dapat

dirasakan berasal dari jauh atau dekat, suara biasanya menyenangkan,

menyuruh berbuat baik, tetapi dapat pula ancaman, mengejek,

memaki.

b. Halusinasi Penglihatan

Lebih sering terjadi pada keadaan delirium (penyakitorganik) biasanya

sering muncul bersamaan dengan penurunan kesadaran, menimbulkan

rasa takut akibat gambaran-gambaran yang mengerikan.

c. Halusinasi Penciuman

Halusinasi ini biasanya berupa mencium bau sesuatu bau tertentu dan

dirasakan tidak enak, melambangkan rasa bersalah pada penderita.

Bau dilambangkan sebagai pengalaman yang dianggap penderita

sebagai suatu kombinasi moral.

Profesi Ners, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. 2015. 4

Page 5: lp kad

d. Halusinasi Pengecapan

Walaupun jarang terjadi, biasanya bersamaan dengan halusinasi

penghidung, penderita merasa mengecap sesuatu.

e. Halusinasi Perabaan

Merasa diraba, disentuh, ditiup atau seperti ada ulat yang bergerak

dibawah kulit terutama pada keadaan delirium toksis dan skizofrenia.

f. Halusinasi Gerak

Halusinasi yang seolah-olah merasa badannya bergerak di sebuah

ruang tertentu dan merasa anggota badannya bergerak dengan

sendirinya.

g. Halusinasi Viseral

Halusinasi alat tubuh bagian dalam seolah-olah ada perasaan tertentu

yang timbul di tubuh bagian dalam (missal : Lambung seperti ditusuk-

tusuk jarum)

h. Halusinasi Hipnagonik

Persepsi sensori bekerja yang salah yang terdapat pada orang normal,

terjadi sebelum tidur.

i. Halusinasi Hipnopompik

Persepsi sensori bekerja yang salah yang terdapat pada orang normal,

terjadi sebelum bangun tidur.

j. Halusinasi Histerik

Halusinasi yang timbul pada neurosis histerik karena konflik

emosional.

4. Definisi TAK (Terapi Aktivitas Kelompok)

Terapi disini diartikan sebagai suatu aktivitas yang digunakan di

dalam kelompok dan dilakukan secara bersama. Aktivitas disini diartikan

sebagai kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan proses klien yang

lebih baik dalam keadaan kondisi psikiatrinya, baik biologis-psikologis-

sosial-spiritual.

Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu

dengan yang lain, saling bergantung dan mempunyai norma yang sama

Profesi Ners, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. 2015. 5

Page 6: lp kad

(Stuart dan Laraia, 2001). Tujuan kelompok adalah membantu anggotanya

berhubungan dengan orang lain serta mengubah prilaku yang obstruktif

dan maladaptif. Kelompok berfungsi sebagai tempat berbagi pengalaman

dan saling membantu satu sama lainnya untuk menemukan cara

menyelesaikan masalah.

Terapi kelompok adalah metode pengobatan ketika klien ditemui

dalam rancangan waktu tertentu dengan tenaga yang memenuhi

persyaratan tertentu. Fokus dari terapi kelompok adalah membuat

perubahan sadar diri, peningkatan hubungan interpersonal, membuat

perubahan atau ketiganya.

Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang

dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah

keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi dan kelompok

digunakan sebagai target asuhan.

Dengan TAK itu sendiri memerlukan psikoterapi dengan sejumlah

pasien dengan waktu yang sama, manfaat terapi aktivitas kelompok adalah

agar klien dapat kembali belajar bagaimana cara bersosialisasi karena

kelompok ini berfungsi sebagai tempat berbagi pengalaman dan membantu

satu sama lain untuk menemukan cara menyelesaikan masalah yang

diakibatkan oleh paparan stimulus kepadanya.

5. Mewarnai Gambar

a. Pengertian

Pengertian mewarnai gambar secara harfiah adalah membubuhkan

warna atau cat pada suatu gambar.

b. Manfaat

Kegiatan mewarnai dapat melatih keterampilan motorik sekaligus

kemampuan kognitif sebab mewarnai seseorang dilatih menggunakan

alat mewarnai secara tepat dan otot-otot tangannya menjadi terlatih.

Selain itu otak turut menganalisa warna yang disukainya atau

membubuhkan warna pada gambar sesuai pengamatan.

Profesi Ners, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. 2015. 6

Page 7: lp kad

c. Alat mewarnai

1) Krayon

Krayon merupakan media pewarna yang terbuat dari lilin berwarna,

air, serta kapur.

2) Pensil warna

Seperti pensil pada umumnya, pensil warna terbuat dari campuran

tanah grafit yang terbungkus kayu. Adapula pensil warna yang

terbungkus dalam bahan plastik. Grafit yang digunakan tidak hanya

berwarna hitam, namun terdapat berbagai pigmen warna sebagai

campurannya.

3) Spidol

Hasil mewarnai dengan spidol lebih cerah dibandingkan krayon

atau pensil warna namun jika pewarnaan terlalu tebal tintanya bisa

tembus hingga bagian belakang kertas sehingga mengurangi

kerapian.

4) Cat air

Cat air terbuat dari campuran gum arab, pigmen serbuk warna, dan

gliserin serta madu sehingga jika akan digunakan harus dicampur

air terlebih dahulu

E. Klien

1. Kriteria

- Pasien Ruang Elang 2 RS Jiwa dr. Soeharto Heerdjan.

- Klien yang tenang dan koperatif.

- Klien dengan riwayat gangguan persepsi sensori halusinasi.

- Klien yang mengikuti TAK ini tidak mengalami perilaku agresif atau

mengamuk, dalam keadaan tenang.

2. Proses seleksi

Klien diseleksi berdasarkan pengkajian dari perawat. Penyeleksian

masalah berdasarkan masalah keperawatan. Selanjutnya dilakukan kontrak

dengan klien.

Profesi Ners, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. 2015. 7

Page 8: lp kad

F. Pengorganisasian

1. Waktu

a. Hari / tanggal : selasa, 7 Juli 2015

b. Jam : 10.00 – 10.40 WIB (40 menit)

c. Acara : 40 menit

- Fase Orientasi : 5 menit

- Fase Kerja : 30 menit

- Fase Terminasi : 5 menit

d. Tempat : Ruang Elang 2

e. Jumlah pasien : 5 orang

2. Tim terapis

a. Leader : Siti hayuni

- Membuka jalannya kegiatan

- Memperkenalkan diri dan anggota kelompok.

- Memimpin dalam menginstruksikan terapi aktivitas kelompok

- Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya terapi.

- Menetapkan tujuan dan peraturan kelompok

- Membacakan tujuan dan peraturan kelompok sebelum kegiatan

dimulai

- Memberi reinforcement positif

b. Co leader : Diah widiarti

- Membantu tugas leader

- Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader

- Mengingatkan leader bila ada kegiatan yang menyimpang

- Mengingatkan pemimpin untuk lamanya waktu kegiatan

- Bersama leader menjadi contoh kerjasama yang baik

c. Fasilitator : Marsiska devi fitriyani

- Ikut serta dalam anggota sebagai anggota kelompok

- Memotivasi anggota kelompok yang kurang atau tidak aktif

selama TAK berlangsung

- Menyiapkan alat / media

Profesi Ners, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. 2015. 8

Page 9: lp kad

- Mengantisipasi hal – hal diluar rencana

d. Observer : M. Ari tri wibowo

- Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang

tersedia).

- Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan,

proses, hingga penutupan.

- Memberikan kesimpulan

3. Metode dan media

a. Metode

- Diskusi dan tanya jawab

- Mewarnai gambar yang sudah disediakan

b. Alat

- Jadwal kegiatan harian

- Pensil warna

- Kertas yang berisi gambar

c. Setting

- Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran

- Tempat tenang dan nyaman

Keterangan :

: Leader

: Co leader

: Observer

Profesi Ners, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. 2015. 9

L

CL

O

CL

K

O MEJA

K

K

KL

F

K

Page 10: lp kad

: Fasilitator

: Klien

G. Antisipasi Masalah

1. Jika ada klien lain yang ingin masuk mengikuti kegiatan, akan diseleksi

terlebih dahulu. Jika klien memenuhi kriteria, maka klien diizinkan masuk

dan mengikuti TAK yang sedang berlangsung.

2. Jika ada klien yang ingin pergi, ditanyakan terlebih dahulu. Jika klien

ingin kekamar mandi, klien ditemani oleh salah satu fasilitator dan izin

terlebih dahulu kepada leader.

3. Jika ada klien ingin keluar dari kegiatan tanpa alasan, maka fasilitator

memberikan motivasi terlebih dahulu. Jika klien memaksa keluar, maka

klien dianggap gagal mengikuti TAK.

H. Proses Pelaksanaan

1. Persiapan

a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 2

b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

1). Salam dari terapis kepada klien

“Selamat siang bapak-bapak ”.

2). Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)

“Perkenalkan nama saya Siti hayuni suka dipanggil Yuni”.

3). Menanyakan nama dan panggilan semua teman kelompok (Beri

papan nama)

“Perkenalkan nama saya Diah widiarti biasa dipanggil Diah,

perkenalkan nama saya Marsiska devi fitriyani biasa dipanggil

siska dan saya M. Ari tri wibowo suka dipanggil Bowo”.

Profesi Ners, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. 2015. 10

F

K

Page 11: lp kad

“Kami mahasiswa dari UPN “Veteran” Jakarta. Sekarang giliran

Bapak-Bapak disini yang memperkenalkan diri (menanyakan

semua nama dan panggilan semua klien)”.

b. Evaluasi/Validasi

Menanyakan perasaan klien saat ini.

“Bagaimana perasaan Bapak-Bapak hari ini? Ada yang mempunyai

keluhan tidak?”

c. Kontrak :

1) Tujuan

Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu

mencegah terjadinya halusinasi dengan melakukan kegiatan.

“Bapak-Bapak, hari ini kita akan melakukan kegiatan mengontrol

halusinasi dengan cara melakukan kegiatan, tujuannya

meningkatan kemampuan Bapak-Bapak untuk mengontrol

halusinasi.

2) Terapis menjelaskan aturan main TAK :

“Bapak-Bapak, sebelum saya mulai, saya akan membacakan

peraturannya dulu ya”.

Klien mengikuti TAK dari awal sampai akhir

Jika akan keluar kelompok, klien semua harus meminta izin

terapis.

Lama kegiatan 40 menit.

3. Kerja

a. Terapis menjelaskan cara ketiga, yaitu mencegah terjadinya halusinasi

dengan melakukan kegiatan.

“Baiklah, bapak-bapak kegiatan yang bisa bapak lakukan disini untuk

mengontrol suara-suara yang bapak dengarkan adalah bapak bisa

menyapu, membereskan tempat tidur, membersihkan kamar mandi,

dan membereskan meja setelah makan”. “pada hari ini suster akan

mengajarkan bapak-bapak untuk melakukan kegiatan mewarnai

gambar, diatas meja depan bapak sudah disediakan pensil warna dan

Profesi Ners, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. 2015. 11

Page 12: lp kad

kertas yang sudah ada gambarnya tetapi belum diwarnai, bapak-bapak

bisa memilih pensil warna yang bapak sukai dan bapak anggap cocok

untuk mewarnai gambar ini”. “ misalnya bapak bisa mengambil warna

biru untuk mewarnai ini, atau warna coklat, kuning, merah”.

“Sekarang silahkan bapak-bapak warnai gambar ini ya.... dengan

waktu 10 menit”

“Kita mulai sekarang ya pak...”

b. Terapis meminta tiap klien menyampaikan kegiatan yang bisa

dilakukan sehari-hari :

“Oke pak., sudah selesai waktu menggambarnya… “

“Baik Bapak-Bapak, sekarang saya mau bertanya kembali kegiatan

apa saja yang bisa bapak lakukan disini setiap harinya..??” Contohnya

seperti, bersih-bersih tempat tidur, membersihkan kamar mandi,

membersihkan meja setelah makan dll.. “

“Baguss sekali, bapak bisa melakukan banyak kegiatan disini”.

c. Terapis membagikan formulir jadwal kegiatan harian. Terapis

memegang formulir yang sama.

“Baiklah, sekarang kita akan membuat jadwal kegiatan yah.. yang

akan menjadi acuan kita untuk beraktivitas sehari-hari..”

d. Terapis membimbing satu persatu klien untuk membuat jadwal

kegiatan harian, dari bangun pagi sampai tidur malam.

e. Terapis melatih klien memperagakan kegiatan yang telah disusun

f. Berikan pujian dengan tepuk tangan bersama kepada klien yang sudah

selesai membuat jadwal dan memperagakan kegiatan.

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi :

1) Terapis menanyakan perasaan klien :

“Bagaimana perasaan Bapak-Bapak setelah mengikuti kegiatan

mewarnai ini ?”

2) Terapis memberikan pujian :

Profesi Ners, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. 2015. 12

Page 13: lp kad

“Oke, karena semuanya sudah bagus mewarnai gambar ini, kita

tepuk tangan dengan pandu positif. Seperti ini ya caranya, Bapak-

Bapak tepuk tangan, kemudian mengatakan “kita semua memang

hebat!”

b. Tindak lanjut: “Bapak-Bapak, setelah kegiatan ini, Bapak-Bapak dapat

melakukan kegiatan-kegiatan yang tadi suster sebutkan sesuai dengan

jadwal kegiatan harian”.

c. Kontrak yang akan datang:

“Bapak-Bapak setelah ini teman saya bowo akan melanjutkan kegiatan

dengan mengajarkan kepada bapak tentang obat yang bapak minum. “

“ silahkan bruder bowo....”

5. Evaluasi dan Dokumentasi

a. Evaluasi struktur

Sebelum melakukan kegiatan kami mengumpulkan referensi

setelah itu penulis membaca serta menganalisa kegiatan yang baik

untuk klien di Ruang Elang 2 RS Jiwa dr. Soeharto Heerdjan serta

berdiskusi dengan penanggung jawab ruangan. Kemudian kami

membuat proposal kegiatan dengan proses pengkoreksian atau konsul

dengan pembimbing/CI. Setelah proposal kami disetujui, kami

melakukan persiapan untuk pelaksanaan kegiatan kepada klien di

Ruang Elang 2 RS Jiwa dr. Soeharto Heerdjan. Kegiatan dilaksanakan

dengan beranggotakan 4 orang yaitu sebagai leader, Co leader,

Fasilitator dan Observer. Pembimbing (CI) : pak Bambang. Setelah

kegiatan selesai dilaksanakan kemudian dilanjutkan dengan

mengevaluasi kegiatan.

b. Evaluasi proses

TAK yang dilakukan di Ruang Elang 2 RS Jiwa dr. Soeharto

Heerdjan berhasil dilakukan dimana jumlah mahasisiwa yang

melakukan TAK berjumlah 3 orang dan pasien yang hadir 5-7 orang.

Acara di mulai dengan salam pembuka, penjelasan topik yang akan

dilakukan dalam TAK hari ini, dimulai dari leader, co leader,

Profesi Ners, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. 2015. 13

Page 14: lp kad

fasilitator, dan observer serta pendokumentasiannya. Peserta aktif

dalam mengikuti kegiatan, 80% pasien dapat mengikuti kegiatan

sampai selesai, leader dan co leader dapat mengarahkan peserta untuk

aktif melaksanakan kegiatan, fasilitator dapat memotivasi peserta

untuk aktif menyelesaikan kegiatan, observer dapat melaporkan

jalannya kegiatan.

c. Evaluasi hasil

Target yang ingin kami capai dalam kegiatan aktivitas kelompok

(TAK) yang dilakukan pada hari selasa, 7 juli 2015 pukul 10.00 –

10.40 WIB di Ruang Elang 2 RS Jiwa dr. Soeharto Heerdjan. Target

yang ingin kami capai dalam pengembangan kemampuan klien untuk

melakukan TAK ini sekitar 80%. Dengan kriteria hasil :

1) Kemampuan verbal :

a) Klien mampu menyebutkan nama dan panggilannya : 80%

b) Klien mampu menyebutkan kegiatan yang biasa dilakukan :

80%

c) Klien mampu menyusun jadwal kegiatan harian : 80%

d) Klien mampu menyebutkan tiga cara mengontrol halusinasi :

80%

2) Kemampuan non verbal

a) Klien dapat memperagakan kegiatan yang biasa dilakukan :

80%

b) Kontak mata : 80 %

c) Klien menggunakan bahasa tubuh yang sesuai saat

memperagakan : 80%

d) Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir : 80 %

Evaluasi dan dokumentasi dilakukan saat proses TAK berlangsung,

khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dinilai dan dievaluasi adalah

kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Formulir evaluasi sebagai

berikut.

Profesi Ners, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. 2015. 14

Page 15: lp kad

Evaluasi dan Dokumentasi

a. Kemampuan Verbal

No Aspek yang DinilaiNama Peserta TAK

1Menyebutkan nama lengkap dan nama panggilan

2menyebutkan kegiatan yang biasa dilakukan

3menyusun jadwal kegiatan harian

4Klien mampu menyebutkan tiga cara mengontrol halusinasi

Petunjuk :

1. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengikuti

TAK, dengan menyebutkan nama lengkap dan nama panggilan,

menyebutkan kegiatan yang bisa dilakukan, menyusun jadwal

kegiatan harian, dan menyebutkan tiga cara mengontrol halusinasi.

Beri tanda jika klien mampu dan tanda jika klien tidak mampu.

2. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan. Jika mendapat nilai 3 atau 4

berarti klien lulus dan meneruskan ke TAK stimulasi sensori

berikutnya dapat ; jika nilai ≤ 2 klien belum lulus dan berarti

mengulang TAK stimulasi sensori persepsi 2.

b. Kemampuan Non Verbal

No Aspek yang DinilaiNama Peserta TAK

1 Kontak mata

2memperagakan kegiatan yang biasa dilakukan

3Menggunakan bahasa tubuh yang sesuai

4Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

Profesi Ners, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. 2015. 15

Page 16: lp kad

Petunjuk :

1. Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda

checklist (√) jika tidak ditemukan pada klien berikan tanda silang (X)

jika tidak ditemukan.

2. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan, jika nilai 3 atau 4 klien

dianggap mampu, dan jika nilai 1, atau 2 klien belum mampu.

Profesi Ners, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. 2015. 16

Page 17: lp kad

DAFTAR PUSTAKA

Azizah, Lilik Ma’rifatul. 2011. Keperawatan Jiwa : Aplikasi Praktik Klinik.

Yogyakarta: Graha Ilmu

Fitria, Nita. 2010. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan

Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

(LP dan SP). Jakarta: Salemba Medika

Keliat, Budi A., Arkemat. 2004. Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas

Kelompok. Jakarta: EGC

Profesi Ners, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. 2015. 17

Page 18: lp kad

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

“SIMULASI SENSORI PERSEPSI : MENGONTROL

HALUSINASI DENGAN MELAKUKAN KEGIATAN”

DI RUANG ELANG 2 RS JIWA DR. SOEHARTO HEERDJAN

JAKARTA BARAT

OLEH :

SITI HAYUNI

1410721005

PROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAKARTA

2015

Profesi Ners, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. 2015. 18