A. Latar Belakang
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang
dilakukan perawat kepada pasien psikiatri yang mempunyai masalah
keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi dan kelompok
digunakan sebagai target asuhan.
RS Jiwa dr. Soeharto Heerdjan, khususnya Ruang Elang 2, adalah salah
satu ruangan intermediet yaitu untuk persiapan pasien pulang, yang pada
umumnya mengalami gangguan kejiwaan seperti, isolasi sosial, defisit
perawatan diri, waham dan halusinasi.
Setelah dilakukan observasi diruangan elang 2 maka rata-rata pasien
mengalami gangguan kejiwaan halusinasi. Dalam kesehariannya, sebagian
besar waktu pasien dihabiskan dengan kegiatan harian yang telah dijadwalkan
oleh perawat ruangan tersebut dan ada sebagian kecil yang masih belum bisa
mengikuti kegiatan tersebut.
Terjadinya halusinasi dapat menyebabkan klien menjadi menarik diri
terhadap lingkungan sosialnya, hanyut dengan kesendirian dan halusinasinya
sehingga semakin jauh dari sosialisasi dengan lingkungan disekitarnya. Selain
itu, halusinasi dapat mengakibatkan resiko perilaku kekerasan ataupun resiko
bunuh diri apabila stimulus yang didapatkan pasien mengarahkan dirinya
untuk melakukan tindakan yang dapat menciderai orang lain ataupun dirinya
sendiri.
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) adalah upaya memfasilitasi
kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial. Salah
satu gangguan hubungan social pada pasien gangguan jiwa adalah gangguan
perepsi sensori. Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana
pasien mengalami perubahan yang sebetulnya tidak ada. Gangguan sensori
persepsi : merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan,
perabaan, penghiduan, gerak, halusinasi yang terjadi sebelum tidur, halusinasi
yang terjadi sebelum bangun tidur, serta halusinasi histerik. Pasien merasakan
stimulus yang sebetulnya tidak ada. Dampak dari halusinasi yang diderita
klien diantaranya dapat menyebabkan klien tidak mempunyai teman dan asyik
dengan pikirannya sendiri. Salah satu penanganannya yaitu dengan melakukan
Terapi Aktivitas Kelompok yang bertujuan untuk mengidentifikasi halusinasi
dan mengontrol halusinasi yang dialaminya atas dasar tersebut, maka kami
menganggap dengan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) klien dengan
gangguan persepsi sensori halusinasi dapat tertolong dan dalam hal
sosialisasinya dengan lingkungan disekitarnya, tentu saja klien yang
mengikuti terapi ini adalah klien yang sudah mampu mengontrol dirinya dari
halusinasi sehingga pada saat TAK klien dapat bekerja sama dan tidak
mengganggu anggota kelompok yang lain.
Maka dengan data yang ada, kami mahasiswa Program Studi Profesi
Ners UPN “Veteran” Jakarta akan melakukan terapi aktivitas kelompok
(TAK) yaitu Stimulasi Sensori Persepsi : mengontrol halusinasi dengan
melakukan kegiatan.
B. Topik
Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Sensori Persepsi : mengontrol halusinasi
dengan melakukan kegiatan.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Klien dapat mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan
2. Tujuan Khusus
a. Klien dapat memahami pentingnya melakukan kegiatan untuk
mencegah munculnya halusinasi
b. Klien dapat menyusun jadwal kegiatan untuk mencegah terjadinya
halusinasi.
D. Landasan Teori
1. Pengertian Halusinasi
Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu perserapan
panca indera tanpa ada rangsangan dari luar.
Profesi Ners, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. 2015. 2
Halusinasi dengar merupakan persepsi sensori yang salah terhadap
stimulus dengar eksternal yang tidak mampu di identifikasi (Beck dan
Wiliam, 2003).
2. Tahap - Tahap Halusinasi
a. Comforting (Ansietas Sedang) atau Halusinasi menyenangkan.
- Karakteristik : Klien mengalami perasaan mendalam seperti
ansietas, kesepian, rasa bersalah dan takut, dan mencoba untuk
berfokus pada pikiran menyenangkan untuk meredakan ansietas.
Individu mengenali bahwa pikiran dan pengalaman sensori berada
dalam kondisi kesadaran jika ansietas dapat ditangani. (non
psikotik)
- Tanda dan Gejala : Tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai
menggerakkan bibir tanpa suara, pergerakan mata yang cepat,
respon verbal yang lambat jika sedang asyik, diam dan asyik
b. Condemning (Ansietas berat) atau halusinasi menjijikkan.
- Karakteristik : Pengalaman sensori menjijikkan dan menakutkan
atau klien mulai lepas kendali dan mungkin mencoba untuk
mengambil jarak dirinya dengan sumber yang dipersepsikan. Klien
mungkin mengalami dipermalukan oleh pengalaman sensori dan
menarik diri dari orang lain. (Psikotik ringan)
- Tanda dan gejala : Meningkatkan tanda-tanda sistem syaraf
otonom dan tekanan darah, rentang peningkatan denyut jantung.
Pernafasan dan tekanan darah, rentang perhatian menyempit, asyik
dengan pengalaman sensori dan kehilangan kemampuan
membedakan halusinasi dan realita.
c. Controlling (Ansietas berat) atau pengalaman sensori menjadi
berkuasa
- Karakteristik : Klien menghentikan perlawanan terhadap halusinasi
dan menyerahkan pada halusinasi tersebut. Isi halusinasi menjadi
menarik. Klien mungkin mengalami pengalaman kesepian jika
sensori halusinasi berhenti (Psikotik)
Profesi Ners, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. 2015. 3
- Tanda dan Gejala : Kemauan yang dikendalikan halusinasi akan
lebih diikuti kesukaan berhubungan dengan orang lain. Rentang
perhatian hanya beberapa detik atau menit, adanya tanda-tanda
fisik ansietas mampu mematuhi perintah.
d. Conquering (Panic) atau umumnya menjadi melebur dalam
halusinasinya
- Karakteristik : pengalaman sensori menjadi mengancam jika klien
mengikuti perintah halusinasinya. Halusinasinya berakhir dari
beberapa jam atau hari jika tidak ada intervensi terapeutik (Psikotik
berat)
- Tanda dan Gejala : perilaku terror akibat panik. Potensi buat solude
atau nomiede aktifitas perilaku kekerasan. Agitasi menarik diri
atau katatonia, tidak mampu berespon terhadap perintah kompleks,
tidak mampu berespon lebih dari satu orang.
3. Jenis Halusinasi
a. Halusinasi Pendengaran
Paling sering dijumpai dapat berupa bunyi mendenging atau suara
bising yang tidak mempunyai arti, tetapi lebih sering terdengar
sebuah kata atau kalimat yang bermakna. Suara tersebut dapat
dirasakan berasal dari jauh atau dekat, suara biasanya menyenangkan,
menyuruh berbuat baik, tetapi dapat pula ancaman, mengejek,
memaki.
b. Halusinasi Penglihatan
Lebih sering terjadi pada keadaan delirium (penyakitorganik) biasanya
sering muncul bersamaan dengan penurunan kesadaran, menimbulkan
rasa takut akibat gambaran-gambaran yang mengerikan.
c. Halusinasi Penciuman
Halusinasi ini biasanya berupa mencium bau sesuatu bau tertentu dan
dirasakan tidak enak, melambangkan rasa bersalah pada penderita.
Bau dilambangkan sebagai pengalaman yang dianggap penderita
sebagai suatu kombinasi moral.
Profesi Ners, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. 2015. 4
d. Halusinasi Pengecapan
Walaupun jarang terjadi, biasanya bersamaan dengan halusinasi
penghidung, penderita merasa mengecap sesuatu.
e. Halusinasi Perabaan
Merasa diraba, disentuh, ditiup atau seperti ada ulat yang bergerak
dibawah kulit terutama pada keadaan delirium toksis dan skizofrenia.
f. Halusinasi Gerak
Halusinasi yang seolah-olah merasa badannya bergerak di sebuah
ruang tertentu dan merasa anggota badannya bergerak dengan
sendirinya.
g. Halusinasi Viseral
Halusinasi alat tubuh bagian dalam seolah-olah ada perasaan tertentu
yang timbul di tubuh bagian dalam (missal : Lambung seperti ditusuk-
tusuk jarum)
h. Halusinasi Hipnagonik
Persepsi sensori bekerja yang salah yang terdapat pada orang normal,
terjadi sebelum tidur.
i. Halusinasi Hipnopompik
Persepsi sensori bekerja yang salah yang terdapat pada orang normal,
terjadi sebelum bangun tidur.
j. Halusinasi Histerik
Halusinasi yang timbul pada neurosis histerik karena konflik
emosional.
4. Definisi TAK (Terapi Aktivitas Kelompok)
Terapi disini diartikan sebagai suatu aktivitas yang digunakan di
dalam kelompok dan dilakukan secara bersama. Aktivitas disini diartikan
sebagai kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan proses klien yang
lebih baik dalam keadaan kondisi psikiatrinya, baik biologis-psikologis-
sosial-spiritual.
Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu
dengan yang lain, saling bergantung dan mempunyai norma yang sama
Profesi Ners, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. 2015. 5
(Stuart dan Laraia, 2001). Tujuan kelompok adalah membantu anggotanya
berhubungan dengan orang lain serta mengubah prilaku yang obstruktif
dan maladaptif. Kelompok berfungsi sebagai tempat berbagi pengalaman
dan saling membantu satu sama lainnya untuk menemukan cara
menyelesaikan masalah.
Terapi kelompok adalah metode pengobatan ketika klien ditemui
dalam rancangan waktu tertentu dengan tenaga yang memenuhi
persyaratan tertentu. Fokus dari terapi kelompok adalah membuat
perubahan sadar diri, peningkatan hubungan interpersonal, membuat
perubahan atau ketiganya.
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang
dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah
keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi dan kelompok
digunakan sebagai target asuhan.
Dengan TAK itu sendiri memerlukan psikoterapi dengan sejumlah
pasien dengan waktu yang sama, manfaat terapi aktivitas kelompok adalah
agar klien dapat kembali belajar bagaimana cara bersosialisasi karena
kelompok ini berfungsi sebagai tempat berbagi pengalaman dan membantu
satu sama lain untuk menemukan cara menyelesaikan masalah yang
diakibatkan oleh paparan stimulus kepadanya.
5. Mewarnai Gambar
a. Pengertian
Pengertian mewarnai gambar secara harfiah adalah membubuhkan
warna atau cat pada suatu gambar.
b. Manfaat
Kegiatan mewarnai dapat melatih keterampilan motorik sekaligus
kemampuan kognitif sebab mewarnai seseorang dilatih menggunakan
alat mewarnai secara tepat dan otot-otot tangannya menjadi terlatih.
Selain itu otak turut menganalisa warna yang disukainya atau
membubuhkan warna pada gambar sesuai pengamatan.
Profesi Ners, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. 2015. 6
c. Alat mewarnai
1) Krayon
Krayon merupakan media pewarna yang terbuat dari lilin berwarna,
air, serta kapur.
2) Pensil warna
Seperti pensil pada umumnya, pensil warna terbuat dari campuran
tanah grafit yang terbungkus kayu. Adapula pensil warna yang
terbungkus dalam bahan plastik. Grafit yang digunakan tidak hanya
berwarna hitam, namun terdapat berbagai pigmen warna sebagai
campurannya.
3) Spidol
Hasil mewarnai dengan spidol lebih cerah dibandingkan krayon
atau pensil warna namun jika pewarnaan terlalu tebal tintanya bisa
tembus hingga bagian belakang kertas sehingga mengurangi
kerapian.
4) Cat air
Cat air terbuat dari campuran gum arab, pigmen serbuk warna, dan
gliserin serta madu sehingga jika akan digunakan harus dicampur
air terlebih dahulu
E. Klien
1. Kriteria
- Pasien Ruang Elang 2 RS Jiwa dr. Soeharto Heerdjan.
- Klien yang tenang dan koperatif.
- Klien dengan riwayat gangguan persepsi sensori halusinasi.
- Klien yang mengikuti TAK ini tidak mengalami perilaku agresif atau
mengamuk, dalam keadaan tenang.
2. Proses seleksi
Klien diseleksi berdasarkan pengkajian dari perawat. Penyeleksian
masalah berdasarkan masalah keperawatan. Selanjutnya dilakukan kontrak
dengan klien.
Profesi Ners, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. 2015. 7
F. Pengorganisasian
1. Waktu
a. Hari / tanggal : selasa, 7 Juli 2015
b. Jam : 10.00 – 10.40 WIB (40 menit)
c. Acara : 40 menit
- Fase Orientasi : 5 menit
- Fase Kerja : 30 menit
- Fase Terminasi : 5 menit
d. Tempat : Ruang Elang 2
e. Jumlah pasien : 5 orang
2. Tim terapis
a. Leader : Siti hayuni
- Membuka jalannya kegiatan
- Memperkenalkan diri dan anggota kelompok.
- Memimpin dalam menginstruksikan terapi aktivitas kelompok
- Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya terapi.
- Menetapkan tujuan dan peraturan kelompok
- Membacakan tujuan dan peraturan kelompok sebelum kegiatan
dimulai
- Memberi reinforcement positif
b. Co leader : Diah widiarti
- Membantu tugas leader
- Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader
- Mengingatkan leader bila ada kegiatan yang menyimpang
- Mengingatkan pemimpin untuk lamanya waktu kegiatan
- Bersama leader menjadi contoh kerjasama yang baik
c. Fasilitator : Marsiska devi fitriyani
- Ikut serta dalam anggota sebagai anggota kelompok
- Memotivasi anggota kelompok yang kurang atau tidak aktif
selama TAK berlangsung
- Menyiapkan alat / media
Profesi Ners, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. 2015. 8
- Mengantisipasi hal – hal diluar rencana
d. Observer : M. Ari tri wibowo
- Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang
tersedia).
- Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan,
proses, hingga penutupan.
- Memberikan kesimpulan
3. Metode dan media
a. Metode
- Diskusi dan tanya jawab
- Mewarnai gambar yang sudah disediakan
b. Alat
- Jadwal kegiatan harian
- Pensil warna
- Kertas yang berisi gambar
c. Setting
- Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
- Tempat tenang dan nyaman
Keterangan :
: Leader
: Co leader
: Observer
Profesi Ners, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. 2015. 9
L
CL
O
CL
K
O MEJA
K
K
KL
F
K
: Fasilitator
: Klien
G. Antisipasi Masalah
1. Jika ada klien lain yang ingin masuk mengikuti kegiatan, akan diseleksi
terlebih dahulu. Jika klien memenuhi kriteria, maka klien diizinkan masuk
dan mengikuti TAK yang sedang berlangsung.
2. Jika ada klien yang ingin pergi, ditanyakan terlebih dahulu. Jika klien
ingin kekamar mandi, klien ditemani oleh salah satu fasilitator dan izin
terlebih dahulu kepada leader.
3. Jika ada klien ingin keluar dari kegiatan tanpa alasan, maka fasilitator
memberikan motivasi terlebih dahulu. Jika klien memaksa keluar, maka
klien dianggap gagal mengikuti TAK.
H. Proses Pelaksanaan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 2
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1). Salam dari terapis kepada klien
“Selamat siang bapak-bapak ”.
2). Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)
“Perkenalkan nama saya Siti hayuni suka dipanggil Yuni”.
3). Menanyakan nama dan panggilan semua teman kelompok (Beri
papan nama)
“Perkenalkan nama saya Diah widiarti biasa dipanggil Diah,
perkenalkan nama saya Marsiska devi fitriyani biasa dipanggil
siska dan saya M. Ari tri wibowo suka dipanggil Bowo”.
Profesi Ners, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. 2015. 10
F
K
“Kami mahasiswa dari UPN “Veteran” Jakarta. Sekarang giliran
Bapak-Bapak disini yang memperkenalkan diri (menanyakan
semua nama dan panggilan semua klien)”.
b. Evaluasi/Validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini.
“Bagaimana perasaan Bapak-Bapak hari ini? Ada yang mempunyai
keluhan tidak?”
c. Kontrak :
1) Tujuan
Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu
mencegah terjadinya halusinasi dengan melakukan kegiatan.
“Bapak-Bapak, hari ini kita akan melakukan kegiatan mengontrol
halusinasi dengan cara melakukan kegiatan, tujuannya
meningkatan kemampuan Bapak-Bapak untuk mengontrol
halusinasi.
2) Terapis menjelaskan aturan main TAK :
“Bapak-Bapak, sebelum saya mulai, saya akan membacakan
peraturannya dulu ya”.
Klien mengikuti TAK dari awal sampai akhir
Jika akan keluar kelompok, klien semua harus meminta izin
terapis.
Lama kegiatan 40 menit.
3. Kerja
a. Terapis menjelaskan cara ketiga, yaitu mencegah terjadinya halusinasi
dengan melakukan kegiatan.
“Baiklah, bapak-bapak kegiatan yang bisa bapak lakukan disini untuk
mengontrol suara-suara yang bapak dengarkan adalah bapak bisa
menyapu, membereskan tempat tidur, membersihkan kamar mandi,
dan membereskan meja setelah makan”. “pada hari ini suster akan
mengajarkan bapak-bapak untuk melakukan kegiatan mewarnai
gambar, diatas meja depan bapak sudah disediakan pensil warna dan
Profesi Ners, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. 2015. 11
kertas yang sudah ada gambarnya tetapi belum diwarnai, bapak-bapak
bisa memilih pensil warna yang bapak sukai dan bapak anggap cocok
untuk mewarnai gambar ini”. “ misalnya bapak bisa mengambil warna
biru untuk mewarnai ini, atau warna coklat, kuning, merah”.
“Sekarang silahkan bapak-bapak warnai gambar ini ya.... dengan
waktu 10 menit”
“Kita mulai sekarang ya pak...”
b. Terapis meminta tiap klien menyampaikan kegiatan yang bisa
dilakukan sehari-hari :
“Oke pak., sudah selesai waktu menggambarnya… “
“Baik Bapak-Bapak, sekarang saya mau bertanya kembali kegiatan
apa saja yang bisa bapak lakukan disini setiap harinya..??” Contohnya
seperti, bersih-bersih tempat tidur, membersihkan kamar mandi,
membersihkan meja setelah makan dll.. “
“Baguss sekali, bapak bisa melakukan banyak kegiatan disini”.
c. Terapis membagikan formulir jadwal kegiatan harian. Terapis
memegang formulir yang sama.
“Baiklah, sekarang kita akan membuat jadwal kegiatan yah.. yang
akan menjadi acuan kita untuk beraktivitas sehari-hari..”
d. Terapis membimbing satu persatu klien untuk membuat jadwal
kegiatan harian, dari bangun pagi sampai tidur malam.
e. Terapis melatih klien memperagakan kegiatan yang telah disusun
f. Berikan pujian dengan tepuk tangan bersama kepada klien yang sudah
selesai membuat jadwal dan memperagakan kegiatan.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi :
1) Terapis menanyakan perasaan klien :
“Bagaimana perasaan Bapak-Bapak setelah mengikuti kegiatan
mewarnai ini ?”
2) Terapis memberikan pujian :
Profesi Ners, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. 2015. 12
“Oke, karena semuanya sudah bagus mewarnai gambar ini, kita
tepuk tangan dengan pandu positif. Seperti ini ya caranya, Bapak-
Bapak tepuk tangan, kemudian mengatakan “kita semua memang
hebat!”
b. Tindak lanjut: “Bapak-Bapak, setelah kegiatan ini, Bapak-Bapak dapat
melakukan kegiatan-kegiatan yang tadi suster sebutkan sesuai dengan
jadwal kegiatan harian”.
c. Kontrak yang akan datang:
“Bapak-Bapak setelah ini teman saya bowo akan melanjutkan kegiatan
dengan mengajarkan kepada bapak tentang obat yang bapak minum. “
“ silahkan bruder bowo....”
5. Evaluasi dan Dokumentasi
a. Evaluasi struktur
Sebelum melakukan kegiatan kami mengumpulkan referensi
setelah itu penulis membaca serta menganalisa kegiatan yang baik
untuk klien di Ruang Elang 2 RS Jiwa dr. Soeharto Heerdjan serta
berdiskusi dengan penanggung jawab ruangan. Kemudian kami
membuat proposal kegiatan dengan proses pengkoreksian atau konsul
dengan pembimbing/CI. Setelah proposal kami disetujui, kami
melakukan persiapan untuk pelaksanaan kegiatan kepada klien di
Ruang Elang 2 RS Jiwa dr. Soeharto Heerdjan. Kegiatan dilaksanakan
dengan beranggotakan 4 orang yaitu sebagai leader, Co leader,
Fasilitator dan Observer. Pembimbing (CI) : pak Bambang. Setelah
kegiatan selesai dilaksanakan kemudian dilanjutkan dengan
mengevaluasi kegiatan.
b. Evaluasi proses
TAK yang dilakukan di Ruang Elang 2 RS Jiwa dr. Soeharto
Heerdjan berhasil dilakukan dimana jumlah mahasisiwa yang
melakukan TAK berjumlah 3 orang dan pasien yang hadir 5-7 orang.
Acara di mulai dengan salam pembuka, penjelasan topik yang akan
dilakukan dalam TAK hari ini, dimulai dari leader, co leader,
Profesi Ners, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. 2015. 13
fasilitator, dan observer serta pendokumentasiannya. Peserta aktif
dalam mengikuti kegiatan, 80% pasien dapat mengikuti kegiatan
sampai selesai, leader dan co leader dapat mengarahkan peserta untuk
aktif melaksanakan kegiatan, fasilitator dapat memotivasi peserta
untuk aktif menyelesaikan kegiatan, observer dapat melaporkan
jalannya kegiatan.
c. Evaluasi hasil
Target yang ingin kami capai dalam kegiatan aktivitas kelompok
(TAK) yang dilakukan pada hari selasa, 7 juli 2015 pukul 10.00 –
10.40 WIB di Ruang Elang 2 RS Jiwa dr. Soeharto Heerdjan. Target
yang ingin kami capai dalam pengembangan kemampuan klien untuk
melakukan TAK ini sekitar 80%. Dengan kriteria hasil :
1) Kemampuan verbal :
a) Klien mampu menyebutkan nama dan panggilannya : 80%
b) Klien mampu menyebutkan kegiatan yang biasa dilakukan :
80%
c) Klien mampu menyusun jadwal kegiatan harian : 80%
d) Klien mampu menyebutkan tiga cara mengontrol halusinasi :
80%
2) Kemampuan non verbal
a) Klien dapat memperagakan kegiatan yang biasa dilakukan :
80%
b) Kontak mata : 80 %
c) Klien menggunakan bahasa tubuh yang sesuai saat
memperagakan : 80%
d) Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir : 80 %
Evaluasi dan dokumentasi dilakukan saat proses TAK berlangsung,
khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dinilai dan dievaluasi adalah
kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Formulir evaluasi sebagai
berikut.
Profesi Ners, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. 2015. 14
Evaluasi dan Dokumentasi
a. Kemampuan Verbal
No Aspek yang DinilaiNama Peserta TAK
1Menyebutkan nama lengkap dan nama panggilan
2menyebutkan kegiatan yang biasa dilakukan
3menyusun jadwal kegiatan harian
4Klien mampu menyebutkan tiga cara mengontrol halusinasi
Petunjuk :
1. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengikuti
TAK, dengan menyebutkan nama lengkap dan nama panggilan,
menyebutkan kegiatan yang bisa dilakukan, menyusun jadwal
kegiatan harian, dan menyebutkan tiga cara mengontrol halusinasi.
Beri tanda jika klien mampu dan tanda jika klien tidak mampu.
2. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan. Jika mendapat nilai 3 atau 4
berarti klien lulus dan meneruskan ke TAK stimulasi sensori
berikutnya dapat ; jika nilai ≤ 2 klien belum lulus dan berarti
mengulang TAK stimulasi sensori persepsi 2.
b. Kemampuan Non Verbal
No Aspek yang DinilaiNama Peserta TAK
1 Kontak mata
2memperagakan kegiatan yang biasa dilakukan
3Menggunakan bahasa tubuh yang sesuai
4Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
Profesi Ners, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. 2015. 15
Petunjuk :
1. Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda
checklist (√) jika tidak ditemukan pada klien berikan tanda silang (X)
jika tidak ditemukan.
2. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan, jika nilai 3 atau 4 klien
dianggap mampu, dan jika nilai 1, atau 2 klien belum mampu.
Profesi Ners, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. 2015. 16
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, Lilik Ma’rifatul. 2011. Keperawatan Jiwa : Aplikasi Praktik Klinik.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Fitria, Nita. 2010. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan
Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
(LP dan SP). Jakarta: Salemba Medika
Keliat, Budi A., Arkemat. 2004. Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas
Kelompok. Jakarta: EGC
Profesi Ners, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. 2015. 17
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
“SIMULASI SENSORI PERSEPSI : MENGONTROL
HALUSINASI DENGAN MELAKUKAN KEGIATAN”
DI RUANG ELANG 2 RS JIWA DR. SOEHARTO HEERDJAN
JAKARTA BARAT
OLEH :
SITI HAYUNI
1410721005
PROGRAM PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAKARTA
2015
Profesi Ners, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. 2015. 18