Lp Histerektomi

14
 BAB II I. KONSEP DASAR KEPERAWATAN A. PENGERTIAN Histerektomi adalah mengangkat rahim dengan organ di sekitarnya.(Yatim, 2005) Histerektomi adalah suatu prosedur pembedahan mengangkat rahimyang dilakukan oleh ahli kandungan. (Rasjidi, 2008) Histerektomi adalah pengangkatan uterus melalui pembedahan, palingumum dilakukan untuk keganasan dan kondisi bukan keganasan tertentu(contoh endometriosis / tumor), untuk mengontrol perdarahan yangmengancam jiwa dan kejadian infeksi. (Doengoes, 2000) Jadi, dapat disimpulkan histerektomi adalah suatu prosedur pembedahan mengangkat rahim yang umum dilakukan untuk keganasan atau bukan ke ganasan. B. KLASIFIKASI Menurut Wiknjosastro (2005), berdasarkan luas dan bagian rahim yangdiangkat, tindakan histerektomi dapat dikategorikan menjadi 4 jenis: 1. Histerektomi parsial (subtotal) yaitu kandungan tetap diangkat tetapi mulutrahim / servik tetap tinggal. 2. Histerektomi total yaitu mengangkat kandungan termasuk mulut rahim. 3. Histerektomi dan salfingo-ooforektomi bilateral yaitu pengangkatanuterus, mulut rahim, kedua tuba fallopi, dan kedua ovarium. 4. Histerektomi radikal yaitu histerektomi diikuti dengan  pengangkatan bagian atas vagina serta jaringan dan kelenjar limfe dari sekitar ka ndungan. C. INDIKASI Menurut Rasjidi (2008), indikasi histerektomi adalah: 1. Leiomioma uteri Merupakan indikasi histerektomi tersering. Intervensi bedah biasanya diindikasikan pada uterus yang berukuran 12-14 minggu atau lebih. Indikasi lain adalah jika terdapat peningkatan ukuran t umor secara cepat pada wanita pre menopause. Indikasi lainnya apabila terdapat menometrorgia berat yang menyebabkan anemia, nyeri akibat torsi mioma,dan penekanan pada pelvis.

description

laporan pendahuluan asuhan keperawatan pada pasien dengan tindahakan histerektomi atau pengangkatan rahim

Transcript of Lp Histerektomi

BAB III. KONSEP DASAR KEPERAWATANA. PENGERTIANHisterektomi adalah mengangkat rahim dengan organ di sekitarnya.(Yatim, 2005)Histerektomi adalah suatu prosedur pembedahan mengangkat rahimyang dilakukan oleh ahli kandungan. (Rasjidi, 2008)Histerektomi adalah pengangkatan uterus melalui pembedahan, palingumum dilakukan untuk keganasan dan kondisi bukan keganasan tertentu(contoh endometriosis / tumor), untuk mengontrol perdarahan yangmengancam jiwa dan kejadian infeksi. (Doengoes, 2000)Jadi, dapat disimpulkan histerektomi adalah suatu prosedurpembedahan mengangkatrahim yangumum dilakukanuntuk keganasanataubukan keganasan.B. KLASIFIKASIMenurut Wiknjosastro (2005), berdasarkan luas dan bagian rahim yangdiangkat, tindakan histerektomi dapat dikategorikan menjadi 4 jenis:1. Histerektomi parsial (subtotal) yaitu kandungan tetap diangkat tetapi mulutrahim / servik tetap tinggal.2. Histerektomi total yaitu mengangkat kandungan termasuk mulutrahim.3. Histerektomi dan salfingo-ooforektomi bilateral yaitu pengangkatanuterus, mulut rahim, kedua tuba fallopi,dan kedua ovarium.4. Histerektomi radikal yaitu histerektomi diikuti dengan pengangkatanbagianatasvaginasertajaringandankelenjarlimfedarisekitarkandungan.

C. INDIKASIMenurut Rasjidi (2008), indikasi histerektomi adalah:1. Leiomioma uteriMerupakan indikasi histerektomi tersering. Intervensi bedah biasanya diindikasikan pada uterus yang berukuran 12-14 minggu atau lebih. Indikasi lain adalah jika terdapat peningkatan ukuran tumor secara cepatpadawanitapre menopause.Indikasilainnyaapabilaterdapat menometrorgia berat yang menyebabkan anemia, nyeri akibat torsi mioma,dan penekanan pada pelvis.2. Prolaps uteriMenjadi indikasi histerektomi jika timbul keluhan atau terdapat ulserasipada permukaan uterus yangprolaps.3. Keganasan Kanker endometrial uterus merupakan indikasi mutlak histerektomi.Indikasi lain histerektomi adalah hiperplasia endometrial dengan atipia,yang merupakan prekursor dari keganasan endometrial kanker ovarium diatas stadium satu merupakan indikasi histerektomi.4. EndometriosisTerutama pada pasien yang sudah tidak mengharapkan kehamilan lagi.5. Dysfunctional Uterine BleedingTerutama pada pasien yang gagal diterapi secara hormonal.6. Infeksi pelvisJarang dilakukan. Terutama dilakukan pada pasien yang sudah tidakmenginginkan kehamilan lagi / pada infeksi uterin puerperal yang tidakdapat dikontrol secara konservatif.7. Masalah obstetrikHisterektomi diindikasikan kepada pasien yang mengalami perdarahanyang tidak terkontrol setelah aborsi / seksio secarea atau infeksi berat.8. Pengangkatan ovariumJika kedua ovarium perlu diangkat pada wanita usia lanjut sebaiknyadilakukan pengangkatan uterus karena sudah tidak lagi memiliki fungsidan berisiko menimbulkan penyakit.9. Nyeri pelvis kronisNyeripelviskronissaatpasienmelokalisasikannyapadauterusjarangmenjadi indikasi histerektomi. Hal tersebut sering kali merupakan masalahpsikiatrik.10. Tumor trofoblastikMola hidatidosa dan koriokarsinoma biasanya dapat berhasil diterapidengan kemoterapi. Akan tetapi jika terdapat peningkatan titer hCGpersisten,histerektomidapatdipertimbangkanjikauterusdiketahuimenjadi lokasi tumor persisten.

D. MANIFESTASI KLINISMenurut Rasjidi (2008), manifestasi klinis post histerektomi meliputi:1. Berhenti menstruasi dan tidak akan bisa punya anak2. Angka leukosit tinggi3. Angka eritrosit rendah4. Nyeri perut5. Mual6. Tidak nyaman menggunakan kateter7. Sulit berkemih atau buang air kecil8. Keluar cairan atau perdarahan vagina9. Rasa lelah dan kelemahan10. Konstipasi

E. KOMPLIKASIKomplikasi post operasi histerektomi menurut Abror (2004), adalah :1. Syok2. Perdarahan3. Trombosis vena profunda4. Retensi urin5. Infeksi luka post operasi6. Sepsis7. Embolisme Pulmonal8. Komplikasi Gastrointestinal

F. DIAGNOSA KEPERAWATANDiagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada post operasihisterektomi menurut Doengoes (2000),adalah sebagai berikut:1. Gangguanharga diri berhubungan denganketidakmampuanpunya anak,perubahan feminitas, efek hubungan seksual.2. Perubahan eliminasi urinarius (retensi) berhubungan dengan traumamekanis, perubahan manipulasi bedah adanya edema jaringan lokal,hematoma, gangguan sensor / motor, paralisis saraf, eliminasi urinarius(retensi) berhubungan dengan trauma mekanis.3. Risiko tinggi terhadap konstipasi / diare berhubungan dengan faktor bedahabdominal dengan manipulasi usus, melemahkan otot abdominal nyeri /ketidaknyamanan abdomen atau perineal, perubahan masukan diit.4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungandengan perjalanan penyakit.5. Risiko tinggi terhadap disfungsi seksual berhubungan dengan perubahanstruktur tubuh / fungsinya, memendeknya kanal vaginal, perubahan kadarhormon, perubahan libido, kemungkinan perubahanpola respon seksual,contoh tak ada irama konstraksi uterus selama orgasme, ketidaknyamanan/ nyeri vaginal.6. Berduka berhubungan dengan kehilangan yang diantisipasi dankesejahteraan fisiologis.7. Risiko terhadap infeksi yang berhubungan dengan intervensi pembedahandan adanya cateter urine.8. Risikoterhadapketidakefektifanpenatalaksanaanprogramterapeutikyang berhubungan dengan ketidakcukupan pengetahuan tentang insisi /perineal,tanda-tandakomplikasi,pembatasanaktivitas,kehilangan menstruasi, terapi hormon, dan perawatan tindak lanjut.9. Nyeri berhubungan dengan pembedahan dan terapi tambahan lainnya.G. FOKUS INTERVENSIMenurut Doengoes (2000), rencana tindakan keperawatan pada pasien postoperasi histerektomi pada kanker endometrium, sebagai berikut:1. Gangguan harga diri berhubungan dengan ketidakmampuan memilikianak, perubahan feminitas, efek hubungan seksual.Tujuan : Menyatakan masalah dan menunjukkan yang sehat untuk menghadapinya. Kriteriahasil: Menyatakan penerimaan diri pada situasi dan adaptasiterdapat perubahan pada citra tubuh.INTERVENSIRASIONAL

1. Berikan waktu utnuk mendnegar masalah dan ketakutan pasien dan orang terdekat. Diskusikan persepsi diri pasien sehubungan dengan antisipasi perubahan dan pola hidup1. Memberikan minat dan perhatian : memberikan kesempatan utnuk memperbaiki kesalahan konsep, contoh : wanita takut kehilangan kewanitaan dan seksualitasnya peningkatan berat badan dan perubahan tubuh karena menopouse

2. Kaji stress emosi pasien. Indentifikasi kehilangan pada pasien/orang terdekat. Dorong pasien utnuk mengekspresikan dengan tepat2. Perawat perlu menyadari apakah arti tindakan ini terhadap pasien untuk menghindari tindakan kurang hati-hati atau terlalau menyendiri. Wanita merasa takut atas bebas. Ia merasa tak mampu memenuhi reproduksi dan mengalami kehilangan.

3. Memberikan informasi akurat. Kuatkan informasi yang diberikan sebelumnya3. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya dan mengasimilasi informasi

4. Ketahui kekuatan individu dan identivikasi perilaku koping positif sebelumnya4. Membantu dalam membuat kekuatan yang telah ada bagi pasien untuk digunakan dalam situasi saat ini

5. Berikan lingkungan terbuka pada pasien untuk mendiskusikan maslah seksualitas5. Meningkatkan saling berbagi keyakinan/nilai tentang subyek sensitive dan mengidentifikasi kesalahan konsep/mitos yang dapat mempengaruhi penilaian situasi

6. Perhatikan perilaku menarik diri, menganggap penolakan, atau terlalau mempermasalahkan perubahan actual yang ada6. Mengidentifikasi tahap kehilangan atau kebutuhan

2. Perubahan eliminasi urinarius (retensi) berhubungan dengan trauma mekanis, perubahan manupulasi bedah adanya edema jaringan lokal, hematoma, gangguan sensor/motor, paralisis saraf, eliminasi urinarius (retensi) berhubungan dengan trauma mekanisTujuan : Memungkinkan tidak adanya perubahan / retensi eliminasi urinariusKriteria hasil : mengosongkan kandung kemih secra teratur dan tuntas\

INTERVENSIRASIONAL

1. Perhatikan pola berkemih dan awasi keluaran urin1. Dapat mengindikasikan resensi urin bila berkemih dengan sering dlam jumlah sedikit/kurnag (