lp dispepsi

23
 F. Pemeriksaan Penunjang 1. Laboratorium Pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan lebih banyak ditekankan untuk menyingkirkan penyebab organik lainnya seperti: pankreatitis kronik, diabets mellitus, dan lainnya. Pada dispepsia fungsional biasanya hasil laboratorium dalam batas normal. 2. Radiologis Pemeriksaan radiologis banyak menunjang dignosis suatu penyakit di saluran makan. Setidak-tidakny a perlu dilakukan pemeriksaan radiologis terhadap saluran makan bagian atas, dan sebaiknya menggunakan kontras ganda. 3. Endoskopi (Esofago-Gastro-Duodenos kopi) Sesuai dengan definisi bahwa pada dispepsia fungsional, gambaran endoskopiny a normal atau sangat tidak spesifik. 4. USG (ultrasonografi) Merupakan diagnostik yang tidak invasif, akhir-akhir ini makin banyak dimanfaatkan untuk membantu menentukan diagno stik dari suatu penyakit, apalagi alat ini tidak menimbulkan efek samping, dapat digunakan setiap saat dan pada kondisi klien yang beratpun dapat dimanfaatkan

Transcript of lp dispepsi

Page 1: lp dispepsi

5/15/2018 lp dispepsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lp-dispepsi 1/23

 

F. Pemeriksaan Penunjang

1. Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan lebih banyak ditekankan untuk menyingkirkan

penyebab organik lainnya seperti: pankreatitis kronik, diabets mellitus, dan lainnya. Pada

dispepsia fungsional biasanya hasil laboratorium dalam batas normal.

2. RadiologisPemeriksaan radiologis banyak menunjang dignosis suatu penyakit di saluran makan.

Setidak-tidaknya perlu dilakukan pemeriksaan radiologis terhadap saluran makan bagian atas,

dan sebaiknya menggunakan kontras ganda.

3. Endoskopi (Esofago-Gastro-Duodenoskopi)

Sesuai dengan definisi bahwa pada dispepsia fungsional, gambaran endoskopinya normal

atau sangat tidak spesifik.

4. USG (ultrasonografi)

Merupakan diagnostik yang tidak invasif, akhir-akhir ini makin banyak dimanfaatkan untuk 

membantu menentukan diagnostik dari suatu penyakit, apalagi alat ini tidak menimbulkan

efek samping, dapat digunakan setiap saat dan pada kondisi klien yang beratpun dapat

dimanfaatkan

Page 2: lp dispepsi

5/15/2018 lp dispepsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lp-dispepsi 2/23

 

 

BAB I 

PENDAHULUAN 

1.  Latar Belakang 

Masalah kesehatan yang sering dijumpai di Rumah Sakit maupun di masyarakat

terutama pada penyakit sistem pencernaan diantaranya “DISPERSIA” 

Berdasarkan penelitian pada populasi umum didapatkan bahwa 515.30% yang

mencari pertolongan medis. Insiden dispepsia. Di Inggris dan Skandivia dilaporkan angka

prevalensinya berkisar 7-4%. Tetapi hanya 10-20% yang mencari pertolongan medis.Insiden dispepsia pertahun diperkirakan antara 1-8% (Suryono S. et all. 2001 hal 15A)

Di Negara barat prevalensi yang dilaporkan antara 23 dan 41 %, sekitar 4 %

penderitaan berkunjung ke dokter umumnya mempunyai keluhan dispepsia. Didaerah

Asia Pasifik dispepsia juga merupakan keluhan yang banyak dijumpai (Kusmobroto H

2003)

Berdasarkan penyakit tersebut maka penulis tertarik untuk mengangkat kasus

dispepsia sebagai sebuah laporan dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

W DENGA DIAGNOSA MEDIS DISPEPSIA DIRUANG YUDHA RST TINGKAT III

CIREMAI CIREBON.

2.  Tujuan

1.  Tujuan umum

Page 3: lp dispepsi

5/15/2018 lp dispepsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lp-dispepsi 3/23

 

Mampu menerapkan Asuhan Keperawatan pada pasien Ny. W dengan

Diagnosa medis Dispepsia melalui pendekatan proses perawatan

2.  Tujuan khusus

Adapun penulisan tugas akhir ini adalah sebgai berikut:

1.  Mampu melakukan pengkajian pada Ny. W dengan Diagnosa medis

Dispepsia diruang yudha

2.  Mampu membuat Diagnosa keperawatan menurut prioritas pada pasien

3.  Mampu membuat rencana askep pada pasien Ny. W dengan Diagnosa

medis Dispepsia di ruang yudha

4.  Mampu menerapkan tindakan keperawatan pada pasien Ny. W dengan

Diagnosa medis Dispepsia di ruang yudha

5.  Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan yang telah di laksanakan

sesuai dengan tujuan yang telah diterapkan

1. 

Manfaat

1.  Bagi Penulis

1.  Mengetahui labih jauh lagi tentang penyakit Dispepsia

2.  Mengetahui askep pada kasus Dispepsia dengan baik dan benar

2.  Bagi Pendidikan

Sebagai koleksi tambahan buku-buku diperpustakaan dan sebagai kerangka

acuan dalam pembuatan Asuhan Keperawatan

4.  Ruang Lingkup 

Page 4: lp dispepsi

5/15/2018 lp dispepsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lp-dispepsi 4/23

 

Dalam penulisan Tugas akhir ini penulis membatasi masalah Asuhan

Keperawatan pada Ny. W dengan diagnosa medis Dispepsia di ruang Yudha RST Tingka

III Ciremai Cirebon.

5.  Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan laporan Tugas Akhir adalah

metode Deskrisif dan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1.  Wawancara

2.  Observasi

3.  Studi Dokumentasi

4.  Studi Kepustakaan

6.  Sistematika Penulis

Sistematika penulisan laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan meliputi : Latar Belakang, Tujuan, Manfaat, Ruang

Lingkup Metode Penulisan, Sistematika Penulisan

BAB II : Tinjauan Teoritis Meliputi : Definisi. Etiologi. Potofisiologi.

Anatomi Fisiologi. Penatalaksanaan. Pencegahan

BAB III : Pembahasan Aspek meliputi : Pengkajian. Analisa data. Diagnosa

Keperawatan. Perencanaan. Catatan Perkembangan

BAB IV : Penutup meliputi : Kesimpulan dan Saran

Page 5: lp dispepsi

5/15/2018 lp dispepsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lp-dispepsi 5/23

 

 

BAB II 

TINJAUAN TEORITIS 

1.  DEFINISI 

Dispepsia merupakan kumpulan keluhan / gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak 

enak / sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan (KAPITA

SELEKTA KEDOKTERAN 1 : 2001 : 488)

Page 6: lp dispepsi

5/15/2018 lp dispepsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lp-dispepsi 6/23

 

Dispepsia merupakan kumpulan gejala yang terdiri dari nyeri ulu hati, mual,

kembung, muntah, rasa penuh atau keyang. Dispepsia merupakan masalah yang sering

ditemukan dalam praktik sehari-hari. Keluhan ini sangat bervariasi baik dalam bentuk 

gejala yang ada maupun gejala dari waktu kewaktu (Dahrmika Djojoningrat ilmu

 penyakit dalam “IPD” Jilid II Edisi III, Balai Penerbit Fikul Jakarta 2001)

Dispepsia merupakan rasa tidak enak pada daerah epigastrium yang sering

berhubungan dengan makanan, gejalanya seperti ulkus tapi pada pemeriksaan tidak 

ditemukan ulkus (E Mudjadid dalam Ilmu Penynkit Dalam “IPD” j ilid II edisi III Balai

Penerbit FKUI Jakarta 2001).

1.  ETIOLOGI 

1.  Perubahan pola makan

2.  Pengaruh obat-obatan yang dikonsumsi secara berlebihan dan dalam waktu yang lama

3.  Alkohol dan nikotin rokok 

4.  Stress

5.  Gastritis

3.  POTOFISIOLOGI 

Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas, zat-zat

seperti nikotin dan alcohol serta adanya kondisi kejiwaan stress. Pemasukan makanan

menjadi kurang dapat mengakibatkan erosi pada lambung akibat gesekan antara dinding-

dinding lambung. Kondisi Demikian dapat mengakibatkan peningkatan produksi HCL

yang akan merangsang terjadinya kondisi asam pada lambung, sehingga rangsangan di

medulla oblongata membawa impuls muntah sehingga intake tidak adekuat baik makanan

maupun cairan.

4.  ANATOMI FISIOLOGI 

Page 7: lp dispepsi

5/15/2018 lp dispepsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lp-dispepsi 7/23

 

1.  Anatomi 

Lambung terletak dari bilik kiri ke kanan menyilang di abdomen atas tepat

dibawah diafragma. Dalam keadaan kosong lambung berbentuk tabung J dan bila

penuh berbentuk seperti buah alpukat raksasa. Kapasitas normal lambung 1 sampai 2

liter. Secara anatomis lambung terbagi atas fundus, korpus, dan antrium pilorus.

Sebelah atas lambung terdapat cekungan kurvatora minor. Dan bagian kiri bawah

lambung terdapat kurvatora mayor. Sfingter kedua ujung lambung mengatur

pengeluaran dan pemasukan. Sfingter kardia atau sfingter esophagus bawah.

Mengalirkan makanan yang masuk ke dalam lambung dan mencegah refluks isi

lambung memasuki esofagus kembali. Daerah lambung tempat pembukaan sfingter

kardia dikenal dengan nama daerah kardia. Disaat sfingter pilorikum berelaksasi

makanan masuk ke dalam duodenum dan ketika berkontraksi sfingter ini akan

mencegah terjadinya aliran balik usus halus ke dalam lambung.

Labung terdiri dari empat lapisan yaitu:

1.  Lapisan peritoneal luar yang merupakan lapisan serosa

2.  Lapisan berotot yang terdiri atas 3 lapisan

1.  Serabut longitudinal, yang tidak dalam dan bersambung dengan otot esopagus

2.  Serabut sirkuler yang paling tebel dan tertarik dipylorus serta membentuk otot

sfingter, yang berada dibawah lapisan pertama

3.  Serabut oblik yang terutama dijumpai pada fundus lambung dan berjalan dari

orivisium kardiak, kemudian membelok kebawah melalui kurvaturo minor

(lengkung kelenjar)

3.  Lapisan sub mukosa yang terdiri atas jaringan areolar berisi pembuluh darah dan

saluran limfe.

4.  Lapisan mukosa yang terletak disebelah dalam, tebal, dan terdiri atas banyak kerutan / 

rugae, yang menghilang bila organ itu mengembang karena berisi makanan

2.  Fisiologi 

Fisiologi lambung :

Page 8: lp dispepsi

5/15/2018 lp dispepsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lp-dispepsi 8/23

 

1.  Mencerna makanan secara mekanik 

2.  Sekresi, yaitu kelenjar dalam mukosa lambung mensekresi 1500-3000 ml

Gastik Juice (cairan lambung) perhari. Komponen utamanya yaitu masuk. HCL

(Hydrochorik acid) pensinogen, dan air, Hormon gastrik yang disekresi langsung

masuk kedalam aliran darah

3.  Mencerna makanan secara kimiawi yaitu dimana pertama kali protein dirubah

menjadi polipeptida

4.  Absorpsi secara minimal terjadi dalam lambung yaitu absorpsi air, alkohol, glukosa

5.  Pencegahan, banyak mikrooganisme dapat dihancurkan dalam lambung oleh HCL

6.  Mengontrol aliran cheme yang sudah dicerna dalam lambung ke dalam duodenum.Pada saat cheme (makanan yang sudah di cerna dalam lambung) ke dalam duodenum.

Akan terjaadi peristaltik yang lambat yang berjalan dan fundus ke pylorus.

5.  PENATALAKSANAAN 

1. 

Penatalaksanaan Non Farmakologi1.  Menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung

2.  Menghindari faktor resiko sepeti alcohol, makanan yang pedas, obat-

obatan yang belebihan, nikotin rokok, dan stress

3.  Atur pola makan

2.  Penatalaksanaan Farmakologi yaitu

Sampai saat ini belum ada regimen pengobatan yang memuaskan terutama dalam

mengantisipasi kekambuhan. Hal ini dapat dimengerti karena proses patofisiologinya pun

masih belum jelas

Obat-obatan yang diberikan meliputi antasid (meetralkan asam lambung)

golongan antikolinergik (menghambat pengeluaran asam lambung) dan prokinetik 

(mencegah terjadinya muntah)

Page 9: lp dispepsi

5/15/2018 lp dispepsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lp-dispepsi 9/23

 

6.  PENCEGAHAN 

Pola makan yang normal, dan teratur, pilih makanan yang seimbang dengan

kebutuhan dan jadwal makan yang teratur, sebaiknya tidak mengkonsumsi makanan yang

berkadar asam tinggi, cabai, alkohol dan, pantang rokok, bila harus makan obat karena

sesuatu penyakit, misalnya sakit kepala, gunakan obat secara wajar dan tidak 

mengganggu fungsi lambung.

BAB 111 

ASUHAN KEPERAWTAN 

1.  Pengkajian

1.  Biodata

1.  Identitas Pasien

Nama : Ny. W

Umur : 46 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia

Agama : Islam

Pekerjaan : Dagang

Pendidikan : Tamat SLTP

Page 10: lp dispepsi

5/15/2018 lp dispepsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lp-dispepsi 10/23

 

Alamat : Ds Karang Tengah Kec Karang Sembung

Cirebon

2.  Identitas penanggung jawab

Nama : Tn. A

Umur : 52 Tahun

Jenis Kelamin : Laki- laki

Agama : Islam

Pekerjaan : Pegawai pabrik gula Pg Rajawali

Hub dengan pasien : Suami

Alamat : Ds Karang Tengah Kec Karang Sembung

2.  Keluhan Utama 

Nyeri abdomen

3.  Riwayat Kesehatan

1.  Riwayat kesehatan sekarang

Pasien datang ke rumah sakit Tentara Ciremai melalui UGD pada jam

14:50 tanggal 2009 dengan keluhan mulai dan nyeri abdomen di bagian

epigastrium dan nyerinya sampai seluruh bagian abdomen nyeri berkisar antara

10 menit. Nyeri bertambah bila pasien banyak bergerak dan nyeri berkurang bila

pasien istirahat.

2.  Riwayat kesehatan yang lalu

Pasien belum pernah di rawat tetapi punya penyakit Gastritis

Page 11: lp dispepsi

5/15/2018 lp dispepsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lp-dispepsi 11/23

 

3.  Riwayat kesehatan keluarga

Di dalam keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit Dispepsia

seperti yang di alami, oleh klien.

4.  Keadaan Umum

1.  Tingkat kecemasan : Compos mentis

2.  Tanda-tanda vital

  Tekanan darah : 110/70 mmHg

  Suhu : 34,6oC

  Nadi : 72 x/ menit

  Respirasi : 20 x / menit3.  Penampilan umum

Pasien lemah

5.  Pemeriksaan 

1.  Kulit

  Warna kulit : Sawo matang

  Tekstur kulit : Lembab dan kotor

2.  Kuku

  Keadaan kuku : Bersih

  Warna : Putih

1.  Kepala

  Bentik kepala : Simetris

  Kelainan : Tidak ada kelainan

  Keadaan rambut : Bersih

  Kulit kepala : Bersih

1.  Mata

  Sklera : Anikterik 

  Konjungtiva : Ananemis

Page 12: lp dispepsi

5/15/2018 lp dispepsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lp-dispepsi 12/23

 

  Reflek cahaya : Normal, ditandai pada saat dilakukan reflek 

Cahaya mata pasien langsung berkedip

  Pupil : Normal, ditandai ketika ada cahaya pupil

mengcil

  Kelainan : Tidak ada

1.  Hidung

  Fungsi penciuman : Normal, ditandai bisa mencium bau minyak 

Kayu putih

  Bentuk : Simetris

  Serumen : Sedikit

  Kelainan : Tidak ada

1.  Telinga

  Fungsi pendengaran : Normal, ditandai bisa mendengar pertanyaan

Perawat

  Bentuk : Simetris

  Keadaan : Bersih

1.  Mulut

  Fungsi pengcapan : Normal, ditandai bisa membedakan rasa asin

dan manis

  Kebersihan gigi : Kotor

  Kelainan bibir : Tidak ada

1.  Dada dan paru-paru

Page 13: lp dispepsi

5/15/2018 lp dispepsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lp-dispepsi 13/23

 

  Bentuk : Simetris

  Frekuensi napas : Normal 20 x / menit

1.  Abdomen

  Nyeri tekanan : Ada nyeri tekan pada bagian epigastrium

1.  Genitalia

  Keadaan rectum : Bersih

1.  Kekuatan otot

  Reflek bisep : Normal, ditandai pada saat diperiksa dengan

reflek hammer ada pergerakan

  Reflek trisep : Normal, ditandai pada saat diperiksa dengan

reflek hammer terjadi pergerakan

  Reflek patella : Normal, ditandai pada saat diperiksa dengan

reflek hammer terjadi pergerakan

  Reflek babyn sky : Normal, ditandai adanya gerakan pada telapak 

kaki saat dilakukan pemeriksaan

6.  Aspek Psiko-Sosial-Spiritual 

1.  Aspek Psikologis

Keadaan emosi pasien stabil, tetapi pasien mengatakan bosan dan jenuh

berada di Rumah Sakit.

2.  Aspek Sosial

Page 14: lp dispepsi

5/15/2018 lp dispepsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lp-dispepsi 14/23

 

Pasien bersosialisasi baik dengan lingkungan dan keluarga terbukti dari

saudara yang membesuk pasien, pasien pun mampu bekerja sama dengan tim

medis atau pun tim kesehatan lainnya.

3.  Aspek Spritual

Pasien seorang muslim, pasien melakukan shalat 5 (lima) waktu, tetapi

semenjak pasien dirawat di rumah sakit, pasien tidak melaksanakan shalat.

Pihak keluarga juga menyakinkan bahwa penyakit pasien adalah cobaan dari

Allah SWT. Penyakitnya juga akan sembuh dengan diiringi do’a. 

7.  Aktivitas Daily Living 

No.  Jenis Aktuvitas  Saat Sehat / Di Rumah  Saat Sakit / Di

RS 

1. Nutrisi

  Frekuensi

  Jenis makanan

  Porsi makanan

  Kesulitan

3.  x 1 sehari

nasi putih + Lauk pauk +

sayur

1 porsi + Nambah

-

3 x 1 hari

Bubur

1/3 dari porsi

yang diasedikan

-

2. Minum

 Jenis airminum

  Frekuensi

  Kesulitan

Mineral / air putih

8 gelas

-

Air putih

< 8 gelas

-

3. Personal hygiene

  Frekuensi

mandi

  Sikat gigi  Frekuensi

2.  x 1 sehari

2.  x 1 sehari

Di lap

-

Page 15: lp dispepsi

5/15/2018 lp dispepsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lp-dispepsi 15/23

 

keramas

3.  x 1 sehari -

4. Eliminasi

1.  Eliminasi fecal

  Warna urine

  Konsistensi

urine

  Kelainan

2. 

Euminasi urine

  Warna urine

  Konsintensi

urine

  Kelainan

Kuning trengguli

Lembek 

-

Jernih kuning muda

Jernih

-

-

-

-

Kuning

Keruh

-

5. Istirahat / tidur

  Mulai tidur  Lamanya tidur

  Sering terjaga

22.00

6 jam

-

21.00

+ 4 jam

ya

8.  Daftar Penunjang

1. 

Pemeriksaan diagnostic

No  Tanggal Jenis

Pemeriksaan Hasil  Nilai Normal 

1. 12 Januari - 2009 Haematokrit 31.3 37.43 %

Thrombosit 209.000 200.000-500.000/mm3 

Lekosit 20.500 5.00-10.000/ mm3 

Haemaglobin 12,8 12.169 %

Page 16: lp dispepsi

5/15/2018 lp dispepsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lp-dispepsi 16/23

 

 

2.  Program terapi

No  Hari Tanggal  Nama Obat 

Dosis Yang 

Diberikan 

1.  Senin 12 Januari 2009 Novalgin 3 X 1 amp

Terfacef 2 X 1 amp

Antrain 3 X 1 amp

Acrov 2 X 1 amp

Infuse D5 30 tetes / menit

2.  Analisa Data

No

Data  Etiologi  Masalah 

1. DS: Pasien mengeluh nyeri epigastrium Iritasi

mukasa

lambung

Gangguan

rasa

nyamannyeri

DO

:

  Wajah pasien terlihat

meringis menahan

sakitnya

  TD : 72 x / menit

  S : 34.60C

2. DS: Pasien mengatakan mulai dari pertama kali

datang tidak nafsu makan

Peningkata

n asam

lambung

Gangguan

pemenuha

n nutrisi

kurang

darikebutuhan

Page 17: lp dispepsi

5/15/2018 lp dispepsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lp-dispepsi 17/23

 

tubuh

DO

:

  Keadaan umum pasien

masih lemah, bibir

kering, dan pecah-

pecah

  Porsi makan tidak habis

  Tampak mual-mual

3.  Diagonasa Keperawatan

1.  Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa

lambung

2.  Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan peningkatan asam lambung.

Page 18: lp dispepsi

5/15/2018 lp dispepsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lp-dispepsi 18/23

 

4.  Percernaan

No.  Diagnosa Keperawatan 

1.  Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan intasi pada mukosa lambung .  Hilangnya rasa nyeri dengan

DS: 

DO: 

Pasien mengeluh nyeri epigastrium 

Wajah klien terlihat meringis menahan sakitnya 

TO : 110/10 mmHg 

N : 72 x/ menit 

S : 34.6

0

2.  Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Sehubungan

dengan peningkatan asam lambung. Nutrisi terpenuhi dengan crit

  DS: 

DO: 

Pasien mengatakan mulai dari pertama kali datang tidak nafsu makan 

  Keadaan umum pasien masih lemah,bibir kering dan pecah-pecah 

  Porsi makan tidak habis   Tampak mual-mual 

Page 19: lp dispepsi

5/15/2018 lp dispepsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lp-dispepsi 19/23

 

5.  Catatan Perkembangan

No. Diagnosa

Keperawatan Tanggal  Tindakan  Evaluasi  Paraf 

1. Gangguan

rasa nyaman

nyeri

berhubungan

dengan iritasi

pada mukosa

langbung.

12-1-

2009   Menganjurkan

pasien napas

dalam-dalam

  Memberikan buli-

buli hangat pada

daerah yang nyeri

 / sakit

  Memberikan

posisi yang

nyaman

S

:

O:

A:

P:

Pasien

mengatakan

nyeri

berkurang

Wajah

tampak 

tenang

TD : 110/70

MmHg

N : 72

x/menit

S : 34,60C

Masalah

teratasi

Pertahankan

Page 20: lp dispepsi

5/15/2018 lp dispepsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lp-dispepsi 20/23

 

 

BAB IV 

PENUTUP 

1.  Kesimpulan 

Asuhan Keperawatan yang diberikan pada Ny. W dengan diagnosa medis

Dispepsia di ruang Yudha RS Tentara Tingkat III Ciremai Cirebon meliputi:

  Pengkajian

  Diagnosa Keperawatan

  Perencanaan

  Implementasi, dan

  Evaluasi

Dalam pengkajian didapatkan data Pasien datang ke Rumah sakit Tentara Ciremai

Cirebon melalui UGD pada jam14:50 WIB Tgl 10 januari 2009 dengan keluhan mual dan

nyeri abdomen dibagian epigastrium dan nyerinya sampai seluruh bagian abdomen, nyeri

berkisar antara 10 menit. Nyeri bertambah bila pasien banyak bergerak dan nyeri

berkurang bila pasien istirahat.

Sehingga didapat 2 diagnosa keperawatan

1.  Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung

2.  Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

peningkatan asam lambung.

Page 21: lp dispepsi

5/15/2018 lp dispepsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lp-dispepsi 21/23

 

Setelah membuat perencanaan dan dilakukan implementasi oleh tindakan

keperawatan maka masalah yang teratasi adalah gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh. Dan yang belum teratasi adalah gangguan rasa nyaman

nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung.

2.  Saran 

Saran yang penulis kemukakan disesuaikan dengan hasil selama melakukan

asuhan keperawatan dan kesenjangan yang ada selama pasien di rawat di Ruang Yudha

RST TINGKAT III Ciremai – Cirebon.

Saran – saran yang penulis berikan adalah :

1.  Untuk Institusi

Sebagai Sekolah yang bergerak di bidang kesehatan, hendaknya dapat

memberi pendidikan yang lebih baik lagi kepada siswanya dalam praktek pelayanan

kesehatan dan menyediakan buku – buku penunjang sebagai acuan dalam melakukan

Asuhan Keperawatan.

2.  Untuk Keluarga

Dalam Proses Asuhan Keperawatan, sangat diperlukan kerja sama keluarga

dan pasien itu sendiri guna memperoleh data yang bermutu untuk menentukan

tindakan sehingga memperoleh hasil yang diharapkan.

Page 22: lp dispepsi

5/15/2018 lp dispepsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lp-dispepsi 22/23

 

 

DAFTAR PUSTAKA 

Brunner & Suddart, 2002, Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Vol. 2 Jakarta,

EGC

Inayah Iin, 2004, Asuhan Keperawatan pada klien dengan gangguan sistem

pencernaan, edisi pertama, Jakarta, Salemba Medika.

Manjoer, A, et al, 2000, Kapita selekta kedokteran, edisi 3, Jakarta, Medika

aeusculapeus.

Suryono slamet, et al, 2001, buku ajar ilmu penyakit dalam, jilid 2, edisi, Jakarta,

Page 23: lp dispepsi

5/15/2018 lp dispepsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lp-dispepsi 23/23

 

FKUI

Doengoes. E. M, et al, 2000, Rencana asuhan keperawatan, edisi 3 Jakarta, EGC

Keperawatan. Gun.blogsprot. Com/2008

Tim Keperawatan format Askep 2008

20

Patofisiologi dari Dispepsia :

Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas, zat-zat seperti nikotin

dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan stres, pemasukan makanan menjadi kurang

sehingga lambung akan kosong, kekosongan lambung dapat mengakibatkan erosi pada

lambung akibat gesekan antara dinding-dinding lambung, kondisi demikian dapat

mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang akan merangsang terjadinya kondisi asam

pada lambung, sehingga rangsangan di medulla oblongata membawa impuls muntah sehingga

intake tidak adekuat baik makanan maupun cairan.