LP dan ASKEP WAHAM

12
LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PROSES PIKIR: WAHAM A. Pengertian Waham adalah keyakinan palsu,didasarkanpada kesimpulan yang salah tentang eksternal, tidak sejalan dengan intelegensia pasien dan latar belakang kultur dokoreksi dengan suatu alasan (Kapplan, 1997). Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang Waham dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan dan perkembangan seperti adanya penolakan, kekerasan,tidakada kasih sayang, pertengkaran orang tua dan aniaya.(Budi nna Keliat,1999). Waham adalah keyakinan yang salah yang se!ara kokoh dipertahankan "alaupun tida diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita sosial (#tuart dan #unden, Waham adalah suatu keper!ayaan yang salah& bertentangan dengan kenyataan dan tida tetap pada pemikiran seseorang dan latarbelakang sosial budaya ('o"lins, 1991% 1$7) B. Karakteristik 1. Waham menurut konsep dasarnya a. Waham sistematis Keyakinan yang palsu yang digabungkan oleh suatu tema atau peristi"a tungga melibatkan situasi yang menurut pikiran dapat terjadi di kehidupan nyata. b. Waham yang ka!au ( Bi arr delusion). Keyakinan palsu yang aneh, mustahil dan sama sekali tidak masuk a berasal dari pengalaman hidup pada umumnya. . Waham menurut onset a. Waham primer *erupakan salah satu "aham yang mun!ul se!ara tiba+tiba dan dengan keyakina penuh namun tanpa peranan perilaku keji"aan kearah itu. b. Waham sekunder *erupakan keyakinan yang dapat dijelaskan atau dinilai sebagai pelu keyakianan kultur atau mood yamg diperoleh dari beberapa pangalaman yang ti "ajar sebelumnya. ontohnya halusinasi. -. engalaman "aham lainnya a. *ood "aham #uatu keadaan yasng membingungkan, suatu perasaan yang aneh atau gaib yang terjadi melibatkan pasien tapi dengan !ara yang tidak spesifik. b. ersepsi "aham

description

LP dan ASKEP WAHAM

Transcript of LP dan ASKEP WAHAM

FAKULTAS KEDOKTERAN UNDIP SEMARANG

LAPORAN PENDAHULUANGANGGUAN PROSES PIKIR: WAHAM

A. PengertianWaham adalah keyakinan palsu, didasarkan pada kesimpulan yang salah tentang eksternal, tidak sejalan dengan intelegensia pasien dan latar belakang kultursl yang tidak dokoreksi dengan suatu alasan (Kapplan, 1997).Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya klien. Waham dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan dan perkembangan seperti adanya penolakan, kekerasan, tidak ada kasih sayang, pertengkaran orang tua dan aniaya. (Budi Anna Keliat,1999).Waham adalah keyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita sosial (Stuart dan Sunden, 1990 : 90). Waham adalah suatu kepercayaan yang salah/ bertentangan dengan kenyataan dan tidak tetap pada pemikiran seseorang dan latarbelakang sosial budaya (Rowlins, 1991: 107)

B. Karakteristik1. Waham menurut konsep dasarnyaa. Waham sistematisKeyakinan yang palsu yang digabungkan oleh suatu tema atau peristiwa tunggal, melibatkan situasi yang menurut pikiran dapat terjadi di kehidupan nyata.b. Waham yang kacau ( Bizarr delusion).Keyakinan palsu yang aneh, mustahil dan sama sekali tidak masuk akal tidak berasal dari pengalaman hidup pada umumnya.2. Waham menurut onseta. Waham primerMerupakan salah satu waham yang muncul secara tiba-tiba dan dengan keyakinan penuh namun tanpa peranan perilaku kejiwaan kearah itu.b. Waham sekunderMerupakan keyakinan yang dapat dijelaskan atau dinilai sebagai peluasan dari keyakianan kultur atau mood yamg diperoleh dari beberapa pangalaman yang tidak wajar sebelumnya. Contohnya halusinasi.

3. Pengalaman waham lainnyaa. Mood wahamSuatu keadaan yasng membingungkan, suatu perasaan yang aneh atau gaib yang terjadi melibatkan pasien tapi dengan cara yang tidak spesifik.b. Persepsi wahamMengacu pada pengalaman dari penafsiran sebuah persepsi yang normal dengan pengertian waham, yang mana hal ini memiliki makna pribadi yang begitu besar bagi pasien.c. Memori wahamWaham memori adalah ingatan dari suatu kejadian waham yang nyata.4. Waham berdasarkan temanyaa. Waham kejarSebuah waham dengan tema utama bahwa pasien diserang, diganggu, ditipu, disiksa atau dilawan musuh.b. Waham referensiKeyakinan bahwa objek kejadian atau orang memiliki sebuah makna pribadi bagi pasien. Umumnya dalam bentuk negatif diturunkan dari ide referensi, dimana seseorang secara salah merasa bahwa ia sedang dibicarakan oleh orang lain.c. Waham kebesaranMenunjukkan kepentingan, kemampuan, kakuatan, pengetahuan atasu identitas yang berlebihan atau hubungan khusus dengan dewa atau orang terkenal.d. Waham rasa bersalahWakam ini lebih sering ditermukan opada pasien depresi. Biasanya kesalahan yang kecil dari hukuman pada masa lalu akan ditemukan dan mambawa malu pada pasien, atau kesalahannya akan membawa ganti rugi pada keluarganya.e. Waham nihilistikMerupakan keyakinan tentang ketiadaan beberapa orang atas sesuatu biasanya termasuk ide-ide pesimis bahwa karier pasien berakhir, akan mati, tidak memiliki uang, biasanya waham ini dihubungkan dengan derajat ekstrim dari mood depresi.f. Waham somatikKeyakinan palsu yang menyangkut fungsi tubuh pasien dimana pasien merasa memiliki suatu cacat kondisi fisik atau kondisi medis umum.g. Waham agamaWaham dengan tema agama, dalam hal ini klien selalu meningkatkan tingkah lakunya yang telah ia perbuat dengan keagamaan.h. Waham cembururi Keyakinan palsu yang didapatkan bahwa kekasih pasien tidak jujur.i. Waham pengendalianKeyakinan bahwa tindakan, perasaan dan kemauan adalh benar-benar berasal dan dipengaruhi atau diatur oleh orang atasu kekuatan dari luar

C. Rentang Respon

Respon AdaptifRespon Maladaptif

Pikiran logis Distorsi pikiran Gangguan pikiran waham

Sulit berespon emosiPerilaku kacauIsolasi sosialIlusiReaksi emosi berlebihan /kurangPerilaku aneh/tdk biasaMenarik diriPersepsi akuratEmosi konsisten dg pengalamanPerilaku sesuaiBerhubungan sosial

D. Tanda dan Gejala1. Tanda dan Gejala : (Azis R dkk, 2003)a. Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataanb. Klien tampak tidak mempunyai orang lainc. Curigad. Bermusuhane. Merusak (diri, orang lain, lingkungan)f. Takut, sangat waspadag. Tidak tepat menilai lingkungan/ realitash. Ekspresi wajah tegangi. Mudah tersinggung.2. Tanda dan Gejala lain:a. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap penyakit (rambut botak karena terapi)b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri sendiri)c. Gangguan hubungan sosial (menarik diri)d. Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)e. Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin klien akan mengakiri kehidupannya. (Budi Anna Keliat, 1999)

E. Proses terjadinya masalah1. PenyebabPenyebab secara umum dari waham adalah gannguan konsep diri : harga diri rendah. Harga diri rendah dimanifestasikan dengan perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan.2. AkibatAkibat dari waham klien dapat mengalami kerusakan komunikasi verbal yang ditandai dengan pikiran tidak realistic, flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang didengar dan kontak mata yang kurang. Akibat yang lain yang ditimbulkannya adalah beresiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan.

F. Pohon masalahResiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan

Kerusakan komunikasi verbal

Perubahan isi pikir: waham

Gangguan konsep diri: harga diri rendah

G. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji1. Masalah keperawatan :a. Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkunganb. Kerusakan komunikasi : verbalc. Perubahan isi pikir : wahamd. Gangguan konsep diri : harga diri rendah.

2. Data yang perlu dikaji :a. Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan 1). Data subjektif Klien memberi kata-kata ancaman, mengatakan benci dan kesal pada seseorang, klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang kesal, atau marah, melukai / merusak barang-barang dan tidak mampu mengendalikan diri2). Data objektifMata merah, wajah agak merah, nada suara tinggi dank eras, bicara menguasai, ekspresi marah, pandangan tajam, merusak dan melempar barang-barang.

b. Kerusakan komunikasi : verbal 1). Data subjektifKlien mengungkapkan sesuatu yang tidak realistik 2). Data objektifFlight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang didengar dan kontak mata kurang

c. Perubahan isi pikir : waham ( .)1). Data subjektif :Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya ( tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan.2). Data objektif :Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat menilai lingkungan / realitas, ekspresi wajah klien tegang, mudah tersinggung

d. Gangguan harga diri rendah 1). Data subjektifKlien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri2). Data objektifKlien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin mencedaerai diri/ ingin mengakhiri hidup

H. Diagnosa Keperawatana. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan wahamb. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan wahamc. Perubahan isi pikir : waham (..) berhubungan dengan harga diri rendah.

I. Rencana KeperawatanDiagnosa Keperawatan 1: kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan waham1. Tujuan umum : Klien tidak terjadi kerusakan komunikasi verbal2. Tujuan khusus :a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawatTindakan : Bina hubungan. saling percaya: salam terapeutik, perkenalkan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas topik, waktu, tempat). Jangan membantah dan mendukung waham klien: katakan perawat menerima keyakinan klien "saya menerima keyakinan anda" disertai ekspresi menerima, katakan perawat tidak mendukung disertai ekspresi ragu dan empati, tidak membicarakan isi waham klien. Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan terlindungi: katakan perawat akan menemani klien dan klien berada di tempat yang aman, gunakan keterbukaan dan kejujuran jangan tinggalkan klien sendirian. Observasi apakah wahamnya mengganggu aktivitas harian dan perawatan diri.b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimilikiTindakan : Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistis. Diskusikan bersama klien kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu dan saat ini yang realistis. Tanyakan apa yang biasa dilakukan kemudian anjurkan untuk melakukannya saat ini (kaitkan dengan aktivitas sehari hari dan perawatan diri). Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan waham tidak ada. Perlihatkan kepada klien bahwa klien sangat penting.c. Klien dapat mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak terpenuhiTindakan : Observasi kebutuhan klien sehari-hari. Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik selama di rumah maupun di rumah sakit (rasa sakit, cemas, marah). Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan timbulnya waham. Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan memerlukan waktu dan tenaga (buat jadwal jika mungkin). Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk menggunakan wahamnya.

d. Klien dapat berhubungan dengan realitasTindakan : Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (diri, orang lain, tempat dan waktu). Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok : orientasi realitas. Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien

e. Klien dapat menggunakan obat dengan benarTindakan : Diskusikan dengan kiten tentang nama obat, dosis, frekuensi, efek dan efek samping minum obat. Bantu klien menggunakan obat dengan priinsip 5 benar (nama pasien, obat, dosis, cara dan waktu). Anjurkan klien membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan. Beri reinforcement bila klien minum obat yang benar.

f. Klien dapat dukungan dari keluargaTindakan : Diskusikan dengan keluarga melalui pertemuan keluarga tentang: gejala waham, cara merawat klien, lingkungan keluarga dan follow up obat. Beri reinforcement atas keterlibatan keluarga.

Diagnosa Keperawatan 2: Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan wahama. Tujuan Umum: Klien terhindar dari mencederai diri, orang lain dan lingkungan.b. Tujuan Khusus:1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.Tindakan: Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, empati, sebut nama perawat dan jelaskan tujuan interaksi. Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai. Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang. Beri perhatian dan penghargaan : teman klien walau tidak menjawab.2. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.Tindakan: Beri kesempatan mengungkapkan perasaan. Bantu klien mengungkapkan perasaan jengkel / kesal. Dengarkan ungkapan rasa marah dan perasaan bermusuhan klien dengan sikap tenang.

3. Klien dapat mengidentifikasi tandatanda perilaku kekerasan.Tindakan : Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami dan dirasakan saat jengkel/kesal. Observasi tanda perilaku kekerasan. Simpulkan bersama klien tandatanda jengkel / kesal yang dialami klien.

4. Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.Tindakan: Anjurkan mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan. Bantu bermain peran sesuai dengan perilaku yang biasa dilakukan. Tanyakan "apakah dengan cara yang dilakukan masalahnya selesai?"

5. Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan.Tindakan: Bicarakan akibat/kerugian dari cara yang dilakukan. Bersama klien menyimpulkan akibat dari cara yang digunakan. Tanyakan apakah ingin mempelajari cara baru yang sehat.6. Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam berespon terhadap kemarahan.Tindakan : Beri pujian jika mengetahui cara lain yang sehat. Diskusikan cara lain yang sehat.Secara fisik : tarik nafas dalam jika sedang kesal, berolah raga, memukul bantal / kasur. Secara verbal : katakan bahwa anda sedang marah atau kesal / tersinggung Secara spiritual : berdo'a, sembahyang, memohon kepada Tuhan untuk diberi kesabaran.

7. Klien dapat mengidentifikasi cara mengontrol perilaku kekerasan.Tindakan: Bantu memilih cara yang paling tepat. Bantu mengidentifikasi manfaat cara yang telah dipilih. Bantu mensimulasikan cara yang telah dipilih. Beri reinforcement positif atas keberhasilan yang dicapai dalam simulasi. Anjurkan menggunakan cara yang telah dipilih saat jengkel / marah.

8. Klien mendapat dukungan dari keluarga.Tindakan : Beri pendidikan kesehatan tentang cara merawat klien melalui pertemuan keluarga. Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.

9. Klien dapat menggunakan obat dengan benar (sesuai program).Tindakan: Diskusikan dengan klien tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek samping). Bantu klien mengunakan obat dengan prinsip 5 benar (nama klien, obat, dosis, cara dan waktu). Anjurkan untuk membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan.

Diagnosa Keperawatan 3: Perubahan isi pikir : waham ( .. ) berhubungan dengan harga diri rendah1. Tujuan umum : Klien tidak terjadi gangguan konsep diri : harga diri rendah/klien akan meningkat harga dirinya.2. Tujuan khusus :a. Klien dapat membina hubungan saling percaya Tindakan : Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan) Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya Sediakan waktu untuk mendengarkan klien Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri

b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimilikiTindakan : Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan memberi pujian yang realistis Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

c. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakanTindakan : Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah

d. Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimilikiTindakan : Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan

e. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan Tindakan : Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan Beri pujian atas keberhasilan klien Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah

f. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang adaTindakan : Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga

J. Strategi PelaksanaanMasalah keperawatanTindakan keperawatan untuk pasienTindakan keperawatan untuk keluarga

WahamSP I:1. Membantu orientasi realita2. Mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi3. Membantu pasien memenuhi kebutuhannya4. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

SP II:1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien2. Berdiskusi tentang kemampuan yang di miliki3. Melatih kemampuan yang dimiliki.

SP III:1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.SP I:1. Mendiskusikan masalah yang dirsasakan keluarga dalam merawat pasien.2. Menjelaskan pengertian, tanda dan waham, dan jenis waham yang dialami pasien beserta proses terjadinya.3. Menjelaskan cara cara merawat pasien waham

SP II:1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan waham2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien waham.SP III:1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk minum obat.2. Mendiskusikan sumber rujukan yang bisa dijangkau keluarga.

K. Daftar PustakaAziz R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang: RSJD Dr. Amino Gondoutomo. 2003Isaac, A (2004). Panduan Belajar:Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Psikiatri Edisi 3. EGC-JakartaKaplan & Sadock.(2010). Sinopsis Psikiatri, Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis Jilid 1.Binarupa Aksara TangerangKeliat Budi A. Proses keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta: EGC. 1999Maramis, WF. (2005). Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa cet.8. Airlangga University Press: SurabayaStuart & Sundeen. (1998), Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3. EGC: JakartaTim Direktorat Keswa. Standart asuhan keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Bandung: RSJP.2000Townsend M.C. Diagnosa keperawatan pada keperawatan psikiatri; pedoman untuk pembuatan rencana keperawatan. Jakarta: EGC. 1998Videbeck, L Sheila. (2008), Buku Ajar Keperawatan Jiwa. EGC: Jakarta...Pelatihan asuhan keperawatan pada klien gangguan jiwa. Semarang. 20 22 Novembr 2004. unpublished