LP - Askep
description
Transcript of LP - Askep
LAPORAN PENDAHULUAN
A. KONSEP DASAR MEDIS
1. Definisi
Gastroenteritis Akut adalah inflamasi lambung dan usus yang disebabkan oleh berbagai bakteri, virus, dan pathogen parasitic. Gastroenteritis Akut (GEA) diartikan sebagai buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan / setengah cair (setengah padat) dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari biasanya berlangsung kurang dari 7 hari, terjadi secara mendadak.
Dengan kata lain Gastroenteritis adalah peradangan yang terjadi pada daerah usus yang menyebabkan bertambahnya keenceran dan frekuensi buang air besar ( BAB ) lebih dari 3 kali perhari yang dapat menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi adalah suatu keadaan kekurangan atau kehilangan cairan tubuh yang berlebihan. Secara klinis Gastro Enteritis dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:
a. Gastro Enteritis DesentriformDisebabkan oleh antara lain: Shigella, Entamoeba Hystolitica. b. Gastro Enteritis KoleriformDisebabkan oleh antara lain: Vibrio, Klastrida, atau Intoksikasi makanan. 2. Etiologi
a. Makanan dan Minuman.
Kekurangan zat gizi; kelaparan (perut kosong) apalagi bila perut kosong dalam waktu yang cukup lama, kemudian diisi dengan makanan dan minuman dalam jumlah banyak pada waktu yang bersamaan, terutama makanan yang berlemak, terlalu manis. Tidak tahan terhadap makanan tertentu (Protein, Hidrat Arang, Lemak) yang dapat menimbulkan alergi.
b. Infeksi atau Investasi Parasit.
Bakteri, virus, dan parasit yang sering ditemukan: Vibrio Cholerae, E. coli, Salmonella, Shigella, Compylobacter, Aeromonas. Enterovirus (Echo, Coxsakie, Poliomyelitis), Adenovius, Rotavirus, Astovirus. Beberapa cacing antara lain: Ascaris, Trichurius, Oxyuris, Strongyloides, Protozoa seperti Entamoeba Histolytica, Giardia lamblia, Tricomonas Hominis.
c. Jamur (Candida Albicans)
Biardia Lambia, Cryptosporidium.
d. Infeksi.
Diluar saluran pencernaan yang dapat menyebabkan Gastroenteritis adalah Encephalitis (radang otak), OMA (Ortitis MediaAkut / radang dikuping), Tonsilofaringitis (radang pada leher / tonsil), Bronchopeneumonia (radang paru).
e. Perubahan udara.
Perubahan udara sering menyebabkan seseorang merasakan tidak enak dibagian perut, kembung, diare dan mengakibatkan rasa lemas, oleh karena cairan tubuh yang terkuras habis.
f. Faktor Lingkungan.
Kebersihan lingkungan tidak dapat diabaikan. Pada musim penghujan, dimana air membawa sampah dan kotoran lainnya, dan juga pada waktu kemarau dimana lalat tidak dapat dihindari apalagi disertai tiupan angin yang cukup besar, sehingga penularan lebih mudah terjadi. Persediaan air bersih kurang sehingga terpaksa menggunakan air seadanya, dan terkadang lupa cuci tangan sebelum dan sesudah makan.
3. Klasifikasi
a. Diare AkutDiare akut adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat dalam beberapa jam sampai 7 atau 14 hari.
b. Diare Kronis.
Diare kronis adalah diare yang berlangsung lebih dari tiga minggu (pada orang dewasa) sedangkan pada bayi dan anak-anak ditetapkan batas waktu 2 minggu.
Klasifikasi diare menurut derajat dehidrasi adalah sebagai berikut:
RinganSedangBerat
BB
( % kehilangan )4-56-89-10
Keadaan UmumHaus, sadarHaus, gelisah, letargiMengantuk, dingin, berkeringat
Air mataAdaTidak adaTidak ada
Turgor jaringanNormalTidak adaTidak ada
Membran mukosaBasahKeringSangat kering
Tekanan darahNormalNormal / rendah< 90mmHg, mungkin tidak dapat diukur
BAKNormalMenurun / keruhOliguria
NadiNormalCepatCepat, lemah, mungkin tidak teraba
MataNormalCekungSangat cekung
Fontanela anteriorNormalCekungSangat cekung
Defisit cairan ( ml/ kg )40-5060-90>100
a. Dehidrasi ringan : turgor kulit menurun, takhikardi, haus Defisit cairan 5 % dari berat badan.
b. Derajat sedang : turgor kulit jelas turun,hipotensi,takikardi,nadi lemah,sangat haus defisit 0 % berat badan.
c. Derajat berat : turgor kulit sangat menurun, hipotensi, stupor sampai koma, mata cowong,nadi lemah atau hilang tak teraba,sianosis ujung ektermitas, renjatan/shock defisit cairan > 10 %.
4. Patofisiologi
Sebanyak sekitar 9 - 10 liter cairan memasuki saluran cerna setiap harinya, berasal dari luar (diet) dan dari dalam tubuh kita (sekresi cairan lambung, empedu dan sebagainya). Sebagian besar (75 - 85%) dari jumlah tersebut akan diresorbsi kembali di usus halus dan sisanya sebanyak 1500 ml akan memasuki usus besar. Sejumlah 90 % dari cairan tersebut di usus besar akan diresorbsi, sehingga tersisa jumlah 150 - 250 ml cairan yang akan ikut membentuk tinja.
Faktor-faktor faali yang menyebabkan Gastro Enteritis sangat erat hubungannya satu sama lain, misalnya saja, cairan intra luminal yang meningkat menyebabkan terangsangnya usus secara mekanisme meningkatnya volume, sehingga motilitas usus meningkat.
Sebaliknya bila waktu henti makanan di usus terlalu cepat akan menyebabkan gangguan waktu penyentuhan makanan dengan mukosa usus sehingga waktu penyerapan elektrolit, air dan zat-zat lain terganggu.
Mekanisme dasar yang menimbulkan Gastroenteritis :
a. Gangguan Osmotik
Akibat terdapat makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
b. Gangguan Sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
c. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.
Meningkatnya motilitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal merupakan akibat dari gangguan absorbsi dan ekskresi cairan dan elektrolit yang berlebihan.
Gastro Enteritis juga dapat terjadi karena Kuman Patogen masuk ke dalam traktus gastro intestinal melalui makanan dan minuman yang telah terkontaminasi kuman tersebut, kemudian merusak sel-sel mukosa usus, khususnya melibatkan ileum dan kolon, sehingga akan terjadi peradangan.
Gastro Enteritis yang disebabkan infeksi bakteri terbagi dua yaitu :
a. Bakteri noninvasif (enterotoksigenik)
Bakteri masuk ke dalam makanan atau minuman yang tercemar oleh bakteri tersebut. Bakteri kemudian tertelan dan masuk kedalam lambung, didalam lambung bakteri akan dibunuh oleh asam lambung, namun bila jumlah bakteri terlalu banyak maka akan ada yang lolos ke dalam usus 12 jari (duodenum).
Di dalam duodenum bakteri akan berkembang biak sehingga jumlahnya mencapai 100 juta koloni atau lebih per-ml cairan usus. Dengan memproduksi enzim muicinase bakteri berhasil mencairkan lapisan lendir yang menutupi permukaan sel epitel usus sehingga bakteri dapat masuk ke dalam membrane (dinding sel epitel). Di dalam membrane bakteri mengeluarkan toksin yang disebut sub unit A dan sub unit B. Sub unit B melekat di dalam membrane dari sub unit A dan akan bersentuhan dengan membrane sel serta mengeluarkan cAMP (cyclic Adenosin Monophospate). cAMP berkhasiat merangsang sekresi cairan usus di bagian kripta vili dan menghambat absorbsi cairan di bagian kripta vili, tanpa menimbulkan kerusakan sel epitel tersebut.
Sebagai akibat adanya rangsangan sekresi cairan dan hambatan absorbsi cairan tersebut, volume cairan didalam lumen usus akan bertambah banyak. Cairan ini akan menyebabkan dinding usus menggelembung dan tegang dan sebagai reaksi dinding usus akan megadakan kontraksi sehingga terjadi hipermotilitas atau hiperperistaltik untuk mengalirkan cairan ke baeah atau ke usus besar.
Dalam keadaan normal usus besar akan meningkatkan kemampuannya untuk menyerap cairan yang bertambah banyak, tetapi tentu saja ada batasannya. Bila jumlah cairan meningkat sampai dengan 4500 ml (4,5 liter), masih belum terjadi diare, tetapi bila jumlah tersebut melampaui kapasitasnya menyerap, maka akan terjadi diare.
b. Bakteri Enteroinvasif
Diare menyebabkan kerusakan dinding usus berupa nekrosis dan ulserasi, dan bersifat sekretorik eksudatif. Cairan diare dapat bercampur lendir dan darah. Bakteri yang termasuk dalam golongan ini adalah Enteroinvasif E. Coli (EIEC), S. Paratyphi B, S. Typhimurium, S. Enteriditis, S. Choleraesuis, Shigela, Yersinia dan Perfringens tipe C.
Penyebab diare lainnya, seperti parasit menyebabkan kerusakan berupa usus besar (E. Histolytica) kerusakan vili yang penting menyerap air, elektrolit dan zat makanan (lamdia) patofisologi kandida menyebabkan gastroenteritis belum jelas, mungkin karena superinfeksi dengan jasad renik lain.
Pada Gastro Enteritis yang disebabkan oleh virus, lapisan mukosa usus menjadi merah dan meradang, dan terjadi edema. Biasanya hanya terbatas pada lapisan mukosa usus, terjadi pengrusakan terhadap sel-sel epithel yang matang dan kemudian digantikan oleh absorbsi, yang tidak matang yang tidak dapat menyerap karbohidrat atau gizi lain dan air secara efisien.
Mekanisme yang dilakukan virus masih belum jelas kemungkinan dengan merusak sel epitel mukosa walaupun hanya superfisial, sehingga mengganggu absorpsi air, dan elektrolit. Sebaliknya sel-sel kripti akan berpoliferasi dan menyebabkan bertambahnya sekresi cairan ke dalam lumen usus. Selain itu terjadi pula kerusakan enzim-enzim disakarida yang menyebabkan intoleransi yang akhirnya memperlama diare.
Gastro Enteritis Akut dapat terjadi disebabkan oleh infeksi langsung virus ataupun oleh efek neurotoksik yang dihasilkan oleh bakteri. Akibatnya terjadi peningkatan frekuensi buang air besar.
5. Manifestasi Klinik
a. Nausea (mual ), Muntah, Demam, Diare, Nyeri perut (abdominal discomfort), Rasa perih di ulu hati, Nafsu makan berkurang, Rasa lekas kenyang, Perut kembung, Rasa panas di dada dan perut, Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba).
b. Mula-mula anak/bayi cengeng gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makan berkurang.
c. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer, kadang disertai wial dan wiata.
d. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
e. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi lebih asam akibat banyaknya asam laktat.
f. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elistitas kulit menurun), ubun-ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan disertai penurunan berat badan.
g. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun, denyut jantung cepat, pasien sangat lemas, kesadaran menurun (apatis, samnolen, sopora komatus) sebagai akibat hipovokanik.
h. Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).
i. Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat dan pernafasan cepat dan dalam. (Kusmaul).
6. Penatalaksanaan Medik
a. Penggantian cairan intra vena ( IV bolus 500ml normal salin untuk dewasa, 10- 20ml
b. Pemberian suplemen nutrisi harus diberikan segera pada pasien mual muntah.
c. Antibiotik yang diberikan pada pasien dewasa adalah cifrofloksasin 500mg.d. Pemberian metronidazole 250-750mg selama 5-14 kali.e. Pemberian obat anti diare yang dikomendasikan antibiotic.
f. Obat antiemetic yang digunakan pada pasien yang muntah dengan dehidrasi
7. Komplikasi
a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).
b. Renjatan hipovolemik.
c. Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah, bradikardi, perubahan pada elektro kardiagram).
d. Hipoglikemia.
e. Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena kerusakan vili mukosa, usus halus.
f. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
g. Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami kelaparan.
8. Prognosa
Penyebab diare akut mendadak tersering adalah virus, maka tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkan, karena biasanya akan sembuh dengan sendirinya setelah beberapa hari. Diare akut dapat disembuhkan dengan pemberian makanan seperti biasa dan minuman/cairan yang cukup saja. Mencoba untuk menyembuhkan diare dengan obat seperti menyumbat saluran pipa yang akan keluar menyebabkan aliran balik dan akan memperbanyak salauran tersebut.
B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
1. Riwayat Keperawatan
a. Awal kejadian: Awalnya suhu tubuh meningkat,anoreksia kemudian timbul diare.
b. Keluhan utama : Feses semakin cair,muntah,bila kehilangan banyak air dan elektrolit terjadi gejala dehidrasi,berat badan menurun. Turgor kulit berkurang,selaput lendir mulut dan bibir kering,frekwensi BAB lebih dari 4 kali dengan konsistensi encer.
2. Pemeriksaan Fisik Keperawatan
a. Keadaan umum: pasien tampak lemah.
b. Sistem pernafasan
Pernafasan lebih cepat dan dalam (kusmaul) karena asidosis metabolik. Keadaan ini terjadi pada pasien yang mengalami diare berat dan mengalami gangguan biokimiawi akibat menurunnya ion HCO3- dan H+.
c. Sistem kardiovaskuler
Nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, TD menurun < 90 mmHg, muka pucat, akral dingin dan kadang sianosis (waspada syok).
d. Sistem neurologi
Penurunan kesadaran bila sudah terjadi dehidrasi berat, kejang karena terjadi penumpukan natrium dalam serum.
e. Sistem perkemihan
Produksi urine menurun, warna urine kuning keruh, konsistensi pekat (jika terjadi syok hipovolemik).
f. Sistem pencernaan
Mual muntah, diare >3x sehari encer mungkin bercampur lendir /darah, bising usus meningkat, distensi abdomen, nyeri perut, perut teraba keras (kram abdomen).
g. Sistem integumen
Turgor kulit menurun, selaput mukosa dan bibir kering, kulit didaerah perianal merah, lecet.
h. Sistem musculoskeletal
i. Kelemahan pada ekstremitas.
3. Diagnostik Test
a. Pemeriksaan tinja
1) Makroskopis: memeriksa bakteri atau kuman penyebab diare tanpa pewarnaan.
2) Mikroskopis: memeriksa kuman penyebab diare dengan pewarnaan dan dengan menggunakan mikroskop mikro.
Contoh: diare yang disebabkan oleh virus atau bakteri yang tidak dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop biasa.
b. Berat jenis plasma untuk menentukkan deficit cairan akibat diare.
c. Pemeriksaan kadar elektrolit terutama kadar natrium, kalium, kalsium dalam serum (terutama pada penderita diare yang disertai kejang).
d. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam-basa dalam darah (Analisa Gas Darah) mendeteksi adanya asidosis metabolik.
e. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
f. Pemeriksaan Darah
g. pH darah dan cadangan dikali dan elektrolit (Natrium, Kalium, Kalsium dan Fosfor) dalam serum untuk menentukan keseimbangan asama basa.
h. Doudenal Intubation
Untuk mengatahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama dilakukan pada penderita diare kronik.C. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Diare berhubungan dengan malabsorbsi
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan secara aktif
3. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status metabolik
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan intake cairanD. INTERVENSI KEPERAWATAN
No.NANDA: Nursing DiagnosisNursing Care Plan
Nursing Outcomes Classification (NOC)Nursing Interventions Classification (NIC)
1.Diare berhubungan dengan malabsorbsi Bowel elimination
Fliud balance
Hydration
Electrolyte and acid base balance
Kriteria hasil :
Feses berbentuk
Menjaga rectal dari iritasi
Tidak mengalami diare
Mempertahankan turgor kulit
Diarhea menegement
1. Evaluasi efek samping pengobatan terhadap gastrointestinal
2. Ajarkan pasien untuk menggunakan obat anti diare
3. Instruksikan keluarga untuk mencatat warna,jumlah, dan frekuensi keluaran feses
4. Evaluasi intake makanan masuk
5. Identifikasi faktor penyebab diare
6. Observasi turgor kulit secara rutin
7. Instruksikan pasien untuk makan rendah serat, tinggi kalori tinggi protein
2.Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan secara aktif
Fluid balance
Hydration
Ntritional status :food and fluid intake
Kriteria hasil :
Mempertahankan urine output sesuai dengan umur
Tanda tanda vital dalam batas normal
Tidak ada tanda tanda dehidrasi
Turgor kulit baik
Fluid management :
1. Pertahankan intake dan output cairan
2. Monitor tanda-tanda vital
3. Monitor vital sign
4. Kolborasi pemberian cairan IV
5. Motivasi keluarga untuk membantu pasien maka.
Hypovolemia management :
1. Monitor status cairan termasuk intake dan output cairan
2. Monitor tingkat HB dan hematokrit
3. Monitor berat badan
4. Monitor tanda-tanda vital
3.Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status metabolikTissue integrity : skin and mocus membranes
Kriteria hasi :
Pertahankan integritas kulit
Tidak ada lesi kulit
Perfusi jaringan baik
Tidak ada hypertermi1. Anjurkan pasien menggunakan pakaian loggar
2. Jaga kebersihan dan kelembapan kulit
3. Monitor kulit tentang adanya kemerahan
4. Monitor mobilisasi dan aktivitas pasien
5. Monitor status nutrisi pasien
4.Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan intake cairanNutritional status
Nutritional status : food and fluid intake
Nutritional status : nutrient intake
Weight control
Kriteria hasil :
Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
Tidak ada penurunan berat badan yang berarti
1. Monitor interaksi saat makan
2. Monitor turgor kulit
3. Monitor mual dan muntah
4. Monitor pertumbuhan dan perkembangan
5. Monitor pucat, kemerahan pada konjungtiva
6. Monitor lingkungan saat makan
7. Monitor kalori dan intake nutrisi
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. L DENGAN GEADI RUANG EDELWEIS RUMAH SAKIT UMUM BHAYANGKARA PROVINSI SULAWESI TENGGARATANGGAL 30 MARET 2015Nama Mahasiswa:
Nama Pasien
: Tn. L
Umur
: 42 tahunNo. RM
: 05 87 49DiagnosisMedis: GEARuang/Kamar
: Edelweis/ VIP IA. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien Nama
: Tn. L Umur
: 42 Tahun Jenis kelamin
: laki-laki Pendidikan
: sarjan (S1) Pekerjaan
: PNS Status Perkawinan
: Kawin Agama
: Islam Suku
: Jawa Alamat
: Jl. Mekar Baru, Kadia Tanggal masuk
:30 Maret 2015 Tanggal Pengkajian
: 30 Maret 2015 Sumber Informasi
: pasien dan keluarga Diagnosis Masuk
: GEA Penanggung Nama
: Ny. R Hubungan dengan pasien: Istri Pasien
2. Riwayat Keluarga
Genogram
Keterangan Genogram
: laki-laki
: perempuan: tinggal serumah
: laki-laki meninggal
: perempuan meninggal
: pasien
: hubungan keturunanGI: kakek dan nenek pasien yang meninggal dunia karena faktor yang tidak diketahui penyebabnya.GII: kedua orang tua pasien. Ayah dan saudaranya telah meninggal karena tidak diketahui penyebabnya.GIII: klien dengan GEA serta saudara yang masih hidup dan dalam keadaan sehat.GIV: anak-anak pasien yang masih hidup dan dalam keadaan sehat.
3. Status Kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini Keluhan utama (saat MRS dan saat ini) Klien mengatakan BAB cair 10 x saat di rumah, serta mual dan muntah. Keluhan saat ini :Klien mengatakan masih BAB cair dan sempat muntah lagi 2 kali. Alasan masuk Rumah Sakit dan perjalanan penyakit saat ini :Klien mengatakan BAB cair 10 x SMRS secara tiba-tiba tidak ada nyeri yang dirasa. Klien juga mengatakan sempat muntah di Rumah sebanyak 3 kali klien menyatakan awalnya perut hanya terasa mules dan ingin BAB dan ternyata encer, lebih dari 10 x pada hari sabtu 29 maret 2015. Alasan MRS
:amanya keluhan: Upaya yang dilakukan untuk mengatasinyaKlien mengatakan tidak dapat melakukan apa-apa. BAB cair yang dirasa secara tiba-tiba, karena lebih dari 10x dan disertai muntah sebanyak 3 kali dan nampak kondisi klien yang lemah maka keluarga memutuskan untuk membawa ke RS.b. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Penyakit yang pernah dialami
Klien mengatakan tidak pernah mengalami sakit yang serius Pernah dirawatKlien mengatakan tidak pernah dirawat sebelumnya.
Riwayat alergi:
Ya
Tidak Riwayat Transfusi:
Ya
Tidak
Kebiasaan :
Merokok
Ya
Tidak
Minum Kopi
Ya
Tidak
Penggunaan Alkohol
Ya
Tidak
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan bahwa keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit seperti hipertensi, jantung, diabetes mellitus dan asma
5. DiagnosisMedis dan Terapi Diagnosis: GEA (Gastrointestinal Akut) Terapi : - Infus RL 20 Tpm
- Injeksi Ranitidin 1 amp/ 8 jam Omeprazol 2 x 20 mg
- Injeksi Ceftriaxone 1 gr/ 8 jam
Renadinac 2 x 25 mg
- Injeksi cetorolak 30 mg/ ekstra
6. Pola Fungsi Kesehatan
a. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan
Selama ini klien jarang memeriksakan kesehatannya.b. Nutrisi/metabolik
Sebelum sakit/kebiasaan Pola makan
: 2 3 kali sehari (nasi, ikan, sayur) Frekwensi
: 2 3 kali sehari Nafsu makan
: Baik Makanan kesukaan: sayur asam
Makanan pantangan: tidak ada
BB : 58 kg
TB
: 160 cm
IMT sebelum sakit : 22,6 kg/m2 Perubahan selama sakit
Klien mengatakan selama sakit nafsu makannya berkurang akibat muntah yang dialami, klien juga mengatakan badannya masih terasa lemas.
BB : 56 kg
TB : 160 cm
IMT saat dirawat di Rumah Sakit : 21,8 kg/m2c. Pola eliminasi
BAK sebelum sakit Frekwensi/ jumlah: 2 4 kali sehari 500 cc Warna
: kuning Bau
: amoniak Perubahan BAK selama sakitKlien mengatakan selama sakit tidak ada perubahan dalam pola BAK.
BAB sebelum sakit
Frekwensi: 1 kali sehari Konsistensi: lunak Warna
: kuning Bau
: khas Perubahan BAB selama sakitKlien menyatakan selama sakit ini, BAB cair tanpa ampas tidak berlendir, tidak berdarah dengan frekuensi lebih dari 10 xd. Pola aktivitas dan latihan
Kemampuan perawatan diri01234
Makan/minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilisasi di tempat tidur
Berpindah
Ambulasi ROM
0 :mandiri, 1 : alat bantu, 2 : dibantu orang lain, 3 : dibantu orang lain danalat, 4 : tergantung total
Nampak selama masa pengkajian pasien masih dapat melakukan aktivitas sendiri tanpa bantuan alat.e. Oksigenasi
Klien tidak terpasang oksigenf. Pola tidur dan istirahat
Sebelum sakit/kebiasaan Tidur malam : 24.00 05.00 Tidur siang: Tidak teratur Perubahan selama sakit
Klien mengatakan tidak dapat tidur nyenyak selama sakit ini.g. Pola kognitif-perseptualPola kognitif baik, dapat merespon dengan lingkungan sekitarnya. Tampak tidak menggunakan alat bantu.
h. Pola persepsi diri/konsep diri
Hal yang dipikirkan saat ini
Klien mengatakan saat ini dia tidak dapat/ bisa lagi menjalankan perannya sebagai kepala keluarga dan pegawai untuk sementara waktu. Harapan setelah menjalani perawatan :Klien mengatakan kepercayaan sepenuhnya di serahkan pada dokter perawat serta petugas medis lainnya untuk kesembuhannya serta dapat beraktivitas seperti sedia kala.i. Pola seksual dan produksi
Gangguan hubungan seksual disebabkan kondisi :Klien mengatakan tidak mengalami gangguan dan perubahan pada pola seksual karena sakit yang dialami.j. Pola peran-hubungan
Klien nampak kooperatif terhadap pengobatan serta hubungan baik sesame pasien perawat dokter serta petugas medis lainnya.
k. Pola manajemen koping stressKlien mengatakan kurang nyaman dengan kondisinya saat ini dan berharap sembuh.l. Pola keyakinan-nilai
Klien mengatakan selama sakit aktivitas ibadahnya terganggu serta pasien berdoa kepada Allah SWT untuk di beri kesembuhannya.7. Riwayat Kesehatan dan Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum: Baik
Sedang
Lemah Kesadaran:
TTV
: TD : 120/80 mmHg
Nadi : 82 x /menit
Suhu : 37, 90C
RR : 20 x /menita. Kulit, Rambut, dan KukuDistribusi rambutLesi
:Ya
Tidak
Warna kulit:Ikterik
SianosisKemerahanPucat
Akral
:Hangat
Panas
Dingin Kering Dingin
Turgor Oedem
:Ya
Tidak
Lokasi :
Warna kuku :Pink
SianosisLain-lain
b. Kepala dan LeherKepala
SimetrisAsimetris
Lesi : Ya TidakDeviasi Trakea
Ya
Tidak
Pembesaran kelenjar tiroid
Ya
Tidakc. Mata dan TelingaGangguan penglihatan
Ya
Tidak
Menggunakan kacamata
Ya
Tidak
Visus :
Pupil
Isokor
AnisokorUkuran:Sklera/konjungtiva
AnemisIkterus
Gangguan pendengaran
Ya
Tidak
Menggunakan alat bantu dengar
Ya
Tidak
d. Sistem PernafasanBatuk
Ya
Tidak
Sesak
Ya
Tidak
Inspeksi :
Kesimetrisan
: simetris kiri kanan Pengembangan dada
: normal Frekuensi dan irama napas : 20 x/ menit dan teratur Kedalaman Pernafasan
: tidak ada kelainan Penggunaan otot bantu napas: tidak menggunakan otot bantu napas Palpasi :
Nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan Vocal fremitus : seimbang kiri kanan Perkusi :
Suara perkusi
: resonan Deteksi adanya cairan / massa / udara (redup/ pekak / hiperresonans) :
Tidak ada kelainan Auskultasi :
Suara napas
: vesikuler (inspirasi terdengar penuh, ekspirasi lebih lama)
Suara napas tambahan : tidak ada suara napas tambahane. Sistem KardiovaskulerNyeri dada
Ya
Tidak
Palpitasi
Ya
Tidak
CRT
3 dtk
Inspeksi :
Pembesaran vena jugularis: tidak ada pembesaran vena Sianosis
: tidak ada tanda-tanda sianosis Palpasi :
Iktus Kordis
: teraba cepat di midklavikula kiri ics V Thrill
: - Point of Maximum Impuls: - Perkusi :
Suara perkusi
: bunyi pekak Batas area jantung dan tanda pembesaran jantung: bunyi pekak pada pasien Auskultasi :
Suara jantung ( BJ I dan II ): murni Irama jantung
: teratur Frekuensi denyut jantung: 82 x/ menit Suara jantung tambahan
: tidak adaf. Payudara Wanita dan Pria Tidak ada nyeri tekan Tidak ada lesi atau benjolang. Sistem GastrointestinalMulut
Bersih
Kotor
Berbau
Mukosa
LembapKering
Stomatitis
Pembesaran heparYa
Tidak
Abdomen
Meteorismus
Asites
Nyeri tekan
Peristaltik : 25 x/mnt
h. Sistem UrinariusPenggunaan alat bantu/kateter
Ya
Tidak
Kandung kencing, nyeri tekan
Ya
Tidak
Gangguan
Anuria
OliguriaRetensi
Inkontinensia
NokturiaLain-lain :
i. Sistem Reproduksi Wanita/Priatidak ada keluhan
j. Sistem SarafGCS : 15
Eye :4Verbal : 5
Motorik : 6 Rangsangan meningeal
Kakukuduk
Kering
Brudzinski I
Brudzinski II
Refleks fisiologis
Patela
Trisep
Bisep
Achiles
Refleks patologis
BabinskichaddockOppenheim
RossolimoGordonSchaefer
StranskyGonda
k. Sistem MuskuloskeletalKemampuan peregrakan sendi
Bebas
Terbatas
Deformitas
Ya
Tidak
Fraktur
Ya
Tidak
Kekakuan
Ya
Tidak
Nyeri Sendi/otot
Ya
Tidak
Kekuatan Otot
:l. Sistem ImunPerdarahan gusi
Ya
Tidak
Perdarahan lama
Ya
Tidak
Pembengkakan KGB
Ya
Tidak
Keletihan/kelemahan
Ya
Tidak
m. Sistem EndokrinHiperglikemia
Ya
Tidak
Hipoglikemia
Ya
Tidak
Luka gangrene
Ya
Tidak8. PemeriksaanPenunjang
a. Data laboratorium yang berhubungan
Parameter
Nilai Rujukan
WBC
12, 6
103/ul
4 10NUET
9, 85
103/u
1,3 6, 7
PDW
13, 8
Fl
15 - 18
KLASIFIKASI DATA
A. Data Subjektif
1. Klien mengatakan susah BAB cair 10x SMRS
2. Klien mengatakan muntah 3x sehari
3. Klien mengatakan selama sakit tidak dapat tidur nyenyak
4. Klien mengatakan nafsu makannya berkurang selama sakit
B. Data Objektif
1. KU lemah2. Warna kulit pucat3. Peristaltic usus 25x/menit4. Klien nampak muntah5. Klien Nampak gelisah
6. TTV :
TD : 120/80 mmHg
N : 82x/menit
S : 37,9 0C
R : 20x/menit
7. WBC : 12,6
NUET : 9,85
PDW : 13,8
8. Nampak porsi makan yang dihabiskan hanya porsi
ANALISIS DATA
Nama Pasien
: Tn. L
No. RM
: 03 87 49
Umur
: 24 tahun
Diagnosis Medis: GEA
No.TanggalDataEtiologiMasalah
1.30/03/15DS :
Klien mengatakan sudah BAB cair 10x SMRS
DO :
KU lemah
Peristaltik usus 25x/m
S : 37,9 0C
WBC : 12,6
NUET : 9,85
PDW : 13,8
Makanan, infeksi, jamur
>> Tekanan osmotic, hiperperistaltik usus, hipersekresi air dan elektrolit
Pergeseran air dan elektrolit ke usus, penyerapan makanan di usus menurun
Diare
2.30/03/15DS :
Klien mengatakan muntah 3x
Klien mengatakan BAB encer
DO :
KU lemah
Warna kulit pucat
Klien nampak muntah
Makanan, infeksi, jamur
Diare
>> Frekuensi BAB
Distensi Abdomen
Mual muntah
Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
3.30/3/15DS :
Klien mengatakan selama sakit tidak dapat tidur nyenyak
DO :
KU lemah
Warna kulit pucat
Klien nampak gelisah
Makanan, infeksi, jamur
Diare
Distensi Abdomen
Mual muntah
Tidak dapat rileks
Ganguan rasa nyaman
PENYIMPANGAN KDM.
B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN 1. Diare berhubungan dengan prosws infeksi, inflamasi usus ditandai dengan :
DS :
Klien mengatakan sudah BAB cair 10x SMRS
DO :
KU lemah
Peristaltik usus 25x/m
S : 37,9 0C
WBC : 12,6
NUET : 9,85
PDW : 13,8
2. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan diare dan muntah ditandai dengan :
DS :
Klien mengatakan muntah 3x
Klien mengatakan BAB encer
DO :
KU lemah
Warna kulit pucat
Klien nampak muntah
3. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala terkait penyakit ditandai dengan :
DS :
Klien mengatakan selama sakit tidak dapat tidur nyenyak
DO :
KU lemah
Warna kulit pucat
Klien nampak gelisah
DIARE
Ketidakseimbangan Elektrolit
Gangguan Rasa Nyaman
Makanan, infeksi, jamur
>> Tekanan osmotic, hiperperistaltik usus, hipersekresi air dan elektrolit
Pergeseran air dan elektrolit ke usus, penyerapan makanan di usus menurun
DIARE
Distensi Abdomen
Ketidakseimbangan Elektrolit
Tidak dapat rileks
Mual dan muntah
Gangguan Rasa Nyaman
Nafsu makan menurun