Lp Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tb Paru

9
LAPORAN PENDAHULUAN “TB PARU” Pangertian Penyakit infeksi kronis dengan karakteristik terbentuknya tuberkel granuloma pada paru. Etiologi Mycobacterium tuberkulosis (Amin, M.,1999). Patofisiologi Mycobacterium TBC Masuk jalan napas Tinggal di Alveoli Tanpa infeksi Inflamasi disebar oleh limfe Fibrosis Timbul jar. Ikat sifat Elastik & tebal. Kalsifikasi - Batuk Alaveolus tidak - Spuntum purulen Exudasi kembali saat - Hemoptisis ekspirasi - BB menurun Nekrosis/perkejuan Gas tidak dapat Kavitasi berdifusi dgn. Baik. Sesak Kuman Infeksi primer

description

siiiplah

Transcript of Lp Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tb Paru

Page 1: Lp Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tb Paru

LAPORAN PENDAHULUAN“TB PARU”

Pangertian Penyakit infeksi kronis dengan karakteristik terbentuknya tuberkel granuloma pada paru.

EtiologiMycobacterium tuberkulosis (Amin, M.,1999).

Patofisiologi Mycobacterium TBC

Masuk jalan napas

Tinggal di Alveoli

Tanpa infeksi Inflamasi disebar oleh limfe

Fibrosis Timbul jar. Ikat sifat

Elastik & tebal. Kalsifikasi

- Batuk Alaveolus tidak - Spuntum purulen Exudasi kembali saat - Hemoptisis ekspirasi - BB menurun Nekrosis/perkejuan

Gas tidak dapat Kavitasi berdifusi dgn. Baik.

Sesak

Kuman

Infeksi primer

Sembuh total Sembuh dgn. Sarang Komplikasi ghon - Menyebar ke seluruh

tubuh scr. Bronkhogen, limphogen, hematogen

Infeksi post primer Kuman dormant Muncul bertahun kemudian

Page 2: Lp Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tb Paru

Diresorpsi kembali/sembuh Membentuk jar. keju Sarang meluas

Jika dibatukkan sembuh dgn. membentuk kavitas. Jar. Fibrotik

.

Kavitas meluas Memadat & membungkus diri Bersih & menyembuhMembentuk sarang tuberkuloma

Gejala Klinis 1. Demam (subfebris, kadang-kadang 40 - 41 C, seperti demam

influensa.2. Batuk (kering, produktif, kadang-kadang hemoptoe (pecahnya

pembuluh darah).3. Sesak napas, jika infiltrasi sudah setengah bagian paru.4. Nyeri dada, jika infiltrasi sudah ke pleura.5. Malaise , anoreksia, badan kurus, sakit kepala, meriang, nyeri

otot, keringat malam.

Diagnosa Keperawatan1. Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan sekresi

yang kental/darah.2. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan

membran alveolar-kapiler.3. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan peningkatan produksi spuntum/batuk, dyspnea atau anoreksia

4. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan primer, penurunan geraan silia, stasis dari sekresi.

5. Kurang pengetahuan tentang kondisi, terapi dan pencegahan berhubungan dengan infornmasi kurang / tidak akurat.

Page 3: Lp Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tb Paru

RENCANA ASUHAN KEPERWATAN

Intervensi 1. Diagnosa Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan

dengan sekresi yang kental/darah.

Tujuan : Kebersihan jalan napas efektif.Kriteria hasil : Mencari posisi yang nyaman yang memudahkan peningkatan

pertukaran udara. Mendemontrasikan batuk efektif. Menyatakan strategi untuk menurunkan kekentalan sekresi.

Rencana Tindakan :1. Jelaskan klien tentang kegunaan batuk yang efektif dan

mengapa terdapat penumpukan sekret di sal. pernapasan.R/ Pengetahuan yang diharapkan akan membantu mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.

2. Ajarkan klien tentang metode yang tepat pengontrolan batuk.R/ Batuk yang tidak terkontrol adalah melelahkan dan tidak efektif, menyebabkan frustasi.

3. Napas dalam dan perlahan saat duduk setegak mungkin.R/ Memungkinkan ekspansi paru lebih luas.

4. Lakukan pernapasan diafragma.R/ Pernapasan diafragma menurunkan frek. napas dan meningkatkan ventilasi alveolar.

Page 4: Lp Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tb Paru

5. Tahan napas selama 3 - 5 detik kemudian secara perlahan-lahan, keluarkan sebanyak mungkin melalui mulut.Lakukan napas ke dua , tahan dan batukkan dari dada dengan melakukan 2 batuk pendek dan kuat.R/ Meningkatkan volume udara dalam paru mempermudah pengeluaran sekresi sekret.

6. Auskultasi paru sebelum dan sesudah klien batuk.R/ Pengkajian ini membantu mengevaluasi keefektifan upaya batuk klien.

7. Ajarkan klien tindakan untuk menurunkan viskositas sekresi : mempertahankan hidrasi yang adekuat; meningkatkan masukan cairan 1000 sampai 1500 cc/hari bila tidak kontraindikasi.R/ Sekresi kental sulit untuk diencerkan dan dapat menyebabkan sumbatan mukus, yang mengarah pada atelektasis.

8. Dorong atau berikan perawatan mulut yang baik setelah batuk.R/ Hiegene mulut yang baik meningkatkan rasa kesejahteraan dan mencegah bau mulut.

9. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain : Dengan dokter, radiologi dan fisioterapi.Pemberian expectoran.Pemberian antibiotika.

Konsul photo toraks.R/ Expextorant untuk memudahkan mengeluarkan lendir dan menevaluasi perbaikan kondisi klien atas pengembangan parunya.

2. Diagnosa Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran alveolar-kapiler.

Tujuan : Pertukaran gas efektif.Kriteria hasil : Memperlihatkan frekuensi pernapasan yang efektif.

Page 5: Lp Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tb Paru

Mengalami perbaikan pertukaran gas-gas pada paru. Adaptive mengatasi faktor-faktor penyebab.

Rencana tindakan :1. Berikan posisi yang nyaman, biasanya dengan peninggian

kepala tempat tidur. Balik ke sisi yang sakit. Dorong klien untuk duduk sebanyak mungkin.R/ Meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan ekpsnsi paru dan ventilasi pada sisi yang tidak sakit.

2. Observasi fungsi pernapasan, catat frekuensi pernapasan, dispnea atau perubahan tanda-tanda vital.R/ Distress pernapasan dan perubahan pada tanda vital dapat terjadi sebagai akibat stress fisiologi dan nyeri atau dapat menunjukkan terjadinya syock sehubungan dengan hipoksia.

3. Jelaskan pada klien bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk menjamin keamanan.R/ Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengurangi ansietas dan mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.

4. Jelaskan pada klien tentang etiologi/faktor pencetus adanya sesak atau kolaps paru-paru.R/ Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.

5. Pertahankan perilaku tenang, bantu pasien untuk kontrol diri dnegan menggunakan pernapasan lebih lambat dan dalam.R/ Membantu klien mengalami efek fisiologi hipoksia, yang dapat dimanifestasikan sebagai ketakutan/ansietas.

6. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain :Dengan dokter, radiologi dan fisioterapi.Pemberian antibiotika.Pemeriksaan sputum dan kultur sputum.Konsul photo toraks.R/Mengevaluasi perbaikan kondisi klien atas pengembangan parunya.

Page 6: Lp Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tb Paru

3. Diagnosa Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan produksi spuntum/batuk, dyspnea atau anoreksia

Tujuan : Kebutuhan nutrisi adekuatKriteria hasil : Menyebutkan makanan mana yang tinggi protein dan kalori Menu makanan yang disajikan habis Peningkatan berat badan tanpa peningkatan edema

Rencana tindakan 1. Diskusikan penyebab anoreksia, dispnea dan mual.

R/ Dengan membantu klien memahami kondisi dapat menurunkan ansietas dan dapat membantu memperbaiki kepatuhan teraupetik.

2. Ajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan.R/ Keletihan berlanjut menurunkan keinginan untuk makan.

3. Tawarkan makan sedikit tapi sering (enam kali sehari plus tambahan).R/ Peningkatan tekanan intra abdomen dapat menurunkan/menekan saluran GI dan menurunkan kapasitas.

4. Pembatasan cairan pada makanan dan menghindari cairan 1 jam sebelum dan sesudah makan.R/ cairan dapat lebih pada lambung, menurunkan napsu makan dan masukan.

5. Atur makanan dengan protein/kalori tinggi yang disajikan pada waktu klien merasa paling suka untuk memakannya.R/ Ini meningkatkan kemungkinan klien mengkonsumsi jumlah protein dan kalori adekuat.

6. Jelaskan kebutuhan peningkatan masukan makanan tinggi elemen berikut a. Vitamin B12 (telur, daging ayam, kerang).b. Asam folat (sayur berdaun hijau, kacang-kacangan, daging).c. Thiamine (kacang-kacang, buncis, oranges).d. Zat besi (jeroan, buah yang dikeringkan, sayuran hijau,

kacang segar).

Page 7: Lp Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tb Paru

R/ Masukan vitamin harus ditingkatkan untuk mengkompensasi penurunan metabolisme dan penyimpanan vitamin karena kerusakan jarinagn hepar.

7. Konsul dengan dokter/shli gizi bila klien tidak mengkonsumsi nutrien yang cukup.R/ Kemungkinan diperlukan suplemen tinggi protein, nutrisi parenteral,total, atau makanan per sonde.

Daftar Pustaka

Amin, M., (1999). Ilmu Penyakit Paru. Surabaya :Airlangga Univerciti Press

Carpenito, L.J., (1999). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Ed. 2 Jakarta : EGC

(2000). Diagnosa Keperawatan. Ed. 8. Jakarta : EGC

Doengoes, (1999). Perencanaan Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC

Makalah Kuliah . Tidak diterbitkan.

Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI : Media Aescullapius.

Page 8: Lp Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tb Paru