Lks

17
LEMBAR KERJA SISWA “KERUSAKAN LINGKUNGAN” Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Watansoppeng Mata Pelajaran : Biologi Kelas/Semester : X/Genap AlokasiWaktu : 25 menit Kompetensi Dasar 4.2. Menjelaskan keterkaitan antara kegiata manusia dengan masalah kerusakan/pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan Indikator Pencapaian Kompetensi 4.2.1 Mengidentifikasi berbagai dampak akibat aktivitas manusia terhadap lingkungan 4.2.2 Menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan perubahan lingkungan 4.2.3 Mengidentifikasi upaya penanganan kerusakan lingkungan yang dapat dilakukan manusia Tujuan Pembelajaran Kelompok : …………………………… 1 …………………………… 2 …………………………… 3 …………………………… 4…………………………… 5 ………………….………..

Transcript of Lks

Page 1: Lks

LEMBAR KERJA SISWA“KERUSAKAN LINGKUNGAN”

Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Watansoppeng

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/Semester : X/Genap

AlokasiWaktu : 25 menit

Kompetensi Dasar

4.2. Menjelaskan keterkaitan antara kegiata manusia dengan masalah kerusakan/pencemaran

lingkungan dan pelestarian lingkungan

Indikator Pencapaian Kompetensi

4.2.1 Mengidentifikasi berbagai dampak akibat aktivitas manusia terhadap lingkungan

4.2.2 Menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan perubahan lingkungan

4.2.3 Mengidentifikasi upaya penanganan kerusakan lingkungan yang dapat dilakukan manusia

Tujuan Pembelajaran

1) Mendefinisikan pengertian keseimbangan lingkungan berdasarkan wacana

2) Mendefinisikan pengertian daya dukung lingkungan berdasarkan wacana

3) Mendefinisikan pengertian daya lenting lingkungan berdasarkan wacana

4) Menjelaskan pengaruh aktifitas manusia terhadap keseimbangan lingkungan berdasarkan wacana

5) Menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan perubahan lingkungan berdasarkan wacana

6) Mengidentifikasi istilah atau konsep yang disajikan dalam wacana mengenai kerusakan

lingkungan di kabupaten Soppeng

7) Merumuskan masalah dan solusi terkait kasus kerusakan lingkungan di kabupaten Soppeng

berdasarkan wacana

8) Menjelaskan langkah-langkah penanganan masalah kerusakan lingkungan yang ada di Kabupaten

Soppeng berdasarkan wacana

Kelompok : ……………………………

1 ……………………………

2 ……………………………

3 ……………………………

4……………………………

5 ………………….………..

Kelas : ……………………………

Page 2: Lks

Topik Permasalahan

Wacana 1

Situs Prasejarah Soppeng Terancam Hilang

Soppeng-Cakrawalaonline, – Kegiatan Eksploitasi Alam/Lingkungan dengan kedok

penambangan kini beralih pada aktivitas pengrusakan lingkungan. Tak tanggung tanggung

pengrusakan lingkungan, berimplikasi pada rusaknya situs situs megalitikum sejarah budaya

dan prasejarah dunia yang nyata nyata dilindungi UU No.5, khususnya pada Pasal 15, tentang

benda cagar budaya.

Menurut Uchok, Koordinator Bidang Pelestarian Lingkungan dan Eksploitasi Alam,

Forum Keadilan, aksi penambangan di Kab Soppeng, didugakuat akibat lemahnya

pengawasan oleh Pemkab Soppeng sendiri.Sehingga izin tambang secara leluasa terbit tanpa

pertimbangan kerugian yang akan ditimbulkan. Bahkan menurutnya, tidak sedikit adanya

perselingkuhan antara penguasa daerah dengan pengusaha daerah,” tutur Uchok, kepada

wartawan, selasa 13/1/15, di Watansoppeng.

Ironisnya lagi, tuturnya, situs sejarah budaya dan prasejarah dunia ikut di eksploitir.

Dugaan Forum Keadilan atas keterlibatan Pemkab Soppeng memelopori rusaknya tempat

tempat penting seperti, Situs sejarah budaya LAWO/Tinco, di areal situs kerajaan Datu

Soppeng I Latemmamala di Kelluaja, kemudian situs prasejarah dunia Lembah Sungai

WalannaE, dengan para penambang di sepanjang pesisir WalannaE.

Selain itu, tambahnya, sikap lemahnya pengawasan, menguatkan dugaan para

penguasa dan pengusaha kehilangan ingatan.Pasalnya, sejumlah areal situs sejarah dan

prasejarah dunia, kini di eksploitir para oknum tersebut.

Sebut saja di lokasi situs LAWO/Tinco, pengerukan material batu pada sungai LAWO

di manfaatkan dan di nikmati oleh oknum pejabat tertentu dengan cara kerjasama dengan

pengusaha ternama di Bumi Latemmamala Soppeng.Batu yang belasan ribu kubik, kini

diambil oleh pengusaha dan penguasa di Soppeng.Bahkan belakangan diketahui batu-batu

sungai LAWO yang belasan ribu kubik, kini dalam genggaman Bupati Soppeng.

Sementara Kadis PSDA Soppeng, Ir Risal, mengaku bahwa soal perizinan tambang,

sudah sesuai dengan mekanisme dan persyaratan.“Yang pasti, semua izin tambang sudah

sesuai persyaratan, karena sebelum keluar izin ada timyang melakukan survey” tuturnya.

Meski demikian, tak sedikit warga mengeluh atas kegiatan penambangan.“Ia

mencontohkan, rusaknya lingkungan dan rusaknya sarana prasarana jalan.“Artinya, izin

Page 3: Lks

penambangan menambah pundi pundi PAD dengan kebijakan puluhan juta. Namun

kerusakan jalan jika di estimasi anggarannya miliaran rupiah.Berarti, pemasukan PAD tak

sebanding dengan rusaknya akses jalan untuk memacu ekonomi kerakyatan.”

Menurut Uchok, jika hal ini tak ditanggapi Pemkab Soppeng, Forum Keadilan akan

melayangkan surat permohonan peninjauan situs sejarah dan prasejarah dunia Lembah

Sungai WalannaE, pada Balai Perlindungan dan Pelestarian Peninggalan Purbakala Provinsi

Sulsel” tuturnya. (SA Makkuraga)

Sumber :http:// cakrawalainterprize.com .

Page 4: Lks

Wacana 2.

Petani Soppeng “Gemar” Pestisida

Kabupaten Soppeng yang terkenal sebagai daerah di Sulawesi Selatan yang memiliki

kawasan pertanian yang sangat potensial untuk dijadikan sebagai suatu kawasan agropolitan,

dengan luas lahan potensial di bidang pertanian  sebesar 150.000 Ha, yang dikelola oleh

61,56% penduduk di Kabupaten Soppeng. Masalah pertanian patut diangkat ke permukaan

karena sektor pertanian memberi andil yang cukup besar terhadap kehidupan masyarakat,

kerusakan lahan, dan pencemaran.Bisa dibayangkan jika tujuh dari sepuluh petani

menggunakan zat kimia, bagaimana dengan nasib potensi lingkungan di Kabupaten Soppeng?

Dua hal yang berbenturan yaitu di satu sisi para pejuang lingkungan memprotes

penggunaan bahan kimia dalam jumlah besar demi keseimbangan tanah, namun disisi lain

petani akan gagal panen apabila tidak menggunakan bahan kimia, sehingga meningkatnya

jumlah produksi pestisida sintesis akan menggembirakan bagi petani dan produsen pestisida

tetapi menyakitkan bagi lingkungan.

Hingga saat ini ketergantungan petani akan pestisida sintesis masih sangat tinggi. Dua

puluh persen dari produksi pestisida dunia pada tahun 1984 diserap oleh Indonesia.Dalam

periode 1982-1987 pemakaian pestisida di Indonesia meningkat sebesar 236% dibanding

dengan periode sebelumnya.Khusus untuk insektisida, peningkatannya mencapai 710%. Pada

tahun 1986, total pemakaian insektisida saja mencapai 17.230 ton yang berarti setiap hektar

lahan pertanian menggunakan 1,69 Kg insektisida. (Reza dan Gayatri, 1994).Pada awal

dekade 1990-an, pemakaian pestisida Indonesia telah mencapai 20.000 ton/tahun dengan nilai

Rp.250 miliyar (Tempo, Desember 1993).

Dibalik manfaat pestisida yang besar bagi peningkatan produksi pertanian,

tersembunyi bahaya yang mengerikan.. Menurut WHO ( World Health Organization) paling

tidak 20.000 orang per tahun mati akibat keracunan pestisida, sekitar 5.000 – 10.000 orang

per tahun mengalami dampak yang sangat fatal, sepertikanker, cacat tubuh, kemandulan, dan

penyakit liver. Berbagai jenis pestisida terakumulasi di tanah dan air yang berdampak buruk

terhadap keseluruhan ekosistem, selain itu menurunkan kualitas lingkungan

Sumber: http://elsasulastri.blogspot.com/

Page 5: Lks

Wacana 3.

Lejja dengan “Pro” dan “Kontra”nya

Sulawesi Selatan dengan potensi alam maupun budaya yang sangat kayadan beragam

merupakan salah satu faktor penarik para wisatawan, dengan dayadukung faktor-faktor

tersebut maka tentunya daerah ini sangat berpeluang untuk dikembangkan terutama dibidang

pariwisata.Keberadaan taman wisata alam Lejja sedikit banyak telah membawa perubahan

lingkungan bagi masyarakat dan lingkungan itu sendiri. Berikut akan disajikan dampak

negative dan positif permandian alam Lejja berdasarkan AMDAL.

Dampak Negatif

1. Aspek fisik dan kimia

Taman wisata alam Lejja merupakan tujuan wisata utama di Kabupaten soppeng yang

tidak hanya mendatangkan wisatawan yang berasal dari daerah soppeng itusendiri tapi

juga pengunjung dari daerah-daerah lain di sekitarnya. Dengan ramainya pengunjungyang

datang setiap minggunya dengan kendaraan yang tak terhitung jumlahnya sangat nyata

dampak fisik yang ditimbulkan yaitusepanjang perjalanan dari kota Soppeng menuju

ketempat wisatatersebut banyak jalanan yang di dapati dalam keadaan yang rusak dan

berlubang sehingga tak sedikit pengunjung yang mengalami kecelakaan. Pencemaran

lain yang juga terjadi adalah yang disebabkan olehlimbah cair yang berasal dari kolam

renang dan kamar mandi yang akan di buang ke sungai dan ada pula yang meresap ke

dalamtanah.Efeknya berupa meningkatnya populasi bakteriakibat dari pembuangan

limbah yang tidak tepat dan juga merusakbadan air yang menerima limbah tersebut. Dan

pada akhirnya populasi bakteri juga akan membahayakan kesehatan pengunjung dan

masyarakat yang ada di sekitar kawasan tersebut yangmenggunakannya.

2. Aspek biologis

Sebelum adanya proyek taman wisata alam Lejja,sebelumnya tempat tersebut

dikelilingi oleh hutan hijau yang ditumbuhi olehtumbuh-tumbuhan serta banyak pohon

aren. Namun setelah tempatitu terekspos ke masyarakat, maka banyak masyarakat yang

mulai berdatangan ketempat tersebut untuk berekreasi. Karena melihat bahwa tempat

tersebut memiliki potensi untuk menarik banyak pengunjung, pada tahun 1996 barulah

tempat wisataitu diperluas dan dibangunlah proyek kolam permandian yangsekarang

dikenal dengan taman wisata alam Lejja. Penebangan dan penimbunan yang dilakukan

oleh pemilik proyek untuk membangun proyek menjadikan hilangnya sebagian hutan

Page 6: Lks

hijauyang dijadikan sebagai tempat hidup dan berlindung flora dan faunauntuk mencari

makan dan hidup.

3. Aspek budaya

Masyarakat lokal yang telah terbiasa dengan kunjungan wisatawan domestik di taman

wisata alam Lejja pasti akan terpengaruh oleh keadaan pengunjung tersebut,misalnya

dalam hal berpakaian dan penampilan.Masyarakat lokal cenderung meniru gaya

berpakaian pengunjung yang agak modern,misalnya penggunaan-penggunaan aksesoris

yang berlebihan yang mungkin tidak sesuai dengan kebiasaan mereka sehari-hari. Selain

itu kepercayaan mistis yang kental di masyarakat sekitar tentang area wisata Lejja

memberikan dampak negatif lainnya, misalnya kepercayaan memberikan sesajen,

mengikat kain merah dan menggantung botol mineral di pohon secara tidak langsung

dapat mencemari lingkungan

Dampak Positif

1. Aspek sosial ekonomi

Dari segi sosial ekonominya, industri pariwisata jelas memiliki dampak positif.Taman

wisata alam Lejja misalnya.Namun yang paling mendapatkan keuntungan dari adanya

proyek ini adalah pihak pengelola.Sebagai pengelola ia bisa mendapatkan omsetdan

keuntungan secara materi yang jumlahnya tidak sedikit. Pengaruh adanya taman wisata

alam Lejja bagi pemerintah adalah adanya pemasukan keuangan sebagai kas

daerah.Keuntungan yang diperoleh dari pengoperasian taman wisata alam Lejja ternyata

mampu meningkatkan status ekonomi masyarakat sekitar.Terbukanya lapangan dan

kesempatan kerja jelas merupakan dampak yang positif. Semua orang yang bekerja di

dalam kompleks taman wisata alam Lejja adalah penduduk lokal yang tinggal di

daerahtersebut. Sehingga secara tidak langsung kehadiran permandian alam Lejja mampu

membantu ekonomi masyarakat dan mengurangi tingkat pengangguran

Sumber: Arsip AMDAL Lejja

Page 7: Lks

Wacana 4.

Pemkab Soppeng Dinilai Lamban Tangani Soal Tambang

Kurun waktu sebulan terakhir, warga masyarakat keluhkan kegiatan

penambangan.Kegiatan penambangan di pesisir Sungai WalanaE sungguh meresahkan warga.

Bahkan kekesalan warga memuncak ketika hendak melakukan demo di kantor Kelurahan

CabengE, pekan lalu.

Menurut Husen (43) kepada CakrawalaOnline, sikap warga terhadap pemerintah

Kab.Soppeng sangat bertentangan dengan nilai nilai kemanusiaan.Pasalnya, Pemkab Soppeng

lebih mementingkan perutnya ketimbang penderitaan rakyatnya.Bayangkan saja, kata dia

lagi, korban meninggal baru-baru ini akibat pertambangan. Alasan Husen, adalah tingkat

kedalaman galian pasir dari alat berat pengusaha tambang mencapai delapan meter. Sehingga

jika terjadi kasus warga tenggelam dilokasi tersebut sangat sulit dilakukan pencarian.Karena

selain memiliki kedalaman, juga arealnya cukup luas” tutur Husen.Bukan hanya itu, tambah

dia lagi, ruas jalan menuju lokasi tambang rusak parah.

Hal senada juga disampaikan Sekretaris Forum Keadilan BPD Soppeng, SA

Makkuraga, sangat menyesalkan pihak Pemkab Soppeng.Hal ini diungkapkan kepada

Cakrawala di CabengE Kec Lilirilau.Menurut penggiat LSM ini, pemerintah sudah

selayaknya menyadari jika terjadi kecelakaan warga.Apalagi jika ada korban meninggal

akibat pertambangan.Meski pihak pengusaha mengantongi izin, tapi itu perlu ditinjau ulang,”

ketusnya.

Warga yang bermukim di sekitar tambang semakin cemas akibat dari kerusakan

lingkungan yang ditimbulkan.Terutama kerusakan biota air, jalan yang rusak, tebing sungai

runtuh, dan timbulnya korban jiwa.Jadi kerusakan yang ditimbulkan para penambang, bukan

hanya di Kel CabengE, namun di desa Lompulle Kec Ganra juga masyarakat keberatan,”

ujarnya.

Selain kerusakan yang ditimbulkan di wilayah Desa Kebo, Desa LompullE, Desa

Paroto, dan Kel CabengE, masyarakat di wilayah pegunungan juga resah. Pasalnya,

perusahaan tambang menjarah dan mengikis pegunungan.Sehingga sangat berdampak pada

ekosistem alam dan menimbulkan banjir jika musim hujan.Mestinya pemerintah prihatin

dengan persoalan tambang.Bukan justru memberi izin operasional dan menambah daftar

penderitaan warga masyarakatnya.

Page 8: Lks

Sementara Kadis PSDA Kab Soppeng, Ir Andi Rizal Yunus, yang dikonfirmasi

mengaku akan menertibkan pengelola tambang. Apalagi menurutnya, tidak sedikit para

penambang tak mengantongi izin operasional. Di Kab Soppeng, katanya, baru 53 pengusaha

yang mengantongi izin, sementara puluhan lainnya masih dianggap illegal.

Jadi pihak Dinas PSDA berjanji akan membenahi sistem perizinan. Apalagi jika ada

warga yang keberatan.“Ia pun mengakui bahwa dari ulah penambang, banyak saran dan

prasana jalan mengalami kerusakan berat.Karena mobil operasional dengan tonase tinggi

yang membebani jalan daerah dengan kapasitas muat yang tidak sesuai dengan kondisi jalan

daerah, kemudian isi muatan pasir yang basah juga merusak aspal” simpulnya.

Sumber :http:// cakrawalainterprize.com .

Page 9: Lks

a. Prosedur kegiatan

1) Perhatikan dan cermati wacana 1, 2, 3 dan 4 di atas, kemudian jawablah pertanyaan

berikut.

2) Dalam wacana tersebut tidak semua informasi tersedia untuk digunakan dalam

mencapai tujuan pembelajaran, oleh karena itu siswa harus mencari sumber-sumber

bacaan lain.

b. Pertanyaan/Jawaban

1.

Identifikasi istilah atau konsep yang Anda belum pahami pada wacana

yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran!

2.

Berikan penjelasan pada istilah atau konsep yang telah Anda tuliskan

pada nomor 1 di atas!

3.

Tentukan permasalahan yang terkandung dalam wacana yang berkaitan

dengan tujuan pembelajaran!

4.

Rumuskan permasalahan yang anda temukan dalam bentuk pertanyaan-

pertanyaan yang lebih memudahkan Anda menemukan jawabannya!

5.

Kemukakan solusi dalam bentuk hipotesis yang dapat digunakan untuk

menyelesaikan setiap pertanyaan yang Anda rumuskan!

Page 10: Lks

6.

Buatlah kesimpulan mengenai masalah yang Anda kemukakan yang

terkait dengan pengaruh aktivitas manusia terhadap keseimbangan

lingkungan

7. Bagian di bawah ini menjadi tugas rumah yang akan dibahas pada

pertemuan selanjutnya. Dengan menggunakan sumber bacaan lain,

jawablah pertanyaan berikut!

a. Jelaskan pengertian keseimbangan lingkungan berdasarkan wacana!

b. Jelaskan pengertian daya dukung lingkungan dan tunjukkan yang

dimaksud dengan daya dukung lingkungan pada wacana!

c. Jelaskan pengertian daya lenting lingkungan dan tunjukkan yang

dimaksud dengan daya lenting lingkungan pada wacana!

d. Jelaskan faktor-faktor yang menyebabkan perubahan lingkungan yang

terdapat pada wacana!

e. Jelaskan keterkaitan kegiatan manusia terhadap masalah kerusakan

lingkungan berdasarkan wacana!

Page 11: Lks

f. Jelaskan langkah apa saja yang akan Anda tempuh untuk

menyelesaikan masalah kerusakan lingkungan di sekitar Anda jika

Anda berperan sebagai siswa, masyarakat dan pemerintah!