Lk Laparatomi 108

download Lk Laparatomi 108

of 27

Transcript of Lk Laparatomi 108

  • 7/16/2019 Lk Laparatomi 108

    1/27

    LAPARATOMI

    Pengertian

    Pembedahan perut sampai dengan membuka selaput perut .

    Ada 4 cara, yaitu;

    1. Midline incision

    2. Paramedian, yaitu ; sedikit ke tepi dari garis tengah ( 2,5 cm), panjang (12,5

    cm).

    3. Transverse upper abdomen incision, yaitu ; insisi di bagian atas, misalnya

    pembedahan colesistotomy dan splenektomy.

    4. Transverse lower abdomen incision, yaitu; insisi melintang di bagian bawah 4

    cm di atas anterior spinal iliaka, misalnya; pada operasi appendictomy.

    Indikasi

    1. Trauma abdomen (tumpul atau tajam)

    2. Peritonitis

    3. Perdarahan saluran pencernaan.

    4. Sumbatan pada usus halus dan usus besar.

    5. Masa pada abdomen ( Tumor, cyste dll).

    PERAWATAN PRE OPERATIF

    PENGKAJIAN

    Point penting dalam riwayat keperawatan preoperative :

    Umur

    Alergi terhadap obat, makanan

    Pengalaman pembedahan

    Pengalaman anestesi

  • 7/16/2019 Lk Laparatomi 108

    2/27

    Tembakau, alcohol, obat-obatan

    Lingkungan

    Kemampuan self care

    Support system

    PEMERIKSAAN FISIK

    Pengkajian dasar preop dilakukan untuk :

    Menentukan data dasar

    Masalah pengobatan yang tersembunyi

    Potensial komplikasi berhubungan dengan anestesi

    Potensial komplikasi post op.

    Fokus : Riwayat dan sistem tubuh yang mempengaruhi prosedur pembedahan.

    System kardiovaskuler

    Untuk menentukan kekuatan jantung dan kemampuan untuk mentoleransi

    pembedahan dan anestesi.

    Perubahan jantung 39 % kematian perioperatif.

    Sistem pernapasan

    Lansia, smoker, PPOM resiko atelektasis, kolap jaringan paru.

    Mencegah pertukaran oksigen/CO2

    Intoleransi karena perubahan dalam dada dan paru.

    Regiditas cavum thoraks dan menurunnya ekspansi paru efisiensi ekskresi paru

    terhadap anestesi menurun.

  • 7/16/2019 Lk Laparatomi 108

    3/27

    Renal system

    Abnormal renal fungsi menurunkan rata ekskresi obat dan anestesi

    Skopolamin, morphin konfusi disorientasi

    Neuorologi system :

    Kemampuan ambulasi, dan reflek, serta aktivitas lainya.

    Muskulussceletal

    Deformitas mempengaruhi posisi intra dan post-operasi

    Artritis menerima posisi nyeri post-operasi oleh karena immobilisasi

    Kekuatan, tonus otot.

    Status Nutrisi

    Malnutrisi, obesitas resiko tinggi pembedahan

    Vit. C , vit.B diperlukan untuk penyembuhan luka dan pembentukan fibrin.

    Obesitas wondhiling menurun oleh karena jaringan lemak tinggi

    Psikososial asesment

    Tujuan : menentukan kemampuan coping

    Informasi

    Support

    Laboratorium

    Analisis:

    1. Pengetahuan kurang sehubungan dengan pengalaman pre-op

    2. Kecemasan sehubungan dengan pengalaman pre-op

  • 7/16/2019 Lk Laparatomi 108

    4/27

    Pengetahuan kurang ( knowledge defisite )

    Tujuan : Klien mengatakan dan mematuhi prosedur pre-op

    Mendemostrasikan teknik untuk mencegah komplikasi post-op

    Intervensi

    Fokus : Edukasi pre-operasi

    Informasi : Informed consent, pembatasan diit, pre-operatip preparation, post-op

    exersice.

    Informed Consent :

    - alasan pembedahan

    - pilhan dan resikonya

    - resiko pembedahan

    - resiko anestesi

    Pembatasan diit NPO (nothing per oral ) 6 8 jam sebelum pembedahan GI

    (gastro intestinal ) preparasi :

    - mencegah perlukaan colon

    - melihat jelas area

    - mengurangi bacteri intestinal

    Skin preparasi

    Tube, drain, Intra Venous line

    Post op exercise :

    - diaphragmatic breating

    - incestive spirometri

  • 7/16/2019 Lk Laparatomi 108

    5/27

    - cougling and spinting the surgical wound

    - turning and leg exercise

    Kecemasan :

    Tujuan : kecemasan klien menurun , menunjukkan relaksasi saat istirahat

    Intervensi :

    - preoperatip teaching

    - comunikatip

    - rest.

    INTERVENSI KLIEN INTRA OPERATIF

    Anggota tim pembedahan

    Tim pembedahan terdiri dari :

    Ahli bedah

    Tim pembedahan dipimpin oleh ahli bedah senior atau ahli bedah yang

    sudah melakukan operasi.

    Asisten pembedahan (1orang atau lebih) asisten bius dokter, risiden,

    atau perawat, di bawah petunjuk ahli bedah. Asisten memegang

    retractor dan suction untuk melihat letak operasi.

    Anaesthesologist atau perawat anaesthesi.

    Perawat anesthei memberikan obat-obat anesthesia dan obat-obat lain

    untuk mempertahankan status fisik klien selama pembedahan.

    Circulating Nurse

    Peran vital sebelum, selama dan sesudah pembedahan.

    Tugas :

    Set up ruangan operasi

  • 7/16/2019 Lk Laparatomi 108

    6/27

    Menjaga kebutuhan alat

    Check up keamanan dan fungsi semua peralatan sebelum

    pembedahan

    Posisi klien dan kebersihan daerah operasi sebelum drapping.

    Memenuhi kebutuhan klien, memberi dukungan mental, orientasi

    klien.

    Selama pembedahan :

    - Mengkoordinasikan aktivitas

    - Mengimplementasikan NCP

    - Membenatu anesthetic

    - Mendokumentasikan secara lengkap drain, kateter, dll.

    Surgical technologist atau Nurse scrub; bertanggung jawab

    menyiapkan dan mengendalikan peralatan steril dan instrumen,

    kepada ahli bedah/asisten. Pengetahuan anatomi fisiologi dan

    prosedur pembedahan memudahkan antisipasi instrumen apa yang

    dibutuhkan.

    Penyiapan kamar dan team pembedahan.

    Keamanan klien diatur dengan adanya ikat klien dan pengunci meja operasi. Dua

    factor penting yang berhubungan dengan keamanan kamar pembedahan : lay out

    kamar operasi dan pencegahan infeksi.

    1). Lay Out pembedahan.

    Ruang harus terletak diluar gedung RS dan bersebelahan dengan RR dan

    pelayanan pendukung (bank darah, bagian pathologi dan radiology, dan bagian

    logistik).

  • 7/16/2019 Lk Laparatomi 108

    7/27

    Alur lalu lintas yang menyebabkan kontaminasi dan ada pemisahan antara hal

    yang bersih dan terkontaminasi design (protektif, bersih, steril dan kotor).

    Besar ruangan tergantung pada ukuran dan kemampuan rumah sakit.

    Umumnya :

    Kamar terima

    Ruang untuk peralatan bersih dan kotor.

    Ruang linen bersih.

    Ruang ganti

    Ruang umum untuk pembersihan dan sterilisasi alat.

    Scrub area.

    Ruang operasi terdiri dari :

    Stretcher atau meja operasi.

    Lampu operasi.

    Anesthesia station.

    Meja dan standar instrumen.

    Peralatan suction.

    System komunikasi.

    2). Kebersihan dan Kesehatan Team Pembedahan.

    Sumber utama kontaminasi bakteri team pembedahan yang hygiene dan

    kesehatan ( kulit, rambut, saluran pernafasan).

    Pencegahan kontaminasi :

    Cuci tangan.

    Handscoen.

  • 7/16/2019 Lk Laparatomi 108

    8/27

    Mandi.

    Perhiasan (-) cincin, jam tangan, gelang.

    3). Pakaian bedah.

    Terdiri : Kap, Masker, gaun, Tutup sepatu, baju OK.

    Tujuan: Menurunkan kontaminasi.

    4). Surgical Scrub.

    Cuci tangan pembedahan dilakukan oleh :

    Ahli Bedah

    Semua asisten

    Scrub nurse.

    sebelum menggunakan sarung tangan dan gaun steril.

    Alat-alat:

    Sikat cucin tangan reuable / disposible.

    Anti microbial : betadine.

    Pembersih / pemotong kuku.

    Waktu : 5 10 menit dikeringkan dengan handuk steril.

    Anasthesia.

    Anasthesia (Bahasa Yunani) Negatif Sensation.

    Anasthesia menyebabkan keadaan kehilangan rasa secara partial atau total,

    dengan atau tanpa disertai kehilangan kesadaran.

  • 7/16/2019 Lk Laparatomi 108

    9/27

    Tujuan: Memblok transmisi impuls syaraf, menekan refleks, meningkatkan

    relaksasi otot.

    Pemilihan anesthesia oleh anesthesiologist berdasarkan konsultasi dengan ahli

    bedah dan factor klien.

    Type anasthesia:

    Perawat perlu mengenal ciri farmakologic terhadap obat anesthesia yang

    digunakan dan efek terhadap klien selama dan sesudah pembedahan.

    i. Anasthesia Umum.

    Adalah keadaan kehilangan kesadaran yang reversible karena inhibisi impulse

    saraf otak.

    Misal : bedah kepala, leher. Klien yang tidak kooperatif.

    Stadium Anesthesia.

    - Stadium I : Relaksasi

    Mulai klien sadar dan kehilangan kesadaran secara bertahab.

    - Stadium II : Excitement.

    Mulai kehilangan kesadaran secara total sampai dengan

    pernafasan yang iregulair dan pergerakan anggota badan

    tidak teratur.

    - Stadium III : Ansethesi pembedahan..

    Ditandai dengan relaksasi rahang, respirasi teratur,

    penurunan pendengaran dan sensasi nyeri.

    - Stadium IV : Bahaya.

    Apnoe, Cardiapolmunarry arrest, dan kematian.

    Metode Pemberian

  • 7/16/2019 Lk Laparatomi 108

    10/27

    Inhalasi , IV injection. Instilasi rectal

    Inhalasi

    Metode yang paling dapat dikontrol karena intak dan eliminasi secara

    primer oleh paru.

    Obat anesthesia inhalasi yang diberikan :

    Gas: Nitrous Axida ( N20).

    Paling sering digunakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau. Non

    iritasi dengan masa induksi dan pemulihan yang cepat.

    Jenis yang biasa dipakai;

    a. Folatile:

    b. Halotan :

    c. Ethrane.

    d. Penthrane.

    e. Forane.

    Anesthesi Injeksi IV.

    Memberikan perasaan senang., cepat dan pelepasan obat secara pelan. Jenis

    opbat yamng biasa dipakai;

    Barbiturat.

    Narcotik:

    Inovar

    Ketamine

    Neuromusculer Brochler.

    Anestesi Local Atau Regional

  • 7/16/2019 Lk Laparatomi 108

    11/27

    Anestesi local atau regional secara sementara memutus transmisi impuls saraf

    menuju dan dari lokasi khusus.

    Teknik pemberian.

    Anestesi Topikal

    Pemberian secara langsung pada permukaan area yang dianestesi

    Bentuk: Salep atau spray.

    Lokal Anestesi

    Injeksi obat anestesi secara I C dan S C ke jaringan sekitar insisi, luka atau

    lesi.

    Field Block

    Injeksi secara bertahab pada sekeliling daerah yang dioperasi

    ( hernioraphy , dental prosedur ,bedah plstik )

    Nerve Block

    Injeksi obat anestesi local ke dalam atau sekitar saraf atau saraf yang

    mempesarafi daerah yang dioperasi. Block saraf memutus transmisi sensasi,

    motor, sympatis.

    Spinal Anestesi / Intra Techal

    Dicapai dengan injecsi obat anestesi ke dalam ruang sub orachonoid.

    Pada L 2 3 atau L 3 4.

    PENGKAJIAN :

    Di ruang penerimaan perawat sirkulasi:

    - Memvalidasi identitas klien.

  • 7/16/2019 Lk Laparatomi 108

    12/27

    - Memvalidasi inform concent.

    Chart Review.

    - Memberikan informasi yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi

    kebutuhan actual dan potensial selama pembedahan.

    - Mengkaji dan merencanakan kebutuhan klien selama dan sesudah operasi.

    Perawat menanyakan.:

    - Riwayat allergi, reaksi sebelumnya terhadap anesthesia atau tranfusi darah.

    - Check riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik.

    - Check pengobatan sebelumnya : therapy, anticoagulasi.

    - Check adanya gigi palsu, kontaks lens, perhiasan, wigs dan dilepas.

    - Kateterisasi.

    DIAGNOSIS KEPERAWATAN.

    1. Resiko for injury berhubungan dengan anesthesia, posisi intra operatif dan

    bahaya lain dari lingkungan intra operatif.

    2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan luka operasi.

    3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan anesthesia

    4. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan darah dan cairan

    tubuh selama pembedahan.

    PERENCANAAN

    Resiko for injury berhubungan dengan anesthesia, posisi intra operatif dan

    bahaya lain dari lingkungan intra operatif.

    Tujuan : Klien akan dipertahankan dalam keadaan anesthesia yang aman selama

    pembedahan dan bebas dari perlukaan peralatan operasi.

  • 7/16/2019 Lk Laparatomi 108

    13/27

    INTERVENSI:

    - Persiapan dan penggunaan obat anesthesia yang tepat.

    - Positioning posisi yang tepat.

    Untuk menjamin posisi yang tepat dikaji : kesesuaian fisiologiss, perubahan

    sirkulasi yang minimal, proteksi struktur tulang dan neuromusculair,

    penggunaan dan lokasi IV line, cara anesthesia, keamanan dan keselamatan

    klien.

    - Penggunaan peralatan elektrik. Lempeng grounding yang ditutupi jeli tidak

    menekan tubuh.

    - Chek hati-hati alat / electrosurgical mencegah luka bakar.

    Gangguan integritas kulit berhubungan dengan luka operasi.

    Tujuan: Klien akan mengalami gangguan integritas kulit yang dan kontaminasi

    yang minimal.

    Intervensi:

    - Plastic adhesive drape setelah daerah pembedahan dibersihkan dan kering.

    - Penutupan kulit:

    - Tujuan:

    - Menutup lumen pembuluh darah.

    - Mencegah perdarahan dan kehilangan cairan tubuh.

    - Mencegah kontaminasi luka.

    Dua factor yang menentukan kekuatan penutupan luka :

    - Materi jahitan.

    Ahli bedah akan memilih metode dan type penutupan kulit berdasarkan

    letak incisi, ukuran dan kedalaman luka, usia dan riwayat medik klien.

  • 7/16/2019 Lk Laparatomi 108

    14/27

    - Staples dan plester digunakan untuk menutup luka superfisialis atau

    epidermis.

    Benang jahit : Absorbable dan non absorbable.

    Ukuran benang : 0.-5, 2 0 11- 0.

    INTERVENSI KLIEN POST OPERASI.

    PENGKAJIAN;

    Setelah menerima laporan dari perawat sirkulasi, dan pengkajian klien, perawat

    mereview catatan klien yang berhubungan dengan riwayat klien, status fisik dan

    emosi, sebelum pembedahan dan alergi.

    Pemeriksaan Fisik Dan Manifestasi Klinik

    System Pernafasan.

    Ketika klien dimasukan ke PACU, Perawat segera mengkaji klien:

    - Potency jalan nafas, meletakan tangan di atas mulut atau hidung.

    - Perubahan pernafasan (rata-rata, pola, dan kedalaman). RR < 10 X /

    menit depresi narcotic, respirasi cepat, dangkal gangguan

    cardiovasculair atau rata-rata metabolisme yang meningkat.

    - Auscultasi paru keadekwatan expansi paru, kesimetrisan.

    - Inspeksi: Pergerakan didnding dada, penggunaan otot bantu pernafasan

    diafragma, retraksi sternal efek anathesi yang berlebihan, obstruksi.

    Thorax Drain.

    Sistem Cardiovasculer.

    Sirkulasi darah, nadi dan suara jantung dikaji tiap 15 menit ( 4 x ), 30 menit (4x). 2

    jam (4x) dan setiap 4 jam selama 2 hari jika kondisi stabil.

  • 7/16/2019 Lk Laparatomi 108

    15/27

    Penurunan tekanan darah, nadi dan suara jantung depresi miocard, shock,

    perdarahan atau overdistensi.

    Nadi meningkat shock, nyeri, hypothermia.

    Kaji sirkulasi perifer (kualitas denyut, warna, temperatur dan ukuran ektremitas).

    Homans saign trombhoplebitis pada ekstrimitas bawah (edema, kemerahan,

    nyeri).

    Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit

    - Inspeksi membran mukosa : warna dan kelembaban, turgor kulit, balutan.

    - Ukur cairan NG tube, out put urine, drainage luka.

    - Kaji intake / out put.

    - Monitor cairan intravena dan tekanan darah.

    Sistem Persyarafan.

    - Kaji fungsi serebral dan tingkat kesadaran semua klien dengan

    anesthesia umum.

    - Klien dengan bedah kepala leher : respon pupil, kekuatan otot,

    koordinasi. Anesthesia umum depresi fungsi motor.

    Sistem Perkemihan.

    - Kontrol volunter fungsi perkemihan kembali setelah 6 8 jam post

    anesthesia inhalasi, IV, spinal.

    Anesthesia, infus IV, manipulasi operasi retensio urine.

    Pencegahan : Inspeksi, Palpasi, Perkusi abdomen bawah (distensi buli-

    buli).

    - Dower catheter kaji warna, jumlah urine, out put urine < 30 ml / jam

    komplikasi ginjal.

  • 7/16/2019 Lk Laparatomi 108

    16/27

    Sistem Gastrointestinal.

    - Mual muntah

    40 % klien dengan GA selama 24 jam pertama dapat

    menyebabkan stress dan iritasi luka GI dan dapat meningkatkan TIK pada

    bedah kepala dan leher serta TIO meningkat.

    - Kaji fungsi gastro intestinal dengan auskultasi suara usus.

    - Kaji paralitic ileus suara usus (-), distensi abdomen, tidak flatus.

    - jumlah, warna, konsistensi isi lambung tiap 6 8 jam.

    - Insersi NG tube intra operatif mencegah komplikasi post operatif dengan

    decompresi dan drainase lambung.

    Meningkatkan istirahat.

    Memberi kesempatan penyembuhan pada GI trac bawah.

    Memonitor perdarahan.

    Mencegah obstruksi usus.

    Irigasi atau pemberian obat.

    Sistem Integumen.

    - Luka bedah sembuh sekitar 2 minggu. Jika tidak ada infeksi, trauma,

    malnutrisi, obat-obat steroid.

    - Penyembuhan sempurna sekitar 6 bulan satu tahun.

    - Ketidak efektifan penyembuhan luka dapat disebabkan :

    Infeksi luka.

    Diostensi dari udema / palitik ileus.

    Tekanan pada daerah luka.

    Dehiscence.

    Eviscerasi.

  • 7/16/2019 Lk Laparatomi 108

    17/27

    Drain dan Balutan

    Semua balutan dan drain dikaji setiap 15 menit pada saat di ruang PAR, (Jumlah,

    warna, konsistensi dan bau cairan drain dan tanggal observasi), dan minimal tiap 8

    jam saat di ruangan.

    Pengkajian Nyeri

    Nyeri post operatif berhubungan dengan luka bedah , drain dan posisi intra operative.

    Kaji tanda fisik dan emosi; peningkatan nadi dan tekanan darah, hypertensi,

    diaphorosis, gelisah, menangis. Kualitas nyeri sebelum dan setelah pemberian

    analgetika.

    Pemeriksaan Laboratorium.

    Dilakukan untuk memonitor komplikasi .

    Pemeriksaan didasarkan pada prosedur pembedahan, riwayat kesehatan dan

    manifestasi post operative. Test yang lazim adalah elektrolit, Glukosa, dan darah

    lengkap.

    DIAGNOSIS KEPERAWATAN.

    1. Gangguan pertukaran gas, berhubungan dengan efek sisa anesthesia,

    imobilisasi, nyeri.

    2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan luka pemebedahan, drain dan

    drainage.

    3. Nyeri berhubungan dengan incisi pembedahan dan posisi selama

    pembedahan.

    4. Potensial terjadi perlukaan berhubungan dengan effect anesthesia, sedasi,

    analgesi.

  • 7/16/2019 Lk Laparatomi 108

    18/27

    5. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan intra dan

    post operasi.

    6. Ketidak efektifan kebersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan

    skresi.

    7. Perubahan eliminasi urine ( penurunan) berhubungan dengan obat anesthesia

    dan immobilisasi.

    PERENCANAAN

    1. Gangguan pertukaran gas

    Tujuan :

    Klien akan mempertahankan ekspansi paru dan fungsi pernapasan yang

    adekuat.

    Intervensi :

    - Posistioning klien untuk mencegah aspirasi

    - Insersi mayo mencegah obstruksi, melakukan suction.

    - Pemberian aksigen

    - Endotracheal tube/mayo dilepas refleks gag kembali

    - Dorong batuk dan bernapas dalam 5 10 x setiap 2 jam. Khususnya 72

    jam pertama (potensial komplikasi :atelektasis, pneumonia).

    - Klien dengan penyakit paru, orang tua, perokok, panas spirometer.

    - Suction.

    2. Gangguan integritas kulit

    Tujuan :

    - luka klien akan sembuh tanpa komlikasi luka post operatif.

    Penyebab luka infeksi :

    - kontaminasi selama pembedahan

  • 7/16/2019 Lk Laparatomi 108

    19/27

    - infeksi preoperative

    - teknik aseptic yang terputus

    - status klien yang jelek.

    Intervensi :

    - Terapi obat :

    antibiotik profilaksis spectrum luas (24 72 jam post

    op)

    perawatan luka dengan gaas antibiotik.

    - Balutan luka : ganti sesuai order dokter. Luka yang ditutup

    dengan balutan dibuka 3-6 hari.

    - Drain :

    evakuasi cairan dan udara

    mencegah luka infeksi yang dalam dan pembentukan

    abses pada luka bedah.

    3. Nyeri

    Tujuan : klien akan mengalami pengurangan nyeri akibat luka bedah

    dan posisi selama operasi.

    Intervensi :

    - Terapi obat :

    Pemberian anlgetik narkotik dan non narkotik nyeri akut

    (meperidin hydroclorida, morphine sulphate, codein sulphate, dan

    lain-lain.)

    Mengkaji tipe, lokasi ditensitas nyeri sebelum pemberian obat.

    Pada pembedahan yang luas kontrol nyeri iv pump.

    Observasi tekanan darah, pernapasan, kesadaran, (depresi napas,

    hyotensi, mual, muntah komplikasi narkotik).

  • 7/16/2019 Lk Laparatomi 108

    20/27

    Metode pangendalian nyeri yang lain :

    1. positioning

    2. perubahan posisi tiap 2 jam

    3. masase

    EVALUASI :

    Kriteria hasil yang diharapkan pada klien post op adalah :

    1. Mempertahankan ekspansi paru dan fungsi yang adekuat yang ditandai suara

    napas jernih.

    2. Mengikuti diet TKTP

    3. menjelaskan dan mendemonstrasikan perawatan balutan dan drain.

    4. Penyembuhan komplit tanpa komplikasi

    5. Mengungkapkan nyeri hilang.

  • 7/16/2019 Lk Laparatomi 108

    21/27

    DAFTAR KEPUSTAKAAN

    Dr. Sutisna Himawan (editor). Kumpulan Kuliah Patologi. FKUI

    Brunner / Sudart. Texbook of Medical Surgical Nursing Fifth edition IB. Lippincott

    Company. Philadelphia. 1984.

    Soeparman, dkk. Ilmu Penyakit Dalam : Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 1987, Edisi II.

  • 7/16/2019 Lk Laparatomi 108

    22/27

    TINJAUAN KASUS.

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Y DENGAN LAPARATOMI

    DI OK GBPT RSUD DR SOETOMO SURABAYA.

    Nama pasien

    Umur

    Agama

    Suku / bangsa

    Pekerjaan

    Dagnosa medis

    Jenis Operasi

    No Regester

    Dikaji tanggal / jam

    Nama Mahasiswa

    N I M

    : An Y.

    : 13 tahun.

    : Islam

    :Jawa / Imdonesia

    : Pelajar SLTP.

    : Tumor Ovarium.

    : Laparatomi.

    : 10148754.

    : 16 April 2002, / 08.00.

    : Siswanto ( PSIK FK Unair, angkatan III )

    : 010030199-B.

    Alasan di rawat :Untuk mengelurakan / mengambil massa yang ada di dalam perut,

    sehubungan dengan pembesaran pada perut, adanya ascites dan sesak nafas.

    Keluhahan yang dirasakan sebelumnya: Pasien merasakan perutnya membesar sejak

    1,5 bulan yang lalu, perut terasa sebah dan sesak nafas.

    Anak tidak memakai alat bantu apapun pada semua indranya.

    Keadaan umum Pasien :Anak tampak kurus dan lemah, dalam usia 13 tahun berat

    badan 36 kg.

    Viyal Sign:

    Tekanan darah

    Nadi

    Respirasi

    Suhu

    : 100 / 60 mmHg, dilengan kiri.

    : 92 X menit , teratur.

    : 24 X / menit , sesak nafas / ascites.

    : 36, 5 o C, di axilla.

  • 7/16/2019 Lk Laparatomi 108

    23/27

    Pernafasan lewat hidung, tampak adanya retraksi dada, bentuk dada simetris, tidak

    ditemukan adanya kelaian suara nafas, wheesing, Rales, dll.

    Cardio vaskuler / sirkulasi Tidak diketemukan kelainan, seperti nyeri dada, suara

    jantung normal, Oedema diketemukan di perut ( bukan dari cardiovasculair).

    Persyarafan : keadaan pasien composmentis. GCS 4 5 6 totalnya : 15.

    Keadaan sclera : putih, Conjunctiva sedikit anemis.

    Sistem perkemihan: Pasien dapat kencing spontan, warna kekuningan bau khas.

    Sistem Gasro intestinal: Bibir / mulut kering, Abdomen membesdar, bising usus (+)

    dan menurun, terlihat vena membayang dididnding perut. Pasien puasa sejak jam

    22.00 BBWI.

    Tulang dan otot : pergerakan bebas/ biasa, ektremitas atas dan bawah kecil/ kurus,

    tidak ditekemukan kelaianan, turgor jelek, tonus otot lembek ( sukar dideteksi)

    Sistem Edokrin. Tidak ditemukan riwayat Diabetus myeletus dan riawayat

    hypertensi. Anak belum pernah menstruasi, buah dada belum terbentuk / datar.

    Sosial / interaksi. Anak komunikatif dengan perawat, mengadakan ontak mata, anak

    ditungguni orang tua diluar.

    Spiritual : anak beragama Islam, percaya akan bantuan tuhan, dalam proses

    penyembuhannya.

    Pemeriksaan Laboratorium :

    BUN

    Craeatin

    Leukosist

    Trombosit

    SGOT

    SGPT

    : 5

    : 0,6

    : 7.000

    : 597.000

    : 23

    : 21.

    Albumin

    RFT

    Hb

    PCV

    SGP

    2 JPP

    : 2, 87.

    : 11,6 / 11,6

    : 13,7

    : 42,8

    : 77

    : 118.

    Asuhan Keperawatan selama di kamar operasi dan di RR.

  • 7/16/2019 Lk Laparatomi 108

    24/27

    Prae operasi :

    S :

    O :

    A :

    P :

    Mengatakan siap operasi, sakit, jangan ditusuk (infuus).

    Pandangan menerawang, menangis.

    Cemas sehubungan dengan pembedahan.

    Jelakan prosedur pembedahan yang kan dilakukan, tidak akan terasa sakit,

    rasa sakit diluka akan terasa setelah selesai operasi.

    Meminta pasien selalu istiqfar, meyebut nama Allah.

    Memberikan uspan (touch0) ketangan anak.

    Menutup / menghalangi pandangan anak saat dilakukan infuus.

    Memberikan komunikasi terapeutik.

    Durante operasi:

    S :

    O :

    A :

    P :

    S :

    - .

    Incisi / pembukaan perut.perdarahan suction / perut 6.500 ml.

    Intake oral (-) / puasa.

    Gangguan keseimbangan cairan.

    Lanjutkan pemberian cairan RL, untuk dua slang / tangan kanan dan kiri.

    Kolaborasi pemberian darah tranfusi 2 kolf.

    Observasi Vital sain: Tekanan darah, nadi, respirasi, suhu.

    Palapasi daerahakral pasien.

    Awasi jumlah cairan yang keluar ( drain / suction ), dan yang masuk

    (infuus).

    Observasi membran mukosa.

    -

    Terpasang plat, untuk cauter/ ches.

  • 7/16/2019 Lk Laparatomi 108

    25/27

    O :

    A :

    P :

    S ;

    O :

    A :

    P :

    Resiko cidera / luka bakar sehubungan dengan pemasangan plat.

    Pasang plat dengan benar dan tepat, di bawah paha / tempat yang cukup

    ototnya.

    Awasi posisi / ketetapatan posisi plat.

    Awasi jangan sampai basah.

    Pengaturan posisi dan fiksasi yang benar.

    Pemberian pbat anastesi yang tepat.

    -.

    Pembukan perut.

    Penggunaan bermacam instrumen dan alat lainya ( Kassa).

    Resiko terjadinya koprpus alienum.

    Hiting dengan benar jumlah semua kebutuhan dan instrumen yang digunakan

    dalam pembedahan.

    Awasi selalu proses pembedahan dan penggunaan alatnya.

    Koreksi dengan teliti pengambilan / pengembalian alat yang telah digunakan

    selama proses pembedahan.

    Cek kembali alat / instrumen dengan teliti setelah selesai pembedadan.

    Post operasi :

    S :

    O :

    A :

    P :

    -.

    Kesadaran menurun / belum pulih.

    Resiko inefektif jalan nafas sehubungan dengan reflek menelan, batuk, dan lidah

    yang tidak terkontrol.

    Berikan posisi ekstensi.

    Insersi mayo / gudel untuk mencegah obstruksi / untuk suction kalau perlu.

    Berikan oksigen kalau perlu.

  • 7/16/2019 Lk Laparatomi 108

    26/27

    S :

    O :

    A :

    P :

    S :

    O :

    A :

    P :

    Mayo dilepas setelah refleks gag kembali.

    Ajarkan nafas dalam dan batuk efektif setelah sadar.

    Mengeluh sakit, perih.

    Luka incisi, jahitan (+)

    Drain (+) (+).

    Gangguan rasa nyaman ( Nyeri ) sehubungan dengan adanya luka incisi.

    Kaji lokasi, type dan derajat nyeri.

    Jelaskan tentang nyeri dan proses lukanya.

    Berikan stimulasi / relaksasi / distraksi untuk mengurangi / mengalihkan rasa

    nyeri masage.

    Berikan posisi yang enak bagi pasien, ganti posisi setiap dua jam.

    Observasi vital signs., kesadaran pasien.

    Kolaborasi pemberian analgetika.

    Mengeluh sakit, perih.

    Luka incisi, jahitan (+)

    Drain (+) (+).

    Gangguan integritas kulit berhubungan dengan tindakan pembedahan ditandai

    dengan adanya luka incisi/ jahitan / drainage.

    Lakukan perawatan luka secara aseptik.

    Buka balutan / verband setelah 3 hari, ganti bgaian luarnya saja kalau perlu,

    atau kalau kotor . basah sekali.

    Awasi jumlah, bentuk / karakteristik cairan yang keluar melalui drainage.

    Evakuasi udara / darah yang ada dalam drainage.

    Kolaborasi pemberian antibiotika spectrum luas.

  • 7/16/2019 Lk Laparatomi 108

    27/27