Lina, M.R.* clan Nazly Hilmy*digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding... · AMOBILISASI...
Transcript of Lina, M.R.* clan Nazly Hilmy*digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding... · AMOBILISASI...
AMOBILISASI Saccharomyces cerevisiae PADA MATRIK BASILPOLIMERISASI RADIASI
Lina, M.R.* clan Nazly Hilmy*
ABSTRAK
AMOBILISASI Saccha~yces cerevisiae PADA tlATRIK BASIL POLIKERISASI RADIASI.
Pada percobaan pertaDIa sel S. cerevllJjae diamobil isasi dalam matrik polimer yang
disusun dari 2-hydroxyethyl methacrylate (HEMA) dan methoxypolyethylene &1Y£Ql
methacrylate (M-230G), sedangkan percobaan kedua menggunakan campuran monomer
tersebut yang ditambah dengan polyethylene s1Y.col dimethacrylate (14 !i). Sinal' galllllla
(60CO) dari Iradiator Karet Alam dengan laju dosis 8,6575 kGy/jam digunakan untuk
iradiasi. Iradiasi dilakukan pada suhu _78°C dengan dosis 10 kGy. Proses amobilisasi
dalam keadaan aerob. Substrat yang dipakai dalam percobaan ini adalah molase. Kadar
air dari matrik polimer ditentukan dengan metode pengeringan. Berdasarkan analisis
statistik. rata-rata kadar etanol yang diperoleh dari sel khamir yang diamobilisasi
lebih rendah daripada etanol yang diproduksi sel bebasnya (yang tidak diamobilsasi).
Kadar etanoI t.ertinggi hasil proses amobilisasi adalah dengan menggunakan matrik
polimer yang disusun dari 5% HEMA + 10% M-230G, dalam waktu fermentasi 180 menit.
Hasil ini sedikit lebih rendah t! 10%) dari etanol hasil sel bebasnya. Matrik
polimer tersebut mempunyai kadar air t.ert.inggi di antara mat.rik polimer yang lain.
Penambahan monomer 14 G pada campuran REMA • M-230G untuk pembent.ukan matrik polimer
tidak menghasilkan matrik polimer yang lebih baik.
ABSTRACT
IMMOBILIZATION or Sacchar~yces cerevlsiae ON POLY!DR CARRIER PUPARED BY
RADIATION POLYMERIZATION First experiment. was carried out. by immobilizing cells of 5cerevisiae on polymer carriers which prepared from the mixture of 2
hydroxyethyl methacrylate (REMA) and met.hoxypolyethylene glycol methacrylate (H
230G). whereas the mixture of the mentioned monomers which added with polyethylene
glycol dimethacrylate (14 G), were used in the second experiment. Irradiation was
performed by using gamma rays (60co) from Latex Irradiator with the dose rate of
8.6575 kGy/hour, at temperature of _78oC. The irradiation dose was 10 kGy.
Immobilization process was done under aerobic condition. Substrate used in this
experiment was mollases. Water content of polymer carrier was determined by drying
method. Statistical analysis reveals that the average ethanol content obtained from
the immobilized yeast cells were lower than that of free cells. The highest ethanol
resulted from immobilization process. was produced by yeast cells which used polymer
'"Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, BATAN
601
carrier from the mixture of 5% HEMA• 10% M-230G, at the fermentation time of 180minutes. Compared with the ethanol of free cells, this result was slightly lowerC!IO%). The mentioned polymer carrier had the highest water content among polymer
carrier used in this experiment. Addition of monomer 14G into the mixture of HEMA IM-230G to form the polymer carriers, did not show the better result.
PENDAHULUAN
Produksi etanol secara fermentasi umumnya menggunakan sel
mikroba bebas dalam batch fermentor dan continuous fermentor,
meskipun cara yang kedua ini masih sediki t atau jarang dipakai.
Masalah-masalah yang timbul dengan menggunakan teknik in i antara
lain produktivitas etanol dan nilai konversi substrat menjadi
etanol, yang tinggi sulit diperoleh. Usaha untuk meningkatkan nilai
tersebut telah dilakukan oleh beberapa penel iti, misalnya dengan
menggunakan cell recycle system. Namun, masalah lain timbul yai tu
pada flow rate yang tinggi banyak mikroba yang lolos (1).
Produktivitas etanol tinggi dapat dicapai an tara lain dengan
memperbanyak jumlah sel mikroba penghasil etanol (2), dan salah satu
cara yaitu dengan mengamobilisasi sel tersebut. Keuntungan lain dari
amobilisasi sel yaitu sel dapat dipakai ulang untuk jangka waktu
lama (+ 6 bulan), tanpa perlu dilakukan seed fermentation (3).
Amobilisasi sel mikroba khususnya mikroba penghasil etanol
telah banyak dicoba dengan berbagai metode yang menggunakan beberapa
macam matrik, seperti calcium alginate (4), K carrageenan (1, 2),
dan lain-lain. Polimer matrik hasil polimerisasi radiasi untuk
amobil isasi sel mikroba tersebut juga telah dicoba (5). Substrat
untuk fermentasi dengan menggunakan sel-sel amobil tersebut adalah
glukosa, sedangkan industri alkohol pada umumnya memakai substrat
molase.
Pada penelitian ini telah dilakukan amobilisasi sel S. cerevi
siae dengan menggunakan matrik polimer hasil polimerisasi radiasi
yang disusun dari beberapa macam monomer dengan tujuan untuk
mengetahui pengaruh matrik polimer tersebut pada proses amobilisasi
sel khamir untuk menghasilkan etanol dengan menggunakan substratmolase.
602
BAHAN DAN METODE
Mikroorganis.e dan Medium. Mikroorganisme yang digunakan dalam
penelitian ini adalah S. cerevisiae. Sabouraud Dextrose Broth
(Difco) adalah medium untuk pertumbuhan biakan awalnya.
Peabuatan ~atrik Polimer. Matrik polimer yang digunakan terdiri
dari 2 macam campuran monomer. Pada percobaan pertama dipakai
campuran monomer 2-hydroxyethyl methacrylate (HEMA) dan methoxypoly
ethylene l'!:1Ycolmethacrylate (M-230G) dengan 4 macam konsentrasi.
Percobaan kedua menggunakan campuran monomer pertama yang ditambah
dengan polyethylene I'!:lycoldimethacrylate (14 G). Campuran monomer
tersebut kemudian diiradiasi dengan sinar gamma (60Co) dari iradia
tor lateks dengan dosis iradiasi 10 kGy dan laju dosis 8,6575
kGy/jam pada suhu -78°C. Setelah diiradiasi, matrik polimer yang
terbentuk direndam dalam air suling sampai menggembung (swollen),
kemudian disterilkan dalam otoclaf selama 40 menit setelah dipotong
kecil-kecil dengan diameter + 5 em.
Proses Amobilisasi dan Fermentasi. Matrik polimer yang sudah
steril dimasukkan ke dalam media cair yang mempunyai komposisi
sebagai berikut: 13% molase; 0,15% yeast extrak; 0,25% NH4Cl; 0,1%
NaCl, dan 0,001% CaC12 dengan pH medium 4,8. Biakan awal sel khamir
diinokulasikan ke dalam medium dengan perbandingan biakan awal, ma
trik polimer, dan medium berturut-turut 1 ml, 10 ml, dan 20 mI.
Biakan tersebut di inkubasikan dalam rotary shaker dengan kecepatan
120 putaran per men it, pada kondisi aerob. Penggantian medium
dilakukan tiap 24 jam. Waktu amobilisasi ialah 4 hari. Sel khamir
amobil dan sel bebasnya dicuci 2 kali kemudian ditambah 20 ml medium
cairo Fermentasi dilakukan pada suhu kamar (280 ± 20C) dengan kondi
si goncangan. Waktu fermentasi 60, 120, dan 180 menit.
Penentuan Kadar Etanol. Kadar etanol d itentukan dengan £llcohol
dehydrol'!:enasemenggunakan UV method (Boehringer Mannheim).
Penentuan Kadar Air Matrik Polimer. Kadar air ditentukan dengan
mengeringkan matrik polimer yang sudah swollen dalam pengering pada
suhu GOoC, sampai tidak ada perubahan berat matrik tersebut.
Rancangan Percobaan. Percobaan yang dilakukan 2 macam dan ke
duanya menggunakan percobaan faktorial dalam rancangan acak kelom
pok.
603
Percobaan I: Macam matrik polimer = 5 taraf
Po : Tanpa matrik polimer (kontrol).
fr i ~~~rl~~~ll~ijr~~rl~~~~ijr~~lij~~~~~ rl~~~-~~ijijl
180 menit.
10% HEMA + 10% M-230G.
5% HEMA + 10% M-230G.
5% HEMA + 15% M-230G.
PII : Matrik polimer dari campuran
Pllr : Matrik polimer dari campuran
PIV : Matrik polimer dari campuranWaktu fermentasi : 3 taraf
Fr : 60 menit, F2 : 120 menit, dan F3 : 180 menit.
Ulangan percobaan : 3 kali.
Percobaan II: Macam matrik polimer : 5 taraf
Po : Tanpa matrik polimer.
PIG : Matrik polimer dari campuran
PrIG : Matrik polimer dari campuran
PrrIG : Matrik polimer dari campuran
PIVG : Matrik polimer dari campuranWaktu fermentasi : 3 taraf.
F1 : 60 menit, F2 : 120 menit, dan F3Ulangan percobaan : 3 kali.
untuk
untuk
untuk
untuk
Pr + 2,5% 14 G.
Prr + 2,5% 14 G.
Prrr + 2,5% 14 G.
PIV + 2,5% 14 G.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Efek penggunaan matrik polimer untuk proses amobilisasi pada
percobaan pertama dan kedua, sangat nyata menurunkan produksi etanol
(Tabel 1, 2, 3). Pada Tabel 2 terlihat kadar rata-rata etanol ter
tinggi dari sel yang diamobilisasi, adalah dengan menggunakan matrik
polimer PIlI' Berdasarkan uji BNJ5% (Tabel 2) hasil tersebut sangat
nyata lebih rendah dari hasil rata-rata etanol sel bebasnya (tanpa
matrik polimer = PO)' Meskipun demikian jika dibandingkan kadar
etanol tertinggi yang diproduksi oleh sel yang diamobilisasi pada
matrik polimer PIlI dalam waktu 180 menit, dengan kadar etanol dari
sel bebasnya dalam waktu fermentasi yang sama, perbedaannya tidaklah
mencolok (± 10%). Kadar etanol sel bebas = 2,5022%, sedangkan kadar
etanol sel yang diamobilisasi = 2,2556% (Tabel 2). Amobilisasi
Zymomonas mobilis dengan menggunakan K carra~eenan sebagai matrik,
menghasilkan etanol dengan kadar 9% dalam waktu fermentasi 4 jam dan
hasil ini dicapai dalam waktu 46 jam oleh sel bebasnya (2). Menurut
YOSHI I (6), etanol pada proses amobilisasi dengan menggunakan matrik
photo-crosslinkable resin mencapai kadar 8,5% dalam waktu 5 jam,
604
sedangkan dengan menggunakan sistim konvensional kadar etanolmencapai 10 - 11% dalam waktu 70 - 76 jam. Hasil penplitian FUJrMURAdan KAETSU(5), menunjukkan etanol yang dihasilkan oleh sel khamir
yang diamobilisasi dengan matrik polimer yang disusun dari campuranmonomer hidrof il ik methoxypolyefulene ~lycol methacrylate (M-2.30-G)
+ 2-hydroxyethyl acrylate (HEA) yang diiradiasi sinar gamma, ±10 kaIi lebih tinggi dari etanol sel bebasnya dalam waktu inkubasi 70 jamdan waktu fermentasi 1 jam. J ika dibandingkan dengan hasil percobaandiatas, hasil etanol dari sel yang diamobi lisasi dalam peneli tian
ini masih sangat rendah, meskipun menggunakan matrik poHmer daricampuran monomer yang hydrofilik. Hal ini mungkin disebabkan antara
lain daya menyerap ai r (hydrophil iei ty) dad campuran monomer yangdigunakan peneliti terdahulu lebih tinggi daripada yang dipakaidalam penelitian ini, sehingga matrik poUmer yang terbentukmempunyai struktur pori yang lebih baik. Menurut YOSHIDAdkk (7),kadar air dari matrik polimer hasil polimerisasi dari HEMA= 26%,sedangkan dari HEA= 45,9%. Pengekangan sel dalam proses amobilisRsi
antara lain dipengaruhi oleh kemampuan hidrasi atau )1iQrophi)iei tx
dari monomer (8). Matrik yang baik untuk pengekangan sel mikroorganisme antara lain mempunyai pori yang cukup banyak dan juga
bersifat elastis sehingga memungkinkan sel mikroorganisme dapattumbuh dan berkembang biak di dalamnya (9). Disamping i tu, sifatkimia dari matrik tidak membahayakan atau bersifat toksik bagi selkhamir dalam aktivitas untuk memproduksi alkohol (6).
Uji BNJ5%dalam Tabel 3, menunjukkan penggunaan matrik polimer PIG' PUG' PlUG' dan PIVG tidak mempunyai pengaruh yangberbeda nyata pada proses amobilisasi untuk memproduksi etanol.Hasil rata-rata etanol tertinggi diperoleh dari sel amobU yang
menggunakan matrik polimer PI IIG dengan waktu fermentasi 180 menityaitu 1,9597%. Jika dibandingkan dengan kadar etanol dari sel
bebasnya (PO)' kadar ini lebih rendah ± 18%. Kadar etanol dari selbebas = 2,3069%. Monomer 14G adalah monomer hidrofilik yang mempu
nyai 2 gugus fungs i yang d i tambahkan dalam campuran monomer IIEMA+
M-230G yang masing-masing mempunyai 1, gugus fungsi, sehi ngga diharapkan akan membentuk matrik polimer yang lebih baik untukmengamobilisasi sel khamir. Monomer yang mempunyai 2 gugus f\Jngsidigunakan dalam polimerisasi radiasi akan membentuk jaringan yang
G05
·disebabkan karena crosslinkin~ (crosslinkin~ network) (9). Namun,
penambahan monomer 2,5% 14G dalam campuran monomer BEMA + M-230G
dalam percobaan II ini, tidak mQnghagilkan matrik polimar YAn~ lebih
baik untuk proses amobilisasi sel S. cerevisia.e, bahkan etanol yang
dihasilkall sedikit lebih rendah dari percobaan I. Hal j ni mungk in
disebabkan komposisi monomer yang dipakai dalam penelitian ini belum
sesuai untuk membentuk matrik polimer yang baik untuk mengamobilisa
si sel khamir penghasil etanol. Perbedaan waktu fermentasi sangat
nyata dalam produksi etanol baik pada percobaan I maupun percobaan
II. Dari uji BNJ5% (Tabel 2, 3) terlihat bahwa Makin lama waktu fer
mentasi, hasil rata-rata kadar etanol yang dihasilkan Makin
meningkat. Meskipun demikian, berdasarkan uji BNJ5% dari tabel-tabel
tersebut, terlihat etanol yang dihasilkan sel yang bebas dalam waktu
fermentasi 120 menit dan 180 meni t tidak berbeda nyata, bahkan pada
percobaan II (Tabel 2) kadar etanol yang dicapai dalam waktu
fermentasi 120 menit lebih tinggi sedikit daripada dalam waktu 180
men it. Kemungkinan hal ini disebabkan sel khamir pada saat itu telah
sampai pada fase stationall. Menurut YOSHII (6) pada fase ini sel
khamir yang diamobilisasi masih terus berkembang biak.
Kadar air matrik polimer tertinggi pada percobaan I adalah
PIlI' yaitu 96,2356% dan pada percobaan II adalah PII1G yaitu91,6286% (Tabel 4). Kadar etanol tertinggi yang dihasilkan oleh sel
amobU adalah dengan menggunakan matrik polimer tersehut. Kadar air
yang tinggi dari matrik polimer menyebabkan lebih ban yak makanan/
nutrient melalui medium yang masuk ke dalamnya, sehingga akan lebih
ban yak tempat tersedia bagi sel khamir untuk tumbuh dan berkembang
biak (6).
KESIMPULAN
Dari hasil analisis statistik, ternyata rata-rata kadar etanol
dari sel S. cerevisia.e yang diamobilisasi lebih rendah dllripada sel
yang tidak diamobilisasi (sel bebas). Kadar etanol tertinggi hasil
amobilisasi sel tersebut, adalah dengan menggunakan matrik polimer
PIlI dalam waktu fermentasi 180 menit. Dalam waktu yang sama, hasil
ini sedikit lebih rendah (± lO%) dari hasil etanol sel bebllsnYIl.
606
Penambahan monomer 2,5% 14G pada campuran monomer HEMA + M-230
G pada pembentukan matrik polimer, tidak menghasilkan matrik polimer
yang lebih baik untuk proses amobilisasi sel khamir tersebut di
atas.
Matrik polimer yang mempunyai kadar air tertinggi adalah yang
terbaik untuk mengamobilisasi sel S. cerevisia.e yang dipakai dalam
peneli tian ini.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Sdr. Almaida dan Sdr.
Anasthasia S.D. yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. JAIN, W.K., TORAN-DIAZ, I., and BARATTI, J., Continuous producti
on of ethanol from fructose by immobi lized growing cells of
Zymomona.s mobilis, Biotechnol. and Bi?eng. XXVII (1985) 613.
2. LUONG, J.H.T., Cell immobilization in K- carrageenan for ethanolproduction, Biotechnol. and Bioeng. XXVII (1985) 1652.
3. NAGASHIMA, M., AZUMA, M., NOGUCHI, S., INUZUKA, K., and SAMEJIMA,H., Continuous ethanol fermentation using immobil ized yeastcells, Biotechnol. and Bioeng. XXVI (1984) 992.
4. BAJPAI, P.K., and MARGARITIS, A., Effect of temperature and pH onimmobilized Zymomona.s mobilis for continuous production ofethanol, Riotechnol. and Bioeng. XXVII I (1986) 824.
5. FUJIMURA, T., and KAETSU, I., Growth of yeast cells immobilized
with porous swelling carriers produced by radiation polymerization, Appl. Biochem. and Biotechnol. B (1983) 145.
6. YOSHII, H., A bioreactor system: The development of continuous
alcohol fermentation by immobilized. yeast cells, Head of Pro
cess Engineering Development Laboratories, Central Research Lthboratories, Ajinomoto Co., Inc., Tokyo, Japan. Presented at 7
Malaysian Microbiology Symposium (Progress in Microbial Biotechnology), Malaysia, November 18 - 20 (1984).
7. YOSHIDA, M., KUMAKURA, M., and KAETSU, I., Immobilization of en
zymes by radiation-induced copolymerization of 2-hydroxyethyl
G07
methacrylate and other hydrophylic or hydrophobic comonomers,J. Macromol. Sci.-Chem., A 14 (4) (1980) 555.
8. KUMAKURA,M., and KAETSU,I., Influence of hydration ability ofmonomer on immobilization of microbial cells by radiation polymerization, Journal of Applied Polymer Science, 28 (1983) 2167.
9. FUJIMURA, T., and KAETSU, I., Nature of yeast cells immobilizedby radiation polymerization. Acti v i ty dependence on the watercontent of polymer carriers, Biotechnol. and Bioeng. XXIX(1987) 171.
608
Tabel 1.Ringkasan sidik ragam kadar etanol has! 1fermen tas iS.
cerevisiae dalam media molase
F. tabe1
Sum'ber
F. hi tung5%
1%
Percobaan I
**E~ek .atrik po1imer~oyOOI~62y704y04
**Efek waktu fermentasi 86,69373y335y42
Interaksi
O,9977tn2y283y20
Percobaan II
**Efek matrik polimer32,01752,704,04
**E felt waktu ferlllentasi 164 y986R3,335y42
Interaksi
1y1?28tn2y28
3,20
tnberbeda nyata pada PO,Ol
tldak berbeda nyata
609
610
Tabel 2. Kadar etano1 (~) hasil fermentBsi S. cerevisiae yanq diamobi1 isasl dengan beberapa matrik pot imer (P) dalam waktu fermen-tas i ,,'
FlF2F3Xp
Po
1.73822.55072,50222,2637
PI
0,81931.34571,87061.3452
Pn
1.02571,74392,17161,6471
PUI
1.23121,80522.25561.7640
PIV
0.83441.43331,75891.3422
XF
1,12981.77582,1118
P
F
BNJ5%
0.28/140.1875
Tabel 3. Kadar et"no! (%) hasil fermentasi S. cerevisiae yang diamobi-I isasi dengan beberapa matrik pol i;er (p) dalam waktu fermen-tasi
Fl
FFXp23
Po
1,62042,11772,30692,0150
PIG
0,86221,44761,91991,4099
PlIG
0,81801,37861,85231,3496
PIlIG
0,83941.44831,95971,4158
PIVa
0,78601,39421,87721,3525-- XF
0,98521,55731,9832
P
F
BNJ5%
0,20690,1363
611
612
Tabel 4. Kandungan air matrik polimer yang digunakan untuk amobilisasiS. cerevisiae dan komposisi bahan penyusun matrik pol imer
Macalll Kompos1si monomerAirKandungan
I118.trlk
sulingair IIIIltrik
MacaIII'
KottaentraTotalI
po11111er-(%)pol1mer
monolller
a1 (%)konaentra. (%)6i monomer (%)
PI
HEMA10
M-23-G
1525
7589,5463
PII
BEMA10
H-23-G
1020
8092,5701
PUI
HEKA.5
K-23-G
10158596,2456
PIV
HEMA5
M-23-G
1520
8092,6327
PIa:
HEMA][0
M-23-0
1527,572,589,1934
14 G
2,5
PUG
HEMA10
M-23-G
1022.577,588,9800
]4 G
2,5
PIIIG
HEMA5
M-23-G
1017,582,591.6286
14 G
2,5
PIVG
HEMA5
K-23-G
1522.577.589,5600I 14 G 2,5
DISKUSI
NI KHAM
1. Mengapa Anda tidak melanjutkan percobaan tersebut sehingga ma
triks dipakai secara berulang-ulang sehingga Anda dapat menge
tahui dimana batas produksi maksimal ?
2. Menurut Anda kombinasi polimer yang mana yang· lebih memenuhi
syarat untuk dipakai sebagai matriks dan bagaimana syarat-syarat
yang harus dipenuhi untuk membuat matrikas yang optimal ?
MARIA LINA
1. Percobaan ini memang belum dipakai berulang-ulang karena pemakai
an berulang tentunya tidak akan menaikkan kadar etanol, bahkan
pemakaian berulang dalam jangka waktu yang lebih lama kandungan
etanol cenderung menurun.
2. Mungkin yang Anda maksud di sini adalah komhinasi monomer. Komhi
nasi ini dapat bermacam-macam antara lain monomer hidrofilik
sehingga menghasilkan matrik polimer yang berpori. Monomer yang
mempunyai 1 gugus fungsi dan monomer yang mempunyai 2 gugus fung
si kemungkinan akan membentuk jaringan yang disebabkan crosslink
in~-nya (crosslimkin~ network) sehingga matrik mempunyai kekuatan
yang baik terhadap daya metrik. Syaratnya antara lain macam mono
mern dan konsentrasinya, serta dosis radiasi dan suhu untuk ira
diasinya.
SUHARNI SADI
Mengapa etanol dari fre~ceU lebih tinggi daripada sel imobil isasi?
MARl ALINA
Hal tersebut disebabkan karena ~atrik polimer yang digunakan untuk
proses imobilisasi ini kurang baik, kemungkinan komposisi bahan ",
penyusunnya kurang sesuai, sehingga tidak banyak sel khamir yang
dapat diamobilissai, karena tingginya kadar etanol dapat ditentukan
613
oleh banyaknya sel khamir. Matrik yang baik adalah antara lain yang
mempunyai struktur yang baik, tidak bersifat racun, mempunyai daya
elas~~saas YAfI~ bll.ik gQhinaall. mgmUnaUinUlln Ml kl\.~.Mir daval lumbuhdan berkembang bi:tk di dalamnya, dan mempunyai kekuatan yang baik
terhadap daya mekanik sehingga dalam" proses amobili sasi di lakukanpenggoyangan (agitasi) matrik tidak akan pecah dan sel khamir dapatberada tetap di dalamnya.
614