Tgs Bk Lina Enzim

7
ENZIM Di susun oleh: SOFIA RAHMI (1005105010056) TEKHNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA

Transcript of Tgs Bk Lina Enzim

ENZIMDi susun oleh:

SOFIA RAHMI (1005105010056)

TEKHNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA

Pengertian enzim Enzim dikatakan sebagai suatu kelompok protein yang berperan sangat penting dalam proses aktifitas biologis. Enzim berfungsi sebagai katalisator dalam sel dan sifatnya sangat khas. Dalam jumlah yang sangat kecil, enzim dapat mengatur reaksi tertentu hingga dalam keadaan normal tidak terjadi penyimpangan hasil akhir reaksi. Enzim akan kehilangan aktifitasnya akibat panas, asam atau basa kuat, pelarut organik atau apa pun yang menyebabkan denaturasi protein. Enzim itu merupakan katalis dalam sistem biologi. Katalis adalah molekul yang berfungsi mempercepat reaksi kimia. Hampir semua enzim merupakan protein. Dua sifat penting enzim adalah memiliki daya katalitik yang sangat besar dan sangat spesifik. Daya katalitik enzim Daya katalitik enzim sangat besar, yaitu mampu mempercepat reaksi kimia minimal sejuta kali. Tanpa enzim, kecepatan sebagian besar reaksi kimia di dalam sistem biologi sangatlah rendah sehingga tak dapat diukur. Bahkan reaksi yang sederhana sekalipun seperti hidrasi CO2 harus dikatalisis oleh enzim karbonat anhidrase. Karbonat anhidrase CO2 + H2O H2CO3

Spesifitas enzim Enzim sangat spesifik, baik terhadap terhadap jenis reaksi yang dikatalisisnya maupun terhadap substrat atau reaktan yang diolahnya. Gambaran spesifitas enzim tercantum pada Gambar 2.9. Satu enzim biasanya mengkatalisis satu jenis reaksi kimia saja, atau seperangkat reaksi yang sejenis. Dalam reaksi enzimatik sangat jarang terjadi reaksi sampingan yang menyebabkan terbentuknya hasil sampingan yang tak berguna.

Gambar 2.9 Model spesifitas enzim terhadap substrat dan reaksi tertentu

Kompleks enzim-substrat Sebagian besar daya katalitik enzim berasal dari kemampuan enzim menempatkan substrat ke dalam kedudukan yang menguntungkan pada kompleks enzim-substrat. Enzim memiliki situs aktif, yaitu tempat tertentu pada molekul enzim untuk mengikat substrat. Emil Fischer mengumpamakan substrat dan situs aktif sebagai anak kunci dan kunci. Lihat Gambar 2.10 untuk ilustrasi lebih jelas.

Gambar 2.10

Klasifikasi enzim Enzim diklasifikasikan berdasarkan tipe reaksi dan mekanisme reaksi yang dikatalisis. Pada awalnya hanya ada beberapa enzim yang dikenal, dan kebanyakan mengkatalisis reaksi hidrolisis ikatan kovalen. Semua enzim ini diidentifikasi dengan menambahkan akhiran ase pada nama substansi atau substrat yang dihidrolisis. Contoh: lipase menghidrolisis lipid, amilase menghidrolisis amilum, protease menghidrolisis protein. Pemakaian penamaan tersebut terbukti tidak memadai karena banyak enzim mengkatalisis substrat yang sama tetapi dengan reaksi yang berbeda. Contohnya ada enzim yang megkatalisis reaksi reduksi terhadap fungsi alkohol gula dan ada pula yang mengkatalisis reaksi oksidasi pada substrat yang sama. Sistem penamaan enzim sekarang tetap menggunakan ase, namun ditambahkan pada jenis reaksi yang dikatalisisnya. Contoh: enzim dehidrogenase mengkatalisis reaksi pengeluaran hidrogen, enzim transferase mengkatalisis pemindahan gugus tertentu. Untuk menghindari kesulitan penamaan karena semakin banyak ditemukan enzim yang baru, maka International Union of Biochemistry (IUB) telah mengadopsi sistem penamaan yang kompleks tetapi tidak meragukan berdasarkan mekanisme reaksi. Namun sampai sekarang masih banyak buku-buku yang masih menggunakan sistem penamaan lama yang lebih pendek. Secara ringkas, sistem penamaan enzim menurut IUB dijelaskan sebagai berikut: 1. Reaksi dan enzim yang mengkatalisis membentuk 6 kelas, masing-masing mempunyai 4-13 subkelas 2. Nama enzim terdiri atas 2 bagian, pertama menunjukkan substrat dan kedua ditambah dengan ase yang menunjukkan tipe reaksi yang dikatalisis. Contoh: heksosa isomerase (subsrat: heksosa dengan reaksi isomerase). 3. Jika diperlukan, ditambah dengan informasi tambahan tentang reaksi dalam tanda kurung di bagian akhir nama. Contoh: 1.1.1.37 L-malat:NAD+ oksidoreduktase (dekarboksilasi). 4. Setiap enzim mempunyai nomor kode (EC) yang terdiri atas: Digit pertama Digit kedua Digit ketiga Digit keempat : kelas tipe reaksi : subkelas tipe reaksi : subsubkelas tipe reaksi : untuk enzim spesifik

Contoh: 2.7.1.1 diuraikan menjadi: Kelas 2 Subkelas 7 Subsubkelas 1 : transferase : transfer fosfat : alkohol merupakan akseptor fosfat

Enzim spesifik 1 : heksokinase atau ATP:D-heksosa 6-fosfotransferase Suatu enzim yang mengkatalisis pemindahan fosfat dari ATP ke gugus hidroksil atom C ke enam molekul glukosa.

Pengaruh Suhu Reaksi kimia sangat di pengaruhi oleh suhu,maka reaksi yang dikatalis oleh enzim juga peka terhadap suhu. Akibatnya daya kerja enzim menurun. Sampai suhu 45C efek predominannya masih memperlihatkan aktifitas. Menjelang 55C fungsi katalitik enzim mejadi punah.

Pengaruh pH pH juga sangat berpengaruh terhadap aktivitas enzim, karena bersifat ionikgugus karboksil dan gugus amino mudah dipengaruhi oleh pH. Akibatnya daerah katalitik dan konformasi enzim berubah. Perubahan pH juga menyebabkan denaturasi enzim dan hilangnya aktivitas enzim. Di dalam sel dan lingkungan sel sekelilingnya, pH dalam keadaan normal harus tetap, sebab adanya perubahan berakibat pergeseran aktivitas enzim. Ini akan mempengaruhi dan mengacaukan sistem katabolik dan anabolik dalam sel dan jaringan.

Pengaruh Inhibitor Enzim peka terhadap senyawa atau suatu gugus senyawa yang diikatnya. Jika aktivitas enzim tehambat oleh senyawa tersebut, maka senyawa ini disebut inhibitor. Tapi di dalam sel bisa juga terdapat inhibitor yang berfungsi sebagai regulasi reaksi enzim. Dia mengontrol produk enzim hingga hanya cukup untuk kebutuhan sel saja.

Koenzim Banyak enzim yang memerlukan koenzim untuk dapat berfungsi aktif sebagai katalisator. Koenzim akan memperbesar kemampuan katalitik suatu enzim sehingga jauh melebihi kemampuan yang ditawarkan. Koenzim yang berikatan secara erat dengan enzim melalui ikatan kovalen atau non kovalen sering disebut sebagai gugus prostetik. Reaksireaksi yang memerlukan koenzim antara lain: reaksi oksidoreduksi, pemindahan gugus serta isomerisasi, dan reaksi yang membentuk ikatan kovalen.

DAFTAR PUSTAKA www.bioweb.wku.edu\courses\BIOL115\Wyatt\Biochem\metabolism.htm, WKU BIO 113Chemistry www.biology.arizona.edu\biochemistry\biochemistry.html, 2003, The Biology ProjectBiochemistry Girindra, Aisjah. 1993. BIOKIMIA I. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta