Partisi (LINA)

23
BAB I PENDAHULUAN I.1. LatarBelakang Partisi zat-zat terlarut antara dua cairan yang tidak campur menawarkan banyak kemungkinan yang menarik untuk pemisahan analitis. Bahkan dimana tujuan primer bukan analitis namun preparatif, ektraksi pelarut merupakan suatu langkah penting dalam urutan menuju ke suatu produk murni itu dalam laboratorium organik, anorganik atau biokimia. Meskipun kadang-kadang digunakan peralatan yang rumit namun seringkali diperlukan hanya sebuah corong pisah. Seringkali suatu pemisahan ekstraksi pelarut dapat diselesaikan dalam beberapa menit, pemisahan ektraksi biasanya bersih dalam arti tak ada analog kopresipitasi dengan suatu system yang terjadi

Transcript of Partisi (LINA)

Page 1: Partisi (LINA)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. LatarBelakang

Partisi zat-zat terlarut antara dua cairan yang tidak campur

menawarkan banyak kemungkinan yang menarik untuk pemisahan

analitis. Bahkan dimana tujuan primer bukan analitis namun preparatif,

ektraksi pelarut merupakan suatu langkah penting dalam urutan menuju

ke suatu produk murni itu dalam laboratorium organik, anorganik atau

biokimia. Meskipun kadang-kadang digunakan peralatan yang rumit

namun seringkali diperlukan hanya sebuah corong pisah. Seringkali

suatu pemisahan ekstraksi pelarut dapat diselesaikan dalam beberapa

menit, pemisahan ektraksi biasanya bersih dalam arti tak ada analog

kopresipitasi dengan suatu system yang terjadi

Di antara berbagai jenis metode pemisahan, ekstraksi pelarut

atau disebut juga ekstraksi air merupakan metode pemisahan yang

paling baik dan popular. Alasan utamanya adalah bahwa peemisahan ini

dapat dilakukan baik dalam tingkat makro maupun mikro. Seseorang

tidak memerlukan alat yang khusus atau canggih kecuali corong pisah.

Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat terlarut dengan

perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur,

Page 2: Partisi (LINA)

seperti benzene, karbon tetraklorida atau kloroform. Batasannya adalah

zat terlarut dapat di transfer pada jumlah yang berbeda dalam keadaan

dua fase pelarut. Teknik ini dapat digunakan untuk kegunaan preparatif,

pemurnian, pemisahan serta analisis pada semua skala kerja .

Ekstraksi cair-cair adalah proses pemisahan zat terlarut didalam

2 macam zat pelarut yang tidak saling bercampur atau dengan kata lain

perbandingan konsentrasi zat terlarut dalam pelarut organik, dan pelarut

air. Hal tersebut memungkinkan karena adanya sifat senyawa yang

dapat terlarut dalam air dan ada pula senyawa yang dapat larut dalam

pelarut organik.

Ekstraksi padat-cair adalah proses pemisaha nzat yang dapat

melarut (solut) dari suatu campurannya dengan padatan yang tidak

dapat larut (innert) dengan menggunakan pelarut air.

Pada percobaanini, dilakukan partisi ekstrak padat-cair yaitu

pemisahan kandungan senyawa sampel daun johar (Cassia folium)

berdasarkan tingkat kepolarannya, dimana cairan penyari yang

digunakan adalah eter karena pelarut air tidak dapat melarutkan sampel

daun johar (Cassia folium).

Page 3: Partisi (LINA)

I.2. Maksud danTujuan Praktikum

I.2.1 Maksud Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk melakukan

pemisahan cairan penyari dengan partisi padat-cair pada ekstrak

metanol daun johar (Cassia folium).

I.2.2 Tujuan Praktikum

Adapun maksud dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui dan

memahami cara pemisahan cairan penyari berdasarkan tingkat

kepolarannya terhadap sampeltumbuhan daun johar (Cassia folium)

secara partisi padat-cair.

Page 4: Partisi (LINA)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Johar atau juar adalah nama sejenis pohon penghasil kayu keras

yangtermasuk suku Fabaceae (Leguminosae = polong-polongan). Pohon

yang sering ditanam sebagai peneduh tepi jalan ini, dikenal pula dengan

nama-nama yang mirip, seperti juwar atau johor (Steenis 1981).

Di Sumatra, pohon ini dinamai pula bujuk atau dulang. Dalam bahasa

Inggris tumbuhan ini disebut dengan beberapa nama seperti black-wood

cassia, Bombay blackwood, kassodtree, Siamese senna dan lain-lain

(Kardono. 2003).

1. Klasifikasi

Menurut Heyne (1987), johar diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)

Page 5: Partisi (LINA)

Genus : Cassia

Spesies : Cassia siamea

2. Morfologi

Cassia siamea merupakan pohon berukuran sedang dengan

cabang yangkuat dan halus. Daunnya terdiri dari 7-10 pasang anak daun,

petiole (tangkai daun) mempunyai panjang 2-3 cm, dan tulang daunnya

sepanjang 10-25 cm.Kelopaknya berwarna kuning dan panjangnya 1,5-2

cm. Buahnya seperti kacang polong sebanyak 20-30 buah dengan

ukuran 1-1,5 cm (Farnsworth dan Bunyapraphatsara 1992). Bunga Johar

memiliki panjang 15-60 cm dengan 10-60 kuntum bunga. Setiap bunga

memiliki benang sari 10. Biji berwarna coklat terang mengkilap, bundar

telur pipih dengan ukuran 6,5-8 mm x 6 mm (Steenis 1981).

3. Partisi Ekstrak

Ekstraksi cair-cair adalah proses pemisahan zat terlarut di

dalam 2 macam zat pelarut yang tidak saling bercampur atau

dengan kata lain perbandingan konsentrasi zat terlarut dalam

pelarut organic dan pelarut air (Malik dan Najib, 2013).

Ekstraksicair-cair biasa juga disebut sebagai metode corong

pisah. Jika suatu cairan ditambahkan kedalam ekstrak yang telah

dilarutkan dalam cairan lain yang tidak dapat bercampur dengan

yang pertama, akan terbentuk dua lapisan. Satu komponen dari

Page 6: Partisi (LINA)

campuran akan memiliki kelarutan dalam kedua lapisan tersebut

(biasanya disebut fase) dan setelah beberapa waktu dicapai

kesetimbangan konsentrasi dalam kedua lapisan. Waktu yang

diperlukan untuk tercapainya kesetimbangan biasanya dipersingkat

oleh pencampuran keduanya dalam corong pisah. (Ditjen POM,

1986).

Pelarut yang mudah menguap tidak dicampur dengan fase air

yang panas (atau bahkan hangat). Hal ini dapat menyebabkan

peningkatan tekanan uap sangat besar yang dihasilkan sehingga

tutup corong pisah terbang dan isinya tersemprot keluar.Hal ini

dapat juga terjadi dengan cairan dingin jika terjadi reaksi eksotermis

missal pencampuran asam dan basa, pengenceran asam-asam

kuat.(Ditjen POM, 1986).

Waktu yang diperlukan untuk tercapainya kesetimbangan

biasanya dipersingkat oleh percampuran kedua fase tersebut dalam

corongp isah (Ditjen POM, 1986).

Yang sangat penting diperhatikan dalam hal ini adalah pelarut

yang mudah menguap tidak bercampur dengan fase air yang panas

(atau bahkan hangat). Hal ini dapat menyebabkan peningkatan

tekanan uap sangat besar yang dihasilkan sehingga tutup corong

Page 7: Partisi (LINA)

pisah terbang dan isinya tersemprot keluar. Hal ini dapat juga

terjadi dengan cairan dingin jika terjadi reaksi eksotermis, misalnya

pencampuran asam danb asa, pengenceran asam-asam kuat.

(Fachruddin, 2001).

Partisi padat-cair (lactithing) adalah proses pemisahan untuk

memperoleh komponen zat terlarut dari campurannya dalam

padatan dengan menggunakan pelarut yang sesuai (Malik dan

Najib, 2013).

Jika suatu cairan ditambahkan kedalam ekstrak yang telah

dilarutkan dalam cairan lain yang tidak bercampur dengan yang

pertama akan terbentuk 2 lapisan. Satu komponen dari campuran

akan memilki kelarutan dalam kedua lapisan tersebut (biasanya

disebut fase) dan setelah beberapa waktu mencapai

kesetimbangan konsentrasi dalam kedua lapisan (Malik dan Najib,

2013).

Beberapa fase organik mudah membentuk emulsi dengan

fase air, khususnya jika terdapat partikel kecil atau terbentuk oleh

pengendapan. Kelarutan senyawa tidak bermuatan dalam satu fase

pada suhu tertentu tergantung pada kemiripan kepolarannya

dengan fase cair, menggunakan prinsip "like dissolve like". Molekul

Page 8: Partisi (LINA)

bermuatan yang memiliki afinitas tinggi terhadap cairan dengan

sejumlah besar ion bermuatan berlawanan dan juga dalam kasus

ini menarik yang berlawanan, misalnya senyawa asam akan lebih

larut dalam fase air yang basa daripada yang netral atau asam.

Ratio konsentrasi senyawa dalam kedua fase disebut koefesien

partisi (K). Senyawa yang berbeda akan mempunyai koefesien

partisi yang berbeda, sehingga jika satu senyawa sangat polar,

koefesien partisi relatifnya kefase polar lebih tinggi daripada

senyawa nonpolar. (Ditjen POM, 1986).

Pelaksanaan ekstraksi padat cair terdiri dari 2 langkah yaitu :

1. Kontak antara padatan dan pelarut untuk mendapatkan

perpindahan solute ke dalam pelarut.

2. Pemisahan larutan yang terbentuk dan padatan sisa.

Berdasarkan metode ekstraksi padat cair dikenal 4 jenis yaitu:

1. Operasi dengan sistem bertahap tunggal.

2. Operasi dengan sistem bertahap banyak dengan aliran sejajar

atau aliran silang.

3. Operasi secara kontinu dengan aliran berlawanan

Operasi secara batch dengan sistem bertahap banyak

dengan aliran berlawanan.

Page 9: Partisi (LINA)

BAB III

PROSEDUR KERJA

III.1 Alat dan Bahan

III.1.1. Alat yang digunakan

Batang pengaduk, cawan porselin, corong kaca,

erlemeyer 250 ml, gelas piala, gelas ukur, sendoktanduk,dan

stirrer.

III.1.2. Bahan yang digunakan

Adapunbahan yang digunakanyaitualuminium foil, daun

johar Cassia folium, dietileter, kertassaring, kertastimbang,

label, dan tissue.

III.2 Cara Kerja

Ekstraksi padat-cairdengan pelarut dietileter

Ditimbang 5 gram ekstrak metanol kering daun johar

(Cassia folium). Ekstrak metanol kering dimasukkan kedalam

erlemeyer lalu ditambahkan 30 ml dietil eter. Dimasukkan

batang pengaduk magnetik ke dalam erlemeyer kemudian

diletakkan diatas stirrer, biarkan sampai pelarut jenuh,

Page 10: Partisi (LINA)

kemudian suspensi dikeluarkan dan dipisahkan antara padatan

cairan. Bagian yang tidak larut dimasukkan kembali ke dalam

erlemeyer dan ditambahkan dieteleter sebanyak 30 ml

dilakukan seperti pola perlakuan pertama hingga pelarut

dietileteryang ditambahkan bening, pengerjaan ini dilakukan

sebanyak 3 kali.

Page 11: Partisi (LINA)

1.

BAB IV

HASIL PRAKTIKUM

A. Tabel Pengamatan

No. Pengamatan Sampel

1 Metode Partisi Cair-cair

2 Bobot Fraksi Air 0,6 Gram

3 Bobot Fraksi N-Heksan 3,1 Gram

4 % Kadar Fraksi N-Heksan 62%

5 Bobot Fraksi N-Butanol 1,3 gram

6 % Kadar Fraksi N-Butanol 26%

% Kadar Fraksi N-Heksan = 3,1gram5gram

x 100%

= 62%

% Kadar Fraksi N-Butanol = 1,3gram5gram

x 100%

= 26%

Page 12: Partisi (LINA)

PEMBAHASAN

Ekstraksicair-cairadalah proses pemisahanzatterlarut di dalam 2

macamzatpelarut yang tidaksalingbercampurataudengan kata lain

perbandingankonsentrasizatterlarutdalampelarutorganikdanpelarut air .

Partisipadat-cair (lactithing) adalah proses

pemisahanuntukmemperolehkomponenzatterlarutdaricampurannyadala

mpadatandenganmenggunakanpelarut yang sesuai.

Kelarutansenyawatidakbermuatandalamsatufasepadasuhutertentu

bergantungpadakemiripankepolarandenganfasecair.Menggunakanprins

ip “like dissolves

like”.Molekulbermuatanmemilikiafinitastinggiterhadapcairandenganseju

mlahbesar ion bermuatanberlawanandanjugadalamkasusini “menarik

yang berlawanan”.Ratio

konsentrasisenyawadalamkeduafasedisebutkoefisienpartisi

(K).Senyawa yang berbedaakanmempunyaikoefisienpartisi yang

berbeda, sehinggajikasatusenyawasangat polar,

Page 13: Partisi (LINA)

koefisienpartisirelatifnyakefase polar lebihtinggidaripadasenyawa non

polar.

Padapercobaanini, dilakukanpartisiekstrakpadat-cairkarenasampeldaun

johar Cassia folium tidakdapatmelarutdalam air.makalarutanpenyari yang

digunakanpadapraktikuminiyaituberdasarkanprinsipdaripartisiadalahpe

misahankandungansenyawaberdasarkantingkatkepolarannyadimanape

nyariyang digunakanadalahdietil eter.

Untukekstrakpadat-cairdengan menggunakan

dietiletercarakerjaialah pertama disiapkan alat dan bahan, lalu

ditimbang 5 gram ekstrak metanol kental Daun johar(Ficus Rocemosa).

Ekstrak metanol kering dimasukkan kedalam erlemeyer lalu

ditambahkan 30 ml eter. Dimasukkan batang pengaduk magnetik ke

dalam erlemeyer kemudian diletakkan diatas stirrer, biarkan sampai

pelarut jenuh, kemudian suspensi dikeluarkan dan dipisahkan antara

padatan cairan. Bagian yang tidak larut dimasukkan kembali ke dalam

erlemeyer dan ditambahkan eter sebanyak 30 ml dilakukan seperti

pada perlakuan pertama hingga pelarut eter yang ditambahkan bening

dilakukan sebanyak 4 kali.

Page 14: Partisi (LINA)

BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan praktikum ini dapat ditarik kesimpulan

bahwa metode partisi yang digunakan pada sampel Daun johar

(Cassia folium) ialah padat-cair dengan menggunakan dietil eter.

V.2 Saran

Sebaiknya praktikannya dipacu agar lebih aktif lagi jadi tidak

semua bisa mengerti dan tidak hanya diam dilaboratorium.

Page 15: Partisi (LINA)

SKEMA KERJA

Ekstraksi Padat-Cair dengan pelarut dietil eter

Ditimbang 5 gram ekstrak metanol

Dimasukkan ke dalam erlenmeyer

Ditambahkan 30 ml dietil eter

Dimasukan batang pengaduk magnetik ke dalam erlemeyer

Diletakkan diatas stirrer

Dibiarkan sampai pelarut jenuh

Dikeluarkan suspensi dan dipisahkan antara padatan cairan

Dimsukkan kembali kedalam erlemeyer bagian yang tidak larut

Ditambahkan dietil eter sebanyak 30 ml

Dilakukan hingga pelarut Dietil eter yang ditambahkan bening

Page 16: Partisi (LINA)

DAFTAR PUSTAKA

Heyne, K., (1987). “Tumbuhan Berguna Indonesia, Jilid 3”. Departemen Kehutanan, Jakarta.

Kardono, L.B.S., Angehofer C.K., Tsauri S., Padmawinata K., Pezzuto J.M. & Kinghorn D.1991. “Cytotoxic andantimalarial constituents of theroots of Eurycoma longifolia.Journ” . Nat. Prod.

Dirjen POM. (1986). "Sediaan Galenik". Departemen Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta.

Malik dan Najib 2013, “Penuntun dan Buku Kerja Praktikum Fitokimia 1. UMI: Makassar.

Steenis Van, C.G.G.J. 1978. Flora. P.T. Pradnya. Paramita Jakarta. 

Tobo, Fachruddin, (2001), "Buku Pegangan Laboratorium Fitokimia I",      Laboratorium  Fitokimia Jurusan Farmasi Unhas, Makassar.

Sastrohamidjojo, Hardjono. (1985). "Analisis Kromatografi". ITB: Bandung

Wijaya H. M. Hembing (1992). ”Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia Cetakan 1 : Jakarta .