Leukemia (Print)

16
LEUKEMIA A. KONSEP MEDIK 1. Definisi Leukemia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih sum tulang menggantikan elemen sum-sum tulang normal (Smeltzer, S C and ar #$$# % #&' ! Leukemia adalah proliferasi patologis dari sel pem)uat darah *ang )ers dan )iasan*a )ersifat fatal! Leukimia dikatakan pen*akit darah *ang dise)a) kerusakan pada pa)rik pem)uat sel darah, *aitu pada sumsum tulang! en*akit dise)ut kanker darah ( gasti*ah .//0%1'. ! Keadaan *ang se)enarn*a sumsum t )eker+a aktif mem)uat sel-sel darah tetapi *ang dihasilkan adalah sel darah normal dan sel ini mendesak pertum)uhan sel darah *ang normal! Leukemia adalah istilah umum *ang digunakan untuk keganasan pada sumsu tulang dan sistem limpatik (2ong, .//3 ! 2. Klasifikasi Leukemia a Leukemia Mielogenus Akut (LMA LMA mengenai sel sistem hematopoetik *ang kelak )erdiferensiasi sel mieloid4 monosit, granulosit ()asofil, netrofil, eosinofil , eritr Semua kelompok usia dapat terkena! Insidensi meningkat sesuai dengan )ertam)ahn*a usia! Merupakan leukemia nonlimfositik *ang paling serin ) Leukemia Mielogenus Krinis (LMK LMK +uga dimasukkan dalam sistem keganasan sel stem mieloid! am )an*ak sel normal di)anding )entuk akut, sehingga pen*akit ini le)ih +arang men*erang indi5idu di)a6ah #$ tahun! Manifestasi mirip denga LMA tetapi dengan tanda dan ge+ala *ang le)ih ringan! asien menun+ukk ge+ala selama )ertahun-tahun, peningkatan leukosit kadang sampai +umla )iasa, limpa mem)esar! 7 Leukemia Limfositik Kronis (LLK LLK merupakan kelainan ringan mengenai indi5idu usia 3$ Manifestasi klinis pasien tidak menun+ukkan ge+ala! en*akit )aru terd pemeriksaan fisik atau penanganan pen*akit! d Leukemia Limfositik Akut (LLA

description

tugas

Transcript of Leukemia (Print)

LEUKEMIA

A. KONSEP MEDIK

1. DefinisiLeukemia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sum-sum tulang menggantikan elemen sum-sum tulang normal (Smeltzer, S C and Bare, B.G, 2002 : 248 ).Leukemia adalah proliferasi patologis dari sel pembuat darah yang bersifat sistemik dan biasanya bersifat fatal. Leukimia dikatakan penyakit darah yang disebabakan terjadinya kerusakan pada pabrik pembuat sel darah, yaitu pada sumsum tulang. Penyakit ini sering disebut kanker darah (Ngastiyah 1997:381). Keadaan yang sebenarnya sumsum tulang bekerja aktif membuat sel-sel darah tetapi yang dihasilkan adalah sel darah yang tidak normal dan sel ini mendesak pertumbuhan sel darah yang normal.Leukemia adalah istilah umum yang digunakan untuk keganasan pada sumsum tulang dan sistem limpatik (Wong, 1995).

2. Klasifikasi Leukemiaa) Leukemia Mielogenus Akut (LMA)LMA mengenai sel sistem hematopoetik yang kelak berdiferensiasi ke semua sel mieloid; monosit, granulosit (basofil, netrofil, eosinofil), eritrosit, dan trombosit. Semua kelompok usia dapat terkena. Insidensi meningkat sesuai dengan bertambahnya usia. Merupakan leukemia nonlimfositik yang paling sering terjadi.b) Leukemia Mielogenus Krinis (LMK)LMK juga dimasukkan dalam sistem keganasan sel stem mieloid. Namu lebih banyak sel normal dibanding bentuk akut, sehingga penyakit ini lebih ringan. LMK jarang menyerang individu dibawah 20 tahun. Manifestasi mirip dengan gambaran LMA tetapi dengan tanda dan gejala yang lebih ringan. Pasien menunjukkan tanpa gejala selama bertahun-tahun, peningkatan leukosit kadang sampai jumlah yang luar biasa, limpa membesar.

c) Leukemia Limfositik Kronis (LLK)LLK merupakan kelainan ringan mengenai individu usia 50 70 tahun. Manifestasi klinis pasien tidak menunjukkan gejala. Penyakit baru terdiagnosa saat pemeriksaan fisik atau penanganan penyakit.d) Leukemia Limfositik Akut (LLA)LLA dianggap sebagai proliferasi ganas limfoblast. Sering terjadi pada anak-anak, laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan. Puncak insiden usia 4 tahun, setelah usia 15 tahun. LLA jarang terjadi. Limfosit immatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan perifer sehingga mengganggu perkembangan sel normal.

3. EtiologiPenyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya Leukemia, yaitu; Faktor genetikInsiden leukemia pada anak-anak penderita sindrom down adalah 20 kali lebih banyak daripada normal. Kelainan pada kromosom 21 dapat menyebabkan leukemia akut. Insiden leukemia akut juga meningkat pada penderita dengan kelainan kongenital misalnya agranulositosis kongenital, sindrom Ellis Van Creveld, penyakit seliak, sindrom Bloom, anemia Fanconi, sindrom Wiskott Aldrich, sindrom Kleinefelter dan sindrom trisomi D.Pada sebagian penderita dengan leukemia, insiden leukemia meningkat dalam keluarga. Kemungkinan untuk mendapat leukemia pada saudara kandung penderita naik 2-4 kali. Berdasarkan penelitian Hadi, et al (2008) di Iran dengan desaincase controlmenunjukkan bahwa orang yang memiliki riwayat keluarga positif leukemia berisiko untuk menderita LLA artinya orang yang menderita leukemia kemungkinan 3,75 kali memiliki riwayat keluarga positif leukemia dibandingkan dengan orang yang tidak menderita leukemia.

Sinar RadioaktifSinar radioaktif merupakan faktor eksternal yang paling jelas dapat menyebabkan leukemia. Angka kejadian LMA dan LGK jelas sekali meningkat setelah sinar radioaktif digunakan. Sebelum proteksi terhadap sinar radioaktif rutin dilakukan, ahli radiologi mempunyai risiko menderita leukemia 10 kali lebih besar dibandingkan yang tidak bekerja di bagian tersebut. Penduduk Hirosima dan Nagasaki yang hidup setelah ledakan bom atom tahun 1945 mempunyai insidensi LMA dan LGK sampai 20 kali lebih banyak. Leukemia timbul terbanyak 5 sampai 7 tahun setelah ledakan tersebut terjadi. Begitu juga dengan penderita ankylosing spondylitis yang diobati dengan sinar lebih dari 2000 rads mempunyai insidens 14 kali lebih banyak.

Virus Pada manusia, terdapat bukti kuat bahwa virus merupakan etiologi terjadinya leukemia. HTLV (virus leukemia T manusia) dan retrovirus jenis cRNA, telah ditunjukkan oleh mikroskop elektron dan kultur pada sel pasien dengan jenis khusus leukemia/limfoma sel T yang umum pada propinsi tertentu di Jepang dan sporadis di tempat lain, khususnya di antara Negro Karibia dan Amerika Serikat.

Obat-obat imunosupresif, obat-obat karsinogenik seperti diethystilbestrol Faktor herediter, misalnya pada kembar monozigot Kelainan kromosom, misalnya pada down syndrom

4. Patofisisologi Normalnya tulang marrow diganti dengan tumor yang Malignan, imaturnya sel blast. Adanya proliferasi dan palatelet terganggu sehingga akan menimbulkan anemia dan trombhositopenia. Sistem retikuloendotalial akan terpengaruh dan menyebabkan gangguan sistem pertahanan tubuh dan mudah mengalami infeksi. Manifestasi akan tampak pada gambaran gagalnya bone marrow dan infiltrasi organ, sistem saraf pusat. Gangguan pada nutrisi dan metabolisme. Depresi sumsum tulang yang akan berdampak pada penurunan leukosit, eritrosit, faktor pembekuan dan peningkatan tekanan jaringan. Adanya filtrasi pada ekstramedular akan berakibat terjadinya pembesaran hati, linfe dan nodus limfe dan nyeri kesendian.

Faktor pencetus:GenetikRadiasiObat-obatanKelainan kromosomInfeksi firusPaparan bahan kimia

Profilserasi sel kankerUntuk mendapatkan nutrisi

Penyebaran ekstramedularInfiltrasi sumsum tulangSel onkogen

Perumbuhan berlebih

sirkulasi darahSystem limfatik

Penurunan fungsi leukositHambatan mobilitas fisikFraktur FisiologisTulang lunak dan lemahGangguan rasa nyaman nyeriKecenderungan perdarahanKetidakseimbangan perfusi jaringan feriferResiko perdarahanStimulasi syaraf C(nociceptor)Kelemahan tulang Resiko infeksiInfiltrasi periostealTrombositopeniaPenurunan eritrositPenurunan trombositAnemiaDepresi produksi sumsumtulangSel normal digantikan olehSel kankerPenekanan ruang abdomenHepatosplenomegali Pembesaran hati & limfeSuplay oksigen kejaringan inadekuatGangguan rasa nyaman NyeriPeningkatan tekanan intra avdomenLimfadenopatiNodus limfeHipermetabolismeKetidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhanKebutuhan nutrisi meningkat

5. Manifestasi Klinis

Pilek tidak sembuh-sembuh Pucat, lesu, mudah terstimulasi Demam dan anorexia (berat badan menurun) Ptechiae, memar tanpa sebab Nyeri pada tulang dan persendian Nyeri abdomen Lympadenopathy Hepatosplenomegaly Abnormal WBC

6. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan darah tepi: terdapat leukosit yang imatur Aspirasi sumsum tulang (BMP): hiperseluler terutama banyak terdapat sel muda Biopsi sumsum tulang Lumbal punksi untuk mengetahui apakah sistem saraf pusat terinfil-trasi.

7. Penatalaksanaan/PengobatanTerapi leukemia meliputi pemakaian agens kemoterapiutik, dengan atau tanpa iradiasi kranial, dalam empat fase:1) Terapi Induksi, yang menghasilkan remisi total atau remisi dengan kurang 5% sel-sel leukemia dalam sumsum tulang2) Terapi Profilaksis SSP, yang mencegah agar sel-sel leukemia tidak menginvasi SSP3) Terapi Intensifikasi (konsolidasi), yang menghilangkan sel-sel leukimia yang masih tersisa, diikuti dengan terapi intensifikasi lambat (delayed intensification), yang mencegah timbulnya klon leukemik yang resisiten, dan4) Terapi Rumatan yang berfungsi untuk mempertahankan fase remisi. Walaupun kombinasi terapi obat dan radiasi dan bervariasi per institusi, karakteristik prognosis atau resiko pada pasien, dan tipe leukemia yang ditangani, prinsip-prinsip umum berikut pada setiap fase dilaksanakan dengan cukup konsisten.

8. Penatalaksanaan KeperawatanMasalah pasien yang perlu diperhatikan umumnya sama dengan pasien lain yang menderita penyakit darah. Tetapi prognosis pada umumnya kurang menggembirakan (sama seperti pasien kanker lainnya), maka pendekatan psikososial harus diutamakan. Yang perlu diusahakan ialah ruangan aseptik dan cara bekerja yang aseptik pula. Sikap perawat yang ramah dan lembut diharapkan tidak hanya untuk pasien saja tetapi juga pada keluarga yang dalam hal ini sangat peka perasaannya jika mengetahui penyakit anaknya.9. Komplikasi Sepsis Perdarahan Gagal Organ Iron Deficiency Anemia (IDA) Kematian

B. KONSEP KEPERAWATAN

a. Pengkajian Riwayat penyakit Kaji adanya tanda-tanda anemia, kelemahan, sesak, nafas cepat, Kaji ; adanya tanda-tanda leukopenia, demam, infeksi. Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia; petekiae, purpura, perdarahan membran mukosa; kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra medula; limfadenopati, hepatomegali, splenomegali. Kaji adanya pembesaran testis , hematuria , hipertensi, gagal ginjal, inflamasi rektal, dan nyeri.Riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik seringkali memberi tanda pertama yang menunjukkan adanya penyakit neoplastik. Keluhan yang samar seperti perasaan letih, nyeri pada ekstremitas, penurunan selera makan, sakit kepala, perasaan tidak enak badan dapat menjadi petunjuk pertama leukemia.

b. Diagnosa Keperawatan pada Anak Leukemia1) Resiko infeksi b/d penurunan daya tahan tubuh2) Nyeri b/d penegakkan diagnosis, terapi, efek fisiologi neoplasia3) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d kehilangan selera makan.4) Hambatan mobilitas fisik b/d kerusakan neuromuskular (neuropati).

c. Rencana Keperawatan pada Anak LeukemiaDiagnosaNOCNIC

Resiko Infeksi

Definisi:Peningkatanresiko masuknya organisme patogen.Faktor-faktor resiko : Prosedur Invasif Ketidakcukupan pengetahuan untuk menghindari paparan patogen. Trauma Kerusakan jaringan dan peningkatan paparan lingkungan Ruptur membran amnion Agen farmasi (imunosupresan) Malnutrisi Peningkatan paparan lingkungan patogen Imunosupresi Ketidakadekuatan imun buatan Tidak adekuat pertahanan sekunder (penurunan Hb, Leukopenia, penekanan respon inflamasi) Tidak adekuat pertahanan tubuh primer (kulit tidak utuh, trauma jaringan, penurunan kerja silia, cairan tubuh statis, perubahan sekresi pH, perubahan peristaltik). Penyakit kronik

NYERI AKUT

Definisi :Sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang muncul secara aktual atau potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan adanya kerusakan (Asosiasi Studi Nyeri Internasional) : serangan mendadak atau pelan intensitasnya dari ringan sampai berat yang dapat di antisipai dengan akhir yang dapat deprediksi dan dengan durasi kurang dari 6 bulan.

Batasan Karakteristik : Laporan secara verbal atau non verbal Fakta dari observasi Posisi antalgic untuk menghindari nyeri Gerakan melindungi Tingkah laku berhati-hati Muka topeng Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek, sulit atau gerakan kacau, menyeringai) Terfokus pada diri sendiri Fokus menyempit (penurunan persepsi waktu, kerusakan proses berpikir, penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan) Tingkah laku distraksi, contoh : jalan-jalan, menemui orang lain dan / atau aktivitas, aktivitas berulang-ulang) Respon autonom (seperti diaphoresis, perubahan tekanan darah, perubahan nafas, nadi dan dilatasi pupil) Perubahan autonomic dalam tonus otot (mungkin dalam rentang dari lemah ke kaku) Tingkah laku ekspresif (contoh : gelisah, merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas panjang/berkeluh kesah) Perubahan dalam nafsu makan dan minum

Faktor yang berhubungan :Agen injuri ( biologi, kimia, fisik, psikologis)

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Hambatan mobilitas FisikDefinisi: Keterbatasan pada pergerakan fisik tubuh atau lebih ekstremitas secara mendiri dan terarah. Batasan Karakteristik: Penurunan waktu reaksi Kesulitan membolak balik posisi Melakukan aktifitas lain sebagai pengganti pergerakan Dispneu setelah beraktifitas Perubahan cara berjalan Gerakan bergetar Keterbatasan kemampuan melakukan keterampilan Motorik rasa Keterbatasan rentan gerak sendi Tremor akibat pergerakan Pergerakan lambat Pergerakan tidak terkoordinasi

Immune StatusKnowledge : Infection controlRisk control

Kriteria Hasil :Klien bebas dari tanda dan gejala infeksiMendeskripsikan proses penularan penyakit, factor yang mempengaruhi penularan serta penatalaksanaannya,Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksiJumlah leukosit dalam batas normalMenunjukkan perilaku hidup sehat

NOC : Pain level Pain control Comfort level

Kriteria hasil : Mampu mengotrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan) Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan menejement nyeri Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi, dan tanda nyeri) Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurangTanda vital dalam rentang normal

NICStatus NutrisiStatus Nutrisi: EnergiKontrol Berat Badan

Kriteria Hasil : Klien menunjukkan Pencapaian berat badan normal yang diharapkan Berat badan sesuai dengan umur dan tinggi badan Bebas Dari tanda malnutrisi

NOCKriteria hasil: Klien meningkat dalam aktifitas fisik Mengerti tujuan dan peningkatan mobilitas Memverbalisasikan perasaan dalam meningkatkan kekuatan dan kemampuan berpindah Memperagakan penggunaan alat bantu dan mobilisasi

Infection Control (Kontrol infeksi) Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain Pertahankan teknik isolasi Batasi pengunjung bila perlu Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan pasien Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing sesuai dengan petunjuk umum Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi kandung kencing Tingktkan intake nutrisi Berikan terapi antibiotik bila perlu

Infection Protection (proteksi terhadap infeksi) Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal Monitor hitung granulosit, WBC Monitor kerentanan terhadap infeksi Batasi pengunjung Saring pengunjung terhadap penyakit menular Partahankan teknik aspesis pada pasien yang beresiko Pertahankan teknik isolasi k/p Berikan perawatan kuliat pada area epidema Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase Ispeksi kondisi luka / insisi bedah Dorong masukkan nutrisi yang cukup Dorong masukan cairan Dorong istirahat Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi Ajarkan cara menghindari infeksi Laporkan kecurigaan infeksiLaporkan kultur positif

NIC:

Pain Management Lakukan pengkajian nyeri secara kompherensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor prespitasi Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan, dan kebisingan Kurangi faktor presipitasi nyeri Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter personal) Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi Ajarkan tentang teknik non farmakologi Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri Evaluasi keefektifan kontrol nyeri Tingkatkan istirahat Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasi Monitor penerimaan pasien tentang manajement nyeri

Analgesic Administration Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi Cek riwayat alergi Pilih analgesik yang di perlukan atau kombinasi dari analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping)

NOCManajemen NutrisiDefinisi:Membantu dan atau menyediakan asupan makanan dan cairan yang seimbangAktifitas:1. Tanyakan pada pasien tentang alergi terhadap makanan2. Tanyakan makanan kesukaan pasien3. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang jumlah kalori dan tipe nutrisi yang dibutuhkan (TKTP)4. Anjurkan masukan kalori yang tepat yang sesuai dengan kebutuhan energi5. Sajikan diit dalam keadaan hangat

2.Monitor Nutrisi

Definisi: Mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk mencegah atau meminimalkan malnutrisiAktifitas:1. Monitor adanya penurunan BB2. Ciptakan lingkungan nyaman selama klien makan.3. Jadwalkan pengobatan dan tindakan, tidak selama jam makan.4. Monitor kulit (kering) dan perubahan pigmentasi5. Monitor turgor kulit6. Monitor mual dan muntah7. Monitor kadar albumin, total protein, Hb, kadar hematokrit8. Monitor kadar limfosit dan elektrolit9. Monitor pertumbuhan dan perkembangan.

NIC Monitoring vital sign sebelum/sesudah latihan dan lihat respon pasien saat latihan Konsuktasikan dengan terapi fisik tentang rencana ambulasi sesuai dengan kebutuhan Bantu klien untuk menggunakan tongkat saat berjalandan cegah terhadap cedera Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain tentang tehnik ambulasi Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan adl secara mandiri sesuai kemampuan Dampingi dan banu pasien saat mobilisasi dan penuhi kebutuhan adl Memberikan alat bantu jika klien memerlukan Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika diperlukan

Daftar Pustaka

Nelson. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15, Volume 3. Jakarta : EGCNgastiyah. 2005.Perawatan Anak Sakit Edisi 2.Jakarta:EGCSuriadi & Rita.2006.Asuhan Keperawatan anak Edisi 2.Jakarta:Sagung SetoWong, Donna L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Ed. 6 Vol. 2. Jakarta : EGC

Tugas Makalah Asuhan Keperawatan Leukemia Pada Anak

Disusun Oleh :

Kelompok 10Raisa Taatiyah MusaRika IsmailMoh. Sahrul Ramadhan

Politeknik Kesehatan Kemenkes GorontaloTahun 2014 / 2015