laptut kelompok 6 (3)

24
Kelompok 6 Skenario 3 Blok 8 Page 1 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tutorial pada skenario 3 yang berjudul “Reward and Punishment” Di dalam laporan ini, kami membahas mengenai apa saja bagian dari otak yang berhubungan dengan reward dan punishment serta bagaimana reward dan punishment dapat mempegaruhi pola perilaku, sifat dan motivasi seseorang. Demikian laporan ini kami susun dengan harapan semoga dapat bermanfaat bagi mahasiswa kedokteran untuk memotivasi diri. Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu untuk menyelesaikan laporan ini.Masukan dan kritikan sangat kami harapkan untuk menyempurnakan laporan-laporan selanjutnya. Mataram, November 2012 (Kelompok Tutorial VI)

description

asd

Transcript of laptut kelompok 6 (3)

  • Kelompok 6 Skenario 3 Blok 8 Page 1

    Kata Pengantar

    Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

    limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan

    tutorial pada skenario 3 yang berjudul Reward and Punishment

    Di dalam laporan ini, kami membahas mengenai apa saja bagian dari otak yang

    berhubungan dengan reward dan punishment serta bagaimana reward dan punishment

    dapat mempegaruhi pola perilaku, sifat dan motivasi seseorang.

    Demikian laporan ini kami susun dengan harapan semoga dapat bermanfaat bagi

    mahasiswa kedokteran untuk memotivasi diri. Terimakasih kepada semua pihak yang telah

    membantu untuk menyelesaikan laporan ini.Masukan dan kritikan sangat kami harapkan

    untuk menyempurnakan laporan-laporan selanjutnya.

    Mataram, November 2012

    (Kelompok Tutorial VI)

  • Kelompok 6 Skenario 3 Blok 8 Page 2

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar.........................................................................................................1

    Daftar Isi....2

    I. Pendahuluan

    1.1 Skenario 3 Blok 8...3

    1.2 Mind Map...4

    1.3 Learning Objective.5

    II. Pembahasan.6

    Kesimpulan23

    Daftar Pusaka24

  • Kelompok 6 Skenario 3 Blok 8 Page 3

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Skenario 3 Blok VIII

    Reward and Punishment

    Segala sesuatu yang dilakukan seseorang hampir selalu berkaitan dengan reward

    dan punishment. Reward dan punishment berperan penting dalam pembentukan perilaku

    anak. Begitu juga dengan motivasi belajar mereka. Coba perhatikan beberapa video tentang

    pemberian reward dan punishment di sekolah berikut ini. Menurut anda bagaimanakah

    pengaruh reward dan punishment terhadap pembentukan perilaku dan juga motivasi belajar

    anak.

  • Kelompok 6 Skenario 3 Blok 8 Page 4

  • Kelompok 6 Skenario 3 Blok 8 Page 5

    Learning Objective :

    1. Hubungan reward dan punishment dengan memori

    2. Mekanisme reward dan punishment dapat saling menginhibisi

    3. Hubungan pusat punishment ke zona periventrikular untuk menyebabklan marah

    4. Jenis-jenis memori

    5. Perubahan dari short term memori sampai menjadi long term memori

    6. Neocortex

  • Kelompok 6 Skenario 3 Blok 8 Page 6

    BAB II

    PEMBAHASAN

    II.1 Anatomi Reward dan Punishment

    Pusat Ganjaran ( Reward )

    Pusat-pusat ganjaran utama terletak disepanjang rangkaian berkas bagian medial otak

    depan, khususnya pada nuclei lateral dan nuclei ventromedial hipotalamus. Pusat ganjaran

    yang kurang peka terdapat pada septum, amigdala, beberapa area tertentu dalam thalamus

    dan ganglia basalis, dan meluas ke bawah ke bagian tegmentum basal dari mesensefalon

    (Guyton, 2008).

    Terdapat 4 jalur besar dopaminergik di otak, yaitu:

    1. jalur mesolimbik berkas dari serat dopaminergik dihubungkan dengan sirkuit

    reward. Jalur ini berawal dari ventral tegmental area dan menginervasi beberapa

    struktur sistem limbic, termasuk nucleus accumbens. Jalur mesolimbik penting

    dalam pembentukan memori dan motivasi seseorang.

    2. Jalur mesokortikal juga berawal dari ventral tegmental area, tetapi diproyeksikan

    menuju kortex frontal dan struktur disekitarnya. Beberapa bukti mengindikasikan

  • Kelompok 6 Skenario 3 Blok 8 Page 7

    bahwa malfungsi dari jalur ini diperkirakan sebagai penyebab timbulnya gejala

    schizophrenia, seperti halusinasi dan gengguan berfikir.

    3. Jalur nigrostriatal memproyeksikan akson dari substansia nigra menuju striatum

    (nucleus kaudatus dan putamen), yang juga berperan dalam mengontrol gerakan

    motorik. Degenerasi neuron pada jalur ini dihubungkan dengan keadaan bergetar

    dan kekakuan otot yang merupakan symptom dari penyakit Parkinson.

    4. Jalur tuberoinfundibular, yang menghubungkan hipotalamus dengan kelenjar

    pituitary, dimana ia mempengaruhi sekresi hormone seperti prolaktin.

    Pusat Hukuman ( Punishment)

    Area yang paling poten bagi rasa terhukum adalah di area kelabu sentral di

    sekeliling akuaduktus Sylvius dalam mesensefalon dan yang menyebar ke atas ke zona

    periventrikular hipotalamus dan thalamus. Area ras terhukum yang tidak begitu kuat

    ditemukan di beberapa lokasi amigdala dan hipokampus. Rasa terhukum dan rasa takut

    dapat terjadi mendahului rasa senang dan rasa ganjaran (Guyton, 2008).

  • Kelompok 6 Skenario 3 Blok 8 Page 8

    Perangsangan pada area ini menyebabkan hewan tersebut menunjukkan gejala-

    gejala tidak senang, takut, panik, rasa sakit, rasa terhukum, dan bahkan penyakit.

    Jaras reward dan punishment berawal dari impuls yang diterima oleh organ indera

    yang selajutnya akan dilanjutkan ke korteks serebri yang sesuai kecuali untuk indera

    penghidu yang tidak melewati korteks serebri. Dari korteks serebri, impuls dibawa ke area

    asosiasi korteks serebri yang lalu akan dibawa ke area Wernick dan selanjutnya dibawa ke

    area prefrontal. Impuls dari area prefrontal selanjutnya dibawa ke korteks entorhinal yang

    berperan dalam memori. Dari korteks entorhinal impuls dibawa ke dua tujuan yaitu

    amigdala dan gyrus dentatus yang berada pada lobus temporalis. Impuls yang berasal dari

    gyrus dentatus dilanjutkan ke hipokampus lalu ke area ventral tegmental yang lalu dibawa

    ke nucleus accumbens dan septum dengan bantuan dopamine. Jalur yang dilewati impuls

    dari hipokampus hingga mencapai nucleus accumbens dan septum merupakan jalur untuk

  • Kelompok 6 Skenario 3 Blok 8 Page 9

    ganjaran atau reward. Dari hipokampus dilanjutkan ke subiculum lalu ke corpus mamillary

    dan dibawa ke medulla oblongata dan thalamus yang merupakan pusat hukuman atau

    punishment.

    II.2 Peran Reward Dan Punishment Terhadap Perilaku

    Pusat ganjaran

    Utamanya yang ternyata terletak di sepanjang rangkaian berkas bagian medial otak

    depan, khususnya pada nuklei lateral dan nuclei ventromedial hipotalamus. Anehnya nuclei

    lateral ini juga terlibat dalam area ganjaran, malahan, merupakan yang paling poten dari

    seluruhnya, karena bila era ini diberi rangsangan yang lebih kuat timbul rasa marah.

    Namun, keadaan ini memang berlaku untuk sebagian besar area, yang bila diberi

    rangsangan lebih lemah dapat menimbulkan rasa ganjaran dan bila diberi rangsangan lebih

    kuat akan timbul rasa hukuman. Pusat ganjaran yang kurang peka, yang mungkin

    merupakan pusat kedua dalam hipotalamus, dapat dijumpai pada septum, amygdale,

    beberapa area tertentu dalam thalamus dan ganglia basalis, dan meluas ke bawah ke bagian

    tegmentum basal dari mesensefalon.

    Pusat hukuman

    Ditemukan area yang paling poten bagi rasa terhukum dan kecendrungan untuk

    menghindar, yaitu terdapat pada area kelabu sentral disekeliling aquaduktus sylvius dalam

    mesensefalon dan menyebar ke atas ke zona periventrikular hipotalamus dan thalamus.

    Area rasa terhukum yang tak begitu kuat ditemukan di beberapa lokasi amygdale dan

    hippocampus. Sangatlah menarik terutama bahwa perangsangan pada pusat rasa tethukum

    ini seringkali dapat menghambat pusat-pusat ganjaran dan pusat rasa senang secara

    sempurna, yang menunjukkan bahwa rasa terhukum dan rasa takut dapat terjadi

    mendahului rasa senang dari rasa ganjaran.

  • Kelompok 6 Skenario 3 Blok 8 Page 10

    Perangsangan pada area ini menyebabkan hewan tersebut menunjukkan gejala-gejala tidak

    senang, takut, panic, rasa sakit, rasa terhukum, dan bahkan penyakit. Rasa marah

    hubungannya dengan pusat rasa terhukum

    Pola marah (rage pattern) merupakan suatu pola emosi yang melibatkan pusat rasa

    terhukum pada hipotalamus dan struktur limbic lain, pola ini juga mempunyai cirri-ciri

    tersendiri yang dapat diibaratkan sebagai berikut. Perangsangan yang kuat pada pusat rasa

    terhukum di otak, khusunya pada zona periventrikular hipotalamus dan hipotalamus lateral,

    menyebabkan hewan: (1) membangun sikap mempertahankan diri, (2) mengeluarkan

    cakarnya (3) mengangkat ekor, (4) mendesis, (5) meludah, (6) menggeram, dan (7)

    mendirikan bulu-bulu tubuh, membuka matanya lebar-lebar, dan melebarkan pupil.

    Selanjutnya, gangguan yang paling ringan saja sudah dapat menyebabkan hewan itu ingin

    menyerang dengan luas. Perilaku ini hamper selalu timbul pada hewan yang dihukum

    dengan begitu kejamnya, dan merupakan pola perilaku yang disebut rasa marah.

    Untungnya, pada hewan normal, phenomena rasa marah ini terutama dicegah oleh

    adanya sinya inhibisi dari nuclei ventromedial hipotalamus. Selain itu, bagian hippocampus

    dan kortex limbic anterior terutama pada gyrus cinguli anterior dan gyrus subcalosum

    membantu menekan phenomena rasa marah ini.

    o Makna Rasa Ganjaran dan Rasa Terhukum pada Prilaku

    Hampir segala sesuatu yang kita lakukan berkaitan dengan rasa ganjaran dan rasa

    terhukum. Bila melakukan tindakan yang ternya mendapat ganjaran, kita akan meneruskan

    tindakan tersebut, namun bila ternyata menyebabkan kita terhukum, kita akan

    menghentikan tindakan tersebut. Oleh karena itu, tak perlu lagi pusat rasa ganjaran dan

    pusat rasa terhukum merupaka suatu hal terpenting pada seluruh alat pengatur aktivitas

    tubuh, hasrat, rasa enggan, dan motivasi kita. Penelitian terhadap hewan telah menujukkan

    bahwa semua pengalaman sensorik yang menimbulkan rasa ganjaran dan rasa terhukum

    hamper tidak dapat diingat sama sekali. Rekaman listrik dari otak memperlihatkan bahwa

    stimulus sensorik yang baru saja dirasakan hampi selalu merangsang beragam area pada

    korteks serebri. Namun, bila pengalaman sensorik tidak menimbulkan rasa ganjaran atau

    rasa terhukum, pengulangan stimulus yang terus-menerus cenderung memadamkan seluruh

  • Kelompok 6 Skenario 3 Blok 8 Page 11

    resepon kortikal serebri. Yaitu, hewan tersebut menjadi terhabituasi terhadap stimulus

    sensorik spesifik tersebut, dan selanjutnya mengabaikannya. Bila stimulus ternyata

    menimbulkan rasa ganjaran atau rasa terhukum bukan sikap acuh tak acuh, dengan

    rangsangan berulang-ulang, respon kortikal serebri justru menjadi semakin kuat, dan

    respon itu dikatakan mengalami penguatan. Jadi, pada hewan itu lalu timbul jejak ingatan

    yang kuat terhadap sensasi ganjaran atau sensasi terhukum, namun, sebaliknya, membentuk

    rasa terbiasa terhadap berbagai stimulus sensorik. Jelaslah bahwa pusat-pusat rasa ganjaran

    dan rasa terhukum di system limbic sangat berperan untuk menyaring informasi-informasi

    yang kita pelajari, biasanya menyingkirakan lebih dari 99 persen dan memilih kurang dari 1

    persen untuk disimpan.

    II.3 Perilaku

    a. Pengertian

    Pengertian perilaku dapat dibatasi sebagai keadaan jiwa untuk

    berpendapat, berfikir, bersikap, dan lain sebagainya yang merupakan refleksi dari

    berbagai macam aspek, baik fisik maupun non fisik. Perilaku juga diartikan sebagai

    suatu reaksi psikis seseorang terhadap lingkungannya, reaksi yang dimaksud

    digolongkan menjadi 2, yakni dalam bentuk pasif (tanpa tindakan nyata atau

    konkrit), dan dalam bentuk aktif (dengan tindakan konkrit).

    Sedangkan dalam pengertian umum perilaku adalah segala perbuatan atau

    tindakan yang dilakukan oleh makhluk hidup (Soekidjo Notoatmodjo, 1987:1).

    Menurut Ensiklopedi Amerika, perilaku diartikan sebagai suatu aksi dan reaksi

    organisme terhadap lingkungannya, hal ini berarti bahwa perilaku baru akan

    terwujud bila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan tanggapan yang

    disebut rangsangan, dengan demikian maka suatu rangsangan tertentu akan

    menghasilkan perilaku tertentu pula. Robert Y. Kwick (1972) menyatakan bahwa

    perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan

    bahkan dipelajari.

    b. Tipe Perilaku

  • Kelompok 6 Skenario 3 Blok 8 Page 12

    Pada dasarnya bentuk perilaku dapat diamati, melalui sikap dan tindakan,

    namun demikian tidak berarti bahwa bentuk perilaku itu hanya dapat dilihat dari

    sikap dan tindakannya saja, perilaku dapat pula bersifat potensial, yakni dalam

    bentuk pengetahuan, motivasi dan persepsi. Bloom (1956), membedakannya

    menjadi 3 macam bentuk perilaku, yakni Coqnitive, Affective dan Psikomotor.

    Ahli lain menyebut Pengetahuan, Sikap dan Tindakan, Sedangkan Ki Hajar

    Dewantara, menyebutnya Cipta, Rasa, Karsa atau Peri akal, Peri rasa, Peri tindakan.

    c. Faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan perilaku

    Proses pembentukan perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal

    dari dalam diri individu itu sendiri, faktor-faktor tersebut antara lain :

    1. Persepsi. Persepsi adalah sebagai pengalaman yang dihasilkan melalui indera

    penglihatan, pendengaran, penciuman, dan sebagainya.

    2. Motivasi. Motivasi diartikan sebagai dorongan untuk bertindak untuk mencapai

    sutau tujuan tertentu, hasil dari pada dorongan dan gerakan ini diwujudkan dalam

    bentuk perilaku

    3. Emosi. Perilaku juga dapat timbul karena emosi, Aspek psikologis yang

    mempengaruhi emosi berhubungan erat dengan keadaan jasmani, sedangkan

    keadaan jasmani merupakan hasil keturunan (bawaan), Manusia dalam mencapai

    kedewasaan semua aspek yang berhubungan dengan keturunan dan emosi akan

    berkembang sesuai dengan hukum perkembangan, oleh karena itu perilaku yang

    timbul karena emosi merupakan perilaku bawaan.

    4. Belajar. Belajar diartikan sebagai suatu pembentukan perilaku dihasilkan dari

    praktek-praktek dalam lingkungan kehidupan. Barelson (1964) mengatakan bahwa

    belajar adalah suatu perubahan perilaku yang dihasilkan dari perilaku terdahulu.

  • Kelompok 6 Skenario 3 Blok 8 Page 13

    II.4 Kaitan Antara Motivasi dengan Hukuman dan Ganjaran

    Hampir segala sesuatu yang yang kita lakukan berkaitan dengan rasa ganjaran dan

    rasa terhukum. Bila melakukan tindakan yang ternyata mendapat ganjaran, kita akan

    meneruskan tindakan tersebut, namun bila ternyata menyebabkan kita terhukum, kita akan

    mengehentikan tindakan tersebut.oleh karena itu pusat rasa ganjaran dan pusat rasa

    terhukum merupakan salah satu hal penting merupakan salah satu hal terpenting pada

    seluruh alat pengatur tubuh, hasrat, rassa enggan dan motivasi kita.

    Motivasi merupakan hal yang penting untuk mendapatkan tujuan dimana melibatkan

    penentuan tujuan yang menjadi dasar nilai prediksi (hukuman dan ganjaran), mengawali

    perilaku yang dibutuhkan untuk mendapatkan tujuan, dan mempertahankan tindakan yang

    dilakukan agar tujuan tercapai. Beberapa peneliti mengajukan eksistensi dari dua sistem

    motivasional yaitu sistem motivasi pendekatan (motivasi yang berorientasi pada hasil yang

    diinginkan) dan sistem motivasi penghindaran (motivasi yang berorientasi pada hasil yang

    dibenci). Motivasi pendekatan dan penghindaran dianggap sebagai sistem yang sensitive

    pada stimulus positif maupun negative(Elliot & Thrash, 2002). Berdasarkan teori sistem ini

    dianggap memberi pengaruh pada pemrosesan emosional dari stimulus ganjaran atau

    hukuman. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa korteks prefrontal dorsolateral dan area

    di sekelilingnya terlibat dalam integrasi motivasi dan pemrosesan fungsi eksekutif (e.g.,

    Lee & Wang, 2009; Spielberg, Miller, etal., 2011). Sebagai contoh, peneliti telah

    menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aktivasi area tersebut saat terjadi peningkatan

    kebutuhan memori kerja dan level ganjaran. Korteks area prefrontal dorsolatreral aktif

    hanya pada saat manipulasi ganjaran digunakan sedangkan pada daerah bilateral korteks

    prefrontal dorsolateral aktif saat terdapat manipulasi baik ganjaran maupun hukuman.

    Penelitian lainnya mengidentifikasi bahwa region korteks anterior cingulata

    memiliki hubungan yang kuat dengan korteks prefrontal dorsolateral yang diaktifkan oleh

    manipulasi ganjaran yang menunjukkan bahwa region ini menyediakan informasi

    motivasional berdasarkan pengaruhnya ke korteks prefrontal dorsolateral.

  • Kelompok 6 Skenario 3 Blok 8 Page 14

    II.5 Pembentukan Memori

    Secara fisiologis, ingatan tersimpan dalam otak dengan mengubah sensitivitas dasar

    penjalaran sinaptik diantara neuron-neuron sebagai akibat aktivitas neural sebelumnya.

    Jaras yang baru atau yang terfasilitasi disebut jejak ingatan (memory traces). Jaras-jaras

    ini penting, karena bila menetap/ada, akan diaktifkan secara selektif oleh benak pikiran

    untuk menimbulkan kembali ingatan yang ada.

    Ingatan adalah penyimpanan pengetahuan yang didapat untuk dapat diingat kembali

    kemudian

    Ingatan positif dan negative

    Walaupun kita sering berpendapat bahwa ingatan adalah hasil dari pengumpulan kembali

    pikiran-pikiran atau pengalaman-pengalaman sebelumnya yang bersifat positif, tetapi tetap

    ada kemungkinan yang sama besar untuk ingatan negative. Otak memiliki kapasitas untuk

    belajar mengenali informasi yang tidak memberi akibat sebagai hasil dari inhibisi jaras

    sinaptik, ssehingga menimbulkan efek yang disebut habituasi. Pada indera hal tersebut

    merupan tipe ingatan negative.

    Sebaliknya untuk jenis-jenis informasi masuk dan menyebabkan akibat yang penting,

    seperti rasa nyeri atau rasa senang, otak memiliki kemampuan otomatis yang berbeda

    dalam hal penguatan dan penyimpanan jejak ingatan.

    Ingatan positif adalah hasil dari fasilitasi jaras-jaras sinaptik, dan prosesnya disebut

    sensitisasi ingatan. Daerah khusus pada region limbic basal otak mampu menentukan

    apakah suatu informasi bersifat penting atau tidak penting, dan membuat keputusan secara

    tidak sadar apakah informasi ini akan disimpan sebagai jejak ingatan yang di sensitisasi

    atau justru ditekannya.

    Klasifikasi ingatan:

    Berdasarkan jenis informasi yang disimpannya :

    a. Ingatan deklaratif

  • Kelompok 6 Skenario 3 Blok 8 Page 15

    Pada dasarnya berarti ingatan terhadap beragam detil mengenai suatu pikiran

    terintegrasi, seperti ingatan suatu pengalaman penting yang meliputi (1)ingatan

    akan keadaan sekeliling, (2)ingatan akan hubuhngan waktu, (3)ingatan akan

    penyebab pengalaman tersebut, (4)ingatan akan makna pengalaman tersebut, dan

    (5)ingatan akan kesimpulan seseorang yang tertinggal pada pikiran seseorang.

    b. Ingatan keterampilan

    Seringkali dihubungkan dengan aktivitas motorik tubuh seseorang seperti

    keterampilan yang terbentuk untuk memukul bola tenis, termasuk ingatan otomatis

    pada: (1)pandangan ke bola, (2)menghitung hubungan dan kecepatan bola ke raket,

    dan (3) mengambil kesimpulan secara cepat pergerakan tubuh, lengan, dan raket

    yang dibutuhkan untuk memukul bola se3perti yang diinginkan.

    Berdasarkan lama waktu penyimpanan

    a. Ingatan jangka pendek

    Yaitu ingatan yang berlansung beberapa detik atau paling lama beberapa menit

    kecuali jika ingatan tersebtu menjadi ingatan jangka panjang. Kemungkinan

    penjelasan mengenai ingatan jangka pendek ini adalah fasilitasi (inhibisi

    presinaptik). Hal ini terjadi pada sinaps-sinaps yang terletak pada fibril-fibril

    saraf terminal segera sebelum fibril-fibril tersebut bersinaps dengan neuron

    berikutnya. Bahan-bahan kimiawi neurotransmitter yang disekresikan pada

    terminal seperti itu seringkali menyebabkan fasilitasi atau inhibisi yang

    berlansung selama beberapa detik samapi menit.lintasan seperti ini

    menimbulkan ingatan jangka pendek.

    Berbagai eksperimen cerdik pada sifut laut, Aplysia telah membuktikan bahwa

    ingatan jangka pendek memiliki 2 bentuk:

    - Habituasi (pembiasaan): penurunan responsivitas terhadap presentasi

    berulang suatu stimulus indiferen-yaitu ransangan yang tidak menghasilkan

    penghargaan.

  • Kelompok 6 Skenario 3 Blok 8 Page 16

    Mekanisme: Pada habituasi penutupan saluran Ca2+

    mengurangi masuknya

    Ca2+

    kedalam terminal prasinaps yang menyebabkan penurunan pelepasan

    neurotransmitter. Akibatnya, potensial pascasinaps berkurang dibandingkan

    dengan normal sehingga terjadi penurunan atau hilangnya respon perilaku

    yang dikontrol oleh neuron efferent pascasinaps. karena itu ingatan untuk

    habituasi pada aplysia disimpan dalam bentuk modifikasi saluran Ca2+

    spesifik. Tanpa latihan lebih lanjut, penurunan responsivitas ini bertahan

    beberapa jam.

    - Sensitisasi (pemekaan): peningkatan responsivitas terhadap ransangan

    ringan setelah ransangan kuat.

    Mekanisme: Sensitisasi pada aplysia juga melibatkan modifikasi saluran,

    tetapi dengan mekanisme dan saluran yang berbeda. Berbeda dari apa yang

    terjadi pada habituasi, masuknya Ca2+

    kedalam terminal presinaps

    meningkat pada sensitisasi. Sensitisasi tidak memiliki efek secara lansung

    pada saluran Ca2+

    prasinaps, namun secara tidak lansung meningkatkan

    pemasukan Ca2+

    melalui fasilitasi prasinaps (cara untuk meningkatkan

    efektivitas sinaps)

    b. Ingatan jangka menengah

    Yaitu ingatan yang berlansung beberapa hari sampai beberapa minggu tetapi

    kemudian menghilang. Ingatan ini kadang-kadang akan hilang, kecuali jika

    jejak ingatan memperoleh aktivasi secukupnya sehingga menjadi lebih

    permanen klasifikasi jangka panjang.

    Percobaan pada hewan primitive telah menunjukkan bahwa ingatan jenis jangka

    menengah ini dapat merupakan hasil dari perubahan fisik atau kimiawi yang

    bersifat sementara, atau keduanya, baik pada terminal sinaps

    presinaptik/postsinaptik, perubahan ini menetap selama bermenit-menit sampai

    beberapa minggu.

    Mekanisme: Pada tingkat molekuler, walaupun penyebabnya tidak seluruhnya

    diketahui, efek habituasi pada terminal sensorik terjadi akibat penutupan secara

    progresif kanal-kanal kalsium melalui membrane terminal. Meskipun demikian,

  • Kelompok 6 Skenario 3 Blok 8 Page 17

    penutupan kanal kalsium tersebut tidak sepenuhnya dimengerti, ion kalsium

    dapat berdifusi kedalam terminal terhabituasi ini lebiih sedikit daripada jumlah

    normal, dan akan semakin sedikit transmitter sensoris terminal yang dilepaskan

    karena pemasukan ion kalsium merupakan stimulus utama bagi pelepasan

    transmitter.

    Jadi, dengan cara yang sangat tidak lansung efek asosiasi terminal fasilitator

    yang teransang pada saat bersamaan dengan teransangnya terminal sensorik

    menyebabkan peningkatan sensitivitas peransangan yang lama pada terminal

    sensorik, dan hal itu menimbulkan jejak ingatan.

    c. Ingatan jangka panjang

    Yaitu ingatan yang sekali disimpan, dapat diingat kembali selama bertahun-

    tahun kemudian atau bahkan seumur hidup.

    Sementara ingatan jangka pendek berkaitan dengan penguatan transien sinaps

    sinaps yang sudah ada, ingatan jangka panjang memerlukan pengaktifan gen-

    gen spesifik yang mengontrol sintesis protein yang dibutuhkan untuk perubahan

    structural atau funsional jangka panjang disinaps-sinaps spesifik.

    Suatu protein regulatorik positif, CREB adalah tombol molekuler yang

    mengaktifkan (menyalakan) gen-gen yang penting dalam penyimpanan ingatan

    jangka panjang.

    Perubahan struktur fisik yang terjadi di sinaps-sinaps selama

    terbentuknya ingatan jangka panjang:

    1. Peningkatan tempat-tempat pelepasan vesikel untuk menyekresikan bahan-

    bahan transmitter.

    2. Peningkatan jumlah vesikel-vesikel transmitter yang dilepaskan.

    3. Peningkatan jumlah terminal presinaptik.

    4. Perubahan pada struktur spina dendritik yang membolehkan terjadinya

    transmisi sinyal yang lebih kuat..

  • Kelompok 6 Skenario 3 Blok 8 Page 18

    Jadi, dalam beberapa hal yang berbeda, kemampuan structural dari sinaps-

    sinaps untuk menjalarkan sinyal tampaknya menjadi meningkat selama

    adanya jejak ingatan jangka panjang yang sebenarnya.

    II.6 Hubungan Rasa Ganjaran atau Rasa Terhukum pada Proses Belajar dan Ingatan

    Penelitian terhadap hewan telah menunjukkan bahwa semua pengalaman sensorik

    yang menimbulkan rasa ganjaran atau rasa terhukum hampir tidak dapat diingat sama

    sekali. Rekaman listrik dari otak memeperlihatkan bahwa stimulis sensorik yang baru saja

    dirasakan hampir selalu merangsang beragam area pada korteks serebri. Namun, bila

    pengalaman sensorik tidak menimbulkan rasa ganjaran atau rasa terhukum, pengulangan

    stimulus yang terus-menerus cenderung memadamkan seluruh respons kortikal serebri.

    Yaitu hewan tersebut menjadi terhabituasi terhadap stimulus sensorik spesifik tersebut, dan

    selanjutnya mengabaikannya.

    Bila stimulus ternyata menimbulkan rasa ganjaran atau rasa terhukum bukan sikap

    acuh tak acuh, dengan rangsangan berulan-ulang, respon kortikal serebri justru semakin

    kuat, dan respon itu dikatakan mengalami penguatan. Jadi, pada hewan itu lalu timbul jejak

    ingatan yang kuat terhadap sensasi ganjaran atau sensasi terhukum, namun sebaliknya

    membentuk rasa terbiasa terhadap berbagai stimulus sensorik.

    Jelaslah bahwa pusat-pusat rasa ganjaran dan terhukum di sistem limbik sangat

    berperan untuk menyaring informasi-informasi yang kita pelajari, biasanya menyingkirkan

    lebih dari 99% dan memilih kurang dari 1% untuk disimpan.

    II.7 Neurotransmitter Pada Sistem Saraf Pusat

    Neurotransmiter Lokasi/Fungsi Implikasinya

    pada penyakit

    Jiwa

    Kolinergik: Sistem saraf otonom simpatis dan Meningkatkan

  • Kelompok 6 Skenario 3 Blok 8 Page 19

    Asetil kolin

    Monoamin

    Norepinefrin

    Dopamin

    Serotonin

    Histamin

    Asam amino

    GABA (gamma

    Amino butyric

    acid

    Glisin

    Glutamat dan

    aspartat

    Neuropeptida

    Endorfin dan

    enkefalin

    Substansi P

    Somatostatin

    parasimpatis, terminal saraf presinapsis

    parasimpatik, terminal postsinapsis

    Sistem saraf pusat : korteks serebral

    hipokampus, struktur limbik, basal ganglia

    Fungsi : tidur, bangun persepsi nyeri ,

    pergerakan memori

    Sistem syaraf otonom terminal saraf post

    sinapsis simpatis

    Sistem saraf pusat: talamus, sistem limbik,

    hipokampus, serebelum, korteks serebri

    Fungsi pernafasan, pikiran, persepsi, daya

    penggerak, fungsi kardiovaskuler, tidur dan

    bangun

    Frontal korteks, sistem limbik, basal

    ganglia, talamus, hipofisis posterior, medula

    spinalis

    Fungsi: pergerakan dan koordinasi,

    emosional, penilaian, pelepasan prolaktin

    Hipotalamus, talamus, sistem limbik,

    korteks serebral, serebelum, medula spinalis

    Fungsi : tidur, bangun, libido, nafsu makan,

    perasaan, agresi persepsi nyeri, koordinasi

    dan penilaian

    Hipotalamus

    Hipotalamus, hipocampus, korteks,

    serebelum, basal ganglia, medula spinalis,

    retina

    derajat depresi

    Menurunkan

    derajat penyakit

    alzeimer, korea

    hutington,

    penyakit

    parkinson.

    Menurunkan

    derajat depresi

    Meningkatkan

    derajat mania,

    keadaan

    kecemasan,

    skizofrenia.

    Menurunkan

    derajat penyakit

    parkinson dan

    depresi

    Meningkatkan

    derajat mania dan

    skizofrenia

    Menurunkan

    derajat depresi

    Meningkatkan

    derajat

    kecemasan

    Menurunkan

    derajat depresi

  • Kelompok 6 Skenario 3 Blok 8 Page 20

    Fungsi kemunduran aktivitas tubuh

    Medula spinalis, batang otak

    Fungsi: menghambat motor neuron berulang

    Sel-sel piramid/kerucut dari korteks,

    serebelum dan sistem sensori aferen primer,

    hipocampus, talamus, hipotalamus, medula

    spinalis

    Fungsi: menilai informasi sensori, mengatur

    berbagai motor dan reflek spinal

    Hipotalamus , talamus, struktur limbik dan

    batang otak, enkedalin juga ditemukan pada

    traktus gastrointestinal

    Fungsi modulasi (mengatur) nyeri dan

    mengurangi peristaltik (enkefalin)

    Hipotalamus struktur limbik otak tengah,

    batang otak, talamus, basal ganglia, dan

    medula spinalis, juga ditemukan pada

    traktus gastrointestinal dan kelenjar saliva

    Fungsi: pengaturan nyeri

    Korteks serebral, hipokampus, talamus,

    basal ganglia, batang otak, medula spinalis

    Fungsi: menghambat pelepasan

    norepinefrin, merangsang pelepasan

    serotonin, dopamin dan asetil kolin

    Menurunkan

    derajat korea

    huntington,

    gangguan

    ansietas,

    skizofrenia, dan

    berbagai jenis

    epilepsi

    Derajat

    toksik/keracunan

    glycine

    encephalopaty

    Menurunkan

    tingkat derajat

    yang

    berhubungan

    dengan gerakan

    motor spastik

    Modulasi

    aktivitas dopamin

    oleh opiod

    peptida dapat

    menumpukkan

    berbagai ikatan

    terhadap gejala

    skizofrenia

    Menurunkan

    derajat korea

    hutington

  • Kelompok 6 Skenario 3 Blok 8 Page 21

    Menurunkan

    derajat penyakit

    alzeimer

    Meningkatkan

    derajat korea

    hutington

    Fungsi Dopamin sebagai neururotransmiter kerja cepat disekresikan oleh neuron-

    neuron yang berasal dari substansia nigra, neuron-neuron ini terutama berakhir pada regio

    striata ganglia basalis. Pengaruh dopamin biasanya sebagai inhibisi.(Guyton).

    Dopamin bersifat inhibisi pada beberapa area tapi juga eksitasi pada beberapa area.

    Sistem norepinefrin yang bersifat eksitasi menyebar ke setiap area otak, sementara

    serotonin dan dopamin terutama ke regio ganglia basalis dan sistem serotonin ke struktur

    garis tengah (midline).(Guyton)

    Serotonin disekresikan oleh nukleus yang berasal dari rafe medial batang otak dan

    berproyeksi disebahagian besar daerah otak, khususnya yang menuju radiks dorsalis

    medula spinalis dan menuju hipotalamus. Serotonin bekerja sebagai bahan penghambat

    jaras rasa sakit dalam medula spinalis, dan kerjanya di daerah sistem syaraf yang lebih

    tinggi diduga untuk membantu pengaturan kehendak seseorang, bahkan mungkin juga

    menyebabkan tidur

    Serotonin berasal dari dekarboksilasi triptofan, merupakan vasokontriksi kuat dan

    perangsang kontraksi otak polos. Produksi serotonin sangat meningkat pada karsinoid

    ganas penyakit yang ditandai sel-sel tumor penghasil serotonin yang tersebar luas didalam

    jaringan argentafin rongga abdomen

    Sistem respons fisiologik pada stress akut dan kronik, terdapat respon fight and

    flight dimana berperan hormon epinefrin, norepinefrin dan dopamin, respon terhadap

    ancaman meliputi penyesuaian perpaduan banyak proses kompleks dalam organ-organ vital

    seperti otak, sistem kardiovaskular, otot, hati dan terlihat sedikit pada organ kulit,

    gastrointestinal dan jaringan limfoid. Sistem norepinefrn dan sistem serotonin normalnya

    menimbulkan dorongan bagi sistem limbik untuk meningkatkan perasaan seseorang

    terhadap rasa nyaman, menciptakan rasa bahagia, rasa puas, nafsu makan yang baik,

  • Kelompok 6 Skenario 3 Blok 8 Page 22

    dorongan seksual yang sesuai, dan keseimbangan psikomotor, tapi bila terlalu banyak akan

    menyebabkan serangan mania. Yang mendukung konsep ini adalah kenyataan bahwa

    pusat-pusat reward dan punishment di otak pada hipotalamus dan daerah sekitarnya

    menerima sejumlah besar ujung-ujung saraf dari sistem norepinefrin dan serotonin

    Pada pasien penyakit jiwa seperti skizofrenia terdapat berbagai keadaan yang

    diyakini disebabkan oleh salah satu atau lebih dari tiga kemungkinan berikut:

    (1) terjadi hambatan terhadap sinyal-sinyal saraf di berbagai area pada lobus

    prefrontalis atau disfungsi pada pengolahan sinyal-sinyal;

    (2) perangsangan yang berlebihan terhadap sekelompok neuron yang mensekresi

    dopamin dipusat-pusat perilaku otak, termasuk di lobus frontalis, dan atau;

    (3) abnormalitas fungsi dari bagian-bagian penting pada pusat-pusat sistem

    pengatur tingkah laku limbik di sekeliling hipokampus otak

    Dopamin telah diduga kemungkinan penyebab skizofrenia secara tidak langsung

    karena banyak pasien parkison yang mengalami gejala skizofrenia ketika diobati dengan

    obat yang disebut L-DOPA. Obat ini melepaskan dopamin dalam otak, yang sangat

    bermanfaat dalam mengobati parkinson, tetapi dalam waktu bersaman obat ini menekan

    berbagai bagian lobus prefrontalis dan area yang berkaitan dengan lainnya. Telah diduga

    bahwa pada skizofrenia terjadi kelebihan dopamin yang disekresikan oleh sekelompok

    neuron yang mensekresikan dopamin yang badan selnya terletak tegmentum ventral dari

    mesensefalon, disebelah medial dan anterior dari sistem limbik, khususnya hipokampus,

    amigdala, nukleus kaudatus anterior dan sebagian lobus frefrontalis ini semua pusat-pusat

    pengatur tingkah laku yang sangat kuat. Suatu alasan yang sangat kuat. Suatu alasan yang

    lebih meyakinkan untuk mempercayai skizofrenia mungkin disebabkan produksi dopamin

    yang berlebihan ialah bahwa obat-obat yang bersifat efektif mengobati skizofrenia seperti

    klorpromazin, haloperidol, dan tiotiksen semuanya menurunkan sekresi dopamin pada

    ujung-ujung syaraf dopaminergik atau menurunkan efek dopamin pada neuron yang

    selanjutnya.

  • Kelompok 6 Skenario 3 Blok 8 Page 23

    KESIMPULAN

    Adanya input sensorik yang diperoleh dari lingkungan akan memberikan isi emosi

    yang dapat merangsang salah satu sirkuit yang ada di otak, apakah reward sirkuit atau

    punishment sirkuit.Minat adalah suatu dorongan keinginan terhadap sesuatu hal yang

    dirasa menarik dan mengeksitasi reward sirkuit. Eksitasi salah satu sirkuit ini akan

    memberikan input berupa suatu perilaku. Perilaku ini dapat dipengaruhi oleh lingkungan.

    Jadi minat ini terbentuk bisa secara alami, yaitu memang sudah ada di dalam diri ataupun

    minat yang didapat yaitu berupa pengaruh lingkungan yang sampai akhirnya menimbulkan

    ketertarikan terhadap suatu hal.

  • Kelompok 6 Skenario 3 Blok 8 Page 24

    DAFTAR PUSTAKA

    Guyton & Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi. Ed. 11. Jakarta: EGC.

    Maramis, Willy F, dkk. (2009). Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga

    University Press

    Saladin, K.S., 2006. Anatomy & Physiology: The Unity of Form and Function 4th ed.,

    New York: McGraw Hill Science/Engineering/Math.

    Seeley, S.T. 2004,. Anatomy and Physiology. Sixth Edition. McGraw-Hill: NewYork.

    Sherwood, L. 2011. Fisiologi manusia : Dari Sel ke Sistem. Jakarta : EGC.

    Spielberg M. Jeffrey, et al. (2012). Trait motivation moderates neural activation associated

    with goal pursuit. Philadelphia: Psychonomic Society, Inc.