laptut 3 blok9

download laptut 3 blok9

of 43

description

laporan tutorial

Transcript of laptut 3 blok9

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan limpahan berkah dan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan hasil diskusi berdasarkan hasil tutorial skenario pertama kami pada tanggal 8 dan 11 Desember 2014 dengan tepat waktu.Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan serta dukungan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tutorial ini, terutama bagi tutor kami, dr.Hardian Rahman.Harapan kami, semoga laporan ini bisa berguna bagi teman-teman yang membacanya dan khususnya bagi kami. Dan kami sadar sepenuhnya bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi tercapainya kesempurnaan laporan ini.

Mataram, 11 Desember 2014

(Kelompok Tutorial I)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar1Daftar Isi2I.Pendahuluan1. Skenario 2 Blok 840. Mind Map30. Learning Objectives4II.Pembahasan2.1 Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan.......................... 52.2 Tahap-tahap Pertumbuhan dan Perkembangan.......................... 52.3 Pertumbuhan Fisik Anak..................................................................... 102.4 Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan ..................................... 122.5 Retardasi Mental................................................................................ 282.6 Pemeriksaan Pertumbuhan dan Perkembangan........................ 31 2.7 Analisis Skenario ............................................................................. 39III. Kesimpulan................................................................................................ 41IV. Daftar Pustaka.......................................................................................... 42

Bab IPendahuluan

1.1 Skenario 3 Blok 9Case StudyA female patient was examined at the age of six. She is the third child of healthy, unrelated parents, aged 32 and 34 years respectively at the time of the patients birth. Two elder siblings are healthy and normally developed. One first cousin of the mother is severely mentally retarded, cause unknown; no other instances of mental or neurological diseases are known in the family. Pregnancy, delivery, birth weight (3230 g) and neonatal period were normal. The patient has always been healthy except for minor upper respiratory infections.

Physically the patient has developed normally, but her mental development has been slow. This was first observed by her parents when the girl was about six months old. At that age, she still lacked head control and paid no attention to toys. Head control was achieved at the age of 9 months; she reached out for objects at 10 months, could sit without support at 15 months, walked by herself at 22 months, was toilet trained at 3 years and started to use single words at age 4.

At examination, the girl was found to have an essentially normal physical appearance, except for head circumference, which is 46,5 cm, about 4 cm less than the average for her age. Routine physical examination revealed no abnormalities. However, the girl's speech was immature. She spoke in simple sentences and her articulation and vocabulary were poor for her age. Her drawing was immature, mainly scrawling. Her play was purposeless and unconcentrated. Formal testing gave an IQ of 40-45.(Sumber : Gamsiorp, I., Hakansson, L., Lagergren, J. (1966). A Case of Mental Retardation with an Additional Small Metacentric Chromosome. Hereditas December 1966, Volume 55 Issue 2-3: 266- 272.)

1.2 Mind Map

1.3 Learning Objectives1. Penilaian DDST dan KMS2. Pertumbuhan dan Perkembangan anak prasekolah dan sekolah3. Analisis Skenario

Bab IIPembahasan2.1 Pengertian Pertumbuhan dan PerkembanganPertumbuhan (Growth) adalah perubahan dalam besar, jumlah atau ukuran, maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (kilogram, gram dan pon), ukuran panjang (sentimeter, meter).Perkembangan merupakan bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai proses pematangan. Contohnya : adalah proses diferensiasi dari sel sel tubuh, jaringan dan organ maupun sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing masing dapat memenuhi fungsinya.2.2 Tahap-tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Usia 0-2 tahunTahap-tahap partumbuhan dan perkembangana. 0 12 bulan / 1 tahun1. Dari lahir sampai 3 bulan belajar mengangkat kepala belajar mengikuti obyek dengan matanya melihat kemuka orang dengan tersenyum bereaksi terhadap suara/bunyi mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, dan kontak menahan barang yang dipegangnya mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh

2. Umur 3 - 6 bulan mengangkat kepala 90 derajat dan mengangkat dada dengan bertopang tangan mulai belajar meraih benda-benda yang ada dalam jangkauannya atau diluar jangkauannya menaruh benda-benda di mulutnya berusaha memperluas lapangan pandangan tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak bermain mulai berusaha mencari benda-benda yang hilang

3. Umur 6 - 9 bulan dapat duduk tanpa dibantu dapat tengkurep dan berbalik sendiri dapat merangkak meraih benda atau mendekati seseorang memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk bergembira dengan melempar benda-benda mengeluarkan kata-kata yang tanpa arti mengenal muka anggota-anggota keluarga dan takut kepada orang asing/lain mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan dan sembunyi-sembunyian

4. Umur 9 - 12 bulan dapat berdiri sendiri tanpa dibantu dapat berjalan dengan dituntun menirukan suara mengulang bunyi yang didengarnya belajar menyatakan satu atau dua kata mengerti perintah sederhana atau larangan memperlihatkan minat yang besar dalam mengeksplorasi sekitarnya, ingin menyentuh apa saja dan memasukkan benda-benda ke mulutnya berpartisipasi dalam permainan

b. 1 2 tahun / 24 bulan

1. Umur 12 - 18 bulan berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekeliling rumah menyusun 2 atau 3 kotak dapat mengatakan 5-10 kata memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing

2. Umur 18 - 24 bulan naik turun tangga menyusun 6 kotak menunjuk mata dan hidungnya menyusun dua kata belajar makan sendiri menggambar garis di kertas atau pasir mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil/kencing menaruh minat kepada apa yang dikerjakan oleh orang-orang yang lebih besar memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain-main dengan mereka

Usia 2-6 tahunPertumbuhan anak dari umur 2-6 tahun1. Berat BadanSalah satu untuk mengetahui pertumbuhan balita terutama pada ukuran berat badan dapat menggunakan ukuran atau standar yang telah ditetapkan oleh WHO. Pada masa bermain terjadi penambahan berat badan sekitar empat kali lipat dari berat badan lahir pada usia kurang lebih 2,5 tahun serta penambahan berat badan setiap tahunnya adalah 23 kg. pada masa pra sekolah dan sekolah akan terjadi penambahan berat badan setiap tahunnya kurang lebih 23 tahun2. Tinggi BadanBayi, umumnya, memiliki berat badan normal antara 2500-3000 gram saat lahir, dengan panjang badan 48-50 cm dan memiliki perbedaan unutk setiap bayi.Pertumbuhan ini akan terbagi dalam 3 tahap. Pertama, dimulai dari bayi lahir sampai berusia 3 tahun. Pada tahun pertama, pertambahan tinggi badan mencapai 1,5 kali panjang lahir. Memasuki usia 2 tahun, rata-rata anak akan tumbuh sebanyak 6 -10 cm per tahun.Tahap kedua adalah tahap anak-anak, yang akan berakhir ketika anak memasuki masa pubertas, yaitu mulai usia 6-12 tahun. Di tahap ini, pertambahan tinggi badan anak mencapai 5-7 cm per tahunnya. Di tahap ini, tubuh anak akan kelihatan memanjang, mengurus, dan perutnya tidak buncit lagi3. Proporsi TubuhProporsi antara kepala, badan serta anggota gerak maka akan tampak perbedaan yang jelas antara janin, anak-anak dewasa yaitu sebagai berikut: pada waktu janin umur 2 bulan, kepala tampak besar dan memanjang, dimana ukuran panjang kepala hampir sama dengan panjang badan ditambah tungkai bawah. anggota gerak sangat pendek pada waktu lahir, kepala relatif masih besar, muka bulat, ukuran antero-posterior dada masih lebih besar, perut membuncit dan anggota gerak relatif lebih pendek. Sebagai titik tengah badannya adalah setitik umbilikus pada dewasa anggota gerak lebih panjang dan kepala secara proporsional kecil, sehingga sebagai titik adalah simfisis pubis4. GigiPertumbuhan gigi ialah proses gigi tumbuh di dalam mulut bayi/ kanak-kanak. Biasanya pertumbuhan gigi ini akan menyebabkan rasa tidak enak dan sakit.Pada dasarnya erupsi atau keluarnya gigi susu pertama terjadi di usia 6-8 bulan. Tapi erupsinya tak sekaligus, melainkan satu per satu dan kadang ada juga yang sepasang-sepasang. Umumnya ketika anak berusia 1 tahun mempunyai 6-8 gigi susu (tapi kadang ada juga yang hanya 2 gigi walaupun tanpa disertai keluhan pertumbuhan) dan akan menjadi lengkap berjumlah 20 gigi susu (4 gigi seri atas-bawah, 2 gigi taring kanan-kiri di atas-bawah, dan 4 geraham kiri-kanan di atas-bawah) pada usia 18 bulan atau 2 tahun5. Jaringan LemakPertumbuhan jaringan lemak melambat sampai anak berumur 6 tahun, anak kelihatan kurus/ langsing. jaringan lemak akan bertambah lagi pada anak perempuan umur 8 tahun dan pada anak laki-laki umur 10 tahun sampai menjelang pubertasPerkembangan anak dari 2 sampai 3 tahun belajar meloncat, memanjat, melompat dengan satu kaki membuat jembatan dengan 3 kotak mampu menyusun kalimat mempergunakan kata-kata saya, bertanya, mengerti kata-kata yang ditujukan kepadanya menggambar lingkaran bermain bersama dengan anak lain dan menyadari adanya lingkungan lain di luar keluarganya

1. Dari 3 sampai 4 tahun berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga berjalan pada jari kaki belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri menggambar garis silang menggambar orang hanya kepala dan badan mengenal 2 atau 3 warna bicara dengan baik menyebut namanya, jenis kelamin dan umurnya banyak bertanya bertanya bagaimana anak dilahirkan mengenal sisi atas, sisi bawah, sisi muka, sisi belakang mendengarkan cerita-cerita bermain dengan anak lain menunjukkan rasa sayang kepada saudara-saudaranya dapat melaksanakan tugas-tugas sederhana

2. Dari 4 sampai 5 tahun melompat dan menari menggambar orang terdiri dari kepala, lengan, badan menggambar segi empat dan segi tiga pandai bicara dapat menghitung jari-jarinya dapat menyebut hari-hari dalam seminggu mendengar dan mengulang hal-hal penting dan cerita

Usia 6-11 tahun Mulai mengembangkan gerakan motorik kasarseperti gerakan dalam berjalan, berlari, loncat atau melempar Anak mulai mengembangkan keterampilan-keterampilan motorik halus Anak mengembangkan keterampilan motorik kasar dari motorik halus yang berkaitan dengan self help skills2.3 Pertumbuhan Fisik AnakPola Pertumbuhan Fisik Anak1. Berat BadanSaat baru lahir, berat badan neonates berkurang sekitar 10% pada minggu pertama, dan akan naik kembali pada akhir minggu kedua. Berat badan bayi akan terus meningkat sekitar 20 sampai 30 gram per hari hingga bulan ketiga kehidupan. Pada bulan kelima, berat badan bayi sudah mencapai dua kali berat lahir, lalu menjadi tiga kali berat lahir pada tahun pertama dan menjadi empat kali berat lahir pada umur dua tahun. Memasuki umur prasekolah, berat badan anak meningkat sekitar dua kilogram tiap tahunnya.

1. Tinggi BadanDari kelahiran hingga umur empat tahun, tinggi badan bertambah dengan pesat. Saat berumur empat atau lima tahun, laju pertumbuhan tinggi badan berkurang hingga anak berumur lima sampai enam tahun. Dari umur enam sampai dua belas tahun selanjutnya, tinggi badan mengalami kenaikan namun cenderung konstan.1. LingkarKepalaLingkar kepala mencerminkan volume intrakranial. Rata-rata lingkar kepala saat lahir adalah 34 cm. Pada saat berumur enam bulan, lingkar kepala bertambah sangat pesat yaitu sekitar 10 cm, selanjutnya bertambah 3 cm pada umur satu tahun, lalu bertambah sekitar 2 cm pada umur dua tahun. Pertumbuhan tulang kepala mengikuti pertumbuhan otak, dan juga sebaliknya. Lingkar kepala sangat penting untuk diukur pada usia 6 bulan sampai 2 tahun, karena pada masa ini pertumbuhan otak sangat pesat.1. GigiPada umumnya, gigi pertama tumbuh saat berumur 5-9 bulan, sehingga pada umur satu tahun, bayi sudah memiliki 6-8 gigi primer dan pada umur dua setengah tahun, anak sudah memiliki 20 gigi primer. Sedangkan, gigi sekunder akan tumbuh untuk pertama kali padaumur 7 atau 8 tahun. 1. JaringanLemakJumlah sel lemak meningkat pada trimester ketiga kehamilan sampai pada pertengahan masa bayi. Setelahitu, jumlah sel lemak tidak banyak bertambah. Pertumbuhan jaringan lemak bertambah pada anak berumur enam tahun.1. Pola TidurSaat berusia 1 minggu, bayi memerlukan banyak waktu untuk tidur untuk proses maturasi neurologis. Saat berusia 1 minggu bayi tidur selama 16,5 jam sehari, dan jam tidur ini akan terus berkurang seiring meningkatnya usia dan aktivitas. 1. Organ TubuhTerdapat empat pola pertumbuhan organ, yaitu:1. Pola UmumPola pertumbuhan umum meliputi pertumbuhan tulang panjang, ototskelet, organ pencernaan, pernafasan dan volume darah.1. Pola NeuralPada saat kelahiran, berat otak sekitar 25% otak dewasa yang kemudian menjadi 75% pada umur 2 tahun dan 95% pada umur 10 tahun.1. Pola LimfoidPertumbuhan organ limfoid mencapai puncak pada masa sebelum remaja dan kemudian menurun.1. Pola GenitalPertumbuhan genital bergerak lambat pada masa pra-remaja dan meningkat dengan pesat pada masa remaja.

2.4 Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan

Baik penyakit infeksi maupun noninfeksi pada dasarnya mempengaruhi faktorfaktor yang mendorong pertumbuhan dan perkembangan anak baik langsung maupun secara tidak langsung. Hal ini mengakibatkan keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan anak sendiri.

SINDROM DOWN

Pada tahun 1866, Dokter John Langdon Down, mendeskripsikan dengan tepat seorang penyandang sindroma down dan menjadikannya "Bapak" Sindroma Down. Pada tahun 1959, Dokter Jerome Lejeune mengidentifikasikan sindroma down sebagai keabnormalan/kelainan kromosom. Dokter Lejeune tidak menemukan 46 kromosom pada penyandang Sindroma Down melainkan 47 kromosom. Kelebihan kromosom inilah yang menimbulkan ciri khas sindroma down. Kelebihan kromosom ini terjadi pada kromosom yang ke-21 dan kerena 95% kasus sindroma down disebabkan karena adanya 3 copy kromosom 21, maka sering disebut Trisomi 21. Dapat juga terjadi kelainan pada pembelahan sel ditubuhnya, dimana tidak semua sel mengandung kelainan pada kromosom 21nya, sehingga terdapat 3 jenis sindroma down sebagai berikut:1. Trisomi-21 (semua gene mengalami perubahan) 95%2. Translocation (bawaan) 4%3. Mosaic (tidak semua gene yang mengalami perubahan karena extra kromosom) 1%

PenyebabSindroma down terjadi karena kelainan pembelahan sel di seluruh tubuhnya yang disebut "non disjunction". Hal ini menghasilkan embrio (janin) dengan 3 copy kromosom, bukan 2 copy sebagaimana normalnya. Hingga kini penyebab "non disjunction" belum diketahui. 80% penyandang sindroma down dilahirkan oleh ibu-ibu muda usia. Jadi faktor usia bukan suatu penyebab utama sindroma ini.

Risiko Kesehatan Bagi Anak-Anak Penyandang Sindroma DownAnak penyandang sindroma down memiliki resiko lebih tinggi akan masalah kesehatan dibandingkan dengan anak-anak normal. Beberapa masalah yang erat kaitannya dengan anak-anak ini adalah: kelainan jantung, kepekaan terdadap infeksi pada mata maupun kelainan pada bentuk otak.Cacat tambahan seperti usus pendek, tidak beranus/dubur, busung dada, lemah otot maupun kerusakan syaraf adalah umum bagi penyandang sindroma down dan pada usia dewasa kemungkinan terserang penyakit Alzhimer (kehilangan sebagian besar memori) lebih besar 25% dibandingkan dewasa normal yang hanya 6%. Anak yang murni sindroma down pun belum tentu akan sehat sempurna selamanya, suatu waktu akan terlihat jelas kemunduran kesehatannya. Dapatkan kita membayangkan jika kita dikaruniai seorang anak bayi mungil dengan kecacatan mental yang parah? anak itu anak tumbuh dan bergerak dengan sangat terbatas tak ubahnya bagaikan boneka yang hancur. Bagaimana rasanya para orang tua bila tak seorang pun yang ingin mengulurkan tangannya sementara kehidupannya sendiri tak berdaya? Diharapkan dengan kemajuan dalam bidang pengobatan, masalah-masalah kesehatan ini dapat teratasi dan usia penyandang sindroma down bisa mencapai 55 tahun.

Pengaruh Sindroma Down Pada Perkembangan SeseorangSemua sindroma down mempunyai keterbelakangan yang berbeda skalanya, namun tidak tertutup kemungkinan akan timbulnya satu kekuatan atau kelebihan bakat pada setiap individu. Anak-anak sindroma down juga dapat belajar duduk, berjalan, berbicara, bermain dan melakukan kegiatan-kegiatan lainnya, namun tentu lebih lambat daripada anak-anak yang bukan penyandang sindroma down. Anak sindroma down sesungguhnya memiliki potensi besar, karena yang memiliki kelainan hanyalah kromosom-nya, bukan otaknya ataupun bagian badannya yang lain. Kekurangan-kekurangan yang dideritanya adalah sebagai akibat. Meskipun sikap dan perkembangannya lamban, namun bila ditangani sejak dini, maka potensinya dapat dimaksimal mendekati anak normal

Ciri-ciri anak sindroma downBiasanya bayi terdiagnosa sebagai sindroma down lebih karena roman mukanya, yaitu:1. Muscle Hypotenia - Lemah otot2. Flat Facial Profile - Profil muka yang datar3. Oblique Palpebral Fissures - Bentuk mata yang keatas4. Dysplastic Ear - Bentuk kuping yang abnormal5. Simian Crease - Satu garis horisontal pada telapak tangan6. Hyperflexibility - kelenturan yagn berlebihan pada persendian7. Dysplastic Middle Phalanx of the fifth finger - Jari kelingking (jari kecil) hanya ada satu sendi8. Epicanthal folds - Lipatan pada dalam ujung mata9. Exessive space between large & second toe - Jarak yang berlebihan antara jempol kaki dan telunjuk kaki10. Enlargment of tongue - Lidah besar yagn tidak sebanding dengan mulutnyaPada anak-anak dengan sindrom down, mereka cenderung lebih pendiam, kurang percaya diri dan kurang aktif. Akan tetapi, saat dewasa mereka akan hidup seperti pria normal umumnya, memiliki teman, keluarga dan hubungan sosial.

Komplikasi Yang Mungkin Terjadi:Sindrom ini meningkatkan resiko:a) Attention Deficient Hyperactivity Disorder b) Autoimmune Disorders seperti Lupus, Rheumatoid Arthritis, dan Sjogren Syndrome c) Kanker Payudara, Penyakit Paru-paru dan Osteoporosis.d) Depresie) Dyslexia f) Extragonadal germ cell tumor (sangat jarang terjadi)g) Disabilitas dalam belajar, dengan IQ yang lebih rendah atau lebih tinggi dari orang normal.

CEREBRAL PALSY Cerebral palsy adalah suatu gangguan atau kelainan yang terjadi pada suatu kurun waktu dalam perkembangan anak, mengenai sel-sel motorik di dalam susunan saraf pusat dan merupakan sebuah kumpulan kondisi yang rumit yang mempengaruhi pergerakan dan postur karena kerusakan atau kegagalan dari perkembangan otak yang mengontrol pergerakan.

EtiologiPenyebab cerebral palsy dapat dibagi dalam tiga periode yaitu:

1. PRANATAL Malformasi kongenital.Malformasi congenital yaitu gangguan perkembangan otak sejak lahir. Gangguan gangguan dalam perkembangan otak yang mungkin terjadi diantaranya :1. Gangguan pembentukan girus. Lipatan-lipatan permukaan otak ini mungkin terlalu kecil atau terlalu besar, atau tidak terbentuk sama sekali pada tempat-tempat tertentu2. Bagian-bagian otak tertentu seperti korpus kalosum atau serebelum tidak terbentuk atau tidak sempurna pembentukannya3. Di dalam otak dapat terjadi sebuah lubang atau rongga yang berhubungan dengan salah satu ventrikel. Rongga ini mungkin dapat berhubungan dengan ruangan sub-araknoid pada permukaan otak. Keadaan ini dinamakan proensefali.4. Susunan histologist jaringan otak mungkin pula tidak berkembang sempurna yaitu, mengandung terlalu banyak sel-sel glia, susunan serabut-serabut saraf tidak teratur. Keadaan ini disebut status marmoratus.Pada anak-anak dengan malformasi congenital ini sebetulnya sedari lahir sudah terdapat keadaan cacat. Tapi mungkin hal ini baru jelas setelah bayi berumur beberapa bulan.1. Infeksi dalam kandungan yang dapat menyebabkan kelainan janin (misalnya; rubela, toksoplamosis, sifihis, sitomegalovirus, atau infeksi virus lainnya).2. Radiasi.3. Tok gravidarum.4. Asfiksia dalam kandungan (misalnya: solusio plasenta, plasenta previa, anoksi maternal, atau tali pusat yang abnormal).2. NATAL a. Anoksialhipoksia.b. Perdarahan intra cranialCedera yang mungkin terjadi pada waktu partus ialah perdarahan intracranial. Gejala-gejala klinis pada macam-macam keadaan ini bersamaan, kesehatan umum bayi tampak buruk. Sesudah lahir, bayi tidak segera menangis dan bila menangis seringkali lemah, mungkin terdapat keadaan syok. Gejala-gejala neurologis yang timbul ditentukan oleh lokasi kerusakan. Gejala lain ialah asfiksia yaitu keadaan kekurangan oksigen.c. Trauma lahir.d. Prematuritas.

3. POSTNATAL a. Trauma kapitis.b. Infeksi misalnya : Radang selaput otak, meningitisPada radang selaput otak, jaringan otak juga turut meradang sehingga sedikit banyaknya sel-sel saraf mengalami gangguan. Kerusakan jaringan otak dapat pula disebabkan gangguan aliran darah yang terjadi atau karena edema serebri yang berlangsung lama Radang otak, ensefalitisPada keadaan ini timbul kerusakan-kerusakan pada jaringan otak yang menetap

Gejala-gejala neurologis paralisis serebri :1. Hemiplegia, tetraplegia, paraplegia kedua tungkai, triplegia2. Kelumpuhan mungkin flaksid, mungkin pula spastic atau campuran keduanya. Kelumpuhan tidak hanya mengenai lengan dan tungkai, tapi dapat juga mengenai otot-otot leher yang berfungsi menegakkan kepala.3. Atetosis, yaitu gerakan gerakan spontan abnormal pada lengan, tungkai, atau tubuh berputar pada sumbu memanjang.4. Gangguan koordinasi otot akibat kerusakan pada serebelum5. Gangguan indra, misalnya buta, tuli6. Afasia dijumpai bila tedapat kerusakan pada pusat-pusat wicara.7. Sebagian ada yang menderita epilepsy.8. Tidak jarang mengalami frustasi dan menunjukkan gangguan-gangguan emosi

KlasifikasiBerdasarkan gejala klinis maka pembagian cerebral palsy adalah sebagai berikut:1. Tipe spastis atau piramidalPada tipe ini gejala yang hampir selalu ada adalah :1. Hipertoni (fenomena pisau lipat).2. Hiperrefleksi yang djsertai klonus.3. Kecenderungan timbul kontraktur.4. Refleks patologis.Secara topografi distribusi tipe ini adalah sebagai berikut:a) Hemiplegia apabila mengenai anggota gerak sisi yang sama.b) Spastik diplegia. Mengenai keempat anggota gerak, anggota gerak bawah lebih berat.c) Kuadriplegi, mengenai keempat anggota gerak, anggota gerak atas sedikit lebih berat.d) Monoplegi, bila hanya satu anggota gerak.e) Triplegi apabila mengenai satu anggota gerak atas dan dua anggota gerak bawah, biasanya merupakan varian dan kuadriplegi.

2. Tipe ekstrapiramidal Akan berpengaruh pada bentuk tubuh, gerakan involunter, seperti atetosis, distonia, ataksia.Tipe ini sering disertai gangguan emosional dan retardasi mental. Di samping itu juga dijumpai gejala hipertoni, hiperrefleksi ringan, jarang sampai timbul klonus. Pada tipe ini kontraktunjarang ditemukan, apabila mengenai saraf otak bisa terlihat wajah yang asimetnis dan disantni.

3. Tipe campuranGejala-gejalanya merupakan campuran kedua gejala di atas,misalnya hiperrefleksi dan hipertoni disertai gerakan khorea.

Berdasarkan derajat kemampuan fungsional1) Ringan:Penderita masih bisa melakukan pekerjaanlaktifitas sehari-hari sehingga sama sekali tidak atau hanya sedikit sekali membutuhkan bantuan khusus.2) Sedang:Aktifitas sangat terbatas. Penderita membutuhkan bermacam-macam bantuan khusus atau pendidikan khusus agar dapat mengurus dirinya sendiri, dapat bergerak atau berbicara. Dengan pertolongan secara khusus, diharapkan penderita dapat mengurus diri sendiri, berjalan atau berbicara sehingga dapat bergerak, bergaul, hidup di tengah masyarakat dengan baik.3) Berat:Penderita sama sekali tidak bisa melakukan aktifitas fisik dan tidak mungkin dapat hidup tanpa pertolongan orang lain. Pertolongan atau pendidikan khusus yang diberikan sangat Sedikit hasilnya. Sebaiknya penderita seperti ini ditampung dalam rumah perawatan khusus. Rumah perawatan khusus ini hanya untuk penderita dengan retardasi mental berat, atau yang akan menimbulkan gangguan sosial-emosional baik bagi keluarganya maupun lingkungannya.

Patogenesis Perkembangan susunan saraf dimulai dengan terbentuknya neural tube yaitu induksi dorsal yang terjadi pada minggu ke 3-4 masa gestasi dan induksi ventral, berlangsung pada minggu ke 56 masa gestasi. Setiap gangguan pada masa ini bisa mengakibatkan terjadinya kelainan kongenital seperti kranioskisis totalis, anensefali, hidrosefalus dan lain sebagainya. Fase selanjutnya terjadi proliferasi neuron, yang terjadi pada masa gestasi bulan ke 24. Gangguan pada fase ini bisa mengakibatkan mikrosefali, makrosefali. Stadium selanjutnya yaitu stadium migrasi yang terjadi pada masa gestasi bulan 35. Migrasi terjadi melalui dua cara yaitu secara radial, sd berdiferensiasi dan daerah periventnikuler dan subventrikuler ke lapisan sebelah dalam koerteks serebri; sedangkan migrasi secara tangensial sd berdiferensiasi dan zone germinal menuju ke permukaan korteks serebri. Gangguan pada masa ini bisa mengakibatkan kelainan kongenital seperti polimikrogiri, agenesis korpus kalosum. Stadium organisasi terjadi pada masa gestasi bulan ke 6 sampai beberapa tahun pascanatal. Gangguan pada stadium ini akan mengakibatkan translokasi genetik, gangguan metabolisme. Stadium mielinisasi terjadi pada saat lahir sampai beberapa tahun pasca natal. Pada stadium ini terjadi proliferasi sd neuron, dan pembentukan selubung mielin.Prognosis :Bila ada retardasi mental, epilepsy, gangguan lihat/dengar : Prognosis kurang baik

MALNUTRISIMenurut WHO malnutrisi adalah suatu keadaan ketidakseimbangan seluler antara penyediaan nutrisi dan energy dan kebutuhan tubuh untuk menjamin pertumbuhan, pemeliharaan, dan fungsi-fungsi spesifik. Malnutrisi menyumbang lebih dari 50% kematian pada anak di dunia. Bayi, neonatus, dan bayi preterm serta adanya riwayat paparan toxin in utero adalah kelompok dengan risiko malnutrisi.Selain inadekuat intake makanan, malnutrisi juga disebabkan oleh penunandaan pemberian ASI pada neonates, kebiasaan pemberian makan menurut budaya dan adat yang tidak sesuai dengan standar kesehatan, serta sanitasi yang buruk sehingga meningkatkan risiko infeksi. Malnutrisi atau Protein-Energy Malnutrition (PEM) terdiri dari marasmus, kwashiorkor, dan marasmus-kwashiorkor.

PENYAKIT INFEKSIA. SEPSISSepsis adalah respon berat sistemik terhadap infeksi. Infeksi dengan bakteri, virus, jamur, protozoa atau riketsia dapat berakibat sepsis. Sepsis adalah salah satu penyebab sindrom respon radang sistemik (SRRS), tetapi juga penyebab noninfeksius. Jika tidak diketahui dan diobati secara dini, sepsis dapat menjelek menjadi SRRS, syok septik, syok refrakter, disfungsi banyak organ dan kematian.Syok didefinisikan dengan darah dibawah sistolik dibawah pesentil ke-5 menurut umur atau didefinisikan dengan ekstremitas dingin. Pengisian kembali kapiler yang lambat (>2 detik) tidak lagi dipandang sebagai indicator yang dapat dipercaya pada penurunan perfusi perifer. Tahanan vaskuler perifer menurun pada awal syok septik (panas) tetapi menjadi sangat naik pada syok telah lanjut (dingin). Pada syok septik pemakaian oksigen jaringan melebihi pasokan oksigen. Ketidakseimbangan ini diakibatkan oleh vasodilatasi perifer pada awalnya, vasokonstriksi pada masa lanjut, depresi miokardium, hipotensi, insufisiensi ventilator dan anemia. Walaupun indeks jantung anak dengan sepsis naik dibandingkan dengan penderita nonsepsis, namun pada syok septik curah jantung tidak cukup untuk konsumsi oksigen jaringan yang besar. Hasilnya, jaringan yang hipoksia menyebabkan asidosis laktat.Fungsi paru seringkali sangat terganggu, dan perkembangan paru-paru syok atau sindrom kegawatan pernapasan orang dewasa (ARDS) disertai dengan prognosis yang jelek. Gagal ginjal, gagal hati, disfungsi sistem saraf sentral dan koagulasi intarvaskuler tersebar yang sifatnya akut dapat terjadi sendirian atau akhirnya dalam kombinasi pada SRRS. Manifestasi KlinisTanda-tanda dan gejala-gejala primer syok septik adalah demam, kedinginan menggigil, hiperventilasi, takikardia, hipotermia, lesi kulit (petekie, ekimosis, ektima gangrenosum, eritema difusa, selulitis), perubahan status mental seperti rancu, agitasi, kecemasan, eksitasi, letargi, penumpulan (obtundasi) atau koma. Manifestasi sekunder adalah hipotensi, sianosis, gangrene perifer simetris(pupura fulminan), oliguria atau anuria, icterus( hyperbilirubinemia reaksi langsung) dan tanda-tanda gagal jantung. Syok dingin ditandai dengan dingin lembab sianosis ekstremitas pucat pada anak yang tidak responsive terhadap panggilan lisan atau rangsangan sakitmungkin ada bukti focus infeksi, seperti meningitis, pneumonia, atritis, selulitis, dan pielonefritis atau ganguan status imun misalnya keganasan, cacat limfosit T atau B, dan splenektomi sebelumnya.Manifestasi Laboratorium biakan darah positif pengecatan gram, wright, biru metilen, atau akridin oranye buffy coat atau lesi petekie yang menampakkan mikroorganisme asidosis metabolic trombositopenia waktu trombin dan tromboplastin yang lama kadar fibrinogen serum turun anemia kenaikan PaO2 dan penurunan PaCO2 perubahan dalam morfologi dan jumlah neutrofilkenaikan jumlah neutrofil dan bentuk pita (pergeeseran ke kiri, sel darah putih imatur) memberi kesan infeksi bakteri dan neutropenia merupakan tanda ancaman syok septik fulminan. Pemeriksaan cairan ceresbropinal dapat menampakkan neutrofil dan bakteri , dapat hanya menampakkan hanya bakteri saja bila tidak ada respon radang, atau mungkin normal.

B. GASTROENTERITISInfeksi saluran pencernaan disebabkan oleh berbagai enteropatogen, termasuk bacteria, virus dan parasite. Manifestasi klinis tergantung pada organisme dan hospes, dan meliputi infeksi tidak bergejala, diare cair, diare berdarah dan diare kronis. Dugaan diagnosis etiologi dapat dibuat dari pedoman epidemiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan fisik dan informasi mekanisme patofisiologi enteropatogen. Dua tipe dasar diare infeksi akut adalah radang dan nonradang. Enteropatogen menimbulkan diare nonradang melalui produksi enterotoksin dengan beberapa bacteria, penghancuran sel (permukaan) vilus oleh virus dan perlekatan serta/atau translokasioleh bakteri. Diare radang biasanya disebakan oleh bakteri yang menginvasi usus secara langsung atau menghasilakn sitotoksin. Beberapa enteropatogen memiliki lebih dari salah satu sifat virulen ini. Agen PenyebabKepentingan relative dan sifat-sifat epidemiologi pathogen diarebervariasi sesuai dengan lokasi geografis. Anak-anak di Negara sedang berkembang menjadi terinfeksi dengan berbagai kelompok pathogen bakteri dan parasite, sedang semua anak di Negara maju serta Negara sedang berkembang akan mendapat rotavirus, dan pada banyak kasus enteropatogen virus lain dan G. lamblia selama usia 5 tahun pertamanya. Diare akut atau diare jangka pendek dapat disertai salah satu bakteri, virus atau parasite. Diare kronis atau menetap yang berakhir 14 hari atau lebih lama dapat karena 1) Agen infeksius, termasuk G. lamblia, Cryptosporidium dan E. coli enteroagregatif atau enteropatogenik2) Setiap enteropatogen yang menginfeksi hospes terganggu imun3) Gejala-gejala sisa karena cedera usus oleh setiap enteropatogen pascainfeksi akutAda banyak juga penyebab diare noninfeksius pada anak diantaranya adalaha. Kesukaran makanb. Cacat anatomic Malrotasi Duplikasi usus Penyakit Hirschprung Keterjepitan (impaction) tinja Sindrom usus pendek Atrofi mikrovili Strikturac. Malabsorbsi Defisiensi disakaridase Malabsorpsi monosakarida glukosa-galaktosa Insufisiensi pancreas Kistik fibrosis Sindrom shcwachmann Garam empedu intralumen mengurang Kolestasis Intoleransi fruktosa herediter Abetalipoproteinemia Penyakit seliakd. Endokrinopati Tiroksikosis Penyakit Addison Sindrom andrenogenitale. Keracunan makanan Logam berat Scombroid Siguatera Jamurf. Neoplasma Neuroblastoma Ganglioneuroma Feokromositoma Karsinoid Sindrom Zollinger-Ellison Sindrom peptide intestinal vasoaktifg. Macam-macam Alergi susu Penyakit Crohn( enteritis regional) Dysautonomia familial Penyakit defisiensi imun Enteropati kehilangan protein Colitis ulseratif Enteropatika acrodermatitis Penyakit Hartnup Penyalahgunaan pencahar Gangguan mobilitas

Pendekatan umum pada anak dengan diare akutInfeksi enterik menimbulkan tanda-tanda keterlibatan saluran pencernaan serta manifestasi dan komplikasi sistemik. Keterlibatan saluran pencernaan dapat mencakup diare, kram dan emesis. Manifestasi sistemik dapat meliputi demam, malaise dan kejang-kejang. Infeksi ektraintestinum akibat pathogen enterik adalah penyebaran local, meyebabkan vulvovaginitis, infeksi saluran kencing dan keratokonjungtivitis. Penyebaran jauh dapat menimbulkan endocarditis, osteomielitis, meningitis, pneumonia, hepatitis, peritonitis, kloriamionitis, infeksi jaringan lunak dan tromboflebitis septik. Manifestasi ektraintestinal akibat imun pathogen enterik biasanya terjadi sesudah diare sembuh.Tujuan utama pendekatan ini pada anak diare akut adalah1) Menilai tingkat dehidrasi dan memberi pergantian cairan dan elektrolit2) Mencegah penyebaran enteropatogen3) Pada episode tertentu menentukan agen etiologi dan memberi terapi spesifik jika terindikasi.

C. PNEUMONIAPneumonia adalah radang parenkim paru. Kebanyakan kasus pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme, tetapi ada sejumlah penyebab noninfeksi yang kadang-kadang perlu dipertimbangkan. Penyebab noninfeksi ini meliputi, tetapi tidak terbatas pada, aspirasi makanan dan/atau asam lambung, benda asing, hidrokarbon dan bahan lipoid reaksi hipersensitifitas dan pneumonitis akibat obat atau radiasiPneumonia digolongkan atas dasar anatomi seperti proses lobar atau lobule, alveolar atau interstitial, tetapi klasifikasi pneumonia infeksius atas dasar etiologi dugaan atau yang terbukti secara diagnostic atau terapeutik lebih relevanVirus pernapasan adalah penyebab pneumonia paling sering selama usia beberapa tahun pertama. Mycoplasma pneumoniae mendapat peran dominant pada etiologi pneumonia pada anak usia seolah dan anak yang lebih tua. Walaupun bakteri menurut angka kurang penting sebagai penyebab pneumonia, mereka cenderung menimbulkan infeksi yang lebih berat daripada mereka yang disebabkan oleh agen nonbakteri. Penyebab bakteri pneumonia yang paling lazim pada anak normal adalah Streptococcus pnemoniae, S. pyogenes dan Staphylococcus aureus. Haemophylus influenzae tipe b juga menyebabkan pneumonia bakteri pada anak muda pada masa yang lalu, tetapi mungkin akan menjadi jauh berkurang dengan penggunaan vaksin efektif yang luas.

D. INFEKSI SISTEM SARAF SENTRALInfeksi akut sistem saraf sentral (SSS) merupakan penyebab demam yang paling sering yang disertai dengan tanda-tanda dan gejala-gejala penyakit sistem saraf sentralpada anak. Infeksi sebenarnya dapat disebabkan oleh mikroba apapun, pathogen spesifik yang dipengaruhi oleh umur dan status imun hospes dan epidemiologi pathogen. Pada umumnya , infeksi virus SSS jauh lebih sering daripada infeksi bakteri, yang pada giliranya lebih sering adripada infeksi jamur dan parasite. Infeksi yang disebabkan oleh riketsia (missal demam berbintik Rocky Mountain dan Ehrlichia) relative tidak lazim bila dipertimbangkan di seluruh negeri. Mycoplasma sp., juga dapat menyebabkan infeksi SSS, walaupun sumbangan tepatnya sering sukar ditentukan.Tanpa memandang etiologi, kebanyakan penderita dengan infeksi SSS akut mempunyai sindrom yang serupa. Gejala-gejala yang lazim adalah: Nyeri kepala Nausea Muntah Anoreksia Gelisah IritabilitasSayangnya, kebanyakan dari gejala-gejala ini sangat tidak spesifik. Tanda-tanda infeksi SSS yang lazim disamping demam adalah Fotofobia; Nyeri dan kekakuan leher; Kesadaran kurang; Stupor; Koma; Kejang-kejang; Deficit neurologis setempat.Keparahan dan kumpulan tanda-tanda ditentukan oleh pathogen spesifik, hospes dan penyebaran infeksi secara anatomisPenyebaran infeksi secara anatomis dapat difus dan setempat. Meningitis dan ensefalitis merupakan contoh infeksi difus. Meningitis menunjukkan secara tidak langsung keterlibatan primer meningen, sedang ensefalitis menunjukkan keterlibatan parenkim otak. Karena batas anatomic sering tidak jelas banyak penderita mempunyai bukti keterlibatan meningen maupun parenkim dan harus dipikirkan menderita meningoensefalitis. Abses otak adalah contoh terbaik infeksi SSS setempat. Ungkapan neurologis infeksi ini ditentukan oleh tempat dan luasnya abses.Diagnosis infeksi SSS difus tergantung pada pemeriksaan cairan serebrospinal (CSS) yang teliti, yang diperoleh dengan pungsi lumbal. Gambaran CSS biasa yang terkait dengan berbagai infeksi akan dirinci pada seksi dikemudian yang membahas sindrom atau pathogen spesifik.

Perkembangan bahasa dibagi dalam dua hal, receptive language dan expressive language, receptive language berkaitan dengan kemampuan memahami bahasa, sedangkan expressive language berkaitan dengan kemampuan berpikir, membuat mengungkapkan idea, dalam bentuk bicara (speech), gesture, body language, mencoret, menulis, mengetik, dsb. Ada anak yang mampu mengerti berbahasa namun tidak bisa bicara dengan tepat dalam berkomunikasi (parrot talk). Perkembangan berbahasa dibagi dalam 3 periode, antara lain: prespeech (0-10 bulan), naming (10-18 bulan), word combination periods (18-24 bulan). Periode prespeech, bayi memiliki kemampuan untuk mencari sumber suara dan pada usia 6 bulan, bayi mampu menambah konsonan kata. Naming period, bayi tahu bahwa benda mempunyai nama tertentu dan mampu mengerti nama benda dan menunjuk benda tersebut. Word combination period, bayi mampu mengerti kalimat sederhana terdiri dari 2-3 kata , misal, "ayo pergi", "saya lapar", "duduk disini", dsb. 2.5 Retardasi Mental Menurut WHO, retardasi mental adalah kemampuan mental yang tidak mencukupi. Definisi lainnya adalah suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensi yang rendah yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal. Menurut Melly Budiman, seseorang dikatakan retardasi mental, bila memenuhi criteria sbb:1. Fungsi intelektual umum di bawah normal (apabila IQ < 70)2. Terdapat kendala dalam perilaku adaptif sosial3. Gejalanya timbul dalam masa perkembangan yaitu dibawah usia 18 tahun.Anak dengan retardasi mental tidak dapat mengikuti pendidikan sekolah biasa, karena cara berpikirnya yang terlalu sederhana, daya tangkap dan daya ingatan yang lemah, demikian pula dengan pengertian bahasa dan berhitungnya juga sangat lemah.Yang dimaksud dengan perilaku adaptif sosial adalah kemampuan seseorang untuk mandiri, menyesuaikan diri dan mempunyai tanggung jawab sosial yang sesuai sengan kelompok umur dan budayanya. Pada penderita retardasi mental gangguan perilaku adaptif yang paling menonjol adalah kesulitan menyesuaikan diri dengan masyarakat sekitarnya. Retardasi mental diderita apabila IQ daibawah 70, retardasi tipe ringan masih mampu dididik, retardasi mental tipe sedang mampu latih, sedangkan retardasi tipe berat dan sangat berat memerlukan pengawasan dan bimbingan seumur hidupnya.

Faktor-faktor yang potensial sebagai penyebab retardasi mental :1. Non-organik kemiskinan dan keuarga ang tidak harmonis faktor sosiokultural interkasi anak-pengasuh yang tidak baik penelantran anak

2. Organika. Faktor prakonsepsi abnormalitas single gene (penyakit metabolik, kelainan neurocutaneus, dll) kelainan kromosom (X-linked, translokasi, fragil-X)- sindrom polygenic familialb. Faktor pranatal gangguan pertumbuhan otak trimester I kelainan kromosom (trisomi, mosaik,dll) infeksi intrauterin, misalnya TORCH, HIV. zat-zat teratogen (alkohol, radisai, dll) disfungi plasenta kelainan kongenital dari otak (idiopatik) gangguan pertumbuhan otak trimester II dan III infeksi intrauterin, misalnya TORCH, HIV zat-zat teratogen (alkohol, kokain, logam berat, dll) ibu diabetes melitus, PKU toksemia gravidarum disfungsi palsenta ibu malnutrisic. Faktor perinatal sangat prematur asfiksia neonatorum trauma lahir : perdarahan intra kranial meningitas kelainan metabolikd. Faktor postnatal trauma berat pada kepala atau SSP neuro toksin, misalnya logam berat CVA Anoksia Metabolik, misalnya gizi buruk, kelainan hormonal, aminoacidura, penyakit degeneratif, dll Infeksi, misalnya : meningitis, ensefalitis,dll

Gejala retardasi mental tergantung tipenya adalah sbb :1. Retardasi mental ringanKelompok in merupakan bagian terbesar dari retardasi mental. Diagnosis dibuat setelah anak tidak nak kelas selama berkali-kali. Golingna ini termasuk mampu didik, artinnya selain dapt belajar baca tulis bahkan bisa sampai kelas 4-6 SD, juga bisa dilatih keterampilan tertentu sebagi bekal hidupnya kelak dan mampu mandiri seperti orang dewas normal. Tetapi pada umumnya mereka ini kurnag mampu menghadapi stres, sehingga tetap membutuhkan bimbingna dari keluarganya.2. Retardasi mental sedangKelompok ini kira-kira 12 % dari seluruh penderita retadasi mental, mereka ini mampu latih tetapi tidak mampu didik. Taraf kemampuan intelektulanya hanya sampai kelas 2 SD saja, tetapi dapat dilatih menguasai suatu keterampilan tertentu misalnya pertukangan, pertanian, dll, dan apabilka bekerja mereka memerlukan pengawasan. Mereka juga perlu dilatih bagaimana mengurus diri sendiri kelompok ini juga kurnag mampu menghadapi stres dan kurang dapat mandiri, sehingga memerlukan bimbingna dan pengawasan.3. Retardasi mental beratSekitar 7 % dari seluruh penderita retardasi mental masuk kelompok ini. Diagnosis mudah ditegakkan secara dini, karena selain adanya gejala fisik yang menyertai juga berdasarkan keluhan orangtua dimana anak sejak awal sudah terdapat keterlambatan perkembangan motorik dan bahasa. Mereka dapat dilatih higiene dasar saja dan kemampuan berbicara yang sederhana, tidak dapat dilatih keterampilan kerja, dan memerlukan pengawasan dan bimbingan sepanjang hidupnya.4. Retardasi mental sangat beratKelompok ini sekitar 1 % dari seluruh penderita retardasi mental. Diagnosa dini mudah dibuat karena gejala baik mental dan fisik sangat jelas. Kemampuan bahasanya sangat minimal. Mereka ini seluruh hidupnya bergantung pada orang disekitarnya.

2.6 Pemeriksaan Pertumbuhan dan Perkembangan Denver Development Screening TestTes Denver digunakan untuk men-screening adanya kelainan perkembangan pada anak usia 2 bulan sampai 6 tahun. Tes DDST ini memiliki keefektifan 85-100%. Adapun kriteria/aspek yang dinilai pada tes Denver ini terdiri atas 4 aspek: Personal Sosial (Perilaku Sosial): aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi, dan berinteraksi dengan lingkungan. Fine Motor Adaptive (Gerakan Motorik Halus): aspek yang berhubungan dengan kemapuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tapi memerlukan koordinasi yang kuat. Language (Bahasa): kemampuan memeberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan. Gross Motor (Gerakan Motorik Kasar): aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.Pada lembar DDST terdapat 125 jenis tugas perkembangan yang masing-masing dikelompokkan menurut kriteria aspek yang diamati. Setiap anak melakukan sekitar 25-30 tugas perkembangan pada tiap kali tes yang disesuaikan dengan usia perkembangannya saat itu. Alat yang digunakan: Lembar formulir DDST Buku petunjuk sebagai referensi Alat peraga: manik-manik, kubus, bola kecil, benang wol, bel kecil, permaninan anak, pensil dan kertas. Prosedur DDST terdiri atas 2 tahap: Tahap Pertama: secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia: 3-6 bulan 9-12 bulan 18-24 bulan 3 tahun 4 tahun 5 tahun 6 tahun Tahap Kedua: dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan pada tahap prtama. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi diagnostic yang lengkap. Penilaian: Hasil Penilaian pada DDST meliputi 3 kategori nilai: 1) Failed: untuk tugas perkembangan yang gagal dilakukan; 2) Passed: untuk tugas perkembangan yang berhasil dilakukan; 3) NO (no-Oportunity): untuk tugas perkembangan yang tidak dapat dilakukan. Dari semua tugas perkembangan berdasar usia perkembangan yang sudah dilakukan, dihitung berepa tugas perkembangan yang berhasil dilakukan (P) dan berapa yang tidak (F). Dari nilai pada masing-masing tugas perkembangan, dilihat mana nilai yang paling dominan untuk menentukan apakah pasien menderita suatu gangguan perkembangan atau tidak. Adapun kesimpulan hasil dapat terdiri dari 4 kriteria, yaitu: Abnormal: bila terdapat 2/lebih keterlambatan pada 2 sektor/lebih; bila pada satu sector terdapat lebih dari 2 keterlambatan plus 1 sektor/lebih dengan satu keterlambatan. Meragukan: bila satu sector didapat 2 keterlambatan atau lebih; bila pada satu sector/lebih didapat 1 keterlambatan. Tidak dapat dites: apabila terjadi penolakan sehingga hasil tes menjadi meragukan/abnormal. Normal: semua yang tidak tercantum pada criteria tersebut diatas.

KMS (Kartu Menuju Sehat)

1) DefinisiKMS (Kartu Menuju Sehat) untuk balita adalah alat yang sederhana dan murah, yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak. Oleh karenanya KMS harus disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus selalu dibawa setiap kali mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan dan dokter. KMS-Balita menjadi alat yang sangat bermanfaat bagi ibu dan keluarga untuk memantau tumbuh kembang anak, agar tidak terjadi kesalahan atau ketidakseimbangan pemberian makan pada anak. KMS juga dapat dipakai sebagai bahan penunjang bagi petugas kesehatan untuk menentukan jenis tindakan yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan dan gizi anak untuk mempertahankan, meningkatkan atau memulihkan kesehatannya. KMS berisi catatan penting tentang pertumbuhan, perkembangan anak, imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan anak, pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI, pemberian makanan anak dan rujukan ke Puskesmas/Rumah Sakit. KMS juga berisi pesan-pesan penyuluhan kesehatan dan gizi bagi orang tua balita tentang kesehatan anaknya.2) Manfaat KMS a) Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita secara lengkap, meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan pemberian ASI eksklusif, dan Makanan Pendamping ASI.b) Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan anakc) Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi. 3) Cara Memantau Pertumbuhan Balita Pertumbuhan balita dapat diketahui apabila setiap bulan ditimbang, hasil penimbangan dicatat di KMS, dan antara titik berat badan KMS dari hasil penimbangan bulan lalu dan hasil penimbangan bulan ini dihubungkan dengan sebuah garis. Rangkaian garis-garis pertumbuhan anak tersebut membentuk grafik pertumbuhan anak. Pada balita yang sehat, berat badannya akan selalu naik, mengikuti pita pertumbuhan sesuai dengan umurnya a) Balita naik berat badannya bila :(1) Garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna, atau(2) Garis pertumbuhannya naik dan pindah ke pita warna diatasnya.

Gambar 2.1. Indikator KMS bila balita naik berat badannyab) Balita tidak naik berat badannya bila :Garis pertumbuhannya turun, atau Garis pertumbuhannya mendatar, atau Garis pertumbuhannya naik, tetapi pindah ke pita warna dibawahnya.

Gambar 2.2. Indikator KMS bila balita tidak naik berat badannyac) Berat badan balita dibawah garis merah artinya pertumbuhan balita mengalami gangguan pertumbuhan dan perlu perhatian khusus, sehingga harus langsung dirujuk ke Puskesmas/ Rumah Sakit.

Gambar 2.3. Indikator KMS bila berat badan balita dibawah garis merahd) Berat badan balita tiga bulan berturut-turut tidak nail (3T), artinya balita mengalami gangguan pertumbuhan, sehingga harus langsung dirujuk ke Puskesmas/ Rumah Sakit.

Gambar 2.4. Indikator KMS bila berat badan balita tidak stabile) Balita tumbuh baik bila: Garis berat badan anak naik setiap bulannya.

Gambar 2.5. Indikator KMS bila berat badan balita naik setiap bulan

Peran Kartu Menuju Sehat Terhadap Penilaian Tumbuh Kembang Anak David Morley ialah pelopor yang menggunakan kartu pertumbuhan anak yang disebut road to health chart. Kartu ini merupakan gambar kurva berat badan anak berusia 0-5 tahun terhadap umurnya. Kartu ini juga dilengkapi beberapa atribut penyuluhan dan cacatan yang penting untuk diingat dan diperhatikan oleh ibu/ petugas kesehatan, antara lain riwayat kelahiran, imnisasi, pemberian ASI dll. Maka kartu tersebut disebut juga katrtu menuju sehat kaena fungsinya yang begitu lengkap. Sehingga diadopsi oleh UNICEF sebagai komponen integral pada pelayanan kesehatan primer secara menyeluruh secara bermanfaat bagi Negara-negara berkembang.KMS adalah alat penting untuk memantau tumbuh kembang anak. Aktivitasnya tidak hanya menimbang dan mencatat saja, tetapi harus menginterpretasikan tumbuh kembang anak kepada ibunya, sehingga memungkinkan pertumbuhan anak dapat diamati dengan cara menimbang teratur setiap bulan. Bahlkan Morley juga menmbah 4 patokan sederhana perkembangan psiko-motorik pada KMS-nya. Agar ibu juga dapat mengetahui perkembangna anaknya, yaitu: Kemampuan duduk (5-9,5 bulan) Berjalan kurang lebih 10 langkah tanpa bantuan (9-8,5 bulan) Mengucapkan sepatah kata (10-21 bulan) Kemampuan berbahasa beberapa kata (18,5 bulan-3 tahun)

1. Interpretasi Garis pada kurva pertumbuhan pada KMS berfungsi ganda yaitu: Sebagai tanda persentasi/resentil tertentu Petunjuk arah yang harus dicapai oleh grafik BB anak Arah A, pertumbuhan anak baik Arah B, pertumbuhan kurang baik, memerlukan perhatian khusus Arah C, memerlukan tindakan segera Arah D, ibu harus diberi pujian atas keberhasilan menaikan kembali BB anaknya searah kurva pertumbuhan normal.KMS yang ada di Indonesia pada saat ini berdasarkan standart Hartvard, dimana 50 persentil Harvard dianggap 100% yang merupakan batas antara garishijau. Garis titik-titik merupakan standart gizi baik dan gizi kurang berdasarkan median -2SD, mempuanyai nilai yang kurang lebih sama dengan presentil ke 3, atau 80% terhadap median. Sedangkan garis meah adalah 60% terhdapa median yang merupakan batas gizi kurang dengan gizi buruk. Pertumbuhan anak yang baik, apabila mengikuti arah lengkungan garis pada KMS.Pada KMS, selain kurva pertumbuhan dari 0-60 bulan, juga dilengkapi petunjuk tentang pemberian makanan yang sehat termasuk ASI, catatan pemberian imunisasi dan vitamin A, serta penatalaksanaan diare dirumah. Sehingga fungsi KMS lebih komprehensif, dalam pelayanan kesehatan primer.

2. Tujuan pemantauan pertumbuhan fisik anak adalah: Agar pertumbuhan mudah diamati Menciptakan kebutuhan akan rasa ingin tahu terhadap pertumbuhan anak Meningkatkan lingkungan yang layak untuk pertumbuhan anak. Melukiskan setiap kejadian yang kurang mengutmakan anak, misalkan anak infeksi, musim, ibu meninggal, dll. Menenemukan seawal mungkin gejala-gejala gangguan pertumbuhan. Merupakan sarana untuk memberikan penyuluhan kepada ibu: Gizi/makanan bayi dan anak Tumbuh kembang anak Imunisasi Keluarga berencana Pencegahan: defisiensi vitamin A, dehidrasi akibat diare, sanitasi personal, lingkungan dll

3. KegiatanGrowth Monitoring and Promotion (GMP) adalah suatu kegiatan pengukuran pertumbuhan anak yang teratur kemudian diinterpretasikan dengan maksud agar dapat member penyuluhan, berbuat sesuatu, serta melakukan follow up selanjutnya.GMP merupakan strategi operasional untuk membantu ibu dalam memvisualkan pertumbuhan anaknya dan menerima petunjuk yang khusus, relevan dan praktis, sehingga ibu, keluarga dan masarakat dapat berbuat sesuatu guna mempertahankan kesehatan serta pertumbuhan anak dengan optimal. Terdapat 4 elemen kunci dari GMP yaitu: Merupakan stategi pencegahan yang dilaksanakan sebelum adanya gangguan pertumbuhan Merupakan stategi merubah lingkungan anak, yang kurang sesuai melalui komunikasi yang efektif dengan ibu. Berhubungan dengan lingkungan yang menyeluruh yang mempengaruhi tumbuh kembang anak Ibu/masyarakat ikut terlibat dalam usaha mengoptimalkan tumbuh kembang anak.

4. Kesalahan yang sering terjadiDalam melakukan kegiatan penimbangan (GMP), sering terjadi kesalahan- kesalahan sebagai berikut:a. Lebih mengutamakan kuratif dari pada preventifb. Pemantauan tumbuh kembang dimulai sangat lambatc. Penekanan hanya pada status gizi daripada konsep dinamis tumbuh kembang anakd. Penimbangan dan pengisian kartu sering dilaksanakan secara rutin saja tanpa adanya umpan balike. Tidak ada interaksi antara petugas dengan ibuf. GMP dianggap sederhana dan mudah, sehingga pelatihan dan supervisi tidak mendapat perhatiang. GMP dilaksanakan sebagai aktifitas tunggal yang hanya menyangkut nutrisih. Petugas kesehatan memegang peranan sentrali. Pemberian makanan tambahan merupakan satu-satunya aktifitasj. Harapan yang keliru (banyak anggapan apabila GMP lancar, maka masalah teratasi)

2.7 Analisis Skenario Pada skenario 3 ini, kita diberikan sebuah kasus dimana ada seorang pasien anak perempuan di skrining perkembangannya saat usianya telah mencapai 6 tahun. Dia adalah anak ketiga dari orang tua yang sehat yang berusia 32 dan 34 tahun saat melahirkan anak ketiganya ini. Riwayat perkembangan kedua kakaknya normal, begitupun dengan semua anggota keluarganya, namun ada seorang sepupunya yang mengalami retardasi mental dengan sebab yang tidak diketahui. Anak perempuan ini memiliki berat lahir normal (3230 g), begitupun periode neonatal yang normal. Pasien ini juga selalu sehat sampai usia 6 tahun ini kecuali dulu dia pernah mengalami ISPA yang ringan.

Secara fisik pertumbuhan pasien normal, akan tetapi perkembangan mental pasien berjalan lambat dibandingkan anak yang lainnya yang seusia dengannya. Pada usia 6 tahun ini, pasien memiliki kemampuan berbahasa yang rendah, hanya bisa membentuk kalimat sederhana, sedikit kosakata, kemampuan menggambar yang rendah, dan sulit fokus. Gangguan ini kemungkinan disebabkan faktor keturunan (genetik) karena dilihat dari sislsilah keluarganya ada yang mengalami retardasi mental. Gejala ini pertama kali disadari kedua orang tuanya ketika pasien berusia 6 bulan. Pada usia 6 bulan ini, pasien belum bisa mengontrol gerakan kepalanya dan belum bisa memusatkan perhatian pada mainannya. Pasien bisa mengontrol gerakan kepanya saat usia 9 bulan, padahal seharusnya, anak mulai bisa mengontrol pergerakan kepala sejak usia 0-3 bulan dan terus membaik pada usia 3-6 bulan. Anak ini mulai bermain dengan benda saat usia 10 bulan yang seharusnya dimulai sejak usia 3-6 bulan, bisa duduk sendiri tanpa dibantu pada usia 15 bulan yang seharusnya dimulai sejak usia 6-9 bulan, bisa jalan sendiri tanpa dibantu pada usia 22 bulan yang seharusnya dimulai sejak usia 9-12 bulan, mengontrol buang air besar maupun kecil pada usia 3 tahun yang seharusnya dimulai sejak usia 18-24 bulan (2 tahun), dan baru mulai bisa menyebut kata tunggal saat usia 4 tahun yang seharusnya dimulai sejak usia 9-12 bulan.

Pada pemeriksaan fisik, didapatkan keadaan tubuh semuanya dalam keadaan normal kecuali lingkar kepala pasien yang lebih kecil dari normal yaitu 46,5 cm (kurang 4 cm dari rata-rata anak seusianya). Mikrosepali adalah salah satu yang mengindikasikan adanya gangguan retardasi mental pada seorang anak karena ukuran lingkar kepala menggambarkan volume intrakranial. Hasil tes IQ pasien didapatkan skor 40-45 yang semakin menguatkan indikasi bahwa pasien memiliki gangguan retardasi mental dalam taraf yang sedang.

.

Kesimpulan

Tumbuh kembang mencakup dua peristwa yang sifatnya berbeda namun saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan didefinisikan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumulah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan suatu ukuran. Sedangkan perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Adapun faktor utama yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak adalah faktor genetic, dan faktor lingkungan yang mana faktor lingkungan dapat di bagi menjadi faktor lingkungan prenatal dan post natal. Aspek-aspek dari tumbuh kembang anak antara lain adalah berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, gigi, jaringan lemak, dan organ-organ tubuh, sebagai penilaian terhadap pertumbuhan anak, serta, aspek personal social, fine motor adaptive, language, dan gross motor sebagai parameter penilaian tahap perkembangan anak. Terjadinya keterlambatan atau gangguan pada tumbuh kembang anak dapat dideteksi dini dengan beberapa macam tes, yang mana yang paling sering dilakukan dalam klinis adalah tes DDST ( Denver Developmental Screening Test). Deteksi dini gangguan pertumbuhan dan perkembangan sangatlah penting agar penanganan pada anak juga bisa dilakukan lebih dini.

DAFTAR PUSTAKADenver II, diakses pada 22 Desember 2011, dengan Url, hhtp://www.fk.uwks.ac.id/elib/.../DENVER%20II%20%20Pelatihan.pdfNugroho, H,S,W,..2009. Petunjuk Praktis Denver Developmental Screening Test. EGC: Jakarta.Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. EGC. JakartaStaf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 2002. Ilmu Kesehatan Anak, ed. 1. Jakarta : Info Media Jakarta.

2