Laptut (Isi)
-
Upload
adeva-rizky-putra -
Category
Documents
-
view
26 -
download
5
Transcript of Laptut (Isi)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan akhir-akhir ini mulai mengungkapkan kembali kesehatan sebagai hak
asasi manusia. Paradigma sehat yang dicanangkan oleh presiden pada tanggal 1 Maret
1999 juga mengisyaratkan bahwa setiap bidang pembangunan harus berwawasan
kesehatan, paling tidak berkontribusi untuk mengembangkan lingkungan dan perilaku
hidup sehat.1 Hal ini sesuai dengan tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia
Sehat 2010 yaitu terciptanya masyarakat Indonesia yang hidup dan berprilaku dalam
lingkungan sehat dan mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu sehingga
dapat hidup produktif dan sejahtera. Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan
kesehatan, diperlukan Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang berperan besar sebagai
acuan dalam menyusun Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) di bidang kesehatan
dan berbagai kebijakan, pedoman dan arah pelaksanaan pembangunan kesehatan.1,4
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut keluarga merupakan penjabaran operasional
paradigma sehat yang menekankan pada upaya pemeliharaan, peningkatan dan
perlindungan kesehatan gigi dan mulut serta pendayagunaan ilmu dan teknologi
kedokteran gigi dasar. Dalam hal ini, keluarga diberdayakan dan berperan sebagai subyek
menuju kesehatan gigi dan mulut bagi semua. Keluarga sudah lama dilihat sebagai
konteks yang paling vital bagi pertumbuhan dan perkembangan yang sehat. Dengan
tercantumnya kesehatan keluarga dalam Undang-undang RI No. 23 tahun 1992, berarti
kesehatan keluarga telah mendapat perhatian pemerintah khususnya Departemen
Kesehatan RI untuk terus dikembangkan sesuai kebutuhan masyarakat.2
Atas dasar inilah Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PBPDGI) dan
Direktorat Pelayanan Kesehatan Gigi Departemen Kesehatan mengupayakan pendekatan
“Dokter Gigi Keluarga” melalui pelayanan kesehatan primer yang dilaksanakan secara
efisien, berkualitas dan cost effective. Untuk mendukung penyelenggaraan pelayanan
kedokteran gigi keluarga tersebut, telah dikeluarkan Surat Keputusan Menkes No.
1415/Menkes/SK/X/2005 tentang kebijakan pelayanan kedokteran gigi keluarga.2
Menyadari banyaknya faktor yang mempengaruhi penyelenggaraan pembangunan
kesehatan, termasuk penyelenggaraan pelayanan kedokteran gigi keluarga,
1
2
pelaksanaannya dapat dilakukan melalui pendekatan lintas sektor dan lintas program serta
pemberdayaan masyarakat. Dorongan dan pengaturan pemerintah diperlukan untuk
meningkatkan penyelenggaraan pelayanan kedokteran gigi keluarga yang bermutu,
merata dan berdayaguna.1
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana ruang lingkup dari dokter gigi keluarga?
2. Bagaimana prinsip pelayanan dari dokter gigi keluarga?
3. Bagaimana fungsi dan tugas dari dokter gigi keluarga?
4. Apa manfaat dan tujuan adanya dokter gigi keluarga?
5. Bagaimana sistem pembiayaan dokter gigi keluarga?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui ruang lingkup dari dokter gigi keluarga?
2. Mengetahui prinsip pelayanan dari dokter gigi keluarga?
3. Mengetahui peran dan fungsi dari dokter gigi keluarga?
4. Mengetahui manfaat dan tujuan adanya dokter gigi keluarga?
5. Mengetahui sistem pembiayaan dokter gigi keluarga?
3
1.4. Mapping
Dokter Gigi Keluarga
Prinsip
Ruang lingkup
Prinsip
Prinsip
Pembiayaan
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dewasa ini, penanganan pelayanan kesehatan gigi dan mulut umumnya masih
cenderung pada penyakit gigi, belum bersifat komprehansif serta holistik.1 Pemberi
pelayanan cenderung pasif, hanya menerima dan mengobati penderita yang datang berobat.
Upaya-upaya promotif-preventif masih kurang diperhatikan. Sebenarnya "paradigma Sehat"
yang sedang digalakkan pemerintah mengutamakan upaya pemeliharaan, peningkatan dan
perlindungan kesehatan. Klien (pasien) diposisikan sebagai subyek utama yang berperan,
tidak semata-mata sebagai obyek eliminasi penyakit dan kecacatan.4
Hal yang dapat digunakan untuk meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut
adalah dengan pendekatan pelayanan kedokteran gigi keluarga. Hal demikian karena
pendekatan ini dapat dilakukan secara menyeluruh (holistik), paripurna (comprehensif),
berkesinambungan, dan terpadu (integrated) dengan basis keluarga (family based) dan
berorientasi komunitas (community oriented) serta menekankan upaya promotif dan
preventif. Hal ini selaras dengan target dalam pelayanan dokter gigi keluarga ini adalah
semua anggota keluarga, mencakup ibu, bapak , dan anak-anak. Usianya pun bervariasi,
mulai dari masih dalam janin, balita, remaja, dewasa, bahkan lansia.3,4
Pengertian Pelayanan kedokteran Gigi Keluarga adalah suatu upaya kesehatan
perorangan dalam kesehatan gigi dan mulut secara paripurna yang memusatkan layanannya
kepada setiap individu dalam suatu keluarga. Adapun definisi dari Dokter Gigi Keluarga
(DGK) adalah dokter gigi yang: memberikan pelayanan kesehatan gigimulut dan asuhan
berorientasi masyarakat melalui unit keluarga, berfungsi sebagai kontak pertama (Gate
Keeper); lingkup garapannya sehat dan sakit; melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan
mulut menyeluruh, mengutamakan promotif-preventif; bekerja proaktif, berbasis faktor risiko
dan rujukan; menjaga kesinambungan dan holistik; bertanggung jawab menjaga dan
memelihara kesehatan gigi dan mulut keluarga binaannya; menerapkan IPTEKDOKGI yang
benar dan sesuatu; serta memperhatikan kendali mutu dan biaya.1,3
Tujuan dari DGK adalah: (1) tercapainya kemandirian keluarga dalam menjaga dan
memelihara kesehatan gigi dan mulut (self care); (2) terpenuhinya kebutuhan keluarga untuk
memperoleh pelayanan kesehatan gigi yang optimal, bermutu, dan berkesinambungan; (3)
tertatanya pembiayaaan dalam pelayanan kedokteran gigi keluarga; (4) tertatanya
4
5
administrasi dan manajemen pelayanan kedokteran gigi keluarga; (5) terbinanya
profesionalisme dokter gigi secara berkesinambungan. Keluarga (DGK) berperan sebagai
unsur profesi kedokteran gigi yang menggalang peran serta masyarakat menjaga dan
memelihara kesehatan gigi dan mulut.1,2
Dalam Menjalakan peran ini DGK juga melakukan beberapa fungsi, yaitu: : sebagai
ujung tombak pemberi pelayanan dan asuhan keluarga serta sebagai penapis rujukan upaya
kesehatan gigi mulut; sumber informasi, edukasi dan advokasi dalam pemeliharaan kesehatn
gigi dan mulut; perlindungan resiko terjadinya masalh kesehatan gigi dan mulut;
meningkatkan kualitas hidup anggota keluarga sesuai siklus hidup; dan penghematan biaya
kesehatan.4
Berdasarkan pengertian, peran dan fungsi DGK tersebut maka disusunlah prinsip
pelayanan DGK yang meliputi: memberi pelayanan secara profesional dan etis dilandasi
kebutuhan seluh anggota keluarga perlu adanya pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut secara
menyeluruh yang direkam dalam Kartu Medik Gigi; memandang individu baik yang sakit
maupun sehat sebagai bagian dari unit keluarga dan komunitasnya; bidang garapan (menurut
fase siklus hidup), mulai dari janin sampai lansia; pendekatan terpadu, holistik/menyeluruh
dan berkesinambungan; dan mengutamakan promotif-preventif terseleksi; manajemen
efesiensi, efektif biaya dan penjagaan mutu.1,4
Kedudukan organisasi DGK adalah sebagai pelayanan kesehatan strata pertama dan
menjadi mitra puskesmas, secara operasional berada di bawah pembinaan Dinas Kesehatan
Kabupaten/ Kota, serta dapat bergabung menjadi bagian dokter keluarga atau berdiri sendiri
sebagai mitra dokter keluarga. Pembiayaan pada pelayanan DGK dikelola secara efisien, adil,
berkelanjutan, transparan dan acuntable.4 Dalam penyelenggaraan pelayanan, kepesertaan
yang menjadi tanggung jawabnya terlindungi dalam satu sistem jaminan, sehingga kebutuhan
dasar kesehatannya terpenuhi, mutu dan biayanya pun terkendali. Disamping itu, jaminan
kesehatan ini juga akan meningkatkan kemandirian masyarakat dalam memperoleh dan
membiayai pemeliharaan kesehatan serta pembentukan budaya perilaku hidup sehat.1,3
Pembayaran pra-upaya dalam sistem jaminan kesehatan diterima dari badan penyelanggara
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (PJK). Pemberi pelayanan Kesehatan (PPK), dalam hal ini
DGK, HArus menekankan upaya promotif-preventif, sementara upaya kuratif dan
rehabilitatif di berikan sesuai dengan kebutuhan.3
Saat ini dirasakan masih ada tumpang tindih antara kompetensi dokter gigi dan DGK.
Perbedaannya adalah pada pendalaman. Spesifikasi kompetensi DGK adalah : (1) Diet dan
konseling; (2) Manajemen resiko berbasis keluarga; (3) Perencanaan pembiayaan kesehatan
6
gigi dan mulut keluarga; (4) Analisis efektif biaya; (5) Manajemen perilaku berbasis
dinamika keluarga; (6) Manajemen data berbasis rekam medik keluarga; (7) Surveillance
epidemiology berbasis keluarga; serta pengendalian mutu pelayanan kesehatan gigi dan mulut
keluarga. Kompetensi tersebut dapat diperoleh melalaui pelatiahn DGK paket A, B, C dan D.
Paket A dan B menitikberatkan pada kompetensi manajerial DGK, sementara paket C dan D
lebih pada kompetensi medis teknis.1,3
Pelayanan Kedokteran Gigi Kelurga adalah peluang masa depan bagi masyarakat
untuk memperoleh pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang optimal, bermutu, terstruktur
dan berkesinambungan. Selain itu, bagi dokter gigi itu sendiri DGK menciptakan peluang
untuk meningkatkan profesionalisme dalam mengemban tugas mulia profesi.1
Dalam upaya perkembangannya, DGK memiliki visi, yaitu: Kemandirian keluarga
mencapai derajat kesehatan gigi dan mulut setinggi-tingginya melalui pelayanan DGK secara
efisien, efektif, adil, merata dan bermutu. Adapun misinya yaitu:: memberdayakankeluarga
dalam menjaga dan memelihara kesehatan gigi dan mulut; mengupayakan tersedianya
pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang merata, bermutu dan terjangkau bagi keluarga;
memberikan pelayanan, asuhan dan perlindungan kesehatan gigi dan mulut untuk keluarga;
meningkatkan profesionalisme kedokteran gigi dalam mengemban peran, tugas dan fungsi
dokter gigi; meningkatkan kemitraan dengan profesi, institusi, pendidikan dan pihak terkait;
serta tertatanya pembiayaan kesehatan gigi dan mulut. Langkah-langkah ini dilakukan dengan
cara: (1) Pengembangan kebijakan dan manajemen pelayanan DGK yang meliputi:
penyusunan kebijakan; regulasi (perizinan, sertifikasi; akreditasi; standar pelayanan DGK,
serta standar pembiayaan); (2) mengembangkan kualitas-kualitas sumber daya dokter gigi
keluarga seperti pelatihan dan proyek; (3) pemberdayaan profesi dan masyarakat; serta (4)
pengewasan, pengendalian, dan penilaian.1,4
Langkah-Langkah ini mulai dilakukan Depkes dan PDGI dalam Rakernas PDGI pada
tahun 1999 di Bandung. Kongres PDGI tahun 2001 di Solo menghasilkan konsep dokter gigi
keluarga, yang kemudian dilanjutkan dalam kongres PDGI XII tahun 2005 di Makassar
tentang pelayanan Kedokteran Gigi keluarga. Dengan bantuan dan masukkan serta konstrbusi
semua pihak maka pada tahun2005 telah disusun dan dikeluarkan Surat Keputusan Menteri
Kesehatan RI Nomor 1415/Menkes/SK/X/2005 tentang Kebijakan pelayanan Kedokteran
Gigi Keluarga.2
7
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Ruang Lingkup Dokter Gigi Keluarga
Pelayanan kedokteran gigi keluarga dilaksanakan dengan pola pelayanan berlapis
melalui sistem rujukan berjenjang (Level of Care) dengan pendekatan Primary Health
Care. Tujuan pelayanan ini untuk memberikan pelayanan yang menyeluruh dengan
tingkat-tingkat pelayanan yang dikaitkan dengan sumber daya yang ada di masyarakat.
Upaya tersebut di atas dimaksudkan untuk menjaga fungsi gigi dan mulut sebagai
bagian dari sistem cerna yang sangat penting untuk kesehatan seseorang, sebagai bagian
dari sistem bicara dan pembentukan estetika wajah. Di samping itu, upaya tersebut
dimaksudkan untuk menjaga kondisi gigi dan mulut agar tidak menjadi sumber penyakit
(focal infection) bagi organ lainnya dan deteksi dini penyakit sistemik yang
bermanifestasi di rongga mulut.
Ruang lingkup kerja dokter gigi keluarga meliputi beberapa pelayanan yaitu :
a. Pelayanan Darurat / Basic Emergency Care yang terdiri dari:
1. Basic Life support/Pertolongan pertama pada keadaan darurat dan gawat
darurat untuk selanjutnya dílakukan rujukan bíla diperlukan.
2. Mengurangí rasa sakít dan atau eliminasi ínfeksi/pertolongan
3. Reposísi díslokasi sendí rahang
4. Replantasi gigi
5. Penyesuaían oklusi (akut)
b. Pelayanan Pencegahan / Preventive Care yang terdiri dari:
1. Pendídikan kesehatan gigi (individu/ kelompok)
2. Menghilangkan kebiasaan jelek/buruk
3. Tindakan perlindungan khusus
4. Tíndakan penanganan dini (early detection & prompt pertama pada gigi/
mulut karena penyakit/ cedera treatment)
c. Pelayanan Medic gigi Dasar / simple Care :
1. tumpatan gigi(GI/Komposit resin/tumpatan kombinasi)
7
8
2. Ekstraksi Gigi ( gigi sulung persistensi/gigi tetap karena penyakit /keperluan
ortodonti / pencabutan serial)
3. Perawatan pulpa (pulp capping / pulpektomi/pulpotomi/ perawatan saluran
akar gigi anterior)
4. Pengobatan abses
5. Penanganan dry socket
6. Mengobati ulkus rekuren
7. Pengelolaan halitosis
d. pelayanan Medik Gigi Khusus / Moderate care :
1. Konservasi gigi
2. Periodonsia
3. Pedodonsia
4. Bedah mulut
5. Orthodonti
6. Prostodonsia
7. Oral Medicine
3.2. Prinsip Dokter Gigi Keluarga
Prinsip Pelayanan Dokter Gigi Keluarga :
1. Dokter gigi kontak pertama (First Contact). Dokter gigi keluarga adalah pemberi
layanan kesehatan (provider) yang pertama kali ditemui pasien dalam menyelesaikan
masalah kesehatan gigi dan mulut. Umumnya masalah kesehatan gigi dan mulut yang
ada di masyarakat dapat ditangani di strata pelayanan pertama, maka dokter gigi
keluarga berfungsi sebagai kontak pertama dan penapis rujukan ke strata kedua dan
ketiga.
2. Layanan bersifat pribadi (Personal Care). Dokter gigi keluarga memberikan layanan
kepada perorangan dengan memperhatikan bahwa setiap orang merupakan bagian dari
keluarganya. Adanya hubungan baik antara pasien dan seluruh keluarganya memberi
peluang kepada seorang dokter gigi keluarga untuk memahami masalah pasien secara
lebih luas. Dengan demikian keputusan medis dibuat tidak hanya dari aspek medis
tetapi juga dengan mempertimbangkan aspek sosial, budaya dan ekonomi si pasien
dan keluarganya.
9
3. Pelayanan paripurna (Comprehensive). Dokter gigi keluarga memberikan pelayanan
menyeluruh dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif),
pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan (kuratif) dan pemulihan
(rehabilitative) sesuai dengan kebutuhan pasien. Namun dalam memberikan layanan
dokter gigi keluarga lebih menekankan upaya promotif , perlindungan khusus
(specific protection), deteksi dan tindakan penanganan dini (early diagnosis & prompt
treatment). Dengan demikian pelayanan kesehatan gigikeluarga berorientasi kepada
paradigma sehat.
4. Paradigm sehat. Dokter gigi keluarga mampu mendorong masyarakat untuk bersikap
mandiri dalam menjaga kesehatan mereka sendiri melalui kesadaran yang tinggi pada
pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif.
5. Pelayanan berkesinambungan (Continous Care). Pelayanan kedokteran gigi keluarga
berpusat pada pasien (patient oriented). Prinsip ini melandasi hubungan jangka
panjang antara dokter gigi keluarga dan pasiennya dengan pelayanan kesehatan gigi
dan mulut yang berkesinambungan dalam beberapa tahap kehidupan pasien.
6. Koordinasi dan kolaborasi. Dalam upaya mengatasi masalah pasiennya spesialis dan
memberikan informasi yang sejelas – jelasnya kepada pasien. Karena itu dokter gigi
keluarga bertindak sebagai coordinator yang mengurusi segala hal yang berkaitan
dengan kesehatan gigi dan mulut pasien. Bila pasien membutuhkan pelayanan yang
berada diluar kompetensinya, dokter gigi keluarga seharusnya bekerja sama dan
mendelegasikan pengelolaan pasien kepada pihak lain (dokter gigi spesialis, dokter
keluarga, dokter spesialis) yang lebih kompeten dalam menangani kebutuhan
pasiennya.
7. Family and community oriented. Dalam mengatasi masalah pasiennya, dokter gigi
keluarga mempertimbangkan kondisi si pasien terhadap keluarga tanpa
mengesampingkan pengaruh lingkungan sosial dan budaya tempat tinggal dan
bekerja. Dalam mengatasi masalah pasiennya, dokter gigi keluarga haruslah tetap
perhatikan dampak kondisi pasien terhadap komunitas dan sebaliknya.
3.3. Peran dan fungsi Dokter Gigi Keluarga
Dokte r G ig i Ke lua rga (DGK) be rpe ran s ebaga i unsu r p ro fe s i
kedok t e r an g ig i yang menggalang peran serta masyarakat menjaga dan
memelihara kesehatan gigi dan mulut. DalamMenjalakan peran ini DGK juga
melakukan beberapa fungsi :
10
1. Pemberi pelayanan dengan komitmen tinggi serta menunaikan tugasnya secara
profesional serta etis.
2. Ujung tombak pada sitem pelayanan kesehatan nasional dan berhadapan langsung
dengan masyarakat yang membutuhkan pelayanan tingkat pertama. Sebagai
penapis rujukan kefasilitas yang lebih mampu.
3. Koordinator dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pasien dan
keluarganya serta bekerja sama secara harmonis dengan setiap individu dan
institusi.
4. Sebagai mitra yang beretika bagi pasiennya dalam mengambil keputusan medis
dengan memilih dan menggunakan teknologi kedokteran gigi secara rasional
berdasar evidence based dentistry.
5. Penggalang peran serta masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan
gigi dan mulut.
3.4. Manfaat dan Tujuan Dokter Gigi keluarga
Adapun manfaat dari adanya dokter gigi keluarga adalah:
1. Terpenuhinya kebutuhan dasar kesehatan gigi dan mulut.
2. Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut.
3. Terbentuknya budaya hidup sehat.
4. Untuk memotivasi masyarakat untuk berobat dan memelihara kesehatan gigi dan
mulut.
5. Agar masyarakat dapat mengontrol masalah kesehatan gigi dan mulut, terutama pada
anak-anak.
Sedangkan tujuan dari DGK adalah:
1. Tercapainya kemandirian keluarga dalam menjaga dan memelihara kesehatan gigi dan
mulut (self care).
2. Terpenuhinya kebutuhan keluarga untuk memperoleh pelayanan kesehatan gigi yang
optimal, bermutu, dan berkesinambungan.
3. Tertatanya pembiayaaan dalam pelayanan kedokteran gigi keluarga.
4. Tertatanya administrasi dan manajemen pelayanan kedokteran gigi keluarga.
11
5. Terbinanya profesionalisme dokter gigi secara berkesinambungan. Keluarga (DGK)
berperan sebagai unsur profesi kedokteran gigi yang menggalang peran serta
masyarakat menjaga dan memelihara kesehatan gigi dan mulut.
3.5. Sistem Pembiayaan Dokter Gigi Keluarga
Bentuk pokok pembiayaan UKP (Upaya Kesehatan Perorangan) sebagaimana
tercantum dalam SKN adalah sebagai berikut:
1. Dana untuk UKP dari individu dalam kesatuan keluarga melalui JPK (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan) wajib dan JPK sukarela.
2. Dana untuk UKP masyarakat rentan dan keluarga miskin dari pemerintah melalui JPK wajib.
3. Dana dari mayarakat (dana sehat dan dana sosial keagamaan) digunakan untuk UKM dan UKP
Pembiayaan pada pelayanan dokter gigi keluarga dikelola secara efisien, adil,
berkelanjutan, transparan dan akuntable. Dalam penyelenggaraan pelayanan, kepesertaan
yang menjadi tanggung jawabnya terlindungi dalam satu sistem jaminan, sehingga
kebutuhan dasar kesehatannya terpenuhi, mutu dan biayanya pun terkendali. Disamping
itu, jaminan kesehatan ini juga akan meningkatkan kemandirian masyarakat dalam
memperoleh dan membiayai pemeliharaan kesehatan serta pembentukan budaya perilaku
hidup sehat.
Pembayaran pra-upaya dalam sistem jaminan kesehatan diterima dari badan
penyelanggara Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (PJK). Pemberi pelayanan Kesehatan
(PPK), dalam hal ini dokter gigi keluarga, harus menekankan upaya promotif-preventif,
sementara upaya kuratif dan rehabilitatif di berikan sesuai dengan kebutuhan.
Pada tahun 2006, Departemen Kesehatan Indonesia sendiri mengeluarkan adanya 3
dasar bentuk pembiayaan secara pra-upaya. Bentuk-bentuk pembiayaan tersebut antara
lain adalah:
1. Kapitasi: pembayaran di muka yang besarnya sesuai dengan kesepakatan harga
dihitung untuk setiap peserta dalam waktu tertentu. Contohnya asuransi jaminan,
askes, jamkesmas, jamsostek dll.
2. Sistem paket: pembayaran di muka berdasarkan kesepakatan harga yang dihitung
untuk paket pelayanan kesehatan tertentu. Contohnya : Drg melakukan tugas sesuai
12
dengan kesepakatan awal dimana dia dibayar untuk melakukan cabut, tambalan
dengan GI, dll sesuai dengan hasil kesepakatan.
3. Sistem anggaran (budget system): pembayaran di muka berdasarkan kesepakatan
harga, sesuai dengan besarnya anggaran yang diajukan PPK. Drg tersebut member
penawaran terhadap harga yang akan di bayarkan kepada pemberi pelayan kesehatan.
13
BAB IV
KESIMPULAN
Dokter gigi keluarga adalah dokter gigi yang mempunyai pengetahuan, sikap, dan
perilaku professional dalam menjaga dan memelihara kesehatan gigi dari keluarga binaannya
dengan menyelenggarakan upaya pemeliharaan kesehatan gigi dasar paripurna dengan
pendekatan holistic dan kesisteman serta proaktif dalam antisipasi dan pemecahan masalah
kesehatan yang dihadapi keluarga yang memilihnya sebagai mitra utama pemeliharaan
kesehatan gigi.
Prinsip dari dokter gigi keluarga yaitu, 1.) Dokter gigi kontak pertama (First Contact);
2.) Layanan bersifat pribadi (personal care); 3.) Pelayan paripurna (Comprehensive); 4.)
Paradigma sehat; 5.) Pelayanan berkesinambungan (continuous care); 6.) Koordinasi dan
Kolaborasi; 7.) Family and community oriented.
Pembiayaan pada pelayanan dokter gigi keluarga dikelola secara efisien, adil,
berkelanjutan, transparan dan akuntable. Dalam penyelenggaraan pelayanan, kepesertaan
yang menjadi tanggung jawabnya terlindungi dalam satu sistem jaminan, sehingga kebutuhan
dasar kesehatannya terpenuhi, mutu dan biayanya pun terkendali. Disamping itu, jaminan
kesehatan ini juga akan meningkatkan kemandirian masyarakat dalam memperoleh dan
membiayai pemeliharaan kesehatan serta pembentukan budaya perilaku hidup sehat.
13
14
DAFTAR PUSTAKA
1. Imelda, Kristina Sitorus. 2007. Pelayanan Kedokteran Gigi Keluarga Sebagai Upaya
Meningkatkan Derajat Kesehatan Gigi Dan Mulut. Medan
2. “Pedoman Penyelenggaraan Kedokteran Gigi Keluarga” dikutip dari Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 039/MENKES/SK/I/2007. 10 Desember. 20:45
WIB
3. “Prinsip-Prinsip Dokter Gigi Keluarga” dikutip dari
http://arsitadentist.blogspot.com/2012/10/. 10 desember 2012. 20:20 WIB
4. Tajudin, Sukron. 2009. Dokter Gigi Keluarga di Indonesia. Bandung