Laptut (Isi)

20
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan akhir-akhir ini mulai mengungkapkan kembali kesehatan sebagai hak asasi manusia. Paradigma sehat yang dicanangkan oleh presiden pada tanggal 1 Maret 1999 juga mengisyaratkan bahwa setiap bidang pembangunan harus berwawasan kesehatan, paling tidak berkontribusi untuk mengembangkan lingkungan dan perilaku hidup sehat. 1 Hal ini sesuai dengan tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 yaitu terciptanya masyarakat Indonesia yang hidup dan berprilaku dalam lingkungan sehat dan mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu sehingga dapat hidup produktif dan sejahtera. Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan, diperlukan Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang berperan besar sebagai acuan dalam menyusun Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) di bidang kesehatan dan berbagai kebijakan, pedoman dan arah pelaksanaan pembangunan kesehatan. 1,4 Pelayanan kesehatan gigi dan mulut keluarga merupakan penjabaran operasional paradigma sehat yang menekankan pada upaya pemeliharaan, peningkatan dan perlindungan kesehatan gigi dan mulut serta pendayagunaan ilmu dan teknologi kedokteran gigi dasar. Dalam hal ini, keluarga diberdayakan dan berperan sebagai subyek menuju kesehatan gigi dan mulut bagi semua. Keluarga sudah lama dilihat sebagai konteks yang

Transcript of Laptut (Isi)

Page 1: Laptut (Isi)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan akhir-akhir ini mulai mengungkapkan kembali kesehatan sebagai hak

asasi manusia. Paradigma sehat yang dicanangkan oleh presiden pada tanggal 1 Maret

1999 juga mengisyaratkan bahwa setiap bidang pembangunan harus berwawasan

kesehatan, paling tidak berkontribusi untuk mengembangkan lingkungan dan perilaku

hidup sehat.1 Hal ini sesuai dengan tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia

Sehat 2010 yaitu terciptanya masyarakat Indonesia yang hidup dan berprilaku dalam

lingkungan sehat dan mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu sehingga

dapat hidup produktif dan sejahtera. Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan

kesehatan, diperlukan Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang berperan besar sebagai

acuan dalam menyusun Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) di bidang kesehatan

dan berbagai kebijakan, pedoman dan arah pelaksanaan pembangunan kesehatan.1,4

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut keluarga merupakan penjabaran operasional

paradigma sehat yang menekankan pada upaya pemeliharaan, peningkatan dan

perlindungan kesehatan gigi dan mulut serta pendayagunaan ilmu dan teknologi

kedokteran gigi dasar. Dalam hal ini, keluarga diberdayakan dan berperan sebagai subyek

menuju kesehatan gigi dan mulut bagi semua. Keluarga sudah lama dilihat sebagai

konteks yang paling vital bagi pertumbuhan dan perkembangan yang sehat. Dengan

tercantumnya kesehatan keluarga dalam Undang-undang RI No. 23 tahun 1992, berarti

kesehatan keluarga telah mendapat perhatian pemerintah khususnya Departemen

Kesehatan RI untuk terus dikembangkan sesuai kebutuhan masyarakat.2

Atas dasar inilah Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PBPDGI) dan

Direktorat Pelayanan Kesehatan Gigi Departemen Kesehatan mengupayakan pendekatan

“Dokter Gigi Keluarga” melalui pelayanan kesehatan primer yang dilaksanakan secara

efisien, berkualitas dan cost effective. Untuk mendukung penyelenggaraan pelayanan

kedokteran gigi keluarga tersebut, telah dikeluarkan Surat Keputusan Menkes No.

1415/Menkes/SK/X/2005 tentang kebijakan pelayanan kedokteran gigi keluarga.2

Menyadari banyaknya faktor yang mempengaruhi penyelenggaraan pembangunan

kesehatan, termasuk penyelenggaraan pelayanan kedokteran gigi keluarga,

1

Page 2: Laptut (Isi)

2

pelaksanaannya dapat dilakukan melalui pendekatan lintas sektor dan lintas program serta

pemberdayaan masyarakat. Dorongan dan pengaturan pemerintah diperlukan untuk

meningkatkan penyelenggaraan pelayanan kedokteran gigi keluarga yang bermutu,

merata dan berdayaguna.1

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana ruang lingkup dari dokter gigi keluarga?

2. Bagaimana prinsip pelayanan dari dokter gigi keluarga?

3. Bagaimana fungsi dan tugas dari dokter gigi keluarga?

4. Apa manfaat dan tujuan adanya dokter gigi keluarga?

5. Bagaimana sistem pembiayaan dokter gigi keluarga?

1.3. Tujuan

1. Mengetahui ruang lingkup dari dokter gigi keluarga?

2. Mengetahui prinsip pelayanan dari dokter gigi keluarga?

3. Mengetahui peran dan fungsi dari dokter gigi keluarga?

4. Mengetahui manfaat dan tujuan adanya dokter gigi keluarga?

5. Mengetahui sistem pembiayaan dokter gigi keluarga?

Page 3: Laptut (Isi)

3

1.4. Mapping

Dokter Gigi Keluarga

Prinsip

Ruang lingkup

Prinsip

Prinsip

Pembiayaan

Page 4: Laptut (Isi)

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dewasa ini, penanganan pelayanan kesehatan gigi dan mulut umumnya masih

cenderung pada penyakit gigi, belum bersifat komprehansif serta holistik.1 Pemberi

pelayanan cenderung pasif, hanya menerima dan mengobati penderita yang datang berobat.

Upaya-upaya promotif-preventif masih kurang diperhatikan. Sebenarnya "paradigma Sehat"

yang sedang digalakkan pemerintah mengutamakan upaya pemeliharaan, peningkatan dan

perlindungan kesehatan. Klien (pasien) diposisikan sebagai subyek utama yang berperan,

tidak semata-mata sebagai obyek eliminasi penyakit dan kecacatan.4

Hal yang dapat digunakan untuk meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut

adalah dengan pendekatan pelayanan kedokteran gigi keluarga. Hal demikian karena

pendekatan ini dapat dilakukan secara menyeluruh (holistik), paripurna (comprehensif),

berkesinambungan, dan terpadu (integrated) dengan basis keluarga (family based) dan

berorientasi komunitas (community oriented) serta menekankan upaya promotif dan

preventif. Hal ini selaras dengan target dalam pelayanan dokter gigi keluarga ini adalah

semua anggota keluarga, mencakup ibu, bapak , dan anak-anak. Usianya pun bervariasi,

mulai dari masih dalam janin, balita, remaja, dewasa, bahkan lansia.3,4

Pengertian Pelayanan kedokteran Gigi Keluarga adalah suatu upaya kesehatan

perorangan dalam kesehatan gigi dan mulut secara paripurna yang memusatkan layanannya

kepada setiap individu dalam suatu keluarga. Adapun definisi dari Dokter Gigi Keluarga

(DGK) adalah dokter gigi yang: memberikan pelayanan kesehatan gigimulut dan asuhan

berorientasi masyarakat melalui unit keluarga, berfungsi sebagai kontak pertama (Gate

Keeper); lingkup garapannya sehat dan sakit; melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan

mulut menyeluruh, mengutamakan promotif-preventif; bekerja proaktif, berbasis faktor risiko

dan rujukan; menjaga kesinambungan dan holistik; bertanggung jawab menjaga dan

memelihara kesehatan gigi dan mulut keluarga binaannya; menerapkan IPTEKDOKGI yang

benar dan sesuatu; serta memperhatikan kendali mutu dan biaya.1,3

Tujuan dari DGK adalah: (1) tercapainya kemandirian keluarga dalam menjaga dan

memelihara kesehatan gigi dan mulut (self care); (2) terpenuhinya kebutuhan keluarga untuk

memperoleh pelayanan kesehatan gigi yang optimal, bermutu, dan berkesinambungan; (3)

tertatanya pembiayaaan dalam pelayanan kedokteran gigi keluarga; (4) tertatanya

4

Page 5: Laptut (Isi)

5

administrasi dan manajemen pelayanan kedokteran gigi keluarga; (5) terbinanya

profesionalisme dokter gigi secara berkesinambungan. Keluarga (DGK) berperan sebagai

unsur profesi kedokteran gigi yang menggalang peran serta masyarakat menjaga dan

memelihara kesehatan gigi dan mulut.1,2

Dalam Menjalakan peran ini DGK juga melakukan beberapa fungsi, yaitu: : sebagai

ujung tombak pemberi pelayanan dan asuhan keluarga serta sebagai penapis rujukan upaya

kesehatan gigi mulut; sumber informasi, edukasi dan advokasi dalam pemeliharaan kesehatn

gigi dan mulut; perlindungan resiko terjadinya masalh kesehatan gigi dan mulut;

meningkatkan kualitas hidup anggota keluarga sesuai siklus hidup; dan penghematan biaya

kesehatan.4

Berdasarkan pengertian, peran dan fungsi DGK tersebut maka disusunlah prinsip

pelayanan DGK yang meliputi: memberi pelayanan secara profesional dan etis dilandasi

kebutuhan seluh anggota keluarga perlu adanya pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut secara

menyeluruh yang direkam dalam Kartu Medik Gigi; memandang individu baik yang sakit

maupun sehat sebagai bagian dari unit keluarga dan komunitasnya; bidang garapan (menurut

fase siklus hidup), mulai dari janin sampai lansia; pendekatan terpadu, holistik/menyeluruh

dan berkesinambungan; dan mengutamakan promotif-preventif terseleksi; manajemen

efesiensi, efektif biaya dan penjagaan mutu.1,4

Kedudukan organisasi DGK adalah sebagai pelayanan kesehatan strata pertama dan

menjadi mitra puskesmas, secara operasional berada di bawah pembinaan Dinas Kesehatan

Kabupaten/ Kota, serta dapat bergabung menjadi bagian dokter keluarga atau berdiri sendiri

sebagai mitra dokter keluarga. Pembiayaan pada pelayanan DGK dikelola secara efisien, adil,

berkelanjutan, transparan dan acuntable.4 Dalam penyelenggaraan pelayanan, kepesertaan

yang menjadi tanggung jawabnya terlindungi dalam satu sistem jaminan, sehingga kebutuhan

dasar kesehatannya terpenuhi, mutu dan biayanya pun terkendali. Disamping itu, jaminan

kesehatan ini juga akan meningkatkan kemandirian masyarakat dalam memperoleh dan

membiayai pemeliharaan kesehatan serta pembentukan budaya perilaku hidup sehat.1,3

Pembayaran pra-upaya dalam sistem jaminan kesehatan diterima dari badan penyelanggara

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (PJK). Pemberi pelayanan Kesehatan (PPK), dalam hal ini

DGK, HArus menekankan upaya promotif-preventif, sementara upaya kuratif dan

rehabilitatif di berikan sesuai dengan kebutuhan.3

Saat ini dirasakan masih ada tumpang tindih antara kompetensi dokter gigi dan DGK.

Perbedaannya adalah pada pendalaman. Spesifikasi kompetensi DGK adalah : (1) Diet dan

konseling; (2) Manajemen resiko berbasis keluarga; (3) Perencanaan pembiayaan kesehatan

Page 6: Laptut (Isi)

6

gigi dan mulut keluarga; (4) Analisis efektif biaya; (5) Manajemen perilaku berbasis

dinamika keluarga; (6) Manajemen data berbasis rekam medik keluarga; (7) Surveillance

epidemiology berbasis keluarga; serta pengendalian mutu pelayanan kesehatan gigi dan mulut

keluarga. Kompetensi tersebut dapat diperoleh melalaui pelatiahn DGK paket A, B, C dan D.

Paket A dan B menitikberatkan pada kompetensi manajerial DGK, sementara paket C dan D

lebih pada kompetensi medis teknis.1,3

Pelayanan Kedokteran Gigi Kelurga adalah peluang masa depan bagi masyarakat

untuk memperoleh pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang optimal, bermutu, terstruktur

dan berkesinambungan. Selain itu, bagi dokter gigi itu sendiri DGK menciptakan peluang

untuk meningkatkan profesionalisme dalam mengemban tugas mulia profesi.1

Dalam upaya perkembangannya, DGK memiliki visi, yaitu: Kemandirian keluarga

mencapai derajat kesehatan gigi dan mulut setinggi-tingginya melalui pelayanan DGK secara

efisien, efektif, adil, merata dan bermutu. Adapun misinya yaitu:: memberdayakankeluarga

dalam menjaga dan memelihara kesehatan gigi dan mulut; mengupayakan tersedianya

pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang merata, bermutu dan terjangkau bagi keluarga;

memberikan pelayanan, asuhan dan perlindungan kesehatan gigi dan mulut untuk keluarga;

meningkatkan profesionalisme kedokteran gigi dalam mengemban peran, tugas dan fungsi

dokter gigi; meningkatkan kemitraan dengan profesi, institusi, pendidikan dan pihak terkait;

serta tertatanya pembiayaan kesehatan gigi dan mulut. Langkah-langkah ini dilakukan dengan

cara: (1) Pengembangan kebijakan dan manajemen pelayanan DGK yang meliputi:

penyusunan kebijakan; regulasi (perizinan, sertifikasi; akreditasi; standar pelayanan DGK,

serta standar pembiayaan); (2) mengembangkan kualitas-kualitas sumber daya dokter gigi

keluarga seperti pelatihan dan proyek; (3) pemberdayaan profesi dan masyarakat; serta (4)

pengewasan, pengendalian, dan penilaian.1,4

Langkah-Langkah ini mulai dilakukan Depkes dan PDGI dalam Rakernas PDGI pada

tahun 1999 di Bandung. Kongres PDGI tahun 2001 di Solo menghasilkan konsep dokter gigi

keluarga, yang kemudian dilanjutkan dalam kongres PDGI XII tahun 2005 di Makassar

tentang pelayanan Kedokteran Gigi keluarga. Dengan bantuan dan masukkan serta konstrbusi

semua pihak maka pada tahun2005 telah disusun dan dikeluarkan Surat Keputusan Menteri

Kesehatan RI Nomor 1415/Menkes/SK/X/2005 tentang Kebijakan pelayanan Kedokteran

Gigi Keluarga.2

Page 7: Laptut (Isi)

7

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Ruang Lingkup Dokter Gigi Keluarga

Pelayanan kedokteran gigi keluarga dilaksanakan dengan pola pelayanan berlapis

melalui sistem rujukan berjenjang (Level of Care) dengan pendekatan Primary Health

Care. Tujuan pelayanan ini untuk memberikan pelayanan yang menyeluruh dengan

tingkat-tingkat pelayanan yang dikaitkan dengan sumber daya yang ada di masyarakat.

Upaya tersebut di atas dimaksudkan untuk menjaga fungsi gigi dan mulut sebagai

bagian dari sistem cerna yang sangat penting untuk kesehatan seseorang, sebagai bagian

dari sistem bicara dan pembentukan estetika wajah. Di samping itu, upaya tersebut

dimaksudkan untuk menjaga kondisi gigi dan mulut agar tidak menjadi sumber penyakit

(focal infection) bagi organ lainnya dan deteksi dini penyakit sistemik yang

bermanifestasi di rongga mulut.

Ruang lingkup kerja dokter gigi keluarga meliputi beberapa pelayanan yaitu :

a. Pelayanan Darurat / Basic Emergency Care yang terdiri dari:

1. Basic Life support/Pertolongan pertama pada keadaan darurat dan gawat

darurat untuk selanjutnya dílakukan rujukan bíla diperlukan.

2. Mengurangí rasa sakít dan atau eliminasi ínfeksi/pertolongan

3. Reposísi díslokasi sendí rahang

4. Replantasi gigi

5. Penyesuaían oklusi (akut)

b. Pelayanan Pencegahan / Preventive Care yang terdiri dari:

1. Pendídikan kesehatan gigi (individu/ kelompok)

2. Menghilangkan kebiasaan jelek/buruk

3. Tindakan perlindungan khusus

4. Tíndakan penanganan dini (early detection & prompt pertama pada gigi/

mulut karena penyakit/ cedera treatment)

c. Pelayanan Medic gigi Dasar / simple Care :

1. tumpatan gigi(GI/Komposit resin/tumpatan kombinasi)

7

Page 8: Laptut (Isi)

8

2. Ekstraksi Gigi ( gigi sulung persistensi/gigi tetap karena penyakit /keperluan

ortodonti / pencabutan serial)

3. Perawatan pulpa (pulp capping / pulpektomi/pulpotomi/ perawatan saluran

akar gigi anterior)

4. Pengobatan abses

5. Penanganan dry socket

6. Mengobati ulkus rekuren

7. Pengelolaan halitosis

d. pelayanan Medik Gigi Khusus / Moderate care :

1. Konservasi gigi

2. Periodonsia

3. Pedodonsia

4. Bedah mulut

5. Orthodonti

6. Prostodonsia

7. Oral Medicine

3.2. Prinsip Dokter Gigi Keluarga

Prinsip Pelayanan Dokter Gigi Keluarga :

1. Dokter gigi kontak pertama (First Contact). Dokter gigi keluarga adalah pemberi

layanan kesehatan (provider) yang pertama kali ditemui pasien dalam menyelesaikan

masalah kesehatan gigi dan mulut. Umumnya masalah kesehatan gigi dan mulut yang

ada di masyarakat dapat ditangani di strata pelayanan pertama, maka dokter gigi

keluarga berfungsi sebagai kontak pertama dan penapis rujukan ke strata kedua dan

ketiga.

2. Layanan bersifat pribadi (Personal Care). Dokter gigi keluarga memberikan layanan

kepada perorangan dengan memperhatikan bahwa setiap orang merupakan bagian dari

keluarganya. Adanya hubungan baik antara pasien dan seluruh keluarganya memberi

peluang kepada seorang dokter gigi keluarga untuk memahami masalah pasien secara

lebih luas. Dengan demikian keputusan medis dibuat tidak hanya dari aspek medis

tetapi juga dengan mempertimbangkan aspek sosial, budaya dan ekonomi si pasien

dan keluarganya.

Page 9: Laptut (Isi)

9

3. Pelayanan paripurna (Comprehensive). Dokter gigi keluarga memberikan pelayanan

menyeluruh dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif),

pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan (kuratif) dan pemulihan

(rehabilitative) sesuai dengan kebutuhan pasien. Namun dalam memberikan layanan

dokter gigi keluarga lebih menekankan upaya promotif , perlindungan khusus

(specific protection), deteksi dan tindakan penanganan dini (early diagnosis & prompt

treatment). Dengan demikian pelayanan kesehatan gigikeluarga berorientasi kepada

paradigma sehat.

4. Paradigm sehat. Dokter gigi keluarga mampu mendorong masyarakat untuk bersikap

mandiri dalam menjaga kesehatan mereka sendiri melalui kesadaran yang tinggi pada

pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif.

5. Pelayanan berkesinambungan (Continous Care). Pelayanan kedokteran gigi keluarga

berpusat pada pasien (patient oriented). Prinsip ini melandasi hubungan jangka

panjang antara dokter gigi keluarga dan pasiennya dengan pelayanan kesehatan gigi

dan mulut yang berkesinambungan dalam beberapa tahap kehidupan pasien.

6. Koordinasi dan kolaborasi. Dalam upaya mengatasi masalah pasiennya spesialis dan

memberikan informasi yang sejelas – jelasnya kepada pasien. Karena itu dokter gigi

keluarga bertindak sebagai coordinator yang mengurusi segala hal yang berkaitan

dengan kesehatan gigi dan mulut pasien. Bila pasien membutuhkan pelayanan yang

berada diluar kompetensinya, dokter gigi keluarga seharusnya bekerja sama dan

mendelegasikan pengelolaan pasien kepada pihak lain (dokter gigi spesialis, dokter

keluarga, dokter spesialis) yang lebih kompeten dalam menangani kebutuhan

pasiennya.

7. Family and community oriented. Dalam mengatasi masalah pasiennya, dokter gigi

keluarga mempertimbangkan kondisi si pasien terhadap keluarga tanpa

mengesampingkan pengaruh lingkungan sosial dan budaya tempat tinggal dan

bekerja. Dalam mengatasi masalah pasiennya, dokter gigi keluarga haruslah tetap

perhatikan dampak kondisi pasien terhadap komunitas dan sebaliknya.

3.3. Peran dan fungsi Dokter Gigi Keluarga

Dokte r G ig i Ke lua rga (DGK) be rpe ran s ebaga i unsu r p ro fe s i

kedok t e r an g ig i yang menggalang peran serta masyarakat menjaga dan

memelihara kesehatan gigi dan mulut. DalamMenjalakan peran ini DGK juga

melakukan beberapa fungsi :

Page 10: Laptut (Isi)

10

1. Pemberi pelayanan dengan komitmen tinggi serta menunaikan tugasnya secara

profesional serta etis.

2. Ujung tombak pada sitem pelayanan kesehatan nasional dan berhadapan langsung

dengan masyarakat yang membutuhkan pelayanan tingkat pertama. Sebagai

penapis rujukan kefasilitas yang lebih mampu.

3. Koordinator dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pasien dan

keluarganya serta bekerja sama secara harmonis dengan setiap individu dan

institusi.

4. Sebagai mitra yang beretika bagi pasiennya dalam mengambil keputusan medis

dengan memilih dan menggunakan teknologi kedokteran gigi secara rasional

berdasar evidence based dentistry.

5. Penggalang peran serta masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan

gigi dan mulut.

3.4. Manfaat dan Tujuan Dokter Gigi keluarga

Adapun manfaat dari adanya dokter gigi keluarga adalah:

1. Terpenuhinya kebutuhan dasar kesehatan gigi dan mulut.

2. Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan

mulut.

3. Terbentuknya budaya hidup sehat.

4. Untuk memotivasi masyarakat untuk berobat dan memelihara kesehatan gigi dan

mulut.

5. Agar masyarakat dapat mengontrol masalah kesehatan gigi dan mulut, terutama pada

anak-anak.

Sedangkan tujuan dari DGK adalah:

1. Tercapainya kemandirian keluarga dalam menjaga dan memelihara kesehatan gigi dan

mulut (self care).

2. Terpenuhinya kebutuhan keluarga untuk memperoleh pelayanan kesehatan gigi yang

optimal, bermutu, dan berkesinambungan.

3. Tertatanya pembiayaaan dalam pelayanan kedokteran gigi keluarga.

4. Tertatanya administrasi dan manajemen pelayanan kedokteran gigi keluarga.

Page 11: Laptut (Isi)

11

5. Terbinanya profesionalisme dokter gigi secara berkesinambungan. Keluarga (DGK)

berperan sebagai unsur profesi kedokteran gigi yang menggalang peran serta

masyarakat menjaga dan memelihara kesehatan gigi dan mulut.

3.5. Sistem Pembiayaan Dokter Gigi Keluarga

Bentuk pokok pembiayaan UKP (Upaya Kesehatan Perorangan) sebagaimana

tercantum dalam SKN adalah sebagai berikut:

1. Dana untuk UKP dari individu dalam kesatuan keluarga melalui JPK (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan) wajib dan JPK sukarela.

2. Dana untuk UKP masyarakat rentan dan keluarga miskin dari pemerintah melalui JPK wajib.

3. Dana dari mayarakat (dana sehat dan dana sosial keagamaan) digunakan untuk UKM dan UKP

Pembiayaan pada pelayanan dokter gigi keluarga dikelola secara efisien, adil,

berkelanjutan, transparan dan akuntable. Dalam penyelenggaraan pelayanan, kepesertaan

yang menjadi tanggung jawabnya terlindungi dalam satu sistem jaminan, sehingga

kebutuhan dasar kesehatannya terpenuhi, mutu dan biayanya pun terkendali. Disamping

itu, jaminan kesehatan ini juga akan meningkatkan kemandirian masyarakat dalam

memperoleh dan membiayai pemeliharaan kesehatan serta pembentukan budaya perilaku

hidup sehat.

Pembayaran pra-upaya dalam sistem jaminan kesehatan diterima dari badan

penyelanggara Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (PJK). Pemberi pelayanan Kesehatan

(PPK), dalam hal ini dokter gigi keluarga, harus menekankan upaya promotif-preventif,

sementara upaya kuratif dan rehabilitatif di berikan sesuai dengan kebutuhan.

Pada tahun 2006, Departemen Kesehatan Indonesia sendiri mengeluarkan adanya 3

dasar bentuk pembiayaan secara pra-upaya. Bentuk-bentuk pembiayaan tersebut antara

lain adalah:

1. Kapitasi: pembayaran di muka yang besarnya sesuai dengan kesepakatan harga

dihitung untuk setiap peserta dalam waktu tertentu. Contohnya asuransi jaminan,

askes, jamkesmas, jamsostek dll.

2. Sistem paket: pembayaran di muka berdasarkan kesepakatan harga yang dihitung

untuk paket pelayanan kesehatan tertentu. Contohnya : Drg melakukan tugas sesuai

Page 12: Laptut (Isi)

12

dengan kesepakatan awal dimana dia dibayar untuk melakukan cabut, tambalan

dengan GI, dll sesuai dengan hasil kesepakatan.

3. Sistem anggaran (budget system): pembayaran di muka berdasarkan kesepakatan

harga, sesuai dengan besarnya anggaran yang diajukan PPK. Drg tersebut member

penawaran terhadap harga yang akan di bayarkan kepada pemberi pelayan kesehatan.

Page 13: Laptut (Isi)

13

BAB IV

KESIMPULAN

Dokter gigi keluarga adalah dokter gigi yang mempunyai pengetahuan, sikap, dan

perilaku professional dalam menjaga dan memelihara kesehatan gigi dari keluarga binaannya

dengan menyelenggarakan upaya pemeliharaan kesehatan gigi dasar paripurna dengan

pendekatan holistic dan kesisteman serta proaktif dalam antisipasi dan pemecahan masalah

kesehatan yang dihadapi keluarga yang memilihnya sebagai mitra utama pemeliharaan

kesehatan gigi.

Prinsip dari dokter gigi keluarga yaitu, 1.) Dokter gigi kontak pertama (First Contact);

2.) Layanan bersifat pribadi (personal care); 3.) Pelayan paripurna (Comprehensive); 4.)

Paradigma sehat; 5.) Pelayanan berkesinambungan (continuous care); 6.) Koordinasi dan

Kolaborasi; 7.) Family and community oriented.

Pembiayaan pada pelayanan dokter gigi keluarga dikelola secara efisien, adil,

berkelanjutan, transparan dan akuntable. Dalam penyelenggaraan pelayanan, kepesertaan

yang menjadi tanggung jawabnya terlindungi dalam satu sistem jaminan, sehingga kebutuhan

dasar kesehatannya terpenuhi, mutu dan biayanya pun terkendali. Disamping itu, jaminan

kesehatan ini juga akan meningkatkan kemandirian masyarakat dalam memperoleh dan

membiayai pemeliharaan kesehatan serta pembentukan budaya perilaku hidup sehat.

13

Page 14: Laptut (Isi)

14

DAFTAR PUSTAKA

1. Imelda, Kristina Sitorus. 2007. Pelayanan Kedokteran Gigi Keluarga Sebagai Upaya

Meningkatkan Derajat Kesehatan Gigi Dan Mulut. Medan

2. “Pedoman Penyelenggaraan Kedokteran Gigi Keluarga” dikutip dari Keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 039/MENKES/SK/I/2007. 10 Desember. 20:45

WIB

3. “Prinsip-Prinsip Dokter Gigi Keluarga” dikutip dari

http://arsitadentist.blogspot.com/2012/10/. 10 desember 2012. 20:20 WIB

4. Tajudin, Sukron. 2009. Dokter Gigi Keluarga di Indonesia. Bandung