Lapsus Psikiatri4
-
Upload
zaskia-amelia-sari -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
description
Transcript of Lapsus Psikiatri4
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. NW
Usia : 32 tahun
Jenis kelamin : Wanita
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Status : Menikah
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Jakarta
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis tanggal 18 Agustus 2015
pada puku 11.30 WIB di poliklinik psikiatri RS Persahabatan.
A. Keluhan Utama
Pasien datang ke poliklinik psikiatri RS Persahabatan karena
mempunyai keluhan badan gemetar dan sesak nafas.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien datang ke poliklinik Psikiatri RS persahabatan
dengan ditemani suaminya. Pasien datang ke poliklinik psikiatri
RSUP persahabatan karena rujukan dari poliklinik penyakit dalam.
Pasien mengatakan akhir-akhir ini merasa badannya gemetar,
terkadang merasa sesak nafas. Pasien juga mengeluhkan pinggang
nya terasa sakit.
Pasien juga mengatakan bahwa tidurnya tidak nyenyak
dikarenakan merasa badannya tidak enak. Pasien juga
mengeluhkan kaku otot leher, kaki kram, berkeringat dingin.
Pasien mengatakan susah tidurnya menyebabkan sepanjang hari
gelisah dan jantung kadang berdebar-debar. Keluhan-keluhan ini
menyebabkan aktivitas sehari-hari pasien terganggu.
Pasien mengatakan keluhan berawal sekitar 7 bulan yang
lalu. Pasien mengatakan awal keluhan yang dirasakan terjadi secara
tiba-tiba tanpa pasien ketahui penyebabnya. Awalnya pasien
merasa sakit perut dan dirawat di rumah sakit lalu didiagnosa hamil
1
di luar kandungan pada Januari 2015, sehingga pasien harus
mendapat tindakan kuret. Setelah riwayat penyakit kehamilan
diluar kandungan, pasien sering merasa cemas dan gelisah akan
penyakitnya. Pasien mengatakan selalu bingung ingin berobat
kemana dan selalu merasa bingung atau gelisah mau minum obat
apa untuk keluhan sakitnya. Jika dalam keadaan cemas pasien tidak
bisa beraktivitas atau bekerja. Pasien sering mencari informasi
tentang gejala-gejala yang tibul pada tubuh pasien di internet,
tetapi tidak mengurangi kecemasan pasien akan penyakitnya.
Pasien mengatakan semakin bertambah cemas jika pasien mencari
informasi tentang penyakitnya di internet.
Pasien menyangkal melihat bayangan-bayangan. Pasien
juga menyangkal merasa ada yang meraba bagian tubuh pasien
serta menyangkal merasa rasa lain pada lidah pasien. Pasien
menyangkal ada orang lain yang mengendalikan pikiran pasien dan
menyangkal ada orang yang telah mengambil isi pikiran dari
kepala pasien. Pasien menyangkal saat menonton tv, gambar di tv
sedang membicarakan pasien.
Pasien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara.
Hubungan pasien dengan keluarga cukup baik. Pasien tinggal
bersama suami dan satu anaknya di rumah milik sendiri. Pasien
juga merupakan seorang ibu dari satu anaknya, pasien mengatakan
anaknya masih berumur 7 tahun. Pasien mengatakan di keluarga
tidak ada yang memiliki keluhan serupa dengan pasien. Pasien
mengatakan sudah mengalami keluhan seperti ini kurang lebih
sudah 7 bulan. Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami
keluhan seperti ini. Pasien tidak memiliki riwayat tekanan darah
tinggi, kolesterol dan gula darah yag tinggi disangkal. Pasien
mengaku tidak memiliki riwayat mengkonsumsi NAPZA dan
pasien tidak memiliki riwayat kebiasaan minum alkohol. Pasien
saat ini tidak bekerja. Keadaan ekonomi pasien cukup, kebutuhan
hidup sehari-hari pasien dan anaknya didapat dari gaji suami. Dari
2
penghasilan tersebut pasien masih dapat menyekolahkan anaknya
dan cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Biaya
pengobatan pasien menggunakan asuransi BPJS.
Menurut orang tua pasien, pasien dilahirkan secara normal.
Tidak ditemukan adanya kelainan selama kehamilan maupun
proses persalinan. Tumbuh kembang pasien normal dan pendidikan
pasien juga normal. Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat
kejang ataupun trauma kepala. Pasien menempuh pendidikan
hingga SMA. Pasien mengatakan saat bersekolah pasien dapat
mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik. Pasien
mengatakan tidak pernah tinggal kelas.
Dua minggu terakhir perasaan pasien masih merasa cemas.
Merasa takut, gelisah karena penyakit yang dideritanya. Pasien saat
ini sehari-hari masih bisa mengurus dirinya sendiri seperti makan,
mandi dan mencuci piring ataupun baju. Pasien mengatakan rajin
melakukan solat 5 waktu dan mengikuti pengajian di lingkungan
rumah.
Pada uji nilai pasien diminta untuk menjawab suatu
permasalahan. Diberikan pertanyaan” bila terdapat anak kecil yang
terpisah dari bunya, apa yang akan dilakukan oleh pasien?” pasien
menjawab “akan membantu anak tersebut untuk mencari ibunya.
Hal ini menunjukan uji nilai pasien baik. Kemudian diberikan
pertanyaan mengenai pengurangan sederhana 100-6 pasien dapat
menjawab pertanyaan dengan benar. Pasien dapat menjawab waktu
saat dilakukan wawancara yaitu pada siang hari. Pasien juga dapat
menjawab tempat dilakukannya wawancara yaitu poli psikiatri
RSUP Persahabatan. Pasien dapaat menjawab saat itu kegiatan
yang sedang dilakukan adalah kegiatan wawancara atau tanya
jawab dokter ke pasien. Hal ini menunjukan bahwa orientasi pasien
masih baik.
Pasien menyangkal ketika bercermin bayangan yang
terdapat pada cermin berbeda dengan dirinya atau melihat sosok
3
lain selain dirinya. Pasien dapat mengingat dengan baik masa-masa
sekolahnya dahulu. Pasien mengatakan dahulu mempunyai banyak
teman. Pasien juga dapat mengingat kendaraan apa yang sudah
digunakan paasien untuk pergi ke rumah sakit yaitu motor. Pasien
juga masih mengingt 5 kota yang di sebutkan oleh dokter dan
diulang segera oleh pasien.
Tiga keinginan pasien saat ini adalah pasien ingin sembuh
dari penyakitnya, pasien ingin normal kembali, pasien juga ingin
dapat selalu mengurus anak satu-satunya. Pasien masih mampu
melakukan kegiatan sehari-hari tanpa bantuan orang lain.
Pasien mengaku merasa kesulitan tidur. Pasien menyangkal
jika terlalu bersemangat dalam melakukan apapun. Kegiatan
sehari-hari pasien adalah ibu rumah tangga, artinya terdapat
hambatan pada pasien akibat keluhan sulit tidur dan cemas karena
sakitnya yang belakangan ini sering dikeluhkan oleh pasien.
Hubungan pasien dengan tetangga baik dan pasien sering
bersosialisasi dengan tetangga.
Pasien mengatakan belum pernah berobat dan meminum
obat yang diberikan oleh dokter spesialis kesehatan jiwa. Mood
pasien biasa dan afek pasien luas, karena pada saat dilakukan
wawancara pasien dapat tersenyum dan tertawa ketika diajak
berbicara oleh pemeriksa dan menunjukan mimik yang serius saat
diajak berbicara hal yang serius. Kemampuan abstraksi dinilai
dengan memberikan peribahasa “tong kosong nyaring bunyi nya”
pasien mampu menjawab dengan benar. Pasien menunjukan sikap
kooperatif, pasien mampu menjawab pertanyaan yang diberikan
secara spontan dengan artikulasi jelas dan dapat dimengerti.
Riwayat gangguan Sebelumnya
1. Riwayat gangguan emosional atau mental
Pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini ataupun
gangguan psikiatri lainnya.
4
2. Riwayat Gangguan Psikosomatik
Tidak terdapat riwayat mengalami penyakit yang
berkepanjangan dan tidak kunjung sembuh.
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif/Alkohol
Pasien tidak memiliki riwayat penggunaan NAPZA, alkohol.
4. Riwayat Gangguan Neurologi
Tidak terdapat riwayat cidera kepala, kejang atau tumor.
C. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat pranatal
Menurut keterangan yang didapat dari ibu pasien, pasien
dilahirkan secara normal dan tidak terdapat kelainan.
2. Masa Kanak-kanak dan remaja
Pasien tumbuh kembang sesuai usianya dan mempunyai
banyak teman. Tidak ada gangguan dalam pertumbuhan dan
perkembangan dan dapat berinteraksi dan besosisalisasi dengan
teman.
3. Riwayat Sekolah
Pasien menempuh pendidikan hingga SMA.
4. Riwayat Pekerjaan
Saat ini pasien sebagai ibu rumah tangga.
5. Riwayat Agama
Pasien beragama islam. Pasien mengatakan solat 5 waktu dan
mengikuti pengajian di sekitar rumah
6. Aktivitas sosial
Aktivitas sehari-hari pasien berada dirumah. Kadang pasien
mengikuti pengajian dan menjemput anak sekolah. Pasien juga
bisa bersosisalisasi dengan tetangga sekitar rumah.
D. Riwayat Keluarga
Hubungan pasien dengan saudara, suami dan anak baik dan
harmonis.
5
E. Situasi sosial sekarang
Pasien seorang wanita berumur 32 tahun. Status pernikahan
adalah sudah menikah dan mempunyai satu orang anak. Pasien
tinggal bersama suami dan anaknya di rumah sendiri. Kebutuhan
ekonomi dipenuhi oleh suami pasien. Kebutuhan ekonomi sehari-
hari di dapat dari gaji suami. Pasien masih dapat bersosialisasi
dengan lingkungan sekitar dan keluarganya. Pasien dapat
mengurus dirinya sendiri seperti mandi, makan maupun mencuci
pakaian. Pasien juga dapat mengurus anaknya sendiri. Pasien
berobat dengan asuransi BPJS.
F. Persepsi (tanggapan) pasien tentang dirinya dan kehidupannya
-pasien ingin sembuh dari penyakitnya
-pasien ingin normal kembali
-pasien ingin selalu membimbing anak satu-satunya
III. STATUS MENTAL
A. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan
Pasien wanita usia 32 tahun, tampak sesuai usia, berpakaian
rapi, ramah, ekspresi tenang, perawatan diri baik
2. Kesadaran
- Kesadaran umum: Compos mentis
- Kesadaran Psikiatri : terganggu karena pasien memiliki
kecemasan yang berlebihan.
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor
- Cara berjalan: baik
- Aktivitas psikomotor : pasien kooperatif, tenang, tidak ada
gerakan tremor dan dapat menjawab pertanyaan dengan
baik.
4. Pembicaraan
- Kuantitas : Baik, pasien dapat menjawab pertanyaan dari
dokter
6
- Kualitas : Bicara spontan, volume normal, artikulasi jelas,
pembicaraan dapat dimengerti
5. Sikap terhadap pemeriksa
Pasien kooperatif
B. KEADAAN AFEKTIF
1. Afek (mood) : pasien merasa sedikit cemas karena penyakitya
2. Ekspresi(Afektif) : Luas
3. Keserasian : Mood dan afektif sesuai
4. Empati : Pemeriksa tidak dapat merasakan perasaan pasien
C. FUNGSI INTELEKTUAL/KOGNITIF
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan
- Taraf Pendidkan
Pasien menempuh pendidikan sampai SMA. Pasien
mengatakan saat bersekolah pasien dapat mengikuti
kegiatan belajar mengajar dengan baik. Pasien mengatakan
tidak pernah tinggal kelas
- Pengetahuan Umum
Baik, dapat menjawab pertanyaan nama presiden Indonesia
saat ini dan dapat menjawab pengurangan 100-6.
2. Daya konsentrasi
Baik, pasien dapat mengikuti wawancara dengan baik hingga
selesai
3. Orientasi
- Waktu : Baik, pasien mengetahui waktu saat berobat siang
hari
- Tempat :Baik, pasien mengethui dia sedang berada di
poliklinik psikiatri RSP
- Orang : Baik, pasien mengetahui pemeriksa adalah dokter
- Situasi : Baik, pasien mengetahui bahwa dia sedang berobat
4. Daya ingat
- Daya ingat jangka panjang
Baik, pasien masih ingat dimana SD, SMP, SMA
7
- Daya ingat jangka pendek
Pasien masih mengingat kendaran untuk sampai ke rumah
sakit menggunakan motor.
- Daya ingat segera
Baik, pasien dapat mengulang 5 kota yang disebutkan
- Akibat hendaya daya ingat pasien
Tidak terdapat hendaya daya ingat pada pasien
5. Pikiran abstrak
Pasien dapat menjelaskan dengan benar arti dari pribahasa tong
kosong nyaring bunyi nya
6. Bakat kreatif
Tidak dapat dinilai
7. Kemampuan menolong diri sendiri
Baik, karena pasien dapat mengerjakan segala sesuatunya
sendiri dan mampu mengurus dirinya.
D. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi dan ilusi
-halusinasi :tidak ada
-ilusi : tidak ada
2. Depersonalisasi dan derealisasi
- depersonalisasi :tidak ada
- derealisasi :tidak ada
E. PROSES PIKIR
1. Arus Pikir
-produktifitas : Baik, pasien dapat menjawab spontan
-kontinuitas :koheren
-hendaya:tidak terdapat hendaya bahasa
2. Isi pikiran
8
-preokupasi : tidak ada
-gangguan pikiran: tidak terdapat waham pada pasien
F. PENGENDALIAN IMPULS
Pengendalian impuls saat wawancara baik
G. DAYA NILAI
1. Norma sosial : pasien bersosialisasi dengan lingkungan sekitar
baik
2. Uji daya nilai : Baik, karena ketika diberi suatu permasalahan
dapat menjawab dengan baik
3. Penilaian realistis : tidak terdapat gangguan dalam menilai
realita, karena pasien tidak memiliki halusinasi serta waham
H. PERSEPSI PEMERIKSA TERHADAP PASIEN
Pasien seorang wanita berusia 32 tahun, saat ini pasien belum
pernah minum obat dari poliklinik jiwa. Keluhan yang
dirasakan badan merasa bergetar, kadang sesak nafas dan
kesulitan tidur sejak 7 bulan yang lalu. Pasien selalu
mencemaskan penyakit yang diderita nya. Pasien tidak
memiliki waham dan halusinasi.
I. TILIKAN/INSIGHT
Tilikan derajat 4, pasien menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan
namun tidak memahami penyebab sakitnya.
J. TARAF DAPAT DIPERCAYA
Pemeriksa memperoleh kesan secara menyeluruh bahwa jawaban
paien dapat dipercaya.
IV. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalis
1. Keadaan umum : baik
2. Kesadaran : CM
3. TTV
TD: 120/80mmHg
9
N: 90x/menit
RR:20x/ menit
T: afebris
4. Bentuk badan : normal
5. Sistem kardiovaskular : normal
6. Sistem muskuloskeletal :normal
7. Sistem urogenital :normal
8. Gangguan khusus : tidak ada kelaianan
B. Status Neurologis
1. Saraf kranial : normal
2. Saraf motorik :normal
3. Sensibilitas : normal
4. Susunan saraf vegetatif : normal
5. Fungsi luhur :normal
6. Gangguan khusus : tidak ada
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
1. Pasien wanita, 32 tahun datang dengan keluhan sulit tidur dan
merasa badan gemetar dan kadang sesak nafas.
2. Keluhan dirasakan sudah 7 bulan yang lalu.
3. Pasien belum pernah berobat.
4. Dari status mentalis, pasien tidak mempunyai riwayat halusinasi
serta waham, depersonalisasi, derealisasi.
5. Fungsi kognitif pasien masih baik, pengendalian impuls baik, tidak
ada riwayat trauma kepala, oroentasi waktu, tempat, orang, situasi
baik.
6. Di keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan yang sama
7. Pasien tidak mengkonsumsi NAPZA dan alkohol
8. Pasien lahir secara nomal dan tidak terdapat penyulit pada proses
persalinan. Masa kanak-kanak dan remaja memiliki kemampuan
bersosialisasi dengan baik.
9. Pasien menempuh pendidikan sampai SMA. Prestasi belajar baik
tidak pernah tinggal kelas
10
10. Keadaaan umum baik tidak ditemukan kelainan medik
11. Pasien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Pasien tinggal
bersama suami dan satu anaknya di rumah milik sendiri.
12. Pasien adalah ibu rumah tangga, sosialisasi dengan keluarga dan
tetangga baik.
13. Pada pasien didapatkan beberapa gejala ringan dan menetap,
disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik.
VI. FORMULASI DIAGNOSTIK
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan yang telah dilakukan
pada pasien, terdapat sekelompok gejala atau perilaku yang secara
klinis di temukan bermakna sehingga menimbulkan penderitaan
(distress) dan terganggunya fungsi (disfungsi). Oleh karena itu pasien
dikatakan menderita gangguan jiwa.
1. Diagnosis aksis I
-berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, tidak terdapat
penyakit yang menyebabkan disfungsi otak, sehingga pasien
bukan menderita gangguan mental organik(F.0)
-dari anamnesis tidak didapatkan riwayat penggunaan zat
psikoaktif, maka pasien bukan menderita gangguan mental dan
perilaku akibat zat psikoaktif atau alkohol (F.1).
-pada pasien ini tidak ditemukan adanya gangguan dalam menilai
realita, dan tidak terdapat halusinasi dan waham, sehingga pasien
bukan menderita gangguan psikotik (F.2)
-pada pasien tidak didapatkan gejala utama depresi yaitu afek
depresif berupa sedih sampai menangis, kehilangan minat,
berkurangnya energi yang terjadi lebih dari 2 minggu sehingga
pasien bukan merupakan pasien depresi. Pada pasien tidak
ditemukan adanya tanda mania seperti elevasi afek, kegembiraan
yang berlebihan, tidak adanya peingkatan aktivits mental dan tidak
adanya peningkatan psikomotorik sehingga pasien bukan
merupakan pasien manik. Karena tidak terdapat kriteria dalam
gangguan mood depresi dan manik sehingga pasien bukan
11
menderita gangguan suasana perasaan(gangguan
afektif/mood) (F.3)
-pada pasien ini tidak di temukan adanya gejala menghindar atau
menghadapi dengan rasa terancam terhadap suatu objek atau
situasi, maka pasien ini bukan menderita gangguan anxietas
fobik(F40), tidak ditemukan gejala-gejala obsesif seperti tindakan
yang tidak berhasil dilawan, bersifat pengulangan yang tidak
menyenangkan, maka pada pasien ini bukan menderita gangguan
obsesif kompulsif(F42). Pada pasien ini, ditemukan rasa nyeri di
banyak bagian tubuh disertai bentuk nyeri yang hebat dalam jangka
waktu lama dan meminta untuk pemeriksaan medis lanjutan,
sehingga pada pasien ini menderita gangguan somatoform(F45),
pada pasien ini, terdapat keluhan-keluhan fisik bersifat multiple,
bervariasi dan menetap, dan dialami sejak 7 bulan, yang tidak ada
penyebab fisik dari keluhan-keluhan tersebut. Sehingga pasien
menderita gangguan somatoform tak terinci(F45.1).
2. diagnosis Aksi II
Tumbuh kembang normal, sebelum sakit, pasien dapat berinteraksi dan
bersosilaisasi dengan orng lain pada pasien tidak terdapat ganggang kepribadian
dan tidak terdapat retardasi mental. Aksi II tidak ada diagnosis
3.diagnosis aksis III
Pada pemeriksaan fisik tidak terdapat kelainan medik, sehingga aksis III tidak
ada diagnosis.
4.diagnosis aksis IV
Pasien mengalami keluhan seperti ini selama 7 bulan. Hubungan pasien dengan
keluarga baik. Kebutuhan ekonomi cukup. Pasien tinggal di rumah sendiri. Biaya
pengobatan dengan BPJS. Sehingga, Aksis IV tidak ada diagnosis
12
5.diagnosis aksis V
Pada pasien didapatkan beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan
dalam fungsi, secara umum masih baik. Maka pada aksis V didapatkan GAF scale
70-61
VII. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : gangguan somatoform tidak terinci
Aksis II :tidak ada diagnosis
Aksis III : tidak ada diagnosis
Aksis IV :tidak ada diagnosis
Aksis V :GAF scale 70-61
VIII. DAFTAR PROBLEM
a. Organobiologik : tidak ada kelainan
b. Masalah psikologi : merasa cemas akan penyakitnya dan sulit tidur
c. Sosial ekonomi : Pasien tidak memiliki masalah dalam ekonomi,
karena keuangan pasien dirasakan cukup untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari pasien.
d. Keluarga : Pasien memiliki hubungan yang baik terhadap
keluarganya
IX. PROGNOSIS
Prognosis ke arah baik
- Pasien patuh minum obat dan rutin kontrol
- Respon terhadap pengobatan baik
- Tilikan pasien 4
- Disabilitas ringan
Prognosis ke arah buruk
- Perjalan penyakit sudah berlangsung 7 bualn
- Pasien masih suka merasa cemas bila tidak minum obat
Berdasarkan data-data diatas, dapat disimpulkan prognosis pasien
adalah:
13
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad malam
XI. TERAPI
Psikofarmaka
Sertralin 1x25 mg
Merlopam 2x1 mg
Psikoterapi
Pada pasien:
1. Edukasi tentang penyakit pasien
2. Minum obat secara teratur
3. Semakin mendekatkan diri pada tuhan
4. Menyarankan untuk tidak terlalu memikirkan suatu hal berlebihan
Pada keluarga:
1. Minta keluarga untuk mendukung kesembuhan pasien
2. Minta keluarga untuk mengontrol kepatuhan minum obat
14
DAFTAR PUSTAKA
Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Buku Ajar Psikiatri. FKUI. Jakarta 2003
Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. FKUI. Jakarta
2001
Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. penggunaan klinis Obat psikotropik. Jakarta 2007
15