Lapsus Hidronefrosis

18
BAB I PENDAHULUAN Hidronefrosis didefinisikan sebagai pembengkakan atau dilatasi abnormal pelvis dan kaliks ginjal yang disertai dengan berbagai tingkatan atrofi parenkim ginjal. Hal tersebut terjadi akibat dari adanya hambatan aliran urine ke distal pelvis renalis. Dalam keadaan normal, urin mengalir dari ginjal dengan tekanan yang sangat rendah. Jika aliran urin tersumbat, maka urine akan mengalir kembali ke pelvis renalis dan tubulus renalis. Hal ini akan menyebabkan ginjal menggelembung yang lama kelamaan akan menyebabkan kerusakan pada ginjal. Pada anak, insidens hidronefrosis berkisar antara 2-2,5 %, lebih banyak ditemukan pada anak laki-laki dan usia kurang dari 1 tahun. Hidronefrosis juga dapat ditemukan pada saat antenatal. Hidronefrosis antenatal terjadi pada 1:1000 kehamilan dan merupakan kelainan traktus urinarius terbanyak yang ditemukan pada saat screening prenatal, yaitu berkisar 50 % dari seluruh kelainan traktus urinarius. Secara umum hidronefrosis disebabkan oleh kelainan- kelainan seperti : 1. Obstruksi pada PUJ(sambungan antara ureter dan pelvis renalis) 2. Obstruksi dibawah PUJ 3. Refluks vesikoureter

description

hidronefrosis

Transcript of Lapsus Hidronefrosis

Page 1: Lapsus Hidronefrosis

BAB I

PENDAHULUAN

Hidronefrosis didefinisikan sebagai pembengkakan atau dilatasi abnormal pelvis

dan kaliks ginjal yang disertai dengan berbagai tingkatan atrofi parenkim ginjal. Hal tersebut

terjadi akibat dari adanya hambatan aliran urine ke distal pelvis renalis. Dalam keadaan

normal, urin mengalir dari ginjal dengan tekanan yang sangat rendah. Jika aliran urin

tersumbat, maka urine akan mengalir kembali ke pelvis renalis dan tubulus renalis. Hal ini

akan menyebabkan ginjal menggelembung yang lama kelamaan akan menyebabkan

kerusakan pada ginjal.

Pada anak, insidens hidronefrosis berkisar antara 2-2,5 %, lebih banyak ditemukan

pada anak laki-laki dan usia kurang dari 1 tahun. Hidronefrosis juga dapat ditemukan pada

saat antenatal. Hidronefrosis antenatal terjadi pada 1:1000 kehamilan dan merupakan

kelainan traktus urinarius terbanyak yang ditemukan pada saat screening prenatal, yaitu

berkisar 50 % dari seluruh kelainan traktus urinarius.

Secara umum hidronefrosis disebabkan oleh kelainan-kelainan seperti :

1. Obstruksi pada PUJ(sambungan antara ureter dan pelvis renalis)

2. Obstruksi dibawah PUJ

3. Refluks vesikoureter

Pada anak, kebanyakan hidronefrosis disebabkan oleh adanya obstruksi pada PUJ

atau karena adanya batu pada traktus urinarius bagian atas.

PUJadalah adanya hambatan/penyempitan pada bagian yang menghubungkan pelvis

renalis dan ureter, sehingga aliran urine dari pelvis menuju ke vesika urinaria berkurang yang

menyebabkan pembesaran ginjal oleh karena kembalinya urin ke pelvis renalis

(hidronefrosis) dan dapat menyebabkan kerusakan ginjal. Angka kejadian 1:500-800 dan

hampir setengahnya ditemukan massa abdomen. Penderita lebih banyak laki-laki dibanding

perempuan, dengan rasio 2 : 1, dan mengenai ginjal unilateral sebanyak 76% danginjal

bilateral sebanyak 10-40% kasus.

Batu saluran kemih (BSK) ialah pembentukan batu di dalam saluran kemih.

Berdasarkan letaknya BSK dapat dibagi menjadi batu vesika dan batu ginjal. Angka kejadian,

komposisi batu, gambaran klinis pada anak sangat bervariasi dari satu negara dengan degara

lain. BSK ditemukan sama seringnya pada anak laki-laki maupun perempuan, lebih sering

ditemukan pada ras Kaukasia, dan jarang ditemukan pada ras Afrika-Amerika.

Page 2: Lapsus Hidronefrosis

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi

Hidronefrosis adalah dilatasi piala dan kaliks ginjal pada salah satu atau kedua ginjal

akibat tekanan balik terhadap ginjal karena aliran air kemih tersumbat. Dalam keadaan

normal, air kemih mengalir dari ginjal dengan tekanan yang sangat rendah.

Jika aliran air kemih tersumbat, air kemih akan mengalir kembali ke dalam tabung-

tabung kecil di dalam ginjal (tubulus renalis) dan ke dalam daerah pusat pengumpulan air

kemih (pelvis renalis). Hal ini akan menyebabkan ginjal menggelembung dan menekan

jaringan ginjal yang rapuh. Pada akhinya, tekanan hidronefrosis yang menetap dan berat akan

merusak jaringan ginjal sehingga secara perlahan ginjal akan kehilangan fungsinya.

Penyebab

Hidronefrosis biasanya terjadi akibat adanya sumbatan pada sambungan ureteropelvik

(sambungan antara ureter dan pelvis renalis):

Kelainan struktural, misalnya jika masuknya ureter ke dalam pelvis renalis terlalu

tinggi

Lilitan pada sambungan ureteropelvik akibat ginjal bergeser ke bawah

Batu di dalam pelvis renalis

Penekanan pada ureter oleh:

- jaringan fibrosa

- arteri atau vena yang letaknya abnormal

- tumor.

Hidronefrosis juga bisa terjadi akibat adanya penyumbatan di bawah sambungan

ureteropelvik atau karena arus balik air kemih dari kandung kemih:

Batu di dalam ureter

Page 3: Lapsus Hidronefrosis

Tumor di dalam atau di dekat ureter

Penyempitan ureter akibat cacat bawaan, cedera, infeksi, terapi penyinaran atau

pembedahan

Kelainan pada otot atau saraf di kandung kemih atau ureter

Pembentukan jaringan fibrosa di dalam atau di sekeliling ureter akibat pembedahan,

rontgen atau obat-obatan (terutama metisergid)

Ureterokel (penonjolan ujung bawah ureter ke dalam kandung kemih)

Kanker kandung kemih, leher rahim, rahim, prostat atau organ panggul lainnya

Sumbatan yang menghalangi aliran air kemih dari kandung kemih ke uretra akibat

pembesaran prostat, peradangan, atau kanker

Arus balik air kemih dari kandung kemih akibat cacat bawaan atau cedera

Infeksi saluran kemih yang berat, yang untuk sementara waktu menghalangi kontraksi

ureter.

Terkadang hidronefrosis terjadi selama kehamilan karena pembesaran rahim menekan

ureter. Perubahan hormonal akan memperburuk keadaan ini karena mengurangi kontraksi

ureter yang secara normal mengalirkan air kemih ke kandung kemih. Hidronefrosis akan

berakhir bila kehamilan berakhir, meskipun sesudahnya pelvis renalis dan ureter mungkin

tetap agak melebar.

Pelebaran pelvis renalis yang berlangsung lama dapat menghalangi kontraksi otot

ritmis yang secara normal mengalirkan air kemih ke kandung kemih. Jaringan fibrosa lalu

akan menggantikan kedudukan jaringan otot yang normal di dinding ureter sehingga terjadi

kerusakan yang menetap.

Page 4: Lapsus Hidronefrosis

Patofisiologi

Obstruksi pada aliran normal urin menyebabkan urin mengalir balik, sehingga

tekanan di ginjal meningkat. Jika obstruksi terjadi di uretra atau kandung kemih, tekanan

balik akan mempengaruhi kedua ginjal, tetapi jika obstruksi terjadi di salah satu ureter akibat

adanya batu ataukekakuan maka hanya satu ginjal saja yang rusak.

Obstruksi parsial atau intermiten dapat disebabkan oleh batu renal yang terbentuk di

piala ginjal tetapi masuk ke ureter dan menghambatnya. Obstruksi dapat diakibatkan oleh

tumor yang menekan ureter atau berkas jaringan parut akibat abses atau inflamasi dekat

ureter dan menjepit saluran tersebut. Gangguan dapat sebagai akibat dari bentuk abnormal di

pangkal ureter atau posisi ginjal yang salah, yang menyebabkan ureter berpilin atau kaku.

Pada pria lansia , penyebab tersering adalah obstruksi uretra pada pintu kandung kemih akibat

pembesaran prostat. Hidronefrosis juga dapat terjadi pada kehamilan akibat pembesaran

uterus.

Apapun penyebabnya adanya akumulasi urin di piala ginjal akan menyebabkan

distensi piala dan kaliks ginjal. Pada saat ini atrofi ginjal terjadi. Ketika salah satu ginjal

sedang mengalami kerusakan bertahap, maka ginjal yang lain akan membesar secara bertahap

(hipertropi kompensatori), akhirnya fungsi renal terganggu.

Gejala

Gejalanya tergantung pada penyebab penyumbatan, lokasi penyumbatan serta

lamanya penyumbatan. Jika penyumbatan timbul dengan cepat (hidronefrosis akut), biasanya

akan menyebabkan kolik renalis (nyeri yang luar biasa di daerah antara tulang rusuk dan

tulang panggul) pada sisi ginjal yang terkena.

Jika penyumbatan berkembang secara perlahan (hidronefrosis kronis), bisa tidak

menimbulkan gejala atau nyeri tumpul di daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggul).

Nyeri yang hilang timbul terjadi karena pengisian sementara pelvis renalis atau karena

penyumbatan sementara ureter akibat ginjal bergeser ke bawah.

Air kemih dari 10% penderita mengandung darah atau hematuria. Sering ditemukan

infeksi saluran kemih (terdapat nanah atau piuria di dalam air kemih), demam dan rasa nyeri

Page 5: Lapsus Hidronefrosis

di daerah kandung kemih atau ginjal. Jika aliran air kemih tersumbat, bisa terbentuk batu

(kalkulus).

Hidronefrosis bisa menimbulkan gejala saluran pencernaan yang samar-samar, seperti

mual, muntah, dan nyeri perut. Gejala ini kadang terjadi pada penderita anak-anak akibat

cacat bawaan, dimana sambungan ureteropelvik terlalu sempit. Jika tidak diobati, pada

akhirnya hidronefrosis akan menyebabkan kerusakan ginjal dan bisa terjadi gagal ginjal.

Diagnosa

Dokter bisa merasakan adanya massa rata di pelvis yang unilateral atau bilateral, di

daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggul, terutama jika ginjal sangat membesar.

khususnya pada bayi; ginjal yang teraba pada anak berusia lebih dari 3 tahun patut dicurigai,

demikian juga asimetri pada anak yang berusia lebih muda.

Namun ada yang datang dengan nyeri abdomen (sering kronis atau kambuh) atau,

pada kasus yang jarang, terdapat bukti adanya gagal ginjal. Pemeriksaan darah bisa

menunjukkan adanya kadar urea yang tinggi karena ginjal tidak mampu membuang limbah

metabolik ini.

Beberapa prosedur digunakan utnuk mendiagnosis hidronefrosis:

USG, memberikan gambaran ginjal, ureter, dan kandung kemih

Urografi intravena, bisa menunjukkan aliran air kemih melalui ginjal

Sistoskopi, bisa melihat kandung kemih secara langsung.

Page 6: Lapsus Hidronefrosis

Pengobatan

Tujuan : Untuk mengidentifikasi dan memperbaiki penyebab obstruksi, untuk

menangani infeksi, dan untuk mempertahankan serta melindungi fungsi renal.

Pada hidronefrosis akut:

- Jika fungsi ginjal telah menurun, infeksi menetap atau nyeri yang hebat, maka air

kemih yang terkumpul diatas penyumbatan segera dikeluarkan (biasanya melalui

sebuah jarum yang dimasukkan melalui kulit).

- Jika terjadi penyumbatan total, infeksi yang serius atau terdapat batu, maka bisa

dipasang kateter pada pelvis renalis untuk sementara waktu.

Hidronefrosis kronis diatasi dengan mengobati penyebab dan mengurangi

penyumbatan air kemih. Ureter yang menyempit atau abnormal bisa diangkat melalui

pembedahan dan ujung-ujungnya disambungkan kembali.

Kadang perlu dilakukan pembedahan untuk membebaskan ureter dari jaringan fibrosa.

Jika sambungan ureter dan kandung kemih tersumbat, maka dilakukan pembedahan untuk

melepaskan ureter dan menyambungkannya kembali di sisi kandung kemih yang berbeda.

Infeksi ditangani dengan agen antimikrobial karena sisa urin dalam kaliks

menyebabkan infeksi dan pielonefritis. Pasien disiapkan untuk pembedahan untuk mengankat

lesi obstruktif (batu, tumor, obstruksi ureter). Jika salah satu ginjal rusak parah dan fungsinya

hancur, nefrektomi dapat dilakukan

Prognosis

Pembedahan pada hidronefrosis akut biasanya berhasil jika infeksi dapat dikendalikan

dan ginjal berfungsi dengan baik. Prognosis untuk hidronefrosis kronis belum bisa dipastikan.

Page 7: Lapsus Hidronefrosis

BAB III

LAPORAN KASUS

3.1 Identitas

Nama : An. Ar

Umur : 6 thn

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Narmada

Anak ke : 2 dari 2 bersaudara

Tanggal MRS : 17/01/2014

Tanggal Pemeriksaan : 20/01/2014

3.2 Heteroanamnesis (ibu dan ayah pasien)

KU : Kencing Menetes

RPS :

Pasien merupakan rujukan RS-Selong, datang dengan keluhan kencing menetes sejak

± 7 hari SMRS. Keluhan ini dirasakan kencing keluar sedikit-sedikit dan saat 5 hari

SMRS dikeluhkan kencing tidak keluar kemudian dibawa ke Puskesmas Pringgasela

dan dirujuk RS Selong. Keluhan kencing kemerahan (-), kencing keruh (+), nyeri saat

kencing (-), tidak bisa menahan kencing (+), sering merembes tanpa disadari , mual

(+), muntah (+) sedikit, ± 2 kali, bercampur sisa makanan. BAB (-) sejak 2 hari yang

lalu. Pasien memang memiliki riwayat BAB tidak lancar. Selama di rawat di RS

Selong tidak BAB, kemudian diberikan lasadin sirup. Saat ini pasien merasa lemas

dan tak bertenaga. Makan dan minum sedikit.

RPD

Keluha serupa (+), sejak usia 2 tahun ± 4-6 kali, namun tidak pernah rawat inap,

hanya kontrol ke dokter.

Riwayat meningokel sejak lahir dan dioperasi saat berumur 2 tahun

Berat badan tidak naik-naik sejak usia ± 3 tahun

Riwayat batuk lama (-)

Page 8: Lapsus Hidronefrosis

RPK

Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan serupa seperti pasien.

Riwayat Pengobatan

Di RS Selong pasien mendapat terapi : injeksi cefotaxim 2 x 500 mg dan Lasadine syr

2 x cth 1/2

Riwayat Kehamilan dan Persalinan

Selama hamil ibu rutin melakukan ANC di Posyandu (> 4x)

Ibu tidak pernah mengalami demam tinggi atau penyakit berat yang lain selama

hamil.

Pasien lahir di Puskesmas dibantu oleh bidan, cukup bulan, BBL 2800 gr,

langsung menangis, tidak biru, tidak kuning. Pasien lahir kembar.

Riwayat Imunisasi

Menurut ibu pasien, pasien mendapatkan imunisasi lengkap di posyandu

Riwayat Nutrisi

Pasien mendapat ASI eksklusif sampai usia 6 bulan

Setelah usia 6 bulan pasien langsung diberikan MPASI sampai usia 2 tahun.

Pasien saat ini mendapat makanan keluarga sehari-hari, namun nafsu makan

menurun.

Riwayat Sosial dan lingkungan

Pasien tinggal bersama orang tua dan kakak

Sumber air minum keluarga adalah dari air PDAM yang sudah dimasak.

3.3 Obyektif

Status Present

KU : Sedang

Kesadaran : CM

Nadi : 90 x/min, kuat angkat

RR : 17 x/min

T axilla : 36,7°C

BB : 11 kg

PB : 105 cm

Page 9: Lapsus Hidronefrosis

Status Generalis

Kepala :

Bentuk : normal, UUB tertutup

Mata : konjungtiva anemis (+), sklera ikterus (-),

Telinga : dbn, simetris D/S

Hidung : dbn, deviasi septum (-), nafas cuping hidung (-)

Mulut : Bibir kering (-), tenggorokan sde

Leher : pembesaran KGB (-)

Thorax :

Pulmo:

Inspeksi : retraksi (-), pergerakan dada simetris, iga gambang +/+

Palpasi : pergerakan dinding dada simetris, vocal fremitus

teraba sama di kedua lapang paru

Auskultasi : ves +/+, Rh -/-, wheezing -/-

Cor:

Inspeksi : pulsasi iktus kordis tidak tampak

Palpasi : thrill (-)

Auskultasi : S1S2 Reguler tunggal, M(-), G(-)

Abdomen

Inspeksi : distensi (-)

Auskultasi : BU (+) Normal

Perkusi : timpani (+)

Palpasi : nyeri tekan (-), H/L ttb, Ren : ballotemen +/+

Ekstremitas

Pemeriksaan Ekstremitas Atas Ekstremitas Bawah

Dextra Sinistra Dextra Sinistra

Akral Hangat - - - -

Edema - - - -

Nyeri Tekan - - - -

Pucat + + + +

Page 10: Lapsus Hidronefrosis

3.4 RESUME

Pasien perempuan usia 6 tahun merupakan rujukan dari RSUD Selong dengan

keluhan kencing menetes ± 7 hr SMRS dan saat 5 hr SMRS kencing pasien tidak

keluar. Keluhan kencing keruh (+), tidak bisa menahan kencing (+), sering merembes

tanpa disadari, disertai mula dan muntah.

Dari pemerikaan fisik didapatkan:

KU : Sedang

Nadi : 90 x/min, kuat angkat

RR : 17 x/min tanpa O2

T ax : 36,7°C

Konjungtiva anemis (+), akral dingin dan pucat.

3.5 Assesment

Hidronefrosis Billateral ec Susp. VUR

DD : ISK Kronik

3.6 LABORATORIUM

Darah Lengkap

WBC : 22,1 x 103/µL

RBC : 2,57 x 106/ µL

HGB : 7,9 g/dL

HCT : 24,5 %

MCV : 95,4 fl

MCH : 30,7 pg

MCHC : 31,6 g/dL

PLT : 222 x 103/ µL

LED : 104 mm/jam

Pemeriksaan Lain

GDS : 116 mg/dL

Creatinin : 4,3

Ureum : 143

SGOT : 26

SGPT : 12

USG : Hidronefrosis Billateral

Page 11: Lapsus Hidronefrosis

3.7 Planning

Diagnostik

CT-Scan Abdomen

Terapi

O2 sungkup 2 lpm

IVDF RL 15 tpm

Inj. Ceftriaxon 3 x 150 mg

Page 12: Lapsus Hidronefrosis

DAFTAR PUSTAKA

Antelo,D.V.P. Urinary tract infection. The Federal University of Rio de Janeiro.

http://www.medstudents.com.br/pedia/pedia10/pedia10.htm

Children's National Medical Center, Washington, D.C. 2006.

http://pediatrics.about.com/cs/commoninfections/l/bl_uti.htm

Dinda, Urinary Tract stones ( urolithiasis ), available from

http://www.itokindo.org.com 2011.

Egland, ann G.2006. Pediatrics, Urinary tract infection and Pyelonephritis.

Department of Operational and Emergency Medicine, Walter Reed Army

Medical Center. http://www.emedicine.com/EMERG/topic769.htm

Hellerstein, stanley. 2006. Urinary tract infection. Children's Mercy Hospital of

Kansas City. http://www.emedicine.com/PED/topic2366.htm

Schulam, Peter G. Ureteropelvic Junction Obstruction. University of California, Los

Angeles. Page 323-6. Available at http://kidney.niddk.nih.gov. Accessed on

2nd of March 2012.

Stifelman, Michael. Shah, Ojas. Ureteropelvic Junction Obstruction. NYU Langone

Medical Center. Available at http://urology.med.nyu.edu. Accessed on 2nd of

March 2012.

Syaifullah Noer,dkk. Kompendium Nefrologi Anak. “ Infeksi dan Batu Saluran

Kemih” Unit Kerja Koordinasi Nefrologi, IDAI, Jakarta , 2011.