Lapsus GEA Dehid Ringan Sedang Maret 2015

41
BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Penyakit diare hingga kini masih merupakan salah satu penyakit utama pada bayi dan anak di Indonesia. Diperkirakan angka kesakitan berkisar antara 150-430 perseribu penduduk setahunnya. Dengan upaya yang sekarang telah dilaksanakan, angka kematian di Rumah sakit dapat ditekan menjadi kurang dari 3%. Hipocrates mendefinisikan diare sebagai pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair. Di bagian Ilmu kesehatan anak FKUI/RSCM, diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal dan atau bentuk tinja yang encer dengan frekwensi lebih banyak dari biasanya. Neonatus dinyatakan diare bila frekwensi buang air besar sudah lebih dari 4 kali, sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1 bulan dan anak, bila frekwensinya lebih dari 3 kali. 1 1

Transcript of Lapsus GEA Dehid Ringan Sedang Maret 2015

Page 1: Lapsus GEA Dehid Ringan Sedang Maret 2015

BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Penyakit diare hingga kini masih merupakan salah satu penyakit utama

pada bayi dan anak di Indonesia. Diperkirakan angka kesakitan berkisar antara

150-430 perseribu penduduk setahunnya. Dengan upaya yang sekarang telah

dilaksanakan, angka kematian di Rumah sakit dapat ditekan menjadi kurang dari

3%. Hipocrates mendefinisikan diare sebagai pengeluaran tinja yang tidak normal

dan cair. Di bagian Ilmu kesehatan anak FKUI/RSCM, diare diartikan sebagai

buang air besar yang tidak normal dan atau bentuk tinja yang encer dengan

frekwensi lebih banyak dari biasanya. Neonatus dinyatakan diare bila frekwensi

buang air besar sudah lebih dari 4 kali, sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1

bulan dan anak, bila frekwensinya lebih dari 3 kali.1

Evaluasi anak dengan gastroenteritis akut memerlukan anamnesa lengkap

dan fisik diagnostik yang lengkap, untuk membedakan dengan penyakit-penyakit

yang memiliki manifestasi klinis yang hampir sama. Penanganan lebih

diutamakan pada terapi suportif dan diarahkan pada pencegahan atau terapi

dehidrasi. Jika memungkinkan, diet dan cairan yang biasa dikonsumsi anak tetap

dilanjutkan. Terapi oral rehidrasi menggunakan cairan oral diberikan untuk

dehidrasi ringan sampai sedang, sedangkan untuk dehidrasi berat menggunakan

jalur intra vena.2

1

Page 2: Lapsus GEA Dehid Ringan Sedang Maret 2015

Berikut ini akan dilaporkan kasus GEA Dehidrasi ringan sedang pada

seorang anak laki-laki yang dirawat di ruang Sedap Malam RSUD Ulin

Banjarmasin.

2

Page 3: Lapsus GEA Dehid Ringan Sedang Maret 2015

BAB II

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS

Identitas penderita :

Nama penderita : An. Ahmad Fauzan

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat & tanggal lahir : Banjarmasin, 5 Maret 2014

Umur : 13 Bulan

Tanggal MRS : 9 Maret 2015

Identitas Orang tua/wali

AYAH : Nama : Tn. MA

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jln.Keramat Raya , Sungai Bilu

IBU : Nama : Ny. M

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Alamat : Jln.Keramat Raya , Sungai Bilu

II. ANAMNESIS

Kiriman dari : dr.Suriadi Anang, Sp.A

Dengan Diagnosa : GEA

3

Page 4: Lapsus GEA Dehid Ringan Sedang Maret 2015

Aloanamnesis dengan : Orang tua pasien

Tanggal/jam : 10 Maret 2015/ 02.45 Wita

1. Keluhan Utama : Diare

2. Riwayat penyakit sekarang :

Tiga hari sebelum masuk rumah sakit anak mengalami diare , berak cair

dengan frekuensi hingga 8 kali dan volume kurang lebih ½ gelas aqua

kecil. Pada saat masuk rumah sakit sudah berak sebanyak 4 kali. Berak

awalnya cair, kemudian mulai berampas, lendir (-), darah (-), muntah (-),

bau amis (-). Anak tampak rewel. Anak masih mau minum walaupun

sedikit. Anak sempat diberi obat diare oleh orang tua, diare mulai

berkurang, namun berselang waktu satu jam diare kambuh lagi hingga di

bawa orang tua ke rumah sakit.

3. Riwayat Penyakit dahulu :

Tidak pernah mempunyai keluhan serupa.

4. Riwayat Penyakit Keluarga :

Tidak pernah mempunyai keluhan serupa.

5. Riwayat Kehamilan dan Persalinan

Riwayat Antenatal :

Ibu penderita mengaku selama kehamilan dirinya sering

memeriksakan kandungan ke bidan. Ibu mengeluhkan mual muntah saat

hamil. Ibu sehat selama masa kehamilan.Masa kehamilan cukup, dan ibu

melakukan imunisasi TT di puskesmas

4

Page 5: Lapsus GEA Dehid Ringan Sedang Maret 2015

Riwayat Natal :

Pasien merupakan anak ke-2 dari 2 bersaudara. Lahir di rumah di

tolong oleh bidan, lahir spontan, berat lahir: 3000 gram, langsung

menangis, warna bayi kemerahan, bergerak aktif, lahir cukup bulan, tidak

ada riwayat ketuban pecah dini. Ibu lupa panjang badan saat lahir. Ibu lupa

lingkar kepala saat lahir.

Riwayat Neonatal:

Pasien tidak ada keluhan dan kelainan selama masa neonatal

6. Riwayat Perkembangan

Ibu lupa anak mulai bisa tiarap. Ibu lupa anak mulai bisa merangkak.

Anak mulai bisa duduk umur 9 bulan, mulai berdiri umur 12 bulan dan

mulai bisa berjalan umur 13 bulan.

7. Riwayat Imunisasi :

Nama Dasar (umur dalam hari/bulan)

Ulangan(Umur dalam bulan)

BCG 0 bulan -Polio 1 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan -Hepatitis B 2 bulan 3 bulan 4 bulan -DPT 2 bulan 3 bulan 4 bulan -Campak 9 bulan -

Pasien mendapatkan imunisasi lengkap.

8. Makanan

ASI eksklusif diberikan sampai usia 6 bulan. 6 bulan sampai

sekarang didampingi susu formula, anak tidak mau makan.

5

Page 6: Lapsus GEA Dehid Ringan Sedang Maret 2015

9. Riwayat Keluarga

Ikhtisar keturunan

Ket : Laki-laki

Perempuan

Sakit

Susunan keluarga :

No Nama Umur L/P Keterangan1 Tn. A 34 thn L Sehat2 Ny. M 35 thn P Sehat3 An. M 5 thn L Sehat4 An. F 13 bln L Sakit

10. Riwayat Sosial Lingkungan

Penderita tinggal bersama ayah, ibu, dan 1 orang kakaknya di

rumah yang terbuat dari kayu berukuran 10x6 m2satu lantai, dengan pintu,

jendela, ventilasi cukup. Dalam satu rumah tinggal 4 orang, dengan 3

kamar tidur. MCK air sumur dan PAM, WC didalam rumah.

6

Page 7: Lapsus GEA Dehid Ringan Sedang Maret 2015

III. PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos Mentis

2. Pengukuran :

Tanda vital : Tensi : - mmHg

Nadi : 89x/menit kuat angkat

Respirasi : 30 x/menit

Suhu : 37,1o C

Berat badan : 7kg

Panjang badan : cm

Kulit : Warna : coklat

Sianosis : (-)

Pucat : (-)

Hemangiom : tidak ada

Turgor :

Kelembaban : normal

Ikterik : tidak ada

Rambut : Warna : hitam

Tebal/tipis : tipis

Jarang/tidak (distribusi) : distribusi merata

Alopesia : tidak ada

Wajah: Edem : ada di mata kiri

Mata : Palpebra : edema (-/-), hematom (-/-)

7

Page 8: Lapsus GEA Dehid Ringan Sedang Maret 2015

Alis & bulu mata : tidak mudah dicabut

Konjungtiva :anemis (-/-), bleeding (-/-)

Sklera : tidak ikterik

Produksi air mata : (+)

Pupil : Diameter : 3 mm/3 mm

Simetris : isokor, normal

Reflek cahaya : +/+

Telinga : Bentuk : simetris

Sekret : tidak ada

Nyeri : tidak ada

Hidung : Bentuk : simetris

Pernafasan cuping hidung : tidak ada

Epistaksis : tidak ada

Sekret : tidak ada

Mulut : Bentuk : simetris

Bibir : lembab, pucat(-), sianosis(-)

Gusi : - tidak mudah berdarah

- pembengkakan tidak ada

Gigi-geligi :karies (-), terkikis (-)

Lidah : Bentuk : simetris

Tremor/tidak : tidak tremor

Kotor/tidak : tidak kotor

Warna : merah muda

8

Page 9: Lapsus GEA Dehid Ringan Sedang Maret 2015

Faring : Hiperemis : tidak ada

Membran/pseudomembran : tidak ada

Tonsil : hiperemis : tidak ada

Membran/pseudomembran : tidak ada

Pembesaran : tidak ada

3. Leher :

Vena Jugularis : Pulsasi : tidak terlihat

Tekanan : tidak ada peninggian

Pembesaran kelenjar leher : (-)

Masa : tidak ada

Tortikolis : tidak ada

4. Thorak :

a. Dinding dada/paru :

Inspeksi : Bentuk : simetris

Retraksi : tidak ada

Dispnea : tidak ada

Pernafasan : bronko abdominalis

Palpasi : Fremitus vokal simetris

Auskultasi : Suara Napas Dasar : Suara napas bronco abdominalis

Suara Napas Tambahan : Rhonki (-/-)

Wheezing (-/-), stridor inspiratoar (-)

b. Jantung :

Inspeksi : Iktus : terlihat

9

Page 10: Lapsus GEA Dehid Ringan Sedang Maret 2015

Palpasi : Apeks : teraba ICS 5 Linea Mid Klavikula Kiri

Thrill : tidak ada

Perkusi : Batas kanan : ICS IV LPS Kiri

Batas kiri : ICS V LMK Kiri

Batas atas : ICS II LPS Kiri

Auskultasi :

Frekuensi : 110 x/menit, irama : reguler

Suara dasar : S1 > S2

Suara tambahan : (-)

5. Abdomen

Inspeksi : Bentuk : cembung distensi (-)

Palpasi : Hati : (-)

Lien : (-)

Ginjal : nyeri ketok (-)

Perkusi : timpani

Auskultasi : bising usus (+) normal

6. Ekstremitas :

Umum : akral hangatedem

+ +

+ +

Tabel Pemeriksaan neurologis

TandaLengan Tungkai

Kanan Kiri Kanan KiriGerakan Gerakan

bebasGerakan

bebasGerakan bebas Gerakan bebas

10

Page 11: Lapsus GEA Dehid Ringan Sedang Maret 2015

Tonus Eutoni Eutoni Eutoni EutoniTrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi EutrofiKlonus (-) (-) (-) (-)RefleksFisiologis

BPR (+) NTPR (+) N

BPR (+) NTPR (+) N

KPR (+) NAPR (+) N

KPR (+) NAPR (+) N

Refleks patologis

Hoffman (-)Tromner (-)

Hoffman (-)Tromner (-)

Babinsky (-), Chaddock (-), Oppenheim (-)

Babinsky (-), Chaddock (-), Oppenheim (-)

Sensibilitas Sde Sde Sde SdeTanda meningeal

Kaku kuduk (-), Brudzinski I (-), Brudzinski II (-), kernig (-)

Susunan sarafkranial :

N. I (olfaktorius) : dalam batas normal

N. II (opticus) : dalam batas normal

N. III (occulomotorius) : Gerakan bola matanormal

Refleks cahaya (+)

N. IV (trochlearis) : dalam batas normal

N. V (trigeminus) : Sensoris normal

Refleks kornea (+)

N. VI (abduscen) : dalam batas normal

N. VII. (fasialis) : Meringis (+)

Membuka dan menutup mata (+)

Uji pengecapan Sulit dievaluasi

N. VIII (vestibulopharingeus) : dalam batas normal

N. IX (glossopharingeus) : Uvula di sentral

N. X (vagus) : Suara penderita pelan (-)

Sulit menelan makanan (-)

N. XI (accessorius) : dalam batas normal

11

Page 12: Lapsus GEA Dehid Ringan Sedang Maret 2015

N. XII (hipoglossus) : dalam batas normal

10. Genitalia : laki-laki, dalam batas normal

11. Anus : Ada, dalam batas normal

IV. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Hasil Pemeriksaan Laboratrium tanggal 9 Maret 2015

PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN SATUANHEMATOLOGIHemoglobin 10.7 11.00 – 16.00 g/dlLekosit 9.3 4.0 – 10.5 ribu/µlEritrosit 5.30 4.0 – 5.5 juta/µlHematokrit 32.4 32.0 – 44.0 vol%Trombosit 647 150 – 450 ribu/µlRDW-CV 18.9 11.5 – 14.7 %MCV, MCH, MCHCMCV 60.9 80.0 – 97.0 flMCH 20.1 27.0 – 32.0 pgMCHC 33.2 32.0 – 38.0 %HITUNG JENISGran% 52.5 50.0 – 70.0 %Lim% 34.3 25.0 – 40.0 %MID% 13.2 4.0 – 11.0 %Gran# 4.90 2.50 – 7.00 ribu/µlLim# 3.2 1.25 – 4.0 ribu/µlMID# 1.2 ribu/µl

V. FOLLOW UP

Tanggal S, O, A P

9 Maret 2015 S: Berak cair (+)

frekuensi 3x volume cair

encer kuning, pucat (-),

gelisah (+) , demam (-).

O: E4V5M6

N: 89x/menit

IVFD RL 30 cc/KgBB (1 jam) =

50cc /KgBB (5 jam)

Setelah hidrasi cek GDS dan DR

Lacto B 2x1 sach

Zinkid 10 mg 1x1

Oralit 100 cc/xBAB

12

Page 13: Lapsus GEA Dehid Ringan Sedang Maret 2015

RR: 30x/menit

T: 37,10C

Kulit : Kemerahan turgor

mulai cepat kembali

Mata : Konj.anemis (-/-),

Skelera ikterik (-/-)

Hidung : PCH (-)

Mulut : sianosis (-)

Leher : Pembesaran KGB

(-)

Thorax : I = Simetris , P

= FV Simetris, A= Rh

(-/-) Wh (-/-)

Jantung : S1>S2 tunggal

Abdomen : I= Datar, A=

BU (+) meningkat, P=

H/L/M tidak teraba.

Ekstremitas : akral

hangat (+/+)

A : diare akut dengan

dehidrasi ringan sedang

10 Maret 2015 S: Berak cair (+), pucat

(-), gelisah (+), demam (-)

O: E4V5M6

N: 104x/menit

RR: 24x/menit

T: 37,50C

Kulit : Kemerahan turgor

cepat kembali

Mata : Konj.anemis (-/-),

Skelera ikterik (-/-)

Hidung : PCH (-)

Mulut : sianosis (-)

Leher : Pembesaran KGB

IVFD RL 30 cc/KgBB (1 jam) =

50cc /KgBB (5 jam)

Setelah hidrasi cek GDS dan DR

Lacto B 2x1 sach

Zinkid 10 mg 1x1

Oralit 100 cc/xBAB

13

Page 14: Lapsus GEA Dehid Ringan Sedang Maret 2015

(-)

Thorax : I = Simetris , P

= FV Simetris, A= Rh

(-/-) Wh (-/-)

Jantung : S1>S2 tunggal

Abdomen : I= Datar, A=

BU (+) meningkat, P=

H/L/M tidak teraba.

Ekstremitas : akral

hangat (+/+)

A : diare akut dengan

dehidrasi ringan sedang

11 Maret 2015 S: Berak cair dengan

ampas (+) frekuensi 3x

volume 200cc, cair encer

kuning, pucat (-), gelisah

(-), demam (-)

O: E4V5M6

N: 132x/menit

RR: 20x/menit

T: 37,80C

SpO2 : 97%

Kulit : pucat (-),

Kemerahan turgor cepat

kembali

Mata : Konj.anemis (-/-),

Skelera ikterik (-/-)

Hidung : PCH (-)

Mulut : sianosis (-)

Leher : Pembesaran KGB

(-)

Thorax : I = Simetris , P

= FV Simetris, P= Sonor,

IVFD RL 715cc/24 jam

Cek MDT

Lacto B 2x1 sach

Zinkid 20 mg 1x1

Oralit (Indoralit) 100 cc/xBAB

R/ Konsul Subdivisi Hematologi

Anak (terkait hasil peemriksaan

Hb tanggal 10 Maret 2015 yang

rendah 7.7 g/dl)

14

Page 15: Lapsus GEA Dehid Ringan Sedang Maret 2015

A= Rh (-/-) Wh (-/-)

Jantung : S1>S2 tunggal

Abdomen : I= Datar, A=

BU (+) normal, P=

H/L/M tidak teraba.

Ekstremitas : akral

hangat (+/+)

A : diare akut dengan

dehidrasi ringan sedang

(sudah terehidrasi)

12 Maret 2015 S: Berak cair (+) 1x

dengan volume 200cc,

pucat (-), gelisah (-),

demam (-)

O: E4V5M6

N: 116x/menit

RR: 24x/menit

T: 37,60C

Kulit : Kemerahan turgor

cepat kembali

Mata : Konj.anemis (-/-),

Skelera ikterik (-/-)

Hidung : PCH (-)

Mulut : sianosis (-)

Leher : Pembesaran KGB

(-)

Thorax : I = Simetris , P

= FV Simetris, A= Rh

(-/-) Wh (-/-)

Jantung : S1>S2 tunggal

Abdomen : I= Datar, A=

BU (+) meningkat, P=

H/L/M tidak teraba.

Ekstremitas : akral

IVFD RL 715cc/24 jam

Cek MDT

Lacto B 2x1 sach

Zinkid 20 mg 1x1

Indoralit 600 ml

15

Page 16: Lapsus GEA Dehid Ringan Sedang Maret 2015

hangat (+/+)

A : diare akut post

dehidrasi ringan sedang

13 Maret 2015 S: Berak (+) 2x sudah

agak padat dengan

volume 200cc, pucat (-),

gelisah (-), demam (-)

O: E4V5M6

N: 96x/menit

RR: 24x/menit

T: 37,50C

SpO2 : 98%

Kulit : Kemerahan turgor

cepat kembali

Mata : Konj.anemis (-/-),

Skelera ikterik (-/-)

Hidung : PCH (-)

Mulut : sianosis (-)

Leher : Pembesaran KGB

(-)

Thorax : I = Simetris , P

= FV Simetris, A= Rh

(-/-) Wh (-/-)

Jantung : S1>S2 tunggal

Abdomen : I= Datar, A=

BU (+) meningkat, P=

H/L/M tidak teraba.

Ekstremitas : akral

hangat (+/+)

A : obs. diare akut post

dehidrasi ringan sedang

IVFD RL 715cc/24 jam

Cek MDT

Lacto B 2x1 sach

Zinkid 20 mg 1x1

Indoralit 600 ml

14 Maret 2015 S: Berak cair (+) 1x

sudah agak padat dengan

volume 50cc, pucat (-),

IVFD RL 715cc/24 jam

Cek MDT

16

Page 17: Lapsus GEA Dehid Ringan Sedang Maret 2015

gelisah (-), demam (-)

O: E4V5M6

N: 116x/menit

RR: 24x/menit

T: 37,30C

SpO2 : 97%

Kulit : Kemerahan turgor

cepat kembali

Mata : Konj.anemis (-/-),

Skelera ikterik (-/-)

Hidung : PCH (-)

Mulut : sianosis (-)

Leher : Pembesaran KGB

(-)

Thorax : I = Simetris , P

= FV Simetris, A= Rh

(-/-) Wh (-/-)

Jantung : S1>S2 tunggal

Abdomen : I= Datar, A=

BU (+) meningkat, P=

H/L/M tidak teraba.

Ekstremitas : akral

hangat (+/+)

A : obs. diare akut post

dehidrasi ringan sedang

Lacto B 2x1 sach

Zinkid 20 mg 1x1

Indoralit 600 ml

Hasil Pemeriksaan Laboratrium tanggal 10-11 Maret 2015

PEMERIKSAAN 10 Maret 11 Maret NILAI RUJUKAN

SATUAN

HEMATOLOGIHemoglobin 7.7 8.6 11.00 – 16.00 g/dl

17

Page 18: Lapsus GEA Dehid Ringan Sedang Maret 2015

Lekosit 6.8 11.5 4.0 – 10.5 ribu/µlEritrosit 3,97 4.20 4.0 – 5.5 juta/µlHematokrit 24 25.5 32.0 – 44.0 vol%Trombosit 409 322 150 – 450 ribu/µlRDW-CV 18.5 17.5 11.5 – 14.7 %MCV, MCH, MCHCMCV 60.5 60.7 80.0 – 97.0 flMCH 19.3 20.5 27.0 – 32.0 pgMCHC 32.0 33.7 32.0 – 38.0 %HITUNG JENISGran% 43.2 44.3 50.0 – 70.0 %Lim% 34.8 41.8 25.0 – 40.0 %MID% 22.0 11.1 4.0 – 11.0 %Gran# 2.90 5.09 2.50 – 7.00 ribu/µlLim# 2.4 4.8 1.25 – 4.0 ribu/µlMID# 1.5 1.28 0.30 – 1.00 ribu/µl

Hasil Pemeriksaan Morfologo Darah Tepi tanggal 11 Maret 2015

Kesan: Diagnosis banding: Anemia defisiensi besi, Anemia karena penyakit

kronis (Anemia Chronic Disease, ACD)

BAB III

DISKUSI DAN PEMBAHASAN

18

Page 19: Lapsus GEA Dehid Ringan Sedang Maret 2015

Definisi

Gastroenteritis (diare) adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari

dengan atau tanpa darah dan atau lendir dalam tinja. Diare akut adalah diare yang

terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari 14 hari pada bayi dan anak

yang sebelumnya sehat.1 Diare yang terjadi lebih dari 2 minggu disebut diare

kronis.(3,5,6)

Etiologi2

1. Infeksi : virus (Rotavirus, adenovirus, Norwalk), bakteri (Shigella,

Salmonella, E.Coli, vibrio); parasit (protozoa : E.Histolytica, G.lamblia,

Balantidium coli, cacing perut: Askaris, trikuris, Strongiloideus, dan jamur:

kandida).

2. Malabsorpsi : karbohidrat (intoleransi laktosa), lemak dan protein

3. Makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan

4. Imunodefisiensi

5. Psikologis : rasa takut dan cemas. Walaupun jarang, tetapi dapat menimbulkan

diare terutama pada anak yang lebih besar .

Berdasarkan patofisiologinya, maka penyebab diaere dibagi menjadi:2

19

Page 20: Lapsus GEA Dehid Ringan Sedang Maret 2015

1. Diare sekresi, yang dapat disebabkan oleh infeksi virus, kuman patogen dan

apatogen; hiperperistaltik usus halus akibat bahan kimia atau makanan,

gangguan psikis, gangguan saraf, hawa dingin, alergi; dan defisiensi imun

terutama IgA sekretorik.

2. Diare osmotik, yang dapat disebabkan oleh malabsorpsi makanan, kekurangan

kalori protein (KKP), atau bayi berat lahir rendah dan bayi baru lahir

Pada diare akan terjadi kekurangan air (dehidrasi), gangguan

keseimbangan asam basa (asidosis metabolic), yang secara klinis berupa

pernapasan kussmaul, hipoglikemia, gangguan gizi, dan gangguan sirkulasi.2

Patogenesis

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah:2

1. Gangguan osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat

diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi,

sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga

usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkan nya

sehinga timbul diare

2. Gangguan sekresi, akibat rangsangan tertentu (misalnya oleh toksin) pada

dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam

rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi

rongga usus.

20

Page 21: Lapsus GEA Dehid Ringan Sedang Maret 2015

3. Gangguan motilitas usus, hiperperistaltik mengakibatkan berkurangnya

kesempatan usus untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya

bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan

yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula(2).

Patogenesis diare akut

1. Masuknya jasad renik yang masih hidup ke dalam usus halus setelah berhasil

melewati rintangan asam lambung

2. Jasad renik tersebut berkembang biak (multiplikasi) di dalam usus halus

3. Oleh jasad renik dikeluarkan toksin (toksin diaregenik)

4. Akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan

menimbulkan diare(2).

Patofisiologi

Sebagai akibat diare baik akut maupun kronis akan terjadi:(7,8)

1. Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya

gangguan keseimbangan asam-basa (asidcsis metabolik, hipokalemia dan

sebagainya)

2. Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan (masukan makanan kurang,

pengeluaran bertambah)

3. Hipoglikemia

4. Gangguan sirkulasi darah

21

Page 22: Lapsus GEA Dehid Ringan Sedang Maret 2015

Gejala Klinis

Awalnya anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan mungkin meningkat,

nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja makin cair,

mungkin mengandung darah dan/atau lendir, warna tinja berubah kehijau-hijauan

kerena bercampur empedu. Anus dan sekitarnya lecet karena tinja menjadi asam.3

Gejala muntah dapat terjadi sebelum dan/atau sesudah diare. Bila telah

banyak kehilangan air dan elektrolit terjadilah gejala dehidrasi. Berat badan turun.

Pada bayi, ubun-ubun besar cekung. Tonus dan turgor kulit berkurang. Selaput

lendir mulut dan bibir kering.3

Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan feses: makroskopis dan mikroskopis, pH dan kadar gula jika

diduga ada intoleransi gula (sugar intolerance), biakan kuman untuk mencari

kuman penyebab dan uji resistensi terhadap berbagai antibiotika (pada diare

persisten)

2. Pemeriksaan darah: darah lengkap, analisis gas darah dan elektrolit (terutama

Na, K, Ca, dan P serum pada diare yang disertai kejang).

3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin darah untuk mengetahui faal ginjal(3)

Diagnosis

Diagnosis dibuat berdasarkan gejala klinis dan laboratorium seperti diatas.

Komplikasi

22

Page 23: Lapsus GEA Dehid Ringan Sedang Maret 2015

Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat

terjadi berbagai macam komplikasi seperti (3):

1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonic, atau hipertonik).

2. Syok hipovolemik

3. Hipokalemia

4. Hipoglikemia

5. Intoleransi laktosa sekunder

6. Kejang

7. Malnutrisi energi protein

Pengobatan

Dasar pengobatan diare adalah (2) :

1. Pemberian cairan (rehidrasi awal dan rumat)

2. Diatetik (pemberian makanan)

3. Obat-obatan

Pembahasan

Pada kasus ini, secara klinis pasien menderita gastroenteritis (diare)

dengan dehidrasi ringan sedang. Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa dan

pemeriksaan fisik pasien. Dari anamnesis dengan orang tua pasien diketahui

bahwa pasien ada berak-berak kira-kira 8 kali sehari dengan konsistensi encer,

tidak ada ampas, tidak berlendir dan tidak ada darah, tidak berbau amis,

banyaknya ½ gelas aqua. Pada pasien ditemukan gejala rewel/gelisah. Diare

23

Page 24: Lapsus GEA Dehid Ringan Sedang Maret 2015

pada penderita merupakan diare akut karena hanya berlangsung kurang dari 14

hari.

Pada kasus ini, diduga diare disebabkan oleh infeksi bakteri, terlihat dari

hasil pemeriksaan laboratrium tanggal 10 Maret 2015 dimana leukosit meningkat

lebih dari batas normal. Tidak adanya gejala diare yang disertai lender atau darah

maupun bau amis dan buih menyingkirkan penyebab parasite amouba dan shigella

disentri. Faktor lain yang juga berperan terhadap terjadinya diare diantaranya

adalah sosial ekonomi yang rendah disertai sanitasi dan hygene lingkungan yang

buruk, misalnya kontaminasi kuman pada makanan dan minuman serta alat-alat

makan yang dipakai pasien.

Diare pada pasien ini tidak ditemukan adanya tanda-tanda dehidrasi berat.

Gejala pada pasien ini yang berhubungan dengan derajat dehdrasi adalah anak

tampak rewel/gelisah sehingga pasien didiagnosis menderita gastroenteritis akut

dengan dehidrasi ringan sedang. Hal ini telah sesuai dengan teori.

Menurut WHO, dikatakan dehidrasi ringan sedang-sedang (dehidrasi tidak

berat) apabila terdapat tanda-tanda berikut ini(4):

1. Gelisah

2. Haus atau banyak minum

3. Turgor kulit lambat kembali (=2 detik)

4. Disertai 1 atau lebih tanda-tanda lainnya seperti mata cekung, air mata tidak

ada, mulut dan lidah kering.

Terdapat 5 lintas tatalaksana diare akut:1

1. Rehidrasi sesuai derajat dehidrasi

24

Page 25: Lapsus GEA Dehid Ringan Sedang Maret 2015

2. Zn 10 mg (< 6 bulan) dan 20 mg (> 6 bulan) serta probiotik (misal Lacto-B)

selama 10 hari

3. ASI atau susu formula dan makanan tetap diberikan

4. Antibiotik jika penyebabnya kolera dan disentri

5. Nasihat kepada orangtua

Pada kasus ini, penatalaksanaan hari pertama yang diberikan adalah

rehidrasi cairan RL sebanyak 30 cc/kgBB dalam jam pertama, disusul 50 cc/kgBB

dalam 5 jam berikutnya. Kemudian diberikan probiotik lacto B, zinkid dan oralit

100cc tiap kalisehabis BAB.

Penatalaksanaan pada kasus yang diberikan di hari petama ini sebenarnya

tidak tepat jika merujuk pada Protap Departemen Pediatri di RSUD Ulin.

Seharusnya, penatalaksanaan kasus ini lebih diutamakan pada penanganan

dehidrasi ringan sedang dengan pemberian larutan oralit sebanyak 75 ml/kgBB

dalam 3 jam pertama atau sesuai umur 300 ml (< 1 tahun), 600 ml (1-5 tahun) dan

1200 ml (> 5 tahun).1 Sementara itu, pemberian dosis Zn dan probiotik telah

sesuai dengan protap.1

Pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan adalah pemeriksaan kimia

darah dan didapatkan nilai Hb di hari pertama lebih rendah dari batasan normal

namun karena masih di atas 10 maka tidak memerlukan intervensi berupa

transfusi. Pemeriksaan hari berikutnya menunjukkan Hb menurun lagi menjadi

7.7gr/dl dan hasil pemeriksaan morfologi darah tepi menunjukkan diagnosis

banding anemia defisiensi besi dan anemia penyakit kronik. Untuk memastikn

25

Page 26: Lapsus GEA Dehid Ringan Sedang Maret 2015

maupun menyingkirkan diagnosis banding tersebut diperlukan pemeriksaan serum

iron dan TIBC, namun pada kasus ini saran pemeriksaan tersebut tidak dilanjutkan

(tidak diperiksa). Untuk penanganan keluhan anemia ini kemudian direncanakan

konsul ke subdivisi hematologi untuk ditindaklanjuti. Namun pada kasus ini hal

tersebut belum ditindaklanjuti hingga tuntas.

Menurut teori, jika dapat ditegakkan bahwa anemia yang terjadi adalah

anemia defisiensi besi, maka penanganannya adalah pemberian preparat besi oral

4-6 mg besi elemntal/kgBB/hari. Jika terjadi gangguan absorbsi maka besi

diberikan secara parenteral dengan dosis menurut perhitungan:1

Dosis besi (mg) = BB (kg) x kadar Hb yang diinginkan (g/dl) x 2.5

Pada kasus ini, setelah perawatan selama 5 hari, di hari ke-5 pasien

menunjukkan perbaikan dengan frekuensi BAB 1x mulai berampas, tidak ada lagi

tanda-tanda dehidrasi, tanda vital dalam batas normal.pasien kemudian diijinkan

pulang dalam kondisi membaik.

26

Page 27: Lapsus GEA Dehid Ringan Sedang Maret 2015

BAB IV

PENUTUP

Telah dilaporkan sebuah kasus Gastroenteritis akut dengan dehidrasi

ringan sedang pada seorang pasien anak laki-laki berusia 13 bulan dengan keluhan

utama berak cair. Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik pasien didiagnosa

Gastroenteritis dengan dehidrasi ringan sedang. Hal-hal yang mendukung

diagnosa adalah adanya BAB cair kira-kira dari 8 kali sehari, konsistensi encer,

tidak ada ampas, tidak berlendir dan tidak ada darah serta tanpa bau amis,

banyaknya 1/2 gelas aqua.

Selama perawatan di Rumah Sakit Ulin Banjarmasin, pasien diberi

pengobatan berupa infus RL, Lacto-B, Zinkid dan oralit.

27

Page 28: Lapsus GEA Dehid Ringan Sedang Maret 2015

DAFTAR PUSTAKA

1. Basri HH. Diare Akut. Dalam : Pedoman Diagnosis dan Terapi. Banjarmasin : Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak RS Ulin-FK UNLAM, 2013.

2. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Diare. Dalam : Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak 1. Jakarta : Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI, 1985.

3. Mansjoer A et al. Diare Akut. Dalam : Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius FKUI, 2000

4. Nelson, Waldo E. Nutrisi. Dalam : Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : EGC, 2000

5. Rutherford K. Gastrointestinal Infections and Diarrhea. Kidshealth. http://kidshealth.org/parent/medical/digestive/gastrointestinal.html

6. Mayo Clinic Staff. Diarrhea. http://www.mayoclinic.com/invoke.cfm? id=DS00292

7. Diarrhea. NIDDK. http://digestive.nih.gov/ddiseases/pubs/diarrhea/index.htm

8. Gastroenteritis. Medicastore. http://www.me dicastore.com/med/detail_pyk.php

28