Laporan Tutorial Modul 4 Blok 12

27
SKENARIO Rasanya Nyut-nyutan Aries (32 thn) datang ke klinik dokter gigi karena gigi gerahamnya yang telah lama berlubang tiba-tiba berdenyut dan sakit sekali. Dokter gigi melakukan pemeriksaan tes vitalitas pulpa, tes palpasi,dan tes perkusi dan rontgen foto periapikal. Dokter gigi berusaha mengidentifikasi penyakit pulpa dan periapikal pada gigi Aries karena perbedaan diagnosa akan menentukan perawatan yang berbeda. Setelah beberapa waktu mendiskusikan rencana perawatan dan menjelaskan tahapan pekerjaan pada Aries,dokter gigi akhirnya memutuskan untuk melakukan perawatan pulpa yang sesuai dengan kasus Aries. Aries selama ini tidak mengetahui karena kenapa giginya yang dulu hanya berlubang kecil dapat menjadi pulpitis dan mengakibatkan sakit yang tak tertahankan. Bagaimana saudara menjelaskan hal ini ? 1

description

laporan

Transcript of Laporan Tutorial Modul 4 Blok 12

SKENARIO

Rasanya Nyut-nyutan

Aries (32 thn) datang ke klinik dokter gigi karena gigi gerahamnya yang telah lama berlubang tiba-tiba berdenyut dan sakit sekali. Dokter gigi melakukan pemeriksaan tes vitalitas pulpa, tes palpasi,dan tes perkusi dan rontgen foto periapikal. Dokter gigi berusaha mengidentifikasi penyakit pulpa dan periapikal pada gigi Aries karena perbedaan diagnosa akan menentukan perawatan yang berbeda.

Setelah beberapa waktu mendiskusikan rencana perawatan dan menjelaskan tahapan pekerjaan pada Aries,dokter gigi akhirnya memutuskan untuk melakukan perawatan pulpa yang sesuai dengan kasus Aries.

Aries selama ini tidak mengetahui karena kenapa giginya yang dulu hanya berlubang kecil dapat menjadi pulpitis dan mengakibatkan sakit yang tak tertahankan.

Bagaimana saudara menjelaskan hal ini ?

I. TERMINOLOGI-II. IDENTIFIKASI MASALAH

1. Apa saja klasifikasi penyakit pulpa dan periapikal ?

2. Bagaimana patogenesis penyakit pulpa ?

3. Apa penyebab penyakit pulpa dan periapikal ? Bagaimana cara mencegahnya ?

4. Apa gejala penyakit pulpa ?

5. Bagaimana cara menegakkan diagnosis penyakit pulpa ?

6. Bagaimana perawatan pada penyakit pulpa ?III. ANALISA MASALAH

1. Apa saja klasifikasi penyakit pulpa dan periapikal ?

Penyakit Pulpa Pulpitis

Reversibel

Inflamasi tidak parah

Jika rangsangan dihilangkan,maka sakit segera hilang Irreversibel

Walaupun rangsangan dihilangkan, rasa sakit masih ada

Sakit spontan,menggangu aktivitas

Simptomatis

spontan

Asimptomatis

Menurut Kantoro Wiks

Klausa : hiperemi pulpa,pulpitis simpleks,purulen

Aperta : pulpitis granulomatosa

Hiperplastik Degenerasi pulpa

Nekrosis Pulpa

Parsial

Total

Penyakit Periapikal Periodontitis apikal simptomatis

Periodontitis apikalis asimptomatis

Abses apikalis akut

Abses apikalis kronis

Granuloma

Kista Radikuler

Abses ponix

2. Bagaimana patogenesis penyakit pulpa ?

Bakteri/kimia/fisik/mekanik(karies(pertahanan pulpa jebol( pulpa tidak bisa melindungi diri lagi( pulpitis3. Apa penyebab penyakit pulpa dan periapikal ? Bagaimana cara mencegahnya ?Penyebab : Restorasi yang rusak

Faktor mekanik : trauma

Faktor fisik

Bakteri : toksin

Termal : pada saat preparasi kavitas

Listrik : kontak tumpatan Cara Mencegah : jangan membiarkan karies tanpa dirawat,memperhatikan kesehatan gigi dan mulut

4. Apa gejala penyakit pulpa ?

Pulpitis reversibel : Ngilu, sakit spontan

Pulpitis Irreversibel : sakit tidak hilang ketika rangsangan dihilangkan

Pulpitis Irreversibel asimptomatik : gambaran radiografnya radiolusen pada apikal

Abses apikal : pembengkakan kelenjar limfe

Nekrosis Pulpa : tidak ada respon terhadap tes vitalitas pulpa,halitosis5. Bagaimana cara menegakkan diagnosis penyakit pulpa ?

Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan klinis. Dalam hal ini dapat dilakukan beberapa pengujian :

Diberikan rangsangan dingin, asam, manis

Pasien terasa sakit sekali/sakit bertambah menusuk. Rangsangan dingin, asam dan manis (+)

Penguji Pulpa Elektrik

Pada pengujian dengan alat penguji elektrik, pasien merasa sangat nyeri, kadang belum tersentuh pun pasien terasa sangat nyeri

Perkusi Dengan Pangkal Sonde

pada pulpitis perkusi (-), tapi pasien merasa nyeri/perkusi (+), disebabkan karena pada dasarnya pasien sudah merasa sakit pada giginya sehingga hanya paktor sugesti yang mendasarinya. Bila perkusi terasa nyeri/perkusi (+), maka peradangan telah menyebar ke jaringan dan tulang sekitarnya.

Roentgen Gigi

pada pemeriksaan dengan roentgen maka didapatkan gambaran radiologist berupa gambaran radioluscent yang telah mencapai kavum pulpa.

6. Bagaimana perawatan pada penyakit pulpa ?

Pulpitis : pulpektomi,pulpotomi

Nekrosis pulpa : preparasi saluran akar,pulpektomi

IV. SKEMA

V. LEARNING OBJECTIVE

1. Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan tentang Klasifikasi Penyakit Pulpa dan Periapikal

2. Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan tentang Patogenesis Penyakit Pulpa

3. Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan tentang Penyebab dan Gejala Penyakit Pulpa dan periapikal

4. Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan tentang Rencana Paerawatan dan Diagnosis Penyakit Pulpa dan PeriapikalVI. MENGUMPULKAN INFORMASI

VII. SINTESA DAN UJI INFORMASI

1. Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan tentang Klasifikasi Penyakit Pulpa dan Periapikal

A. Penyakit Pulpa

a) Pulpitis (inflamasi)

Reversibel

Pulpitis reversibel merupakan inflamasi pulpa yang tidak parah. Jika penyebabnya dihilangkan, inflamasi akan menghilang dan pulpa akan kembali normal. Stimulus ringan seperti karies insipien, erosi servikal, atau atrisi oklusal, email yang menyebabkan tubulus dentin terbuka adalah faktor yang dapat mengakibatkan pulpitis reversibel

Pulpitis reversibel biasanya asimptomatik. Aplikasi cairan dingin dan panas, dapat menyebabkan nyeri sementara yang tajam. Jika stimulus ini dihilangkan, nyeri akan segera hilang.

Ireversibel

Pulpitis ireversibel merupakan perkembangan dari pulpitis reversibel. Kerusakan pulpa yang parah akibat eksplorasi dentin yang luas selama prosedur operatif, terganggunya aliran darah pada pulpa akibat trauma, dan pergerakan gigi dalam perawatan ortodonti dapat menyebabkan pulpitis ireversibel. Pulpitis ireversibel merupakan inflamasi parah yang tidak akan dapat berupa putih walaupun penyebabnya dihilangkan. Nyeri pulpitis ireversibel dapat berupa nyeri tajam, tumpul, lokal, atau difus dan berlangsung hanya beberapa menit atau berham-jam. Aplikasi stimulus eksternal seperti termal dapat mengakibatkan nyeri berkepanjangan. Jika inflamasi hanya terbatas pada jaringan pulpa dan tidak menjalar ke periapikal, respon gigi terhadap tes palpasi dan perkusi berada dalam batas normal.

Secara klinis, pulpitis ireversibel dapat bersifat simptomatik dan asimptomatik. Pulpitis ireversibel simtomatik merupakan salah satu jenis pulpitis ireversibel yang ditandai dengan rasa nyeri spontan. Spontan berarti bahwa stimulus tidak jelas. Nyeri spontan terus menerus dapat dipengaruhi dari perubahan posisi tubuh. Pulpitis ireversibel simptomatik yang tidak diobati dapat bertahan atau mereda jika terdapat sirkulasi untuk eksudat inflamasi. Sedangkan pulpitis ireversibel asimptomatik merupakan tipe lain dari pulpitis ireversibel dimana eksudat inflamasi dengan cepat dapat dihilangkan. Pulpitis hiperplastik

Pulpitis hiperplastik kronis atau polip pulpa adalah suatu inflamasi pulpa produktif yang disebabkan oleh suatu pembukaan karies luas pada pulpa muda. Gangguan ini ditandai oleh perkembangan jaringan granulasi, kadang-kadang tertutup oleh epitelium dan disebabkan karena iritasi tingkat rendah yang berlangsung lama.

Secara histopatalogis, permukaan polip pulpa ditutup epitelium skuamus yang bertingkat-tingkat. Polip pulpa gigi decidui lebih mungkin tertutup oleh epitelium skuamus yang bertingkat-tingkat atau berstrata daripada polip pulpa pada gigi permanen. Epitelium semacam itu dapat berasal dari gingiva atau sel epitel mukosa atau lidah yang baru saja mengalami deskuamasi. Jaringan di dalam kamar pulpa sering berubah menjadi jaringan granulasi, yang menonjol dari pulpa masuk ke dalam lesi karies. Jaringan granulasi adalah jaringan penghubung vaskular, muda dan berisi neutrofil polimorfonuklear, limfosit dan sel-sel plasma. Jaringan pulpa mengalami inflamasi kronis. Serabut saraf dapat ditemukan pada lapisan epitel.

Degenerasi pulpa

Degenerasi pulpa biasanya terdapat pada gigi orang dewasa. Penyebabnya adalah iritasi ringan yang persisten pada saat muda. Degenerasi pulpa tidak selalu berhubungan dengan infeksi atau karies walaupun kadang-kadang terjadi pada gigi yang telah ditumpat. Jika degenerasi pulpa total, misalnya akibat trauma dan infeksi, gigi dapat berubah warna.

Nekrosis

Nekrosis pulpa adalah kematian pulpa yang dapat diakibatkan oleh pulpitis ireversibel yang tidak dirawat atau terjadi trauma yang dapat mengganggu suplai darah ke pulpa.

Jaringan pulpa tertutup oleh email dan dentin yang kaku sehingga tidak memiliki sirkulasi darah kolateral. Bila terjadi peningkatan jaringan dalam ruang pulpa menyebabkan kolapsnya pembuluh darah sehingga akhirnya terjadi nekrosis likuifaksi. Jika eksudat yang dihasilkan selama pulpitis ireversibel di drainase melalui kavitas karies atau daerah pulpa yang terbuka, proses nekrosis akan tertunda dan jaringan pulpa di daerah sekitar akar tetap vital dalam jangka waktu yang lebih lama. Jika terjadi hal sebaliknya, mengakibatkanproses nekrosis pulpa cepat dan total.

Nekrosis pulpa dapat berupa nekrosis sebagian (nekrosis parsial) dan nekrosis total. Nekrosis parsial menunjukkan gejala seperti pulpitis ireversibel dengan nyeri spontan sedangkan nekrosis total tidak menunjukkan gejala dan tidak ada respon terhadap tes termal dan tes elektrik.b) Penyakit Periapikal

Periodontitis Apikalis Simptomatik

Gigi dengan periodontitis apikalis simptomatik akan memiliki gejala sakit akut pada saat menggigit atau perkusi. Gigi ini dapat respon ataupun tidak respon terhadap tes vitalitas pulpa. Gambaran radiografi , terlihat pelebaran membrane periodontal dan dapat terlihat radiolusen pada apikal atau tidak.

Periodontiti s Apikalis Asimptomatik

Gigi dengan periodontitis apikalis asimptomatik umumnya tidak memiliki gejala klinis. Gigi ini tidak respon terhadap tes vitalitas pulpa, dan hasil radiografi terlihat gambaran radiolusen di apikalnya. Gigi ini umumnya tidak sensitif terhadap tekanan menggigit tetapi mungkin terasa berbeda pada pasien saat diperkusi.

Abses Apikal Akut

Gigi dengan abses apikal akut memiliki rasa sakit yang sangat akut untuk menggigit, perkusi, dan palpasi. Gigi ini tidak respon terhadap tes vitalitas pulpa dan dapat terjadi mobiliti dalam berbagai grade. Pada gambaran radiografi terlihat pelebaran membran periodontal sampai radiolusen di apikal. Pembengkakan dapat terlihat di intraoral atau ekstraoral. Biasanya disertai dengan demam dan palpasi pada kelenjar limfe cervical dan submandibular menunjukkan adanya pembesaran.

Abses Apikal Kronis

Gigi dengan abses apikal kronis umumnya tidak memiliki gejala klinis. Gigi ini tidak respon terhadap tes vitalitas pulpa dan pada gambaran radiografinya terlihat gambaran radiolusen di apikal. Gigi umumnya tidak sensitive terhadap tekanan menggigit tetapi mungkin dapat terasa berbeda pada pasien saat diperkusi. Dibedakan dengan periodontitis apikalis asimptomatik dengan fistul yang terlihat disekitar gigi yang abses.2. Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan tentang Patogenesis Penyakit PulpaPatogenesis pulpitis diawali dari terjadinya karies yang disebabkan oleh daya kariogenik dari bakteri yang timbul karena adanya produksi asam laktat akibat pH cairan di sekitar gigi tersebut menjadi rendah atau bersifat asam. Kondisi tersebut cukup kuat melarutkan mineral-mineral pada permukaan gigi, sehingga gigi menjadi erosi. Jika karies sudah mencapai email-dentin, karies akan menyebar ke segala arah dentin yang lebih luas, dan akhirnya sampai ke pulpa.

Setelah karies sampai ke pulpa, maka terjadilah proses inflamasi pada pulpa. Kemudian, terjadi pelepasan histamin dan bradikinin yang menyebabkan vasodilatasi, sehingga permeabilitas kapiler meninggkat, terjadi akumulasi PMN dan peningkatan cairan interstitial di sekitar area inflamasi (edem lokal). Edem lokal ini menyebabkan peningkatan tekanan di dalam pulpa sehingga dapat menekan syaraf-syaraf yang ada di dalam pulpa dan jaringan sekitarnya. Gejala proses penekanan ini dapat menyebabkan rasa nyeri ringan sampai sangat kuat tergantung keparahan inflamasinya yang dipengaruhi juga oleh virulensi kuman, daya tahan tubuh, serta pengobatan yang diberikan.

Pulpitis merupakan patofisiologi dari hiperemi pulpa, yaitu bakteri telah menggerogoti jaringan pulpa. Menurut Ingle, atap pulpa mempunyai persyarafan terbanyak dibandingkan bagian lain pada pulpa. Jadi, saat melewati saraf yang banyak ini, bakteri akan menimbulkan peradangan awal dari pulpitis akut .Pulpitis akut dibagi menjadi pulpitis akut parsialis yang hanya mengenai jaringan pulpa bagian kamar saja dan pulpitis akut totalis jika telah mengenai saluran akar (canal).

3. Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan tentang Penyebab dan Gejala Penyakit Pulpa dan periapikalFaktor-faktor penyebab kelainan pulpa dapat dibagi atas 2 kelompok besar berdasarkan ada tidaknya hubungan dengan prosedur dentistry.

Penyebab yang tidak berhubungan dengan prosedur dentistry

Bakteri

Penyebab utama karies adalah mikroorganisme beserta produk-produknya. Menurut Branstorm dan Lind (1995) juga Langcland (1968), reaksi pulpa dapat terjadi pada lesi dini dentin dan dengan berlanjutnya proses karies walaupun pulpa belum terkena sel-sel inflamasi akan mengadakan penetrasi melalui dentin yang terbuka, sehingga apabila karies sudah meluas mengenai pulpa maka terjadilah suatu inflamasi yang kronis. Juga pada penyakit periodontal baik adanya saku yang dalam maupun pada saku yang kurang dalam tetapi disertai saluran akar lateral dapat menyebabkan inflamasi pulpa. Ada dugaan lain bahwa mikroorganisme dapat mencapai pulpa melalui aliran darah.

Ada dua tipe mekanisme dari bakteri yang menyebabkan infeksi pada pulpa, yaitu:

1. Berasal dari toksin yang berhubungan dengan prose karies

2. Berasal dari invasi kuman yang langsung masuk ke pulpa

Bakteri golongan anaerob gram negatif potensial menimbulkan pulpitis. Bakteri anaerob adalah bakteri yang tidak menggunakan oksigen untuk pertumbuhan dan metabolismenya, namun mendapatkan energi dari reaksi fermentasi. Bakteri tersebut mengurangi kadar O2 untuk pertumbuhannya dan gagal tumbuh pada permukaan media padat yang mengandung 10% CO2 pada lingkungan udaranya. Bakteri anaerob ditemui pada seluruh bagian tubuh manusia, yakni di kulit, permukaan mucosal, dan dalam konsentrasi tinggi pada mulut dan saluran gastrointestinal sebagai bagian dari flora normal. Infeksi yang ditimbulkan oleh bakteri anaerob seringkali terjadi secara polimikrobial, dimana bakteri tersebut ditemukan bergabung dengan bakteri lain di rongga mulut (mix infection). Ciri khas dari infeksi bakteri anaerob adalah adanya pembentukan pus/nanah yang berbau busuk yang disebabkan oleh asam lemak rantai pendek dari metabolisme anaerob, abses, dan kerusakan pada jaringan.

Bakteri anaerob penyebab infeksi pada rongga mulut:

Bacteroides

Prevotella

Fusobacteria

Clostridium

Streptococcus mutans

Mekanis

Cedera terhadap pulpa oleh karena atrisi, abrasi atau trauma. Trauma dapat terjadi karena jatuh atau pukulan pada wajah dengan atau tanpa disertai fraktur. Apabila pulpa terbuka, kuman akan mengadakan penetrasi ke dalam dan menyebabkan inflamasi pulpa. Sealin itu dapat juga terjadi kerusakan-kerusakan karena banyak digunakan (atrisi, abrasi) serta karena perubahan-perubahan tekanan udara (aerodalgia).

Kimiawi

Kerusakan pulpa dapat disebabkan oleh erosi bahan-bahan yang bersifat asam ataupun uap.

Penyebab yang berhubungan dengan dentistry

Mekanis

Pengambilan jaringan dentin selama preparasi kavitas dapat menyebabkan cedera pulpa terutama pada pemakaian bor dengan kecepatan tinggi. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam cedera pulpa adalah kekebalan dentin, dimana main dalam kavitas, iritasi akan makin besar. Dengan pendinginan / semprotan air, kerusakan pulpa dapat lebih dihindari. Pada saat pembuangan jaringan karies apabila pemakaian instrumen yang kurang hati-hati, kadang-kadang juga dapat menyebabkan terbukanya pulpa yang diikuti dengan kontaminasi kuman. Mikroorganisme juga dapat terdorong ke pulpa oleh karena tekanan selama preparasi kavitas. Penyebab yang lain misalnya karena adanya restorsi yang menyebabkan traumatik oklusi.

Thermis

Cedera pulpa selama preparasi kavitas selain disebabkan oleh faktor mekanis juga oleh faktor thermis kecuali gigi memperoleh pendinginan yang cukup oleh semprotan air. Pemakaian bor intan biasanya lebih panas dibandingkan bor karbid. Transmisi panas yang tinggi juga dapat terjadi sewaktu memoles restorsi logam atau pemakaian pelapik / semen yang mempunyai reaksi eksotermis, terutama pada kavitas yang dalam, mengerasnya semen - ada pembentukan panas. Pelapik yang tidak akurat di bawah restorsi logam memungkinkan transmisi panas atau dingin ke pulpa.

Kimiawi

Reaksi pulpa biasanya terjadi pada restorsi yang berkontak langsung dengan dasar kavitas. Reaksi pulpa ini juga tergantung pada kedalaman kavitas. Bila kavitas dangkal biasanya akan terbentuk dentin reparative, tetapi bila kavitas dalam cenderung menyebabkan inflamasi pulpa. Iritasi kimia disebabkan antara lain oleh:

Semen silikat karena keasamannya

Semen seng fosfat karena keasamannya

Komposit

Akrilik karena toksisitasnya

Bahan sterilisasi (fenol, argentum nitrat)

Gejala Pulpitis ReversibelGejala Klinis: Rasa tidak nyaman (seperti rasa linu) akan segera hilang bila penyebabnya dihilangkan. Respon dari pulpa berupa rasa yang menusuk yang singkat. Faktor penyebabnya adalah karies, dentin yang terekspos, perawatan gigi terakhir, restorasi yang rusak.Radiografi: Tidak ada gambaran pulpa yang terekspos, Tidak ada pelebaran membrane periodontal

Pulpitis Irreversibel Pulpitis Irreversibel Simptomatik

Gigi didiagnosa sebagai pulpitis irreversible bila terdapat gejala rasa sakit spontan atau berdenyut. Rasa sakit yang ditimbulkan biasanya diperparah dengan perubahan temperature (khususnya stimulus dingin), rasa sakitnya pun berlangsung cukup lama walaupun penyebab rasa sakit telah dihilangkan. Rasa sakit yang timbul dapat terasa menusuk atau tumpul, terlokalisasi ataupun menyebar.Pada radiografi terlihat perubahan minimal pada tulang periradicular , namun terkadang gambaran radiografinya pun dapat terlihat normal. Apabila pulpitis irreversible ini semakin parah maka akan menyebabkan gambaran ligament periodontal semakin tebal.Pulpitis Irreversibel AsimptomatikPada beberapa kasus karies yang dalam tidak menimbulkan gejala, walaupun secara klinis dan radiologis terlihat karies yang telah sampai kedalam pulpa. Apabila gigi tidak dirawat maka kondisi akan semakin parah menjadi pulpitis irreversibel simptomatik sampai menjadi nekrosis, sehingga perlu dilakukan perawatan endodontik segera sebelum pulpitis irreversibel menimbulkan gejala sakit yang berat. Nekrosis PulpaSaat pulpa nekrosis (pulpa non vital), suplai darah ke pulpa sudah tidak ada dan saraf pulpa pun tak berfungsi. Setelah pulpa nekrosis, penyakit gigi menjadi asimptomatik sampai akhirnya akan menimbulkan gejala yang ditimbulkan dari penyebaran penyakit ke jaringan periradikular. Dengan pulpa nekrosis , gigi tidak akan respon terhadap tes elektris dan tes dingin. Nekrosis pulpa dapat terjadi sebagian atau keseluruhan dan dapat tidak meliputi seluruh akar pada gigi dengan akar lebih dari satu, sehingga gejala yang ditimbulkan gigi seringkali membingungkan, saat dilakukan tes vitalitas pulpa disalah satu sisi responnya negative dan pada sisi akar lainnya responnya dapat positif. Gigi ini dapat menimbulkan gejala seperti pulpitis irreversibel simptomatik.Setelah pulpa nekrosis, bakteri akan tumbuh dalam saluran akar. Apabila bakteri atau toksin bakteri menyebar kedalam ligamen periodontal , gigi dapat berespon positif terhadap tes perkusi dan dapat menimbulkan sakit spontan. Dalam keadaan ini gigi biasanya hipersensitif terhadap panas dan sakit mereda bila diberi dingin.Perubahan Radiografi dapat terlihat dari perubahan ketebalan membrane periodontal sampai lesi periapikal yang radiolusen. 4. Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan tentang Rencana Paerawatan dan Diagnosis Penyakit Pulpa dan Periapikal

Pulpitis Reversibel

Anamnesa: ditemukan rasa sakit / nyeri sebentar, dan hilang setelah rangsangan dihilangkan Gejala Subyektif: ditemukan lokasi nyeri lokal (setempat), rasa linu timbul bila ada rangsangan, durasi nyeri sebentar. Gejala Obyektif: kariesnya tidak dalam (hanya mengenai enamel, kadang-kadang mencapai selapis tipis dentin), perkusi, tekanan tidak sakit. Tes vitalitas: gigi masih vital Terapi: jika karies media dapat langsung dilakukan penumpatan, tetapi jika karies porfunda perlu pulp capping terlebih dahulu, apabila 1 minggu kemudian tidak ada keluhan dapat langsung dilakukan penumpatan. Perawatan terbaik untuk pulpitis reversibel adalah pencegahan. Perawatan periodik untuk mencegah perkembangan karies, penumpatan awal bila kavitas meluas, desensitisasi leher gigi dimana terdapat resesi gingiva, penggunaan pernis kavitas atau semen dasar sebelum penumpatan, dan perhatian pada preparasi kavitas dan pemolesan dianjurkan untuk mencegah pulpitis lebih lanjut. Bila dijumpai pulpitis reversibel, penghilangan stimulasi (jejas) biasanya sudah cukup, begitu gejala telah reda, gigi harus dites vitalitasnya untuk memastikan bahwa tidak terjadi nekrosis. Apabila rasa sakit tetap ada walaupun telah dilakukan perawatan yang tepat, maka inflamasi pulpa dianggap sebagai pulpitis irreversibel, yang perawatannya adalah eksterpasi, untuk kemudian dilakukan pulpektomi. Prognosa untuk pulpa adalah baik, bila iritasi diambil cukup dini, kalau tidak kondisinya dapat berkembang menjadi pulpitis irreversibel.

Pulpitis Irreversibel

Anamnesa: ditemukan rasa nyeri spontan yang berkepanjangan serta menyebar Gejala Subyektif: nyeri tajam (panas, dingin), spontan (tanpa ada rangsangan sakit), nyeri lama sampai berjam-jam. Gejala Obyektif: karies profunda, kadang-kadang profunda perforasi, perkusi dan tekan kadang-kadang ada keluhan. Tes vitalitas: peka pada uji vitalitas dengan dingin, sehingga keadaan gigi dinyatakan vital. Terapi: pulpektomi Dengan pemeriksaan histopatologik terlihat tanda-tanda inflamasi kronis dan akut. Terjadi perubahan berupa sel-sel nekrotik yang dapat menarik sel-sel radang terutama leukosit polimorfonuklear dengan adanya kemotaksis dan terjadi radang akut. Terjadi fagositosis oleh leukosit polimorfonuklear pada daerah nekrosis dan leukosit mati serta membentuk eksudat atau nanah. Tampak pula sel-sel radang kronis seperti sel plasma, limfosit dan makrofag. Perawatan terdiri dari pengambilan seluruh pulpa, atau pulpektomi, dan penumpatan suatu medikamen intrakanal sebagai desinfektan atau obtuden (meringankan rasa sakit) misalnya kresatin, eugenol, atau formokresol. Pada gigi posterior, dimana waktu merupakan suatu faktor, maka pengambilan pulpa koronal atau pulpektomi dan penempatan formokresol atau dressing yang serupa di atas pulpa radikuler harus dilakukan sebagai suatu prosedur darurat. Pengambilan secara bedah harus dipertimbangkan bila gigi tidak dapat direstorasi. Prognosa gigi adalah baik apabila pulpa diambil kemudian dilakukan terapi endodontik dan restorasi yang tepat.

Nekrosis Pulpa

Keluhan subjektif :

Gigi berlubang, kadang-kadang sakit bila kena rangsangan panas

Bau mulut (halitosis)

Gigi berubah warna. Pemeriksaan objektif : Gigi berubah warna, menjadi abu-abu kehitam-hitaman Terdapat lubang gigi yang dalam Sondasi,perkusi dan palpasi tidak sakit Biasanya tidak bereaksi terhadap tes elektrik dan termal. Kecuali pada nekrosis tipe liquifaktif. Bila sudah ada peradangan jaringan periodontium, perkusi,palpasi dan sondenasi sakit. Rencana Perawatan PULPCAPPING (Kaping Pulpa Indirek)

Tujuan Pulp capping adalah untuk menghilangkan iritasi ke jaringan pulpa dan melindungi pulpa sehingga jaringan pulpa dapat mempertahankan vitalitasnya. Dengan demikian terbukanya jaringan pulpa dapat terhindari. Bahan yang biasa digunakan untuk pulp capping adalah kalsium hidroksida karena dapat merangsang pembentukkan dentin sekunder secara efektif dibandingkan bahan lain.

Teknik Pulp Capping ada dua:

Indirect Pulp Capping

Dilakukan bila pulpa belum terbuka, tapi atap pulpa sudah sangat tipis sekali, yaitu pada karies profunda. Tekniknya meliputi pembuangan semua jaringan karies dari tepi kavitas dengan bor bundar kecepatan rendah. Lalu lakukan ekskavasi sampai dasar pulpa, hilangkan dentin lunak sebanyak mungkin tanpa membuka kamar pulpa. Basis pelindung pulpa yang biasanya dipakai adalah Zinc Okside Eugenol atau dapat juga dipakai kalsium hidroksida yang diletakkan didasar kavitas. Apabila pulpa tidak lagi mendapat iritasi dari lesi karis diharapkan jaringan pulpa akan berekasi secara fisiologis terhadap lapisan pelindung dengan membentuk dentin sekunder. Agar perawatan ini berhasil jaringan pulpa harus vital dan bebas dari inflamasi. Biasanya atap kamar pulpa akan terbuka saat dilakukan ekskavasi. Apabila hal ini terjadi maka tindakan selanjutnya adalah dilakukan direct pulp capping atau tindakan yang lebih radikal lagi yaitu amputasi pulpa (Pulpotomi).

Direct Pulp Capping

Direct Pulp Capping juga digunakan dalam contoh di mana ada pembusukan yang mendalam mendekati pulpa tapi tidak ada gejala infeksi.

Bahan diaplikasikan langsung ke jaringan pulpa. Daerah yang terbuka tidak boleh terkontaminasi oleh saliva, kalsium hidroksida dapat diletakkan di dekat pulpa dan selapis semen Zinc Okside Eugenol dapat diletakkan di atas seluruh lapisan pulpa dan biarkan mengeras untuk menghindari tekanan pada daerah perforasi bila gigi direstorasi. Pulpa diharapkan tetap bebas dari gejala patologis dan akan lebih baik jika membentuk dentin sekunder. Agar perawatan ini berhasil maka pulpa disekitar daerah terbuka harus vital dan dapat terjadi proses perbaikan.

PulpotomiPulpotomi adalah pengambilan jaringan pulpa pada bagian koronal gigi yang telah mengalami infeksi, sedangkan jaringan pulpa yang terdapat dalam saluran akar ditinggalkan. Atau dapat diartikan pembuangan pulpa vital dari kamar pulpa, dengan meninggalkan jaringan pulpa pada saluran akar (sulcus pulpa) dalam keadaan sehat dan vital. Kemudian diikuti penempatan medikamen di atas orifice yang akan menstimulasikan perbaikan atau memfiksasi sisa jaringan pulpa pada saluran akar.Akibat pulpotomi adalah awalnya terjadi perubahan-perubahan degenerative yang kemudian akan mengakibatkan kalsifikasi saluran akar. Saluran akar gigi-gigi tersebut akan tidak memungkinkan untuk perawatan endodontic jika nantinya diperlukan karena adanya kelainan periapeks. Pulpektomi

Pulpektomi adalah tindakan pengambilan seluruh jaringan pulpa dari seluruh akar dan korona gigi. Pulpektomi merupakan perawatan untuk jaringan pulpa yang telah mengalami kerusakan yang bersifat irreversible atau untuk gigi dengan kerusakan jaringan keras yang luas. Meskipun perawatan ini memakan waktu yang lama dan lebih sukar daripada pulp capping atau pulpotomi namun lebih disukai karena hasil perawatannya dapat diprediksi dengan baik. Jika seluruh jaringan pulpa dan kotoran diangkat serta saluran akar diisi dengan baik akan diperoleh hasil perawatan yang baik pula

Indikasi:

Gigi dengan infeksi yang melewati ruang kamar pulpa, baik pada gigi vital, nekrosis sebagian maupun gigi sudah nonvital.

Saluran akar dapat dimasuki instrument.

jaringan periapeks dalam gambaran radiografis kurang dari sepertiga apikal.

Ruang pulpa kering

Pendarahan berlebihan pada pemotongan pulpa (pulpotomi) tidak berhasil

Sakit spontan tanpa stimulasiKeterlibatan tulang interradikular tanpa kehilangan tulang penyangga

Tanda-tanda/gejala terus menerus setelah perawatan pulpotomiPembengkakan bagian bukal

Kontra Indikasi

Keterlibatan periapikal atau mobilitas ekstensif

Resorbsi akar ekstensif atau > 1/2 akar

Resorbsi internal meluas menyebabkan perforasi bifurkasi

Kesehatan buruk dan harapan hidup pendek

Ancaman keterlibatan gigi tetap yang sedang berkembang karena infeksi

Tingkah laku pasien yang tidak dapat dikendalikan dan di rumah sakit tidak mungkin dilakukan

Pulpektomi VitalPulpektomi vital sering dilakukan pada gigi anterior dengan karies yang sudah meluas kearah pulpa, atau gigi yang mengalami fraktur.Pulpektomi Devital

Pulpektomi devital sering dilakukan pada gigi posterior yang telah mengalami pulpitis atau dapat juga pada gigi anterior pada pasien yang tidak tahan terhadap anestesi. Pemilihan kasus untuk perawatan secara pulpektomi devital ini harus benar-benar dipertimbangkan dengan melihat indikasi dan kontaindikasinya. Perawatan ini sekarang sudah jarang dilakukan pada gigi tetap, biasanya langsung dilakukan perawatan pulpektomi vital walaupun pada gigi posterior. Pulpektomi devital masih sering dilakukan hanya pada gigi sulung, dengan mempergunakan bahan devitalisasi paraformaldehid, seperti Toxavit, dan lain-lain. Bahan dengan komposisi As2O3 sama sekali tidak digunakan lagi.

Pulpektomi Nonvital (Endo Intrakanal)

Perawatan saluran akar ini sering dilakukan pada gigi anterior yang mempunyai saluran akar satu, walaupun kini telah banyak dilakukan pada gigi posterior dengan saluan akar lebih dari satu.

Gigi yang dirawat secara pulpektomi nonvital adalah gigi dengan gangrene pulpa atau nekrosis.

Aries (32 thn)

Ke dokter gigi karena gigi tiba-tiba berdenyut dan sakit

Pemeriksaan tes vitalitas, palpasi,perkusi,rontgen

Rencana perawatan

Penyakit pulpa dan periapikal

Klasifikasi

Patogenesis

Penyebab

Gejala

Perawatan dan diagnosis

11