LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN...

132

Transcript of LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN...

Page 1: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi
Page 2: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

Laporan Tahunan 2019

BALAI PENELITIAN AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

PENANGGUNG JAWAB

Harmanto

DISUSUN OLEH

Tim Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

PENYUNTING

Harmanto Anggri Hervani Yayan Apriyana Setyono Hari Adi

Husna Alfiani

REDAKSI PELAKSANA

Eko Prasetyo Hari Kurniawan

TATA LETAK

Eko Prasetyo

DITERBITKAN OLEH:

BALAI PENELITIAN AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Kementerian Pertanian 2020

Jl. Tentara Pelajar 1A. Bogor 16111. Indonesia

Telp: +62-0251-8312760 Faks: +62-0251-8323909

E-mail: [email protected] Website: http://www.balitklimat.litbang.pertanian.go.id

ISSN :1693-6043

Page 3: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi i

KATA PENGANTAR

Mengakhiri Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun

2015 – 2019, Satker Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi (Balitklimat), Bogor

telah menghasilkan 5 (lima) teknologi unggulan mendukung program utama

Kementerian Pertanian, antara lain: Pengembangan Sistem Informasi Kalender

Tanam Standing Crop (SI KATAM SC) Sentinel-2 untuk estimasi produksi padi;

Pemutakhiran Peta Sumberdaya Agroklimat Indonesia Skala 1:500.000 untuk

memberikan arahan budidaya tanaman pangan yang sesuai lokasi; Teknologi dan

Metode Survei Investigasi dan Desain (SID) untuk Optimalisasi Produksi dan

Pengembangan Pertanian Lahan Rawa; Teknologi Panen dan Hemat Air Irigasi

Berbasis Android di Era Pertanian 4.0 untuk meningkatkan efektivitas dan

efisiensi penggunaan sumberdaya air untuk pertanian; serta Pengembangan

Hidroponik Sayuran dengan Tenaga Surya untuk mendukung Ketahanan Pangan

Keluarga.

Dengan mempertimbangkan isu-isu aktual yang harus diselesaikan dan

sejalan dengan program dan kebijakan Badan Litbang Pertanian, maka pada

Tahun Anggaran (TA) 2019, telah dilakukan berbagai kegiatan yang

direalisasikan dalam 7 RPTP, 3 RDHP dan 5 RKTM yang dibiayai melalui DIPA

APBN TA. 2019 dan didukung oleh 6 kegiatan penelitian kerjasama untuk

mendukung tugas pokok fungsi Satker Balitklimat. Berbagai kegiatan tersebut

diharapkan dapat memperkuat kinerja dan output Balai sehingga dapat

memberikan dampak yang signifikan bagi pembangunan pertanian di Indonesia.

Kegiatan penelitian tahun 2019 pada umumnya merupakan kegiatan

lanjutan dari tahun sebelumnya atau bersifat multiyear. Sebagai keluaran

(output) utama dari Balitklimat kegiatan penelitian bidang iklim dan air

merupakan hal yang sangat penting dan diharapkan dampaknya dalam

pembangunan pertanian di Indonesia. Di bidang agroklimat, telah dilakukan 3

(tiga) rencana penelitian tingkat peneliti (RPTP), meliputi: (1) Pemutakhiran

Sistem Informasi Kalender Tanam Terpadu mendukung Peningkatan produksi

Pangan menghadapi Keragaman dan Perubahan Iklim; (2) Penelitian dan

Pengembangan Sistem Informasi Pengelolaan Risiko Keragaman Iklim dan Iklim

Ekstrim mendukung Program Strategis Kementerian Pertanian; (3)

Pengembangan Key Area Keragaman Iklim Indonesia dan Dampaknya pada

Page 4: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

ii LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

Produksi Pertanian untuk mendukung Ketahanan Pangan Berkelanjutan. Di

bidang hidrologi, telah dilakukan 4 (empat) RPTP, meliputi: (1) Model

Pengelolaan Air Terpadu untuk Meningkatkan Indeks Pertanaman Tanaman

Pangan dan Produksi Pertanian; (2) Penelitian dan Pengembangan Sistem Irigasi

Modern untuk Meningkatkan Produksi Hortikultura yang Hemat Air, Hemat Energi

dan Ramah Lingkungan; (3) Desain dan Pengembangan Teknologi Pemanfaatan

Sumber Daya Air untuk Meningkatkan Produktivitas Tanaman Padi Gogo dan

Palawija di Bawah Tegakan Tanaman Tahunan; dan (4) Pengelolaan Lahan dan

Air menurut Karakteristik Hidrologis Rawa Pasang Surut.

Hasil-hasil penelitian agroklimat dan hidrologi berupa teknologi, sistem

informasi dan produk tersebut disebarluaskan kepada pengguna melalui kegiatan

diseminasi dan publikasi serta kerjasama hasil-hasil penelitian dengan para pihak

(stakeholder) sebagai sumbangsih Balitklimat untuk kemajuan pertanian di

Indonesia. Laporan tahunan ini juga menginformasikan profil Balai yang memuat

tentang sumber daya manusia, organisasi, anggaran dan fasilitas untuk

mendukung pelaksanaan kegiatan tersebut. Laporan ini juga merupakan salah

satu bentuk pertanggungjawaban penggunaan anggaran dalam DIPA APBN TA.

2019 Balitklimat, oleh karena itu akuntabilitas dan pemantauan keuangan dan

barang milik negara yang dikelola dengan baik, efektif dan efisien merupakan

tolok ukur penting terhadap kinerja Balitklimat.

Kepada semua pihak yang telah menyumbangkan gagasan, pemikiran

dan dukungan teknis dalam penyusunan laporan tahunan ini disampaikan

penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih. Semoga laporan

ini bermanfaat bagi kita semua.

Bogor, Maret 2020

Kepala Balai,

Dr. Ir. Harmanto, M.Eng. NIP. 19671123 199303 1 001

Page 5: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ................................................................................................. iii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ vi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii

RINGKASAN EKSEKUTIF ............................................................................. xiii

I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

II. TEKNOLOGI UNGGULAN ........................................................................ 5

2.1. Pengembangan SIKATAM SC Sentinel-2 untuk Estimasi

Produksi Padi ................................................................................. 5

2.2. Pemutakhiran Peta Sumberdaya Agroklimat Indonesia Skala

1:500.000 .................................................... .................................. 8

2.3. Metode Survei Investigasi Desain (SID) untuk Pengembangan

Lahan Rawa .......................................... ...................................... 12

2.4. Teknologi Panen dan Hemat Air Irigasi Berbasis Android di Era

Pertanian 4.0 ............................................................................... 17

2.5. Pengembangan Hidroponik Sayuran Tenaga Surya Mendukung

Ketahanan Pangan Keluarga .......................................................... 21

III. PROGRAM PENELITIAN ........................................................................ 24

3.1. Bidang Penelitian Agroklimat ......................................................... 24

3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi Katam Terpadu Mendukung

Peningkatan Produksi Pangan Menghadapi Keragaman Dan

Perubahan Iklim .......................................................................... 24

3.1.2. Penelitian dan Pengembangan Sistem Informasi Pengelolaan

Risiko Keragaman Iklim dan Iklim Ekstrim Mendukung

Program Strategis Kementerian Pertanian ...................................... 28

Page 6: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

iv LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

3.1.3. Pengembangan Key Area Keragaman Iklim Indonesia dan

Dampaknya Pada Produksi Pertanian untuk Mendukung

Ketahanan Pangan Berkelanjutan .................................................. 31

3.2. Bidang Penelitian Hidrologi ........................................................... 36

3.2.1. Model Pengelolaan Air Terpadu untuk Meningkatkan Indeks

Pertanaman Tanaman Pangan dan Produksi Pertanian .................... 36

3.2.2. Penelitian dan Pengembangan Sistem Irigasi Moderen untuk

Meningkatkan Produksi Hortikultura yang Hemat Air, Hemat

Energi dan Ramah Lingkungan ...................................................... 43

3.2.3. Desain dan Pengembangan Teknologi Pemanfaatan Sumber

Daya Air untuk Meningkatkan Produktivitas Tanaman Padi

Gogo dan Palawija Di Bawah Tegakan Tanaman Tahunan .............. 46

3.2.4. Pengelolaan Lahan dan Air Menurut Karakteristik Hidrologis

Rawa Pasang Surut ...................................................................... 51

IV. DISEMINASI HASIL PENELITIAN ........................................................... 58

4.1. Diseminasi Teknologi Hasil Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

................................................................................... ................. 58

4.1.1. Pameran Festival Iklim .................................................................. 59

4.1.2. Hari Pangan Sedunia (HPS) 2019 .................................................. 60

4.1.3. World Soil Day ............................................................................. 62

4.2. Kerjasama Penelitian .................................................................... 64

4.2.1. Pengembangan Aplikasi dengan Start-Up PT. Mercy Indonesia ......... 64

4.2.2. Pengembangan Demfarm Pertanian Korporasi Bekerjasama

dengan Pemda Kabupaten Karawang dan TETO Taiwan .................. 67

4.2.3. Studi Kelayakan Teknis dan Tata Kelola Air Perkebunan Sawit

PT. Borneo Indah Tani, Kalimantan Selatan .................................... 69

4.2.4. SID untuk Penanganan Banjir dan Kekeringan di Perkebunan

Sawit PT. Persada Dinamika Lestari, Kalimantan Selatan ................. 72

4.2.5. Pengembangan Hidroponik Sayuran Tenaga Surya Mendukung

Ketahanan Pangan Keluarga Bekerjasama dengan SMAN 7

Bogor .......................................................................................... 74

Page 7: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi v

4.2.6. Pengembangan KATAM-BUN Bekerja Sama dengan Direktorat

Jendral Perkebunan Kementerian Pertanian .................................... 76

V. MANAJEMEN PENELITIAN ..................................................................... 79

5.1. Pengelolaan Keuangan dan Perlengkapan Litbang Sumberdaya

Lahan Pertanian ........................................................................... 79

5.2. Manajemen Kepegawaian dan Kelembagaan Litbang

Sumberdaya Lahan Pertanian ........................................................ 81

5.3. Koordinasi, Bimbingan, dan Dukungan UPSUS, Komoditas

Strategis, TSP, TTP dan Bio-Industri ............................................. 83

5.4. Monitoring, Evaluasi, Pelaporan dan SPI Litbang Sumberdaya

Lahan Pertanian ........................................................................... 90

5.5. Pengelolaan, Operasional dan Pemeliharaan Laboratorium dan

Kebun Percobaan ......................................................................... 98

VI. PROFIL BALAI PENELITIAN AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI .................. 103

6.1. Struktur Organisasi .................................................................... 103

6.2. Sumber daya Manusia ................................................................ 103

6.3. Sarana dan Prasarana Penelitian ................................................. 113

6.4. Anggaran ....................................................................... ............ 114

6.4.1. Anggaran Penelitian (DIPA, Kerjasama Penelitian) ........................ 114

6.4.2. Laporan Realisasi Pendapatan (PNBP) .......................................... 114

Page 8: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

vi LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pemanfaatan informasi standing crop Oktober 2019 untuk

menduga luas panen dan produksi beras pada November,

Desember 2019 dan Januari 2020 ....................................................... 7

Tabel 2. Parameter Klasifikasi ........................................................................ 11

Tabel 3. Hasil Panen Kegiatan Opal 2019 ........................................................ 23

Tabel 4. Hasil jagung pipilan kering per ha, Superimpose di Desa

Tambirejo ....................................................................................... 40

Tabel 5. Hasil pipilan kering jagung per ha pada lahan kering di Desa

Tanjungharjo ................................................................................... 41

Tabel 6. Luas plot percobaan dan teknik irigasi pada Demfarm Sistem

Irigasi Tanaman Hortikultura di Desa Akar-akar, Kecamatan

Bayan, Kabupaten Lombok Utara ...................................................... 45

Tabel 7. Luas wilayah pengembangan pdi gogo di pulau Sumatera

berbasis sumber daya iklim dan air (infrastruktur panen air) ............... 48

Tabel 8. Luas wilayah pengembangan pdi gogo di pulau Kalimantan

berbasis sumber daya iklim dan air (infrastruktur panen air) ............... 49

Tabel 9. Laporan Realisasi Anggaran untuk Periode yang Berakhir 31

Desember 2019 dan 2018 (SAIBA) ................................................... 80

Tabel 10. Kenaikan Pangkat Pegawai Sampai dengan AkhirTahun 2019 .............. 81

Tabel 11. Perubahan Pemangku Jabatan s/d Akhir Tahun 2018 .......................... 82

Tabel 12. Lokasi SID Optimasi Lahan Rawa yang akan dilakukan pada

tahun 2018 dan 2019 ....................................................................... 85

Tabel 13. Potensi Tanam Padi Bulan Agustus 2019 Kabupaten Cilacap ................ 86

Tabel 14. Rencana Kegiatan TA. 2020 .............................................................. 91

Tabel 15. Realisasi anggaran Balitklimat tahun 2019 menurut jenis belanja ......... 92

Tabel 16. Anggaran Balitklimat tahun 2019 menurut output kegiatan (Revisi

2 POK DIPA 02 ................................................................................ 92

Tabel 17. Realisasi fisik dan keuangan tahun 2019 ............................................ 94

Tabel 18. Rincian tenaga berdasarkan jabatan fungsional non peneliti s/d

Desember 2019 ............................................................................. 105

Tabel 19. Rincian tenaga berdasarkan jabatan fungsional peneliti ..................... 106

Page 9: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi vii

Tabel 20. Jumlah pegawai yang sedang melaksanakan pendidikan tahun

2019 ............................................................................................. 106

Tabel 21. Jumlah pegawai berdasarkan golongan dan pendidikan Tahun

2019 ............................................................................................. 106

Tabel 22. Jumlah pegawai berdasarkan golongan dan pendidikan Tahun

2019 ............................................................................................. 106

Tabel 23. Daftar Nominatif Pegawai Balitklimat 31 Desember 2019 ................... 107

Tabel 24. Alat Transportasi ............................................................................ 114

Tabel 25. Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan ....................................... 115

Page 10: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

viii LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Tampilan Standing Crop Sentinel 2 di website KATAM ........................ 6

Gambar 2. Tampilan Standing Crop Sentinel 2 di aplikasi android ..................... 6

Gambar 3. Diagram alir tahapan pelaksanaan pemutakhiran peta sumber

daya agroklimat ........................................................................... 10

Gambar 4. Narasumber, undangan, dan peserta workshop 2 Pemutakhiran

Peta Sumber Daya Agroklimat ....................................................... 10

Gambar 5. Peta Sumber daya Agroklimat Indonesia ......................................... 12

Gambar 6. (a). Tampilan menu Akuisisi Citra Google Earth dari perangkat

lunak LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat

dan Hidrologi Universal Map Downloader, (b) Citra Google

Earth Lokasi D.I.R Jejangkit hasil unduha ....................................... 14

Gambar 7. Deliniasi infrastruktur DIR pada Citra Google Earth berdasarkan

interprertasi citra satelit serta informasi dari peta Digital RBI

dan layout DIR .......................................................................... 14

Gambar 8. Pesawat Tanpa Awak Tipe Farm Mapper UAV ................................ 15

Gambar 9. Hasil identifikasi saluran irigasi menggunakan smartphone yang

diperlengkapi perangkat lunak Avenza Map .................................. 16

Gambar 10. Pengukuran profil melintang saluran sekunder Jejangkit

menggunakan Total Station ........................................................ 16

Gambar 11. Embung geomembrane untuk pertanian ....................................... 19

Gambar 12. Rotating sprinkler irrigation (a) dan mini big gun irrigation (b) ........ 20

Gambar 13. End house dripper irrigation (a) dan irigasi tetes (b) ..................... 21

Gambar 14. Persiapan benih kangkung, pakcoy dan bayam merah ................... 22

Gambar 15. Penanaman ................................................................................ 22

Gambar 16. Pemeliharaan ............................................................................. 23

Gambar 17. Panen ........................................................................................ 23

Gambar 18. Dinamika Elevasi Muka Air Sungai dan Lahan pada Tipologi

Rawa Lebak Desa Tanjung Alai, Kecamapan SP. Padang, Ogan

Komering Ilir, Sumsel .................................................................. 25

Gambar 19. Kalibrasi Model Debit DAS Ogan Menurut Aplikasi Model GR2M ....... 26

Gambar 20. Produktivitas tanaman padi di Subang .......................................... 27

Gambar 21. Bimtek Purwokerto Pada Tanggaal 12 Maret 2019 ......................... 27

Page 11: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi ix

Gambar 22. Bimtek Manado Pada Tanggal 25 April 2019 ................................. 28

Gambar 23. Bimtek Papua Barat pada tanggal 30 Juli 2019 .............................. 28

Gambar 24. Prediksi risiko kekeringan tanaman padi bulan Maret 2020 di

Provinsi Bali dan Kalimatan Selatan ............................................. 29

Gambar 25. Pelaksanaan Forum Diskusi Iklim menghadapi MH2019/2020,

Balitklimat tanggal 20 Agustus 2019 ........................................... 30

Gambar 26. Acara pelaksanaan bimtek di Kabupaten Sorong, Papua Barat ........ 30

Gambar 27. Key Area keragaman Iklim Indonesia untuk Indeks Nino 3.4

pada kondisi El-Nino .................................................................. 33

Gambar 28. Key Area keragaman Iklim Indonesia untuk Indeks Nino 3.4

pada kondisi La-Nina .................................................................. 33

Gambar 29. Key Area keragaman Iklim Indonesia pada kondisi El-Nino ............. 34

Gambar 30. Key Area keragaman Iklim Indonesia pada kondisi La-Nina ............ 34

Gambar 31. Cover Atlas Wilayah Kunci Indikator Pengaruh Iklim Ekstrem di

Indonesia untuk Sektor Pertanian ............................................... 35

Gambar 32. Bimbingan teknis pemanfaatan informasi iklim untuk pertanian

di Purwokerto 12 Maret 2019 (atas), Manado 25 April 2019

(tengah) dan Sorong 30 Juli 2019 (bawah) .................................. 35

Gambar 33. Tampilan utama prototipe Sistem Informasi Sumberdaya Air

Nasional berbasis web ................................................................ 38

Gambar 34. Tampilan menu pilihan kecamatan dalam prototipe Sistem

Informasi Sumberdaya Air Nasional berbasis web ......................... 38

Gambar 35. Detail infromasi sisda per kecamatan dalam prototipe Sistem

Informasi Sumberdaya Air Nasional berbasis web ........................ 38

Gambar 36. Desain jaringan irigasi untuk Lahan Sawah Tadah Hujan di

Grobogan .................................................................................. 39

Gambar 37. Desain jaringan irigasi untuk Lahan Kering di Grobogan ................. 40

Gambar 38. Desain demplot Irigasi Tetes terintegrasi Sistem Irigasi Sumur

Air Tanah Dalam di Desa Akar-akar, Kecamantan Bayan,

Lombok Utara ........................................................................... 44

Gambar 39. Peta potensi wilayah pengembangan padi gogo di Pulau

Sumatera berbasis sumber daya air dan iklim ............................... 47

Gambar 40. Peta potensi wilayah pengembangan padi gogo di Pulau

Kalimantan berbasis sumber daya air dan iklim ............................ 48

Page 12: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

x LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

Gambar 41. Periode Surplus-Defisit Air Bulanan di Kecamatan Tanjung

Bintang, Lampung Selatan .......................................................... 49

Gambar 42. Aplikasi teknik penyiraman hosespray/kabut (kiri),

furriw/genangan (tengah), dan springkler/curah (kanan) Desa

Trimulyo, Kecamatan Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung

Selatan ..................................................................................... 50

Gambar 43. Berat gabah kering padi pada teknik irigasi curah (sprinkler),

kabut (sprayhose), genangan (furrow) di bawah naungan

sengon dan karet di desa Trimulyo, kecamatan Tanjung

Bintang, kabupaten Lampung Selatan (B1, B2, B3, sengon; T1

Karet; T2, T3, sengon) ................................................................ 50

Gambar 44. Berat pipilan kering jagung pada teknik irigasi curah

(sprinkler), kabut (sprayhose), genangan (furrow) di bawah

naungan sengon dan karet di desa Trimulyo, kecamatan

Tanjung Bintang, kabupaten Lampung Selatan (B1, B2, B3,

sengon; T1 Karet; T2, T3, sengon) ............................................. 51

Gambar 45. Peta desain optimalisasi tata kelola air lahan superimpose

demfarm SERASI di Desa Telang Rejo, Banyuasin, Sumatera

Selatan .................................................................................... 55

Gambar 46. Peta desain optimalisasi tata kelola air irigasi di demfarm

SERASI Jejangkit, Banyuasin, Kalimantan Selatan ........................ 55

Gambar 47. Hasil analisis banjir menggunakan HEC RAS dengan 3 debit

asumsi. Lingkaran biru pada data geometri sungai adalah titik

profil melintang sungai yang ditampilkan, merupakan titik inlet

ke demfarm Jejangki .................................................................. 56

Gambar 48. Kegiatan diseminasi teknologi dan hasil penelitian Balai

Agroklimat dan Hidrologi dalam acara Festival Iklim di

Kementerian LingkunganHidup dan Kehutanan ............................. 59

Gambar 49. Embung geomembrane (a) dan sumur dalam (b) .......................... 62

Gambar 50. Torent penampung air kapasitas 2200 liter (a) dan control

panel irigasi otomatis berbasis android (b) ................................... 62

Gambar 51. Bimbingan teknis Iklim dalam rangka World Soil Day ..................... 63

Gambar 52. Sekolah lapang Iklim dalam rangka World Soil Day ........................ 64

Page 13: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi xi

Gambar 53. Aplikasi PETANI pada android; (a) ikon aplikasi, (b) halaman

muka ........................................................................................ 66

Gambar 54. Penampilan kandungan informasi Katam Terpadu pada aplikasi

PETANI ...................................................................................... 66

Gambar 55. Peta sebaran micro dam pada lahan demfarm pertanian

korporasi .................................................................................. 67

Gambar 56. Empat buat micro dam sebagai fasilitas penyedia air long

storage pada musim kemarau untuk kebutuhan demfarm padi

1000 hektar .............................................................................. 68

Gambar 57. Contoh box bagi dan pintu airnya pada lahan demfarm

pertanian korporasi .................................................................... 68

Gambar 58. Luas Genangan Banjir Maksimum Lokasi PT. BIT berdsarkan

hasil simulasi .............................................................................. 70

Gambar 59. Persiapan terbang drone tipe Fixed Wing di kebun Sawit PT

BIT, Kalsel ................................................................................ 71

Gambar 60. Contoh simulasi sebaran banjir di perkebunan Sawit PT PDL .......... 73

Gambar 61. Pembuatan sumur PVC diameter 6” pada lahan terkompaksi

(kiri) dalam rangka pengamatan aliran air bawah tanah tanah

................................................................................................. 73

Gambar 62. kegiatan workshop pembuatan perangkat OPAL ............................ 76

Gambar 63. Kebutuhan Air Tanaman Kakao untuk tanam pada bulan April

di Provinsi Aceh ......................................................................... 78

Gambar 64. Sertifikat ISO 9001-2015 ............................................................. 83

Gambar 65. Workshop SID di propinsi Sumsel: Pemaparan Hasil Survei dan

SID .......................................................................................... 85

Gambar 66. Suasana acara Rakor di kabupetan Cilacap ................................... 87

Gambar 67. Informasi Prediksi Iklim (Curah Hujan) untuk Upsus Pajale

Jawa Tengah ............................................................................ 88

Gambar 68. Bantuan pompa aksial Balitklimat untuk peningkatan LTT di

kabupaten Cilacap dan Kebumen ............................................... 88

Gambar 69. Uji coba pompa aksial (low lift pump) dan operasi di

Gandrungmangu, Cilacap .......................................................... 89

Gambar 70. Pengamatan dan pencatatan data stasiun AWS Cimel

Sukamandi .............................................................................. 100

Page 14: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

xii LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

Gambar 71. Rumah kassa dan tanaman di halaman belakang Balitklimat .......... 102

Gambar 72. Display CCTV di Jawa barat Kabupaten Sukabumi dan Cianjur

(http://katam.litbang.pertanian.go.id/display_cctv.aspx?id_dis

play_cctv=1) .......................................................................... 102

Gambar 73. Struktur Organisasi Balitklimat .................................................. 103

Page 15: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi xiii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Dalam upaya mendukung visi dan misi Presiden RI bersama Kabinet

Indonesia Maju, Kementerian Pertanian memiliki tugas utama dalam

menyediakan pangan yang cukup bagi 267 juta rakyat Indonesia. Oleh karena itu

program utama Kementerian Pertanian harus diarahkan pada upaya kedaulatan

pangan, peningkatan produk pertanian berorientasi ekspor dan kesejahteraan

petani menuju pertanian yang maju, mandiri dan modern. Sejalan dengan hal

tersebut, Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi dituntut untuk berperan aktif

dalam penyediaan teknologi maju dan modern sehingga menghasilkan

pembangunan pertanian yang efektif dan efisien. Di sisi lain, adanya tantangan

perubahan iklim dan iklim ekstrim menyebabkan pergeseran musim dan pola

tanam serta gangguan hama dan penyakit karena kenaikan suhu bumi yang

dapat mengganggu produksi pangan bagi petani. Sesuai tupoksinya, Balai

Penelitian Agroklimat dan Hidrologi (Balitklimat) telah melaksanakan kegiatan

penelitian dalam optimalisasi sumberdaya iklim dan air untuk memaksimalkan

produksi tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan.

Pada tahun 2019, Balitklimat telah menghasilkan 5 (lima) teknologi

unggulan mendukung program utama Kementerian Pertanian, antara lain: (1)

Pengembangan Sistem Informasi Kalender Tanam Standing Crop (SIKATAM SC)

Sentinel-2 untuk estimasi produksi padi; (2) Pemutakhiran Peta Sumberdaya

Agroklimat Indonesia Skala 1:500.00 untuk memberikan arahan budidaya

tanaman pangan yang sesuai lokasi; (3) Teknologi dan Metode Survei Investigasi

dan Desain (SID) untuk Optimalisasi Produksi dan Pengembangan Pertanian

Lahan Rawa; (4) Teknologi Panen dan Hemat Air Irigasi Berbasis Android di Era

Pertanian 4.0 untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan

sumberdaya air untuk pertanian; serta (5) Pengembangan Hidroponik Sayuran

dengan Tenaga Surya untuk mendukung Ketahanan Pangan Keluarga.

Untuk mencapai sistem usahatani yang rendah risiko iklim, perlu

dilakukan perencanaan praktek budidaya yang sudah memperhitungkan kondisi

iklim pada musin tanam yang akan datang. Balitklimat telah mengembangkan

dan meyediakan informasi iklim untuk pertanian berupa prediksi curah hujan dan

karakteristiknya hingga 6 bulan mendatang. Selanjutnya informasi tersebut

dikembangkan menjadi prediksi dampak yaitu prediksi risiko kekeringan tanaman

Page 16: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

xiv LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

padi. SI KATAM Terpadu menyediakan informasi prediksi waktu tanam padi,

jagung dan kedelai, rekomendasi pupuk, rekomendasi varietas, status alsintan,

pakan ternak, risiko banjir, kekeringan dan OPT. Informasi ini akan diperbaharui

dua kali setahun, yaitu Musim Hujan dan Musim Kemarau. Untuk melakukan

identifikasi wilayah-wilayah yang rentan terhadap kejadian iklim ekstrim dikaji

wilayah kunci (key area) sebagai indikatornya. Hubungan indikator global dengan

anomali curah hujan yang signifikan digunakan untuk mengetahui wilayah yang

rentan dan sensitif terhadap perubahan maupun kejadian iklim ekstrim.

Pemanfaatan air hujan yang ditampung dalam embung, dam parit dan

long storage seharusnya diikuti dengan aplikasi pemanfaatan irigasi hemat air

untuk meningkatkan indeks pertanaman yang pada gilirannya meningkatkan

produksi pangan. Teknologi panen air berupa pembuatan dan pemanfaatan

bangunan penampung air di musim hujan seperti: embung, dam parit, long

storage maupun pompa air yang sesuai dengan dikombinasikan dengan teknologi

hemat air berupa sarana/ peralatan distribusi air irigasi di lahan kering. Dalam uji

coba untuk tanaman pagi gogo di bawah tegakan tanaman tahunan telah

diperoleh model yang cukup handal dan potensi untuk direplikasi di kawasan

lahan sejenis di lokasi lain. Untuk komoditas hortikultura, sistem irigasi hemat air,

hemat energi dan ramah lingkungan juga telah menghasilkan rekomendasi dan

paket sesuai kondisi spesifik lokasi setempat. Selain itu, untuk memperkuat

teknologi pengelolaan lahan air di lahan pasang surut dalam penyusunan SID,

pengukuran dan analisis komponen tinggi muka air, keasaman air dan

salinitasnya untuk periode waktu yang panjang telah dihasilkan informasi

karakteristik hodrologis lahan rawa pasang surut yang memadai. Hal ini penting

karena diperlukan untuk merencanakan dan merancang desain sarana

pengelolaan air yang tepat dan sesuai, seperti: pintu air, saluran irigasi/ drainasi

serta pompa air yang dibutuhkan agar lahan rawa bisa ditanami sepanjang

tahun.

Kegiatan diseminasi hasil penelitian agroklimat dan hidrologi adalah untuk

mempublikasikan dan menyebarluaskan hasil-hasil penelitian bidang agroklimat

dan hidrologi agar dimanfaatkan sebaik-baiknya dan sebanyak-banyaknya oleh

masyarakat pengguna, dalam beberapa bentuk seperti penerbitan publikasi

tercetak, yaitu: (i) Buletin hasil penelitian agroklimat dan hidrologi; (ii) Info

Agroklimat dan Hidrologi; (iii) Laporan Tahunan; (iv) Petunjuk Teknis; (v)

Page 17: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi xv

Seminar Rutin Bulanan; serta (vi) Partisipasi kegiatan pameran di kegiatan Hari

Pangan Sedunia di Sulawesi Tenggara, Festival Iklim dan World Soil Day di

Cimanggu, Bogor.

Publikasi merupakan salah satu bentuk diseminasi hasil penelitian

Balitklimat dan pada tahun 2019 ini telah diterbitkan antara lain: Buletin Hasil

Penelitian Agroklimat dan Hidrologi sebanyak 2 kali; Info Agroklimat dan

Hidrologi terbit sebanyak 6 edisi. Pada tahun 2019 juga telah diterbitkan leaflet

SI KATAM Terpadu, Petunjuk Teknis Penggunaan Alat Laboratorium, dan

Pembuatan Draft Website Baru Balitklimat.

Kerjasama merupakan salah satu upaya diseminasi dan peningkatan

kinerja Balitklimat agar lebih berdaya guna dan lebih manfaat bagi pengguna

pada umumnya. Pada tahun 2019, terdapat beberapa kerjasama dengan

berbagai jenis kegiatan yang dapat menguntungkan kedua belah pihak dan

kemajuan teknologi pertanian di Indonesia. Kerjasama untuk pengembangan

teknologi yang sudah dihasilkan oleh Baltiklimat, dilanjutkan pengembangan oleh

swasta seperti: pengembangan aplikasi SI KATAM Terpadu Android oleh Start-Up

PT. Mercy Corps Indonesia dan selanjutnya kerjasama pemanfaatan teknologi

Balitklimat juga telah dilakukan dengan baik, seperti: pengembangan long

storage pada Demfarm Karawang; penerapan teknologi panen-hemat air di tiga

propinsi; pengembangan desain pengelolaan air air di lahan kelapa sawit dengan

swasta serta pengembangan hidroponik sayuran menggunakan tenaga surya

mendukung ketahanan pangan keluarga.

Page 18: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 1

I. PENDAHULUAN

Pembangunan pertanian dalam lima tahun ke depan berlandaskan pada Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) ketiga (2015- 2019), dimana

berdasarkan rincian dari Sembilan Agenda Prioritas (Nawa Cita), maka agenda

prioritas di bidang pertanian terdiri dari dua hal, yaitu Peningkatan Agroindustri,

dan Peningkatan Kedaulatan Pangan. Arah kebijakan dan strategi litbang ke

depan disusun dengan mempertimbangkan agenda prioritas di bidang Pertanian

2015–2019 melalui peningkatan penguasaan dan pengembangan IPTEK yang

inovatif, efisien, dan efektif dengan mengedepankan kaidah ilmiah dan

berkontribusi terhadap perkembangan IPTEK dalam mewujudkan pertanian

modern.

Prioritas Kebijakan Pengembangan Balitbangtan ke depan dalam 5 tahun

ke depan adalah 1. Upaya optimalisasi pemanfaatan lahan sub-optimal dan

mendorong diversifikasi pangan untuk mengantisipasi pengembangan kelas

menengah dengan pola konsumsi yang berbeda, 2. Mendorong pengembangan

dan penerapan advance technology untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas

pemanfaatan sumberdaya pertanian, 3. Mendorong terciptanya suasana

keilmuan dan kehidupan ilmiah yang kondusif untuk mengoptimalkan

sumberdaya manusia dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan serta

diseminasi hasil penelitian, 4. Meningkatkan kerjasama dan sinergi yang saling

menguatkan antara UK/UPT di lingkup Balitbangtan dan antara Balitbangtan

dengan berbagai lembaga terkait di dalam dan luar negeri.

Penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan khususnya sumber daya

iklim dan air harus mampu mendukung Prioritas Kebijakan Pengembangan

Balitbangtan ke depan dalam 5 tahun ke depan melalui Perakitan teknologi

pengelolaan sumberdaya lahan, hara, iklim dan air. Hal ini didasarkan pada

kenyataan bahwa sumber daya iklim dan air merupakan faktor yang dapat

menunjang peningkatan ketersediaan dan pemanfaatan lahan, selain itu juga

menunjang peningkatan produktivitas pertanian. Dalam 5 tahun ke depan

Indikator Kinerja Utama Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi adalah (1)

Menghasilkan teknologi dan model pengelolaan sumber daya iklim dan air

terpadu mendukung pertanian bioindustri berkelanjutan; (2) Menghasilkan

Sistem Informasi Kalender Tanam Terpadu tanaman pangan lahan sawah di

Page 19: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

2 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

seluruh Indonesia; (3) Menghasilkan model numerik hidroklimatologis dan sistem

informasi sumberdaya iklim dan air, (4) Menghasilkan teknologi inovatif dan

adaptif untuk pengelolaan sumber daya iklim dan air, dan (5) Menghasilkan

bahan rujukan kebijakan terkait dengan sumber daya iklim dan air.

Dalam mencapai target prioritas pertanian, Dampak perubahan iklim

global terhadap sektor pertanian di Indonesia tidak dapat dihindari, baik berupa

bencana banjir, kekeringan dan ledakan Organisme Pengganggu Tanaman

(OPT). Dampak tersebut cenderung terus meningkat (frekuensi, intensitas, dan

distribusi kejadiannya), dan diperparah dengan kondisi Daerah Aliran Sungai

(DAS) yang semakin rusak dan menjadi kritis akibat alih fungsi lahan yang tidak

terkendali. Dampak perubahan iklim global tidak hanya terjadi pada

keseimbangan hidrologis (masukan dan kehilangan air) pada suatu daerah

tangkapan hujan atau DAS, tetapi juga berpengaruh pada sistem usaha tani,

terkait dengan ketersediaan air dan masa tanam. Perubahan iklim global telah

menyebabkan meningkatnya frekuensi kejadian iklim ekstrim (basah dan kering)

yang sulit diprediksi

Dalam upaya optimalisasi pemanfaatan sumberdaya iklim dan air untuk

mengantisipasi kelangkaan air dan perubahan iklim, Balai Penelitian Agroklimat

dan Hidrologi memfokuskan kegiatan sesuai dengan Indikator Kinerja Utama

tahun 2015-2019 sebagai berikut: (1) Menghasilkan teknologi dan model

pengelolaan sumber daya iklim dan air terpadu mendukung pertanian bioindustri

berkelanjutan; (2) Menghasilkan Sistem Informasi Kalender Tanam Terpadu

tanaman pangan lahan sawah di seluruh Indonesia; (3) Menghasilkan model

numerik hidroklimatologis dan sistem informasi sumberdaya iklim dan air, (4)

Menghasilkan teknologi inovatif dan adaptif untuk pengelolaan sumber daya iklim

dan air, dan (5) Menghasilkan bahan rujukan kebijakan terkait dengan sumber

daya iklim dan air.

Dalam upaya optimalisasi pemanfaatan sumberdaya iklim dan air untuk

mengantisipasi kelangkaan air dan perubahan iklim, Balai Penelitian Agroklimat

dan Hidrologi memfokuskan kegiatan penelitian guna menghasilkan data,

informasi, dan teknologi pengelolaan iklim dan air yang dapat diaplikasikan di

lapangan sesuai Rencana Strategis Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

Tahun 2015–2019.

Page 20: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 3

Pada tahun 2019 sebagian besar merupakan lanjutan dan pengembangan

dari penelitian tahun-tahun sebelumnya, sebagai bagian dari penelitian jangka

panjang penelitian dan pengembangan sistem informasi dan pengelolaan sumber

daya iklim dan air dengan penelitian Unggulan sebagai berikut :

1. Pengembangan SIKATAM SC Sentinel-2 untuk Estimasi Produksi Padi

2. Pemutakhiran Peta Sumberdaya Agroklimat Indonesia Skala 1:500.000

3. Metode Survey Investigasi Desain (SID) untuk Pengembangan Lahan

Rawa

4. Teknologi Panen dan Hemat Air Irigasi Berbasis Android di Era Pertanian

4.0

5. Budidaya Sayur Hidroponik Berbasis Surya Dalam Pelaksanaan Obor

Pangan Lestari

Pada tahun 2019 terdapat 7 RPTP yaitu tiga bidang Agroklimat dan 4

bidang hidrologi sebagai berikut :

Bidang Penelitian Agroklimat

1. Pemutakhiran Sistem Informasi Katam Terpadu Mendukung Peningkatan

Produksi Pangan Menghadapi Keragaman dan Perubahan Iklim

2. Penelitian dan Pengembangan Sistem Informasi Pengelolaan Risiko

Keragaman Iklim dan Iklim Ekstrim Mendukung Program Strategis

Kementerian Pertanian

3. Pengembangan Key Area Keragaman Iklim Indonesia dan Dampaknya

Pada Produksi Pertanian untuk Mendukung Ketahanan Pangan

Berkelanjutan

Bidang Penelitian Hidrologi

1. Model Pengelolaan Air Terpadu untuk Meningkatkan Indeks Pertanaman

Tanaman Pangan dan Produksi Pertanian

2. Penelitian dan Pengembangan Sistem Irigasi Moderen untuk

Meningkatkan Produksi Hortikultura yang Hemat Air, Hemat Energi dan

Ramah Lingkungan

3. Desain dan Pengembangan Teknologi Pemanfaatan Sumber Daya Air

untuk Meningkatkan Produktivitas Tanaman Padi Gogo dan Palawija di

Bawah Tegakan Tanaman Tahunan

Page 21: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

4 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

4. Pengelolaan Lahan dan Air Menurut Karakteristik Hidrologis Rawa Pasang

Surut

Selain kegiatan yang dibiayai DIPA juga beberapa kegiatan kerjasama

dengan berbagai pihak baik pemerintah maupun swasta yaitu Pengembangan

Aplikasi dengan Start-Up PT. Mercy Corps Indonesia, 2) Pengembangan

Demfarm Pertanian Korporasi Bekerjasama dengan Pemda Kabupaten Karawang

dan TETO Taiwan, 3) Studi Kelayakan Teknis dan Tata Kelola Air Perkebunan

Sawit PT. Borneo Indo Tani, Kalimantan Selatan dengan PT BRI AGRO Tbk, 4)

SID untuk Penanganan Banjir dan Kekeringan di Perkebunan Sawit PT. Persada

Dinamika Lestari, Kalimantan Selatan dengan PT PT ASTRA AGROLESTARI TBK,

5) Pengembangan Hidroponik Sayuran Tenaga Surya Mendukung Ketahanan

Pangan Keluarga Bekerjasama dengan SMAN 7 Bogor, 6) Pengembangan

KATAM-BUN Bekerja Sama dengan Direktorat Jendral Perkebunan Kementerian

Pertanian.

Pada tahun anggaran 2019, Balai Penelitian Agroklimat dan Hidologi telah

melakukan kegiatan diseminasi teknologi hasil penelitian yang telah dihasilkan.

Diseminasi dan penyebaran hasil hasil penelitian tersebut dikemas dalam

berbagai bentuk penerbitan publikasi ilmiah semi popular seperti: Laporan

Tahunan Balai, Buletin Hasil Penelitian Agroklimat dan Hidrologi, Info Agroklimat

dan Hidrologi, Petunjuk Teknis, dan Leafet, Pameran dan Bimbingan Teknis

(Bimtek). Publikasi tercetak berupa tulisan ilmiah populer atau laporan hasil

penelitian yang merupakan media yang efektif untuk penyebarluasan informasi

hasil. Oleh sebab itu, Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi dituntut untuk

senantiasa mengembangkan cara penyajian dan teknik penulisan seiring dengan

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan pengguna. Pameran

yang diikuti adalah Simposium VIII dan Kongres VII Perhimpi, serta saat Hari

Pangan Sedunia, dan Pameran Festival Iklim. Sedangkan Bimtek terkait teknologi

Agrklimat dan Hidrologi disampaikan pada acara World Soil Day.

Page 22: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 5

II. TEKNOLOGI UNGGULAN

2.1. Pengembangan SI KATAM SC Sentinel-2 untuk Estimasi

Produksi Padi

Informasi standing crop tanaman padi merupakan salah satu informasi yang bisa

diakses di dalam SI KATAM Terpadu. Informasi ini menyajikan gambaran real

time fase pertumbuhan di lapangan yang diterjemahkan melalui data satelit.

Saat ini terdapat data satelit Sentinel-2 dengan resolusi 10m X 10m frekwensi 5-

harian. Data citra tersebut sangat potensial diterjemahkan menjadi informasi

standing crop dengan resolusi lebih tinggi, hingga level desa di seluruh

Indonesia.

Fase Standing Crop dengan Sentinel-2, klasifikasi fase tegakan padi di

lahan sawah meliputi 4 fase (berdasarkan klasifikasi IRRI) yaitu: a. Fase

Penggenangan/Vegetatif (0-45 hari setelah tanam); b. Fase Generatif (45-90 hari

setelah tanam); c. Fase Pematangan (91-110 hari setelah tanam); dan e. Fase

Bera

Verifikasi yang telah dilakukan mencakup 8 Provinsi, yaitu Provinsi

Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Sumatera

Barat, Kalimatan Selatan dan Sulawesi Selatan dengan persentase rata-rata

sebesar 83,715%.

Sistem Informasi (SI) KATAM Standing Crop Sentinel 2 terdiri dari 2 jenis,

yaitu:

1. Prototipe SI berbasis Website

Standing Crop yang berbasis website terintegrasi dengan website utama

Kalender Tanam Terpadu (KATAM) yang bisa di akses melalui halaman

http://katam.litbang.pertanian.go.id/main.aspx. Informasi standing crop yang

ditampilkan pada website adalah luas masing-masing fase standing crop, yaitu

fase bera, fase air, fase vegetatif, fase generatif dan fase pemasakan serta luas

tutupan awan dalam satuan hektar dan persentase. Selain itu terdapat juga

informasi luas prediksi panen padi tiga bulan kedepan. Informasi-informasi

tersebut sudah sampai level desa untuk seluruh provinsi di Indonesia dalam

bentuk spasial dan tabular (Gambar 1).

Page 23: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

6 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

Gambar 1. Tampilan Standing Crop Sentinel 2 di website SI KATAM TERPADU

2. Prototipe Berbasis Aplikasi Android

Standing crop juga dikembangkan berbasis aplikasi android yang bisa

diunduh di Play Store:

https://play.google.com/store/apps/details?id=com.litbang.googlemapsretrofit

Informasi standing crop yang ditampilkan di aplikasi android juga sama

dengan yang ditampilkan di website dengan informasi yang sama hingga level

kecamatan. informasi diperoleh dengan mengetik langsung nama kecamatan

untuk level kecamatan, ketik nama kabupaten untuk level kabupaten dan ketik

provinsi untuk level provinsi (Gambar 2).

Gambar 2. Tampilan Standing Crop Sentinel 2 di aplikasi android

Page 24: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 7

Informasi standing crop Sentinel-2 menyajikan data luasan tanaman padi

pada berbagai fase pertumbuhan. Karena setiap fase pertumbuhan disertai

informasi umum untuk umur pertanaman padi, maka dapat diperkirakan kapan

tanaman padi pada setiap fase akan mencapai umur panen. Dengan demikian

dapat diperkirakan pula seberapa luas potensi tanaman padi yang akan dipanen

pada beberapa bulan ke depan.

Pada Tabel 1 disajikan contoh hasil analisis prediksi luas panen padi pada

bulan November, Desember 2019 dan Januari 2020 berdasarkan informasi

standing crop bulan Oktober 2019 di 6 provinsi di Jawa-Bali. Hasil prediksi luas

panen ini kemudian dikalikan dengan rata-rata produktivitas masing-masing

provinsi, faktor penyusutan, dan faktor konversi padi menjadi beras, kemudian

menghasilkan prediksi produksi beras bulan November, Desember 2019 dan

Januari 2020.

Tabel 1. Pemanfaatan informasi standing crop Oktober 2019 untuk menduga luas panen dan produksi beras pada November, Desember 2019 dan Januari 2020

Sistem Informasi Katam SC yang menampilkan luasan dari masing-

masing fase pertumbuhan tanaman padi di lahan seluruh Indonesia harus

memiliki ruang lingkup (cakupan) dengan Luas Baku Sawah (LBS) yang sudah

ditetapkan bersama oleh BPS, BIG, LAPAN dan Kementan seluas 7,4 juta hektar

yang akan terbagi ke dalam masing-masing level propinsi, kabupaten, kecamatan

hingga tingkat desa dengan mengacu pada peta administrasi terbaru (BIG,

2019). Selain itu, informasi standing crop ini dapat digunakan untuk prediksi

potensi luasan padi dalam 3 bulan ke depan dan menprediksi produksi beras

yang akan dihasilkan untuk suatu wilayah. Sinkronisasi data luas baku sawah

dengan luas cakupan sawah dalam SI Katam Standing Crop ini harus selalu

Page 25: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

8 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

dilakukan agar akurasi pengukuran luasan tegakan padi di lahan seluruh

Indonesia menjadi lebih presisi dan akurat.

Saran dan tindak lanjut terkait hasil-hasil Penelitian SI Katam Standing

Crop yang sedang dikembangkan di atas, antara lain 1. Akan diperkenalkan

perbaruan Metode Verifikasi dengan menggunakan Drone untuk cakupan

hamparan padi yang lebih luas, sehingga menimalisir error yang mungkin terjadi.

Hal ini juga penting untuk validasi hamparan sawah yang sudah dijangkau

dengan kendaraan (remote area); 2. Pemanfaatan lebih lanjut dari aplikasi SI

Katam Standing Crop adalah menghitung potensi luas panen dan luas tanam

tanaman padi, sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mendapatkan

asumsi yang benar dalam perhitungan produksi padi dan akurasi serta

mengidentifikasi kondisi bera maupun luas tanam padi yang sebenarnya di

lapangan sehingga akan memberikan kepastian penyiapan sarana pertanian di

suatu daerah agar lebih tepat.

2.2. Pemutakhiran Peta Sumberdaya Agroklimat Indonesia Skala

1:500.000

Indonesia adalah negara luas yang diapit oleh 2 benua (Asia dan Australia) dan 2

Samudra (Indonesia dan Pasifik) yang menjadikan Indonesia sebagai daerah

pertemuan dua sirkulasi udara global (Hadley dan Walker) yang sangat

mempengaruhi keragaman iklim Indonesia. Demikian juga bentuk kepulauan

dengan topografi yang beragam menyebabkan pengaruh lokal terhadap

keragamam iklim Indonesia. Unsur iklim dengan keragaman yang paling tinggi di

Indonesia adalah curah hujan dan diikuti dengan suhu udara. Luasnya wilayah

dan keragaman yang tinggi antar waktu dan wilayah menuntut perlunya

penyederhanaan dan pengelompokkan wilayah berdasarkan karakter iklim yang

sama melalui klasifikasi iklim. Klasifikasi iklim merupakan metode untuk

mengkelaskan/mengelompokan wilayah yang mempunyai karakter iklim yang

sama berdasarkan data rata-rata unsur iklim, antara lain curah hujan periode 30

tahun.

Klasifikasi iklim telah dilakukan orang sejak jaman dahulu, di Indonesia

klasifikasi iklim dilakukan pertama kali oleh Boerema (1926) berupa Peta

Wilayah Hujan untuk keperluan perhubungan dan pertanian. Schmidt-Ferguson

Page 26: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 9

(1951), Oldeman (1975) juga menyusun peta iklim Indonesia untuk pertanian.

Terakhir Balitklimat (2003) menyusun Atlas Sumber daya Iklim Pertanian

Indonesia skala 1:1.000.000 dengan melakukan pewilayahan curah hujan melalui

pengelompokan sejumlah stasiun curah hujan pada suatu wilayah berdasarkan

jumlah curah hujan tahunan, pola hujan dan jumlah curah hujan bulanan. Atlas

Sumber daya iklim Pertanian Indonesia membagi Indonesia menjadi 21

wilayah/pola, mulai I.A sampai VI.D., dimana I.A berarti curah hujan tahunan <

1000 mm dan pola hujan tunggal dengan curah hujan terendah Juli/Agustus dan

VI.D berarti curah hutan tahunan > 5.000 mm dan pola hujan tunggal dengan

curah hujan tertinggi pada Juli/Agustus.

Sejalan dengan terjadinya perubahan iklim yang menyebabkan perubahan

pola curah hujan di Indonesia diantaranya, (1) terdapat pengurangan curah

hujan tahunan di wilayah yang umumnya memiliki rata-rata curah hujan tahunan

tinggi, (2) terdapat peningkatan curah hujan bulanan pada puncak musim hujan

(MH) , disertai pengurangan curah hujan bulanan pada musim kemarau (MK)

hingga awal MH (BMKG, 2017), (3) di beberapa tempat terdapat perubahan pola

curah hujan akibat pengurangan dan penambahan curah hujan bulanan, (4)

terdapat perubahan tren AMK dan AMH yang mengakibatkan semakin pendek MK

dan semakin panjang MH di wilayah curah hujan tinggi, dan (5) wilayah-wilayah

sentra pangan umumnya mengalami pertambahan rata-rata curah hujan

tahunan, peningkatan curah hujan pada puncak musim hujan, dan penurunan

curah hujan pada MK, sekaligus mengalami perpanjangan durasi MK (Faqih,

2013). Untuk itu perlu dibuat Peta Sumberdaya Agroklimat menggunakan data

yang lebih lengkap dan terbaru sehingga dapat memberikan informasi sumber

daya agroklimat lebih baik, agar dapat memberikan dukungan dalam

pengembangan kawasan pertanian dan perencanaan budidaya yang lebih baik.

Tujuan kegiatan ini adalah : 1). Updating pengkayaan data iklim (curah

hujan), 2). Sistem Klasifikasi Baru yaitu Peta Sumberdaya Agroklimat Indonesia

untuk Perencanaan Pertanian, 3) Design format web Peta Sumberdaya

Agroklimat Indonesia dan 4) Atlas Sumberdaya Agroklimat Indonesia Skala

1:500.000 untuk Mendukung Perencanaan Pertanian. Tahapan yang dilakukan

untuk mencapai tujuan tersebut, adalah sebagai berikut :

Page 27: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

10 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

Gambar 3. Diagram alir tahapan pelaksanaan pemutakhiran peta sumber daya agroklimat

Workshop dilakukan untuk menggali informasi metodologi yang tepat dari

narasumber dari berbagai instansi (Perguruan Tinggi, Dinas Pertanian dan

Kementan), agar ada kesepakatan metodologi yang memenuhi syarat yang akan

digunakan.

Gambar 4. Narasumber, undangan, dan peserta workshop 2 Pemutakhiran Peta

Sumber Daya Agroklimat

Klasifikasi parameter yang digunakan untuk menyusun peta sumber daya

agroklimat yang utama adalah : curah hujan tahunan, jumlah bulan basah bulan

kering, dan ketinggian tempat dari atas permukaan laut. Klasifikasi ini

berkembang seiring waktu dan diskusi. Tabel berikut menunjukkan

perkembangan parameter dan kriteria yang digunakan untuk menyusun peta

sumber daya agroklimat.

Page 28: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 11

Tabel 2. Parameter Klasifikasi

Kebaruan dalam penyusunan peta sumber daya agroklimat adalah: 1.

data (periode data lebih baru (1981-2010), jumlah stasiun yang digunakan 4031

stasiun hujan, dilakukan pengendalian mutu data dan pengisian data kosong); 2.

metode klasifikasi menggunakan analisis geostatistik, dan dipilih metode co-

kriging dengan ketinggian yang merupakan korelasi terbaik dibandingkan kriging,

inverse distance weight, spline, dan co-kriging dengan data GPCC; 3. Informasi

yang dihasilkan : indeks pertanaman (IP), pola tanam tanaman pangan dan

semusim, kesesuaian dan alternatif pilihan komoditas berdasarkan ketinggian; 4.

informasi pilihan kelompok tanaman pangan, perkebunan, dan hortikultura.

Informasi Peta Sumberdaya Agroklimat meliputi :1) tipe agroklimat, 2)

potensi indeks pertanaman, 3) alternatif pola tanam, 4) alternatif pilihan

kelompok komoditas (tanaman pangan, perkebunan dan hortikultura). Indonesia

mempunyai potensi indeks pertanaman 1-3 per tahun untuk tanaman pangan

semusim dengan 18 Tipe Agroklimat dan 18 alternatif pola tanam, mulai dari

paling basah A.III.1 (CH Tahunan >2.500 mm, Jumlah BK berturut-turut < 3

bulan, dan Jumlah BB berturut-turut > 9 bulan, dengan alternatif pola tanam

padi-padi-padi)) sampai yang paling kering C.I. 4 (CH Tahunan <1.500 mm,

Jumlah BK berturut-turut > 7 bulan, Jumlah BB berturut-turut < 3 bulan, dengan

alternatif pola tanam palawija).

Page 29: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

12 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

Gambar 5. Peta Sumber daya Agroklimat Indonesia

Diseminasi Peta Sumber Daya Agroklimat agar mudah dan cepat diakses,

disajikan dalam bentuk Atlas Sumber Daya Agroklimat Skala 1 : 500.000 dan

informasi peta sumber daya agroklimat yang dapat dibuka/diakses di web:

http://informasi-sd-agroklimat.com/agroklimat.

2.3. Metode Survei Investigasi Desain (SID) untuk Pengembangan

Lahan Rawa

Pengembangan lahan rawa mutlak diperlukan sebagai kegiatan

mendukung rencana pengembangan lahan baru dan optimalisasi lahan rawa.

Kegiatan tersebut diawali dengan pelaksanaan Survei Investigasi dan Desain

(SID) yang dilaksanakan di tahun 2019 pada lahan seluas 100.000 ha di Provinsi

Jambi, Sumsel, Lampung, Kalsel, dan Sulsel untuk pengembangan lahan baru

serta SID pada lahan seluas 50.000 ha di Provinsi Sumsel dan Provinsi Kalsel.

SID diperlukan untuk mengkarakterisasi lahan dan air serta menyusun

desain dan rekomendasi pengelolaan lahan dan air sehingga perencanaan dan

desain serta implementasi kegiatan dapat dilakukan secara efektif, efisien dan

tepat sasaran.

Page 30: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 13

Tujuan penyusunan metode ini yaitu, untuk memberikan arah yang jelas

kepada semua pihak terkait, termasuk Lingkup Kementerian Pertanian di Provinsi

dan Kabupaten, Kementerian dan SKPD non pertanian tentang kegiatan SID

pengembangan dan optimalisasi lahan rawa. Sasaran kegiatan SID

Pengembangan dan Optimalisasi Lahan Rawa ialah tersedianya Basis Data dan

informasi spasial dan tabular Daerah Irigasi Rawa (DIR) serta lahan

pengembangan rawa. Empat sasaran utama kegiatan SID adalah tersedianya

informasi kondisi aktual infrastruktur, informasi karakteristik dan penggunaan

lahan, informasi karakteristik dinamika ketersediaan air, desain dan rekomendasi

pengelolaan lahan dan air DIR serta Lahan Pengembangan Rawa.

Tahap persiapan meliputi penentuan lokasi, studi pustaka, pengumpulan

dan pengadaan peta-peta dan citra satelit, serta pembuatan peta dasar.

Penentuan lokasi berdasarkan Daftar Daerah Irigasi Rawa menurut Kewenangan

Pusat (Luas > 3.000 ha).

Penyusunan Peta Digital Daerah Irigasi Rawa (DIR)

Peta digital DIR diperlukan dalam mengidentifikasi dan menginventarisasi

permasalahan kinerja DIR yang disebabkan akibat kerusakan dan penurunan

fungsi infrastruktur seperti pintu dan saluran. Peta digital DIR yang dihasilkan

disimpan dalam Smarphone berbasis Android yang sudah dilengkapi perangkat

lunak AVENZA map. Perangkat lunak ini mampu membaca file peta dalam format

pdf serta dapat mengindentifikasi posisi geografik titik yang diindentifikasi

dilapangan sekaligus memberi informasi posisi geografis foto infrastruktur yang

dimaksud.

Tahap awal penyusunan peta digital DIR adalah menetapkan lokasi yang

akan diidentifikasi berdasarkan informasi daftar nama DIR dan kewenangannya

menurut Permen PUPR No 14 Tahun 2015 tentang Kriteria dan Penetapan Status

Daerah Irigasi. Selanjutnya melakukan Akuisisi Citra Google Earth untuk DIR

terpilih menggunakan Perangkat Lunak Universal Map Downloader.

Page 31: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

14 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

Gambar 6. (a). Tampilan menu Akuisisi Citra Google Earth dari perangkat lunak

Universal Map Downloader, (b) Citra Google Earth Lokasi D.I.R Jejangkit hasil unduhan

Citra Google Earth hasil akuisisi selanjutnya dianalisis menggunakan

perangkat lunak ARC GIS. Analisis yang diperlukan meliputi delineasi layer peta

batas DIR, saluran primer/sekunder, jalan, dan lain lain berdasarkan interpretasi

peta digital RBI, citra Google Earth dan peta layout D.I.R dari BBWS/BWS.

Selanjutnya peta disimpan dalam format pdf yang dapat dibaca oleh perangkat

lunak AVENZA map yang diinstall dalam Smartphone.

Gambar 7. Delineasi infrastruktur DIR pada Citra Google Earth berdasarkan interprertasi citra satelit serta informasi dari peta Digital RBI dan layout DIR

Survey Karakteristik DIR

Aktivitas yang dilakukan dalam melaksanakan survey karakteristik DIR antara

lain:

Page 32: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 15

(1) Survei Foto Udara Menggunakan PTA/UAV

Penyusunan SID memerlukan citra foto udara terkini dengan skala detil.

Untuk maksud tersebut perlu dilakukan survei photo udara dengan menggunakan

Unmanned Aerial Vehicle (UAV) atau Pesawat Tanpa Awak (PTA) yang berfungsi

membawa kamera beresolusi tinggi untuk mengambil citra permukaan bumi

secara terprogram dengan menerapkan presisi.

Gambar 8. Pesawat Tanpa Awak Tipe Farm Mapper UAV

(2) Identifikasi Infrastruktur

Survei identifikasi infrastruktur bertujuan untuk mengidentifikasi

ketersediaan air serta kinerja DIR yang terkait dengan kondisi dan fungsi

infrastruktur (pintu air, saluran, pompa dan lain-lain). Ketersediaan air pada

DIR diidentifikasi dari hubungan dinamika elevasi muka air sungai dengan

dinamika elevasi muka air pada saluran dan pada lahan.

Kinerja DIR diidentifikasi berdasarkan kondisi infrastruktur. Kondisi

bangunan maupun saluran di lokasi demfarm dan sekitarnya di observasi

menggunakan alat bantu smartphone yang diperlengkapi perangkat lunak

AVENZA map. AVENZA map adalah perangkat lunak berbasis Android yang dapat

mengunduh peta lapangan dalam format pdf bergeoreferensi, serta menentukan

posisi geografis pengguna saat di lapangan dengan cara mengindikasikan titik

lokasi pada peta di dalam smartphone. Dengan memanfaatkan menu tracking

pada Avenza, saluran sekunder dan tersier dapat ditelusuri dan selanjutnya jalur

tesebut akan tercetak pada peta dasar hasil unduhan dari Google Earth di dalam

smartphone.

Page 33: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

16 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

Gambar 9. Hasil identifikasi saluran irigasi menggunakan smartphone yang diperlengkapi perangkat lunak Avenza Map

(3) Survei Topografi

Karakterisasi saluran dilakukan melalui pengukuran topografi lahan serta

profil melintang dan profil memanjang saluran. Profil melintang (CS, Cross

Section) dan profil memanjang (LS, Long Section) saluran primer/sekunder pada

titik hilir dan hulu diukur menggunakan Total Station. Selanjutnya elevasi setiap

pengukuran diikat terhadap elevasi referensi (Datum) menggunakan GPS

Geodetik.

Gambar 10. Pengukuran profil melintang saluran sekunder Jejangkit menggunakan Total Station

(4) Survei Identifikasi dan Karakterisasi Sumberdaya Lahan

Kegiatan ini meliputi penyusunan peta rencana kerja dan identifikasi

lapangan melalui survey. Dalam penyusunan peta rencana kerja, peta tanah

skala 1:25.000 (draft) disusun dari interpretasi citra satelit resolusi tinggi, data

SRTM/DEM, peta RBI, dan peta geologi, serta peta tanah tingkat semidetail skala

1:50.000 hasil penelitian terdahulu sebagai referensi. Peta ini dijadikan sebagai

peta rencana kerja untuk identifikasi di lapangan. Sedangkan untuk

Page 34: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 17

survei/identifikasi lapangan meliputi pengamatan satuan tanah dan sifat-sifat

lingkungannya, deskripsi penampang tanah, dan klasifikasi tanah. Pengamatan

tanah dilakukan pada titik-titik yang sudah ditentukan dalam peta rencana kerja.

Pengolahan dan Analisis Data

Analisis yang dilakukan dalam kegiatan penelitian ini meliputi, analisis

kebutuhan air tanaman dan interval irigasi, analisis contoh tanah dan air serta

pengolahan data. Dosis irigasi tanaman dihitung berdasarkan Metode FAO

(Doorenbos and Pruit, 1975). Metode ini menghitung kebutuhan air tanaman

dengan mempertimbangkan karakteristik fisik tanah serta kedalaman perakaran

setiap fase pertumbuhan tanaman. Untuk Analisis contoh tanah, Contoh tanah

sekitar 0,5-1,0 kg diambil dari setiap horizon dari profil tanah pewakil untuk

dianalisis di laboratorium yang sudah mendapatkan akreditasi, dalam hal ini di

laboratorium Balittanah. Jenis analisis contoh tanah terdiri atas analisis kimia

standar, dan analisis tambahan disesuaikan dengan kebutuhan. Sedangkan

analisis contoh air diperlukan untuk menilai kualitas air untuk keperluan sumber

air pengairan. Analisis contoh air meliputi penetapan pH, daya hantar listrik

(DHL), kadar lumpur, kadar kation-kation dan anion-anion. Untuk pengolahan

data meliputi penyusunan peta tanah dan karakteristik lahan, evaluasi lahan,

penyusunan peta kesesuaian lahan dan rekomendasi.

2.4. Teknologi Panen dan Hemat Air Irigasi Berbasis Android di Era

Pertanian 4.0

Air merupakan salah satu kebutuhan utama untuk manusia dan pertumbuhan

tanaman yang sehat. Akan tetapi di daerah iklim arid dan semi-arid, kekurangan

air sering terjadi akibat kurangnya curah hujan. Di daerah seperti ini, laju

evapoprasi yang tinggi selama musim tanaman juga lazim terjadi. Hujan di

daerah-daerah iklim semi-arid, biasanya berupa hujan lebat. Kondisi tanah yang

ada tidak dapat menyerap semua air hujan yang volumenya besar dalam waktu

singkat. Akibatnya hujan di daerah-daerah semi-arid ini biasanya diikuti dengan

volume air limpasan-permukaan (runoff) yang besar.

Faktor-faktor klimatik di daerah arid dan semi-arid ini mengisyaratkan

bahwa kita harus dapat memanfaatkan jumlah curah hujan yang terbatas

Page 35: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

18 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

seefisien mungkin. Salah satu cara untuk dapat melakukan hal ini adalah

memanfaatkan air limpasan permukaan (runoff) dengan jalan pemanenan air

Teknik panen air biasanya menggunakan sumber air yang besar (utama) seperti

sungai dan air tanah (mis. Sumur dan sistem irigasi), dan memerlukan investasi

sekala besar. Tetapi di banyak negara dunia, beragam metode sekala kecil dan

sederhana telah dikembangkan untuk menangkap dan mengumpulkan air

limpasan permukaan (runoff) digunakan untuk beragam tujuan produktif. Kalau

limpasan permukaan ini dibiarkan saja akan dapat menyebabkan erosi tanah,

runoff ini dapat dipanen dan dimanfaatkan. Beragam teknik memanen air

dengan aneka ragam aplikasinya telah tersedia.

Salah satu contoh teknik pemanenan air yang dikembangkan oleh

Balitklimat untuk lahan pertanian adalah pembangunan embung geomembrane.

Embung merupakan tandon air atau waduk berukuran kecil pada lokasi pertanian

yang bertujuan untuk memanen aliran permukaan dan kelebihan air hujan di

musim penghujan dan pemanfaatannya pada musim kemarau untuk berbagai

keperluan khususnya di bidang pertanian. Pembentukan embung pada dasaranya

adalah untuk mengairi lahan pertanian terutama pada musim kemarau, manfaat

lain dari embung adalah di bidang perikanan yang bisa dijadikan untuk kolam

pemeliharaan ikan dan sebagai persediaan minuman ternak maupun untuk

keperluan rumah tangga.

Geomembrane merupakan produk lembaran plastik yang terbuat dari

bahan HDPE, LDPE atau PVC, ditambah dengan bahan UV-stabilizer, antioksidan

dan carbon block. Fungsi embung geomembrane sebagai lapisan kedap air agar

tidak terjadi rembesan air pada tempat penampungan air yang tahan terhadap

paparan ultraviolet matahari, tahan terhadap larutan asam serta basa.

Dalam pemasangan geomembrane diperlukan pembuatan lubang sesuai ukuran

geomembrane, perataan dan pembersihan permukaan dari benda-benda tajam

serta sedikit pemadatan terlebih dahulu sebelum geomembrane di pasang.

Setelah siap, embung yang dilengkapi dengan geomembrane diisi dengan air.

Keunggulan:

1. Murah pembuatan dan mudah dalam pemasangan

2. Umur pakai hingga 5 tahun

3. Cocok untuk air bersih dan teknologi irigasi hemat air

Page 36: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 19

Gambar 11. Embung geomembrane untuk pertanian

Setelah adanya teknologi pemanenan air, maka penggunaan air untuk

lahan pertanian perlu dihemat. Kelangkaan air pertanian meningkat oleh

berbagai hal di berbagai lokasi. Mulai dari menurunnya permukaan air tanah,

pendangkalan waduk, polusi kimia, salinisasi, buruknya manajemen sistem

irigasi, persaingan kebutuhan air dengan sektor lain. Diakui bahwa dalam dua

dekade terakhir ada kemajuan dalam pengembangan teknologi penghematan

penggunaan air irigasi dalam sistem pertanian padi tanpa mengurangi hasil.

Beberapa teknologi hemat air bahkan telah dikembangkan ke dalam sistem

android untuk otomatisasi irigasi. Beberapa contoh teknologi hemat air berbasis

android yang telah dikembangkan oleh Balitklimat antara lain:

1. Mini-Big gun Sprinkler: sistem irigasi curah seperti hujan dengan jarak <

15 m dengan efisiensi pemanfaatan air sampai 80%. Irigasi ini cocok

diaplikasikan pada lahan kering. Secara umum alat ini mirip dengan water

canon yang dipakai polisi untuk membubarkan demo atau yang

digunakan oleh pasukan pemadam kebakaran. Perbedaanya adalah

bahwa pada big gun sprinkler untuk irigasi ada tambahan peralatan yang

berfungsi untuk mengatur agar supaya air yang jatuh ketanah didalam

areal radius pancarannya seragam sehingga kondisinya mirip hujan,

sedangkan pada water canon yang diutamakan adalah jangkauannya.

Pada waktu beroperasi, posisi big gun sprinkler ini dapat dipindah-

pindahkan sedemikian rupa sehingga seluruh areal yang dilayani dapat

menerima air.

2. End house Dripper: irigasi melalui pipa yang berlubang, lebih murah

dengan efisiensi pemanfaatan air sampai 80%. Pipa dilubangi dengan

Page 37: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

20 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

jarak tertentu kemudian diletakkan diatas permukaan tanah pada sela

baris tanaman. Air didistribusikan melalui pompa bertekanan. Teknologi

ini berupa irigasi sederhana tanpa ada penambahan alat-alat yang detail

namun sudah dapat dikendalikan dengan android;

3. Rotating sprinkler: irigasi kabur dan curah dengan radius kurang dari 1

meter dengan efisiensi pemanfaatan air sampai 80%. Sistem irigasi ini

memungkinkan tanaman terkena air secara maksimal karena putaran air

dapat menjangkau area yang diatur;

4. Drip Irrigation: irigasi tetes melalui pipa PE yan terus menerus dengan

efisiensi pemanfaatan air sampai 95%. Irigasi ini berupa metode

pemberian air pada tanaman secara langsung baik pada areal perakaran

tanaman maupun pada permukaan tanah melalui tetesan secara kontinyu

dan perlahan. Sistem irigasi tetes memenfaatkan tekanan gravitasi dan

tekanan pompa sebagai sumber energi untuk mengalirkan air dari

reservoir ke tanaman. Dari berbagai literatur, debit rata-rata tetesan yang

memanfaatkan tekanan gravitasi sebesar 0,78 l/jam sedangkan debit

rata-rata tetesan yang menggunakan tekanan pompa sebesar 1,19 l/jam.

Masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahan tergantung

keperluan, efisiensi irigasi, jenis komoditas, cara irigasi dan biaya instalasi dari

masing-masing sistem irigasi. Untuk mengoperasikan irigasi ini dikendalikan

dengan HP tipe Android dengan teknologi IoT (Internet of Thing) maupun dapat

dikendalikan dengan sensor lengas tanah maupun pewaktu (timmer).

(a) (b)

Gambar 12. rotating sprinkler irrigation (a) dan mini big gun irrigation (b)

Page 38: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 21

(a) (b)

Gambar 13. End house dripper irrigation (a) dan irigasi tetes (b)

2.5. Pengembangan Hidroponik Sayuran Tenaga Surya Mendukung

Ketahanan Pangan Keluarga

Untuk mendukung percepatan penganekaragaman konsumsi pangan melalui

optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan, Kementerian Pertanian akan

melaksanakan Obor Pangan Lestari (OPAL) sebagai sarana percontohan untuk

masyarakat dalam pemanfaatan lahan pekarangan sebagai sumber pangan dan

gizi keluarga. Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi sebagai salah satu UPT

lingkup kementerian pertanian merupakan Lembaga penelitian yang wajib turut

serta mengembangkan OPAL di pekarangan perkantoran. OPAL di Balitklimat

akan dibangun dengan menerapkan berbagai teknologi unggulan yang telah dan

sedang dikembangkan oleh Balitklimat yang bertujuan untuk mendiseminasikan

contoh pendayagunaan energi terbarukan dalam memproduksi sayur-sayuran di

pekarangan perkantoran serta menyediakan sarana percontohan untuk

masyarakat dalam memanfaatkan pekarangan sebagai sumber pangan dan gizi.

Dalam kegiatan OPAL 2019 telah dikembangkan sistem pertanian organik

dengan model hidroponik berbasis tenaga matahari. Sistem Hidroponik

merupakan cara budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah, namun

menggunakan air sebagai media tanamnya. Perangkat hidroponik tenaga surya

dibuat sebagai pengganti listrik dengan tujuan agar mudah dipindah-pindah dan

dibawa ke mana-mana (portable) karena perangkatnya dibuat dengan sistem

knockdown yang dapat dengan mudah dibongkar pasang ketika hidroponik akan

dipindahkan ke tempat lain ke seluruh wilayah di Indonesia. Dengan sistem ini

Page 39: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

22 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

diharapkan sistem pertanian hidroponik yang dikembangkan Balitklimat mampu

memenuhi kebutuhan listrik secara mandiri walaupun ditempatkan di wilayah

yang sangat jauh dan tidak terjangkau listrik.

Tenaga pompa hidroponik disuplai dari panel surya yang juga dipasang

secara portable. Sel surya atau juga sering disebut fotovoltaik adalah divais yang

mampu mengkonversi langsung cahaya matahari menjadi listrik. Sel surya bisa

disebut sebagai pemeran utama untuk memaksimalkan potensi sangat besar

energi cahaya matahari yang sampai ke bumi, walaupun selain dipergunakan

untuk menghasilkan listrik, energi dari matahari juga bisa dimaksimalkan energi

panasnya melalui sistem solar thermal. Besar tegangan dan arus ini tidak cukup

untuk berbagai aplikasi, sehingga umumnya sejumlah sel surya disusun secara

seri membentuk modul surya. Satu modul surya biasanya terdiri dari 28-36 sel

surya, dan total menghasilkan tegangan DC sebesar 12 V untuk menggerakan

pompa submersibel berbasis tenaga DC. Sistem ini memungkinkan pertanian

hidroponik mampu mencukupi listriknya secara mandiri.

Berikut ini gambar-gambar mengenai persiapan rak hidroponik portabel

berbasis tenaga surya:

Gambar 14. Persiapan benih kangkung, pakcoy dan bayam merah

Gambar 15. Penanaman

Page 40: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 23

Gambar 16. Pemeliharaan

Gambar 17. Panen

Tabel 3. Hasil Panen Kegiatan Opal 2019

No Tanaman Tanggal Tanam Tanggal Panen Jumlah

netpot

Hasil Produktivitas

kg/netpot

1 Kangkung 23 Juli 2019 30 Agustus 2019 768 51.2 Kg 0.067

27 Oktober 2019 768 42 Kg 0.054

24 Oktober 2019 768 36 Kg 0.046

4 September 2019

11 Oktober 2019 432 27.8 Kg 0.064

2 Pakcoy 23 Juli 2019 30 Agustus 2019 432 12 Kg 0.027

2 September

2019 11 Oktober 2019

432 12.3 Kg 0.028

14 Oktober 2019

22 November

2019

432 12.5 Kg 0.029

3 Bayam merah 4 September 2019

11 Oktober 2019 144 8 Kg 0.055

14 Oktober 2019

22 November

2019

144 8 Kg 0.055

Page 41: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

24 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

III. PROGRAM PENELITIAN

Pada tahun anggaran 2019, terdapat 7 (tujuh) kegiatan penelitian termasuk

dalam kategori penelitian unggulan yang dibiayai DIPA Balitklimat.

3.1. Bidang Penelitian Agroklimat

3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi Katam Terpadu

Mendukung Peningkatan Produksi Pangan Menghadapi

Keragaman Dan Perubahan Iklim

Sistem Informasi Kalender Tanam Terpadu berbasis web yang dikembangkan

sejak 2011 hingga 2014 telah mengintegrasikan Database Kalender Tanam

Tanaman Pangan yang dikembangkan sejak 2007 dengan informasi prediksi awal

musim (Musim Kemarau dan Musim hujan) dan prediksi hujan bulanan.

Peningkatan akurasi penetapan awal tanam dan pola tanam dalam SI KATAM

Terpadu dengan mempertimbangkan input ketersediaan air pada berbagai zona

agroekologi masih terus dilakukan. Namun ada beberapa permasalahan secara

substantif yang sampai saat ini masih perlu dicermati antara lain : 1). Informasi

hidrologi yang belum dimasukkan dalam perhitungan penentuan awal waktu

tanam; 2). Informasi sarana prasarana pertanian yang belum tersedia berkaitan

dengan rekomendasi waktu tanam; dan 3). Konsistensi produksi padi dengan

menggunakan rekomendasi informasi Kalender Tanam Terpadu yang lebih baik

dibandingkan dengan cara petani. Penelitian dilaksanakan untuk meningkatkan

akurasi potensi waktu tanam sehingga dapat merespon beberapa permasalahan

di atas.

Hasil ini diharapkan dapat dijadikan pedoman bagi direktorat teknis dalam

perencanaan penyediaan sarana produksi pertanian. Selain itu pengguna/petani

dapat mengaplikasikan informasi rekomendasi Kalender Tanam Terpadu Modern

tersebut di lapang dengan masif. Pada tahun anggaran 2019 dilakukan 3

kegiatan, yaitu : 1. Melakukan penyempurnaan waktu dan pola tanam

Kalender Tanam lahan rawa dan pembaruan Kalender Tanam lahan kering pada

level kecamatan; 2. Melakukan Pembaruan SI Katam Terpadu pada MK 2019 dan

MH 2019/2020 disertai dengan integrasi prediksi iklim dan sistem (simulasi)

estimasi potensi produksi dan produktivitas setiap musim; 3. Melakukan

Page 42: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 25

bimbingan teknis Sistem Informasi Katam Terpadu mendukung peningkatan

produksi pangan menghadapi keragaman dan perubahan iklim. Inventarisasi dan

karakterisasi keragaan daerah irigasi meliputi identifikasi luas D.I, sebaran dan

luas blok tersier, sebaran pintu intake tersier, cakupan daerah administrasi (desa

dan kecamatan), ketersediaan air irigasi temporal dan spasial, distribusi curah

hujan, awal tanam, pola tanam, indeks pertanaman serta produktivitas.

Inventarisasi dan karakterisasi dilakukan terhadap D.I terpilih yang

mewakili kewenangan pusat, provinsi dan kabupaten. Inventarisasi dan

karakterisasi keragaan D.I dilakukan terhadap beberapa periode musim tanam.

Analisis kebutuhan air irigasi dilakukan berdasarkan survei lapang serta

perhitungan kebutuhan air tanaman menurut Metode Buletin FAO No. 56.

Gambar 18 menunjukkan dinamika temporal data input mode simulasi

Tinggi Muka Air (TMA) Lahan Rawa lebak pada Tipologi Rawa Lebak Desa

Tanjung Alai, Kecamapan SP. Padang, Ogan Komering Ilir, Sumsel. Sedangkan

Gambar 19 menyajikan hasil kalibrasi model debit Sungai Ogan menurut aplikasi

model debit GR2M. Berdasarkan hasil analisis, dapat diketahui bahwa tingkat

kemiripan model dengan data pengukuran mencapai 65 persen. Dengan nilai

kemiripan seperti ini sudah meungkinkan model diaplikasikan menggunakan

peubah input pada periode lainnya.

Gambar 18. Dinamika Elevasi Muka Air Sungai dan Lahan pada Tipologi Rawa Lebak Desa Tanjung Alai, Kecamapan SP. Padang, Ogan Komering Ilir, Sumsel

Page 43: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

26 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

Gambar 19. Kalibrasi Model Debit DAS Ogan Menurut Aplikasi Model GR2M

Model penentuan awal tanam dan pola tanam level kecamatan disusun

berdasarkan integrasi antara sub model prediksi curah hujan dan sub model

neraca air level kecamatan. Penentuan potensi produksi menggunakan model

tanaman Agricultural Production Systems Simulator (APSIM). Model ini

mengintegrasikan dampak cuaca variabel harian (terutama curah hujan, suhu

dan radiasi matahari) dengan parameter tanah, air dan pengelolaan tanaman

padi, dengan 3 skenario, yaitu pada tahun Normal, El Nino dan La Nina.

Estimasi Produktivitas berdasarkan waktu tanam pada SI Katam Terpadu

dilakukan sebagai upaya untuk memberikan informasi bagi pemangku kebijakan

dalam memperkirakan potensi produktivitas pada suatu wilayah di tingkat

kecamatan. Pada tahun 2019 ini skenario dilakukan pada 3 agroekosistem yang

berbeda di sentra produksi padi. Untuk lahan sawah irigasi dilakukan di

kecamatan Subang, kabupaten Subang, lahan sawah tadah hujan di kecamatan

Cariu kabupaten Bogor dan lahan sawah pasang surut di kecamatan Banyuasin

II, kabupaten Banyuasin.

Contoh Hasil Simulasi Produktivitas Tanaman Padi di Subang untuk 2 kali

tanam selama 30 tahun bervariasi antara 4.36 sampai 6,26 Ton/ha dengan rata-

rata 5.29 Ton/ha, disajikan pada Gambar 20.

Page 44: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 27

Gambar 20. Produktivitas tanaman padi di Subang

Bimbingan Teknis SI Katam Terpadu dilaksanakan di tiga provinsi sentra

produksi padi yaitu di Jawa Tengah (Gambar 21), Sulawesi Utara (Gambar 22)

dan Papua Barat (Gambar 23). Kegiatan Bimtek merupakan bentuk sinergi antara

Balai Agroklimat dan Hidrologi. Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian,

Balibangtan di Bogor dengan BPTP di ketiga Provinsi Tersebut. Kegiatan Bimtek

ini bertujuan untuk memberikan pemahaman teknis tentang kalender tanam

terpadu, dan dua inovasi terbaru, yaitu: informasi sumberdaya iklim dan key area

dampak iklim ekstrim. Di mana informasi sumberdaya iklim sudah terintegrasi

dengan Sistem Informasi Katam Terpadu.

Gambar 21. Bimtek Purwokerto Pada Tanggal 12 Maret 2019

Page 45: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

28 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

Gambar 22. Bimtek Manado Pada Tanggal 25 April 2019

Gambar 23. Bimtek Papua Barat pada tanggal 30 Juli 2019

3.1.2. Penelitian dan Pengembangan Sistem Informasi

Pengelolaan Risiko Keragaman Iklim dan Iklim Ekstrim

Mendukung Program Strategis Kementerian Pertanian

Salah satu dampak perubahan iklim yang paling besar pengaruhnya terhadap

sektor pertanian adalah kejadian iklim ekstrim. Dampak tersebut makin

diperparah oleh rendahnya kapasitas adaptasi karena terbatasnya sumberdaya

dan akses terhadap informasi iklim dan teknologi. Untuk meminimalkan risiko

bencana 1-2 musim ke depan perlu dipersiapkan prediksi dan rekomendasi serta

implikasi kebijakan adaptasi 1-2 musim yang akan datang. Informasi keragaman

iklim dapat didekati dengan melakukan prediksi 3-6 bulan ke depan. Penelitian

bertujuan untuk 1) Memutakhirkan peta prediksi iklim untuk pertanian tingkat

nasional dan provinsi seluruh Indonesia, 2) Memutakhirkan peta prediksi risiko

kekeringan tanaman padi untuk pertanian tingkat provinsi dan dan kabupaten

seluruh Indonesia, 3) Menganalisis periode kritis kejadian hari tanpa hujan >10

hari berturut-turut di daerah sentra produksi pertanian, 4) Menyusun implikasi

prediksi dan rekomendasi strategi adaptasi menghadapi MK 2019 dan MH

Page 46: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 29

2019/2020, dan 5) Melakukan sosialisasi dan bimbingan teknis sistem informasi

iklim untuk pertanian dan prediksi risiko kekeringan tanaman padi.

Update Informasi Iklim untuk pertanian telah dilakukan sesuai dengan

target yaitu 4 kali yaitu pada bulan Februari untuk prediksi Maret–Agustus 2019,

bulan April untuk periode Mei-Oktober, bulan Juli untuk periode Agustus 2019-

Januari 2020, dan bulan Oktober untuk prediksi November 2019-April 2020.

Informasi berupa peta prediksi tersebut dapat diakses melalui website Balitkllimat

dengan alamat http://balitklimat.litbang.pertanian.go.id/. Sedangkan Update

prediksi risiko kekeringan padi juga dalam 5 tahap untuk periode April 2019-

Maret 2020. Periode Maret sudah menggunakan Versi 1.1b dengan yang

merupakan hasil pengembangan dengan model simulasi tanaman. Contoh

prediksi risiko kekeringan padi versi 1.1 untuk bulan Maret 2020 disajikan pada

Gambar 24.

Gambar 24. Prediksi risiko kekeringan tanaman padi bulan Maret 2020 di Provinsi Bali dan Kalimatan Selatan

Analisis periode kritis HTH menggunakan data TRMM periode 1998-2010.

Berdasarkan hasil analisis periode kritis HTH> 10 hari berturut-turut mulai terjadi

pada bulan April sampai Oktober. HTH dimulai pada bulan April yaitu di Provinsi

NTT, dan selanjutnya meluas ke wilayah barat dari NTB, Jawa dan Lampung

bagian Selatan, Kalimantan bagian barat dan selatan, Sulawesi Selatan, Tengah

dan Utara, Maluku dan Maluku Utara dan bagian barat Papua Barat. Pada bulan

November dan Desember seluruh wilayah Indonesia tidak mengalami HTH>10

hari.

Forum diskusi iklim telah dilaksanakan tanggal 6 Maret 2019 untuk

menyusun rekomendasi dan strategi menghadapi MK 2019 dan tanggal 20

Agustus 2019 untuk MH 2019/2020. Pada acara ini disampaikan paparan oleh

Page 47: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

30 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

BMKG, BBPOPT dan Balitklimat. Diskusi FDI dihadiri oleh Wakil dari Puslitbang

Tanaman Pangan, Ditlin Tanaman Pangan, Ditlin Hortikultura, Sie Iklim Direktorat

Irigasi, SDA PUPR, BBPOPT, Pusdatin, PE BBSDLP, serta Peneliti Agroklimat dan

Hidrologi. Rekomendasi disusun dalam Nota Dinas yang ditujukan ke Kepala

Badan Litbang Pertanian. Pelaksanaan FDI tanggal 20 Agustus 2019 disajikan

pada Gambar 25.

Gambar 25. Pelaksanaan Forum Diskusi Iklim menghadapi MH2019/2020, Balitklimat tanggal 20 Agustus 2019

Bimbingan teknis pemanfaatan informasi iklim untuk adaptasi perubahan

iklim telah dilaksanakan di Purwokerto, BPTP Sulawesi Utara dan Sorong

(Gambar 26). Bimtek dihadiri oleh peneliti dan penyuluh dari BPTP Balitbangtan,

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Dinas PU Pengairan, Fakultas Pertanian,

BBOPT, dan Stasiun Meteorologi. Dalam Bimtek disampaikan paparan 4 topik,

yaitu: 1). Sistim informasi prediksi iklim untuk pertanian, 2). Prediksi risiko

kekeringan tanaman padi, 3). Sistim Informasi Katam Terpadu MK 2019 dan 4).

Key Area keragaman iklim Indonesia dan Kerentanan Usahatani Pangan dan

Risiko Iklim untuk Mendukung Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim. Selain Bimtek

juga dilakukan sosialisasi khusus untuk peneliti dan penyuluh di BPTP Yogyakarta

dan Sumatera Selatan.

Gambar 26. Acara pelaksanaan bimtek di Kabupaten Sorong, Papua Barat

Page 48: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 31

3.1.3. Pengembangan Key Area Keragaman Iklim Indonesia dan

Dampaknya Pada Produksi Pertanian untuk Mendukung

Ketahanan Pangan Berkelanjutan

Perilaku iklim sekarang ini semakin sulit untuk diprediksi sebagai akibat dampak

perubahan iklim. Wilayah-wilayah yang masih terbatas ketersediaan data

iklimnya perlu dimutakhirkan agar diperoleh informasi untuk mendukung

kegiatan pertanian. Hubungan indikator global dengan anomali curah hujan yang

kuat dan signifikan digunakan untuk mengetahui wilayah yang rentan dan

sensitif terhadap perubahan maupun kejadian iklim ekstrem.

Upaya adaptasi terhadap perubahan iklim dapat dilakukan dengan

mengidentifikasi keragaman dan kejadian iklim ekstrem yang menyebabkan

adanya bencana terkait iklim (banjir, kekeringan) di beberapa wilayah di

Indonesia. Keragaman, kejadian iklim ekstrem, dan bencana terkait iklim

tersebut, akan berdampak terhadap menurunnya luas tanam luas panen dan

produksi pangan khususnya padi. Hasil-hasil penelitian menunjukkan adanya

hubungan antara indikator global dengan curah hujan, dan curah huan ini

merupakan salah satu parameter iklim yang paling erat hubungannya dengan

aktifitas pertanian. Intensitas dan sebaran curah hujan sangat menentukan pola

dan waktu tanam.

Dampak kejadian iklim ekstrem terhadap sektor pertanian berbeda-beda

di setiap wilayah. Oleh karena itu sebaran lokasi dimana curah hujannya sangat

dipengaruhi oleh indeks global perlu diidentifikasi dan dipetakan. Penentuan

lokasi Key Area didasarkan pada korelasi yang kuat dan sangat kuat serta

signifikan atau sangat signifikan antara anomaly curah hujan dengan indeks

global. Lokasi ini menjadi wilayah kunci (Key Area) keragaman iklim Indonesia

untuk mengetahui besar dampak serta untuk melakukan monitoring dampaknya.

Selanjutnya Key Area perlu dilengkapi dengan informasi tentang fluktuasi

produksi, luas tanam, prediksi curah hujan, serta prediksi luas panen.

Penelitian ini bertujuan untuk: 1). Melakukan pemutakhiran Key Area

keragaman iklim Indonesia, 2). Melakukan analisis hubungan antara data

Standing Crop (SC) dengan data luas panen di Key Area keragaman iklim

Indonesia dan 3). Menyusun prototipe sistem informasi Key Area Keragaman

Iklim Indonesia untuk sektor Pertanian.

Page 49: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

32 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pembaharuan data

diperoleh data sebanyak 2.268 stasiun hujan dimana 1.283 diantaranya lolos uji

quality kontrol data dan 985 tidak lolos quality control data, atau sekitar 43,43%

baik ditinjau dari nilai Q/n0,5 dan R/n0,5 maupun kelengkapan datanya (data

kosong tidak boleh lebih dari 10%). Penentuan Key Area dilakukan untuk setiap

indeks global pada lag 1 hingga 4 bulan. Contoh salah satu luaran disajikan

dalam Gambar 27 dan 28. Indeks global yang digunakan ada 10 antara lain :

Anomali suhu muka laut pada zona NINO-1.2 (NINO12), Anomali suhu muka laut

pada zona NINO-3 (NINO3), Anomali suhu muka laut pada zona NINO-4

(NINO4), Anomali suhu muka laut pada zona NINO-3.4 (NINO34), Oceanic Nino

Index (ONI), Multivariate Nino Index (MEI), Japan Meteorologi Agency Sea

Surface Temperature (JMASST), ENSO Modoki Index (EMI), Southern Oscillation

Index (SOI) dan Outgoing longwave radiation (OLR). Apabila dirangkum

berdasarkan lokasi tanpa melihat indeks global dan lag, maka untuk seluruh

wilayah Indonesia peta Key area keragaman iklim Indonesia menghasilkan 26

lokasi pada kondisi El-Niño (Gambar 29) dan 30 lokasi pada kondisi La-Niña

(Gambar 30). Lokasi ini dapat digunakan untuk melihat dampak serta sekaligus

monitoring dampak kejadian iklim ekstrem untuk sektor pertanian.

Model pembelajaran hubungan Standing Crop dan luas panen padi telah

disusun untuk prediksi luas panen padi menggunakan 3 pendekatan.

Berdasarkan nilai R2 maka model yang terbaik adalah model ke-2 yaitu yang

memperhitungkan faktor prediksi curah hujan, penggenangan serta setiap fase

padi dengan persamaan (LP = f{CH-4, CH-3, CH-2, CH-1,CH-0, SCP-4, SCVeg-1-

3, SCVeg-1-4, SCVeg-2-2, SCVeg-2-3, SCGen-1-2, SCGen-2-1}. Peta-peta hasil

penelitian disajikan dalam bentuk Atlas “Wilayah Kunci Indikator Pengaruh Iklim

ekstrim di Indonesia untuk Sektor Pertanian” (Gambar 31). Selain itu juga

dilengkapi dengan informasi yang dikemas dalam bentuk prototipe sistem

informasi. Prototipe SI Key Area disusun untuk memberikan informasi dengan

lebih mudah dan cepat bagi para pengguna yang dapat diakses di

http://informasi-sd-agroklimat.com/balitklimat/. Informasi yang disajikan pada

setiap wilayah kunci antara lain indeks global yang berkorelasi kuat dan

signifikan, prediksi curah hujan, fluktusi produksi padi 2011-2018 dan prediksi

luas panen padi berdasarkan data SC. Hasil-hasil penelitian disosialisasikan dan

diseminasikan dalam bentuk Bimbingan Teknis dengan tema Pemanfaatan

Page 50: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 33

Informasi Iklim untuk sektor Pertanian Mendukung Adaptasi Terhadap Perubahan

Iklim (Gambar 32).

Gambar 27. Key Area keragaman Iklim Indonesia untuk Indeks Nino 3.4 pada

kondisi El-Nino

Gambar 28. Key Area keragaman Iklim Indonesia untuk Indeks Nino 3.4 pada kondisi La-Nina

Page 51: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

34 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

Gambar 29. Key Area keragaman Iklim Indonesia pada kondisi El-Nino

Gambar 30. Key Area keragaman Iklim Indonesia pada kondisi La-Nina

Page 52: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 35

Gambar 31. Cover Atlas Wilayah Kunci Indikator Pengaruh Iklim Ekstrem di Indonesia untuk Sektor Pertanian

Gambar 32. Bimbingan teknis pemanfaatan informasi iklim untuk pertanian di Purwokerto 12 Maret 2019 (atas), Manado 25 April 2019 (tengah) dan Sorong 30 Juli 2019 (bawah)

Page 53: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

36 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

3.2. Bidang Penelitian Hidrologi

3.2.1. Model Pengelolaan Air Terpadu untuk Meningkatkan

Indeks Pertanaman Tanaman Pangan dan Produksi

Pertanian

Pencapaian dan keberlanjutan swasembada padi, jagung, kedelai, bawang, cabe,

daging dan tebu harus didukung oleh penelitian dan pengembangan pengelolaan

sumber daya iklim dan air melalui peningkatan indeks pertanaman dan dengan

peningkatan produksi pertanian. Ketersediaan air merupakan faktor utama pada

sektor pertanian yang akan menentukan tingkat produksi dan keberlanjutannya.

Tetapi dalam pengelolaannya, sumber daya air masih menghadapi banyak

kendala baik pada skala daerah irigasi maupun daerah aliran sungai (DAS) dan

seringkali memunculkan masalah baru yaitu kelangkaan air, kekeringan dan

banjir, dan banyak permasalahan air lain yang terkait. Kondisi ini diperparah

dengan maraknya kompetisi penggunaan air antara sektor pertanian dengan

pengguna air lainya baik domestik, municipal maupun industri.

Untuk itu data dan informasi sumberdaya air yang akurat, terekam dalam

format sistem informasi berbasis DAS mutlak diperlukan. Permasalahan yang

dihadapi saat ini keberadaan data tersebut terfragmentasi di berbagai institusi

dengan bentuk, format, jenis, waktu penyajian dan metode yang berbeda. Untuk

mengatasi kendala tersebut diperlukan kuantifikasi dan integrasi data

sumberdaya air sehingga dapat memberikan informasi secara menyeluruh baik

spasial, tabular dan temporal tentang kondisi sumberdaya air di suatu wilayah.

Data dan informasi sumberdaya air yang terintegrasi dapat digunakan

sebagai dasar penyusunan model optimalisasi sumberdaya air untuk menjawab

permasalahan kelangkaan air, peningkatan produksi dan lainnya yang berkaitan

dengan produksi pertanian. Model tersebut dapat digunakan sebagai informasi

awal dalam menentukan teknologi pengelolaan air yang tepat, untuk menjamin

keberlanjutan ketersediaan sumberdaya air suatu DAS. Lebih lanjut model

pengelolaan air tersebut perlu diaplikasikan pada skala petani untuk menjawab

permasalahan aktual di lapangan terutama upaya adaptasi perubahan iklim.

Tujuan penelitian adalah: 1. Menyusun Sistem Informasi Sumberdaya Air

Pertanian Nasional berbasis web; 2. Menyusun rekomendasi pengelolaan air

terpadu untuk meningkatkan indeks pertanaman tanaman pangan dan produksi

Page 54: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 37

pertanian pada lahan kering; 3. Menyusun rekomendasi pengelolaan air terpadu

untuk meningkatkan indeks pertanaman tanaman pangan dan produksi pertanian

pada lahan sawah tadah hujan.

Untuk mencapai tujuan 1, dilakukan serangkaian metodologi dari mulai

analisis ketersediaan air secara spasial dan temporal pada Wilayah Administratif

(Kecamatan), menggunakan data dari Kementerian PUPR yaitu Potensi

Ketersediaan Air Wilayah Sungai (WS). Selanjutnya di Down Scaling menjadi data

ketersediaan air kecamatan. Untuk mencapai tujuan 2 dan 3, dilakukan

serangkaian metodologi dari mulai melakukan eksplorasi, eksploitasi dan

menyusun rancang bangun pengelolaan air dari sumber air alternatif; melakukan

survei identifikasi potensi sumberdaya air permukaan dan melakukan desain dan

implementasi pengelolaan air dan teknik irigasi hemat air pada kawasan

pengembangan tanaman pangan lahan kering dan lahan sawah tadah hujan.

Prototipe Sistem informasi sumberaya air pertanian nasional merupakan

capain dari tujuan 1. Sistem informasi sumberdaya air pertanian nasional adalah

system informasi ketersediaan air berbasis kecamatan di seluruh Indonesia yang

disajikan dalam bentuk website. Ketersediaan air dibangun berdasarkan analisis

GIS berbasis model debit terdistribusi. Debit ketersediaan air per kecamatan

diturunkan dari proporsi jaringan sungai dalam sebuah DAS yang berada dalam

wilayah kecamatan. Jaringan sungai yang ada di wilayah kecamatan tersebut

diidentifikasi berdasarkan ordo sungai ke-1 hingga ordo sungai terbesar, yang

kemudian proporsi kontribusinya terhadap debit ketersediaan air di kecamatan

dihitung berdasarkan analisis frekuensi sebaran normal.

Jaringan sungai digeneralisasi menggunakan model hidrologi dalam

program ArcGIS dengan cara mengekstrasi peta kontur digital SRTM sehingga

diperoleh sebaran jaringan sungai seluruh Indonesia yang kemudian dibatasi

dengan menggunakan peta wilayah satuan DAS. Sedangkan debit DAS diperoleh

dari daftar debit DAS seluruh indonesia yang diterbitkan oleh Balai Besar Wilayah

Sungai. Prototipe website sistem informasi sumberaya air pertanian nasional

masih telah dicoba diupload ke internet pada domain lokal dengan alamat :

http://sisda.metrikgfm.com/index.php dengan visualisasi seperti terlihat pada

Gambar 33, 34 dan 35.

Page 55: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

38 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

Gambar 33. Tampilan utama prototipe Sistem Informasi Sumberdaya Air Nasional berbasis web

Gambar 34. Tampilan menu pilihan kecamatan dalam prototipe Sistem Informasi Sumberdaya Air Nasional berbasis web

Gambar 35. Detail infromasi sisda per kecamatan dalam prototipe Sistem Informasi Sumberdaya Air Nasional berbasis web

Pengelolaan air secara terpadu dengan menerapkan irigasi hemat air

pada agroekosistem lahan sawah tadah hujan dan lahan kering merupakan

capaian tujuan penelitian ke 2 dan 3. Ketersediaan air yang terbatas untuk irigasi

pertanian pada lahan sawah tadah hujan di Desa Tambirejo dapat diatasi dengan

efisiensi penggunaan air, pengelolaan air yang tepat. Pengelolaan air yang

dilakukan dimulai dengan membuat desain pendistribusian air dan penerapan

Page 56: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 39

irigasi hemat air. Implementasi dari desain pendistribusian air dimulai dengan

melakukan instalasi pendistribusian air irigasi seluas 2 ha. Tahapan yang

dilakukan: 1). melakukan pemasangan pipa paralon/saluran tertutup pada

kedalaman 40 cm dibawah tanah agar aman pada waktu pengolahan tanah, 2)

pemasangan penampung dari buis beton, saluran dari pipa paralon tersebut atau

saluran tertutup selanjutnya dihubungkan dengan penampung/bak kecil dengan

volume 1000 liter yang terbuat dari buis beton sebanyak 2 buah yang ditumpuk

ke bawah (Gambar 36).

Gambar 36. Desain jaringan irigasi untuk Lahan Sawah Tadah Hujan di Grobogan

Agroekosistem lahan kering pada musim kemarau di Desa Tanjungharjo,

Kecamatan Ngaringan biasanya diberakan karena keterbatasan air. Pengelolaan

air yang tepat, dimulai dengan membuat desain pendistribusian air yang efisien

dan penerapan irigasi hemat air akan dapat meningkatkan indeks pertanaman

tanaman pangan. Implementasi dari desain pendistribusian air dengan saluran

tertutup dan sistem penampungan dimulai dengan melakukan instalasi

Page 57: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

40 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

pendistrisian air irigasi selua 2 ha. Tahapan yang dilakukan: 1). melakukan

pemasangan pipa paralon/saluran tertutup pada kedalaman 40 cm dibawah

tanah agar aman pada waktu pengolahan tanah, 2) pemasangan penampung

dari buis beton, saluran dari pipa paralon tersebut atau saluran tertutup

selanjutnya dihubungkan dengan penampung/bak kecil dengan volume 1000

liter yang terbuat dari buis beton sebanyak 2 buah yang ditumpuk kebawah

(Gambar 37).

Gambar 37. Desain jaringan irigasi untuk Lahan Kering di Grobogan

Tabel 4. Hasil jagung pipilan kering per ha, Superimpose di Desa Tambirejo

No Perlakuan Pipilan kering/ha

(Ton/ha)

1 Tanpa bahan organik irigasi petani 5 kali, 200 ml 5.80 abcd

2 Tanpa bahan organik irigasi petani 10 kali, 200 ml 5.93 abcd

3 Tanpa bahan organik irigasi petani diperbaiki (12 kali) 5.20 ac

4 Ditambah pupuk kandang, irigasi petani 5 kali, 200 ml 5.29 acd

5 Ditambah pupuk kandang, irigasi petani 10 kali, 200 ml 5.52 acd

6 Ditambah pupuk kandang, irigasi diperbaiki (12 kali) 5.95 abcd

7 Ditambah biochar, irigasi petani 5 kali, 200 ml 5.84 ac

8 Ditambah biochar, irigasi petani 10 kali, 200 ml 5.24 abcd

9 Ditambah biochar, irigasi diperbaiki (12 kali) 5.50 ac

Page 58: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 41

Berdasarkan Tabel 4, hasil jagung pipilan kering tidak menunjukkan

perbedaan yang nyata. Kisarannya antara 5,20 ton/ha – 5,95 ton/ha. Perlakuan

penambahan pupuk kandang dengan irigasi petani yang diperbaiki 12 kali dan

diirigasi sebanyak 200 ml menunjukkan berat pipilan kering panen paling banyak,

sebesar 5,95 ton/ha. Perlakuan tanpa bahan organik dengan irigasi petani yang

dilakukan sebanyak 10 kali sampai panen menujukkan hasil jagung pipilan kering

ke dua sebesar 5,93 ton/ha. Hasil demikian yang dicapai diduga karena air

irigasi yang disiramkan ke tanaman jagung baik irigasi petani maupun irigasi

petani yang diperbaiki mencukupi untuk pertumbuhannya dan perlakuan bahan

organik baik pupuk kandang maupun biochar tidak menunjukkan pengaruh yang

nyata.

Tabel 5. Hasil pipilan kering jagung per ha pada lahan kering di Desa Tanjungharjo

No

Perlakuan Pipilan kering

(Ton/ha)

1 Tanpa bahan organik irigasi petani (modifikasi) setiap 3

hari, 20 kali, sebanyak 200 ml 6.70 ad

2 Tanpa bahan organik irigasi petani (modifikasi) setiap 3 hari, 30 kali, sebanyak 200 ml 7.11 abc

3 Tanpa bahan organik irigasi petani yang diperbaiki setiap 2 hari, 30 kali, sebanyak 200 ml. 6.88 acd

4 Ditambah pupuk kandang, irigasi petani (modifikasi)

setiap 3 hari, 20 kali, sebanyak 200 ml 6.26 ad

5 Ditambah pupuk kandang, irigasi petani (modifikasi) setiap 3 hari, 30 kali, sebanyak 200 ml 5.57 a

6 Ditambah pupuk kandang, irigasi petani yang diperbaiki setiap 2 hari, 30 kali, sebanyak 200 ml. 5.36 a

7 Ditambah biochar, irigasi petani (modifikasi) setiap 3

hari, 20 kali, sebanyak 200 ml. 5.05 a

8 Ditambah biochar, irigasi petani (modifikasi) setiap 3 hari, 30 kali, sebanyak 200 ml 5.34 a

9 Ditambah biochar, irigasi petani yang diperbaiki setiap 2 hari, 30 kali, sebanyak 200 ml. 5.20 a

Berdasarkan Tabel 5, hasil jagung pipilan kering tidak terlalu

bervariasi, menunjukkan perbedaan yang tidak nyata. Bobot jagung pipilan

kering antara 5,05 ton/ha – 7,11 ton/ha. Perlakuan tanpa bahan organik dengan

irigasi petani 3 hari sekali sebanyak 200 ml dan dilakukan sebanyak 30 kali

sampai panen menunjukkan jagung pipilan kering paling banyak, sebanyak 7,11

ton/ha. Perlakuan tanpa bahan organik dengan irigasi petani yang dilakukan

setiap 2 hari sebanyak 200 ml dan dilakukan 30 kali sampai panen menujukkan

hasil tertinggi ke dua sebanyak 6,88 ton/ha. Hasil demikian yang dicapai diduga

Page 59: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

42 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

karena air perlakuan irigasi yang disiramkan ke tanaman jagung dan perlakuan

bahan organik, tidak berpengaruh secara nyata, mencukupi untuk pertumbuhan

jagung sehingga tidak menunjukkan perbedaan yang nyata.

Irigasi hemat air yang diterapkan pada agroekosistem lahan sawah tadah

hujan untuk pertanaman Jagung menunjukkan sangat efisien, dapat menghemat

air sangat banyak dengan hasil jagung yang tidak berbeda.

Irigasi petani yang dilakukan 5 kali sebanyak 200 ml dengan penjenuhan

1 kali, hanya memerlukan irigasi sebesar 6,11 persen dari kebutuhan air untuk

tanaman Jagung yang biasa dilakukan petani berdasarkan Kementerian PUPR

(0,6 liter/detik).

Irigasi hemat air atau irigasi petani yang dilakukan 10 kali sebanyak 200

ml dengan penjenuhan 1 kali, hanya memerlukan irigasi sebesar 7,30 persen dari

kebutuhan air untuk tanaman Jagung yang biasa dilakukan petani berdasarkan

Kementerian PUPR (0,6 liter/detik).

Irigasi petani yang diperbaiki berdasarkan FAO yang memperhatikan fase

inisiasi, fase vegetative, fase pembungaan dan fase pengisian biji, dilakukan 12

kali dengan penjenuhan 1 kali, hanya memerlukan irigasi sebesar 8,90 persen

dari kebutuhan air untuk tanaman Jagung yang biasa dilakukan petani

berdasarkan Kementerian PUPR (0,6 liter/detik).

Irigasi hemat air yang diterapkan pada agroekosistem lahan kering untuk

pertanaman Jagung menunjukkan sangat efisien, dapat menghemat air sangat

banyak dengan hasil jagung yang tidak berbeda.

Irigasi petani yang dilakukan 15 kali sebanyak 200 ml dengan penjenuhan

2 kali, hanya memerlukan irigasi sebesar 20,00 persen dari kebutuhan air untuk

tanaman Jagung yang biasa dilakukan petani berdasarkan Kementerian PUPR

(0,6 liter/detik).

Irigasi hemat air atau irigasi petani yang dilakukan 25 kali sebanyak 200

ml dengan penjenuhan 2 kali, hanya memerlukan irigasi sebesar 22,10 persen

dari kebutuhan air untuk tanaman Jagung yang biasa dilakukan petani

berdasarkan Kementerian PUPR (0,6 liter/detik).

Irigasi petani yang diperbaiki berdasarkan FAO yang memperhatikan fase

inisiasi, fase vegetative, fase pembungaan dan fase pengisian biji, dilakukan 22

kali dengan penjenuhan 2 kali, hanya memerlukan irigasi sebesar 22,50 persen

Page 60: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 43

dari kebutuhan air untuk tanaman Jagung yang biasa dilakukan petani

berdasarkan Kementerian PUPR (0,6 liter/detik).

3.2.2. Penelitian dan Pengembangan Sistem Irigasi Moderen

untuk Meningkatkan Produksi Hortikultura yang Hemat

Air, Hemat Energi dan Ramah Lingkungan

Pompa air merupakan kebutuhan pokok bagi kebanyakan petani untuk

memenuhi kebutuhan air tanaman dari sumber air yang lebih rendah menuju

hamparan tanaman lahan pertanian mereka. Intensitas penyedotan atau

pengairan yang tinggi pada bulan-bulan tertentu membutuhkan biaya besar

untuk membeli bahan bakar minyak (BBM) agar irigasi bisa berjalan optimal.

Untuk menekan biaya yang tinggi dari konsumsi BBM perlu didukung oleh inovasi

teknologi dengan memanfaatkan sumber energi alternatif untuk menggerakkan

pompa. Salah satu sumber energi alam yang dapat dimanfaatkan dan tersedia

setiap saat adalah sumber energi matahari. Pompa ini tidak menggunakan listrik,

sangat hemat energi dan ramah lingkungan, selain itu penggunaannya mudah,

efisiensi tinggi, kinerja stabil, dan dapat digunakan dalam jangka waktu lama.

Hasil penelitian sebelumnya dengan penggunaan pompa air tenaga surya dengan

kombinasi sistem distribusi irigasi mikro dengan impact sprinkler pada luasan 0,5

ha lahan yang ditanami bawang merah dapat menghemat konsumsi BBM per

musim dari 162,5 liter menjadi 58 liter dan biaya pembelian BBM dari Rp.

1.202.000,- menjadi Rp. 425.500, sehingga terjadi penghematan 185%.

Selanjutnya penggunaan pompa tenaga surya dapat menekan emisi gas rumah

kaca (GRK) yang bersumber dari penggunaan bahan hidrokarbon sehingga

ramah lingkungan.

Penelitian ini adalah melakukan pengembangan (scale up) aplikasi pompa

air tenaga surya untuk budidaya tanaman bawang merah di lahan kering dengan

melibatkan stake holder terkait dalam kerjasama penelitian. Sehingga, tujuan

dari penelitian ini adalah: 1) Melakukan pengembangan (scale up) penerapan

prototipe pompa tenaga surya hemat energi, 2) Melakukan uji lapang

implementasi teknologi irigasi modern berbasis sistem irigasi pompa tenaga surya

(SIPTS) pada tanaman hortikultura (bawang merah), 3) Melakukan

pendampingan teknologi pada model usaha tani bawang merah pada demfarm,

Page 61: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

44 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

4) Melakukan analisis finansial dan kelayakan Sistem Usaha Pertanian (SUP)

inovatif berbasis irigasi modern, 5) Menghasilkan karya tulis ilmiah (jurnal dan

prosiding). Sistem irigasi pompa tenaga surya memiliki karakteristik hemat

energi, hemat air, dan ramah lingkungan dan diharapkan dalam

pengoperasiannya lebij mudah, efisiensi tinggi, kinerja stabil dan dapat

digunakan dalam jangka waktu lama karena direncanakan menggunakan sistem

otomatis dalam pemberian air irigasi pada tanamannya.

Gambar 38. Desain demplot Irigasi Tetes terintegrasi Sistem Irigasi Sumur Air Tanah Dalam di Desa Akar-akar, Kecamantan Bayan, Lombok Utara

Berdasarkan hasil survei lapang, dapat disimpulkan bahwa teknik irigasi

yang sesuai untuk diterapkan di Demfarm adalah irigasi sprinkler dan irigasi

kabut (Spray Hose).

Page 62: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 45

Tabel 6. Luas plot percobaan dan teknik irigasi pada Demfarm Sistem Irigasi Tanaman Hortikultura di Desa Akar-akar, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara

No Petak Luas (m2) Teknik Irigasi

1 PB-1 555.1 Sprinkler

2 PB-2 555.5 Sprinkler

3 PB-3 601.2 Sprinkler

4 PT-1 509.4 Irigasi Kabut

5 PT-2 500.2 Irigasi Kabut

6 PT-3 525.6 Irigasi Kabut

7 PT-4 844.1 Irigasi Kabut

Luas Total (m2) 4,091.1

Lokasi Demfarm Sistem Irigasi Tetes Tanaman Hortikultura ditetapkan di Dusun

Temuan Baru, Desa Akar-akar, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara.

Pertimbangan pemilihan lokasi ini karena adanya sumber air yang berasal dari

sumur air tanah dalam, mudah dijangkau, serta adanya respon petani yang ingin

melakukan budi daya bawang merah dengan sistem irigasi tetes.

Berdasarkan pertimbangan karakteristik lahan, komoditas yang akan

dibudidayakan serta karakteristik sumber air dan teknologi eksploitasi sumber

daya air yang tersedia di lapangan, maka teknik irigasi yang diterapan di

lapangan adalah irigasi sprinkler dan irigasi kabut (spray hose). Plot percobaan

untuk sprinkler adalah seluas 1,711.8 m2, sedangkan untuk irigasi kabut adalah

seluas 2,379.3 m2.

Panen bawang di Demplot Akar-akar tidak dapat dilakukan karena

serangan ulat yang terjadi pada pertengahan September pada fase pemasangan.

Page 63: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

46 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

3.2.3. Desain dan Pengembangan Teknologi Pemanfaatan

Sumber Daya Air untuk Meningkatkan Produktivitas

Tanaman Padi Gogo dan Palawija Di Bawah Tegakan

Tanaman Tahunan

Upaya peningkatan produksi pangan terutama beras dapat diarahkan pada

lahan-lahan kering yang sesuai untuk tanaman pangan, pada beberapa alternatif

tipe lahan antara lain lahan kering berlereng, lahan kering datar, dan lahan

perkebunan di bawah tegakan tanaman tahunan. Namun demikian kendala yang

dihadapi dalam budi daya tanaman di lahan kering adalah curah hujan sangat

bervariasi secara spasial dan temporal sehingga produksi tanaman seringkali

terkendala dengan ketidakpastian ketersediaan air. Dengan demikian analisis

agroklimatologis (pola curah hujan, neraca air untuk melihat surplus-defisit dan

penentuan waktu tanam) serta analisis hidrologi secara komprehensif (penentuan

lokasi panen air sebagai sumber irigasi suplementer untuk meningkatkan

produktivitas lahan, teknik pendistribusian dan teknik irigasi) sangat penting

diteliti untuk dapat merencanakan peningkatan produksi pangan dengan tepat.

Kegiatan ini bertujuan untuk 1) menyusun peta potensi wilayah

pengembangan padi gogo di Sumatera dan Kalimantan berbasis sumber daya

iklim dan air; 2) menentukan pola tanam padi gogo di lahan kering berdasarkan

potensi sumber daya iklim dan air; 3) menyusun desain pengelolaan air dan

teknik irigasi pada budi daya tanaman padi gogo di lahan kering.

Beberapa hasil penting dari penelitian yaitu: 1) Peta Wilayah

Pengembangan Padi Gogo berbasis Sumber Daya Iklim dan Air, yang

dilaksanakan dalam dua bagian yaitu: penentuan lahan kering yang tersedia

untuk pengembangan padi gogo, dan jenis infrastruktur panen air sebagai

sumber irigasi suplementer, 2) Alternatif pola tanam berdasarkan kondisi surplus

defisit ketersediaan air, 3) Desain pengelolaan air untuk budi daya tanaman di

bawah tegakan, terdiri dari pengelolaan sumber irigasi suplementer dan jenis

teknik irigasinya.

Hasil pemetaan potensi wilayah pengembangan padi gogo di Sumatera

dan Kalimantan berbasis sumber daya iklim dan air menunjukkan bahwa di Pulau

Sumatera sekitar 63% dari luas wilayah lahan kering yang berpotensi untuk

pengembangan padi gogo (sekitar 2,3 juta ha) dapat dikembangkan infrastruktur

Page 64: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 47

panen air berupa embung dan dam parit, sedangkan di pulau Kalimantan sekitar

78% dari luas wilayah lahan kering yang berpotensi untuk pengembangan padi

gogo (sekitar 25 ribu ha) dapat dikembangkan infrastruktur panen air berupa

embung (Gambar 39 dan 40, Tabel 7 dan 8).

Berdasarkan Gambar 3, di kecamatan Tanjung Bintang terjadi kondisi

surplus air pada bulan Januari hingga April, dengan nilai bervariasi antara dari

25 hingga 80 mm. Potensi tanam untuk tanaman pertanian terdapat pada masa

periode surplus ini. Selama bulan Mei hingga Desember, terjadi defisit

ketersediaan air maksimum hingga 72 mm. Selama empat bulan defisit, terjadi

penurunan kadar air tanah dari 209 mm menjadi 171 mm di bulan Mei hingga 23

mm di November. Total surplus neraca air tahunan di Kecamatan Tanjung

Bintang, Lampung Selatan selama 4 bulan mencapai 223 mm, tertinggi pada

bulan Januari sebesar 80 mm. Berdasarkan kondisi surplusi tersebut, tersedia

potensi akumulasi aliran permukaan maksimum hingga mencapai 111 mm hingga

bulan Mei. Pola tanam yang dapat dikembangkan pada lahan di bawah tegakan

adalah padi-bera-bera atau padi/palawija-bera-bera. Di lahan yang terdapat

sumber irigasi tambahan seperti embung dapat dikembangkan pola tanam padi-

padi-bera, padi-palawija-bera, padi-padi/palawija-bera, padi/palawija-

padi/palawija-bera.

Gambar 39. Peta potensi wilayah pengembangan padi gogo di Pulau Sumatera berbasis sumber daya air dan iklim

Page 65: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

48 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

Tabel 7. Luas wilayah pengembangan pdi gogo di pulau Sumatera berbasis

sumber daya iklim dan air (infrastruktur panen air)

No Jenis Infrastruktur Luas Padi Gogo (Ha)

1 Embung 411,007

2 Embung & Dam Parit 2,328,140

3 Embung & Long Storage 121,351

4 Embung & Pompanisasi 0

5 Embung & Pompanisasi dan DAM Parit 785,979

6 Embung & Sumur Dangkal 39,156

7 Long Storage 18,144

8 Non Infrastruktur 857

9 Pompanisasi 0

10 Sumur Dangkal 4,597

TOTAL 3,709,232

Gambar 40. Peta potensi wilayah pengembangan padi gogo di Pulau Kalimantan berbasis sumber daya air dan iklim

Page 66: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 49

Tabel 8. Luas wilayah pengembangan pdi gogo di pulau Kalimantan berbasis sumber daya iklim dan air (infrastruktur panen air)

No Jenis Infrastruktur Luas Padi Gogo (Ha)

1 Embung 25,229

2 Embung & Dam Parit 6,131

3 Embung & Long Storage 97

4 Embung & Pompanisasi 0

5 Embung & Pompanisasi dan DAM Parit 568

6 Embung & Sumur Dangkal 447

7 Long Storage 6

TOTAL 32,479

Gambar 41. Periode Surplus-Defisit Air Bulanan di Kecamatan Tanjung Bintang, Lampung Selatan

Sumber irigasi pada budi daya tumpangsari padi gogo dan palawija di

bawah tegakan tanaman sengon dan karet berasal dari embung yang terletak di

sekitar lahan penelitian. Air dipompa dari embung dan dialirkan ke lahan

menggunakan pipa tertutup. Teknik irigasi yang diaplikasikan adalah irigasi

sprinkler, furrow, dan spray hose (Gambar 42). Volume dan frekuensi irigasi

diberikan sesuai kebutuhan air tanaman pada setiap fase pertumbuhan. Pada

fase vegetatif selama 60 hari, irigasi diberikan sebanyak 37,2 mm setiap 9 hari,

sedangkan pada masa generatif atau tanaman berumur 61-90 hari, irigasi

diberikan sebanyak 50,2 mm setiap 10 hari. Pada akhir pertumbuhan tanaman,

yakni pada fase pematangan, umur lebih dari 90 hari sampai menjelang panen,

irigasi diberikan selang 23 hari sebanyak 29 mm.

-100

-75

-50

-25

0

25

50

75

100

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

TIN

GG

I K

OLO

M A

IR (

mm

/bu

lan

) .

SURPLUS-DEFISIT AIR TANAH DI KECAMATAN TANJUNG BINTANG

Surplus

Defisit

Page 67: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

50 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

Gambar 42. Aplikasi teknik penyiraman hosespray/kabut (kiri), furrow/genangan

(tengah), dan sprinkler/curah (kanan) di Desa Trimulyo, kecamatan Tanjung Bintang, kabupaten Lampung Selatan

Pada fase vegetatif pada umumnya pertumbuhan tanaman padi, dengan

indikator tinggi tanaman pada umur 60 hari setelah tanam, kurang optimal. Rata-

rata tinggi tanaman padi berkisar 48 sampai 70 cm, sedangkan tanaman jagung

berkisar antara 66-139 cm. Kondisi kekeringan memicu hasil tanaman padi dan

jagung lebih rendah dari kondisi normal. Tanaman padi varietas Rindang 2,

Inpago 10, dan Rindang 1 berturut-turut menghasilkan 2,8; 2,6, dan 2,3 t gabah

kering/ha, jauh lebih rendah dari rata-rata produktivitas yang mencapai 4,20;

4,0; dan 4,62 t/ha (Gambar 43). Berat pipilan kering jagung tertinggi mencapai

6t/ha pada teknik irigasi furrow. Teknik irigasi furrow memberikan hasil gabah

kering jagung dan pipilan kering lebih tinggi dari sprinkler dan hosespray (kabut).

Berat gabah kering dan pipilan kering jagung dengan irigasi kabut pada naungan

tanaman sengon lebih tinggi daripada naungan karet (Gambar 44).

Gambar 43. Berat gabah kering padi pada teknik irigasi curah (sprinkler), kabut (sprayhose), genangan (furrow) di bawah naungan sengon dan karet di desa Trimulyo, kecamatan Tanjung Bintang, kabupaten Lampung Selatan (B1, B2, B3, sengon; T1 Karet; T2, T3, sengon)

0,00,51,01,52,02,53,0

Bera

t G

abah k

ering (

t/ha)

Jenis teknik pengairan dan naungan

Rindang 1

Page 68: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 51

Gambar 44. Berat pipilan kering jagung pada teknik irigasi curah (sprinkler),

kabut (sprayhose), genangan (furrow) di bawah naungan sengon dan karet di desa Trimulyo, kecamatan Tanjung Bintang, kabupaten Lampung Selatan (B1, B2, B3, sengon; T1 Karet; T2, T3, sengon)

3.2.4. Pengelolaan Lahan dan Air Menurut Karakteristik

Hidrologis Rawa Pasang Surut

Lahan rawa pasang surut merupakan lahan pertanian marginal yang

tersedia dan belum dimanfaatkan secara optimal di Indonesia. Dari total 34,92

juta hektar lahan rawa yang tersedia (pasang surut, lebak, dan gambut), sekitar

19,2 juta ha lahan berpotensi untuk pengembangan pertanian; namun baru

sekitar 19% (3,68 juta ha) yang sudah diusahakan untuk lahan pertanian

(BBSDLP, 2014). Sedangkan, terdapat sekitar 7,5 juta hektar lahan rawa

potensial tersedia yang belum diusahakan (semak belukar) yang berpotensi

untuk dioptimalkan sebagai lahan pertanian. Optimalisasi lahan rawa

memerlukan dukungan teknologi pengelolaan lahan dan air lahan rawa yang

sesuai dengan karakteristik setempat sehingga produktifitas lahan dapat

ditingkatkan melalui efisiensi penggunaanan input yang optimal.

Masalah utama dalam pemanfaatan lahan rawa (terutama rawa pasang

surut) untuk pertanian adalah hambatan fisika-kimia lahan, kendala biologis, dan

masalah sosial ekonomi (Alihamsyah, 2001). Sarwani et al. (1994) dan

Adimiharja et al. (1998) mengidentifikasi masalah fisika-kimia lahan rawa pasang

surut untuk pertanian, meliputi genangan air, kemasaman tanah (pH) rendah,

adanya zat kimia beracun, salinitas tinggi, dan tingginya keragaman kondisi

lahan. Lebih lanjut, Sastramihardja et al. (1992) mengidentifikasi kendala biologis

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

7,0

B1-Sprinkler B2-Kabut B3-Furrow T1-Kabut T2-Furrow T3-Sprinkler

Bera

t pip

ilan k

ering (

t/ha)

Jenis teknik pengairan dan naungan

Page 69: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

52 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

di lahan rawa pasang surut, meliputi: hama penyakit dan infeksi gulma.

Sedangkan kendala sosial ekonomi di lahan pasang surut secara umum meliputi:

(1) rendahnya tingkat pendidikan dan keterampilan petani, (2) kuatnya budaya

tradisional, (3) keterbatasan sumber daya dan model petani, dan (4) belum

berkembangnya fungsi kelembagaan agribisnis pertanian (Alihamsyah, 2001).

Dari beberapa kendala pemanfaatan lahan rawa, pengelolaan sumber daya air

merupakan kunci utama keberhasilan pemanfaatan lahan rawa pasang surut

untuk pertanian.

Selain dari kendala eksisting lahan rawa, kegiatan optimalisasi lahan rawa

untuk pertanian sering terkendala terbatasnya ketersediaan informasi

sumberdaya lahan dan air sebagai dasar penyusunan rekomendasi, dan teknologi

tepat guna pengelolaan air lahan rawa yang belum terdesiminasi sampai level

petani. Berdasarkan kendala yang teridentifikasi, maka tujuan dari penelitian ini

adalah: 1) melakukan karakterisasi hidrodinamika demfarm lahan rawa pasang

surut dengan tipe luapan B atau C, 2) melakukan evaluasi saluran irigasi pada

demfarm lahan rawa pasang surut eksisting sebagai dasar penyusunan

rekomendasi perbaikan sarana dan prasaran irigasi, 3) melakukan analisis jadwal

dan pola tanam menurut skenario ketersediaan air, dan karakteristik iklim pada

demfarm lahan rawa pasang surut berdasarkan keluaran tujuan 1, dan 4)

menyusun model pengelolaan lahan dan air berdasarkan jenis dan karakteristik

infrastruktur pengelolaan air yang telah dan akan dibangun pada pada demfarm

lahan rawa pasang surut dengan tipe luapan B atau C berdasarkan keluaran

tujuan 3.

Penelitian dilaksanakan dari bulan Januari sampai dengan Desember 2019

di dua lokasi, yaitu kecamatan Muara Telang, Kabupaten Banyuasin, Sumatera

Selatan, dan kecamatan Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan.

Bahan yang digunakan untuk pelaksanaan penelitian ini terdiri atas (1) data

primer dan sekunder dinamika air lahan rawa pasang surut, dan (2) bahan

penelitian percobaan pertanaman padi berdasarkan perlakuan pemberian pupuk

dan amelioran. Ruang lingkup kegiatan karakterisasi lahan dan air mendukung

optimalisasi lahan rawa meliputi karakterisasi dinamika kuantitas dan kualitas air,

optimalisasi jadwal tanam, dan penyusunan model pengelolaan air lahan rawa.

Lebih lanjut lima tahapan utama yang telah dilaksanakan meliputi: (1) survei

lapangan (survei topografi, pemetaan dengan drone), (2) inventarisasi data

Page 70: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 53

hidrodinamika lahan rawa (pemasangan data logger, penataan lahan dan saluran

irigasi), (3) analisis prediksi dinamika tinggi muka air dan penentuan waktu

tanam berbasis model neraca air, serta prediksi banjir menggunakan model HEC

RAS.

Hasil kegiatan survei investigasi dan desain di demfarm Telang Rejo

menunjukkan bahwa lokasi demfarm Telang Rejo merupakan dataran Fluvio

Marin dengan tipe luapan C berjenis tanah Sulfic endoaquepts dengan

kedalaman pirit 50-100 cm. Faktor pembatas untuk pertanian adalah adanya

materi Sulfidic, tingkat Kejenuhan Basa (KB) yang rendah, pH tanah masam, dan

kandungan NPK rendah. Lebih lanjut, kendala lain yang dihadapi di lokasi

penelitian ini adalah potensi kekeringan di musim kemarau. Selain masalah

kekeringan, pada akhir musim kemarau menuju musim hujan (bulan Agustus –

September) terdapat juga potensi intrusi air laut yang mengakibatkan

peningkatan salinitas air tanah di lahan pertanian. Optimalisasi tata kelola air

lahan rawa pasut demfarm Telang Rejo difokuskan di lahan sawah utama seluas

20 hektar. Tujuan utama optimalisasi tata kelola air lahan rawa pasut adalah

untuk mempercepat keluar-masuk air di lahan pertanian untuk meningkatkan

efisiensi pencucian pirit terlarut. Kegiatan optimalisasi tata kelola air meliputi: (1)

normalisasi tanggul (galengan sawah) dan saluran kuarter, (2) pemasangan

pintu tabat PVC 4” di tanggul pembatas lahan dan saluran kuarter, dan (3)

pemasangan pintu tabat PVC 6” di Jalan Usaha Tani (JUT) dan tanggul pembatas

saluran kuarter dan tersier. Peta desain optimalisasi tata kelola air lahan

superimpose demfarm SERASI di Desa Telang Rejo, Banyuasin, Sumatera

Selatan disajikan pada Gambar 45.

Page 71: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

54 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

Gambar 45. Peta desain optimalisasi tata kelola air lahan superimpose demfarm

SERASI di Desa Telang Rejo, Banyuasin, Sumatera Selatan

Kegiatan survei investigasi dan desain di demfarm Jejangkit menunjukkan

bahwa lokasi demfarm Jejangkit termasuk kedalam subgrup Sulfic endoaquepts

dan merupakan lahan rawa pasang surut dengan tipe luapan B, yaitu merupakan

lahan rawa yang permukaan lahannya dapat diluapi hanya oleh air pasang besar

saja, sedangkan pada saat pasang kecil permukaan lahannya tidak terluapi. Hasil

dari pengamatan lapang menunjukkan bahwa kedalaman pirit di lokasi penelitian

berkisar lebih dari 100 cm. Faktor pembatas utama kegiatan pertanian di lokasi

demfarm selain pH tanah yang bersifat masam adalah periode surut yang

singkat, sehingga kegiatan pertanian rentan gagal apabila tanggal mulai tanam

terlambat. Optimalisasi tata kelola air lahan rawa pasut akan difokuskan pada

kegiatan pembangunan infrastruktur irigasi terutama saluran tersier di lahan,

meliputi: (1) pembuatan tanggul batas lahan (galengan sawah, ±1029 meter),

saluran kuarter (±783 meter), tersier (±2523 meter), dan peninggian tanggul

blok belakang (±601 meter), (2) pemasangan gorong-gorong PVC 4” di tanggul

pembatas saluran kuarter dan tersier (blok 9), dan (3) pemasangan pintu tabat

PVC 6” di tanggul pembatas saluran tersier dan sekunder. Peta desain

Page 72: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 55

optimalisasi tata kelola air irigasi di demfarm SERASI Jejangkit, Banyuasin,

Kalimantan Selatan disajikan pada Gambar 46.

Gambar 46. Peta desain optimalisasi tata kelola air irigasi di demfarm SERASI Jejangkit, Banyuasin, Kalimantan Selatan

1. Inventarisasi Data Hidrodinamika Lahan Rawa Pasang Surut

Hasil inventarisasi data hidrodinamika lahan rawa pasang surut

menunjukkan 2 dinamika tinggi muka air, meliputi 1) dinamika musiman dan 2)

dinamika harian. Dinamika pasang surut musiman terpengaruh oleh dinamika

curah hujan. Data dinamika pasang surut musiman dapat digunakan sebagai

dasar optimasi waktu tanam di lahan rawa pasang surut. Lebih lanjut, dinamika

harian terpengaruh oleh dinamika pasang surut air laut harian. Data dinamika

harian dapat digunakan sebagai dasar tata kelola air mikro (penjadwalan buka

tutup pintu air irigasi) di lahan rawa pasang surut.

Hasil inventarisasi data dinamika kualitas air menunjukkan bahwa di

lokasi demfarm Jejangkit, tingkat keasaman air relatif stabil dan tidak banyak

terpengaruh oleh dinamika curah hujan. Hal ini terjadi karena tingkat keasaman

air di hulu sungai alalak relatif rendah karena terekspose nya lapisan pirit

Page 73: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

56 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

terutama di lahan perkebunan sawit. Berbeda dengan demfarm Jejangkit,

dinamika kualitas air di demfarm Telang Rejo terpengaruh oleh dinamika curah

hujan. Tingkat keasaman air meningkat seiring dengan tingginya intensitas

hujan, sedangkan tingkat salinitas air menurun seiring dengan masuknya musim

penghujan.

2. Analisis Data dan Pemodelan

Hasil pemodelan banjir sungai Alalak menggunakan HEC RAS

menunjukkan bahwa tanggul sungai eksisting hanya mampu menahan debit

sungai sampai dengan 50 m3/detik. Untuk menahan luapan air pada musim

pasang besar, tanggul sungai Alalak perlu ditinggikan minimal 1 m. Lebih lanjut,

hasil prediksi dinamika tinggi muka air berdasarkan model neraca air

menunjukkan bahwa waktu tanam optimum di demfarm Jejangkit adalah dari

Mei dasarian I/II sampai dengan Januari dasarian III/Februari dasarian I. Hasil

analisis banjir menggunakan HEC RAS dengan 3 debit asumsi disajikan pada

Gambar 47.

Gambar 47. Hasil analisis banjir menggunakan HEC RAS dengan 3 debit asumsi. Lingkaran biru pada data geometri sungai adalah titik profil melintang sungai yang ditampilkan, merupakan titik inlet ke demfarm Jejangkit

Page 74: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 57

Hasil karakterisasi hidrodinamika lahan rawa pasang surut di demfarm

Telang Rejo dan demfarm Jejangkit menunjukkan terdapat 2 dinamika tinggi

muka air, yaitu: 1) dinamika harian yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut,

dan 2) dinamika musiman yang dipengaruhi oleh musim hujan. Dinamika pasang

surut harian dapat digunakan sebagai acuan untuk penjadwalan tata kelola air

mikro (buka tutup pintu irigasi), sedangkan dinamika pasang surut musiman

dapat digunakan sebagai acuan optimasi jadwal masa tanam. Lebih lanjut, hasil

simulasi prediksi dinamika pasang surut tinggi muka air sungai Alalak

menunjukkan bahwa jadwal tanam di demfarm Jejangkit adalah antara Mei

dasarian I/II dan Januari dasarian III/Februari dasarian I. Jadwal buka tutup

pintu saluran irigasi harian dapat ditentukan berdasarkan dinamika pasang surut

harian yang teridentifikasi.

Berdasarkan hasil pengamatan hidrodinamika lahan rawa pasang surut

selama periode kegiatan tahun 2019, kegiatan ini merekomendasikan bahwa

kegiatan optimalisasi lahan rawa untuk pertanian di demfarm SERASI

Balitbangtan perlu memperhatikan hal-hal berikut: 1) peninggian tanggul sungai

Alalak minimal 1 meter dari tinggi eksisting, 2) manajemen tata kelola air mikro

(penataan saluran irigasi dan penjadwalan buka tutup pintu air) berdasarkan

data pengamatan hidrodinamika, 3) penjadwalan masa tanam berdasarkan data

dinamika kuantitas dan kualitas air lahan rawa.

Page 75: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

58 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

IV. DISEMINASI HASIL PENELITIAN

Diseminasi Satker Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi merupakan

kegiatan untuk mempublikasikan, mengembangkan serta mendokumentasikan

hasil-hasil penelitian teknologi Agroklimat dan hidrologi kepada pengguna melalui

publikasi tercetak, mengkomunikasikan melalui kegiatan pameran, ekspose dan

seminar.

Kegiatan Diseminasi Teknologi Hasil Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

merupakan kegiatan rutin yang menunjang tupoksi Balitklimat dan dilaksanakan

setiap tahun. Tujuan kegiatan adalah menyebarluaskan, mengkomunikasikan dan

mempublikasikan hasil-hasil penelitian di bidang agroklimat dan hidrologi

terutama teknologi yang berkaitan dengan sumberdaya iklim dan air agar dapat

dimanfaatkan sebaik-baiknya dan sebanyak-banyaknya oleh masyarakat dan

pengguna hasil penelitian dalam berbagai bentuk seperti publikasi tercetak

maupun dalam bentuk komunikasi hasil penelitian seperti kegiatan seminar dan

partisipasi pada kegiatan pameran.

Pada tahun anggaran 2019, Balai Penelitian Agroklimat dan Hidologi telah

melakukan kegiatan diseminasi teknologi hasil penelitian yang telah dihasilkan.

Diseminasi dan penyebaran hasil hasil penelitian tersebut dikemas dalam

berbagai bentuk penerbitan publikasi ilmiah semi popular seperti: Laporan

Tahunan Balai, Buletin Hasil Penelitian Agroklimat dan Hidrologi, Info Agroklimat

dan Hidrologi, Petunjuk Teknis, dan Leafet.

4.1. Diseminasi Teknologi Hasil Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

Kegiatan diseminasi dilaksanakan berdasarkan jadwal atau undangan dari

Kegiatan Kementerian atau Pemerintah Pusat atau kegiatan pameran skala

nasional. Setelah menerima undangan dan jadwal serta lokasi kegiatan, Tim

Jasa Penelitian (Jaslit) akan mempersiapkan bahan serta materi yang sesuai

dengan kegiatan pameran, dalam kegiatan pameran ini sekaligus sosialisasi

kegiatan dari Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi, dan melihat respon dari

masyarakat terhadap beberapa teknologi yang di hasilkan oleh Peneitian Balai

Penelitian Agroklimat dan Hidrologi.

Page 76: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 59

Partisipasi kegiatan Pameran

Sampai dengan bulan Desember 2019, partisipasi kegiatan pameran yang telah

diikuti oleh Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi diantaranya adalah Pameran

Iklim, Pameran saat Simposium VIII dan Kongres VII Perhimpi, serta saat Hari

Pangan Sedunia.

4.1.1. Pameran Festival Iklim

Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi ambil bagian dalam festival iklim yang

diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Balitklimat

melakukan penyampaian teknologi-teknologi tentang adaptasi perubahan iklim

diantaranya sistem penghematan air. Selama pameran juga ditampilkan

indografis prediksi hujan di beberapa wilayah di Indonesia serta alat Automatic

Weather Station yang dapat merekam data cuaca secara real time.

Dalam kesempatan pameran tersebut, booth Balitklimat yang tergabung

dalam booth Kementerian Pertanian dikunjungi oleh Menteri Lingkungan Hidup

dan Kehutanan Dr. Ir. Siti Nurbaya Bakar, M.Sc. Beliau menghendaki adanya info

terbaru mengenai pengelolaan lahan gambut untuk sector pertanian beserta aksi

adaptasi dan mitigasinya terhadap emisi gas rumah kaca.

Gambar 48. Kegiatan diseminasi teknologi dan hasil penelitian Balai Agroklimat dan Hidrologi dalam acara Festival Iklim di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Page 77: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

60 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

4.1.2. Hari Pangan Sedunia (HPS) 2019

Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi, Bogor telah berpartisipasi sejak awal

penentuan lokasi yang akan digunakan sebagai lokasi Gelar Teknologi oleh

Badan Litbang Pertanian Berkaitan terkait dalam penyediaan air bersama

dengan Balittanah untuk menyiapkan lahan dengan tingkat kesuburan yang

cukup dan kebutuhan air tanaman untuk demplot bermacam-macam tanaman

total seluas 21 hektar, bertambah 19 hektar dari yang sebelumnya

direncanakan 2 hektar.

Secara teknis sistem irigasi yang digunakan pada lokasi Gelar Teknologi

HPS Ke-39, Kendari menggunakan beberapa komponen dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1) Sumber air: Sumur dalam (40 meter) dan Embung aktif (3 m x 2,5 m x 2

m)

Sumber air utama untuk mengairi suluruh tanaman baik kakao, tanaman

pangan padi jagung kedelai, tanaman hortikultura termasuk KRPL (Kawasan

Rumah Pangan Lestari) dan OPAL (Obor Pangan Lestari) maupun untuk SITT

(Sistem Integrasi Tanaman Ternak) ternak akan mengandalkan sumber air dari

sumur dalam 40 meter dan Embung Aktif yang selalu mengeluarkan debit air

hingga 10 liter per detik. Sumber air permukaan dari embung didistribusikan

dengan pompa sedangkan sumber air dalam berupa sumur bor didistribusikan

dengan torent malalui gaya gravitasi. Ke dua sumber air ini menggunakan

system distribusi air terttutup menggunakan pipa.

2) Bak Penampung dan Embung: Toren 7-unit (kapasitas 2.200 liter) dan

Embung terpal (9 m x 4,5 m x dalam 1,5 m)

Untuk mendistribusikan sumber air dari Embung aktif dan Sumur dalam 40

meter yang telah dibuat di atas perlu didistribusikan ke beberapa Bak

penampung agar luasan hamparan tanaman seluas 21 Ha dapat dengan

mudah didistribusikan lagi ke masing-masing tanaman baik tanaman utama

(kakao off season) dan tanaman sela serta tanaman di sekitar panggung

utama HPS ke-39 di desa Puudambu, kecamatan Angata, Konawe Selatan,

Sulawesi Tenggara. Total bak penampung adalah 7 x 2.200 liter atau 15.400

liter dan embung ukuran 9 x 4,5 x 1,5 m3 = 60,75 m3 atau 60.750 liter,

sehingga total volume air yang tersedia setiap hari adalah 76.150 liter. Pompa

Page 78: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 61

multistage dengan kapasitas 60 – 75 l/min yang terpasang di sumber air

embung akan bekerja sepanjang 15 – 20 jam per hari.

Embung geomembrane di bangun di tengah lokasi Geltek untuk mendekatkan

sumber air. Geomembrane merupakan produk lembaran plastik yang terbuat

dari bahan HDPE, LLDPE atau PVC. Bahan pembuatan geomembrane ditambah

dengan bahan UV stabilizer, antioksidan dan carbon block. Fungsi

geomembrane ini sebagai lapisan kedap air agar tidak terjadi rembesan air

pada tempat penampungan air. Keunggulan embung geomembrane adalah

tahan terhadap paparan ultraviolet matahari, tahan terhadap larutan asam

basa. Dalam pemasangan embung geomembrane, diperlukan pembersihan

lubang tanah dari benda benda tajam kemudian sedikit dipadatkan tanahnya

baru setelah itu dipasang geomembrannya.

3) Irigasi Hemat Air berbasis Android: (4 jenis irigasi mikro dan Box control

serta HP Android)

Selanjutnya untuk lebih mengalirkan air irigasi dari beberapa bak penampung

ke masing-masing tanaman yang ada di lokasi Gelar Teknologi digunakan 4

(empat) jenis irigasi mikro yang hemat air, yaitu:

a) Mini-Big gun Sprinkler: sistem irigasi curah seperti hujan dengan jarak < 15

m dengan efisiensi pemanfaatan air sampai 80%. Irigasi ini cocok

diaplikasikan pada lahan kering.

b) End house Dripper: irigasi melalui pipa yang berlubang, lebih murah

dengan efisiensi pemanfaatan air sampai 80%. Pipa dilubangi dengan jarak

tertentu kemudian diletakkan diatas permukaan tanah pada sela baris

tanaman. Air didistribusikan melalui pompa bertekanan. Teknologi ini

berupa irigasi sederhana tanpa ada penambahan alat-alat yang detail

namun sudah dapat dikendalikan dengan android;

c) Rotating sprinkler: irigasi kabur dan curah dengan radius kurang dari 1-

meter dengan efisiensi pemanfaatan air sampai 80%. Sistem irigasi ini

memungkinkan tanaman terkena air secara maksimal karena putaran air

dapat menjangkau area yang di atur;

d) Drip Irrigation: irigasi tetes melalui pipa PE yan terus menerus dengan

efisiensi pemanfaatan air sampai 95%. Irigasi ini berupa metode pemberian

air pada tanaman secara langsung baik pada areal perakaran tanaman

maupun pada permukaan atanah melalui tetesan secara kontinyu dan

Page 79: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

62 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

perlahan. Sistem irigasi tetes memenfaatkan tekanan gravitasi dan tekana

pompa sebagai sumber energi untuk mengalirkan air dari reservoir ke

tanaman. Dari berbagai literatur, debit rata-rata tetesan yang

memanfaatkan tekanan gravitasi sebesar 0,78 L/jam sedangkan debit rata-

rata tetesan yang menggunakan tekanan pompa sebesar 1,19 L/jam.

Masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahan tergantung keperluan,

efisiensi irigasi, jenis komoditas, cara irigasi dan biaya instalasi dari masing-

masing sistem irigasi. Untuk mengoperasikan irigasi ini dikendalikan dengan

HP tipe Android dengan teknologi IoT (Internet of Thing) maupun dapat

dikendalikan dengan sensor lengas tanah maupun pewaktu (timer).

(a) (b)

Gambar 49. Embung geomembrane (a) dan sumur dalam (b)

(a) (b)

Gambar 50. Torent penampung air kapasitas 2200liter (a) dan control panel irigasi otomatis berbasis android (b)

4.1.3. World Soil Day

Peringatan hari tanah sedunia (World Soil Day/WSD) diperingati setiap

tanggal 5 Desember, untuk tahun 2019 peringatan WSD diperingati dengan

Page 80: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 63

tema "Hentikan Erosi Tanah, Selamatkan Masa Depan". Balitklimat ikut serta

dalam rangkaian acara WSD yang berlangsung selama 3 hari, pada 3 – 5

Desember 2019, dengan mengadakan 2 Bimbingan Teknis (Bimtek), yaitu :

1. Sekolah Lapang Iklim dengan peserta adalah siswa, mahasiswa, guru, dan

dosen

2. Bimtek Iklim dengan peserta adalah Kelompok Tani dari Dinas Pertanian

Kota Bogor

Bimbingan Teknis Iklim

Balitklimat bekerja sama dengan Dinas Pertanian Kota Bogor mengadakan

Sekolah Lapang Iklim dilaksanakan pada 28 November dan 2 – 4 Desember

2019, bertempat di Ruang Rapat Utama Balitklimat dan berlangsung selama 4

jam dari pukul 09.00 – 13.00. Bimtek Iklim bertujuan meningkatkan kapasitas

para penyuluh dan petani Dinas Pertanian Kota, maka dari itu materi yang

dibawakan oleh pemateri (peneliti dari lingkup BBSDLP) sangat aplikatif untuk

diterapkan di lapangan.

Gambar 51. Bimbingan teknis Iklim dalam rangka World Soil Day

Sekolah Lapang Iklim

Bimtek Iklim yang diikuti lebih dari 50 orang yang berasal dari latar belakang

yang berbeda, dilaksanakan satu hari sebelum acara puncak WSD, 4 Desember

2019. Bertempat di Ruang Operasional Katam Terpadu Balitklimat terdapat 4

materi yang dibawakan oleh para peneliti Balitklimat, diantaranya:

1. Pemahaman tentang iklim, oleh Dr. Ir. Suciantini, M.Si

2. Iklim dalam pertanian oleh Dr. Ir. Woro Estiningtyas, M.Si

3. Prediksi iklim untuk pertanian oleh Ir. Erni Susanti, M.S

4. Tata kelola air untuk pertanian oleh Dr. Ir. Popi Redjekiningrum, MS

Page 81: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

64 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

Berlangsung selama 8 jam, dari pukul 09.00 – 17.00, banyak diskusi menarik

terutama terkait iklim dan pengelolaan lingkungan.

Gambar 52. Sekolah lapang Iklim dalam rangka World Soil Day

4.2. Kerjasama Penelitian

4.2.1 Pengembangan Aplikasi dengan Start-Up PT. Mercy Corps

Indonesia

Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara Program Leveraging ICT for Irrigated

Agricultural Extension yang dilakukan oleh PT. Mercy Corps Indonesia dengan SI

Kalender Tanam Terpadu yang dikembangkan oleh Balitklimat. Program

Leveraging ICT for Irrigated Agricultural Extension sendiri merupkan kerjasama

antara Pemerintah Indonesia dengan Asian Development Bank. Kegiatan

kerjasama antara Mercy Corps Indonesia dengan Balitklimat ditujukan untuk

memperluas deliveri informasi Katam Terpadu kepada pengguna. Tekniknya

adalah dengan cara membuat aplikasi android yang link dengan SI Katam

Terpadu, atau memanfaatkan data dan informasi dari SI Katam Terpadu.

Mercy Corps Indonesia adalah suatu lembaga swasta yg bergerak dalam

bidang IoT. Pada kegiatan kerja sama ini, Mercy Corps Indonesia melibatkan

mitranya 8 villages, PT. Mitra Sarana Membangun Bangsa (MSMB) dan Microaid

untuk me-link-kan web Katam Terpadu Balitbangtan ke dalam aplikasi android yg

sudah dikembangkannya. Terdapat 2 aplikasi yang dikembangkan oleh mitra dari

Mercy Corps Indonesia, yaitu PETANI dan RiTx.

Pada tahap awal kerjasama, Mercy Corps Indonesia berkesempatan

mengajak Tim Katam Terpadu untuk menyajikan SI Katam Terpadu dalam

3rd World Irrigation Forum dan 70th International Executive Council Meeting di

Nusa Dua Bali yg diselenggarakan oleh Indonesia National committee of ICID

Page 82: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 65

(INACID Indonesia), pada sessi Supporting Event 14 on Leveraging ICT for a

Better Future in Agriculture Through Public – Private Collaboration (SE-

14) tanggal 03 September 2019. Pada kesempatan tsb Tim Katam Terpadu

memaparkan ttg perkembangan dan isi SI Katam Terpadu, tantangan dalam

mengkomunikasikan informasinya melalui teknologi informasi, serta harapan

akan peningkatan diseminasi informasi Katam Terpadu melalui aplikasi android.

Untuk kebutuhan tampilan pada aplikasi android, Balitklimat menyediakan

data dan informasi Katam yang akan diupload pada aplikasi android, antara lain

informasi prediksi waktu tanam, potensi luas tanam, rekomendasi pemupukan,

dan lain-lain. Data yang sudah disiapkan tersebut kemudian didisplay pada

aplikasi android PETANI atau RiTx. Pada tahap awal ini, informasi yang

dimunculkan hanya untuk 4 kabupaten, yaitu Kabupaten Pasaman Provinsi

Sumatera Barat, Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Garut

Provinsi Jawa Barat, dan Kabupaten Lombok Timur Provinsi NTB.

Aplikasi PETANI merupakan aplikasi berbasis android yang diciptakan

untuk membantu memudahkan para petani. Aplikasi ini dikembangkan oleh PT.

8villages Indonesia, sebagai mitra dari Mercy Corps Indonesia, yang bertujuan

untuk membantu memudahkan akses bagi para petani dalam mendapatkan atau

bertukar informasi langsung dengan para pakar pertanian khususnya mengenai

kendala-kendala serta permasalahan yang dihadapi para petani dalam

membudidayakan tanamannya, termasuk juga informasi tentang kalender tanam.

Penampilan aplikasi PETANI yang dikeluarkan oleh MSMB disajikan pada

Gambar 53 dan Gambar 54. Gambar 53.a adalah ikon aplikasi PETANI setelah

diunduh dan terpasang pada gadget. Gambar 53.b adalah halaman muka

aplikasi. Di dalam aplikasi PETANI ditampilkan halaman muka web SI Katam

Terpadu (Gambar 54.a), serta halaman kandungan informasi Katam Terpadu

pada aplikasi tersebut. Informasi yang dapat diakses dari aplikasi, antara lain

informasi prediksi curah hujan, prediksi waktu tanam, rekomendasi pemupukan

untuk tanaman padi, jagung dan kedelai.

Page 83: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

66 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

(a) (b)

Gambar 53. Aplikasi PETANI pada android; (a) ikon aplikasi, (b) halaman muka

(a) (b) (c)

Gambar 54. Penampilan kandungan informasi Katam Terpadu pada aplikasi PETANI

Page 84: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 67

4.2.2. Pengembangan Demfarm Pertanian Korporasi Bekerjasama

dengan Pemda Kabupaten Karawang dan TETO Taiwan

Tahun 2019 adalah tahun kedua bagi Balitklimat dalam membangung demfarm

pertanian korporasi di Kabupaten Karawang, Propinsi Jawa Barat. Demfarm

korporasi adalah sebuah pertanian modern yang dikelolah secara professional

oleh para petani di Kecamatan Jayakerta yang tergabung dalam sebuah

korporasi. Output utama demfarm pertanian modern antara lain adalah beras

premium, hortikultura unggul dan bebek unggul beserta produk turunannya.

Produk-produk tersebut dipasarkan khusus dengan target seperti super market

bahkan hingga tujuan ekspor. Demfarm pertanian korporasi diinisiasi oleh

Kementerian Pertanian bekerja sama dengan Pemda Kabupaten Karawang

dengan melibatkan TETO-Taiwan sebagai ekspertise yang telah berpengalaman

lama dalam model korporasi dan penerapan teknologi modern.

Salah satu kegiatan utama dalam pengembangan demfarm tersebut adalah

pengembangan long storage dan bangunan irigasi lainnya untuk pemenuhan

kebutuhan air pertanian, 1000 hektar terutama di musim kemarau juga sebagai

sarana sekolah lapang pertanian korporasi untuk scaling up, dan sarana

mengimplementasikan inovasi teknologi pertanian korporasi. Hingga tahun akhir

2019, Balitklimat berhasil membangun 4 buah microdam dan 18 box bagi dengan

total pintu air sejumlah 32 unit.

Gambar 55. Peta sebaran micro dam pada lahan demfarm pertanian korporasi

Page 85: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

68 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

Gambar 56. Empat buat micro dam sebagai fasilitas penyedia air long storage pada musim kemarau untuk kebutuhan demfarm padi 1000 hektar

Boks bagi adalah bangunan irigasi yang berfungsi antara lain mengatur

dan mendistribusikan air irigasi menuju saluran tersier dan kuarter. Box bagi

terletak pada percabangan saluran irigasi yang bekerja dengan cara menahan

dan menaikan air irigasi hingga dapat menjangkau dasar saluran pembagi.

Gambar 57. Contoh box bagi dan pintu airnya pada lahan demfarm pertanian korporasi

Micro dam dan Long storage ini hanya difungsikan pada akhir musim

hujan memasuki musim kemarau dengan harapan hasil panen air buangan

tersebut dapat digunakan sepanjang musim kemarau sebagai irigasi

suplementer. Sementara itu pada musim hujan, seluruh pintu air akan dicabut

sehingga long storage kembali berfungsi sebagai saluran drainase utama.

Page 86: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 69

Kelebihan dari long storage yang dibuat di areal demfarm karawang ini

adalah kemampuanya mendistribusikan air secara gravitasi tanpa bantuan

pompa, sehingga berfungsi sebagai pensuplai irigasi di musim kemarau.

Berdasarkan hasil pantauan di lapang, pembangunan empat micro dam dan box

baginya telah berhasil mengairi target irigasi demfarm pertanian korporasi 1000

ha, karena jangkauan irigasi yang diberikan ternyata tidak hanya memenuhi

kebutuhan irigasi lahan demfarm saja tetapi telah menjangkau wilayah lain yang

tidak termasuk dalam program. Jika mengacu dari kebutuhan irigasi per hektar

sawah pada angka 1 liter per detik per hektar per hari, maka sudah dapat

dipastikan bahwa pasokan air irigasi yang ditangani oleh ke empat micro dam

adalah lebih dari 1000 liter per detik per hektar per hari. Pada gambar di bawah

ini diperlihatkan sebaran lahan sawah yang mampu dijangkau irigasi yang

bersumber dari micro dam. Pada gambar diperlihatkan ada sebesar 177 Ha

sawah di luar lahan demfarm pertanian korporasi yang mendapat manfaat dari

adanya pembangunan micro dam 4.

4.2.3. Studi Kelayakan Teknis dan Tata Kelola Air Perkebunan

Sawit PT. Borneo Indo Tani, Kalimantan Selatan

PT Borneo Indo Tani sebagai salah satu perusahaan perkebunan nasional,

memiliki lahan konsesi seluas 7,700 ha di Kecamatan Martapura, Kabupaten

Banjar, Kalimantan Selatan. Lahan konsesi ini merupakan lahan marjinal yang

secara alami dahulunya merupakan lahan rawa atau wilayah dataran banjir di

tepi sungai. Akibatnya, setiap musim hujan areal-areal yang baru ditanami

tanaman muda selalu didera banjir dan mengalami genangan hingga beberapa

hari, sehingga mengakibatkan banyak tanaman yang terhambat pertumbuhannya

dan bahkan mengalami kematian. Untuk mendapatkan informasi yang lebih

detail mengenai faktor-faktor penyebab banjir dan genangan serta

mengidentifikasi tindakan yang harus dilakukan, diperlukan survey hidrologi, foto

udara dan topografi serta penyusunan desain pengelolaan tanah dan air di areal

perkebunan PT. Borneo Indo Tani.

Balitklimat, sebagai Balai Penelitian nasional yang telah berpengalaman

dalam penanganan banjir pada perkebunan besar digandeng untuk menjadi

mitra PT BRI AGRO Tbk sebagai penjamin pendanaan dalam operasional

Page 87: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

70 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

perkebunan sawit PT. Borneo Indo Tani untuk mencari solusi dalam penanganan

masalah banjir di perkebunan sawit tersebut. Ada 7 fokus utama yang dikerjakan

oleh Balitklimat sebagai dasar pemecahan masalah banjir di perkebunan sawit

tersebut, yaitu:

1) melaksanakan pengukuran parameter hidrologi (kedalaman sungai, debit

sungai dan dinamika elevasi muka air sungai saat kemarau dan banjir)

2) melaksanakan survey foto udara menggunakan drone

3) Mengidentifikasi sebaran populasi pokok per hektar (sensus), jumlah sisipan,

jumlah tanaman sehat, tanaman tidak sehat ataupun tanaman mati

berdasarkan citra foto udara

4) melaksanakan survey topografi untuk pengukuran cross section dan long

section lahan serta beberapa segmen sungai

5) menyusun rekomendasi sebaran kelayakan lahan yang dapat dibudidayakan

dan yang tidak dapat dibudidayakan berdasarkan identifikasi citra foto udara

dan peta kontur

6) menyusun DED (Detailed Engineering Design) infrastruktur pintu, saluran,

tanggul serta blok lahan perkebunan sawit

7) menyusun rekomendasi pengelolaan tanah dan air pada perkebunan sawit

8) menyusun rekomendasi pemeliharaan tanaman (TM, TBM

eksisting/replanting) baik biaya maupun jumlah dan jenis pupuk yang

digunakan, serta mengeluarkan proyeksi produktivitas hasil TBS setelah

dilakukan pemeliharan sesuai rekomendasi pemupukan tersebut.

Gambar 58. Luas Genangan Banjir Maksimum Lokasi PT. BIT berdsarkan hasil simulasi

Page 88: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 71

Gambar 59. Persiapan terbang drone tipe Fixed Wing di kebun Sawit PT BIT, Kalsel

Beberapa rekomendasi yang dapat dikeluarkan dalam penelitian

kerjasama ini antara lain:

1. Implementasi Konsep Polder yang direalisasikan melalui pembuatan sistem

tanggul keliling dan penggunaan pompa di Kebun PT. BIT dalam pengelolaan

air di daerah rawa lebak sudah sangat tepat, akan tetapi perlu optimalisasi

melalui pembuatan pintu air tipe flap gate (pintu ayun) serta penambahan

jumlah pompa.

2. Banjir dan genangan masih menjadi permasalahan pada beberapa lokasi

disebabkan karena pada beberapa titik keluaran saluran (outlet) belum

dilengkapi pintu air tipe flap gate.

3. Permasalahan pirit yang telah menyebabkan tanman tumbuh kerdil dan

bahkan mengalami kematian dapat diatasi dengan pemberian dolomit.

4. Setelah masalah banjir dan pirit teratasi, diperlukan pemupukan unsur hara

makro dan mikro lengkap, sehingga pertumbuhan sawit kembali normal

dengan produktivitas optimal.

5. Hasil analisis citra foto udara hasil pemotretan menggunakan drone fixed

wing, menunjukkan terdapat areal lahan yang ditanami seluas 5,075.0 ha,

areal belum diolah seluas 1,674.8 ha, lahan sudah diolah tapi belum ditanami

seluas 932.1 ha, serta lahan untuk dutanam ulang (replanting ) seluas 1,234.6

ha.

Page 89: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

72 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

6. Analisis biaya revitalisasi kebun PT. BIT menunjukkan besaran biaya masing

masing untuk beberapa komponen kegiatan meliputi biaya pengolahan lahan

sebesar Rp. 10,888,429,611; biaya tanam ulang dan tanam baru masing-

masing sebesar Rp. 7,941,540,000 dan Rp. 14,269,080,000; biaya

pengapuran dan pemupukan selama periode 1 tahun untuk lahan tanam

ulang dan lahan sudah ditanami sebesar Rp. 34,579,633,000; biaya

pengapuran dan pemupukan selama periode 1 tahun untuk lahan tanam baru

sebesar Rp. 8,810,213,000; biaya pengadaan 46 unit pompa sebesar Rp.

13,800,000,000 dan biaya operosional pompa per tahun sebesar Rp.

1,785,168,000; serta biaya instalasi pintu air 10 unit sebesar Rp.

750,000,000.

4.2.4. SID untuk Penanganan Banjir dan Kekeringan di

Perkebunan Sawit PT. Persada Dinamika Lestari,

Kalimantan Selatan

Salah satu perkebunan sawit yang bermasalah dengan banjir adalah perkebunan

sawit milik PT. Persada Dinamika Lestari (PT PDL) yang merupakan anak

perusahaan dari PT ASRA AGROLESTARI TBK. Perkebunan sawit ini terletak di

Kawasan gambut di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan.

Balitklimat sebagai balai nasional yang Tangguh dalam penanganan masalah

banjir di Kawasan perkebunan kembali dipercaya menjadi mitra dalam rangka

mengatasi permasalahan banjir di perkebunan sawit ini. Berkaitan dengan upaya

penanganan banjir di PT. PDL, diperlukan data kondisi hidrologi dan topografi

lahan saat ini, yang selanjutnya akan digunakan sebagai data input dalam

menyusun model pengelolaan air. Data hidrologi dan topografi tersebut

dikumpulkan melalui pelaksanaan survey hidrologi dan topografi terpadu oleh tim

yang beranggotakan berbagai disiplin ilmu.

Ada empat kegiatan yang menjadi focus utama dalam kegiatan ini, yaitu :

1) melaksanakan pengukuran parameter hidrologi (debit sungai dan saluran,

elevasi muka air lahan saat banjir, neraca air lahan) pada lahan kebun sawit PT.

PDL; 2) melaksanakan survey foto udara menggunakan drone pada lahan kebun

sawit PT. PDL; 3) melaksanakan survey topografi untuk pengukuran cross section

dan long section beberapa segmen sungai dan saluran lahan kebun sawit PT.

Page 90: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 73

PDL dan 4) menyusun desain pengelolaan air pada lahan perkebunan sawit PT.

PDL.

Gambar 60. Contoh simulasi sebaran banjir di perkebunan Sawit PT PDL

Gambar 61. Pembuatan sumur PVC diameter 6” pada lahan terkompaksi (kiri) dalam rangka pengamatan aliran air bawah tanah tanah

Rekomendasi yang dihasilkan pada kerjasama penelitian ini antara lain :

1. Implementasi Konsep Polder yang direalisasikan melalui pembuatan sistem

tanggul keliling dan penggunaan pompa di Kebun PT.Persada Duta Lestari

dalam pengelolaan air di daerah rawa lebak sudah sangat tepat.

Page 91: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

74 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

2. Banjir dan genangan masih menjadi permasalahan pada beberapa lokasi

disebabkan karena pada beberapa titik elevasi tanggul lebih rendah dari

elevasi muka air saat banjir sehingga perlu penambahan elevasi tanggul.

3. Adanya beberapa titik rembesan dibawah tanggul yang cukup besar

disebabkan sifat gambut yang memiliki permeabilitas tinggi. Adanya

rembesan ini menjadikan perlu analisis ulang jumlah pompa dan durasi

penggunaannya pada beberapa zona.

4. Perlu pembuatan tanggul dari tanah mineral pada sisi tanggul barat sepanjang

lebih kurang 400 m untuk mencegah luapan air dari sungai di sebelah utara

kebun.

5. Hasil analisis laju penurun elevasi gambut tertinggi di Blok OE-4 yang

menunjukkan nilai sebesar 10.38 cm/bulan, mengindikasikan bahwa proses

pemadatan lahan di bawah tanggul sisi utara akan berdampak pada

penurunan permukaan tanggul hingga 1.5 m yang berlangsung selama lebih

kurang 1 tahun.

6. Hasil pengukuran penampang memanjang dan penampang melintang pada

beberapa saluran TR dan CR, mengindikasikan adanya beberapa titik

sumbatan akibat sedimentasi. Perlu adanya tindakan pengerukan sedimen

pada titik-titik sumbatan tersebut sehingga aliran air menjadi lancar dan tidak

berisiko menggenangi lahan.

4.2.5. Pengembangan Hidroponik Sayuran Tenaga Surya

Mendukung Ketahanan Pangan Keluarga Bekerjasama

dengan SMAN 7 Bogor

SMA Negeri 7 Bogor merupakan salah satu sekolah terluas di Bogor yang

berwawasan lingkungan (Green School) karena memiliki kawasan hijau dengan

bnayak pohon yang tumbuh. SMA Negeri 7 Bogor merupakan sekolah Adiwiyata,

gelar „Sekolah Adiwiyata‟ diberikan pada sekolah yang peduli dan berbudaya

lingkungan. Program Adiwiyata sendiri merupakan sebuah program dengan

tujuan untuk mewujudkan sekolah yang demikian. Program ini dilaksanakan

dengan berdasarkan pada tiga prinsip utama, yaitu edukatif, partisipatif, dan

berkelanjutan. Ketentuan tentang Sekolah Adiwiyata tertera dalam Peraturan

Page 92: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 75

Menteri Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2013 tentang pedoman pelaksanaan

Program Adiwiyata.

Salah satu komponen penilian adiwiyata yaitu penerapan teknologi. Untuk

mendukung hal tersebut, SMA Negeri 7 Bogor dan Balitklimat bekerjasama dalam

mewujudkan teknologi keberlanjutan berwawasan lingkungan di SMA Negeri 7

Bogor. Dalam kegiatan ini dikembangkan sistem pertanian organik dengan model

hidroponik berbasis tenaga matahari. Perangkat hidroponik tenaga surya dibuat

sebagai pengganti listrik dengan tujuan agar mudah dipindah-pindah dan dibawa

ke mana-mana (portable) karena perangkatnya dibuat dengan sistem knockdown

yang dapat dengan mudah dibongkar pasang ketika hidroponik akan dipindahkan

ke tempat lain ke seluruh wilayah di Indonesia. Dengan sistem ini diharapkan

sistem pertanian hidroponik yang dikembangkan Balitklimat mampu mengedukasi

peserta didik di SMA Negeri 7 Bogor dalam pemenuhan pangan sehat.

Dalam alih tehnologi dan diseminasi Balitklimat ke SMA Negeri 7 Bogor,

siswa-siswa SMA Negeri 7 Bogor diajari cara membuat, merakit dan merawat

system hidroponik tenaga surya tersebut. Pada tanggal 6 September 2019

sebanyak 20 orang siswa dan 5 guru berkunjung untuk welakukan workshop

sekaligus untuk praktek pembuatan perangkat OPAL (hidroponik menggunakan

tenaga surya).

Page 93: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

76 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

Gambar 62. kegiatan workshop pembuatan perangkat OPAL

4.2.6. Pengembangan KATAM-BUN Bekerja Sama dengan

Direktorat Jendral Perkebunan Kementerian Pertanian

Direktorat Jenderal Perkebunan bekerjasama dengan Badan Litbang Pertanian

cq. Balitklimat telah membuat peta informasi prediksi tanam dan kebutuhan air

komoditas perkebunan sebagai upaya untuk mengembangkan informasi yang

diperlukan berkaitan dengan ketersediaan benih di daerah. Informasi prediksi

tanam dan kebutuhan air dapat menjadi pedoman bagi Pemerintah Daerah untuk

menetapkan jadwal tanam tanpa harus menunggu datangnya musim hujan

dalam rangka percepatan proses pembangunan perkebunan sehingga

memperkecil risiko kegagalan tanam.

Pemetaan prediksi waktu tanam tanaman perkebunan diprioritaskan pada

10 (sepuluh) komoditas strategis perkebunan sesuai Renja Perkebunan TA. 2019,

6 (enam) komoditas tanaman tahunan dan penyegar yaitu: kopi, kakao, karet,

kelapa dalam, teh, dan kelapa sawit, dan 4 (empat) komoditas tanaman semusim

dan rempah yaitu: tebu, lada, pala, dan cengkeh.

Tujuan pembuatan peta pada 10 komoditas strategis perkebunan adalah

1) memberikan informasi prediksi waktu tanam optimal pada musim kemarau

(April-September) tahun 2019 berdasarkan kebutuhan air masing-masing

Page 94: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 77

komoditas; 2) memberikan informasi kebutuhan air 10 komoditas strategis

perkebunan untuk mengurangi risiko kegagalan kegiatan pembangunan

perkebunan akibat dinamika iklim, serta 3) menyajikan informasi prediksi waktu

tanam dan kebutuhan air untuk mendorong percepatan realisasi kegiatan

pembangunan perkebunan dan antisipasi dampak kekurangan air berkaitan

dengan penyediaan sarana prasarana yang diperlukan.

Pendekatan yang digunakan dalam menyusun peta prediksi waktu tanam

dan kebutuhan air tanaman perkebunan disusun berdasarkan prediksi curah

hujan bulanan periode April-September 2019 yang merupakan keluaran ECMWF

(European Centre for Medium-Range Weather Forecasts) yang disediakan oleh

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Analisis kebutuhan air

tanaman disusun berdasarkan koefisien tanaman (Kc) setiap fase tanaman dari

FAO no 24 tahun 1977 dan FAO no 56 tahun 1998. Kebutuhan air tanaman

dihitung untuk setiap bulan berdasarkan fase tanaman untuk setelah tanam dari

April sampai September 2019. Selanjutnya penyusunan peta menggunakan di

peta software Arc GIS dan software Phyton.

Salah satu contoh hasil analisis untuk tanaman Kakao di Provinsi Aceh.

Potensi kebutuhan air tanaman kakao (m3/ha/bulan) menurut jadwal tanam

(April, Mei, Juni, Juli, Agustus, dan September) di Kabupaten Aceh Tenggara.

Penanaman kakao pada bulan April, di Provinsi Aceh, mengalami kecukupan air

dari bulan April-September. Penanaman pada bulan Mei, di Provinsi tersebut

tanaman kakao mengalami kecukupan air sampai Bulan September. Penanaman

pada bulan Juni, akan mengalami kecukupan air sampai Bulan September

sedangkan penanaman Kakao di Bulan Juli, akan mengalami kekurangan air

terjadi di bulan September sebesar 750-1000 m3/ha/bulan. Untuk penanaman

yang dilakukan pada bulan Agustus, tanaman kakao akan mengalami kecukupan

air sampai Bulan September. Untuk penanaman bulan September tidak

mengalami kekurangan air dengan kebutuhan air yang bervariasi (Gambar 63).

Page 95: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

78 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

Gambar 63. Kebutuhan Air Tanaman Kakao untuk tanam pada bulan April di Provinsi Aceh

Secara umum berbagai komoditas ditanami pada wilayah dengan pola

curah hujan Monsunal atau Ekuatorial, diperkirakan memiliki kecukupan air jika

ditanam pada bulan April dan Mei 2019. Terlihat keragaman tinggi dalam

kebutuhan air pada bulan Juni, berkisar pada 250-500 hingga 500-750

m3/ha/bulan. Pada bulan Juli, Agustus dan September diperkirakan tercapai

kebutuhan air tertinggi hingga kisaran 1250-1500 atau >1500 m3/ha/bulan.

Page 96: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 79

V. MANAJEMEN PENELITIAN

Untuk meningkatkan kinerja institusi dalam rangka mendukung pelaksanaan

reformasi birokrasi dan transparansi pelaporan keuangan, perlu dukungan

akuntabilitas pelaporan dan pelaksanaan administrasi kepegawaian serta

keuangan yang akurat, cepat, efisien, dan efektif. Pada TA 2019, Balai Penelitian

Agroklimat dan Hidrologi, telah melakukan peningkatan sistem kinerja melalui

kegiatan Pengelolaan Tata Usaha (TU) dan Perkantoran.

Kegiatan Manajemen Penelitian dan Pengelolaan Tata Usaha Perkantoran

terdiri atas: 1). Pengelolaan Keuangan dan Perlengkapan Litbang Sumberdaya

Lahan Pertanian, 2). Manajemen Kepegawaian dan Kelembagaan Litbang

Sumberdaya Lahan Pertanian, 3). Koordinasi, Bimbingan, dan Dukungan Upaya

Khusu (UPSUS), Komoditas Strategis, Taman Sains Pertanian (TSP), Taman

Teknologi Pertanian (TTP) dan Bio-Industri, 4). Monitoring, Evaluasi, Pelaporan

dan SPI Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian, 5). Pengelolaan, Operasional dan

Pemeliharaan Laboratorium dan Kebun Percobaan.

5.1. Pengelolaan Keuangan dan Perlengkapan Litbang Sumberdaya

Lahan Pertanian

Untuk menjamin sistem pelaporan yang akuntabel dan transparan maka

Pemerintah Pusat melalui Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang

Keuangan Negara yang menyatakan Menteri Negara Pimpinan Lembaga sebagai

Kuasa Pengguna Anggaran/Pengguna Anggaran/ Pengguna Barang Kementerian

Negara/Lembaga wajib menyusun dan menyampaikan laporan keuangan

Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya. Selanjutnya Menteri Keuangan

sebagai pemegang otoritas keuangan telah menerbitkan Peraturan Menteri

Nomor: 270/PMK.05/2014 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan

Berbasis Aktual yang dimulai pada Tahun Anggaran 2016 pada Pemerintah Pusat.

Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat pemerintah melalui

kementerian keuangan telah mewajibkan setiap instansi Pemerintah yang

mendapatkan anggaran dari APBN menerapkan sistem pelaporan berbasis

aplikasi yaitu Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Aktual (SAIBA) yang terintegrasi

dengan Sistem Perbendaharaan Negara (SPAN) yang juga berbasis teknologi

Informasi secara online.

Page 97: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

80 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

Hasil dari pengelolaan administrasi keuangan dan perlengkapan TA. 2019

adalah laporan Realisasi Anggaran 5 (lima) output dengan nilai input: Rp.

11.250.019 setelah dilakukan revisi Rp. 12.230.019.000,- dengan realisasi

sebesar Rp. 10,918,930,123,- atau sebesar 97.23 %. Terdiri dari 1) Teknologi

Pengelolaan Sumberdaya Lahan Pertanian Tanah, Air, dan Lingkungan Pertanian

dengan nilai input sebesar Rp. 2.750.000.00 yang terdiri dari 5 (lima) sub output

dengan realisasi sebesar Rp. 2.654.933.434 atau 96.54 %; 2) Diseminasi Inovasi

Teknologi Pengelolaan Sumberdaya Lahan Pertanian dengan nilai input sebesar

Rp. 600.000.000,- Realisasi sebesar Rp. 597.021.800,- atau 99.50 %; 3) Laporan

Pengelolaan Satker dengan nilai input sebesar Rp. 943.604.000 terdiri dari 6

(enam) sub output, Realisasi anggaran sebesar Rp. 884.759.961 atau 93.76 %;

5) Layanan Perkantoran dengan nilai input sebesar Rp. 6.116.415.000 terdiri dari

2 (dua) sub output. Realisasi anggaran sebesar 5.872.606.676 atau 96.81 %.

Tabel 9. Laporan Realisasi Anggaran untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2019 dan 2018 (SAIBA)

Uraian 2019 % thd

Anggaran

2018

Anggaran Realisasi Realisasi

Pendapatan Negara dan Hibah

Penerimaan Negara Bukan Pajak 51.500.000 55.104.440 218.71 120.521.170

Jumlah Pendapatan Negara dan Hibah

51.500.000 55.104.440 218.71 120.521.170

Belanja Negara

Rupiah Murni 11.230.019.000 10.918.926.814 95.42 10.419.137.373

Belanja Pegawai 3.795.265.000 3.625.646.254 108.03 3.916.679.137

Belanja Barang 7.064.754.000 6.924.147.060 88.18 6.105.702.236

Belanja Modal 370.000.000 369.133.500 107.48 396.756.000

Hibah 0 0 0 0

Belanja Pegawai 0 0 0 0

Belanja Barang 0 0 0 0

Belanja Modal 0 0 0 0

Jumlah Belanja Negara 11.230.019.000 10.419.137.373 97,23 10.419.137.373

Page 98: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 81

5.2. Manajemen Kepegawaian dan Kelembagaan Litbang Sumberdaya

Lahan Pertanian

Salah satu kegiatan pendukung untuk kelancaran pengadministrasian di bidang

kepegawaian adalah Kegiatan Pengelolaan Kepegawaian dan Rumah Tangga

Litbang Sumberdaya Lahan.

Pengelolaan Kepegawaian dan Rumah Tangga terdiri dari 2 sub kegiatan,

yaitu 1) Pengelolaan Kepegawaian Litbang Sumberdaya Lahan; 2) Pengelolaan

Arsip dan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001-2015 Litbang Sumberdaya Lahan.

Hasil Pengelolaan Adminstrasi Kepegawaian dan Pengelolaan Arsip

serta Manajemen Mutu ISO 9001-2015 Tahun 2019

Melakukan pengurusan kenaikan pangkat periode April dan Oktober 2019.

Updating SIMASN berbasis Teknologi Informasi, Pengurusan SKP 2019 untuk

seluruh pegawai, rekapitulasi kehadiran pegawai setiap bulan dan Rencana SKP

2019.

Penyusunan Daftar nominatif untuk permintaan pembayaran Tunjangan

Kinerja pegawai dari Bulan Januari - Bulan Desember 2019, penyampaian data

perubahan pemangku jabatan dari Januari - Desember 2019. Perubahan

pemangku jabatan yang terjadi akibat pensiun, meninggal dunia, perubahan alih

jenjang jabatan, kenaikan jenjang jabatan yang pada akhirnya akan berpengaruh

pada perubahan Grade Jabatan untuk mendapatkan tunjangan Kinerja.

Tabel 10. Kenaikan Pangkat Pegawai Sampai dengan AkhirTahun 2019

No Periode Jumlah Nama Pegawai Keterangan

1 1 April 19 – 1 Okt 19

13 1. Dr. Ir. Woro Estiningtyas, M.Si 2. Dr. Ir. Suciantini, M.Si

3. Dhany Henra Pradana, ST, 4. Catur Nengsusmoyo, S.Kom

5. Husna Alfiani, ST 6. Muhammad Nur Imansyah, S.Kom

7. Yulius Argo Baroto, ST,

8. Budi Rahayu, 9. Dian Andriani, A.Md

10. Sulistyawati, A.Md

IVa ke IVb IIId ke IVa

IIIb ke IIIc IIIb ke IIIc

IIIb ke IIIc IIIb ke IIIc

IIIb ke IIIc

IIIa ke IIIb IIIa ke IIIb

IId ke IIIa

11. Sujihaddin 12. Muchamad Wahyu Trinugroho, ST, M.

M.Eng 13. Asep Hidayat

IIc ke IId IIIb ke IIIc

IIc ke IId

Page 99: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

82 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

Tabel 11. Perubahan Pemangku Jabatan s/d Akhir Tahun 2018

No. Bulan Jumlah Perubahan Data

Keterangan

1 Januari JS JFT JFU tmt 1 Januari 2019 1 PNS Fungsional

Tertentu (Teknisi Litkayasa Penyelia) memasuki Pensiun

1

2 Februari 1 1 1 orang PNS (Tuti Muliani, SH) Meninggal

Dunia, 1 Pejabat structural tmt 1 Pebruari 2019 pensiun

3 Maret 4 25 Maret 2019 1 orang PNS (Dr. Ir.

Suciantini, M.Si) mendapatkan promosi menjadi Peneliti Madya , 3 CPNS Baru

4 April 1 tmt 20 Maret 2018 1 orang PNS Fungsional

Umum masuk jenjang peneliti Muda (Elsa Rakhmi Dewi, M.Sc. PhD)

5 Mei Tidak Ada Perubahan

6 Juni 1 Tmt 1 Juni 2019 1 orang PNS (Asda) masuk pensiun

7 Juli Tidak Ada Perubahan

8 Agustus Tidak Ada Perubahan

9 September Tidak Ada Perubahan

10 Oktober 2 2 2 Pejabat Strutural TMT 1 Oktober 2 orang

Fungsional masuk jenjang Peneliti Muda dan Peneliti Madya

11 November Tidak Ada

12 Desember Tidak Ada JS = Jabatan Struktural; JFT = Jabatan Fungsional Tertentu; JFU = Jabatan Fungsional Umum

Kegiatan penguatan ISO Tahun 2019 adalah Audit Surveilance I setelah

migrasi ke dalam ISO 9001-2015. Audit ditujukan untuk melihat apakah Satker

masih menerapkan secara konsisten klausul-klausul yang sesuai dengan ISO

9001-2015, dan pendampingan sebelum dilakukan audit oleh nara sumber yang

berkompeten dan berpengalaman.

Beberapa saran dari tinjauan manajemen adalah: Mengidentifikasi isu

internal dan eksternal untuk pelanggan agar sesuai dengan yang diharapkan.

Kebijakan mutu supaya ditinjau kembali dan perlu dilakukan updating dan

disosialisasikan segera kepada seluruh pegawai, Updating prosedur dan pedoman

mutu sesuai standard ISO 9001:2015, sosialisasi secara bertahap kepada personil

yang terkait dengan penyusunan dan revisi dokumen; Perlu adanya peningkatan

kompetensi auditor dan penambahan jumlah auditor, untuk mempertajam proses

audit yang ada. Berdasarkan uraian analisis terhadap hasil survey kepuasan

pelanggan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pelayanan prima yang dilakukan

oleh Balitklimat terhadap para pelanggannya tergolong Baik.

Page 100: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 83

Hasil Audit Surveilance sebagai berikut: masih ditemukan beberapa

temuan yang sifatnya minor sebanyak 4 (empat) temuan dan yang sifatnya

mayor 2 (dua) temuan dan saran sebanyak 5 (lima). Semua temuan baik minor

dan mayor sudah ditindaklanjuti dan dinyatakan closed oleh auditor.

Sertifikat ISO 9001-2015 yang telah diperoleh dan berlaku s/d 29 Juni

2019.

Gambar 64. Sertifikat ISO 9001-2015

5.3. Koordinasi, Bimbingan, dan dukungan UPSUS, Komoditas

strategies, TSP, TTP, Bioindustri

Koordinasi, bimbingan, dan dukungan teknologi dilakukan melalui kegiatan yang

difokuskan antara lain pada: (1) pemetaan keragaan jaringan irigasi dan kegiatan

identifikasi potensi serta distribusi curah hujan baik di lahan sawah irigasi, tadah

hujan maupun lahan rawa, (2) pemetaan potensi masa tanam, (3) pemetaan

sentra produk padi, jagung, dan kedelai, (4) monitoring ketersediaan air di

daerah irigasi, waduk, dan bendung, pemetaan wilayah layanan irigasi, (5)

survei, investigasi, dan desain irigasi tersier, dan (6) pendampingan dalam

pengembangan inovasi teknologi pengelolaan iklim dan air pada kawasan TSP

dan TTP serta UPSUS Pajale.

Beberapa kegiatan yang telah dilakukan oleh Balitklimat berikut adalah

kegiatan implementasi dan diseminasi teknologi sumber daya iklim dan air untuk

peningkatan produksi pangan. Kegiatan tersebut merupakan replikasi di lokasi

Page 101: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

84 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

lain sehingga teknologi Balitklimat menjadi inovasi yang sangat bermanfaat bagi

masyarakat dan petani pada khususnya.

a. Koordinasi, Bimbingan dan Pendampingan SID Lahan Rawa di

Sumsel

Koordinasi dan workshop penyusunan SID untuk lahan rawa di kabupaten

Banyuasin, Sumatera Selatan di Aula BPTP Balitbangtan Sumatera Selatan

dilaksanakan pada tanggal 28 – 29 Januari 2019. Acara dimulai tepat pukul 13.00

WIB sesuai dengan Agenda, yang dibuka Oleh Kepala BPTP Sumsel Bapak Ir.

Amir Pohan M.Sc. selaku tuan rumah, dengan memperkenalkan BPTP selaku

wakil Badan Litbang Kementerian Pertanian di Sumatera Selatan, untuk

membantu Petani, masyarakat pertanian pada umumnya, termasuk didalamnya

ketersedian berbagai teknologi terkini hasil Penelitian Balitbangtan yang akan di

sebarkan ke Masyarakat sebagai wujud dari percepatan informasi kepada

masyarakat, yang merupakaan wujud komitmen Kementerian Pertanian dalam

rangka swasembada pangan dan peningkatan produksi pertanian khususnya

peningkatan IP Padi.

Untuk tujuan Pengembangan lahan rawa dan pasang surut di atas,

dilakukan kerjasama kegiatan survei investigasi dan desain untuk melakukan

optimalisasi lahan rawa agar frekuensi tanam padi atau palawija bisa meningkat

dari sekali setahun menjadi dua atau bahkan tiga kali setahun, yang pada

gilirannya akan meiningkatkan produksi pangan di daerah lahan rawa atau

pasang surut tersebut, Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) dengan

BBDSLP, Balitbangtan, Kementerian Pertanian telah melaksanakan kerjasama

penyusunan dokumen SID yang diawali dengan kegiatan survei. Adapun sebagai

tahap awal telah dilakukan kegiatan SID di 4 propinsi seluas 500.000 Ha seperti

ditunjukkan pada Tabel 13. di bawah ini dari potensi lahan rawa di 6 (enam)

propinsi lainnya, yaitu: Jambi, Lampung, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan,

Kalimantan Tengah dan Sulawesi Selatan.

Page 102: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 85

Tabel 12. Lokasi SID Optimasi Lahan Rawa yang akan dilakukan pada tahun 2018 dan 2019

Beberapa narasumber dan tenaga ahli lokal yang hadir pada acara

koordinasi dan pengarahan SID tersbut dapat disajikan dalam Gambar 65.

Gambar 65. Workshop SID di propinsi Sumsel: Pemaparan Hasil Survei dan SID

b. Rapat Koordinasi Upsus Pajale di Propinsi Jawa Tengah

Berdasarkan SK Mentan pada Revisi Keenam sejak tanggal 12 Januari 2017 dari

SK tersebut di atas, Kepala Balitklimat mendapat tugas menjadi pendamping

sekaligus Penanggung jawab di 4 (empat) kabupaten di Jawa Timur, yaitu:

kabupaten Pacitan, Trenggalek, Tulungagung dan Blitar. Selanjutnya, tim

Balitklimat mendapatkan tugas dan tanggung jawab baru sejak tanggal 05

Agustus 2019 melalui Sk Mentan No: 517/Kpts/OT.050/M/08/2019 tentang

Perubahan Ke-13 dari Keputusan Mentan No. 1243/Kpts/OT.160/12/2014

tentang Kelompok Kerja UPSUS Peningkatan Produksi Pajale melalui Program

perbaikan Jaringan Irigasi dan Sarana Pendukungnya, bahwa Balitklimat

diberikan tugas untuk mengawal program Upsus Pajale di 4 lokasi lingkup

Provinsi Jawa Tengah, yaitu: Kabupaten Cilacap, Kabupaten Kebumen,

Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Wonosobo. Tugas utama dari

Page 103: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

86 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

Penanggung jawab kabupaten adalah melaukan koordinasi, bimbingan dan

pendampingan dukungan teknologi pertanian yang sesuai dengan kondisi

setempat (kabupaten binaan) guna peningkatan produksi padi, jagung dan

kedelai.

Pelaksanaan kegiatan dengan mengikuti beberapa Rakor tingkat

Kabupaten Cilacap. Target dan realisasi luas tambah tanam padi, jagung dan

kedelai harus dapat tercatat dengan benar dari Potensi Tanam Padi di kabupaten

Cilacap untuk bulan Agustus dapat disajikan dalam Tabel 13 di bawah ini. Dari

table tersebut sesuai dengan kondisi lahan di kabupaten Cilacap, hanya mampu

manambah luas tanam pad abulan Agustus sebesar 1.520 Ha di lahan sawah dan

348 Ha Gowah di 2 kecapatan yang memeiliki potensi sumber air yaitu di

kecamatan Majenang dan kecamatan Gandrung mangu.

Tabel 13. Potensi Tanam Padi Bulan Agustus 2019 Kabupaten Cilacap

Rapat koordinasi kabupaten Cilacap dilaksanakan di Hotel Whiz pada

tanggal 27 – 28 Agustus 2019. Rakor dengan agenda utama percepatan tanam

pado gogo sawah dan sosialisasi metode ubinan panen padi model KSA tersebut

mendatangkan narasumber dari BPS kabupaten Cilacap dan Penanggung jawab

Upsus Kabupaten.

Page 104: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 87

Gambar 66. Suasana acara Rakor di kabupetan Cilacap

c. Dukungan Teknologi Balitklimat pada Upsus Pajale Jawa Tengah

Ada 2 (dua) jenis teknologi Balitklimat yang dapat digunakan untuk

mendukung program Upsus Pajale dalam kerangka peningkatan produksi padi,

jagung dan kedelai terutama menghadapi musim kemarau sekaligus

menyongsong musim hujan, yaitu:

(1) Teknologi prediksi iklim 6 bulan kedepan: menampilkan informasi

perkiraan curah hujan (baik > 50 mm per dasarian) per kabupaten.

Informasi ini diolah dari data iklim BMKG maupun sumber lainnya dan

disajikan ke dalam website: www.balitklimat.litbang.pertanian.go.id

(2) Teknologi irigasi sederhana elevasi rendah (low lift pump); adalah

pompa air yang berfungsi untuk memindahkan air yang mengalir di

saluran atau tempat yang lebih rendah (1 – 3 meter) dari pada lokasi

saluran cacing di petakan sawah agar dapat terairi. Pompa ini telah

dihibahkan ke dua lokasi kecamatan Gandrungmangu dan Majenang di

kabupaten Cilacap guna mengejar percepatan tanam padi.

Informasi perkiraan iklim (curah hujan) per kabupaten ini disampaikan

pada saat Rakor baik di tingkat provinsi maupun kabupaten sehingga baik petani

maupun pihak Dinas Pertanian dapat mempersiapkan sarana, benih, pupuk dan

alsintan apakah kegiatan tanam dapat dilakukan atau tidak terkait dengan

ketersediaan air hujan. Informasi prakiraan curah hujan ini juga disebar luaskan

dalam bentuk infografis sehingga petani lebih mudah memahami terhadap

informasi tersebut sekaligus memberikan keyakinan petani untuk menanam padi

karena tersedia air hujan. Informasi perkiraan curah hujan yang telah

dipresentasikan dalam setiap Rakor Upsus tersebut disajikan seperti pada

Gambar 67 berikut.

Page 105: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

88 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

(a) Menu Prediksi Iklim di Website (b) Infografis Perkiraan Curah Hujan

Gambar 67. Informasi Prediksi Iklim (Curah Hujan) untuk Upsus Pajale Jawa Tengah

Sedangkan dukungan teknologi lain dari Balitklimat adalah bantuan 4 unit

pompa aksial elevasi rendah (low lift pump) untuk menaikkan air dari waduk

yang saluran primernya sedang diperbaiki sehingga debit aliran tidak maksimal

dan tidak bisa mencapai lahan pertanian untuk irigasi tanaman padi. Oleh karena

itu, dengan bantuan pompa tersebut, sebagaimana disajikan dalam Gambar 68 di

bawah ini, petani bisa mendapatkan air irigasi mendukung program Gowah

percepatan tanam padi.

Gambar 68. Bantuan pompa aksial Balitklimat untuk peningkatan LTT di kabupaten Cilacap dan Kebumen

Page 106: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 89

Gambar 69. Uji coba pompa aksial (low lift pump) dan operasi di Gandrungmangu, Cilacap

Pompa air bantuan Balitklimat ini dimaksudkan untuk menaikkan air yang

mengalir di saluran primer yang masih terbatas (karena ada kegiatan rehab

jaringan) dan masih belum bisa mengalir ke lahan sawah habis panen (Gambar

69) karena lokasinya lebih rendah. Dengan aplikasi low lift pump ini diharapkan

air dari saluran primer bisa masuk lahan dan membasahi sawah yang baru saja

dipanen untuk segera ditanami benih padi gogo menjadi “gogo sawah” dalam

rangka percepatan tanam (LTT).

Page 107: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

90 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

5.4. Monitoring, Evaluasi, Pelaporan dan SPI Litbang Sumberdaya

Lahan Pertanian

Dukungan Program dan Pelaporan

Penyusunan program, rencana kerja dan anggaran merupakan kegiatan yang

bersifat administratif. Penyusunan program dimaksudkan untuk menjabarkan

tugas pokok dan fungsi Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi guna

menentukan indikator kinerja utama (IKU) yang terukur dan akan dicapai dalam

kurun waktu tertentu. Penyusunan rencana kerja dimaksudkan untuk

menjabarkan program kerja kedalam rencana kerja tahunan (RKT). Sedangkan

penyusunan anggaran dimaksudkan untuk menentukan alokasi anggaran sesuai

dengan rencana kerja tahunan.

Penyusunan program kerja mengacu ada Renstra Badan Litbang

Pertanian dengan berpedoman pada Permentan Nomor

44/Permentan/OT.140/8/2011 tentang Pedoman Umum Perencanaan Penelitian

dan Pengembangan Pertanian. Sedangkan penyusunan anggaran berpedoman

pada Peraturan Menteri Keuangan tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan

Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga dan Pengesahan

Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran.

Tujuan kegiatan penyusunan program, rencana kerja dan angaran

adalah: Sesuai dengan mekanisme dan rencana kegiatan tahun 2019, maka

kegiatan penyusunan program, rencana kerja dan anggaran tahun 2019, meliputi

kegiatan: (1) Memfasilitasi pemantapan proposal RPTP/RKTM/RDHP TA 2019, (2)

Melakukan updating I-PROG Balitklimat TA 2019, (3) Menyusun matrik program

penelitian Balitklimat TA 2020, (4) Memfasilitasi penyusunan dan evaluasi

proposal TA 2020, (5) Melakukan input data I-PROG Balitklimat TA 2020, (6)

Menyusun RKA-KL (Rencana Kerja dan AnggaranKementerian/Lembaga)

Balitklimat TA 2020.

Keluaran kegiatan penyusunan program, rencana kerja dan anggaran

tahun 2019 adalah sebagai berikut: (1). 8 proposal RPTP, 6 proposal RKTM, dan

3 proposal RDHP TA 2019, (2). Data i-program Badan Litbang Pertanian satker

Balitklimat TA 2019 yang terupdate, (3). 1 paket matriks program penelitian

Balitklimat TA 2020, (4). proposal RPTP/RDHP/RKTM Balitklimat TA 2019 (draft

Page 108: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 91

dan hasil evaluasi), (5). Data i-program Badan Litbang Pertanian satker

Balitklimat TA 2019, (6). 1 paket anggaran dalam format RKA-KL/DIPA TA 2019.

Dalam kegiatan tahun berjalan 2019 satker Balitklimat telah melakukan 2

kali proses revisi Anggaran. Alokasi revisi anggaran Balai Penelitian Agroklimat

dan Hidrologi pada tahun 2019 sebesar Rp. 11.230.019.000,00. Balitklimat pada

tahun 2019 mempunyai usulan kegiatan terdiri atas 8 kegiatan RPTP, 1 kegiatan

Bimtek, 3 kegiatan RDHP, serta 6 kegiatan manajemen. Usulan kegiatan TA 2019

disajikan pada tabel berikut.

Tabel 14. Rencana Kegiatan TA. 2020 No. Judul Kegiatan Biaya (Rp) Status

RPTP

1. Penelitian dan Pengembangan Sistem

Informasi Kalender Tanam Terpadu dan

Pemantauan Dampak Kejadian Iklim Ekstrem Di Key Area Keragaman Iklim

Indonesia Mendukung Kedaulatan Pangan Menuju Revolusi Industri 4.0

646.500.000 Flagship (Padi,

jagung)

2. Penelitian dan Pengembangan Sistem

Peringatan Dini Risiko iklim Menuju Pertanian Tangguh Iklim Mendukung

Kedaulatan Pangan

646.500.000 Flagship (Padi)

3. Model Pengelolaan Air Terpadu Berbasis Revolusi Industri 4.0 Untuk Meningkatkan

Indeks Pertanaman dan Produktivitas Lahan

664.500.000 Flagship (Padi)

4. Pengembangan Model Pengelolaan

Sumber Daya Air Lahan Rawa berbasis Karakteristik Hidrodinamika untuk

Peningkatan Produktivitas Tanaman

Pangan

1.000.000.000 SERASI

5. Pengembangan Teknologi Agroklimat dan

Hidrologi mendukung Pertanian Tangguh Iklim dan Revolusi Industri 4.0 Sektor

Pertanian

1.267.500.000 In-House

RDHP

1. Diseminasi teknologi hasil penelitian pengelolaan sumber daya iklim dan air

dan publikasi hasil penelitian

495.000.000 Lanjutan

2 Taman Agro Inovasi Tagrimart 50.000.000 OPAL

2. Koordinasi, Bimbingan dan Dukungan

Teknologi UPSUS, Komoditas Strategis, TSP, TTP dan Bio-Industri

300.000.000 Lanjutan

RKTM

1. Pengelolaan keuangan dan perlengkapan 132.800.000 Lanjutan

2. Pengelolaan kepegawaian, rumah tangga dan Sistem Manajemen Mutu

148.800.000 Lanjutan

3. Pembinaan, Koordinasi dan Sinkronisasi

Kelembagaan Satker

159.300.000 Lanjutan

4. Penyusunan Program, Rencana Kerja, 165.000.000 Lanjutan

Page 109: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

92 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

No. Judul Kegiatan Biaya (Rp) Status

dan Anggaran

5. Monitoring, Evaluasi, Pelaporan dan

Sistem Pengendalian Intern (SPI)

180.000.000 Lanjutan

6. Pengelolaan operasional dan pemeliharaan laboratorium agrohidromet

389.100.000 Lanjutan

Tabel 15. Realisasi anggaran Balitklimat tahun 2019 menurut jenis belanja

JENIS BELANJA Pagu Anggaran

(Rp.)

Realisasi %

A BELANJA PEGAWAI 3.795.265.000,00 3.625.646.254,00 95,53

B BELANJA BARANG 7.064.754.000,00 6.924.147.060,00 98,01

1. OPERASIONAL 2.271.150.000 2.243.731.065 98,76

2. NON OPERASIONAL 4.793.604.000 4.680.415.995 91,93

C BELANJA MODAL 370.000.000,00 369.133.500,00 99,77

TOTAL 11.230.019.000 10.918.930.123 97,23

Tabel 16. Anggaran Balitklimat tahun 2019 menurut output kegiatan (Revisi 2 POK DIPA 02)

Output Anggaran %

Penelitian (RPTP) 2.750.000.000 24,38

Diseminasi (RDHP) 600.000.000 5,32

Teknologi Adaptasi Perubahan Inklim (Ontop) 500.000.000 4,43

Layanan Internal (Belanja Modal) 370.000.000 3,28

Layanan Dukungan Manajemen Satker 943.604.000 8,36

Layanan Perkantoran (Gaji dan Operasional) 6.066.415.000 54,22

Total 11.230.019.000 100,00

Monitoring dan Evaluasi Kegiatan dan Pelaporan

Monitoring dan Evaluasi kegiatan terdiri dari 2 sub kegiatan, yaitu 1). Sistem

pengendalian Intern (SPI) dan, 2) Monitoring dan evaluasi kegiatan. Tujuan

kegiatan ini adalah: (1) Melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan penelitian

terutama realisisasi fisik dan anggaran (bulanan, tengah tahun, dan akhir tahun

pelaksanaan kegiatan/penelitian) dan, (2) Melakukan evaluasi kinerja Balai

Penelitian Agroklimat dan Hidrologi berdasarkan Laporan Kinerja (LAKIN) TA

2018.

Keluaran yang diharapkan dari tujuan pertama adalah : (1) Tata kelola

pelaksanaan dan pengelolaan anggaran yang akuntabel, efektif, efisien, taat

aturan melalui pemanfaatan Sistem Pengendalian Internal; (2) Hasil penilaian

unsur lingkungan pengendalian (5 unsur SPI); (3) Paket laporan realisasi fisik

Page 110: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 93

dan keuangan bulanan, semesteran dan tahunan Satker Balai Penelitian

Agroklimat dan Hidrologi; (4) Paket laporan kegiatan RKTM, RDHP dan RPTP

Tahun Anggaran 2018; (5) Laporan Kinerja (LAKIN) Satker Balitklimat Tahun

Anggaran 2018.

Monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan merupakan alat ukur untuk

memantau sejauh mana kegiatan penelitian, diseminasi dan manajemen dapat

dilaksanakan oleh Satker. Sesuai Permentan No. 31 tahun 2010 pemantauan

adalah kegiatan yang teratur, berkesinambungan dan dilakukan terhadap

kegiatan yang sedang berlangsung. Sedangkan evaluasi lebih ditekankan pada

suatu periode tertentu dalam suatu kurun waktu kegiatan, dan diatur sesuai

dengan kebutuhan. Evaluasi menghasilkan rekomendasi untuk perbaikan

pelaksanaan dan atau perencanaan berikutnya. Monitoring, evaluasi dan

pelaporan kegiatan dapat membantu para pelaksana dan pengelola kegiatan

dalam memantau dan mengukur tingkat keberhasilan kegiatan yang dikelolanya.

Kegiatan ini bertujuan untuk: 1) Melakukan evaluasi pelaksanaan

kegiatan penelitian terutama realisasi fisik dan keuangan (bulanan, triwulan,

tengah tahun, dan akhir tahun), 2) Melakukan evaluasi kinerja lingkup Satker

Balitklimat berdasarkan Laporan Kinerja (LAKIN) TA 2018.

Sedangkan keluarannya adalah: 1) laporan bulanan realisasi fisik dan

keuangan RPTP, RDHP dan RKTM, 2) laporan kemajuan tengah tahun kegiatan

RPTP, RDHP dan RKTM, 3) laporan akhir kegiatan RPTP, RDHP, dan RKTM, 4)

LAKIN Satker Balitklimat 2019.

Pelaksanaan monitoring dilaksanakan selama kegiatan berjalan dan

evaluasi dilakukan dalam tiga tahap, yakni: 1) Evaluasi pra kegiatan, yang

meliputi evaluasi rencana strategis, matrik program dan proposal penelitian, 2)

Evaluasi kegiatan yang sedang berjalan (termasuk evaluasi laporan tengah

tahun), 3) Evaluasi pasca kegiatan, yakni evaluasi terhadap laporan akhir

penelitian.

Melalui monitoring pelaksanaan kegiatan dan anggaran dapat

menghasilkan laporan kamajuan fisik dan keuangan bulanan, triwulanan, tengah

tahunan dan akhir tahun dari masing-masing kegiatan. Hasil monitoring tersebut

dapat digunakan sebagai bahan evaluasi kemajuan hasil dan kendala yang

dihadapi serta upaya mengatasi kendala yang dihadapi.

Page 111: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

94 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

Berikut ini disampaikan laporan realisasi fisik dan keuangan berdasarkan

output kegiatan pada akhir tahun 2018 (posisi per 31 Desember 2018).

Tabel 17. Realisasi fisik dan keuangan tahun 2019

KODE KEGIATAN

REALISASI

KEUANGAN (%)

FIISIK (%)

202 PENELITIAN (RPTP) 97.72 100,00

204 DISEMINASI TEKNOLOGI (RDHP)

99.50 100,00

209 TEKNOLOGI ADAPTASI

PERUBAHAN IKLIM (ON TOP)

97.88 100,00

951 LAYANAN INTERNAL 99.77 100,00

994

LAYANAN

PERKANTORAN 96.10 100,00

TOTAL 97.23 100,00

Dalam setiap kegiatan baik RPTP, RDHP, dan RKTM, evaluasi digunakan untuk

mengukur keragaan dan kualitas kemajuan, serta keberhasilan penyelesaian

kegiatan. Evaluasi dilakukan secara mendalam dengan menganalisis kuantitas,

kualitas, dan relevansi pelaksanaan kegiatan penelitian serta kesesuaiannya

terhadap rencana yang telah disusun. Evaluasi menghasilkan rekomendasi untuk

perbaikan dalam pelaksanaan kegiatan penelitian yang sedang berjalan dan

perencanaan berikutnya. Formulir Isian Monitoring Kegiatan Penelitian Balai

Penelitian Agroklimat dan Hidrologi TA 2019 disajikan pada Lampiran 2.

Balitklimat telah melaksanakan kegiatan monitoring kemajuan pelaksanaan

kegiatan penelitian pada bulan Mei 2019, kegiatan tersebut dilakukan untuk

melihat sampai sejauh mana progress pelaksanaan kegiatan.

Balitklimat juga melaksanakan koordinasi tim SPI dan monev, koordinasi

penajaman SPI dan monev, tindak lanjut pelaksanaan monev dan pengisian SPI

Balitklimat dan monev lapang workshop aplikasi monev tahun 2019 di D.I.

Yogyakarta yaitu Aplikasi e-monev Bappenas (PP 39/2006)dan aplikasi Smart

(PMK 214/2017). Pada workshop tersebut juga dilakukan monitoring dan evalusi

dalam pengisian aplikasi. Apikasi tersebut setiap akhir tahun akan dipantau oleh

kemenkeu dan e-monev.bappenas. go.id/emon3/ dipantau oleh bappenas setiap

bulan. Pelaksanaan kegiatan workshop dapat dilihat pada Lampiran 20.

Pelaksanaan monev lapang pada tahun 2019 dilakukan di dua lokasi yaitu

Kalimantan Selatan dan Sumatera Selatan pada kegiatan RPTP Pengelolaan

Page 112: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 95

Lahan dan Air Menurut Karakteristik Hidrologis Rawa Pasang Surut. Hasil Monev

Lapang di dua lokasi tersebut dapat dilihat pada Lampiran 23. Kegiatan

monitoring lapang dilakukan pada tanggal 23 oktober 2019. Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air Menurut Karakteristik Hidrologis Rawa Pasang Surut

merupakan kegiatan strategis yang mendukung program Kementerian Pertanian

yaitu Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (SERASI) sehingga dijadikan

pertimbangan untuk dilakukan kegiatan Monitoring lapang.

Sistem Pengendalian Internal (SPI)

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 60 tahun 2008, Sistem Pengendalian

Internal bertujuan untuk meningkatkan kinerja, transparansi dan akuntabilitas

pengelolaan keuangan negara, pengamanan aset negara dan pelaksanaan

kegiatan sesuai tupoksi. Pengawasan internal adalah seluruh proses kegiatan

audit, review, pemantauan dan evaluasi terhadap penyelenggaraan tugas pokok

dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai

bahwa kegiatan sudah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah

ditetapkan secara efektif, efisien, dan accountable dalam mewujudkan tata

kelola pemerintahan yang baik.

Selaras dengan tujuan SPI tersebut, maka pelaksanaan Sistem

Pengendalian Intern (SPI) di lingkungan Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

bertujuan untuk melakukan pengendalian pada kegiatan pengelolaan Anggaran

Pembangunan dan Belanja Negara (APBN) dan melakukan penilaian penerapan

sistem pengendalian internal guna pencapaian tujuan organisasi melalui kegiatan

yang dilaksanakan secara efektif, efisien, accountable, keandalan pelaporan

keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan

perundang-undangan.

Ruang lingkup SPI meliputi 5 (lima) unsur, yaitu: 1) Lingkungan

pengendalian; 2) Penilaian risiko; 3) Kegiatan pengendalian; 4) Informasi dan

komunikasi; serta 5) Pemantauan.

(1) Lingkungan Pengendalian

Menciptakan dan memelihara lingkungan pengendalian adalah melalui upaya:

(a) Penegakan integritas dan nilai etika; (b) Komitmen terhadap kompentensi;

(c) Kepemimpinan yang kondusif; (d) Pembentukan struktur orgasisasi sesuai

kebutuhan; (e) Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat; (f)

Page 113: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

96 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

Penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan SDM;

(g) Perwujudan peran aparat pengawasan internal pemerintah yang efektif;

dan (h) Hubungan kerja yang baik dengan instansi pemerintah terkait.

(2) Penilaian Risiko

Penilaian risiko terhadap pelaksanaan tugas pokok dan fungsi guna

menghidari penyimpangan, dilakukan melalui upaya: (a) Menetapkan tujuan

program/kegiatan; (b) Mengidentifikasi risiko; dan (c) Melakukan analisis

sebab dan dampak risiko.

(3) Kegiatan Pengendalian

Kebijakan dan prosedur pengendalian harus ditetapkan, dilaksanakan dan

dievaluasi secara teratur untuk memastikan bahwa pelaksanaan kegiatan

masih sesuai dan berfungsi seperti yang diharapkan. Kegiatan pengendalian

dilakukan melalui upaya: (a) Reviu atas kinerja pelaksana kegiatan; (b)

Pembinaan sumber daya manusia (SDM); (c) Pengendalian atas pengelolaan

sistem informasi (SI) yang meliputi: (1) Pengamanan sistem informasi, (2)

Pengendalian atas akses, (3) Pengendalian atas pengembangan dan

perubahan perangkat lunak aplikasi, (4) Pengendalian atas perangkat lunak

sistem, (5) Pemisahan tugas; (6) Kontinyuitas pelayanan, (7) Pengendalian

otoritas, (8) Pengendalian kelengkapan, (9) Pengendalian akurasi, (10)

Pengendalian terhadap keandalan proses dan file data; (d) Pengendalian fisik

atas aset negara; (e) Penetapan dan reviu atas indikator dan ukuran kinerja;

Pemisahan fungsi; (f) Otorisasi atas transaksi dan kejadian penting,

pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian; (g)

Pembatasan akses atas sumber daya; (h) Akuntabilitas terhadap sumber

daya; dan (i) Dokumentasi SPI, transaksi dan kejadian penting.

(4) Informasi dan Komunikasi

Informasi yang relevan dan dapat diandalkan sangat dibutuhkan dalam

mengelola suatu organisasi. Informasi tersebut meliputi informasi internal

(laporan keuangan, aset, hasil kegiatan penelitian, diseminasi dan penelitian)

dan informasi eksternal (kebijakan pemerintah, masukan dari masyarakat, dan

pemangku kepentingan). Untuk mendapatkan informasi tersebut perlu

dilakukan identifikasi, pencatatan, penyimpanan dengan baik, serta

dikomunikasikan tepat waktu dan sasaran. Untuk itu perlu melakukan: (a)

Identifikasi hasil analisis informasi yang diperlukan untuk pengendalian berupa

Page 114: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 97

informasi pengelolaan keuangan, aset dan capaian kinerja; (b) Menciptakan

model pelaporan yang berisi informasi secara lengkap, tepat dan akurat; (c)

Menjamin seluruh pedomam umum, pedoman teknis pelaksanaan, dan

peraturan-peraturan dapat dipahamin oleh seluruh pegawai; (d) menyediakan

fasilitas dan sarana komunikasi yang memadai; (e) Menciptakan mekanisme

yang menjamin seluruh informasi sampai kepada seluruh bagian dan pegawai;

(f) Menjamin adanya mekanisme penyampaian penyempurnaan informasi dari

pegawai; (g) Menyediakan sarana komunikasi yang efektif dengan para

pegawai dan para pemangku kepentingan; (h) Melakukan pemantauan

kelayakan dan keakuratan informasi dan memberi kemudahan untuk

mengaksenya; (i) Memberi dukungan terhadap pengembangan teknologi

informasi; (j) Memberikan respon yang baik atas setiap kritik dan saran yang

membangun; (k) Memanfaatkan secara efisien dan efektif berbagai bentuk

sarana komunikasi seperti: Rakor, Raker, Ratek, laporan, seminar, media

cetak, media elektronik, dan lain-lain.

(5) Pemantauan

Pemantauan SPI dilakukan untuk dapat menilai kualitas kerja dari waktu ke

waktu dan memastikan bahwa rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya

dapat ditindaklanjuti. Pemantauan SPI dilaksanakan melalui 1) Pemantauan

berkelanjutan melalui kegiatan pengelolaan rutin, supervisi, pembandingan,

rekonsiliasi, dan tindakan lain terkait pelaksanaan tugas; 2) Evaluasi terpisah

melalui penilaian sendiri, reviu, dan pengujian efektivitas SPI; 3) Tindak lanjut

atas rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya melalui (a) Melakukan reviu

dan evaluasi temuan hasil audit, penilaian dan mengidentifikasi saran dan

rekomendasi perbaikan; (b) Memberikan tanggapan hasil audit dan

rekomendasi pada saat proses audit berlangsung; (c) menetapkan kegiatan

yang terencana untuk menindaklanjuti seluruh temuan dan rekomendasi

dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

Sistem Pengendalian Internal di lingkungan Balai Penelitian Agroklimat

dan Hidrologi dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja, transparansi,

akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, dan pengamanan aset negara. Pada

saat pelaksanaan evaluasi SPI menghadirkan narasumber dari Litbang Pertanian

untuk mempertajam capaian SPI Balitklimat. Pelaksanaan evaluasi SPI Balitklimat

Page 115: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

98 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

tahun 2019 dilaksanakan 1 kali pada bulan Oktober sampai Desember 2019.

Dari hasil evaluasi, kategori pelaksanaan SPI Balitklimat termasuk kategori cukup

handal dengan nilai 57.7. Untuk periode tahun mendatang pelaksanaan SPI

Balitklimat dapat ditingkatkan lagi menjadi kategori handal. Hal yang menjadi

penghambat penilaian adalah ketersediaan data dukung serta pengaturan

dokumen data dukung. Masing masing unsur SPI diperlukan data dukung yang

banyak dan komplek, sehingga hal ini menjadi kendala penanggung jawab dalam

menyediakan data dukung tersebut. Ada hal yang perlu ditingkatkan performa

kinerja satker balitklimat berdasarkan unsur SPI, diantaranya adalah unsur

pengendalian. Secara umum pengendalian telah dilakukan oleh tim manajemen

Balitklimat, namun kendala pendokumentasian pada setiap kegiatan yang masih

kurang lengkap. Pengendalian meliputi: pemantauan surat masuk dan keluar

SATKER, dokumen dan proses pengadaan barang/jasa, dokumen LHKP dan pakta

integritas pegawai, stock opname, laporan keuangan, dokumen SOP dan SK

Balai, dokumen Renstra, dokumen DIPA/POK, dokumen kegiatan meliputi

proposal dan laporan, laporan kemajauan kegiatan setiap bulannya, termasuk

dokumen hasil evaluasi kegiatan, dan lain-lain.

Hasil-hasil dokumen pengendalian intern Balai tersebut setiap waktu,

secara berkala diperiksa oleh Satlak SPI. Kelengkapan dokumen tersebut harus

dipersiapkan sebaik-baiknya sebagai bahan evaluasi pengendalian internal Balai,

apakah sudah berjalan dengan baik atau tidak.

5.5. Pengelolaan, Operasional, dan Pemeliharaan Laboratorium dan

Kebun Percobaan

Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi (Balitklimat) memiliki Laboratorium

Agrohidromet sejak tahun 2003. Laboratorium Agrohidromet digunakan untuk

membantu institusi dalam memecahkan permasalahan terkait tupoksinya dan

juga melayani pelanggan dari luar institusi. Laboratorium Agrohidromet

beranggotakan peneliti dan teknisi yang terbagi ke dalam beberapa divisi sesuai

dengan keahliannya.

Seluruh kegiatan di dalam laboratorium perlu dibuat terstruktur dengan

dokumen-dokumen pengendalian yang bersifat mampu telusur sehingga akan

memudahkan pengelolaan asset yang ada. Lebih lanjut dengan terpenuhinya

persyaratan teknis laboratorium akan memudahkan pencapaian target

Page 116: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 99

laboratorium terakreditasi (ISO-IEC 17025), bahkan dalam jangka panjang

keluaran hasil penelitian dan pelayanan jasanya merupakan sumber pendapatan

pemerintah bukan pajak (PNBP) yang dapat diandalkan.

Tujuan kegiatan adalah : 1). Meningkatkan database hasil pemantauan

dan pengamatan stasiun iklim dan hidrologi pertanian nasional; 2) Meningkatkan

kapasitas analisis dan prediksi iklim dan hidrologi; 3) Meningkatkan kemampuan

identifikasi dan teknologi pengelolaan sumberdaya iklim dan air; 4)

Mengembangkan teknologi modifikasi iklim mikro dan teknologi irigasi. Untuk

memudahkan pengelolaan Laboratorium, dilakukan pengelompokan divisi yang

disesuaikan dengan fokus kegiatan pekerjaan yang dilakukan. Saat ini kegiatan

laboratorium dikelompokkan ke dalam empat bagian, yaitu : 1). Bagian

Pemantauan dan Pengamatan Iklim dan Hidrologi Pertanian; dengan Indikator

input berupa Perjalanan dinas dalam rangka kalibrasi sensor dan penelusuran

status dan kondisi stasiun-stasiun tersebut, termasuk komitmen lembaga terkait,

sedangkan Indikator output berupa Peningkatan akurasi data iklim dan hidrologi

serta peningkatan efektifitas dan cakupan pengamatannya. 2) Bagian Identifikasi

Sumberdaya Iklim dan Air; dengan Indikator input berupa Pemeliharaan

peralatan dan pemodelan iklim dan hidrologi dan Pengadaan sparepart stasiun

iklim dan hidrologi Sedangkan Indikator output berupa peningkatan kecepatan

dan akurasi dalam melakukan identifikasi potensi sumberdaya iklim dan air; 3)

Bagian Modifikasi Iklim Mikro dan Teknik Irigasi; Indikator input berupa

Pemeliharaan bangunan dan peralatan di rumah kasa sedangkan Indikator

output berupa Rumah kasa dan pipa irigasi siap digunakan untuk mendukung

kegiatan terutama kegiatan visitor plot; 4) Bagian Pengembangan Sistem

Informasi Agroklimat dan Hidrologi; dengan Indikator input berupa penambahan

sistem jaringan, peningkatan kapasitas kerja personal komputer, sedangkan

Indikator output berupa tersedianya database iklim dan hidrologi yang siap

analisis dan tersedianya informasi iklim dan hidrologi yang dapat diupdate secara

kontinyu. Kegiatan antar bagian saling menunjang satu dengan lainnya untuk

mendukung kegiatan pengelolaan sumberdaya iklim dan air.

Pemantauan dan Pengamatan Iklim dan Hidrologi Pertanian dilakukan

melalui Monitoring dan Penggantian spare part AWS dan identifikasi AWLR Cimel.

Dalam peningkatan database hasil pemantauan dan pengamatan stasiun iklim

dan hidrologi pertanian nasional, dilakukan kegiatan pemantauan dan

Page 117: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

100 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

pengamatan stasiun iklim dan hidrologi di lokasi Jawa Barat dan lokasi luar Jawa

Barat, dengan fokus pada AWS Cimel dan Telemetri dan AWLR Cimel. Untuk

lokasi Jawa Barat ada beberapa stasiun AWS Cimel yaitu; Cimanggu-Bogor,

Muara-Bogor, 2 Tang/Cidahu-Sukabumi, KP Pakuwon-Sukabumi, Pacet-Cianjur,

Sukamandi, Kuningan, dan Pusakanagara.

Pengambilan data pada AWS Cimel dilakukan melalui pengambilan data

yang terekam di catridge, berikutnya catridge diganti dengan yang kosong.

Dapat juga dilakukan pengambilan data dan pengosongan catridge dan

berikutnya catridge dipasang kembali. Pengambilan data AWS Cimel lingkup

Bogor, Sukabumi dan Cianjur dilaksanakan secara bergilir setiap bulan oleh

teknisi dan peneliti Balitklimat, sedangkan lingkup Sukamandi, Kuningan, dan

Pusakanagara diambil oleh BBPADI. Untuk luar Jawa Barat, data diambil oleh

instansi setempat.

Selain pengambilan data dan penggantian cartridge dilakukan juga

pengecekan dan pemeliharaan stasiun dan lingkungan serta peningkatan

koordinasi dengan penjaga stasiun AWS/AWLR, yang melakukan pemeliharaan

lingkungan dan stasiun. Untuk sensor yang tidak atau belum terpasang,

dilakukan pemasangan seiring dengan ketersediaan sensor yang dimiliki

laboratorium. Selain pengambilan data dan penggantian cartridge dilakukan juga

pengecekan dan pemeliharaan stasiun dan lingkungan. Salah satu kegiatan

pengamatan dan pencatatan disajikan pada Gambar 70.

Gambar 70. Pengamatan dan pencatatan data stasiun AWS Cimel Sukamandi

Page 118: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 101

Monitoring AWS Telemetri di daerah Jawa Barat dilakukan melalui

pengecekan alat dan penggantian spare part. Peralatan yang dipantau adalah

AWS Telemetri di KP Balitsa Lembang Kabupaten Bandung Barat dan AWS

Telemetri di TTP Sedong Kabupaten Cirebon. Salah satu kegiatan Pengecekan,

penggantian simcard dan pemeliharaan AWS Telemetri

Bagian Identifikasi Sumberdaya Iklim dan Air bertanggungjawab pada

pemeliharaan dan operasional peralatan sumberdaya iklim dan air. Salah satu hal

yang diperlukan untuk mengetahui kondisi alat serta untuk mendapatkan data

yang tepat dan akurat adalah dengan melakukan kalibrasi. Kalibrasi dilakukan

setiap tahun pada instrumentasi yang sering dipergunakan, seperti pada Total

Station dan Theodolit. Kalibrasi yang telah dilakukan adalah kalibrasi peralatan

Theodolit, Total Station dan Sprinter. Kalibrasi alat dilakukan dalam dua cara,

yaitu kalibrasi yang dilakukan sendiri dan kalibrasi yang dilakukan oleh

pabrik/lembaga terkait. Dokumentasi seluruh peralatan yang digunakan untuk

kegiatan survey dan analisis dilakukan di bagian ini.

Instrumentasi di Balitklimat tidak saja digunakan oleh pengguna di dalam

Balitklimat sendiri, melainkan juga oleh instansi/lembaga lain. Oleh karena itu

dalam upaya memudahkan dalam melayani kebutuhan pengguna dilakukan

pengecekan ulang instrumentasi. Instrumentasi yang tersedia, dicek

kelayakannya, apakah masih berfungsi dengan baik atau sudah mengalami

kerusakan. Inventarisasi ulang dilakukan pada seluruh instrumentasi yang dimiliki

laboratorium, baik alat ukur Agroklimat maupun Hidrologi. Dari hasil inventarisasi

diketahui bahwa sudah banyak instrumentasi yang mengalami kerusakan dan

perlu tindak lanjut perbaikan, yang tergantung pada tingkat keparahannya dan

ketersediaan lembaga yang menangani kerusakan alat.

Modifikasi iklim mikro dan teknik irigasi pada tahun ini lebih kepada

pemeliharaan yang sudah ada dan penanaman komoditas sayuran untuk

memanfaatkan halaman Balitklimat. Penanaman di rumah kassa masih

terkendala dengan ketersediaan air untuk penyiraman. Rencana akan dilakukan

pembuatan sumur untuk memenuhi kebutuhan penyiraman air untuk tanaman.

Pemeliharaan tanaman buah dalam pot dilakukan secara intensif dengan

menggunakan sistem irigasi tetes.

Page 119: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

102 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

Gambar 71. Rumah kassa dan tanaman di halaman belakang Balitklimat

Kegiatan penelitian yang dilakukan di Balitklimat meliputi pengamatan,

inventarisasi data, analisis dan pemodelan, aplikasi teknologi/spasialisasi hasil

analisis, penyebaran informasi dan pemanfaatan oleh pengguna. Sementara itu

fungsi utama dari Laboratorium Agrohidromet difokuskan pada pengamatan dan

inventarisasi sumberdaya iklim dan air, kegiatan analisis selanjutnya dilakukan

pada penelitian. Bagian ini bertugas sebagai pendukung jalannya alur kegiatan

penelitian yang ada di Balitklimat. Sejalan dengan peningkatan Sistem Informasi

Kalender Tanam Terpadu, bagian ini memberikan dukungan yang sangat baik

untuk penyebaran sistem informasi dan sekaligus monitoringnya. Pembenahan

basis data merupakan bagian penting pada sistem. Terdapat penambahan basis

data yang dapat diakses untuk wilayah Provinsi Kalimantan Barat. Pengambilan

data dari tim kegiatan penelitian Agroklimat diserahkan untuk digabungkan di

basis data.

Salah satu alat monitoring untuk pelaksanaan kegiatan katam terpadu

adalah penggunaan CCTV. Telah dipasang sebanyak 54 buah CCTV yang

tersebar di 7 Provinsi, meliputi; Jawa Barat, Jawa Tegah, Jawa Timur, DI

Yogyakarta, Banten, Lampung dan Bali. CCTV dipasang untuk memantau

kegiatan tanam petani. Contoh display CCTV disajikan pada Gambar 72.

Gambar 72. Display CCTV di Jawa barat Kabupaten Sukabumi dan Cianjur (http://katam.litbang.pertanian.go.id/display_cctv.aspx?id_display_cctv=1)

Page 120: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 103

VI. PROFIL BALAI PENELITIAN AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

6.1. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi. dan Tatakerja Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

sampai saat ini masih ditetapkan berdasarkan Permentan No.

22/Permentan/OT.140/3/2013 Tanggal 11 Maret 2013 dan belum mengalami

perubahan yang mencakup tugas pokok, fungsi, rincian tata hubungan kerja dan

pelaksanaan organisasi seperti gambar 73.

STRUKTUR ORGANISASI

BALAI PENELITIAN AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

Gambar 73. Struktur Organisasi Balitklimat

6.2. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia memegang peran yang sangat penting dan strategis

dalam mendukung Reformasi birokrasi dan pencapaian kinerja institusi

khususnya Balitklimat menuju institusi yang akuntabel, transparan, efisien dan

efektif. Perencanaan, pembinaan dan pengembangan SDM di Balitklimat yang

berkualitas dan kegiatan pendukungnya dapat memberikan dampak langsung

dan tidak langsung terhadap perbaikan potensi, kinerja dan dorongan untuk

terus berprestasi dan mengembangkan diri. Pelaksanaan reformasi birokrasi

KEPALA

SUBBAGIAN

TATA USAHA

SEKSI PELAYANAN TEKNIK

KELOMPOK

JABATAN FUNGSIONAL

SEKSI JASA PENELITIAN

Page 121: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

104 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

dilingkup Kementerian Pertanian sejak tahun 2009 dengan berpedoman pada

Perpres Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010 –

2025 dan Permenpan Nomor 20 Tahun 2010 tentang Road Map Reformasi

Birokrasi 2010 – 2014, telah memberikan dampak yang sangat jelas bagi

pegawai dilingkungan Kementerian Pertanian, sebagai reward-nya seluruh

pegawai dilingkungan Kementan, yang telah melaksanakan program dan

kegiatan Reformasi Birokrasi diberikan tunjangan kinerja berdasarkan Peraturan

Presiden Nomor 134 Tahun 2015. Untuk lebih meningkatkan kinerja dan

efektivitas pegawai di lingkup Kementan, telah diberikan kenaikan Tunjangan

Kinerja sebesar 80% dan telah ditetapkan melalui Peraturan Menteri Pertanian

Nomor 17 Tahun 2019 tentang Pedoman Pemberian Tunjangan Kinerja Bagi

Pegawai di Lingkungan Kementerian Pertanian.

Dalam melaksanakan mandatnya Balitklimat pada tahun 2019, didukung

oleh 47 orang pegawai organik (ASN) dan 28 orang tenaga non organik (out

sourcing/pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja). Tabel 49 Jumlah Pegawai

BALITKLIMAT berdasarkan jabatan fungsional Non Peneliti sampai akhir 31

Desember 2019.

SDM Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi berdasarkan pendidikan

dapat dilihat pada Tabel 52. Untuk meningkatkan kapasitas pegawai,

pengembangan SDM dilakukan melalui program pendidikan dan pelatihan baik

jangka panjang maupun pendek diantaranya pendidikan bergelar, dari S1 sampai

S3, melalui program beasiswa maupun ijin belajar dengan biaya sendiri, serta

pelatihan, Selama kurun waktu tahun 2019. Balitklimat mendapatkan tambahan

pegawai karena mutasi dari UPT lain dan pengurangan karena ada yang

meninggal dunia. Untuk memenuhi kondisi yang ideal agar jumlah peneliti dan

teknisi seimbang dengan jumlah RPTP yang dilaksanakan oleh Balitklimat dan

menggantikan pegawai yang memasuki usia pensiun, maka pemenuhan

penambahan pegawai dilakukan melalui usulan kepada Biro Organisasi dan

Kepegawaian Kementan dengan jumlah formasi sesuai pegawai yang pensiun

walaupun pada kenyataannya selalu tidak terpenuhi.

Tetapi apabila UU ASN dan RPP-nya sudah disetujui oleh DPR maka untuk

memenuhi kekurangan tenaga peneliti dan teknisi serta tenaga penunjang yang

akan memasuki pensiun dapat dipenuhi dari P3K (Pegawai Pemerintah dengan

Perjanjian Kerja) yang hak-haknya sama dengan PNS namun tidak mendapatkan

Page 122: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 105

pensiun. Berkurangnya tenaga PNS yang ada, sementara rekruitmen setiap tahun

antara yang diusulkan dengan pemenuhan tidak sebanding. Terutama SDM

administrasi dan keuangan yang sama dengan SDM peneliti, lebih khusus SDM

yang memiliki keahlian di bidang pengelolaan keuangan dan manajemen.

Padahal, SDM di bidang pengelolaan keuangan dan manajemen memiliki peran

penting dalam menangani proses-proses administrasi berdasarkan peraturan

Perundangan, Permentan, PERKA-BKN, PMK yang semakin kompleks dan

berbasis aplikasi.

Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, serta untuk mewujudkan hasil

yang ingin dicapai pada akhir Renstra 2019, maka Balai Penelitian Agroklimat dan

Hidrologi memerlukan pegawai sesuai dengan kebutuhan. Untuk mengetahui

kebutuhan sumber daya manusia bisa dihitung berdasarkan Analisis Beban Kerja

(ABK) dan Analisis Jabatan (Anjab). Hasil perhitungan kebutuhan SDM

berdasarkan Anjab dan ABK.

Untuk Jabatan Administrasi pada Sub. Bagian Tata Usaha yang belum

terpenuhi adalah: verifikator keuangan, Petugas SAIBA, pengadministrasi

keuangan, sekretaris pimpinan, Analis Kepegawaian masing-masing dibutuhkan 1

orang. Untuk Seksi Pelayanan Teknik adalah: Penyusun Laporan, Penyusun

Rencana Kerja dan Anggaran serta Penghimpun/pengolah data masing-masing

dibutuhkan 1 orang; Seksi Jasa Penelitian adalah: Pramu pameran dan Peraga,

Petugas Pendayagunaan hasil Penelitian dan pada Kelompok Fungsional yang

belum terpenuhi adalah: Peneliti Pertama 4 orang, dan Teknisi Litkayasa 1 orang.

Dengan catatan pejabat calon teknisi dan Peneliti yang sampai saat ini belum

mengajukan ke JFT segera mengusulkan.

Tabel 18. Rincian tenaga berdasarkan jabatan fungsional non peneliti s/d Desember 2019

NO JABATAN FUNGSIONAL JUMLAH

1. TEKNISI LITKAYASA PENYELIA 2

2. TEKNISI LITKAYASA PELAKSANA LANJUT 2

3. TEKNISI LITKAYASA PELAKSANA 1

4. TEKNISI LITKAYASA PELAKSANA PEMULA

5. TEKNISI LITKAYASA NON KLAS 1

6. ARSIPARIS MUDA 0

7. ARSIPARIS PERTAMA 0

8. PUSTAKAWAN PERTAMA 6

JUMLAH 6

Page 123: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

106 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

Tabel 19. Rincian tenaga berdasarkan jabatan fungsional peneliti

NO JABATAN FUNGSIONAL PENELITI JUMLAH

1. Peneliti Utama 2

2. Peneliti Madya 7

3. Peneliti Muda 8

4. Peneliti Pertama 2

5. Peneliti Non Klasifikasi 2

J U M L A H 21

Tabel 20. Jumlah pegawai yang sedang melaksanakan pendidikan tahun 2019

NO Jenjang Pendidikan JUMLAH

1. S3 2

J U M L A H 2

Tabel 21. Jumlah pegawai berdasarkan golongan dan pendidikan Tahun 2019

No Gol/Ruang S3 S2 S1 SM D3 SLTA Jumlah

1 I 0 0 0 0 0 0 0

2 II 0 0 0 0 1 10 11

3 III 2 8 9 1 4 1 25

4 IV 10 1 0 0 0 0 11

Jumlah 12 9 9 1 5 11 47

Tabel 22. Jumlah pegawai organik (PNS) BALITKLIMAT berdasarkan kelompok umur dan pendidikan akhir per 31 Desember 2019

No Usia(Thn) S3 S2 S1 SM D3 SLTA Jumlah

1 26-30 0 0 1 0 1 0 2

2 31-35 0 1 4 0 0 0 5

3 36-40 0 4 2 0 1 1 8

4 41-45 2 1 1 0 1 4 9

5 46-50 0 2 0 0 0 3 5

6 51-55 7 1 1 0 1 2 12

7 56-60 1 0 0 1 1 1 4

8 >60 2 0 0 0 0 0 2

Jumlah 12 9 9 1 5 11 47

Page 124: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 107

Tabel 23. Daftar Nominatif Pegawai Balitklimat 31 Desember 2019

No NAMA PEGAWAI GOL/RUANG JABATAN STRUKTURAL

NIP/NIP LAMA TMT TMT STRUKTURAL/JAB. FUNGSIONAL UMUM

TEMPAT/TANGGAL LAHIR MASA KERJA JABATAN FUNGSIONAL

NOMOR KARPEG/KARIS/KARSU GOLONGAN TMT FUNGSIONAL

1 2 4 5

1

Dr. Ir. NANI HERYANI, M.SI 195805161993032002 / 080114551

4C PENELITI UTAMA

KUNINGAN, 16-05-1958 10/1/2017 BALIT AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

G.062475/ 29 tahun, 9 bulan BALAI BESAR SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN

2

Dr. Ir. POPI REDJEKININGRUM DWI MUSTATININGSIH, M.S. 196411291990032002 / 080101649

4C PENELITI UTAMA

SEMARANG, 29-11-1964 10/1/2017 BALIT AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

E. 772396/354744 28 tahun, 5 bulan BALAI BESAR SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN

3

DR. ELZA SURMAINI, ., SP, M.SI 196901241998032001 / 080124601

4C PENELITI MADYA

PADANG PANJANG, 24-01-1969 10/1/2019 BALIT AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

H.032647/035329 GG 25 tahun, 6 bulan BALAI BESAR SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN

4

DR. IR. NONO SUTRISNO SA`AD, MS 195612101984031001 /

4B PENELITI MADYA

MAJALENGKA, 10-12-1956 4/1/2007 BALIT AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

C.0739246/178766C 24 tahun, 0 bulan BALAI BESAR SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN

5

Dr. Ir. BUDI KARTIWA, CESA 196803301994031001 / 080116192

4B PENELITI MADYA

BOGOR, 30-03-1968 3/1/2012 BALIT AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

G.144550/ 19 tahun, 6 bulan BALAI BESAR SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN

6

DR. Ir HARMANTO, M. ENG 196711231993031001 / 080113110

4B KEPALA BALITKLIMAT

WONOGIRI, 23-11-1967 4/1/2017 BALIT AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

F 411771/022651 I 19 tahun, 7 bulan BALAI BESAR SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN

7

Dr. Ir. WORO ESTININGTYAS, M.Si 196710081994032013 / 080117942

4B PENELITI MADYA

NGANJUK, JAWA TIMUR, 08-10-1967 4/1/2019 BALIT AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

G.234638/011450 D 22 tahun, 7 bulan BALAI BESAR SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN

Page 125: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

108 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

8

Dr.Ir. ARIS PRAMUDIA, M.SI 196504121992031003 / 080109868

4A PENELITI MUDA

BOGOR, 12-04-1965 4/1/2009 BALIT AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

E.784014/ 19 tahun, 5 bulan BALAI BESAR SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN

9

Dr. Ir. YAYAN APRIYANA, M.SC 196603101992031002 / 080110525

4A PENELITI MADYA

INDRAMAYU, 10-03-1966 4/1/2011 BALIT AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

E.903835/139597 19 tahun, 1 bulan BALAI BESAR SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN

10

Ir. ERNI SUSANTI, M.Sc 196505281991032001 / 080105904

4A PENELITI MADYA

SUKABUMI, 28-05-1965 4/1/2018 BALIT AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

E.778600/212926 BB 23 tahun, 5 bulan BALAI BESAR SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN

11

Dr. Ir. SUCIANTINI, M.Si 196711301998032001 / 080124602

4A PENELITI MADYA

BANDUNG, 30-11-1967 4/1/2019 BALIT AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

H. 032648/021460 DD 25 tahun, 0 bulan BALAI BESAR SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN

12

KHARMILA SARI HARIYANTI, S.SI.,M.SI 197205162002122001 / 080132734

3D PENELITI MUDA

JAKARTA, 16-05-1972 4/1/2018 BALIT AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

L. 020984/092353HH 18 tahun, 2 bulan BALAI BESAR SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN

13

SETYONO HARI ADI, S.Kom, M.Sc 197912072003121002 / 080133972

3D PENELITI MUDA

WONOSOBO, 07-12-1979 4/1/2018 BALIT AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

M 010784/ 14 tahun, 4 bulan BALAI BESAR SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN

14

ADANG HAMDANI, SP, M.Si 197412262002121002 / 080132733

3D PENELITI MUDA

BOGOR, 26-12-1974 10/1/2019 BALIT AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

020982/ 11 tahun, 5 bulan BALAI BESAR SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN

15

NURWINDAH PUJILESTARI, S.Si, M.Si. 197701082001122001 / 080130413

3C PENELITI MUDA

JAKARTA, 08-01-1977 4/1/2013 BALIT AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

L.016016/ 12 tahun, 11 bulan BALAI BESAR SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN

16

ELSA RAKHMI DEWI, Ph.D 197511082009122001 /

3C PENELITI MUDA

BANDUNG, 08-11-1975 4/1/2014 BALIT AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

Page 126: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 109

P.319299/142859L 4 tahun, 4 bulan BALAI BESAR SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN

17

FADHLULLAH RAMADHANI, S.KOM., M.Sc 198007242005011001 / 080135312

3C PENELITI MUDA

UJUNG PANDANG, 24-07-1980 4/1/2016 BALIT AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

M022295/ 11 tahun, 3 bulan BALAI BESAR SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN

18

YELI SARVINA, S.SI, MSc 198310012008012009 / 080138593

3C PENELITI MUDA

SUNGAI KALU, SUMBAR, 01-10-1983 4/1/2018 BALIT AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

N. 407480/ 10 tahun, 3 bulan BALAI BESAR SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN

19

MISNAWATI, S.Si., M.Si 198403092019022001 /

3B CALON PENELITI

PIDIE, 09-03-1984 2/1/2019 BALIT AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

/ 0 tahun, 0 bulan BALAI BESAR SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN

20

RADEN IMAN MUHARDIONO BROTOHADIPARINGGO, S.P., MPSDA 199007242019021001 /

3B CALON PENELITI

Bandung, 24-07-1990 2/1/2019 BALIT AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

/ 0 tahun, 0 bulan BALAI BESAR SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN

21

RISQA NURKHAIDA SEPTIA RAKHMA, STP 198909292014032004 /

3A PENELITI PERTAMA

WONOSOBO, 29-09-1989 7/1/2015 BALIT AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

B 03002564/BB03007951 1 tahun, 4 bulan BALAI BESAR SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN

22

DARIIN FIRDA, S.SI 199410302018012002 / 3A CALON PENELITI

JAKARTA, 30-10-1994 1/1/2019 BALIT AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

B03039619/ 1 tahun, 0 bulan BALAI BESAR SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN

23

MUHAMMAD NUR IMANSYAH, S.KOM 198503012011011007 /

3C KEPALA SUBBAGIAN TATA USAHA

PEMALANG, 01-03-1985 4/1/2019 SUBBAGIAN TATA USAHA

Q 024872/ 8 tahun, 3 bulan BALIT AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

BALAI BESAR SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN

24

DIAN ANDRIANI, A.MD 197501142007012001 / 080138222

3B BENDAHARA PENERIMAAN

BOGOR, 14-01-1975 4/1/2019 SUBBAGIAN TATA USAHA

Q 166525/133667 LL 16 tahun, 11 bulan BALIT AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

Page 127: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

110 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

BALAI BESAR SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN

25

SULISTYAWATI, A.Md 198307122011012010 /

3A BENDAHARA PENGELUARAN

BANDUNG, 12-07-1983 4/1/2019 SUBBAGIAN TATA USAHA

Q 024879/ 6 tahun, 3 bulan BALIT AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

BALAI BESAR SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN

26

SUHENDAR, 196408101999031003 / 080125174

2D PETUGAS OPERASIONAL KENDARAAN DINAS

BOGOR, 10-08-1964 4/1/2018 SUBBAGIAN TATA USAHA

H O62312/0134376 29 tahun, 7 bulan BALIT AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

BALAI BESAR SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN

27

MUHAMAD AMIR, 196607202006041011 / 080135991

2D PETUGAS SARANA & PRASARANA

BOGOR, 20-07-1966 4/1/2018 SUBBAGIAN TATA USAHA

N132156/105886J 22 tahun, 11 bulan BALIT AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

BALAI BESAR SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN

28

EPEN SUPENDI, 196911142006041008 / 080136636

2D PETUGAS SIMAK BMN

BOGOR, 14-11-1969 4/1/2018 SUBBAGIAN TATA USAHA

N132158/105887J 21 tahun, 0 bulan BALIT AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

BALAI BESAR SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN

29

AKHMAD FAISAL RAKHMAN, 198104132006041002 / 080135563

2D PENGADMINISTRASI KEPEGAWAIAN

BOGOR, 13-04-1981 4/1/2018 SUBBAGIAN TATA USAHA

N132156/151557k 12 tahun, 3 bulan BALIT AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

BALAI BESAR SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN

30

SUJIHADDIN, 197708202007011001 / 080137216

2D PENGADMINISTRASI KEPEGAWAIAN

BOGOR, 20-08-1977 4/1/2019 SUBBAGIAN TATA USAHA

N 235017/145106 K 21 tahun, 0 bulan BALIT AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

BALAI BESAR SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN

31

SACA WIHARJA, 197507122007011001 / 080138248

2D TEKNISI GEDUNG

BOGOR, 12-07-1975 4/1/2019 SUBBAGIAN TATA USAHA

N163698/056230 L 13 tahun, 0 bulan BALIT AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

BALAI BESAR SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN

Page 128: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 111

32

ASEP HIDAYAT, 197505232007101001 / 080138734

2D PENGADMINISTRASI UMUM

BOGOR, 23-05-1975 10/1/2019 SUBBAGIAN TATA USAHA

P 296846/ 16 tahun, 5 bulan BALIT AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

BALAI BESAR SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN

33

RUSLI ROYANI, 197710142008121001 / 197710142

2C PEKARYA KEBUN

BOGOR, 14-10-1977 4/1/2017 SUBBAGIAN TATA USAHA

P.050843/199883 K 13 tahun, 11 bulan BALIT AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

BALAI BESAR SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN

34

YUDI KUSMANA, 197207112009101001 / 2C CARAKA

BOGOR, 11-07-1972 10/1/2017 SUBBAGIAN TATA USAHA

P296845/118595L 13 tahun, 9 bulan BALIT AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

BALAI BESAR SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN

35

PURWANINGSIH, B.Sc 196310071990032004 / 080101347

3D TEKNISI LITKAYASA PENYELIA

KLATEN, 07-10-1963 4/1/2016 SEKSI PELAYANAN TEKNIK

E.758925/148366 BB 26 tahun, 1 bulan BALIT AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

BALAI BESAR SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN

36

SUMARNO, A.Md 196209121999031001 / 080125462

3D TEKNISI LITKAYASA PENYELIA

MAJALENGKA, 12-09-1962 4/1/2017 SEKSI PELAYANAN TEKNIK

H.062309/013442 G 24 tahun, 8 bulan BALIT AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

BALAI BESAR SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN

37

TRI NANDAR WIHENDAR, S.Si 196905312000031001 / 080129307

3C ANALIS OPTIMASI AIR

BOGOR, 31-05-1969 4/1/2018 SEKSI PELAYANAN TEKNIK

J.120428/132453 24 tahun, 2 bulan BALIT AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

BALAI BESAR SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN

38

TUBAGUS GUGUM GUMELAR, A.Md. 196605122001121001 / 080130690

3C TEKNISI LITKAYASA MAHIR

BOGOR, 12-05-1966 4/1/2019 SEKSI PELAYANAN TEKNIK

L.017125/014141.I 18 tahun, 4 bulan BALIT AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

BALAI BESAR SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN

39 DHANY HENDRA PRADANA, ST 197909172011011009 /

3C PENGUMPUL DATA

Page 129: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

112 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

LAMONGAN, 17-09-1979 4/1/2019 SEKSI PELAYANAN TEKNIK

Q 024878/ 8 tahun, 3 bulan BALIT AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

BALAI BESAR SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN

40

CATUR NENGSUSMOYO, S.Kom. 198312062011011011 /

3C ANALIS DATA DAN INFORMASI

SUMEDANG, 06-12-1983 4/1/2019 SEKSI PELAYANAN TEKNIK

Q. 097597/03002941 8 tahun, 3 bulan BALIT AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

BALAI BESAR SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN

41

MUCHAMAD WAHYU TRINUGROHO, ST., M.Eng 198305302009101001 /

3C KEPALA SEKSI PELAYANAN TEKNIK

BOYOLALI, 30-05-1983 10/1/2019 SEKSI PELAYANAN TEKNIK

P.296844/118596 8 tahun, 0 bulan BALIT AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

BALAI BESAR SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN

42

BUDI RAHAYU, 197010192002121001 / 080133112

3B TEKNISI LITKAYASA MAHIR

BOGOR, 19-10-1970 4/1/2019 SEKSI PELAYANAN TEKNIK

L.020983/ 18 tahun, 3 bulan BALIT AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

BALAI BESAR SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN

43

ANTON APRILYANTO, 197404162007011001 / 080138184

2D TEKNISI LITKAYASA TERAMPIL

BOGOR, 16-04-1974 10/1/2016 SEKSI PELAYANAN TEKNIK

N.313043/147650 K 16 tahun, 2 bulan BALIT AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

BALAI BESAR SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN

44

NAADAA RACHMAWATI, A.Md 199506012019022003 /

2C CALON TEKNISI LITKAYASA

JAKARTA, 01-06-1995 2/1/2019 SEKSI PELAYANAN TEKNIK

/ 0 tahun, 0 bulan BALIT AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

BALAI BESAR SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN

45

YULIUS ARGO BAROTO, ST 198506172011011008 /

3C ANALIS DATA DAN INFORMASI

YOGYAKARTA, 17-06-1985 4/1/2019 SEKSI JASA PENELITIAN

Q057019/ 8 tahun, 3 bulan BALIT AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

BALAI BESAR SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN

46

HUSNA ALFIANI, ST 198711202011012015 /

3C ANALIS DATA DAN INFORMASI

BOGOR, 20-11-1987 4/1/2019 SEKSI JASA PENELITIAN

Q 101341/ 8 tahun, 3 bulan BALIT AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

Page 130: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 113

BALAI BESAR SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN

47

ANGGRI HERVANI, SP 198403312009121003 /

3C KEPALA SEKSI JASA PENELITIAN

PATI, 31-03-1984 4/1/2019 SEKSI JASA PENELITIAN

P 512824/097918 K 4 tahun, 4 bulan BALIT AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

BALAI BESAR SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN

6.3. Sarana dan Prasarana Penelitian

Dalam rangka pelaksanaan operasional kegiatan. Balai Penelitian Agroklimat dan

Hidrologi memerlukan dukungan sarana dan prasarana yang memadai, baik

barang bergerak maupun tidak bergerak. Barang tidak bergerak meliputi antara

lain: tanah dan bangunan gedung kantor, sedangkan barang bergerak meliputi:

kendaraan, peralatan laboratorium, peralatan penelitian, pengolah data,

peralatan kantor dan lain-lain. Sarana dan prasarana Balai Penelitian Agroklimat

dan Hidrologi sumber perolehannya melalui APBN masuk dari Badan Penelitian

dan Pengembangan Pertanian dan pengadaan melalui DIPA Balai Penelitian

Agaroklimat dan Hidrologi.

Barang Tidak Bergerak

Barang tidak bergerak berupa tanah dan bangunan gedung kantor. Balai

Penelitian Agroklimat dan Hidrologi berada di satu lingkup Kampus Penelitian

Pertanian Cimanggu, Jalan Tentara Pelajar Nomor 1A, Kelurahan Menteng,

Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor 16111. Balai Penelitian Agroklimat dan

Hidrologi tidak memiliki aset tetap berupa tanah. Tanah tempat Gedung dan

Bangunan berdiri serta halaman yang digunakan masih berstatus pinjam pakai

dari Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aromatika, tanah persil yang dipinjam

oleh Balitklimat seluas 8.800 m2. Barang inventaris tidak bergerak, yaitu

bangunan perkantoran berasal dari eks Puslitbangbun seluas 500 m2, transfer

masuk dari Badan Litbang Pertanian berupa gedung perkantoran 2 lantai seluas

1.400 m2, bangunan laboratorium pengatur cuaca seluas 160 m2 dan

penambahan hasil renovasi TA 2013 lantai 2 diatas Mess Balitklimat seluas

312,65 m2, sedangkan garasi mobil seluas 80 m2 dan garasi motor seluas 24 m2.

Pada tahun 2014 dan 2015, Balitklimat melakukan renovasi dan perluasan

Page 131: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

114 LAPORAN TAHUNAN 2019 - Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

bangunan laboratorium menjadi gedung Multi Purpose (Laboratorium,

Perpustakaan, Arsip, dan Diseminasi) yang dibangun 2 lantai dengan masing-

masing lantai seluas 411,6 m2 dan sudah selesai 100% serta sudah difungsikan.

Fasilitas

Setiap tahun secara berangsur melalui DIPA SATKER Balitklimat juga

mengadakan penambahan aset belanja modal berwujud peralatan laboratrium

atau penunjangnya, peralatan kantor dan penambahan nilai gedung berupa

renovasi gedung utama dan gedung mess dan Gedung Laboratorium.

Fasilitas transportasi berupa kendaraan roda 2, 3, dan 4 yang telah

dimiliki Balitklimat adalah seperti pada Tabel 24.

Tabel 24. Alat Transportasi

No. Nama alat Baik Total

1 Mini bus 4 6

2 Sepeda motor roda 2 6 6

3 Sepeda motor roda 3 1 1

3 Pick Up double cabin 2 2

6.4. Anggaran

6.4.1. Anggaran Penelitian (DIPA, Kerjasama Penelitian)

Sistem penganggaran tahun 2019 berbasis kinerja (unified budget) yang tertuang

dalam Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga, Anggaran SATKER Balai

Penelitian Agroklimat dan Hidrologi pada tahun 2019 berasal dari Program

Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing dalam kegiatan

Penelitian dan Pengembangan Sumber daya Lahan Pertanian yang dituangkan

melalui DIPA Satker Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi tahun anggaran

2019. Dalam Pagu, alokasi anggaran DIPA yang diterima Balitklimat TA 2019

adalah sebesar Rp. 11.230.019.000,-

6.4.2. Laporan Realisasi Pendapatan (PNBP)

Realisasi Pendapatan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2019

adalah sebesar Rp. 55.104.440 atau mencapai 107 persen dari estimasi

pendapatan yang ditetapkan sebesar Rp. 51.500.000. Rincian estimasi

pendapatan dan realisasinya adalah sebagai berikut:

Page 132: LAPORAN TAHUNAN 2008balitklimat.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · PROGRAM PENELITIAN .....24 3.1. Bidang Penelitian Agroklimat .....24 3.1.1. Pemutakhiran Sistem Informasi

LAPORAN TAHUNAN 2018 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 115

Tabel 25. Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan

No Uraian

2019

Estimasi Realisasi %

Real

1. Pendapatan sewa tanah, gedung, dan bangunan

26.500.000

6.763.000

179 2. Penerimaan kembali belanja Pegawai

TAYL 5.241.140

3. Penerimaan kembali belanja barang

TAYL 35.450.300

4. Pendapatan Penggunaan Sarana dan Prasarana sesuai Tugas dan Fungsi

9.000.000 6.650.000 73.8

5. Pendapatan Layanan Penelitian / Riset

dan Pengembangan Iptek 9.000.000 300.000 3.3

6. Pendapatan Hasil Survei dan Pemetaan Jasa Perpustakaan, Pengolahan Data,

Reproduksi Peta

7.000.000 700.000 10

Jumlah 51.500.000 55.104.440 107