Pengawasan pemutakhiran daftar pemilih pilgub pilbup

13
KIAT MENGAWASI PEMUTAKHIRAN DAFTAR PEMILIH DALAM PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA BERDASARKAN PERPU NOMOR 1/2014 Oleh: Ahsanul Minan Disampaikan dalam FGD Bawaslu RI, 19 November 2014 www.ahsanulminan.webs.com http://www.slideshare.net/ahsanov

description

Pengawasan Pendaftaran Pemilih dalam Pilgub, Pilbup, dan Pilwakot berdasarkan Perpu Nomor 1/2014

Transcript of Pengawasan pemutakhiran daftar pemilih pilgub pilbup

Page 1: Pengawasan pemutakhiran daftar pemilih pilgub pilbup

KIAT MENGAWASI

PEMUTAKHIRAN DAFTAR

PEMILIH DALAM PEMILIHAN

GUBERNUR, BUPATI, DAN

WALIKOTA BERDASARKAN

PERPU NOMOR 1/2014

Oleh: Ahsanul Minan

Disampaikan dalam FGD Bawaslu RI, 19 November 2014

www.ahsanulminan.webs.com http://www.slideshare.net/ahsanov

Page 2: Pengawasan pemutakhiran daftar pemilih pilgub pilbup

Election Cycle

PENDAFTARAN PEMILIH

Stakeholders

Page 3: Pengawasan pemutakhiran daftar pemilih pilgub pilbup

Mengapa DPT? Hak Pilih merupakan hak asasi warga negara yang

dilindungi oleh konstitusi.

Credibility of Voter List akan mempengaruhi kredibilitas

hasil pemilu.

Kredibilitas Daftar Pemilih memiliki korelasi kuat dengan

eligibilitas pemilih dalam menggunakan hak pilihnya.

Kesalahan manajemen dan pengadministrasian daftar

pemilih dapat menyebabkan hilangnya hak pilih.

Page 4: Pengawasan pemutakhiran daftar pemilih pilgub pilbup

PRINSIP-PRINSIP

PENDAFTARAN PEMILIH

LEGA

LITY

FAIRNESS

SUSTAINABIL

ITY

ACCESSIBILI

TY

COST-EFFECTIVEN

ESS

INTEGRITY

COMPREHENSIVENESS

TIMELINESS TRAN

SPARENCY

ACC

URACY

INCLU

SIVENESS

CREDI

BILITY

Page 5: Pengawasan pemutakhiran daftar pemilih pilgub pilbup

KLASIFIKASI PENDAFTARAN PEMILIH

COMPULSORY vs VOLUNTARY

•Voluntary systems membutuhkan tingkat kesadaran partisipasi politik yang tinggi di kalangan masyarakat

•Indonesia menganut voluntary

ACTIVE vs PASSIVE

•Active systems memerlukan kapabilitas penyelenggara yang tinggi, Passive systems membutuhkan kesadaran politik masyarakat yang tinggu

•Indonesia menerapkan Active Systems

CONTINUOUS vs PERIODIC

•Continous memerlukan kapabilitas penyelenggara pemilu

•Indonesia masih menganut Periodic Systems

CIVIL REGISTRATION

vs VOTER REGISTRATION

Memerlukan kejelasan arah

kebijakan antara

penyelenggara pemilu dengan

penyelenggara pemerintahan

Page 6: Pengawasan pemutakhiran daftar pemilih pilgub pilbup

POTRET PROBLEMATIKA DAFTAR PEMILIH 1999-2014

Klaim pemerintah bahwa e-KTP tidak bisa dipalsukan terbantahkan. Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) justru

menemukan adanya KTP palsu buatan Tiongkok dan Prancis.

http://www.jpnn.com/read/2014/11/18/270474/Kantongi-E-KTP-Palsu,-Curiga-Ada-yang-Ganda-

Mendagri Minta Polisi Usut Tuntas Kasus e-KTP Palsu, http://www.globalindo.co/2014/11/17/mendagri-minta-polisi-usut-

tuntas-kasus-e-ktp-palsu

Mendagri: E-KTP Distop, Masyarakat Akan Dapat KTP Sementara,

http://nasional.kompas.com/read/2014/11/17/15002201/Mendagri.E-

KTP.Distop.Masyarakat.Akan.Dapat.KTP.Sementara

Mendagri: Evaluasi Total KTP-el, http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/politik/14/11/17/nf6acp-mendagri-

evaluasi-total-ektp

Page 7: Pengawasan pemutakhiran daftar pemilih pilgub pilbup

ANATOMI PERMASALAHAN DAFTAR PEMILIH

•Masih dominannya peran Pemerintah (Depdagri)

dalam urusan terkait pendaftaran pemilih

•Rendahnya kesadaran & keterlibatan parpol

•Masih rendahnya tingkat

kepedulian masyarakat

•Melemahnya tingkat

kepercayaan publik

terhadap pemilu

•Belum terbangunnya sistem manajemen daftar pemilih

yang memadai di KPU

•Rendahnya kapasitas penyelenggara

•Jadwal rekrutmen penyelenggara yang

kurang pas

• Lemahnya sistem perencanaan (electoral

management)

•Sistem Periodic yang diterapkan menyebabkan rendahnya tingkat perhatian terhadap isu daftar pemilih

• Tarik-menarik kewenangan dalam manajemen civic registratio dan voter registration antara Depodagri vs KPU

SISTEM & REGULASI

KAPASITIAS PENYELENGG

ARA

SIKAP STAKHOLDER

PARTISIPASI PEMILIH

Page 8: Pengawasan pemutakhiran daftar pemilih pilgub pilbup

Prosedur Pemutakhiran Daftar Pemilih

Berdasarkan Perpu 1/2014 (1)

No Pasal Pengaturan Potensi Masalah

1 1 angka 6

Pasal 56

ayat (3)

Pemilih adalah penduduk yang berusia paling rendah

17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah kawin yang

terdaftar dalam Pemilihan.

Jika Pemilih mempunyai lebih dari 1 (satu) tempat

tinggal,

Pemilih tersebut harus memilih salah satu tempat

tinggalnya yang dicantumkan dalam daftar pemilih

berdasarkan Kartu Tanda Penduduk Elektronik dan/atau

surat keterangan domisili dari Kepala Desa atau sebutan

lain/ Lurah.

Terdapat perubahan syarat

eligibilitas sebagai pemilih, yakni

tidak ada syarat minimum masa

domisili.

Potensi masalah dari norma ini

adalah adanya potensi mobilisasi

penduduk menjelang pendaftaran

pemilih. Potensi masalah ini semakin

besar di daerah pemekaran (DOB)

terutama yang masih ada konflik

kependudukan.

2 11 huruf g

13 huruf h

memutakhirkan data Pemilih berdasarkan data

kependudukan yang disiapkan dan diserahkan oleh

Pemerintah dengan memperhatikan data terakhir:

1. pemilihan umum anggota Dewan Perwakilan Rakyat,

Dewan Perwakilan Daerah, dan DPRD;

2. pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden; dan

3. Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota,

dan menetapkannya sebagai daftar pemilih;

Data utama yang dipergunakan

adalah data kependudukan, bukan

data pemilih dalam pemilu terakhir,

Hal ini akan berpotensi

menimbulkan masalah karena data

kependudukan Pemerintah masih

banyak kekacauan.

3 Pasal 28

ayat (1)

Pasal 30

huruf a

mengawasi tahapan penyelenggaraan Pemilihan di

wilayah provinsi yang meliputi:

1. pemutakhiran data pemilih berdasarkan data

kependudukan dan penetapan Daftar Pemilih

Sementara dan Daftar Pemilih Tetap;

Tugas pengawas tidak mencakup

pengawasan proses sinkronisasi

(yang masuk dalam tahapan

perisapan), karena pengawasan

diatur hanya mencakup tahap

penyelenggaraan.

Page 9: Pengawasan pemutakhiran daftar pemilih pilgub pilbup

Prosedur Pemutakhiran Daftar Pemilih

Berdasarkan Perpu 1/2014 (2)

No

Pasal Pengaturan Potensi Masalah

Pasal 58

ayat (2)

Daftar Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) oleh

PPS dilakukan pemutakhiran berdasarkan perbaikan dari

RT/RW atau sebutan lain dan tambahan Pemilih yang

telah memenuhi persyaratan sebagai Pemilih.

Tidak ada pemutakhiran secara

langsung (sensus model), melainkan

hanya pemutakhiran secara tidak

langsung.

Pasal 58

ayat (4)

Daftar Pemilih Sementara sebagaimana dimaksud pada

ayat (3) diumumkan secara luas dan melalui papan

pengumuman RT/RW atau sebutan lain oleh PPS, untuk

mendapatkan masukan dan tanggapan dari masyarakat

selama 10 (sepuluh) hari.

Stelsel aktif. Model ini beresiko apabila

sosialisasi yang dilakukan oleh

penyelenggara pemilu tidak optimal, di

saat kesadaran warga untuk memeriksa

status mereka masih belum memadai

Page 10: Pengawasan pemutakhiran daftar pemilih pilgub pilbup

KERAWANAN DAFTAR PEMILIH DALAM PEMILIHAN

GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA 2015

PROSEDUR

AKURASI

LAIN2

•Penetapan DP tanpa pleno

•Penyimpangan prosedur

•Keterlambatan jadwal

• Transparansi proses

•Ghost Voters

•Pemilih ganda

• Inaccuracy penulisan identitas

•Pemilih tidak terdaftar

• Inkonsistensi kebijakan

•Cross boundaries issues

•Sikap KPU untuk mengandalkan DPK sebagai solusi permasalahan DP.

Page 11: Pengawasan pemutakhiran daftar pemilih pilgub pilbup

ORIENTASI & FOKUS PENGAWASAN

Fokus

Legalitas

Legal compliance

Legal certainity

Akurasi

Zero fault

Page 12: Pengawasan pemutakhiran daftar pemilih pilgub pilbup

STRATEGI & PENDEKATAN PENGAWASAN

LEGALITAS

Pengawasan atas aspek legalitas ini dapat ditempuh dengan cara pengawasan melekat secara aktif terhadap pelaksanaan prosedur pemutakhiran dan penetapan daftar pemilih oleh KPU

AKURASI

Pengawasan atas aspek Akurasi ini bisa dilakukan dengan 2 cara:

1. Audit dokumen

2. List to voters audit, tentunya dengan cara sampling

3. Voters to lis audit dengan cara membuka akses pelaporan bagi masyarakat

Page 13: Pengawasan pemutakhiran daftar pemilih pilgub pilbup

SEKIAN