Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

130
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015 POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka mengatasi permasalahan sanitasi diperlukan terobosan di sektor sanitasi di mana Indonesia telah memulai melalui program pembangunan yang komprehensif, terintegrasi dan melibatkan berbagai pihak melalui Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). PPSP adalah program nasional pembangunan sanitasi di Indonesia dengan mempromosikan program dan kegiatan sanitasi yang tertuang dalam Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK). Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) merupakan dokumen perencanaan jangka menengah (5 tahun) yang memberikan arah bagi pengembangan sanitasi di Kabupaten/Kota. Kabupaten Tabanan telah ikut dalam program PPSP pada tahun 2010 dengan penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS) dan dilanjutkan dengan penyusunan SSK (Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota) dan Memorandum Program Sanitasi (MPS) pada tahun 2011. Dengan telah dilakukannya implementasi dari dokumen SSK sebelumnya, diperlukan Pemutakhiran SSK melalui identifikasi terhadap pelaksanaan program sanitasi untuk dapat mengetahui sejauh mana kemajuan yang telah dicapai dalam pembangunan sanitasi dari rencana yang telah disusun di dalam SSK sebelumnya. Selain itu Pemutakhiran SSK perlu dilakukan mengingat periode pelaksanaan yang tercantum dalam dokumen SSK telah melampaui masa berlaku atau telah kadaluarsa, yaitu lebih dari 5 tahun dan untuk peningkatan kualitas dokumen dari SSK sebelumnya. Dalam menyusun strategi pembangunan sanitasi selanjutnya akan sepenuhnya tergantung dari informasi yang dihasilkan dari pemutakhiran SSK dengan mempertimbangkan perkembangan atas kebijakan- kebijakan baru yang ada terkait sanitasi, terutama kebijakan di tingkat Pusat, Provinsi dan Kabupaten Tabanan. Pemerintah Kabupaten Tabanan memiliki perhatian khusus dalam sektor sanitasi dimana dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Tabanan melalui misi 1 yaitu Mewujudkan Masyarakat Tabanan yang Memiliki Nilai Kecerdasan, Derajat Kesehatan yang Tinggi, dan Berakhlak Mulia dimana untuk mewujudnya masyarakat Tabanan dengan derajat kesehatan yang tinggi diselenggarakan melalui kegiatan yang menitikberatkan pada upaya promotif dan preventif. Perwujudan masyarakat yang sehat tidak hanya dengan menyediakan fasilitas kesehatan dan perluasan pelayanan kesehatan, namun yang terpenting adalah usaha

Transcript of Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Page 1: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam rangka mengatasi permasalahan sanitasi diperlukan terobosan di sektor sanitasi di

mana Indonesia telah memulai melalui program pembangunan yang komprehensif, terintegrasi

dan melibatkan berbagai pihak melaluiPercepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP).

PPSP adalah program nasional pembangunan sanitasi di Indonesia dengan mempromosikan

program dan kegiatan sanitasi yang tertuang dalam Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK).

Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) merupakan dokumen perencanaan jangka menengah (5

tahun) yang memberikan arah bagi pengembangan sanitasi di Kabupaten/Kota.

Kabupaten Tabanan telah ikut dalam program PPSP pada tahun 2010 dengan penyusunan

Buku Putih Sanitasi (BPS) dan dilanjutkan dengan penyusunan SSK (Strategi Sanitasi

Kabupaten/Kota) dan Memorandum Program Sanitasi (MPS) pada tahun 2011. Dengan telah

dilakukannya implementasi dari dokumen SSK sebelumnya, diperlukan Pemutakhiran SSK melalui

identifikasi terhadap pelaksanaan program sanitasi untuk dapat mengetahui sejauh mana

kemajuan yang telah dicapai dalam pembangunan sanitasi dari rencana yang telah disusun di

dalam SSK sebelumnya.

Selain itu Pemutakhiran SSK perlu dilakukan mengingat periode pelaksanaan yang

tercantum dalam dokumen SSK telah melampaui masa berlaku atau telah kadaluarsa, yaitu lebih

dari 5 tahun dan untuk peningkatan kualitas dokumen dari SSK sebelumnya. Dalam menyusun

strategi pembangunan sanitasi selanjutnya akan sepenuhnya tergantung dari informasi yang

dihasilkan dari pemutakhiran SSK dengan mempertimbangkan perkembangan atas kebijakan-

kebijakan baru yang ada terkait sanitasi, terutama kebijakan di tingkat Pusat, Provinsi dan

Kabupaten Tabanan.

Pemerintah Kabupaten Tabanan memiliki perhatian khusus dalam sektor sanitasi dimana

dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Tabanan melalui misi

1 yaitu Mewujudkan Masyarakat Tabanan yang Memiliki Nilai Kecerdasan, Derajat Kesehatan yang

Tinggi, dan Berakhlak Mulia dimana untuk mewujudnya masyarakat Tabanan dengan derajat

kesehatan yang tinggi diselenggarakan melalui kegiatan yang menitikberatkan pada upaya

promotif dan preventif. Perwujudan masyarakat yang sehat tidak hanya dengan menyediakan

fasilitas kesehatan dan perluasan pelayanan kesehatan, namun yang terpenting adalah usaha

Page 2: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

2

pencegahan. Dalam pencapaian usaha pencegahan diupayakan untuk mewujudkan kawasan

permukiman dan perumahan yang aman, sehat, serasi dan nyaman serta ramah terhadap

lingkungan. Hal utama yang juga harus dilakukan adalah memperluas prilaku hidup bersih dan

sehat (PHBS) serta perbaikan fasilitas sanitasi baik perkotaan maupun perdesaan.

Selain dokumen RPJMD yang dijadikan acuan dalam pembangunan sektor sanitasi terdapat

dokumen lainnya yaitu RTRWKabupaten Tabanan. RTRW Kabupaten Tabanan adalah rencana tata

ruang yang bersifat umum, yang berisi tujuan, kebijakan, strategi penataan ruang wilayah, rencana

struktur ruang wilayah, rencana pola ruang wilayah, penetapan kawasan strategis, arahan

pemanfaatan ruang wilayah, dan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah. Hal inilah

yang menjadikan RTRW berkedudukan sebagai acuan bagi penyusunan Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan dokumen perencanaan lainnya termasuk SSK Kabupaten

Tabanan.

Dengan mengingat perjalanan PPSP di Kabupaten Tabanan yang telah menginjak tahun ke-

6, tentunya sudah cukup banyak kemajuan yang dicapai oleh Kabupaten Tabanan melalui peran

seluruh SKPD terkait bersama-sama dengan seluruh komponen masyarakat walaupun tidak dapat

dipungkiri juga bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilaksanakan dalam

mewujudkan pembangunan sanitasi yang diharapkan. Melalui Pemutakhiran SSK ini diharapkan

akan teridentifikasi kemajuan yang telah dicapai dalam pembangunan sanitasi dari rencana dalam

SSK terdahulu dan tersusunnya strategi pembangunan sanitasi untuk mendukung pencapaian

nasional yaitu universal akses di tahun 2019.

1.2. Metodologi Penyusunan

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan dilaksanakan oleh Pokja Sanitasi Kabupaten

Tabanan yang terbentuk melalui Surat Keputusan Bupati Tabanan Nomor

180/16/02/HK&HAM/2015 Tahun 2015 tentang Pembentukan Kelompok Kerja dan Bagan

Struktur Sanitasi Kabupaten Tabanan.

Adapun metodologi yang digunakan dalam Pemutakhiran SSK ini yaitu :

1. Pengumpulan data sekunder yang meliputi data umum, teknis dan non teknis yang

dikumpulkan oleh anggota pokja sesuai dengan bidang atau tugas pokok dan fungsi

masing-masing anggota pokja;

2. Penyiapan dan pengumpulan data primer melalui survey yang meliputi study EHRA dan

kajian teknis sanitasi yaitu Kajian Peran Serta Swasta, Kajian Kelembagaan, Kajian

Komunikasi dan Media, Kajian Peran Serta Masyarakat dan Kajian Sanitasi Sekolah;

Page 3: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

3

3. Diskusi dengan anggota pokja yang dilaksanakan melalui rapat-rapat untuk memenuhi

setiap tahapan dan pemenuhan data serta penyepakatan hal-hal sesuai dengan buku

pedoman penyusunan SSK;

4. Kunjungan Lapangan dilaksanakan untuk megetahui kondisi riil yang ada di

masyarakat sehingga memahami langsung permasalahan sanitasi di masyarakat.

Kunjungan juga dilakukan ke penyedia layanan sarana pendukung sanitasi untuk

menggali peluang kerjasama dalam pembangunan sanitasi di Kabupaten Tabanan ;

5. Studi Banding dilaksanakan baik di dalam daerah maupun luar daerah untuk

mempelajari kemajuan atau keberhasilan-keberhasilan yang telah dicapai oleh daerah-

daerah lainnya yang dapat diterapkan di Kabupaten Tabanan;

6. Konsolidasi dengan para pemangku kepentingan (stake holder) yang terkait dengan

sektor sanitasi untuk menggali peluang-peluang pembiayaan dan penyepakatan

rencana rencana pelaksanaan program dan kegiatan sektor sanitasi;

7. Kosultasi publik dengan masyarakat guna menyampaikan perencanaan sanitasi yang

akan dilaksanakan dan untuk mendapat masukan dari masyarakat dan pihak-pihak

terkait guna mematangkan permasalahan dan perencanaan pembangunan sanitasi dan

kesepakatan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan.

Proses Penyusunan Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan dilaksanakan oleh Pokja Sanitasi

Kabupaten Tabanan yang didasarkan pada Pedoman Penyusunan Pemutakhiran SSK dengan tetap

memperhatikan dasar hukum yang berlaku dan tahapan-tahapan penyusunan serta

pendokumentasian data pendukung untuk kesempurnaan dokumen.

Proses penyepakatan dilaksanakan melalui :

- Diskusi antar pokja sanitasi;

- Internalisasi kepada pemerintah kabupaten dan sumber pendanaan non pemerintah di

kabupaten;

- Eksternalisasi Program dan Kegiatan pada Pokja Provinsi, Satker K/L dan sumber

pendanaan lainnya di provinsi;

- Konsultasi publik yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan.

1.3. Dasar Hukum

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Tabanan berpijak pada beberapa peraturan

perundang-undangan yang berlaku di tingkat nasional atau pusat, propinsi maupun daerah. Produk

hukum tersebut meliputi :

Page 4: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

4

Undang-Undang

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1966 Tentang Hygiene;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan

Hidup;

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan

Antar Pemerintah Pusat dan Daerah;

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional 2005-2025;

5. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal;

6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah;

7. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2009 Tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup;

8. Undang-undang Republik Indonesia N0.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan;

9. Undang-Undang Nomor 01 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman ;

10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 Tentang Pengaturan Air;

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 Tentang Pengendalian

Pencemaran Air;

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 Tentang Sungai;

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai

Dampak Lingkungan;

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan

Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;

Peraturan Presiden Republik Indonesia

1. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (2015-2019);

Keputusan Presiden Republik Indonesia

1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000 Tentang Badan Pengendalian

Dampak Lingkungan;

Page 5: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

5

Keputusan Menteri

1. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 35/MENLH/7/1995 tentang

Program Kali Bersih;

2. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis

Usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi degan AMDAL;

3. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2003 tentang

Baku Mutu air Limbah Domestik;

4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1205/Menkes/Per/X/2004 tentang

Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA);

5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan

Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;

Petunjuk Teknis

1. Petunjuk Teknis Nomor KDT 616.98 Ped I judul Pedoman Teknis Penyehatan Perumahan;

2. Petunjuk Teknis Nomor KDT 636.728 Pet. I judul Petunjuk Teknis Spesifikasi Kompos Rumah

Tangga, Tata cara Pengelolaan Sampah Dengan Sistem Daur Ulang Pada Lingkungan, Spesifikasi

Area Penimbunan Sampah Dengan Sistem Lahan Urug Terkendali Di TPA Sampah;

3. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.72 Pet B judul Petunjuk Teknis Pembuatan Sumur Resapan

4. Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Penerapan Pompa Hidran

Dalam Penyediaan Air Bersih;

5. Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Pengomposan Sampah

Organik Skala Lingkungan;

6. Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Spesifikasi Instalasi

Pengolahan Air Sistem Berpindah – pindah (Mobile) Kapasitas 0.5 Liter/detik;

7. Petunjuk Teknis Nomor KDT 627.54 Pan I judul Panduan Dan Petunjuk Praktis Pengelolaan

Drainase Perkotaan;

8. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728 Pet D judul Pedoman Teknis Tata Cara Sistem

Penyediaan Air Bersih Komersil Untuk Permukiman;

9. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728 Pet D judul Petunjuk Teknis Tata Cara Pengoperasian

Dan Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Non Kakus;

10. Petunjuk Teknis Nomor KDT 307.14 Man P judul Manual Teknis Saluran Irigasi;

11. Petunjuk Teknis Nomor KDT 307.14 Man P judul Manual Teknis MCK;

Page 6: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

6

Peraturan Daerah

1. Peraturan Daerah Kabupaten Tabanan Nomor 13 tahun 2005 tentang Tata cara Pemberian Ijin

Pemanfaatan Sumber Air;

2. Peraturan Daerah Kabupaten Tabanan Nomor.18 Tahun 2005 Dokumen Strategi

Penanggulangan Kemiskinan ;

3. Peraturan Daerah Kabupaten Tabanan Nomor 03 Tahun 2008 tentang Pembentukan

Organisasi Perangkat Daerah;

4. Peraturan Daerah Kabupaten Tabanan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Daerah 2005-2025;

5. Peraturan Daerah Kabupaten Tabanan Nomor 15 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah 2011-2015;

6. Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2011 tentang Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan

Kakus;

7. Peraturan Daerah Nomor 20 Tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan

Persampahan/Kebersihan;

8. Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

Tabanan 2012-2032;

9. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan

Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga;

10. Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2013 tentang Bangunan Gedung;

11. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2014 Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun

2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten

Tabanan;

12. Peraturan Bupati Tabanan Nomor Tahun 2008 tentang Tata Cara Pelayanan

Persampahan/Kebersihan;

13. Peraturan Bupati 32 Tahun 2012 Tata Laksana Perijinan dan Pengawasan Pengelolaan Limbah

Bahan Berbahaya dan Beracun serta Pengawasan Pemulihan Akibat Pencemaran Limbah;

14. Peraturan Bupati Nomor 22 Tahun 2013 Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2011

tentang Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus;

15. Peraturan Bupati Nomor 23 Tahun 2013 Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 20 Tahun 2011

tentang Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan;

16. Peraturan Bupati Nomor 79 Tahun 2013 tentang Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum

Kabupaten Tabanan;

Page 7: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

7

17. Peraturan Bupati Nomor 36 Tahun 2014 tentang Pembentukan UPTD Pengolahan Sampah dan

Lumpur Tinja;

18. Surat Keputusan Bupati Nomor 180/367/02/HK&HAM/2014 Tahun 2014 Penetapan Lokasi

Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh di Kabupaten Tabanan;

19. Surat Keputusan Bupati Nomor 180/437/03/HK&HAM/2014 2014 tentang Penetapan Desa-

Desa Rawan Air di Kabupaten Tabanan;

20. Surat Keputusan Bupati Nomor 180/16/02/HK&HAM/2015 2015 Pembentukan Kelompok

Kerja dan Bagan Struktur Sanitasi Kabupaten Tabanan;

1.4. Posisi, Fungsi dan Peran SSK

Posisi SSK merupakan dokumen perencanaan sektoral khususnya untuk sektor sanitasi

sehingga SSK memiliki posisi yang cukup penting dalam perencanaan pembangunan yang

terintergrasi dimana merupakan dokumen teknis operasional pembangunan sektor sanitasi yang

perlu diintegrasikan dengan dokumen perencanaan oprasional lainnya khususnya di bidang Cipta

Karya dalam pembangunan permukiman yang tetap mengacu pada dokumen RTRW, RPJP maupun

RPJM Kabupaten.

Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) berfungsi sebagai rencana program dan kegiatan

Kabupaten Tabanan untuk melaksanakan urusan menyangkut sanitasi, sekaligus menjadi wujud

nyata perhatian dari Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota terhadap pengelolaan sanitasi terutama

untuk berkontribusi dalam pencapaian RPJMD pada sektor sanitasi dan menjadi pedoman dan

arahan bagi setiap satuan kerja perangkat daerah dalampenyesuaian program dan

kegiatandalam Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Tabanan.

Peran SSK khususnya dalam pembangunan permukiman yaitu mendukung terwujudnya

target akses universal yaitu terlayaninya akses sanitasi 100 % di tahun 2019 dan mendukung

mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh.

Adapun posisi, fungsi dan peran SSK dapat digambarkan sebagai berikut :

Page 8: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

8

Gambar 1.1 Posisi, Fungsi dan Peran SSK

1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan adalah sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan

Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang adanya pemutakhiran SSK,

metodologi, dasar hukum, sisitematika penulisan dan posisi, fungsi, maupun peran

SSK di antara dokumen perencanaan lain yang telah ada, yaitu: RPJMD, Renstra, dan

RTRW.

BAB II : Profil Sanitasi saat Ini

Bab II menjelaskan wilayah kajian SSK dan kondisi umum kabupaten/kota yang

mencakup: administratif, kependudukan, jumlah penduduk miskin, keuangan dan

perekonomian daerah, kebijakan penataan ruang, dan struktur organisasi serta tugas

dan tanggung jawab setiap perangkat daerah, komunikasi dan media.

RTRW/ Perda

RPJMD

Perda BG

SSK

RISPAM

RTBL

Perencanaan

Pembangunan Terintegrasi

SDA

Perda-Perda

Penanganan Kawasan Permukiman

Perenc.

Perumahan&

Permukiman

Posisi SSK dalam Perencanaan

RESTRA SKPD A RESTRA SKPD B, dst

Page 9: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

9

BAB III : Kerangka Pengembangan Sanitasi

Bab ini menjelaskan kerangka pengembangan sanitasi yang mencakup: (i) Visi dan

misi Sanitasi, (ii) Tahapan Pengembangan Sanitasi (Sistem dan zonasi), (iii) tujuan

dan sasaran sanitasi, (iv) skenario pencapaian sasaran, dan (v) kemampuan

pendanaan sanitasi daerah.

BAB IV : Strategi Pengembangan Sanitasi

Bab ini menjelaskan mengenai strategi sanitasi yang mencakup tidak hanya aspek

teknis saja tetapi juga aspek non teknis (kelembagaan, pendanaan, komunikasi,

partisipasi masyarakat dan dunia usaha serta aspek kesetaraan jender dan

keberpihakan pada masyakarat miskin).Strategi disusun menggunakan analisis

Strength Weakness Opportunity Threat (SWOT). Selain itu, bab ini juga memberikan

informasi detail mengenai program dan kegiatan yang dihasilkan dari simulasi

menggunakan Instrumen Perencanaan Sanitasi.

BAB V : Program, Kegiatan dan Indikasi Pendanaan Sanitasi

Pada dasarnya Bab 5 (beserta Lampiran 4) merupakan hasil pembahasan yang

diperoleh saat internalisasi dan eksternalisasi program dan kegiatan setelah

dilakukan perbaikan-perbaikan seperlunya.

BAB VI : Monitoring dan Evaluasi Capaian SSK

Bab ini menjelaskan mekanisme monitoring dan evaluasi dari implementasi SSK 5

(lima) tahun kedepan.

BAB VII : Penutup

Bab ini berisikan rekomendasi-rekomendasi yang harus ditindaklanjuti dari

pemutakhiran SSK yang dilakukan.

Page 10: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

10

BAB II

PROFIL SANITASI SAAT INI

2.1. GAMBARAN WILAYAH

2.1.1. Administrasi Wilayah

Kabupaten Tabanan merupakan salah satu dari 9 kabupaten/kota di Wilayah Provinsi Bali

yang dibentuk berdasarkan UU No. 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat

II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, NTB dan NTT. Secara geografis posisi Kabupaten

Tabanan berada di tengah Pulau Bali terletak diantara 080-14’ 30” – 080 30’ 07” LS dan 1140 54’52”

– 1150 12’57” BT. Kabupaten Tabanan berbatasan dengan Kabupaten Buleleng di sebelah Utara,

Kabupaten Badung di sebelah Timur, Samudera Hindia di sebelah Selatan dan Kabupaten Jembrana

serta Buleleng di sebelah Barat.

Secara administrasi batas-batas Kabupaten Tabanan adalah sebagai berikut:

Utara : Kabupaten Buleleng

Selatan : Samudra Hindia

Timur : Kabupaten Badung

Barat : Kabupaten Jemberana

Luas wilayah Kabupaten Tabanan adalah 839,33 km2 atau sekitar 14,89 % dari luas

Provinsi Bali, secara geografis terletak diantara 08o-14’ 30” - 08o 30’ 07” Lintang Selatan dan 114o

54’52” – 115o 12’ 57” Bujur Timur. Secara administratif Kabupaten Tabanan terbagi menjadi 10

(sepuluh) kecamatan dan terdiri atas 133 desa.

Jarak dari Ibukota Kabupaten Tabanan (Kota Tabanan) ke Ibu kota Provinsi Bali (Kota

Denpasar) sekitar 20 km yang dihubungkan oleh jalan arteri primer dengan waktu tempuh

perjalanan darat sekitar 30-45 menit. Jarak antara Ibukota Kecamatan ke Ibukota Kabupaten

berkisar antara 0-55 km, dimana Kecamatan Pupuan merupakan daerah yang memiliki jarak

terjauh dari Ibukota Kabupaten.

Untuk lebih jelas mengenai luas wilayah serta pembagian daerah administrasi di Kabupaten

Tabanan ini dapat dilihat pada Tabel 2.1

Page 11: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

11

Tabel 2.1 Nama dan Luas Wilayah per Kecamatan dan jumlah desa/kelurahan di

Kabupaten Tabanan

Sumber : Kabupaten Tabanan Dalam Angka, Tahun 2014 dan Kecamatan Dalam Angka, Tahun 2014

Sedangkan untuk wilayah kajian SSK di Kabupaten Tabanan dapat dilihat pada peta dibawah ini:

Nama Kecamatan

Jumlah

Kelurahan

/Desa

Luas Wilayah

Administrasi Terbangun

(Ha) (%) thd total

administrasi

(Ha) (%) thd luas

administrasi

Selemadeg 10 5.205 6,20 2.718 5,45

Kerambitan 15 4.239 5,05 1.927 3,86

Tabanan 12 5.140 6,12 3.298 6,61

Kediri 15 5.360 6,39 2.758 5,53

Marga 16 4.470 5,34 2.156 4,32

Baturiti 12 9.917 11,82 8.833 17,71

Penebel 18 14.198 16,92 9.577 19,20

Pupuan 14 17.902 21,33 9.576 19,20

Selemadeg Barat 11 12.015 14,31 6.755 13,54

Selemadeg Timur 10 5.478 6,53 2.280 4,57

T O T A L 133 83.933 49.878

Page 12: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

12

Sumber : RTRW Kabupaten Tabanan 2012-2032

Gambar 2.1 Peta Wilayah Kajian SSK

Page 13: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

13

2.1.2 Kependudukan

Tahun 2013, jumlah penduduk yang tercatat dalam registrasi mencapai 448.033 orang.

Jumlah tersebut meningkat sekitar 6 ribu jiwa jika dibandingkan dengan pencatatan registrasi

tahun sebelumnya. Penduduk tersebut tersebar di sepuluh kecamatan yang ada di Kabupaten

Tabanan. Dari 10 kecamatan tersebut, Kecamatan Kediri merupakan kecamatan dengan jumlah

penduduk yang paling banyak yaitu sebanyak 78.313 jiwa atau sekitar 17,48 persen dari total

penduduk Kabupaten Tabanan. Kecamatan dengan persentase penduduk tertinggi kedua, berada di

Kecamatan Tabanan dengan jumlah penduduk sebesar 70.509 jiwa. Dibandingkan dengan tahun

2012, persentase penduduk di Kecamatan Tabanan mengalami peningkatan sebesar 0,61 persen.

Jika dilihat dari klasifikasi wilayah kawasan perkotaan dan perdesaan, maka jumlah

penduduk kawasan perkotaan Tahun 2013 sebesar 178.182 jiwa dan jumlah penduduk kawasan

perdesaan adalah 269.851 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Tabanan sebesar

0,20% pada akhir Tahun 2013. Proyeksi penduduk sampai dengan tahun 2020 sebesar 492,177

jiwa yang terdiri dari 195,739 jiwa penduduk perkotaan dan 296,439 jiwa penduduk wilayah

perdesaan. Jumlah penduduk Kabupaten Tabanan serta proyeksinya per kecamatan dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel 2.2 Jumlah Penduduk dan Kepala Keluarga saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun

No. Kecamatan Jumlah Penduduk (jiwa)

Wilayah Perkotaan Wilayah Perdesaan Total

2013 2017 2020 2013 2017 2020 2013 2017 2020

1 Selemadeg 5,592

5,902

6,144

16,327

17,228

17,936

21,919

23,129

24,080

2 Kerambitan 19,693

20,779

21,633

20,324

21,445

22,326

40,017

42,225

43,960

3 Tabanan 44,688

47,153

49,091

25,821

27,245

28,365

70,509

74,399

77,456

4 Kediri 60,423

63,756

66,376

17,890

18,877

19,653

78,313

82,633

86,029

5 Marga 18,294

19,303

20,096

25,875

27,302

28,424

44,169

46,606

48,521

6 Baturiti 17,738

18,717

19,486

35,580

37,543

39,086

53,318

56,259

58,571

7 Penebel 6,402

6,755

7,033

44,278

46,721

48,641

50,680

53,476

55,673

8 Pupuan 3,250

3,429

3,570

39,443

41,619

43,329

42,693

45,048

46,899

9 Selemadeg Barat 2,102

2,218

2,309

20,098

21,207

22,078

22,200

23,425

24,387

10 Selemadeg Timur

- - - 24,215

25,551

26,601

24,215

25,551

26,601

Jumlah 178,182

188,012

195,739

269,851

284,737

296,439

448,033

472,750

492,177

Sumber : Kabupaten Tabanan Dalam Angka, Tahun 2014 dan Kecamatan Dalam Angka, Tahun 2014 dan proyeksi

Page 14: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

14

Jumlah KK di Kabupaten Tabanan Tahun 2013 sebesar 112.012 KK dimana sebanyak

44.547 KK di wilayah perkotaan dan 67.465 KK ada di wilayah perdesaan. Proyeksi jumlah KK

Tahun 2017 sebesar 118.191 KK dimana sebanyak 47.004 KK di wilayah perkotaan dan 71.187 KK

ada di wilayah perdesaan. Untuk proyeksi lima tahun sampai dengan tahun 2020, jumlah KK di

Kabupaten Tabanan sebesar 123.048 KK yang terdapat di wilayah perkotaan sebesar 48,936 KK

dan wilayah perdesaan sebesar 74,112 KK. Selengkapnya bisa dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.3

Jumlah Kepala Keluarga Saat ini dan Proyeksinya untuk 5 tahun

No. Kecamatan Jumlah KK

Wilayah Perkotaan Wilayah Perdesaan Total

2013 2017 2020 2013 2017 2020 2013 2017 2020

1 Selemadeg 1,398

1,475

1,536

4,082

4,307

4,484

5,480

5,782

6,020

2 Kerambitan 4,923

5,195

5,408

5,081

5,361

5,582

10,004

10,556

10,990

3 Tabanan 11,172

11,788

12,273

6,455

6,811

7,091

17,627

18,599

19,364

4 Kediri 15,106

15,939

16,594

4,473

4,720

4,914

19,579

20,659

21,508

5 Marga 4,574

4,826

5,025

6,469

6,826

7,106

11,043

11,652

12,131

6 Baturiti 4,435

4,680

4,872

8,895

9,386

9,771

13,330

14,065

14,643

7 Penebel 1,601

1,689

1,759

11,070

11,681

12,161

12,671

13,370

13,919

8 Pupuan 813

858

893

9,861

10,405

10,833

10,674

11,263

11,726

9 Selemadeg Barat 525

554

577

5,025

5,302

5,520

5,550

5,856

6,097

10 Selemadeg Timur

- - - 6,054

6,388

6,650

6,054

6,388

6,650

Jumlah 44,547

47,004

48,936

67,465

71,187

74,112

112,012

118,191

123,048

Sumber : Kabupaten Tabanan Dalam Angka, Tahun 2014 dan Kecamatan Dalam Angka, Tahun 2014 dan proyeksi

Sejalan dengan perkembangan pertumbuhan penduduk, distribusi penduduk Kabupaten

Tabanan dapat dikatakan tidak tersebar secara merata untuk masing-masing kecamatan.

Kepadatan penduduk rata-rata di Kabupaten Tabanan pada akhir Tahun 2013 adalah 534

jiwa/km2. Kepadatan penduduk paling tinggi adalah di Kecamatan Kediri dengan tingkat

kepadatan sebesar 1.461 jiwa/km2, kemudian diikuti oleh Kecamatan Tabanan dengan tingkat

kepadatan 1.372 jiwa/km2. Kedua kecamatan tersebut memiliki tingkat kepadatan jauh diatas

rata-rata Kabupaten Tabanan yang hanya sebesar 534 jiwa/km2. SedangkanKecamatan Selemadeg

Barat memiliki tingkat kepadatan terendah dengan 185 jiwa/km2. Lebih jelasnya tingkat

pertumbuhan penduduk dan kepadatannya dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 15: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

15

Tabel 2.4

Tingkat pertumbuhan penduduk dan kepadatan Saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun

Nama Kecamatan

Tingkat Pertumbuhan (%)

Kepadatan Pddk (orang/Ha)

Tahun Tahun

2015 2016 2020 2015 2016 2020

Selemadeg 0.16 0.16 0.16 421 429 461

Kerambitan 0.16 0.16 0.16 944 965 1.049

Tabanan 0.16 0.16 0.16 1.372 1.393 1.477

Kediri 0.16 0.16 0.16 1.461 1.491 1.611

Marga 0.16 0.16 0.16 986 1.006 1.086

Baturiti 0.16 0.16 0.16 538 544 568

Penebel 0.16 0.16 0.16 357 362 382

Pupuan 0.16 0.16 0.16 238 242 258

Selemadeg Barat 0.16 0.16 0.16 442 445 457

Selemadeg Timur 0.16 0.16 0.16 185 196 240

Sumber : Kabupaten Tabanan Dalam Angka, Tahun 2014 dan Kecamatan Dalam Angka, Tahun 2014

2.1.3 Jumlah Penduduk Miskin

Keluarga Miskin di Kabupaten Tabanan di akhir Tahun 2013 sebesar 106.196 KK miskin

atau sebesar 94.81 % dari total Jumlah Kepala Keluarga (KK) yang terdapat di Kabupaten Tabanan

yaitu 112.008 KK. Jumlah keluarga miskin di Kabupaten Tabanan tersebar di semua Kecamatan,

terutama di Kecamatan Tabanan dan Kecamatan Kediri yang berada di wilayah perkotaan dekat

dengan pusat pemerintahan. Jumlah Keluarga Miskin di Kabupaten Tabanan dapat dilihat pada

table berikut.

Tabel 2.5

Jumlah penduduk miskin per kecamatan

Nama Kecamatan

Jumlah keluarga miskin (KK)

Selemadeg 5.262 Kerambitan 9.168 Tabanan 18.268 Kediri 19.775 Marga 8.939 Baturiti 11.442 Penebel 12.603 Pupuan 10.558 Selemadeg Barat 5.011 Selemadeg Timur 5.170 JUMLAH 106.196

Sumber : Kabupaten Tabanan Dalam Angka, Tahun 2014 dan Kecamatan Dalam Angka, Tahun 2014

Page 16: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

16

2.1.4 Keuangan dan Perekonomian Daerah

Kerangka Ekonomi Makro Daerah dan Kerangka Pendanaan dalam RKPD Tahun 2014 ini

memberi gambaran tentang kondisi ekonomi makro Kabupaten Tabanan serta pengaruh

perekonomian regional, nasional maupun perekonomian global. Pada sisi yang lain, perkiraan

sumber-sumber pendapatan dan besaran pendapatan dari sektor-sektor potensial merupakan

dasar kebijakan anggaran untuk mengalokasikan secara efektif dan efisien dengan perencanaan

anggaran berbasis kinerja.

Analisa kondisi Kabupaten Tabanan saat ini akan memberikan gambaran asumsi

perkembangan di tahun depan. Perencanaan tahun 2014 tidak akan lepas dari asumsi

perkembangan kondisi perekonomian kabupaten di masa yang akan datang. Dari asumsi tersebut

akan dilakukan pengembangan kebijakan guna mencapai visi misi pembangunan daerah.

Pengembangan kebijakan akan didasarkan prioritas pembangunan yang telah ditetapkan serta

sasaran pokok yang ingin dicapai. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tabanan

Tahun 2014 memberikan gambaran makro kondisi terakhir perekonomian Kabupaten Tabanan,

sasaran-sasaran pokok yang akan dicapai pada tahun 2014, serta kebutuhan pembiayaan

pembangunan yang diperlukan. Sasaran tahun 2014 dicapai melalui berbagai kegiatan dan

kebijakan pembangunan sesuai dengan prioritas pembangunan yang telah digariskan.

Kondisi ekonomi makro Kabupaten Tabanandapat dilihat dari angka pertumbuhan Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB).Dalam kurun waktu tersebut, pertumbuhan ekonomi Tabanan

menunjukkan trend positif, bersifat fluktuatif, dan masih di bawah 6 persen per tahun.

Pertumbuhan ekonomi Tabanan mulai tahun 2009 telah mampu mencapai tingkat pertumbuhan di

atas rata-rata Provinsi Bali. Tahun 2010 dan 2011 pertumbuhan ekonomi Tabanan mencapai 5,68

(Bali: 5,67 persen) dan 5,82 persen (Bali: 6,49 persen), sedangkan nasional pertumbuhan PDB nya

mencapai 6,1 dan 6,5 persen.

Indikator lain yang sering digunakan mengukur tingkat perkembangan kemakmuran suatu

wilayah adalah PDRB per kapita. PDRB per kapita digunakan untuk menggambarkan rata-rata

pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk dalam satu tahun. Selama periode 2007 – 2011

pendapatan per kapita Kabupaten Tabanan terus mengalami peningkatan, baik berdasarkan harga

berlaku maupun konstan. Tahun 2011, PDRB perkapita penduduk Tabanan telah mencapai Rp.

12,873 juta, sedangkan penduduk Bali telah mencapai rata-rata Rp. 18,5 juta. Badung sebagai

kabupaten yang memiliki PDRB perkapita tertinggi di Bali telah mencapai Rp. 29,578 juta pada

tahun 2011. Meningkatkan pendapatan masyarakat merupakan tantangan yang sangat berat bagi

pemerintah dan masyarakat Tabanan.

Page 17: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

17

2.1.5 Kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tabanan

RTRW disusun sebagai acuan dalam penataan ruang untuk mewujudkan keterpaduan

pembangunan dalam wilayah kabupaten/kota maupun dengan wilayah sekitarnya. RTRW

merupakan acuan spasial dalam pembangunan kabupaten/kota. Berdasarkan Peraturan daerah

Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tabanan Tahun 2012-

2032 dapat dijabarkan sebagai berikut.

1. Tujuan dan Kebijakan Penataan Ruang Kabupaten Tabanan

Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Tabanan merupakan arahan perwujudan ruang

wilayah kabupaten Tabanan yang ingin dicapai pada masa yang akan datang (20

tahun).Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten Tabanan dirumuskan berdasarkan visi dan

misi pembangunan wilayah Kabupaten Tabanan, karakteristik wilayah Kabupaten Tabanan,

isu strategis dan kondisi objektif yang diinginkan.

Dengan demikian tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Tabanan adalah:

Mewujudkan pemerataan pengembangan wilayah kabupaten yang hijau, lestari, aman

dan berkelanjutan sebagai penyangga lingkungan, kebudayaan dan perekonomian Bali

yang berbasis budaya agraris, berdaya saing dan terintegrasi dengan kepariwisataan

dan sistem Kawasan Perkotaan Sarbagita sebagai Kawasan Strategis Nasional guna

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Berdasarkan tujuan tersebut di atas, maka RTRW Kabupaten menjadi pedoman untuk:

a. penyusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah;

b. penyusunan rencana pembangunan jangka menengah daerah;

c. pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah kabupaten;

d. perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan

antarwilayah kabupaten, serta keserasian antar sektor;

e. penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi;

f. penataan ruang kawasan strategis kabupaten; dan

g. penataan ruang wilayah kecamatan.

Kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Tabanan dikembangkan untuk

mewujudkan tujuan penataan ruang meliputi:

1. pemerataan pengembangan wilayah sesuai karakter dan potensi wilayah yang

berkelanjutan;

2. pengintegrasian pusat-pusat pelayanan wilayah yang merata, berhierarki dan

terintegrasi dengan Kawasan Perkotaan Sarbagita dan kawasan perdesaan;

Page 18: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

18

3. peningkatan aksesibilitas antar wilayah, antar kawasan perkotaan dan antar

kawasan perdesaan;

4. peningkatan jangkauan pelayanan sistem jaringan prasarana wilayah untuk

mendukung peningkatan produktivitas dan pemerataan pelayanan kepada

masyarakat;

5. pengembangan Tabanan yang hijau, lestari dan aman sebagai penyangga

lingkungan alam Bali;

6. pemantapan budaya agraris melalui pengembangan potensi pertanian yang

berdaya saing sebagai penyangga budaya dan perekonomian;

7. pengembangan pariwisata terintegrasi berbasis ekowisata; dan

8. pengembangan kegiatan budi daya untuk menunjang aspek pertahanan dan

kemananan negara.

2. Rencana Struktur Ruang

Sistem pusat pelayanan wilayah Kabupaten Tabanan merupakan bagian dari sistem Kawasan

Perkotaan Sarbagita sebagai Kawasan Strategis Nasional dan wilayah kabupaten di luar

sistem Kawasan Perkotaan Sarbagita.

Rencana struktur ruang wilayah kabupaten meliputi:

a. sistem pusat pelayanan yang meliputi :

(1) sistem perkotaan; dan

(2) sistem perdesaan.

b. sistem jaringan prasarana wilayah, yang meliputi :

(1) sistem jaringan prasarana utama; dan

(2) sistem jaringan prasarana lainnya.

Sistem jaringan prasarana utama meliputi sistem jaringan transportasi sedangkan Sistem

jaringan prasarana lainnya meliputi:

a. sistem jaringan energi/ kelistrikan;

b. sistem jaringan telekomunikasi;

c. sistem jaringan sumber daya air; dan

d. sistem jaringan prasarana pengelolaan lingkungan.

Selain itu seluruh kecamatan, kawasan perkotaan, dan kawasan perdesaan di Kabupaten

Tabanan akan diatur lebih lanjut dalam Rencana Detail Tata Ruang (RDTR). Rencana struktur

ruang wilayah Kabupaten Tabanan digambarkan dalam peta Rencana Struktur Ruang

Kabupaten Tabanan seperti ditampilkan pada Gambar 2.2.

Page 19: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

19

Sumber : RTRW Kabupaten Tabanan 2012-2032

Gambar 2.2 Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Tabanan

Page 20: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

20

Rencana sistem jaringan prasarana pengelolaan lingkungan menurut RTRW Kabupaten Tabanan terdiri atas:

1. sistem penyediaan air minum (SPAM);

2. sistem pengelolaan persampahan;

3. sistem pengolahan air limbah;

4. sistem jaringan drainase.

A. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) pemanfaatan air permukaan, mata air (MA) dan air

tanah sebagai sumber air baku untuk air minum terdiri atas:

a) Bagian dari SPAM Sarbagitaku merupakan kerangka kerja sama pengelolaan air baku dan

air minum secara terpadu lintas wilayah di Kawasan Bali Selatan yang juga melayani

sebagian wilayah Kabupaten, pada pemanfaatan Sistem Barat atau Sistem Penet;

b) SPAM kawasan perkotaan dengan sistem perpipaan meliputi:

1. SPAM Kawasan Perkotaan Tabanan di Kecamatan Tabanan dan Kecamatan Kediri;

2. SPAM Kawasan Perkotaan Lalanglinggah di Kecamatan Selemadeg Barat;

3. SPAM Kawasan Perkotaan Bajera di Kecamatan Selemadeg;

4. SPAM Kawasan Perkotaan Sembunggede di Kecamatan Kerambitan;

5. SPAM Kawasan Perkotaan Marga di Kecamatan Marga;

6. SPAM Kawasan Perkotaan Baturuti di Kecamatan Baturiti;

7. SPAM Kawasan Perkotaan Penebel di Kecamatan Penebel;

8. SPAM Kawasan Perkotaan Pupuan di Kecamatan Pupuan;

9. SPAM Kawasan Perkotaan Candikuning di Kecamatan Baturiti; dan

10. SPAM Kawasan Perkotaan Kerambitan di Kecamatan Kerambitan.

c) SPAM kawasan perdesaan dengan sistem perpipaan maupun bukan perpipaan meliputi:

1. SPAM Kawasan perdesaan Kecamatan Tabanan;

2. SPAM Kawasan perdesaan Kecamatan Kerambitan;

3. SPAM Kawasan perdesaan Kecamatan Kediri;

4. SPAM Kawasan perdesaan Kecamatan Baturiti;

5. SPAM Kawasan perdesaan Kecamatan Penebel;

6. SPAM Kawasan perdesaan Kecamatan Marga;

7. SPAM Kawasan perdesaan Kecamatan Pupuan;

8. SPAM Kawasan perdesaan Kecamatan Selemadeg Barat;

9. SPAM Kawasan perdesaan Kecamatan Selemadeg; dan

10. SPAM Kawasan perdesaan Kecamatan Selemadeg Timur.

Page 21: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

21

d) sumber-sumber mata air (MA) dan air tanah di Kabupaten Tabananuntuk penyediaan air

baku untuk air minum baik SPAM kawasan perkotaan maupun SPAM kawasan perdesaan

meliputi:

1. MA Gembrong, MA Riang Gede, dan MA Katos di Kec. Penebel;

2. MA Bijidukuh di Kecamatan Selemadeg Barat;

3. MA Tista, dan MA Telepud di Kecamatan Selemadeg Timur;

4. MA Pakung Kidang, MA Arca, dan MA Kikian di Kec. Selemadeg;

5. MA Kesiut dan Krotok, MA Pancoran Panas, dan MA Tibu Ranjang di Kecamatan

Kerambitan;

6. MA Mekori, MA Beji Pujungan dan MA Tibu Dalem Kec. Pupuan;

7. MA Gangsang, MA Dedari, dan MA Metaum di Kec. Marga; dan

8. MA Kacagan 1, MA Kacagan 2, SB Candikuning, MA Temacun, MA Tasakan, dan MA

Krobokan di Kecamatan Baturiti.

e) Instalasi Pengolahan Air minum (IPA) meliputi:

1. IPA Nyambu di Kecamatan Kediri;

2. IPA Tukad Sungi di Kecamatan Kediri;

3. IPA Tukad Otan di Kecamatan Selemadeg; dan

4. IPA Lalang Linggah di Kecamatan Selemadeg Barat.

B. Sistem Pengelolaan Persampahan

Sistem jaringan persampahan meliputi:

a. Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPS) yang tersebar di tiap desa tiap

kecamatan pada seluruh wilayah kabupaten;

b. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah di TPA Suwung yang berada di wilayah

Kota Denpasar sebagai kerangka kerjasama Kawasan Perkotaan Sarbagita; dan

c. Peningkatan kualitas pelayanan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah TPA

Mandung di Kecamatan Kerambitan dengan luas lahan kurang lebih 5,0 Ha (lima)

hektar atau 0,01% (nol koma nol satu) persen dari luas wilayah kabupaten.

Page 22: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

22

C. Sistem Pengelolaan Air Limbah

Sistem pengolahan air limbahterdiri atas:

a. sistem pengolahan air limbah setempat (on site) dilakukan secara individual dengan

penyediaan bak pengolahan air limbah atau tangki septik, tersebar di seluruh

wilayah;

b. sistem pengolahan air limbah terpusat (off site)dengan sistem perpipaan meliputi:

1. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Tabanan melayani Kawasan

Perkotaan Tabanan;

2. IPAL Soka melayani Kawasan Efektif Kawasan Pariwisata Soka;

3. IPAL Bedugul melayani Kawasan Efektif KDTWK Bedugul;

4. IPAL Tanah Lot melayani Kawasan Efektif KDTWK Tanah Lot.

c. pengembangan jaringan air limbah komunal di kawasan-kawasan padat permukiman.

D. Sistem Jaringan Drainase

Sistem drainase meliputi:

a. sistem jaringan drainase didasarkan atas kesatuan sistem dan sub sistem tata air

meliputi jaringan primer berupa sungai/tukad utama, jaringan sekunder berupa parit

atau saluran-saluran yang ada di tepi jalan dan jaringan tersier berupa saluran-

saluran kecil yang masuk pada kawasan perumahan;

b. sistem jaringan drainase terpadu antara sistem makro dengan sistem mikro

mengikuti sistem jaringan yang ada dan daerah tangkapan air hujan (catchment

area);

c. sistem polder dilengkapi sistem pengendali dan pompa;

d. sistem pembuangan air hujan yang terintegrasi mulai dari lingkungan perumahan

sampai saluran drainase primer yang dilengkapi bangunan pengontrol genangan, bak

penampung sedimen; dan

e. jaringan drainase dengan jaringan irigasi dan jaringan air limbah.

Page 23: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

23

3. Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Tabanan

Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Tabanan meliputi:

a. kawasan lindung; dan

b. kawasan budi daya.

Kawasan lindung meliputi:

a. kawasan hutan lindung;

b. kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya;

c. kawasan perlindungan setempat;

d. kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya;

e. kawasan rawan bencana alam;

f. kawasan lindung geologi; dan

g. kawasan lindung lainnya.

Kawasan budi daya meliputi:

a. kawasan hutan rakyat;

b. kawasan peruntukan pertanian;

c. kawasan peruntukan perkebunan;

d. kawasan peruntukan perikanan;

e. kawasan peruntukan pariwisata;

f. kawasan peruntukan pertambangan;

g. kawasan peruntukan industri;

h. kawasan peruntukan permukiman;

i. kawasan peruntukan fasilitas penunjang permukiman; dan

j. kawasan pertahanan dan keamanan negara.

Rincian luas rencana pola ruang sebagaimana pada tabel 2.6 dan Rencana pola ruang Kabupaten

Tabanan sebagaimana terlihat pada gambar 2.3.

Page 24: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

24

Sumber : RTRW Kabupaten Tabanan 2012-2032

Gambar 2.3 Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Tabanan

Sedangkan Rincian luas rencana pola ruang di Kabupaten Tabanan dapat dilihat

pada Tabel 2.6 berikut:

Page 25: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

25

Tabel 2.6 Rincian Luas Rencana Pola Ruang

NO JENIS POLA RUANG LUAS (Ha)

PROSENTASE (%)

A.

1 Hutan Lindung 8.668 10,33 2 Cagar Alam (CA) 758 0,90 3 Taman Wisata Alam (TWA) 543 0,65 4 Danau Beratan 397 0,47 5 Waduk Telaga Tunjung 16 0,02 6 Kaw. Perlindungan Setempat 752 0,90 B. KAWASAN BUDIDAYA 72.799 86,73 1 Kawasan Permukiman 11.770 14,02 2 Kawasan Pariwisata 1.065 1,27

3 Kawasan Daya Tarik Wisata Khusus (KDTWK) 664

0,79

4 Kawasan Budidaya Tanaman Pangan 26.264 31,29 5 Kawasan Budidaya Hortikultura 5.879 7,00 6 Kawasan Budidaya Perkebunan 14.665 17,47 7 Kawasan Peruntukan Hutan Rakyat 9.511 11,33 8 Jalan, Sungai & Irigasi 2.980 3,55

Total 83.933 100,00 Sumber : RTRW Kabupaten Tabanan 2012-2032

A. Kawasan Peruntukan Permukiman

(1) Rencana pola ruang kawasan peruntukan permukiman merupakan kawasan yang

diperuntukan bagi kegiatan permukiman atau didominasi oleh lingkungan hunian

yang diarahkan seluas kurang lebih 12.283 Ha (dua belas ribu dua ratus delapan

puluh tiga) hektar atau 15% (lima belas) persen dari keseluruhan luas wilayah

meliputi:

a. kawasan permukiman perkotaan; dan

b. kawasan permukiman perdesaan.

(2) Kawasan permukiman perkotaan meliputi:

a. kawasan permukiman di kawasan perkotaan Tabanan; dan

b. kawasan permukiman di kawasan perkotaan yang berfungsi PPK meliputi

kawasan perkotaan Pupuan, Bajera, Baturiti, Penebel, Lalanglinggah, Marga,

Megati, Sembunggede, Candikuning dan Kerambitan.

(3) Kawasan permukiman perdesaan meliputi seluruh pemusatan permukiman pada

desa-desa yang berfungsi PPL dan kawasan perdesaan lainnya.

Page 26: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

26

B. Kawasan Peruntukan Fasilitas Penunjang Permukiman

Kawasan peruntukan fasilitas penunjang permukimanmerupakan bagian dari kawasan

permukiman baik permukiman perkotaan maupun permukiman perdesaan meliputi:

a. fasilitas perdagangan dan jasa;

b. fasilitas perkantoran pemerintahan;

c. fasilitas pendidikan;

d. fasilitas kesehatan;

e. fasilitas peribadatan; dan

f. fasilitas rekreasi dan olah raga.

Fasilitas perdagangan dan jasa meliputi:

a. fasilitas perdagangan dan jasa skala pelayanan wilayah seperti pasar wilayah, pusat

pertokoan, atau perdagangan modern yang tersebar di Kawasan Perkotaan Tabanan,

maupun pusat kawasan efektif pariwisata;

b. faslitas perdagangan dan jasa skala pelayanan kecamatan seperti pasar kecamatan,

kelompok pertokoan, maupun perdagangan modern skala kecamatan tersebar di

kawasan perkotaan berfungsi PPK atau kawasan perdesaan berfungsi PPL; dan

c. fasilitas perdagangan dan jasa skala pelayanan lokal seperti pasar desa, kelompok

pertokoan tersebar di tiap desa atau tiap lingkungan permukiman.

Fasilitas perkantoran pemerintahan meliputi:

a. fasilitas perkantoran pemerintahan skala wilayah kabupaten yang berada di Kawasan

Perkotaan Tabanan yang diarahkan dengan luas lahan kurang lebih 8 Ha (delapan)

hektar atau 0,01% (nol koma nol satu) persen dari luas wilayah kabupaten;

b. fasilitas perkantoran pemerintahan skala kecamatan yang tersebar di Kawasan

Perkotaan Ibukota Kecamatan; dan

c. fasilitas perkantoran pemerintahan skala desa/kelurahan yang tersebar di tiap pusat-

pusat desa/kelurahan.

Fasilitas pendidikan meliputi:

a. fasilitas pendidikan tinggi tersebar di Kawasan Perkotaan Tabanan;

Page 27: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

27

b. fasilitas pendidikan menengah meliputi SMP, SMA dan sejenisnya mempertahankan

faslitas yang telah ada dan menambah fasilitas sesuai ketentuan jumlah penduduk

pendukung; dan

c. fasilitas pendidikan dasar mempertahankan fasilitas yang telah ada dan menambah

fasilitas sesuai ketentuan jumlah penduduk pendukung.

Fasilitas kesehatan meliputi:

a. fasilitas kesehatan pelayanan wilayah dan internasional di Kecamatan Kediri yang

diarahkan dengan luas lahan kurang lebih 7 Ha (tujuh) hektar atau 0,01% (nol koma

nol satu) persen dari luas wilayah kabupaten; dan

b. fasilitas kesehatan skala pelayanan kecamatan meliputi Puskemas, Puskesmas

Pembantu, Klinik Bersalin yang tersebar di seluruh kecamatan di wilayah kabupaten.

Fasilitas Peribadatan dikembangkan dengan mempertahankan fasilitas peribadatan yang telah

ada yang tersebar di seluruh kecamatan di wilayah kabupaten dan pengembangan fasilitas

peribadatan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Fasilitas rekreasi dan olah raga meliputi:

a. taman-taman kota sebagai bagian dari ruang terbuka hijau kota terdiri atas taman

lingkungan perumahan, taman skala banjar, taman skala desa, taman skala kecamatan

dan taman skala kota;

b. lapangan umum atau lapangan olah raga skala banjar, skala desa, skala kecamatan dan

skala kabupaten atau skala kota; dan

c. lapangan olah raga skala kecil seperti lapangan volley, basket, bulu tangkis, futsal, tenis

dan lainnya tersebar di dalam kawasan pemukiman.

Page 28: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

28

2.2 Kemajuan Pelaksanaan SSK

a. Air limbah domestik

Kemajuan pelaksanaan SSK untuk sub-sektor air limbah domestik dapat dilihat pada Tabel 2.7

berikut ini:

Tabel 2.7 Kemajuan Pelaksanaan SSK untuk Air Limbah Domestik SSK (periode sebelumnya) Thn 2011 – Thn 2014 SSK (saat ini)

Tujuan Sasaran Data dasar* Status saat ini (1) (2) (3) (4)

Meningkatkan kualitas lingkungan dengan pengelolaan limbah RT, limbah industri/UKM, Limbah RS dan Limbah Hotel.

Terwujudnya pengelolaan limbah domestik pada Tahun 2015

20 unit IPAL Komunal di 3 Kecamatan

28 unit IPAL Komunal di 2 kecamatan

Penyusunan Masterplan Pengelolaan Air Limbah

Sudah tersusun Dokumen Masterplan Air Limbah Kabupaten Tabanan

Terwujudnya IPAL untuk setiap RS dan Hotel yang effluent-nya memenuhi baku mutu buangan air limbah mulai 2013

Belum terdata RS = 2 unit (RS Tabanan dan Nyitdah) Hotel = 1 unit (Pan Pasific)

Terwujudnya Tangki septik

yang sesuai standar untuk jamban dan MCK pada Tahun 2015

50% RT mempunyai Tangki septik yang sesuai standar kesehatan

Kepemilikan jamban mencapai 81,03 %. Masih perlu pendataan untuk mengetahui apakah tangki septik sudah sesuai standar

Terwujudnya pengelolaan limbah industri, UKM, RPH dengan konsep minimisasi limbah dari sumber dan penggunaan sistem teknologi tepat guna mulai tahun 2013

Belum terdata

2 usaha (PT.Astidama Adhimukti dan PT. Langgeng Kreasi Jaya Prima) Untuk UKM/PIRT dan RPH perlu studi lebih lanjut karena membutuhkan konstruksi khusus yang berbeda dengan air limbah domestik

Terwujudnya pengelolaan kebersihan lingkungan berbasis desa pekraman

0 desa mendapat pelatihan pengelolaan air limbah

20 desa Pamsimas sudah mendapat pelatihan pengelolaan air limbah

Terwujudnya peran serta aktif masyarakat dan LSM dalam pembangunan sanitasi

Pengembangan pemanfaatan pupuk organic hasil pengolahan IPLT

Adanya kendala karena adanya budaya tabu untuk menggunakan hasil olahan IPLT. Sampai saat ini dimanfaatkan untuk pertamanan umum dan penutup/pengurugan TPA.

Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan

Catatan:

*) Berdasarkan Buku Putih periode sebelumnya

**) Perbedaan dari target yang telah ditetapkan (menggunakan data dasar sebagai dasar

perhitungannya)

Page 29: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

29

b. Pengelolaan persampahan

Kemajuan pelaksanaan SSK untuk sub-sektor persampahan dapat dilihat pada tabel berikut

ini:

Tabel 2.8 Kemajuan Pelaksanaan SSK untuk Persampahan

SSK (periode sebelumnya) Thn 2011 – Thn 2014 SSK (saat ini) Tujuan Sasaran Data dasar* Status saat ini

(1) (2) (3) (4) Meningkatkan cakupan pelayanan persampahan sampai 80% di Kabupaten Tabanan pada 2014

1. Terwujudnya pengelolaan sampah di tiap RT melalui komposting di Tahun 2014.

80% RT di Kabupaten Tabanan mempunyai pengelolaan sampah dengan 3R .

26 %

2. Terwujudnya sistem sanitary Landfill di TPA Mandung pada Tahun 2014

Sanitary Landfill Belum dapat dilaksanakan revitalisasi karena terkendala pengadaan lahan tetapi sudah dikelola mengarah ke controlled landfill

3. Terwujudnya sarana dan prasaana persampahan yang memadai untuk melayani 3 Kecamatan prioritas

2 kecamatan terlayani 2 kecamatan terlayani

4. Terwujudnya SDM pengelola sampah yang berkualitas

Belum ada personil terlatih

+/- 10 orang terlatih tersebar di SKPD

Belum terbentuk UPT Pengolahan Sampah dan Lumpur Tinja

Sudah terbentuk UPT Pengolahan Sampah dan Lumpur Tinja di tahun 2015 ini dimana sudah berproses dari tahun 2014

5. Terwujudnya pengelolaan sampah berbasis masyarakat di 3 Kecamatan

Belum ada pemicuan dan belum terbentuk bank sampah

10 kecamatan sudah dilakukan pemicuan dan 17 bank sampah sudah terbentuk

6. Terwujudnya peningkatan kualitas pengelolaan persampahan pada tahun 2014

80% pelayanan sampah Baru 26 % penduduk sudah terlayani pengangkutan persampahan

Perda Pengelolaan persampahan belum ada

Sudah terbit Perda 6/2013 Pengelolaan Sampah RT dan Sampah Sejenis

7. Terwujudnya 3 kecamatan Sadar Lingkungan pada 2013

0 Sosialisasi Sampah organik dan anorganik, dan promosi penggunaan pupuk organik

10 kecamatan sudah mendapat sosialisasi

8. Terwujudnya program sanitasi yang inovatif sebagai program prioritas sampai tahun 2015

0 bank sampah

17 bank sampah

9. Terwujudnya pemanfaatan hibah dan dana Corporate Social Responsibility untuk pembangunan sanitasi

0 hibah/CSR CSR : Indomart : 100 tong sampah terpilah PLN dan BPD : @1 unit motor sampah PT. Askes : tanaman hias Bank BRI : tanaman penghijauan

Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan

Page 30: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

30

Catatan: *) Berdasarkan Buku Putih periode sebelumnya **) Perbedaan dari target yang telah ditetapkan (menggunakan data dasar sebagai dasar perhitungannya)

c. Drainase perkotaan

Kemajuan pelaksanaan SSK untuk sub-sektor drainase perkotaan dapat dilihat pada Tabel 2.9

berikut:

Tabel 2.9 Kemajuan Pelaksanaan SSK untuk Drainase Perkotaan

SSK (periode sebelumnya) Thn 2011 – Thn 2014 SSK (saat ini)

Tujuan Sasaran Data dasar* Status saat ini

(1) (2) (3) (4)

Meningkatkan dan

mengintegrasikan fungsi

drainase jalan raya,

permukiman dan

perumahan pada tahun

2015 untuk mengurangi

daerah genangan dan

banjir

1. Terwujudnya sistem drainase yang tertata dengan baik dan tidak menimbulkan genangan di 10 Kecamatan

Belum tersusun

Masterplan Drainase

Sudah tersusun Masterplan

Drainase, 2012

Penyusunan Peraturan

Pengelolaan Drainase

Belum terbit

2. Peningkatan sarana dan prasarana drainase dan trotoar di wilayah perkotaan Tabanan hingga 90 % pada Tahun 2015

Belum ada data 90% saluran drainase sudah

terbangun dan dalam kondisi

baik di wilayah perkotaan

Tabanan

Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan

Catatan:

*) Berdasarkan Buku Putih periode sebelumnya

**) Perbedaan dari target yang telah ditetapkan (menggunakan data dasar sebagai dasar

perhitungannya)

Page 31: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

31

2.3. PROFIL SANITASI SAAT INI

A. AIR LIMBAH DOMESTIK

(1). Sistem dan infrastruktur

Sistem pengolahan air limbah rumah tangga di Kabupaten Tabanan yaitu untuk black water

(tinja urine, air penggelontor) umumnya diolah dengan system on site dalam hal ini menggunakan

tangka septik atau septic tank. Berdasarkan data Profil Kesehatan Tabanan 2014 dari 126.741 KK

yang ada, terdapat 102.694 unit unit jamban keluarga dan ini berarti kepemilikan jamban sudah

mencapai 81,03 % dari total KK di Kabupaten Tabanan dan sebanyak 98,8 % berkodisi sehat.

Dengan demikian berarti masih ada 24.047 KK yang belum memiliki jamban. Namun demikian,

masih perlu dilakukan pendataan yang lebih akurat untuk mengetahui apakah jamban tersebut

telah terhubung dengan tangki septik yang sudah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) atau

aturan yang ada. Sedangkan grey water (limbah cuci dan mandi serta dapur) biasanya tanpa

pengolahan dan cenderung langsung dibuang ke sungai ataupun saluran drainase. Dari 77.759

rumah yang diperiksa hanya 55.49% yang memiliki pengolahan limbah dan 82,68% berkondisi

sehat.

Survey Study EHRA melaporkan bahwa terkait dengan tempat penyaluran buangan akhir tinja,

dari hasil wawancara diperoleh sebesar 88,7 % di Kabupaten Tabanan yang melaporkan

menggunakan tangka septik. Sisanya sebesar 0,1% melaporkan saluran pembuangan melalui pipa

sewer, sebesar 6,4 % melalui cubluk/lubang tanah, sebesar 0,5% langsung ke drainase, 1,8%

disalurkan langsung ke sungai/danau/pantai dan sebesar 2,4% menjawab tidak mengetahui

tempat pembuangan akhir tinja. Dari hal ini terindikasi bahwa masih ada penyaluran buangan

akhir tinja yang belum dikelola dengan baik.

Untuk pengolahan lumpur tinja telah terbangun Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)

yang menampung limbah rumah tangga yang sudah dilakukan penyedotan lumpur tinja baik dari

pemerintah maupun layanan swasta yang belokasi di Dusun Mandung, Desa Sembung Gede,

Kecamatan Kerambitan.

Sejak tahun 2014 Pemerintah Kabupaten Tabanan mendapatkan bantuan teknis secara

intensif untuk program “Percontohan Pengelolaan Lumpur Tinja dan Peningkatan Kapasitas” dari

Water and Sanitation Programme (WSP)-The World Bank.

Lingkup bantuan teknis yang diberikan meliputi :

1. Pemetaan pengelolaan lumpur tinja dengan menggunakan teknologi informasi dan

komunikasi (ICT).

2. Identiikasi area pelayanan penyedotan secara terjadwal

3. Perkuatan kerjasama dengan sektor swasta

Page 32: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

32

4. Pengembangan kemungkinan penggunaan lumpur tinja kering hasil pengolahan

lumpur tinja sebagai alternati pupuk organik

5. Bantuan perbaikan disain dan operasi IPLT

6. Identiikasi kebutuhan perbaikan atau perubahan peraturan daerah

Bantuan teknis ini akan dijadikan rintisan bagi pengembangan program Layanan Lumpur

Tinja Terjadwal (L2T2) yang tentunya akan memberikan kontribusi bagi penyehatan lingkungan

dan juga pendapatan daerah serta peningkatan pelayanan dari sektor swasta.

Kondisi Eksisting Sub Sektor Air Limbah di Kabupaten Tabanan adalah sebagaimana pada

tabel berikut.

Tabel 2.10. Kondisi Eksisting Sub Sektor Air Limbah di Kabupaten Tabanan

NO URAIAN KONDISI EXISTING SUB SEKTOR AIR LIMBAH I PERATURAN DAN STUDI TEKNIS PERDA No. 19 Tahun 2011 Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus Peraturan Bupati No. 3 Tahun 2012 Tata Laksana Perijinan dan Pengawasan Pengelolaan

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun serta Pengawasan Pemulihan Akibat Pencemaran Limbah

Peraturan Bupati No. 22 Tahun 2013 Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2011 tentang Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus

Peraturan Bupati Nomor 36 Tahun 2014 Pembentukan UPTD Pengolahan Sampah dan Lumpur Tinja

Masterplan Air Limbah 2014 II KONDISI UMUM Jumlah KK yg memiliki jamban sehat 125.222 unit Persentase 98,80 %

III KONDISI SARANA DAN PRASARANA 1. IPAL/IPLT 1 unit

Tahun Pendirian 1996 Lokasi Desa Sembung Gede, Kec. Kerambitan Luas 0,5 Ha Kapasitas 27,4 (m3/kolam) dimana ada 4 kolam = 109,6 m3

Sistem Imhoff = 1996-2011, SSC = 2011-sekarang

Jumlah Armada Truk Tinja 5 unit ( 1 unit=Pemda dan 4 unit=swasta)

2. IPAL KOMUNAL

Jumlah IPAL komunal 28 unit Jumlah KK yang dilayani IPAL komunal 1540 KK jumlah jiwa terlayani IPAL komunal (jiwa) 6780 orang 3. MCK ++ 4 unit

Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan

Page 33: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

33

Infrastruktur air limbah domestik di Kabupaten Tabanan terdiri dari :

1) Jamban Keluarga dengan tangki septik

Prasarana jamban keluarga umumnya diupayakan secara mandiri oleh masyarakat. Demikian

juga untuk pemeliharaannya dilakukan secara swadaya oleh masyarakat. Untuk beberapa

penduduk yang tergolong miskin, yang mendapat bantuan bedah rumah akan langsung

dibangunkan jamban untuk memberikan rumah yang layak huni tidak saja secara fisik namun

juga dari segi kesehatan lingkungan. Selain itu di beberapa tempat dilaksanakan pengadaan

jamban yang bekerja sama dengan TNI dalam pembangunannya. masih diupayakan oleh

masyarakat itu sendiri, hanya sebagian kecil yang merupakan sumbangan dari Dinas Kesehatan

Kabupaten Tabanan sedangkan untuk pengelolaan jamban keluarga menjadi tanggung jawab

penduduk pengguna.

2) Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)

Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) merupakan suatu sistem untuk menampung dan

menyalurkan air limbah dari dapur, kamar mandi, jamban dan atau tangki septik yang

berfungsi sebagai wadah pengumpul dengan sebuah pipa pembuangan atau sebagai unit

pengolahan yang berhubungan langsung dengan tanah.

3) IPAL Komunal

Pembangunan IPAL Komunal di Kabupaten Tabanan pertama kali dilaksanakan pada tahun

2007. Sampai dengan tahun 2013, terdapat 22 unit Ipal Komunal yang sudah terbangun baik

dari dana DAK, dana reguler dan dana hibah. Dengan adanya penambahan pembangunan

sebanyak 6 unit di tahun 2014, total jumlah ipal komunal yang terbangun menjadi 28 unit. Di

tahun 2015 ini, direncanakan akan dibangun 6 unit IPAL Komunal yang dibiayai dari dana

regular dan DAK Sanitasi, dengan demikian sampai dengan tahun 2015 akan terbangun 34 unit

IPAL Komuna yang menjadikan KabupatenTabanan dengan IPAL Komunal terbanyak di

Provinsi Bali.

Dari beberapa IPAL Komunal yang terbangun bahkan ada yang cukup sering mendapat

kunjungan dan mendapat penghargaan baik di tingkat daerah maupun nasional. Pembangunan

IPAL komunal cukup diminati oleh masyarakat Tabanan, dimana dapat dilihat dari banyaknya

peminatan akan pembangunan ipal komunal. Walaupun keterbatasan lahan terkadang menjadi

kendala akan pembangunan IPAL Komunal namun masyarakat menyiasatinya dengan

menggunakan badan jalan sebagai lokasi IPAL Komunal. Sebagai gambaran dapat dilihat pada

gambar berikut.

Page 34: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

34

Gambar 2.4 Perubahan Kondisi Lingkungan dengan Pembangunan IPAL Komunal

Page 35: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

35

Gambar 2.5 IPAL Komunal di Kabupaten Tabanan

Page 36: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

36

Pada tahun 2012, Kabupaten Tabanan mendapat hibah dari JICA (Japan International

Coperation Agency) yang dilaksanakan oleh APEX (Asian People’s Exchange)untuk

pembangunan IPAL Komunal, dan akan dilakukan pembangunan yang kedua di tahun 2015.

Pernyataan kerjasama sebagaimana pada lampiran 2.

Adapun unit IPAL yang dibangun menggunakan sistem kombinasi aerobik dan anaerobik,

dengan penambahan rotor dengan tenaga listrik dimana efluent yang dihasilkan lebih

bagus dibandingkan dengan sistem IPAL yang umum digunakan.

Tabel 2.11 IPAL Komunal di Kabupaten Tabanan

Sumber : Masterplan Air Limbah, DPU Kab.tabanan

Sedangkan sebaran lokasi IPAL Komunal yang ada di Kabupaten Tabanan dapat dilihat

pada gambar berikut.

BANJAR DESA KECAMATAN KK JIWA

2007 1 Pembangunan Sanimas Tunggal Sari Dajan Peken Tabanan 81 325

2008 2 Pembangunan Sanimas Malkangin Dajan peken Tabanan 64 257

3 Pembangunan Sanimas Pasekan Dajan peken Kediri 56 225

2009 4 Pembangunan Sanimas Abian Tuwung Kediri 44 175

2010 5 Pembangunan Sanimas di Desa Dajan Peken Tegal Ba leran Dajan Peken Tabanan 62 310

6 Pembangunan Sanimas di Desa Dauh Peken Kamasan Dajan Peken Tabanan 58 290

2011 7 Pembangunan Sanimas di Desa Kediri Pande Kediri Kediri 54 216

8 Pembangunan Sanimas di Desa Delod Peken Pangkung Delod Peken Tabanan 45 180

9 Pembangunan Sanimas di Desa Dauh Peken Tegal Belodan Dauh Peken Tabanan 52 208

10 Pembangunan Sanimas Pasekan Abian Tuwung Kediri 52 260

11 Pembangunan Sanimas Tegal Ba leran Dajan Peken Tabanan 63 315

2012 12 Pembangunan Sanimas di Desa Kediri Panti Kediri Kediri 60 240

13 Pembangunan Sanimas di Desa Banjar Anyar Banjar Anyar Kediri Kediri 75 300

14 Pembangunan Sanimas di Desa Dauh Peken Dauh Pala Dauh Peken Tabanan 60 240

15 Pembangunan IPAL di Kab. Tabanan Pangkung Nyul ing Abian Tuwung Kediri 64 256

16 Pembangunan IPAL di Kab. Tabanan Pasekan Belodan Dajan Peken Tabanan 45 175

2013 17 Desa Kediri Kec Tabanan Br.Sema Kediri Kediri 49 242

18 Desa Abian Tuwung Kec Kediri Abian Tuwung Kediri Kediri 57 257

19 Desa Den Bantas Kec Tabanan Celagi Tabanan Tabanan 48 230

20 Desa Delod Peken Kec Tabanan Gerogak Delod Peken Tabanan 55 243

21 Desa Dajan Peken Kec Tabanan Pasekan Belodan Dajan Peken Tabanan 50 241

22 Desa kediri Kec.Kediri Pangkung Nyul ing Abian Tuwung Kediri 46 215

2014 23 Desa Kediri Kec Tabanan Tanjung Bungkak Kediri Kediri 50 232

24 Desa Dajan Peken Kec Tabanan Pande Dajan Peken Tabanan 52 195

25 Desa Den Bantas Kec Tabanan Kebon Tingguh Den Bantas Tabanan 56 272

26 Desa Delod Peken Kec Tabanan Sakenan Baleran Delod Peken Tabanan 56 211

27 Sanimas Kab. Tabanan Delod Rurung Delod Peken Tabanan 48 203

28 Sanimas Kab. Tabanan Pangkung Delod Peken Tabanan 38 267

1540 6780

KEGIATAN LAYANAN

INVENTARISASI KEGIATAN IPAL KOMUNAL DI KABUPATEN TABANAN

TAHUN LOKASI

Page 37: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

37

Sumber : Masterplan Air Limbah, DPU Kab.tabanan

Gambar 2.6 Peta Sebaran lokasi IPAL Komunal di Kabupaten Tabanan

Page 38: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

38

4) IPLT MANDUNG

Kondisi eksisting IPLT Mandung sebagai berikut:

1. Operasional tahun 1995/1996

2. Luas : 5.000 m2

3. Letak : Banjar Mandung, Desa Sembung Gede, Kec. Kerambitan, Kab. Tabanan

4. Jaraknya ± 8 km ke arah barat dari pusat kota Tabanan

5. Sistem operasional : Imoff Tank (1996-2011) SSC (Solid Separation Chamber)

(2011-sekarang)

6. Kapasitas : 27,4 (m3/hari)

7. Jumlah armada yang ada baik pemerintah dan swasta yaitu 5 unit yang terdiri

dari 1 unit dari Pemda dan 4 unit dari swasta.

Sedangkan aktifitas di IPLT Mandung seperti pada gambar berikut:

Gambar 2.6a. Perubahan Kondisi IPLT Mandung sebelum dan sesudah Revitalisasi

Page 39: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

39

Gambar 2.7 Kondisi dan Aktifitas di IPLT Mandung

Diagram sistem sanitasi (DSS) air limbah domestik yang ada di Kabupaten Tabanan sebagai

berikut:

Page 40: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

40

Gambar 2.8 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik

Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik di Kabupaten Tabanan yaitu untuk black

water (tinja urine, air penggelontor) umumnya diolah dengan system on site dalam hal ini

menggunakan septic tank. Untuk selanjutnya dilakukan pengurasan pada waktu tertentu dan

selanjutnya diolah di IPLT.

Selain itu di beberapa banjar sudah terbangun IPAL Komunal dimana digunakan untuk

penampungan air limbah untuk rumah tangga dengan skala 50-100 KK. Untuk selanjutnya

dilakukan pengurasan dalam kurun waktu -/+ 4 tahun untuk dibuang dan diolah di IPLT.Namun

tidak dapat dipungkiri juga masih ada masyarakat yang melakukan Buang Air Besar Sembarangan

(BABS) dimana umumnya dilakukan di daerah kumuh dan perdesaan dan ada juga yang dilakukan

karena kebiasaan yang sulit untuk diubah. Prilaku ini akan mencemari lingkungan dimana akan

langsung mencemari sungai atau lingkungan di sekitarnya.

Adapun cakupan akses dan sistem layanan air limbah domestiki per kecamatan dan Kondisi

Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 41: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

41

Tabel 2.12 Cakupan Layanan Air Limbah Domestik saat ini di Kabupaten Tabanan

No Nama

Kecamatan

Sanitasi tidak layak

Sanitasi Layak

BABS*

Sistem Onsite Sistem Offsite

Sistem Berbasis Komunal Skala

Kawasan / terpusat

(KK)

Cubluk***,

jamban tidak

aman** (KK)

Cubluk aman/ Jamban

keluarga dg tangki

septik aman (KK)

MCK /Jamban Bersama

(KK)

MCK Komunal*

*** (KK)

Tangki Septik

Komunal > 10 KK

(KK)

IPAL Komun

al (KK)

Sambungan Rumah yg berfungsi

(KK)

(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii) (ix) (x) A. Wilayah Perdesaan

1 Selemadeg 434 0 2.187 1.459 0 0 0 0 2 Kerambitan 71 26 4.607 387 0 0 0 0 3 Tabanan 145 146 5.370 795 0 0 242 0 4 Kediri 58 291 7.319 133 0 0 0 0 5 Marga 42 0 5.102 1.326 0 0 0 0 6 Baturiti 77 0 7.245 1.570 0 0 0 0 7 Penebel 799 603 7.924 1.745 0 0 0 0 8 Pupuan 267 265 8.147 1.182 0 0 0 0 9 Selemadeg

Barat 0 0 4.049 973 0 0 0 0

10 Selemadeg Timur

210 106 4.847 891 0 0 0 0

B. Wilayah Perkotaan 1 Selemadeg 48 0 997 354 0 0 0 0 2 Kerambitan 63 491 3.955 409 0 0 0 0 3 Tabanan 67 1 7.487 1.738 0 0 698 0 4 Kediri 235 254 9.428 847 0 0 506 0 5 Marga 22 0 4.040 513 0 0 0 0 6 Baturiti 20 0 3.586 829 0 0 0 0 7 Penebel 94 68 916 521 0 0 0 0 8 Pupuan 7 0 645 161 0 0 0 0 9 Selemadeg

Barat 0 0 433 93 0 0 0 0

10 Selemadeg Timur

0 0 0 0 0 0 0 0

Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan

* Yang termasuk BABS: BAB langsung di kebun, kolam, laut, sungai, sawah/ladang, dsb.

** Tidak Aman: tangki septik tidak sesuai kriteria SNI atau tidak mempunyai tangki septik sama sekali

***Cubluk dikategorikan tidak aman bila dibangun di area dengan kepadatan > 50 orang/Ha dan jarak terhadap sumber air bersih yg bukan perpipaan < 10 m.

****MCK Komunal: cakupan layanan 10 – 200 KK baik dengan tangki septik, biofilter dan dapat dilengkapi dengan biodigester. Termasuk didalamnya toilet bergerak (mobile toilet).

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa Cakupan Layanan Air Limbah Domestik saat ini di

Kabupaten Tabanan menggunakan sistem onsite dan off site. Sistem onsite dengan Cubluk, jamban

tidak aman, Cubluk aman/jamban keluarga dgn tangki septik aman dan MCK/jamban bersama

Page 42: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

42

yang tersebar di seluruh kecamatan.Sedangkan untuk sistem offsiteyaitu dengan menggunakan

IPAL Komunal dimana sudah 1540 KK terlayani yang tersebar di perdesaan Tabanan dan

perkotaan Tabanan dan Kediri. Namun demikian, masih terdapat masyarakat yang memiliki

prilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Adapunkondisi prasarana dan sarana pengelolaan

air limbah domestik dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 2.13 KondisiPrasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik

No Jenis Satuan

Jumlah/ Kapasitas

Kondisi Keterangan Berfungsi Tdk

berfungsi (i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii)

SPAL Setempat (Sistem Onsite) 1 Berbasis komunal - MCK Komunal Unit 0 - - - 2. Truk Tinja Unit/M3 1/3,5M3 Berfungsi - - 3 IPLT : kapasitas M3/hari 27,4 Berfungsi - - SPAL Terpusat (Sistem Offsite) 1 Berbasis komunal - Tangki septik komunal

>10KK Unit 0 - - -

- IPAL Komunal Unit 28/60 M3 Berfungsi - - 2 IPAL Kawasan/Terpusat - - - Tidak Ada - kapasitas M3/hari - - - - - sistem - - - - Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan

IPLT: Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja IPAL: Instalasi Pengolahan Air Limbah

Kondisi Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik dimana untuk SPAL

Setempat (Sistem Onsite) jenis prasarana yang ada yaitu Truk Tinja yang dimiliki 1 unit dengan

kapasitas 3,5M3 danIPLT dengan kapasitas 27,4 m3/hari masih berfungsi dengan baik.

Sistem yang digunakan dalam IPLT menggunakan :

• Kolam SSC (4 unit),

• Kolam Pengering (2 Unit),

• Kolam Anaerobik (2 Unit),

• Kolam Fakultatif (2 Unit),

• Kolam Maturasi (2 Unit)

Sedangkan untuk SPAL Terpusat (Sistem Offsite) masyarakat terlayani dengan IPAL

Komunal yang berjumlah 28 unit dengan kapasitas 60 m3 semuanya rata-rata berfungsi dengan

baik.

Adapun Cakupan Akses dan Sistem Layanan Air Limbah Domestik per Kecamatan dapat

dilihat pada gambar berikut:

Page 43: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

43

Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan

Gambar 2.9 Peta Cakupan Akses dan Sistem Layanan Air Limbah Domestik per Kecamatan

Page 44: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

44

Dari peta tersebut dapat digambarkan bahwa hampir seluruh kecamatan masih terdapat

perilaku BABS yang berkisar antara 0-8,79 % yang terendah di Kecamatan Selemadeg Barat dan

Tertinggi di Selemadeg,. Demikian juga untuk sistem setempat (onsite) umumnya sudah banyak

digunakan oleh masyarakat di seluruh kecamatan yang berkisar antara 87-99 % dari populasi yaitu

terrendah di kecamatan Tabanan dan tertinggi di Baturiti. Namun demikian seperti halnya di

Kecamatan Tabanan, untuk akses onsite lebih rendah dari kecamatan lainnya tetapi sudah dilayani

pula oleh sistem komunal dimana hal ini masih terpusat di Kecamatan Tabanan dan Kediri. Untuk

Kecamatan Tabanan sudah mencakup 15% dari populasi dan Kecamatan Kediri sudah mencakup

6% dari populasi.

(2) Kelembagaan dan Peraturan

Kelembagaan yang bertanggung jawab dalam pengelolaan air limbah di Kabupaten Tabanan

terdiri dari 3 (tiga) institusi yaitu :

1. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Tabanan yang bertanggung jawab

terhadap pelaksanaan dan pembinaan

2. UPT Persampahan dan Pengelolaan Lumpur Tinja sesuai tupoksi-nya bertanggung jawab

terhadap operasional IPLT.

3. Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tabanan adalah institusi yang melaksanakan

penyediaan sistem air limbah skala komunal dan pembinaan terhadap KSM yang telah

memiliki IPAL Komunal.

Adapun peraturan terkait pengelolaan air limbah di Kabupaten Tabanan meliputi :

1. Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2011 tentang Retribusi Penyediaan dan/atau

Penyedotan Kakus

2. Peraturan Bupati No. 3 Tahun 2012 tentang Tata Laksana Perijinan dan Pengawasan

Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun serta Pengawasan Pemulihan Akibat

Pencemaran Limbah

3. Peraturan Bupati No. 22 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 19

Tahun 2011 tentang Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus

4. Peraturan Bupati Nomor 36 Tahun 2014 tentang Pembentukan UPTD Pengolahan

Sampah dan Lumpur Tinja

Page 45: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

45

b. PERSAMPAHAN

(1) Sistem dan infrastruktur

SISTEM PERSAMPAHAN

Sistem pengelolaan persampahan di Kabupaten Tabanan dilakukan bersinergi antara pemerintah

dan masyarakat. Secara umum cakupan pelayanan per sampah di Kabupaten Tabanan oleh DKP

baru mencapai 28,57 %, dan baru menjangkau 2 kecamatan dan fasilitas umum seperti pasar.

Wilayah yang sudah mendapat pelayanan persampahan dari pemerintah daerah meliputi :

• Kec. Tabanan: Desa Delod Peken, Desa Dajan Peken, Desa Dauh Peken, Desa Bongan, dan

Desa Denbatas.

• Kec. Kediri: Desa Kediri, Desa Abiantuwung, Desa Banjar Anyar

• Fasilitas umum berupa pasar yang terlayani yaitu Pasar Kediri, Pasar Tabanan, Pasar

Dauhpala dan Pesiapan, Pasar Marga, Pasar Penebel, Pasar Baturiti, Pasar Candi Kuning,

Pasar Kerambitan, Pasar Bajera. Fasilitas umum lainnya yaitu melayani pengangkutan

sampah di Obyek Pariwisata Tanah Lot.

Berdasarkan Laporan Studi EHRA, pengelolaan persampahan di tingkat rumah tangga 3

(tiga) persentase tertinggi yaitu didominasi oleh ”dengan cara dibakar” (39,1%) dan ”dibuang di

lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk” (32,%) dan ”dikumpulkan dan dibuang ke

TPS: (14, 3%). Dengan kondisi ini tentunya pengelolaan persampahan di tingkat rumah tangga

perlu mendapat perhatian khusus, mengingat cara dibakar tidak direkomendasikan yang tentunya

akan memicu pemanasan global.

Dari praktek pemilahan sampah, baru 15 % yang sudah melakukan pemilahan dan 85 %

tidak melakukan pemilahan. Berdasarkan hal tersebut, praktek pemilahan di tingkat rumah tangga

harus terus digalakkan, untuk mengurangi beban timbulan sampah yang masuk ke TPA.

Keterbatasan pemerintah dalam menyediakan pelayanan persampahan disebabkan masih

terbatasnya sarana dan prasarana yang dimiliki mengingat luasnya jangkauan layanannya. Volume

sampah yang mampu ditangani dan dikelola oleh pemerintah daerah sampai saat ini, rata-rata per-

harinya baru sebanyak 345 m3dari total timbulan sampah Kabupaten Tabanan sebesar 625

m3/hari. Jumlah volume sampah yang terangkut ke TPA sebesar 345 m3/hari.

Peta Daerah Layanan DKP Kabupaten Tabanan dapat diihat pada gambar berikut.

Page 46: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

46

Sumber : PTMP Kabupaten Tabanan, 2015

Gambar 2.10 Peta Daerah Layanan DKP Kabupaten Tabanan

Page 47: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

47

Di samping pengelolaan persampahan yang dilakukan oleh pemerintah melalui Dinas

Kebersihan dan Pertamanan, masyarakat khususnya di perkotaan sudah mulai menunjukkan

keperdulian untuk melakukan pengolahan sampah secara mandiri dimana dapat dilihat dengan

terbentuknya bank-bank sampah yang dibentuk dan dikelola secara mandiri oleh masyarakat. Dari

pengelolaan ini masyarakat baik ibu rumah tangga dan anak-anak sudah melakukan pemilahan di

tingkat rumah tangga untuk kemudian dilakukan pengumpulan/penyetoran dalam 1-2 kali sebulan

untuk selanjutnya sampah yang masih memiliki nilai ekonomis dijual yang menjadi penghasilan

tambahan bagi warga. Untuk pengurangan sampah dengan adanya pengolahan tersebut mencapai

101 m3/hari atau sekitar 8 % dari total timbulan sampah.

Perintisan pembentukan bank sampah di Kabupaten Tabanan tidak terlepas dari upaya

Pemerintah Daerah dalam penanganan persampahan yaitu dengan meluncurkan program

unggulam Gemah Ripah yaitu singkatan dari Gerakan Masyarakat Mandiri Perduli Sampah.

Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan unggulan dengan melakukan sosialisasi mengenai

persampahan dengan mengarahkan akan pembentukan bank sampah. Sosialisasi disampaikan oleh

dinas teknis terkait, pihak swasta yang perduli sampah yaitu PT. Enviro Pallet dan LSM yang aktif

dalam pengelolaan lingkungan.

Selain itu diberikan juga bantuan prasarana persampahan untuk masyarakat. Kegiatan ini

dilaksanakan setiap tahun mulai tahun 2013 dan sampai dengan tahun 2015 sudah seluruh

kecamatan mendapatkan pembinaanuntuk pemilahan sampah dari kegiatan GEMAH RIPAH

(Gerakan Masyarakat Mandiri Perduli Sampah), untuk selanjutnya akan dilaksanakan pembinaan

di tingkat yang lebih kecil skala banjar untuk lebih memicu masyarakat dalam pengolahan sampah

secara mandiri.

Selain itu, Kabupaten Tabanan menjadi bagian dari kerjasama persampahan SARBAGITA.

Kerjasama tersebut berupa pengelolaan sampah terpadu yang berlokasi di TPA Suwung-Depasar.

Volume sampah yang perlu diangkut sesuai wilayah pelayanan untuk kabupaten Tabanan rata-rata

60 truk setiap minggu. Kerjasama ini baru dapat kita penuhi mulai September 2008 yang ditarget

sebanyak 25 truk per hari. Kemampuan Kabupaten Tabanan baru dapat memenuhi target tersebut

mulai bulan September 2008 sampai Desember 2008 sebanyak 10 truk per hari. Karena

keterbatasan anggaran maka tahun berikutnya Kabupaten Tabanan baru mampu hanya 2 truk per

hari.

Page 48: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

48

INFRASTRUKTUR PERSAMPAHAN

1. Tempat Pengolahan Akhir (TPA)

TPA DI Kabupaten Tabanan terletak di Dusun Mandung, Desa Sembung Gede, Kecamatan

Kerambitan Kabupaten Tabanan. Adapun luasannya mencapai 2,575 Ha dengan menggunakan

system open dumping. TPA di Kabupaten Tabanan sudah ada sejak tahun 1995 dimana kondisi TPA

di Kabupaten Tabanan sudah overload sementara pengadaan lahan masih menjadi kendala. Upaya

yang dilakukan adalah dengan melakukan penataan dan pengelolaan yang sudah mengarah pada

controlled landfill dengan melakukan penimbunan sampah secara berkala. Kondisi disekitar area

TPA Mamdung dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.11. Kondisi TPA Mandung

2. Sarana Penampungan

Sarana penampungan persampahan di Kabupaten Tabanan terdiri dari transdepo, container

dan tempat penampungan sementara. Kondisi beberapa sarana penampungan dapat dilhat

seperti pada gambar 2.11 dan selanjutnya dijelaskan pada table 2.14. Secara umum kondisi

sarana penampungan dalam kondisi baik mengingat selalu dilakukan pemeliharaan. Selain

dilakukan pengadaan dari dana APBD, terdapat pula beberapa bantuan dari CSR seperti

Indomart dan APBD provinsi yang ditempatkan di beberapa tempat-tempat strategis seperti

obyek wisata, pura, pasar dan sekolah-sekolah.

Page 49: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

49

Gambar 2.12. Kondisi Sarana Penampungan Sampah

3. Sarana Pengangkutan

Sarana pengangkutan persampahan di Kabupaten Tabanan umumnya dalam kondisi sedang

dan rusak. Dalam beberapa tahun terakhir, terdapat beberapa bantuan CSR dari PLN dan juga

Bank BPD untuk sarana pengangkutan motor sampah. Di samping itu Kabupaten Tabanan

mendapatkan tambahan alat angkut dari hadiah PKPD-PU Cipta Karya tahun 2012 berupa truk

sampah terpilah.

Gambar 2.13. Kondisi Sarana Pengangkutan Sampah

4. Bank Sampah

Sejak tahun 2013 telah dirintis pembentukan bank sampah di Kabupaten Tabanan.

Berdasarkan SK Bupati Nomor Keputusan Bupati Tabanan Nomor

180/507/04HK&HAM/2014 tentang: Pembentukan dan Penetapan Bank Sampah Kabupaten

Tabanan, telah terbentuk 17 (tujuh belas) unit bank sampah. Namun demikian sudah ada

kurang lebih 30-40 bank sampah yang terbentuk namun belum ditetapkan. Keberadaan bank

sampah ini cukup membantu pengurangan sampah dari sumbernya, dimana sebelum sampai

Page 50: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

50

ke TPA sudah ada pemilahan terlebih dahulu terutama untuk sampah anorganik dan organik.

Beberapa kondisi bank sampah di Tabanan dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2.14 Bank Sampah di Kabupaten Tabanan

Adapun sistem pengelolaan persampahan di Kabupaten Tabanan sebagaimana penjelasan

dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.15 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan

Page 51: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

51

Sampah yang terdiri dari sampah organik dan anorganik umumnya langsung dibuang di

penampung sementara seperti tempat penampungan sementara, gerobak, container untuk

selanjutnya diangkut langsung ke TPA. Beberapa warga sudah juga melakukan pemilahan yaitu

antara sampah organik dan anorganik dimana untuk sampah organik akan dibuang atau dilakukan

pengomposan dan untuk sampah anorganik akan dijual atau di daur ulang. Timbunan sampah per

kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.14 Timbunan Sampah per Kecamatan

Nama Kecamatan

Jumlah Penduduk Volume Timbulan Sampah

Wilayah Perdesaan

Wilayah Perkotaan

Total Wilayah

Perdesaan Wilayah

Perkotaan Total

orang orang orang (%) (M3/hari) (%) (M3/hari) (%) (M3/hari) Selemadeg 16.327 5.593 21.920 76 40,8 24 14 100 54,8 Kerambitan 20.324 19.693 40.017 51 50,8 49 49,2 100 100 Tabanan 25.821 44.688 70.509 35 64,6 65 111,7 100 176,3 Kediri 17.890 60.423 78.313 23 44,7 77 151 100 195,7 Marga 25.875 18.294 44.169 59 64,7 41 45,7 100 110,4 Baturiti 35.580 17.738 53.318 73 88,9 27 44,3 100 133,2 Penebel 44.278 6.402 50.680 86 110,7 14 16 100 126,7 Pupuan 39.443 3.250 42.693 94 98,6 6 8,1 100 106,7 Selemadeg Barat 20.098 2.101 22.199 91 50,2 9 5,2 100 55,4 Selemadeg Timur 24.215 0 24.215 100 60,5 0 0 100 60,5 Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan

Sebagaimana diketahui bahwa kecamatan dengan populasi terbanyak di Kabupaten Tabanan yaitu

Tabanan dan Kediri sehingga jumlah timbulan sampah tertinggi didominasi oleh 2 (dua)

kecamatan ini yaitu mencapai 195,7 m3/hari untuk Kecamatan Kediri dan 176,3 m3/hari untuk

Kecamatan Tabanan.

Cakupan akses dan sistem layanan persampahan per kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.15 Cakupan Akses dan Sistem Layanan Persampahan per Kecamatan

Nama

Kecamatan

3R Volume sampah yg

terangkut ke TPA

Wilayah

perdesaan

Wilayah

perkotaan

Total Wilayah

Perkotaan

Total

(%) (M3) (%) (M3) (%) (M3) (%) (M3) (%) (M3)

Selemadeg 0,00 0,00 20,00 5,56 20,00 5,56 10,47 6,00 10,47 6,00

Kerambitan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 5,84 6,00 5,84 6,00

Tabanan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 48,50 85,12 48,50 85,12

Kediri 0,00 0,00 20,00 15,01 20,00 15,01 19,20 39,27 19,20 39,27

Marga 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 5,23 6,00 5,23 6,00

Baturiti 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 4,40 6,00 4,40 6,00

Penebel 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 4,52 6,00 4,52 6,00

Pupuan 0,00 0,00 8,00 7,64 8,00 7,64 0,00 0,00 0,00 0,00

Selemadeg Barat 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 10,29 6,00 10,29 6,00

Selemadeg Timur 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 9,45 6,00 9,45 6,00

Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan

Page 52: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

52

Sedangkan kondisi prasarana dan sarana persampahan yang ada di Kabupaten Tabanan

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.16 Kondisi Prasarana dan Sarana Persampahan

No Jenis Prasarana /

Sarana Satuan

Jumlah/ luas total terpakai

Kapasitas /

daya tampung*

Ritasi /hari

Kondisi Ket**

M3 Baik Rusak ringan

Rusak Berat

(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viiii) (ix) (x)

1 Pengumpulan Setempat

- Gerobak Unit 34 √ - - - - Becak/Becak Motor Unit - Kendaraan Pick Up Unit 20 6 1 √ - - -

2 Tempat Penampungan Sementara (TPS)

- Bak sampah (beton/kayu/fiber)

Unit -

- Container Unit 30 6 2 √ - - - - Bin Container Unit 15 - Transfer Depo Unit 6 10 1 √ - - - - Beton/Batako Unit 95 - Transfer Stasiun Unit - - - - - - - - SPA (Stasiun Peralihan

Antara) Unit - - - - - - -

3. Pengangkutan

- Dump Truck Unit 9 √ - Truk Bak terbuka Non

Hidrolik Unit 4

- Arm Roll Truck Unit 7

- Compactor Truck Unit - Truk Sampah Terpilah Unit 1 4 Pengolahan Sampah

- Sistem 3R unit 3 - √ - - -

- Incinerator unit - - - - - - -

5

TPA/TPA Regional Konstruksi:lahan urug saniter/lahan urug terkendali/ penimbunan terbuka Operasional:lahan urug saniter/lahan urug terkendali/ penimbunan terbuka

1

- Luas total TPA yg terpakai

Ha 2,25 -

-/+ 20thUPT Pengolahan Sampah dan

Lumpur Tinja - Luas sel Landfill Ha - - - Daya tampung TPA (M3/hari) 300 -

6

Alat Berat - Bulldozer unit 1 -

- Whell/truck loader unit 1 - - Excavator / backhoe unit 1 - - Truk tanah unit

7

IPL: Sistem kolam/aerasi/….. Hasil pemeriksaan lab (BOD dan COD): - Efluen di Inlet - Efluen di Outlet

Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan

Page 53: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

53

IPL: Instalasi Pengolahan Lindi *daya tampung TPA : m3/tahun **Beri keterangan mengenai umur dan lembaga pengelola

Kondisi Prasarana dan Sarana Persampahan di Kabupaten Tabanan umumnya berfungsi

dengan baik dimana untuk pengumpulan sementara ditampung dengan gerobak (34 unit) dan pick

up (20 unit). Untuk pengangkutan dilayani dengan dump truck (9 unit), truk terbuka non hidrolik

(4 unit), arm roll (7 unit) dan truk sampah terpilah (1 unit) yang semua masih layak untuk

digunakan walaupun dengan usia yang cukup tua dan sudah perlu untuk dilakukan

peremajaan.Adapun pengolahan sampah melalui TPS 3 R sudah terbangun sebanyak 3 unit dan

berfungsi baik.

Kondisi TPA dengan luas 2,575 HA dengan daya tamping 300 m3/hari sudah berumur -/+

20 tahun yang dalam kondisi overload dan mendesak untuk segera dilakukan perluasan dan

revitalisasi TPA. Pegelolaannya sendiri sudah dilakukan pemisahan antara regulator dan operator

dimana dikelola oleh UPT Pengolahan Sampah dan Lumpur Tinja. Peralatan yang tersedia di TPA

juga masih sangat terbatas dimana hanya tersedia bulldozer, truck loader dan eskavator yang

berjumlah masing-masing berjumlah 1 (satu) unit.

Cakupan Akses dan Sistem Layanan Persampahan per Kecamatan dapat dilihat pada

gambar berikut:

Page 54: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

54

Gambar 2.16 Peta Cakupan Akses dan Sistem Layanan Persampahan per Kecamatan

Page 55: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

55

Dari peta di atas dapat diketahui bahwa untuk pelayanan persampahan baru mencapai

0,35-9,36 % dari populasi untuk kecamatan yang ada di Kabupaten Tabanan yang bervariasi yaitu

pelayanan yang berbasis masyarakat, layanan langsung, layanan tak langsung dan sistem 3 R.

Pelayanan persampahan masih terfokus di perkotaan yaitu di 2 (dua) kecamatan yaitu Tabanan

dan Kediri serta di obyek-obyek wisata dan pasar-pasar.

(2) Kelembagaan dan Peraturan

Kelembagaan pengelolaan persampahan di Kabupaten Tabanan yaitu :

1. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Tabanan memiliki 3 (tiga) bidang yang

bertanggung jawab dalam pengelolaan persampahan yaitu Bidang Persampahan,

Kebersihan dan Pengangkutan.

2. UPT Pengolahan Sampah dan Lumpur Tinja selaku operasional dalam pengelolaan TPA di

Mandung

Adapun peraturan terkait pengelolaan persampahan di Kabupaten Tabanan yaitu :

1. PERDA No. 20 Tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan.

2. Peraturan Bupati No. 23 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 20

Tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan.

3. PERDA No. 6 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis

Sampah Rumah Tangga.

4. Peraturan Bupati Nomor 36 Tahun 2014 tentang Pembentukan UPTD Pengolahan Sampah

dan Lumpur Tinja.

5. Surat Keputusan Bupati Tabanan Nomor 180/507/04/HK&HAM/2014 tentang

Pembentukan dan Penetapan Bank Sampah Kabupaten Tabanan.

Page 56: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

56

c. DRAINASE PERKOTAAN

Lokasi genangan dan perkiraan luas genangan (sesuai definisi SPM) pada area terbangun

seperti tabel dan peta dibawah ini:

Tabel 2.17 Lokasi Genangan dan Perkiraan Luas Genangan

No Lokasi Genangan

Wilayah Genangan Infrastruktur*

Luas Ketinggian Lama Frekuensi Penyebab

***

Jenis Keterangan**

(Ha) (M) (jam/hari) (kali/tahun)

1 Perumahan Bukit

Sanggulan Indah

1,5 50 cm 4 jam 2 kali Limpahan air

hujan,

perubahan

fungsi saluran

dari saluran

irigasi ke

drainase

pasangan

batu kali

dalam

kondisi

rusak

Dimensi

tidak cukup,

perlu

sodetan

2 Br. Puseh, Desa

Kediri

4,85 50 cm 3 jam 2 kali Limpahan air

hujan, saluran

tidak cukup

untuk

menampung

air limpahan

permukiman

Pasangan

batu kali

Perlu

integrasi

tersier dan

sekunder

Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan

*) Infrastruktur dapat terdiri dari saluran drainase (primer dan sekunder) ataupun bangunan pelengkap. Infrastruktur

yang terdapat di dalam kawasan genangan.

**) Dapat berupa informasi terkait panjang saluran, kapasitas pompa, luas kolam retensi dll yang terdapat di dalam

kawasan genangan

***) Merupakan indikasi penyebab dari timbulnya genangan. Indikasi penyebab dapat berasal dari dalam kawasan atau

dapat berasal dari luar kawasan namun masih dalam satu sistem drainase.

Page 57: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

57

1) Sistem dan Infrastruktur

Sistem Drainase di Kabupaten Tabanan pada umumnya masih memanfaatkan sungai

yang ada dan saluran pengairan yang saat ini telah berkembang menjadi saluran drainase

Kota Tabanan. Darinase yang ada saat ini sepanjang 62.901,61 m yang sebagian besar

masih dalam Kota dan Ibu Kota Kecamatan dengan kondisi yang kurang memadai.

Penanganan drainase perkotaan selama ini dihubungkan dengan saluran drainase utama

yang telah ada. Pada titik-titik lokasi tertentu, kawasan perkotaan masih ada genangan

akibat luapan/ limpasan yang disebabkan drainase perkotaannya kurang optimal atau

tidak sesuai lagi dimensi badan saluran karena tekanan terhadap ruang dan lingkungan

untuk kebutuhan perumahan, kawasan jasa dan perdagangan menjadi kawasan terbangun.

Secara garis besar kondisi saluran drainase Kota Tabanan banyak yang mengalami

endapan, aliran air kurang lancar, kemiringan saluran kurang cocok serta kurang serasinya

antara hubungan saluran yang satu dengan yang lainnya, seperti kurang sesuainya

tampang basah saluran yang menyeberang / menyilang jalan seperti gorong-gorong dan

duiker plat, saluran yang terletak dibawah trotoar kurang kurang dapat terkontrol karena

jumlah bak kontrol yang sedikit atau jarak bak kontrol yang terlalu jauh. Pada beberapa

ruas jalan ternyata pembuangan air dari jalan ke saluran drainase kurang terpelihara dan

juga bahkan tidak memiliki saluran drainase tepi, sehingga pengeringan air dari muka

jalan sangat sulit selain hanya dengan penguapan air pada muka jalan saja. Pada lokasi

tertentu ada salurannya dari dimensi besar dan kemudian mengecil (saluran tersier),

sehingga pada saat hujan dengan curah hujan yang agak tinggi akan menggenagi jalan.

Permasalahan yang sering di hadapi adalah kurang optimalnya fungsi drainase yang

ada, mengingat banyak kondisi saluran drainase yang tersedia telah rusak sehingga sering

terjadinya genangan pada saat musim penghujan. Belum tersedianya data base drainase

yang mencakup seluruh wilayah Kabupaten Tabanan juga menjadikan kendala dalam

memberikan penanganan dan pengelolaan drainase.

Page 58: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

58

KONDISI DRAINASE YANG KURANG TERAWAT

KONDISI TROTOAR DAN DRAINASE YANG TERAWAT

Gambar 2.17. Kondisi Prasarana drainase di Kabupaten Tabanan

Page 59: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

59

Tabel 2.18 Kondisi Eksisting Sarana DRainase di Kabupaten Tabanan

NO URAIAN KONDISI EXISTING SUB SEKTOR AIR LIMBAH

I PERATURAN DAN STUDI TEKNIS

1 Masterplan Drainase 2012

II KONDISI UMUM

1 Jumlah RT yang dilayani saluran drainase depan rumah

108.000 KK

2 Jumlah yang rumahnya tergenang >30 cm selama 2 jam

520 KK

3 Luas genangan total 6,35 Ha

II KONDISI SARANA PRASARANA

1 Jumlah sumur resapan 278 unit

2 Jumlah biopori 180 unit

No Sistem

Drainase Wilayah Jenis Saluran

Kedalam Saluran

(m)

Lebar (m)

Operasional dan Pemeliharaan

1 Saluran Primer

Tukad Yeh Nusa, Tukad Yeh Empas, Tukad Penahan, Tukad Yeh Dati, Tukad Yeh Sungi

Alamiah 15 -20 10-15

Sistem pengaliran drainase yang digunakan adalah sistem pengaliran gravitasi mengingat topografi Tabanan yang memungkinkan hal itu terjadi dan ditunjang banyaknya DAS yang juga difungsikan sebagai saluran drainase.

2 Saluran Skeunder

Jurusan Pulau Batam

saluran tertutup dengan bentuk saluran Trapsesium

0,4 - 1 0,5 - 15

3 Saluran Tersier

Desa Kediri, Sekitar Jalan Mawar dan Jalan KS Tuban

Saluran terbuka dari Tanah

Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan

Kondisi sarana dan prasarana drainase perkotaan di Kabupaten Tabanan dapat

dilihat sebagai berikut:

Page 60: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

60

Tabel 2.19 Kondisi sarana dan prasarana drainase perkotaan di Kabupaten Tabanan

No Jenis Prasarana /

Sarana Satuan

Bentuk Penam-

pang Saluran*

Dimensi Kondisi Frekuensi Pemeli-haraan

(kali/tahun) B** H*** Ber-fungsi Tdk

berfungsi (i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii)

Saluran

1 - S. Primer A m Alamiah 10-

15 15 -20

berfungsi 1

- Saluran Sekunder A1

m saluran tertutup dengan bentuk saluran Trapsesium

0,5 - 15

0,4 - 1

berfungsi 2

- Saluran Sekunder A2 m Saluran

terbuka dari Tanah

Bangunan Pelengkap - Rumah Pompa - Pintu Air unit - Kolam retensi unit

- Trash rack/ saringan

sampah unit

2 - S. Primer B m - Saluran Sekunder B1 m . Bangunan Pelengkap - Rumah Pompa unit - Pintu Air unit - Kolam retensi unit

- Trash rack/ saringan

sampah unit

Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan

Keterangan:

*Bentuk penampang saluran: segi empat atau trapesium **B : lebar dasar saluran ***H: tinggi saluran

Genangan di Kabupaten Tabanan relatif jarang terjadi dikarenakan topografi yang berbukit

sehingga jarang ditemukan genangan dalam waktu yang lama. Beberapa genangan yang terjadi

berada di wilayah permukiman padat yaitu di areal Perumahan Bukit Sanggulan Indah. Selain itu

terdapat juga di Banjar Puseh, Desa Kediri, Kecamatan Kediri yang berada di areal permukiman

padat dan jalur Kediri-Tanah Lot. Lokasi genangan adalah seperti pada peta 2.15

(2) Kelembagaan yang bertanggung jawab untuk pelaksanaan pengelolaan drainase di Kabupaten

Tabanan adalah :

1. Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tabanan dimana dibagi dalam beberapa bidang :

- Bidang Permukiman menangani drainase permukiman

- Bidang Bina Marga menangani drainase pada jalan-jalan kabupaten

Page 61: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

61

Sumber : Pokja Snitasi Kabupaten Tabanan

Gambr 2.18 Lokasi Genangan di Kabupaten Tabanan

Page 62: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

62

2.4. AREA BERESIKO DAN PERMASALAHAN MENDESAK SANITASI

a. Area berisiko dan permasalahan air limbah domestik

Area beresiko sanitasi untuk air limbah domestik didominasi oleh daerah kumuh

perkotaan yaitu di Tabanan, Kediri, Marga. Demikian juga untuk daerah wisata Tanah Lot

yang sangat beresiko dimana diperlukan penanganan yang lebih intensif dikarenakan

merupakan daerah tujuan wisata dunia yang akan memberikan citra terhadap pengunjung

di daerah wisata tersebut. Area beresiko sanitasi sub-sektor air limbah domestik dapat

dilihat pada gambar dibawah.

Daftar wilayah prioritas yang beresiko 4 dan 3 untuk sub-sektor air limbah domestik dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.20. Area berisiko sanitasi Air Limbah Domestik

No Area

Berisiko*)

Wilayah prioritas

Air Limbah

1. Risiko 4 Dauh Peken Kediri

Delod Peken Abian Tuwung

Dajan Peken Peken Blayu

Beraban Batan Nyuh

2. Risiko 3 Bajera Beringkit

Baturiti / Baturiti Candi Kuning

Sembung Gede Mengesta

Bongan Biaung

Gubug Babahan

Denbantas Senganan

Wanasari Jatiluwih

Pejaten

Catatan:*) Hanya untuk wilayah dengan risiko 4 dan 3

Page 63: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

63

Sumber : Pokja Snitasi Kabupaten Tabanan

Gambar 2.19 Area Beresiko Air Limbah Domestik

Page 64: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

64

Daftar permasalahan terkait pengelolaan air limbah domestik dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. 21. Daftar Permasalahan Mendesak Air Limbah Domestik

No.

Permasalahan Mendesak Air Limbah

1. Aspek Teknis: Pengembangan Sarana dan Prasarana (user interface-pengolahan awal-pengangkutan-pengolahan akhir-pembuangan akhir) serta Dokumen Perencanaan Teknis 1 Masyarakat BABS sebanyak : 2.659 KK terutama di perkotaan, kawasan permukiman kumuh

dan area beresiko sanitasi 2 Sarana dan prasarana pengelolaan air limbah domestik belum memadai sesuai kebutuhan

dimana sekitar 18,97 % keluarga belum memiliki jamban 3 Kawasan Pantai Tanah Lot sebagai tempat wisata internasional pelayanan sanitasi hanya

mengandalkan MCK umum sedangkan rumah makan dan pertokoan belum memiliki sanitasi dan pengolah limbah yang baik

4 Masih adanya permasalahan sanitasi di di area beresiko sanitasi, kawasan kumuh dan padat penduduk

5 Buangan limbah cair UKM dan limbah peternakan dibuang bersama limbah cair domestik ke saluran umum maupun ke sungai

6. Jumlah truk tinja tidak memadai (1 unit milik Pemda) dan sering rusak namun wilayah pelayanan cukup luas sehingga terbatasnya pelayanan sedot WC oleh Dinas

2. Aspek Non Teknis: Pendanaan, kelembagaan, Peraturan dan Perundang-undangan, Peranserta Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta, Komunikasi 1. Belum lengkapnya peraturan mengenai pengelolaan air limbah 2 Sebagian besar masyarakat belum mampu dan sadar untuk mengelola limbah dengan baik dan

benar 3 Adanya pengelolaan limbah skala komunal namun belum dilakukan pemantauan secara efektif 4 Sosialisasi mengenai pentingnya pengelolaan air limbah belum efektif

Page 65: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

65

b. Area berisiko dan permasalahan persampahan

Berdasarkan instrumen profil sanitasi adapun area berresiko sanitasi sangat

tinggi sektor persampahan yaitu di Kecamatan Marga, Baturiti dan Pupuan. Namun

demikian, pada umumnya, hampir semua kecamatan memiliki resiko untuk

masalah persampahan yang memiliki resiko tinggi. Area beresiko sanitasi sub-

sektor persampahan di Kabupaten Tabanan dapat gambar berikut.

Daftar wilayah prioritas yang beresiko 4 dan 3 untuk sub-sektor persampahan dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 2.22 Area berisiko sanitasi Persampahan

No Area Berisiko*)

Wilayah prioritas

Persampahan

1. Risiko 4 Bajera Batan Nyuh Candikuning

Peken Baturiti/Baturiti Pupuan

2. Risiko 3 Serampingan Beraban Jatiluwih

Selemadeg Pandak Gede Sangketan

Antap Pejaten Kebon Padangan

Bajera Tengah Nyitdah Belimbing

Bajera Utara Kukuh Sanda

Tista Beringkit Batungsel

Kerambitan Kuwum Padangan

Meliling Caubelayu Lalang Linggah

Sembung Gede Marga Antosari

Samsam Perean Tengah Tiying Gading

Dauh Peken Luwus Lumbung

Delod Peken Mekarsari Selabih

Dajan Peken Apuan Bengkel Sari

Wanasari Angseri Tegal Mengkeb

Sesandan Batunya Beraban

Buwit Rejasa Tangguntiti

Kediri Mengesta Megati

Banjar Anyar Penebel

Abiang Tuwung Senganan

Catatan:*) Hanya untuk wilayah dengan risiko 4 dan 3

Page 66: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

66

Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan

Peta 2.20. Area Beresiko Persampahan

Page 67: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

67

Daftar permasalahan mendesak untuk persampahan adalah sebagai berikut :

Tabel 2.23. Daftar Permasalahan Mendesak Persampahan

No.

Permasalahan Mendesak Persampahan

1. Aspek Teknis: Pengembangan Sarana dan Prasarana

(user interface-pengolahan awal-pengangkutan-pengolahan akhir-pembuangan akhir) serta Dokumen Perencanaan

Teknis

1 74% penduduk belum terlayani pengangkutan sampah

2 Terbatasnya sarana dan prasarana persampahan terutama yang terpilah

3 TPA masih menggunakan sistem open dumping

2. Aspek Non Teknis: Pendanaan, kelembagaan, Peraturan dan Perundang-undangan, Peranserta Masyarakat dan

Dunia Usaha/Swasta, Komunikasi

1 Perda pengelolaan persampahan belum disosialisasikan dengan maksimal dan belum ditindaklanjuti

dengan Peraturan Bupati

2 Pendanaan untuk bidang persampahan masih terbatas

3 Partisipasi masyarakat dan swasta masih rendah dalam pengelolaan sampah

4 Sosialisasi kepada masyarakat belum efektif

Page 68: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

68

c. Area berisiko dan permasalahan drainase perkotaan

Area beresiko untuk drainase perkotaan berada di wilayah perkotaan yaitu

di Kecamatan Kediri. Genangan yang terjadi berada di wilayah permukiman

padat yaitu di areal Perumahan Bukit Sanggulan. Selain itu terdapat juga di Desa

Kediri yang berada di areal permukiman padat dan jalur Kediri-Tanah Lot. Area

berrisiko drainase dapat dilihat pada tabel dan gambar dibawah.

Daftar wilayah prioritas yang beresiko 4 dan 3 untuk sub-sektor drainase perkotaan

dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 2.24 Area berisiko sanitasi Drainase Perkotaan

No Area

Berisiko*)

Wilayah prioritas

Drainase Perkotaan

1. Risiko 4 Dauh Peken Kediri

Delod Peken Banyar Anyar

Dajan Peken

2. Risiko 3 Bajera Baturiti / Baturiti

Baturiti / Kerambitan Candi Kuning

Denbantas Jatiluwih

Pandak Gede Mundeh Kangin

Peken

Catatan: *) Hanya untuk wilayah dengan risiko 4 dan 3

Page 69: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

69

Gambar 2.21 Area Beresiko Drainase Perkotaan

:

Page 70: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

70

Daftar permasalahan mendesak untuk drainase adalah sebagai berikut :

Tabel 2.25 Daftar Permasalahan Mendesak Drainase Perkotaan

No.

Permasalahan Mendesak Drainase Perkotaan

Aspek Teknis:

(user interface-pengolahan awal-pengangkutan-pengolahan akhir-pembuangan akhir) serta

Dokumen Perencanaan Teknis

1 Masih terdapat daerah genangan di Kabupaten Tabanan -/+ 6,35 Ha

2 Belum terpenuhinya prasarana drinase sistem primer dan sekunder

2. Aspek Non Teknis: Pendanaan, kelembagaan, Peraturan dan Perundang-undangan,

Peranserta Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta, Komunikasi

1 Belum adanya peraturan untuk penyelenggaraan drainase

2 Perlunya pengawasan untuk penyelenggaraan drainase

3 Perlu peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan drainase

Page 71: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

71

BAB III

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

3.1. Visi dan misi sanitasi

Sebagaimana Strategi Sanitasi Kabupaten Tabanan Tahun 2011, adapun Visi Sanitasi Tabanan

2011-2015 yaitu :

“Terwujudnya Masyarakat Tabanan yang Sehat Tahun 2015 dengan Pembangunan Sanitasi”

Sedangkan untuk Visi kabupaten sesuai dengan RPJMD Kabupaten Tabanan 2011-2015 yaitu :

“Terwujudnya Masyarakat Tabanan Sejahtera, Aman dan Berprestasi

(TABANAN SERASI)”

Berdasarkan perkembangan pembangunan sanitasi di Kabupaten Tabanan dalam kurun waktu -/+

5 (lima) tahun sebagaimana visi yang telah ditetapkan sebelumnya, perlu disesuaikan kembali

sesuai dengan situasi dan kondisi serta arahan-arahan tujuan pembangunan baik dari pusat dan

daerah.

Adapun visi dan misi sanitasi Tabanan untuk 5 (lima) tahun ke depan 2016-2020 adalah:

“Kabupaten Tabanan yang Sehat Melalui Layanan Sanitasi Layak Tahun 2020”

Untuk selanjutnya visi dan misi dijabarkan pada tabel berikut :

Page 72: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

72

Tabel 3.1 Tabel Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten/Kota

Visi Kab/Kota Misi Kab/Kota Visi Sanitasi Kab/Kota Misi Sanitasi Kab/Kota

Terwujudnya

Masyarakat Tabanan

Sejahtera, Aman dan

Berprestasi

(TABANAN SERASI)

Misi RPJMD terkait

pembangunan

Sanitasi :

1. Mewujudkan Masyarakat Tabanan yang Memiliki Nilai Kecerdasan, Derajat Kesehatan yang Tinggi, dan Berakhlak Mulia.

2. Memperkuat Ekonomi Kerakyatan Masyarakat Tabanan Berbasis Sumber Daya Alam dan Kelestarian Lingkungan Hidup.

Terwujudnya Kabupaten

Tabanan yang Sehat

Melalui Layanan Sanitasi

Layak Tahun 2020

Misi Air Limbah Domestik:

1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana pengelolaan air limbah yang layak

2. Meningkatnya kesadaran dan pemberdayaan masyarakat dan dunia usaha dalam pengelolaan air limbah domestik

Misi Persampahan

1. Meningkatnya kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana persampahan yang layak

2. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga untuk dapat mengurangi volume sampah menuju tempat pemrosesan akhir (TPA)

3. Meningkatnya nilai ekonomis sampah

Misi Drainase Perkotaan

1. Meningkatnya kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana drainase perkotaan yang layak

2. Berkurangnya genangan di Kabupaten Tabanan

Sumber : RPJMD Kabupaten Tabanan dan hasil Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan

Page 73: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

73

3.2. Pentahapan pengembangan sanitasi

Dalam pentahapan pengembangan sanitasi didasarkan pada sistem dan zonasi

mencakup tahapan pengembangan sanitasi untuk masing-masing sektor yaitu air limbah,

persampahan dan drainase. Selanjutnya akan dirumuskan tujuan dan sasaran

pembangunan sanitasi dan skenario pencapaian sasaran.

3.2 1 Tahapan pengembangan sanitasi

1. Air Limbah Domestik

Untuk pengembangunan sanitasi sektor air limbah dapat dilihat pada gambar 3.1 dan tabel 3.2

berikut :

Berdasarkan Peta zona dan sistem tahapan pengembangan air limbah domestik pengembangan

diarahkan dalam 3 tahapan yaitu :

1. Tahap I yaitu Penanganan Cakupan Layanan Air Limbah Domestik Jangka Pendek dimana

diarahkan pada area berresiko sangat tinggi yang mendesak untuk ditangani yaitu meliputi

area di Kecamatan Tabanan,Kediri dan Kerambitan yang dikembangkan melalui sistem on

site dan offsite.

2. Tahap II yaitu Penanganan Cakupan Layanan Air Limbah Domestik Jangka Menengah

dimana diarahkan pada area berresiko tinggi yaitu meliputi area di bagian utara dari

Kabupaten Tabanan yang meliputi Kecamatan Baturiti, Penebel, Marga, yang

dikembangkan melalui sistem on site dan offsite.

3. Tahap III yaitu Penanganan Cakupan Layanan Air Limbah Domestik Jangka Panjang dimana

diarahkan pada area berresiko rendah yaitu meliputi area di bagian selatan dari Kabupaten

Tabanan yang meliputi Kecamatan Pupuan, Selemadeg Barat, Selemadeg dan Selemadeg

Timur yang akan lebih banyak dikembangkan melalui sistem on site.

Page 74: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

74

Sumber : Hasil Analisa Pokja Sanitasi Tabanan

Gambar 3.1 Peta Zona Tahapan Pengembangan Air Limbah

Page 75: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

75

Adapun Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Kabupaten Tabanan adalah sebagai berikut

:

Tabel 3.2 Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Kabupaten Tabanan

No Sistem Cakupan layanan

eksisting* (%)

Target cakupan layanan* (%)

Jangka

pendek

Jangka

menengah

Jangka

panjang

(a) (b) € (d) € (f)

Wilayah Perdesaan

A Buang Air Besar Sembarangan

(BABS)** 1,89% 1% 0,5% 0%

B Sistem PengAnalisa Air Limbah

Setempat (Onsite)

1 Cubluk dan sejenisnya***. 1% 0,5% 0% 0%

2 Tangki septik 97,11% 98,95% 99,5% 100%

C Sistem Komunal

1 MCK/MCK++ 0% 0% 0% 0%

2 IPAL komunal 0% 0% 0% 0%

3 Tangki septik komunal 0% 0% 0% 0%

D Sistem PengAnalisa Air Limbah

Terpusat (Off-site) 0% 0% 0% 0%

Subtotal 100% 100% 100% 100%

Wilayah Perkotaan

B Sistem PengAnalisa Air Limbah

Setempat (Onsite)

A Buang Air Besar Sembarangan

(BABS)** 0,47% 0,25% 0% 0%

1 Cubluk dan sejenisnya***. 1% 0,5% 0% 0%

2 Tangki septik 87,11% 94,62% 83,88% 70,61

C Sistem Komunal

1 MCK/MCK++ 3% 3% 3% 3%

2 IPAL komunal 8,42% 1,63% 8,12% 16,39%

3 Tangki septik komunal 0% 0% 0% 0%

D Sistem PengAnalisa Air Limbah

Terpusat (Off-site) 0% 0% 5% 10%

Subtotal 100% 100% 100% 100%

Sumber : Hasil Analisa Pokja Sanitasi Tabanan

Keterangan: *) Cakupan layanan adalah persentase penduduk terlayani oleh sistem dimaksud atas total penduduk. Untuk cakupan layanan eksisting (kolom c) silakan mengacu pada data yang telah dimasukkan dalam Instrumen Profil Sanitasi. **) Buang air besar di kebun, kolam, sawah, sungai dll. ***)Termasuk di dalamnya adalah jamban yang tidak memiliki fasilitas pengAnalisa (dibuang langsung ke lingkungan).

Page 76: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

76

Untuk wilayah perdesaan, untuk prilaku BABS (1,89%) dan penggunakaan cubluk (1%)

diharapkan berangsur-angsur akan berkurang dan tuntas dalam waktu jangka panjang. Sedangkan

untuk skala rumah tangga dtargetkan akan semua terlayani tangki septik sampai dengan 100%.

Untuk wilayah perkotaan dimana masih ada prilaku BABS (0,47%) diharapkan pada jangka

pendek sudah dapat dituntaskan. Untuk sistem yang terbangun yaitu melalui tangki septic, MCK ++,

IPAL Komunal dan juga sistem terpusat melalui IPAL skala kawasan akan dilaksanakan secara

bertahap baik dari jangka waktu pendek, menengah dan panjang, sehingga untuk keseluruhan akan

dapat dilayani dengan sistem-sistem tersebut.

2. Persampahan

Untuk pengembangunan sanitasi sektor persampahan dapat dilihat pada gambar 3.2 dan tabel 3.3

berikut :

Berdasarkan Peta zona dan sistem tahapan pengembangan air limbah domestik pengembangan

diarahkan dalam 3 tahapan yaitu :

1. Tahap I yaitu Penanganan Cakupan Layanan Persampahan dimana diarahkan pada area

berresiko sangat tinggi yang terfokus di Kecamatan Tabanan dan Kediri dan di beberapa

daerah kumuh yang juga memiliki resiko sangat tinggi yaitu di sebagian Kecamatan Marga,

Baturiti, Selemadeg dan Pupuan melalui penanganan langsung, tidak langsung, dikelola

sendiri oleh masyarakat dan melalui 3 R.

2. Tahap II yaitu Penanganan Cakupan Layanan Persampahan Jangka Menengah dimana

diarahkan pada area berresiko tinggi yaitu meliputi area di Kecamatan Marga, Baturiti,

Selemadeg dan Kerambitan. bagian utara dari Kabupaten Tabanan yang meliputi

Kecamatan Baturiti, Penebel, Marga, yang melalui penanganan langsung, tidak langsung,

dikelola sendiri oleh masyarakat dan melalui 3 R.

3. Tahap III yaitu Penanganan Cakupan Layanan persampahan untuk seluruh kecamatan

melalui penanganan langsung, tidak langsung, dikelola sendiri oleh masyarakat dan melalui

3 R.

Page 77: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

77

Sumber : Hasil Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan

Gambar 3.2 Peta zona dan sistem tahapan pengembangan persampahan

Page 78: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

78

Tabel 3.3 Tahapan Pengembangan Persampahan Kabupaten Tabanan

No Sistem

Cakupan

layanan

eksisting(1) (%)

Cakupan layanan (%)

Jangka

pendek

Jangka

menengah

Jangka

panjang

(a) (b)

(c)

(d) (e) (f)

Wilayah Perkotaan

A Prosentase sampah yang terangkut 25% 55% 75% 100%

1 Penanganan langsung (direct)(2) 5 % 10% 15% 25%

2 Penanganan tidak langsung (indirect)(3) 20% 45% 60% 75%

B Dikelola mandiri oleh masyarakat

atau belum terlayani(5) 45% 40% 25% 0

C 3R 5 % 25% 50% 100%

Wilayah Perdesaan

A Prosentase sampah yang terangkut 3 % 40% 75% 100%

1 Penanganan langsung (direct)(2) 10% 10% 15% 25%

2 Penanganan tidak langsung (indirect)(3) 40% 45% 60% 75%

B Dikelola mandiri oleh masyarakat

atau belum terlayani(5) 50% 45% 25% 0

C 3R 5 % 25% 50% 100%

Sumber : Hasil Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan Keterangan: 1) Cakupan layanan dapat didekati dengan prosentase sampah yang terkumpul dan terangkut atau jumlah penduduk

yang mendapatkan layanan dibagi total penduduk administratif. Untuk cakupan layanan eksisting (kolom c) silakan mengacu pada data yang telah dimasukkan dalam Instrumen Profil Sanitasi.

2) Penanganan langsung adalah pelayanan sampah berdasarkan sistem pengangkutan menggunakan truk langsung dari rumah ke rumah kemudian dibuang ke TPA.

3) Penanganan tidak langsung adalah pelayanan sampah dimana sampah diangkut menuju TPS kemudian dari TPS akan diangkut ke TPA dengan truk.

4) Apabila data terkait penanganan langsung dan penanganan tidak langsung tidak tersedia, maka silakan langsung diisikan di baris prosentase sampah terangkut (yang seharusnya adalah penjumlahan dari penanganan langsung dan tidak langsung).

5) Dikelola mandiri oleh masyarakat atau belum terlayani adalah wilayah yang belum mendapatkan pelayanan sampah yang terlembaga sehingga pengelolaan sampah masih dilakukan sendiri oleh masyarakat (dikubur, dibakar dll) maupun dikelola oleh KSM atau kelurahan.

Pelayanan persampahan di Kabupaten Tabanan masih relatif kecil yaitu prosentase yang terangkut

sekitar 28 %. Namun sudah ada beberapa penanganan secara mandiri terutama melalui 3 R

walaupun masih relatif kecil yaitu 5 % di wilayah perkotaan dan perdesaan. Untuk pentahapannya

akan diupayakan untuk dilayani secara langsung maupun tidak langsung dan pengelolaan melalui 3

R sampai dengan 100 % dalam jangka panjang untuk seluruh wilayah perkotaan dan perdesaan.

Page 79: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

79

3. Drainase

Untuk pengembangunan sanitasi sektor air limbah dapat dilihat pada gambar 3.3 dan tabel 3.4

berikut :

Berdasarkan Peta zona dan sistem tahapan pengembangan air limbah domestik pengembangan

diarahkan dalam 3 tahapan yaitu :

1. Tahap I yaitu Penanganan genangan pada zona satu yaitu area berresiko sangat tinggi yang

berada di Perumahan Bukit Sanggulan Indah, Desa Banjayanyar, Kecamatan Kediri yang

diharapkan dapat ditangani sekaligus dan juga areal perkotaan Tabanan.

2. Tahap II yaitu Penanganan genangan pada zona dua yaitu area berresiko sangat tinggi yang

berada di Banjar Puseh, Desa Kediri, Kecamatan Kediri dan juga di area beresiko tinggi yang

meliputi beberapa kawasan kumuh di Kabupaten Tabanan yaitu Di Kecamatan Selemadeg

(Bajera), Kerambitan (Baturiti), Tabanan (Denbantas), Kediri (Pandak Bandung), Marga

(Kukuh dan Peken), Baturiti (Baturiti dan Candi Kuning), Penebel (Jatiluwih).

Penanganan genangan di Kabupaten Tabanan diharapkan dapat ditangani dalam dua tahap

sehingga Kabupaten Tabanan dapat terbebas dari genangan di tahun 2019.

Page 80: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

80

Sumber : Hasil Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan

Gambar 3.3 Peta zona dan sistem tahapan pengembangan drainase

Page 81: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

81

Tabel 3.4 Tahapan Pengembangan Drainase Perkotaan Kabupaten Tabanan

No Titik Genangan di Area

Permukiman

Luas genangan

eksisting di Area

Permukiman

(ha)

Pengurangan luas genangan (ha)

Jangka

pendek

Jangka

menengah

Jangka

panjang

(a) (b) (c) (d) (e) (f)

1 Perumahan Bukit Sanggulan

Indah

1,5 1,5 0 0

2 Br. Puseh, Desa Kediri 4,85 0 4,85 0

TOTAL 6,35 1,5 4,85 0

Sumber : Hasil Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa tahapan penanganan genangan di Kabupaten

Tabanan akan diprioritaskan pada area 1 yaitu Perumahan Bukit Sanggulan Indah, Desa

Banjaranyar, Kecamatan Kediri karena areal yang ditangani relatif kecil sedangkan areal

tersebut sudah padat dengan permukiman penduduk dan lalu lintas relatif padat sehingga

mendesak untuk dilakukan perbaikan.

Untuk tahap selanjutnya adalah penanganan di Banjar Puseh, Desa Kediri Kecamatan Kediri

dimana areal yang ditangani relatif lebih besr sehingga dibutuhkan perencanaan yang lebih

matang dan perkiraan biaya yang lebih tinggi sehingga kemungkinan besar dibuthkan

pendanaan dari pihak pusat mengingat kondisi keuangan Kabupaten Tabanan yang relatif

kecil.

Page 82: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

82

3.2.2 Tujuan dan sasaran pembangunan sanitasi

Berdasarkan penjabaran visi dan misi serta pentahapan pengembangan sanitasi dapat

dirumuskan tujuan dan sasaran yang mengacu pada kebijakan yang telah ada sebelumnya

baik di tingkat nasional, provinsi dan daerah serta hasil dari analisis tahapan

pengembangan sanitasi.

Tujuan dan sasaran pembangunan Sanitasi untuk ketiga sektor dapat dilihat pada tabel 3.5,

3.6, 3.7 berikut.

Tabel 3.5 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Sanitasi :

Air Limbah Domestik

Tujuan Sasaran Data dasar

(1) (2) (3)

1. Meningkatkan akses rumah tangga terhadap fasilitas air limbah yang memadai

1. Menurunnya BABS menjadi 0 KK di Tahun 2019

KK BABS = 2.659 KK

2. Meningkatkan kualitas lingkungan dengan pengelolaan air limbah setempat (on site) dan terpusat (off site) yang sesuai standar hingga 100 % RT di tahun 2019

2. Tersedianya prasarana dan sarana sistem pengelolaan air limbah setempat (on site)dan terpusat (off site) yang sesuai standar hingga 100% RT di tahun 2019

Belum memiliki jamban = 18,97 %

IPAL Komunal = 28 unit

3. Meningkatkan kualitas lingkungan dengan pengelolaan air limbah terpusat (off site) yang sesuai standar di DTW Tanah Lot dan Tabanan Kota di tahun 2019

3. Terwujudnya pengelolaan limbah domestik dengan skala kawasan di area beresiko sanitasi ,kawasan kumuh atau ibu kota kecamatan dan kawasan DTW Tanah Lot pada tahun 2019

IPAL Kawasan = 0 unit

4. Meningkatkan kualitas lingkungan dengan pengelolaan air limbah ternak (on site) yang sesuai standar hingga 100 % 2019

4. Terkelolanya limbah industri dengan baik sehingga tidak mencemari lingkungan

Limbah industri (perhotelan) = 1 unit

(Hotl Pan Pasific)

5. Meningkatkan kualitas lingkungan dengan pengelolaan air limbah industri yang sesuai standar hingga 100 % 2019

5. Terkelolanya limbah ternak dengan baik sehingga tidak mencemari lingkungan

Limbah ternak = belum ada data

6. Meningkatan pelayanan dengan penambahan armada, SDM dan kapasitas IPLT

6. Terlayaninya penyedotan kakus dengan lancar

Armada truk tinja = 1 unit IPLT = 1 unit , 0,5 Ha, 27,4 m3 (4

unit = 109,6 m3)

7. Meningkatkan pengelolaan air limbah melalui peraturan pendukung pengelolaan air limbah

7. Tersusunnya Perda dan peraturan lainnya tentang Pengelolaan Air Limbah

1 Perda, 3 Perbup

8. Meningkatnya kesadaran dan peran serta masyarakat dalam pengelolaan limbah Domestik

8. Terwujudnya rumah sehat ber-PHBS di atas 90% di kabupaten Tabanan tahun 2019

Rumah ber-PHBS = 70,35%

9. Terwujudnya pengelolaan kebersihan lingkungan berbasis

Belum ada data

Page 83: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

83

Tujuan Sasaran Data dasar

(1) (2) (3)

desa pekraman 9. Memonitor keberlanjutan

pengelolaan IPAL komunal yang telah dibangun

10. Mendorong pelaksanaan keberlanjutan pengelolaan IPAL Komunal terbangun

Monitoring = dilaksanakan secara

insidentil

10. Menyebarluaskan informasi tentang sanitasi dan pentingnya pengelolaan air limbah

11. Tersebarnya informasi akan pentingnya sanitasi dan pengelolaan air limbah

Pentas wayang = 1 kali

Sumber : Hasil Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan

Tabel 3.6 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Sanitasi :

Persampahan

Tujuan Sasaran Data dasar

(1) (2) (3) 1. Meningkatkan cakupan layanan

persampahan sampai 100% di Kecamatan Tabanan, Kediri dan Kerambitan tahun 2019

1. Terlayaninya angkutan persampahan untuk 3 (tiga) kecamatan prioritas yaitu Tabanan, Kediri dan Kerambitan 100% di tahun 2019

Pelayanan = 28 % di 2 kecamatan

2. Penyediaan sarana dan pengelolaan persampahan sesuai standar

2. Terwujudnya pengelolaan sampah di tiap RT dengan 3R dan composting

TPST 3R = 3 unit

3. Penerapan sistem sesuai standar 3. Terwujudnya sistem sanitary landfill di TPA Mandung tahun 2019

Open dumping

4. Tertanganinya gas metan di TPA Belum terdata 5. Berfungsinya kolam leachate dengan

baik Belum berfungsi

6. Tertanganinya sampah B3 di TPA Belum tertangani 4. Meningkatkan pengelolaan

persampahan melalui peraturan pendukung pengelolaan persampahan

7. Tersusunnya Peraturan Bupati sebagai pelaksanaan Perda Pengelolaan sampah RT dan sampah sejenis sampah RT

Perbup Pelaksanaan Perda 6/2013 = belum ada

5. Meningkatkan pendanaan sektor persampahan melalui dana hibah/CSR

8. Tergalinya dana hibah dan CSR untuk pengelolaan persampahan

3 instansi

6. Masyarakat mampu melakukan pengelolaan persampahan secara mandiri

9. Terwujudnya kelompok bank sampah di Kabupaten Tabanan

17 bank sampah

7. Melaksanakan pengelolaan persampahan melalui kerja sama

10. Terwujudnya program sanitasi yang inovatif sebagai program prioritas s.d 2020

1 program

8. Melaksanakan pengelolaan lingkungan khusunya sampah melalui pendekatan terhadap lembaga adat

11. Terwujudnya pengelolaan kebersihan lingkungan berbasis desa pekraman

Belum ada data

9. Meningkatkan keperdulian dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan persampahan

12. Seluruh area berresiko sanitasi persampahan di 3 (tiga) kecamatan prioritas dapat melakukan pengAnalisa sampah secara mandiri

TPST 3 R = 3 unit Bank sampah = 17 unit

Sumber : Hasil Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan

Page 84: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

84

Tabel 3.7 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Sanitasi : Drainase

Tujuan Sasaran Data dasar

(1) (2) (3)

1. Meningkatkan dan mengintegrasikan fungsi sistem drainase pada jalan raya, permukiman dan perumahan di daerah genangan

1. Mengatasi daerah genangan sampai 2019

Daerah genangan = 2 lokasi

2. Meningkatkan fungsi drainase /trotoar sebagaimana mestinya

2. Terwujudnya sistem drainase terintegrasi, tertata dengan baik hingga 100% di tahun 2019

Sistem terintegrasi = +/-60%

3. Melaksanakan penyelenggaraan drainase sesuai aturan yang berlaku

3. Tersedianya peraturan daerah untuk penyelenggaraan drainase

Peraturan = 0

4. Meningkatkan pengawasan fungsi drainase lingkungan

4. Terwujudnya sistem drainase yang tertata dengan baik dan tidak timbul genangan di 2 daerah genangan

Daerah genangan = 2 lokasi

5. Meningkatkan swadaya masyarakat dalam mengelola drainase

5. Terwujudnya peningkatan kesadaran swadaya masyarakat dalam mengelola drainase

Belum terlaksana dengan baik

Sumber : Hasil Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan

3.2.3 Skenario Pencapaian Sasaran

Skenario pencapaian sasaran jangka menengah dalam rencana peningkatan akses untuk

setiap tahun selama 5 tahun disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3.8 Skenario Pencapaian Sasaran Jangka Menengah

Komponen Tahun

2011 2014 2016 2017 2018 2019 2020

Air Limbah Domestik 35% 61,5% 70% 80% 90% 100% 100%

Persampahan 6% 28% 46 % 60% 75% 85% 100%

Drainase Perkotaan 50% 35% 30% 25% 20% 15% 0% Sumber : Hasil Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan

Dari table di atas diharapkan sampai dengan tahun 2020, cakupan layanan air limbah

domestik dan persampahan dapat mencapai 100%, sedangkan untuk penanganan

genangan menjadi 0% di tahun 2020.

Page 85: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

85

3.3 Kemampuan Pendanaan Sanitasi Daerah

Pendanaan Sanitasi di Kabupaten Tabanan sudah mencakup seluruh sektor sanitasi yaitu air

limbah, persampahan dan drainase dengan prosentase yang berbeda-beda dan disesuaikan dengan

urgensi dan prioritas penanganan dan kemampuan keuangan daerah.Untuk Pertumbuhan

Pendanaan APBD Kabupaten Tabanan untuk Sanitasi dalam kurun waktu lima tahun terakhir

adalah seperti pada tabel berikut.

Tabel 3.9. Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Tabanan untuk Sanitasi

No Uraian Belanja Sanitasi (Rp.)

Rata-rata

Pertum-buhan 2010 2011 2012 2013 2014

1 Belanja Sanitasi ( 1.1 + 1.2 + 1.3 + 1.4 )

4,809,464,590

5,715,619,493

13,806,120,600

15,670,190,346

16,605,298,261

0.45

1.1 Air Limbah Domestik

1,107,400,000

1,128,848,000

1,674,437,200

2,177,651,400

2,236,964,311

0.08

1.2 Sampah rumah tangga

3,180,364,590

4,136,771,493

8,083,635,400

8,472,219,700

9,154,250,451

0.35

1.3 Drainase perkotaan

521,700,000

450,000,000

3,850,000,000

1,711,094,000

3,495,000,000

1.98

1.4 PHBS

-

-

198,048,000

3,309,225,246

1,719,083,500

3.81

2 Dana Alokasi Khusus ( 2.1 + 2.2 + 2.3 )

1,107,400,000

1,128,848,000

2,528,214,600

3,450,853,900

3,702,847,762

0.42

2.1 DAK Sanitasi

1,107,400,000

1,128,848,000

1,424,437,200

2,082,651,400

1,896,024,511

0.16

2.2 DAK Lingkungan Hidup

-

-

1,103,777,400

1,368,202,500

1,806,823,251

0.14

2.3 DAK Perumahan dan Permukiman

-

-

-

-

-

3 Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi

4 Bantuan Keuangan Provinsi untuk Sanitasi

Belanja APBD murni untuk Sanitasi (1-2-3)

3,702,064,590

4,586,771,493

11,277,906,000

12,219,336,446

12,902,450,499

0.46

Total Belanja Langsung

188,090,973,650

101,494,342,730

337,372,346,000

389,388,737,62

0

429,042,607,000

0.53

% APBD murni terhadap Belanja Langsung

1.97

4.52

3.34

3.14

3.01

0.23

Sumber : APBD Kabupaten Tabanan Tahun 2010-2014, diolah

Page 86: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

86

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata pertumbuhan Belanja APBD Murni Sanitasi

dalam lima tahun terakhir adalah sekitar 0,45 % dengan persentase belanja sanitasi terhadap

belanja langsung rata-rata tiap tahun mencapai 0,23 %. Dari tabel di atas diketahui pula bahwa

pembiayaan tertinggi dari ketiga sub sektor sanitasi adalah pada sektor persampahan yang

berkisar antara Rp 7-9 Milyar pada tiga tahun terakhir.

Namun demikian, pertumbuhan belanja total sanitasi dari tahun ke tahun menunjukkan sedikit

peningkatan walaupun dari segi jumlah nominal meningkat cukup tinggi yang mencapai Rp 1-2

milyar setiap tahunnya.

Berdasarkan perkembangan pertumbuhan pendanaan sanitasi lima tahun terakhir, dapat

diperkirakan besaran pendanaan sanitasi ke depan adalah seperti pada tabel berikut.

Tabel 3.10 Perkiraan Besaran Pendanaan Sanitasi ke Depan

No Uraian

Perkiraan Belanja Murni Sanitasi (Rp.)

Total Pendanaan 2016 2017 2018 2019 2020

1

Perkiraan

Belanja

Langsung

471.946.867.700

495.544.211.085

520.321.421.639

546.337.492.721

573.654.367.357

2.607.804.360.503

2

Perkiraan

APBD Murni

untuk Sanitasi

18.265.828.088

19.179.119.492

20.138.075.467

21.144.979.240

22.202.228.202

100.930.230.488

3

Perkiraan

Komitmen

Pendanaan

Sanitasi

18.448.486.368

19.370.910.687

20.339.456.221

21.356.429.032

22.424.250.484

101.939.532.793

Sumber : APBD Kabupaten Tabanan dan analisa

Berdasarkan tabel di atas dapat diperkirakan bahwa pertumbuhan belanja langsung dan APBD

murni untuk pendanaan sanitasi meningkat -/+ 0,05 % per tahun. Sehingga sampai dengan tahun

2020, perkiraan APBD murni untuk sanitasi diperkirakan mencapai -/+ Rp 100 Milyar. Dari hal ini

diharapkan masih ada tambahan dari sektor swasta dan hibah sehingga diperkirakan komitmen

pendanaan sanitasi akan mencapai Rp 101 Milyar sampai dengan tahun 2020.

Untuk pendanaan operasional atau pemeliharaan dan investasi sanitasi di Kabupaten

Tabanan dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 87: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

87

Tabel 3.11 Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten/Kota untuk

Operasional/Pemeliharaan dan Investasi Sanitasi

No Uraian Belanja Sanitasi (Rp.) Pertumb

uhan

rata-rata 2010 2011 2012 2013 2014

1 Belanja Sanitasi

1.1 Air Limbah

Domestik 0 0 0 0 240.939.800 0,000

1.1.1 Biaya operasional /

pemeliharaan

240.939.800 0,000

1.2 Sampah rumah

tangga

3.180.364.590

4.136.771.493

5.410.183.000

7.004.017.200

7.012.427.200 0,226

1.2.1

Biaya

operasional/pemeli

haraan

3.180.364.590

4.136.771.493

5.410.183.000

7.004.017.200

7.012.427.200 0,226

1.3 Drainase

Perkotaan

475.000.000

450.000.000

500.000.000

500.000.000

550.000.000 0,040

1.3.1

Biaya

operasional/pemeli

haraan

475.000.000

450.000.000

500.000.000

500.000.000

550.000.000 0,040

Sumber : APBD Kabupaten Tabanan dan analisa

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa kebutuhan operasional persampahan paling tinggi

dibandingkan sektor lainnya. Demikian pula dari segi pertumbuhannya menunjukkan bahwa

sektor persampahan menunjukkan pertumbuhan yang lebih besar dari sektor lainnya yaitu dengan

rata-rata mencapai 0,226 % dalam lima tahun terakhir. Untuk sektor air limbah baru terlihat di

tahun 2014 karena sebelumnya masih bergabung dengan dana operasional limbah padat atau

persampahan. Seiring dengan telah terbentuknya UPT Pengolahan Sampah dan Air Limbah, untuk

dana opeasional juga sudah diporsikan untuk masing-masing sektor.

Untuk Perkiraan Besaran Pendanaan APBD Kabupaten/Kota untuk Kebutuhan

Operasional/Pemeliharaan Aset Sanitasi Terbangun hingga Tahun 2020 dapat dilihat pada tabel

berikut.

Page 88: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

88

Tabel 3.12 Perkiraan Besaran Pendanaan APBD Kabupaten Tabanan untuk Kebutuhan

Operasional/Pemeliharaan Aset Sanitasi Terbangun hingga Tahun 2020

No Uraian Biaya Operasional/Pemeliharaan (Rp.) Total

Pendanaan 2016 2017 2018 2019 2020

1 Belanja

Sanitasi

8.583.703.700

9.012.888.885

9.463.533.329

9.936.709.996

10.433.545.495

47.430.381.405

1.1 Air Limbah

Domestik

265.033.780

278.285.469

292.199.742

306.809.730

322.150.216

1.464.478.937

1.1

.1

Biaya

operasional /

pemeliharaan

265.033.780

278.285.469

292.199.742

306.809.730

322.150.216

1.464.478.937

1.2

Sampah

rumah

tangga

7.713.669.920

8.099.353.416

8.504.321.087

8.929.537.141

9.376.013.998

42.622.895.562

1.2

.1

Biaya

operasional/p

emeliharaan

7.713.669.920

8.099.353.416

8.504.321.087

8.929.537.141

9.376.013.998

42.622.895.562

1.3 Drainase

Perkotaan

605.000.000

635.250.000

667.012.500

700.363.125

735.381.281

3.343.006.906

1.3

.1

Biaya

operasional/p

emeliharaan

605.000.000

635.250.000

667.012.500

700.363.125

735.381.281

3.343.006.906

Sumber : APBD Kabupaten Tabanan dan analisa

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pendanaan Besaran Pendanaan APBD Kabupaten

Tabanan untuk Kebutuhan Operasional/Pemeliharaan Aset Sanitasi Terbangun hingga Tahun 2020

mencapai Rp 47 Milyar dimana untuk sektor air limbah domestik mencapai Rp 1,4 Milyar, Sampah

rumah tangga mencapai Rp 42,6 Milyar dan sektor drainase mencapai Rp 3,3 Milyar.

Berdasarkan uraian di atas perkiraan kemampuan APBD Kabupaten Tabanan dalam mendanai

program/kegiatan SSK dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 89: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN

89

Tabel 3.13. Perkiraan Kemampuan APBD Kabupaten Tabanan dalam Mendanai

Program/Kegiatan SSK

No Uraian

Pendanaan (Rp.) Total

Pendanaan 2016 2017 2018 2019 2020

1

Perkiraan

Kebutuhan

Operasional /

Pemeliharaan

8.583.703.700

9.012.888.885

9.463.533.329

9.936.709.996

10.433.545.495

47.430.381.405

2

Perkiraan

APBD Murni

untuk Sanitasi

18.265.828.088

19.179.119.492

20.138.075.467

21.144.979.240

22.202.228.202

100.930.230.488

3

Perkiraan

Komitmen

Pendanaan

Sanitasi

18.448.486.368

19.370.910.687

20.339.456.221

21.356.429.032

22.424.250.484

101.939.532.793

4

Kemampuan

Mendanai SSK

(APBD Murni)

(2-1)

9.682.124.388

10.166.230.607

10.674.542.137

11.208.269.244

11.768.682.706

53.499.849.082

5

Kemampuan

Mendanai SSK

(Komitmen) (3-

1)

9.864.782.668

10.358.021.802

10.875.922.892

11.419.719.037

11.990.704.988

54.509.151.387

Sumber : APBD Kabupaten Tabanan dan analisa

Dari tabel di atas, kemampuan APBD murni dalam mendanai SSK dalam 5 (lima) tahun ke depan

diperkirakan mencapai Rp 53 Milyar dengan komitmen mencapai Rp 54,5 Milyar yang

diperkirakan dari pendanaan lainnya.

Page 90: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 90

BAB IV

STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

4.1. Air limbah domestik

Berdasarkan analisis hasil SWOT yang menginventarisir kekuatan, kelemahan,

tantangan dan ancaman, adapun strategi untuk pengembangan air limbah domestik

selama 5 (lima) tahun ke depan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Penjelasan Strategi Pengembangan Air Limbah

NO STRATEGI PENJELASAN

1 Pemicuan terhadap

penduduk yang masih BABS

dengan memberikan

pemahaman tentang

lingkungan bersih dan sehat

dengan kepemilikan jamban

sehat.

Masih ada masyarakat BABS sebanyak : 2.659 KK terutama di

perkotaan, kawasan permukiman kumuh dan area beresiko

sanitasi sehingga dalam rangka mendukung salah satu arah

pembangunan nasional dimana salah satu sasarannya yaitu

akses sanitasi layak 100% di tahun 2019 diperlukan upaya-

upaya untuk mencapai sasaran tersebut salah satunya melalui

pemicuan terhadap masyarakat yang masih BABS.

2 Mengoptimalkan fasilitas

pengolahan air limbah

permukiman setempat dan

terpusat untuk area

beresiko sanitasi

Dengan telah terbangunnya fasilitas pengolahan air limbah

permukiman baik yang sifatnya setempat maupun terpusat

diperlukan upaya-upaya untuk menjaga agar fasilitas yang

sudah terbangun dapat memberikan manfaat optimal bagi

masyarakat dan dilakukan pemeliharaan secara rutin baik

dengan penyedotan secara berkala ataupun pemeliharaan

fasilitas.

Demikian pula untuk sistem terpusat, diperlukan kesadaran

kelompok-kelompok swadaya masyarakat tersebut dalam

pemeliharaan secara rutin dan keberlangsungan

pemanfaatan fasilitas yang sudah terbangun

3 Perbaikan dan peningkatan

kepemilikan jamban dan

tangki septik melalui

penyediaan sarana dan

prasarana air limbah

domestik yang sesuai

dengan standar

Adanya prilaku BABS di Kabupaten Tabanan menjadikan

sektor air limbah harus bekerja keras untuk mewujudkan

kabupaten dengan SBS 100%

Bagi masyarakat yang masih BABS perlu dilakukan

pemicuan sehingga dapat mengubah prilakunya dan

menyediakan sarana air limbah yang sesuai dengan standar.

Di samping itu, penyediaan sarana diperlukan terutama bagi

masyarakat kurang mampu

4 Penyebarluasan tangki

septic standar

Pengelolaan air limbah masih dianggap sebelah mata oleh

masyarakat dengan prilaku-prilaku yang jauh dari prilaku

hidup bersih dan sehat. Sehingga diperlukan penyadaran

Page 91: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 91

NO STRATEGI PENJELASAN

masyarakat khususnya untuk pengelolaan air limbah

domestik.

Demikian pula dalam hal pengelolaannya untuk fasilitas

yang sudah ada, sehingga diperlukan partisipasi masyarakat

dalam pengelolaan air limbah minimal bagi lingkungan

sendiri sehingga pada nantinya akan menular ke tingkat

banjar dan seterusnya.

Adanya sistem setempat yang sudah dibangun masyarakat

perlu dilakukan pengecekan atau pendataan untuk

mengetahui apakah tangki septic yang telah terbangun

sudah sesuai standar.

5 Peningkatan kualitas dan

sarana sanitasi di Kawasan

Wisata Tanah Lot

Kawasan Daya Tarik Wisata Khusus Tanah Lot merupakan

salah satu tujuan wisata internasional yang banyak

dikunjungi oleh wisatawan dalam dan luar negeri, sehingga

menjadi perhatian dunia. Pengelolaan lingkungan di

kawasan tersebut menjadi sangat penting melihat

kunjungan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Pengelolaan lingkungan khususnya air limbah sangat

penting mengingat kawasan tersebut tidak saja berfungsi

sebagai kawasan wisata namun juga kawasan suci dimana

terdapat Pura Luhur Tanah Lot dan pura-pura lainnya di

sekitarnya.

Untuk itu diperlukan pengelolaan air limbah yang baik dan

dapat mencakup skala kawasan sehingga lebih mudah untuk

dikelola dimana di kawasan tersebut juga sudah dikelola

dengan baik oleh Badan Pengelola DTWK Tanah Lot.

6 Peningkatan kualitas dan

sarana sanitasi di area

berresiko sanitasi, kawasan

kumuh dan padat penduduk

Dalam rangka mendukung pencapaian akses universal

khususnya dalam pemenuhan akses sanitasi, diperlukan

peningkatan kualitas sarana sanitasi khususnya pada area

berresiko sanitasi, kawasan kumuh dan padat penduduk

dengan inovasi-inovasi teknologi seperti peningkatan kualitas

skala kawasan di area tersebut.

7 Penyediaan prasarana

pengolah limbah ternak

Industri ternak cukup banyak terdapat di Bali, mengingat hal

ini dapat dilakukan secara professional dan juga sebagai

sambilan dan dikelola cukup dekat dengan permukiman.

Pengelolaan limbah ternak belum dikelola dengan baik oleh

masyarakat, sehingga perlu pengelolaan dengan baik

sehingga tidak mencemari lingkungan khususnya yang dekat

dengan permukiman penduduk.

8 Penyediaan prasarana

pengolah limbah industri,

UKM, RPH

Selain limbah ternak, limbah industri terutama industri

rumah tangga belum dikelola dengan baik dan cukup

mencemari lingkungan karena dikelola di tingkat rumah

tangga di permukiman penduduk. Untuk menghidari

pencemaran lingkungan akibat limbah industri, UKM maupun

Page 92: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 92

NO STRATEGI PENJELASAN

RPH ini diperlukan pengelolaan limbah industry denganbaik

sehingga tidak mencemari lingkungan.

9 Peningkatan pelayanan

dengan penambahan

armada, SDM dan kapasitas

IPLT

Pelayanan sektor air limbah perlu didukung dengan sarana

dan prasarana yang memadai. IPLT sebagai salah satu simpul

pengelolaan air limbah perlu didukung untuk dapat

memberikan pelayanan meliputi seluruh wilayah kabupaten.

Hal ini meliputi penambahan armada, penyediaan SDM yang

cakap dan juga kapasitas IPLT yang dapat mendukung kinerja

IPLT dengan baik.

10 Peningkatan Pelayanan Air

Limbah melalui Layanan

Lumpur Tinja Terjadwal

(LLTT)

Dalam rangka pemenuhan akses universal khususnya

pemenuhan akses sanitasi, perlu peningkatan pelayanan

khususnya air limbah melalui inovasi salah satunya melalui

pelayanan Lumpur Tinja Terjadwal (LLTT)

Melalui LLTT diharapkan pengelolaan air limbah di tingkat

masyarakat dapat lebih tertib, terkelola dengan baik dan

pelayanan kepada masyarakat dapat lebih ditingkatkan baik

melalui pelayanan pemerintah maupun dari pihak swasta.

11 Penyiapan peraturan

sebagai dasar dalam

pelaksanaan pengelolaan

air limbah

Kabupaten Tabanan belum memiliki peraturan khusus

mengenai pengelolaan air limbah. Untuk itu diperlukan

peraturan sebagai dasar dalam pelaksanaan pengelolaan air

limbah. Peraturan tersebut penting memuat mengenai Sistem

Pengelolaan Air Limbah, sarana sesuai standar, pengurasan

secara berkala, kewajiban pembanguna IPAL, tangka septik

standar bagi perumahan/permukiman baru, pembinaan dan

pengawasan kualitas buangan air limbah.

12 Melaksanakan sosialisasi,

pembinaan, dan pemicuan

tentang pengelolaan air

limbah yang diprioritaskan

pada area beresiko sanitasi

Sosialisasi, pembinaan, dan pemicuan tentang pengelolaan

air limbah sangat penting dilakukan terutama diprioritaskan

pada area beresiko sanitasi, sehingga pada nantinya dapat

mendukung pemenuhan target akses universal sesuai

Rencana Pembangunan Nasional.

13 Merumuskan pengelolaan

kebersihan lingkungan di

masing-masing Desa

Pekraman melalui Perarem

Salah satu komponen struktur masyarakat di Bali yang

sangat kuat yaitu struktur adat yaitu salah satunya Desa

Pekraman. Melihat kuatnya pengaruh adat ini, diharapkan

mampu sebagai saluran bagi pengelolaan lingkungan yang

baik. Hal ini diharapkan dapat menjadi salah satu komponen

dalam peraturan adat walaupun selama ini sudah

dilaksanakan di masyarakat, namun dengan tidak adanya

sanksi, memungkinkan pengelolaan lingkungan ini tidak

berjalan sebagaimana mestinya.

Melalui peraturan-peraturan adat (perarem) diharapkan

dapat membantu institusi formal dalam melaksanakan tugas

dan fungi dalam pengelolaan lingkungan di masyarakat

sampai kepada tingkat kelompok masyarakat yang paling

Page 93: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 93

NO STRATEGI PENJELASAN

bawah.

14 Melaksanakan pemantauan

dan evaluasi secara berkala

setiap tahun pada KSM yang

sudah terbentuk

Dengan telah terbangunnya beberapa IPAL Komunal yang

dibarengi dengan pembentukan KSM yang menjadi

organisasi pengelola sarana yang sudah dibangun,

diperlukan kesadaran kelompok-kelompok swadaya

masyarakat tersebut dalam pemeliharaan secara rutin dan

keberlangsungan pemanfaatan fasilitas yang sudah

terbangun. Untuk memantau keberlangsungannya

diperlukan pemantauan dan evaluasi terhadap KSM yang

sudah terbentuk, agar dapat melaksanakan tugasnya dengan

baik dan sarana yang telah terbangun dapat terpelihara dan

berfungsi dengan baik.

15 Meningkatkan pemahaman

masyarakat dalam

pengelolaan air limbah

domestik untuk kesehatan

lingkungan

Dengan telah terbangunnya fasilitas pengolahan air limbah

permukiman baik yang sifatnya setempat maupun terpusat

diperlukan upaya-upaya untuk menjaga agar fasilitas yang

sudah terbangun dapat memberikan manfaat optimal bagi

masyarakat dan dilakukan pemeliharaan secara rutin baik

dengan penyedotan secara berkala ataupun pemeliharaan

fasilitas yang semuanya akan bermuara untuk kesehatan

lingkungan.

Peningkatan pemahaman ini dapat dilaksanakan melalui

seluruh media yang ada baik media sosial, tradisional,

formal maupun informal.

Sumber : Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan

Page 94: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 94

4.2. Pengelolaan persampahan

Dari analisis hasil SWOT yang menginventarisir kekuatan, kelemahan, tantangan dan

ancaman, adapun strategi untuk pengelolaan persampahan selama 5 (lima) tahun ke depan

adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2 Penjelasan Strategi Pengelolaan Persampahan

NO STRATEGI PENJELASAN

1 Meningkatkan sarana dan

prasarana persampahan

untuk dapat memenuhi

pelayanan persampahan

Penyediaan sarana dan prasarana persampahan sangat

diperlukan walaupun arah dari pengelolaan

persampahan adalah mengurangi timbulan sampah dan

menggunakan kembali sampah apabila masih dapat

dimanfaatkan dan melakukan daur ulang sampah.

Namun dengan adanya pertambahan penduduk, akan

menambah jumlah timbulan sampah sehingga sarana

dan prasarana persampahan masih tetap dibutuhkan

2 Meningkatkan kerjasama

pengolahan sampah Regional

Sarbagita melalui alternatif

pilihan desain dan teknologi

Kabupaten Tabanan sudah tergabung dalam pengelolaan

persampahan di tingkat regional Sarbagita. Pengelolaan

sampah regional Sarbagita ini diharapkan tetap dapat berjalan

dengan baik, melalui inovasi-inovasi teknologi pelayanan yang

dapat saling menguntungkan dan memungkinkan untuk

dilaksanakan sesuai kemampuan keuangan masing-masing

daerah dan dapat meningkatkan pelayanan kepada

masyarakat.

3 Pengelolaan sampah 3 R

dengan peyediaan sarana

prasarana sesuai standar

Pengurangan sampah dari sumbernya dilakukan melalui

konsep 3 R dan juga composting

Metode ini sesungguhnya dapat dilakukan di seluruh

elemen masyarakat tidak saja di tingkat rumah tangga

namun juga dapat dimulai dari sekolah-sekolah,

perkantoran, bisnis dan tempat umum lainnya.

Agar dapat berfungsi dengan baik, perlu penerapannya

sesuai standar.

4 Penerapan sistem Sanitary

Landfill/Controled Landfill di

TPA

Penyediaan sarana dan prasarana sampah tidak saja

dalam hal pengumpulan, tapi juga pengangkutan dan

pengolahan akhir sampah

Dengan kondisi TPA yang sudah overload, mendesak

untuk dilakukan pembebasan lahan untuk penambahan

areal TPA untuk selanjutnya dapat dilaksanakan

revitalisasi dan penerapan sistem sanitary landfill atau

controled landfill

5 Penerapan peralatan dan

pendukung TPA sesuai

standar

Agar TPA dapat berfungsi dengan baik, perlu didukung

oleh standar pelayanan yang sesuai aturan dalam

penyelenggaraan TPA. Walaupun belum dapat

dilakukannya revitalisasi TPA dengan sistem sanitary

Page 95: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 95

NO STRATEGI PENJELASAN

landfill atau controled landfill, dengan melihat kondisi

TPA yang ada sekarang, perlu dilakukan pengelolaan

dengan baik sehingga dapat berjalan sebagaimana fungsi

sebenarnya.

Hal yang cukup mendesak dilakukan seperti :

penanganan gas metan, pengelolaan kolam leachate dan

penanganan sampah B3.

6 Penyiapan peraturan sebagai

dasar dalam pelaksanaan

pengelolaan persampahan

Dengan adanya Perda Nomor 6 Tahun 2013 tentang

Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis

Sampah Rumah Tangga perlu didukung denan peraturan

teknis melalui Peraturan Bupati. Kekosongan peraturan

teknis ini menjadikan peraturan daerah tersebut belum

dapat dilaksanakan secara optimal.

Untuk itu, mendesak untuk disusun peraturan pendukung

tersebut demikian juga peraturan daerah lainnya dalam

rangka penyelenggaraan pengelolaan persampahan.

7 Peningkatan pengelolaan

persampahan melalui dana

hibah/CSR

Peluang pengelolaan persampahan melalui dana

CSR/hibah cukup besar mengingat pengelolaan

persampahan memiliki cukup diminati oleh pihak swasta

dimana memiliki dampak yang mudah terlihat dan dapat

langsung dirasakan oleh masyarakat.

Peluang ini perlu dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk

dapat membantu pengelolaan persampahan yang belum

dapat ditangani oleh pemerintah dan masyarakat.

8 Memfasilitasi pembentukan

bank sampah

Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan

persampahan sudah mulai tumbuh dalam 3 (tiga) tahun

terakhir dengan terbentuknya bank-bank sampah di

tingkat banjar di beberapa kecamatan di Kabupaten

Tabanan

Harapannya pemberdayaan masyarakat ini akan terus

meningkat sehingga apabila sudah dilakukan pemilahan

terlebih dahulu dapat mengurangi jumlah sampah yang

masuk ke TPA.

Demikian pula untuk sampah yang masih memiliki nilai

ekonomis dapat diolah kembali ataupun dijual.

9 Mensosialisasikan

pengelolaan persampahan

sesuai standar

Pengelolaan persampahan dapat dimulai dengan pengurangan

sampah di tingkat masyarakat. Untuk itu, sosialisasi

pengelolaan persampahan sangat penting dilakukan untuk

menggugah masyarakat agar dapat melakukan pengelolaan

sampah sesuai dengan standar.

10 Melakukan Pembinaan KSM

bank sampah yang sudah

terbentuk dan yang akan

Mengingat sudah ada terbentuk bank-bank sampah di tingkat

masyarakat, perlu dilakukan pembinaan bagi KSM yang

sudah terbentuk, sehingga KSM-KSM tersebut dapat

Page 96: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 96

NO STRATEGI PENJELASAN

terbentuk

melaksanakan pengelolaan persampahan dengan baik, dan

menjaga keberlanjutan lembaga yang sudah terbentuk

sehingga pada nantinya keberlanjutan lembaga yang sudah

terbentuk dapat berjalan dengan baik.

11 Memanfaatkan peluang

kerjasama dengan pihak

swasta

Adanya beberapa peluang kerjasama dalam pengelolaan

persampahan perlu ditingkatkan untuk dapat mendukung

kegiatan-kegiatan inovatif yang kiranya dapat mendukung

program persampahan di Kabupaten Tabanan seperti

misalnya pengelolaan persampahan di sekolah-sekolah,

lomba-lomba dan pembinaan-pembinaan yang melibatkan

pihak swasta yang memiliki perhatian dalam pengelolaan

lingkungan.

12 Merumuskan pengelolaan

kebersihan lingkungan di

masing-masing Desa

Pekraman melalui Perarem

Salah satu komponen struktur masyarakat di Bali yang

sangat kuat yaitu struktur adat yaitu salah satunya Desa

Pekraman. Melihat kuatnya pengaruh adat ini, diharapkan

mampu sebagai saluran bagi pengelolaan lingkungan yang

baik. Hal ini diharapkan dapat menjadi salah satu

komponen dalam peraturan adat walaupun selama ini

sudah dilaksanakan di masyarakat, namun dengan tidak

adanya sanksi, memungkinkan pengelolaan lingkungan ini

tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Melalui peraturan-peraturan adat (perarem) diharapkan

dapat membantu institusi formal dalam melaksanakan

tugas dan fungi dalam pengelolaan lingkungan di

masyarakat sampai kepada tingkat kelompok masyarakat

yang paling bawah.

13 Sosialisasi melalui

pendekatan media elektronik

dan tradisional

Penyebarluasan informasi dalam pengelolaan lingkungan

perlu dilakukan melalui seluruh media baik media elektronik,

radio dan juga tradisional melalui pentas seni yang cukup

diminati oleh masyarakat. Hal ini juga perlu dilakukan melalui

media sosial yang memiliki pengaruh yang cukup luas pada

masa sekarang ini.

Sumber : Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan

Page 97: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 97

4.3. Drainase Perkotaan

Dari analisis hasil SWOT yang menginventarisir kekuatan, kelemahan, tantangan dan

ancaman, adapun strategi untuk drainase perkotaan selama 5 (lima) tahun ke depan adalah

sebagai berikut :

Tabel 4.3 Penjelasan Strategi Pengelolaan Drainase Perkotaan

NO STRATEGI PENJELASAN

1 Menanggulangi terjadinya genangan dengan pembangunan/ perbaikan sistem drainase

Adanya daerah genangan menyebabkan banjir pada kurun waktu tertentu sehingga hal ini mendesak untuk dilakukan, apalagi daerah genangan ini sangat dekat dengan permukiman warga sehingga dapat membahayakan warga sekitar

2 Melakukan perbaikan dan pemeliharaan saluran drainase

Perbaikan diperlukan untuk memperbaiki saluran drainase yang sudah rusak yang dapat menyebabkan kecelakaan pada pengguna jalan

Pemeliharaan saluran drainase sangat penting dilakukan untuk menjaga saluran drainase agar tetap berfungsi dan terintegrasi dengan baik

3 Menyusun dokumen teknis dan peraturan daerah dalam rangka penyelenggaraan drainase

Kabupaten Tabanan belum memiliki peraturan untuk pengelolaan drainase. Di lain pihak peraturan ini sangat penting sebagai dasar dalam pelaksanaan pengelolaan drainase sehingga hal ini mendesak untuk segera ditindaklanjuti.

4 Memberikan pelatihan teknis untuk menyiapkan tenaga terampil dalam rangka pengawasan penyelenggaraan drainase

Penyelenggaraan drainase perlu didukung oleh SDM yang terampil sehingga penyiapan tenaga teknis sangat penting untuk nantinya dapat melakukan pengawasan dalam penyelenggaraan drainase.

5 Pemberdayaan masyarakat dalam pemeliharaan saluran drainase

Adanya prilaku masyarakat yang membuang sampah sembarangan terutama pada saluran drainase sangat merugikan warga masyarakat sendiri, Dengan pendekatan desa pekraman, perlu dilakukan upaya preventif dari warga untuk pemeliharaan drainase melalui pemberdayaan masyarakat misalnya gotong rotong pembersihan saluran drainase.

Sumber : Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan

Page 98: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 98

BAB V

PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI

PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI

Program dan kegiatan sektor Sanitasi ini disusun berdasarkan kebutuhan-kebutuhan

prioritas dari Kabupaten yang didasarkan pada data dan dokumen seperti Hasil Study EHRA,

masterplan atau rencana induk masing-masing sektor, SSK sebelumnya, Renstra SKPD dan

dokumen perencanaan lainnya seperti RPJP, RPJM, RPIJM Bidang Cipta Karya khususnya sektor

(PLP) Pengembangan Penyehatan Lingkungan (PLP). Selain itu, program dan kegiatan ini pula

didasarkan pada kondisi lapangan yang ada di Kabupaten Tabanan.

Program Prioritas untuk tahun 2016 ditentukan berdasarkan kebutuhan mendesak

yang perlu dilakukan dan didasarkan pada rencana-rencana yang sudah siap untuk

dilaksanakan demikian pula sudah siap dari segi pendanaan. Untuk program dan kegiatan

prioritas di tahun 2016-2020 ditentukan berdasarkan tingkat kebutuhan kabupaten untuk

mendukung kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan sebelumnya dan program inovatif lainnya.

Dari hal ini sehingga diharapkan adanya kesinambungan program dan kegiatan dalam

percepatan pembangunan sanitasi.

Adapun rekapitulasi indikasi kebutuhan biaya pengembangan sanitasi untuk 5 (lima) tahun ke

depan dapat dilihat pada tabel berikut danuntuk lebih rincinya dapat dilihat pada lampiran 4.

Tabel 5.1 Rekapitulasi Indikasi Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi

Untuk 5 (lima) tahun

NO URAIAN TAHUN ANGGARAN TOTAL

KEGIATAN 2016 2017 2018 2019 2020 ANGGARAN

1 AIR LIMBAH DOMESTIK

12,803

17,895

12,495

18,195

7,995

69,383

2 PERSAMPAHAN

13,515

20,975

19,735

36,435

14,735

105,395

3 DRAINASE

5,700

5,890

6,890

7,690

7,020

33,190

JUMLAH

32,018

44,760

39,120

62,320

29,750

207,968

Sumber : Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan

Page 99: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 99

Dalam pelaksanaan program dan kegiatan dalam SSK, total pendanaan yang diperlukan dari 3

(tiga) sektor sanitasi tersebut adalah sekitar Rp 207,968 miliar rupiah dimana pendanaan

terbesar adalah pada sector persampahan yaitu sekitar Rp 105,395 miliar rupiah. Hal ini

mengingat cakupan layanan persampahan yang masih kecil, dan belum menjangkau selurruh

kecamatan.

Adapun pendanaan lainnya pada sector air limbah mencapai Rp 69,383 miliar dan drainase

sekitar Rp 33,190 miliar rupiah. Hal ini sejalan dengan kondisi geografis wilayah Kabupaten

Tabanan yang bergelombang sehingga tidak banyak terjadi genangan di Kabupaten Tabanan

Adapun Rekapitulasi Indikasi Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi untuk 5 tahun per

Sumber Anggaran dapat dilihat pada table berikut.

Tabel 5.2 Rekapitulasi Indikasi Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi untuk 5 tahun

per Sumber Anggaran

NO SUMBER ANGGARAN TAHUN ANGGARAN TOTAL

2016 2017 2018 2019 2020 ANGGARAN

A. PEMERINTAH

1 APBD KABUPATEN

18,134

24,299

20,299

20,774

17,424

100,930

2 APBD PROVINSI

2,600

4,850

2,800

4,060

1,310

15,620

3 APBN

5,994

11,736

12,336

33,336

8,946

72,348

JUMLAH A

26,728

40,885

35,435

58,170

27,680

188,898

B NON PEMERINTAH

1 CSR SWASTA

3,350

2,110

2,110

2,110

610

10,290

2 MASYARAKAT

1,776

2,176

1,976

2,376

476

8,780

JUMLAH B

5,126

4,286

4,086

4,486

1,086

19,070

TOTAL (A+B)

31,854

45,171

39,521

62,656

28,766

207,968

Sumber : Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan

Page 100: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 100

Dari table di atas dapat dilihat bahwa porsi pendanaan APBD adalah paling besar yaitu sekitar

Rp 100,930 miliar mengingat biaya operasional yang tinggi untuk ketiga sektor. Sedangkan nilai

pembiayaan dari APBD Provinsi hanya sekitar Rp 15,620 miliar mengingat selama ini belum

banyak bantuan dari pemerintah provinsi di sector sanitasi. Untuk pendanaan APBN mencapai

Rp 72,348 miliar.Selain dari sektor pemerintah, masih diupayakan pendanaan dari sector non

pemerintah melalui dana CSR atau hibah dan masyarakat yaitu sebesar Rp 10,290 miliar dan Rp

8,780 miliar.

5.1 Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi dengan Sumber Pendanaan Pemerintah

Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi dengan Sumber Pendanaan Pemerintah

diupayakan dari Pemerintah Kabupaten, Provinsi dan APBN melalui kementerian

terkait. Hal ini didasarkan pada kebijakan-kebijakan di masing-masing level

pemerintahan yang disesuaikan dengan kewenangan yang dimiliki. Adapun rekapitulasi

masing-masing sumber pendanaan seperti pada tabel-tabel berikut dimana untuk lebih

rincinya dapat dilihat pada lampiran 4.

Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi dengan Sumber Pendanaan Pemerintah

diupayakan dari Pemerintah Kabupaten, Provinsi dan APBN melalui kementerian

terkait. Hal ini didasarkan pada kebijakan-kebijakan di masing-masing level

pemerintahan yang disesuaikan dengan kewenangan yang dimiliki. Rekapitulasi dengan

Sumber Pendanaan APBD Kabupaten/Kota dapat dilihat pada table berikut.

Tabel 5.3 Rekapitulasi dengan Sumber Pendanaan APBD Kabupaten/Kota

x Rp. 1 juta

NO URAIAN TAHUN ANGGARAN TOTAL

KEGIATAN 2016 2017 2018 2019 2020 ANGGARAN

1 AIR LIMBAH DOMESTIK

2,655

2,820

2,920

3,845

1,345

13,585

2 PERSAMPAHAN

10,785

16,795

12,695

12,245

11,395

63,915

3 DRAINASE

4,694

4,684

4,684

4,684

4,684

23,430

JUMLAH

18,134

24,299

20,299

20,774

17,424

100,930

Sumber : Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan

Page 101: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 101

Dari table di atas dapat dilihat bahwa pembiayaan terbesar adalah pada sector persampahan

yaitu sekitar Rp 63 miliar, mengingat biaya operasional persampahan yang tinggi. Melihat hal

tersebut, diupayakan pada masa datang pengolahan akan dimulai dari sumbernya. Untuk sector

air limbah sendiri berkisar sekitar Rp 13,5 miliar dan drainase sekitar Rp 23,4 miliar.

Untuk pendanaan dari APBD provinsi dapat dilihat pada table berikut.

Tabel 5.4 Rekapitulasi dengan Sumber Pendanaan APBD Provinsi

NO URAIAN TAHUN ANGGARAN TOTAL

KEGIATAN 2016 2017 2018 2019 2020

ANGGARAN

1 AIR LIMBAH DOMESTIK

1,550

1,550

1,750

1,750

250

6,850

2 PERSAMPAHAN

50

2,300

50

1,310

60

3,770

3 DRAINASE

1,000

1,000

1,000

1,000

1,000

5,000

JUMLAH

2,600

4,850

2,800

4,060

1,310

15,620

Sumber : Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan

Dari table di atas dapat dilihat bahwa pendanaan dari APBD Provinsi diupayakan untuk ketiga

sector yaitu air limbah, persampahan dan drainase yaitu sekitar Rp 15,620 miliar. Hal ini akan

lebih banyak diupayakan untuk pengadaan sarana prasarana dan juga khusuny di sector

drainase akan diupayakan perbaikan drainase pada jalan-jalan yang berstatus jalan provinsi

yang berada di wilayah Kabupaten Tabanan.

Untuk APBN bernilai lebih besar dari pendanaan provinsi. Pendanaan APBN dapat dilihat pada

table berikut.

Tabel 5.5 Rekapitulasi dengan Sumber Pendanaan APBN

x Rp. 1 juta

NO URAIAN TAHUN ANGGARAN TOTAL

KEGIATAN 2016 2017 2018 2019 2020 ANGGARAN

1 AIR LIMBAH DOMESTIK

5,368

10,360

4,460

9,160

5,960 35,308

2 PERSAMPAHAN

620

1,170

6,670

22,170

2,980 33,610

3 DRAINASE

6

206

1,206

2,006

6 3,430

JUMLAH

5,994

11,736

12,336

33,336

8,946

72,348

Sumber : Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan

Page 102: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 102

Dari tabel di atas, semua sektor diupayakan dapat didanai dana APBN. Dengan kisaran yaitu

pada sektor air limbah sebesar Rp 35,308 miliar, persampahan sekitar Rp 33,610 miliar dan

drainase sekitar Rp 3.430 miliar.

5.2 Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi dengan Sumber Pendanaan Non Pemerintah

Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi dengan Sumber Pendanaan Non Pemerintah

diupayakan dari perusahaan-perusahaan potensial yang dapat memberikan bantuan melalui

penyaluran CSR. Selain itu, pemberdayaan masyarakat dengan kegiatan secara swadaya sangat

dibutuhkan untuk dapat memenuhi target capaian sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

Adapun Rekapitulasi Pendanaan Sanitasi Partisipasi Swasta/CSR dan masyarakat dapat dilihat

pada table berikut.

Tabel 5.6 Rekapitulasi Pendanaan Sanitasi Partisipasi Swasta/CSR

x Rp. 1 juta

NO URAIAN TAHUN ANGGARAN TOTAL

KEGIATAN

2016

2017

2018

2019

2020 ANGGARAN

1 AIR LIMBAH DOMESTIK

1,700

1,710

1,710

1,710

210

7,040

2 PERSAMPAHAN

1,650

400

400

400

400

3,250

3 DRAINASE

-

-

-

-

-

-

JUMLAH

3,350

2,110

2,110

2,110

610

10,290

Sumber : Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan

Pendanaan dari sector swasta diupayakan untuk mendanai sector yang cukup potensial untuk

didanai yaitu sector air limbah dan persampahan yaitu sekitar Rp 7,040 miliar dan Rp 3,250

miliar.

Page 103: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 103

Tabel 5.7 Rekapitulasi Pendanaan Sanitasi Partisipasi Masyarakat

x Rp. 1 juta

NO URAIAN TAHUN ANGGARAN TOTAL

KEGIATAN

2016

2017

2018

2019

2020 ANGGARAN

1 AIR LIMBAH DOMESTIK

1,500

1,500

1,700

1,700

200 6,600

2 PERSAMPAHAN

10

410

10

410

10 850

3 DRAINASE

266

266

266

266

266 1,330

JUMLAH

1,776

2,176

1,976

2,376

476 8,780

Sumber : Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan

Dari table di atas, masyarakat diharapkan dapat memberikan kontribusai untuk pembangunan

sanitasi di seluruh sector yaitu sector air limbah sebesar Rp 6,6 miliar, persampahan sebesar Rp

850 juta dan drainase sebesar Rp 1,330 miliar dengan biaya total Rp 8.80 miliar.

5.3 Antisipasi Funding Gap

Dalam penyelenggaraan program-program dan kegiatan sanitasi yang tertuang dalam

SSK, kemungkinan akan terjadi funding gap bila jumlah anggaran yang dibutuhkan jauh lebih

besar daripada yang tersedia.

Kemungkinan funding gap yang ada berdasarkan analisa kemampuan keuangan daerah,

internalisasi dan pemasaran program dan kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.8 Funding Gap

x Rp. 1 juta

O URAIAN TAHUN ANGGARAN TOTAL

KEGIATAN 2016 2017 2018 2019 2020

ANGGARAN

1

AIR LIMBAH

DOMESTIK 300 300 500 500 200

1,800

2 PERSAMPAHAN

4,450

5,750

6,200

4,960

4,960

26,320

3 DRAINASE

3,660

3,660

3,660

3,660

3,660

18,300

4

DAFTAR TUNGGU

(FUNDING GAP)

8,410

9,710

10,360

9,120

8,820

46,420

5

KEBUTUHAN

PEDANAAN SANITASI

30,868

43,610

37,970

61,170

27,270

200,888

6

GAP (%)

27 22 27 15 32

23

Sumber : Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan

Page 104: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 104

Berdasarkan analisa keuangan daerah yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, dimana

komitmen pendanaan untuk belanja sanitasi adalah berkisar antara Rp 54,509 miliar sedangkan

kebutuhan mencapai Rp 100,930 milar. Sehingga dengan melihat kebutuhan pendanaan,

diperkirakan akan terdapat funding gap sekitar Rp 46,420 miliar.

Adanya funding gap ini akan diupayakan melalui dana hibah sanitasi yang skemanya sesuai

dengan kemampuan keuangan daerah. Selain itu, diupayakan pendanaan melalui dana CSR

perusahaan. Adapun Perusahaan Penyelenggara CSR yang potensial seperti pada Lampiran 6.

Perusahaan Penyelenggara CSR yang potensial.

Selain itu, dengan terbatasnya perusahaan-perusahaan potensial di wilayah Tabanan dimana

merupakan daerah agraris, sehingga akan diupayakan juga pendanaan dari perusahaan yang

ada di tingkat provinsi.

Page 105: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 105

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

Dalam rangka pencapaian visi dan misi sanitasi, telah ditetapkan tujuan dan sasaran

pembangunan sanitasi yang mencakup investasi baik keuangan dan sumber daya manusia

untuk pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan sanitasi. Untuk melihat ketepatan

penggunaan dana untuk pelaksanaan kegiatan bidang sanitasi, perlu diketahui proses yang

telah dilaksanakan oleh seluruh pemangku kepentingan. Selain itu, perlu juga mengetahui

hambatan/masalah dalam perencanaan dan pelaksanaan untuk mendapatkan solusi sehingga

perlu dilakukan pemantauan (monitoring) dan evaluasi.

Pemantauan (monitoring) dilaksanakan untuk :

melaksanakan verifikasi tingkat efektifitas dan efisiensi proses pelaksanaan

kegiatan;

mengidentifikasi capaian dan kelemahannya;

menetapkan rekomendasi langkah perbaikan untuk mengoptimalkan

pencapaian.

Di lain pihak, Evaluasi merupakan proses penilaian yang sistematis terhadap konsep,

desain, pelaksanaan, dan manfaat kegiatan dan program sebuah institusi.

Manfaat dilaksanakannya monitoring dan evaluasi ini yaitu sebagai umpan balik bagi pengambil

keputusan berkaitan dengan :

kemajuan relatif pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan sanitasi dengan

dilaksanakannya kegiatan-kegiatan pembangunan dalam kerangka kebijakan

dan strategi yang disepakati.

usaha peningkatkan kinerja dan akuntabilitas institusi dalam usaha pencapaian

visi pembangunan sanitasi.

Hal-hal yang perlu dipantau dan dievaluasi yaitu :

1. Capaian pelaksanaan kegiatan: investasi dan keluaran oleh SKPD, masyarakat dan

swasta baik fisik maupun non-fisik.

2. Capaian strategis: indikator dan target tujuan dan sasaran pembangunan sanitasi

menyangkut :

a. Pelayanan air limbah.

b. Pelayanan persampahan.

c. Pengurangan luas genangan.

3. Perencanaan dan pengambilan keputusan.

Page 106: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 106

Kegiatan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan SSK pada dasarnya dilakukan oleh

semua pelaku atau pemangku kepentingan (stakeholders) Kabupaten Tabanan. Pemantauan dan

evaluasi pelaksanaan SSK Kabupaten Tabananpada lembaga pemerintah daerah dilakukan oleh

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait, untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan

program dan mengukur hasil program terhadap pencapaian target sanitasi 2020. Kegiatan

pemantauan dan evaluasi pelaksanaan SSK Kabupaten Tabanan juga menerima masukan hasil

pemantauan dan evaluasi independen oleh lembaga-lembaga non pemerintah seperti LSM,

perguruan tinggi, lembaga penelitian, organisasi profesi, dan media massa. Hasil pemantauan

dan evaluasi, baik yang dilakukan oleh lembaga pemerintah daerah maupun lembaga non

pemerintah diverifikasi dan dikonsolidasikan oleh Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan untuk

kemudian dilaporkan kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah yang dikoordinir oleh Bappeda.

Kegiatan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan SSK Kabupaten Tabanan di tingkat lokal

atau komunitas sepenuhnya merupakan prakarsa dan kegiatan masyarakat sendiri. Untuk itu

dapat diberikan pendampingan dan/atau advokasi oleh Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan

maupun oleh LSM yang memiliki kompetensi dalam evaluasi kebijakan dan pelaksanaan

pembangunan khususnya yang terkait dengan target RPJMN 2019.

Monitoring dan Evaluasi dari pelaksanaan SSK Kabupaten Tabanan dapat dilakukan dengan

memantau capaian stratejik SSK seperti pada table berikut.

Tabel 6.1 Capaian Stratejik SSK Kabupaten Tabanan

Rp dalam juta

RENCANA REALISASI

OUTPUT BELANJA OUTCOME OUTPUT BELANJA OUTCOME

TUJUAN :

1 Meningkatkan akses rumah tangga terhadap fasilitas pengolahan limbah yang memadai

TAHUN 2016

0 KK BABS di tahun 2019

1 Sosialisasi dan Penyuluhan STOP BABS dan Wirausaha Sanitasi = 5 paket

Rp 25

759 KK BABS berkurang

1 Sosialisasi dan Penyuluhan STOP BABS = ……..paket

Rp ……… …….. KK BABS berkurang

2 Pembangunan jamban sehat= 759 buah

Rp 7,590

2 Pembangunan jamban sehat= ……..buah

Rp ………

Total Rp 7,615

Total Rp ………

TAHUN 2017

0 KK BABS di tahun 2019

1 Sosialisasi dan Penyuluhan STOP BABS = 5 paket

Rp 25

700 KK BABS berkurang

1 Sosialisasi dan Penyuluhan STOP BABS = ……..paket

Rp ……… …….. KK BABS berkurang

2 Pembangunan jamban sehat= 700 buah

Rp 7,000

3 Pembangunan jamban sehat= ……..buah

Rp ………

Total Rp 7,025

Total Rp ………

TAHUN 2018

Page 107: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 107

RENCANA REALISASI

OUTPUT BELANJA OUTCOME OUTPUT BELANJA OUTCOME

0 KK BABS di tahun 2019

1 Sosialisasi dan Penyuluhan STOP BABS = 5 paket

Rp 25

600 KK BABS berkurang

1 Sosialisasi dan Penyuluhan STOP BABS = ……..paket

Rp ……… …….. KK BABS berkurang

2 Pembangunan jamban sehat= 600 buah

Rp 6,000

3 Pembangunan jamban sehat= ……..buah

Rp ……….

Total Rp 6,025

Total Rp ………

TAHUN 2019

0 KK BABS di tahun 2019

1 Sosialisasi dan Penyuluhan STOP BABS = 5 paket

Rp 25

600 KK BABS berkurang

1 Sosialisasi dan Penyuluhan STOP BABS = ……..paket

Rp ……… …….. KK BABS berkurang

2 Pembangunan jamban sehat= 600 buah

Rp 6,000

3 Pembangunan jamban sehat= ……..buah

Rp ………

Total Rp 6,025

Total Rp ………

2 Meningkatkan kualitas lingkungan dengan pengelolaan air limbah setempat (on site) dan terpusat (off site) yang sesuai standar hingga 100 % RT di tahun 2019

TAHUN 2016

100 % KK tersedia sistem pengolahan air limbah sesuai standar di tahun 2019

1.500 KK (7.500 jiwa) penduduk perkotaan dan di kawasan kumuh permukiman pada area beresiko sanitasi terlayani IPAL Komunal (20 unit) di tahun 2019

1 Pembangunan septictank ber- SNI = 759 UNIT

Rp 1,518

sistem pengolahan air limbah sesuai standar = 763 unit

1 Pembangunan septictank ber- SNI = ________ UNIT

Rp ________ sistem pengolahan air limbah sesuai standar = ________ unit

2 Pembangunan IPAL Komunal = 4 unit

Rp 2,000

2 Pembangunan IPAL Komunal = _____ unit

Rp ________

3 Sosialisasi Septic Tank ber-SNI = 5 paket

Rp 25

3 Sosialisasi Septic Tank ber-SNI = _______ paket

Rp _______

TOTAL Rp 3,543

TOTAL Rp ………

TAHUN 2017

100 % KK tersedia sistem pengolahan air limbah sesuai standar di tahun 2019

1.500 KK (7.500 jiwa) penduduk perkotaan dan di kawasan kumuh permukiman pada area beresiko sanitasi terlayani IPAL Komunal (20 unit) di tahun 2019

1 Pembangunan septictank ber- SNI = 700 UNIT

Rp 1,400

sistem pengolahan air limbah sesuai standar = 763 unit

1 Pembangunan septictank ber- SNI = ________ UNIT

Rp ______ sistem pengolahan air limbah sesuai standar = ________ unit

2 Pembangunan IPAL Komunal = 4 unit

Rp 2,000

2 Pembangunan IPAL Komunal = _____ unit

Rp _______

3 Sosialisasi Septic Tank ber-SNI = 5 paket

Rp 25

3 Sosialisasi Septic Tank ber-SNI = _______ paket

Rp _______

TOTAL Rp 3,425

TOTAL Rp ………

TAHUN 2018

100 % KK tersedia sistem pengolahan air limbah sesuai standar di tahun 2019

1.500 KK (7.500 jiwa) penduduk perkotaan dan di kawasan kumuh permukiman pada area beresiko sanitasi terlayani IPAL Komunal (20 unit) di tahun 2019

1 Pembangunan septictank ber- SNI = 600 UNIT

Rp 1,200

sistem pengolahan air limbah sesuai standar = 763 unit

1 Pembangunan septictank ber- SNI = ________ UNIT

Rp _______ sistem pengolahan air limbah sesuai standar = ________ unit

2 Pembangunan IPAL Komunal = 4 unit

Rp 2,000

2 Pembangunan IPAL Komunal = _____ unit

Rp _______

3 Sosialisasi Septic Tank ber-SNI = 5 paket

Rp 25

3 Sosialisasi Septic Tank ber-SNI = _______ paket

Rp _______

Page 108: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 108

RENCANA REALISASI

OUTPUT BELANJA OUTCOME OUTPUT BELANJA OUTCOME

TOTAL Rp 3,225

TOTAL Rp ………

TAHUN 2019

100 % KK tersedia sistem pengolahan air limbah sesuai standar di tahun 2019

1.500 KK (7.500 jiwa) penduduk perkotaan dan di kawasan kumuh permukiman pada area beresiko sanitasi terlayani IPAL Komunal (20 unit) di tahun 2019

1 Pembangunan septictank ber- SNI = 600 UNIT

Rp 1,200

sistem pengolahan air limbah sesuai standar = 763 unit

1 Pembangunan septictank ber- SNI = ________ UNIT

Rp _______ sistem pengolahan air limbah sesuai standar = ________ unit

2 Pembangunan IPAL Komunal = 4 unit

Rp 2,000

2 Pembangunan IPAL Komunal = _____ unit

Rp ________

3 Sosialisasi Septic Tank ber-SNI = 5 paket

Rp 25

3 Sosialisasi Septic Tank ber-SNI = _______ paket

Rp ________

TOTAL Rp 3,225

TOTAL Rp ______

TAHUN 2020

100 % KK tersedia sistem pengolahan air limbah sesuai standar di tahun 2019

1.500 KK (7.500 jiwa) penduduk perkotaan dan di kawasan kumuh permukiman pada area beresiko sanitasi terlayani IPAL Komunal (20 unit) di tahun 2019

2 Pembangunan IPAL Komunal = 4 unit

Rp 2,000

sistem pengolahan air limbah sesuai standar = 4 unit

2 Pembangunan IPAL Komunal = _____ unit

Rp ________ sistem pengolahan air limbah sesuai standar = ________ unit

3 Sosialisasi Septic Tank ber-SNI = 5 paket

Rp 25

3 Sosialisasi Septic Tank ber-SNI = _______ paket

Rp _________

TOTAL Rp 2,025

TOTAL Rp ………

3 Meningkatkan cakupan layanan persampahan sampai 100% di Kecamatan Tabanan, Kediri dan Kerambitan tahun 2019

TAHUN 2016

3 kecamatan terlayani persampahan 100 % tahun 2019

1 Pengadaan Sarana dan Prasarana Persampahan

Peningkatkan sarana dan prasarana persampahan untuk dapat memenuhi pelayanan persampahan

1 Pengadaan Sarana dan Prasarana Persampahan

Peningkatkan sarana dan prasarana persampahan untuk dapat memenuhi pelayanan persampahan

Dump Truck = 1 unit Rp 500

Dump Truck = ______ unit

Rp ______

Arm Roll = 1 unit Rp 750

Arm Roll = _______ unit Rp ______

Gerobak Sampah/sarana 3 R =50 unit

Rp 50

Gerobak Sampah/sarana 3 R = _____ unit

Rp ______

Motor Sampah = 4 unit Rp 160

Motor Sampah = __unit Rp ______

Container Sampah = 1 unit

Rp 10

Container Sampah = ____unit

Rp ______

Mobil Sampah Modifikasi = 0 unit

Rp Mobil Sampah Modifikasi = ____ unit

Rp ______

2 Operasional Rutin Persampahan

Rp 2,000

2 Operasional Rutin Persampahan

Rp ______

3 Operasional Rutin Pengangkutan

Rp 2,500

3 Operasional Rutin Pengangkutan

Rp ______

4 Operasional Rutin Kebersihan + outsourcing

Rp 4,500

4 Operasional Rutin Kebersihan + outsourcing

Rp ______

Page 109: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 109

RENCANA REALISASI

OUTPUT BELANJA OUTCOME OUTPUT BELANJA OUTCOME

5 Operasional Rutin TPA Rp 750

5 Operasional Rutin TPA Rp ______

6 Kerjasama Pengolahan Sampah Sarbagita

Rp 500

6 Kerjasama Pengolahan Sampah Sarbagita

Rp ______

7 Pembangunan Stasiun Peralihan Antara (SPA)

Rp -

7 Pembangunan Stasiun Peralihan Antara (SPA)

Rp ______

TOTAL Rp 11,720

TOTAL Rp ………

TAHUN 2017

3 kecamatan terlayani persampahan 100 % tahun 2019

1 Pengadaan Sarana dan Prasarana Persampahan

Peningkatkan sarana dan prasarana persampahan untuk dapat memenuhi pelayanan persampahan

1 Pengadaan Sarana dan Prasarana Persampahan

Peningkatkan sarana dan prasarana persampahan untuk dapat memenuhi pelayanan persampahan

Dump Truck = 1 unit Rp 500

Dump Truck = ______ unit

Rp ____

Arm Roll = 1 unit Rp 750

Arm Roll = _______ unit Rp _____

Gerobak Sampah/sarana 3 R =50 unit

Rp 50

Gerobak Sampah/sarana 3 R = _____ unit

Rp ______

Motor Sampah = 4 unit Rp 160

Motor Sampah = ____ unit

Rp ______

Container Sampah = 1 unit

Rp 10

Container Sampah = ________unit

Rp ______

Mobil Sampah Modifikasi = 1 unit

Rp 1,000

Mobil Sampah Modifikasi = ________ unit

Rp ______

2 Operasional Rutin Persampahan

Rp 2,000

2 Operasional Rutin Persampahan

Rp ______

3 Operasional Rutin Pengangkutan

Rp 2,500

3 Operasional Rutin Pengangkutan

Rp ______

4 Operasional Rutin Kebersihan + outsourcing

Rp 4,500

4 Operasional Rutin Kebersihan + outsourcing

Rp ______

5 Operasional Rutin TPA Rp 750

5 Operasional Rutin TPA Rp ______

6 Kerjasama Pengolahan Sampah Sarbagita

Rp 500

6 Kerjasama Pengolahan Sampah Sarbagita

Rp ______

7 Pembangunan Stasiun Peralihan Antara (SPA) = 0 UNIT

Rp -

7 Pembangunan Stasiun Peralihan Antara (SPA) =_________UNIT

Rp ______

TOTAL Rp 12,720

TOTAL Rp

TAHUN 2018

3 kecamatan terlayani persampahan 100 % tahun 2019

1 Pengadaan Sarana dan Prasarana Persampahan

Peningkatkan sarana dan prasarana persampahan untuk dapat memenuhi pelayanan persampahan

1 Pengadaan Sarana dan Prasarana Persampahan

Peningkatkan sarana dan prasarana persampahan untuk dapat memenuhi pelayanan persampahan

Dump Truck = 1 unit Rp 500

Dump Truck = ______ unit

Rp ______

Arm Roll = 1 unit Rp 750

Arm Roll = _______ unit Rp ______

Page 110: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 110

RENCANA REALISASI

OUTPUT BELANJA OUTCOME OUTPUT BELANJA OUTCOME

Gerobak Sampah/sarana 3 R =50 unit

Rp 50

Gerobak Sampah/sarana 3 R = _____ unit

Rp ______

Motor Sampah = 4 unit Rp 160

Motor Sampah = _______ unit

Rp ______

Container Sampah = 1 unit

Rp 10

Container Sampah = ________unit

Rp ______

Mobil Sampah Modifikasi = 0 unit

Rp Mobil Sampah Modifikasi = ________ unit

Rp ______

2 Operasional Rutin Persampahan

Rp 2,000

2 Operasional Rutin Persampahan

Rp ______

3 Operasional Rutin Pengangkutan

Rp 2,500

3 Operasional Rutin Pengangkutan

Rp ______

4 Operasional Rutin Kebersihan + outsourcing

Rp 4,500

4 Operasional Rutin Kebersihan + outsourcing

Rp ______

5 Operasional Rutin TPA Rp 750

5 Operasional Rutin TPA Rp ______

6 Kerjasama Pengolahan Sampah Sarbagita

Rp 500

6 Kerjasama Pengolahan Sampah Sarbagita

Rp ______

7 Pembangunan Stasiun Peralihan Antara (SPA) = 1 UNIT

Rp 5,000

7 Pembangunan Stasiun Peralihan Antara (SPA)

Rp ______

TOTAL Rp 16,720

TOTAL Rp

TAHUN 2019

3 kecamatan terlayani persampahan 100 % tahun 2019

1 Pengadaan Sarana dan Prasarana Persampahan

Peningkatkan sarana dan prasarana persampahan untuk dapat memenuhi pelayanan persampahan

1 Pengadaan Sarana dan Prasarana Persampahan

Peningkatkan sarana dan prasarana persampahan untuk dapat memenuhi pelayanan persampahan

Dump Truck = 1 unit Rp 500

Dump Truck = ______ unit

Rp ______

Arm Roll = 1 unit Rp 750

Arm Roll = _______ unit Rp ______

Gerobak Sampah/sarana 3 R =50 unit

Rp 50

Gerobak Sampah/sarana 3 R = _____ unit

Rp ______

Motor Sampah = 4 unit Rp 160

Motor Sampah = _______ unit

Rp ______

Container Sampah = 1 unit

Rp 10

Container Sampah = ________unit

Rp ______

Mobil Sampah Modifikasi = 1 unit

Rp 1,000

Mobil Sampah Modifikasi = ________ unit

Rp ______

2 Operasional Rutin Persampahan

Rp 2,000

2 Operasional Rutin Persampahan

Rp ______

3 Operasional Rutin Pengangkutan

Rp 2,500

3 Operasional Rutin Pengangkutan

Rp ______

4 Operasional Rutin Kebersihan + outsourcing

Rp 4,500

4 Operasional Rutin Kebersihan + outsourcing

Rp ______

5 Operasional Rutin TPA Rp 750

5 Operasional Rutin TPA Rp ______

6 Kerjasama Pengolahan Sampah Sarbagita

Rp 500

6 Kerjasama Pengolahan Sampah Sarbagita

Rp ______

7 Pembangunan Stasiun Peralihan Antara (SPA)

Rp -

7 Pembangunan Stasiun Peralihan Antara (SPA)

Rp ______

TOTAL Rp 12,720

TOTAL Rp

Page 111: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 111

RENCANA REALISASI

OUTPUT BELANJA OUTCOME OUTPUT BELANJA OUTCOME

TAHUN 2020

3 kecamatan terlayani persampahan 100 % tahun 2019

1 Pengadaan Sarana dan Prasarana Persampahan

Peningkatkan sarana dan prasarana persampahan untuk dapat memenuhi pelayanan persampahan

1 Pengadaan Sarana dan Prasarana Persampahan

Peningkatkan sarana dan prasarana persampahan untuk dapat memenuhi pelayanan persampahan

Dump Truck = 1 unit Rp 500

Dump Truck = ______ unit

Rp ______

Arm Roll = 1 unit Rp 750

Arm Roll = _______ unit Rp ______

Gerobak Sampah/sarana 3 R =50 unit

Rp 50

Gerobak Sampah/sarana 3 R = _____ unit

Rp ______

Motor Sampah = 4 unit Rp 160

Motor Sampah = _______ unit

Rp ______

Container Sampah = 1 unit

Rp 10

Container Sampah = ________unit

Rp ______

Mobil Sampah Modifikasi = 1 unit

Rp 1,000

Mobil Sampah Modifikasi = ________ unit

Rp ______

2 Operasional Rutin Persampahan

Rp 2,000

2 Operasional Rutin Persampahan

Rp ______

3 Operasional Rutin Pengangkutan

Rp 2,500

3 Operasional Rutin Pengangkutan

Rp ______

4 Operasional Rutin Kebersihan + outsourcing

Rp 4,500

4 Operasional Rutin Kebersihan + outsourcing

Rp _____

5 Operasional Rutin TPA Rp 750

5 Operasional Rutin TPA Rp ______

6 Kerjasama Pengolahan Sampah Sarbagita

Rp 500

6 Kerjasama Pengolahan Sampah Sarbagita

Rp ______

7 Pembangunan Stasiun Peralihan Antara (SPA)

Rp -

7 Pembangunan Stasiun Peralihan Antara (SPA)

Rp ______

TOTAL Rp 12,720

TOTAL Rp

4 Penyediaan sarana dan pengelolaan persampahan sesuai standar/Penerapan sistem sesuai standar

TAHUN 2016

Pengelolaan sampah 3 R dan Sanitary Landfill

2 Pembangunan TPST 3 R = 1 unit

Rp 600

Pengelolaan sampah di tiap RT dapat dilakukan dengan 3R dan composting

2 Pembangunan TPST 3 R = 1 unit

Rp _______ Pengelolaan sampah di tiap RT dapat dilakukan dengan 3R dan composting

3 Sosialisasi 3 R = 4 paket Rp 20

3 Sosialisasi 3 R = 4 paket

Rp _______

4 Pelatihan pengelolaan sampah 3 R = 4 paket

Rp 20

4 Pelatihan pengelolaan sampah 3 R = 4 paket

Rp _______

5 Pengadaan lahan TPA Rp Diterapkannya sistem sanitary landfill di TPA Mandung tahun 2019

5 Pengadaan lahan TPA Rp _______ Diterapkannya sistem sanitary landfill di TPA Mandung tahun 2019

9 Uji coba penanganan gas menthan di TPA = 1 paket

Rp 10

9 Uji coba penanganan gas menthan di TPA = 1 paket

Rp _______

Page 112: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 112

RENCANA REALISASI

OUTPUT BELANJA OUTCOME OUTPUT BELANJA OUTCOME

TOTAL Rp 650

TOTAL Rp

TAHUN 2017

Pengelolaan sampah 3 R dan Sanitary Landfill

1 Pengadaan lahan TPST 3R = 4 are

Rp 800

Pengelolaan sampah di tiap RT dapat dilakukan dengan 3R dan composting

1 Pengadaan lahan TPST 3R = ________are

Rp _______ Pengelolaan sampah di tiap RT dapat dilakukan dengan 3R dan composting

2 Pembangunan TPST 3 R = 2 unit

Rp 1,200

2 Pembangunan TPST 3 R = ________ unit

Rp _______

3 Sosialisasi 3 R = 4 paket Rp 20

3 Sosialisasi 3 R = ________ paket

Rp _______

4 Pelatihan pengelolaan sampah 3 R = 4 paket

Rp 20

4 Pelatihan pengelolaan sampah 3 R = _______ paket

Rp _______

5 Pengadaan lahan TPA = 5 Ha

Rp 5,000

Diterapkannya sistem sanitary landfill di TPA Mandung tahun 2019

5 Pengadaan lahan TPA Rp _______ Diterapkannya sistem sanitary landfill di TPA Mandung tahun 2019

6 UKL/UPL TPA Mandung Rp 6 UKL/UPL TPA Mandung

Rp _______

7 DED Revitalisasi TPA Rp 7 DED Revitalisasi TPA Rp _______

8 Revitalisasi TPA Rp 8 Revitalisasi TPA Rp _______

9 Uji coba penanganan gas menthan di TPA = 1 paket

Rp 10

9 Uji coba penanganan gas menthan di TPA = _____ paket

Rp _______

10

Perbaikan kolam leachate = 1 paket

Rp 20

10

Perbaikan kolam leachate =_______unit

Rp _______

11

Pengadaan Sarana Penanganan B3 di TPA = 1 unit

Rp 20

11

Pengadaan Sarana Penanganan B3 di TPA= _____ unit

Rp _______

TOTAL Rp 6,290

TOTAL Rp

TAHUN 2018

Pengelolaan sampah 3 R dan Sanitary Landfill

2 Pembangunan TPST 3 R = 2 unit

Rp 1,200

Pengelolaan sampah di tiap RT dapat dilakukan dengan 3R dan composting

2 Pembangunan TPST 3 R = _______ unit

Rp _______ Pengelolaan sampah di tiap RT dapat dilakukan dengan 3R dan composting

3 Sosialisasi 3 R = 4 paket Rp 20

3 Sosialisasi 3 R = ______paket

Rp _______

4 Pelatihan pengelolaan sampah 3 R = 4 paket

Rp 20

4 Pelatihan pengelolaan sampah 3 R = ______paket

Rp _______

5 Pengadaan lahan TPA Rp Diterapkannya sistem sanitary landfill di TPA Mandung tahun 2019

5 Pengadaan lahan TPA Rp _______ Diterapkannya sistem sanitary landfill di TPA Mandung tahun 2019

6 UKL/UPL TPA Mandung = 1 dok

Rp 100

6 UKL/UPL TPA Mandung

Rp _______

7 DED Revitalisasi TPA = 1 dok

Rp 500

7 DED Revitalisasi TPA Rp _______

8 Revitalisasi TPA Rp 8 Revitalisasi TPA Rp _______

9 Uji coba penanganan gas menthan di TPA = 1 paket

Rp 10

9 Uji coba penanganan gas menthan di TPA = ________ paket

Rp _______

Page 113: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 113

RENCANA REALISASI

OUTPUT BELANJA OUTCOME OUTPUT BELANJA OUTCOME

TOTAL Rp 1,850

TOTAL Rp

TAHUN 2019

Pengelolaan sampah 3 R dan Sanitary Landfill

1 Pengadaan lahan TPST 3R = 4 are

Rp 800

Pengelolaan sampah di tiap RT dapat dilakukan dengan 3R dan composting

1 Pengadaan lahan TPST 3R = ______-are

Rp __________ Pengelolaan sampah di tiap RT dapat dilakukan dengan 3R dan composting

2 Pembangunan TPST 3 R = 2 unit

Rp 1,200

2 Pembangunan TPST 3 R = _______ unit

Rp _______

3 Sosialisasi 3 R = 4 paket Rp 20

3 Sosialisasi 3 R = ______paket

Rp _______

4 Pelatihan pengelolaan sampah 3 R = 4 paket

Rp 20

4 Pelatihan pengelolaan sampah 3 R = ______paket

Rp _______

8 Revitalisasi TPA = 1 paket

Rp 20,500

Diterapkannya sistem sanitary landfill di TPA Mandung tahun 2019

5 Pengadaan lahan TPA Rp _______ Diterapkannya sistem sanitary landfill di TPA Mandung tahun 2019

9 Uji coba penanganan gas menthan di TPA = 1 paket

Rp 10

6 UKL/UPL TPA Mandung

Rp _______

TOTAL 22,550

TOTAL

TAHUN 2020

Pengelolaan sampah 3 R dan Sanitary Landfill

2 Pembangunan TPST 3 R = 3 unit

Rp 1,800

Pengelolaan sampah di tiap RT dapat dilakukan dengan 3R dan composting

2 Pembangunan TPST 3 R = _______ unit

Rp _______ Pengelolaan sampah di tiap RT dapat dilakukan dengan 3R dan composting

3 Sosialisasi 3 R = 4 paket Rp 20

3 Sosialisasi 3 R = ______paket

Rp _______

4 Pelatihan pengelolaan sampah 3 R = 4 paket

Rp 20

4 Pelatihan pengelolaan sampah 3 R = ______paket

Rp _______

8 Revitalisasi TPA = 0 paket

Rp -

Diterapkannya sistem sanitary landfill di TPA Mandung tahun 2019

5 Pengadaan lahan TPA Rp ________ Diterapkannya sistem sanitary landfill di TPA Mandung tahun 2019

9 Uji coba penanganan gas menthan di TPA = 1 paket

Rp 10

6 UKL/UPL TPA Mandung

Rp ________

TOTAL 21,750

TOTAL

5 Masyarakat mampu melakukan pengelolaan persampahan secara mandiri

TAHUN 2016

Pengurangan sampah dari sumbernya

1 Pembentukan Bank Sampah = 4 unit

Rp 100

volume sampah yang masuh ke TPA dapat berkurang dan sudah terpilah

1 Pembentukan Bank Sampah = _______unit

Rp ____ volume sampah yang masuh ke TPA dapat berkurang dan sudah terpilah

Page 114: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 114

RENCANA REALISASI

OUTPUT BELANJA OUTCOME OUTPUT BELANJA OUTCOME

2 Sosialisasi pemisahan sampah organik dan anorganik di tingkat rumah tangga = 4 paket

Rp 100

2 Sosialisasi pemisahan sampah organik dan anorganik di tingkat rumah tangga = ________paket

Rp ____

3 Pembinaan KSM Bank Sampah = 4 paket

Rp 20

3 Pembinaan KSM Bank Sampah = _________paket

Rp ____

TOTAL 220

TOTAL

TAHUN 2017

Pengurangan sampah dari sumbernya

1 Pembentukan Bank Sampah = 4 unit

Rp 100

volume sampah yang masuh ke TPA dapat berkurang dan sudah terpilah

1 Pembentukan Bank Sampah = _______unit

Rp ____ volume sampah yang masuh ke TPA dapat berkurang dan sudah terpilah

2 Sosialisasi pemisahan sampah organik dan anorganik di tingkat rumah tangga = 4 paket

Rp 100

2 Sosialisasi pemisahan sampah organik dan anorganik di tingkat rumah tangga = ________paket

Rp ____

3 Pembinaan KSM Bank Sampah = 4 paket

Rp 20

3 Pembinaan KSM Bank Sampah = _________paket

Rp ____

TOTAL 220

TOTAL

TAHUN 2018

Pengurangan sampah dari sumbernya

1 Pembentukan Bank Sampah = 4 unit

Rp 100

volume sampah yang masuh ke TPA dapat berkurang dan sudah terpilah

1 Pembentukan Bank Sampah = _______unit

Rp ____ volume sampah yang masuh ke TPA dapat berkurang dan sudah terpilah

2 Sosialisasi pemisahan sampah organik dan anorganik di tingkat rumah tangga = 4 paket

Rp 100

2 Sosialisasi pemisahan sampah organik dan anorganik di tingkat rumah tangga = ________paket

Rp ____

3 Pembinaan KSM Bank Sampah = 4 paket

Rp 20

3 Pembinaan KSM Bank Sampah = _________paket

Rp ____

TOTAL 220

TOTAL

TAHUN 2019

Pengurangan sampah dari sumbernya

1 Pembentukan Bank Sampah = 4 unit

Rp 100

volume sampah yang masuh ke TPA dapat berkurang dan sudah terpilah

1 Pembentukan Bank Sampah = _______unit

Rp ____ volume sampah yang masuh ke TPA dapat berkurang dan sudah terpilah

2 Sosialisasi pemisahan sampah organik dan anorganik di tingkat rumah tangga = 4 paket

Rp 100

2 Sosialisasi pemisahan sampah organik dan anorganik di tingkat rumah tangga = ________paket

Rp ____

3 Pembinaan KSM Bank Sampah = 4 paket

Rp 20

3 Pembinaan KSM Bank Sampah = _________paket

Rp ____

Page 115: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 115

RENCANA REALISASI

OUTPUT BELANJA OUTCOME OUTPUT BELANJA OUTCOME

TOTAL 220

TOTAL

TAHUN 2020

Pengurangan sampah dari sumbernya

1 Pembentukan Bank Sampah = 4 unit

Rp 100

volume sampah yang masuh ke TPA dapat berkurang dan sudah terpilah

1 Pembentukan Bank Sampah = _______unit

Rp ____ volume sampah yang masuh ke TPA dapat berkurang dan sudah terpilah

2 Sosialisasi pemisahan sampah organik dan anorganik di tingkat rumah tangga = 4 paket

Rp 100

2 Sosialisasi pemisahan sampah organik dan anorganik di tingkat rumah tangga = ________paket

Rp ____

3 Pembinaan KSM Bank Sampah = 4 paket

Rp 20

3 Pembinaan KSM Bank Sampah = _________paket

Rp ____

TOTAL 220

TOTAL

6 Meningkatkan dan mengintegrasikan fungsi sistem drainase pada jalan raya, permukiman dan perumahan di daerah genangan

TAHUN 2017

Kawasan genangan dengan luasan 6,35 Ha tertangani sampai dengan 2019

1 Penyusunan DED Drainase pada Daerah Genangan = 1 dok

Rp 200

Tertanganinya genangan pada daerah permukiman

1 Penyusunan DED Drainase pada Daerah Genangan =_________ dok

Rp ____ Tertanganinya genangan pada daerah permukiman

TOTAL 200

TOTAL

TAHUN 2018

Kawasan genangan dengan luasan 6,35 Ha tertangani sampai dengan 2019

1 Penyusunan DED Drainase pada Daerah Genangan = 1 dok

Rp 200

Tertanganinya genangan pada daerah permukiman

1 Penyusunan DED Drainase pada Daerah Genangan =_________ dok

Rp ____ Tertanganinya genangan pada daerah permukiman

2 Pembangunan saluran drainase di daerah rawan genangan/area beresiko = 1 paket

Rp 1,000

1 Penyusunan DED Drainase pada Daerah Genangan =_________ dok

Rp ____

TOTAL 1,200

TOTAL

TAHUN 2019

Kawasan genangan dengan luasan 6,35 Ha tertangani sampai dengan 2019

2 Pembangunan saluran drainase di daerah rawan genangan/area beresiko = 1 paket

Rp 2,000

1 Penyusunan DED Drainase pada Daerah Genangan =_________ dok

Rp ____

TOTAL 2,000

TOTAL

Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan, analisa

Untuk mengetahui Capaian kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan, perlu kiranya dilakukan monitoring dan evaluasi untuk kegiatan-kegiatan yang

dilaksanakan. Untuk pemantauan capaian kegiatan tersebut dapat dipantau melalui tablel

berikut.

Page 116: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 116

Tabel 6.2 Capaian Kegiatan SSK Kabupaten Tabanan

RENCANA KEGIATAN REALISASI KEGIATAN

REALISASI OUTPUT

BELANJA OUTCOME

TUJUAN :

1 Meningkatkan akses rumah tangga terhadap fasilitas pengolahan limbah yang memadai

0 KK BABS di tahun 2019

1 Sosialisasi dan Penyuluhan STOP BABS dan Wirausaha Sanitasi = 5 paket

Sosialisasi dan Penyuluhan STOP BABS dan wirausaha sanitasi = ……..paket

Rp 759 KK BABS berkurang

2 Pembangunan jamban sehat= 759 buah

Pembangunan jamban sehat= ……..buah

Rp

Total Total Rp

TAHUN 2017

0 KK BABS di tahun 2019

1 Sosialisasi dan Penyuluhan STOP BABS dan wirausaha sanitasi = 5 paket

Sosialisasi dan Penyuluhan STOP BABS dan wirausaha sanitasi = ……..paket

Rp 700 KK BABS berkurang

2 Pembangunan jamban sehat= 700 buah

Pembangunan jamban sehat= ……..buah

Rp

Total Total Rp

TAHUN 2018

0 KK BABS di tahun 2019

1 Sosialisasi dan Penyuluhan STOP BABS dan wirausaha sanitasi = 5 paket

Sosialisasi dan Penyuluhan STOP BABS dan wirausaha sanitasi = ……..paket

Rp 600 KK BABS berkurang

2 Pembangunan jamban sehat= 600 buah

Pembangunan jamban sehat= ……..buah

Rp

Total Total Rp

TAHUN 2019

0 KK BABS di tahun 2019

1 Sosialisasi dan Penyuluhan STOP BABS dan wirausaha sanitasi = 5 paket

Sosialisasi dan Penyuluhan STOP BABS dan wirausaha sanitasi = ……..paket

Rp 600 KK BABS berkurang

2 Pembangunan jamban sehat= 600 buah

Pembangunan jamban sehat= ……..buah

Rp

Total Total Rp

2 Meningkatkan kualitas lingkungan dengan pengelolaan air limbah setempat (on site) dan terpusat (off site) yang sesuai standar hingga 100 % RT di tahun 2019

TAHUN 2016

100 % KK tersedia sistem pengolahan air limbah sesuai standar di tahun 2019

1.500 KK (7.500 jiwa) penduduk perkotaan dan di kawasan kumuh permukiman pada area beresiko sanitasi terlayani IPAL Komunal (20 unit) di tahun 2019

Page 117: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 117

RENCANA KEGIATAN REALISASI KEGIATAN

REALISASI OUTPUT

BELANJA OUTCOME

1 Pembangunan septictank ber- SNI = 759 UNIT

Pembangunan septictank ber- SNI = ________ UNIT

Rp sistem pengolahan air limbah sesuai standar = 763

unit

2 Pembangunan IPAL Komunal = 4 unit

Pembangunan IPAL Komunal = _____ unit

Rp

3 Sosialisasi Septic Tank ber-SNI = 5 paket

Sosialisasi Septic Tank ber-SNI = _______ paket

Rp

TOTAL TOTAL Rp

TAHUN 2017

100 % KK tersedia sistem pengolahan air limbah sesuai standar di tahun 2019

1.500 KK (7.500 jiwa) penduduk perkotaan dan di kawasan kumuh permukiman pada area beresiko sanitasi terlayani IPAL Komunal (20 unit) di tahun 2019

1 Pembangunan septictank ber- SNI = 700 UNIT

Pembangunan septictank ber- SNI = ________ UNIT

Rp sistem pengolahan air limbah sesuai standar = 763

unit 2 Pembangunan IPAL Komunal =

4 unit Pembangunan IPAL

Komunal = _____ unit Rp

3 Sosialisasi Septic Tank ber-SNI = 5 paket

Sosialisasi Septic Tank ber-SNI = _______ paket

Rp

TOTAL TOTAL Rp

TAHUN 2018

100 % KK tersedia sistem pengolahan air limbah sesuai standar di tahun 2019

1.500 KK (7.500 jiwa) penduduk perkotaan dan di kawasan kumuh permukiman pada area beresiko sanitasi terlayani IPAL Komunal (20 unit) di tahun 2019

1 Pembangunan septictank ber- SNI = 600 UNIT

Pembangunan septictank ber- SNI = ________ UNIT

Rp sistem pengolahan air limbah sesuai standar = 763

unit 2 Pembangunan IPAL Komunal =

4 unit Pembangunan IPAL

Komunal = _____ unit Rp

3 Sosialisasi Septic Tank ber-SNI = 5 paket

Sosialisasi Septic Tank ber-SNI = _______ paket

Rp

TOTAL TOTAL Rp

TAHUN 2019

100 % KK tersedia sistem pengolahan air limbah sesuai standar di tahun 2019

1.500 KK (7.500 jiwa) penduduk perkotaan dan di kawasan kumuh permukiman pada area beresiko sanitasi terlayani IPAL Komunal (20 unit) di tahun 2019

1 Pembangunan septictank ber- SNI = 600 UNIT

Pembangunan septictank ber- SNI = ________ UNIT

Rp sistem pengolahan air limbah sesuai standar = 763

unit 2 Pembangunan IPAL Komunal =

4 unit Pembangunan IPAL

Komunal = _____ unit Rp

3 Sosialisasi Septic Tank ber-SNI = 5 paket

Sosialisasi Septic Tank ber-SNI = _______ paket

Rp

TOTAL TOTAL Rp

TAHUN 2020

100 % KK tersedia sistem pengolahan air limbah sesuai standar di tahun 2019

1.500 KK (7.500 jiwa) penduduk perkotaan dan di kawasan kumuh permukiman pada area beresiko sanitasi terlayani IPAL Komunal (20 unit) di tahun 2019

Page 118: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 118

RENCANA KEGIATAN REALISASI KEGIATAN

REALISASI OUTPUT

BELANJA OUTCOME

2 Pembangunan IPAL Komunal = 4 unit

Pembangunan IPAL Komunal = _____ unit

Rp sistem pengolahan air limbah sesuai standar = 4

unit

3 Sosialisasi Septic Tank ber-SNI = 5 paket

Sosialisasi Septic Tank ber-SNI = _______ paket

Rp

TOTAL TOTAL Rp

3 Meningkatkan cakupan layanan persampahan sampai 100% di Kecamatan Tabanan, Kediri dan Kerambitan tahun 2019

TAHUN 2016

3 kecamatan terlayani persampahan 100 % tahun 2019

1 Pengadaan Sarana dan Prasarana Persampahan

Pengadaan Sarana dan Prasarana Persampahan

Peningkatkan sarana dan prasarana

persampahan untuk dapat memenuhi pelayanan

persampahan Dump Truck = 1 unit Dump Truck = ______

unit Rp

500

Arm Roll = 1 unit Arm Roll = _______ unit Rp 750

Gerobak Sampah/sarana 3 R =50 unit

Gerobak Sampah/sarana 3 R = _____ unit

Rp 50

Motor Sampah = 4 unit Motor Sampah = _______ unit

Rp

Container Sampah = 1 unit Container Sampah = ________unit

Rp

Mobil Sampah Modifikasi = 0 unit

Mobil Sampah Modifikasi = ________ unit

Rp

2 Operasional Rutin Persampahan

Operasional Rutin Persampahan

Rp

3 Operasional Rutin Pengangkutan

Operasional Rutin Pengangkutan

Rp

4 Operasional Rutin Kebersihan + outsourcing

Operasional Rutin Kebersihan + outsourcing

Rp

5 Operasional Rutin TPA Operasional Rutin TPA

Rp

6 Kerjasama Pengolahan Sampah Sarbagita

Kerjasama Pengolahan Sampah Sarbagita

Rp

7 Pembangunan Stasiun Peralihan Antara (SPA)

Pembangunan Stasiun Peralihan Antara (SPA)

Rp

TOTAL TOTAL

TAHUN 2017

3 kecamatan terlayani persampahan 100 % tahun 2019

Page 119: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 119

RENCANA KEGIATAN REALISASI KEGIATAN

REALISASI OUTPUT

BELANJA OUTCOME

1 Pengadaan Sarana dan Prasarana Persampahan

Pengadaan Sarana dan Prasarana Persampahan

Peningkatkan sarana dan prasarana persampahan untuk dapat memenuhi pelayanan persampahan

Dump Truck = 1 unit Dump Truck = ______ unit

Rp

Arm Roll = 1 unit Arm Roll = _______ unit Rp

Gerobak Sampah/sarana 3 R =50 unit

Gerobak Sampah/sarana 3 R = _____ unit

Rp

Motor Sampah = 4 unit Motor Sampah = _______ unit

Rp

Container Sampah = 1 unit Container Sampah = ________unit

Rp

Mobil Sampah Modifikasi = 1 unit

Mobil Sampah Modifikasi = ________ unit

Rp

2 Operasional Rutin Persampahan

Operasional Rutin Persampahan

Rp

3 Operasional Rutin Pengangkutan

Operasional Rutin Pengangkutan

Rp

4 Operasional Rutin Kebersihan + outsourcing

Operasional Rutin Kebersihan + outsourcing

Rp

5 Operasional Rutin TPA Operasional Rutin TPA

Rp

6 Kerjasama Pengolahan Sampah Sarbagita

Kerjasama Pengolahan Sampah Sarbagita

Rp

7 Pembangunan Stasiun Peralihan Antara (SPA) = 0 UNIT

Pembangunan Stasiun Peralihan Antara (SPA) =_________UNIT

Rp -

TOTAL TOTAL

TAHUN 2018

3 kecamatan terlayani persampahan 100 % tahun 2019

1 Pengadaan Sarana dan Prasarana Persampahan

Pengadaan Sarana dan Prasarana Persampahan

Peningkatkan sarana dan prasarana persampahan untuk dapat memenuhi pelayanan persampahan

Dump Truck = 1 unit Dump Truck = ______ unit

Rp

Arm Roll = 1 unit Arm Roll = _______ unit Rp

Gerobak Sampah/sarana 3 R =50 unit

Gerobak Sampah/sarana 3 R = _____ unit

Rp

Motor Sampah = 4 unit Motor Sampah = _______ unit

Rp

Container Sampah = 1 unit Container Sampah = ________unit

Rp

Mobil Sampah Modifikasi = 0 unit

Mobil Sampah Modifikasi = ________ unit

Rp

2 Operasional Rutin Persampahan

Operasional Rutin Persampahan

Rp

Page 120: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 120

RENCANA KEGIATAN REALISASI KEGIATAN

REALISASI OUTPUT

BELANJA OUTCOME

3 Operasional Rutin Pengangkutan

Operasional Rutin Pengangkutan

Rp

4 Operasional Rutin Kebersihan + outsourcing

Operasional Rutin Kebersihan + outsourcing

Rp

5 Operasional Rutin TPA Operasional Rutin TPA

Rp

6 Kerjasama Pengolahan Sampah Sarbagita

Kerjasama Pengolahan Sampah Sarbagita

Rp

7 Pembangunan Stasiun Peralihan Antara (SPA) = 1 UNIT

Pembangunan Stasiun Peralihan Antara (SPA)

Rp

TOTAL TOTAL

TAHUN 2019

3 kecamatan terlayani persampahan 100 % tahun 2019

1 Pengadaan Sarana dan Prasarana Persampahan

Pengadaan Sarana dan Prasarana Persampahan

Peningkatkan sarana dan prasarana persampahan untuk dapat memenuhi pelayanan persampahan

Dump Truck = 1 unit Dump Truck = ______ unit

Rp

Arm Roll = 1 unit Arm Roll = _______ unit Rp

Gerobak Sampah/sarana 3 R =50 unit

Gerobak Sampah/sarana 3 R = _____ unit

Rp

Motor Sampah = 4 unit Motor Sampah = _______ unit

Rp

Container Sampah = 1 unit Container Sampah = ________unit

Rp

Mobil Sampah Modifikasi = 1 unit

Mobil Sampah Modifikasi = ________ unit

Rp

2 Operasional Rutin Persampahan

Operasional Rutin Persampahan

Rp

3 Operasional Rutin Pengangkutan

Operasional Rutin Pengangkutan

Rp

4 Operasional Rutin Kebersihan + outsourcing

Operasional Rutin Kebersihan + outsourcing

Rp

5 Operasional Rutin TPA Operasional Rutin TPA

Rp

6 Kerjasama Pengolahan Sampah Sarbagita

Kerjasama Pengolahan Sampah Sarbagita

Rp

7 Pembangunan Stasiun Peralihan Antara (SPA)

Pembangunan Stasiun Peralihan Antara (SPA)

Rp

TOTAL TOTAL

TAHUN 2020

3 kecamatan terlayani persampahan 100 % tahun 2019

Page 121: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 121

RENCANA KEGIATAN REALISASI KEGIATAN

REALISASI OUTPUT

BELANJA OUTCOME

1 Pengadaan Sarana dan Prasarana Persampahan

Pengadaan Sarana dan Prasarana Persampahan

Peningkatkan sarana dan prasarana persampahan untuk dapat memenuhi pelayanan persampahan

Dump Truck = 1 unit Dump Truck = ______ unit

Rp

Arm Roll = 1 unit Arm Roll = _______ unit Rp

Gerobak Sampah/sarana 3 R =50 unit

Gerobak Sampah/sarana 3 R = _____ unit

Rp

Motor Sampah = 4 unit Motor Sampah = _______ unit

Rp

Container Sampah = 1 unit Container Sampah = ________unit

Rp

Mobil Sampah Modifikasi = 1 unit

Mobil Sampah Modifikasi = ________ unit

Rp

2 Operasional Rutin Persampahan

Operasional Rutin Persampahan

Rp

3 Operasional Rutin Pengangkutan

Operasional Rutin Pengangkutan

Rp

4 Operasional Rutin Kebersihan + outsourcing

Operasional Rutin Kebersihan + outsourcing

Rp

5 Operasional Rutin TPA Operasional Rutin TPA

Rp

6 Kerjasama Pengolahan Sampah Sarbagita

Kerjasama Pengolahan Sampah Sarbagita

Rp

7 Pembangunan Stasiun Peralihan Antara (SPA)

Pembangunan Stasiun Peralihan Antara (SPA)

Rp

TOTAL TOTAL

4 Penyediaan sarana dan pengelolaan persampahan sesuai standar/Penerapan sistem sesuai standar

TAHUN 2016

Pengelolaan sampah 3 R dan Sanitary Landfill

1 Pengadaan lahan TPST 3R Pengadaan lahan TPST 3R

Rp Pengelolaan sampah di tiap RT dapat dilakukan dengan 3R dan composting

2 Pembangunan TPST 3 R = 1 unit

Pembangunan TPST 3 R = 1 unit

Rp

3 Sosialisasi 3 R = 4 paket Sosialisasi 3 R = 4 paket

Rp

4 Pelatihan pengelolaan sampah 3 R = 4 paket

Pelatihan pengelolaan sampah 3 R = 4 paket

Rp

5 Pengadaan lahan TPA Pengadaan lahan TPA Rp Diterapkannya sistem sanitary landfill di TPA Mandung tahun 2019

9 Uji coba penanganan gas menthan di TPA = 1 paket

Uji coba penanganan gas menthan di TPA = 1 paket

Rp

Page 122: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 122

RENCANA KEGIATAN REALISASI KEGIATAN

REALISASI OUTPUT

BELANJA OUTCOME

TOTAL TOTAL

TAHUN 2017

Pengelolaan sampah 3 R dan Sanitary Landfill

1 Pengadaan lahan TPST 3R = 4 are

Pengadaan lahan TPST 3R = ________are

Rp Pengelolaan sampah di tiap RT dapat dilakukan dengan 3R dan composting

2 Pembangunan TPST 3 R = 2 unit

Pembangunan TPST 3 R = ________ unit

Rp

3 Sosialisasi 3 R = 4 paket Sosialisasi 3 R = ________ paket

Rp

4 Pelatihan pengelolaan sampah 3 R = 4 paket

Pelatihan pengelolaan sampah 3 R = _______ paket

Rp

5 Pengadaan lahan TPA = 5 Ha Pengadaan lahan TPA Rp Diterapkannya sistem sanitary landfill di TPA Mandung tahun 2019

6 UKL/UPL TPA Mandung UKL/UPL TPA Mandung

Rp

7 DED Revitalisasi TPA DED Revitalisasi TPA Rp

8 Revitalisasi TPA Revitalisasi TPA Rp

9 Uji coba penanganan gas menthan di TPA = 1 paket

Uji coba penanganan gas menthan di TPA = _____ paket

Rp

10 Perbaikan kolam leachate = 1 paket

Perbaikan kolam leachate =_______unit

Rp

11 Pengadaan Sarana Penanganan B3 di TPA = 1 unit

Pengadaan Sarana Penanganan B3 di TPA= _____ unit

Rp

TOTAL TOTAL

TAHUN 2018

Pengelolaan sampah 3 R dan Sanitary Landfill

1 Pengadaan lahan TPST 3R Pengadaan lahan TPST 3R

Rp -

Pengelolaan sampah di tiap RT dapat dilakukan dengan 3R dan composting

2 Pembangunan TPST 3 R = 2 unit

Pembangunan TPST 3 R = _______ unit

Rp

3 Sosialisasi 3 R = 4 paket Sosialisasi 3 R = ______paket

Rp

4 Pelatihan pengelolaan sampah 3 R = 4 paket

Pelatihan pengelolaan sampah 3 R = ______paket

Rp

5 Pengadaan lahan TPA Pengadaan lahan TPA Rp Diterapkannya sistem sanitary landfill di TPA Mandung tahun 2019

6 UKL/UPL TPA Mandung = 1 dok

UKL/UPL TPA Mandung

Rp

7 DED Revitalisasi TPA = 1 dok DED Revitalisasi TPA Rp

8 Revitalisasi TPA Revitalisasi TPA Rp

Page 123: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 123

RENCANA KEGIATAN REALISASI KEGIATAN

REALISASI OUTPUT

BELANJA OUTCOME

9 Uji coba penanganan gas menthan di TPA = 1 paket

Uji coba penanganan gas menthan di TPA = ________ paket

Rp

TOTAL TOTAL

TAHUN 2019

Pengelolaan sampah 3 R dan Sanitary Landfill

1 Pengadaan lahan TPST 3R = 4 are

Pengadaan lahan TPST 3R = ______-are

Rp Pengelolaan sampah di tiap RT dapat dilakukan dengan 3R dan composting

2 Pembangunan TPST 3 R = 2 unit

Pembangunan TPST 3 R = _______ unit

Rp

3 Sosialisasi 3 R = 4 paket Sosialisasi 3 R = ______paket

Rp

4 Pelatihan pengelolaan sampah 3 R = 4 paket

Pelatihan pengelolaan sampah 3 R = ______paket

Rp

8 Revitalisasi TPA = 1 paket Pengadaan lahan TPA Rp Diterapkannya sistem sanitary landfill di TPA Mandung tahun 2019

9 Uji coba penanganan gas menthan di TPA = 1 paket

UKL/UPL TPA Mandung

Rp

TOTAL TOTAL

TAHUN 2020

Pengelolaan sampah 3 R dan Sanitary Landfill

1 Pengadaan lahan TPST 3R Pengadaan lahan TPST 3R = ______-are

Rp Pengelolaan sampah di tiap RT dapat dilakukan dengan 3R dan composting

2 Pembangunan TPST 3 R = 3 unit

Pembangunan TPST 3 R = _______ unit

Rp

3 Sosialisasi 3 R = 4 paket Sosialisasi 3 R = ______paket

Rp

4 Pelatihan pengelolaan sampah 3 R = 4 paket

Pelatihan pengelolaan sampah 3 R = ______paket

Rp

8 Revitalisasi TPA = 0 paket Pengadaan lahan TPA Rp Diterapkannya sistem sanitary landfill di TPA Mandung tahun 2019

9 Uji coba penanganan gas menthan di TPA = 1 paket

UKL/UPL TPA Mandung

Rp

TOTAL TOTAL

5 Masyarakat mampu melakukan pengelolaan persampahan secara mandiri

TAHUN 2016

Pengurangan sampah dari sumbernya

Page 124: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 124

RENCANA KEGIATAN REALISASI KEGIATAN

REALISASI OUTPUT

BELANJA OUTCOME

1 Pembentukan Bank Sampah = 4 unit

Pembentukan Bank Sampah = _______unit

Rp volume sampah yang masuh ke TPA dapat berkurang dan sudah terpilah

2 Sosialisasi pemisahan sampah organik dan anorganik di tingkat rumah tangga = 4 paket

Sosialisasi pemisahan sampah organik dan anorganik di tingkat rumah tangga = ________paket

Rp

3 Pembinaan KSM Bank Sampah = 4 paket

Pembinaan KSM Bank Sampah = _________paket

Rp

TOTAL TOTAL

TAHUN 2017

Pengurangan sampah dari sumbernya

1 Pembentukan Bank Sampah = 4 unit

Pembentukan Bank Sampah = _______unit

Rp volume sampah yang masuh ke TPA dapat berkurang dan sudah terpilah

2 Sosialisasi pemisahan sampah organik dan anorganik di tingkat rumah tangga = 4 paket

Sosialisasi pemisahan sampah organik dan anorganik di tingkat rumah tangga = ________paket

Rp

3 Pembinaan KSM Bank Sampah = 4 paket

Pembinaan KSM Bank Sampah = _________paket

Rp

TOTAL TOTAL

TAHUN 2018

Pengurangan sampah dari sumbernya

1 Pembentukan Bank Sampah = 4 unit

Pembentukan Bank Sampah = _______unit

Rp volume sampah yang masuh ke TPA dapat berkurang dan sudah terpilah

2 Sosialisasi pemisahan sampah organik dan anorganik di tingkat rumah tangga = 4 paket

Sosialisasi pemisahan sampah organik dan anorganik di tingkat rumah tangga = ________paket

Rp

3 Pembinaan KSM Bank Sampah = 4 paket

Pembinaan KSM Bank Sampah = _________paket

Rp

TOTAL TOTAL

TAHUN 2019

Pengurangan sampah dari sumbernya

1 Pembentukan Bank Sampah = 4 unit

Pembentukan Bank Sampah = _______unit

Rp volume sampah yang masuh ke TPA dapat berkurang dan sudah terpilah

2 Sosialisasi pemisahan sampah organik dan anorganik di tingkat rumah tangga = 4 paket

Sosialisasi pemisahan sampah organik dan anorganik di tingkat rumah tangga = ________paket

Rp

3 Pembinaan KSM Bank Sampah = 4 paket

Pembinaan KSM Bank Sampah = _________paket

Rp

Page 125: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 125

RENCANA KEGIATAN REALISASI KEGIATAN

REALISASI OUTPUT

BELANJA OUTCOME

TOTAL TOTAL

TAHUN 2020

Pengurangan sampah dari sumbernya

1 Pembentukan Bank Sampah = 4 unit

Pembentukan Bank Sampah = _______unit

Rp volume sampah yang masuh ke TPA dapat berkurang dan sudah terpilah

2 Sosialisasi pemisahan sampah organik dan anorganik di tingkat rumah tangga = 4 paket

Sosialisasi pemisahan sampah organik dan anorganik di tingkat rumah tangga = ________paket

Rp

3 Pembinaan KSM Bank Sampah = 4 paket

Pembinaan KSM Bank Sampah = _________paket

Rp

TOTAL TOTAL

6 Meningkatkan dan mengintegrasikan fungsi sistem drainase pada jalan raya, permukiman dan perumahan di daerah genangan

TAHUN 2017

Kawasan genangan dengan luasan 6,35 Ha tertangani sampai dengan 2019

1 Penyusunan DED Drainase pada Daerah Genangan = 1 dok

Penyusunan DED Drainase pada Daerah Genangan =_________ dok

Rp Tertanganinya genangan pada daerah permukiman

TOTAL TOTAL

TAHUN 2018

Kawasan genangan dengan luasan 6,35 Ha tertangani sampai dengan 2019

1 Penyusunan DED Drainase pada Daerah Genangan = 1 dok

Penyusunan DED Drainase pada Daerah Genangan =_________ dok

Rp Tertanganinya genangan pada daerah permukiman

2 Pembangunan saluran drainase di daerah rawan genangan/area beresiko = 1 paket

Penyusunan DED Drainase pada Daerah Genangan =_________ dok

Rp

TOTAL TOTAL

TAHUN 2019

Kawasan genangan dengan luasan 6,35 Ha tertangani sampai dengan 2019

2 Pembangunan saluran drainase di daerah rawan genangan/area beresiko = 1 paket

Penyusunan DED Drainase pada Daerah Genangan =_________ dok

Rp

TOTAL TOTAL

Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan, analisa

Page 126: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 126

Dalam rangka pencapaian target yang dituangkan dalam program dan kegiatan sanitasi, perlu

dilakukan evaluasi dengan melihat capaian sasaran untuk masing-masing sector, tiap tahunnya.

Untuk evaluasi pencapaian sasaran tersebut, dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen

berikut.

Tabel 6.3 Evaluasi Pelaksanaan SSK Kabupaten Tabanan

SASARAN RENCANA REALISASI DEVIASI PENYEBAB REKOMENDASI 2016

AIR LIMBAH AIR LIMBAH

Menurunnya BABS menjadi 0 KK di Tahun 2019

2 kegiatan kegiatan kegiatan

Rp Rp Rp Tersedianya prasarana dan sarana sistem pengelolaan air limbah setempat (on site) dan terpusat (off site) yang sesuai standar hingga 100% RT di tahun 2019

3 kegiatan kegiatan kegiatan

Rp Rp Rp Terwujudnya pengelolaan limbah domestik dengan skala kawasan di area beresiko sanitasi ,kawasan kumuh atau ibu kota kecamatan dan kawasan DTW Tanah Lot pada tahun 2019

3 kegiatan kegiatan kegiatan

Rp Rp Rp Terkelolanya limbah industri dengan baik sehingga tidak mencemari lingkungan

2 kegiatan kegiatan kegiatan

Rp Rp Rp Terkelolanya limbah ternak dengan baik sehingga tidak mencemari lingkungan

2 kegiatan kegiatan kegiatan

RP Rp Rp

Terlayaninya penyedotan kakus dengan lancar

7 kegiatan kegiatan kegiatan

Rp Rp Rp

Page 127: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 127

SASARAN RENCANA REALISASI DEVIASI PENYEBAB REKOMENDASI Tersusunnya Perda dan peraturan lainnya tentang Pengelolaan Air Limbah

2 kegiatan kegiatan kegiatan

Rp Rp Rp Terwujudnya rumah sehat ber-PHBS di atas 90% di kabupaten Tabanan tahun 2019

2 kegiatan kegiatan kegiatan

Rp Rp Rp Terwujudnya pengelolaan kebersihan lingkungan berbasis desa pekraman

2 kegiatan kegiatan kegiatan

Rp Rp Rp Mendorong pelaksanaan keberlanjutan pengelolaan IPAL Komunal terbangun

4 kegiatan kegiatan kegiatan

Rp Rp Rp Tersebarnya informasi akan pentingnya sanitasi dan pengelolaan air limbah

2 kegiatan kegiatan kegiatan

Rp Rp Rp PERSAMPAHAN Terlayaninya angkutan persampahan untuk 3 (tiga) kecamatan prioritas yaitu Tabanan, Kediri dan Kerambitan 100% di tahun 2019

7 kegiatan kegiatan kegiatan

Rp Rp Rp Terwujudnya pengelolaan sampah di tiap RT dengan 3R dan composting

4 kegiatan kegiatan kegiatan

Rp Rp Rp Terwujudnya sistem sanitary landfill di TPA Mandung tahun 2019

4 kegiatan kegiatan kegiatan

Rp Rp Rp

Page 128: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 128

SASARAN RENCANA REALISASI DEVIASI PENYEBAB REKOMENDASI Seluruh prosedur dan peralatan pendukung TPA dapat berjalan dengan baik

3 kegiatan kegiatan kegiatan

Rp Rp Rp Tersusunnya PeraturanBupati sebagai pelaksanaan Perda Pengelolaan sampah RT dan sampah sejenis sampah RT

3 kegiatan kegiatan kegiatan

Rp Rp Rp Tergalinya dana hibah dan CSR untuk pengelolaan persampahan

2 kegiatan kegiatan kegiatan

Rp Rp Rp Pengurangan sampah dari sumbernya

3 kegiatan kegiatan kegiatan

Rp Rp Rp Terwujudnya program sanitasi yang inovatif sebagai program prioritas s.d 2020

5 kegiatan kegiatan kegiatan

Rp Rp Rp Terwujudnya pengelolaan kebersihan lingkungan berbasis desa pekraman

1 kegiatan kegiatan kegiatan

Rp Rp Rp Seluruh area berresiko sanitasi persampahan di 3 (tiga) kecamatan prioritas dapat melakukan pengolahan sampah secara mandiri

2 kegiatan kegiatan kegiatan

Rp Rp Rp DRAINASE Mengatasi daerah genangan sampai 2019

2 Kegiatan kegiatan kegiatan

Rp Rp Rp Terwujudnya sistem drainase terintegrasi, tertata dengan baik hingga 100% di tahun 2019

3 kegiatan kegiatan kegiatan

Page 129: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 129

SASARAN RENCANA REALISASI DEVIASI PENYEBAB REKOMENDASI Rp Rp Rp Tersedianya peraturan daerah untuk penyelenggaraan drainase

1 kegiatan kegiatan kegiatan

Rp Rp Rp

Terwujudnya sistem drainase yang tertata dengan baik dan tidak timbul genangan di 2 daerah genangan

1 kegiatan kegiatan kegiatan

Rp Rp Rp Terwujudnya peningkatan kesadaran swadaya masyarakat dalam mengelola drainase

2 kegiatan kegiatan kegiatan

Rp Rp Rp Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan, analisa

Untuk pelaporan Monitoring, Evaluasi dan Implementasi SSK dibutuhkan kerjasama dari

beberapa instansi yang melaksanakan kegiatan dibantu dengan instansi lainnya yang

memberikan masukan sesuai dengan kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dalam tahun

berjalan. Untuk itu diperlukan koordinasi yang mantap untuk dapat memantau pelaksanaan SSK

agar sesuai dengan yang diharapkan. Adapun system pelaporan tersebut dapat dilihat seperti

pada table berikut.

Tabel 6.4 Pelaporan Monev Implementasi SSK

Obyek

Pemantauan

Penanggung Jawab

Waktu

Pelaksanaan

Pelaporan

Penanggung

Jawab Utama

Pengumpul

Data dan

Dokumentasi

Pengolah

Data/Pemantau

Penerima

Laporan

Tabel Capaian

Stratejik

Bappeda DPU, DKP,

DIKES, BLH

DPU, BLH Okt-Des tahun

berjalan

Bupati & Kepala

SKPD

Tabel capaian

Kegiatan

Bappeda DPU, DKP,

DIKES, BLH

DPU, BLH Okt-Des tahun

berjalan

Bupati & Kepala

SKPD

Tabel Evaluasi Bappeda DPU, DKP,

DIKES, BLH

DPU, BLH Okt-Des tahun

berjalan

Bupati & Kepala

SKPD

Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan, analisa

Page 130: Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 130

Dalam pelaksanaan Monitoring, Evaluasi dan Implementasi SSK dibutuhkan kerjasama dari

seluruh instansi dan pemangku kepentingan yang melaksanakan kegiatan sanitasi di Kabupaten

Tabanan, sehingga diharapkan tujuan dan sasaran yang ditetapkan dapat terrealisasi

sebagaimana visi dan misi dari pembangunan sanitasi di Kabupaten Tabanan.