llapum agroklimat
-
Upload
rudy-dtomz -
Category
Documents
-
view
126 -
download
7
Transcript of llapum agroklimat
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Jagung manis (Zea mays saccharata Sturt) atau sweet corn mengandung lebih
banyak gula pada endospermnya dari pada tipe jagung biasa. Jagung manis ini
mengandung kadar gula yang relatif tinggi, karena itu biasanya dipanen sewaktu
muda dan dapat dimakan mentah atau direbus. Ciri khas jenis ini bila dimasak bijinya
menjadi keriput (Palungkun dan Budiarti, 2001).
Kebutuhan pasar terhadap jagung manis (Zea mays saccharata Sturt..) terus
meningkat seiring dengan banyaknya pemanfaatannya untuk berbagai makanan.
Namun produktivitas jagung manis dalam negeri masih rendah dibandingkan dengan
di luar negeri disebabkan teknik budidaya yang belum tepat (Rukmana, 2006).
Peningkatan produksi jagung manis (Zea mays saccharata Sturt) dapat
dilakukan dengan berbagai teknik budidaya diantaranya penggunaan pupuk kalium.
Kalium termasuk salah satu hara makro esensial yang mutlak diperlukan oleh
tanaman, tidak terkecuali tanaman jagung manis. Dalam tanaman kalium berperan
sebagai kofaktor enzim dalam metabolisme karbohidrat dan protein serta membantu
tekanan osmotik dan keseimbangan ion dalam tanah (Wijaya, 2008).
Dosis pemupukan kalium yang tepat merupakan hal yang penting karena
kelebihan serta kekurangan kalium dapat menyebabkan pengaruh yang tidak baik
bagi tanaman. Kelebihan kalium dapat menyebabkan tanaman cepat mati, sedangkan
kekurangan kalium dapat menurunkan hasil tanaman (Lingga, 2003).
Pupuk kalium merupakan sumber kalium yang penting bagi tanaman jagung
1
manis, karena rasa manis pada jagung manis dipengaruhi kalium. Hal ini berkaitan
dengan fungsi kalium dalam translokasi karbohidrat dari daun menuju biji. Untuk
efektivitas pemberian pupuk kalium perlu dilakukan pengujian dosis pupuk kalium,
hal ini untuk memenuhi kebutuhan kalium sepanjang pertumbuhan tanaman jagung
manis (Suprapto dan Marzuki, 2002).
Tujuan
Untuk melihat pengaruh metode selving terhadap produksi tanaman jagung
manis (Zea mays Saccharata Stunt).
Hipotesis
Uji pengaruh jarak tanam terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung
manis (Zea mays Saccharata Stunt).
Kegunaan
1. Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Practical Test
2. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang berkepentingan
2
PEMBAHASAN
Tinjauan Pustaka
Sistematika Tanaman Jagung Manis (Zea mays Saccharata Sturt)
Nama Zea mays diberikan oleh Carolus Linnaeus pada tahun 1939. Kata
”zea” diambil dari bahasa Yunani yang berarti ”padi-padian”, sedangkan kata
”mays” merupakan kosakata orang Indian yaitu ”mahiz” yang merupakan sebutan
untuk jagung bagi orang Indian (Tjitrosoepomo dan Gembong, 2005).
Kedudukan tanaman jagung dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan
menurut Rukmana (2006) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Graminales
Family : Gramineae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays Saccharata Sturt
Morfologi Tanaman Jagung Manis (Zea mays Saccharata Sturt)
Akar
Jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu akar seminal,
akar adventif, dan akar kait atau penyangga. Akar seminal adalah akar yang
berkembang dari radikula dan embrio. Pertumbuhan akar seminal akan melambat
setelah plumula muncul ke permukaan tanah dan pertumbuhan akar seminal akan
berhenti pada fase V3 ( Syafrudin, 2002 ).
3
Akar adventif adalah akar yang semula berkembang dari buku di ujung
mesokotil, kemudian set akar adventif berkembang dari tiap buku secara berurutan
dan terus keatas antara 7-10 buku, semuanya di bawah permukaan tanah. Akar
adventif berkembang menjadi serabut akar tebal. Akar seminal hanya sedikit berperan
dalam siklus hidup jagung. Akar adventif berperan dalam pengambilan air dan hara.
Bobot total akar jagung terdiri atas 52% akar adventif seminal dan 48% akar nodal.
Akar kait atau penyangga adalah akar adventif yang muncul pada dua atau tiga buku
di atas permukaan tanah. Fungsi dari akar penyangga adalah menjaga tanaman agar
tetap tegak dan mmengatasi rebah batang. Akar ini juga membantu penyerapan hara
dan air. Perkembangan akar jagung (kedalaman dan penyebarannya) bergantung pada
varietas, pengolahan tanah, fisik dan kimia tanah, keadaan air tanah, dan pemupukan.
Akar jagung dapat dijadikan indikator toleransi tanaman terhadap cekaman
aluminium. Tanaman yang toleran aluminium, tudung akarnya terpotong dan tidak
mempunyai bulu-bulu akar (Rinsoma, 2000 ).
Batang
Batang jagung tegak dan mudah terlihat, seperti pada sorgum dan tebu.
Batangnya beruas-ruas terbungkus oleh pelepah daun yang berasal dari buku-
bukunya.Batang jagung termasuk batang rumput (calmus), yaitu batang yang tidak
keras mempunyai ruas-ruas yang nyata dan seringkali berongga.Batang jagung bulat
(teres),licin (leavis), arah tumbuhnya tegak lurus (erectus), dan cara percabangan
monopodial.Jagung juga merupakan tumbuhan annual (anuus), yaitu tumbuhan yang
umurnya pendek,umurnya kurang dari satu ahun sudah mati atau paling banyak dapat
mencapai umur setahun. Terdapat juga mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat
4
sehingga berbentuk roset. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak
mengandung lignin ( Koswara, 2001 ).
Tanaman jagung mempunyai batang yang tidak bercabang, berbentuk ilindris,
dan terdiri atas sejumlah ruas dan buku ruas. Pada buku ruas erdapat tunas yang
berkembang menjadi tongkol. Dua tunas teratas erkembang menjadi tongkol yang
produktif. Batang memiliki tiga omponen jaringan utama, yaitu kulit (epidermis),
jaringan pembuluh bundles vaskuler), dan pusat batang (pith). Batang jagung
berbentuk bulat, umumnya berdiameter 4 – 5 cm, dibatasi buku – buku yang
jumlahnya sekitar 8 -21 buah. Tinggi tanaman sangat bervariasi antara 150 – 300 cm
dan tergantung pada varietasnya. Ketinggian ini ditentukan oleh panjang batang
( Suprapto, 1995 ).
Daun
Jagung memilikki daun yang sempurna/lengkap karena memilikki
helaian daun (lamina), tangkai daun (petiolus),dan upih/pelepah daun
(vagina).Bangun daunnya adalah bangun pita (ligulatus), ujung daunya runcing
(acutus),batang daunnya seperti memeluk batang, tepi daun rata (integer),permukaan
daun ada yang licin (leavis) dan ada yang berambut.Berdasarkan susunan tulang
daunnya jagung termasuk bertulang sejajar atau lurus (rectinervis).Stomata pada daun
meilikki bentuk halter dan setiap stomata dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk
kipas, hal ini untuk menanggulangi defisit air pada sel-sel daun ( Koswara, 2001 ).
Jumlah daun pada tanaman jagung berkisar antara 12 – 18 helai hal ini tergantung
jenis varietas dan umur tanaman dan panjang daun antara 15 – 30 cm. Pada setiap
ruas terdapat 1 helai daun, dimana daun pada bukku batan terdiri atas kelopak daun,
5
lidah daun dan helai daun, lebar daun dapat mencapai 15 cm dan tangkai daun
( pelepah daun ) normal antara 6 -33 cm ( warisno, 1998 ).
Bunga
- Bunga Jantan
Bunga jantannya juga merupakan bunga majemuk tidak berbatas (inflorescentia
racemosa) dan bunganya tidak melekat langsung pada ibu tangakainya.Bentuk
bunganya berupa bulir majemuk dan berbentuk seperti karangan bunga
(inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan berbau khas. Bunga jantan jagung
cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya
(protandri) Tanaman jagung memilikki cara penyerbukkan anemofili, penyerbukkan
dengan perantara angina.Hal ini sesuai dengan bentuk bunga dari jagung itu sendiri
( Suprapto, 1995 ).
Serbuk sari (pollen) adalah trinukleat. Pollen memiliki sel vegetatif, dua
gamet jantan dan mengandung butiran-butiran pati. Dinding tebalnya terbentuk dari
dua lapisan, exine dan intin, dan cukup keras. Karena adanya perbedaan
perkembangan bunga pada spikelet jantan yang terletak di atas dan bawah dan
ketidak sinkronan matangnya spike, maka pollen pecah secara kontinu dari tiap tassel
dalam tempo seminggu atau lebih ( Sunarti, 2003 ).
- Bunga Betina
Bunga pada tumbuhan biasanya digunakan untuk alat perkembangbiakkan
pada tumbuhan, demikian juga dengan jagung , jagung memilikki bunga betina yang
terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Bunga betinanya merupakan
bunga majemuk tidak terbatas (inflorescentia racemosa) dan bunganya melekat
6
langsung pada ibu tangkainya. Bentuknya berupa tongkol (spadix), seperti bulir,
tetapi ibu tangkainya besar,tebal dan sering kali berdaging.Biasanya tongkolnya
terbungkus oleh semacam pelepah dengan rambut. Tongkol tumbuh dari
buku,diantara batang dan pelepah daun.Rambut ini sebenarnya adalah putik bunga
jagung yang memanjang menyerupai rambut. Pada umumnya, satu tanaman hanya
dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga
betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol
produktif, dan disebut sebagai varietas prolific ( Suprapto, 2002 ).
Bunga betina, tongkol, muncul dari axillary apices tajuk Selama proses
perkembangan, primordia stamen pada axillary bunga tidak berkembang dan menjadi
bunga betina ( Palliwal, 2000 ).
Tongkol dan Biji
Tanaman jagung mempunyai satu atau dua tongkol, tergantung varietas.
Tongkol jagung diselimuti oleh daun kelobot. Tongkol jagung yang terletak pada
bagian atas umumnya lebih dahulu terbentuk dan lebih besar dibanding yang terletak
pada bagian bawah. Setiap tongkol terdiri atas 10 - 16 baris biji yang jumlahnya
selalu genap (Suprapto, 1995).
Biji jagung disebut kariopsis, dinding ovari atau perikarp menyatu dengan
kulit biji atau testa, membentuk dinding buah. Biji jagung terdiri atas tiga bagian
utama, yaitu pericarp, berupa lapisan luar yang tipis, berfungsi mencegah embrio dari
organisme pengganggu dan kehilangan air; endosperm, sebagai cadangan makanan,
mencapai 75% dari bobot biji yang mengandung 90% pati dan 10% protein, mineral,
7
minyak, dan lainnya; dan embrio (lembaga), sebagai miniatur tanaman yang terdiri
atas plamule, akar radikal, scutelum, dan koleoptil ( Hasyim, 2001 ).
Syarat Tumbuh Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt.)
Tanaman jagung cocok ditanam di Indonesia karena kondisi tanah dan iklim
yang sesuai. Disamping itu, tanaman jagung tidak banyak menuntut persyaratan
tumbuh serta pemeliharaannya pun lebih mudah, maka wajar jika banyak petani yang
selalu mengusahakan lahannya dengan jagung. Meskipun tanaman jagung berasal
dari daerah tropis, namun jagung dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan di luar
daerah tersebut. Hal ini disebabkan variasi sifat pada sejumlah jenis jagung yang
memiliki kemampuan beradaptasi dengan baik, sehingga dalam jangka waktu relatif
pendek jagung dapat tersebar luas diberbagai penjuru dunia, seperti Eropa pada waktu
dibawa oleh Colombus, Afrika dan australia bahkan sampai asia ( Anonimus, 2005 ).
Adapun faktor iklim yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman jagung
adalah :
Iklim
Iklim yang dikehendaki oleh sebahagian besar tanaman jagung adalah daerah
– daerah beriklim sedang hingga daerah iklim sub tropis / tropis yang basah. Di
daerah tropis juga banyak ditanam jagung. Jagung dapat tumbuh di daerah yang
terletak antara 50 0 Lintang Utara hingga 400 Lintang Selatan ( Anonimus, 2000 ).
Suhu
Jagung dapat hidup baik di daerah yang beriklim panas dan di daerah yang
beriklim sedang. Tumbuhan baik pada temperatur 230C sampai 270C. Suhu minimum
8
yang menghambat pertumbuhan jagung adalah 30C, dan suhu maksimum 450C
( Suprapto, 2001 ).
Temperatur disuatu daerah sangat hubungannya dengan ketinggian tempat.
Semakin tinggi suatu daerah, suhu udara akan semakin turun. Temperatur daerah
merupakan salah satu syarat tumbuh tanaman jagung. Pada proses perkecambahan
benih memerlukan temperatur yang cocok, sebab kehidupan embrio dan
pertumbuhannya menjadi kecambah perlu suhu kira – kira 300C ( Anonimus, 2000 ).
Ketinggian Tempat
Jagung dapat ditanam di Indonesia mulai dari dataran rendah sampai daerah
pegunungan yang memiliki ketinggian antara 1000 – 1800 meter dari permukaan laut.
Di Kenya jagung dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian antara 1200 m dan 1800
m dan di Asia jagung masih dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 2000 m.
Jagung yang ditanam didataran rendah dibawah 800 m dari permukaan laut jagung
dapat memberikan hasil yang baik ( Anonimus, 2000 ).
Intensitas Cahaya
Sinar matahari merupakan sumber energi dan sangat membantu dalam proses
asimilasi di daun. Pada proses asimilasi tersebut sinar matahari berperan langsung
pada pemasakan makanan yang kemudian diedarkan keseluruh bagian tubuh
tanaman. Hasil dari asimilasi yang disalurkan ke bagian calon buah, menjadikan
calon buah semakin cepat berkembang dengan pengisian buah pun semakin
bertambah baik, tongkol berisi sehingga hasil tanaman yang diharapkan dapat
terwujud. Disamping itu matahari juga berperan dalam pembentukan batang, batang
menjadi lebih kokoh ( Anonimus, 2000 ).
9
Curah Hujan
Jagung tumbuh dengan baik pada curah hujan 250 – 500 mm selama
pertumbuhannya. Pada masa pertumbuhannya kebutuhan airnya tidak begitu tinggi
dibandingkan dengan waktu berbunga yang membutuhkan air yang terbanyak. Pada
masa berbunga ini waktu hujan yang pendek diselingi dengan matahari jauh lebih
baik dari pada hujan terus – menerus. Berdasarkan hasil penelitian pada temperatur
230C, jumlah air yang diuapkan tiap satu tanaman perhari mencapai 1,8 liter. Makin
tinggi temperatur daerah, maka air yang diuapkan juga semakin banyak. Pada
temperatur 270C dapat menguap air 3,1 liter ( Suprapto, 2000 ).
Varietas Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt) .
flint corn,
dent corn,
sweet corn,
pop corn,
floury corn,
waxy corn dan
pod corn.
10
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas
Islam Sumatera Utara, Kelurahan Gedung Johor, Kecamatan Medan Johor,
Kotamadya Medan dengan ketinggian ± 25 m di atas permukaan laut, dengan
Topografi datar. Penelitian ini di laksanakan bulan april sampai dengan juli 2011
Bahan dan Alat
Bahan : Benih jagung, pupuk, dan SP-36.
Alat : Cangkul, parang, meteran, benang nilon, dan timbangan buah.
11
Metode Penelitian RAK Faktorial
Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok ( RAK )
dengan 1 Faktorial Perlakuan
1. Faktor Jarak Tanam Tanaman Jagung terdiri dari 3 taraf :
J1 = 75 x 25 cm
J2 = 50 x 25 cm
J3 = 25 x 25 cm
Jumlah Ulangan = 2 Ulangan
Jumlah Plot Percobaan Seluruhnya = 15 Plot
Jumlah Tanaman Sampel / Plot = 5 Tanaman
Jarak Tanam = 50 cm x 25 cm
Ukuran Plot = 2 m x 2 m
Jarak antar Plot = 50 cm
Jarak antar Ulangan = 100 cm
12
PELAKSANAAN PENELITIAN
Persiapan Areal
Pengolahan tanah diawali dengan membersihkan areal pertanaman jagung
dari semua tumbuhan dan kotoran lainnya. Pengolahan tanah pertama semua
tumbuhan pengganggu. Pengolahan pertama dilakukan dengan mencanngkul tanah
sedalam 20 – 30 cm kemudian biarkan selama satu minggu. Pengolahan tanah yang
kedua dilakukan denga cara menghancurkan atau memecahkan tanah agar didapat
tanah yang gembur.
Pembuatan Plot
Pembuatan plot di buat dengan ukuran 2 x 2 meter. Terlebih dahulu kita
membersihkan gulma ataupun rumput yang yang ada di daerah lahan. Lalu tanah di
olah dengan cara mencangkul tanah, tanah di naikan tanah bawah ke permukaan
tanah dengan bentuk seprti kotak. Sesudah di cangkul lalu di ukur dengan ukuran p x
l 2 x 2 meter. Sesudah itu plot siap untuk di tanam.
Pebuatan jarak tanam
Pembuatan jarak tanam di lakukan sesuai perlakuan plot masing-masing
dengan mengunakan patok, meteran dan benang nilon. Sebagaimana telah
diberlakukan jarak tanam antara lain dengan ukuran, 50 x 25 cm. Jarak tanam harus
dibuat rapi dan tanah sudah dalam keadaan struktur yang remah.
Penanaman
Penanaman dilakukan setelah tanah dibasahi terlebih dahulu sampai
keadaannya menjadi basah. Setelah itu dibuat lubang ditengah dengan menggunakan
jari dan masukkan benih satu buah perlubangnya dengan banyak bibit 2 perlobang.
13
Pemupukan
Pemberian pupuk dasar Urea, KCl dan TSP diberikan pada saat tanaman
berumur 2 minggu. Dosis pupuk disesuaikan dengan koondisi tanaman.
Pemeliharaan Tanaman
Penyiraman
Penyiraman dilakukan dua kali sehari, yaitu pada pagi hari dan sore hari
dengan menggunakan gembor. Penyiraman dilakukan agar tanaman tidak stres dan
meningkatkan turgoditas sel tanaman sehingga asimilasi dapat berjalan dengan
lancar. Pada saat turun hujan cukup lebat atau keadaan tanah plot – plot percobaan
basah atau terlalu lembab maka penyiraman tidak dilakukan..
Penyisipan
Pada penyisipan dilakukan apabila tanaman jagung yang ditanam tidak
tumbuh dan dilakukan pengambilan pada tanaman yang terdapat satu lubang dua
tanaman dan diambil lalu dipindahkan ketempat lubang tanam yang tidak tumbuh
lagi.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan pada mulai tanaman berumur 1 minggu setelah tanam
yaitu terhadap gulma yang tumbuh dilapangan. Penyiangan selanjutnya sesuai dengan
kondisi gulma.
Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan pada tanaman berumur 1 bulan setelah tanam
dengan tinggi pembumbunan kira – kira 5 cm. Pembumbunan dilakukan agar
tanaman jagung tegak dan kokoh sehingga mengurangi kerebahan yang mungkin
14
disebabkan oleh angin. Pembumbunan dilakukan secara hati – hati karena
dikhawatirkan akan merusak akar tanaman jagung, maka pembumbunan tidak
menggunakan cangkul akan tetapi dengan menggunakan tangan saja.
15
HASIL PENELITIAN
Hasil Penelitian Jagung Manis (Zea Mays saccharata Sturt)
Plot 4 Ulangan 2 Perlakuan Jarak Tanam 50 x 25 cm
1. Tinggi Tanaman
16
Tanaman Sampel Tinggi Tanaman (cm)
Sampel 1200
Sampel 2175
Sampel 397
Sampel 4207
Sampel 5178
Jumlah857
Rata-rata171.4
2. Jumlah Daun
Tanaman Sampel Jumlah Daun
Sampel 110
Sampel 29
Sampel 38
Sampel 48
Sampel 59
Jumlah44
Rata-rata9
3. Berat Buah
a. Berat Basah
Tanaman Sampel Berat Basah (gr)
Sampel 1430
Sampel 2300
Sampel 3280
Sampel 4350
Sampel 5400
Jumlah1760
Rata-rata352
17
b. Berat Kering
Tanaman Sampel Berat Kering (gr)
Sampel 1320
Sampel 2250
Sampel 3230
Sampel 4270
Sampel 5300
Jumlah1370
Rata-rata274
18
Kendala – Kendala
Kendala-kendala yang kami temui pada saat praktikum yaitu diantaranya
faktor jarak tanam yang di berikan khususnya pada jarak tanam yang jaraknya
berdekatan karena itu akan mengakibatkan jarak tanam yang di buat berdekatan maka
nantinya proses pertumbuhannya tidak akan sempurna karena ada efek kompetisi
dengan tanaman yang lain dan juga juga faktor iklim yang tidak mendukung sehingga
nantinya hasil produksi tidak optimal.Selain itu juga faktor hama juga mempengaruhi
pelaksanaan praktikum kami, karena dengan adanya gulma tersebut maka organ-
organ tanaman yang sedang tumbuh akan terhambat oleh serangan hama tersebut, dan
faktor lainnya yang menjadi kendala yaitu faktor iklim yang tidak mendukung dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman Jagung Manis (Zea Mays
saccharata Sturt) yang kami tanam sehingga tanaman menjadi rubuh karena tanaman
masih muda dan belum dilakukan proses pembumbunan.
19
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan:
1. Tanaman jagung mempunyai satu atau dua tongkol, tergantung varietas.
2. Tanaman jagung mempunyai batang yang tidak bercabang, berbentuk ilindris, dan
terdiri atas sejumlah ruas dan buku ruas. Pada buku ruas erdapat tunas yang
berkembang menjadi tongkol.
3. Jagung manis (Zea mays saccharata Sturt) dipanen sewaktu muda dan
dapatdimakan mentah atau direbus.
4. Jagung disebut juga tanaman berumah satu (monoeciuos) karena bunga jantan dan
betinanya terdapat dalam satu tanaman.
5. produktivitas jagung manis ( Zea mays saccharata Stutr. ) dapat prroduksi tinggi
bila teknik budidaya yang tepat.
Saran :
Saran saya semoga penanaman varietas jagung disesuaikan dengan cuaca
yang tepat, agar tanaman tidak mudah rebah.
20
DAFTAR PUSTAKA
Dartius. 1993. Fisiologi Tumbuhan. Fakultas Pertanian. Universitas Islam Sumatera Utara, Medan.
Gomez, A. K and A. A. Gomez. 1996. Prosedur Statistik Untuk Penelitian Pertanian UI-Press, Jakarta.
Hardjowigeno, S. 2000. Ilmu Tanah. PT. Mediatama Sarana Perkasa, Jakarta, 223 Hal.
Hendarsin dan Srijono. 2001. Pupuk Organik. Penebar Swadaya, Jakarta.
Lingga, P. 2003. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya, Jakarta.
Marsono dan P. Sigit. 2001. Pupuk Akar. Jenis dan Aplikasi. PT. Penebar Swadaya, Jakarta.
Murbandono, L. 2000. Membuat Kompos. Penebar Swadaya, Jakarta.
Palungkun, R dan A. Budiarti, 2001. Sweet Corn Baby Corn. Penebar Swadaya, Jakarta.
Rosmarkam, A dan N. W. Yuwono. 2003. Ilmu Kesuburuan Tanah. Kanisius, Yogyakarta.
Rukmana, R. 2006. Budidaya Jagung. Penebar Swadaya, Jakarta.
Soepardi, G. 1993. Sifat dan Ciri Tanah. IPB, Bogor
Suprapto, H. S. 2000. Bertanam Jagung. Penebar Swadaya, Jakarta.
Suprapto, H. S dan A. R. Marzuki. 2002. Bertanam Jagung. Penebar Swadaya, Jakarta.
Sutedjo, M. M. 2000. Pupuk dan Pemupukan. Rineka Cipta, Jakarta.
Tjitrosoepomo dan Gembong. 2005. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada. University Press, Yogyakarta.
Wijaya, K. A. 2008. Nutrisi Tanaman, Sebagai Penentu Kualitas Hasil dan Resistensi Alami Tanaman. Perestasi Pustaka, Publisher, Jakarta, 121 Hal.
21
Zamriyeti. 2003. Pengarh Jarak Tanam dan Pupuk Daun Mamigro terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung. Akademia. Vol 7 No 1. Januari. Medan.
22
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.BAGAN PERLAKUAN PLOT SELURUHNYA
100 cm
50 cm
U
B T
S
23
25 cm x 75 cm 25 cm x 25 cm
25 cm x 50 cm 25 cm x 50 cm
25 cm x 25 cm 25 cm x 75 cm
25 cm x 50 cm 25 cm x 25 cm
25 cm x 50 cm25 cm x 75 cm
25 cm x 50 cm 25 cm x 75 cm
25 cm x 25 cm
Lampiran 2
Bagan Plot
Perlakuan Jarak tanam 50 x 25 cm c
a
d
b
Keterangan :
a. = Lebar Plot ( 2 m )
b. = Panjang Plot ( 2 m )
c. = Jarak antar Tanaman ( 50 x 25 cm )
d. = Tanaman Sample
24
1
2
3
4
5
25