Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

70
LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN PERHITUNGAN EROSI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) DOSEN PEMBIMBING : ANDI MIZWAR, MSi NIP.132326020 OLEH : MUHAMMAD SADIQUL IMAN NIM : H1E108059 PROGAM STUDI S-1 TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU 2009

Transcript of Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

Page 1: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN

PERHITUNGAN EROSI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM

INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)

DOSEN PEMBIMBING :

ANDI MIZWAR, MSi

NIP.132326020

OLEH :

MUHAMMAD SADIQUL IMAN

NIM : H1E108059

PROGAM STUDI S-1 TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

2009

Page 2: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat rahmat dan petunjuk yang dicurahkan-Nya saya dapat menyelesaikan

penulisan laporan praktikum ini.

Penulisan laporan praktikum perpetaan, perhitungan erosi dengan

menggunakan sistem informasi geografis (SIG) ini disajikan dalam rangka

memenuhi tugas dari dosen perpetaan, Bapak Andi Mizwar, MSi dalam rangka

penggunaan sistem arcview yang memudahkan kita dalam perhitungan ataupun

analisis peta, yang tentunya sangat berguna dalam aplikasi kedepannya.

Tujuan yang saya ambil dari kegiatan penulisan laporan ini adalah untuk

mengembangkan daya kreativitas remaja khususnya mahasiswa dalam

mengembangkan daya cipta untuk melakukan suatu perubahan dalam upaya

sumbangan pikiran untuk pengetahuan yang berguna dan bermanfaat bagi

masyarakat.

Penulisan laporan ini dapat diselesaikan karena berkat bimbingan secara

terpadu oleh bapak Andi Mizwar, MSi, kakak Ainal Muttaqin selaku asisten dan

dukungan dari semua pihak. Untuk itu dalam kesempatan kali ini saya

mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya. Dan akhirnya diharapkan

agar penulisan laporan ini dapat berguna bagi kita semua serta kemajuan ilmu

pengetahuan. Penulisan ini tentunya tidak lepas dari kritik dan saran yang bersifat

membangun.

Banjarbaru, Desember 2009

Penulis

Page 3: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

LEMBAR PENGESAHAN

PERHITUNGAN EROSI DENGAN MENGGUNAKAN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)

Nama : Muhammad Sadiqul Iman

NIM : H1E108059

Program Studi : Teknik Lingkungan

Dengan ini telah menyelesaikan praktikum perpetaan dan pembuatan Laporan

Praktikum Perpetaan, Perhitungan Erosi dengan Menggunakan Sistem Informasi

Geografis (SIG), Pada :

Banjarbaru, Desember 2009

Praktikan,

Muhammad Sadiqul Iman

NIM. H1E108059

Telah Diperiksa dan Disetujui Oleh

Dosen Pembimbing Asisten

(Andy Mizwar, S.T, Msi) (Ainal Muttaqin)

NIP.132326020 NIM. H1E107002

Page 4: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan akan lahan untuk berbagai kepentingan manusia semakin lama

semakin meningkat. Seiring dengan semakin meningkatnya populasi manusia.

Dengan kata lain semakin bertambahnya penduduk akan makin menuntut

perubahan penggunaan lahan dari pertanian ke non pertanian. Dalam perubahan

penggunaan lahan tersebut seringkali aktivitas manusia cenderung merusak

lingkungan tanpa memperhatikan keseimbangan dan kelestarian alam.

Pemanfaataan lahan yang secara besar-besaran sering mengabaikan kelestarian

tanah sebagai unsur penyusun lahan, sehingga kerusakan tanah dan kerusakan

lahan semakin bertambah besar.

Pemanfaatan sumber daya alam (tanah dan air) perlu direncanakan dan

dikelola secara tepat, dengan pengaturan penggunaan lahan dan pelaksanaan

usaha-usaha rehabilitasi lahan dan konservasi tanah. Upaya-upaya tersebut

dilakukan untuk mencapai tujuan akhir pengelolaan sumber daya alam dan air

guna terwujudnya keseimbangan sumberdaya alam dan keadaan tata air daerah

penelitian agar tidak terjadi bahaya erosi dikemudian hari. Bahaya erosi tanah

adalah keadaan yang memungkinkan erosi tanah akan terjadi dalam waktu yang

dekat, atau seandainya erosi tanah telah terjadi di tempat itu maka bahaya erosi

tanah adalah sebagai tingkat erosi tanah yang akan terjadi di masa mendatang

(Bergsma, 1983 dalam Najib, 2001). Agar kejadian tersebut dapat dicegah atau

diminimalisasi perlu dilakukan upaya konservasi tanah, yaitu suatu usaha untuk

mendapatkan tingkat hasil dari lahan secara maksimum dengan mengadakan

cocok tanam sambil mengusahakan tindakan pencegahan terhadap terjadinya erosi

tanah sampai di bawah tingkat yang masih dapat dibiarkan (Morgan, 1979 dalam

Najib, 2001).

Dalam perencanaan dan pengelolaan tanah, sangatlah diperlukan informasi

akurat yang akan digunakan oleh pengambil keputusan sebagai dasar untuk

menentukan kebijakan atau langkah-langkah dalam upaya pelestarian. Salah satu

perangkat penyajian data atau informasi yang berkaitan dengan proses terjadinya

Page 5: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

erosi adalah dengan menggunakan Sistem Infomasi Geografis (SIG). Dengan

kemampuan yang dimilikinya, SIG dapat digunakan untuk menganalisis dan

menstransformasi data-data yang kompleks dari berbagai macam sumber ke

dalam peta yang dapat mengilustrasikan permasalahan sehingga lebih mudah

untuk dipahami.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui tingkat

erosi melalui data spasial yang telah tersedia dengan menggunakan fasilitas

Sistem Informasi Geografi (SIG) dengan menggunakan perangkat lunak Arcview

3.3.

Page 6: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

BAB II

METODE PERHITUNGAN

2.1 Bahan dan Alat

2.1.1 Bahan

1. Data spasial daerah kajian, yaitu :

a. Peta Curah Hujan

b. Peta Jenis Tanah

c. Peta Kemiringan Lereng

d. Peta Penggunaan Lahan

2. Software Arcview 3.3

2.1.2 Alat

1. Alat Tulis

2. Perangkat Komputer atau Laptop

2.2 Proses Perhitungan Erosi dengan GIS

2.2.1 Sumber Data

Data spasial yang dimaksud adalah data peta komponen lahan yang

merupakan faktor-faktor yang menentukan tingkat erosi, yaitu :

1. Peta Curah Hujan, yang kemudian dikonversi menjadi Peta Erosivitas.

2. Peta Jenis Tanah, yang kemudian dikonversi menjadi Peta Erodibilitas.

3. Peta Kemiringan Lereng, yang kemudian dikonversi menjadi Peta Indeks Ls.

4. Peta Penggunaan Lahan, yang kemudian dikonversi menjadi Peta Indeks CP.

Konversi peta tersebut dilakukan berdasarkan kriteria yang ada, dengan

menggunakan fasilitas data tabular yang ada dalam Sistem Informasi Geografis,

kemudian berdasarkan pada formula USLE, dilakukan proses tumpang susun peta

untuk memperoleh Peta Tingkat Erosi.

2.2.2 Metode Analisis

Menurut Ananta Kusuma Seta (1987) dalam Triyatno (2009), secara

umum proses erosi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu erosi geologi atau erosi alam

dan erosi dipercepat. Erosi geologi adalah erosi yang belum dipengaruhi oleh

Page 7: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

campur tangan manusia atau proses erosi yang terjadi secara alami, dimana proses

tersebut masih dapat diimbangi oleh proses pembentukan tanah. Apabila erosi

terjadi karena campur tangan manusia maka umumnya proses erosi tersebut lebih

cepat daripada proses pembentukan tanah sehingga disebut erosi yang dipercepat.

Sitanala Arsyad (1989) dalam Triyatno (2009), menyatakan bahwa proses

erosi yang terjadi secara fisik dipengaruhi oleh: iklim, sifat tanah, topografi dan

vegetasi penutup tanah. Oleh Wischmeier dan Smith (1978) dalam Triyatno

(2009), keempat faktor tersebut dimanfaatkan sebagai dasar untuk menentukan

besarnya erosi tanah melalui persamaan umum kehilangan tanah kemudian lebih

dikenal dengan sebutan persamaan USLE (Universal Soil Loss Equation).

Sitanala Arsyad (1989) dalam Triyatno (2009), mengemukakan tentang

dua strategi konservasi tanah. Pertama, metode prediksi erosi yaitu cara untuk

memperkirakan laju erosi yang akan terjadi dari tanah yang dipergunakan untuk

penggunaan dan pengelolaan lahan tertentu. Prediksi erosi merupakan salah satu

hal penting untuk mengambil keputusan dalam perencanaan konservasi tanah

pada suatu bidang lahan. Model prediksi erosi yang umum digunakan di Indonesia

adalah metode USLE. Metode USLE adalah model prediksi erosi yang dirancang

untuk memprediksi erosi jangka panjang dari erosi lembar dan alur pada keadaan

tertentu menggunakan rumus :

A = R × K × LS × C × P

Dimana :

A : Besarnya kehilangan tanah (ton/ ha/ tahun), diperoleh dari perkaitan

faktor erosi. Besarnya kehilangan tanah atau erosi dalam hal ini hanya

terbatas pada erosi lambat dan erosi cepat. Tidak termasuk sedimen yang

diendapkan.

R : Indeks erosivitas hujan

K : Indeks erodibilitas tanah.

LS : Indeks lereng

C : Indeks penutup tanah dan cara bercocok tanam

P : Indeks tindakan konservasi tanah

Page 8: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

Metode yang kedua adalah metode konservasi tanah. Metode konservasi

tanah adalah tindakan atau perlakuan yang dapat digunakan untuk mencegah atau

untuk memperbaiki tanah-tanah yang telah rusak. Metode konservasi tanah dibagi

menjadi tiga yaitu metode vegetatif, mekanik dan kimiawi. Metode vegetasi

adalah semua perlakuan dengan penggunaan bahan dari vegetasi yang diberikan

terhadap tanah untuk mengurangi aliran permukaan dan erosi, serta meningkatkan

kemampuan penggunaan lahan. Metode mekanik adalah semua perlakuan fisik

mekanik yang diberikan terhadap tanah dan pembuatan bangunan untuk

mengurangi aliran permukaan dan erosi, serta meningkatkan kemampuan

penggunaan lahan.

Tujuan konservasi tanah secara mekanik adalah (a) memperkecil aliran

permukaan sehingga mengalir dengan kekuatan yang tidak merusak, (b)

menampung dan menyalurkan aliran permukaan pada bangunan tertentu yang

telah dipersiapkan termasuk dalam metode mekanik adalah pengolahan tanah,

pengolahan tanah menurut kontur tanah (contour cultivation), guludan dan

penterasan. Metode kimia adalah penggunaan preparat kimia sintetis dan alamiah.

Diantaranya adalah penggunaan zat-zat yang telah direkomendasikan.

Chay Asdak (1995) dalam dalam Triyatno (2009), juga mengemukakan

pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam pemakaian rumus USLE

diantaranya,

1. USLE hanya memperkirakan erosi lembar dan erosi alur dan tidak ditujukan

untuk menghitung erosi parit.

2 USLE hanya memperkirakan besarnya tanah yang tererosi, tetapi tidak

memperhatikan deposisi sedimen dalam perhitungan besarnya perkiraan erosi.

Adapun data yang digunakan dalam laporan praktikum ini meliputi :

1. Rata – rata curah hujan bulanan, jumlah hari hujan dan curah hujan

maksimum bulanan selama 10 tahun terakhir. Data ini merupakan data

sekunder yang diperoleh dari stasiun hujan yang ada di daerah penelitian

untuk mengukur Erosivitas hujan (R).

Page 9: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

2. Sampel tanah yang dianalisis laboratorium untuk mengetahui tekstur tanah,

bahan organik, permeabilitas tanah dan liat tanah di daerah penelitian untuk

mengukur Erodibilitas tanah (K).

3. Panjang dan kemiringan lereng.

4. Pengamatan terhadap pengelolaan tanaman di lapangan dengan mencontoh

hasil penelitian yang dilakukan Abdulrochman, Sopiah, dan Undang (1981)

serta indeks factor C yang dibuat Sitanala Arsyad (1989) dalam Triyatno

(2009).

5. Pengamatan dan penilaian terhadap bentuk pengolahan lahan serta praktek

konservasi tanah yang diterapkan di lapangan. Penilaian data primer

menggunakan nilai indeks faktor P menurut RTL-RLKT Departemen

Kehutanan dalam Triyatno (2009).

Data yang perlu diproses meliputi :

1. Indeks Erosivitas Hujan ( R )

Untuk menghitung nilai erosivitas hujan digunakan rumus Bols (1978)

dalam Triyatno (2009), yang didasarkan pada energi kinetik total dan intensitas

hujan maksimum selama 30 menit (I30). Rumus :

EI30 = 6,119 R1,21 D-0,47 M0,53

Keterangan :

EI30 = nilai erosivitas hujan bulanan rerata (ton/ ha)

R = curah hujan rata-rata bulanan (cm)

D = jumlah hari hujan rata-rata bulanan

M = curah hujan maksimum rata-rata bulanan (cm)

Harga erosivitas hujan juga dapat dihitung dengan menggunkan rumus

sebagai berikut :

R = 2,21.(Rm)1,36

Keterangan :

RM = erosivitas hujan bulanan

Rm = curah hujan bulanan (cm)

Page 10: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

2. Indeks Erodibilitas ( K )

Penentuan nilai erodibilitas tanah dikembangkan oleh Wischmeier dan

Smith (1978) dalam Triyatno (2009), dengan menggunakan nomograf yang

berdasarkan pada sifat-sifat tanah yang mempengaruhinya. Adapun sifat-sifat

tanah tersebut adalah meliputi tekstur, struktur tanah, kadar bahan organik dan

permeabilitas tanah. Sampel tanah dari lapangan dianalisis di laboratorium untuk

mengetahui parameter-parameter :

a. Prosentase debu, (0,05-0,02 mm) dan pasir sangat halus (0,10-0,05 mm)

b. Prosentase pasir kasar (2,0-0,10 mm)

c. Prosentase kadar bahan organik

d. Tipe dan kelas struktur tanah

e. Tingkat permeabilitas tanah

Setelah data-data yang diperlukan terkumpul, maka untuk mencari nilai

erodibilitas tanah digunakan nomograf K dari Wischmeier dan Smith seperti yang

dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Nomograf Wischmeier dan Smith (1978) dalam Triyatno (2009).

Adapun cara untuk mengetahui nilai erodibilitas tanah (K) dengan

menggunakan nomograf dari Wischemeier dan Smith adalah sebagai berikut :

a. Hasil penjumlahan antara persentase debu dengan persentase pasir halus

dimasukkan pada skala di sebelah kiri dari nomograf erodibilitas tanah

tersebut, kemudian ditarik garis kearah kanan sampai memotong pada

garis yang menunjukkan persentase pasir atau pasir kasar (0,10-2,0 mm).

Page 11: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

b. Setelah diketahui titik potong dari garis yang menunjukkan persentase

pasir atau pasir kasar (0,10-2,0 mm), kemudian ditarik garis kearah bawah

hingga memotong garis yang menunjukkan prosentase bahan organik

tanah.

c. Setelah diketahui titik potong dari garis yang menunjukkan persentase

bahan organik tanah, kemudian ditarik garis kearah kanan hingga

memotong garis yang menunjukkan kode struktur tanah.

d. Setelah diketahui titik potong dari garis yang menunjukkan kode struktur

tanah tanah, kemudian ditarik garis kearah bawah hingga memotong garis

yang menunjukkan permeabilitas tanah.

e. Setelah diketahui titik potong dari garis yang menunjukkan permeabilitas

tanah tanah, kemudian ditarik garis kearah kiri hingga menunjukkan

erodibilitas tanah (Najib, 2001).

Selain menggunakan Nomograf Wischmeier dan Smith, indeks erodibilitas

tanah (K) dapat ditentukan dengan salah satu cara, yaitu mengetahui jenis tanah

terlebih dahulu yang disajikan pada Tabel 1 (Arsyad, 1989 dan Asdak, 1995

dalam Kelompok Kerja Erosi dan Sedimentasi, 2002).

Tabel 1. Prakiraan Besarnya Nilai K untuk Beberapa Jenis Tanah

No. Jenis Tanah Nilai K rataan1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.13.14.15.16.17.18.19.20.

Latosol (Haplorthox) Latosol merah (Humox) Latosol merah kuning (Typic haplorthox) Latosol coklat (Typic tropodult) Latosol (Epiaquic tropodult) Regosol (Troporthents) Regosol (Oxic dystropept) Regosol (Typic entropept) Regosol (Typic dystropept) Gley humic (Typic tropoquept) Gley humic (Tropaquept) Gley humic (Aquic entropept) Lithosol (Litic eutropept) Lithosol (Orthen) Grumosol (Chromudert) Hydromorf abu-abu (Tropofluent) Podsolik (Tropudults) Podsolik Merah Kuning (Tropudults) Mediteran (Tropohumults) Mediteran (Tropaqualfs)

0,090,120,260,230,310,14

0,12 – 0,160,290,310,130,200,260,160,290,210,200,160,320,100,23

Page 12: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

21. Mediteran (Tropudalfs) 0,22Sumber : Arsyad, 1989 dan Asdak, 1995 dalam Kelompok Kerja Erosi dan Sedimentasi, 2002

Tabel 2. Klasifikasi Struktur Tanah

Kelas Klasifikasi1

2

3

4

Granular sangat halus (1 mm)

Granular halus (1-2 mm)

Granular sedang-kasar (1-2 mm) – (5-10 mm)

Massi, gumpal, terang dan lempungSumber : Sitanala Arsyad, 1989 dalam Triyatno, 2009.

Pengukuran permeabilitas tanah dilakukan di laboratorium. Selanjutnya

dapat diklasifikasikan seperti tabel 3.

Tabel 3. Klasifikasi Tingkat Permeabilitas Tanah

Kelas Klasifikasi Kecepatan (cm/jam)6

5

4

3

2

1

Sangat Lambat

Lambat

Lambat - Sedang

Sedang

Sedang - Cepat

Cepat

< 0,125

0,125 – 0,5

0,5 – 2,0

2,0 – 6,25

6,25 – 12,5

12,5 - 25Sumber : RTL – RLKT Departemen Kehutanan, 1985; dan Sitanala Arsyad, 1989 dalam Triyatno,

2009.

3. Indeks Faktor Panjang dan Kemiringan Lereng (LS)

Didapatkan dari dua cara yaitu data sekunder melalui bantuan peta

topografi dan melalui pengukuran langsung di lapangan menggunakan teodolit

atau Abney Level. Nilai indeks faktor kemiringan lereng (LS) didapat dari data

primer pada satuan peta yang telah mengalami tindakan konservasi tanah,

terutama tindakan konservasi tanah secara mekanik yang meliputi sebagian besar

daerah penelitian. Perhitungan nilai indeks faktor kemiringan lereng (LS)

menggunakan rumus sebagai berikut :

LS = √ x (0,0138 + 0,00965.S + 0,00138.S2)

Keterangan :

Page 13: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

S = kecuraman lereng (%)

X = panjang lereng (m)

Sedangkan menurut Mati eta (2000) dalam Wijanarko (2009). Peta lereng

digunakan untuk menghitung nilai L dan S pada suatu daerah penelitian. Faktor

panjang kemiringan lereng (L) untuk sebuah lereng dengan menggunakan metode

grid atau raster, penghitungan faktor L menggunakan rumus sebagai berikut :

L = (V22,13)m

dimana :

A = panjang grid (meter)

m = eksponen yang tergantung nilai kemiringan lereng (s),

dimana :

(s) > 5% nilai m = 0,5

5% > (s) > 3% nilai m = 10(s)

(s) < 3% nilai m = 0,3

Faktor kemiringan (S) untuk sebuah analisa dengan menggunakan metode

grid atau raster, penghitungannya menggunakan rumus sebagai berikut (Mati eta,

2000 dalam Wijanarko, 2009) :

S = 10,8 5/fl(s) + 0,03 untuk lereng (s) < 9%

S = 16,8 57/<s) - 0,50 untuk lereng (s) > 9%

Dimana untuk penilaian kelas kemiringan lereng (LS) ada pada tabel 4

berikut ini:

Tabel 4. Penilaian Kelas Kemiringan lereng (LS)

Kemiringan Lereng (LS) Penilaian0 – 5

5 – 15

15 – 35

35 – 50

> 50

0,25

1,20

4,25

9,50

12,00

Page 14: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

4. Indeks Faktor Pengelolaan Tanaman (C)

Faktor pengelolaan tanaman merupakan bilangan perbandingan antara

besarnya erosi pada kondisi cara bercocok tanam yang diinginkan atau diusahakan

dengan besarnya erosi pada keadaan tilled continous fallow atau lahan yang terus

menerus diolah tetapi hanya petanaman. Untuk faktor pengelolaan tanaman (C),

pengamatan di lapangan pada setiap satuan lahan akan didapati variasi tanam dari

wawancara dengan petani setempat. Untuk mencari besarnya nilai C digunakan

rerata timbang berdasarkan pada masa tanam. Persamaan yang digunakan adalah :

C = N1C1 + N2C2 + ... + NnCn 12

Keterangan :

C = indeks factor tanaman tahuna rerata timbang

N1………n = lamanya jenis tanaman diusahakan atau hidup

C1……...n = indeks pengelolaan dari setiap jenis tanaman

Untuk menentukan nilai faktor C digunakan indeks dalam tabel 5.

Tabel 5. Nilai Indeks Faktor C (Pengelolaan Tanaman)

No Macam Pengelolaan Tanaman Nilai Faktor C1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.

12.13.

14.15.16.17.

Tanah terbuka/tanpa tanamanPadi sawahTegalan tidak dispesifikasikanUbi kayuJagungKedelaiKacang TanahPadi lahan keringTebuPisangKebun campuran : - Kerapatan tinggi - Kerapatan sedang - Kerapatan rendahPerladanganHutan alam : - Serasah banyak - Serasah kurangSemak belukar/padang rumputUbi kayu + kedelaiUbi kayu + kacang tanahPola tanam tumpang gilir *) + mulsa jerami

1,00,0010,70,80,7

0,3990,2

0,5610,20,6

0,10,20,50,4

0,0010,0050,3

0,1810,1950,079

Page 15: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

18.19.

Pola tanam berurutan *) + mulsa sisa tanamanAlang-alang murni subur

0,3570,001

Sumber : Sitanala Arsyad, 1989 dalam Triyatno, 2009.

*) Pola tanam tumpang gilir : jagung + padi + ubikayu setelah panen padi ditanami kacang tanah.

**) Pola tanam berurutan : padi-jagung-kacang tanah.

Selain itu untuk menentukan nilai faktor C dengan pertanaman tunggal

digunakan indeks pada tabel 6.

Tabel 6. Nilai Indeks Faktor C dengan Pertanaman Tunggal

No Jenis Tanaman Abdulrahman,cs Hammer1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.

12.13.14.15.

Ubi kayuKedelaiKacang tanahPadi (lahan kering)JagungPadi sawahKapas, tembakauTebuPisang (jarang yang monokultur)Cabe, jahe, dllKebun campuan (rapat)Kebun campuran ubikayu + kedelaiKebun campuran gude + kacang tanah Semak tak terganguSebagian berumputPohon tanpa semakPohon-pohon dibawahnya diolah/dipaculTanah kosong diolah

-0,3990,200,5610,6370,01

0,5 – 0,7-----

0,4950,010,100,320,211,0

0,8-

0,40,20,50,70,40,20,60,90,10,20,5----

1,0Sumber : Abdulrahman, Sopiah dan Undang, 1981; dan Hammer, 1981 dalam Triyatno, 2009.

5. Indeks Pengelolaan Lahan (P)

Data pengamatan di lapangan meliputi tindakan-tindakan yang bertujuan

untuk memperkecil pengaruh erosi pada suatu lereng dalam kaitannya dengan

upaya konservasi tanah. Selanjutnya data-data tersebut disesuaikan dengan indeks

faktor P menurut RTL-RLKT Departemen Kehutanan (1985) dan Sintanala

Arsyad (1989) dalam Triyatno (2009) pada tabel 7.

Page 16: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

Tabel 7. Nilai Indeks Faktor P (Teknik Konservasi Tanah)

No Teknik Konservasi Tanah Nilai P1.

2.3.

4.5.

6.

7.8.

Teras bangku- Baik- Sedang- JelekTeras tak sempurnaVegetasi penutup/permanen a. Baik b. JelekHill side ditchPertanaman dalam strip :- Kemiringan lereng 0 – 8 %- Kemiringan lereng 9 – 20 %- Kemiringan lereng > 20 %Mulsa jerami : a. 6 ton/ha/th b. 3 ton/ha/th c. 1 ton/ha/thReboisasi awalTanpa tindakan konservasi tanah

0,040,150,350,40

0,040,400,30

0,500,750,90

0,300,500,800,301,00

Sumber : RTL – RLKT Departemen Kehutanan, 1985; dan Sitanala Arsyad, 1989 dalam Triyatno,

2009.

Klasifikasi tingkat besar erosi dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :

Tabel 8. Klasifikasi Besar Erosi Tanah

Kelas Besarnya Erosi (ton/ha/th) Keterangan1

2

3

4

5

< 15

15 – 60

60 – 180

180 – 480

> 480

Erosi sangat ringan (SR)

Erosi ringan (R)

Sedang (S)

Erosi berat (B)

Erosi sangat berat (SB)Sumber: Departemen Kehutanan , 1988 dalam Najib, 2001.

Indeks bahaya erosi dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai

berikut (Hammer, 1981 dalam Kelompok Kerja Erosi dan Sedimentasi, 2002):

Indeks Bahaya Erosi = Laju Erosi Tanah Potensial (ton/ha/tahun)TSL (ton/ha/tahun)

Page 17: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

TSL = Tolerable Soil Loss (laju erosi yang masih dapat ditoleransi) Nilai TSL

pada masing-masing satuan lahan dapat ditentukan dengan cara merujuk pedoman

penetapan nilai TSL untuk tanah-tanah di Indonesia yang disajikan pada Tabel 9

(Arsyad, 1989 dalam Kelompok Kerja Erosi dan Sedimentasi, 2002).

Tabel 9. Pedoman Penetapan Nilai TSL untuk Tanah-Tanah di Indonesia

No Sifat Tanah dan Substratum Nilai TSL(ton/ha/tahun)

1.2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Tanah sangat dangkal (< 25 cm) di atas batuanTanah sangat dangkal (< 25 cm) di atas bahan telah melapuk (tidak terkonsolidasi)Tanah dangkal (25 – 50 cm) di atas bahan telahmelapuk Tanah dengan kedalaman sedang (50 – 90 cm) di atas bahan telah melapuk Tanah yang dalam (> 90 cm) dengan lapisan bawah yang kedap air di atas substrata yang telah melapuk Tanah yang dalam (> 90 cm) dengan lapisan bawah berpermeabilitas lambat, di atas substrata telah melapukTanah yang dalam (> 90 cm) dengan lapisan bawah berpermeabilitas sedang, di atas substrata telah melapuk Tanah yang dalam (> 90 cm) dengan lapisan bawah yang permeabel, di atas substrata telah melapuk

0

4,8

9,6

14,4

16,8

19,2

24,0

30,0Sumber : Arsyad, 1989 dalam Kelompok Kerja Erosi dan Sedimentasi, 2002

Page 18: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

BAB III

HASIL PERHITUNGAN

3.1. Letak dan Luas Daerah Studi

a. Data Atribut Peta Kabupaten XX

X YKec. I 485000 9170000 39854.227 6134.856Kec. II 490000 9170000 31624.140 4052.752Kec. XI 510000 9165000 40391.052 4732.943Kec. IV 500000 9165000 41081.526 5798.709Kec. XII 515000 9165000 41676.894 4389.533Kec. III 490000 9165000 28105.385 2196.248Kec. V 490000 9160000 37361.877 3841.369Kec. VI 495000 9160000 37728.606 3829.164Kec. X 515000 9160000 44640.764 6993.808Kec. IX 505000 9160000 33552.465 3821.688Kec. VII 500000 9155000 40138.838 5928.450Kec. VIII 505000 9155000 29641.549 2563.117Kec. XIII 515000 9155000 42344.454 5934.509Kec. XIV 510000 9150000 61897.379 7853.772Kec. XV 500000 9150000 48769.050 6216.140Kec. XVI 500000 9145000 41883.399 4191.923

NAMA KECAMATAN PERIMETER HECTARESKOORDINAT

Page 19: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

3.2. Kondisi Komponen Utama Perhitungan Erosi

3.2.1. Hujan

a. Data Atribut Peta Curah Hujan

SHAPE HUJANPOLYGON 180.000POLYGON 160.000POLYGON 140.000POLYGON 200.000

Page 20: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

3.2.2. Tanah

a. Data Atribut Peta Jenis Tanah

SHAPE KETERANGAN TANAHPOLYGON grumusolPOLYGON grumusolPOLYGON grumusolPOLYGON grumusolPOLYGON aluvialPOLYGON mediteranPOLYGON latosolPOLYGON aluvialPOLYGON andosolPOLYGON wadukPOLYGON latosolPOLYGON wadukPOLYGON latosol

Page 21: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

3.2.3. Lereng

a. Data Atribut Peta Kemiringan Lereng

SHAPE KETERANGAN BESAR KEMIRINGANPOLYGON datar-hampir.landai 0 - 5POLYGON landai-agak.miring 5 - 15POLYGON sangat miring-agak.curam 35 - 50POLYGON miring 15 - 35POLYGON sangat miring-agak.curam 35 - 50POLYGON sangat miring-agak.curam 35 - 50POLYGON sangat curam > 50POLYGON sangat miring-agak.curam 35 - 50POLYGON sangat miring-agak.curam 35 - 50POLYGON sangat miring-agak.curam 35 - 50POLYGON sangat curam > 50POLYGON sangat miring-agak.curam 35 - 50POLYGON sangat miring-agak.curam 35 - 50

Page 22: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

3.2.4. Pengelolaan Lahan

a. Data Atribut Peta Pengelolaan LahanSHAPE KETERANGAN

POLYGON sawahPOLYGON tegalanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON tegalanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON sawahPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON tegalanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON tegalanPOLYGON tegalanPOLYGON tegalanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON sawahPOLYGON permukimanPOLYGON sawahPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON tegalanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON perkebunanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON perkebunanPOLYGON permukiman

Page 23: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

POLYGON permukimanPOLYGON tegalanPOLYGON permukimanPOLYGON tegalanPOLYGON sawahPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON perkebunanPOLYGON sawahPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON sawahPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON tegalanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON sawahPOLYGON permukimanPOLYGON sawahPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON sawahPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON sawahPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON sawahPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON tegalanPOLYGON permukimanPOLYGON permukiman

Page 24: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

POLYGON permukimanPOLYGON hutanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON wadukPOLYGON sawahPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON sawahPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON tegalanPOLYGON permukimanPOLYGON wadukPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON tegalanPOLYGON tegalanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON tegalanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON sawahPOLYGON sawahPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukiman

Page 25: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

POLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON sawahPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON sawahPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON sawahPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON sawahPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON sawahPOLYGON tegalanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGON permukimanPOLYGONPOLYGON tegalanPOLYGON permukimanPOLYGON permukiman

Page 26: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

3.3. Perhitungan Erosi

3.3.1. Faktor Hujan (R)

a. Data Atribut Peta Faktor Erosivitas Hujan (R)

SHAPE HUJAN RMPOLYGON 180.000 3432POLYGON 160.000 2924POLYGON 140.000 2438POLYGON 200.000 3961

Page 27: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

3.3.2. Faktor Tanah (K)

a. Data Atribut Peta Faktor Erodibilitas Tanah (K)

SHAPE KETERANGAN TANAH KPOLYGON grumusol 0.300POLYGON grumusol 0.300POLYGON grumusol 0.300POLYGON grumusol 0.300POLYGON aluvial 0.250POLYGON mediteran 0.280POLYGON latosol 0.050POLYGON aluvial 0.250POLYGON andosol 0.150POLYGON waduk 0.000POLYGON latosol 0.050POLYGON waduk 0.000POLYGON latosol 0.050

Page 28: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

3.3.3. Faktor Lereng (LS)

a. Data Atribut Peta Indeks Panjang dan Kemiringan Lereng (Ls)

SHAPE KETERANGAN BESAR KEMIRINGAN LSPOLYGON datar-hampir.landai 0 - 5 0.250POLYGON landai-agak.miring 5 - 15 1.200POLYGON sangat miring-agak.curam 35 - 50 9.500POLYGON miring 15 - 35 4.250POLYGON sangat miring-agak.curam 35 - 50 9.500POLYGON sangat miring-agak.curam 35 - 50 9.500POLYGON sangat curam > 50 12.000POLYGON sangat miring-agak.curam 35 - 50 9.500POLYGON sangat miring-agak.curam 35 - 50 9.500POLYGON sangat miring-agak.curam 35 - 50 9.500POLYGON sangat curam > 50 12.000POLYGON sangat miring-agak.curam 35 - 50 9.500POLYGON sangat miring-agak.curam 35 - 50 9.500

Page 29: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

3.3.4. Faktor Pengelolaan Lahan (CP)

a. Data Atribut Peta Indeks Pengelolaan Tanaman (C) dan Peta Indeks

Teknik Konservasi Tanah (P)SHAPE KETERANGAN C P

POLYGON sawah 0.010 0.200POLYGON tegalan 0.200 0.400POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON tegalan 0.200 0.400POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON sawah 0.010 0.200POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON tegalan 0.200 0.400POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON tegalan 0.200 0.400POLYGON tegalan 0.200 0.400POLYGON tegalan 0.200 0.400POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON sawah 0.010 0.200POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON sawah 0.010 0.200POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON tegalan 0.200 0.400POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON perkebunan 0.100 0.500POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON perkebunan 0.100 0.500POLYGON permukiman 1.000 1.000

Page 30: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON tegalan 0.200 0.400POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON tegalan 0.200 0.400POLYGON sawah 0.010 0.200POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON perkebunan 0.100 0.500POLYGON sawah 0.010 0.200POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON sawah 0.010 0.200POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON tegalan 0.200 0.400POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON sawah 0.010 0.200POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON sawah 0.010 0.200POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON sawah 0.010 0.200POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON sawah 0.010 0.200POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON sawah 0.010 0.200POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON tegalan 0.200 0.400POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000

Page 31: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON hutan 0.001 0.150POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON waduk 0.000 0.000POLYGON sawah 0.010 0.200POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON sawah 0.010 0.200POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON tegalan 0.200 0.400POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON waduk 0.000 0.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON tegalan 0.200 0.400POLYGON tegalan 0.200 0.400POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON tegalan 0.200 0.400POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON sawah 0.010 0.200POLYGON sawah 0.010 0.200POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000

Page 32: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON sawah 0.010 0.200POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON sawah 0.010 0.200POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON sawah 0.010 0.200POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON sawah 0.010 0.200POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON sawah 0.010 0.200POLYGON tegalan 0.200 0.400POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON 0.000 0.000POLYGON tegalan 0.200 0.400POLYGON permukiman 1.000 1.000POLYGON permukiman 1.000 1.000

Page 33: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

3.3.5. Overlay Peta

3.3.5.1 R – K

a. Data Atribut Peta Faktor Erosivitas Hujan (R) & Faktor Erodibilitas

Tanah (K)

b. Langkah-Langkah Pembuatan

Buka view baru dan beri nama RK

Add theme dengan memasukkan theme hujan.shp dan tanah.shp.

Kemudian pilih toolbar view dan pilih geoprocessing wizard.

Selanjutnya pilih intersect two themes, dan simpan hasil intersect tersebut

pada folder kita, dan beri nama RK.shp, selanjutnya finish.

Maka sekarang pada view RK, terdapat 3 theme yaitu : hujan.shp,

tanah.shp dan RK.shp. Hapus theme hujan.shp dan tanah.shp, sehingga

menyisakan theme RK.shp.

Pada theme RK.shp, kita cari hasil perkalian R dan K-nya kemudian

tampilkan pada unique value.

Selesai.

SHAPE RM K RKPOLYGON 2438 0.300 731.400POLYGON 2438 0.300 731.400POLYGON 2438 0.300 731.400POLYGON 2924 0.300 877.200POLYGON 2438 0.300 731.400POLYGON 2924 0.250 731.000POLYGON 2438 0.250 609.500POLYGON 3432 0.280 960.960POLYGON 2924 0.280 818.720POLYGON 2438 0.280 682.640POLYGON 3432 0.050 171.600POLYGON 2924 0.050 146.200POLYGON 3961 0.050 198.050POLYGON 2924 0.250 731.000POLYGON 2438 0.250 609.500POLYGON 3432 0.150 514.800POLYGON 3961 0.150 594.150POLYGON 2924 0.000 0.000POLYGON 3432 0.050 171.600POLYGON 2924 0.000 0.000POLYGON 3432 0.050 171.600POLYGON 2924 0.050 146.200POLYGON 3961 0.050 198.050

Page 34: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

3.3.5.2 (R - K) – LS

a. Data Atribut Peta Faktor RK & Indeks Panjang dan Kemiringan Lereng

(Ls)SHAPE RM K LS RKLS

POLYGON 2438 0.300 0.250 182.850POLYGON 2438 0.300 0.250 182.850POLYGON 2438 0.300 0.250 182.850POLYGON 2924 0.300 0.250 219.300POLYGON 2438 0.300 0.250 182.850POLYGON 2924 0.250 0.250 182.750POLYGON 2438 0.250 0.250 152.375POLYGON 3432 0.280 0.250 240.240POLYGON 2924 0.280 0.250 204.680POLYGON 2438 0.280 0.250 170.660POLYGON 3432 0.050 0.250 42.900POLYGON 2924 0.050 0.250 36.550POLYGON 2924 0.250 0.250 182.750POLYGON 2438 0.250 0.250 152.375POLYGON 2924 0.000 0.250 0.000POLYGON 3432 0.050 0.250 42.900POLYGON 2924 0.000 0.250 0.000POLYGON 3432 0.050 0.250 42.900POLYGON 2924 0.050 0.250 36.550POLYGON 2924 0.280 1.200 982.464POLYGON 3961 0.050 9.500 1881.475POLYGON 3432 0.280 4.250 4084.080POLYGON 3432 0.050 4.250 729.300POLYGON 3961 0.050 4.250 841.713POLYGON 3432 0.150 4.250 2187.900POLYGON 3961 0.150 4.250 2525.137POLYGON 3432 0.050 4.250 729.300POLYGON 3432 0.050 4.250 729.300POLYGON 3432 0.280 9.500 9129.120POLYGON 3432 0.050 9.500 1630.200POLYGON 3961 0.050 9.500 1881.475POLYGON 3432 0.150 9.500 4890.600POLYGON 3961 0.150 9.500 5644.425POLYGON 3432 0.150 9.500 4890.600POLYGON 3961 0.150 9.500 5644.425POLYGON 3432 0.280 12.000 11531.520POLYGON 3432 0.150 12.000 6177.600POLYGON 3961 0.150 12.000 7129.800POLYGON 3432 0.050 12.000 2059.200POLYGON 3432 0.280 9.500 9129.120POLYGON 3432 0.050 9.500 1630.200POLYGON 3432 0.150 9.500 4890.600POLYGON 3961 0.150 9.500 5644.425POLYGON 3961 0.150 9.500 5644.425POLYGON 3432 0.150 12.000 6177.600POLYGON 3961 0.150 12.000 7129.800POLYGON 3432 0.150 9.500 4890.600POLYGON 3961 0.150 9.500 5644.425POLYGON 3432 0.050 9.500 1630.200POLYGON 3961 0.050 9.500 1881.475POLYGON 3961 0.150 9.500 5644.425

Page 35: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

b. Langkah-Langkah Pembuatan

Buka view baru dan beri nama RKLS.

Add theme dengan memasukkan theme RK.shp dan lereng.shp. Kemudian

pilih toolbar view dan pilih geoprocessing wizard.

Selanjutnya pilih intersect two themes, dan simpan hasil intersect tersebut

pada folder kita, dan beri nama RKLS.shp, selanjutnya finish.

Maka sekarang pada view RKLS, tedapat 3 theme yaitu : RK.shp,

lereng.shp dan RKLS.shp. Hapus theme RK.shp dan lereng.shp, sehingga

menyisakan theme RKLS.shp.

Pada theme RKLS.shp, kita cari hasil perkalian RK dan LS-nya kemudian

tampilkan pada unique value.

Selesai.

Page 36: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

3.3.5.3 (R – K – LS) – CP

a. Data Atribut Peta Jumlah Tanah Hilang Maksimum (A) (ton/ha/th)

SHAPE RM K LS C P APOLYGON 2438 0.300 0.250 0.010 0.200 0.366POLYGON 2438 0.300 0.250 0.200 0.400 14.628POLYGON 2438 0.300 0.250 1.000 1.000 182.850POLYGON 2438 0.300 0.250 1.000 1.000 182.850POLYGON 2438 0.300 0.250 0.200 0.400 14.628POLYGON 2438 0.300 0.250 1.000 1.000 182.850POLYGON 2438 0.300 0.250 1.000 1.000 182.850POLYGON 2438 0.300 0.250 1.000 1.000 182.850POLYGON 2438 0.300 0.250 0.010 0.200 0.366POLYGON 2438 0.300 0.250 1.000 1.000 182.850POLYGON 2438 0.300 0.250 1.000 1.000 182.850POLYGON 2438 0.300 0.250 1.000 1.000 182.850POLYGON 2438 0.300 0.250 0.200 0.400 14.628POLYGON 2438 0.300 0.250 1.000 1.000 182.850POLYGON 2438 0.300 0.250 0.200 0.400 14.628POLYGON 2438 0.300 0.250 1.000 1.000 182.850POLYGON 2438 0.300 0.250 1.000 1.000 182.850POLYGON 2438 0.300 0.250 0.010 0.200 0.366POLYGON 2438 0.300 0.250 0.200 0.400 14.628POLYGON 2438 0.300 0.250 0.200 0.400 14.628POLYGON 2438 0.300 0.250 0.200 0.400 14.628POLYGON 2438 0.300 0.250 1.000 1.000 182.850POLYGON 2438 0.300 0.250 0.010 0.200 0.366POLYGON 2438 0.300 0.250 1.000 1.000 182.850POLYGON 2438 0.300 0.250 1.000 1.000 182.850POLYGON 2438 0.300 0.250 1.000 1.000 182.850POLYGON 2438 0.300 0.250 1.000 1.000 182.850POLYGON 2438 0.300 0.250 1.000 1.000 182.850POLYGON 2438 0.300 0.250 1.000 1.000 182.850POLYGON 2438 0.300 0.250 0.010 0.200 0.366POLYGON 2438 0.300 0.250 1.000 1.000 182.850POLYGON 2924 0.300 0.250 1.000 1.000 219.300POLYGON 2438 0.300 0.250 0.200 0.400 14.628POLYGON 2438 0.300 0.250 0.010 0.200 0.366POLYGON 2438 0.300 0.250 1.000 1.000 182.850POLYGON 2438 0.300 0.250 1.000 1.000 182.850POLYGON 2438 0.300 0.250 1.000 1.000 182.850POLYGON 2438 0.300 0.250 1.000 1.000 182.850POLYGON 2438 0.300 0.250 1.000 1.000 182.850POLYGON 2438 0.300 0.250 1.000 1.000 182.850POLYGON 2438 0.300 0.250 0.010 0.200 0.366POLYGON 2924 0.250 0.250 0.010 0.200 0.365POLYGON 2924 0.250 0.250 1.000 1.000 182.750POLYGON 2438 0.250 0.250 0.010 0.200 0.305POLYGON 2438 0.250 0.250 1.000 1.000 152.375POLYGON 3432 0.280 0.250 0.010 0.200 0.480POLYGON 3432 0.280 0.250 0.100 0.500 12.012POLYGON 3432 0.280 0.250 0.200 0.400 19.219POLYGON 3432 0.280 0.250 1.000 1.000 240.240

Page 37: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

POLYGON 3432 0.280 0.250 1.000 1.000 240.240POLYGON 3432 0.280 0.250 1.000 1.000 240.240POLYGON 3432 0.280 0.250 0.010 0.200 0.480POLYGON 3432 0.280 0.250 1.000 1.000 240.240POLYGON 3432 0.280 0.250 1.000 1.000 240.240POLYGON 3432 0.280 0.250 0.200 0.400 19.219POLYGON 3432 0.280 0.250 0.200 0.400 19.219POLYGON 3432 0.280 0.250 0.200 0.400 19.219POLYGON 3432 0.280 0.250 1.000 1.000 240.240POLYGON 3432 0.280 0.250 1.000 1.000 240.240POLYGON 3432 0.280 0.250 1.000 1.000 240.240POLYGON 3432 0.280 0.250 1.000 1.000 240.240POLYGON 3432 0.280 0.250 1.000 1.000 240.240POLYGON 3432 0.280 0.250 1.000 1.000 240.240POLYGON 3432 0.280 0.250 1.000 1.000 240.240POLYGON 2924 0.280 0.250 0.010 0.200 0.409POLYGON 2924 0.280 0.250 1.000 1.000 204.680POLYGON 2924 0.280 0.250 1.000 1.000 204.680POLYGON 2924 0.280 0.250 1.000 1.000 204.680POLYGON 2924 0.280 0.250 0.200 0.400 16.374POLYGON 2924 0.280 0.250 1.000 1.000 204.680POLYGON 2924 0.280 0.250 1.000 1.000 204.680POLYGON 2924 0.280 0.250 1.000 1.000 204.680POLYGON 2924 0.280 0.250 0.010 0.200 0.409POLYGON 2924 0.280 0.250 1.000 1.000 204.680POLYGON 2924 0.280 0.250 1.000 1.000 204.680POLYGON 2924 0.280 0.250 1.000 1.000 204.680POLYGON 2924 0.280 0.250 1.000 1.000 204.680POLYGON 2924 0.280 0.250 1.000 1.000 204.680POLYGON 2924 0.280 0.250 0.200 0.400 16.374POLYGON 2924 0.280 0.250 1.000 1.000 204.680POLYGON 2924 0.280 0.250 1.000 1.000 204.680POLYGON 2924 0.280 0.250 1.000 1.000 204.680POLYGON 2924 0.280 0.250 1.000 1.000 204.680POLYGON 2924 0.280 0.250 1.000 1.000 204.680POLYGON 2924 0.280 0.250 1.000 1.000 204.680POLYGON 2924 0.280 0.250 1.000 1.000 204.680POLYGON 2924 0.280 0.250 1.000 1.000 204.680POLYGON 2924 0.280 0.250 1.000 1.000 204.680POLYGON 2924 0.280 0.250 0.200 0.400 16.374POLYGON 2924 0.280 0.250 1.000 1.000 204.680POLYGON 2924 0.280 0.250 1.000 1.000 204.680POLYGON 2924 0.280 0.250 1.000 1.000 204.680POLYGON 2924 0.280 0.250 1.000 1.000 204.680POLYGON 2924 0.280 0.250 1.000 1.000 204.680POLYGON 2924 0.280 0.250 1.000 1.000 204.680POLYGON 2924 0.280 0.250 1.000 1.000 204.680POLYGON 2924 0.280 0.250 1.000 1.000 204.680POLYGON 2924 0.280 0.250 0.200 0.400 16.374POLYGON 2924 0.280 0.250 1.000 1.000 204.680

Page 38: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

POLYGON 2924 0.280 0.250 1.000 1.000 204.680POLYGON 2924 0.280 0.250 1.000 1.000 204.680POLYGON 2924 0.280 0.250 0.000 0.000 0.000POLYGON 2924 0.280 0.250 1.000 1.000 204.680POLYGON 2924 0.280 0.250 1.000 1.000 204.680POLYGON 2924 0.280 0.250 1.000 1.000 204.680POLYGON 2924 0.280 0.250 1.000 1.000 204.680POLYGON 2924 0.280 0.250 1.000 1.000 204.680POLYGON 2924 0.280 0.250 0.000 0.000 0.000POLYGON 2924 0.280 0.250 1.000 1.000 204.680POLYGON 2924 0.280 0.250 0.200 0.400 16.374POLYGON 2924 0.280 0.250 1.000 1.000 204.680POLYGON 2438 0.280 0.250 0.010 0.200 0.341POLYGON 2438 0.280 0.250 1.000 1.000 170.660POLYGON 2438 0.280 0.250 1.000 1.000 170.660POLYGON 2438 0.280 0.250 1.000 1.000 170.660POLYGON 2438 0.280 0.250 1.000 1.000 170.660POLYGON 2438 0.280 0.250 1.000 1.000 170.660POLYGON 2438 0.280 0.250 1.000 1.000 170.660POLYGON 2438 0.280 0.250 1.000 1.000 170.660POLYGON 2438 0.280 0.250 1.000 1.000 170.660POLYGON 2438 0.280 0.250 1.000 1.000 170.660POLYGON 2438 0.280 0.250 1.000 1.000 170.660POLYGON 3432 0.050 0.250 0.010 0.200 0.086POLYGON 3432 0.050 0.250 1.000 1.000 42.900POLYGON 3432 0.050 0.250 1.000 1.000 42.900POLYGON 3432 0.050 0.250 1.000 1.000 42.900POLYGON 3432 0.050 0.250 0.100 0.500 2.145POLYGON 3432 0.050 0.250 0.010 0.200 0.086POLYGON 3432 0.050 0.250 0.100 0.500 2.145POLYGON 3432 0.050 0.250 0.010 0.200 0.086POLYGON 3432 0.050 0.250 1.000 1.000 42.900POLYGON 3432 0.050 0.250 1.000 1.000 42.900POLYGON 3432 0.050 0.250 1.000 1.000 42.900POLYGON 3432 0.050 0.250 0.200 0.400 3.432POLYGON 3432 0.050 0.250 0.010 0.200 0.086POLYGON 3432 0.050 0.250 1.000 1.000 42.900POLYGON 3432 0.050 0.250 1.000 1.000 42.900POLYGON 3432 0.050 0.250 1.000 1.000 42.900POLYGON 3432 0.050 0.250 1.000 1.000 42.900POLYGON 3432 0.050 0.250 1.000 1.000 42.900POLYGON 2924 0.050 0.250 0.010 0.200 0.073POLYGON 2924 0.050 0.250 1.000 1.000 36.550POLYGON 2924 0.050 0.250 1.000 1.000 36.550POLYGON 2924 0.050 0.250 1.000 1.000 36.550POLYGON 2924 0.050 0.250 0.200 0.400 2.924POLYGON 2924 0.050 0.250 1.000 1.000 36.550POLYGON 2924 0.050 0.250 0.010 0.200 0.073POLYGON 2924 0.050 0.250 0.010 0.200 0.073POLYGON 2924 0.050 0.250 1.000 1.000 36.550

Page 39: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

POLYGON 2924 0.250 0.250 0.010 0.200 0.365POLYGON 2924 0.250 0.250 1.000 1.000 182.750POLYGON 2924 0.250 0.250 1.000 1.000 182.750POLYGON 2924 0.250 0.250 1.000 1.000 182.750POLYGON 2924 0.250 0.250 1.000 1.000 182.750POLYGON 2924 0.250 0.250 1.000 1.000 182.750POLYGON 2924 0.250 0.250 1.000 1.000 182.750POLYGON 2438 0.250 0.250 0.200 0.400 12.190POLYGON 2438 0.250 0.250 0.010 0.200 0.305POLYGON 2438 0.250 0.250 1.000 1.000 152.375POLYGON 2438 0.250 0.250 1.000 1.000 152.375POLYGON 2438 0.250 0.250 1.000 1.000 152.375POLYGON 2438 0.250 0.250 0.010 0.200 0.305POLYGON 2438 0.250 0.250 1.000 1.000 152.375POLYGON 2438 0.250 0.250 1.000 1.000 152.375POLYGON 2438 0.250 0.250 1.000 1.000 152.375POLYGON 2438 0.250 0.250 1.000 1.000 152.375POLYGON 2438 0.250 0.250 1.000 1.000 152.375POLYGON 2438 0.250 0.250 0.010 0.200 0.305POLYGON 2438 0.250 0.250 1.000 1.000 152.375POLYGON 2438 0.250 0.250 1.000 1.000 152.375POLYGON 2924 0.000 0.250 0.010 0.200 0.000POLYGON 2924 0.000 0.250 0.200 0.400 0.000POLYGON 2924 0.000 0.250 1.000 1.000 0.000POLYGON 2924 0.000 0.250 0.000 0.000 0.000POLYGON 3432 0.050 0.250 0.010 0.200 0.086POLYGON 3432 0.050 0.250 0.200 0.400 3.432POLYGON 3432 0.050 0.250 1.000 1.000 42.900POLYGON 3432 0.050 0.250 0.010 0.200 0.086POLYGON 3432 0.050 0.250 0.200 0.400 3.432POLYGON 3432 0.050 0.250 1.000 1.000 42.900POLYGON 2924 0.000 0.250 0.010 0.200 0.000POLYGON 2924 0.000 0.250 1.000 1.000 0.000POLYGON 2924 0.000 0.250 0.000 0.000 0.000POLYGON 3432 0.050 0.250 0.010 0.200 0.086POLYGON 3432 0.050 0.250 0.200 0.400 3.432POLYGON 3432 0.050 0.250 1.000 1.000 42.900POLYGON 3432 0.050 0.250 1.000 1.000 42.900POLYGON 3432 0.050 0.250 1.000 1.000 42.900POLYGON 3432 0.050 0.250 0.010 0.200 0.086POLYGON 3432 0.050 0.250 0.010 0.200 0.086POLYGON 3432 0.050 0.250 1.000 1.000 42.900POLYGON 3432 0.050 0.250 1.000 1.000 42.900POLYGON 3432 0.050 0.250 1.000 1.000 42.900POLYGON 3432 0.050 0.250 1.000 1.000 42.900POLYGON 3432 0.050 0.250 1.000 1.000 42.900POLYGON 3432 0.050 0.250 1.000 1.000 42.900POLYGON 3432 0.050 0.250 1.000 1.000 42.900POLYGON 3432 0.050 0.250 1.000 1.000 42.900POLYGON 3432 0.050 0.250 1.000 1.000 42.900

Page 40: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

POLYGON 3432 0.050 0.250 1.000 1.000 42.900POLYGON 3432 0.050 0.250 1.000 1.000 42.900POLYGON 3432 0.050 0.250 0.010 0.200 0.086POLYGON 3432 0.050 0.250 1.000 1.000 42.900POLYGON 3432 0.050 0.250 1.000 1.000 42.900POLYGON 3432 0.050 0.250 0.010 0.200 0.086POLYGON 3432 0.050 0.250 1.000 1.000 42.900POLYGON 3432 0.050 0.250 1.000 1.000 42.900POLYGON 3432 0.050 0.250 1.000 1.000 42.900POLYGON 3432 0.050 0.250 1.000 1.000 42.900POLYGON 3432 0.050 0.250 1.000 1.000 42.900POLYGON 3432 0.050 0.250 1.000 1.000 42.900POLYGON 3432 0.050 0.250 1.000 1.000 42.900POLYGON 3432 0.050 0.250 0.010 0.200 0.086POLYGON 3432 0.050 0.250 1.000 1.000 42.900POLYGON 3432 0.050 0.250 1.000 1.000 42.900POLYGON 3432 0.050 0.250 1.000 1.000 42.900POLYGON 3432 0.050 0.250 0.010 0.200 0.086POLYGON 3432 0.050 0.250 0.200 0.400 3.432POLYGON 3432 0.050 0.250 1.000 1.000 42.900POLYGON 3432 0.050 0.250 1.000 1.000 42.900POLYGON 3432 0.050 0.250 1.000 1.000 42.900POLYGON 3432 0.050 0.250 1.000 1.000 42.900POLYGON 3432 0.050 0.250 1.000 1.000 42.900POLYGON 3432 0.050 0.250 1.000 1.000 42.900POLYGON 3432 0.050 0.250 0.000 0.000 0.000POLYGON 3432 0.050 0.250 0.200 0.400 3.432POLYGON 3432 0.050 0.250 1.000 1.000 42.900POLYGON 3432 0.050 0.250 1.000 1.000 42.900POLYGON 2924 0.050 0.250 0.010 0.200 0.073POLYGON 2924 0.050 0.250 0.200 0.400 2.924POLYGON 2924 0.050 0.250 1.000 1.000 36.550POLYGON 2924 0.050 0.250 1.000 1.000 36.550POLYGON 2924 0.050 0.250 1.000 1.000 36.550POLYGON 2924 0.050 0.250 0.010 0.200 0.073POLYGON 2924 0.050 0.250 0.010 0.200 0.073POLYGON 2924 0.280 1.200 0.010 0.200 1.965POLYGON 2924 0.280 1.200 1.000 1.000 982.464POLYGON 2924 0.280 1.200 0.200 0.400 78.597POLYGON 2924 0.280 1.200 1.000 1.000 982.464POLYGON 2924 0.280 1.200 0.200 0.400 78.597POLYGON 2924 0.280 1.200 1.000 1.000 982.464POLYGON 2924 0.280 1.200 1.000 1.000 982.464POLYGON 3961 0.050 9.500 0.200 0.400 150.518POLYGON 3961 0.050 9.500 0.010 0.200 3.763POLYGON 3961 0.050 9.500 1.000 1.000 1881.475POLYGON 3961 0.050 9.500 0.100 0.500 94.074POLYGON 3961 0.050 9.500 0.200 0.400 150.518POLYGON 3432 0.280 4.250 0.010 0.200 8.168POLYGON 3432 0.280 4.250 0.200 0.400 326.726

Page 41: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

POLYGON 3432 0.280 4.250 0.200 0.400 326.726POLYGON 3432 0.280 4.250 1.000 1.000 4084.080POLYGON 3432 0.280 4.250 1.000 1.000 4084.080POLYGON 3432 0.280 4.250 1.000 1.000 4084.080POLYGON 3432 0.280 4.250 1.000 1.000 4084.080POLYGON 3432 0.280 4.250 1.000 1.000 4084.080POLYGON 3432 0.280 4.250 0.010 0.200 8.168POLYGON 3432 0.280 4.250 0.100 0.500 204.204POLYGON 3432 0.280 4.250 0.010 0.200 8.168POLYGON 3432 0.280 4.250 1.000 1.000 4084.080POLYGON 3432 0.280 4.250 1.000 1.000 4084.080POLYGON 3432 0.280 4.250 1.000 1.000 4084.080POLYGON 3432 0.280 4.250 1.000 1.000 4084.080POLYGON 3432 0.280 4.250 0.200 0.400 326.726POLYGON 3432 0.280 4.250 1.000 1.000 4084.080POLYGON 3432 0.280 4.250 1.000 1.000 4084.080POLYGON 3432 0.280 4.250 1.000 1.000 4084.080POLYGON 3432 0.280 4.250 0.200 0.400 326.726POLYGON 3432 0.050 4.250 0.010 0.200 1.459POLYGON 3432 0.050 4.250 0.100 0.500 36.465POLYGON 3432 0.050 4.250 0.200 0.400 58.344POLYGON 3432 0.050 4.250 0.010 0.200 1.459POLYGON 3432 0.050 4.250 0.010 0.200 1.459POLYGON 3432 0.050 4.250 0.010 0.200 1.459POLYGON 3432 0.050 4.250 1.000 1.000 729.300POLYGON 3432 0.050 4.250 1.000 1.000 729.300POLYGON 3432 0.050 4.250 1.000 1.000 729.300POLYGON 3432 0.050 4.250 0.010 0.200 1.459POLYGON 3961 0.050 4.250 0.200 0.400 67.337POLYGON 3961 0.050 4.250 0.010 0.200 1.683POLYGON 3961 0.050 4.250 0.100 0.500 42.086POLYGON 3961 0.050 4.250 0.200 0.400 67.337POLYGON 3961 0.050 4.250 0.010 0.200 1.683POLYGON 3961 0.050 4.250 1.000 1.000 841.713POLYGON 3961 0.050 4.250 1.000 1.000 841.713POLYGON 3432 0.150 4.250 0.010 0.200 4.376POLYGON 3432 0.150 4.250 0.100 0.500 109.395POLYGON 3432 0.150 4.250 0.200 0.400 175.032POLYGON 3432 0.150 4.250 0.001 0.150 0.328POLYGON 3432 0.150 4.250 1.000 1.000 2187.900POLYGON 3432 0.150 4.250 1.000 1.000 2187.900POLYGON 3432 0.150 4.250 1.000 1.000 2187.900POLYGON 3432 0.150 4.250 0.200 0.400 175.032POLYGON 3432 0.150 4.250 0.200 0.400 175.032POLYGON 3432 0.150 4.250 1.000 1.000 2187.900POLYGON 3432 0.150 4.250 0.010 0.200 4.376POLYGON 3432 0.150 4.250 0.001 0.150 0.328POLYGON 3432 0.150 4.250 0.200 0.400 175.032POLYGON 3432 0.150 4.250 1.000 1.000 2187.900POLYGON 3432 0.150 4.250 1.000 1.000 2187.900

Page 42: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

POLYGON 3432 0.150 4.250 0.200 0.400 175.032POLYGON 3961 0.150 4.250 0.010 0.200 5.050POLYGON 3961 0.150 4.250 0.100 0.500 126.257POLYGON 3961 0.150 4.250 0.100 0.500 126.257POLYGON 3961 0.150 4.250 0.200 0.400 202.011POLYGON 3961 0.150 4.250 1.000 1.000 2525.137POLYGON 3961 0.150 4.250 0.001 0.150 0.379POLYGON 3961 0.150 4.250 0.200 0.400 202.011POLYGON 3961 0.150 4.250 1.000 1.000 2525.137POLYGON 3961 0.150 4.250 1.000 1.000 2525.137POLYGON 3432 0.050 4.250 0.010 0.200 1.459POLYGON 3432 0.050 4.250 1.000 1.000 729.300POLYGON 3432 0.050 4.250 0.200 0.400 58.344POLYGON 3432 0.050 4.250 1.000 1.000 729.300POLYGON 3432 0.050 4.250 1.000 1.000 729.300POLYGON 3432 0.050 4.250 1.000 1.000 729.300POLYGON 3432 0.050 4.250 1.000 1.000 729.300POLYGON 3432 0.050 4.250 1.000 1.000 729.300POLYGON 3432 0.050 4.250 0.010 0.200 1.459POLYGON 3432 0.050 4.250 0.200 0.400 58.344POLYGON 3432 0.050 4.250 0.010 0.200 1.459POLYGON 3432 0.050 4.250 1.000 1.000 729.300POLYGON 3432 0.050 4.250 1.000 1.000 729.300POLYGON 3432 0.050 4.250 1.000 1.000 729.300POLYGON 3432 0.050 4.250 1.000 1.000 729.300POLYGON 3432 0.050 4.250 1.000 1.000 729.300POLYGON 3432 0.050 4.250 0.010 0.200 1.459POLYGON 3432 0.050 4.250 1.000 1.000 729.300POLYGON 3432 0.050 4.250 0.010 0.200 1.459POLYGON 3432 0.050 4.250 1.000 1.000 729.300POLYGON 3432 0.050 4.250 1.000 1.000 729.300POLYGON 3432 0.050 4.250 1.000 1.000 729.300POLYGON 3432 0.050 4.250 1.000 1.000 729.300POLYGON 3432 0.050 4.250 1.000 1.000 729.300POLYGON 3432 0.050 4.250 1.000 1.000 729.300POLYGON 3432 0.050 4.250 0.010 0.200 1.459POLYGON 3432 0.050 4.250 1.000 1.000 729.300POLYGON 3432 0.050 4.250 1.000 1.000 729.300POLYGON 3432 0.280 9.500 0.100 0.500 456.456POLYGON 3432 0.280 9.500 0.200 0.400 730.330POLYGON 3432 0.050 9.500 0.100 0.500 81.510POLYGON 3432 0.050 9.500 0.200 0.400 130.416POLYGON 3432 0.050 9.500 0.010 0.200 3.260POLYGON 3432 0.050 9.500 0.200 0.400 130.416POLYGON 3961 0.050 9.500 0.200 0.400 150.518POLYGON 3432 0.150 9.500 0.100 0.500 244.530POLYGON 3432 0.150 9.500 0.200 0.400 391.248POLYGON 3961 0.150 9.500 0.200 0.400 451.554POLYGON 3432 0.150 9.500 0.100 0.500 244.530POLYGON 3432 0.150 9.500 0.001 0.150 0.734

Page 43: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

POLYGON 3961 0.150 9.500 0.100 0.500 282.221POLYGON 3961 0.150 9.500 0.200 0.400 451.554POLYGON 3961 0.150 9.500 0.001 0.150 0.847POLYGON 3432 0.280 12.000 0.010 0.200 23.063POLYGON 3432 0.150 12.000 0.100 0.500 308.880POLYGON 3432 0.150 12.000 0.001 0.150 0.927POLYGON 3432 0.150 12.000 0.200 0.400 494.208POLYGON 3432 0.150 12.000 0.010 0.200 12.355POLYGON 3432 0.150 12.000 0.001 0.150 0.927POLYGON 3432 0.150 12.000 0.200 0.400 494.208POLYGON 3432 0.150 12.000 1.000 1.000 6177.600POLYGON 3432 0.150 12.000 1.000 1.000 6177.600POLYGON 3961 0.150 12.000 0.001 0.150 1.069POLYGON 3961 0.150 12.000 0.200 0.400 570.384POLYGON 3961 0.150 12.000 1.000 1.000 7129.800POLYGON 3961 0.150 12.000 1.000 1.000 7129.800POLYGON 3432 0.050 12.000 0.010 0.200 4.118POLYGON 3432 0.280 9.500 0.010 0.200 18.258POLYGON 3432 0.280 9.500 0.200 0.400 730.330POLYGON 3432 0.050 9.500 0.010 0.200 3.260POLYGON 3432 0.050 9.500 0.200 0.400 130.416POLYGON 3432 0.050 9.500 1.000 1.000 1630.200POLYGON 3432 0.050 9.500 1.000 1.000 1630.200POLYGON 3432 0.150 9.500 0.001 0.150 0.734POLYGON 3432 0.150 9.500 0.200 0.400 391.248POLYGON 3961 0.150 9.500 0.001 0.150 0.847POLYGON 3961 0.150 9.500 0.001 0.150 0.847POLYGON 3961 0.150 9.500 0.200 0.400 451.554POLYGON 3961 0.150 9.500 1.000 1.000 5644.425POLYGON 3432 0.150 12.000 0.001 0.150 0.927POLYGON 3432 0.150 12.000 0.200 0.400 494.208POLYGON 3961 0.150 12.000 0.001 0.150 1.069POLYGON 3961 0.150 12.000 0.200 0.400 570.384POLYGON 3432 0.150 9.500 0.001 0.150 0.734POLYGON 3432 0.150 9.500 0.200 0.400 391.248POLYGON 3961 0.150 9.500 0.001 0.150 0.847POLYGON 3961 0.150 9.500 0.200 0.400 451.554POLYGON 3432 0.050 9.500 0.200 0.400 130.416POLYGON 3432 0.050 9.500 0.010 0.200 3.260POLYGON 3432 0.050 9.500 0.010 0.200 3.260POLYGON 3432 0.050 9.500 1.000 1.000 1630.200POLYGON 3432 0.050 9.500 1.000 1.000 1630.200POLYGON 3432 0.050 9.500 0.200 0.400 130.416POLYGON 3961 0.050 9.500 0.200 0.400 150.518POLYGON 3961 0.050 9.500 1.000 1.000 1881.475POLYGON 3961 0.150 9.500 0.001 0.150 0.847POLYGON 3961 0.150 9.500 0.200 0.400 451.554

Page 44: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

b. Langkah-Langkah Pembuatan

Buka view baru dan beri nama RKLSCP.

Add theme dengan memasukkan theme RKLS.shp dan landuse.shp.

Kemudian pilih toolbar view dan pilih geoprocessing wizard.

Selanjutnya pilih intersect two themes, dan simpan hasil intersect tersebut

pada folder kita, dan beri nama RKLSCP.shp, selanjutnya finish.

Maka sekarang pada view RKLSCP, tedapat 3 theme yaitu : RKLS.shp,

landuse.shp dan RKLSCP.shp. Hapus theme RKLS.shp dan landuse.shp,

sehingga menyisakan theme RKLSCP.shp.

Buka open theme table, kemudian pilih toolbar edit dan pilih add field.

Beri nama A pada nama field-nya dan hitung nilai A dengan mengalikan

nilai R, K, LS, C dan P.

Pada theme RKLSCP.shp, kita tampilkan unique value nilai A-nya.

Selesai.

Page 45: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

3.3.5.4 IE

a. Data Atribut Peta Indeks Erosi (IE)

b. Langkah-Langkah Pembuatan

Buka View baru dan beri nama IE.

Add theme dengan memasukkan theme RKLSCP.shp.

Buka Open theme table, kemudian pilih toolbar edit dan pilih add field.

Beri nama IE pada nama field-nya dan masukkan data indeks erosinya.

Kemudian pilih toolbar view dan pilih geoprocessing wizard.

Selanjutnya pilih dissolve features based on attribute, kemudian pilih

theme to dissolve yaitu RKLSCP.shp, pilih attribute to dissolve yaitu IE

dan simpan hasil dissolve tersebut pada folder kita, dan beri nama IE.shp,

selanjutnya finish.

Maka sekarang pada view IE, terdapat theme IE.shp.

Pada theme IE.shp, kita tampilkan unique value data IE-nya.

Selesai.

SHAPE IE COUNT RATA-RATA APOLYGON Berat 103 229.2600POLYGON Menengah 44 144.1227POLYGON Ringan 71 38.9063POLYGON Sangat Berat 68 2040.0879POLYGON Sangat Ringan 110 2.5954

Page 46: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

3.4. Analisis Erosi

3.4.1. Overlay Peta

a. Data Atribut Peta Indeks Erosi (IE) & KecamatanSHAPE NAMA KECAMATAN IE RATA-RATA A PERIMETER HECTARES

POLYGON Kec. I Berat 229.2600 37665.031 492.918POLYGON Kec. I Sangat Ringan 2.5954 71169.738 5640.875POLYGON Kec. II Berat 229.2600 39790.032 418.015POLYGON Kec. II Menengah 144.1227 31022.277 337.342POLYGON Kec. II Ringan 38.9063 11926.436 178.751POLYGON Kec. II Sangat Berat 2040.0879 9632.599 169.786POLYGON Kec. II Sangat Ringan 2.5954 91959.159 2948.478POLYGON Kec. XI Menengah 144.1227 3863.936 73.513POLYGON Kec. XI Ringan 38.9063 31323.587 1098.063POLYGON Kec. XI Sangat Ringan 2.5954 52187.821 3560.858POLYGON Kec. IV Berat 229.2600 22541.168 313.597POLYGON Kec. IV Menengah 144.1227 4195.630 24.242POLYGON Kec. IV Ringan 38.9063 67248.886 1233.672POLYGON Kec. IV Sangat Berat 2040.0879 1208.694 1.946POLYGON Kec. IV Sangat Ringan 2.5954 80491.759 4225.064POLYGON Kec. XII Berat 229.2600 11188.736 544.053POLYGON Kec. XII Menengah 144.1227 38849.792 1269.954POLYGON Kec. XII Ringan 38.9063 40416.809 1258.925POLYGON Kec. XII Sangat Berat 2040.0879 9244.654 135.389POLYGON Kec. XII Sangat Ringan 2.5954 47863.799 1180.439POLYGON Kec. III Berat 229.2600 14034.873 149.551POLYGON Kec. III Menengah 144.1227 28976.665 492.730POLYGON Kec. III Sangat Ringan 2.5954 55781.232 1553.609POLYGON Kec. V Berat 229.2600 53586.112 809.982POLYGON Kec. V Menengah 144.1227 1023.837 5.516POLYGON Kec. V Ringan 38.9063 14833.335 200.737POLYGON Kec. V Sangat Ringan 2.5954 75023.221 2824.910POLYGON Kec. VI Berat 229.2600 51763.383 836.639POLYGON Kec. VI Ringan 38.9063 29621.709 591.124POLYGON Kec. VI Sangat Ringan 2.5954 69630.182 2401.243POLYGON Kec. X Berat 229.2600 32892.301 860.341POLYGON Kec. X Menengah 144.1227 30850.162 1162.843POLYGON Kec. X Ringan 38.9063 27279.015 487.163POLYGON Kec. X Sangat Berat 2040.0879 29713.042 553.726POLYGON Kec. X Sangat Ringan 2.5954 70960.005 3929.626POLYGON Kec. IX Berat 229.2600 11748.297 123.360POLYGON Kec. IX Menengah 144.1227 7838.787 238.417POLYGON Kec. IX Ringan 38.9063 37696.398 906.610POLYGON Kec. IX Sangat Berat 2040.0879 14711.053 181.318POLYGON Kec. IX Sangat Ringan 2.5954 55340.471 2371.983POLYGON Kec. VII Berat 229.2600 13336.980 59.067POLYGON Kec. VII Ringan 38.9063 62758.405 925.329POLYGON Kec. VII Sangat Ringan 2.5954 85031.420 4943.589POLYGON Kec. VIII Berat 229.2600 37025.570 557.714POLYGON Kec. VIII Menengah 144.1227 6554.638 115.821POLYGON Kec. VIII Ringan 38.9063 20206.945 277.776POLYGON Kec. VIII Sangat Berat 2040.0879 9856.553 130.686POLYGON Kec. VIII Sangat Ringan 2.5954 50678.441 1481.120POLYGON Kec. XIII Berat 229.2600 29043.950 550.571POLYGON Kec. XIII Menengah 144.1227 20605.170 408.001POLYGON Kec. XIII Ringan 38.9063 15104.638 355.753POLYGON Kec. XIII Sangat Berat 2040.0879 35806.599 887.040POLYGON Kec. XIII Sangat Ringan 2.5954 76402.487 3732.884POLYGON Kec. XIV Berat 229.2600 14827.476 687.956POLYGON Kec. XIV Menengah 144.1227 39557.847 2023.314POLYGON Kec. XIV Ringan 38.9063 73302.476 1832.535POLYGON Kec. XIV Sangat Berat 2040.0879 39067.771 586.050POLYGON Kec. XIV Sangat Ringan 2.5954 77544.671 2722.049POLYGON Kec. XV Ringan 38.9063 53257.631 980.415POLYGON Kec. XV Sangat Berat 2040.0879 2759.414 32.642POLYGON Kec. XV Sangat Ringan 2.5954 74518.948 5202.796POLYGON Kec. XVI Ringan 38.9063 52804.161 855.394POLYGON Kec. XVI Sangat Berat 2040.0879 2143.807 28.976POLYGON Kec. XVI Sangat Ringan 2.5954 80325.655 3306.614

Page 47: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

3.4.2. Pembahasan

Berdasarkan peta yang telah dibuat, diketahui bahwa pada kecamatan I

pada kabupaten XX, terdapat 2 klasifikasi indeks erosi, yaitu berat dan sangat

ringan. Pada indeks erosi berat, diketahui bahwa daerah tersebut merupakan

daerah yang datar hampir landai, namun karena penggunaan lahan untuk

permukiman, menyebabkan indeks erosinya menjadi berat. Selain itu juga jenis

tanahnya yaitu grumosol yang memiliki nilai faktor erodibilitas tanah yang tinggi

yaitu 0,3. Sedangkan untuk indeks erosi yang sangat ringan, didapatkan data

bahwa selain dikarenakan karena lahannya yang datar hampir landai, tetapi juga

dikarenakan karena penggunaan lahannya untuk sawah dan tegalan.

Untuk kecamatan II, terdapat semua klasifikasi indeks erosi, yaitu sangat

ringan, ringan, menengah, berat dan sangat berat. Untuk klasifikasi sangat ringan

sendiri dikarenakan karena merupakan lahan yang datar hampir landai, selain itu

juga dikarenakan karena penggunaan lahannya sebagai sawah serta curah hujan

rata-rata bulanan yang tidak terlalu besar yaitu sekitar 140-160 cm. Untuk

klasifikasi indeks erosi yang ringan, selain daerahnya yang datar hampir landai

dan jenis tanah yang mediteran, juga dikarenakan karena pengelolaan lahannya

sebagai tegalan, dimana tegalan merupakan ladang yang tidak menggunakan

sistem pengairan namun sangat tergantung dengan hujan. Untuk klasifikasi

menengah, pengelolaan lahannya merupakan tegalan, jenis tanah yang mediteran,

serta curah hujan rata-rata yang hanya 160 cm perbulan serta daerah yang landai

namun agak miring. Sedangkan untuk klasifikasi berat sendiri disebabkan karena

daerah yang landai namun agak miring serta penggunaan lahannya untuk

permukiman. Dan terakhir untuk klasifikasi sangat berat sendiri disebabkan

karena penggunaan lahannya sebagai tempat permukiman yang menggunakan

daerah yang landai namun agak miring.

Untuk kecamatan III, terdapat 3 klasifikasi indeks erosi, meliputi sangat

ringan, menengah dan berat. Untuk daerah yang terkena indeks erosi sangat

ringan sendiri, dikarenakan daerah merupakan lahan yang datar hampir landai,

selain itu pengunaan lahan sebagai sawah dan tanah berjenis aluvial dengan

tingkat konservasi tanah sebesar 0,2. Sedangkan daerah dengan tingat erosi

menengah, kebanyakan disebabkan karena penggunaan lahan sebagai tempat

Page 48: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

permukiman pada daerah yang datar hampir landai, dengan curah hujan rata-rata

bulanan mencapai 140 – 160 cm. Pada daerah dengan erosi berat, hal ini

disebabkan karena penggunaan lahan sebagai tempat permukiman pada lahan

yang datar hampir landai dengan jenis tanah aluvial, dengan tingkat konservasi

tanah antara 0,2 hingga 1.

Kecamatan IV memiliki kelima klasifikasi indeks erosi. Dimana untuk

tingkat erosi sangat ringan berada pada daerah yang datar hampir landai dengan

tingkat konservasi tanah antara 0,2 hingga 1, serta jenis tanah mediteran dan

latosol dengan penggunaan lahan yang sebagian besar merupakan sawah. Untuk

indeks erosi ringan sendiri, kebanyakan disebabkan karena daerahnya sendiri

digunakan sebagai tegalan dan tempat permukiman dengan lahan yang datar

hampir landai serta dengan tingkat konservasi tanah antara 0,4 sampai 1 dan curah

hujan rata-rata bulanan mencapai 160 cm. Daerah dengan tingkat erosi menengah

disebabkan karena berada pada daerah yang landai agak miring dengan

penggunaan lahan sebagai tempat permukiman serta sawah dengan tingkat

konservasi tanah 0,2 dan 1, yang berada pada jenis tanah mediteran. Untuk indeks

erosi berat dan sangat berat sendiri kebanyakan karena disebabkan lahan yang

digunakan sebagai tempat permukiman dengan daerah yang landai hampir miring

dan datar hampir landai, dengan tingkat konservasi tanah mencapai 1 serta berada

pada daerah dengan curah hujan 160 cm perbulan dan jenis tanah mediteran.

Indeks erosi yang berada pada kecamatan V ada 4, yang meliputi sangat

ringan, ringan, menengah dan berat. Dimana untuk tingkat erosi sangat ringan

berada pada daerah yang datar hampir landai dengan tingkat konservasi tanah

antara 0,2 hingga 1, serta jenis tanah mediteran dengan penggunaan lahan yang

sebagian besar merupakan sawah. Untuk indeks erosi ringan sendiri, kebanyakan

disebabkan karena daerahnya sendiri digunakan sebagai tegalan dengan lahan

yang datar hampir landai serta dengan tingkat konservasi tanah antara 0,4 sampai

1 dan curah hujan rata-rata bulanan mencapai 160 cm. Daerah dengan tingkat

erosi menengah disebabkan karena berada pada daerah yang datar hampir landai

dengan penggunaan lahan sebagai tempat permukiman serta dengan tingkat

konservasi tanah 0,2 dan 1, yang berada pada jenis tanah aluvial. Untuk indeks

erosi berat sendiri kebanyakan karena disebabkan lahan yang digunakan sebagai

Page 49: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

tempat permukiman dengan daerah yang datar hampir landai dengan tingkat

konservasi tanah mencapai 1 serta berada pada daerah dengan curah hujan 160 cm

perbulan dan jenis tanah mediteran.

Untuk Kecamatan VI dan VII, sama-sama memiliki 3 klasifikasi indeks

erosi, yang meliputi sangat ringan, ringan dan berat. Untuk indeks erosi sangat

ringan didominasi oleh daerah sawah dan tegalan dimana daerahnya merupakan

dataran hampir landai, dengan jenis tanah mediteran dan latosol dengan curah

hujan rata-rata bulanan antara 160 – 180 cm. Sedangkan untuk klasifikasi ringan

disebabkan oleh penggunaan lahannya sebagai tegalan, selain itu daerah yang

berada pada dataran hampir landai, dengan jenis tanah mediteran dan sedikit

latosol dan berada pada curah hujan 160 – 180 cm per bulan, dengan tingkat

konservasi tanah antara 0,4 hingga 1. Dan terakhir untuk indeks erosi berat,

kebanyakan disebabkan oleh daerah yang berada pada lahan yang datar hampir

landai, dengan jenis tanah latosol maupun mediteran dan kebanyakan penggunaan

lahannya sebagai tempat permukiman dengan curah hujan antara 160 – 180 cm

per bulan.

Untuk kecamatan VIII dan IX, sama-sama memiliki kelima klasifikasi

indeks erosi. Dimana untuk klasifikasi sangat ringan, disebabkan daerah yang

berada pada lahan yang datar hampir landai, namun ada juga pada daerah yang

miring. Dimana dengan curah hujan berada pada 180 cm per bulan dengan jenis

tanah latosol dan mediteran, yang sebagian besar penggunaan lahan untuk sawah.

Untuk ringan, pengaruh penggunaan lahan sebagai tegalan yang sangat tergantung

pada hujan, serta daerah yang berada pada lahan yang miring dengan jenis tanah

yang sebagian besar latosol serta tingkat konservasi tanah mencapai rata-rata 0,4.

Untuk indeks erosi menengah sendiri, sebagian besar disebabkan karena lahan

berada pada daerah yang sangat miring agak curam dengan penggunaan lahan

sebagai tegalan, dimana tingkat konservasi tanah sebesar 0,4. Untuk indeks erosi

berat disebabkan karena daerah yang berada pada datar hampir landai dengan

pengelolaan lahan sebagai tempat permukiman dan tingkat curah hujan rata-rata

bulanan mencapai 180 cm. Sedangkan yang terakhir, yaitu indeks erosi sangat

berat disebabkan karena daerah yang berada pada kawasan landai agak miring

hingga sangat miring agak curam dengan penggunaan lahan sebagian besar

Page 50: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

sebagai tempat permukiman dan tegalan dengan tingkat curah hujan bulanan rata-

rata mencapai 180 cm dan tingkat konservasi tanah mencapai 0,4.

Untuk kecamatan X, memiliki kelima klasifikasi indeks erosi. Dimana

untuk klasifikasi sangat ringan, disebabkan daerah yang berada pada lahan yang

miring, sangat miring agak curam hingga sangat curam. Dimana dengan curah

hujan berada pada 180 - 200 cm per bulan dengan jenis tanah latosol, andosol dan

mediteran, yang sebagian besar penggunaan lahan untuk kawasan hutan. Untuk

ringan, pengaruh penggunaan lahan sebagai perkebunan yang berada pada curah

hujan 180 cm per bulan, serta daerah yang berada pada lahan yang miring dengan

jenis tanah yang sebagian besar latosol serta tingkat konservasi tanah mencapai

rata-rata 0,5. Untuk indeks erosi menengah sendiri, sebagian besar disebabkan

karena lahan berada pada daerah yang sangat miring agak curam dengan

penggunaan lahan sebagai tegalan dan perkebunan, dimana tingkat konservasi

tanah sebesar 0,4 – 0,5. Untuk indeks erosi berat disebabkan karena daerah yang

berada pada daerah miring dan sangat miring agak curam dengan jenis tanah yang

sebagian besar andosol serta pengelolaan lahan sebagai perkebunan dan tegalan

dan tingkat curah hujan rata-rata bulanan mencapai 180 – 200 cm. Sedangkan

yang terakhir, yaitu indeks erosi sangat berat disebabkan karena daerah yang

berada pada kawasan sangat miring dengan penggunaan lahan sebagian besar

sebagai tempat permukiman dan tegalan dengan tingkat curah hujan bulanan rata-

rata mencapai 180 cm dan tingkat konservasi tanah mencapai 1 serta jenis tanah

mediteran dan latosol.

Untuk kecamatan XI sendiri memiliki 3 klasifikasi indeks erosi yang

meliputi sangat ringan, ringan dan menengah. Dimana untuk sangat ringan lebih

banyak disebabkan karena penggunaan lahan sebagai sawah dengan lahan yang

datar hampir landai serta curah hujan rata-rata bulanan 180 cm dan jenis tanah

yang sebagian besar merupakan latosol. Untuk klasifikasi ringan sendiri, lebih

dikarenakan penggunaan lahannya sebagai lahan perkebunan dimana berada pada

daerah yang miring dengan curah hujan 180 cm per bulan dan tingkat konservasi

tanah mencapai 0,5. Dan yang terakhir untuk klasifikasi menengah lebih banyak

disebabkan oleh letak daerah yang sangat miring agak curam, dengan jenis

pengelolaan lahan sebagai perkebunan dan sedikit sawah, dimana untuk tingkat

Page 51: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

konservasi tanah rata-rata 0,4 dan jenis tanah yang sebagaian besar meupakan

latosol.

Kecamatan XII memiliki kelima klasifikasi indeks erosi. Untuk sangat

ringan sendiri disebabkan penggunaan lahan sebagai sawah dan tegalan dimana

daerahnya beada pada lahan yang miring hingga sangat miring agak curam,

dengan tingkat curah hujan rata-rata bulanan mencapai 180 – 200 cm, dan jenis

tanah yang sebagian besar merupakan latosol dengan tingkat konservasi tanah

mencapai 0,2 dan 0,4. Klasifikasi ringan, lebih banyak disebabkan oleh

penggunaan lahan sebagai perkebunan dan tegalan, yang berada pada daerah

miring dengan jenis tanah latosol. Dan untuk klasifikasi menengah sendiri, daerah

berada pada lahan yang miring hingga sangat miring agak curam, yang

didomonasi oleh perkebunan dan tegalan dengan tingkat konservasi tanah 0,4 –

0,5 dan berada pada curah hujan rata-rata bulanan 180 cm. Untuk klasifikasi

terakhir yaitu berat dan sangat berat lebih disebabkan oleh penggunaan lahan

sebagai tempat permukiman dan tegalan, dengan daerah yang rata-rata miring

hingga sangat miring agak curam dan jenis tanah yang sebagian besar latosol.

Untuk Kecamatan XIII dan XIV, terdapat kelima klasifikasi indeks erosi.

Dimana untuk indeks erosi sangat ringan dipengaruhi oleh daerah yang berupa

hutan walaupun berada pada daerah yang sangat curam dan tingkat curah hujan

bulanan rata-rata mencapai 200 cm, dengan jenis tanah yang andosol serta tingkat

konservasi tanah yang hanya 0,15. Sedangkan untuk klasifikasi ringan, daerah

berada pada lahan yang miring dengan penggunaan lahan sebagai tempat

permukiman dan tegalan, jenis tanah yang mediteran dan latosol serta curah hujan

yang berkisar 180 cm per bulan. Klasifikasi menengah disebabkan karena lahan

yang berada pada daerah sangat miring agak curam hingga sangat curam,

didominasi oleh tegalan dengan jenis tanah andosol dan latosol serta jumlah curah

hujan rata-rata 180 cm. Untuk klasifikasi berat dan sangat berat, daerah berada

pada lahan yang miring hingga sangat miring agak curam, dengan pengelolaan

lahan sebagai tegalan dan sebagian kecil permukiman, dan curah hujan rata-rata

mencapai 180 – 200 cm per bulan dengan tingkat konservasi tanah yang hanya

0,4.

Page 52: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

Kecamatan XV, memiliki 3 klasifikasi indeks erosi, yaitu sangat ringan,

ringan dan sangat berat. Dimana untuk klasifikasi sangat ringan lebih banyak

dipengaruhi oleh daerah yang digunakan sebagai tegalan dan sawah serta berada

pada daerah yang datar hampir landai, dengan jenis tanah yang sebagian besar

merupakan latosol dan tingkat konservasi tanah antara 0,4 hingga 1. Untuk

klasifikasi ringan sendiri disebabkan oleh penggunaan lahan yang sebagaian besar

meupakan tegalan walaupun berada pada daerah yang miring dan datar hampir

landai, dan sebagaian besar merupakan jenis tanah latosol serta curah hujan

bulanan mencapai 180 cm. Sedangkan klasifikasi sangat berat, daerah berada pada

daerah miring dan merupakan tempat permukiman dengan curah hujan bulanan

180 cm, serta tingkat konservasi tanah mencapai 1.

Dan terakhir untuk kecamatan XVI, sama halnya dengan kecamatan XV

terdapat 3 klasifikasi indeks erosi meliputi sangat ringan, ringan dan sangat berat.

Untuk klasifikasi sangat ringan, disebabkan oleh daerah yang datar hampir landai

dengan penggunaan lahan sebagai sawah dan tegalan, sedangkan jenis tanah

latosol serta tingkat konservasi tanah 0,4 hingga 1. Klasifikasi ringan disebabkan

oleh daerah yang berada pada lahan datar hampir landai yang merupakan tempat

permukiman, dengan tingkat konservasi tanah mencapai 1 serta curah hujan

bulanan rata-rata 180 cm. Serta terakhir untuk klasifikasi sangat berat disebabkan

karena daerah yang miring dengan pengelolaan lahan sebagai tegalan serta tingkat

curah hujan rata-rata mencapai 180 cm per bulan.

Page 53: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Secara umum proses erosi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu erosi geologi

atau erosi alam dan erosi dipercepat. Erosi geologi adalah erosi yang

belum dipengaruhi oleh campur tangan manusia atau proses erosi yang

terjadi secara alami, dimana proses tersebut masih dapat diimbangi oleh

proses pembentukan tanah. Apabila erosi terjadi karena campur tangan

manusia maka umumnya proses erosi tersebut lebih cepat daripada proses

pembentukan tanah sehingga disebut erosi yang dipercepat.

Perhitungan erosi yang sering digunakan adalah persamaan USLE

(Universal Soil Loss Equation).

Untuk nilai RM berkisar antara 2438 – 3961, nilai K berkisar antara 0 –

0,3, nilai Ls berkisar antara 0,25 – 12,00, nilai C berkisar antara 0 – 1 dan

nilai P berkisar antara 0 – 1.

Untuk klasifikasi indeks erosi meliputi sangat ringan, ringan, menengah,

berat dan sangat berat.

Klasifikasi indeks erosi tersebut sangat dipengaruhi oleh berbagai aspek

meliputi curah hujan bulanan, jenis tanah, kemiringan lereng, pengelolaan

lahan, faktor erosivitas hujan, faktor erodibilitas tanah, indeks panjang dan

kemiringn lereng, indeks pengelolaan tanaman serta indeks teknik

konservasi tanah.

4.2 Saran

Penggunaan lahan yang sesuai dengan keadaan daerah dapat mencegah

terjadinya erosi yang sangat berat, selaian itu dengan menjaga ekosistem

lingkungan yang ada juga dapat mengurangi dampak negatif dari bahaya erosi.

Page 54: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

DAFTAR PUSTAKA

Kelompok Kerja Erosi dan Sedimentasi. 2002. Kajian Erosi dan Sedimentasi

pada DAS Teluk Balikpapan Kalimantan Timur.

http://www.crc.uri.edu/download/TE-02_13-

I_Kajian_Erosi_Teluk_BPN.pdf

diakses tanggal 26 Desember 2009

Najib, Ainun. 2001. Besar Erosi Tanah di Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali

Propinsi Jawa Tengah.

http://etd.eprints.ums.ac.id/3267/1/E100096135.pdf

diakses tanggal 26 Desember 2009

Triyatno, Joko. 2009. Analisis Erosi dan Konservasi Tanah di Kecamatan

Ngadirojo Kabupaen Wonogiri.

http://etd.eprints.ums.ac.id/3180/1/E100030016.pdf

diakses tanggal 26 Desember 2009

Page 55: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)

LAMPIRAN

Page 56: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)
Page 57: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)
Page 58: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)
Page 59: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)
Page 60: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)
Page 61: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)
Page 62: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)
Page 63: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)
Page 64: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)
Page 65: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)
Page 66: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)
Page 67: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)
Page 68: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)
Page 69: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)
Page 70: Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis, m.sadiqul Iman (h1e108059)