Terjadinya Pence Mar An Logam Berat Karena Pembuangan Limbah Padat (Tailing),m.sadiqul Iman...

28
Terjadinya Pencemaran Logam Berat di Desa Pantai Buyat dan Ratatotok karena Pembuangan Limbah Padat (tailing) OLEH : KELOMPOK IV 1. M. RIZKY WIGUNA H1E108015 2. HERLIYANI H1E108022 3. NIDYA PRASTIWI H1E108034 4. M.SADIQUL IMAN H1E108059 5. ERLINDA TRI WARDHANA H1E108067 PROGAM STUDI S-1 TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU 2009

Transcript of Terjadinya Pence Mar An Logam Berat Karena Pembuangan Limbah Padat (Tailing),m.sadiqul Iman...

Page 1: Terjadinya Pence Mar An Logam Berat Karena Pembuangan Limbah Padat (Tailing),m.sadiqul Iman (h1e108059)

Terjadinya Pencemaran Logam Berat di Desa

Pantai Buyat dan Ratatotok karena Pembuangan

Limbah Padat (tailing)

OLEH :

KELOMPOK IV

1. M. RIZKY WIGUNA H1E108015

2. HERLIYANI H1E108022

3. NIDYA PRASTIWI H1E108034

4. M.SADIQUL IMAN H1E108059

5. ERLINDA TRI WARDHANA H1E108067

PROGAM STUDI S-1 TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

2009

Page 2: Terjadinya Pence Mar An Logam Berat Karena Pembuangan Limbah Padat (Tailing),m.sadiqul Iman (h1e108059)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat rahmat dan petunjuknya yang dicurahkan-Nya kami dapat menyelesaikan

penulisan makalah ini. Penulisan makalah ini mengangkat judul “ Terjadinya

Pencemaran Logam Berat di desa Pantai Buyat dan Ratatotok karena

pembuangan limbah padat (tailing) ”, disajikan dalam rangka memperkenalkan

tentang permasalahan-permasalahan pencemaran air yang hendaknya kita

tanggapi dengan serius, sebab pencemaran akan zat polutan air khususnya logam

berat dapat berbahaya bagi kehidupan organisme, khususnya manusia.

Tujuan yang kami ambil dari kegiatan penulisan makalah ini adalah agar

kita mengetahui bahayanya pencemaran logam berat dalam lingkungan air dan

juga diharapkan agar kita dapat berpartisipasi dalam memberikan solusi untuk

menanggulangi permasalahan pencemaran air yang diakibatkan oleh logam berat.

Penulisan makalah ini dapat diselesaikan karena berkat bimbingan secara

terpadu dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan kali ini

kami mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya. Dan akhirnya

diharapkan agar penulisan makalah ini dapat berguna bagi kita semua, terutama

dalam menjaga kelestarian badan-badan air agar terbebas dari polutan-polutan

khususnya logam berat. Penulisan ini tentunya tidak lepas dari kritik dan saran

yang bersifat membangun.

Banjarbaru, Maret 2009

Penulis

Page 3: Terjadinya Pence Mar An Logam Berat Karena Pembuangan Limbah Padat (Tailing),m.sadiqul Iman (h1e108059)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 2

BAB III METODE PENULISAN................................................................ 12

BAB IV PEMBAHASAN............................................................................ 13

BAB V PENUTUP....................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 18

LAMPIRAN................................................................................................. 19

Page 4: Terjadinya Pence Mar An Logam Berat Karena Pembuangan Limbah Padat (Tailing),m.sadiqul Iman (h1e108059)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pencemaran adalah perubahan sifat fisika, kimia dan biologi yang tidak

dikehendaki pada udara, tanah dan air. Perubahan tersebut dapat menimbulkan

bahaya bagi kehidupan manusia atau organisme lainnya. Proses-proses industri,

tempat tinggal dan peninggalan-peninggalan dapat merusak/mencemari badan-

badan air. Pencemaran air merupakan penambahan bemacam-macam bahan

sebagai aktivitas manusia ke dalam lingkungan air yang biasanya memberikan

pengaruh berbahaya terhadap lingkungan.

Apabila suatu limbah yang berupa bahan pencemar masuk ke suatu badan

perairan dan mengganggap bahwa badan perairan merupakan tempat pembuangan

limbah baik domestik maupun limbah industri adalah salah karena dapat

menyebabkan perubahan dan gangguan terhadap sumber daya air.

Bahan pencemaran yang masuk ke dalam air dapat dikelompokkan atas

limbah organik, logam berat dan minyak. Masing-masing kelompok ini sangat

berpengaruh terhadap oganisme perairan. Logam berat merupakan bahan

pencemar yang paling banyak ditemukan diperairan akibat limbah industri dan

limbah perkotaan.

Pembuangan tailing atau limbah dari pengolahan di pertambangan emas,

khususnya daerah Pantai Buyat (Minahasa), tetap berperan besar terhadap

terjadinya pencemaran logam berat khususnya merkuri di kawasan perairan.

Proses pengikatan emas yang menggunakan katalis logam berat akan selalu

menghasilkan cemaran yang akhirnya dibuang ke laut. Sehingga dampak yang

ditimbulkan tidak hanya pada perairan tersebut, namun cukup besar sebab dapat

membahayakan ekosistem laut dan manusia itu sendiri.

1.2 Tujuan

Tujuan yang hendak diambil dari pembuatan makalah ini adalah agar kita

mengetahui bahayanya pencemaran logam berat dalam perairan serta teknologi

yang dapat diterapkan untuk mngurangi pencemaran logam berat dalam perairan.

Page 5: Terjadinya Pence Mar An Logam Berat Karena Pembuangan Limbah Padat (Tailing),m.sadiqul Iman (h1e108059)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pencemaran Air

Definisi pencemaran air menurut Surat Keputusan Menteri Negara

Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor : KEP-02/MENKLH/I/1988

Tentang Penetapan Baku Mutu Lingkungan adalah : masuknya atau

dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam air

dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam,

sehingga kualitas air menurun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan air

menjadi kurang atau sudah tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya

(Achmad,2004).

Polutan air yaitu merupakan komponen yang mengakibatkan polusi atau

pencemaran di dalam air. Ciri-ciri air yang mengalami pencemaran sangat

bervariasi, tergantung dari jenis dan polutannya. Polusi air dapat disebabkan oleh

sumber dan jenis polutan yang sangat bervariasi.

Berdasarkan sifat toksiknya, polutan/pencemar dibedakan menjadi dua,

yaitu polutan tak toksik dan polutan toksik. Polutan tak toksik biasanya telah

berada pada ekosistem secara alami. Polutan tak tosik terdiri atas bahan-bahan

tersuspensi dan nutrient. Bahan tersuspensi dapat mempengaruhi sifat fisika

perairan, antara lain meningkatkan kekeruhan sehingga menghambat penetrasi

cahaya matahari yang selanjutnya dapat mengganggu kesetimbangan ekosistem

akuatik secara keseluruhan. Polutan toksik dapat mengakibatkan kematian (lethal)

maupun bukan kematian sub- lethal. Polutan berupa bahan yang bukan alami ini

dikenal dengan istilah xenobiotic yaitu polutan yang di produksi oleh manusia

(man made substance) (Sunu,2001).

Banyak dijumpai beberapa daerah yang kondisi daya dukung

lingkungannya sudah menurun, sehingga air yang ada sudah tidak lagi

memberikan kenyamanan dan penghidupan terutama kesehatan bagi

masyarakatnya. Kondisi tersebut menjadikan air sebagai barang yang mahal

karena air sudah tercemar oleh bermacam-macam limbah. Bahan sisa secara

umum disebut limbah. Limbah dari rumah tangga sering disebut limbah domestik.

Page 6: Terjadinya Pence Mar An Logam Berat Karena Pembuangan Limbah Padat (Tailing),m.sadiqul Iman (h1e108059)

Limbah dari restoran dan hotel, karena sifatnya yang menyerupai limbah rumah

tangga, sering pula disebut limbah domestik (Soemarwoto,1997), serta limbah

non-domestik, yaitu dari pabrik, industri, pertanian, peternakan, pertanian,

transportasi, dan sumber-sumber lainnya. Limbah non-domestik sangat bervariasi,

lebih-lebih untuk limbah industri. Limbah pertanian biasanya terdiri atas bahan

padat bekas tanaman yang bersifat organik, pestisida, bahan pupuk yang

mengandung nitrogen, dan sebagainya (Kristanto,2002).

2.2 Efek Pencemaran Air

Efek pencemaran air dapat mempengaruhi kualitas lingkungan serta daya

dukungnya serta berdampak terhadap berbagai segi kehidupan. Untuk itu maka

efek pencemaran air dijelaskan sebagai berikut (Jemai, 1989).

Pelepasan/pembuatan material yang sudah tercemar ke lingkungan atau

perairan umum akan merubah ekosistemnya. Tsuda dan Morishita menguraikan

suatu klasifikasi kualitas air di daerah perairan menggunakan biota sebagai indeks

seperti berikut ini:

a. Zone oligosaprobic

Hampir semua jumlah zat organik dibusukkan dengan melayang bebas

(aerobik). Konsentrasi oksigen larutan (DO) mendekati titik jenuhnya.

BOD lebih kecil dari 3 ppm. Kondisi sedimen dasar adalah non-organik.

b. Zone β-mesosaprobic

DO-nya tinggi; BOD minimal 3 ppm. Kondisi aerobik masih

mengambang.

c. Zone α-mesosaprobic

DO-nya rendah; BOD meningkat. Pembusukan anaerobik banyak terjadi

di dasar sedimen. Waena sedimen dasar tidak hitam. Bau H2S tidak

teramati. Sejumlah alga naik terutama yang berwarna hijau-biru.

d. Zone polysaprobic

BOD tinggi. Hampir tidak ada DO karena konsentrasi yang tinggi zat-zat

organik. Pembusukan anaerobik terjadi di zone atas atau dasar. Bau

senyawa belerang seperti H2S teramati.

Page 7: Terjadinya Pence Mar An Logam Berat Karena Pembuangan Limbah Padat (Tailing),m.sadiqul Iman (h1e108059)

Air yang telah tercemar oleh organisme pathogen seperti bakteri atau virus

dapat secara langsung mempengaruhi kesehatan langsung tubuh manusia. Untuk

itu maka sumber air yang digunakan untuk memasok kebutuhan air minum harus

dicegah dari pencemaran yang membahayakan kesehatan tubuh manusia. Bahan

organik yang diukur dalam bentuk BOD, COD dan padatan tersupensi (SS)

merupakan bagian dari kategori lingkungan hidup dan merupakan faktor tidak

langsung jika dikaitkan dengan pengaruh terhadap manusia, walaupun zat-zat

tersebut adalah faktor yang berperan terhadap kualitas air (Sunu,2001).

Tipe pencemaran yang disebabkan zat racun yang dapat mempengaruhi

kesehatan manusia dapat diamati melalui :

a. Pengaruh zat racun pada benda hidup, seharusnya diuji dari dua aspek

Kemungkinan hidup organisme tertentu dalam air yang

mengandung zat racun tertentu dan batas konsentrasinya.

Proses konsentrasi zat racun oleh berbagai organisme bagian dari

ekosistem umum melalui rantai makanan.

b. Pengaruh zat racun pada kesehatan manusia

Pengaruh keracunan akibat meminum air tercemar secara langsung.

Pengaruh keracunan akibat makan ikan atau produksi laut yang

lain dimana zat racun sudah diakumulasi.

Pengaruh akibat makan produksi pertanian yang zat racunnya telah

diakumulasi dengan cara air irigasi atau tanah tercemar

(Effendi,2003).

2.3 Pencemaran Logam Berat

Air sering tercemar oleh berbagai komponen anorganik, di antaranya

berbagai jenis logam berat yang berbahaya, yang beberapa di antaranya banyak

digunakan dalam berbagai keperluan sehingga diproduksi secara kontinyu dalam

skala industri. lndustri-industri logam berat tersebut harus mendapatkan

pengawasan yang ketat sehingga tidak membahayakan bagi para pekerja maupun

lingkungan sekitarnya (Kristanto,2002).

Logam berat adalah logam yang massa atom relatifnya besar, kelompok

logam-logam ini mempunyai peranan yang sangat penting di bidang industri,

Page 8: Terjadinya Pence Mar An Logam Berat Karena Pembuangan Limbah Padat (Tailing),m.sadiqul Iman (h1e108059)

misalnya Kadmium (Cd) digunakan untuk bahan baterai yang dapat di isi ulang.

Kromium (Cr) untuk pemberi warna cemerlang/vekrom pada perkakas dari logam.

Kobalt (Co) untuk bahan magnet yang kuat pada loudspeaker atau microfon.

Tembaga (Cu) untuk kawat listrik. Nikel (Ni) untuk bahan baja tahan

karat/stainless steel. Timbal (Pb) untuk bahan baterai/aki pada mobil. Seng (Zn)

untuk pelapis kaleng. Merkuri (Hg) dapat melarutkan emas sehingga banyak

digunakan untuk memisahkan emas dari campurannya dengan tanah dan bahan

pengisi termometer (Sunu,2001).

Logam berat yang berbahaya dan sering mencemari lingkungan, yang

terutama adalah Merkuri (Hg), Timbal (Pb), Arsenik (As), Kadmium (Cd),

Kromium (Cr), dan Nikel (Ni). Logam-logam tersebut diketahui dapat

mengumpul di dalam tubuh suatu organisme dan tetap tinggal dalam tubuh dalam

jangka waktu yang lama sebagai racun yang terakumulasi. Dua macam logam

berat yang sering mengkontaminasi air, adalah Merkuri dan Timbal

(Kristanto,2002).

Penyakit tidak menular yang disebabkan lewat air banyak sekali,

tergantung penyebabnya. Penyebab penyakit ini dapat dikelompokkan sebagai

zat-zat kimia maupun zat-zat fisis. Penyakit akibat logam berat banyak sekali

ragamnya. Beberapa kejadian epidemis yang pernah dilaporkan, antara lain adalah

wabah yang disebabkan keracunan air raksa dan kadmium (Slamet,1994).

2.3.1. Merkuri (Hg)

Merkuri merupakan elemen alami, sering mencemari lingkungan.

Kebanyakan merkuri yang terdapat di alam terdapat dalam bentuk senyawa

dengan elemen lain dan jarang dijumpai dalam bentuk elemen terpisah.

Komponen merkuri banyak tersebar di karang-karang, tanah, udara, air dan

organisme hidup melalui proses fisika, kimia dan biologi yang kompleks

(Kristanto,2002).

Sifat-sifat, kimia dan fisik merkuri membuat logam tersebut banyak

digunakan untuk keperluan kimia dan industri. Beberapa sifat tersebut di

antaranya adalah:

Page 9: Terjadinya Pence Mar An Logam Berat Karena Pembuangan Limbah Padat (Tailing),m.sadiqul Iman (h1e108059)

Merkuri merupakan satu-satunya logam yang berwujud cair pada suhu

kamar (25°C) dan mempunyai titik beku terendah dibanding logam lain,

yaitu – 39°C.

Kisaran suhu di mana merkuri terdapat dalam bentuk cair sangat lebar,

yaitu 396°C, dan pada kisaran suhu ini merkuri mengembang secara

merata.

Mempunyai volatilitas yang tertinggi dari semua logam.

Ketahanan listrik sangat rendah sehingga merupakan konduktor terbaik

dibanding semua logam lain.

Banyak logam yang dapat larut di dalam merkuri membentuk komponen

yang disebut dengan amalgam.

Merkuri dan komponen-komponennya bersifat racun terhadap semua

makhluk hidup.

Penggunaan merkuri yang terbesar adalah dalam industri klor-alkali, di

mana diproduksi klorin (CI) dan kaustik soda (NaOH) dengan cara elektrolisis

garam NaCl. Kedua bahan ini sangat banyak gunanya sehingga diproduksi dalam

jumlah tinggi setiap tahunnya. Fungsi merkuri dalam proses ini adalah sebagai

katode dari sel elektrolisis.

Penggunaan kedua terbesar adalah dalam produksi alat-alat listrik untuk

berbagai keperluan. Sebagai contoh, misalnya lampu uap merkuri yang banyak

digunakan untuk penerangan jalan dan pabrik karena mempunyai biaya instalasi

dan operasi yang lebih rendah daripada lampu pijar dan dapat dioperasikan pada

tegangan tinggi. Penggunaan lainnya, misalnya pada baterai merkuri yang

mempunyai umur relatif panjang dan dapat digunakan pada kondisi suhu dan

kelembaban yang tinggi.

Penggunaan terbesar ketiga dari merkuri beserta komponen-komponennya

adalah sebagai fungisida. Dalam hal ini merkuri digunakan untuk membunuh

jamur di dalam cat, pulp, kertas dan industri-industri pertanian. Cat yang

digunakan untuk kapal sering ditambah dengan merkuri okside (HgO) sebagai anti

jamur atau merkuri asetat sebagai anti lapuk (Kristanto,2002).

Page 10: Terjadinya Pence Mar An Logam Berat Karena Pembuangan Limbah Padat (Tailing),m.sadiqul Iman (h1e108059)

Penggunaan merkuri di dalam industri sering mengakibatkan pencemaran

lingkungan, baik melalui air limbah maupun melalui sistem ventilasi udara.

Merkuri yang terbuang ke sungai, pantai atau badan air di sekitar industri-industri

tersebut dapat mengkontaminasi ikan dan makhluk air lainnya, termasuk

ganggang dan tumbuhan air. Selanjutnya ikan-ikan kecil dan makhluk air lainnya

mungkin akan dimakan oleb ikan-ikan atau hewan air lainnya yang lebih besar;

atau masuk ke dalam tubuh melalui insang. Kerang juga dapat mengumpulkan

merkuri di dalam rumahnya. Ikan-ikan dan hewan air tersebut kemudian

dikonsumsi manusia sehingga manusiapun dapat mengumpulkan merkuri di

dalam tububnya. FDA (Food Drug Administration) menetapkan batasan

kandungan merkuri maksimum adalah 0,005 ppm untuk makanan, sedangkan

WHO (World Health Organization) menetapkan batasan maksimum yang lebih

rendah, yaitu 0,0001 ppm untuk air. Keracunan merkuri terutama disebabkan oleh

konsumsi ikan yang tercemar merkuri atau konsumsi biji-bijian yang diberi

perlakuan dengan merkuri. Walaupun mekanisme keracunan merkuri di dalam

tubuh belum diketahui dengan jelas, tetapi beberapa hal mengenai daya racun

merkuri dalam jumlah yang cukup dapat diuraikan sebagai berikut:

Semua komponen merkuri dalam jumlah cukup beracun terhadap tubuh.

Masing-masing komponen merkuri mempunyai perbedaan karakteristik

dalam daya racunnya, distribusi, akumulasi atau pengumpulan dan waktu

resistansinya di dalam tubuh.

Transformasi biologi dapat terjadi di dalam lingkungan atau di dalam

tubuh di mana komponen merkuri diubah dari satu bentuk ke bentuk yang

lain.

Pengaruh merkuri di dalam tubuh diduga karena dapat menghambat

kemampuan kerja enzym dan mengakibatkan kerusakan sel yang

disebabkan kemampuan merkuri untuk terikat dengan grup yang

mengandung sulfur di dalam molekul yang terdapat di dalam enzym dan

dinding sel. Keadaan ini mengakibatkan penghambatan aktivitas enzym

dan reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzym tersebut.

Kerusakan tubuh yang disebabkan oleh merkuri biasanya bersifat

permanen dan sampai saat ini belum dapat disembuhkan.

Page 11: Terjadinya Pence Mar An Logam Berat Karena Pembuangan Limbah Padat (Tailing),m.sadiqul Iman (h1e108059)

Dalam kasus keracunan merkuri di Teluk Minamata, Jepang, merkuri

sulfat yang digunakan sebagai katalis dalam industri vinil kloride dibuang ke laut

di Teluk Minamata. Komponen merkuri tersebut, di dasar laut akan diubah oleh

mikroorganisme anaerobik menjadi CH3Hg+ atau (CH3)2Hg. Komponen merkuri

yang terakhir ini bersifat sangat volatile dan dilepaskan dari lumpur atau pasir

pada dasar laut ke air di sekitarnya. (CH3)2Hg merupakan komponen yang stabil di

dalam larutan alkali, tetapi pada kondisi asam akan berubah menjadi CH3Hg+. Ion

tersebut bersifat larut di dalam air dan mengumpul di dalam organisme hidup.

Suatu laporan yang dibuat oleh Environmental Protection Agency (EPA)

memuat beberapa rekomendasi untuk mencegah terjadinya pencemaran merkuri di

lingkungan. Rekomendasi tersebut adalah sebagai berikut:

Pestisida alkil merkuri tidak boleh digunakan lagi.

Penggunaan pestisida yang menggunakan komponen merkuri lainnya

dibatasi untuk daerah-daerah tertentu.

Semua industri yang menggunakan merkuri harus membuang limbah

industrinya dengan terlebih dahulu mengurangi jumlah merkurinya sampai

batas normal

Pelaksanaan rekomendasi tersebut tidak seluruhnya dapat memecahkan

masalah pencemaran merkuri di lingkungan. Pencemaran merkuri tetap terjadi

pada lumpur di dasar sungai atau danau dan menghasilkan CH3Hg+ yang

dilepaskan ke badan air di sekelilingnya.

2.3.2 Timbal (Pb)

Pencemaran oleh Timbal (Pb) dapat terjadi di udara, air maupun tanah.

Kandungan timbal di dalam tanah rata-rata 16 ppm, tetapi pada daerah-daerah

tertentu mungkin dapat mencapai beberapa ribu ppm. Kandungan timbal di udara

seharusnya rendah bila nilai tekanan uapnya rendah. Untuk mencapai tekanan uap

1 torr, timbal atau komponen-komponen timbal membutuhkan suhu lebih dari

800°C; berbeda dengan merkuri, di mana tekanan uap 1 torr dapat dicapai pada

suhu yang jauh lebih rendah, yaitu 126°C (Kristanto,2002).

Page 12: Terjadinya Pence Mar An Logam Berat Karena Pembuangan Limbah Padat (Tailing),m.sadiqul Iman (h1e108059)

Timbal banyak digunakan untuk berbagai keperluan karena sifat-sifatnya,

yaitu sebagai berikut:

Titik cairnya rendah sehingga jika akan digunakan dalam bentuk cair maka

hanya membutuhkan teknik yang sederhana dan murah.

Timbal merupakan logam yang lunak sehingga mudah diubah ke berbagai

bentuk.

Sifat kimia timbal menyebabkan logam ini dapat berfungsi sebagai lapisan

pelindung jika kontak dengan udara lembab.

Timbal dapat membentuk alloy dengan logam lainnya, dan alloy yang

terbentuk mempunyai sifat yang berbeda dengan timbal yang murni.

Densitas timbal lebih tinggi dibandingkan dengan logam lainnya, kecuali

bila dibanding dengan emas dan merkuri.

Penggunaan timbal terbesar adalah dalam produksi baterai penyimpan

untuk mobil, dimana digunakan timbal metalik dan komponen-komponennya.

Penggunaan lainnya dari timbal adalah untuk produk-produk logam seperti

amunisi, pelapis kabel, pipa dan solder, bahan pewarna, dan lain-lain. Solder

mengandung 50 - 95% timbal, sedangkan sisanya adalah timah.

Penggunaan timbal yang non-alloy terutama terbatas pada produk-produk

yang harus tahan karat. Misalnya, pipa timbal digunakan untuk pipa-pipa yang

akan digunakan untuk mengalirkan bahan-bahan kimia yang korosif.

Di Eropa pernah terjadi keracunan timbal beberapa tahun yang lalu yang

disebabkan oleh pipa-pipa air yang terbuat dari bahan timbal. Saat ini pipa-pipa

air kebanyakan dibuat dari besi dan PVC. Sumber pencemar timbal yang lain

adalah industri-industri yang menggunakan timbal dan kemudian membuang

limbahnya ke badan air (sungai, danau). Public Health Service di Amerika Serikat

menetapkan bahwa sumber-sumber air alami untuk masyarakat tidak boleh

mengandung timbal lebih dari 0,05 mg/l (0,05 ppm), sedangkan WHO

menetapkan batas timbal di dalam air sebesar 0,1 mg/l (Kristanto,2002).

2.3.3 Kadmium (Cd)

Kadmium (Cd) sebagai unsur alami dalam tanah merupakan logam lunak

Page 13: Terjadinya Pence Mar An Logam Berat Karena Pembuangan Limbah Padat (Tailing),m.sadiqul Iman (h1e108059)

yang berwarna keperakan yang bersifat tidak pecah atau terurai menjadi bagian-

bagian yang kurang beracun. Kadmium pada kadar rendah pun masih beracun,

karena kemampuannya berkumpul dalam tanah (Sunu,2001).

Oleh karena sifat-sifatnya, kadmium banyak dipakai dalam proses

electroplating dan sebagai stabilizer dalam pembuatan polyvynil khlorida. Di

masa silam, kadmium malah digunakan dalam pengobatan Syphilis dan Malaria.

Kadmium didapat pula pada limbah berbagai jenis pertambangan logam yang

tercampur kadmium seperti timah hitam, dan seng. Dengan demikian, kadmium

dapat ditemukan di dalam perairan, baik di dalam sedimen maupun di dalam

penyediaan air minum (Slamet,1994).

Penggunaan kadmium untuk keperluan yang cukup luas seperti:

Penyepuhan secara elektrolisis,

Zat warna plastik, cat, dan tinta,

Sebagai bahan paduan dalam baterai,

Pemakaian untuk keperluan industri lainnya.

Kadmium biasanya dihasilkan sebagai produk sampingan pengilangan

seng dan untuk keperluan berbagai industri dan dapat ditemukan seperti dalam:

Endapan sulfida terutama bijih seng,

Bijih timbal dan tembaga (kadar rendah),

Batu bara berbelerang tinggi

Kadmium yang dilepas ke lingkungan melalui proses pembakaran, abunya

dapat merembes ke dalam air tanah. Untuk itu maka penangan pembakaran

benda-benda yang mengandung kadmium harus ditangani dengan baik. Kadmium

dalam kepekatan tinggi selama jangka pendek maupun dalam dosis rendah selama

jangka panjang yang terserap dan termakan/terminum oleh manusia sangat

beresiko bagi kesehatan dan merupakan ancaman sebagai karsinogen,yaitu zat

yang dapat menimbulkan kanker pada manusia. Adapun dampak lainnya dari

menghirup maupun memakan/meminum unsur kadmium dapat mengakibatkan

gangguan kesehatan tubuh seperti:

Gangguan pernapasan,

Gangguan pada ginjal dan hati.

Page 14: Terjadinya Pence Mar An Logam Berat Karena Pembuangan Limbah Padat (Tailing),m.sadiqul Iman (h1e108059)

Bagi manusia, kadmium sebenarnya merupakan logam asing. Tubuh sama

sekali tidak memerlukannya dalam proses metabolisme. Oleh karenanya,

kadmium dapat diabsorbsi tubuh dalam jumlah yang tidak terbatas, karena tidak

adanya mekanisme tubuh yang dapat membatasinya. Apabila kadmium masuk ke

dalam tubuh, maka sebagian besar akan terkumpul di dalam ginjal, hati dan ada

sebagian yang dikeluarkan lewat saluran pencernaan. Hasil otopsi di Amerika

Serikat menunjukkan akumulasi kadmium dalam tubuh masyarakat umum. Secara

rata-rata didapat 30 mg Cd di dalam tubuh; 33% di dalam ginjal, 14% di dalam

hati, 2% di dalam paru-paru, dan 0,3% di dalam pankreas. Kadmium dapat

mempengaruhi otot polos pembuluh darah secara langsung maupun tidak

langsung lewat ginjal. Sebagai akibatnya terjadi kenaikan tekanan darah

(Slamet,1994).

Kasus keracunan kadmium secara epidemis terjadi di kota Toyama,

Jepang. Sekelompok masyarakat mengeluh tentang sakit pinggang selama

beberapa tahun. Penyakit tersebut kemudian menjadi semakin parah. Tulang--

tulang punggung terasa sangat nyeri yang diikuti oleh osteomalacia (pelunakan

tulang) dan fraktur tulang punggung yang multipel. Gejala keracunan Cd ini

sangat menyerupai granuloma nephritis biasa yang selalu disertai proteinuri,

glucosuri. Kadar Calsium dan asam amino dalam urine juga meningkat; aktivitas

alkali phosphatase dalam darah juga naik. Penderita mengalami pelunakan

seluruh kerangka, dan kematian biasanya diakibatkan gagal ginjal. Selain itu

didapat, bahwa masyarakat yang kekurangan gizi lebih peka terhadap Cd daripada

yang normal.

Sumber kadmium di Toyama tersebut adalah tanah pertanian di mana

masyarakat setempat menanam padi. Penelitian lanjut mengungkapkan, bahwa di

daerah hulu terdapat usaha pertambangan seng dan timah hitam, yang membuang

partikulat Cd. Cd di dalam padi dapat mencapai konsentrasi 1,6 ppm dan di dalam

tulang rusuk 11.472 ppm (Slamet,1994).

Page 15: Terjadinya Pence Mar An Logam Berat Karena Pembuangan Limbah Padat (Tailing),m.sadiqul Iman (h1e108059)

BAB III

METODE PENULISAN

Dalam pembuatan makalah ini, metode yang digunakan adalah metode

kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan data-data dari literatur-literatur dan

jurnal penelitian yang bersangkutan dengan pencemaran lingkungan air khususnya

pencemaran oleh logam berat, serta teknologi yang digunakan untuk mengurangi

pencemaran tersebut. Selain itu pengumpulan data juga di dapat dari pencariam

informasi-informasi dari internet.

Page 16: Terjadinya Pence Mar An Logam Berat Karena Pembuangan Limbah Padat (Tailing),m.sadiqul Iman (h1e108059)

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Study Kasus

Desa Pantai Buyat dan Ratatotok terletak di Kecamatan Ratatotok,

Kabupaten Minahasa Selatan, Propinsi Sulawesi Utara. Desa ini terkenal dengan

tambang emas. PT. Newmont Minahasa Raya (PT. NMR) adalah perusahaan

kontrak karya pertambangan emas yang berlokasi di Kabupaten Minahasa Selatan

dan Kabupaten Bolaang Mongondow, Propinsi Sulawesi Utara dan telah

beroperasi sejak bulan Maret 1996. Berdasarkan dokumen Amdal, PT. Newmont

Minahasa Raya merupakan perusahaan tambang yang diperkenankan

memanfaatkan dasar laut sebagai media untuk menempatkan limbah padat

(tailing) yang dihasilkan dari proses penambangan. Dampak penting dari sistem

ini adalah pengendapan dan penimbunan yang timbul akibat penempatan tailing

didasar laut (Submarine Tailing Disposal/STD).

Komposisi bahan kimia tailing pada tingkat tertentu dapat menyebabkan

pencemaran perairan yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat di sekitar

lokasi pembuangan apabila tidak dikelola dengan baik sesuai dengan persyaratan

yang berlaku. Di samping itu juga dapat menyebabkan rusaknya sumberdaya ikan

di sekitar lokasi pembuangan tailing. Dampak penting yang terjadi di daerah

pertambangan yang menggunakan STD adalah penutupan daerah dasar perairan

dan bioakumulasi logam. Selain itu, di desa Ratatotok banyak terdapat

penambangan emas rakyat yang menggunakan merkuri untuk pengolahannya.

Limbah penambangan emas rakyat tersebut dibuang ke tanah dan sungai yang

bermuara ke perairan di sekitar Teluk Totok. Dampak kegiatan PT. NMR dan

adanya penambangan emas rakyat tersebut meliputi antara lain aspek fisik, biologi

dan kimia perairan laut yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kesehatan

manusia melalui rantai makanan.

Berdasarkan informasi awal dari tim Departemen Kesehatan yang

berkunjung ke lokasi, dari 180 warga Desa Pantai Buyat telah ditemukan 30

warga desa tersebut yang mempunyai keluhan gatal-gatal di beberapa bagian

tubuh, dermatitis, Infeksi Saluran Pernafasan Atas, dan munculnya benjolan di

Page 17: Terjadinya Pence Mar An Logam Berat Karena Pembuangan Limbah Padat (Tailing),m.sadiqul Iman (h1e108059)

beberapa bagian tubuh seperti wajah, tangan, kaki, dan leher. Sehubungan dengan

hal tersebut, berdasarkan hasil rapat MENKOKESRA tanggal 23 Juli 2004 , maka

dibentuklah tim Terpadu Penanganan Kasus yang terdiri dari MENKOKESRA,

Dep Kes, Dep. ESDM, BPPT, Dep. Perikanan dan Kelautan, KLH, Pemda

Sulawesi Utara, Perguruan Tinggi dan LSM. Selain itu dilibatkan pula para pakar

dalam rangka empertajam hasil yang akan diperoleh.

4.2 Penyebab Kasus

Penyebab utama dari kasus tersebut adalah pencemaran logam berat di

perairan Pantai Buyat karena pembuangan limbah padat (tailing) yang diduga

mengandung logam berat yang sangat beracun yaitu mekuri (Hg) dan Arsen (As).

Ditambah lagi sifatnya yang akumulatif di alam tubuh manusia di mana setelah

logam berat ini masuk ke dalam tubuh manusia, biasanya melalui makanan yang

tersemar logam berat. Logam berat ini tidak dapat dikeluarkan lagi oleh tubuh

sehingga makin lama jumlahnya akan semakin meningkat. Jika jumlahnya telah

cukup besar, baru pengaruh negatifnya terhadap kesehatan mulai terlihat, biasanya

logam-logam berat ini menumpuk di otak, saraf, jantung, hati dan ginjal, yang

dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan yang ditempatinya.

Tersebarnya logam berat di tanah, perairan, ataupun udara dapat melalui

berbagai hal, misalnya pembuangan secara langsung limbah industri, baik limbah

padat maupun limbah cair, dapat pula melalui udara karena banyak industri yang

membakar begitu saja limbahnya dan membuang hasil pembakaran ke udara tanpa

melalui pengolahan terlebih dahulu. Banyak orang beranggapan bahwa dengan

cara membakar, limbah beracun tersebut akan hilang, padahal sebenarnya kita

hanya memindahkan dan menyebarkan limbah beracun tersebut ke udara.

Pencemaran dengan cara ini lebih berbahaya karena udara lebih dinamis sehingga

dampak yang diakibatkannya juga akan lebih luas dan membersihkan udara jauh

lebih sulit.

Page 18: Terjadinya Pence Mar An Logam Berat Karena Pembuangan Limbah Padat (Tailing),m.sadiqul Iman (h1e108059)

4.3 Solusi

Banyak alternatif yang dapat digunakan untuk mengolah limbah yang

mengandung logam berat, khususnya merkuri, diantaranya ialah dengan teknologi

low temperature thermal desorption (LTTD) atau dengan teknologi

Phytoremediation. Pada sistem thermal desorption, material diuraikan pada suhu

rendah (< 300 derajat Celcius) dengan pemanasan tidak langsung serta kondisi

tekanan udara yang rendah (vakum). Dengan kondisi tersebut material akan lebih

mudah diuapkan dari pada dalam kondisi tekanan tinggi. Jadi, dalam sistem ini

yang terjadi adalah proses fisika tidak ada reaksi kimia, seperti oksidasi. Cara ini

sangat efektif untuk memisahkan bahan-bahan organik yang mudah menguap,

misalnya volatile organic compounds (VOCs), semi-volatile organic compounds

(SVOCs), poly-aromatic hydrocarbon (PAHs), polychlorinated biphenyl (CBs),

minyak, pestisida, dan beberapa logam kadmium, merkuri, timbal, serta non

logam seperti arsen, sulfur dan klor.

Teknologi limbah dengan sistem Phytoremediasi, menggunakan tanaman

sebagai alat pengolah bahan pencemar. Limbah padat atau cair yang akan diolah

ditanami dengan tanaman tertentu yang dapat menyerap, mengumpulkan,

mendegradasi bahan-bahan pencemar tertentu yang terdapat di dalam limbah

tersebut. Banyak istilah yang diberikan pada sistem ini sesuai dengan mekanisme

yang terjadi pada prosesnya. Misalnya: Phytostabilization: polutan distabilkan di

dalam tanah oleh pengaruh tanaman. Phytostimulation: akar tanaman

menstimulasi penghancuran polutan dengan bantuan bakteri rhizosphere.

Phytodegradation: tanaman mendegradasi polutan dengan atau tanpa

menyimpannya di dalam daun, batang, atau akarnya untuk sementara waktu.

Phytoextraction: polutan terakumulasi di jaringan tanaman, terutama daun.

Phytovolatilization: polutan oleh tanaman diubah menjadi senyawa yang mudah

menguap sehingga dapat di lepaskan ke udara. Rhizofiltration: polutan diambil

dari akar oleh tanaman pada sistem hidroponik. Proses remediasi polutan dari

dalam tanah atau air terjadi karena jenis tanaman tertentu dapat melepaskan zat

carriers, yang biasanya berupa senyawaan kelat, protein, glukosida, yang

berfungsi mengikat zat polutan tertentu kemudian dikumpulkan di jaringan

tanaman, misalnya pada daun atau akar. Keunggulan sistem phytoremediasi di

Page 19: Terjadinya Pence Mar An Logam Berat Karena Pembuangan Limbah Padat (Tailing),m.sadiqul Iman (h1e108059)

antaranya adalah biayanya murah dan dapat dikerjakan insitu, tetapi

kekurangannya di antaranya adalah perlu waktu yang lama dan diperlukan pupuk

untuk menjaga kesuburan tanaman, akar tanaman biasanya pendek sehingga tidak

dapat menjangkau bagian tanah yang dalam. Yang perlu di ingat ialah setelah

dipanen, tanaman yang kemungkinan masih mengandung polutan beracun ini

harus ditangani secara khusus.

Page 20: Terjadinya Pence Mar An Logam Berat Karena Pembuangan Limbah Padat (Tailing),m.sadiqul Iman (h1e108059)

BAB V

PENUTUP

Pencemaran adalah perubahan sifat fisika, kimia dan biologi yang tidak

dikehendaki pada udara, tanah dan air. Perubahan tersebut dapat menimbulkan

bahaya bagi kehidupan manusia atau organisme lainnya. Sedangkan definisi

pencemaran air menurut Surat Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan

Lingkungan Hidup Nomor : KEP-02/MENKLH/I/1988 Tentang Penetapan Baku

Mutu Lingkungan adalah : masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,

energi, dan atau komponen lain ke dalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh

kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas air menurun sampai

tingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi kurang atau sudah tidak berfungsi

lagi sesuai dengan peruntukkannya.

Air sering tercemar oleh berbagai komponen anorganik, di antaranya

berbagai jenis logam berat yang berbahaya. Logam berat yang berbahaya dan

sering mencemari lingkungan, yang terutama adalah Merkuri (Hg), Timbal (Pb),

Arsenik (As), Kadmium (Cd), Kromium (Cr), dan Nikel (Ni). Logam-logam

tersebut diketahui dapat mengumpul di dalam tubuh suatu organisme dan tetap

tinggal dalam tubuh dalam jangka waktu yang lama sebagai racun yang

terakumulasi. Dua macam logam berat yang sering mengkontaminasi air, adalah

Merkuri dan Timbal.

Terjadinya Pencemaran Logam Berat di desa Pantai Buyat dan Ratatotok

disebabkan oleh pembuangan limbah padat (tailing). Komposisi bahan kimia

tailing pada tingkat tertentu dapat menyebabkan pencemaran perairan yang dapat

mengganggu kesehatan masyarakat di sekitar lokasi pembuangan apabila tidak

dikelola dengan baik sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

Page 21: Terjadinya Pence Mar An Logam Berat Karena Pembuangan Limbah Padat (Tailing),m.sadiqul Iman (h1e108059)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Rukaesih. 2004. Kimia Lingkungan. Yogyakarta: Andi

http://www.mineweb.net/sections/whats_new/337842.htm.com, diakses tanggal

25 Maret 2009.

Kristanto, Philip. 2002. Ekologi Industri. Yogyakarta: Andi

Effeni, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta: Kanisius

Slamet, Juli Soemirat. 1994. Kesehatan Lingkungan. Bandung: Gadjah Mada

University Press.

Soemarwoto, Otto. 1997. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta:

Djambatan.

Sunardi. 2004. Cara Alternatif untuk Mengolah Limbah Padat yang Mengandung

Merkuri dan Arsen, (Online), (http://www.Pddatabase.com, diakses 8

Maret 2009).

Sunu, Pramudya. 2001. Melindungi Lingkungan dengan Menerapkan ISO 14001.

Jakarta: Grasindo.

Page 22: Terjadinya Pence Mar An Logam Berat Karena Pembuangan Limbah Padat (Tailing),m.sadiqul Iman (h1e108059)

LampiranIKAN EBAGAI ALAT MONITOR PENCEMARAN

Ir. INDRA CHAHAYA S., MSiBagian Kesehatan Lingkungan

Fakultas Kesehatan MasyarakatUniversitas Sumatera Utara

I. Pencemaran Air

Pencemaran adalah perubahan sifat Fisika, Kimia dan Biologi yang tidak dikehendaki pada udara, tanah dan air . Peruahan tersebut dapat menimbulkan bahaya bagi kehidupan manusia atau organisme lainya, proses-proses industri, tempat tinggal dan peninggalan-peninggalan, atau dapat merusak sumber bahan mentah. Pencemaran terjadi apabila terdapat gangguan dalam daur materi yaitu apabila laju produksi suatu zat melebihi laju pembuangan atau penggunaan zat tersebut (soemarwoto,1990). Pencemaran merupakan penambahan bermacam- macam bahan sebagai aktivitas manusia ke dalam lingkungan yang biasanya memberikan pengaruh berbahaya terhadap lingkungan (tugaswaty, 1987).

Terdapat dua jenis sumber pencemaran yaitu (1) pencemaran yang dapat diketahui secara pasti sumbernya misalnya limbah industri, (2) pencemaran yang tidak diketahui secara pasti sumbernya yaitu masuk ke perairan bersama air hujan dan limpasan air permukaan. Beban pencemaran pada badan air merupakan jumlah bahan yang dihasilkan dari kedua sumber tersebut (Husin dan Kastamana,1991).

Aanggapan bahwa badan perairan merupakan tempat pembuangan limbah baik limbah domestik maupun limbah industri adalah salah karena dapat menyebabkan perubahan dn gangguan terhadap sumber daya air. Organisasi yang tergolong dalam kelompok organisme akuatik adalah yang pertama kali mengalami kehidupann buruk secara langsung dari pengaruh limbah atau pencemaran terhadap badan air (Price, 1979).

Apabila suatu limbah yang berupa bahan pencemar masuk ke suatu lokasi maka akan terjadi perubahan padanya. Perubahan dapat terjadi pada organisme yang hidup di lokasi itu serta lingkunya yang berupa faktor Fisika dan Kimianya (ekosistim) (Suin, 1994).

Salah satu perubahan yang terjadi karena pembuangan limbah ke badan perairan dapat menyebabkan berkurangnya kadar oksigen terlarut (Lembaga ekologi Unpad, 1978). Oksigen penting untuk pernafasan yang merupakan komponen utama untuk metabolisma ikan dan oprganisme lain (Mason, 1980). Persenyawaan organik di perairan akan dipecah oleh organisme pembusuk. Terjadinya proses ini sangat membutuhkan oksigen terlarut dalam perairan tersebut (Duffus, 1980).

Disamping itu adanya senyawa racun yang terkandung di dalam limbah juga mempengruhi proses metabolisma dalam tubu ikan , merusak jaringan usus dan fungsi ginjal (Duffus, 1980). Senyawa beracun ini juga mempengaruhi darah organ tubuh lainya. Disamping itu senyawa beracun dan logam berat dapat menghambat metabolisma serum protein (Tewari, Gill dan Plant, 1987).

©2003 Digitized by USU digital library

Page 23: Terjadinya Pence Mar An Logam Berat Karena Pembuangan Limbah Padat (Tailing),m.sadiqul Iman (h1e108059)

II. Bahan pencemar dan ekosistim perairan

Kwalitas air dipengaruhi oleh faktor alami (yaitu iklim, musim, mineralogi dan vegetasi) dan kegiatan manusia. Bilamana air di alam (disungai sungai, danau-danau dan lain-lain) dikotori oleh kegiatan manusia,sedemikian rupa sehingga tidak memenuhi syarat untuk suatu penggunaan yang khusus maka disebut terkena pencemaran (pollution) (Manan, 1992).

Tanpa adanya tindakan kebijaksanaan untuk mencegah dan mengendalikan pencemaran perairan sungai, kemungkinan besar menyebabkan persediaan sumber daya air untuk segala kehidupan tidak dapat dipenuhi. Keadaan demikian akan menyebabkan terganggunya suatu faktor ekosistem kehidupan manusia yaitu factor kesehatan lingkungan yang mempengaruhi hiduup m,anusia itu sendiri (Anwar dan Husin, 1990).

Dalam sebuah daerah aliran sungai, terdapat berbagi penggunaan lahan, seperti hutan, perkebunan, pertanian lahan kering dan persawahan, pemukiman, perikanan, industri dan sebagainya. Beban bahan pencemar yang menyebabkan penurunan kwaliotas air pada sebagian sungai, berasal terutama dari limbah domestik, limbah industri, kegiatan pertanbangan dan limbah dari penggunaan lahan pertanian (Manan,1992).

Bahan pencemaran yang masuk ke dalam air dapat dikelompokkan atas limbah organik, logam berat dan minyak.Masing –masing kelompok ini sangat berpengaruh terhadap organisme perairan. Logam berat merupakan bahan pencemar yang paling banyak ditemukan diperairan akibat limbah Industri dan limbah perkotaan (Suin,1994).

Batang Arau merupakan salah satu sungai terbesar di Kotamadya Padang yang kwalitas airnya cenderung terus menurun akibat meningkatnya pencemaran. Sumber pencemaran di sungai ini terutama berasal dari limbah industri (terutama pabrik karet) dan limbah perkotaan. Limbah pabrik karet dapat mempengaruhi nilaiDO, BOD, COD, padatan tersuspensi, N-NH3 dan pH badan air (Zulkifli dan Anwar,1994).

Aliran batang Arau yang paling tercemar pada daerah muara karena kwalitas airnya sudah tidak memenuhi syarat sebagai air golongan B, C dan D serta nilai BOD dan COD yang cukup tinggi (proyek pengendalian banjir, 1993). Daerah mendekati Muara juga telah terjadi penumpukan terhadap logam berat terutama Cu dan Pb (Abu dan Arifin, 1992).

Secara alamiah, unsur logam berat terdapat dalam perairan, namun dalam jumlah yang sangat rendah. Kadar ini akan meningkat bila limbah yang banyak mengandung unsur logam berat masuk ke dalam lingkungan perairan sehingga akan terjadi racun bagi organisme perairan (Hutagalung dan Razak,1982).

Masuknya logam berat ke dalam tubuh organisme perairan dengan tiga cara yaitu melalui makanan, insang dan diffusi melalui permukaan kulit (Poels, 1983). Untuk ikan insang merupakan jalan masuk yang penting. Permukaan insang lebih dari 90% seluruh luas badan. Sehingga dengan masuknya logam berat ke dalam insang dapat menyebabkan keracunan, karena bereaksinya kation logam tersebut dengan fraksi tertentu dari lendir insang. Kondisi ini menyebabkan proses metabolisme dari insang menjadi terganggu.

©2003 Digitized by USU digital library

Page 24: Terjadinya Pence Mar An Logam Berat Karena Pembuangan Limbah Padat (Tailing),m.sadiqul Iman (h1e108059)

Lendir yang berfungsi sebagai pelindung doproduksi lebih banyak sehingga terjadi penumpukan lendir. Hal ini akan memperlambat ekspersi pada insang dan pada akhirnya menyebabkan kematian (Sudarmadi, 1993).

Logam berat hampir selalu ada dalam setiap pencemaran oleh limbah industri karena selalu diperlukan dalam setiap proses industri (Forstner dan Wittmann,1983). Manifestasi dari keracunan logam berat adalah diare denan fesis biru kehijauan dan kelainan fungsi ginjal. Bila kadarnya tinggi dalam tubuh dapat merusak jantung, hati dan ginjal. Absorbsi logam berat masuk ke dalam darah dapat menimbulkan hemolisis yang akut, karena banyak sel darah yang rusak. Akibat yang serius dari keracunan logam berat dapat menimbulkan kematian (Tewari et al,1987).

Pendedahan logam berat kadmium pada ikan pleuronectes flesus berakibat berkurangnya nilai hematokrit, kadar hemoglobin dan jumlah sel darah merah sehingga menyebabkan anemia. Anemia sering ditandai dengan meningkatnya volume plasma oleh karena sistim keseimbangan dalam tubuh ikan terganggu. Lebih jelasnya penyebab anemia tersebut adalah menurunya kecepatan produksi sel darah mrah atau rusaknya sel darah merah lebih cepat (Larsson et al, 1976). Perlakuan logam berat terhadap ikan air tawar juga menyebabkan penurunan jumlah sel darah merah, kadar hemoglobin serta nilai hematokrit (Tewari et al, 1987).

Kerusakan ekosistim akibat pencemaran logam berat sering dijumpai khususnya untuk ekosistim perairan. Hal ini terjadi karena adanya logam berat yang bersifat racun bagi organisme dalam perairan. Akibat organisme yang paling sensitif pertama kali mengalami akibat buruk dan juga organisme yang tidak mampu bertahan akan musnah, sehingga keseimbangan rantai makanan dan ekosistem perairan akan mengalami kerusakan (Sudarmadi, 1993).

Dalam ekosistem alami perairan, hampir dapat dipastikan bahwa kematian sejenis ikan tidak selalu karena sebab faktor yunggal tetapi karena beberapa faktor. Faktor-faktor yang dimaksud adalah : 1. Penomena sinergis, yaitu kombinasi dari dua zat atau lebih yang bersifat

memperkuat daya racun.2. Penomena antagonis, yaitu kombinasi antara dua zat atau lebih yang saling

menetralisir, sehingga zat-zat yang tadinya beracun berhasil dikurangi dinetralisir daya racunya sehingga tidak membahayakan

3. Jenis ikan dan sifat polutan, yang tertarik dengan daya tahan ikan serta adaptasinya terhadap lingkungan, serta sifat polutan itu sendiri (Sudarmadi, 1993).

III. Pemantauan dan pencegahan pencemaran badan air

Pegolahan sumber air perlu memperhatikan aspek kwalitas pengendalian. Usaha pengendalian pencemaran air memerlukan informasi dan masukan mengenai tingkat pencemaran pada berbagai sumber air. Ada tiga cara untuk mengevaluasi tingkat pencemaan air yaitu (a) cara kriteria standar kwalitas air (b) cara ujihayati (c) cara indeks kwalitas air atau pencemaran (Mark, 1981).

©2003 Digitized by USU digital library

Page 25: Terjadinya Pence Mar An Logam Berat Karena Pembuangan Limbah Padat (Tailing),m.sadiqul Iman (h1e108059)

Untuk menghindari kerusakan terhadap ekosistim perairan senagai akibat dari pencemaran, haruslah dilakukan pemantauan atau monitoring, baik monitoring secara kimia, Fisika dan Biologi (Amnan,1994). Pemantauan pencemaran air sebenrnya menyangkut kehidupan di air. Bila air tercemar maka kehiduopan organisme di air terganggu. Analisis pencemaran air secara Fisika dan Kimia berusah menilai apakah kondisi Fisika dan Kimia air cocok dengan kehidupan organisme dibadan air atau tidak. Hal ini terkait sehubungan dengan bahwa kehidupan organisme air tergantung pada faktor Fisika dan Kimia air itu. Pengukuran ini ditujukan pada kesesuaian dengan organise air (Suin, 1994).

Pemantauan pencemaran di air dapat dilakukan secara biologi analisis dengan hewan air dapat dilakukan dengan ujihayati atau denga bioassay, metabolisme individu, dinamika populasi dan struktur populasi. Uji hayati adalah menguji suatu senyawa beracun dengan menggunakan organisme hidup. Tujuan dari uji hayati adalah untuk menentukan respon organisme terhadap besarnya konsentrasi senyawa beracun (Mark, 1981).

Racun yang masuk ke badan air ada yang dalam konsentrasi rendah dapat langsung menyebabkan kematian pada organisme yang terdapat di sana. Tetapi pada konsentrasi yang lebih rendah lagi dapat menyebabkan terganggunya funsi/faal organisme tersebut. Akibat yang disebabkan oleh racun yang tidak menyebabkan kematian secara langsung disebut efek sub lethal (Mason, 1980).

Dari efek sub lethal dapat diamati tentang biokimia, fisiologi, tingkah laku atau tingkat siklus hidup dari organisme tersebut. Pengamatan atau monitoring terhadap efek sub lethal sangat penting dan merupakan gejala awal terhadap perubahan faal akibat keracunan sebelum terjadinya kematian, sehingga akibat buruk selanjutnya bahkan kerusakan ekosostem dapat dihindari atau dicegah (Mason, 1980). Pengaruh dari senyawa pencemar dapat diamati dalam tingkat seluler, enzim, proses metabolisma dan regulasi (Sudarmadi, 1993). Penelitian efek sub lethal dari ikan salmo gairdneri R akibat pengaruh air yang tercemar berat diperairan sungai Rhine menunjukkan adanya gangguan terhadap proses biokemis dan fisiologis dalam tubuh ikan(Poels, 1983).

IV. Ikan sebagai alat memonitor pencemaran

Untuk menaksir efek toksiologis dari beberapa polutan kimia dalam lingkungan dapat diuji dengan menggunakan species ysng mewakili lingkungan yang ada di perairan tersebut. Specis yang diuji harus dipilih atas dasr kesamaan biokemis dan fisiologis dari specis dimana hasil percobaan digunakan (Price, 1979). Kriteria organisme yang cocok unutk digunakan sebagai uji hayati tergantung dari beberapa faktor :1. Organisme harus sensitif terhadap material beracun dan perubahan linkungan 2. Penyebanya luas dan mudah didapat dalam jumlah yang banyak 3. Mempunyai arti ekonomi, rekreasi dan kepentingan ekologi baik secara daerah

maupun nasional4. Mudah dipelihara dalam laboratorium 5. Mempunyai kondisi yang baik, bebas dari penyakit dan parasit 6. Sesuai untuk kepentingan uji hayati (American Public Health Associaton, 1976

cit. Mason, 1980).©2003 Digitized by USU digital library

Page 26: Terjadinya Pence Mar An Logam Berat Karena Pembuangan Limbah Padat (Tailing),m.sadiqul Iman (h1e108059)

Ikan dapat menunjukkan reaksi terhadap perubahan fisik air maupun terhadap adanya senyawa pencemar yang terlarut dalam batas konsentrasi tertentu. Reaksi ini dapat ditunjukkan dalam percobaan di laboratorim, di mana terjadi perubahan aktivitas pernafasan yang besarnya perobahan diukur atas dsar irama membuka dan menutupnya rongga “Buccal” dan ofer kulum (Mark, 1981). Pengukuran aktivitas pernafasan merupakan cara yang amat peka untuk menguikur reaksi ikan terhadap kehadiran senyawa pencemar. Hasil penelitian yang pernah dilakukan memperlihatkan adanya peningkatan jumlah gerakan ofer kulum “Fingerlink” (Cirrhina Mrigala) yang terkena deterjen (Lal, Misra, Viswanathan dan Krisna Murty, 1984).

Sebagai indikator dari toxicant sub lethal juga dapat dilihat dari frekwensi Bentu ikan. Yang mana digunakan untuk membersihkan pembalikan aliran air pada insang, yang merupakan monitoring pergerakan respiratory (Anderson dan Apolonia,1978).

Selain gerakan ofer kulum dan frekwensi batuk parameter darah merupakan indikator yang sensitif pada kehidupan sebagai peringatan awal dari kwalitas air.Perubahan faal drah ikan yang diakibatkan senyawa pencemar, akan timbul sebelum terjadinya kematian (Larsson et al, 1976). Pemeriksaan darah mempunyai kegunaan dalam menentukan adanya gangguan fisiologis tertentu dar ikan. Parameter faal darah dapat diukur dengan mengamati kadar hemoglobin, nilai hematokrit dan jumlah sel darah merah (Goenarsoh, 1988).

Ikan mas (Cyprinus Carpio L.) dapat digunakan sebagai hewan uji hayatikarena sangat peka terhadap perubahan lingkungan (Brinley cit. Sudarmadi, 1993). Di Indonesia ikan yang termasuk famili Cyprinidae ini termasuk ikan yang populer dan paling banyak dipelihara rakyat, serta mempunyai nilai ekonomis.Ikan mas sangat peka terhadap faktor lingkungan pada umur lebih kurang tiga bulan dengan ukuran 8-12 cm. Disamping itu ikan mas di kolam biasa (Stagnant water) kecepatan tumbuh 3 cm setiap bulanya (Arsyad dan Hadirini cit. Sudarmadi, 1993).

Berdasrkan hasil penelitian bahea konsentrasi limbah, suhu, DO, pH, salinitas dan alkalinitas berpengaruh nyata terhadap mortalitas ikan mas (Cyprinus carpio L.) (Suwindere, 1983). Hal ini disebabkan jika ditinjau secara kimia bahwa kehidupan dan pertumbuhan organisme perairan dipengaruhi oleh pH, DO, BOD, suhu, salinitas dan alkalinitas (Rasyad, 1990).

Penelitian tentang kesanggupan ikan mas untuk mendeteksi insektisida memperlihatkan bahwa ikan mas (Cyprinus carpui L.) dapat mendeteksi adanya insektisida bayrusil dalam air pada konsentrasi 55 ppm. Dimana pada konsentrasi tersebut setelah 10 menit ikan mas telah menghidari akan trjadi perubahan frekwensi gerakan ofer kulum yang mula- mula cepat kemudian melambat dan ahirnya lemas (Suin, 1994).

©2003 Digitized by USU digital library

Page 27: Terjadinya Pence Mar An Logam Berat Karena Pembuangan Limbah Padat (Tailing),m.sadiqul Iman (h1e108059)

DAFTAR PUSTAKA

Abu bakar, Bustanil Arifin. 1990. Pengaruh Limbah Terhadap Kwalitas Air Batang

Arau dan Batang Kuranji di Kodya Padang. Laporan Penelitian. Unand. Padang

Amnan, Marta. 1994. Evaluasi Kandungan Logam Berat Hg dan Pb pada kerang Polymesoda sp Pada Ekosistim Sungai di Kawasan Industri. Tesis. Program Pasca Sarjana. UI. Jakarta.

Anderson, P. D. and S.D. Apollonia 1978. aquatic.Animal. Department of Biological Sciencies. Ottawa. Canada.

Anwar, M. S. H Saaludian. 1990. Studi Lingkungan Perairan air Sungai di Kecamatan Gambut dan Kertak Hanyur Kalimantan Selatan. Jurnal Lingkungan dan Pembangunan. 10;3 : 183 – 192. Jakarta

Duffus, H. J. 1980. Environment Toxicologi. Department of brewing and Biological Science. Hariot-Watt. University Edinbueg.

Forstner, U and G.T.W. Wittman. 1983. Metal Pollution in the Aquatic Environment. Second revised Edition. Springerverlag, Heidelberg. New York. Tokyo.

Geonarso, D. 1988. Perubahan faal Ikan sebagai Indikator kehadiran insektisida dan Detergen dalam air. Disertasi. ITB. Bandung

Husin, Y. dan Eman, K. 1991. Metoda teknik Analisisi Kwalitas Air. Penelitian Lingkungan Hidup. Lembaga Penelitian. IPB. Bogor.

Hutagalung, H.P dan H. Razak. 1982. Pengamatan Pendahuluan Kadar Pb dan Cd dalam Air dan Biota di Estuari Muara angke. Oseanologi. Indonesia.

Larson, A., B.E. Bengston and O. Svaberg. 1976. Effect of Cadmium for Hematologys and Biochemis on Fish. Chambridge University Press. London. New York. Melboum.

Manan,S. 1992. Pengelolaan Hutan Lindung yang Mendukung Pembangunan Berkelanjutan di Pulau Sumatera Rimba Indonesia XXVII ; 3 – 4 Persatuan Peminat dan Ahli kehutanan.

Mark, Jr.H.B. 1981. Water Quality Measurement The Modern Analytical Techniques. Departments of Chemistry of Cincinate. Ohio.

Mason, C.F. 1980. Biological pf FreshWater Pollution. London. New York.

©2003 Digitized by USU digital library

Page 28: Terjadinya Pence Mar An Logam Berat Karena Pembuangan Limbah Padat (Tailing),m.sadiqul Iman (h1e108059)

Poels, C.L.M. 1983. Sub lethal Effect of RhineWater of Rainbouw Trout. Testing and research Institute of the Netherlands Water Undertakings. KIWA Ltd. Rijswijk.Netherlands.

Price, D.R.H. 1879. Fish as Indicators of Water Quality. John Wiley and Sons.Chicester. Toronto.

Soemarwoto, Otto. 1990. Beberapa Masalh Mendesak dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup.Widyapura No.1 tahun VII/1990.Pusat penelitian dan Ppengembangan dan Perkotaan dan Lingkungan DKI. Jakarta.

Sudarmadi, Sigit. 1993. toksiologi Limbah pabrik kulit terhadap Cyprinus Carpio L. dan Kerusakan insang. Jurnal Lingkungan dan Pembangunan 13;4 : hal. 247 – 260. Jakarta.

Suin, M. Nurdin. 1994. Dampak pencemaran pada Ekosistim Pengairan. Proseding penataran pencemaran Lingkungan Dampak dan Penanggulanganya.Pemda Kodya TK. II. Padang.

Tewari, H.,T.S. Gill and J. Plant. 1987. Impact of Chronic Lead Poisoning on the Hematological and Biochemistry Profiles on a Fish Barbus Chonchonius (Ham) Bull. Embirom. Contam.

Tugaswaty, T. 1987. Metoda Penelitian Kwalitas Air. Penataran Metoda Penelitian Ilmu Lingkungan. Lembaga Penelitian Universitas Indonesia. Jakarta.

Zulkifli dan Jazanul. 1994. Alternatif Penanggulangan Limbah Pabrik Karet. Jurnal Lingkungan dan Pembangunan 14; 1 : 60 – 67.

©2003 Digitized by USU digital library