Laporan Praktikum Mikrobiologi Infrastruktur Lingkungan ITB

38
BAGIAN C. UJI KELENGKAPAN I. TUJUAN 1. Untuk Menunjukan Uji Kelengkapan Bakteri Coliform dan Colifekal Pada Sampel air yang digunakan. 2. Untuk menentukan analisis kualitatif standar air melalui pewarnaan gram. II.PRINSIP Bakteri golongan coli dinyatakan sebagai bakteri indicator pencemaran air, terutama dalam sumber air minum, sumber makanan, dan mandi cuci kakus, sangat tidak diharapkan. Bakteri ini sebenarnya merupakan bakteri yang ada pada usus manusia namun apabila jumlahnya terlalu banyak akan bersifat pathogen. Dalam pengujian kualitas air berdasarkan analisis kualitatif standar air ini ada tiga tahap yaitu, uji pendugaan uji penetapan. Pada Uji kelengkapan ini adalah uji konfirmasi untuk menunjukan hasil spesifik dari uji pendugaan dan uji penetapan pada uji kelengkapan ini dilihat juga nilai ujinya melalui pewarnaan gram bakteri. III. TEORI DASAR Perhitungan secara tidak langsung ada beberapa cara yaitu : perhitungan pada cawan petri (total

description

mikrobiologi

Transcript of Laporan Praktikum Mikrobiologi Infrastruktur Lingkungan ITB

Page 1: Laporan Praktikum Mikrobiologi Infrastruktur Lingkungan ITB

BAGIAN C. UJI KELENGKAPAN

I. TUJUAN

1. Untuk Menunjukan Uji Kelengkapan Bakteri Coliform dan Colifekal Pada

Sampel air yang digunakan.

2. Untuk menentukan analisis kualitatif standar air melalui pewarnaan gram.

II. PRINSIP

Bakteri golongan coli dinyatakan sebagai bakteri indicator pencemaran

air, terutama dalam sumber air minum, sumber makanan, dan mandi cuci

kakus, sangat tidak diharapkan. Bakteri ini sebenarnya merupakan bakteri

yang ada pada usus manusia namun apabila jumlahnya terlalu banyak akan

bersifat pathogen. Dalam pengujian kualitas air berdasarkan analisis kualitatif

standar air ini ada tiga tahap yaitu, uji pendugaan uji penetapan. Pada Uji

kelengkapan ini adalah uji konfirmasi untuk menunjukan hasil spesifik dari

uji pendugaan dan uji penetapan pada uji kelengkapan ini dilihat juga nilai

ujinya melalui pewarnaan gram bakteri.

III. TEORI DASAR

Perhitungan secara tidak langsung ada beberapa cara yaitu :

perhitungan pada cawan petri (total plate count / TPC), perhitungan melalui

pengenceran, perhitungan jumlah terkecil atau terdekat (MPN methode), dan

kalorimeter (cara kekeruhan atau turbidimetri). Metode MPN terdiri dari tiga

tahap, yaitu uji pendugaan (presumtive test), uji konfirmasi (confirmed test),

dan uji kelengkapan (completed test). Dalam uji tahap pertama, keberadaan

coliform masih dalam tingkat probabilitas rendah; masih dalam dugaan. Uji

ini mendeteksi sifat fermentatif coliform dalam sampel. Metode perhitungan

MPN sering digunakan dalam pengamatan untuk menghitung jumlah bakteri

yang terdapat di dalam tanah seperti Nitrosomonas dan Nitrobacter. Kedua

jenis bakteri ini memegang peranan penting dalam meningkatkan

pertumbuhan dan produksi tanaman, sehubungan dengan kemampuannya

Page 2: Laporan Praktikum Mikrobiologi Infrastruktur Lingkungan ITB

dalam mengikat N2 dari udara dan mengubah ammonium menjadi nitrat

(Lim, 1998).

Metode MPN biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di

dalam contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk

contoh berbentuk padat dengan terlebih dahulu membuat suspensi 1:10 dari

contoh tersebut. Metode MPN digunakan medium cair di dalam tabung

reaksi, dimana perhitungannya dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang

positif yaitu yang ditumbuhi oleh jasad renik setelah inkubasi pada suhu dan

waktu tertentu. Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan

mengamati timbulnya kekeruhan atau terbentuknya gas di dalam tabung kecil

(tabung Durham) yang diletakkan pada posisi terbalik, yaitu untuk jasad renik

pembentuk gas (Fardiaz, 1993).

Untuk metode MPN (most probable number) digunakan medium cair

dalam wadah berupa tabung reaksi, perhitungan di lakukan berdasarkan

jumlah tabung yang positif yaitu tabung yang mengalami perubahan pada

mediumnya baik itu berupa perubahan warna atau terbentuknya gelembung

gas pada dasar tabung durham. Pada metode perhitungan MPN ini digunakan

bentuk tiga seri pengenceran, yang pertama 10-1, 10-2, dan 10-3. Kemudian

dari hasil perubahan tersebut dicari nilai MPNnya pada tabel nilai MPN, dan

untuk jumlah bakterinya maka digunakan rumus (Gobel, 2008).

Metode MPN merupakan uji deretan tabung yang menyuburkan

pertumbuhan koliform sehingga diperoleh nilai untuk menduga jumlah

koliform dalam sampel yang diuji. Uji positif akan menghasilkan angka

indeks. Angka ini disesuaikan dengan tabel MPN untuk menentukan jumlah

koliform dalam sampel (Pakadang, S, 2010).

Bakteri koliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik

lain dengan kata lain merupakan bakteri indikator sebagai tanda bahwa

adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan koliform fecal menjadi

indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif

dengan keberadaan bakteri patogen. Keuntungan mendeteksi koliform adalah

jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri

Page 3: Laporan Praktikum Mikrobiologi Infrastruktur Lingkungan ITB

patogenik lain. Koliform merupakan suatu grup bakteri yang digunakan

sebagai indikator adanya pencemaran dan kondisi sanitasi yang tidak baik

terhadap air, makanan, susu dan produk-produk susu. Pada saat perhitungan

koloni, apabila jumlah koloni yang di temukan kurang dari standart yang

telah di tetapkan, maka suatu sampel bisa di katakan murni (Umbreit, 1960).

Beberapa jenis bakteri selain coliform juga memiliki sifat fermentatif,

sehingga diperlukan uji konfirmasi untuk mengetes kembali kebenaran

adanya coliform dengan bantuan medium selektif diferensial. Uji

kelengkapan kembali meyakinkan hasil tes uji konfirmasi dengan mendeteksi

sifat fermentatif dan pengamatan mikroskop terhadap ciri-ciri coliform:

berbentuk batang, gram negatif, tidak-berspora. Bakteri coliform adalah

golongan bakteri intestinal, yaitu hidup dalam saluran pencernaan manusia.

Bakteri coliform adalah bakteri indicator keberadaan bakteri patogenik

lainnya. Lebih tepatnya, sebenarnya bakteri coliform fecal adalah bakteri

indicator adanya pencemaran bakteri pathogen. Penentuan coliform fekal

menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti

berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri pathogen. Selain itu,

mendeteksi coliform jauh lebih murah, cepat dan sederhana daripada

mndeteksi bakteri patogenik lain (Lim, 1998). Uji untuk mengkonfirmasinya

dinamakan sebagai uji kelengkapan uji ini digunakan untuk mengkonfirmasi

uji pendugaan dan uji penetapan, hal ini digunakan untuk menghindari

kekeliruan dalam membuat keputusan, karena uji ini sesuai dengan

parameter.

IV. ALAT DAN BAHAN

Alat : Bahan :1. Pembakar bunsen. 1. Sampel air

2. Jarum inokulasi. 2. BCP

3. 12 Tabung reaksi 3. Kaldu Laktosa Tunggal

4. 12 Tabung durham 4. Kaldu Laktosa Ganda

Page 4: Laporan Praktikum Mikrobiologi Infrastruktur Lingkungan ITB

V. HASIL PERCOBAAN

No. Keterangan Reagen Hasil Percobaan

1. Tanggal

Pengamatan

: 4 November

2015

Jenis Sampel

Air : Air

Minum KBL

Sumber :

Kelompok 1

Laktosa

Tunggal,

Laktosa

Ganda

(Sumber: Foto kelompok 1)

Kaldu laktosa Sebelum di Inkubasi

Laktosa

Tunggal,

Laktosa

Ganda

(Sumber: Foto kelompok 1)

Kaldu laktosa Setelah di Inkubasi

Inkubasi 48 jam, Kiri ke kanan

10 ml

1.Kuning keruh, ada gas, 2. Kuning keruh,

ada gas, 3. Kuning bening, ada gas

1 ml

1.Ungu, ada gas, 2. Ungu, Tidak ada gas

3.Ungu, ada gas

0.1 ml

1.Ungu, ada gas, 2. Ungu, ada gas

3.Ungu, ada gas

No. Keterangan Reagen Hasil Percobaan

Page 5: Laporan Praktikum Mikrobiologi Infrastruktur Lingkungan ITB

2. Tanggal

Pengamatan

: 4 November

2015

Jenis Sampel

Air : Air

Keran Toilet

TL

Sumber :

Kelompok 2

Laktosa

Tunggal,

Laktosa

Ganda

(Sumber: Foto kelompok 2)

Kaldu laktosa Sebelum di Inkubasi

Laktosa

Tunggal,

Laktosa

Ganda

(Sumber: Foto kelompok 2)

Kaldu laktosa Setelah di Inkubasi

Inkubasi 48 jam

Kiri ke kanan

10 ml

1.Kuning keruh, ada gas, 2. Kuning keruh,

ada gas, 3. Kuning keruh, ada gas

1 ml

1.Kuning keruh, ada gas, 2. Kuning keruh,

ada gas, 3. Kuning keruh, ada gas

0.1 ml

1.Ungu, ada gas, 2. Kuning bening ada

gas, 3.Ungu, ada gas

Page 6: Laporan Praktikum Mikrobiologi Infrastruktur Lingkungan ITB

No. Keterangan Reagen Hasil Percobaan

3. Tanggal

Pengamatan

: 4 November

2015

Jenis Sampel

Air : Air

Kotor Intel

Bagian

Samping

Sumber :

Kelompok 3

Laktosa

Tunggal,

Laktosa

Ganda

(Sumber: Foto kelompok 3)

Kaldu laktosa Sebelum di Inkubasi

Laktosa

Tunggal,

Laktosa

Ganda

(Sumber: Foto kelompok 3)

Kaldu laktosa Setelah di Inkubasi

Inkubasi 48 jam

Kiri ke kanan

10 ml

1.Kuning keruh, ada gas, 2. Kuning keruh,

ada gas, 3. Kuning bening, ada gas

1 ml

1.Kuning, ada gas, 2. Kuning, ada gas

3.Kuning bening, ada gas

0.1 ml

1. Kuning, ada gas, 2. Kuning, sedikit ada

gas, 3.Ungu, sedikit ada gas

Page 7: Laporan Praktikum Mikrobiologi Infrastruktur Lingkungan ITB

No. Keterangan Reagen Hasil Percobaan

4. Tanggal

Pengamatan

: 4 November

2015

Jenis Sampel

Air : Air

Minum

Salman

Sumber :

Kelompok 4

Laktosa

Tunggal,

Laktosa

Ganda

(Sumber: Foto kelompok 4)

Kaldu laktosa Sebelum di Inkubasi

Laktosa

Tunggal,

Laktosa

Ganda

(Sumber: Foto kelompok 4)

Kaldu laktosa Setelah di Inkubasi

Inkubasi 48 jam

Kiri ke kanan

10 ml

1.Kuning keruh, ada gas, 2. Kuning keruh,

ada gas, 3. Kuning bening, ada gas

1 ml

1.Kuning, ada gas, 2. kuing, ada gas

3.Kuning bening, ada gas

0.1 ml

1. Kuning, ada gas, 2. Kuning, sedikit ada

gas, 3.Kuning, sedikit ada gas

Page 8: Laporan Praktikum Mikrobiologi Infrastruktur Lingkungan ITB

No. Keterangan Reagen Hasil Percobaan

5. Tanggal

Pengamatan

: 4 November

2015

Jenis Sampel

Air : Air

Keran

Mushola

Bundar

Sumber :

Kelompok 5

Laktosa

Tunggal,

Laktosa

Ganda

(Sumber: Foto kelompok 5)

Kaldu laktosa Sebelum di Inkubasi

Laktosa

Tunggal,

Laktosa

Ganda

(Sumber: Foto kelompok 5)

Kaldu laktosa Setelah di Inkubasi

Inkubasi 48 jam

Kiri ke kanan

10 ml

1.Kuning keruh, ada gas, 2. Kuning keruh,

ada gas, 3. Kuning keruh, ada gas

1 ml

1.Kuning, ada gas, 2. kuing, ada gas

3.Ungu bening, ada gas

0.1 ml

1. Ungu, ada gas, 2. Ungu, sedikit ada gas,

3.Ungu, sedikit ada gas

Page 9: Laporan Praktikum Mikrobiologi Infrastruktur Lingkungan ITB

No. Keterangan Reagen Hasil Percobaan

6. Tanggal

Pengamatan

: 4 November

2015

Jenis Sampel

Air : Air

Kotor Intel

Bagian Ujung

Sumber :

Kelompok 6

Laktosa

Tunggal,

Laktosa

Ganda

(Sumber: Foto kelompok 6)

Kaldu laktosa Sebelum di Inkubasi

Laktosa

Tunggal,

Laktosa

Ganda

(Sumber: Foto kelompok 6)

Kaldu laktosa Setelah di Inkubasi

Inkubasi 48 jam

Kiri ke kanan

10 ml

1.Kuning keruh, ada gas, 2. Kuning keruh,

ada gas, 3. Kuning bening, ada gas

1 ml

1.Kuning, ada gas, 2.Kuning, ada gas

3.Ungu, ada gas

0.1 ml

1. Kuning, ada gas, 2. Ungu, sedikit ada

gas, 3.Kuning, sedikit ada gas

Page 10: Laporan Praktikum Mikrobiologi Infrastruktur Lingkungan ITB

No

.

Keterangan Reagen Hasil Percobaan

7. Tanggal

Pengamata

n : 4

November

2015

Jenis

Sampel

Air : Air

Minum

kantin

barrack

Sumber :

Kelompok 7

Laktosa

Tunggal

,

Laktosa

Ganda

(Sumber: Foto kelompok 7)

Kaldu laktosa Sebelum di Inkubasi

Laktosa

Tunggal

,

Laktosa

Ganda

(Sumber: Foto kelompok 7)

Kaldu laktosa Setelah di Inkubasi Inkubasi 48

jam

Kiri ke kanan

10 ml

1.Kuning keruh, ada gas, 2. Kuning keruh, ada

gas, 3. Kuning bening, ada gas

1 ml

1.Kuning, ada gas, 2. kuing, ada gas

3.Kuning bening, ada gas

0.1 ml

1. Kuning, ada gas, 2. Kuning, sedikit ada gas,

Page 11: Laporan Praktikum Mikrobiologi Infrastruktur Lingkungan ITB

3.Kuning, sedikit ada gas

No

.

Keterangan Reagen Hasil Percobaan

8. Tanggal

Pengamata

n : 4

November

2015

Jenis

Sampel

Air : Air

Indoor

Sumber :

Kelompok 8

Laktosa

Tunggal

,

Laktosa

Ganda

(Sumber: Foto kelompok 8)

Kaldu laktosa Sebelum di Inkubasi

Laktosa

Tunggal

,

Laktosa

Ganda

(Sumber: Foto kelompok 8)

Kaldu laktosa Setelah di Inkubasi Inkubasi 48

jam

Kiri ke kanan

10 ml

1.Kuning keruh, ada banyak gas, 2. Kuning

keruh, banyak gas, 3. Kuning keruh, banyak

sekali gas

1 ml

1.Kuning, ada gas, 2. Kuning, ada gas

3.Kuning, ada gas

0.1 ml

Page 12: Laporan Praktikum Mikrobiologi Infrastruktur Lingkungan ITB

1. Kuning, ada gas, 2. Kuning, ada gas, 3.

Kuning, ada gas

No

.

Keterangan Reagen Hasil Percobaan

9. Tanggal

Pengamata

n : 4

November

2015

Jenis

Sampel

Air : Air

Kotor Intel

Bagian

Ujung

Sumber :

Kelompok 9

Laktosa

Tunggal

,

Laktosa

Ganda

(Sumber: Foto kelompok 9)

Kaldu laktosa Sebelum di Inkubasi

Laktosa

Tunggal

,

Laktosa

Ganda

(Sumber: Foto kelompok 9)

Kaldu laktosa Setelah di Inkubasi Inkubasi 48

jam

Kiri ke kanan

10 ml

1.Kuning bening, ada gas, 2. Kuning

keunguan, tidak ada gas, 3. Kuning keunguan,

tidak ada gas

1 ml

1.Kuning, ada gas, 2. Kuning keunguan, tidak

ada gas

Page 13: Laporan Praktikum Mikrobiologi Infrastruktur Lingkungan ITB

10.

Tanggal

Pengamata

n : 5

November

2015

Jenis

Sampel

Air : Air

Kotor Intel

Bagian

Ujung

Sumber :

Kelompok 9

3.Kuning keunguan, ada gas

0.1 ml

1. Ungu, tidak ada gas, 2. Ungu, tidak ada gas,

3. Ungu, tidak ada gas

(Sumber: Foto kelompok 9)

Pengamatan Pewarnaan Gram Pada Bakteri

yang Terdapat dalam Sampel Air Percobaan.

Hasil Bakteri yang didapatkan adalah jenis

bakteri gram negatife dimana hal tersebut

terlihat dari hasil yang berwarna merah muda.

VI. ANALISIS

Uji ini merupakan analisis terakhir terhadap sampel air. Koloni yang

diperiksa dan digunakan adalah yang berasal dari uji penetapan. Koloni yang

akan di konfirmasi di inokulasi secara aseptik pada kaldu laktosa juga di

gores pada agar nutrisi untuk pewarnaan Gram. Bakteri positif bila

memperlihatkan perubahan warna (kondisi asam) dan pembentukan gas

Page 14: Laporan Praktikum Mikrobiologi Infrastruktur Lingkungan ITB

seperti pada uji dugaan juga pewarnaan yang menunjukkan gram negatif.

Pada uji ini sampel air yang diteliti diperoleh data sebagai berikut :

1. Uji Kelengkapan Coliform Air Minum KBL

Pada hasil pengamatan uji kelengkapan hasil positif ditandai dengan

adanya perubahan warna yang terjadi pada berarti terjadi proses

fermentasi laktosa menjadi asam dan gas. Pada sampel Air Minum KBL

MPN 10-1 terdapat hasil positif dari ketiga tabung tersebut. Pada MPN

10-2 terdapat ketiga tabung menunjukkan hasil yang negative. Sedangkan

pada MPN 10-3 terdapat hasil negative pada kesemua tabung. Setelah

ditentukan nilai MPN Coliform berdasarkan tabel MPN dengan formasi

3-0-0 nilai MPN/g dari Air Minum KBL jadi dalam sampel air tersebut

mengandung Coliform atau Colifekal.

2. Uji Kelengkapan Coliform Air Keran Toilet Teknik Lingkungan

Pada hasil pengamatan uji kelengkapan hasil positif ditandai dengan

adanya gelembung pada tabung durham yang berarti terjadi proses

fermentasi laktosa menjadi asam dan gas. Pada sampel Air Keran Toilet

Teknik Lingkungan MPN 10-1 terdapat hasil positif dari ketiga tabung

tersebut. Pada MPN 10-2 terdapat ketiga tabung menunjukkan hasil yang

positif. Sedangkan pada MPN 10-3 terdapat hasil negatif pada kedua

tabung, dan satu tabung menujukan hasil yang positif . Setelah ditentukan

nilai MPN Coliform berdasarkan tabel MPN dengan formasi 3-3-1 nilai

MPN/g dari Toilet Teknik Lingkungan jadi dalam sampel air tersebut

mengandung Coliform atau Colifekal.

3. Uji Kelengkapan Coliform Air Kolam Intel Bagian Samping

Pada hasil pengamatan uji kelengkapan hasil positif ditandai dengan

adanya gelembung pada tabung durham yang berarti terjadi proses

fermentasi laktosa menjadi asam dan gas. Pada Air Kolam Intel Bagian

Page 15: Laporan Praktikum Mikrobiologi Infrastruktur Lingkungan ITB

Samping MPN 10-1 terdapat hasil positif dari ketiga tabung tersebut.

Pada MPN 10-2 terdapat hasil positif dari ketiga tabung tersebut.

Sedangkan pada MPN 10-3 terdapat dua hasil positif dari ketiga tabung

tersebut dan satu hasil negatif. Setelah ditentukan nilai MPN Coliform

berdasarkan tabel MPN dengan formasi 3-3-2 nilai MPN/g dari Air

Kolam Intel Bagian Samping jadi dalam sampel air tersebut mengandung

Coliform atau Colifekal.

4. Uji Kelengkapan Coliform Air Minum Salman

Pada hasil pengamatan uji kelengkapan hasil positif ditandai dengan

adanya gelembung pada tabung durham yang berarti terjadi proses

fermentasi laktosa menjadi asam dan gas. Pada sampel Air Minum Salman

MPN 10-1 terdapat hasil positif dari ketiga tabung tersebut. Pada MPN

10-2 terdapat hasil positif dari ketiga tabung tersebut. Sedangkan pada

MPN 10-3 terdapat hasil positif dari ketiga tabung tersebut. Setelah

ditentukan nilai MPN Coliform berdasarkan tabel MPN dengan formasi

3-3-3 nilai MPN/g dari Air Minum Salman jadi dalam sampel air tersebut

mengandung Coliform atau Colifekal.

5. Uji Kelengkapan Coliform Air Keran Mushola Bundar

Pada hasil pengamatan uji kelengkapan hasil positif ditandai dengan

adanya gelembung pada tabung durham yang berarti terjadi proses

fermentasi laktosa menjadi asam dan gas. Pada sampel Air Keran

Mushola Bundar MPN 10-1 terdapat hasil positif dari ketiga tabung

tersebut. Pada MPN 10-2 terdapat satuhasil positif dari ketiga tabung

tersebut. Sedangkan pada MPN 10-3 terdapat tiga hasil yang negatif dari

ketiga tabung tersebut, dan satu hasil negatif. Setelah ditentukan nilai

MPN Coliform berdasarkan tabel MPN dengan formasi 3-1-0 nilai

MPN/g dari Air Keran Mushola Bundar jadi dalam sampel air tersebut

mengandung Coliform atau Colifekal.

Page 16: Laporan Praktikum Mikrobiologi Infrastruktur Lingkungan ITB

6. Uji Kelengkapan Coliform Air Kolam Intel Bagian Belakang

Pada hasil pengamatan uji kelengkapan hasil positif ditandai dengan

adanya gelembung pada tabung durham yang berarti terjadi proses

fermentasi laktosa menjadi asam dan gas. Pada sampel Air Kolam Intel

Bagian Belakang MPN 10-1 terdapat hasil positif dari ketiga tabung

tersebut. Pada MPN 10-2 terdapat nol hasil positif dari ketiga tabung

tersebut jadi semuanya terdapat hasil negatif. Sedangkan pada MPN 10-3

terdapat tiga tabung reaksi dan ketiga tabung reaksi tersebut hasilnya

negatif. Setelah ditentukan nilai MPN Coliform berdasarkan tabel MPN

dengan formasi 3-0-0 nilai MPN/g dari Air Kolam Intel Bagian Belakang

jadi dalam sampel air tersebut mengandung Coliform atau Colifekal.

7. Uji Kelengkapan Coliform Air Minum Kantin Barack

Pada hasil pengamatan uji kelengkapan hasil positif ditandai dengan

adanya gelembung pada tabung durham yang berarti terjadi proses

fermentasi laktosa menjadi asam dan gas. Pada Air Minum Kantin Barack

MPN 10-1 terdapat hasil positif dari ketiga tabung tersebut. Pada MPN

10-2 terdapat hasil positif dari ketiga tabung tersebut. Sedangkan pada

MPN 10-3 terdapat hasil positif dari ketiga tabung tersebut. Setelah

ditentukan nilai MPN Coliform berdasarkan tabel MPN dengan formasi

3-3-3 nilai MPN/g dari Air Minum Kantin Barack jadi dalam sampel air

tersebut mengandung Coliform atau Colifekal.

8. Uji Kelengkapan Coliform Air Minum Indoor

Pada hasil pengamatan uji kelengkapan hasil positif ditandai dengan

adanya gelembung pada tabung durham yang berarti terjadi proses

fermentasi laktosa menjadi asam dan gas. Pada sampel Air Minum Indoor

Belakang MPN 10-1 terdapat hasil positif dari ketiga tabung tersebut.

Pada MPN 10-2 terdapat tiga hasil positif dari ketiga tabung tersebut dan

nol hasil negatif. Sedangkan pada MPN 10-3 terdapat tiga hasil positif

Page 17: Laporan Praktikum Mikrobiologi Infrastruktur Lingkungan ITB

dari ketiga tabung tersebut, dan nol hasil negatif. Setelah ditentukan nilai

MPN Coliform berdasarkan tabel MPN dengan formasi 3-3-3 nilai

MPN/g dari Air Minum Indoor jadi dalam sampel air tersebut

mengandung Coliform atau Colifekal.

9. Uji Kelengkapan Coliform Air Intel Paling Ujung

Pada hasil pengamatan uji kelengkapan hasil positif ditandai dengan

adanya gelembung pada tabung durham yang berarti terjadi proses

fermentasi laktosa menjadi asam dan gas. Pada sampel Air Kolam Intel

Bagian Belakang MPN 10-1 terdapat hasil positif dari ketiga tabung

tersebut. Pada MPN 10-2 terdapat satu hasil positif dari ketiga tabung

tersebut dan satu hasi; negatif. Sedangkan pada MPN 10-3 terdapat tiga

hasil negative dari ketiga tabung tersebut. Setelah ditentukan nilai MPN

Coliform berdasarkan tabel MPN dengan formasi 3-1-0 nilai MPN/g dari

Air Kolam Intel Bagian Belakang jadi dalam sampel air tersebut

mengandung Coliform atau Colifekal.

Pada percobaan yang telah dilakukan juga dilihat hasil pewarnaan gram

nya untuk menentukan jenis bakteri yang didapatkan pada kesembilan sampel

air. Pewarnaan Gram sendiri merupakan salah satu teknik pewarnaan yang

dikerjakan di laboratorium mikrobiologi untuk kepentingan identifikasi

mikroorganisme. Morfologi mikroskopik mikroorganisme yang diperiksa dan

sifatnya yang khas terhadap pewarnaan tertentu (pewarnaan gram) dapat

digunakan untuk identifikasi awal. Pewarnaan gram dibagi menjadi dua hasil

yaitu gram positif dan gram negative, tergantung dari reaksi dinding sel

terhadap tinta safranin atau Kristal violet.

Proses sterilisasi sangat penting dibutuhkan sebelum memulai maupun

mengakhiri sebuah pekerjaan di laboratorium dengan menggunakan teknik

Page 18: Laporan Praktikum Mikrobiologi Infrastruktur Lingkungan ITB

aseptik. Alkohol 70% yang disemprotkan pada tangan, kaca preparat dan

meja, bahkan tangan pun sebelumnya harus dicuci dengan sabun terlebih

dahulu. Hal tersebut berfungsi untuk membunuh mikroorganisme yang tak

diinginkan agar mendapatkan pengukuran yang akurat.

Pada proses pewarnaan gram, harus gelas obyek yang bersih.

Pembersihan ini dilakukan supaya gelas obyek bebas lemak dan debu.

Pembersihan biasanya menggunakan alkohol. Setelah di cuci kemudian di

beri satu tetes aquades pada permukaan gelas obyek. Kultur bakteri murni

diambil dan diratakan diatas kaca obyek. Pengambilan kultur bakteri tidak

diambil terlalu banyak, karena jika terlalu banyak akan sulit diratakan dan

apabila kultur bakteri tidak dapat diratakan tipis-tipis maka bakteri akan

tertimbun hal ini akan mengakibatkan pemeriksaan bentuknya satu per satu

menjadi tidak jelas.

Apabila sudah kering, dilakukan fiksasi dengan cara melewatkan diatas

nyala api. Proses fiksasi dilakukan supaya bakteri benar-benar melekat pada

kaca obyek sehingga olesan bakteri tidak akan terhapus apabila dilakukan

pencucian. Yang perlu diperhatikan dalam proses fiksasi adalah bidang yang

mengandung bakteri dijaga agar tidak terkena nyala api.

Setelah dilakukan fiksasi kemudian ditetesi dengan larutan gram A

(methylene blue) sebanyak 1-2 tetes dan dibiarkan selama 1 menit. Kemudian

dicuci dengan air mengalir dan dibiarkan sampai kering dengan cara

dianginkan dan menggunakan tissue untuk mengeringkan bagian bawah ojek

gelas. Pencucian dengan air bertujuan untuk mengurangi kelebihan zat warna

dari methylen blue.

Kemudian ditambahkan larutan gram B yang merupakan iodium. Gram

B merupakan larutan yang berfungsi untuk meningkatkan afinitas pengikatan

zat warna oleh bakteri sehingga pengikatan zat warna oleh bakteri lebih kuat,

memperjelas warna dari zat warna tersebut, mempersulit pelarutan zat warna.

Pada pewarnaan gram, penambahan larutan mordan menyebabkan

terbentuknya persenyawaan kompleks. Tanpa penambahan larutan mordan, zat

warna methylene blueakan larut saat penambahan larutan alkohol. Lalu

Page 19: Laporan Praktikum Mikrobiologi Infrastruktur Lingkungan ITB

dibiarkan selama 1 menit untuk dibilas kembali dengan aquades. Akibat

pemberian cat Gram B, maka pengikatan warna oleh bakteri akan lebih baik

(lebih kuat).

Alkohol 95% ditambahkan atau diteteskan pada biakan bakteri untuk

melakukan penetrasi ke dalam dinding sel dan melunturkan pewarnaan biru

dari komplek methylen blue dan KI pada gram negatif, karena mengandung

lipid sedangkan pada gram positif akan tetap mempertahankan warna biru

karena mengandung peptidoglikan. Larutan ini juga berfungsiuntuk

melarutkan lipida pada membrane bakteri gram negatif yang akan

menyebabkan pori-pori sel membesar sehingga meningkatkan daya larut

persenyawaan methylene blue.Perlakuan ini dilakukan tidak membutuhkan

waktu yang lama atau secepat mungkin untuk melakukan pembilasan dengan

aquades. Kemudian dilakukan pengeringan.

Pewarnaan selanjutnya dengan menggunakan safranin (gram D) sebanyak

2 tetes dan diamkan selama 30 detik. Safranin pada gram D tidak akan

menyebabkan perubahan warna pada bakteri positif karena persenyawaan

kompleksmethylene blue tetap terikat pada dinding sel. Pada bakteri gram

negatif penambahan safranin akan menyebabkan warna bakteri berubah

menjadi merah karena warna biru yang dihasilkan oleh methylene blue telah

luntur dengan lisisnya membran sel sehingga safranin dapat terikat. Oleh

sebab itu, gram D atau zat pewarna kedua berfungsi sebagai pembeda terhadap

zat warna kristal violet (Lay, 1994). Kemudian cuci dengan air mengalir dan

kering dianginkan, Cat ini berwarna merah. Cat ini merupakan cat sekunder

atau kontras. Cat ini berfungsi untuk memberikan warna mikroorganisme non

target. Cat sekunder mempunyai spektrum warna yang berbeda dari cat

primer. Kemudian preparat dikeringkan dengan cara diangin-anginkan lalu

dilakukan pengamatan di bawah mikroskop.

Pemberian methylen blue pada bakteri gram positif akan meninggalkan

warna biru. Perbedaan respon terhadap mekanis pewarnaan gram pada bakteri

adalah didasarkan pada struktur dan komposisi dinding sel bakteri. Bakteri

gram positif mengandung protein dan gram negative mengandung lemak

Page 20: Laporan Praktikum Mikrobiologi Infrastruktur Lingkungan ITB

dalam persentasi lebih tinggi dan dinding selnya tipis. Pemberian alkohol

(etanol) pada praktikum pewarnaan bakteri, menyebabkan terekstraksi lipid

sehingga memperbesar permeabilitas dinding sel. Pewarnaan safranin masuk

ke dalam sel dan menyebabkan sel menjadi berwarna merah pada bakteri gram

negatif sedangkan pada bakteri gram positif dinding selnya terdehidrasi

dengan perlakuan alkohol, pori – pori mengkerut, daya rembes dinding sel dan

membran menurun sehingga pewarna safranin tidak dapat masuk sehingga sel

berwarna biru.

Perbedaan dasar antara bakteri gram positif dan negatif adalah pada

komponen dinding selnya. Kompleks zat iodin terperangkap antara dinding sel

dan membran sitoplasma organisme gram positif, sedangkan penyingkiran zat

lipida dari dinding sel organisme gram negatif dengan pencucian alkohol

memungkinkan hilang dari sel. Bakteri gram positif memiliki membran

tunggal yang dilapisi peptidohlikan yang tebal (25-50nm) sedangkan bakteri

negative lapisan peptidoglikogennya tipis (1-3 nm).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pewarnaan bakteri yaitu fiksasi,

peluntur warna , substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna

penutup. Suatu preparat yang sudah meresap suatu zat warna, kemudian dicuci

dengan asam encer maka semua zat warna terhapus. sebaliknya terdapat juga

preparat yang tahan terhadap asam encer. Bakteri-bakteri seperti ini

dinamakan bakteri tahan asam, dan hal ini merupakan ciri yang khas bagi

suatu spesies (Dwidjoseputro, 1994). Pada percobaan yang telah dilakukan

hasil pengamatan pewarnaan gram yang didapatkan bahwa semua sampel air

kebanyakan mengandung gram negatif, dimana bakteri jenis ini adalah bakteri

golongan colifekal apabila jumlahnya dalam keadaan banyak dapat

menyebabkan dampak negative bagi manusia, salah satunya adalah penyakit

diare. Pada percobaan ini bakteri negatif yang didapatkan biasanya adalah

golongan bakteri yang sukar dibunuh.

Pada percobaan yang telah diakukan juga bertujuan untuk membedagak

golongan coliform. Berdasarkan literature Bakteri coliform adalah golongan

bakteri intestinal, yaitu hidup didalam saluran pencernaan manusia. Bakteri

Page 21: Laporan Praktikum Mikrobiologi Infrastruktur Lingkungan ITB

coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih

tepatnya, bakteri coliform fekal adalah bakteri indikator adanya pencemaran

bakteri patogen. Penentuan coliform fekal menjadi indikator pencemaran

dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan

bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi coliform jauh lebih murah, cepat, dan

sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Contoh bakteri

coliform adalah, Escherichia coli dan Enterobacter aerogenes. Jadi, coliform

adalah indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan coliform, artinya,

kualitas air semakin baik. E. Coli jika masuk ke dalam saluran pencernaan

dalam jumlah banyak dapat membahayakan kesehatan. Walaupun E. Coli

merupakan bagian dari mikroba normal saluran pencernaan, tapi saat ini telah

terbukti bahwa galurgalur tertentu mampu menyebabkan gastroenteritis taraf

sedang hingga parah pada manusia dan hewan. Sehingga, air yang akan

digunakan untuk keperluan sehari-hari berbahaya dan dapat menimbulkan

penyakit infeksius (Suriaman, 2008). Bakteri kelompok koliform meliputi

semua bakteri berbentuk batang, gram negatif, tidak membentuk spora dan

dapat memfermentasi laktosa dengan memproduksi gas dan asam pada suhu

370C dalam waktu kurang dari 48 jam. Adapun bakteri E.Coli selain memiliki

karakteristik seperti bakteri koliform pada umumnya juga dapat menghasilkan

senyawa indole didalam air pepton yang mengandung asam amino triptofan,

serta tidak dapat menggunakan natrium sitrat sebagai satu-satunya sumber

karbon. Terdapat tiga jenis E.coli, yaitu: E. coli enterotoksigenik

(enterotoxigenic E.coli (ETEC)). Produksi enterotoksin oleh E.coli ditemukan

sekitar tahun 1970 dari strain-strain yang ada hubungannya dengan penyakit

diare. Penelitian selanjutnya menerangkan strain-strain enterototoksigenik dari

E.coli sebagai suatu hal yang bersifat patogen pada penyakit diare manusia.

Dua tipe toksin E.coli disebut sebagai toksin labil (labile toxin, LT) dan toksin

stabil (stable toxin, ST). Akhir-akhir ini kelompok E.coli dari serotipe yang

berbeda (umumnya O78, O13, O6) yang memproduksi enterotoksin telah

ditemukan sebagai etiologi penting diare akut, termasuk diare epidemik, pada

neonatus (Sack,1977). Smith dan Gyles (1970) mengemukakan adanya E.coli

Page 22: Laporan Praktikum Mikrobiologi Infrastruktur Lingkungan ITB

patogen pada babi yang mempunyai plasmid (suatu massa DNA yang

mempunyai kromosom) yang mudah dipindahkan dan dikenal sebagai plasmid

Ent+ yang mempunyai kemampuan membentuk berbagai macam enterotoksin.

Pada manusia, E.coli patogen juga mempunyai plasmid Ent + yang

membentuk toksin tahan panas (stable toxin, ST) dan toksin tidak tahan panas

(labile toxin, LT) atau kombinasi(ST/LT). Seperti toksin kolera, toksin

LTETEC dapat merangsang adenilsiklase dalam sel mukosa usu halus (Evans,

1972; Sujudi, 1983). E.coli enteropatogenik (Entheropathogenic E.coli

(EPEC)). Pada tahun 1945 Bray berhasil menemukan tipe antigen spesifik

E.coli pada bayi penderita kolera. Selain itu dikemukakan terdapatnya bau

yang khas seperti semen dari cairan yang dihasilkan oleh organisme itu. Tidak

lama kemudian Kauffman berhasil menyusun satu sistem untuk menentukan

tipe E.coli yang didasarkan atas antigen somatik (antigen O), antigen kapsular

(antigen K) dan antigen Flagelar (antigen H). Sejak itu ditemukan 15

serogrup, diantaranya yang dikenal sebagai bentuk EPEC yang telah diketahui

pula sebagai penyebab epidemi diare pada bayi (Evans, 1979). Yang paling

banyak didapatkan ialah: O26 B6, O55 B5, O111 B4 dan yang agak kurang

O114 B14, O126 B16, O127 B8, O128 B12 (Cruickshank, 1974). Pada kira-

kira 2-3% bayi sehat ditemukan EPEC. Indonesia, sejak tahun 1968 E.coli

lebih banyak diperhatikan sebagai penyebab diare pada bayi atas dasar hasil

yang diperoleh pada tahun tersebut di Bandung oleh Soeprapti Thaib dkk.

(1968) yaitu 41,9% (88 dari 210 tinja) pada bayi yang berumur 0-6 bulan dan

35,3% (45 dari 136 tinja) pada bayi umur 6-12 bulan, Ono Dewanoto dkk.

(1969) melaporkan 36,2% (163 dari 448 tinja) untuk bayi berumur 0-24 bulan

dan Gracey dkk.(1973) melaporkan angka 35,0% (7 dari 20 tinja bayi 0-24

bulan yang dirawat di Bangsal Gastroenterologi Anak RSCK/FKUI Jakarta)

pada tahun 1973. Sejak tahun 1975, perhatian terhadap penyakit diare akut

beralih dari E.Coli enteropatogenik (EPEC) ke E.coli enterotoksigenik

(ETEC) disamping Rotavirus dan Salmonella Oranienburg. E. coli

enteroinvasif (enteroinvasive E.coli (EIEC)). Beberapa E.coli dapat

menyebabkan diare berdarah dan berinvasi ke usus besar. Strain ini terdiri dari

Page 23: Laporan Praktikum Mikrobiologi Infrastruktur Lingkungan ITB

sejumlah kecil serogrup yang dapat dibedakan dari E.coli Enterotoksegenik

dan E.coli enteropatogenik dan disebut E.coli enteroinvasif. Strain ini seperti

organisme lain yang bersifat invasif, sering juga terdapat dalam tinja yang

penuh dengan leukosit dan eritrosit (Suharyono, 2008). Untuk menguatkan

hasil pengujian kemungkinan adanya pencemaran faeces, selain E.Coli juga

digunakan bakteri indikator lain sebagai pelengkap, yaitu streptococcus

faecalis. Bakteri ini terdapat didalam faeces dan jumlahnya bervariasi, tetapi

biasanya ada dalam jumlah lebih sedikit dari pada E.Coli. Di dalam air,

streptococcus faecalis kemungkinan mati atau hilang dengan kecepatan kurang

lebih sama dengan E.Coli, tetapi lebih cepat dari bakteri koliform lainnya.

Apabila dalam suatu sampel air ditemukan bakteri dari kelompok koliform

tetapi bukan E.Coli, ditemukannya streptococcus faecalis menunjukkan bukti

penguat bahwa sampel tersebut telah tercemar kotoran atau faeces.

VII. KESIMPULAN

1. Hasil Uji Kelengkapan

No SampelPengenceran Nilai

JPT/100ml

Keterangan10-1 10-2 10-3

1. Air Minum

KBL

3 0 0 23 Terdapat Bakteri

Coliform atu

Colifekal

2. Air Keran Tilet

TL

3 3 1 460 Terdapat Bakteri

Coliform atu

Colifekal

3. Air Kolam Intel

Bagian

Samping

3 3 2 1100 Terdapat Bakteri

Coliform atu

Colifekal

4. Air Minum

Salman

3 3 3 >1100 Terdapat Bakteri

Coliform atu

Colifekal

Page 24: Laporan Praktikum Mikrobiologi Infrastruktur Lingkungan ITB

5. Air Keran

Musola Bundar

3 1 0 43 Terdapat Bakteri

Coliform atu

Colifekal

6. Air Kolam Intel

Belakang

3 0 0 23 Terdapat Bakteri

Coliform atu

Colifekal

7. Air Minum

Kantin Barrack

3 3 3 1100 Terdapat Bakteri

Coliform atu

Colifekal

8. Air Minum

Indoor

3 3 3 1100 Terdapat Bakteri

Coliform atu

Colifekal

9. Air Intel

Belakang

3 1 0 43 Terdapat Bakteri

Coliform atu

Colifekal

2. Berdasarkan percobaan yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut , dari semua sampel air yang telah dilakukan pengujian

pendugaan bahwa dari 9 sampel air yang ada dan dilakukan pengujian.

Pada semua jenis sampel air yang digunakan itu terdapat bakteri jenis

Coliform dan Colifekal, hal itu ditandai dengan perubahan positif dan nilai

MPN pada setiap sampel air. Pada hasil pengamatan uji kelengkapan hasil

positif ditandai dengan adanya gelembung pada tabung durham yang

berarti terjadi proses fermentasi laktosa menjadi asam dan gas. Hasil

pengamatan pada pewarnaan gram bahwa didapatkan bakteri jenis gram

negative, yang sukar dibunuh, dan biasanya bersipat pathogen.

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Razali, U., 1987, Mikrobiologi Dasar, Jatinangor: FMIPA UNPAD.

Page 25: Laporan Praktikum Mikrobiologi Infrastruktur Lingkungan ITB

Suriawiria, U. 1999. Mikrobiologi. Jakarta : Universitas Terbuka.

Sutedjo, M., 1991, Mikrobiologi Tanah, Rineka Cipta. Jakarta.

Tracy,2005, GramStaining, www.tracy.k12.ca.us/ thsadvbio/ pdfs/ gram

%20stain.pdf, Diakses pada tanggal 10 November 2015.

Umsl, 2008, StainingBacteria, www.umsl.edu /~microbes/pdf/

stainingbacteria.pdf, Diakses pada tanggal 10 November 2015.

Volk & Wheeler, 1993, Mikrobiologi Dasar. Penerbit Erlangga : Jakarta

Waluyo. 2004. Mikrobiologi Tanah. Jakarta : CV Rajawali.